• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - 13.30.0051 Go, Yuliana Vivi P. BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - 13.30.0051 Go, Yuliana Vivi P. BAB IV"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

47

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Bandeng Juwana Elrina merupakan toko oleh-oleh milik Dr.

Daniel Nugroho Setiabudhi. Pada tahun 1975 Bp. Daniel mencari usaha

sampingan untuk mencukupi kebutuhannya. Pada tahun 1980 muncul ide

untuk membuat bandeng duri lunak. Setelah mencoba selama 3 bulan

akhirnya beliau berhasil membuat dan mendapatkan resep yang pas pada

bulan Desember 1980. Pada 3 Januari 1981 beliau mulai menjual bandeng

di depan rumah dan usahanya tersebut berkembang pesat hingga saat ini.

Kawasan Pandanaran sendiri merupakan kawasan pusat oleh-oleh

Semarang sehingga kawasan tersebut sangat ramai, disamping itu Bandeng

Juwana Elrina yang berada di Jl. Pandanaran no.57 terdapat keterbatasan

lahan parkir. Maka untuk mengatasi kesulitan tempat parkir tersebut dibuka

cabang baru pada 10 Desember 1994 dengan nama Restaurant Elrina di Jl.

Pandanaran No.83 Semarang. Setelah itu pada 17 Desember 2007 Bandeng

Juwana Elrina membuka Waroeng Bandeng Juwana Elrina di Jl. Pandanaran

No.57 lantai 2. Pada tanggal 1 Oktober 2013 Bandeng Juwana Elrina

(2)

Sama dengan perusahaan lain, PT. Bandeng Juwana Elrina juga

memiliki visi dan misi, yaitu:

Visi : PT. Bandeng Juwana Elrina adalah wujud kasih dan berkat Tuhan

serta pengalaman kasih.

Misi : PT. Bandeng Juwana memacu kreatifitas para pekerja untuk dapat

menciptakan produk-produk baru yang berkualitas.

Gambar 4. 1 Logo Bandeng Juwana Group Sumber: Data Sekunder

Keterangan:

a. Topi koki melambangkan Dyriana Bakery.

b. Bola dunia yang diapit oleh ikan bandeng melambangkan bahwa

Bandeng Juwana akan menguasai dunia.

c. Bunga dengan 3 putik melambangkan bahwa Bapak dan Ibu Daniel

(3)

Arti Nama Bandeng Juwana Elrina:

a. Juwana

Nama Juwana digunakan karena Ibu Ida Nursanty sebagai pendiri

lahir di kota Juwana.

b. Elrina

Nama Elrina sendiri merupakan singkatan dari ketiga putrinya yaitu:

El : Elizabeth

Ri : Maria

Na : Johanna

4.2 Analisis Suppy Chain Management (Manajemen Rantai Pasokan) Bandeng Juwana Elrina

Analisis supply chain management (manajemen rantai pasokan) di

Bandeng Juwana Elrina adalah sebagai berikut:

4.2.1 Pemasok (supplier) di Bandeng Juwana Elrina Semarang

Pemasok di Bandeng Juwana Elrina ini ada 2, yaitu pemasok

bahan baku utama dan bahan baku pendukung. Pemasok bahan baku utama

(bandeng mentah) di Bandeng Juwana Elrina ini ada 3 yaitu Bapak

Turmidzi, UD. Terang Abadi, Empang Agung. Ketiga pemasok bandeng di

Bandeng Juwana Elrina ini merupakan pengepul (tengkulak). Sedangkan

(4)

1) Pemasok bumbu

Pemasok bumbu ini terdiri dari pemasok garam (UD. Putra

Bakti), pemasok bawang putih (pasar Johar), pemasok kunyit (pasar

Johar), pemasok jahe (Bapak Budi) dan pemasok pewarna makanan egg

yellow (CV. Anugerah Distrindo Lestari). Pemasok bawang putih,

kunyit, dan jahe adalah pedagang di pasar Johar, sedangkan pemasok

garam dan pewarna makanan egg yellow adalah distributor.

2) Pemasok kemasan

Pemasok kemasan di Bandeng Juwana Elrina ada 2, yaitu

pemasok untuk kemasan plastik (Ibu Martini) dan pemasok untuk

kemasan dus (UD. Suhartono).

4.2.2 Konsumen di Bandeng Juwana Elrina Semarang

Konsumen dari Bandeng Juwana Elrina merupakan konsumen akhir

karena Bandeng Juwana Elrina tidak memiliki distributor. Konsumen

akhirnya pun bermacam-macam, mulai dari konsumen biasa, instansi

(5)

4.2.3 Aliran Informasi

Aliran informasi pada Bandeng Juwana Elrina adalah sebagai berikut: 1. Aliran informasi dari Bandeng Juwana ke pemasok dan sebaliknya

1.1 Bandeng Juwana Elrina menginformasikan kriteria bandeng

mentah yang diminta ke pemasok

Ketika melakukan pemesanan ke pemasok, Bandeng

Juwana Elrina menginformasikan kepada pemasok mengenai

kriteria bandeng yang diinginkan. Kriteria tersebut antara lain:

sisik ikan harus mengkilap, ikan bandeng dalam keadaan utuh,

mata bersih (bersinar), insang berwarna merah terang, daging

kenyal (tidak lembek), tidak bau tanah, warna daging putih

kemerah-merahan, bobot bandeng per ekor antara 0,3 kg – 0,5 kg.

Jika ternyata bandeng mentah yang dikirim oleh pemasok

tidak sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan Bandeng Juwana

Elrina maka bandeng mentah tersebut akan di retur.

1.2 Pemesanan bandeng mentah ke pemasok bandeng oleh Bandeng

Juwana Elrina

Bandeng Juwana Elrina melakukan pemesanan bandeng

melalui telepon dan dalam pemesanan pun yang aktif adalah

perusahaan dimana perusahaan akan selalu menginformasikan

berapa jumlah bandeng yang akan dipesan oleh mereka sehingga

pemasok akan mengirimkan bandeng sesuai dengan jumlah

(6)

tergantung dengan kondisi pasar sehingga perusahaan dalam

melakukan pemesanan ke pemasok pun tidak menentu. Jumlah

pemesanan bandeng tidak selalu sama karena pemesanan

dilakukan tergantung dari stok yang ada di cool room.

Kisaran pemesanan bandeng mentah yang dilakukan

Bandeng Juwana Elrina ke pemasok bandeng mentah sebanyak

2000 kg per kirim.

1.3 Pemesanan jahe, garam dan pewarna makanan egg yellow

Pemesanan jahe, garam dan pewarna makanan dilakukan

oleh Bandeng Juwana Elrina melalui telepon. Bandeng Juwana

Elrina akan menginformasikan berapa jumlah yang akan dipesan.

Pemesanan jahe dilakukan 2 minggu sekali dan kisaran pemesanan

jahe ke pemasok sebanyak 100 – 150kg per kirim. Pemesanan

garam dan pewarna makanan dilakukan ± 2 bulan sekali dan

kisaran pemesanan garam ke pemasok sebanyak 500 kg per kirim.

Sedangkan kisaran pemesanan pewarna makanan egg yellow

sebanyak 25kg x 15 pack per kirim.

1.4 Pemesanan bawang putih dan kunyit

Untuk pemesanan bawang putih dan kunyit, pihak Bandeng

Juwana Elrina biasanya langsung datang ke pasar Johar untuk

melakukan pemesanan. Pihak Bandeng Juwana Elrina melakukan

pemesanan dengan datang langsung ke pasar karena Bandeng

(7)

Pemasok bawang putih maupun kunyit akan menginformasikan

jika ada kenaikan atau penurunan harga pada saat Bandeng Juwana

Elrina melakukan pemesanan. Kisaran pemesanan bawang putih ke

pemasok sebanyak 50 -100 kg per kirim. Dan kisaran pemesanan

kunyit ke pamasok sebanyak 10 kg per kirim.

1.5 Pemasok bandeng menginformasikan ketersediaan stok bandeng

ke Bandeng Juwana Elrina

Pemasok bandeng yang merupakan pengepul (tengkulak)

ini menginformasikan apakah mereka dapat memenuhi seluruh

pesanan dari Bandeng Juwana Elrina atau tidak. Selain itu,

pemasok bandeng mentah akan menginformasikan kapan mereka

dapat mengirim bandeng mentah yang di retur oleh Bandeng

Juwana Elrina.

