PENERAPAN ETOS KERJA KARYAWAN
DI BMT SUMBER USAHA
KEMBANGSARI TENGARAN
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya Jurusan D III Perbankan Syariah
Oleh:
SITI LESTARI
NIM: 201-14-009
JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
PENERAPAN ETOS KERJA KARYAWAN
DI BMT SUMBER USAHA
KEMBANGSARI TENGARAN
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya Jurusan D III Perbankan Syariah
Oleh:
SITI LESTARI
NIM: 201-14-009
JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
iv
vi MOTTO
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain
apa yang telah diusahakannya.
(Q.S An-Najm: 39)
Lebih Baik Kalah Tapi Bertanding, Daripada Kalah Tanpa
Bertanding
vii
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir Ini Kupersembahkan Untuk:
Ayah dan Ibu tercinta,
Yang senantiasa memberikan doa dan limpahan kasih sayang yang tak ternilai
Harganya
Kedua kakakku, adikku dan keluargaku tersayang
Yang selalu memberikan dukungan dan motivasi
Sahabat-sahabatku, Jurusan Perbankan Syariah D3 Kelas A angkatan 2014
Kebersamaan kita adalah kenangan yang tak akan terlupakan
Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Yang selalu memberikan yang terbaik bagi mahasiswanya
Almamaterku IAIN Salatiga
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang
atas segala limpahan nikmat, karunia, serta hidayah-nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa
terhaturkan dan tercurahkan kepada khatamul anbiya’ wal mursalin (penutup para Nabi dan Rasul) baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan
pengikut serta orang-orang yang mencintainya, hingga yaumul qiyamah. Semoga
kita semua, orang tua kita, keluarga kita, guru-guru kita diberi tetap Iman, Islam,
Ihsan, istiqomah dalam beribadah dan dibimbing oleh Allah SWT dan pada
akhirnya jika kita dipanggil menghadap Allah AWT menetapi ‘ala ar-Ridha wa khusnul khatimah. Amin
Penyusun Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperolah
gelar Ahli Madya Ekonomi Islam pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Berawal dari kekurangan dan keterbatasan,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “PENERAPAN
ETOS KERJA KARYAWAN DI BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI
TENGARAN” dengan baik. Sebagai hamba yang lemah dan banyak kesalahan,
penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini banyak pihak yang
ikut serta memberikan bantuan moril maupun material. Oleh karenanya dengan
kerendahan hati bantuan moril maupun material. Oleh karenanya dengan
kerendahan hati perkenankan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih
ix
1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga
3. Bapak Drs. Alfred L. M.SI. selaku Ketua Jurusan D-III Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga
4. Bapak Prof. Dr. H.M Zulfa, M.Ag yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir
5. Bapak Drs. Alfred L. M.SI. yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan kesantunan, kesabaran, keikhlasan
dan kebajikan.
6. Bapak Abdul Aziz NP, S.Ag, MM. selaku dosen pembimbing Akademik
selama kuliah di jurusan D-III Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang selalu
memberikan motivasi belajar bagi penulis.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan Akademik IAIN Salatiga terlebih
kepada dosen-dosen di jurusan Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang
banyak berjasa kepada penulis.
8. Para StafPerpustakaan IAIN Salatiga terimakasih atas bantuan penyediaan
buku-buku kepada penulis hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.
9. Seluruh Karyawan BMT Sumber Usaha Kembangsari, yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian
hingga akhir.
10.Semua pihak yang terkait dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini yang tidak
x
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya saran dan kritik yang konstruktif
dari semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan dimasa mendatang.
Pada akhirnya semua usaha dan upaya penulis atas karunia dari Allah SWT.
Tugas Akhir ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik dan hanya kepada
Allah-lah semua urusan dikembalikan. Oleh karena itu penulis berharap semoga Tugas
Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang bersangkutan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Salatiga, 19 Juni2017
Penulis,
Siti Lestari
xi
ABSTRAK
Lestari, Siti. 2017. Penerapan Etos Kerja Karyawan Di BMT Sumber Usaha Kembangsari Tengaran. Tugas Akhir, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Drs. Alfred L, M.Si
Kata Kunci: etos kerja, faktor etos kerja, BMT Sumber Usaha
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ... iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ... v
MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ...viii
ABSTRAK ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ...xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Metode Penelitian... 7
xiii
BAB II LANDASAN TEORI ... 12
A. Kajian Pustaka ... 12
B. Kajian Teoritik ... 20
1. Pengertian Etos Kerja ... 20
2. Aspek-aspek Etos Kerja ... 22
3. Faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja ... 25
4. Ciri-ciri Atau Indikator Etos Kerja ... 28
BAB III GAMBARAN OBJEK PENELITIAN ... 35
A. Gambaran Umum Perusahaan ... 35
1. Sejarah BMT Sumber Usaha ... 35
2. Visi dan Misi BMT Sumber Usaha... 36
3. Permodalan BMT Sumber Usaha ... 37
4. Struktur Organisasi BMT Sumber Usaha ... 39
5. Job Discription ... 40
6. Kegiatan BMT Sumber Usaha ... 48
a. Produk Simpanan ... 49
b. Produk Pembiayaan ... 50
B. Data Deskriptif Perusahaan ... 53
1. Perkembangan Produktivitas ... 54
BAB IV ANALISIS DATA ... 55
A. Faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja ... 55
B. Penerapa Etos Kerja Karyawan ... 58
xiv
D. Kebijakan Dalam Menangani persoalan ... 62
BAB V PENUTUP ... 64
A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar2.1 Ciri-ciri Atau Indikator Etos Kerja ... 34
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Dan Kesimpulan Penelitian Terdahulu ... 18
Tabel 3.1 Perkembangan Produktivitas BMT Sumber Usaha ... 45
Tabel 4.1 Pendidikan Karyawan BMT Sumber Usaha ... 57
Tabel 4.2 Penerapan Etos Kerja Berdasarkan Indikator Etos kerja ... 58
Tabel 4.3 Penerapan Etos Kerja Karyawan ... 59
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Formulir Pembukaan Rekening Baru
Lampiran 2 Formulir Pengajuan Pembiayaan
Lampiran 3 Slip Setoran Dan Slip Pengambilan
Lampiran 4 Contoh Surat Persetujuan Prinsip Pembiayaan (SP3)
Lampiran 5 Contoh Akad Pembiayaan
Lampiran 6 Contoh Surat Penyerahan Kepemilikan Dan Pernyataan Tentang
Jaminan Kendaraan
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu sumber daya
yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan
aktivitas. Organisasi merupakan sekelompok orang yang berkumpul
bersama disekitar suatu teknologi yang dipergunakan untuk mengubah
input-input dari lingkungan menjadi barang atau jasa. Secara umum, sumber
daya yang terdapat dalam suatu organisasi bisa dikelompokkan atas dua
macam yakni sumber daya manusia dan sumber daya non manusia yang
termasuk dalam sumber daya non manusia adalah teknologi, mesin dan
lain-lain (Gomes, 2003).
