• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang Balok dan Kubus dengan Metode Number Head Together (NHT) dan Index Card Match (ICM) pada Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Ngemplak, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung Tahun Ajaran 2017/2018 - Test Reposit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang Balok dan Kubus dengan Metode Number Head Together (NHT) dan Index Card Match (ICM) pada Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Ngemplak, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung Tahun Ajaran 2017/2018 - Test Reposit"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG BALOK DAN KUBUS DENGAN METODE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DAN INDEX CARD MATCH (ICM) PADA SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH NGEMPLAK, KEC. KANDANGAN,

KAB. TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FATIMATUL HIDAYAH NIM 115-14-037

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:

Nama : Fatimatul Hidayah NIM : 11514037

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG BALOK DAN KUBUS DENGAN METODE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DAN INDEX CARD MATCH (ICM) PADA SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH NGEMPLAK, KANDANGAN, TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 28 Juni 2018 Dosen Pembimbing

(4)

iv

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721

Website : www.iainsalatiga.ac.id email : administrasi@iainsalatiga.ac.id

SKIRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG BALOK DAN KUBUS MELALUI METODE NUMBER HEAD TOGETHER DAN

INDEX CARD MATCH PADA KELAS V MI MUHAMMADIYAH NGEMPLAK, KANDANGAN, TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018

OLEH

FATIMATUL HIDAYAH NIM : 11514037

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 20 Agustus 2018 dan

telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Susunan Panitia Penguji

KetuaPenguji :Dr. Winarno,S.Si.,M.Pd.

SekretarisPenguji :Dra. Siti Farikhah,M.Pd.

Penguji I :Prof.Dr.H.Mansur,M.Ag.

Penguji II :Dr. Lilik Sriyanti,M.Si.

Salatiga, 20 Agustus 2018 Dekan FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M.Pd.

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Fatimatul Hidayah

NIM : 11514037

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah (PGMI)

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan di publikasikan pada e-repository IAIN Salatiga.

Salatiga, 28 Juni 2018

Yang menyatakan

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Kegagalan adalah awal keberhasilan. Ilmu tanpa iman bagaikan lahan yang

tandus

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

Ibuku (Eni Lestari) dan Bapakku (Sipyani) sebagai wujud baktiku kepadanya,

yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan do’anya.

Adikku (Adi Bayu dan Muhammad Yusuf) yang selalu mendukung dan memberi

semangat.

Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendo’akanku.

Sahabat-sahabatku, Muhammad Rifa’i ,Hikmah, hayu, ela, mas fitri, dan yang

tidak bisa ku sebutkan satu persatu

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin penulis ucapkan sebagai rasa syukur kehadirat

Allah SWT atas segala nikmat yang tak terhitung dan rahmat-Nya yang tiada henti. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul peningkatan hasil belajar matematika materi bangun ruang melalui metode Number Head Together dan Index Card Match pada siswa kelas V MI

Muhammadiyah Ngemplak, Kandangan, Temanggung Tahun ajaran 2017/2018. Penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Ileh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada :

1. Bapak Dr.H.Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi,M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Madrasah

Ibtida’iyah.

4. Ibu Dra.Hj.Siti Farikhah, M.Pd. selaku pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk, memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

5. Dra. Nur Hasanah, M.Pd. sebagai pembimbing akademik dari awal semester sampai sekarang.

(8)

viii

7. Bapak Agen Torowedi, S.Pd. selaku Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Ngemplak beserta guru-guru yang telah mengizinkan pada penulis untuk melakukan penelitian di MI Muhammadiyah Ngemplak.

8. Kedua orangtua saya yang selalu mendoakan, menyemangati ketika semangatku mulai goyah.

9. Siswa-siswi kelas V MI Muhammadiyah Ngemplak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.

10.Semua pihak yang telah membantu penulisan dalam meyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dan ridho dari Allah SWT serta tercatat dalam bentuk amalan ibadah. Aamiin.

Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca bagi umumnya.

Salatiga, 17 maret 2018 Penulis

(9)

ix ABSTRAK

Fatimatul hidayah. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang Balok dan Kubus dengan Metode Number Head Together (NHT) dan Index Card Match (ICM) pada Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Ngemplak, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtida’iyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

Agama Islam Negeri Salatiga Pembimbing Dra. Siti Farikhah, M.Pd. Kata Kunci : Matematika, Bangun Ruang, Number Head Together (NHT) dan

Index Card Match (ICM).

Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas V MI Muhammadiyah Ngemplak, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung Tahun Ajaran 2017/2018 pada mata pelajaran Matematika masih rendah rata-rata kelas hanya mencapai 6,1 hal ini karena dalam menyampaikan pelajaran matematika, guru menggunakan metode kurang tepat dan kurang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan Metode Number Head Together (NHT) dan Index Card Match (ICM) dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran dalam membelajarkan Matematika. Tujuan dari metode ini untuk mengarahkan pemahaman siswa pada pembelajran aktif yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran agar siswa lebih mampu memahami materi, dan belajar matematika menjadi lebih menyenangkan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang dilaksanakan dengan dua siklus. Subyek penelitian ini siswa kelas V MI Muhammadiyah Ngemplak Tahun 2018 yang berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi.

(10)

x ABSTRACT

Fatimatul hidayah. 2017. Improvement of Mathematics Learning Outcomes Build Material in Beams and Cubes with Number Head Together (NHT) and Index Card Match (ICM) Methods for Grade V Students at MI Muhammadiyah Ngemplak, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung Academic Year 2017/2018. Thesis, Department of Teacher Education, Madrasah Ibtida'iyah, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic Institute in Salatiga, Advisor Dra. Siti Farikhah, M.Pd.

Keywords: Mathematics, Space Building, Number Head Together (NHT) and Index Card Match (ICM).

Learning outcomes obtained by grade 5 students of MI Muhammadiyah Ngemplak, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung Academic Year 2017/2018 in Mathematics subjects is still low on average, the class only reaches 6.1, because in delivering mathematics lessons, teachers use methods that are less precise and less actively involve students in learning activities. The use of Number Head Together (NHT) and Index Card Match (ICM) methods can be used as alternative learning methods in teaching mathematics. The purpose of this method is to direct students' understanding of active learning that involves students actively in learning activities so that students are better able to understand the material, and learn mathematics to be more enjoyable.

This type of research is classroom action research with steps of planning, implementation, observation, and reflection carried out in two cycles. The subject of this research was the fifth grade students of MI Muhammadiyah Ngemplak in 2018, which consisted of 20 students consisting of 8 male students and 12 female students. Data collection techniques used in the form of observation, interviews, and documentation.

(11)

xi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...

KATA PENGANTAR...

A. Latar Belakang Masalah...

B. Rumusan Masalah...

C. Tujuan Peneltian ...

(12)

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar...

1. Pengertian Hasil Belajar...

2. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar...