1.6 Pemesanan kemasan oleh Bandeng Juwana Elrina

Pemesanan kemasan dus dan plastik dilakukan oleh

Bandeng Juwana Elrina melalui telepon. Pemesanan sendiri

dilakukan ± 3 – 4 bulan sekali. Kisaran pemesanan kemasan dus

sebanyak 500.000 lembar per kirim, dan kisaran pemesanan

kemasan plastik sebanyak 160.000 lembar per kirim.

1.7 Bandeng Juwana Elrina menyampaikan kritik dan saran ke

(8)

Jika ada kritik ataupun saran yang mau disampaikan pihak

Bandeng Juwana Elrina ke pemasok maka akan disampaikan ketika

pemasok mengirimkan pesanan ke Bandeng Juwana Elrina.

Gambar 4. 2 Aliran Informasi Antara Bandeng Juwana Elrina Dengan Para Pemasoknya

2. Aliran informasi dari konsumen akhir ke Bandeng Juwana Elrina

maupun sebaliknya

2.1 Konsumen akhir melakukan pemesanan bandeng jadi

Konsumen akhir dari Bandeng Juwana Elrina tidak harus

datang ke Bandeng Juwana Elrina untuk membeli bandeng tetapi

dapat melakukan pemesanan bandeng jadi melalui web/WA/BBM

Bandeng Juwana Elrina. Konsumen yang melakukan pembelian

(9)

maupun BBM akan menginformasikan bandeng apa yang ingin

dibeli, berapa banyak bandeng yang dibeli serta alamat pengiriman

dan setelah itu konsumen mengkonfirmasi jika telah melakukan

pembayaran via transfer sehingga pihak Bandeng Juwana akan

mengecek dan akan memproses pesanan tersebut.

Gambar 4. 3 Aliran Informasi Antara Konsumen Akhir Dengan Bandeng Juwana Elrina Yang Memesan Melalui

Web/WA/BBM

2.2 Pembelian bandeng jadi oleh konsumen yang datang ke toko

Bandeng Juwana Elrina

Konsumen akhir yang datang ke toko Bandeng Juwana

Elrina menginformasikan bandeng apa yang ingin dibeli dan Bandeng Juwana

Elrina

Jumlah dan jenis pesanan, konfirmasi pembayaran,

kritik dan saran

Konsumen akhir (membeli melalui

Web/WA/BBM)

(10)

jumlahnya. Pihak Bandeng Juwana Elrina menginformasikan

mengenai ketahanan produk yang dibeli seperti contohnya

ketahanan produk bandeng duri lunak biasa dengan bandeng duri

lunak vacuum berbeda.

Gambar 4. 4 Aliran Informasi Antara Konsumen Akhir Yang Datang Langsung ke Toko Bandeng Juwana Elrina Dengan

Bandeng Juwana Elrina Semarang

2.3 Pemesanan maupun pembelian bandeng jadi oleh instansi

pemerintahan, stasiun, bandara, dan Carrefour

Instansi pemerintahan, stasiun, bandara, dan Carrefour

yang melakukan pemesanan maupun pembelian bandeng jadi di

Bandeng Juwana Elrina menginformasikan bandeng apa yang Bandeng Juwana

Elrina

Jumlah dan jenis pesanan, kritik dan saran

Konsumen akhir (membeli langsung di toko)

Ketahanan produk yang

(11)

ingin dibeli dan jumlahnya, serta waktu pengambilan pesanan.

Pihak Bandeng Juwana Elrina menginformasikan mengenai harga

ke instansi pemerintahan, stasiun, bandara, dan Carrefour.

Terutama untuk pihak stasiun, bandara, dan Carrefour tidak

mendapat harga khusus karena mereka bukan distributor dari

Bandeng Juwana Elrina dan Bandeng Juwana Elrina sendiri

memang tidak memiliki distributor.

Gambar 4. 5 Aliran Infrormasi Antara Konsumen Akhir (Carrefour, Instansi Pemerintahan, Bandara, Stasiun)

Dengan Bandeng Juwana Elrina Semarang

2.4 Kritik dan saran dari konsumen akhir untuk produk bandeng jadi

Konsumen akhir Bandeng Juwana Elrina dapat

menyampaikan kritik maupun saran mereka melalui customer

service di toko Bandeng Juwana Elrina maupun melalui

(12)
(13)

Gambar 4. 6 Aliran Informasi di Bandeng Juwana Elrina Semarang

Jumlah dan jenis pesanan, konfirmasi pembayaran, bandeng, kritik dan saran

Info stock bandeng mentah

Jumlah pemesanan bumbu dan kemasan, kritik dan

saran Kenaikan ataupun

penurunan harga

Ketahanan produk yang dibeli konsumen Jumlah dan jenis pesanan,

(14)

4.2.4 Aliran Material

Dalam aliran material ini dijelaskan aliran material yang terjadi

dari pemasok hingga konsumen akhir. Bandeng Juwana Elrina memiliki 3

pemasok untuk bahan baku utamanya yang berupa bandeng itu sendiri dan

pemasok untuk bahan baku pendukung untuk bumbu yang berupa bawang

putih, garam, kunyit, jahe, dan pewarna makanan. Selain itu terdapat 2

pemasok untuk kemasannya.

1. Aliran material bahan baku utama (bandeng) meliputi:

1.1 Pendistribusian bandeng mentah dari pemasok ke Bandeng

Juwana Elrina di Lingkungan Industri Kecil (LIK)

Pengiriman bahan baku utama (bandeng mentah)

dilakukan sehari setelah perusahaan melakukan pemesanan.

Pemasok bahan baku utama mengirimkan bandeng ke LIK

(Lingkungan Industri Kecil) untuk dilakukan pengecekan,

pencucian dan penggaraman. Bandeng yang dikirim pemasok ini

sudah terlebih dulu dibersihkan isi perutnya. Bandeng yang telah

diterima perusahaan langsung di cek dengan cara melakukan

sampling dengan mengambil beberapa bandeng yang kemudian di

cek menurut standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

1.2Pengembalian (retur) bandeng mentah yang tidak sesuai kriteria ke

pemasok

Ketika perusahaan menerima bandeng mentah dari

(15)

bandeng dari pemasok tidak sesuai standar yang dimiliki

perusahaan maka bandeng tersebut akan di retur saat itu juga dan

akan dikirim lagi ke perusahaan tergantung kapan pemasok

bandeng mentah bisa mengirimkan kembali bandeng mentah yang

telah di retur oleh Bandeng Juwana Elrina mengingat pemasok

bandeng mentah hanyalah pengepul (tengkulak). Bandeng Juwana

Elrina akan melakukan retur jika terdapat 1 kg bandeng yang tidak

sesuai standar.

1.3Pendistribusian bandeng mentah dari LIK ke Bandeng Juwana

Elrina Pandanaran dan Gatot Subroto

Bandeng yang telah lolos seleksi akan melalui tahap

selanjutnya yaitu pencucian dan penggaraman dan selanjutnya

disimpan ke cool room. Setelah itu bandeng dikirim ke Pandanaran

dan Gatot Subroto untuk diproses lebih lanjut. Pengiriman bandeng

mentah dari LIK ke Pandanaran dan Gatsu dilakukan setiap hari

sebanyak 1x dengan jumlah pengiriman ke Pandanaran ±40 basket

x @28kg dan jumlah pengiriman ke Gatsu ±100-125 basket x

@28kg.

1.4Pendistribusian bandeng jadi dari Gatot Subroto ke Bandeng

Juwana Pamularsih

Bandeng jadi dari lokasi produksi Gatot Subroto dikirim ke

Bandeng Juwana Elrina Pamularsih setiap harinya sebanyak 1x

(16)

Gambar 4. 7 Aliran Material Antara Pemasok Bandeng Mentah Dengan Bandeng Juwana Elrina Semarang

2. Aliran material bahan baku pendukung

2.1Pendistribusian bawang putih dan kunyit

Setelah pihak Bandeng Juwana Elrina memesan ke

pemasok dengan datang langsung ke pasar Johar, pemasok bawang

putih dan kunyit akan mengirimkannya ke Bandeng Juwana Elrina

Pandanaran sesuai dengan jumlah pesanan.

2.2Pendistribusian jahe, garam, dan pewarna makanan

Setelah pihak Bandeng Juwana Elrina melakukan

pemesanan ke pemasok melalui telepon, pemasok jahe, garam dan

pewarna makanan akan mengirimkannya ke Bandeng Juwana

Elrina Pandanaran sesuai dengan jumlah pesanan.

2.3Pendistribusian kemasan

Setelah pihak Bandeng Juwana Elrina melakukan

(17)

kemasan akan mengirimkannya ke Bandeng Juwana Elrina

Pandanaran sesuai dengan jumlah pesanan. Setelah itu, kemasan

dimasukkan ke gudang bahan dan sebagian dikirim ke toko

Bandeng Juwana Elrina di Pamularsih.

