206
PENERAPAN MODEL
EXPLICIT INSTRUCTION
DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AGAMA ISLAM
Naimah
SD Negeri 05611 Batu Melenggang, kab. Langkat
Abstract: This study aims to determine the improvement of student learning outcomes with the use of explicit instruction models on the subjects of Islam in class III SD Negeri 056011 Hinai academic year 2015/2016. Subjects in this study were students of class III that is with the number of students as many as 30 people. To obtain the data in this study then performed the test result of learning in the form of about essay matter as many as 10 problem. After the data were collected and analyzed, the result of the analysis was obtained: In the first cycle, the score of the test result given to 12 students (40%) was successful, and 18 students (60%) and the average value of 70.35 increase of test result is not maximal in terms of the success of learning hence ability in cycle II obtained increase of value from test result tested to 30 student where 28 oarang student (93,5%) stated have been able to reach mastery, 80,13. Based on the findings of research and discussion, it can be concluded that the use of espicit instruction models can improve student learning outcomes on the subject of Praying Fardu On Islamic Studies Lesson in class III SD Negeri 056011 Batu Melenggang sub-district Hinai district Langkat academic year 2015/2016.
Keywords: explicit instruction, praying fardu
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan Model Explicit Instruction pada mata pelajaran Agama Islam di kelas III SD Negeri 056011 Kecamatan Hinai T.A. 2015/2016. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III sebanyak 30 orang. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka dilakukan tes hasil belajar berbentuk soal essay sebanyak 10 soal. Setelah data terkumpul dan dilakukan analisis maka diperoleh hasil analisisnya: Pada siklus I diperoleh peningkatan nilai dari hasil tes yang diberikan kepada 12 orang siswa (40%) yang berhasil, dan rata-rata nilai sebesar 70,35 peningkatan hasil tes ini belum maksimal dari segi keberhasilan belajar maka kemampuan pada siklus II diperoleh peningkatan nilai dari hasil tes yang diujikan kepada 30 orang siswa dimana 28 oarang siswa (93,5%) dinyatakan telah mampu mencapai ketuntasan, dengan nilai rata-rata 80,13. Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan Model
Explicit Instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Melakukan Shalat Fardu Pada Pelajaran Agama Islam di kelas III SD Negeri 056011 Batu Melenggang kecamatan Hinai kabupaten Langkat T.A. 2015/2016.
207 Agama selalu mengajarkan yang terbaik dan tidak pernah menyesatkan penganutnya. Untuk itu sebagai benteng pertahanan diri anak didik dalam menghadapi berbagai tantangan di atas, kiranya untuk menanamkan pendidikan agama yang kuat dalam diri anak, sehingga dengan pendidikan agama ini, pola hidup anak akan terkontrol oleh rambu-rambu yang telah digariskan agama dan dapat menyelematkan anak agar tidak terjerumus dalam jurang keterbela-kangan mental.
Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian yang lain seringkali dikatakan kepribadian utama tersebut dengan istilah Kepribadian muslim, yaitu kepriba-dian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Pendidikan Agama Islam sebagai usaha membina dan mengem-bangkan pribadi manusia dari aspek-aspek kerohanian dan jasmaninya juga harus berlangsung secara bertahap. Oleh karena suatu pematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan atau pertumbuhan, baru dapat tercapai bila mana berlang-sung melalui proses demi proses ke arah tujuan akhir perkembangan atau pertumbuhannya.
Siswa yang mendapatkan perhatian dan perlakuan khusus tentunya akan manghasilkan pengua-saan yang berbeda dalam kelas atau kelompok bahkan perlakuan individu sekaligus dengan diberikannya
perla-kuan yang lebih baik dalam belajar di sekolah maupun di rumah, tentunya akan lebih baik pula penguasaan keterampilan atau konsep terhadap mata pelajaran lain yang dipelajari. Melalui model explicit instruction dengan baik akan mampu mengkon-disikan dalam bentuk motivasi ekstrinsik itu sendiri.
Motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu apakah karena ajakan, atau paksaan orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia akan melakukan sesuatu atau belajar, misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh orang tua untuk mendapatkan peringkat pertama.
Dasar proses belajar adalah pengalaman dan proses belajar yang efektif serta permanen diperoleh dari pengalaman yang bersifat konkret dan langsung. Namun, pengalaman yang demikian tidak selalu dapat diberikan kepada siswa, harus dirancang sedemikian rupa untuk dapat memilih pengganti pengalaman tadi dengan media pembelajaran, termasuk di dalamnya adalah penyajian proses pembelajaran dengan menggunakan model explicit instruction. Dalam proses pembelajaran akan mengkomu-nikasikan gagasan yang bersifat konkret. Disamping itu, juga membantu siswa mengintegrasikan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Dengan demikian diharapkan dapat memperlancar proses belajar siswa serta mempercepat pemahaman dan memperkuat daya ingat di dalam diri siswa.
