• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS FARMASI RUMAH SAKIT PENGELOLAAN GAS MEDIS DI RUMAH SAKIT. Disusun oleh : Meryza Sonia Farmasi 7-B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS FARMASI RUMAH SAKIT PENGELOLAAN GAS MEDIS DI RUMAH SAKIT. Disusun oleh : Meryza Sonia Farmasi 7-B"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS FARMASI RUMAH SAKIT

“PENGELOLAAN GAS MEDIS DI RUMAH

SAKIT”

Disusun oleh :

Meryza Sonia

1111102000052

Farmasi 7-B

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

PENGELOLAAN GAS MEDIS DI RUMAH SAKIT

A. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pekerjaan Medical Gas Medis system atau sistem instalasi gas medis secara central atau terpusat adalah :

a) Ruang Sentral

b) Sistem pemipaan dan instalasi c) Secondary Equipment.

B. Jenis-Jenis

Jenis - jenis instalasi gas medis yang biasa dipergunakan untuk keperluan rumah sakit adalah sebagai berikut :

1) Oxygen ( O2 )

Oxygen tersedia dalam bentuk gas dan cair (liquid) yang dikemas dalam tabung baja (cylinder) volume 6m³. Oxygen cair (liquid) dikemas dalam tabung baja (cryogenic liquid storage unit).

Ruangan-ruangan yang menggunakan oxygen medis di rumah sakit:

 Unit Gawat Darurat (Emergency)

 ICU dan ICCU

 Unit Bedah/ Sentral

 Bagian Anestesi

 Bagian Penyadaran/ Penyembuhan (RR)

 Bagian Bersalin

 Ruang Anak

(3)

Pada sentral oxygen, digunakan automatic changeover device yang menurunkan tekanan gas dari tabung ke tekanan gas yang konstan 4,0 kg/ cm dan menyediakan ke jalur distribusi.Tabung-tabung gas diletakkan pada kedua sisi alat. Satu sisi adalah sisi yang digunakan sedangkan sisi lainnya sebagai sisi cadangan. Saat sisi yang digunakan hampir kosong maka lampu yang tersedia dalam manifold akan menyala. Lampu akan terus menyala sampai saklar diarahkan kesisi cadangan sehingga sisi cadangan tersebut berubah menjadi sisi yang digunakan. Apabila saklar dipindah atau diarahkan maka posisi cadangaan akan tetap dibaca sebagai posisi cadangan biarpun sisi cadangan tersebut telah berfungsi sebagai posisi yang digunakan (penyalur). Jika arah saklar tidak diganti dan sisi cadangan yang dipakai telah kosong maka sisi yang lain tidak akan menyalurkan gas secara otomatis.

Sistem otomatic changeover device oxygen terdiri atas:

 Type : Doble Row (10+10)

 Manifold (dilengkapi dengan preassure switch, regulator dan lampu monitor)

 Rangka penyangga

 Symetrical header 2) Nitrous Oxide ( N2O )

Ruangan-ruangan yang menggunakan nitrous oxide pada rumah sakit:

 ICU dan ICCU

 Kamar-kamar operasi

 Kamar-kamar kerja

 Kamar-kamar endoscopy

(4)

Pada sentral nitrous oxide, digunakan automatic change over device

yang menurunkan tekenan gas dari tabung ke tekanan gas yang konstan 4,0 kg/cm² dan menyediakan ke jalur distribusi. Tabung-tabung gas diletakkan paad kedua sisi alat. Satu sisi adalah sisi yang digunakan sedangkan sisi lainnya sebagai sisi cadangan. Saat sisi yang digunakan hampir kosong, sisi cadangan mulai menyediakan dan menyalurkan gas secara otomatis sehingga menjamin tidak adanya keterlambatan penyaluran gas. Pada saat sisi yang digunakan hampir kosong maka lampu yang tersedia dalam manifold akan menyala. Lampu akan terus menyala sampai saklar diarahkan kesisi cadangan sehingga sisi cadangan tersebut berubah menjadi sisi yang digunakan. Apabila saklar dipindah atau diarahkan maka posisi cadangaan akan tetap dibaca sebagai posisi cadangan biarpun sisi cadangan tersebut telah berfungsi sebagai posisi yang digunakan (penyalur). Jika arah saklar tiadak diganti dan sisi cadangan yang dipakai telah kosong maka sisi yang lain tidak akan menyalurkan gas secara otomatis.