Gambar 4. 8 Aliran Material Antara Pemasok Kemasan Dengan Bandeng Juwana Elrina Semarang

2.4Pengecekan dan pengembalian (retur) jahe yang tidak sesuai

Saat bawang putih, kunyit, jahe, garam, pewarna makanan

dan kemasan dikirim ke Bandeng Juwana Elrina, saat itu juga

dilakukan pengecekan atas barang yang diterima. Setelah

pengecekan selesai dilakukan, jika ada jahe yang busuk maka saat

itu juga akan dilakukan retur. Bumbu dan kemasan yang telah

melewati tahap pengecekan akan dibawa ke gudang bahan. Kemasan

dari pemasok

Pengecekan di Bandeng

Juwana Elrina Pandanaran

Dikirim ke Toko Bandeng

juwana Elrina Pamularsih

Masuk ke gudang bahan

(18)

Gambar 4. 9 Aliran Material Antara Pemasok Bumbu dan Kemasan Dengan Bandeng Juwana Elrina Semarang

2.5Proses pembuatan bumbu

Bumbu yang digunakan dalam pembuatan bandeng presto

adalah bawang putih, jahe dan garam. Setelah ketiga bahan tersebut

diambil dari gudang bahan maka dilakukan pengupasan untuk

bawang putih dan pemotongan jahe. Setelah bawang putih selesai

dikupas, bawang putih dihaluskan dengan cara di blender. Setelah

itu, bawang putih yang telah diblenderdiberi garam.

(19)

2.6Proses pengolahan kunyit sebagai pewarna

Kunyit yang telah diambil dari gudang bahan langsung

dibakar. Setelah itu selesai dibakar, kunyit dikupas dan kemudian

ditumbuk.

Gambar 4. 11 Proses Pengolahan Kunyit

3. Aliran material bahan baku utama menjadi produk akhir (proses

pengolahan) meliputi:

Proses pengolahan bandeng mentah adalah sebagai berikut:

A. Pengecekan, Pencucian, dan Penggaraman di LIK

Setelah dilakukan pengecekan, dilakukan pencucian pada

bandeng mentah yang sesuai kriteria. Pencucian bandeng mentah

dilakukan dengan menggunakan air yang mengalir. Hal tersebut

bertujuan agar semua kotoran dari tubuh bandeng mentah langsung

terbuang. Setelah dilakukan pencucian, bandeng mentah dibei

garam. Selanjutnya, bandeng mentah tersebut sebagian dikirim ke kunyit diambil

dari gudang

Kunyit dibakar

Kunyit dicuci

(20)

Pandanaran dan Gatot Subroto (Gatsu) dan sebagian lagi disimpan

di cool room yang berada di LIK.

B. Proses Produksi di Pandanaran dan Gatot Subroto (Gatsu)

1. Pengambilan bandeng dari cool room

Bandeng yang akan diolah diambil dari cool room.

Pengambilan bandeng dari cool room ini berdasarkan FIFO (First

In First Out). Bandeng mentah dari cool room diambil berdasarkan

tanggal penerimaan ikan bandeng yang tertulis di keranjang

penyimpanan. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kesegaran

bandeng.

2. Proses thawing

Setelah bandeng diambil dari cool room,

bandeng-bandeng tersebut diletakkan di ember untuk dialiri air selama 3

jam. Jumlah bandeng mentah yang dialiri air tiap harinya di

Pandanaran ± 30 basket x @28kg, sedangkan di Gatot Subroto

(Gatsu) ± 60-70 basket x 28kg. Proses mengaliri bandeng beku

dengan air mengalir ini disebut proses thawing. Proses thawing ini

sendiri bertujuan untuk mencairkan es pada bandeng.

3. Pemberian jahe, bawang putih, dan garam

Setelah melewati proses thawing, pada bagian dalam ikan

bandeng diberi bumbu berupa bawang putih dan garam yang telah

dicampur menjadi satu. Sedangkan jahe diletakkan di dalam

(21)

4. Pemberian egg yellow dan kunyit

Setelah diolesi jahe, bawang putih dan garam pada bagian

dalam ikan bandeng, pada bagian luar ikan bandeng diberi pewarna

makanan egg yellow dan kunyit agar tidak pucat.

5. Pemasakan bandeng dengan pressure cooker

Ikan bandeng disusun berjejer di atas lempengan dalam

pressure cooker. Kapasitas setiap pressure cooker ± 8 kg bandeng

mentah. Pada proses pemasakan, bagian bawah pressure cooker

diberi air ± 750cc. Ikan bandeng kemudian dimasak dengan suhu

± 127ºC selama 1 jam. Setelah tekanan mencapai 2 atm, api pada

kompor dikecilkan untuk menjaga agar tekanan pada pressure

cooker tetap 2 atm hingga duri ikan bandeng menjadi lunak (± 1

jam) kemudian lubang kecil pada pressure cooker dibuka hingga

suaranya menghilang. Untuk memastikan bandeng presto tersebut

sudah matang, karyawan Bandeng Juwana Elrina menggunakan

indra penciuman mereka karena menurut mereka ikan yang sudah

matang akan menghasilkan aroma yang wangi. Tidak hanya itu,

untuk memastikan kematangan ikan bandeng, karyawan Bandeng

Juwana Elrina memastikan dengan cara menyentuh ikan bandeng

dengan menggunakan jari.

6. Proses pendinginan

Setelah ikan bandeng matang, ikan bandeng beserta

(22)

dibawa ke ruang pendingin. Pada ruang pendingin di Pandanaran

digunakan 9 kipas dan 7 exhaust fan sedangkan di Gatsu memiliki

2 ruangan pendingin yang menggunakan 4 kipas dan 4 exhaust fan

di tiap ruangannya. Penggunaan kipas tersebut sebagai pendingin

yang bertujuan untuk membuang aliran panas pada bandeng.

Exhaust fan digunakan untuk pembuangan angin panas dari ruang

pendingin ke luar sehingga sirkulasi udara tetap terjaga.

4. Aliran produk akhir berupa bandeng yang telah diolah meliputi:

4.1Pengemasan bandeng jadi ke dalam plastik

Bandeng yang sudah jadi diberi karton sebagai alas agar

bandeng tidak mudah patah yang kemudian bandeng diletakkan ke

rak di ruangan pendingin. Setelah bandeng benar-benar tidak

panas, bandeng yang diproduksi di Pandanaran dimasukan ke

dalam plastik PE sebagai plastik pembungkus bandeng. Setelah itu

bandeng dibawa ke toko dan diletakkan di display area. Sedangkan

bandeng yang diproduksi di Gatot Subroto dikirim ke Toko

Bandeng Juwana Elrina Pamularsih kemudian dilakukan

pengemasan di toko.

4.2Pengemasan bandeng jadi ke dalam dus ½ kg, 3-4 ekor, 1 ekor

(23)

Gambar 4. 12 Proses Produksi di Bandeng Juwana Elrina Semarang

4.3Penjualan bandeng jadi ke konsumen akhir yang membeli dengan

datang langsung ke toko Bandeng Juwana Elrina

Konsumen dapat membeli bandeng jadi dengan datang

langsung ke toko Bandeng Juwana Elrina di Pandanaran dan

Pamularsih.

4.4Penjualan bandeng jadi ke konsumen akhir melalui

web/whatsapp/BBM

Selain melayani pembelian secara langsung di toko,

Bandeng Juwana Elrina juga melayani pembelian melalui web,

BBM maupun melalui WA sehingga pengiriman produknya

(24)

4.5Penjualan bandeng jadi ke konsumen akhir yaitu Carrefour,stasiun,

bandara

Bandeng Juwana Elrina ini tidak memiliki distributor

sehingga konsumennya merupakan konsumen akhir. Tetapi

terkadang ada pihak dari Carrefour, stasiun maupun bandara yang

membeli bandeng di Bandeng Juwana Elrina kemudian dijual

kembali dengan harga yang lebih tinggi dari harga di Bandeng

Juwana Elrina itu sendiri.

5. Aliran material dari konsumen akhir ke Bandeng Juwana Elrina

Jika bandeng yang dipesan konsumen yang membeli melalui

web/WA/BBM tidak sesuai pesanan, maka konsumen akan

menghubungi pihak Bandeng Juwana Elrina dan melakukan retur. Jika

bandeng yang di retur oleh konsumen kondisinya masih baik dan layak

untuk dijual maka akan dijual kembali, namun jika bandeng yang di

retur oleh konsumen sudah tidak layak jual maka akan dibuang.

