• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR - PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT. BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TUGAS AKHIR - PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT. BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN - Test Repository"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA

PT. BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN

TUGAS AKHIR

Oleh:

ARSI KURNIATI

NIM: 20108010

JURUSAN SYARIAH

PROGAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA

PT. BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN

TUGAS AKHIR

Disusun Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Pada Diploma III Perbankan Syariah

Oleh:

ARSI KURNIATI

NIM: 20108010

JURUSAN SYARIAH

PROGAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

(4)

NOTA DINAS

Hal : Pengajuan Naskah Tugas Akhir Kepada Yth.

Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

Assalamualaikum wr. wb

Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi, dan perbaikan seperlunya, maka Tugas Akhir (TA) Saudari:

Nama : Arsi Kurniati NIM : 20108010 Jurusan : Syariah

Program Studi : DIII Perbankan Syariah

Judul : PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT. BPRS ARTHA AMANAH UMMAT.

Dapat diajukan ke sidang munaqosah.

Wassalamualaikum wr.wb

Salatiga, Agustus 2011 Pembimbing,

H. Agus Waluyo, M. Ag

(5)

PENGESAHAN NASKAH TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR

PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT. BPRS ARTHA AMANAH

UMMAT UNGARAN

DISUSUN OLEH ARSI KURNIATI NIM: 20108010

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Tugas Akhir Jurusan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 22

Agustus 2011 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar A. Md. E.Sy (Ahli Madya Ekonomi Syariah)

Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Dra. Siti Zumrotun, M. Ag Sekretaris Penguji : Evi Aryani, SH

Penguji I : Anton Bawono, Msi Penguji II : Nafis Irkhami, M. Ag Penguji III : H. Agus Waluyo, M. Ag

Salatiga, Agustus 2011 Ketua STAIN Salatiga

Dr. Imam Sutomo, M. Ag

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Arsi Kurniati NIM : 20108010 Jurusan : Syariah

Program Studi : DIII Perbankan Syariah

Menyatakan bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tugas akhir ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 11 Agustus 2011 Yang Menyatakan,

(7)

MOTTO

Ø Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.

Ø Jangan karena cinta, kita gugur dari perjuangan, dan jangan karena cinta prinsip kita menjadi larut dan cair.

(8)

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini penulis persembahkan kepada: v Almamater STAIN Salatiga.

v Bapak dan Ibu yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materiil.

v Kakakku dan keponakanku yang menemani saat senang ataupun susah.

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum,

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad SAW hingga hari akhir nanti.

Alhamdullilah Tugas Akhir ini dapat penulis selesaikan dengan baik guna memenuhi persyaratan lulus dari Program Diploma III Perbankan Syariah STAIN Salatiga.

Penyusunan Tugas Akhir ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak Abdul Aziz, N.P., MM selaku Kaprodi DIII Perbankan Syariah. 3. Bapak H. Agus Waluyo, M. Ag selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir

yang telah memberikan arahan hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini. 4. Bapak Edi Pramono selaku Direktur Utama BPRS ARTHA AMANAH

UMMAT Ungaran yang telah memberi izin atas waktu dan tempat pelaksanaan magang.

5. Seluruh karyawan BPRS ARTHA AMANAH UMMAT Ungaran yang telah berbagi pengetahuan.

6. Teman-teman seangkatan yang memberikan bantuan dan dorongan.

(10)

ABSTRAK

BPRS ARTHA AMANAH UMMAT Ungaran merupakan Lembaga Keuangan yang menjalankan kegiatan usaha secara syariah dengan cara menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam pembiayaan atau lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.

Pembiayaan murabahah mrupakan fasilitas penyaluran dana dengan sistem jual beli berbasis margin yang diberikan oleh BPRS ARTHA AMANAH UMMAT Ungaran dalam rangka memenuhi kegiatan usaha maupun kebutuhan pribadi. Pembiayaan murabahah menjadi salah satu produk pembiayaan yang paling diminati oleh masyarakat di BPRS ARTHA AMANAH UMMAT Ungaran. Namun karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap konsep syariah menjadikan minat masyarakat berkurang terhadap pembiayaan ini.

(11)

DAFTAR ISI

BAB III LAPORAN OBYEK A. Gambaran Umum BPRS Artha Amanah Ummat ... 18 A. Prosedur Realisasi Pembiayaan Murabahah ... 29

B. Penanganan Pembiayaan Bermasalah ... 34

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 42

(12)

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

(13)

DAFTAR TABEL

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia sejak tahun 1997 telah menyadarkan semua pihak bahwa perbankan dengan sistem konvensional bukan merupakan satu-satunya sistem yang dapat diandalkan, tetapi ada sistem perbankan lain yang lebih tangguh karena menawarkan prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu perbankan syariah. (Antonio 2001)

Perbankan syariah mempunyai prinsip bagi hasil yang berbeda dengan perbankan konvensional, yang ternyata lebih tangguh dan terbukti mampu bertahan pada saat krisis moneter. Bahkan sistem perbankan syariah saat ini lebih berkembang dan menjadi alternatif menarik dari kalangan pengusaha sebagai pelaku bisnis, akademisi sebagai penyedia sumber daya manusia dan masyarakat sebagai pengguna jasa perbankan. (Zainul Arifin, 2002)

Bank berdasarkan prinsip syariah atau konvensional juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi, yaitu menyerap dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk fasilitas pembiayaan. Bedanya hanyalah bahwa bank syariah melakukan kegiatan usahanya tidak berdasarkan bunga tetapi berdasarkan prinsip syariah, yaitu prinsip pembagian keuntungan (bagi hasil).