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebuah perusahaan
merupakan salah satu faktor utama baik atau buruknya perusahaan tersebut.
Jika SDM lemah, maka perkembangan perusahaan dapat terhambat dan
produktivitasnya menjadi terbatas sehingga organisasi tidak mampu
bersaing, baik dalam skala lokal, regional, maupun global. Sebuah
perusahaan harus menempuh berbagai cara untuk mendapatkan SDM yang
memiliki kualitas tinggi, etos kerja produkif, keterampilan dan kreativitas,
profesionalisme, disiplin, serta mampu menguasai dan mengembangkan
teknologi.
Setiap perusahaan atau organisasi yang selalu ingin maju, akan
melibatkan karyawan untuk meningkatkan mutu kinerjanya, diantaranya
2
kerja yang tinggi seharusnya juga harus dimiliki oleh setiap karyawan
karena perusahaan sangat membutuhkan kerja keras dan komitmen yang
tinggi dari setiap karyawan, kalau tidak perusahaan akan sulit berkembang,
dan memenangkan persaingan dalam merebut pangsa pasarnya.
Etos kerja yang tinggi biasanya muncul karena berbagai tantangan,
harapan dan kemungkinan-kemungkinan yang menarik. Situasi yang
demikian dapat membuat manusia itu bekerja dengan rajin, teliti,
berdedikasi, serta tanggung jawab yang besar. Etos kerja adalah totalitas
kepribadian dirinya serta caranya mengekspresikan, memandang,
meyakini dan memberikan makna ada sesuatu, yang mendorong dirinya
untuk bertindak dan meraih amal yang optimal sehingga pola hubungan
antara manusia dengan dirinya dan antara manusia dengan makhluk
lainnya dapat terjalin dengan baik (Tasmara, 2002)
Seorang karyawan harus memiliki semangat untuk menjadi orang
yang diperhitungkan. Mampu memberikan pengaruh terhadap lingkungan
di sekitarnya, sehingga dengan cepat ia akan dikenal karena mampu
membawa dirinya dengan baik. Mereka yang memiliki etos kerja dalam
bekerja akan memberikan pengaruh positif pada lingkungannya. Etos kerja
sendiri dapat dikatakan pula sebagai faktor penentu keberhasilan seorang
karyawan. Kemampuan karyawan dalam menghayati pekerjaannya sangat
penting sebagai upaya untuk mencapai keunggulan bagi perusahaan dan
Dalam sebuah perusahaan tentunya mempunyai Kepala Bagian
Sumber Daya Manusia. Seorang Kepala Bagian SDM dipercayai mendapat
jabatan tersebut karena dia dapat mempengaruhi karyawan-karyawan yang
bekerja di dalamnya. Mempengaruhi yang dimaksud yaitu mempengaruhi
karyawan lain untuk menjadi karyawan yang mampu bekerja dengan baik.
Selain itu, dengan adanya Kepala Bagian SDM, dia bisa menjadi panutan
dan membuat karyawan lebih termotivasi. Seorang Kepala Bagian SDM
dapat melakukan suatu pembinaan kepada karyawan tentang etos kerja.
Harapan dari adanya pembinaan tersebut, akan tumbuh etos kerja pada
semua karyawan di perusahaan tersebut. Selain itu, karyawan akan lebih
bekerja keras dan mencerminkan ketaatan terhadap ketentuan dan peraturan
serta persyaratan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dalam mengelola
dan melaksanakan suatu pekerjaan. Sikap kerja yang tercermin dalam
kedisiplinan kerja tersebut dapat dilaksanakan jika seluruh karyawan
memiliki komitmen terhadap peraturan dan tata tertib yang sudah disepakati
bersama diantaranya ketepatan terhadap waktu, ketaatan terhadap prosedur,
ketaatan terhadap peraturan, dan dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Menurut Anoraga (1992:29) menyatakan bahwa etos kerja adalah
suatu pandangan dan sikap suatu bangsa atau suatu umat terhadap kerja.
Sikap yang dapat seorang karyawan tunjukkan saat bekerja. Seorang dapat
menunjukkan etos kerja dengan berbagai cara, misal dengan dia selalu
disiplin saat bekerja, selalu menghargai waktu, mampu melaksanakaan
4
masih banyak hal positif yang dapat seorang karyawan tunjukkan. Anoraga
(1992:29) juga memaparkan secara eksplisit beberapa sikap yang
seharusnya mendasar bagi seseorang dalam memberi nilai pada kerja yang
disimpulkan sebagai berikut:
1. Bekerja adalah hakikat kehidupan manusia.
2. Pekerjaan adalah suatu berkat Tuhan.
3. Pekerjaan merupakan sumber penghasilan yang halal dan tidak amoral.
4. Pekerjaan merupakan suatu kesempatan untuk mengembangkan diri
dan berbakti.
5. Pekerjaan merupakan sarana pelayanan dan perwujudan kasih.
Begitu pentingnya etos kerja bagi seorang karyawan, sudah
selayaknya perusahaan juga ikut berperan dalam meningkatkan semangat
kerja setiap karyawannya. Dalam peningkatan kinerja dan mutu organisasi
maka seorang karyawan harus memiliki etos kerja yang tinggi yang akan
berdampak baik dalam berbagai hal seperti kecanduan waktu, lebih disiplin,
memiliki komitmen, jujur dalam bekerja, mempunyai kreativitas, dan juga
dapat bertanggung jawab dalam setiap tugas yang diberikan.
