• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPLORASI BAKTERI PATOGEN PADA BEBERAPA SPESIES TANAMAN KANTONG SEMAR (Nepenthes sp.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EKSPLORASI BAKTERI PATOGEN PADA BEBERAPA SPESIES TANAMAN KANTONG SEMAR (Nepenthes sp.)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

EKSPLORASI BAKTERI PATOGEN PADA BEBERAPA SPESIES TANAMAN

KANTONG SEMAR (Nepenthes sp.)

Abdul Karim Fanani, Abdul Latief Abadi, Luqman Qurata Aini Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Jalan Veteran, Malang 65145 ABSTRACT

This research aims to determine the diseases on pitcher plant (Nepenthes) caused by bacterial pathogens. This study included the observation and exploration of bacterial disease on leaves, stems and roots of Nepenthes, isolation of bacterial pathogen from diseased tissues, pathogenicity assay on host plant, hypersensitive response assay on tobacco leaf, characterization of colony and cell morphology, and identification based on biochemical and physiological characters. The result showed that wetbrown spots symptom on leaves of N. mirabilis was caused by the Erwinia sp.. Yellow spots symptoms on leaves of N. ampullaria and N. rafflessiana were caused by Xanthomonas sp., while black rot symptoms on stems N. ampullaria and N. rafflessiana were caused by Pseudomonas sp.

Keywords: exploration, identification, Nepenthes, pathogenic bacteria ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis bakteri patogen pada tanaman kantong semar (Nepenthes sp.). Penelitian ini meliputi pengamatan gejala dan eksplorasi penyakit pada daun, batang dan akar Nepenthes, isolasi bakteri patogen dari gejala, uji patogenesitas pada tanaman inang, uji hipersensitif pada daun tembakau, karakterisasi morfologi koloni dan morfologi sel, dan identifikasi secara biokimia dan fisiologi. Hasil penelitian mennjukkan gejala bercak cokelat kebasahan pada daun N. mirabillis disebabkan oleh Erwinia sp., gejala bintik kuning pada daun N. ampullaria dan N. rafflessiana disebabkan oleh bakteri Xanthomonas sp., sedangkan gejala busuk hitam pada batang N. ampullaria dan N. rafflessiana disebabkan oleh bakteri Pseudomonas sp.

Kata kunci: bakteri patogen, eksplorasi, identifikasi, Nepenthes PENDAHULUAN

Satu diantara plasma nutfah yang banyak terdapat di Indonesia adalah tanaman kantong semar (Nepenthes sp.)

(Mansur, 2006). Nepenthes merupakan

tanaman hias unik yang cukup diminati karena keindahan bentuk dan warna kantong pada ujung daun yang merupakan ciri khasnya (Isnaini, 2011). Kantong tersebut berfungsi sebagai perangkap bagi

beberapa jenis binatang kecil dan

serangga untuk dijadikan sebagai sumber

tanaman hias. Kepopuleran Nepenthes

saat ini sebagai tanaman hias yang unik semakin meningkat seiring dengan minat masyarakat pecinta tanaman hias untuk

menangkarkannya (Akhriadi dan

Hernawati, 2006).

Permintaan yang meningkat

terhadap Nepenthes mengakibatkan

keberadaan tanaman ini semakin terancam karena perusakan habitat dan pengambilan oleh masyarakat langsung dari alam (Clarke, 2001). Oleh sebab itu, sebagai

(2)

dimanfaatkan secara berkelanjutan (Isnaini, 2011). Selain teknik perbanyakan yang relatif sulit, masalah budidaya yang umum adalah munculnya hama dan penyakit. Meskipun tidak terlalu banyak hama dan penyakit yang menyerang Nepenthes, namun pengendalian tetap harus dilakukan (Purwanto, 2007). Hama yang biasa menyerang Nepenthes antara lain kutu putih, thrips, kutu sisik, dan tungau. Sedangkan untuk penyakit yang sering dijumpai yaitu bintik merah yang disebabkan oleh jamur Cercospora dan

rebah batang oleh jamur Phytium

aphanidermatum (Handoyo dan Sitanggang, 2006).

Penyakit yang banyak dijumpai sebagian besar adalah yang disebabkan oleh jamur, oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen agar upaya pelestarian Nepenthes berjalan dengan baik.

METODE PELAKSANAAN Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember

2014 di Laboratorium Bakteriologi,

Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur.

Eksplorasi dan Pengambilan Sampel Eksplorasi ini bertujuan untuk mendapatkan sampel bakteri patogen dari

beberapa spesies tanaman Nepenthes.