Berdasarkan dari evaluasi dan diskusi bahwa ada beberapa permasalahan yang terjadi didalam pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu dimana siswa selalu tidak
208 fokus dalam pembelajaran, dan pembelajaran agama selalu dianggap siswa pembelajaran yang kurang menarik. Konsentrasi siswa masih banyak yang selalu tertuju pada pembelajaran yang lain. Jika diberikan hapalan, ujian hasil belajar siswa selalu kurang baik.
METODE
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakasanakan di SD Negeri 056011 Batu Melenggang kecamatan Hinai. Pelaksanaan peneli-tian ini diadakan pada semester Genap tahun ajaran 2015/2016. Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan bulan Pebruari 2016 s.d. April 2016. Tin-dakan dilakukan dengan 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan selama 8 minggu.
Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) siswa kelas III SD Negeri 056011 Batu Melenggang Kecamatan Hinai. yang berjumlah siswanya 30 orang terdiri dari 20 perempuan dan 10 laki-laki.
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, alat pengukur data yang digunakan adalah tes dan lembar observasi. Tes digunakan untuk mengetahui tentang pemaha-man atau kemampuan siswa pada materi ”Melakukan Shalat Fardu” pada pelajaran Agama Islam dengan pem-berian soal. Tes yang diberikan adalah tes objektif dalam bentuk soal isian sebanyak 10 soal.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada pertemuan awal siswa diberikan pretes berupa tes lisan
sebelum guru memberikan pembela-jaran, untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada materi tentang “Melakukan Shalat Fardu” Pada Pelajaran Agama Islam. Hasil observasi pre tes siswa masih tergolong kurang dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Tabel 1. Hasil Pelaksanaan Pretest
INDIKATOR KETERANGAN Jumlah Nilai 2404 Nilai Rata-Rata 60,1 Ketuntasan 14% Siklus I Perencanaan
Pada tahap ini yang pertama kali dilakukan guru sebelum melakukan pelaksanaan tindakan yaitu: (1) Guru mengembangkan bahan ajar dan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); (2) Mempersiapkan alat,bahan dan sumber belajar; (3) Membuat lembar observasi untuk mengetahui sejauh mana motivasi belajar siswa dan kekurangan guru dalam menyajikan materi pembelajaran.
Pelaksanaan
Pada kegiatan inti guru memulai pembelajaran dengan menjelaskan materi pembelajaran mengenai materi “Melakukan Shalat Fardu” Pada Pelajaran Agama Islam, guru mengemukakan masalah yang akan dijelaskan mengenai “Melakukan Shalat Fardu” Pada Pelajaran Agama Islam memberikan pengarahan seper-lunya. Selanjutnya guru menjelaskan materi dengan menggunakan model explicit instruction. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan dari guru, siswa disuruh memberikan tanggapan
209 saling memberikan pendapat ataupun komentarnya. Sedangkan guru ber-keliling dari meja yang satu ke meja yang lainnya untuk menjaga ketertiban, serta memberikan dorong-an ddorong-an bdorong-antudorong-an agar setiap siswa fokus pada saat proses belajar mengajar terjadi. Sebab dalam pertemuan ini masih banyak siswa yang masih diam atau menganggu temannya pada saat proses pembelajaran berlangsung dan hasil pretest siswa yang tidak tuntas. Pada kegiatan akhir guru beserta siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari, supaya siswa lebih memahami tentang materi yang telah diajarkan guru.
Selanjutnya guru menugaskan setiap kelompok untuk berdiskusi tentang materi yang telah diberikan guru meminta siswa untuk mengemu-kakan pendapatnya berdiri ditempat duduknya, sementara untuk kelompok lain yang tidak maju supaya memperhatikan apa yang telah disampaikan temannya. Selanjutnya guru meminta kepada kelompok lainnya untuk menanggapi tentang pendapat kelompok yang ada didepan kelas dengan baik.