(15)

syariah. Keinginan ini kemudian ditampung dengan dikeluarlannya Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 sekalipun belum dengan istilah yang tegas, tetapi baru dimunculkan dengan memakai istilah “bagi hasil”. Baru setelah Undang-undang No. 7 Tahun 1992 itu diubah dengan Undang-Undang-undang no. 10 Tahun 1998, istilah yang dipakai lebih terbuka. Dalam Undang-undang No. 10 Tahun 1998 disebut dengan tegas istilah “prinsip syariah” bank berdasarkan prinsip syariah. Karena operasinya berpedoman ketentuan-ketentuan syariah islam, karena bank islam disebut pula “Bank Syariah”. (Muhamad, 2002 : 250)

Berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 1998, bank dalam melakukan kegiatannya tidak hanya memperhatikan prinsip syariah saja tetapi juga harus memperhatikan rambu-rambu ketentuan Bank Indonesia (BI) atas terjadinya usaha yang dilakukan oleh bank. Penetapan rambu-rambu ketentuan dari BI bertujuan agar bank sebagai financial intermediary institution yang melakukan kegiatan usaha pembiayaanya harus selalu dalam keadaan baik. (Undang-Undang 1998)

Secara nasional perbankan syariah di indonesia saat ini menggunakan akad murabahah sebagai salah satu produk utama pembiayaannya. Hal ini dikarenakan sistem dan teknik perhitungannya yang lebih mudah dicerna baik oleh nasabah maupun oleh pihak bank, sehingga lebih mengedepankan aspek kejelasan.

(16)

“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” serta beberapa ayat lainnya yang terdapat dalam Al-Quran, murabahah ini di daulat menjadi kunci dari seluruh kebutuhan nasabah akan produk pembiayaan syariah.

Murabahah merupakan pembiayaan yang memposisikan nasabah sebagai pembeli dan bank sebagai penjual, dan operasional murabahah murni menggunakan rukun dan syarat jual beli, dimana terdapat beberapa hal yang harus ada dalam transaksi jual beli tersebut. Harus ada penjual, pembeli, objek yang diperjual belikan, ada ijab dan qabul serta ada akad yang menyertai perjanjian jual beli ini. ( M Syafi’i Antonio, 2001)

Seperti contoh, jika nasabah membutuhkan pembiayaan untuk membeli bahan bangunan guna merenovasi rumahnya, nasabah akan mengajukan daftar pembelian barang yang berisikan kebutuhan-kebutuhan material bangunan yang akan dimanfaatkan nasabah. Secara konsep bank syariah akan membelikan barang-barang yang dimintakan oleh nasabah tersebut, yang kemudian akan dijual kembali kepada nasabah dengan menambahkan keuntungan/margin bank. Sehingga dalam transaksinya akan ada harga beli, ada margin, serta ada harga jual.

Produk murabahah ini bisa digunakan untuk pembiayaan untuk

property, pembelian kendaraan, pembelian kebutuhan konsumtif, pembelian kebutuhan barang dagangan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

(17)

konkrit mengenai syariah compliance, sudah saatnya syariah dibawa ke ranah bisnis islami dan jangan dibawa ke ranah bisnis konvensional.

Semoga dengan mulai banyaknya bisnis-bisnis syariah di indonesia akan banyak tercipta praktisi-praktisi handal yang paham tentang bisnis syariah secara murni, sehingga akan tercipta iklim kritis terhadap operasional serta aplikasi produk-produk syariah di indonesia. Dan kita semua berharap perbankan syariah yang telah beroperasi di indonesia saat ini benar-benar berpegang teguh kepada syariah compliance, agar niat suci dan juga keinginan dari masyarakat islam bisa terjaga dan berjalan sesuai koridornya. ( Frank E. Vogel, dkk, 2007)

Berdasarkan latar belakang permasalahan seperti diuraikan di atas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul: PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT. BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang akan penulis ungkapkan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana prosedur realisasi pembiayaan murabahah di BPRS ARTHA

AMANAH UMMAT?

(18)

C. Tujuan Dan Kegunaan

Tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah:

1. Untuk mengetahui prosedur realisasi pembiayaan murabahah di BPRS ARTHA AMANAH UMMAT.

2. Untuk mengetahui penanganan pembiayaan murabahah bermasalah di BPRS ARTHA AMANAH UMMAT.

Adapun kegunaannya adalah: 1. Bagi penulis

a. Untuk bahan perbandingan antara teori yang telah didapat selama di dalam perkuliahaan dengan praktek yang ada dilapangan.

b. Untuk mengetahui kualitas PT. BPRS ARTHA AMANAH UMMAT mengenai prinsip syariah sebagai judul penyusunan tugas akhir.

c. Untuk menambah wawasan dan pengalaman selain sebagai syarat kelulusan dari DIII Perbankan Syariah.

2. Bagi PT. BPRS ARTHA AMANAH UMMAT

Sebagai bahan pertimbangan untuk mengukur sejauh mana masyarakat memilih pembiayaan murabahah pada PT. BPRS ARTHA AMANAH UMMAT dibandingkan bank syariah lain.

3. Bagi STAIN

Sebagai dasar mengukur kualitas kegiatan belajar mengajar dengan menilai isi dari Tugas Akhir.

4. Bagi pembaca

(19)

D. Metode Penelitian

1. Jenis data yang digunakan a. Data primer

Data yang diperoleh berisi tentang nasabah yang menggunakan jasa pembiayaan di PT. BPRS ARTHA AMANAH UMMAT.

b. Data sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung dari semua kegiatan yang

ada di lingkungan sekitar PT. BPRS ARTHA AMANAH UMMAT. Tipe penelitian yang digunakan Field research didasarkan pada

pengumpulan data empiris di lapangan.

Penelitian lapangan dapat menggunakan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif.

- Pendekatan kualitatif dengan menggunakan alur induktif.

Cara pandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan Kualitatif yaitu menggunakan alur induktif , mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual, data diperoleh dari latar alami (naturalistik), peneliti sebagai instrumen kunci, laporan dalam bentuk deskriptif-naratif bersifat kreatif dan mendalam , sumber data disebut informan.

2. Teknik pengumpulan data a. Observasi langsung

Data yang diperoleh dengan mengadakan pengamatan langsung di PT. BPRS ARTHA AMANAH UMMAT Ungaran.

