• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN ETOS KERJA KARYAWAN DI BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI TENGARAN - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN ETOS KERJA KARYAWAN DI BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI TENGARAN - Test Repository"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN ETOS KERJA KARYAWAN

DI BMT SUMBER USAHA

KEMBANGSARI TENGARAN

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh

Gelar Ahli Madya Jurusan D III Perbankan Syariah

Oleh:

SITI LESTARI

NIM: 201-14-009

JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)

PENERAPAN ETOS KERJA KARYAWAN

DI BMT SUMBER USAHA

KEMBANGSARI TENGARAN

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh

Gelar Ahli Madya Jurusan D III Perbankan Syariah

Oleh:

SITI LESTARI

NIM: 201-14-009

JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(4)
(5)
(6)

iv

(7)
(8)

vi MOTTO

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain

apa yang telah diusahakannya.

(Q.S An-Najm: 39)

Lebih Baik Kalah Tapi Bertanding, Daripada Kalah Tanpa

Bertanding

(9)

vii

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir Ini Kupersembahkan Untuk:

Ayah dan Ibu tercinta,

Yang senantiasa memberikan doa dan limpahan kasih sayang yang tak ternilai

Harganya

Kedua kakakku, adikku dan keluargaku tersayang

Yang selalu memberikan dukungan dan motivasi

Sahabat-sahabatku, Jurusan Perbankan Syariah D3 Kelas A angkatan 2014

Kebersamaan kita adalah kenangan yang tak akan terlupakan

Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Yang selalu memberikan yang terbaik bagi mahasiswanya

Almamaterku IAIN Salatiga

(10)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang

atas segala limpahan nikmat, karunia, serta hidayah-nya. Sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa

terhaturkan dan tercurahkan kepada khatamul anbiya’ wal mursalin (penutup para Nabi dan Rasul) baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan

pengikut serta orang-orang yang mencintainya, hingga yaumul qiyamah. Semoga

kita semua, orang tua kita, keluarga kita, guru-guru kita diberi tetap Iman, Islam,

Ihsan, istiqomah dalam beribadah dan dibimbing oleh Allah SWT dan pada

akhirnya jika kita dipanggil menghadap Allah AWT menetapi ‘ala ar-Ridha wa khusnul khatimah. Amin

Penyusun Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperolah

gelar Ahli Madya Ekonomi Islam pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Berawal dari kekurangan dan keterbatasan,

akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “PENERAPAN

ETOS KERJA KARYAWAN DI BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI

TENGARAN” dengan baik. Sebagai hamba yang lemah dan banyak kesalahan,

penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini banyak pihak yang

ikut serta memberikan bantuan moril maupun material. Oleh karenanya dengan

kerendahan hati bantuan moril maupun material. Oleh karenanya dengan

kerendahan hati perkenankan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih

(11)

ix

1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam IAIN Salatiga

3. Bapak Drs. Alfred L. M.SI. selaku Ketua Jurusan D-III Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga

4. Bapak Prof. Dr. H.M Zulfa, M.Ag yang telah membimbing penulis dalam

menyelesaikan Tugas Akhir

5. Bapak Drs. Alfred L. M.SI. yang telah membimbing penulis dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan kesantunan, kesabaran, keikhlasan

dan kebajikan.

6. Bapak Abdul Aziz NP, S.Ag, MM. selaku dosen pembimbing Akademik

selama kuliah di jurusan D-III Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang selalu

memberikan motivasi belajar bagi penulis.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan Akademik IAIN Salatiga terlebih

kepada dosen-dosen di jurusan Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang

banyak berjasa kepada penulis.

8. Para StafPerpustakaan IAIN Salatiga terimakasih atas bantuan penyediaan

buku-buku kepada penulis hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.

9. Seluruh Karyawan BMT Sumber Usaha Kembangsari, yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian

hingga akhir.

10.Semua pihak yang terkait dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini yang tidak

(12)

x

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan

masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya saran dan kritik yang konstruktif

dari semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan dimasa mendatang.

Pada akhirnya semua usaha dan upaya penulis atas karunia dari Allah SWT.

Tugas Akhir ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik dan hanya kepada

Allah-lah semua urusan dikembalikan. Oleh karena itu penulis berharap semoga Tugas

Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang bersangkutan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Salatiga, 19 Juni2017

Penulis,

Siti Lestari

(13)

xi

ABSTRAK

Lestari, Siti. 2017. Penerapan Etos Kerja Karyawan Di BMT Sumber Usaha Kembangsari Tengaran. Tugas Akhir, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Drs. Alfred L, M.Si

Kata Kunci: etos kerja, faktor etos kerja, BMT Sumber Usaha

(14)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ...viii

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Metode Penelitian... 7

(15)

xiii

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

A. Kajian Pustaka ... 12

B. Kajian Teoritik ... 20

1. Pengertian Etos Kerja ... 20

2. Aspek-aspek Etos Kerja ... 22

3. Faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja ... 25

4. Ciri-ciri Atau Indikator Etos Kerja ... 28

BAB III GAMBARAN OBJEK PENELITIAN ... 35

A. Gambaran Umum Perusahaan ... 35

1. Sejarah BMT Sumber Usaha ... 35

2. Visi dan Misi BMT Sumber Usaha... 36

3. Permodalan BMT Sumber Usaha ... 37

4. Struktur Organisasi BMT Sumber Usaha ... 39

5. Job Discription ... 40

6. Kegiatan BMT Sumber Usaha ... 48

a. Produk Simpanan ... 49

b. Produk Pembiayaan ... 50

B. Data Deskriptif Perusahaan ... 53

1. Perkembangan Produktivitas ... 54

BAB IV ANALISIS DATA ... 55

A. Faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja ... 55

B. Penerapa Etos Kerja Karyawan ... 58

(16)

xiv

D. Kebijakan Dalam Menangani persoalan ... 62

BAB V PENUTUP ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1 Ciri-ciri Atau Indikator Etos Kerja ... 34

(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Dan Kesimpulan Penelitian Terdahulu ... 18

Tabel 3.1 Perkembangan Produktivitas BMT Sumber Usaha ... 45

Tabel 4.1 Pendidikan Karyawan BMT Sumber Usaha ... 57

Tabel 4.2 Penerapan Etos Kerja Berdasarkan Indikator Etos kerja ... 58

Tabel 4.3 Penerapan Etos Kerja Karyawan ... 59

(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Formulir Pembukaan Rekening Baru

Lampiran 2 Formulir Pengajuan Pembiayaan

Lampiran 3 Slip Setoran Dan Slip Pengambilan

Lampiran 4 Contoh Surat Persetujuan Prinsip Pembiayaan (SP3)

Lampiran 5 Contoh Akad Pembiayaan

Lampiran 6 Contoh Surat Penyerahan Kepemilikan Dan Pernyataan Tentang

Jaminan Kendaraan

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu sumber daya

yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan

aktivitas. Organisasi merupakan sekelompok orang yang berkumpul

bersama disekitar suatu teknologi yang dipergunakan untuk mengubah

input-input dari lingkungan menjadi barang atau jasa. Secara umum, sumber

daya yang terdapat dalam suatu organisasi bisa dikelompokkan atas dua

macam yakni sumber daya manusia dan sumber daya non manusia yang

termasuk dalam sumber daya non manusia adalah teknologi, mesin dan

lain-lain (Gomes, 2003).

Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebuah perusahaan

merupakan salah satu faktor utama baik atau buruknya perusahaan tersebut.

Jika SDM lemah, maka perkembangan perusahaan dapat terhambat dan

produktivitasnya menjadi terbatas sehingga organisasi tidak mampu

bersaing, baik dalam skala lokal, regional, maupun global. Sebuah

perusahaan harus menempuh berbagai cara untuk mendapatkan SDM yang

memiliki kualitas tinggi, etos kerja produkif, keterampilan dan kreativitas,

profesionalisme, disiplin, serta mampu menguasai dan mengembangkan

teknologi.

Setiap perusahaan atau organisasi yang selalu ingin maju, akan

melibatkan karyawan untuk meningkatkan mutu kinerjanya, diantaranya

(21)

2

kerja yang tinggi seharusnya juga harus dimiliki oleh setiap karyawan

karena perusahaan sangat membutuhkan kerja keras dan komitmen yang

tinggi dari setiap karyawan, kalau tidak perusahaan akan sulit berkembang,

dan memenangkan persaingan dalam merebut pangsa pasarnya.