Kemudian pada akhir tindakan dilakukan tes secara lisan tentang sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang telah dipelajarai. Hal ini bertujuan agar siswa lebih aktif lagi belajar dan memudahkan siswa dalam berbicara. Pada akhir pembelajaran siklus I, guru membuat kesimpulan tenang pelajaran yang baru saja diberikan. Pada pelaksanaanya, pemberian materi tersebut sedikit banyaknya telah membuat siswa mampu untuk memberikan pendapat atau komentar-nya dengan baik. Dimana 6 oarang siswa yang berani untuk
mengeluar-kan komentar ataupun pendapatnya dengan baik sesuai dengan materi yang dipelajari. Hal ini terbukti dari tingginya partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Observasi
Selama observer yang dilaku-kan, banyak hal yang diperoleh peneliti antara lain: (1) Masih banyak siswa yang masih takut dan malu untuk mengungkapkan pendapat atau memberikan komentar pada saat dilaksanakannya diskusi, (2) Siswa belum dapat menguasai materi yang diberikan guru. Pada akhir pertemuan siklus I setelah semua materi pelajaran diberikan, guru memberikan tes kemampuan berbicara setelah siswa diberikan penjelasan tentang materi pelajaran.
Tabel 2. Hasil Pelaksanaan Siklus I
INDIKATOR KETERANGAN
Jumlah Nilai 2814
Nilai Rata-Rata 70,35
Ketuntasan 40%
Berdasarkan pengamatan, pe-nelitian didalam kelas belum menerap-kan pembelajaran yang sistematis sehingga membuat siswa kurang memahami pembelajaran tersebut. Guru juga kurang mengoptimalkan keaktifan siswa dalam pembelajaran karena pembelajaran hanya terfokus pada guru. Selain itu sebagian siswa juga masih takut atau malu untuk mengeluarkan pendapat-nya memberi komentar dengan baik. Setelah hasil observasi, tampak ketuntasan klasikal belum tercapai.
Refleksi
210 materi mengomentari persoalan dengan memberikan beberapa contoh persoalan yang sering terjadi di lingkungan sekitar siswa yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa. pada akhir pembe-lajaran guru menyimpulkan materi pembelajaran yang baru saja dipela-jari. Hal ini bertujuan agar siswa lebih ingat lagi akan materi yang telah dipelajari. Kemudian guru membagi siswa menjadi berkelompok dan memberikan tugas kepada siswa dan menegaskan kepada siswa diminta untuk saling memberikan pendapat ataupun mengomentarinya terhadap hasil persoalan yang telah disajikan masing-masing kelompok. Pada saat berlangsungnya diskusi masih banyak siswa yang belum memberikan pendapat ataupun komentarnya sehingga siswa belum bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
Berpedoman dari analisis hasil keterampilan bicara siswa, hasil pengamatan diperoleh kesimpulan sementara yaitu pembelajaran dengan menggunakan model explicit instruction masih kurang dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga perlu perbaikan dan pengemabangan pembelajaran yang akn dijabarkan pada siklus ke II. Hal-hal yang akan diperbaiki disiklus II adalah: (1) Metode pembelajaran lebih diefektifkan sehingga suasana pembe-lajaran lebih bersemanagat sehingga memotivasi siswa untuk lebih berse-mangat dalam belajar, (2) Materi pembelajaran lebih dikembangkan dan mudah dipahami.
Siklus II Perencanaan
Pada tahap ini sama dengan tahap siklus I yaitu:
(1) Melakukan observasi lanjutan untuk menemukan model dan format penerapan tindakan pada siklus I.
(2) Menyusun rencana pembelajaran untuk setiap petemuan dengan pokok bahasan “Melakukan Shalat Fardu” Pada Pelajaran Agama Islam.
(3) Menyusun rencana pemebalajaran untuk setiap peremuan dengan pokok bahasan “Melakukan Shalat Fardu” Pada Pelajaran Agama Islam.
(4) Mengindentifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan menetapkan alternatif pemecahan masalah.
(5) Pengembangan skenario pembela-jaran dengan menggunakan model explicit instruction.
Pelaksanaan
Pada kegiatan inti, guru memulai dengan menjelaskaan materi pembelajaran. Selanjutnya guru meng-arahkan siswa untuk mencari persoalan faktual yang ada diling-kungan sekitar ataupun dari media informasi.
Kemudian guru membagi siswa menjadi kelompok yang baru, supaya sisa menjadi lebih bersemanga dalam belajar, para siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing, sedangkan guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain untuk menjaga ketertiban serta memberikan dorongan dan bantuan agar setiap kelompok berpartisipasi aktif dan diskusi berjalan dengan lancar, selanjutnya guru menyuruh satu persatu kelompok untuk kedepan membacakan hasil diskusinya sementara kelompok yang tidak maju memperhatikan kelompok
211 yang ada didepan dan memberikan pendapat ataupun komentarnya terhadap hasil diskusi kelompok penyaji.