Sampel ditentukan secara acak didalam Rumah Paranet Kebun Raya Bogor. Tanaman yang ditentukan sebagai sampel adalah tanaman yang tidak sehat atau tanaman yang sedang terinfeksi patogen tanaman. Spesies yang ditentukan sebagai

sampel adalah N. rafflessiana, N.

mirabillis, dan N. ampullaria.

Isolasi dan Pemurnian Bakteri

Isolasi dilakukan dari bagian daun,

batang, dan akar tanaman untuk

mendapatkan isolat murni bakteri patogen pada bagian tersebut.

Uji Patogenisitas

Uji ini dilakukan untuk

membedakan bakteri patogen dan bakteri saprofit. Suspensi bakteri 108 sel/ml yang

diduga patogen diinokulasikan pada

tanaman inang bakteri tersebut (Kerr, 1980). Bakteri patogen akan menimbulkan gejala penyakit.

Uji Hipersensitif

Pengujian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah isolat bakteri yang ditemukan merupakan bakteri patogen tanaman atau bukan. Suspensi bakteri 108

sel/ml diinfiltrasikan pada daun tembakau. Gejala hipersensitif terlihat jika pada bagian yang diinfiltrasi supensi bakteri terjadi nekrosis dalam waktu 1–4 hari (Klement, 1990).

Karakterisasi Morfologi

Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui morfologi koloni bakteri agar bisa diidentifikasi secara morfologi. Pengamatan morfologi koloni meliputi

bentuk, ukuran, tepi, warna, dan

permukaan koloni. Bakteri yang diamati

ditumbuhkan pada media NA dan

berumur 48 jam.

Karakterisasi Fisiologi

Karakterisasi ini bertujuan untuk menentukan genus isolat bakteri. Metode yang digunakan berdasarkan Schaad et al. (2001). Karakterisasi ini meliputi uji Gram dengan kelarutan KOH 3% dan

pewarnaan Gram, uji

Oksidatif-Fermentatif, uji produksi pigmen

fluorescent dengan menggunakan media King’s B, dan terakhir uji pertumbuhan pada media Yeast Extract-Dextrose-Carbonat (YDC).

(3)

1 2 3

4 5

Gambar 1. Gejala Penyakit pada bagian daun dan batang. 1) gejala pada daun N. mirabilis, 2) gejala pada batang N. ampullaria, 3) gejala pada daun N. ampullaria, 4) gejala pada batang N. rafflessiana, 5) gejala pada daun N. rafflessiana.

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Gejala

Berdasarkan hasil uji patogenisitas diperoleh lima gejala penyakit pada daun dan batang N. mirabilis, N. ampullaria, dan N. rafflessiana (Gambar 1).

1. Gejala pada daun N. mirabilis

Gejala penyakit yang menyerang daun N. mirabilis ini mula-mula muncul bercak warna cokelat, tepi berwarna kuning, mudah sobek dan licin jika digesek, dan akhirnya akan mati karena menyebar ke seluruh helai daun. Penyakit ini menular melalu percikan air dan gesekan antar daun. Gejala ini hampir sama dengan gejala penyakit yang disebabkan oleh bakteri Erwinia sp. pada anggrek bulan, seperti yang dikemukakan oleh Handayati et al. (2008), bahwa gejala bintik kecil berair dan berwarna cokelat muncul pada daun serta dikelilingi warna kuning.

2. Gejala pada batang N. ampullaria

Gejala penyakit bakteri yang

batang, jika serangan parah batang menjadi busuk hingga mengering, dan akhirnya tanaman mati. Gejala yang ditimbulkan pada N. ampularia ini hampir sama dengan gejala yang diakibatkan oleh bakteri Pseudomonas pada anggrek yaitu gejala dapat muncul dimana saja terutama pada daun, awalnya berwarna hijau kotor, kemudian infeksi menyebar dan akhirnya

berwarna cokelat kehitaman dan

kemudian mengering (Bottom, 2010). 3. Gejala pada daun N. ampullaria

Gejala ini belum teridentifikasi secara jelas. Berawal dengan munculnya bintik kuning pada daun dan semakin lama bintik kuning melebar tanpa batas yang jelas. Perkembangan selanjutnya adalah berubah menjadi cokelat basah dan mengering. Penyakit ini mirip dengan penyakit yang ditemukan oleh Lingga (2007) pada daun Anthurium, daun yang

terinfeksi menguning yang berubah

menjadi bercak cokelat.