Gambar 4. 13 Aliran Material dari Konsumen Akhir ke Bandeng Juwana Elrina Semarang

Bandeng dari konsumen akhir

Dilakukan pengecekan

Layak jual Tidak layak jual

(25)

retur

(26)

Lanjutan Gambar 4.14 Aliran Material di Bandeng Juwana Elrina Semarang

Kunyit dibakar ditumbuk dicuci

Proses pendinginan Bandeng jadi

7

(27)

Lanjutan Gambar 4.14 Aliran Material di Bandeng Juwana Elrina Semarang

* Toko Bandeng Juwana Elrina

Pandanaran

*Toko Bandeng Juwana Elrina

Pamularsih

Layak jual

Tidak layak jual dibuang

Konsumen akhir (instansi pemerintahan, Carrefour, stasiun, dan

bandara) Konsumen akhir (beli di

toko)

Konsumen akhir (beli melalui Web/WA/BBM)

dijual

(28)

Keterangan:

: Pemasok Bumbu

: aktivitas pengolahan bumbu

: pergerakan arus material berupa bumbu : Pemasok Bandeng

: aktivitas pengolahan bandeng

: pergerakan arus material berupa bandeng : Pemasok Kemasan

: aktivitas pengecekan kemasan

: pergerakan arus material berupa kemasan : Bandeng Juwana Elrina

: Konsumen akhir (beli di toko)

: Konsumen akhir (beli melalui Web/WA/BBM)

: Konsumen akhir (instansi pemerintahan, Carrefour, stasiun, dan bandara)

: aktivitas penjualan dan penanganan retur dari konsumen

(29)

4.2.5 Aliran Pembayaran (Kas)

Aliran pembayaran (kas) pada Bandeng Juwana Elrina adalah sebagai

berikut:

1. Aliran kas (pembayaran) dari konsumen akhir ke Bandeng Juwana

Elrina

Arus pembayaran yang terjadi dari konsumen ke

Bandeng Juwana Elrina berbeda-beda meski semua konsumen

merupakan konsumen akhir Bandeng Juwana Elrina.

1.1 Pembayaran yang dilakukan oleh konsumen akhir yang membeli

langsung di toko Bandeng Juwana Elrina

Pembayaran oleh konsumen yang membeli di toko

Bandeng Juwana Elrina dilakukan secara langsung dimana ketika

mendapatkan barang langsung membayar.

Gambar 4. 15 Aliran Kas (pembayaran) Antara Konsumen Akhir yang Datang Langsung ke Toko Bandeng Juwana

(30)

1.2 Pembayaran yang dilakukan oleh konsumen akhir, yaitu instansi

pemerintahan, Carrefour, stasiun, dan bandara

Tidak jarang juga Bandeng Juwana Elrina mendapatkan

pesanan dari instansi pemerintah untuk paket oleh-oleh sehingga

mereka biasanya meminta waktu untuk pelunasan dan Bandeng

Juwana Elrina memberi waktu untuk pelunasan maksimal satu

bulan.

Sedangkan konsumen dari pihak Carrefour, stasiun serta

bandara meminta waktu untuk pelunasan dan biasanya perusahaan

memberi waktu pelunasan maksimal satu minggu.

Gambar 4. 16 Aliran Kas (pembayaran) Antara Carrefour, Pihak Instansi Pemerintahan, Stasiun, dan Bandara Dengan

(31)

1.3 Pembayaran yang dilakukan oleh konsumen akhir yang membelinya

melalui web/whatsapp/BBM

Berbeda dengan yang langsung membeli di toko,

konsumen yang membeli melalui web dilakukan via transfer

dimana produk akan dikirim jika konsumen tersebut telah

melakukan transfer.

Gambar 4. 17 Aliran Kas (pembayaran) Antara Konsumen Akhir yang Membeli Melalui Web/WA/BBM Dengan

Bandeng Juwana Elrina Semarang

2. Aliran Kas (pembayaran) dari Bandeng Juwana Elrina ke Pemasok

Bandeng Juwana Elrina melakukan pembayaran ke para

pemasoknya dengan cara yang berbeda-beda. Bandeng

Juwana Elrina

Membayar atas pembelian

bandeng jadi

Konsumen akhir (membeli

(32)

2.1 Pembayaran yang dilakukan oleh Bandeng Juwana Elrina ke pemasok

bandeng

Pembayaran ke pemasok bahan baku utama (bandeng)

dilakukan setiap satu minggu jadi total pemesanan bandeng dari hari

Senin hingga Minggu dibayarkan setiap hari Senin.

2.2 Pembayaran yang dilakukan oleh Bandeng Juwana Elrina ke pemasok

bumbu

Pembayaran ke pemasok bumbu (bawang putih, jahe,

garam, kunyit, pewarna makanan) dilakukan secara langsung

dimana ketika barang datang langsung dibayarkan sesuai pembelian

yang saat itu dilakukan.

2.3 Pembayaran yang dilakukan oleh Bandeng Juwana Elrina ke pemasok

kemasan

Pembayaran ke pemasok kemasan dilakukan hari Senin

atau Kamis.

Gambar 4. 18 Aliran Kas (pembayaran) dari Bandeng Juwana Elrina Semarang ke Pemasok

Bandeng Juwana

Elrina Membayar atas

pembelian bahan baku

Term pembayaran Pemasok

Bandeng, Bumbu,

(33)

Gambar 4. 19 Aliran Kas (pembayaran) di Bandeng Juwana Elrina Semarang

dan Kemasan Konsumen akhir

(34)

4.3 Model Manajemen Rantai Pasokan Bandeng Juwana Elrina Semarang

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa manajemen rantai

(35)

Aliran Material Aliran Informasi

Aliran Pembayaran (kas)

Gambar 4. 20 Model Manajemen Rantai Pasokan Bandeng Juwana Elrina Semarang

(36)

Keterangan:

: Pemasok bandeng : Pemasok bumbu : Pemasok kemasan : Bandeng Juwana Elrina

(37)

4.4 Perancangan Green Supply Chain Management

Dalam pelaksanaannya, green supply chain management ini

memiliki 4 aktivitas, yaitu green purchasing, green manufacturing, green

distribution,dan reserve logistic.

4.4.1 Green Purchasing

Pada bagian green purchasing akan dibahas mengenai

kondisi green purchasing, hambatan dan peluang dalam

perancangan green purchasing, serta perancangan green purchasing

pada Bandeng Juwana Elrina Semarang.

4.4.1.1 Kondisi Green Purchasing

Pada aktivitas ini, Bandeng Juwana Elrina harus

memperhatikan para pemasoknya dimana pemasok harus memiliki

standar mutu lingkungan, memiliki kesadaran lingkungan,

meminimalkan limbah yang dihasilkan, mengurangi penggunaan

bahan yang berbahaya bagi lingkungan serta melakukan reuse

maupun recycle. Pada Bandeng Juwana Elrina sendiri ada 3

pemasok yaitu pemasok bandeng, pemasok bumbu, dan pemasok

kemasan.

a. Pemasok bandeng

Pemasok bandeng mentah (Bapak Turmidzi, UD.

Terang Abadi, dan Empang Agung) di Bandeng Juwana Elrina

(38)

pengepul ini akan mencarikan ikan bandeng ketika pihak

Bandeng Juwana Elrina ini membutuhkannya. Pemasok

bandeng mengambil ikan bandeng dari tambak yang

berbeda-beda tergantung jumlah ikan bandeng yang ada di tambak

tersebut. Pemasok tidak mengetahui apakah ikan bandeng

tersebut berasal dari tambak yang telah memiliki sertifikat

CBIB (Cara Budidaya Ikan yang Baik) dan CPIB (Cara

Pembenihan Ikan yang Baik) atau belum, serta ikan bandeng

yang berasal dari pengepul belum ber-SNI.

Bandeng Juwana Elrina pun tidak mempermasalahkan

mengenai ikan bandeng mentah dari pemasok yang belum

ber-SNI asalkan ikan bandeng dari pemasok tersebut memenuhi

kriteria yang telah ditetapkan Bandeng Juwana Elrina, yaitu

sisik ikan harus mengkilap, ikan bandeng dalam keadaan utuh,

mata bersih (bersinar), insang berwarna merah terang, daging

kenyal (tidak lembek), tidak bau tanah, warna daging putih

kemerah-merahan, bobot bandeng per ekor antara 0,3 kg – 0,5

kg.