Pada akhir tindakan dilakukan tes secara lisan tentang sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yan telah dipelajari. Hal ini bertujuan agar siswa lebih aktif lagi belajar dan memudahkan siswa dalam berbicara, guru membuat kesimpulan tentang pelajaran yang baru saja diberikan.
Pada pelaksanaanya, pembe-rian materi tersebut sedikit banyaknya telah membuat siswa mampu untuk memberikan pendapat atau komen-tarnya dengan baik. Hal ini terbukti dari tingginya partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar baik dalam meberikan pendapat ataupun memberikan komentarnya dalam melaksanakan metode pembe-lajaran.
Observasi
Pada tahap observasi siklus II ini, guru menyusun rencana pembelajaran yang berbeda pada siklus I yaitu guru lebih singkat lagi dan lebih jelas lagi memberikan penjelasan mengenai materi pelajaran kepada siswa serta menjelaskan cara memberikan pendapat ataupun pendapatnya dengan baik. Di samping itu guru memberikan pujian kepada siswa yang terlihat semangat untuk memulai pelajaran agar siswa yang lain ikut semangat dalam pembe-lajaran. Guru lebih memberi peluang untuk siswa yang ingin bertanya dan yang kurang memahami materi yang dipelajai. Tes soal yang diberikan guru untuk setiap siswa berupa tes lisan dimana siswa memberi pendapat ataupun komentarnya sesuai dengan
materi yang dipelajari.
Tabel 3. Hasil Pelaksanaan Siklus II
INDIKATOR KETERANGAN
Jumlah Nilai 3205
Nilai Rata-Rata 80,13
Ketuntasan 93,5%
Berdasarkan pengamatan, guru juga sudah mengoptimalkan keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung dengan membentuk belajar mengguna-kan model explicit instruction sehingga pembelajaran tidak hanya terfokus pada guru saja tetapi telah difokuskan pada siswa. siswa sudah mampu untuk meberikan pendapat atau komentarnya dengan baik pada saat dilaksanakannya diskusi didalam kelas. Setelah nilai hasil tes siswa diperiksa, tampak peningkatan keterampilan belajar siswa. berikut tabel observasi kegiatan untuk siswa.
Refleksi
Berdasarkan pengamatan guru kelas diskusi II tampak bahwa kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan telah berjalan dengan sangat baik dan berdasarkan peng-amatan keterampilan siswa dalam pembelajaran agama Islam juga menunjukkan adanya peningkatan. Sehingga pertemuan kedua II pada indikator berani berkomentar atau menyampaikan pendapatan sudah tegolong baik, menyimak pertanyaan guru atau teman sudah tergolong sangat baik dan bertanya sesuai dengan materi yang dipelajari, mengungkapkan pendapat dengan jelas dan singkat serta kelancaran dalam belajar sudah tergolong baik. Hal ini berarti untuk masing-masing indikator keterampilam yang diamati
212 menunjukan siswa sudah tergolong baik.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahsan maka diperoleh simpulan bahwa dengan menggunakan model explicit instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam d ikelas III SD Negeri 056011 Batu Melenggang Kecamatan Hinai Kabupaten langkat T.A. 2015/2016. Dapat diketahui bahwa keterampilan awal siswa masih sangat kurang, dengan nilai rata-rata 60,1. Dari 30 siswa 4 orang siswa atau (14%) yang mampu mencapai ketuntasan, pada siklus I diperoleh peningkatan nilai dari hasil tes yang diberikan kepada
12 orang siswa (40%) yang berhasil, dan rata-rata nilai sebesar 70,35 peningkatan hasil tes ini belum maksimal dari segi keberhasilan belajar maka kemampuan pada siklus II dipeorleh peningkatan nilai dari hasil tes yang diujikan kepada 30 orang siswa dimana 28 oarang siswa (92,5%) dinyatakan telah mampu mencapai ketuntasan, dengan nilai rata-rata 80,125. Sedangkan 2 orang siswa (6,5%) belum mampu mencapai ketuntasan. Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model explicit instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Melakukan Shalat Fardu Pada Pelajaran Agama Islam di kelas III SD Negeri 056011 Batu Melenggang Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat T.A. 2015/2016.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad D. 2006. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Pustaka Raya. Djamarah, S. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono, 2008. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Remajasa Rosdakarya.
Hamalik, O. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Suharsimi A. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka cipta.
Syah, M. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Winataputra, S. 2007. Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Nur, M. 2001. Pemotivasian Siswa
Untuk Belajar. Surabaya: University Press
Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendikia Uzer, M. 2001. Menjadi Guru
Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.