4. Gejala pada batang N. rafflessiana Gejala penyakit ini hampir mirip

(4)

hingga hitam. Serangan parah mengakibatkan pucuk mati dan tidak bisa

tumbuh. Gejala yang mirip juga

dikemukakan oleh Iswanto (2002) yaitu penyakit bercak cokelat pada anggrek Cattleya sp. yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas cattleyae pv. Savul. Serangan bakteri ini ditandai dengan

terjadinya bercak lunak kebasahan,

kemudian berubah menjadi cokelat atau

hitam. Serangan bakteri ini dapat

menyebabkan kematian tanaman. Penyakit ini dapat menular melalui percikan air. 5. Gejala pada daun N. rafflessiana.

Penyakit ini bermula dengan bercak kuning hingga jingga tua, kemudian melebar hingga seluruh helai daun. Serangan berat mengakibatkan daun layu dan gugur. Gejala mirip dengan yang ditemukan oleh Sudir et al. (2012) yaitu

gejala kresek maupun hawar pada

Anthurium dimulai dari tepi daun, berwarna keabu-abuan dan lama-lama daun menjadi kering.

Hasil Eksplorasi

Berdasarkan hasil eksplorasi yang dilakukan pada bulan Agustus 2014, ditemukan ada 12 gejala penyakit pada N. mirabilis, N. ampularia, dan N. rafflessiana. Masing-masing gejala penyakit ditemukan pada batang dan daun tanaman, tetapi tidak ditemukan gejala penyakit pada bagian akar tanaman. Hasil Isolasi Dan Pemurnian

Hasil isolasi ditemukan 18 isolat bakteri pada bagian daun, batang dan akar. Isolat bakteri dimurnikan pada media NA yang baru dengan metode cawan gores (streak method). Dengan menggunakan metode ini didapatkan koloni tunggal dari isolat bakteri yang didapatkan.

Gambar 2. Isolat bakteri yang telah

dimurnikan pada media

Nutrient Agar.

Hasil Uji Patogenisitas

Tujuan uji patogenisitas ini adalah untuk membuktikan bahwa isolat yang didapatkan bisa menimbulkan gejala yang sama dengan gejala penyakit yang ditemukan sebelumnya. Dari 18 isolat bakteri yang diujikan, hanya lima isolat yang menimbulkan gejala penyakit.

Gambar 3. Inokulasi suspensi isolat bakteri pada tanaman inang yang sehat.

Hasil Uji Hipersensitif

Reaksi hipersensitif adalah respon ketahanan tanaman untuk melokalisasi bakteri sehingga tanaman dapat mengatasi serangan berbagai jenis bakteri yang

berpotensi menyebabkan penyakit

(5)

Gambar 4. Reaksi hipersensitif

ditunjukkan dengan gejala

nekrosis di bagian infiltrasi bakteri pada daun tembakau.

Kelima isolat yang diujikan

menunjukkan gejala nekrosis dalam waktu 48 jam setelah inokulasi (Gambar 4). Hal

ini menunjukkan bahwa kelima isolat

diduga merupakan bakteri patogen

tanaman.

Hasil Karakterisasi 1. Karakterisasi morfologi

Pengamatan karakteristik morfologi koloni maupun sel bakteri bertujuan untuk mengetahui karakter dan ciri bakteri yang didapatkan untuk keperluan identifikasi

bakteri. Pengamatan morfologi sel

meliputi bentuk sel bakteri ketika diamati

di bawah mikroskop. Sedangkan

pengamatan morfologi koloni meliputi

bentuk, ukuran, tepi, warna, dan

permukaan.

Tabel 1. Karakteristik Morfologi Koloni dan Sel Bakteri

Isolat Bentuk

bakteri

Morfologi koloni

Bentuk Tepi Warna Permukaan Ukuran

(cm)

MD Batang Bulat Rata Putih susu Cembung 0,2

A1B Batang Bulat Rata Putih susu Cembung 0,1

A2D Batang Bulat Rata Putih kekuningan Cembung 0,4

R1B Batang Bulat Rata Putih susu Cembung 0,1

R3D Batang Bulat Rata Putih krem Cembung 0,3

Keterangan: Kode isolat MD (mirabilis daun), AD (ampullaria daun), AB (ampullaria batang), RD (rafflessiana daun), dan RB (rafflessiana batang).

Sebagian besar koloni bakteri yang tumbuh memiliki ciri-ciri yang hampir sama, seperti tepi koloni rata atau halus, bentuk koloni bulat, warna koloni putih sedikit kekuningan maupun agak krem, serta permukaan koloni yang cembung. Ketika diamati di bawah mikroskop

dengan perbesaran 100x, bakteri

berbentuk batang (basil). Isolat A2D dan

R3D memiliki kemiripan warna koloni

dan ukuran koloni yaitu berwarna kuning pucat dan berukuran 0,3 cm. Sama halnya dengan isolat A1B dan R1B yang

berwarna putih susu dan berukuran 0,1 cm (Tabel 1).