Etos kerja yang tinggi biasanya muncul karena berbagai tantangan,

harapan dan kemungkinan-kemungkinan yang menarik. Situasi yang

demikian dapat membuat manusia itu bekerja dengan rajin, teliti,

berdedikasi, serta tanggung jawab yang besar. Etos kerja adalah totalitas

kepribadian dirinya serta caranya mengekspresikan, memandang,

meyakini dan memberikan makna ada sesuatu, yang mendorong dirinya

untuk bertindak dan meraih amal yang optimal sehingga pola hubungan

antara manusia dengan dirinya dan antara manusia dengan makhluk

lainnya dapat terjalin dengan baik (Tasmara, 2002)

Seorang karyawan harus memiliki semangat untuk menjadi orang

yang diperhitungkan. Mampu memberikan pengaruh terhadap lingkungan

di sekitarnya, sehingga dengan cepat ia akan dikenal karena mampu

membawa dirinya dengan baik. Mereka yang memiliki etos kerja dalam

bekerja akan memberikan pengaruh positif pada lingkungannya. Etos kerja

sendiri dapat dikatakan pula sebagai faktor penentu keberhasilan seorang

karyawan. Kemampuan karyawan dalam menghayati pekerjaannya sangat

penting sebagai upaya untuk mencapai keunggulan bagi perusahaan dan

(22)

Dalam sebuah perusahaan tentunya mempunyai Kepala Bagian

Sumber Daya Manusia. Seorang Kepala Bagian SDM dipercayai mendapat

jabatan tersebut karena dia dapat mempengaruhi karyawan-karyawan yang

bekerja di dalamnya. Mempengaruhi yang dimaksud yaitu mempengaruhi

karyawan lain untuk menjadi karyawan yang mampu bekerja dengan baik.

Selain itu, dengan adanya Kepala Bagian SDM, dia bisa menjadi panutan

dan membuat karyawan lebih termotivasi. Seorang Kepala Bagian SDM

dapat melakukan suatu pembinaan kepada karyawan tentang etos kerja.

Harapan dari adanya pembinaan tersebut, akan tumbuh etos kerja pada

semua karyawan di perusahaan tersebut. Selain itu, karyawan akan lebih

bekerja keras dan mencerminkan ketaatan terhadap ketentuan dan peraturan

serta persyaratan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dalam mengelola

dan melaksanakan suatu pekerjaan. Sikap kerja yang tercermin dalam

kedisiplinan kerja tersebut dapat dilaksanakan jika seluruh karyawan

memiliki komitmen terhadap peraturan dan tata tertib yang sudah disepakati

bersama diantaranya ketepatan terhadap waktu, ketaatan terhadap prosedur,

ketaatan terhadap peraturan, dan dapat bekerja secara efektif dan efisien.

Menurut Anoraga (1992:29) menyatakan bahwa etos kerja adalah

suatu pandangan dan sikap suatu bangsa atau suatu umat terhadap kerja.

Sikap yang dapat seorang karyawan tunjukkan saat bekerja. Seorang dapat

menunjukkan etos kerja dengan berbagai cara, misal dengan dia selalu

disiplin saat bekerja, selalu menghargai waktu, mampu melaksanakaan

(23)

4

masih banyak hal positif yang dapat seorang karyawan tunjukkan. Anoraga

(1992:29) juga memaparkan secara eksplisit beberapa sikap yang

seharusnya mendasar bagi seseorang dalam memberi nilai pada kerja yang

disimpulkan sebagai berikut:

1. Bekerja adalah hakikat kehidupan manusia.

2. Pekerjaan adalah suatu berkat Tuhan.

3. Pekerjaan merupakan sumber penghasilan yang halal dan tidak amoral.

4. Pekerjaan merupakan suatu kesempatan untuk mengembangkan diri

dan berbakti.

5. Pekerjaan merupakan sarana pelayanan dan perwujudan kasih.

Begitu pentingnya etos kerja bagi seorang karyawan, sudah

selayaknya perusahaan juga ikut berperan dalam meningkatkan semangat

kerja setiap karyawannya. Dalam peningkatan kinerja dan mutu organisasi

maka seorang karyawan harus memiliki etos kerja yang tinggi yang akan

berdampak baik dalam berbagai hal seperti kecanduan waktu, lebih disiplin,

memiliki komitmen, jujur dalam bekerja, mempunyai kreativitas, dan juga

dapat bertanggung jawab dalam setiap tugas yang diberikan.

Karyawan merupakan aset terpenting bagi perusahaan termasuk

peruahaan dalam bidang jasa seperti lembaga keuangan mikro syariah

seperti BMT. Kualitas pelayanan anggota tergantung pada etos kerja

pelayanan atau tingkat kinerja seorang karyawan di sebuah BMT. Melihat

realita perkembangan BMT yang sangat kompetitif, menuntut para

(24)

menggunakan etos kerja. Selain untuk peningkatan kinerja, etos kerja juga

dapat digunakan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas

SDM dalam sebuah BMT. Seorang karyawan harus mampu membawa diri

dengan baik agar nantinya masyarakat berminat menggunakan produk atau

jasa-jasa lembaga keuangan tersebut (Tasmara, 2002:1).

Salah satu pendorong baiknya sebuah kinerja didasari atas etos kerja

dari masing-masing karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Terutama

dalam hal pelayanan pada setiap anggota di BMT Sumber Usaha. Karena

hal ini akan mampu meningkatkan citra baik bagi BMT dan berdampak pula

pada kepuasan anggota dalam menggunakan produk BMT Sumber Usaha.

Hal tersebut, memungkinkan semakin banyak masyarakat yang percaya

untuk menyimpan dananya di lembaga keuangan maka semakin banyak

pula dananya yang disalurkan kepada masyarakat. Hal inilah yang nantinya

dapat mewujudkan visi dari BMT Sumber Usaha yaitu meningkatkan dan

atau mewujudkan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi umat secara umum

dan masyarakat di sekitar BMT Sumber Usaha. Begitu pula bagi karyawan

yang semakin bersemangat dalam bekerja.

Berdasarkan pada latar belakang diatas maka pengaruh etos kerja

pada karyawan dalam sebuah lembaga keuangan sangatlah menarik untuk

diteliti dengan mengkaitkan faktor-faktor dominan yang mempengaruhi

kinerja karyawan, yaitu dengan menerapkan etos kerja pada karyawan agar

dapat meningkatkan kinerja, sebagaimana yang diterapkan oleh BMT

(25)

6

penelitian dengan judul “Penerapan Etos Kerja Pada Setiap Karyawan

di BMT Sumber Usaha Kembangsari”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan

suatu pokok permasalahan yaitu :

1. Bagaimanakah etos kerja karyawan BMT Sumber Usaha ?

2. Apa persoalan etos kerja yang dihadapi oleh karyawan di BMT Sumber

Usaha ?

3. Apa saja kebijakan yang diterapkan BMT dalam menghadapi persoalan

yang ada saat penerapan etos kerja karyawannya ?

C. Tujuan Penelitian

Secara garis besar, suatu penelitian bertujuan untuk

mengembangkan dan menguji kebenaran ilmu pengetahuan. Berdasarkan

latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian

ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimanakah penerapan etos kerjapada setiap

karyawan BMT.

2. Untuk mengetahui persoalan yang dihadapi karyawan di BMT Sumber

Usaha.

3. Untuk mengetahui kebijakan yang diterapkan oleh BMT dalam

menghadapi persoalan yang dihadapi saat penerapan etos kerja

karyawannya.

(26)

1. Peneliti

Penelitian ini digunakan sebagai syarat menempuh Diploma 3

Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

Selain itu penelitian ini dapat digunakan untuk melatih pola pikir ilmiah

dan untuk menambah wacana mengenai etos kerja.

2. Bagi IAIN

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur penelitian tentang

pengaruh etos kerja dan menambah wawasan khusus bagi mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Salatiga.

3. Bagi BMT

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

terkait etos kerja yang dimiliki karyawannya. Disamping itu penelitian

ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan

kebijakan.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah metode kualitatif adalah prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif: ucapan atau tulisan dan perilaku

yang diamati dari subjek itu sendiri (Noor, 2014:21).