Sistem otomatic change over device nitrous oxide terdiri atas:

 Type : Single Row (3+3)

 Manifold (dilengkapi dengan preassure switch, regulator dan lampu monitor).

 Rangka penyangga

 Symetrical header

3) Medical Compressed Air (Breathing Air)

Medical Compressed Air yang dipakai di rumah sakit diadakan melalui pemasangan sentral compressed air. Compressed air yang dihasilkan harus bersi, kering, bebas minyak dan bebas bakteri.

(5)

1. Oil Free Compressor : L unit yang bekerja dengan menekan udara sampai 7 kg/cm².

Motor: 2.2 KW induction motor, 3 Phase, 200/ 220 Volt, 50/ 60Hz. Tekanan maksimum: 10 kg/ cm².

Putaran mesin: 1450 Rpm. 2. Air cooled after cooler.

Tekanan maksimum saat operasi: 10 kg/cm². 3. Receiver Tank.

Kapasitas : 500 Literyang dilengkapi dengan lubang pembersih Tebal plat : 6 mm

4. Medical Air Unit

Kapasitas flow: 720 l/min untuk type compressor Motor 2.2 KW

Unit ini terdiri atas air dryer, filter udara, filter bakteri dan regulator udara. Air dryer berfungsi untuk menghindari kondensasi pada jalur pipa dimana bakteri dapat berkembang dan mengkontaminasi udara yang dihasilkan. Filter udara menghilangkan particulat, uap oil, dan uap air dari udara tekan yang dihasilkan. Filter bakteri menghilangkan bakteri (3 micron-0.01 micron). Regulator udara menurunkan tekanan menjadi konstan 4.0 kg/cm².

4) Vacum ( Suction )

Vacum yang dipasang di rumah sakit bekerja pada tekanan -53 Kpa sampai dengan -80 Kpa.

Ruangan-ruangan yang menggunakan Vacum pada rumah sakit:

 ICU dan ICCU

 Kamar-kamar operasi

(6)

 Kamar bedah gigi

 Unit Gawat Darurat

 Ruang Tindakan

 Ruang Persiapan

 Ruang Puli Sadar ( Recovery )

 Ruang Hemodialisa

Vacum disuplai melalui sentral gas medis yang terdiri atas: a) Vacum pump type Oil Rotary Vane.

Motor : 2.2 KW induction motor, 3 Phase, 200/220 Volt, 50Hz Flow rate : 58 m³/h

Putaran mesin : 1420 Rpm. b) Receiver Tank

Kapasitas tank : 500 liter

Tanki penampung ini mempertahankan tingkat vakum -50 Kpa sampai -80 Kpa. Terdapat tipe vertical dan horizontal yang dirangkai bersama pompa dan panel control pada satu rangka. Tebal plat untuk recervoir tank adalah 6mm.

c) Vacuum Line Bacterial Filter

Digunakan untuk menghilangkan bakteri dan kontaminasi lain pada sisi masuk pompa vakum. Menghindarkan terkontaminasinya pompa dan udara sekitar. Type Vacum Line Filter disesuakan dengan Motor Vacum Pump Oil Rotary Vane. Pipa penyambung Untuk Vacum line filter ke jalur mesin adalah diameter 1¼. Vacum line filter mampu membersikan/ menyaring partikel sampai 0.01 micro.