Setelah pengepul mendapatkan ikan bandeng, ikan

bandeng tersebut disiangi (dikeluarkan isi perutnya). Hal

tersebut dilakukan untuk meminimalkan limbah yang dihasilkan

(39)

perut bandeng tersebut diambil orang untuk dimanfaatkan

sebagai makan bebek.

Bandeng-bandeng yang telah disiangi diletakkan ke

dalam blong yang berisi es batu dan dikirim ke LIK

(Lingkungan Industri Kecil) dengan menggunakan truk. Setelah

sampai di LIK, blong berisi es batu yang digunakan untuk

meletakkan ikan bandeng tersebut dibawa kembali oleh

pemasok.

b. Pemasok bumbu

Pemasok bawang putih, kunyit dan jahe di Bandeng

Juwana Elrina merupakan pedagang di pasar, sedangkan

pemasok garam dan pewarna makanan di Bandeng Juwana

Elrina merupakan distributor. Sehingga pemasok bumbu di

Bandeng Juwana Elrina tidak terdapat aktivitas pengolahan

yang dilakukan. Dalam mengirimkan bumbu, pemasok bumbu

menggunakan plastik dan karung karena dinilai lebih praktis

dan murah. Setelah bumbu dikirim ke Bandeng Juwana Elrina,

plastik atau karung yang menjadi tempat tersebut tidak dibawa

lagi oleh pemasok namun dijadikan tempat untuk bahan baku

berupa bumbu. Jika bumbu telah habis, plastik atau karung

tersebut digunakan menjadi tempat sampah dan kemudian

(40)

c. Pemasok kemasan

Pemasok kemasan ini ada 2 yaitu kemasan plastik dan

kemasan kardus. Pemasok kemasan plastik merupakan

perantara (tidak melakukan proses produksi). Kemasan plastik

dalam yang digunakan untuk membungkus bandeng adalah

plastik PE dan kemasan plastik tenteng bandeng berbahan

LLDPE. Plastik PE sendiri merupakan plastik yang baik

digunakan untuk pembungkus makanan (food grade). Untuk

kemasan plastik, pemasok sendiri tidak memiliki bahan plastik

biodegradable (yang dapat terurai) sedangkan untuk kemasan

kardus menggunakan bahan duplex.

Pemasok kemasan mencetak kemasan sesuai dengan

jumlah yang dipesan oleh pihak Bandeng Juwana Elrina.

Setelah kemasan yang dipesan jadi, kemasan tersebut

dimasukkan ke dalam karung. Setelah kemasan sampai di

Bandeng Juwana Elrina, karung yang menjadi tempat kemasan

tadi tidak dibawa lagi oleh pemasok namun dijadikan tempat

untuk bahan baku berupa kemasan. Jika kemasan telah habis,

plastik atau karung tersebut digunakan menjadi tempat sampah

(41)

4.4.1.2 Hambatan Green Purchasing

Hambatan dalam perancangan green purchasing pada

Bandeng Juwana Elrina adalah sebagai berikut:

a. Pemasok tidak mengetahui apakah ikan bandeng yang diambil

berasal dari tambak yang telah memiliki sertifikat CBIB dan

CPIB.

CBIB ( Cara Budidaya Ikan yang Baik) adalah sertifikasi

perikanan budidaya dari Pemerintahan Republik Indonesia agar

dalam melakukan budidaya dapat dijalankan sesuai dengan

standar yang ada. Tambak ikan bandeng diniai perlu memiliki

sertifikat CBIB karena CBIB ini mengatur aspek teknis, aspek

manajemen, aspek keamanan pangan dan aspek lingkungan

sehingga tambak tidak hanya memperhatikan kualitas dan mutu

ikan yang dihasilkan tetapi juga memperhatikan kondisi

lingkungan di sekitar tambak.

Pada aspek teknis diperhatikan mengenai kelayakan

lokasi dan sumber air, proses produksi dan kelayakan fasilitas.

Selain itu, benih ikan yang di budidayakan juga harus berasal

dari unit pembenihan yang bersertifikasi CPIB. Sehingga

sebelum melakukan sertifikasi CBIB, tambak harus terlebih

dahulu melakukan sertifikasi CPIB.

Pada aspek manajemen diperhatikan mengenai

(42)

dan pengolahan kolam. Pada aspek keamanan pangan

diperhatikan mengenai pakan yang digunakan. Pakan yang

boleh digunakan adalah pakan yang sudah disertifikasi

Kementrian Kelautan dan Perikanan dan jika menggunakan

pakan sendiri maka pakan tersebut harus dianalisis di

laboratorium terlebih dahulu. Pada aspek lingkungan

diperhatikan mengenai pembuangan air yang dilakukan agar

tidak mencemari lingkungan sekitar.

Selain sertifikat CBIB, ada pula sertifikat CPIB (Cara

Pembenihan Ikan yang Baik). CPIB adalah standar sistem mutu

pembenihan yang harus diterapkan oleh pembenih ikan dalam

memproduksi benih ikan yang bermutu dengan memperhatikan

persyaratan pembenihan ikan, prosedur produksi, hingga

penerapan biosecurity. Tambak ikan bandeng dinilai perlu

memiliki sertifikat CPIB karena dengan memiliki sertifikat

CPIB, ikan yang dihasilkan dari tambak tersebut sudah terjamin

mutunya dan tambak tersebut juga pasti tidak mencemari

lingkungan karena diatur mengenai pembuangan air yang tidak

mencemari lingkungan.

b. Pemasok mengambil ikan bandeng dari tambak yang

berbeda-beda

Pemasok mengambil ikan bandeng tidak hanya di

(43)

mengambil ikan bandeng di tambak A dengan jumlah yang

cukup banyak maka jika ada pesanan lagi pemasok bisa saja

mengambil ikan bandeng dari beberapa tambak tergantung dari

jumlah ikan bandeng yang tersedia. Jadi semisal hanya ada 2

tambak yang memiliki sertifikat CBIB dan CPIB serta ikan

bandeng yang ber-SNI, karena pemasok merupakan pemasok

bandeng di beberapa tempat (bukan hanya pemasok bandeng di

Bandeng Juwana Elrina) maka sangatlah mungkin jika Bandeng

Juwana Elrina tidak selalu mendapatkan ikan bandeng yang

berasal dari tambak yang bersertifikat CBIB dan CPIB serta

ikan bandeng yang ber-SNI. Namun lain halnya jika pihak

Bandeng Juwana Elrina mengharuskan ikan bandeng bandeng

tersebut berasal dari tambak yang telah memiliki sertifikat

CBIB dan CPIB serta ikan bandeng yang ada di tambak tersebut

sudah ber-SNI, pemasok pastinya akan bekerja sama dengan

petani tambak tersebut.

c. Pemasok kemasan plastik pada Bandeng Juwana Elrina tidak

(44)

4.4.1.3 Peluang Green Purchasing

Peluang dalam perancangan green purchasing pada

Bandeng Juwana Elrina adalah sebagai berikut:

a. Limbah aktivitas penyiangan

Sebelum dikirim ke Bandeng Juwana Elrina, bandeng

mentah yang berasal dari pemasok telah disiangi atau

dikeluarkan isi perutnya. Hal tersebut diminta oleh Bandeng

Juwana Elrina untuk meminimalkan limbah yang

dihasilkannya. Limbah yang berupa isi perut bandeng tersebut

oleh pemasok bandeng diberikan ke orang untuk pakan bebek.

4.4.1.4 Perancangan Green Purchasing

Perancangan green purchasing pada Bandeng Juwana

Elrina adalah sebagai berikut:

a. Membeli bandeng mentah dari pemasok yang memiliki

standar mutu lingkungan

Bandeng Juwana Elrina dapat mencari pemasok bahan

baku yang memiliki standar mutu lingkungan seperti

contohnya memilih pemasok bandeng yang mengambil

bandeng dari tambak yang memiliki standar CPIB (Cara

Pembenihan Ikan yang Baik) dan CBIB (Cara Budidaya Ikan

(45)

CPIB dan CBIB maka ikan dari tambak tersebut sudah

terjamin mutu dan kualitasmya.

b. Membeli kemasan plastik dari pemasok yang memiliki bahan

yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan

Bandeng Juwana Elrina dapat mencari pemasok

kemasan plastik yang memiliki plastik biodegradable karena

pemasok kemasan plastik yang saat ini tidak memiliki plastik

yang biodegradable. Kemasan plastik yang biodegradable

(ramah lingkungan) dan aman bagi kesehatan adalah kemasan

plastik berbahan HDPE (High Density Polyethylene) yang

diproduksi oleh perusahaan Sinar Joyoboyo Plastic di daerah

Magelang, Jawa Tengah. Harga kemasan plastik berbahan

HDPE sebesar Rp 400,00 per lembar, harga kemasan plastik

berbahan PE sebesar Rp 194,00 per lembar sedangkan harga

kemasan plastik berbahan LLDPE adalah Rp 785,00. Selisih

harga kemasan plastik bahan PE dan LLDPE dengan kemasan

plastik HDPE cukup banyak, namun plastik berbahan HDPE

aman digunakan untuk makanan (food grade) dan

(46)

4.4.2 Green Manufacturing

Pada bagian green manufacturing akan dibahas mengenai

kondisi green manufacturing, hambatan dan peluang dalam

perancangan green manufacturing, serta perancangan green

manufacturing pada Bandeng Juwana Elrina Semarang.