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah BMT Sumber Usaha Kembangsari Tengaran

3. Sumber Data

(27)

8

a. Data primer yaitu data yang berdasarkan dari interview atau

observasi pada objek yang diteliti pada saat di BMT Sumber Usaha

Kembangsari Tengaran sesuai judul yang diteliti. Data primer

didapatkan dari hasil wawancara yang sasarannya yaitu kepada

Kepala Bagian SDM dan beberapa pegawai yang ada di BMT

Sumber Usaha. Hal-hal yang ditanyakan pada saat wawancara

adalah tentang seberapa tinggi etos kerja pada setiap karyawan di

BMT Sumber Usaha.

b. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh

dan dicatat oleh pihak lain) pada saat penelitian di BMT Sumber

Usaha. Data sekunder umumnya merupakan berupa bukti, catatan

atau dokumen-dokumen yang sesuai dengan judul proposal tentang

proses rekrutmen dan seleksi penerimaan karyawan.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan secara

langsung di objek penelitian. Mengamati situasi dan kondisi yang

(28)

b. Wawancara

Wawancara merupakan proses interaksi antara dua atau lebih orang

dalam sebuah proses komunikasi. Melalui wawancara akan

diperoleh data dan informasi. Dengan cara menyusun beberapa

pertanyaan yang terkait dengan proses rekrutmen dan seleksi

penerimaan karyawan (Mangkuprawira, 2011:47). Adapun objek

yang akan diwawancarai adalah Kepala Bagian SDM atau karyawan

yang berkaitan dengan proses SDMdi BMT Sumber Usaha.

c. Dokumentasi

Yaitu sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan

dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan

sumber-sumber informasi khusus dari buku atau tulisan dan

sebagainya.

F. Sistematika Penulisan

Tugas akhir ini terdiri dari lima bab, bab pertama yang berupa

pendahuluan,bab kedua landasan teori, bab ketiga gambaran umum objek

penelitian, bab empat analisis data dan bab lima penutup.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penulisan tugas akhir, metode

penelitian, dan sistematika penulisan Tugas Akhir.

(29)

10

Dalam bab ini penulis mengemukakan kajian ilmiah

terhadap topik tugas akhir yang berhubungan dengan etos

kerja. Dalam bab ini akan dibahas pengertian etos kerja,

aspek-aspek etos kerja, indikator etos kerja, dan

faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja.

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Dalam bab ini penulis menggambarkan secara umum tentang

objek penelitian dan data-data deskriptif. Gambaran umum

menyajikan informasi umum mengenai objek penulisan

antara lain sejarah berdirinya, dasar pendirian, struktur

organisasi, permodalan perkembangan kinerja dan lain-lain

yang berisi pengetahuan umum mengenai objek tugas akhir.

Setelah ditampilkan gambaran umum mengenai objek tugas

akhir maka selanjutnya disajikan data-data dan informasi

yang lebih bersifat khusus untuk menggambarkan masalah

yang dirumuskan dalam rumusan masalah.

BAB IV ANALISIS DATA

Dalam bab ini penulis menjelaskan masalah yang telah

dirumuskan berdasarkan landasan teori dan

informasi-informasi objek penulisan tugas akhir dan sekaligus hasil

penelitian.

(30)

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang merupakan

(31)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Adibah (2014) tentang “Pengaruh

Latar Belakang Pendidikan dan Pengalaman Kerja Terhadap Etos Kerja

Karyawan”, latar belakang pendidikan berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap etos kerja dimana penelitian ini menggunakan kuesioner

dengan analisa deskriptif analisis dan naratif Sedangkan pendekatan

penelitian ini bersifat asosiatif, yaitumenggambarkan pola hubungan antara

dua variabel atau lebih, objek dari penelitian ini Bank BNI Syariah Kantor

Cabang Kediri.

Hasil regresi berganda menunjukkan koefisien β latar belakang

pendidikan bernilai negatif sebesar -0,139 dan nilai t hitung < t tabel yaitu

sebesar -2.154 < 1,68 dengan tingkat signifikansi 0,036 < 0,05. Pengalaman

kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap etos kerja. Hasil regresi

berganda menunjukkan koefisien β pengalaman kerja bernilai positif

sebesar 0,936 dan nilai t hitung > t tabel yaitu sebesar 12,262 > 1,68 dengan

tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar

75,613 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena itu probabilitas jauh

lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0,05 atau 5%. Dengan demikian

(32)

berarti ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari latar

belakang pendidikan dan pengalaman kerja terhadap etos kerja karyawan

Bank BNI Syariah Kantor Cabang Kediri.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Priansa dan Garnida

(2015) tentang “Pengaruh Kepemimpinan Visioner Dan Etos Kerja

Terhadap Kinerja Pegawai Bank Syariah Mandiri” dimana penelitian ini

termasuk penelitian deskriptif dan verifikatif dan populasi dalam penelitian

ini adalah pegawai Bank Syariah Mandiri di salah satu Kantor Cabang di

Kota Bandung sebanyak 60 orang pegawai. Karena jumlah populasi di

bawah 100 orang, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sampel jenuh, yang artinya seluruh populasi menjadi unit sampel. Penelitian

ini menggunakan dua jenis analisis, yaitu analisis deskriptif, khususnya bagi

variabel yang bersifat kualitatif; serta analisis verifikatif berupa pengujian

hipotesis dengan menggunakan uji statistik bagi data yang bersifat

kuantitatif. Objek dari penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri di Salah

Satu Kantor Cabang di Kota Bandung.

Hasil dari Penelitian ini adalah Berdasarkan tabel pengujian

signifikansi, dapat diketahui tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena

probabilitas 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

etos kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Berdasarkan koefisien

regresi dari etos kerja terhadap kinerja pegawai diketahui bahwa konstanta

sebesar 3,800 menyatakan jika tidak ada etos kerja, maka tingkat kinerja

(33)

14

menyatakan bahwa setiap penambahan satu kali untuk etos kerja, maka

kinerja pegawai akan meningkat sebesar 1,030. Sebaliknya, jika etso kerja

turun satu kali, maka kinerja pegawai juga diprediksi akan mengalami

penurunan sebesar 1,030.

Penelitian selanjutnya tentang “Motivasi Kerja Islam Dan Etos Kerja

Islam Karyawan Bank Jatim Syariah Cabang Surabaya yang dilakukan oleh

Anoraga dan Prasetyo” (2015) dimana objek dari penelitian ini adalah Bank

Jatim Syariah dan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yang

bertujuan untuk menguji hipotesis, dengan data yang terukur dan

menghasilkan kesimpulan yang dapat digeneralisir.

Hasil dari penelitian ini adalah Simpulan penelitian Pengaruh

Motivasi Kerja Islam terhadap Etos Kerja Islam Karyawan Bank Jatim

Syariah cabang Surabaya adalah tingkat motivasi kerja Islam berpengaruh

langsung, positif, dan signifikan terhadap etos kerja Islam karyawan Bank

Jatim Syariah cabang Surabaya. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang

menyatakan motivasi kerja Islam berpengaruh signifikan terhadap etos kerja

Islam karyawan Bank Jatim Syariah cabang Surabaya adalah diterima.

Secara teoritis temuan ini mengandung makna bahwa motivasi kerja Islam

merupakan instrumen penting untung membentuk Etos kerja Islam

karyawan Bank Jatim Syariah cabang Surabaya. Semakin tinggi tingkat

(34)

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Nuroniah dan Triyanto

tentang “Analisis Pengaruh Tingkat Religiositas Terhadap Kinerja

Karyawan Bank Syariah” (2015) dimana penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif yang ditunjang dengan kualitatif. Pendekatan

kuantitatif digunakan untuk menjelaskan intensitas pengamalan agama dan

sikap beragama di kalangan para karyawan, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya Metode penelitian yang digunakan adalah asosiatif,

yakni mencari hubungan antara dua atau lebih variabel.

Hasil dari penelitian ini adalah penelitian ini menemukan bahwa 76%

karyawaan berada pada posisi baik dan sangat baik. Sedangkan 24% sisanya

berada pada posisi kinerja cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja

karyawan yang relatif sangat tinggi akan memberikan keuntungan yang

tinggi pula bagi perusahaan. Kinerjayang realtif tinggi inisalah satu

kemungkinannya adalah dipengaruhi oleh tingkat religiositas para

karyawan. Sehingga visi dan tujuan perusahaan akan dapat tercapai.

Kemudian pencapaian ini akan semakin dipercepat seiring dengan

peningkatan kinerja para karyawan. Dari data penilaian kinerja oleh HCD

dan peneliti dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan bank syariah

tergolong relatif sangat baik.