B. Bangun Ruang (Balok dan Kubus)...

1. Pengertian Bangun Ruang...

2. Balok ...

3. Kubus...

C. Number Head Together (NHT)...

1. Definisi Number Head Together(NHT)...

2. Langkah-langkah pembelajaran Number Head Together

(NHT)...

3. Kelebihan dan kekurangan Number Head Together

(NHT)...

D. Index Card Match (ICM)...

1. Definisi Index Card Match (ICM)...

2. Langkah-langkah pembelajaran Index Card Match (ICM)

3. Kelebihan dan Kekurangan Index Card Match (ICM)...

E. Hasil penelitian yang Relevan...

F. Kaitan Number Head Together (NHT) dan Index Card Match

(ICM) dengan pembelajaran Matematika...

a. Kaitan NHT dengan Pembelajaran Matematika...

b. Kaitan ICM dengan pembelajaran Matematika...

c. Kaitan antara NHT, ICM dengan Pembelajaran

(13)

xiii

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Muhammadiyah Ngemplak...

1. Lokasi penelitian...

2. Visi dan Misi MI Muhammadiyah Ngemplak...

3. Keadaan Guru dan siswa MI Muhammadiyah Ngemplak

4. Subyek Penelitian...

B. Deskripsi Pelaksanaan Per-Siklus...

1. Siklus I...

2. Siklus II...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian...

1. Kondisi Awal...

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I...

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II...

B. Pembahasan Hasil Penelitian...

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Nama Guru MI Muhammadiyah Ngemplak Tahun 2018.

Tabel 3.2 Data siswa MI Muhammadiyah ngempak tahun 2018. Tabel 3.3 Data siswa kelas 5 MI Muhammadiyah Ngemplak. Tabel 4.1 Data nilai sebelum tindakan.

Tabel 4.2 Hasil pengamatan siswa siklus I Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus I

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Terhadap Guru pada Siklus I Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II

Tabel 4.6 Hasil belajar siswa siklus II

Tabel 4.7 Data Hasil Pengamatan Guru Pada Siklus II Tabel 4.8 Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I Tabel 4.9 Rata-Rata Nilai Belajar siswa Siklus II Tabel 4.10 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Kelas

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Skema siklus penelitian

Gambar 2.1 Balok ABCD.EFGH Gambar 2.2 Jaring-jaring balok Gambar 2.3 Kubus ABCD.EFGH Gambar 2.4 Jaring-jaring kubus

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Rata-rata Nilai Kelas Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika

12 23 25 26 28

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I Lampiran 2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II Lampiran 3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I Lampiran 4 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II Lampiran 5 Hasil Pengamatan Guru Siklus I Lampiran 6 Hasil Pengamatan Guru Siklus II Lampiran 7 RPP Siklus I

Lampiran 8 Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 9 Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 10 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 11 Lembar Konsultasi Pembimbing

Lampiran 12 Daftar SKK

Lampiran 13 Daftar Riwayat Hidup

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu menghadapi banyak permasalahan. Permasalahan-permasalahan itu tentu saja tidak semuanya merupakan permasalahan matematis, namun matematika memiliki peranan yang sangat sentral dalam menjawab permasalahan keseharian itu. Ini berarti bahwa matematika sangat diperlukan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari untuk membantu memecahkan permasalahan.

Kebutuhan akan aplikasi matematika saat ini dan masa depan tidak hanya untuk keperluan sehari-hari, tetapi juga dalam dunia kerja dan untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, matematika sebagai ilmu dasar perlu dikuasai dengan baik oleh siswa, terutama sejak usia sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Seperti dalam surat Al-Furqon : 2

ٌميِ َشَ ُ َلَ كنُكَي كمَلَو اًَلََو كذِخذتَي كمَلَو ِضكرَ كلْاَو ِتاَواَم ذسلا ُ كلُْم َُلَ يِ ذلَّا

اًريِدكلَت ُهَرذدَلَف ٍء ك َشَ ذ ُكُ َقَلَخَو ِ كلُْمكلا ِفِ

(18)

2

Artinya : yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya),

dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan

ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (Al-Furqon : 2)

Pada usia siswa Sekolah Dasar (7-8 tahun hingga 12-13 tahun), menurut teori kognitif Piaget termasuk pada tahap operasional konkret. Berdasarkan perkembangan kognitif ini, maka anak usia sekolah dasar pada umumnya mengalami kesulitan dalam memahami matematika yang bersifat abstrak. Karena keabstrakkannya matematika relatif tidak mudah untuk dipahami oleh siswa sekolah dasar pada umumnya (Ahmad Susanto, 2013:183-184).

Ilmu matematika sebagai ilmu hitung pada dasarnya adalah ilmu yang memiliki fungsi luas dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini, baik orang bodoh maupun pandai secara akademik, tanpa sadar selalu menggunakan ilmu matematika dalam kehidupan sehari-hari, meski dalam konsep yang sederhana (Jannah, 2011: 21)

(19)

3

Pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang di ajarkan pada tingkat sekolah dasar. Berkaitan dengan hal tersebut,

Daryanto dan Rahardjo (2012: 240) menyatakan bahwa, “ Mata Pelajaran

Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuaan berfikir logis,

analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama”.

Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Karena dengan belajar matematika, kita akan belajar secara kritis, kreatif, dan aktif (Susanto, 2013: 183).

Banyak orang menganggap bahwa pelajaran matematika itu sulit, menyeramkan, bahkan beberapa anak yang tidak suka sama sekali dengan matematika. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pendekatan guru dalam pengolahan pembelajaran sehingga banyak yang berpendapat bahwa matematika adalah suatu momok yang harus dihindari. Anak-anak harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari, seperti membaca dan menulis. Kesulitan matematika harus diatasi sejak dini, kalai tidak akan menghadapi banyak masalah di kemudian hari.

(20)

4

dan banyak menghitung angka, seperti lingkungan, metode pembelajaran, guru, dan lain sebagainya (Jannah,2012:25)

Selain itu metode yang digunakan oleh guru masih sangat sederhana seperti menjelaskan pelajaran hanya dengan berceramah di depan kelas. Tentu siswa akan cenderung bosan untuk mengikuti pembelajaran. Diskusi kelompok yang dilakukan pun masih sederhana, siswa yang mau mengungkapkan hasil kelompoknya hanyalah siswa yang pandai dan yang lainnya hanya ikut-ikutan. Media yang digunakan oleh guru masih sangat sederhana, hanya menggunakan gambar yang ada di dalam lembar kerja siswa dan buku paket. Jadi siswa hanya fokus kedalam buku pelajaran.

Bangun ruang merupakan pokok bahasan yang diajarkan pada siswa kelas V semester II. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan wali kelas V hasil belajar siswa pada pokok bahasan tersebut kurang memuaskan. Siswa masih banyak yang kesulitan menghafalkan rumus, dan menganalisis tentang bangun ruang.