(20)

Yaitu sistem tanya jawab langsung dengan narasumber. c. Metode dokumentasi

Teknik pengumpulan data atau melengkapi data yang telah ada dengan melihat catatan data sesuai dan prosedur di PT. BPRS ARTHA AMANAH UMMAT Ungaran.

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

A. Latar Belakang Masalah

Latar belakang ini menguraikan latar belakang masalah yang berisi gambaran tentang murabahah yang merupakan produk yang paling banyak diminati pada BPRS Artha Amanah Ummat.

B. Rumusan Masalah

Menguraikan tentang pokok permasalahan yang akan dibahas. Sehingga dalam analisis isi yang dibahas lebih runtun sesuai rumusan masalah yang dibuat.

C. Tujuan dan kegunaan

(21)

D. Metode Penelitian

Menguraikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian atau analisa. Sehingga metode yang digunakan lebih mudah dipahami pembaca.

E. Sistematika Penulisan

Rancangan atau kerangka penulisan tugas akhir agar sesuai dengan sistematikanya.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini penulis akan menjelaskan beberapa pendapat dari penelitian-penelitian sebelumnya dan teori-teori yang mendukung terhadap analisa penulis.

A. Telaah Pustaka

Telaah pustaka ini berisikan tentang membandingkan pemikiran tokoh atau hasil penelitian yang berhubungan dengan judul tugas akhir sebelumnya dengan hasil tugas akhir penulis saat ini.

B. Kerangka Teoritik

Teori-teori yang mendukung terhadap analisa penulis. Baik diperoleh dari buku referensi maupun hasil wawancara.

BAB III LAPORAN OBYEK

(22)

A. Gambaran Umum

Gambaran umum disini menerangkan tentang sejarah berdirinya PT. BPRS ARTHA AMANAH UMMAT, visi dan misi, produk, struktur organisasi dan manajemen PT. BPRS ARTHA AMANAH UMMAT.

B. Data Deskriptif

Data-data yang mendukung dalam mengetahui nasabah yang menggunakan jasa pembiayaan pada PT. BPRS ARTHA AMANAH UMMAT.

BAB IV ANALISIS

Bab ini menjelaskan tentang prosedur realisasi murabahah dan cara penanganan pembiayaan bermasalah.Analisis ini menguraikan faktor-faktor yang menyebabkan mengapa masyarakat lebih cenderung memilih produk pembiayaan murabahah dan bagaimana mengatasi pembiayaan bermasalah. BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.

Dalam tugas akhirnya yang berjudul “Pembiayan Murabahah di BMT Sumber Usaha tahun 2004 - 2006”, Diwan Abdillah menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara pembiayaan dan kredit. Ini membuktikan bahwa pandangan sebagian besar masyarakat yang selama ini menganggap bahwa pembiayaan itu sama dengan kredit adalah kurang benar.

Hal tersebut dikarenakan antara keduanya terdapat perbedaan yang mendasar yaitu pada motif mendapat keuntungan. Pembiayaan didasarkan prinsip bagi hasil sedangkan kredit dengan prinsip bunga.

Yeni Puspita Sari dalam tugas akhirnya tahun 2004 – 2006 menyatakan bahwa Bank syariah bukan sekedar lembaga keuangan yang bersifat sosial, namun Bank Syariah juga sebagai lembaga bisnis dalam rangka memperbaiki perekonomian umat. Sesuai dengan hal itu maka dana yang dikumpulkan dari masyarakat harus disalurkan dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan.

Budiyanto dalam tugas akhirnya tahun 2007 - 2009 menyebutkan bahwa pembiayaan murabahah memberikan kesempatan luas kepada masyarakat untuk menumbuhkan ladang - ladang usaha baru, sehingga mampu meningkatkan pendapatan perkapita penduduk.

(24)

Astuti dalam tugas akhirnya tahun 2004 – 2006 menyimpulkan bahwa masyarakat Indonesia khususnya yang beragama Islam merasa lebih tenang jika mengajukan pembiayaan pada BPRS, karena dapat menghindarkan diri akan keraguan hukum bunga bank. Sistem mark up yang ditetapkan oleh BPRS dapat memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak yaitu BPRS dengan nasabah, karena mark up telah ditetapkan dalam ratio yang telah disepakati bersama melalui suatu akad perjanjian sebelum pelaksanaan realisasi pembayaran.

Janah dalam tugas akhirnya tahun 2004 – 2006 menyimpulkan bahwa dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah harus benar-benar selektif terhadap proposal pembiayaan yang masuk. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kredit macet.

Dari ke lima hasil penelitian penulis mengangkat judul Pembiayaan

(25)

B. Kerangka Teoritik

1. Pengertian Prosedur

Prosedur adalah tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas (Kasmir, 2003 : 35 )

2. Pengertian Realisasi

Realisasi adalah proses menjadikan nyata (Wiroso, 2005 : 36 ) 3. Pengertian Margin

Margin adalah keuntungan yang diperoleh bank pada saat menjual barang kepada nasabah (Frianto Pandia, dkk, 2006 : 191)

4. Pengertian BPRS

Menurut UU No. 10 tahun 1996, Bank (badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak) yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatanya tidak memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran (Frianto Pandia, dkk, 2006 : 31)

5. Pengertian Pembiayaan

(26)

a. Jenis pembiayaan

Menurut Antonio tahun 2001 berdasarkan sifat penggunaan dibagi menjadi 2:

1. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

2. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

b. Prinsip analisis pembiayaan

Menurut muhamad ada 5C yang digunakan oleh lembaga keuangan dalam melakukan analisis pembiayaan, yaitu:

1. Character adalah data tentang kepribadian dari calon pelanggan seperti sifat – sifat pribadi, kebiasaan, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. Character ini untuk mengetahui apakan calon nasabah ini jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya.

2. Capacity merupakan kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya. Capacity

merupakan ukuran kemampuan dalam membayar.