Penelitian tentang “Pengaruh komitmen organisasi pada kinerja

karyawan dengan etika kerja islami sebagai variabel moderator (studi pada

karyawan cv. Arafah group, sukoharjo)” yang dilakukan oleh Hidayat

(35)

16

pertanyaan (kuesioner) dan akan diuji dengan uji validitas dan reliabilitas,

Untuk mencapai tujuan penelitian yang diharapkan, maka dalam penelitian

ini melakukan tiga pengujian, yaitu statistik diskriptif, uji instrument dan uji

hipotesis.

Hasil dari penelitian ini yaitu besarnya nilai standardized beta etika

kerja islami adalah 0,307 dan besarnya nilai probabilitas signifikansi adalah

0,043 dibawah 0.05, maka dapat dikatakan bahwa etika kerja islami

berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja karyawan. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa H2 didukung dalam penelitian ini. Dari tabel ANOVA

dapat dilihat adanya perubahan nilai F dari 5,155 menjadi 5,631.

Berdasarkan hasil uji interaksi (MRA) yang telah dilakukan, diketahui

bahwa etika kerja islami merupakan moderating variable yang bisa

memoderasi pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa H4 didukungi dalam penelitian ini.

Penelitian tentang “Pengaruh Budaya Organisasi Dan Lingkungan

Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Karyawan Pada PT. Bank

Muamalat Indonesia Divisi Konsumer Area Cabang Surabaya” yang

dilakukan Susetyo, Kumaningtyas, dan Tjahjono (2014) dimana populasi

dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Bank Muamalat Indonesia Divisi

Konsumer Area cabang Surabaya meliputi Cabang Darmo, Cabang

Mansyur, dan Capem Kertajaya sejumlah 40 orang, Pengumpulan data

dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang bentuknya tertutup dengan

(36)

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian menggunakan

Structural Equation Modelling (SEM) dengan software Smart PLS (Partial

Least Square). Partilal Least Square (PLS).

Hasil dari penelitian ini adalah Hasil uji menunjukkan bahwa : Budaya

organisasi memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan kerja, karena nilai

T statistik sebesar 3.857 yang berarti lebih besar dari 1.96, sehingga

hipotesis H1 dapat dinyatakan diterima. Lingkungan kerja memiliki

pengaruh positif terhadap kepuasan kerja, karena nilai T statistik sebesar

2.745 yang berarti lebih besar dari 1.96, sehingga hipotesis H2 dapat

dinyatakan diterima. Budaya organisasi memiliki pengaruh positif terhadap

kinerja karyawan, karena nilai T statistik sebesar 2.257 yang berarti lebih

besar dari 1.96, sehingga hipotesis H3 dapat dinyatakan diterima.

Lingkungan kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan,

karena nilai T statistik sebesar 1.980 yang berarti lebih besar dari 1.96,

sehingga hipotesis H4 dapat dinyatakan diterima. Kepuasan kerja memiliki

pengaruh positif terhadap kinerja karyawan, karena nilai T statistik sebesar

2.788 yang berarti lebih besar dari 1.96, sehingga hipotesis H5 dapat

dinyatakan diterima.

Dari penelitian-penelitian sebelumnya beda penelitian terletak pada

metode penelitian dimana penelitian-penelitian sebelumnya menggunakan

metode penelitian regresi linier barganda, analisis jalur, dan dan kuantitatif

sedangkan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif

(37)

18

ditulis menggunakan kata-kata tertulis bukan berupa angka. Objek dalam

penelitian ini adalah BMT.

Beda penelitian tersebut jika disajikan dalam bentuk tabular, maka

dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini:

Tabel 2.1

Tabel Perbedaan dan Kesimpulan Penelitian Terdahulu

No Nama dan Judul Perbedaan Kesimpulan

1. Ayuk Wahdanfiari

Latar belakang pendidikan berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap etos kerja. Pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap etos kerja. Ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja terhadap etos kerja karyawan Bank BNI Syariah Kantor Cabang Kediri. 2. Donni Juni Priansa,

Agus Garnida statistik bagi data yang bersifat kuantitatif.

Etos kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Besarnya pengaruh etos kerja terhadap kinerja pegawai adalah sebesar 76,3%.

3. Bhirawa Anoraga, Ari Prasetyo (2015)

tentang “ Motivasi Kerja Islam Dan

dengan data yang terukur dan menghasilkan

kesimpulan yang dapat digeneralisir.

Simpulan penelitian Pengaruh Motivasi Kerja Islam terhadap Etos Kerja Islam Karyawan Bank Jatim Syariah cabang Surabaya adalah tingkat

motivasi kerja Islam

(38)

Sumber: Data yang diolah, 2017 yang ditunjang dengan kualitatif.

Berdasarkan analisis kuantitatif dan kualitatif ditemukan bahwa tingkat religiositas mampu

mempengaruhi kinerja

karyawan secara cukup

signifikan. dan penelitian ini melakukan tiga

pengujian, yaitu statistik diskriptif, uji instrument dan uji hipotesis.

Etika kerja islami berpengaruh secara positif dan signifikan pada kinerja karyawan ternyata didukung dalam penelitian ini. etika kerja islami berpengaruh secara positif dan signifikan pada komitmen organisasi ternyata tidak didukung dalam penelitian ini. etika kerja islami memoderasi secara positif dan signifikan dalam pengaruh komitmen organisasi pada kinerja karyawan ternyata terbukti dalam penelitian ini. 6. Widyanto Eko

penyebaran kuesioner. Teknik analisis data yang

digunakan dalam

penelitian menggunakan

Structural Equation Modelling (SEM) dengan

software Smart PLS (Partial Least Square).

Partilal Least Square

(PLS).

Variabel lingkungan kerja berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Bank Muamalat Indonesia Divisi Konsumer

Area Cabang Surabaya.

Variabel budaya organisasi

berpengaruh signifikan

(39)

20

B. Kajian Teoritik

1. Pengertian Etos Kerja

Pengertian kamus bagi perkataan “etos” menyebutkan bahwa ia

berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang bermakna watak atau karakter.

Secara lengkapnya, pengertian etos ialah karakteristik dan sikap,

kebiasaan serta kepercayaan, dan seterusnya, yang bersifat khusus

tentang seorang individu atau sekelompok manusia. Sikap ini tidak

dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat.

Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta system

nilai yang diyakininya. Secara sederhana etos dapat didefinisikan

sebagai watak dasar yang dimiliki oleh individu, kelompok maupun

masyarakat (Irham, 2012:12). Etos kerja adalah semangat kerja yang

menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok

(Suparmin, 2004:64).

Menurut pakar lain, etos kerja adalah suatu pandangan dan sikap

suatu bangsa atau satu umat terhadap kerja (Anoraga, 1992:26). Kalau

seseorang mempunyai pandangan dan sikap yang menunjukkan bahwa

kerja merupakan suatu hal yang patut dimiliki untuk kehidupan

manusia, maka etos kerja yang dimiliki itu akan tinggi. Sedangkan

seseorang yang tidak mempunyai pandangan dan sikap terhadap kerja,

untuk kehidupan manusia, maka etos kerja yang dimiliki cenderung

(40)

Istilah Inggris ethos diartikan sebagai watak atau semangat

fundamental suatu budaya, berbagai ungkapan yang menunjukkan

kepercayaan, kebiasaan, atau perilaku suatu kelompok masyarakat. Jadi

etos kerja berkaitan dengan budaya kerja. Kehadiran etos kerja antara

lain produktivitas dan kualitas kerja. Sebagai dimensi budaya,

kehadiran etos kerja dapat diukur dengan tinggi atau rendah, kuat atau

lemahnya suatu semangat kerja seseorang (Ndraha,2012:91).

Sedangkan etos kerja professional adalah seperangkat perilaku

kerja positif yang berakar pada kesadaran yang kental, keyakinan yang

fundamental, disertai komitmen yang total pada paradigm kerja yang

integral. Setiap organisasi yang selalu ingin maju akan melibatkan

anggota untuk meningkatkan mutu kerjanya, di antaranya setiap

organisasi harus memiliki etos kerja (Sinamo, 2011:26).

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 71 Tahun

1991 Tentang Latihan Kerja, Pasal 1 (satu) ayat 8 (delapan)

menyebutkan bahwa yang dimaksud Etos kerja adalah jiwa dan

semangat kerja yang didasari oleh cara pandang yang menilai pekerjaan

sebagai pengabdian terhadap diri sendiri, masyarakat dan Tuhan Yang

Maha Esa.