(21)

5

Guru masih menggunakan metode yang sederhana, sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung masih ditemukan ada siswa yang mengantuk terutama siswa yang duduk di barisan belakang, mengerjakan tugas lain, bermain, ngobrol dengan temannya, dan berceloteh sendiri. Peneliti juga menemukan bahwa siswa masih sangat pasif sekali dan merasa enggan bila di minta oleh guru untuk maju kedepan mengerjakan tugas yang diberikan.

Berdasarkan masalah di atas guru selayaknya melakukan perubahan dalam gaya mengajar siswa. Salah satunya melalui pembelajaran kooperatif type Number Head Together dan Index Card Match. Melalui pembelajaran kooperatif akan membantu mempermudah pemahaman. Menurut Roger dalam huda (2013:29)

(22)

6

akan meningkatkan tanggung jawab dan kontribusi dalam kelompok, karena semua siswa aktif dalam kelompok tersebut.

Menurut Suprijono (2013:58) pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Unsur-unsur tersebut antara lain saling ketergantungan positif, tenggung jawab individu, interaksi promotif, komunikasi antar anggota dan pemprosesan kelompok.

Agar dalam pembelajaran lebih menyenangkan, maka peneliti menambahkan satu metode lagi, yaitu Index Card Match (ICM).

Index Card Match (ICM) atau mencari pasangan merupakan strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya (Hisyam Zaini,2002:64) pembelajaran dengan ICM ini sangat bermanfaat bagi guru dan siswa, karena semua akan selalu aktif dan siap maju ketika di panngil oleh guru.

(23)

7

aktifitas yang dilakukan berpasangan, separoh siswa akan mendapatkan soal dan separoh yang lain akan mendapatkan jawaban, kemudian minta siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain, setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta setiap pasangan secara bergantian untuk membaca kan soal yang diperoleh dengen keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain, dan untuk mengakhirinya dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan (Hisyam Zaini,2002:64).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik

mengangkat judul penelitian “Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Materi Bangun Ruang Balok dan Kubus dengan Metode Number Head Together (NHT) dan Indez Card Match (ICM) pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Ngemplak, Kandangan, Temanggung. Tahun Ajaran

2017/2018”.

B. Rumusan Masalah

(24)

8

Muhammadiyah Ngemplak, Kandangan, Temanggung. Semester Genap

Tahun Ajaran 2017/2018?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian disesuaikan dengan rumusan masalah yang sudah disebutkan di atas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas V MI Muhammadiyah Ngemplak, Kandangan, Temanggung. Semester Genap Tahun Ajaran 2017/2018 melalui metode Number Head Together (NHT) dan Index Card Match (ICM).

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan adalah sebagai salah satu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian melalui data yang terkumpul.

Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan (Suharsimi,2014:3).

(25)

9 E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai acuan atau referensi dalam penelitian yang terbaru, khususnya penerapan metode Number Head Together (NHT) dan Index Card Match (ICM).

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

1) Temuan-temuan peneliti ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh guru dalam merancang dan melaksanakan program pembelajaran dengan menggunakan alternatif model pembelajaran.

2) Memberikan pengalaman langsung kepada guru untuk mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) dan Index Card Match (ICM) dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa. b. Bagi Siswa

(26)

10

2) Membangun interaksi antar siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas sehingga siswa turut serta dan aktif dalam proses pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

Diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah serta menciptakan peserta didik yang berkualitas.

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan teori bagi peneliti lain dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) dan Index Card Match (ICM) pada

materi maupun mata pelajaran yang lain, F. Definisi Operasional

Untuk menjelaskan judul penelitian ini, maka akan kami berikan penjelasan beberapa istilah dalam penulisan penelitian ini. Istilah-istilah yang di maksud adalah sebagai berikut :

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.”(Suprijono,2013:7). hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. (Jihad dan Haris

(27)

11

Dalam penelitian ini, hasil belajar sangat penting karena untuk mengetahui pemahaman siswa.

2. Matematika

Matematika adalah ilmu hitung atau ilmu tentang perhitungan angkat untuk menghitung berbagai benda ataupun yang lainnya dalam penelitian ini. (Jannah,2011:17).

3. Bangun Ruang

Bangun Ruang adalah bangun tiga dimensi yang merupakan sebuah bangun yang memiliki ruang yang dibatasi oleh beberapa sisi. Jumlah dan model yang membatasi bangun tersebut menentukan nama dan bentuk bangun tersebut (Sumanto,2008:58).

4. Metode Number Head Together

Number Head Together (NHT) yaitu belajar mengajar kepala bernomor.

Teknik yang dikembangkan oleh Russ Frank ini merupakan teknik yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling sharing ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat (Huda, 2013:138). Menurut pendapat saya NHT adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternative terhadap struktur kelas tradisional.

5. Metode Index Card Match

(28)

12

dengan mencocokkan kartu indeks yang ada si tangan mereka (Marwan, Bona.2011:83).

Menurut pendapat saya ICM adalah metode untuk mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari dan menguji pengetahuan serta kemampuan mereka dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan.

G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan di dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti, praktisi, dan orang awam (Burns, dalam Kunandar 2011:44)

(29)

13

PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan yang ada pada setiap siklus yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dapat di gambarkan sebagai berikut (Arikunto 2006:74).

Gambar 1.1 Skema siklus penelitian Arikunto (2006:16)

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas V MI Muhammadiyah Ngemplak,Kandangan, Temanggung dengan jumlah keseluruhan 20 siswa yaitu 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Peneliti menggunakan pola kolaboratif yaitu peneliti sebagai pengamat dan guru yang melaksanakannya. Waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester 2 tahun ajaran 2017/2018.

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Pelaksanaan Refleksi SIKLUS I

Pengamatan

SIKLUS II

Pengamatan

?

(30)

14 3. Langkah - langkah penelitian

Menurut Kurt Lewin dalam Zainal Aqib (2006: 21) dalam pelaksanaan PTK mencakup empat langkah yaitu :

a. Perencanaan

1) Menyiapkan RPP Matematika dengan menerapkan metode Number Head Together dan Index Card Match pada mata pelajaran matematika.

2) Menyiapkan fasilitas dan sarana yang digunakan dalam pembelajaran.

3) Menyiapkan soal sebagai tes tertulis. 4) Mempersiapkan instrument penilaian. b. Pelaksanaan tindakan

Tahap ini peneliti bersama guru melakukan satuan perencanaan tindakan yang telah tertulis di RPP matematika. RPP tersebut terdiri dari tiga kegiiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

c. Pengamatan

(31)

15 d. Refleksi

Setelah dilakukan perencanaan, tindakan, dan pengamatan peneliti bersama guru kelas melakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi sesuai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan melalui metode Number Head Together (NHT) dan Index Card Match (ICM).