4.4.2.1 Kondisi Green Manufacturing

Selain memperhatikan pemasok, Bandeng Juwana Elrina

juga harus memperhatikan aktivitas green dalam perusahaannya

sendiri. Aktivitas-aktivitas tersebut meliputi:

a. Pemeliharaan kualitas input sebelum pengolahan

Pemeliharaan kualitas input ini telah dilakukan

Bandeng Juwana Elrina dengan melakukan pengecekan

terhadap bandeng mentah, bawang putih, jahe, kunyit, dan

garam yang dibeli dari pemasok. Bandeng mentah dilakukan

pengecekan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan Bandeng

Juwana Elrina yaitu sisik ikan harus mengkilap, ikan bandeng

dalam keadaan utuh, mata bersih (bersinar), insang berwarna

merah terang, daging kenyal (tidak lembek), tidak bau tanah,

warna daging putih kemerah-merahan, bobot bandeng per ekor

antara 0,3 kg – 0,5 kg. Kemudian setelah bandeng tersebut

(47)

pencucian dan penggaraman, setelah itu dimasukkan ke cool

room.

Bawang putih, kunyit, pewarna makanan dan garam

juga dilakukan pengecekan apakah sudah sesuai dengan jumlah

yang dipesan atau belum. Sedangkan untuk jahe dilakukan

pengecekan berdasarkan ukuran karena jahe yang digunakan

adalah jahe gajah. Jika ukuran jahe yang dikirim oleh pemasok

terlalu kecil maka jahe tersebut akan dikembalikan. Setelah

bawang putih, kunyit, jahe dan garam telah dilakukan

pengecekan maka akan disimpan di gudang bahan.

b. Pemeliharaan Kualitas Air

Air yang digunakan untuk proses produksi berasal dari

air sumur. Standar mutu air yang ditetapkan oleh Bandeng

Juwana Elrina adalah tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak

berasa. Bandeng Juwana Elrina juga melakukan pengecekan

tangki air setiap minggu untuk memastikan kebersihannya.

Selain itu, untuk memastikan air yang digunakan dalam proses

produksi benar-benar layak, dilakukan pengecekan setiap 6

bulan sekali di dinas kelautan. Dan berdasarkan pengecekan

yang telah dilakukan, air sumur tersebut layak digunakan untuk

proses produksi.

(48)

Pada Bandeng Juwana Elrina tidak terdapat

pengontrolan penggunaan zat berbahaya namun bandeng yang

dijual oleh Bandeng Juwana Elrina sudah terbukti aman karena

telah bersertifikat Halal dengan nomor: 15020010640214,

memiliki SKP (Sertifikat Kelayakan Pengolahan) dengan

nomor 2372/33/SKP/LN/X/2014, bersertifikat P-IRT No.

202337406458, dan telah bersertifikat SNI dengan nomor: SNI

4106:2009. Pada SKP, P-IRT, serta SNI diatur mengenai

jaminan mutu produk bandeng yang dihasilkan.

d. Penggunaan energi

i. Penggunaan air

Dalam melakukan proses produksi bandeng,

Bandeng Juwana Elrina sendiri cukup banyak

menggunakan air untuk proses pencucian bandeng dan

untuk mengaliri bandeng (proses thawing). Pencucian

bandeng sendiri harus menggunakan air mengalir agar

kotoran yang ada pada tubuh bandeng langsung

terbuang. Untuk proses thawing sendiri, terdapat 30

basket dengan berat masing-masing basket 28 kg yang

masing-masing basketnya berisi sekitar 56 - 93 bandeng.

Bandeng-bandeng tersebut dialiri air selama 3 - 4 jam

menggunakan air sumur. Penggunaan air pada proses

(49)

boros karena menggunakan air mengalir selama 3 – 4

jam.

ii.Penggunaan kipas dan exhaust fan

1) Bandeng Juwana Elrina Lokasi LIK

Bandeng Juwana Elrina tempat untuk pengecekan,

pencucian dan penggaraman yang berada di

Lingkungan Industri Kecil (LIK) ini hanya

menggunakan 4 buah kipas angin karena Bandeng

Juwana Elrina lokasi LIK ini memiliki atap yang

tinggi dan dan terdapat turbin untuk sirkulasi angin.

2) Bandeng Juwana Elrina Pandanaran

Di ruangan pendingin yang merupakan tempat untuk

menyimpan bandeng-bandeng yang telah selesai

dimasak terdapat 9 kipas dan 7 exhaust fan.

Penggunaan kipas tersebut sebagai pendingin yang

bertujuan untuk membuang aliran panas pada

bandeng. Penggunaan kipas ini dinilai lebih efisien

daripada AC karena AC tidak dapat digunakan

selama 24 jam dan biaya AC juga lebih mahal

dibanding kipas angin serta penggunaan AC juga

dapat mempengaruhi kualitas bandeng jadi. Exhaust

fan digunakan untuk pembuangan angin panas dari

(50)

terjaga. Penggunaan kipas dan exhaust fan ini

menurut Bandeng Juwana Elrina tidak dapat

dikurangi karena jika jumlahnya dikurangi akan

mempengaruhi lamanya waktu yang dibutuhkan

untuk proses pendinginan ikan bandeng. Sedangkan

untuk penggunaan kipas di toko Bandeng Juwana

Elrina Pandanaran sebanyak 16 buah. Bandeng

Juwana Elrina tidak menggunakan AC di toko karena

pintu masuk di toko dibuat terbuka sehingga jika

menggunakan AC dinilai percuma.

2) Tempat Produksi Gatot Subroto

Tempat produksi yang berada di Gatot Subroto

(Gatsu) memiliki 2 ruangan pendingin untuk

menyimpan bandeng-bandeng yang telah selesai

dimasak. Di ruangan tersebut terdapat 4 kipas dan 4

exhaust fan di masing-masing ruangan pendingin.

3) Bandeng Juwana Elrina Pamularsih

Di toko Bandeng Juwana Elrina Pamularsih

menggunakan kipas sebanyak 18 buah. Toko tidak

menggunakan AC karena pintu toko dibuat terbuka

sehingga jika menggunakan AC akan percuma.

Selain itu, jika menggunakan AC akan

(51)

karena bandeng tersebut belum diberi kemasan

plastik.

iii. Penggunaan lampu

1) Lingkungan Industri Kecil (LIK)

Tempat pencucian ikan di LIK menggunakan 4

lampu TL. Penggunaan lampu di LIK ini dinilai

cukup karena atap di tempat produksi LIK ini

terdapat bagian-bagian yang transparan sehingga

ruangan mendapatkan cahaya matahari.

2) Bandeng Juwana Elrina Pandanaran

Bandeng Juwana Elrina ini menggunakan 8 lampu

di dapur dan 9 lampu di ruang pendingin. Lampu

yang digunakan di dapur adalah jenis lampu TL

biasa. Dalam penggunaan lampu terutama di daerah

dapur dinilai terlalu berlebihan karena pada area

dapur mendapat cahaya matahari yang cukup

sehingga penggunaan lampu dapat dikurangi

menjadi 5 saja yaitu 2 lampu di tempat memasak

dan 3 lampu di dekat cool room. Dan untuk ruangan

pendingin terdapat 9 lampu TL biasa untuk

penerangan dan dilengkapi dengan 6 lampu UV

untuk menghindari adanya lalat atau serangga yang

(52)

Lampu UV hanya dinyalakan pada malam hari

karena jika manusia terkena lampu UV akan terasa

gatal. Dimana pada saat siang hingga sore hari

masih terdapat aktivitas pemindahan ikan bandeng

yang telah matang ke ruang pendingin sehingga

terdapat karyawan yang keluar-masuk ke ruangan

pendingin. Lampu yang digunakan di toko Bandeng

Juwana Elrina sendiri ada 45 buah dengan jenis

lampu yang digunakan adalah lampu TL.