Dari berbagai definisi di atas dapat dikatakan bahwa etos kerja

adalah cara pandang seseorang dalam menyikapi, melakukan dan

bertindak dalam bekerja, dengan kemauan organisasi, instansi maupun

(41)

22

mental seseorang atau kelompok orang dalam melakukan aktivitas atau

pekerjaan yang diwujudkan sebagai perilaku kerja antara lain tepat

waktu, tanggung jawab, kerja keras, rasional dan jujur.

2. Aspek-aspek Etos Kerja

Menurut Sinamo ada delapan aspek dalam mengukur etos kerja,

yaitu:

a. Kerja adalah rahmat, karena kerja merupakan pemberian dari Yang

Maha Kuasa maka individu harus dapat bekerja dengan tulus dan

penuh syukur.

b. Kerja adalah amanah, kerja merupakan titipan berharga yang

dipercayakan kepada kita sehingga kita mampu bekerja dengan

benar dan penuh tanggung jawab.

c. Kerja adalah panggilan, kerja merupakan suatu dharma yang sesuai

dengan panggilan jiwa kita sehingga kita mampu bekerja keras

dengan penuh integritas.

d. Kerja adalah aktualisasi, pekerjaan adalah sarana bagi kita untuk

mencapai hakikat yang tertinggi sehingga kita akan bekerja keras

dengan penuh semangat.

e. Kerja adalah ibadah, bekerja merupakan bentuk bakti dan ketaqwaan

kepada Sang Khalik, sehingga melalui pekerjaan individu

mengarahkan dirinya pada tujuan agung Sang Pencipta dalam

(42)

f. Kerja adalah seni, kerja dapat mendatangkan kesenangan dan

kegairahan kerja sehingga lahirlah dayacipta, kreasi baru, dan

gagasan inovatif.

g. Kerja adalah kehormatan, pekerjaan dapat membangkitkan harga

diri sehingga harus dilakukan dengan tekun dan penuh keunggulan.

h. Kerja adalah pelayanan, manusia bekerja bukan hanya untuk

memenuhi kebutuhannya sendiri saja tetapi untuk melayani sehingga

harus bekerja sempurna dan penuh kerendahan hati (Sinamo,

2011:34).

Menurut Petty, etos kerja memiliki tiga aspek yaitu:

a. Keahlian Interpersonal

Keahlian interpersonal adalah aspek yang berkaitan dengan

seorang pekerja dengan pekerja yang lain di lingkungan kerjanya.

Sikap, cara, penampilan, dan perilaku yang digunakan individu pada

saat berada di sekitar orang lain serta mempengaruhi bagaimana

individu berinteraksi dengan orang lain.

Indikator yang digunakan untuk mengetahui keahlian

interpersonal seorang pekerja adalah meliputi karakteristik pribadi

yang dapat memfasilitasi terbentuknya hubungan interpersonal yang

baik dan dapat memberikan kontribusi dalam perfomansi kerja

seseorang. Terdapat 17 sifat yang dapat menggambarkan keahlian

interpersonal seorang pekerja yaitu, sopan, bersahabat, gembira,

(43)

24

loyal, rapi, sabar, apresiatif, kerja keras, rendah hati, emosi yang

stabil, dan mempunyai kemauan yang keras.

b. Inisiatif

Inisiatif merupakan karakteristik yang dapat memfasilitasi

seseorang agar terdorong untuk lebih meningkatkan kinerjanya dan

tidak cepat puas dengan kinerja yang biasa. Aspek ini sering

dihubungkan dengan situasi di tempat kerja yang tidak lancer.

Hal-hal seperti penundaan pekerjaan, hasil kerja yang buruk, kehilangan

kesempatan karena tidak dimanfaatkan dengan baik dan kehilangan

pekerjaan, dapat muncul jika individu tidak memiliki inisiatof dalam

bekerja.

Terdapat 16 sifat yang dapat menggambarkan inisiatif

pekerja, yaitu cerdik, produktif, banyak ide, berinisiatif, ambisius,

efisien, efektif, antusias, dedikasi, daya tahan kerja, akurat, teliti,

mandiri, mampu beradaptasi, gigih, dan teratur.

c. Dapat Diandalkan

Dapat diandalkan adalah aspek yang berhubungan dengan

adanya harapan terhadap hasil kerja seorang pekerja dan merupakan

suatu perjanjian implicit pekerja untuk melakukan beberapa fungsi

dalam kerja. Seorang pekerja diharapkan dapat memuaskan harapan

minimum perusahaan, tanpa perlu berlebihan sehingga melakukan

pekerjaan yang bukan tugasnya. Aspek ini meruoakan salah satu hal

(44)

Terdapat tujuh sifat yang dapat menggambarkan seorang

pekerja yang dapat diandalkan yaitu mengikuti petunjuk, mematuhi

peraturan, dapat diandalkan, dapat dipercaya, berhati-hati, jujur, dan

tepat waktu (Sinamo, 2011:34).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja

Etos kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu:

a. Agama

Pada dasarnya agama merupakan suatu system nilai yang

akan mempengaruhi atau menentukan pola hidup para penganutnya.

Cara berpikir, bersikap dan bertindak seseorang tentu diwarnai oleh

ajaran agama yang dianut jika seseorang sungguh-sungguh dalam

kehidupan beragama. Etos kerja yang rendah secara tidak langsung

dipengaruhi oleh rendahnya kualitas keagamaan dan orientasi nilai

budaya yang konservatif turut menambah kokohnya tingkat etos

kerja yang rendah. hal ini tertera dalam Al-Qur’an Surat Al-Jumu’ah

ayat 9-10 yang artinya “Hai orang-orang beriman, apabila diseru

untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka bersegeralah kamu kepada

mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih

baik bagimu jika kamu Mengetahui. Apabila Telah ditunaikan

shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia

Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.

(QS. Al-Jumu’ah (62) : 9-10).

(45)

26

Sikap mental, tekad, disiplin, dan semangat kerja masyarakat

juga disebut sebagai etos budaya dan secara operasional etos budaya

ini juga disebut sebagai etoskerja. Kualitas etos kerja ini ditentukan

oleh system orientasi nilai budaya masyarakat yang bersangkutan.

Masyarakat yang memiliki system nilai budaya maju akan memiliki

etos kerja yang tinggi dan sebaliknya, masyarakat yang memiliki

system nilai budaya yang konservatif akan memiliki etos kerja yang

rendah, bahkan bisa sama sekali tidak memiliki etos kerja.

c. Sosial Politik

Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi

oleh ada atau tidaknya struktur politik yang mendorong masyarakat

untuk bekerja keras dan dapat menikmati hasil kerja keras dengan

penuh. Etos kerja harus dimulai dengan kesadaran akan pentingnya

arti tanggung jawab kepada masa depan bangsa dan negara.

Dorongan untuk mengatasi kemiskinan, kebodohan dan

keterbelakangan hanya mungkin timbul jika masyarakat secara

keseluruhan memiliki orientasi kehidupan yang terpacu ke masa

depan yang lebih baik.

d. Kondisi Lingkungan/Geografis

Etos kerja dapat muncul di karenakan factor kondisi

geografis. Lingkungan alam yang mendukung mempengaruhi

(46)

mengelola dan mengambil manfaat, dan bahkan dapat mengundang

pendatang untuk turut mencari penghidupan di lingkungan tersebut.

e. Pendidikan

Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber

daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia akan membuat

seseorang mempunyai etos kerja keras. Meningkatnya kualitas

penduduk dapat tercapai apabila ada pendidikan yang merata dan

bermutu disertai dengan peningkatan dan perluasan pendidikan,

keahlian, dan keterampilan sehingga semakin meningkat pula

aktivitas dan produktivitas masyarakat sebagai pelaku ekonomi.

f. Struktur Ekonomi

Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat di pengaruhi

oleh ada atau tidaknya struktur ekonomi, yang mampu memberikan

insentif bagi anggota masyarakat untuk bekerja keras dan menikmati

hasil kerja keras mereka secara penuh.

g. Motivasi Intrinsik Individu

Individu yang akan memiliki etos kerja yang tinggi adalah

individu yang bermotivasi tinggi. Etos kerja merupakan suatu

pandangan dan sikap yang didasari oleh nilai-nilai yang diyakini

seseorang. Keyakinan inilah yang menjadi suatu motivasi kerja.