(27)

4. Collateral adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila calon pelanggan benar – benar tidak memenuhi kewajibannya.

5. Condition juga perlu dipertimbangkan karena kondisi ekonomi dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah.

c. Tujuan Analisis Pembiayaan

Menurut muhamad (2002:261), analisis pembiayaan bertujuan untuk hal – hal berikut:

1. Untuk menilai kelayakan usaha calon peminjam.

2. Untuk menekan resiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan. 3. Untuk menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak. 6. Pengertian murabahah

Murabahah didefinisikan oleh para fuqaha sebagai penjualan barang seharga biaya/harga pokok barang tersebut ditambah margin keuntungan yang disepakati (Wiroso, 2005: 13).

Berdasarkan fatwa DSN No.04/DSN-MUI/IV/2000,

(28)

7. Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan murabahah merupakan bagian terpenting dari jual beli dan akad ini mendominasi pendapatan bank – bank syariah dari produk – produk yang ditawarkan.

a. Jenis pembiayaan murabahah

Menurut Wiroso (2005:37), pembiayaan dapat dibagi menjadi dua sebagai berikut:

1) Murabahah tanpa pesanan, yaitu ada pesanan atau tidak. Ada yang beli atau tidak, bank syariah menyediakan barang dagangannya, penyediaan barang ini tidak terpengaruh atau terkait langsung dengan ada tidaknya pesanan atau pembeli. 2) Murabahah berdasarkan pesanan, maksudnya adalah bank syariah baru akan melakukan transaksi murabahah atau jual beli apabila ada nasabah yang memesan barang sehingga penyediaan barang baru dilakukan jika ada pesanan. Pada

murabahah ini, pengadaan barang sangat tergantung atau terkait langsung dengan pesanan atau pembeli barang tersebut.

(29)

b. Syarat Pembiayaan Murabahah

Menurut Ghafur, A. (2008:66), dalam transaksi

murabahah, terdapat syarat minimal yang harus dipenuhi, yaitu:

1) Bank menyediakan dana pembiayaan berdasarkan perjanjian jual beli barang.

2) Jangka waktu pembayaran harga barang oleh nasabah kepada bank ditentukan berdasarkan kesepakatan bank dan nasabah.

3) Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan agunan tambahan selain barang yang dibiayai bank.

4) Kesepkatan margin harus ditentukan satu kali pada awal akad dan tidak berubah selama periode akad.

5) Angsuran pembiayaan selama periode akad harus dilakukan secara proporsional.

c. Landasan syariat Q.S. Al-Baqarah :275

Artinya : “...dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...

d. Teknis perbankan

Menurut Kasmir (2005: 48), pelaksanaan pembiayaan

(30)

1) Bank bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli.

Harga jual adalah harga beli bank dari produsen ditambah keuntungan. Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembiayaan.

2) Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlaku akad. Dalam perbankan, murabahah lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran cicilan.

3) Dalam transaksi ini, bila sudah ada barang diserahkan segera kepada nasabah, sedangkan pembayaran dilakukan secara tangguh.

e. Akad

Dalam transaksi murabahah yang dilakukan bank dan nasabah, akad yang digunakan adalah akad jual beli. Dalam hal ini bank bertindak sebgai penjual sedangkan nasabah sebagai pembeli.

f. Obyek Murabahah

1) Barang suci dan halal 2) Dapat diambil manfaatnya 3) Mudah diserahkan saat akad 4) Bank dimiliki oleh penjual

(31)

BAB III

LAPORAN OBYEK

A. Gambaran Umum BPRS ARTHA AMANAH UMMAT

BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran adalah bank yaang sedang tumbuh dan berkembang, sehingga prospek untuk investasi atau bermitra dalam usaha. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ini terletak di Jl. HOS Cokroaminoto Komplek Ruko Terminal Sisemut Ungaran. Letaknya yang cukup strategis membuat lembaga perbankan ini mudah dijangkau oleh masyarakat.

Meskipun BPRS Artha Amanah Ummat belum lama beroperasi dan belum memiliki kantor cabang, masyarakat tidak perlu ragu dengan keamanan simpanan mereka di lembaga keuangan ini, karena BPRS Artha AmanahUmmat telah dijamin pemerintah melalui Lembaga Pinjamin Simpanan (LPS).

1. Sejarah berdirinya BPRS Artha Amanah Ummat

(32)

2. Tujuan BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran

BPRS Artha Amanah Ummat didirikan sebagai upaya untuk meningkatkan kemakmuran bersama melalui pengalaman perbankan sesuai syariat Islam.

3. Visi dan Misi BPRS Artha AmanahUmmat

BPRS Artha AmanahUmmat berupaya memberikan pelayanan perbankan yang profesional dan amanah, melalui produk dan jasa layanan yang aman, nyaman, dan tumbuh secara sehat sesuai syariat islam.

(33)

4. Struktur Organisasi

Gambar 3.1

(34)

5. Job Description

a. DPS (Dewan Pengawas Syariah) Tugas:

1) Menilai aspek syariah terhadap pedoman operasional, dan produk yang dikeluarkan BPRS.

2) Memberikan opini dari aspek syariah terhadap pelaksanaan operasional BPRS secara keseluruhan dalam laporan publikasi. 3) Melaporkan hasil pengawasan syariah beserta kertas kerja

pengawasan disampaikan kepada Direksi, Komisaris, DSN-MUI, dan Bank Indonesia sekurang-kurangnya setiap 6 bulan sekali sesuai Pedoman Pengawas Syariah dan Tata Cara Pelaporan Hasil Pengawasan bagi DPS.

4) Memastikan dan mengawasi kesesuaian kegiatan operasional BPRS terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh DSN.

b. Direksi Tugas :

1) Mengelola BPRS dengan menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipertanggungjawbkan, independen, dan memenuhi kewajaran.

(35)

pedoman operasional BPRS yang sehat dan memenuhi prinsip kehati-hatian.