4. Instrumen penilaian a. Lembar observasi

Alat yang digunakan dalam mengobservasi yaitu pedoman observasi. Pedoman observasi ini berisikan catatan lapangan yang mendiskripsikan proses kegiatan pembelajaran dan kemampuan siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan media audio visual di samping itu juga observer mendokumentasikan dengan foto-foto serta mencatat proses pembelajaran untuk mendapatkan data tentang aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

b. Tes

(32)

16 c. RPP

RPP adalah rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan sebagai pegangan guru pada saat mengajar agar pembelajaran sesuai dengan target yang ingin dicapai.

d. Materi pembelajaran

Materi pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai oleh siswa pada saat proses pembelajaran.

5. Pengumpulan data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis. Metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan dalam pembelajaran berkaitan dengan proses kegaiatan belajar mengajar oleh guru dan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

b. Dokumentasi

(33)

17

guru dan siswa, alat atau media yang digunakan, niali siswa sebelum dan sesudah penelitian, foto, dan lain sebagainya yang di anggap penting.

c. Wawancara

Interview atau wawancara dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dan dengan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandasan pada tujuan penyelidikan (Moleong, 2005:193). Kegiatan wawancara yang dilaksanakan merupakan wawancara terstruktur kepada guru kelas V Ibu Sholikhah, S.Pd., guna mengetahui sejauh mana kondisi siswa dan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa selama pembelajaran Matermatika.

6. Analisis Data

Analisis data dilakukan sesuai dengan rancangan penelitian yakni dengan menggunakan analisis dan refleksi pada setiap siklus yang dilakukan. Analisis ini berdasarkan pada observasi dilapangan yang tercatat dan format dari observasi lainnya. Analisis berupa refleksi dilakukan oleh peneliti bersama guru selaku kolaborator, untuk menentukan program pada siklus berikutnya sekaligus mendeteksi pencapaian tujuan pada siklus yang telah dilakukan.

(34)

18

presentase ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus adalah, sebagai berikut :

a. Menghitung nilai rata-rata kelas

Keterangan :

x = Nilai rata-rata

∑ = Jumlah seluruh siswa

n = Jumlah siswa (Aqib,2011:40)

b. Presentase ketuntasan belajar siswa

Keterangan :

% = persentase ketuntasan

ft = frekuensi siswa tuntas KKM

f = frekuensi keseluruhan siswa

Setelah mendapatkan data presentasie berupa angka kemudian peneliti menarik kesimpulan dalam bentuk kalimat. H. Indikator keberhasilan

Penggunaan metode Number Head Together (NHT) dan Index Card Match (ICM) dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikator yang dirumuskan peneliti adalah :

(35)

19

1. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan

≥ 75%

2. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan (continue) dari siklus I ke siklus berikutnya.

3. Siswa kelas V memenuhi kriteria ketuntasan minimal 65 dalam pembelajaran matematika.

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan dan penelitian penilaian Tindakan Kelas (PTK) ini sesuai dengan skripsi adalah sebagai berikut :

BAB I Berisi pendahuluan. Menggambarkan secara global tentang hal berikut : latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, kegunaan penelitian, definisi operasioanl, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II Landasan Teori. Mencakup penjelasan pembelajaran matematika bangun ruang, penjelasan metode Number Head Together (NHT) dan Index Card Match (ICM), kaitan antara

Number Head Together (NHT) dan Index Card Match (ICM)

dengan matematika.

BAB III Pelaksanaan penelitian, deskripsi pra siklus, siklus I, dan siklus selanjutnya.

BAB IV Meliputi hasil penelitian dan pembahasan, meliputi deskripsi per siklus dan pembahasan.

(36)

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau

pengalaman yang diperoleh (Sam’s, 2010: 30). Hasil belajar dapat

diperoleh sesudah mengikuti proses belajar. Proses belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2013: 22).

Hasil belajar adalah bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009:3) mengemukakan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ada enam perilaku ranah kognitif, yaitu:

a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan.

(37)

21

c. Penerapan, yaitu kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.

e. Sitesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. f. Evaluasi, yaitu mencakup kemampuan bentuk pendapat tentang

beberapa hal berdasarkan dari kriteria tertentu. Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006:26-27).

Hasil belajar pada diri seseorang sering tidak langsung tampak tanpa seseorang itu melakukan tindakan untuk memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Hasil belajar merupakan perubahan yang mengakibatkan orang berubah dalam

perilaku, sikap dan kemampuannya (Sam’s 2010:34).

Sedangkan Damansyah (2006:13) berpendapat bahwa hasil belajar yaitu hasil penelitian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka.

(38)

22

dalam mencapai hasil belajar. Hasil belajar adalah tujuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran.

2. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Hasil belajar adalah salah satu indikator untuk mencapai tujuan pembelajaran di kelas. Sugiharto, dkk. (2007:76-77), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu :

a. Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikis.

1. Faktor fisiologis.

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu.

2. Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah faktos psikis yang ada dalam diri individu. (Lilik Sriyanti 2011:23-24)

b. Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu.

(39)

23 B. Bangun Ruang ( Kubus dan Balok )

1. Pengertian Bangun Ruang

Semua bangun datar berada dalam himpunan bangun berdimensi dua. Disebut berdimensi dua, karena pada bangun tersebut hanya ada dua besaran yaitu besaran panjang dengan besaran lebar. Selain dimensi dua, ada juga bangun yang berdimensi tiga. Pada bangun yang berdimensi tiga, setiap bangun mempunyai satu tambahan besaran lagi, yaitu tinggi.

Bangun yang berdimensi tiga disebut juga bangun ruang, sebab bangun-bangun tersebut mempunyai ruang di dalamnya. Jika ruangannya berisi udara, bangun ruangannya disebut bangun ruang berongga. Jika ruangannya berisi, bangun ruangnya disebut bangun ruang padat atau pejal. Bangun ruang ada beberapa macam yaitu kubus, balok, prisma, limas, tabung,kerucut, dan bola, tetapi bangun ruang yang di pelajari dala penelitian ini yaitu kubus dan balok (Sunaroso, 2008:28).

2. Balok

a. Pengertian Balok

(40)

24

Selain itu, balok adalah suatu bangun ruang berdimensi tiga yang dibatasi oleh dua belas garis sebagai sisinya yang membentuk bangun persegi panjang yang terdiri dari tiga pasang yang kongruen. Dengan kata lain, suatu balok memiliki pasangan sisi berbentuk persegi panjang yangg setiap pasangnya kongruen (Mastur Faizi, 2012:61).

Jadi, balok adalah suatu bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh dua belas garis sebagai sisinya yang membentuk bangun persegi panjang yang terdiri dari tiga pasang yang kongruen.

b. Bagian-bagian Balok

Gambar di bawah merupakan gambar balok ABCD.EFGH, bagian-bagian balok tersebut adalah sebagi berikut:

Gambar 2.1 Balok ABCD.EFGH

1) Sisi Balok

(41)

25

a) Sisi ABCD dinamakan sisi alas atau dasar, berpasangan dengan sisi EFGH yang dinamakan sisi atas atau tutup. b) Sisi ABFE berpasangan dengan sisi DCGH.

c) Sisi BCGF berpasangan dengan sisi ADHE. 2) Rusuk Balok

Rusuk balok adalah perpotongan dua sisi balok. Rusuk balok berupa ruas garis. Balok mempunyai 12 rusuk. Rusuk-rusuk tersebut adalah AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan DH. Pada balok ABCD.EFGH, panjang rusuknya tidak seluruhnya sama panjang.