(7)

C. Tata Kelola

Pengelolaan Gas Medis Sistem Non Sentral

1. Pengadaan

Gas medis diperoleh dari produsen gas medis dalam kondisi siap pakai dan memenuhi syarat medis.

2. Penyimpanan

Tabung-tabung gas medis harus disimpan dalam keadaan berdiri, dipasang penutup keran, dan dilengkapi tali pengaman untuk menghindari jatuh pada saat terjadi guncangan. Lokasi penyimpanan harus khusus dan masing-masing jenis gas dibedakan ruangannya.

Dalam ruang penyimpanan, tabung gas yang berisi dan tabung gas yang kosong harus dipisahkan dengan maksud untuk memudahkan pemeriksaan. Lokasi penyimpanan diusahakan jauh dari sumber panas (api) dan minyak atau sejenisnya. Gas medis yang cukup lama tersimpan harus dilakukan pemeriksaan ke pihak produsen untuk memastikan bisa atau tidaknya gas tersebut dipakai untuk keperluan pasien.

3. Pendistribusian

Pada rumah sakit yang belum tersedia sarana instalasi gas medis secara sentral, kebutuhan gas medis dilayani denga menggunakan dorongan (troley) yang biasa ditempatkan berdekatan dengan pasien. Pemakaian gas diatur menggunakan

flow meter atau humidifier dalam waktu tertentu.

Pengelolaan Gas Medis Sistem Sentral

1. Ruang sentral

Lokasi ruang sentral diupayakan ditempatkan pada tempat yang strategis, mudah dijangkau saran transportasi, terutama untuk keperluan pengiriman tabung-tabung gas yang berisi dan pengambilan tabung gas kosong. Penempatan ruang sentral harus cukup aman bagi kegiatan pelayanan atau perawatan, terutama mengenai bahaya ledakan atau kebakaran pada tabung-tabung gas yang bertekanan tinggi. Ruang sentral harus diupayakan jauh dari daerah atau sumber

(8)

panas dan oli atau sejenisnya. Khusus terhadap oli dan sejenisnya harus sangat hati-hati karena dapat menimbulkan ledakan apabila terjadi gesekan terutama pada gas oksigen.

2. Distribusi

Gas medis dari ruang sentrl dialirkan atau didistribusikan ke ruang-ruang pelayanan atau perawatan melalui instalasi pipa dan outlet gas medis. Jenis pipa yang digunakan untuk semua instalasi gas medis harus memenuhi persyaratan medis, dan pada umumnya dipakai pipa tembaga atau stainless steel.

D. Permasalahan Yang Muncul di Tata Kelola

Penyimpangan-penyimpangan pada IGM bisa dilihat dari masalah perpipaan (Instalasi Pipa Gas Medis) sampai tabung atau tempat gas medis disimpan (Sentral Gas Medis). Contoh-contoh penyimpangan pada Instalasi Pipa Gas Medis adalah:

1. Ketebalan pipa kurang

2. Konstruksi (rancang bangun) tidak memenuhi standar IGM 3. Regulator yang digunakan tidak standar gas medis

4. Bahan pipa yang digunakan (material) tidak standar

Selanjutnya mengenai contoh-contoh penyimpangan pada Sentral Gas Medis adalah sebagai berikut:

1. O2 yang dikirim tidak divacum

2. Tekanan minimum tabung 145 – 150 atm, kadang tidak diisi penuh

3. Tabung gas yang dipakai dalam IGM juga dikirim ke tempat-tempat Industri dan masih digunakan untuk IGM

4. Ada penyimpangan-penyimpangan pada syarat dan kelengkapan tabung gas medis

(9)

“Kasus Malpraktek dalam Bidang Orthopedi”

Seorang pasien menjalani suatu pembedahan di sebuah kamar operasi. Sebagaimana layaknya, sebelum pembedahan dilakukan anastesi terlebih dahulu. Pembiusan dilakukan oleh dokter anastesi, sedangkan operasi dipimpin oleh dokter ahli bedah tulang (orthopedy).