Karyawan merupakan aset terpenting bagi perusahaan termasuk
peruahaan dalam bidang jasa seperti lembaga keuangan mikro syariah
seperti BMT. Kualitas pelayanan anggota tergantung pada etos kerja
pelayanan atau tingkat kinerja seorang karyawan di sebuah BMT. Melihat
realita perkembangan BMT yang sangat kompetitif, menuntut para
menggunakan etos kerja. Selain untuk peningkatan kinerja, etos kerja juga
dapat digunakan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas
SDM dalam sebuah BMT. Seorang karyawan harus mampu membawa diri
dengan baik agar nantinya masyarakat berminat menggunakan produk atau
jasa-jasa lembaga keuangan tersebut (Tasmara, 2002:1).
Salah satu pendorong baiknya sebuah kinerja didasari atas etos kerja
dari masing-masing karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Terutama
dalam hal pelayanan pada setiap anggota di BMT Sumber Usaha. Karena
hal ini akan mampu meningkatkan citra baik bagi BMT dan berdampak pula
pada kepuasan anggota dalam menggunakan produk BMT Sumber Usaha.
Hal tersebut, memungkinkan semakin banyak masyarakat yang percaya
untuk menyimpan dananya di lembaga keuangan maka semakin banyak
pula dananya yang disalurkan kepada masyarakat. Hal inilah yang nantinya
dapat mewujudkan visi dari BMT Sumber Usaha yaitu meningkatkan dan
atau mewujudkan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi umat secara umum
dan masyarakat di sekitar BMT Sumber Usaha. Begitu pula bagi karyawan
yang semakin bersemangat dalam bekerja.
Berdasarkan pada latar belakang diatas maka pengaruh etos kerja
pada karyawan dalam sebuah lembaga keuangan sangatlah menarik untuk
diteliti dengan mengkaitkan faktor-faktor dominan yang mempengaruhi
kinerja karyawan, yaitu dengan menerapkan etos kerja pada karyawan agar
dapat meningkatkan kinerja, sebagaimana yang diterapkan oleh BMT
6
penelitian dengan judul “Penerapan Etos Kerja Pada Setiap Karyawan
di BMT Sumber Usaha Kembangsari”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan
suatu pokok permasalahan yaitu :
1. Bagaimanakah etos kerja karyawan BMT Sumber Usaha ?
2. Apa persoalan etos kerja yang dihadapi oleh karyawan di BMT Sumber
Usaha ?
3. Apa saja kebijakan yang diterapkan BMT dalam menghadapi persoalan
yang ada saat penerapan etos kerja karyawannya ?
C. Tujuan Penelitian
Secara garis besar, suatu penelitian bertujuan untuk
mengembangkan dan menguji kebenaran ilmu pengetahuan. Berdasarkan
latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian
ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimanakah penerapan etos kerjapada setiap
karyawan BMT.
2. Untuk mengetahui persoalan yang dihadapi karyawan di BMT Sumber
Usaha.
3. Untuk mengetahui kebijakan yang diterapkan oleh BMT dalam
menghadapi persoalan yang dihadapi saat penerapan etos kerja
karyawannya.
1. Peneliti
Penelitian ini digunakan sebagai syarat menempuh Diploma 3
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
Selain itu penelitian ini dapat digunakan untuk melatih pola pikir ilmiah
dan untuk menambah wacana mengenai etos kerja.
2. Bagi IAIN
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur penelitian tentang
pengaruh etos kerja dan menambah wawasan khusus bagi mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Salatiga.
3. Bagi BMT
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
terkait etos kerja yang dimiliki karyawannya. Disamping itu penelitian
ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan
kebijakan.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah metode kualitatif adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif: ucapan atau tulisan dan perilaku
yang diamati dari subjek itu sendiri (Noor, 2014:21).
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah BMT Sumber Usaha Kembangsari Tengaran
3. Sumber Data
8
a. Data primer yaitu data yang berdasarkan dari interview atau
observasi pada objek yang diteliti pada saat di BMT Sumber Usaha
Kembangsari Tengaran sesuai judul yang diteliti. Data primer
didapatkan dari hasil wawancara yang sasarannya yaitu kepada
Kepala Bagian SDM dan beberapa pegawai yang ada di BMT
Sumber Usaha. Hal-hal yang ditanyakan pada saat wawancara
adalah tentang seberapa tinggi etos kerja pada setiap karyawan di
BMT Sumber Usaha.
b. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh
dan dicatat oleh pihak lain) pada saat penelitian di BMT Sumber
Usaha. Data sekunder umumnya merupakan berupa bukti, catatan
atau dokumen-dokumen yang sesuai dengan judul proposal tentang
proses rekrutmen dan seleksi penerimaan karyawan.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan secara
langsung di objek penelitian. Mengamati situasi dan kondisi yang
b. Wawancara
Wawancara merupakan proses interaksi antara dua atau lebih orang
dalam sebuah proses komunikasi. Melalui wawancara akan
diperoleh data dan informasi. Dengan cara menyusun beberapa
pertanyaan yang terkait dengan proses rekrutmen dan seleksi
penerimaan karyawan (Mangkuprawira, 2011:47). Adapun objek
yang akan diwawancarai adalah Kepala Bagian SDM atau karyawan
yang berkaitan dengan proses SDMdi BMT Sumber Usaha.
c. Dokumentasi
Yaitu sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan
dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan
sumber-sumber informasi khusus dari buku atau tulisan dan
sebagainya.
F. Sistematika Penulisan
Tugas akhir ini terdiri dari lima bab, bab pertama yang berupa
pendahuluan,bab kedua landasan teori, bab ketiga gambaran umum objek
penelitian, bab empat analisis data dan bab lima penutup.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penulisan tugas akhir, metode
penelitian, dan sistematika penulisan Tugas Akhir.
10
Dalam bab ini penulis mengemukakan kajian ilmiah
terhadap topik tugas akhir yang berhubungan dengan etos
kerja. Dalam bab ini akan dibahas pengertian etos kerja,
aspek-aspek etos kerja, indikator etos kerja, dan
faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja.
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Dalam bab ini penulis menggambarkan secara umum tentang
objek penelitian dan data-data deskriptif. Gambaran umum
menyajikan informasi umum mengenai objek penulisan
antara lain sejarah berdirinya, dasar pendirian, struktur
organisasi, permodalan perkembangan kinerja dan lain-lain
yang berisi pengetahuan umum mengenai objek tugas akhir.
Setelah ditampilkan gambaran umum mengenai objek tugas
akhir maka selanjutnya disajikan data-data dan informasi
yang lebih bersifat khusus untuk menggambarkan masalah
yang dirumuskan dalam rumusan masalah.