Maka etos kerja juga dipengaruhi oleh motivasi seseorang yang

(47)

28

sendiri, yang sering disebut dengan motivasi intrinsik (Anoraga,

1992:52).

4. Ciri-ciri atau Indikator Etos Kerja

Indikator seseorang yang mempunyai etos kerja banyak

diungkapkan oleh para ahli. Seorang ahli menyebutkan bahwa perilaku

yang mencerminkan etos kerja meliputi: Efisiensi, kerajinan,

keterampilan, sikap tekun, tepat waktu, kesederhanaan, sikap mengakui

rasio dalam mengambil keputusan dan tindakan, kesediaan untuk

berubah, kegesitan dalam menggunakan kesempatan-kesempatan yang

muncul, percaya diri, mau bekerja sama, dan berorientasi ke masa depan

(Soewarso et. all, 1995:47).

Ahli lain mengemukakan variabel-variabel yang dapat digunakan

untuk mengukur etos kerja diantaranya: Mempunyai sikap yang disiplin,

merupakan pekerja keras, mempunyai sifat percaya diri, jujur dan penuh

tanggung jawab dalam bekerja, selalu memnfaatkan waktu dengan baik.

Serta rajin dan tekun dalam bekerja (Salamun et. all, 1995:600).

Toto Tasmara dalam bukunya Membudayakan Etos Kerja Islami,

menyampaikan ciri-ciri orang yang mempunyai dan menghayati etos

kerja akan tampak dalam sikap dan tingkah lakunya. Pada penelitian ini,

penulis hanya mengutip sebagian saja. Adapun ciri-ciri tersebut adalah

sebagai berikut:

(48)

Salah satu esensi dan hakikat dari etos kerja adalah cara

seseorang menghayati, memahami, dan merasakan betapa

berharganya waktu. Satu detik berlalu tidak mungkin dia kembali.

Waktu merupakan deposito paling berharga yang dia yang dimiliki

oleh semua orang entah orang itu miskin, kaya, muslim, atau

penjahat sekalipun. Waktu dapat berharga atau tidak tergantung

kepada masing-masing manusia bagaimana dia memanfaatkan

waktunya tersebut.dan seseorang yang memiliki etos kerja yang baik

cenderung dapat memanfaatkan waktu yang dia miliki dengan baik.

Mereka tidak akan membuang waktu secara sia-sia. Mereka juga

selalu berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

b. Memiliki Moralitas yang Bersih (Ikhlas).

Salah satu cirri seseorang yang meiliki etos kerja yang baik

adalah saat dia bisa bekerja dengan ikhlas. Sikap ikhlas dapat dilihat

dari bagaimana orang tersebut mengerjakan pekerjaannya. Orang

yang ikhlas bekerja cenderung lebih bertanggung jawab terhadap

pekerjaannya. Sikap seperti ini sangat penting dalam etos kerja

karena dapat berpengaruh signifikan terhadap pekerjaan.

c. Memiliki Kejujuran.

Selain jujur adalah kewajiban setiap manusia, jujur dapat

(49)

30

memiliki sikap jujur akan dengan mudah menarik perhatian

pimpinan. Dan dengan sikap inilah seseorang akan lebih

diperhitungkan dalam sebuah perusahaan.

d. Memiliki Komitmen.

Komitmen adalah suatu keyakinan yang ada dalam diri

seseorang. Komitmen seringkali dibuat untuk membuat diri sendiri

lebih termotivasi. Selain itu, orang yang memiliki komitmen yang

kuat akan mengetahui batasan-batasan dalam sebuah pekerjaan.

e. Konsisten atau Kuat Pendirian.

Ciri etos kerja yang selanjutnya yaitu kosisten. Konsisten

diperlukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan

sebelumnya. Sikap konsisten dapat menjadikan seseorang lebih

percaya diri dan mempunyai integritas serta mampu mengelola

pekerjaanyya dengan penuh semangat.

f. Disiplin.

Konsisten erat hubungannya dengan disiplin. Disipin

merupakan sikap dasar manusia yang sudah diajarkan sejak kecil.

Disiplin disini, menuntut seseorang untuk dapat mengendalikan

diri dan tetap taat walaupun dalam situasi yang menekan. Taat

berarti taat terhadap peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan.

Selain itu, sikap disiplin dapat ditunjukkan dengan cara yang

(50)

Berpakaian rapi, dan dapat mengerjakan tugas yang diberikan

tepat waktu.

g. Konsekuen dan Berani Menghadapi Tantangan.

Ciri yang lain adalah dengan memiliki sikap utnuk

menerima konsekuensi dari setiap keputusannya. Setiap

keputusan yang diambil, merupakan tanggung jawab pribadinya.

Orang yang mempunyai sikap seperti ini menujukan bahwa ia

merupakan seorang yang berani dalam menghadapi tantangan. Ia

tidak hanya mencari titik aman dalam perusahaan.

h. Memiliki Sikap Percaya Diri

Sikap percaya diri dapat kita lihat dari beberapa cirri, antara lain:

1) Mereka berani menyatakan pendapat atau gagasannya sendiri

walaupun hal tersebut beresiko tinggi, misalnya menjadi

orang yang tidak populer atau malah dikucilkan.

2) Mereka mampu menguasai emosinya, ada semacam self

regulation yang menyebabkan dia tetap tenang dan berfikir

jernih walaupun dalam tekanan yang berat (working under

pressure).

3) Mereka memiliki independensi yang sangat kuat sehingga

tidak mudah terpengaruh oleh sikap orang lain walaupun

pihak lain adalah mayoritas. Baginya, kebenaran tidak selalu

dicerminkan oleh kelompok yang banyak.

(51)

32

Seorang pribadi yang kreatif selalu ingin mencoba hal baru

untuk dilakukan. Mempunyai daya imajinasi yang kuat dan

mampu menerapkan apa yang dipikirkan. Dengan adanya sikap

seperti ini, diharapkan akan menimbulkan dampak positif yaitu

untuk memotivasi karyawan yang lain.

j. Bertanggung Jawab

Bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan

merupakan ciri bagi seseorang yang memiliki etos kerja yang

tinggi. Pekerjaan adalah titipan yang menjadi tanggungan,

kewajiban yang harus segera dikerjakan sehingga segera merasa

bebas dari segala tuntutan.

k. Berorientasi pada masa depan

Dia yang memiliki sikap berorientasi pada masa depan tidak

mau berspekulasi dengan masa depan dirinya. Dia harus

menetapkan sesuatu yang jelas dan karenanya seluruh

tindakannya diarahkan kepada tujuan yang telah dia tetapkan.

l. Memiliki Jiwa Bertanding

Panggilan untuk bertanding dalam segala pekerjaan dihayati

dengan penuh rasa tanggung jawab. Jiwa bertanding akan

meningkatkan rasa percaya diri. Seseorang yang mempunyai jiwa

bertanding tentu juga lebih tangguh.

(52)

Tidak lelah belajar merupakan salah satu cirri etos kerja.

Seseorang yang belajar karena haus akan ilmu mencerminkan

bahwa ia mampu menguasai banyak hal. Bukan hanya belajar

dalam mencari ilmu, tapi juga belajar dari sebuah kesalahan yang

pernah di perbuat dalam pekerjaan. Dia akan berusaha untuk

memperbaiki dan tidak berbuat kesalahan lagi.

n. Memiliki semangat perubahan (spirit of change)

Seorang pribadi yang memiliki etos kerja sadar bahwa tidak

akan ada orang yang mampu mengubah dirinya kecuali dirinya

sendiri. Betapa hebatnya seseorang untuk memberikan motivasi, hal

itu hanyalah kesia-siaan belaka, apabila pada diri orang tersebut

tidak memiliki keinginan dan motivasi.

o. Memiliki Jiwa Wiraswasta

Dia memiliki jiwa wirasasta yang tinggi, yaitu kesadaran dan

kemampuan yang mendalam untuk melihat segala yang ada di

sekitarnya, merenung, dan kemudian bersemangat untuk

mewujudkan setiap apa yang direnungkan secara nyata dan realistis.

Nuraninya halus dan sangat tanggap terhadap lingkungan dan setiap

tindakannya diperhitungkkan dengan laba-rugi dan juga

manfaatnya.

p. Memiliki Jiwa Kepemimpinan

Memimpin berarti mengambil peran secara aktif untuk

(53)

34

orang lain. Seorang pemimpin adalah seorang yang mempunyai

personalitas tinggi. Dia larut dalam keyakinannya, tapi tidak segan

untuk menerima kritik, bahkan mengikuti apa yang menurutnya

terbaik (Tasmara, 2002:73).