3) Titik Sudut

Pertemuan tiga rusuk pada balok membentuk suatu titik yang disebut titik sudut. Balok mempunyai 8 buah titik sudut. Berikut ini adalah kedelapan titik sudut pada balok.

Titik Sudut Pertemuan dengan Rusuk-Rusuk

A AB, AD, dan AE

B BC, BA, dan BF

C CB, CD, dan CG

D DA, DC, dan DH

E EF, EH, dan EA

F FG, FE, dan FB

G GF, GH, dan GC

H HE, HG, dan HD

(42)

26 c. Jaring-jaring balok

Jaring-jaring merupakan bentuk dua dimensi dari suatu bangun tiga dimensi. Jika suatu bangun ruang (balok, kubus, prisma, dan limas) dibuka sehingga semua sisinya terletak dalam satu bidang datar maka bangun datar yang dihasilkan disebut jarung-jaring.

Jaring-jaring balok merupakan rangkaian enam buah persegi panjang, yang apabila dilipat-lipat menurut garis persekutuannya dua persegi panjang akan membentuk suatu balok (Dawig Roosbiyantana, 2007:16). Bentuk jaring-jaring balok antara lain yaitu:

(43)

27 3. Kubus

a. Pengertian kubus

Kubus adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam bidang persegi yang kongruen (sama dan sebangun). Kubus juga merupakan suatu balok yang sumua sisinya berbentuk persegi. Bentuk kubus banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dadu, kotak kapur, kotak tisu, meja kursi, bungkusan kado, banyak yang berbentuk kubus (Dawig Roosbiyantana, 2007:3).

Bangun ruang kubus merupakan bagian dari prisma. Kubus mempunyai ciri khas, yaitu memiliki sisi yang sama (Heruman, 2010: 110).

Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua belas garis sama panjang yang membentuk bangun persegi sama sisi yang berdimensi tiga. Dengan kata lain, kubus dibangun dari enam buah bangun datar persegi yang disusun sedemikian rupa, sehingga membentuk sebuah bangun berdimensi tiga (Mastur Faizi, 2012:61).

Jadi, kubus adalah bangun ruang yang di batasi oleh dua belas garis sama panjang yang membentuk bangun persegi sama sisi yang berdimensi tiga.

b. Bagian-bagian kubus

(44)

28

Gambar 2.3 Kubus ABCD.EFGH

1) Sisi kubus

Bidang atau sisi kubus terdiri atas enam daerah persegi. Keenam daerah persegi tersebut kongruen, keenam daerah persegi tersebut adalah sebagai berikut:

a) Sisi datar yaitu sisi ABCD. Sisi ini berpasangan dan kongruen dengan sisi atas atau tutup kubus, yaitu sisi EFGH.

b) Sisi tegak terdiri atas sisi ABFE sebagai sisi depan yang berpasangan dan kongruen dengan sisi DCGH, yaitu sisi belakang kubus. Sisi tegak yang lain adalah sisi-sisi samping yaitu ADHE dan BCGF.

2) Rusuk kubus

(45)

29 3) Titik sudut

Titik sudut adalah pertemuan tiga rusuk kubus. Seperti halnya pada balok, kubus juga mempunyai 8 buah titik sudut. Berikut ini adalah kedelapan titik sudut pada kubus ABCD.EFGH.

Titik Sudut Pertemuan dengan Rusuk-Rusuk

A AB, AD, dan AE

B BC, BA, dan BF

C CB, CD, dan CG

D DA, DC, dan DH

E EF, EH, dan EA

F FG, FE, dan FB

G GF, GH, dan GC

H HE, HG, dan HD

(Dawig Roosbiyantana, 2007: 24-26) c. Jaring-jaring kubus

(46)

30

Gambar 2.4 Jaring-jaring Kubus

C. Number Head Together

1. Definisi Number Head Together (NHT)

NHT adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang di rancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional (Trianto, 2009: 82-83).

NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang direncanakan untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2008:28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pembelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

(47)

31

suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Jadi, NHT adalah jenis pembelajaran kooperatif yang di rancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap strktur kelas tradisional.

2. Langkah-langkah pembelajaran Number Head Together (NHT)

Menurut Trianto (2009: 82) dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT :

a. Fase 1 : Penomoran.

Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok yang berisi 3-5 orang siswa dan kepada setiap anggota diberi nomor antara 1-5.

b. Fase 2 : Mengajukan Pertanyaan

Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik tentang materi yang di ajarkan. Guru memberikan soal kepada setiap kelompok. c. Fase 3 : Berpikir Bersama

(48)

32 d. Fase 4 : Menjawab

Guru memanggil salah satu nomor tertentu, kemudian nomor yang disebutkan oleh guru mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Menurut Hamid (2011:29) langkah-langkah guru dalam pembelajaran NHT adalah :

a. Siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam kelompok tersebut mendapat nomor kelompok.

b. Guru memberikan tugas yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan dan masing-masing kelompok mengerjakannya bersama kelompoknya.

c. Setiap kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahui jawaban yang mewakili dari kelompok tersebut. d. Untuk membahas hasil dari setiap kelompok, guru memanggil

(49)

33

3. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran Number Head Together (NHT)

Menurut Hamdani dalam Ratri (2013:12) metode Number Head Together (NHT) mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai

berikut :

a. Kelebihan Number Head Together (NHT) a) Setiap siswa menjadi siap semua.

b) Siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. c) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. b. Kelemahan Number Head Together (NHT)

a) Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru. b) Tidak semua anggota kelompok di panggil oleh guru.

Peran seorang guru sangat diperlukan, sebagai pengawas dan fasilitator. Guru tidak hanya membiarkan siswanya mengerjakan sendiri namun juga harus membimbing jalannya diskusi. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

D. Index Card Match (ICM)

1. Definisi Index Card Match (ICM)

ICM adalah salah satu strategi pembelajaran aktif yang dapat digunakan oleh seorang guru adalah strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match. Suprijono (2013: 120) menjelaskan Index Card

(50)

34

menyenangkan digunakan digunakan untuk memantapkan pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari.

Index Card Match merupakan salah satu strategi yang

menyenangkan yang akan mengajak siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. ICM adalah salah satu teknik instruksional dari belajar aktif yang termasuk dalam berbagai reviewing strategis (strategi pengulangan). Tipe ICM ini berhubungan dengan cara-cara belajar agar siswa lebih lama mengingat materi pelajaran yang dipelajari dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan (Silberman,2006:250).