BAB IV ANALISIS DATA
Dalam bab ini penulis menjelaskan masalah yang telah
dirumuskan berdasarkan landasan teori dan
informasi-informasi objek penulisan tugas akhir dan sekaligus hasil
penelitian.
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang merupakan
12 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Adibah (2014) tentang “Pengaruh
Latar Belakang Pendidikan dan Pengalaman Kerja Terhadap Etos Kerja
Karyawan”, latar belakang pendidikan berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap etos kerja dimana penelitian ini menggunakan kuesioner
dengan analisa deskriptif analisis dan naratif Sedangkan pendekatan
penelitian ini bersifat asosiatif, yaitumenggambarkan pola hubungan antara
dua variabel atau lebih, objek dari penelitian ini Bank BNI Syariah Kantor
Cabang Kediri.
Hasil regresi berganda menunjukkan koefisien β latar belakang
pendidikan bernilai negatif sebesar -0,139 dan nilai t hitung < t tabel yaitu
sebesar -2.154 < 1,68 dengan tingkat signifikansi 0,036 < 0,05. Pengalaman
kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap etos kerja. Hasil regresi
berganda menunjukkan koefisien β pengalaman kerja bernilai positif
sebesar 0,936 dan nilai t hitung > t tabel yaitu sebesar 12,262 > 1,68 dengan
tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar
75,613 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena itu probabilitas jauh
lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0,05 atau 5%. Dengan demikian
berarti ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari latar
belakang pendidikan dan pengalaman kerja terhadap etos kerja karyawan
Bank BNI Syariah Kantor Cabang Kediri.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Priansa dan Garnida
(2015) tentang “Pengaruh Kepemimpinan Visioner Dan Etos Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Bank Syariah Mandiri” dimana penelitian ini
termasuk penelitian deskriptif dan verifikatif dan populasi dalam penelitian
ini adalah pegawai Bank Syariah Mandiri di salah satu Kantor Cabang di
Kota Bandung sebanyak 60 orang pegawai. Karena jumlah populasi di
bawah 100 orang, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sampel jenuh, yang artinya seluruh populasi menjadi unit sampel. Penelitian
ini menggunakan dua jenis analisis, yaitu analisis deskriptif, khususnya bagi
variabel yang bersifat kualitatif; serta analisis verifikatif berupa pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji statistik bagi data yang bersifat
kuantitatif. Objek dari penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri di Salah
Satu Kantor Cabang di Kota Bandung.
Hasil dari Penelitian ini adalah Berdasarkan tabel pengujian
signifikansi, dapat diketahui tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena
probabilitas 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
etos kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Berdasarkan koefisien
regresi dari etos kerja terhadap kinerja pegawai diketahui bahwa konstanta
sebesar 3,800 menyatakan jika tidak ada etos kerja, maka tingkat kinerja
14
menyatakan bahwa setiap penambahan satu kali untuk etos kerja, maka
kinerja pegawai akan meningkat sebesar 1,030. Sebaliknya, jika etso kerja
turun satu kali, maka kinerja pegawai juga diprediksi akan mengalami
penurunan sebesar 1,030.
Penelitian selanjutnya tentang “Motivasi Kerja Islam Dan Etos Kerja
Islam Karyawan Bank Jatim Syariah Cabang Surabaya yang dilakukan oleh
Anoraga dan Prasetyo” (2015) dimana objek dari penelitian ini adalah Bank
Jatim Syariah dan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yang
bertujuan untuk menguji hipotesis, dengan data yang terukur dan
menghasilkan kesimpulan yang dapat digeneralisir.
Hasil dari penelitian ini adalah Simpulan penelitian Pengaruh
Motivasi Kerja Islam terhadap Etos Kerja Islam Karyawan Bank Jatim
Syariah cabang Surabaya adalah tingkat motivasi kerja Islam berpengaruh
langsung, positif, dan signifikan terhadap etos kerja Islam karyawan Bank
Jatim Syariah cabang Surabaya. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang
menyatakan motivasi kerja Islam berpengaruh signifikan terhadap etos kerja
Islam karyawan Bank Jatim Syariah cabang Surabaya adalah diterima.
Secara teoritis temuan ini mengandung makna bahwa motivasi kerja Islam
merupakan instrumen penting untung membentuk Etos kerja Islam
karyawan Bank Jatim Syariah cabang Surabaya. Semakin tinggi tingkat
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Nuroniah dan Triyanto
tentang “Analisis Pengaruh Tingkat Religiositas Terhadap Kinerja
Karyawan Bank Syariah” (2015) dimana penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif yang ditunjang dengan kualitatif. Pendekatan
kuantitatif digunakan untuk menjelaskan intensitas pengamalan agama dan
sikap beragama di kalangan para karyawan, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya Metode penelitian yang digunakan adalah asosiatif,
yakni mencari hubungan antara dua atau lebih variabel.
Hasil dari penelitian ini adalah penelitian ini menemukan bahwa 76%
karyawaan berada pada posisi baik dan sangat baik. Sedangkan 24% sisanya
berada pada posisi kinerja cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja
karyawan yang relatif sangat tinggi akan memberikan keuntungan yang
tinggi pula bagi perusahaan. Kinerjayang realtif tinggi inisalah satu
kemungkinannya adalah dipengaruhi oleh tingkat religiositas para
karyawan. Sehingga visi dan tujuan perusahaan akan dapat tercapai.
Kemudian pencapaian ini akan semakin dipercepat seiring dengan
peningkatan kinerja para karyawan. Dari data penilaian kinerja oleh HCD
dan peneliti dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan bank syariah
tergolong relatif sangat baik.
Penelitian tentang “Pengaruh komitmen organisasi pada kinerja
karyawan dengan etika kerja islami sebagai variabel moderator (studi pada
karyawan cv. Arafah group, sukoharjo)” yang dilakukan oleh Hidayat
16
pertanyaan (kuesioner) dan akan diuji dengan uji validitas dan reliabilitas,
Untuk mencapai tujuan penelitian yang diharapkan, maka dalam penelitian
ini melakukan tiga pengujian, yaitu statistik diskriptif, uji instrument dan uji
hipotesis.