3) Tempat Produksi Gatot Subroto (Gatsu)

Tempat produksi di Gatot Subroto (Gatsu) ini

menggunakan 14 lampu TL biasa di area dapur dan

4 lampu pada tiap ruangan pendingin.

4) Bandeng Juwana Elrina Pamularsih

Toko Bandeng Juwana Elrina Pamularsih

menggunakan sebanyak 40 lampu. Jenis lampu

yang digunakan adalah lampu TL.

e. Meningkatkan masa hidup produk

Bandeng duri lunak yang telah diproduksi dan selama

1 hari belum terjual maka akan dikemas menjadi bandeng duri

lunak vacuum agar dapat bertahan lebih lama (2 bulan) dan tidak

terbuang.

(53)

Dalam memproduksi bandeng duri lunak digunakan

pressure cooker untuk memasak. Kapasitas setiap pressure

cooker ± 8 kg sehingga setiap kali memasak, 1 pressure cooker

akan diisi ± 8 kg.

g. Desain produk

Bandeng duri lunak yang telah selesai di produksi

diberi alas karton agar bandeng tersebut tidak mudah patah.

Setelah itu diberi kemasan plastik sebagai pembungkus

bandeng. Kemudian barulah bandeng jadi dimasukkan ke dalam

dus bandeng dan dimasukkan ke dalam plastik tenteng bandeng.

h. Kesadaran lingkungan

Limbah yang dihasilkan Bandeng Juwana Elrina

adalah limbah padat dan limbah cair.

1) Limbah padat

Limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi

berupa perasan kunyit, kulit bawang, dan potongan jahe.

Selain itu, ada juga limbah plastik, karung dan blong bekas

tempat bahan baku pendukung. Limbah yang dihasilkan

dari proses produksi, limbah berupa karung dan plastik

bekas tempat bahan baku dijadikan tempat sampah dan

setelah itu dibuang. Sedangkan limbah berupa blong bekas

tempat bahan baku dijual ke rosok.

(54)

Limbah cair yang dihasilkan berupa air sisa masak

bandeng. Air sisa masak bandeng tersebut disaring 7 kali

sebelum akhirnya dibuang ke selokan agar tidak mencemari

lingkungan.

i. Mengurangi penggunaan bahan yang berbahaya bagi

lingkungan

Dalam proses produksi bandeng duri lunak tidak

digunakan bahan yang berbahaya bagi lingkungan karena

hanya menggunakan input berupa bandeng mentah, jahe,

kunyit, bawang putih, garam, dan pewarna makanan egg

yellow.

4.4.2.2 Hambatan Green Manufacturing

Hambatan dalam perancangan green manufacturing pada

Bandeng Juwana Elrina adalah sebagai berikut:

a. Penggunaan air dalam proses thawing yang dinilai boros air

karena proses thawing dilakukan dengan mengaliri bandeng

mentah dengan air mengalir selama 3 jam.

b. Bandeng Juwana Elrina menggunakan lampu yang berlebih

pada area dapur di Bandeng Juwana Elrina Pandanaran karena

pada area dapur mendapat cukup banyak sinar matahari.

c. Bandeng Juwana Elrina belum menggunakan lampu LED

(55)

4.4.2.3 Peluang Green Manufacturing

Peluang dalam perancangan green manufacturing pada

Bandeng Juwana Elrina adalah sebagai berikut:

a. Penyaringan air limbah produksi

Limbah cair yang dihasilkan Bandeng Juwana Elrina

dari proses produksi bandeng adalah air sisa masak bandeng.

Sebelum air limbah tersebut dibuang ke selokan, Bandeng

Juwana Elrina melakukan proses penjernihan dengan cara

melakukan penyaringan. Bandeng Juwana Elrina ini memiliki

7 bak-bak penampungan di bawah tanah untuk menyaring air

limbah sehingga air yang dibuang ke selokan sudah bersih. 7

bak-bak penampungan tersebut dibersihkan setiap 1 minggu

sekali dengan cara mengambil kotoran-kotoran yang

merupakan endapan dari penyaringan air limbah dan setelah

itu dibuang ke tempat sampah.

b. Penggunaan pewarna makanan

Dalam proses produksinya, Bandeng Juwana Elrina

menggunakan 2 jenis pewarna makanan yaitu pewarna alami

dan buatan. Pewarna alami berasal dari kunyit dan pewarna

buatan berasal dari pewarna makanan egg yellow. Meskipun

menggunakan pewarna buatan, pewarna buatan merupakan

(56)

4.4.2.4 Perancangan Green Manufacturing

Perancangan green manufacturing pada Bandeng Juwana

Elrina adalah sebagai berikut:

a. Melakukan reduce air

Reduce air ini dilakukan pada saat proses thawing.

Bandeng Juwana Elrina melakukan proses thawing dengan

cara mengaliri bandeng dengan air mengalir selama 3 jam. Hal

tersebut tentunya sangat boros air sehingga proses thawing

tersebut dapat dilakukan dengan cara lain, yaitu merendam

bandeng dengan air dan melakukan penggantian air secara

berkala setiap 30 menit. Dengan mengubah cara melakukan

proses thawing dapat mengurangi pemakaian air.

b. Mengurangi pemakaian lampu

Penggunaan lampu di lokasi produksi Pandanaran

pada daerah dapur dinilai cukup banyak karena menggunakan

8 lampu dimana pada bagian daerah dapur juga mendapat

cahaya matahari dari luar. Sehingga penggunaan lampu pada

daerah dapur dapat dikurangi menjadi 5 saja yaitu di bagian

memasak 2 dan 3 di dekat cool room.

(57)

Tidak hanya mengurangi jumlah pemakaian lampu

saja, namun juga mengganti jenis lampu TL yang digunakan

saat ini dengan jenis lampu LED karena penggunaan lampu

LED lebih hemat energi (memiliki daya pemakaian listrik

yang sangat kecil), lampu LED lebih tahan lama yaitu sekitar

10-15 tahun (menjadikan tidak sering mengganti lampu)

sedangkan untuk lampu TL 2-3 tahun saja. Lampu LED 18

watt setara dengan lampu TL 36 watt. Dengan menggunakan

lampu LED dapat menghemat 18 watt di setiap lampu. Harga

lampu TL sebesar Rp 42.000,00 sedangkan harga untuk lampu

LED sebesar Rp 13.000,00. harga lampu LED

watt lampu LED = 42.000

18 watt = Rp 2.333,33 per watt harga lampu TL

watt lampu TL = 13.000

36 watt = Rp 361,11 per watt

Harga lampu x jumlah penggantian lampu dalam jangka

waktu 15 tahun

Lampu LED

Rp 42.000,00 x 1 = Rp 42.000,00

Lampu TL

Rp 13.000,00 x 5 = Rp 65.000,00

Meskipun lebih mahal namun penggunaan lampu

(58)

hanya 1x mengganti lampu sedangkan jika menggunakan

lampu TL dalam jangka waktu 10-15 tahun harus mengganti

lampu 5x.

4.4.3 Green Distribution

Pada bagian green distribution akan dibahas mengenai

kondisi green distribution, hambatan dan peluang dalam perancangan

green distribution, serta perancangan green distribution pada

Bandeng Juwana Elrina Semarang.

4.4.3.1 Kondisi Green Distribution

a. Kemasan

Bandeng presto yang telah jadi diberi karton di bagian

bawahnya sebagai alas. Pemberian karton tersebut bertujuan

agar bandeng presto tersebut sampai ke tangan konsumen dalam

bentuk yang masih utuh (tidak patah). Kemudian setelah itu

bandeng dimasukkan ke dalam plastik pembungkus bandeng.

Plastik pembungkus bandeng yang digunakan adalah plastik PE.

Setelah dimasukkan ke dalam plastik, jika ada pembali bandeng

tersebut akan dimasukkan ke dalam kardus pembungkus

bandeng.

Kardus tersebut ada beberapa ukuran, yaitu ukuran 1

bandeng, 3-4 bandeng, dan ½ kg. Kemudian untuk

(59)

dimasukkan ke dalam kardus dimasukkan ke plastik tenteng

bandeng. Plastik tenteng bandeng ini berbahan LLDPE.

b. Logistik hijau

Logistik hijau yang dimaksudkan adalah masalah

transportasi dalam melakukan distribusi. Bandeng Juwana

Elrina melakukan 1 kali distribusi bandeng mentah dengan 2

mobil Panther, yaitu: 1 mobil dari LIK ke Bandeng Juwana

Elrina Pandanaran dan 1 mobil dari LIK ke Gatot Subroto. Dari

Gatot Subroto melakukan distribusi 1x dalam sehari ke Bandeng

Juwana Elrina Pamularsih. Distribusi dilakukan dengan

menggunakan mobil Panther yang berbahan bakar solar.