Ciri-ciri atau indikator etos kerja tersebut jika disajikan dalam bentuk

tabular, maka dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini:

(54)

35 BAB III

GAMBARAN OBJEK

A. Gambaran Umum

1. Sejarah BMT Sumber Usaha

Para pengusaha dan pedagang mikro disekitar Desa Karang Duren

dalam mengembangkan usahanya mengalami kesulitan dalam akses

permodalan. Hal inilah yang melatar belakangi pendirian BMT Sumber

Usaha. Namun, para pengusaha dan pedagang mikro dengan latar

belakang pendidikan yang terbatas serta didominasi oleh kelompok

lemah dalam pemenuhan modal usaha biasanya meminjam modal kepada

rentenir dengan pengembalian beserta bunga yang sangat tinggi.

Akses lain yang dapat dilakukan pengusaha dan pedagang mikro

dalam pemenuhan modal dapat melalui lembaga perbankan, namun

mereka justru terkendala oleh sistem dan prosedur bank yang baku serta

proses yang lama.

Di antara akses yang dapat mereka peroleh adalah lembaga

perbankan, namun biasanya mereka justru terkendala oleh sistem dan

prosedur bank yang baku dan dengan proses yang lama. Tak jarang

pihak perbankan lebih mengutamakan pengusaha tingkat menengah ke

atas. Faktor inilah yang disiasati oleh pendiri BMT.

Berdirinya BMT Sumber Usaha diharapkan menjadi penghubung

(55)

36

laindalam pemenuhan dana untuk menjalankan aktivitas

perekonomiannya. BMT Sumber Usaha disamping menjalankan

usahanya demi memperoleh keuntungan dunia dan menjalin

persaudaraan juga memperoleh keuntungan akhirat karena berupaya

untuk menjauhi riba dalam bermuamalah.

Pada tanggal 18 Mei 2001 berdirilah BMT Sumber Usaha, yang

dipelopori oleh para tokoh masyarakat dan ulama desa Karang Duren

yang berjumlah 17 orang. Diantara tokoh-tokoh yang memprakarsai

berdirinya BMT adalah Bp. Dhofari S.Pd., Bp. Drs. H.Sholiminudin,

Bp. H.A. Djuremi dan para ulama yang ada di desa Karang Duren, Kec.

Tengaran seperti KH. Fatcul Mu’in.

BMT Sumber Usaha pada tanggal 4 Juli 2001 mendapat perizinan

sebagai Unit Otonomi Simpan Pinjam dari Koperasi dan Pembinaan

Menengah dengan Badan Hukum Koperasi nomor

236/BH/KDK.II.I/188.4/VII/2001. Pada awal beroperasinya BMT

berada di Pasar Lama Kembangsari yang saat ini telah menjadi markas

TNI namun pada tahun 2005, BMT Sumber Usaha telah menempati

gedung baru di Kompleks Kios Pasar Kembangsari Baru dengan

ruangan yang representatif dan lokasi yang strategis. Sumber daya

insani yang dahulu berjumlah 3 orang diawal beroperasinya BMT

sumber usaha kini menjadi 14 orang.

(56)

Visi BMT Sumber Usaha sebagai suatu badan usaha atau lembaga yang

memiliki kegiatan yang berlandaskan syariah Islam dalam upaya

meningkatkan dan atau mewujudkan kualitas kehidupan sosial dan

ekonomi umat secara umum dan masyarakat di sekitar BMT Sumber

Usaha.Visi ini mewujud ke misi yang tertuang sebagai berikut :

a. Ikut serta dalam meningkatkan atau memajukan kualitas

kehidupan sosial ekonomi umat.

b. Memberikan keuntungan yang wajar bagi pihak–pihak yang

memiliki akses langsung maupun tidak langsung pada BMT

Sumber Usaha

c. Mengusahakan pertumbuhan BMT Sumber Usaha seoptimal

mungkin

d. Memberikan kontribusi positif bagi umat Islam

e. Memberikan kondisi yang nyaman untuk bekerja

3. Permodalan

Modal BMT Sumber Usaha Tengaran berasal dari sisa hasil usaha,

simpanan anggota, pinjaman pemerintah dan simpanan dari masyarakat

selain anggota.

a. Sisa Hasil Usaha (SHU)

Sisa hasil usaha merupakan keuntungan yang diperoleh selama

melakukan operasional. Perhitungannya dilakukan setiap satu tahun

(57)

38

pembagian berdasarkan aturan yang ada, maka kelebihannya

dijadikan modal oleh BMT.

b. Simpanan Pokok

Simpanan pokok merupakan sejumlah dana yang jumlahnya sama

bagi setiap anggota dan wajib dibayarkan ketika masuk menjadi

anggota.

c. Simpanan Wajib

Simpanan wajib dikenakan bagi setiap anggota yang besarnya tidak

harus sama dan wajib dibayarkan dalam waktu dan kesempatan

tertentu.

d. Pinjaman Pemerintah

BMT dalam pengembangan usahanya mendapatkan pinjaman dana

dari pemerintah. Sebagai upaya pemerintah dalam membina dan

mendukung permodalan BMT Sumber Usaha.

e. Modal Penyertaan

Dana ini diperoleh dari masyarakat diluar anggota. Mereka

menitipkan sejumlah uang untuk dikelola guna mendapatkan

(58)

4. Struktur Organisasi

Gambar 3.1

Sumber: BMT Sumber Usaha

Keterangan:

a. Pengurus

1) Ketua : Waluya, S.Pd., M.Pd.

2) Sekretaris : Wignyo Gutomo, S.H

3) Bendahara : Drs. H. Soliminudin, M.M

b. Dewan Penasihat

1) Ketua :H. Dhofari, S.Pd., M.M

2) Anggota : Agus Joko Susilo, S.E

(59)

40

c. Dewan Pengawas Syariah

1) Ketua : H. M. Zuhri

2) Anggota : Supriyanto

d. Pengelola

1) Manajer : Teguh Herwanto

2) Kasi. Pelayanan : Luthfi Al Jauhari

3) Penghimpunan Dana : a) Yulianingsih

b) Saliq

10)IT, Kesekretariatan : Hafnel Oktario

11)Satpam : Waluyo

5. Job Description

Ditinjau dari struktur organisasi yang melibatkan pengurus, dewan

syariah, dan pengelola dapat dideskripsikan pekerjaan dari

masing-masing bagian di BMT Sumber Usaha sebagai berikut:

(60)

Tugas-tugas ketua:

1) Menyelenggarakan RAT.

2) Menyusun atau merumuskan kebijakan umum untuk mendapat

persetujuan rapat anggota.

3) Mengevaluasi kegiatan BMT.

4) Mensosialisasikan BMT.

5) Menyelenggarakn rapat pengurus untuk:

a) Evaluasi bulanan dan perkembangan kinerja BMT

b) Bersama pengelola menentukan dan membuat kebijakan

strategi BMT.

6) Menandatangani dokumen dan surat yang berhubungan dengan

lembaga lain.

Wewenang ketua:

1) Mengangkat dan memberhentikan Manajer BMT.

2) Menyetujui atau menolak mengenai:

a) Pembiayaan yang nilainya di atas wewenang manajer.

b) Kebijakan baru BMT dengan pertimbangan dari pengurus

yang lain

c) Kerjasama dengan pihak lain

d) Anggaran yang diajukan manajer dengan pertimbangan dari

bendahara pengurus.

(61)

42

4) Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada yang ditunjuk jika

berhalangan.

5) Dengan manajer memilih dan memutuskan KAP yang

ditugaskan untuk mengaudit laporan pengelola.

b. Sekretaris

Tugas-tugas sekretaris:

1) Mengagendakan acara pada kegiatan:

a) Rapat pengurus

b) Rapat anggota

c) Pertemuan pengurus dengan pengelola

d) Kunjungan pengurus ke instansi atau lembaga

2) Menyusun konsep surat-surat keluar dan masuk dari pengurus.

3) Menerima dan melayani tamu yang berhubungan dengan ketua

pengurus BMT.

4) Menyampaikan amanat dari ketua dalam pertemuan apabila

ketua berhalangan hadir.

5) Menyerap dan menyampaikan aspirasi anggota koperasi.