Hasil dari penelitian ini yaitu besarnya nilai standardized beta etika
kerja islami adalah 0,307 dan besarnya nilai probabilitas signifikansi adalah
0,043 dibawah 0.05, maka dapat dikatakan bahwa etika kerja islami
berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja karyawan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa H2 didukung dalam penelitian ini. Dari tabel ANOVA
dapat dilihat adanya perubahan nilai F dari 5,155 menjadi 5,631.
Berdasarkan hasil uji interaksi (MRA) yang telah dilakukan, diketahui
bahwa etika kerja islami merupakan moderating variable yang bisa
memoderasi pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa H4 didukungi dalam penelitian ini.
Penelitian tentang “Pengaruh Budaya Organisasi Dan Lingkungan
Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Karyawan Pada PT. Bank
Muamalat Indonesia Divisi Konsumer Area Cabang Surabaya” yang
dilakukan Susetyo, Kumaningtyas, dan Tjahjono (2014) dimana populasi
dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Bank Muamalat Indonesia Divisi
Konsumer Area cabang Surabaya meliputi Cabang Darmo, Cabang
Mansyur, dan Capem Kertajaya sejumlah 40 orang, Pengumpulan data
dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang bentuknya tertutup dengan
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian menggunakan
Structural Equation Modelling (SEM) dengan software Smart PLS (Partial
Least Square). Partilal Least Square (PLS).
Hasil dari penelitian ini adalah Hasil uji menunjukkan bahwa : Budaya
organisasi memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan kerja, karena nilai
T statistik sebesar 3.857 yang berarti lebih besar dari 1.96, sehingga
hipotesis H1 dapat dinyatakan diterima. Lingkungan kerja memiliki
pengaruh positif terhadap kepuasan kerja, karena nilai T statistik sebesar
2.745 yang berarti lebih besar dari 1.96, sehingga hipotesis H2 dapat
dinyatakan diterima. Budaya organisasi memiliki pengaruh positif terhadap
kinerja karyawan, karena nilai T statistik sebesar 2.257 yang berarti lebih
besar dari 1.96, sehingga hipotesis H3 dapat dinyatakan diterima.
Lingkungan kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan,
karena nilai T statistik sebesar 1.980 yang berarti lebih besar dari 1.96,
sehingga hipotesis H4 dapat dinyatakan diterima. Kepuasan kerja memiliki
pengaruh positif terhadap kinerja karyawan, karena nilai T statistik sebesar
2.788 yang berarti lebih besar dari 1.96, sehingga hipotesis H5 dapat
dinyatakan diterima.
Dari penelitian-penelitian sebelumnya beda penelitian terletak pada
metode penelitian dimana penelitian-penelitian sebelumnya menggunakan
metode penelitian regresi linier barganda, analisis jalur, dan dan kuantitatif
sedangkan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif
18
ditulis menggunakan kata-kata tertulis bukan berupa angka. Objek dalam
penelitian ini adalah BMT.
Beda penelitian tersebut jika disajikan dalam bentuk tabular, maka
dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini:
Tabel 2.1
Tabel Perbedaan dan Kesimpulan Penelitian Terdahulu
No Nama dan Judul Perbedaan Kesimpulan
1. Ayuk Wahdanfiari
Latar belakang pendidikan berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap etos kerja. Pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap etos kerja. Ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja terhadap etos kerja karyawan Bank BNI Syariah Kantor Cabang Kediri. 2. Donni Juni Priansa,
Agus Garnida statistik bagi data yang bersifat kuantitatif.
Etos kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Besarnya pengaruh etos kerja terhadap kinerja pegawai adalah sebesar 76,3%.
3. Bhirawa Anoraga, Ari Prasetyo (2015)
tentang “ Motivasi Kerja Islam Dan
dengan data yang terukur dan menghasilkan
kesimpulan yang dapat digeneralisir.
Simpulan penelitian Pengaruh Motivasi Kerja Islam terhadap Etos Kerja Islam Karyawan Bank Jatim Syariah cabang Surabaya adalah tingkat
motivasi kerja Islam
Sumber: Data yang diolah, 2017 yang ditunjang dengan kualitatif.
Berdasarkan analisis kuantitatif dan kualitatif ditemukan bahwa tingkat religiositas mampu
mempengaruhi kinerja
karyawan secara cukup
signifikan. dan penelitian ini melakukan tiga
pengujian, yaitu statistik diskriptif, uji instrument dan uji hipotesis.
Etika kerja islami berpengaruh secara positif dan signifikan pada kinerja karyawan ternyata didukung dalam penelitian ini. etika kerja islami berpengaruh secara positif dan signifikan pada komitmen organisasi ternyata tidak didukung dalam penelitian ini. etika kerja islami memoderasi secara positif dan signifikan dalam pengaruh komitmen organisasi pada kinerja karyawan ternyata terbukti dalam penelitian ini. 6. Widyanto Eko
penyebaran kuesioner. Teknik analisis data yang
digunakan dalam
penelitian menggunakan
Structural Equation Modelling (SEM) dengan
software Smart PLS (Partial Least Square).
Partilal Least Square
(PLS).
Variabel lingkungan kerja berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Bank Muamalat Indonesia Divisi Konsumer
Area Cabang Surabaya.
Variabel budaya organisasi
berpengaruh signifikan
20
B. Kajian Teoritik
1. Pengertian Etos Kerja
Pengertian kamus bagi perkataan “etos” menyebutkan bahwa ia
berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang bermakna watak atau karakter.
Secara lengkapnya, pengertian etos ialah karakteristik dan sikap,
kebiasaan serta kepercayaan, dan seterusnya, yang bersifat khusus
tentang seorang individu atau sekelompok manusia. Sikap ini tidak
dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat.
Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta system
nilai yang diyakininya. Secara sederhana etos dapat didefinisikan
sebagai watak dasar yang dimiliki oleh individu, kelompok maupun
masyarakat (Irham, 2012:12). Etos kerja adalah semangat kerja yang
menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok
(Suparmin, 2004:64).