3) Memperhatikan kebutuhan modal minimum berdasarkan ATMR dengan memperhitungkan risiko pembiayaan dan melaporkan KPMM selambat-lambatnya tanggal 21 pada bulan berikutnya dalam bentuk disket dan hasil olahan komputer kepada kantor Bank Indonesia.

4) Memantau dan menyesuaikan rencana ekspansi dalam batas-batas yang dapat ditampung dengan permodalan BPRS secara sehat. 5) Meningkatkan dan menjamin kemampuan serta efektivitas BPRS

dalam mengelola dana masyarakat yang disimpan melalui Lembaga Penjamin Simpanan dan risiko pembiayaan dengan meminimalkan potensi kerugian atas penyaluran dana sehingga dapat mendukung kemampuan likuiditas BPRS secara komperhensif.

c. Komisaris Tugas :

1) Menggariskan kebijakan Rencana Kerja Anggaran Tahunan dan keuangan BPRS.

2) Menyusun tata cara pengawasan dan pengelolaan BPRS yang sehat.

(36)

4) Dalam hal hanya ada anggota Komisaris, maka semua wewenang bagi Komisaris Utama ataupun para Komisaris juga berlaku baginya.

5) Menyetujui kebijaksanaan Rencana Kerja Anggaran Tahunan dan keuangan BPRS yang akan diajukan kepada kantor Bank Indonesia.

6) Menilai dan meneliti Laporan Keuangan bank yang disampaikan oleh direksi.

7) Memberikan pertimbangan dan saran atau nasehat kepada Direksi dalam pengelolaan BPRS sesuai aspek prudential banking. d. Kepala Bagian Pemasaran

1) Membantu direksi merumuskan kebijakan bidang pembiayaan, melaksanakan kebijakan dan memantau perkembangan protofolio pembiayaan sesuai prinsip kehati-hatian.

2) Memberi saran atau masukan kepada Direksi dalam penyusunan kebijakan pembiayaan terutama dalam penanganan aktiva produktif bermasalah.

3) Mengerahkan serta membina bawahan dalam mendukung kelancaran kerja dan memprioritaskan pelayanan memuaskan kepada calon debitur.

(37)

5) Mengecek proses peningkatan agunan maupun pengurusan asuransi pembiayaan syariah.

6) Menyiapkan, mengurus dan membuat laporan analisis pembiayaan sebagai usulan kepada Direktur dalam mengambil keputusan untuk mengabulkan, mengabulkan dengan syarat atau menolak permohonan pembiayaan yang diajukan oleh calon debitur sesuai kewenangannya.

7) Memberikan legal opini atas pengajuan kredit sesuai dengan kewenangannya.

8) Membantu dan memantau kelancaran proses realisasi pembiayaan dibagian operasional.

9) Membuat laporan realisasi dan pembatalan pembiayaan serta perkembangan kolektabilitas secara rutin.

10) Melakukan pembinaan atas pembiayaan yang diberikan dalam rangka monitoring perkembangan kemampuan membayar debitur. 11) Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh manajemen. e. Accounting

Tugas:

1) Menyusun sistem rekening atau nomor perkiraan yang akan digunakan dalam transaksi, khususnya pada laporan keuangan neraca dan rugi laba.

(38)

3) Melakukan pencatatan kode transaksi dengan membuat kode perkiraan transaksi.

4) Mencatat transaksi pemindahbukuan antar aplikasi yang tersedia. 5) Melakukan posting data transaksi yang dilakukan oleh teller dlam

suatu periode yang ditentukan bila belum dilakukan oleh teller.

6) Melakukan validasi jurnal transaksi yang sudah dilakukan penjurnalan sebelumnya.

7) Melakukan pencetakan laporan keuangan Bank Indonesia dan untuk internal BPRS.

8) Melakukan tugas rekonsiliasi antar Bank Aktiva dan antar Bank Pasiva.

9) Tidak melakukan pencatatan manipulatif.

10)Membantu pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk menilai dan menginterpretasikan kondisi BPRS.

11)Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan terkait implementasi sikap profesionalisme dalam bekerja.

f. Teller

Tugas:

1) Menerima dan melakukan verifikasi warkat/slip/bukti kas setoran nasabah produk tabungan mudharabah dan atau deposito

mudharabah maupun angsuran dan atau pencairan pembiayaan

(39)

3) Memeriksa kelengkapan otorisasi sesuai kewenngannya dalam pencatatan jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas sesuai bukti kas.

4) Mencetak buku dan kartu kontrol tabungan.

5) Melindungi kas yang ada ditangan dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya.

g. Customer service

Tugas:

1) Memberikan informasi secara langsung, tertulis maupun via telepon mengenai persyaratan pembukaan/penutupan produk. 2) Mengurus administrasi pembukaan/penutupan produk.

3) Mengarsip spesimen nasabah, kartu angsuran dan merekap warkat. 4) Menyampaikan informasi saldo produk maupun angsuran apabila

diminta nasabah.

5) Mengurus permohonan penutupan rekening tabungan. 6) Memberikan laporan secara rutin dan berkala kepada atasan.

B. Data-Data Deskriptif

1. Produk-Produk BPRS Artha Amanah Ummat a. Produk Penghimpunan Dana

1) Tabungan iB Hijriah

(40)

yang sewaktu-waktu dapat diambil. Bank tidak wajib memberikan bagi hasil. Bank dapat memberikan bonus yang tidak diperianjikan sebelumnya.

2) Tabungan iB Amanah

Tabungan ini untuk menampung investasi yang menggunakan akad bagi hasil (mudharabah). Produk tabungan ini diperuntukan untuk semua lapisan masyarakat. Dengan akad ini maka pihak penabung akan mendapatkan bagi hasil setiap bulannya dengan porsi yang sudah disepakati sebelumnya. Bagi hasil akan langsung dimasukkan ke dalam rekening nasabah.