6) Menerima masukan (saran dan kritik) yang diajukan oleh para

pengelola kepada pengurus.

7) Menyusun konsep kebijakan (policy) pengurus atas BMT.

Wewenang sekretaris:

1) Memberi pertimbangan kepada ketua mengenai masalah

(62)

2) Meminta laporan bulanan, kuartal, semester dan tahunan yang

belum diaudit yang diajukan manajer.

3) Mencari masukan dan aspirasi dari anggota yang lain yang

berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi BMT

4) Dengan manajer memilih dan memutuskan KAP yang

ditugaskan untuk mengaudit laporan pengelola.

c. Bendahara

Tugas-tugas bendahara:

1) Menelaah anggaran yang diajukan oleh manajer yang nantinya

akan dibahas dalam RAT.

2) Memberikan masukan atau saran atas anggaran yang diajukan

manajer.

3) Menyusun anggaran kompensasi dan keperluan lain yang

dibutuhkan pengurus.

4) Bersama manajer memberikan konsep kebijakan bagi hasil yang

diperoleh oleh pemegang investasi.

5) Memeriksa laporan keuangan yang sudah diaudit

Wewenang

1) Memberikan pendapat kepada ketua mengenai aspek keuangan

terhadap usulan perluasan usaha.

2) Meminta manajer untuk mengkoreksi angggaran yang diajukan.

3) Meminta manajer untuk menjelaskan dampak keuangan yang

(63)

44

4) Meminta akuntan publik untuk memberikan masukan aspek

keuangan BMT.

5) Memberi masukan mengenai kinerja dari pengelola.

d. Dewan Pengawas Syariah

Tugas-tugas

1) Menelaah peraturan lembaga yang berlaku apakah sesuai dengan

aturan hukum dan syariah, peraturan lain yang berlaku, akhlak

serta tak ada benturan kepentingan maupun unsur-unsur yang

melanggar kepatuhan (misconduct).

2) Menelaah masalah perilaku manajemen atau karyawan yang

menyangkut:

a. Benturan kepentingan

b. Melanggar kepatuhan (misconduct)

c. Melakukan kecurangan

d. Manipulasi (fraud)

e. Apakah sesuai dengan syariah

3) Menilai kebijakan akuntansi dan penerapannya.

4) Menilai kesesrasian antara kebijakan akuntansi apakah sesuai

dengan syariah.

Wewenang

1) Memberikan solusi dan diajukan kepada pengurus sebagai

sarana dan masukan kepada pengelola dan jajaran manajemen.

(64)

3) Merumuskan konsep good wealth corporate governance.

e. Dewan Penasihat

1) Mereview aplikasi pembiayaan sebelum menyetujui dan

merekomendasikan.

2) Melakukan penilaian secara menyeluruh untuk mengatur

kelayakan usaha calon direktur.

3) Merekomendasikan atau mengusulkan penyelesaian pinjaman

bermasalah

4) Meningkatkan ketrampilan dan profesionalisme SDM.

f. Manajer

Tugas-tugas

1) Menyusun rencana operasional BMT dalam setahu

bersama-sama dengan kepala bagian.

2) Mengusulkan rencana operasional kepada pengurus untuk

dibahas dan disahkan oleh pengurus pada RAT

3) Memimpin rapat koordinasi dan evaluasi bulanan.

4) Memberikan tandatangan sebagai validasi pada berkas

pembiayaan yang diajukan oleh Kasi. Pembiayaan.

Wewenang

1) Menyetujui pembiayaan yang sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

2) Mengajukan usulan produk baru pembiayaan dan tabungan.

(65)

46

g. Kasi. SDM dan Umum

1) Mengendalikan dan mengontrol kinerja SDM BMT.

2) Memfasilitasi kegiatan pengembangan dan pelatihan SDM

BMT.

3) Mengendalikan aktivitas kerumahtanggan.

4) Memfasilitasi kegiatan manajer dan kelembagaan secara umum.

5) Menyusun anggaran operasional umum yang mencakup:

a) Biaya pelatihan dan pengembangan SDM

b) Biaya peralatan kontrol SDM

c) ATK (alat tulis kantor)

d) Peralatan kerja atau kantor

e) Renovasi dan pernaikan peralatan.

6) Menampung dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari bagian

lain.

7) Mengatur kebutuhan akomodasi dan konsumsi untuk aktivitas

internal dan eksternal BMT.

Wewenang

1) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan tenaga kerja sesuai

kebutuhan BMT.

2) Menyediakan tenaga kerja sesuai kebutuhan BMT

3) Mengatur distribusi kebutuhan inventaris dan perlengkapan

(66)

4) Memberikan masukan pada bagian lain yang mengsulkan

rancangan anggaran.

5) Mengusulkan revisi anggran kebutuhan kantor

h. Bagian pembiayaan

1) Melayani pembukuan sampai dengan pencairan deposito serta

pembebanan bagi hasilnya.

2) Melayani pembukuan sampai dengan penutupan rekening

tabungan.

3) Memberikan informasi kepada nasabah mengenai bagi hasil

tabungan dandeposito yang berlaku.

4) Memeriksa kelengkapan akad pembiayaan.

5) Memonitor proses penandatanganan akad pembiayaan.

6) Merencanakan pengembangan SDM.

7) Mensupervisi peraturan kekaryawanan.

8) Mengontrol penggunaan blangko deposito (nomor deposito).

9) Melaksanakan proses pembukuan dan pencairan deposito.

10) Membuat register mutasi deposito/tabungan.

11) Membuat cadangan bagi hasil deposito.

12) Mencetak posisi tabungan ke buku tabungan nasabah.

13) Pembukuan dan pencairan deposito.Bertanggung jawab terhadap

kerahasiaan data nasabah.

14) Melakukan survey lapangan.

(67)

48

i. Teller

Tugas-tugas

1) Memberikan pelayanan kepada anggota baik penarikan maupun

penyetoran (tabungan atau angsuran).

2) Menghitung keadaan keuangan atau transaksi setiap hari

3) Memberi informasi dan penjelasan.

4) Memeriksa ulang transaksi nasabah.

5) Mengakses mutasi harian ke komputer sesuai dengan

pengolahan datanya.

6) Mencocokan transaksi harian dengan nominal uangnya.

j. Pemasaran

1) Melaksanakan wawancara dengan calon debitur.

2) Mengadakan pemeriksaan ke lokasi usaha.

3) Mengadakan pemeriksaan dan penilaian pembiayaan.

4) Membuat laporan analisa pembiayaan.

6. Kegiatan BMT Sumber Usaha

BMT Sumber Usaha sebagai lembaga keuangan syariah

mendapat izin menjalankan kegiatan usaha simpan pinjam serta

pembiayaan syariah dalam rangka ikut meningkatkan atau

memajukan kualitas kehidupan sosial ekonomi umat. Adapun

produk-produk simpanan dan pembiayaan di BMT Sumber Usaha

sebagai berikut:

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1: Ciri-ciri atau Indikator Etos Kerja
Gambar 3.1
Tabel Pendidikan Karyawan BMT sumber Usaha
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan bahasa melalui metode bermain kartu kata bergambar pada anak didik kelompok B TK LKMD I Nepen tahun pelajaran

Pengertian pendidikan merupakan sesuatu yang sangat kompleks dan berhubungan dengan banyak hal, menunjukkan bahwa pelaku pendidikan, khususnya guru (sebagai salah satu

Dalam penelitian ini terdapat tiga jenis variabel yang terdiri dari empat variabel independen (yaitu, informasi kualitas produk, efisiensi kualitas pelayanan,

Sistematika yang diterapkan ketika setoran (talaqqī) qirā’ah sab’ah memiliki 3 tahapan, yaitu: al-Mufradāt, Jama’ ḍughrā dan Jama’ Kubrā dengan memakai kitab Faiḍul

Karakteristik kewirausahaan yang dimiliki oleh pelaku industri mebel, anyaman dan lampit rotan di Sentra kerajinan rotan Amuntai memiliki kecenderungan yang sama

Mengetahui hubungan pengetahuan dengan pemanfaatan BPJS pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Karanglewas Kecamatan. Karanglewas

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada kasus demam typoid. Hasil asuhan keperawatan : Dari kelolaan 5 pasien yang dilakukan selama 3 hari, semuanya

Di samping itu dapatan kajian menunjukkan terdapat hubungan yang positif antara tingkah laku kepemimpinan transformasional pengetua dengan kepuasan kerja guru