Menurut pakar lain, etos kerja adalah suatu pandangan dan sikap
suatu bangsa atau satu umat terhadap kerja (Anoraga, 1992:26). Kalau
seseorang mempunyai pandangan dan sikap yang menunjukkan bahwa
kerja merupakan suatu hal yang patut dimiliki untuk kehidupan
manusia, maka etos kerja yang dimiliki itu akan tinggi. Sedangkan
seseorang yang tidak mempunyai pandangan dan sikap terhadap kerja,
untuk kehidupan manusia, maka etos kerja yang dimiliki cenderung
Istilah Inggris ethos diartikan sebagai watak atau semangat
fundamental suatu budaya, berbagai ungkapan yang menunjukkan
kepercayaan, kebiasaan, atau perilaku suatu kelompok masyarakat. Jadi
etos kerja berkaitan dengan budaya kerja. Kehadiran etos kerja antara
lain produktivitas dan kualitas kerja. Sebagai dimensi budaya,
kehadiran etos kerja dapat diukur dengan tinggi atau rendah, kuat atau
lemahnya suatu semangat kerja seseorang (Ndraha,2012:91).
Sedangkan etos kerja professional adalah seperangkat perilaku
kerja positif yang berakar pada kesadaran yang kental, keyakinan yang
fundamental, disertai komitmen yang total pada paradigm kerja yang
integral. Setiap organisasi yang selalu ingin maju akan melibatkan
anggota untuk meningkatkan mutu kerjanya, di antaranya setiap
organisasi harus memiliki etos kerja (Sinamo, 2011:26).
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 71 Tahun
1991 Tentang Latihan Kerja, Pasal 1 (satu) ayat 8 (delapan)
menyebutkan bahwa yang dimaksud Etos kerja adalah jiwa dan
semangat kerja yang didasari oleh cara pandang yang menilai pekerjaan
sebagai pengabdian terhadap diri sendiri, masyarakat dan Tuhan Yang
Maha Esa.
Dari berbagai definisi di atas dapat dikatakan bahwa etos kerja
adalah cara pandang seseorang dalam menyikapi, melakukan dan
bertindak dalam bekerja, dengan kemauan organisasi, instansi maupun
22
mental seseorang atau kelompok orang dalam melakukan aktivitas atau
pekerjaan yang diwujudkan sebagai perilaku kerja antara lain tepat
waktu, tanggung jawab, kerja keras, rasional dan jujur.
2. Aspek-aspek Etos Kerja
Menurut Sinamo ada delapan aspek dalam mengukur etos kerja,
yaitu:
a. Kerja adalah rahmat, karena kerja merupakan pemberian dari Yang
Maha Kuasa maka individu harus dapat bekerja dengan tulus dan
penuh syukur.
b. Kerja adalah amanah, kerja merupakan titipan berharga yang
dipercayakan kepada kita sehingga kita mampu bekerja dengan
benar dan penuh tanggung jawab.
c. Kerja adalah panggilan, kerja merupakan suatu dharma yang sesuai
dengan panggilan jiwa kita sehingga kita mampu bekerja keras
dengan penuh integritas.
d. Kerja adalah aktualisasi, pekerjaan adalah sarana bagi kita untuk
mencapai hakikat yang tertinggi sehingga kita akan bekerja keras
dengan penuh semangat.
e. Kerja adalah ibadah, bekerja merupakan bentuk bakti dan ketaqwaan
kepada Sang Khalik, sehingga melalui pekerjaan individu
mengarahkan dirinya pada tujuan agung Sang Pencipta dalam
f. Kerja adalah seni, kerja dapat mendatangkan kesenangan dan
kegairahan kerja sehingga lahirlah dayacipta, kreasi baru, dan
gagasan inovatif.
g. Kerja adalah kehormatan, pekerjaan dapat membangkitkan harga
diri sehingga harus dilakukan dengan tekun dan penuh keunggulan.
h. Kerja adalah pelayanan, manusia bekerja bukan hanya untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri saja tetapi untuk melayani sehingga
harus bekerja sempurna dan penuh kerendahan hati (Sinamo,
2011:34).
Menurut Petty, etos kerja memiliki tiga aspek yaitu:
a. Keahlian Interpersonal
Keahlian interpersonal adalah aspek yang berkaitan dengan
seorang pekerja dengan pekerja yang lain di lingkungan kerjanya.
Sikap, cara, penampilan, dan perilaku yang digunakan individu pada
saat berada di sekitar orang lain serta mempengaruhi bagaimana
individu berinteraksi dengan orang lain.
Indikator yang digunakan untuk mengetahui keahlian
interpersonal seorang pekerja adalah meliputi karakteristik pribadi
yang dapat memfasilitasi terbentuknya hubungan interpersonal yang
baik dan dapat memberikan kontribusi dalam perfomansi kerja
seseorang. Terdapat 17 sifat yang dapat menggambarkan keahlian
interpersonal seorang pekerja yaitu, sopan, bersahabat, gembira,
24
loyal, rapi, sabar, apresiatif, kerja keras, rendah hati, emosi yang
stabil, dan mempunyai kemauan yang keras.
b. Inisiatif
Inisiatif merupakan karakteristik yang dapat memfasilitasi
seseorang agar terdorong untuk lebih meningkatkan kinerjanya dan
tidak cepat puas dengan kinerja yang biasa. Aspek ini sering
dihubungkan dengan situasi di tempat kerja yang tidak lancer.
Hal-hal seperti penundaan pekerjaan, hasil kerja yang buruk, kehilangan
kesempatan karena tidak dimanfaatkan dengan baik dan kehilangan
pekerjaan, dapat muncul jika individu tidak memiliki inisiatof dalam
bekerja.
Terdapat 16 sifat yang dapat menggambarkan inisiatif
pekerja, yaitu cerdik, produktif, banyak ide, berinisiatif, ambisius,
efisien, efektif, antusias, dedikasi, daya tahan kerja, akurat, teliti,
mandiri, mampu beradaptasi, gigih, dan teratur.
c. Dapat Diandalkan
Dapat diandalkan adalah aspek yang berhubungan dengan
adanya harapan terhadap hasil kerja seorang pekerja dan merupakan
suatu perjanjian implicit pekerja untuk melakukan beberapa fungsi
dalam kerja. Seorang pekerja diharapkan dapat memuaskan harapan
minimum perusahaan, tanpa perlu berlebihan sehingga melakukan
pekerjaan yang bukan tugasnya. Aspek ini meruoakan salah satu hal
Terdapat tujuh sifat yang dapat menggambarkan seorang
pekerja yang dapat diandalkan yaitu mengikuti petunjuk, mematuhi
peraturan, dapat diandalkan, dapat dipercaya, berhati-hati, jujur, dan
tepat waktu (Sinamo, 2011:34).