3) Deposito iB Investasi Mudhabah

Adalah simpanan berjangka dengan jangka waktu 1, 3, 6, 12 bulan. Simpanan ini menggunakan akad mudharabah dimana nasabah akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan yang disepakati. Produk ini sangat cocok untuk investasi nasabah, karena bagi hasil yang kami berikan sangat kompetitif dan menarik.

b. Produk Penyaluran Dana 1) Akad jual-beli (Murabahah)

(41)

2) Akad Bagi Hasil (Mudarabah/Musyarakah)

Pembiayan untuk modal kerja, dimana bank membantu kebutuhan modal kerja. Selanjutnya secara periodik nasabah membayar pokok modal ditambah bagi hasil keuntungan yang telah disepakati.

3) Akad sewa (Ijarah)

Adalah akad dimana bank menyewakan suatu obyek sewa kepada nasabah, dan atas manfaat yang diterima oleh nasabah atas penggunaan obyek sewa yang disewa tersebut, bank memperoleh ongkos sewa. Akad ini bisa dipergunakan untuk keperluan dibidang pendidikan, tenaga kerja, kesehatan dan pariwisata.

(42)

BAB IV

ANALISIS

A. Prosedur Realisasi Pembiayaan Murabahah

Prosedur realisasi pembiayaan murabahah diawali dengan permohonan pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabah kepada BPRS Artha Amanah Ummat dengan cara mengisi Formulir Permohonan Pembiayaan serta melengkapi berkas-berkas persyaratan.

Surat permohonan akan diterbitkan oleh marketing dari calon nasabah untuk kemudian diserahkan kepada Bagian Pembiayaan. Form surat permohonan aktivitas pendukung proses pembiayaan yang berisi tentang data-data calon nasabah, yaitu:

1. Nama 2. Alamat 3. Pekerjaan

4. Jumlah Plafond pembiayaan 5. Tujuan Penggunaan

6. Jangka Waktu

7. Data Keuangan Nasabah 8. Rincian Pembelian

Oleh bagian pembiayaan, surat permohonan diperiksa dan diteruskan kepada Direktur Utama. Apabila Direktur Utama menolak form surat permohonan, maka pengajuan pembiayaan tidak dapat diteruskan untuk

(43)

direalisasi dan dibuat surat penolakan kepada nasabah atau dengan cara memberitahukan kepada pemohon secara langsung atau via telepon. Namun apabila form surat permohonan disetujui, akan segera dilaksanakan survei terhadap usaha, agunan dan hal-hal yang berkaitan dengan si pemohon oleh tim surveyor. Survei ini dilakukan untuk menganalisis kelayakan pengajuan pembiayaan.

Setelah survai dilaksanakan, bagian pembiayaan akan menerbitkan Surat Permohonan ke dua untuk diserahkan pada Rapat Komite Pembiayaan. Form berisi sebagai berikut:

1. Dokumen analisis hasil survai a. Form Analisis Karakter b. Form Analisis Yuridis

c. Form Analisis Kelayakan Ekonomi d. Form Analisis Takasi

e. Form Analisis Syariah 2. Dokumen Pendukung

Untuk calon nasabah Badan Usaha a. Aplikasi Pembiayaan

b. Akta Pendirian Usaha c. NPWP Usaha

d. Surat Penetapan dan Pengesaha Pengurus/pegawai e. Hasil Penilaian Kesehatan Usaha

(44)

g. Fotokopi KTP semua pengurus dan pengawas h. Fotokopi agunan

i. Fotokopi PBB Agunan j. Foto lokasi dan tempat usaha k. Foto Agunan

Untuk nasabah individu: a. Aplikasi Pembiayaan b. Fotokopi KTP

c. Fotokopi KK/Kartu Keluarga d. Fotokopi akta nikah

e. NPWP

f. Laporan Penilaian Obyek Agunan g. Foto agunan

h. Foto properti

3. Form indeks nominatif pembiayaan

Berisi tentang jumlah poin pembiayaan yang akan menjadi dasar dalam penilaian kelayakan pembiayaan.

(45)

Namun apabila Tim Komite Pembiayaan menyetujui proposal dari pembiayaan dari pemohon, pihak Bank akan mengeluarkan Surat persetujuan pihak BPRS Artha Amanah Ummat untuk memberikan fasilitas pembiayaan. Dan calon nasabah harus segera membuka rekening tabungan guna memperlancar transaksi yang berkaitan dengan pembiayaan

murabahah. Melalui rekening tersebut calon nasabah akan membayar senilai satu kali angsuran yang telah disepakati sebelum pelaksanaan akad.

Pada hal ini Form Rencana Pembelian Barang untuk obyek yang akan diperjualbelikan dalam transaksi murabahah harus diserahkan dan kemudian calon nasabah meminta nota pembelian barang atas nama yaang bersangkutan untuk selanjutnya diserahkan pada pihak Bank sebagai bentuk perwakilan dari barang pada saat akad. Setelah nota diterima, pihak bank akan membuat jadwal angsuran atas jual beli barang yang akan dilaksanakan, untuk kemudian menjadi salah satu berkas yang akan ditandatangani dalam akad perjanjian.

(46)

1. Surat Kuasa menjual

Berisi tentang penyerahan agunan dari nasabah kepada BPRS Artha Amanah Ummat sebagai agunan dalam pembiayaan.

2. Surat Kuasa Debet

Berisi tentang pemberian kuasa dari nasabah kepada BPRS Artha Amanah Ummat untuk melakukan pendebetan terhadap rekening yang bersangkutan di BPRS Artha Amanah Ummat.

Dengan ditandatanganinya Surat perjanjian dan beberapa dokumen tersebut diatas oleh nasabah, maka fasilitas pembiayaan telah sah diberikan kepada nasabah. Kemudian dihadapan notaris yang telah ditunjuk oleh BPRS Artha Amanah Ummat, nasabah melakukan pengikatan agar perjanjian pembiayaan memiliki kekuatan hukum.