Metode ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis kepada teman sekelas. Menurut Hamruni (2011: 162) menyatakan bahwa Index Card Match adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran.

(51)

35

2. Langkah-langkah pembelajaran Index Card Match (ICM)

Menurut Suprijono (2013:120) metode “mencari pasangan kartu”

atau Index Card Match cukup menyenangkan digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya.

Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :

a. Buatlah potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas dan bagilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama

b. Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan dibelajarkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

c. Pada separuh kertas yang lain tulis jawaban dan pertanyaan-pertanyaan yeng telah dibuat. Kemudian kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.

d. Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban.

e. Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapat kepada teman yang lain. f. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan,

(52)

teman-36

temannya yang lain. Selanjutnya soal-soal tersebut dijawab oleh pasangannya.

g. Akhir proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan. 3. Kelebihan dan kekurangan metode aktif tipe Index Card Match

Menurut Marwan (dalam Sanjaya, 2008:163) menyatakan bahwa kelebihan dan kelemahan Index Card Match adalah sebagai berikut: a. Kelebihan Index Card Match (ICM)

1) Menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar mengajar.

2) Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa.

3) Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan.

4) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar.

5) Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain. b. Kelemahan Index Card Match (ICM)

1) Guru harus meluangkan waktu yang lebih.

2) Guru harus memiliki jiwa demokratis dan keterampilan yang memadai dalam hal pengelolaan kelas.

(53)

37

4) Guru harus meluangkan waktu yang lebih lama untuk membuat persiapan.

5) Menurut sifat tertentu dari siswa atau kecenderungan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah.

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan topik penelitian ini yaitu penelitian tentang salah satu materi pada mata pelajaran matematika yaitu materi tentang balok dan kubus serta penggunaan metode Number Head Together dan Index Card Match yang akan dijadikan kajian pustaka dalam penelitian (Riyanto dan Martini, 2015/2016).

Riyanto (2015), menulis skripsi berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Melalui Metode Number head together (NHT) Berbantu Alat Peraga Pada Siswa Kelas 4 MI Darul Ulum

Gatak Sugihan tahun ajaran 2015/2016”. Hasil penelitian ini menunjukkan

(54)

38

pelajaran Matematika dalam materi yang lain yaitu materi bangun datar pada kelas IV.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Martini (2015), yang menjelaskan mengenai penggunaan Pendekatan pedidikan matematika realistik untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun ruang (balok dan kubus) pada siswa kelas IV MI Mahad Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015. Keberhasilan penelitian ini dapat ditunjukkan dari ketuntasan belajar klasikal yang cukup signifikan antara siklus I (70%), siklus II (85,5%), siklus III (95%). Peningkatan hasil belajar juga didukung dengan peningkatan pengelolaan dan aktivitas belajar siswa. Pengelolaan pembelajaran mengalami peningkatan skor rata-rata siklus I (70% (baik), pada siklus II 86,8% (sangat baik) dan siklus III 89,88% (sangat baik). Sedangkan aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan skor rata-rata siklus I 65,6% (baik) menjasi 78,3% (baik) pada siklus II dan menjadi 85% (sangat baik) pada siklus III.

Beberapa penelitian tindakan kelas dengan metode number head together dan index card match dan menggunakan materi bangun ruang

(55)

39

merasa senang dan lebih antusias, karena siswa dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Perbedaan antara penelitian yang terdahulu dengan penelitian yang dilakukan penelitian adalah terletak pada metode yang dijadikan penelitian dan pemilihan materi. Pada penelitian terdahulu peneliti menggunakan number head together dan hubungan antar satuan. Sedangkan pada penelitian ini peneliti menggunakan metode number head together dan index card match untuk materi bangun ruang. Tujuan dari penelitian ini

untuk menjelaskan penerapan metode number head together dan index card match untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Muhammadiyah Ngemplak, Kandangan, Temanggung dalam materi bangun ruang.

F. Kaitan Number Head Together (NHT) dan Index Card Match (ICM) dengan pembelajaran Matematika

a. Kaitan NHT dengan Pembelajaran Matematika

(56)

40

diterapkan oleh guru. Kelebihan metode NHT antara lain : nht ini sangat penting karena langkah-langkah dalam metode NHT sangat menarik sehingga siswa harus siap semuanya dan siswa bisa menunjukkan minatnya kesungguhannya, dan juga metode NHT mengarahkan tutor sebaya, dengan siswa yang jika di jelaskan guru tidak paham, dalam metode ini siswa sudah paham bisa mengajari siswa yang belum paham.

Oleh karena itu, metode NHT sangat penting bagi pembelajaran matematika karena membuat siswa aktif dalam kelas dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh.

b. Kaitan metode ICM dengan Pembelajaran Matematika

ICM sangat penting bagi pembelajaran matematika, karena sangat mempengaruhi hasil belajar. Metode ICM merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitu meningkatkan hasil belajar matematika. Menggunakan ICM dipilih karena keunggulannya yaitu dapat mengaktifkan siswa, sehingga semua siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Metode ini juga membantu guru meninjau ulang materi pembelajaran agar siswa tidak mudah melupakan materi yang telah diajarkan.

(57)

41

menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari

Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. Karena metode ICM Efektif melatih kedisiplinan siswa dalam menghargai waktu untuk belajar. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar. Karena dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain.

Metode ICM juga berperan penting untuk pembelajaran matematika, karena membuat siswa aktif dalam kelas dan metode ini juga membantu guru meninjau ulang materi pembelajaran agar siswa tidak mudah melupakan materi yang telah diajarkan.

c. Kaitan antara metode NHT dan ICM dengan pembelajaran Matematika.

Dengan penjelasan tersebut, antara metode NHT dengan pembelajaran Matematika dan antara metode ICM dengan pembelajaran Matematika, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode NHT siswa diharapkan bisa berperan aktif dalam kegiatan belajar, sedangkan metode ICM dengan matematika peneliti mengharapkan supaya kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan memperoleh ketuntasan.

(58)

42

atau metode yang pokok sedangkan metode ICM adalah metode sekunder dan untuk melengkapi metode NHT tersebut, NHT membuat siswa lebih fokus dalam pelajaran dan melatih kerjasama team, sedangkan ICM dapat mengaktifkan siswa, sehingga semua siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, dengan kolaborasi ini diharapkan siswa mampu menjadi lebih aktif dalam belajar dan paham dengan pelajaran yang diberikan.

Maka metode NHT dan ICM dalam pembelajaran Matematika sangat berperan penting karena dengan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(59)

43 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Muhammadiyah Ngemplak 1. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian : MI Muhammadiyah Ngemplak

Alamat Lengkap : Klodran, Ngemplak, Kandangan, Temanggung

Mata Pelajaran : Matematika

Materi pokok : Bangun ruang (Balok dan Kubus)

Kelas : V (Lima)

(Sumber : Administrasi MI Muhammadiyah Ngemplak) 2. Visi dan Misi MI Muhammadiyah Ngemplak

a. Visi

Terciptanya generasi Islam yang berakhlakul karimah, terampil, berkualitas dan berprestasi.

b. Misi

1) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang optimal, Islami berorientasi Imtaq dan Iptek.