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja
Etos kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu:
a. Agama
Pada dasarnya agama merupakan suatu system nilai yang
akan mempengaruhi atau menentukan pola hidup para penganutnya.
Cara berpikir, bersikap dan bertindak seseorang tentu diwarnai oleh
ajaran agama yang dianut jika seseorang sungguh-sungguh dalam
kehidupan beragama. Etos kerja yang rendah secara tidak langsung
dipengaruhi oleh rendahnya kualitas keagamaan dan orientasi nilai
budaya yang konservatif turut menambah kokohnya tingkat etos
kerja yang rendah. hal ini tertera dalam Al-Qur’an Surat Al-Jumu’ah
ayat 9-10 yang artinya “Hai orang-orang beriman, apabila diseru
untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka bersegeralah kamu kepada
mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih
baik bagimu jika kamu Mengetahui. Apabila Telah ditunaikan
shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.
(QS. Al-Jumu’ah (62) : 9-10).
26
Sikap mental, tekad, disiplin, dan semangat kerja masyarakat
juga disebut sebagai etos budaya dan secara operasional etos budaya
ini juga disebut sebagai etoskerja. Kualitas etos kerja ini ditentukan
oleh system orientasi nilai budaya masyarakat yang bersangkutan.
Masyarakat yang memiliki system nilai budaya maju akan memiliki
etos kerja yang tinggi dan sebaliknya, masyarakat yang memiliki
system nilai budaya yang konservatif akan memiliki etos kerja yang
rendah, bahkan bisa sama sekali tidak memiliki etos kerja.
c. Sosial Politik
Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi
oleh ada atau tidaknya struktur politik yang mendorong masyarakat
untuk bekerja keras dan dapat menikmati hasil kerja keras dengan
penuh. Etos kerja harus dimulai dengan kesadaran akan pentingnya
arti tanggung jawab kepada masa depan bangsa dan negara.
Dorongan untuk mengatasi kemiskinan, kebodohan dan
keterbelakangan hanya mungkin timbul jika masyarakat secara
keseluruhan memiliki orientasi kehidupan yang terpacu ke masa
depan yang lebih baik.
d. Kondisi Lingkungan/Geografis
Etos kerja dapat muncul di karenakan factor kondisi
geografis. Lingkungan alam yang mendukung mempengaruhi
mengelola dan mengambil manfaat, dan bahkan dapat mengundang
pendatang untuk turut mencari penghidupan di lingkungan tersebut.
e. Pendidikan
Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber
daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia akan membuat
seseorang mempunyai etos kerja keras. Meningkatnya kualitas
penduduk dapat tercapai apabila ada pendidikan yang merata dan
bermutu disertai dengan peningkatan dan perluasan pendidikan,
keahlian, dan keterampilan sehingga semakin meningkat pula
aktivitas dan produktivitas masyarakat sebagai pelaku ekonomi.
f. Struktur Ekonomi
Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat di pengaruhi
oleh ada atau tidaknya struktur ekonomi, yang mampu memberikan
insentif bagi anggota masyarakat untuk bekerja keras dan menikmati
hasil kerja keras mereka secara penuh.
g. Motivasi Intrinsik Individu
Individu yang akan memiliki etos kerja yang tinggi adalah
individu yang bermotivasi tinggi. Etos kerja merupakan suatu
pandangan dan sikap yang didasari oleh nilai-nilai yang diyakini
seseorang. Keyakinan inilah yang menjadi suatu motivasi kerja.
Maka etos kerja juga dipengaruhi oleh motivasi seseorang yang
28
sendiri, yang sering disebut dengan motivasi intrinsik (Anoraga,
1992:52).
4. Ciri-ciri atau Indikator Etos Kerja
Indikator seseorang yang mempunyai etos kerja banyak
diungkapkan oleh para ahli. Seorang ahli menyebutkan bahwa perilaku
yang mencerminkan etos kerja meliputi: Efisiensi, kerajinan,
keterampilan, sikap tekun, tepat waktu, kesederhanaan, sikap mengakui
rasio dalam mengambil keputusan dan tindakan, kesediaan untuk
berubah, kegesitan dalam menggunakan kesempatan-kesempatan yang
muncul, percaya diri, mau bekerja sama, dan berorientasi ke masa depan
(Soewarso et. all, 1995:47).
Ahli lain mengemukakan variabel-variabel yang dapat digunakan
untuk mengukur etos kerja diantaranya: Mempunyai sikap yang disiplin,
merupakan pekerja keras, mempunyai sifat percaya diri, jujur dan penuh
tanggung jawab dalam bekerja, selalu memnfaatkan waktu dengan baik.
Serta rajin dan tekun dalam bekerja (Salamun et. all, 1995:600).
Toto Tasmara dalam bukunya Membudayakan Etos Kerja Islami,
menyampaikan ciri-ciri orang yang mempunyai dan menghayati etos
kerja akan tampak dalam sikap dan tingkah lakunya. Pada penelitian ini,
penulis hanya mengutip sebagian saja. Adapun ciri-ciri tersebut adalah
sebagai berikut:
Salah satu esensi dan hakikat dari etos kerja adalah cara
seseorang menghayati, memahami, dan merasakan betapa
berharganya waktu. Satu detik berlalu tidak mungkin dia kembali.
Waktu merupakan deposito paling berharga yang dia yang dimiliki
oleh semua orang entah orang itu miskin, kaya, muslim, atau
penjahat sekalipun. Waktu dapat berharga atau tidak tergantung
kepada masing-masing manusia bagaimana dia memanfaatkan
waktunya tersebut.dan seseorang yang memiliki etos kerja yang baik
cenderung dapat memanfaatkan waktu yang dia miliki dengan baik.
Mereka tidak akan membuang waktu secara sia-sia. Mereka juga
selalu berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
b. Memiliki Moralitas yang Bersih (Ikhlas).
Salah satu cirri seseorang yang meiliki etos kerja yang baik
adalah saat dia bisa bekerja dengan ikhlas. Sikap ikhlas dapat dilihat
dari bagaimana orang tersebut mengerjakan pekerjaannya. Orang
yang ikhlas bekerja cenderung lebih bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya. Sikap seperti ini sangat penting dalam etos kerja
karena dapat berpengaruh signifikan terhadap pekerjaan.
c. Memiliki Kejujuran.