Operasi berjalan lancar. Namun, tiba-tiba sang pasien mengalami kesulitan bernafas. Bahkan setelah operasi selesai dilakukan, pasien tetap mengalami gangguan pernapasan hingga tak sadarkan diri. Akibatnya, ia harus dirawat terus menerus di perawatan intensif dengan bantuan mesin pernapasan (ventilator). Tentu kejadian ini sangat mengherankan. Pasalnya, sebelum dilakukan operasi, pasien dalam keadaan baik, kecuali masalah tulangnnya.

Akan tetapi, ternyata kedapatan bahwa ada kekeliruan dalam pemasangan gas anastesi (N2O) yang dipasang pada mesin anastesi. Harusnya gas N2O, ternyata yang diberikan

gas CO2. Padahal gas CO2 dipakai untuk operasi katarak. Pemberian CO2 pada pasien

tentu mengakibatkan tertekannya pusat-pusat pernapasan sehingga proses oksigenasi menjadi sangat terganggu, pasien jadi tidak sadar dan akhirnya meninggal. Ini sebuah fakta penyimpangan sederhana namun berakibat fatal.

Analisa Kasus

Kasus ini merupakan suatu bentuk kelalaian berat (culpa lata) dari tenaga kerja yang ada di rumah sakit, bukan hanya tenaga medis, tetapi juga tenaga dalam bidang logistik, dalam bidang perencanaan, dan lain-lain yang menimbulkan dampak yang sangat buruk bagi pasien yaitu kematian. Kelalaian fatal ini bisa dikatakan terjadi karena kurangnya ketelitian dari dokter ataupun petugas kesehatan lainnya dalam pemberian pelayanan kesehatan terhadap pasien.

Kelalaian ini juga bisa disebabkan karena manejemen rumah sakit yang kurang tertata baik, pendidikan yang dimiliki petugas yang mungkin masih minim, kurangnya interaksi antar tenaga kesehatan serta banyak lagi faktor yang lainnya. Dan tindakan tersebut tidak hanya melangar hukum, kode etik kedokteran dan juga standar berperilaku dalam suatu agama tetapi bahkan sampai menghilangkan nyawa seseorang.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1994. Pedoman Instalasi Gas Medis Rumah Sakit. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Anonim. Pedoman Teknis Sistem Instalasi Gas Medik dan Vakum Medik Rumah Sakit. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Wahyudi, Setya. 2011. Tanggung Jawab Rumah Sakit terhadap Kerugian akibat Kelalaian Tenaga Kesehatan dan Implikasinya. Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman. Jurnal Dinamika Hukum Vol. 11 No. 3 September 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini, pengguna akan memasukkan data yang ada yaitu telepon seluler. Permasalahan mengenai telepon seluler terkait dengan komponen-komponen

Prinsip dari percobaan adalah penentuan kadar asetosal dalam sediaan obat berdasarkan metode alkalimetri, dengan menggunakan natrium hidroksida sebagai titran, dimana

<erja suatu inhibitor yaitu berikatan !engan enzim sehingga ketika a!a obat ain masuk <erja suatu inhibitor yaitu berikatan !engan enzim sehingga ketika a!a obat ain masuk

Tipe hutan di sebelah selatan kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani hingga pada ketinggian 1000 m dpl adalah umumnya sebagai hutan sekunder dengan tinggi kanopi di

Kemudian ditentukan nilai dari Solutin Gas Drive dan Water Drive untuk di plot kedalam grafik Drive Index agar mengetahui jenis dari tenaga dorong yang dominan Dari hasil plot

Bahwa dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana

Penerapan strategi managemen energi yang diperoleh dengan analisis SWOT seperti yang ditampilkan pada grafik pada gambar 4 terlihat dapat mengurangi konsumsi energi