Setelah akad dilaksanakan proses pengikatan notaris. Apabila calon nasabah berstatus belum menikah, orang tua yang bersangkutan harus hadir dalam akad. Dan apabila statusnya menikah, akad harus disaksikan oleh suami/istri beserta anak-anak yng bersangkutan yang menjadi ahli waris. Jika jaminan yang digunakan untuk transaksi adalah atas nama orang lain, maka yang berhak atas jaminan tersebut turut serta dihadirkan.

(47)

Apabila terdapat sisa atas dana untuk pembelian barang, dana tersebut akan disetorkan pada rekening tabungan nasabah. Kemudian pembayaran angsuran dapat dilakukan nasabah dengan menyetorkan melalui rekening tersebut untuk kemudiandilakukan pendebetan oleh pihak Bank. Sedangkan uang muka yang telah diserahkan oleh nasabah pada rekening tabungan di BPRS Artha Amanah Ummat, dapat diambil kembali oleh yang bersangkutan, karena uang tersebut hanya sebatas syarat yang harus dipenuhi sebagai pengukur keseriusan nasabah atas pengajuan pembiayaan.

Yang membedakan BPRS Artha Amanah Ummat dengan lembaga keuangan yang lain adalah apabila calon nasabah ingin membelanjakan/membeli obyek jual beli sendiri, nasabah harus menyerahkan bukti baik berupa nota, kuitansi maupun bukti-bukti yang lain.

B. Penanganan Pembiayaan Bermasalah (macet) pada BPRS Artha Amanah Ummat

Penggolongan kualitas aktiva produktif pembiayaan meliputi kategori lancar, kurang lancar, diragukan dan macet

(48)

Tabel 4.1

Kriteria Portofolio Kolektibitas Pembiayaan Murabahah bermasalah

Kemampuan

membayar Kurang lancar Diragukan Macet

Masa angsuran Sumber : Surat Keputusan No. SK-5/Dir/BPRS-DA/V/2009

Untuk mengatasi ketiga kategori pembiayaan bermasalah tersebut di atas, penanganan dilakukan dengan paradigma “pencegahan” dan “penanggulangan”.

1. Pencegahan

(49)

Pembinaan secara langsung dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Customer Visit

Merupakan silaturahmi dengan melakukan kunjungan kepada nasabah untuk membangun suasana ukhuwah, mengecek usaha nasabah, mengumpulkan informasi dari lingkungan tempat tinggal maupun tempat usaha mengetahui kondisi ekonomi dan usaha nasabah, mengecek kondisi agunan serta memberikan saran-saran. b. Telephone Call and SMS Call

Menghubungi nasabah melalui telepon atau SMS untuk memberikan perhatian, menumbuhkan rasa segan, memberi motivasi, mengucapkan selamat apabila yang bersangkutan mendapat kesuksesan dan meningkatkan jadwal jatuh tempo angsuran.

Sedangkan pembinaan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Mencermati aktivitas rekening tabungan debitur yang bersangkutan.

b. Mengikuti perkembangan debitur untuk usaha tertentu melalui laporan-laporan yang berhasil dihimpun.

(50)

2. Penanggulangan

Penanganan pembiayaan bermasalah dalam paradigma penanggulangan harus dilakukan melalui tahapan berikut:

a. Melakukan analisis terhadap sebab-sebab pembiayaan bermasalah tersebut

b. Memastikan penyebab utama dan penyebab pendukung. c. Menggolongkan penyebab tesebut ke dalam kategori berikut:

1. Moral Harzard yaitu melakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai Syariat, pembiayaan yang diterima tidak digunakan sebagaimana akad, serta data dan informasi yang diberikan dimanipulasi dan tidak benar.

2. Miss Managemen yaitu kesalahan dalam pengelolaan usaha oleh debitur baik disengaja maupun tidak disengaja.

3. Dirugikan atau diperdaya oleh pihak lain.

4. Force Majeur, yaitu karena bencana alam, kondisi dan kebijakan ekonomi pemerintah.

d. Melakukan analisis ulang atas kondisi dan prospek usahanya kedepan. e. Menentukan pilihan dari alternatif solusi yang ada dan bermusyawarah

(51)

Bentuk-bentuk alternatif penanggulangan pembiayaan bermasalah, yaitu:

a. Pembinaan dan Pengawasan Khusus

Pembinaan dan pengawasan khusus dilakukan melalui customer visit minimal satu bulan sekali dan telephone call minimal dua minggu sekali untuk untuk mengetahui secara fisik kondisi dan keaadaan usaha nasabah, memberikan saran-saran yang diperlukan yang menyangkut problematika dalam rangka penyerahan dan pemulihan usaha debitur serta meningatkan jadwal pembayaran angsuran.

b. Penagihan Khusus

Penagihan khusus mutlak dilakukan melalui kunjungan langsung ke rumah atau tempat usaha nasabah untuk menagih komitmen yang disepakati oleh marketing, pihak bagian penanganan pembiayaan bermasalah, tim khusus atau pihak lain yang ditunjuk oleh Bank. c. Restrukturisasi

(52)

d. Pengambilalihan daan Eksekusi Agunan

Pengambilalihan agunan adalah tindakan manajemen dalam rangka menyelamatkan aset Bank. Agunan yang diambil alih harus secepatnya dilikuidasi atau dijual menjadi kas.

Langkah-langkah dalam pengambilalihan agunan adalah sebagai berikut:

1) Melakukan taksasi ulang atas agunan.

2) Melakukan negosiasi kepada debitur dan keluarganya untuk meminimalisasi dampak sosial dan psikologinya.

3) Tindakan pengambilalihan agunan dan tata cara likuidasi atau penjuaalan agunan yang telah diambil alih diputuskan oleh Tim Komite Pembiayaan.

e. Penghapusan Pembiayaan melalui PPAP

Manajemen dapat memutuskan untuk melakukan tindakan administratif dengan menghapusbukukan pembiayaan untuk kategori macet dari neraca sebesar kewajiban debitur. Keputusan ini bersifat rahasia dan secara yuridis tidak menghapus hak tagih bank kepada debitur.