Bandeng Juwana Elrina menggunakan bahan bakar solar karena

dinilai irit. Meskipun irit namun solar dinilai tidak ramah

lingkungan karena warna asapnya yang hitam yang disebabkan

proses pembakaran solar yang tidak terbakar sempurna.

4.4.3.2 Hambatan Green Distribution

a. Kemasan plastik pembungkus bandeng maupun plastik tenteng

bandeng belum menggunakan plastik yang biodegradable yang

dapat terurai.

Untuk saat ini, kemasan plastik Bandeng Juwana

Elrina belum menggunakan plastik biodegradable karena

pemasok kemasan plastik di Bandeng Juwana Elrina ini sendiri

(60)

b. Menggunakan bahan bakar solar

Dalam melakukan distribusi produk, Bandeng Juwana Elrina

menggunakan mobil Panther dengan mesin diesel yang

menggunakan bahan bakar solar.

4.4.3.3 Peluang Green Distribution

Bandeng Juwana Elrina melakukan distribusi sebanyak 1

kali sehari langsung dalam jumlah yang banyak.

4.4.3.4 Perancangan Green Distribution

Green distribution dapat dilakukan dengan menggunakan

bahan kemasan yang ramah lingkungan. Bandeng Juwana Elrina

dapat mengganti bahan kemasan plastik PE dan LLDPE dengan

plastik yang biodegradable seperti plastik HDPE milik perusahaan

Sinar Joyoboyo. Untuk mengganti kemasan plastik, Bandeng

Juwana Elrina tentunya harus mencari pemasok yang memiliki

plastik biodegradable.

Harga kemasan plastik berbahan HDPE sebesar Rp

400,00 per lembar, harga kemasan plastik berbahan PE sebesar Rp

194,00 per lembar, sedangkan harga kemasan plastik berbahan

LLDPE adalah Rp 785,00. Selisih harga kemasan plastik bahan PE

dan LLDPE dengan kemasan plastik HDPE cukup banyak, namun

plastik berbahan HDPE aman digunakan untuk makanan (food

(61)

Selain itu Bandeng Juwana Elrina dapat mengganti bahan

bakar yang digunakan pada saat proses distribusi dari solar menjadi

dexlite. Dexlite ini bahan bakar yang dibuat khusus untuk mesin

diesel dimana kandungan FAME (fatty acid methyl eter) pada solar

mencapai 20% sehingga membuat solar kurang bertenaga

sedangkan dexlite meski mengandung FAME namun zat adiktifnya

mampu menghilangkan dampak negatif FAME. Zat adiktif

tersebut akan menghilangkan sifat mudah membeku FAME dan

menaikkan angka cetane (CN).

Dexlite lebih ramah lingkungan karena memiliki Cetane

(CN) sebesar 51 sedangkan solar memiliki kandungan CN sebesar

48. Semakin tinggi angka CN maka kualitas pembakarannya

semakin baik. Dexlite memiliki kandungan sulfur yang berkisar

antara 1.000-2.000 ppm lebih rendah dibandingkan solar yang

memiliki kandungan sulfur yang berkisar antara 3.000-3.500 ppm.

Kandungan sulfur yang tinggi dapat memperpendek umur mesin.

Penggunaan dexlite ini lebih irit dari solar karena 1 liter

dexlite dengan jalur lurus dapat menempuh 16-20 km sedangkan

jika memakai solar hanya dapat menempuh 12-14 km. Sehingga

dengan mengganti bahan bakar solar menjadi dexlite selain

menjadi ramah lingkungan, lebih irit, dan dapat memperpanjang

umur mesin. Harga 1 liter dexlite sebesar Rp 7.300,00 sedangkan

(62)

harga 1 liter dexlite

jarak tempuh =

7.300

20 km = Rp 365 per km harga 1 liter solar

jarak tempuh =

5.150

14 km = Rp 367,85 per km

Harga dexlite dibandingkan solar jika dilihat dari harga

per satuan liter memang lebih tinggi tetapi jika dilihat dari jarak

tempuh harga dexlite menjadi lebih murah daripada solar.

4.4.4 Reverse Logistic

Pada bagian reverse logistic akan dibahas mengenai kondisi

reverse logistic, hambatan dan peluang dalam perancangan reverse

logistic, serta perancangan reverse logistic pada Bandeng Juwana

Elrina Semarang.

4.4.4.1 Kondisi Reverse Logistic

Bandeng Juwana Elrina mengelola reverse logistic ini

melalui quality control pada saat produksi sehingga tidak ada produk

yang cacat saat sampai di tangan konsumen. Jika dalam pengolahan

bandeng presto terdapat bandeng yang patah maka bandeng tersebut

akan dijadikan masakan lain seperti pepes, orak-arik bandeng, bakso

bandeng yang dijual di rumah makannya. Jika terdapat bandeng

presto yang 2 hari belum terjual maka bandeng presto tersebut akan

(63)

Meskipun tidak terdapat pengembalian produk dari

konsumen karena produk cacat namun terdapat pengembalian

produk dari konsumen ke Bandeng Juwana Elrina karena kesalahan

pengiriman. Bandeng yang dikembalikan ke Bandeng Juwana Elrina

jika bandeng tersebut adalah bandeng duri lunak (bandeng presto

biasa) maka akan dibuang karena bandeng duri lunak (bandeng

presto) tidak tahan lama, sedangkan jika yang dikembalikan adalah

bandeng duri lunak (bandeng presto) vacuum maka akan dijual

kembali.Dengan adanya produk yang terbuang, bahan baku ataupun

energi yang telah digunakan untuk menghasilkan dan mengantarkan

produk tersebut menjadi sia-sia.

4.4.4.2 Hambatan Reverse Logistic

Jika bandeng yang dikembalikan oleh konsumen adalah

kemasan biasa maka bandeng tersebut tidak akan dijual kembali

namun akan dibuang sehingga bahan baku dan energi yang telah

digunakan untuk mengahasilkan produk tersebut menjadi sia-sia.

4.4.4.3 Peluang Reverse Logistic

Jika bandeng yang dikembalikan oleh konsumen adalah

kemasan vacuum maka bandeng tersebut akan dijual kembali.

(64)

Reverse logistic dapat dilakukan dengan cara

memperhatikan pemesanan dari konsumen dan melakukan

pengecekan ulang pemesanan konsumen sebelum dikirim sehingga

tidak terjadi retur dari konsumen dan bahan baku serta energi yang

telah dikeluarkan untuk pembuatan dan pengiriman produk tidak

menjadi sia-sia.

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1 Kondisi Suppy Chain Management (Manajemen Rantai Pasokan)

Bandeng Juwana Elrina Semarang

Gambar

Gambar 4. 1 Logo Bandeng Juwana Group
Gambar 4. 2 Aliran Informasi Antara Bandeng Juwana Elrina
Gambar 4. 3 Aliran Informasi Antara Konsumen Akhir
Gambar 4. 4 Aliran Informasi Antara Konsumen Akhir Yang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konseling kelompok dengan teknik problem solving memberikan pengaruh yang signifikan dalam menurunkan skor

(1) Keputusan pembatalan hak atas tanah karena cacat hukum administratif dalam penerbitannya, dapat dilakukan karena permohonan yang berkepentingan atau oleh pejabat yang

Dari tabel di atas dapat diperoleh hubungan antara sifat plastisitas dan kualitas produk hasil proses deep drawing untuk ke empat material, yaitu bahwa nilai n yang

dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pola Tata Kelola Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat Pada

Organ ikan yang di proses histologi dan pewarnaan (HE). Hasil yang didapat, struktur jaringan insang dan ginjal ikan dari kedua sungai berbeda. Struktur jaringan

7 Berikut ini termasuk sumber-sumber pendapatan aseli daerah ( PAD ) yang merupakan hak Daerah dalam Akuntansi Keuangan Daerah, kecuali :.. a Bantuan Luar Negeri

memutuskan untuk menyusun pelayanan kebidanan daerah dengan bantuan bidan Ella Ruth terdaftar sebagai perawat umum pada tahun 1919 dan sebagai seorang bidan pada tahun 1920,

Aplikasi berbasis android mobile atau di sebut mobile learning (m-learning) dengan format apk yang berisi pembelajaran jaringan komputer yang mempermudah user/pengguna