2) Menumbuhkan kembangkan kedisiplinan dalam melaksanakan

syari’at Islam, mencetak budi pekerti yang berkualitas serta

tanggung jawab.

3) Menggugah semangat belajar dan meningkatkan prestasi. 4) Siap menghadapi persaingan dan tantangan.

(60)

44

3. Keadaan Guru dan Siswa MI Muhammadiyah Ngemplak a. Keadaan Guru MI Muhammadiyah Ngemplak

Keadaan guru dan staf pengajar di MI Muhammadiyah Ngemplak, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung Tahun 2018 berjumlah 7 orang. Nama-nama pengajar atau guru secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1 Data Nama Guru MI Muhammadiyah Ngemplak 2018

No. Nama Jenjang

Pendidikan

Jabatan

1. Agen Torowedi S1 Kepala Sekolah

2. Siti Choeriyah,S.Pd.I S1 Guru Kelas 3. Eni Lestari,S.Pd.I S1 Guru Kelas

4. Nisyakun S1 Guru Kelas

5. Riswatun Kiptiyah S1 Guru Kelas 6. Diana Mustilawati S1 Guru Kelas

7. Solikhah S1 Guru Kelas

8. Iwan Setyanto S1 Guru Penjaskes

(Sumber : Administrasi MI Muhammadiyah Ngemplak) b. Keadaan Siswa MI Muhammadiyah Ngemplak

(61)

45

Tabel 3.2 data siswa MI Muhammadiyah Ngemplak Tahun 2018

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1. I 5 19 24

2. II 8 12 20

3. III 9 8 17

4. IV 7 11 18

5. V 8 12 20

6. VI 9 6 15

Jumlah 46 68 114

(Sumber : Administrasi MI Muhammadiyah Ngemplak) 4. Subyek penelitian

Siswa kelas V di MI Muhammadiyah Ngemplak Kandangan Temanggung berjumlah 20 anak yang terdiri dari 8 laki-laki dan 12 perempuan. Di bawah ini adalah data siswa kelas V MI Muhammadiyah Ngemplak :

Tabel 3.3 data siswa kelas V di MI Muhammadiyah Ngemplak, Kandangan, Temanggung.

No Nama

Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan

1. Ahda Sabila

(62)

46

3. Arfa Khofik

4. Ajda Adzkiyya F.

5. Aurelia Putri

6. Bambang Jatmiko

7. Dimas Rasia Hidayati 8. Erlangga Khoin Zidan

9. Hasna Asmi Sabila

10. Galuh Setyaningrum

11. Hikmah Khanifatus Salsa

12. Marsha Marfaatun Diana

13. Rafka Firmansyah

14. Rahandika Devanda

15. Rio Prasetyo

16. Shelin Elisa Safelin

17. Ulya Fahatu Rizki

18. Umi Zakiya

19. Wulan Zahrotus Salma

20. Zahra Adinda

B. Deskripsi pelaksanaan per-siklus 1. Siklus I

a. Perencanaan

(63)

47

1) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran.

2) Menyiapkan perangkat/media pembelajaran berupa gambar, lembar tes formatif yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus I. Lembar observasi siswa untuk mengamati proses pembelajaran dan kemampuan siswa. Lembar observasi guru untuk mengetahui perkembangan guru dalam pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 5 April 2018 dengan materi Bangun Ruang Balok dan Kubus. Pada siklus ini peneliti menggunakan metode Number Head Together (NHT) dan Index Card Match (ICM). Tahap-tahap yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

1) Kegiatan pendahuluan Apersepsi :

a) Guru mengkondisikan siswa

b) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk

berdo’a bersama

c) Guru menanyakan kabar siswa dan mengabsen siswa

(64)

48 2) Kegiatan inti

Eksplorasi :

a) Guru bertanya jawab dengan siswa apa itu bangun ruang b) Guru memberikan penjelasan mengenai sifat-sifat bangun

ruang (balok dan kubus).

c) Guru memberikan contoh bangun ruang (balok dan kubus) yang nyata.

Elaborasi :

a) Guru membagi siswa dalam 4 kelompok dan meminta siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing. b) Setiap siswa diberi nomor.

c) Setiap kelompok di minta untuk membongkar bangun ruang (balok dan kubus) dari kardus yang sudah disediakan. d) Setiap siswa diberikan kartu secara acak dan diberikan

penjelasan bahwa kegiatan yang dilakukan merupakan latihan pencocokan. Guru harus mengocok kartu berulang-ulang.

(65)

49

f) Siswa yang telah memperoleh kartu dan menemukan jawaban yang dimilikinya segera mencari pasangan kartunya.

g) Siswa mencocokkan kartu di papan tulis.

h) Setiap kelompok harus memastikan setiap anggotanya mengetahui jawabannya.

i) Guru kemudian meminta siswa lain untuk menjawab pertanyaannya.

j) Guru memantau setiap kelompok dan mempersilahkan siswa untuk bertanya jika ada kesulitan

Konfirmasi:

a) Guru mengecek pemahaman siswa dengan memanggil salah satu nomor secaya acak dari salah satu kelompok.

b) Siswa dengan nomor yang di tunjuk maju kedepan untuk menjawab pertanyaan, jawaban dari siswa yang ditunjuk merupakan wakil dari jawaban kelompok.

c) Kelompok lain menanggapi, terutama yang memiliki nomor yang sama dengan siswa yang maju

d) Guru memberikan penghargaan berupa tanda bintang kepada kelompok yang menjawab.

3) Kegiatan Penutup

(66)

50

b) Guru memberikan umpan balik atau komentar mengenai proses pembelajaran.

c) Guru memberikan penguatan/motivasi kepada siswa.

d) Guru menutup pelajaran dengan do’a dan salam.

c. Observasi

Tahap yang dilakukan setelah pelaksanaan adalah tahap observasi atau pengamatan. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilakukan observasi untuk mengetahui bentuk kegiatan pembelajaran menggunakan metode NHT dan ICM dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

d. Refleksi

Hasil belajar pada siklus I menunjukkan bahwa terdapat beberapa hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode NHT dan ICM. Berikut penjelasannya :

1) Hal-hal yang mendukung kegiatan pembelajaran : a) Guru cukup jelas dalam megucapkan salam.

b) Guru cukup jelas dalam meyampaikan tujuan pembelajaran.

(67)

51

e) Metode Number Head Together dan Index Card Match dapat diterapkan dalam pembelajaran.

f) Soal evaluasi baik individu maupun kelompok diberikan guru jelas.

g) Siswa dapat mengerjakan soal secara tertib dan mengerjakan tugas kelompok dengan baik.