2. Karakterisasi fisiologi dan biokimia Karakterisasi fisiologi dan biokimia bertujuan untuk dasar identifikasi bakteri hingga tingkat genus. Brenner et al.

(2005) mengatakan bahwa bakteri

memiliki berbagai aktivitas biokimia untuk pertumbuhan dan perbanyakan

dengan menggunakan nutrisi yang

(6)

Tabel 2. Karakteristik Fisiologi dan Biokimia

Uji fisiologi dan biokimia Isolat

MD A1B A1D R1B R3D

Uji Gram KOH 3% - - - - -

Pewarnaan Gram - - - - -

Pertumbuhan anaerob (OF) + - - - -

Produksi Pigmen Fluorescent - + - + -

Pertumbuhan pada YDC - T + T +

Pertumbuhan pada suhu 33oC T T + T +

Keterangan: simbol negatif (-) adalah tidak dapat tumbuh, positif (+) adalah dapat tumbuh, dan T adalah tidak dilakukan pengujian.

Kelima isolat bakteri yang

dikarakterisasi berdasarkan Schaad et al. (2001) terdapat perbedaan pada hasil pengujian yang dilakukan (Tabel 2). Isolat MD merupakan bakteri Gram negatif, bersifat fermentatif, tidak memproduksi pigmen fluorescent, dan berwarna putih pada media YDC. Hasil pengujian tersebut menunjukkan isolat MD termasuk genus Erwinia sp.

Isolat A1B dan R1B merupakan bakteri Gram negatif, bersifat oksidatif, dan memproduksi pigmen fluorescent. Hasil tersebut menunjukkan kedua isolat tersebut termasuk genus Pseudomonas.

Sedangkan isolat A1D dan R3D

merupakan bakteri Gram negatif, bersifat oksidatif, tidak memproduksi pigmen fluorescent, berwarna kuning pada media YDC dan dapat tumbuh pada suhu 33oC.

Hasil pengujian tersebut menunjukkan kedua isolat tersebut termasuk genus Xanthomonas.

Pembahasan Umum

Bakteri Erwinia yang menyerang

daun N. mirabilis menyebabkan penyakit

bercak cokelat kebasahan. Berawal

dengan bercak berwarna cokelat, mudah sobek dan licin jika digesek, dan akhirnya mati karena menyebar ke seluruh helai daun (Gambar 1). Bakteri berbentuk batang ini merupakan golongan bakteri Gram negatif, tumbuh secara fermentatif pada media glukosa (anaerobik fakultatif), dan berwarna putih pada media YDC.

Agrios (2005) mengemukakan bahwa bakteri Erwinia merupakan bakteri Gram negatif, berbentuk batang lurus, berukuran 0,5-1,0 x 1,0-3,0 μm.

Bakteri Pseudomonas yang

menyerang batang N. ampullaria dan N. rafflessiana menimbulkan gejala berwarna kehitaman pada batang, jika serangan parah batang menjadi busuk hingga

mengering, akhirnya tanaman mati

(Gambar 1). Bakteri ini termasuk bakteri Gram negatif, hanya tumbuh pada keadaan aerob, dan mampu memproduksi

pigmen fluorescent. Menurut Abadi

(2003) Pseudomonas merupakan bakteri

Gram negatif, berbentuk seperti tongkat lurus atau melengkung, berukuran 0,5-1 x

1,5-4 μ. Beberapa jenis Pseudomonas

penyebab penyakit pada tumbuhan

(seperti P. syringae) disebut sebagai Pseudomonas flourescent karena pada medium yang mengandung besi rendah bakteri ini membentuk pigmen fluoresent yang berwarna kuning kehijau-hijauan yang terdifusikan dalam medium.

Gejala penyakit yang menyerang daun N. ampullaria dan N. rafflessiana pada serangan awal yang ditimbulkan berupa bintik kuning yang menggerombol, kemudian bersatu dan menyebar keseluruh permukaan daun (Gambar 1). Penyakit ini disebabkan oleh bakteri dari genus Xanthomonas. Bakteri ini merupakan Gram negatif, koloni berwarna kuning pada media YDC, serta dapat tumbuh pada suhu 33oC. Hasil ini sesuai dengan

(7)

pendapat Abadi (2003) bahwa bakteri Xanthomonas termasuk bakteri Gram negatif, berbentuk seperti tongkat yang lurus, berukuran 0,4-1 x 1,5-4 μ. Pertumbuhan pada medium agar selalu berwarna kuning.