(53)

1) Untuk pembiayaan yang tidak diasuransikan sebesar baki debet pembiayaan dikurangi nilai agunan yang diambil alih.

2) Untuk pembiayaan yang diasuransikan sebesar baki debet pembiayaan dikurangi ganti rugi yang telah diterima perusahaan asuransi.

3) Untuk pembiayaan yang direstrukturisasi dengan pengurangan pokok pembiayaan, pembebenan PPAP sebesar selisih antara baki debet pembiayaan lama dan baki debet pembiayaan baru.

Tindakan penghapusbukuan pembiayaan ditentukan dan diputuskan oleh Komite Pembiayaan. Pembiayaan dan tagihan yang dihapusbukukan ini tetap dicatat agar kewajiba debitur dapat diketahui setiap saat dalam rangka penagihan/pembuktian kepada debitur.

Tenaga pemasaran, dalam hal ini bertanggung jawab sepenuhnya untuk melaksanakan penyelesaian pembiayaan bermasalah untuk kategori diragukan dan macet, kecuali untuk protofolio yang tengah ditangani oleh Bagian Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah. Sedangkan koordinasi dan monitoring

(54)
(55)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang diuraikan maka, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Prosedur realisasi pembiayaan murabahah pada BPRS Artha Amanah Ummat diawali dengan pengajuan pembiayaan dari calon nasabah dengan cara mengisi Formulir Permohonan Pembiayaan serta memenuhi persyaratan. Selanjutnya pihak pemasaran akan mengajuan surat permohonan kepada Bagian Pembiayaan. Apabila disetujui, proses survai akan dilaksanaan dan Surat Permohonan 2 akan diterbitkan serta Rapat Komite Pembiayaan akan dilaksanakan. Jika dalam rapat tersebut pengajuan pembiayaan disetujui maka layak di realisasi, maka calon nasabah segera membuka rekening di BPRS Artha Amanah Ummat dan membayar kewajiban atas uang muka dan biaya pra realisasi melalui rekening tersebut. Kemudian calon nasabah mengisi Form Rencana Pembelian Barang dan meminta nota pembelian barang kepada supplier

atas nama yang bersangkutan sebagai bentuk perwakilan barang pada saat akad, dan pada saat itu juga nasabah akan menandatangani surat perjanjian dan beberapa dokumen penting untuk kemudian diadakan pengikatan perjanjian secara notariil.

(56)

2. Untuk mengatasi pembiayaan bermasalah pada BPRS Artha Amanah Ummat dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu upaya pencegahan dan upaya penanggulangan. Upaya pencegahan dilakukan melalui customer visit dan telephone call and SMS call. Sedangkan upaya penanggulangan dapat dilakukan dengan cara pembinaan dan pengawasan khusus, penagihan khusus, restrukturisasi, pengambilalihan dan eksekusi agunan, hingga penghapusan pembiayaan.

B. Saran

Berikut ini, penulis memberikan saran-saran kepada pihak BPRS ARTHA AMANAH UMMAT dan diharapkan saran-saran tersebut dapat menjadi masukan yang akan berguna bagi perkembangan kedepan yang lebih baik sebagai berikut:

1. Mengubah kebijakan pembebanan biaya administrasi yang masih menggunakan persentase.

2. Meng-cover obyek agunan dengan asuransi.

3. Tingkat perkembangan nasabah pembiayaan murabahah yang senantiasa naik turun pada setiap pergantian periode agar labih diperhatikan agar pihak Bank lebih bisa memacu minat masyarakat untuk mau bermitra dengan pihak bersangkutan, karena hal ini akan berpengaruh pada pendapatan Bank.

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Anshori, Abdul Ghofur, Tanya Jawab Perbankan Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2008

Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,2001

Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Alvabet, Jakarta, 2002 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, UPP AMPYKPN, Yogyakarta, 2002 Pandia, Frianto, dkk, Lembaga Keuangan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2005

Susanto, Burhanudin, Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, UII Press, Yogyakarta, 2008

Vogel, Frank E, Samuel L.Heyes, Hukum Keuangan Islam: Konsep, Teori dan Praktik, Nusamedia, Bandung, 2007

Wiroso, Jual Beli Murabahah, UII Press, Yogyakarta, 2005

Kasmir, Manajemen Perbankan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003

(58)

(59)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Arsi Kurniati

Jenis Kelamin

: Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Salatiga, 28 April 1989

Agama

: Islam

Alamat

: Jl. Wisanggeni No. 21 Salatiga

Pendidikan

-

SD

: SD Negeri 4 Salatiga

-

SMP

: SMP Negeri 5 Salatiga

Gambar

Gambar 3.1
Tabel 4.1

Referensi

Dokumen terkait

Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kelentukan pergelangan tangan dan power otot lengan-bahu dengan hasil akurasi smash

Hasil dari penelitian menyebutkan bahwa: (1) Nilai Stabilitas, Flow, VIM, dan Marshall Quotient tanpa penambahan serbuk keramik sebagai filler akan terus meningkat sampai

Forensik digital muncul dari banyaknya kriminal yang terjadi pada penggunaan sistem komputer sebagai objek atau sebagai alat yang digunakan untuk sebuah kejahatan

Pengaturan recall partai politik dalam peraturan perundang- undangan sebaiknya dihapuskan, hal ini untuk menghilangkan dasar kewenangan partai politik dalam

Dengan penggunaan Sistem Informasi Manajemen Data pada PO.Agsa Berbasis Web, diharapkan bisa mengurai sedikit masalah yang ada di perusahaan, ,pendataan keselurahan alur

Reformasi memiliki makna, yaitu suatu gerakan untuk memformat ulang, Reformasi memiliki makna, yaitu suatu gerakan untuk memformat ulang, menata ulang atau menata

Adik – adik stambuk 2007-2008, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, khususnya kepada Husin (2008), Nurtia Rahmat (2007), Terima kasih atas

Beradasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa besarnya nilai koefisien determinasi ditunjukkan pada nilai R Square yaitu sebesar 0,608 yang artinya bahwa variasi dari