2) Hal-hal yang menghampat kegiatan pembelajaran :

a) Guru belum mampu mengkondisikan kelas dengan baik.

b) Guru kurang pandai untuk menarik perhatian siswa.

c) Materi yang dijelaskan oleh guru terlalu cepat, guru belum

bisa memancing keingintahuan siswa.

d) Kondisi kelas kurang kondusif karena pengelolaan kelas yang

masih kurang.

e) Siswa kurang dalam merespon panggilan guru.

f) Siswa sering bergurau dan berbicara sendiri sehingga kurang

memperhatikan guru dala menjelaskan materi pembelajaran.

g) Siswa kurang memanfaatkan kesempatan untuk bertanya

kepada guru mengenai materi pembelajaran yang telah

disampaikan oleh guru.

h) Siswa kurang dalam menyimpulkan materi yang telah

diajarkan oleh guru.

(68)

52

3) Ide perbaikan dalam kegiatan pembelajaran :

a) Guru harus mampu mengkondisikan kelas dengan baik. b) Melakukan presensi kehadiran dengan jelas.

c) Penguasaan materi dan penjelasan harus ditingkatkan. d) Guru harus lebih jelas dalam memberikan instruksi.

e) Guru lebih meningkatkan dalam membimbing dan menarik perhatian siswa.

f) Guru harus membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

g) Meningkatkan pengelolaan kelas dengan baik.

h) Guru harus lebih tegas kepada siswa yang berbicara atau bermain sendiri.

i) Untuk selanjutnya sebaiknya peserta didik dilibatkan secara individu dalam melakukan kegiatan meskipun ada kelompok.

Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan melakukan tindakan dari ide-ide perbaikan pada siklus II untuk memperbaiki hasi belajar pada siklus I.

2. Siklus II

(69)

53 a. Perencanaan

Tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan peneliti yang terdiri dari : 1) Memperbaiki rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran.

2) Menyiapkan lembar tes formatif yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus II.

3) Menyiapkan lembar observasi siswa untuk mengamati proses kegiatan pembelajaran dan kemampuan siswa.

4) Lembar observasi guru untuk mengetahui perkembangan guru dalam pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 12 April 2018. Pada siklus II ini peneliti berupaya untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Penjelasan secara rinci sebagai berikut : 1) Pendahuluan

Apersepsi :

a) Guru mengkondisikan siswa agar tidak ramai dan memeriksa kerapian siswa.

b) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa bersama-sama.

(70)

54

d) Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang kemarin telah dibahas.

e) Guru menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan Inti

Eksplorasi:

a) Guru menunjukkan model bangun ruang balok dan kubus b) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang bangun

ruang balok dan kubus dan sifat-siatnya untuk menggali pengetahuan awal siswa.

c) Guru membagi siswa dalam 4 kelompok dan meminta siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing. d) Guru memberikan nomor kepada setiap anak.

Elaborasi :

a) Guru membagikan kertas kepada setiap kelompok yang sudah dibentuk, kertas tersebut digunakan untuk membuat jaring-jaring balok dan kubus dengan ukuran yang sudah ditentukan. Disini guru mendampingi kegiatan yang dilakukan anak, karena guru sebagai fasilitator belajar siswa. Meskipun dilakukan pada kelompok tetapi setiap anak akan membuat sendiri.

(71)

55

c) Setelah melakukan kegiatan di atas, siswa diminta untuk menggabungkan jaring-jaring balok dan kubus menjadi bentuk balok dan kubus yang utuh.

d) Guru memantau setiap kelompok dan mempersilahkan siswa untuk bertanya jika ada kesulitan

Konfirmasi:

a) Guru mengecek pemahaman siswa dengan memanggil salah satu nomor secaya acak dari salah satu kelompok.

b) Setelah balok dan kubus dibentuk, maka guru memannggil acak setiap kelompok maju kedepan menjelaskan sifat-sifat balok dan kubus kepada teman-temannya secara bergantian. c) kelompok lainnya menanggapi penjelasan kelompok yang

maju.

3) Kegiatan penutup

a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari. b) Guru memberikan umpan balik atau komentar mengenai

proses pembelajaran.

c) Guru memberikan penguatan/ motivasi agar siswa lebih giat belajar.

d) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam. c. Observasi

(72)

56

melalui metode Number Head Together dan Index Card Match. Aspek pengamatan dalam penelitian siklus II ini sama dengan siklus I yaitu mencakup aspek pengamatan pada guru dan siswa. d. Refleksi

(73)

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Kondisi awal

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, kondisi awal siswa dalam kegiatan belajar Matematika masih menunjukkan rendahnya kemampuan siswa dalam menerima pelajaran. Kondisi awal ini menjadi acuan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Ngemplak, Kandangan, Kabupaten Temanggung.

Berdasarkan pengamatan terhadap siswa sebelum melakukan penelitian, menunjukkan bahwa kemampuan siswa masih rendah terhadap mata pelajaran matematika (MAT). Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika sebelum penelitian sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Nilai Sebelum Tindakan

(74)

58 Jumlah Nilai 1220

Nilai Rata-rata 61

Data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang tuntas mencapai nilai tuntas dengan KKM 60 adalah sebanyak 11 siswa atau 55% dan yang belum tuntas sebanyak 9 siswa atau 45%. Dari jumlah siswa yang ada di kelas IV MI Muhammadiyah Ngemplak dengan nilai rata-rata kelasnya adalah 61.

2. Deskripsi pelaksanaan siklus I a. Kegiatan Perencanaan Siklus I

Gambar

Gambar 2.2 Jaring-jaring Balok
Gambar 2.3 Kubus ABCD.EFGH
Gambar 2.4 Jaring-jaring Kubus
Tabel 3.1 Data Nama Guru MI Muhammadiyah Ngemplak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tiada siapa-siapa mengaku mudah menjadi ibu bapa. Susah senang dan kekecewaan membesarkan anak, lumrah bagi kebanyakan pasangan. Jarang-jarang ditemui anak 'baik'

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan media video dapat meningkatkan

،دعاقلا ىلع يشاملاو ،يشاملا ىلع بكارلا ِّمللُسيي ريثكلا ىلع ليلقلاو5. Lengkapilah hadits yang kosong

Dari hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan bahwa “penerapan metode drill dapat meningkatkan keterampilan memakai sepatu bertali pada anak tunagrahita ringan kelas

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan

Dalam proses penggarapan karya “ tetenger suara bulus” penata menerapkan sebuah metode yang terdiri dari tiga tahapan yaitu penjajagan (eksplorasi), percobaan

Drawing Class Diagrams is an essential aspect of any Object Oriented Design method, so it isn’t surprising that the UML provides us with the appropriate syntax.. We’ll see that we

Kaitannya dengan perguruan tinggi dan webmetrics, sumberdaya yang dimiliki perguruan tingi baik itu hasil penelitin maupun publikasi lainnya yang tersedia pada situs web