KESIMPULAN

Ditemukan lima isolat bakteri

patogen yang menyebabkan penyakit pada tanaman kantong semar. Identifikasi morfologi, biokimia dan fisiologi yang dilakukan didapatkan tiga genus bakteri

yaitu genus Erwinia pada daun N.

mirabilis, genus Pseudomonas pada batang N. ampularia dan N. rafflessiana, dan genus Xanthomonas pada daun N. ampularia dan N. rafflessiana.

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, A. L. 2003. Ilmu Penyakit

Tumbuhan: Dasar-dasar dan

Penerapannya. Bayumedia.

Malang.

Agrios, G. N. 2005. Plant Pathology 5th

Edition. Departemen of Plant Pathology. University of Florida. USA

Akhriadi, P dan Hernawati, 2006. A Field Guide to The Nepenthes Of Sumatera. Published by PILI- NGO Movement and Nepenthes Team.

Bottom, S. 2010. Orchid Pests and Deseases. __. __.

Brenner, D. J. Krieg, N. R. dan Staley , J. T. 2005. Bergey's Manual of

Systematic Bacteriology 2nd

edition. volume 2. Springer. New York.

Clarke, C. 2001. Nepenthes of Sumatra and Peninsular Malaysia. Natural

History Publications (Borneo),

Kota Kinabalu: 326 hlm.

Evaluasi Ketahanan Anggrek

Phalaenopsis Terhadap Penyakit

Busuk Lunak (Erwinia sp.).

BALITHI. Cipanas.

Handoyo, F., dan Sitanggang, M.. 2006.

Petunjuk Praktis Perawatan

Nepenthes. AgroMedia. Jakarta.

Isnaini, Y. 2011. Penelitian Dan

Pengembangan Tanaman Hias

Unik Kantong Semar

(Nepenthesspp.) Secara In Vitro Di Kebun Raya Bogor. Makalah Seminar Nasional Perhorti. Kebun Raya Bogor-LIPI. Bogor.

Iswanto, H. 2002. Petunjuk Perawatan Anggrek. AgroMedia. Jakarta. Kerr, A. 1980. Bacteria and Mycoplasmas

as Plant Parasites. In J. F. Brown,

A Course Manual in Plant

Protection (pp. 133-134). Vice-chancellors' committee. Brisbane: Australian.

Klement, Z., Rudolph, K., dan Sand, D. C.

1990. Methods in

Phytobacteriology. Academia

Kiado. Budapest.

Lingga, L. 2007. Anthurium. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Mansur, M. 2006. Nepenthe: Kantong

Semar yang Unik. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Purwanto, A. W. 2007. Budidaya Ex-Situ Nepenthes, Kantong semar nan eksotis. Kanisius. Yogyakarta. Schaad, N. W., Jones, J. B. and Chun. W.

2001. Plant Pathogenic Bacteria, Third Edition. St. Paul, Minnesota: The American Phytopathological Society.

Sudir, N. B. dan Kadir, T.S.2012.

Epidemiologi, Patotipe, dan

Strategi Pengendalian Penyakit

Hawar Daun Bakteri pada

Tanaman Padi. Balai Besar

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mengevaluasi kesesuaian sistem pengendalian internal pengeluaran kas yang diterapkan pada Kantor Pengadilan Agama Tondano dengan

Dalam bahasa Indonesia pun lazim dijumpai pemilik barang meminta diingatkan kembali lewat media tekstual atau telepon genggam, sedangkan pada percakapan berbahasa Jepang,

Pulau Sakanun merupakan pulau sangat kecil, memiliki terumbu karang fringing reef, ekosistem lamun berada di sekitar pesisir pulau dan kawasan intertidal yang

Menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “ Optimalisasi Pertumbuhan Tunas Kentang (Solanum Tuberosum L.) Varietas Granola Kembang dengan Perbandingan Auksin dan Sitokinin

Di bab ini kita akan membahas mengenai transformasi Laplace, sifat transformasi Laplace, pole dan zero, transformasi balik, solusi persamaan diferensial, serta

Hal ini membuat penulis berkeinginan untuk membuat penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Budaya Organisasi terhadap Kemampuan Manajemen

25 11130019 Septiani Anggraeni PIPS MTs Negeri Wonorejo 26 11130070 Yuny Zakiyatul Milla PIPS MTs Negeri Wonorejo. Gedung Megawati Ruang Jurusan PIPS