Selain jujur adalah kewajiban setiap manusia, jujur dapat
30
memiliki sikap jujur akan dengan mudah menarik perhatian
pimpinan. Dan dengan sikap inilah seseorang akan lebih
diperhitungkan dalam sebuah perusahaan.
d. Memiliki Komitmen.
Komitmen adalah suatu keyakinan yang ada dalam diri
seseorang. Komitmen seringkali dibuat untuk membuat diri sendiri
lebih termotivasi. Selain itu, orang yang memiliki komitmen yang
kuat akan mengetahui batasan-batasan dalam sebuah pekerjaan.
e. Konsisten atau Kuat Pendirian.
Ciri etos kerja yang selanjutnya yaitu kosisten. Konsisten
diperlukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya. Sikap konsisten dapat menjadikan seseorang lebih
percaya diri dan mempunyai integritas serta mampu mengelola
pekerjaanyya dengan penuh semangat.
f. Disiplin.
Konsisten erat hubungannya dengan disiplin. Disipin
merupakan sikap dasar manusia yang sudah diajarkan sejak kecil.
Disiplin disini, menuntut seseorang untuk dapat mengendalikan
diri dan tetap taat walaupun dalam situasi yang menekan. Taat
berarti taat terhadap peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan.
Selain itu, sikap disiplin dapat ditunjukkan dengan cara yang
Berpakaian rapi, dan dapat mengerjakan tugas yang diberikan
tepat waktu.
g. Konsekuen dan Berani Menghadapi Tantangan.
Ciri yang lain adalah dengan memiliki sikap utnuk
menerima konsekuensi dari setiap keputusannya. Setiap
keputusan yang diambil, merupakan tanggung jawab pribadinya.
Orang yang mempunyai sikap seperti ini menujukan bahwa ia
merupakan seorang yang berani dalam menghadapi tantangan. Ia
tidak hanya mencari titik aman dalam perusahaan.
h. Memiliki Sikap Percaya Diri
Sikap percaya diri dapat kita lihat dari beberapa cirri, antara lain:
1) Mereka berani menyatakan pendapat atau gagasannya sendiri
walaupun hal tersebut beresiko tinggi, misalnya menjadi
orang yang tidak populer atau malah dikucilkan.
2) Mereka mampu menguasai emosinya, ada semacam self
regulation yang menyebabkan dia tetap tenang dan berfikir
jernih walaupun dalam tekanan yang berat (working under
pressure).
3) Mereka memiliki independensi yang sangat kuat sehingga
tidak mudah terpengaruh oleh sikap orang lain walaupun
pihak lain adalah mayoritas. Baginya, kebenaran tidak selalu
dicerminkan oleh kelompok yang banyak.
32
Seorang pribadi yang kreatif selalu ingin mencoba hal baru
untuk dilakukan. Mempunyai daya imajinasi yang kuat dan
mampu menerapkan apa yang dipikirkan. Dengan adanya sikap
seperti ini, diharapkan akan menimbulkan dampak positif yaitu
untuk memotivasi karyawan yang lain.
j. Bertanggung Jawab
Bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan
merupakan ciri bagi seseorang yang memiliki etos kerja yang
tinggi. Pekerjaan adalah titipan yang menjadi tanggungan,
kewajiban yang harus segera dikerjakan sehingga segera merasa
bebas dari segala tuntutan.
k. Berorientasi pada masa depan
Dia yang memiliki sikap berorientasi pada masa depan tidak
mau berspekulasi dengan masa depan dirinya. Dia harus
menetapkan sesuatu yang jelas dan karenanya seluruh
tindakannya diarahkan kepada tujuan yang telah dia tetapkan.
l. Memiliki Jiwa Bertanding
Panggilan untuk bertanding dalam segala pekerjaan dihayati
dengan penuh rasa tanggung jawab. Jiwa bertanding akan
meningkatkan rasa percaya diri. Seseorang yang mempunyai jiwa
bertanding tentu juga lebih tangguh.
Tidak lelah belajar merupakan salah satu cirri etos kerja.
Seseorang yang belajar karena haus akan ilmu mencerminkan
bahwa ia mampu menguasai banyak hal. Bukan hanya belajar
dalam mencari ilmu, tapi juga belajar dari sebuah kesalahan yang
pernah di perbuat dalam pekerjaan. Dia akan berusaha untuk
memperbaiki dan tidak berbuat kesalahan lagi.
n. Memiliki semangat perubahan (spirit of change)
Seorang pribadi yang memiliki etos kerja sadar bahwa tidak
akan ada orang yang mampu mengubah dirinya kecuali dirinya
sendiri. Betapa hebatnya seseorang untuk memberikan motivasi, hal
itu hanyalah kesia-siaan belaka, apabila pada diri orang tersebut
tidak memiliki keinginan dan motivasi.
o. Memiliki Jiwa Wiraswasta
Dia memiliki jiwa wirasasta yang tinggi, yaitu kesadaran dan
kemampuan yang mendalam untuk melihat segala yang ada di
sekitarnya, merenung, dan kemudian bersemangat untuk
mewujudkan setiap apa yang direnungkan secara nyata dan realistis.
Nuraninya halus dan sangat tanggap terhadap lingkungan dan setiap
tindakannya diperhitungkkan dengan laba-rugi dan juga
manfaatnya.
p. Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Memimpin berarti mengambil peran secara aktif untuk
34
orang lain. Seorang pemimpin adalah seorang yang mempunyai
personalitas tinggi. Dia larut dalam keyakinannya, tapi tidak segan
untuk menerima kritik, bahkan mengikuti apa yang menurutnya
terbaik (Tasmara, 2002:73).
Ciri-ciri atau indikator etos kerja tersebut jika disajikan dalam bentuk
tabular, maka dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini:
35 BAB III
GAMBARAN OBJEK
A. Gambaran Umum
1. Sejarah BMT Sumber Usaha
Para pengusaha dan pedagang mikro disekitar Desa Karang Duren
dalam mengembangkan usahanya mengalami kesulitan dalam akses
permodalan. Hal inilah yang melatar belakangi pendirian BMT Sumber
Usaha. Namun, para pengusaha dan pedagang mikro dengan latar
belakang pendidikan yang terbatas serta didominasi oleh kelompok
lemah dalam pemenuhan modal usaha biasanya meminjam modal kepada
rentenir dengan pengembalian beserta bunga yang sangat tinggi.
Akses lain yang dapat dilakukan pengusaha dan pedagang mikro
dalam pemenuhan modal dapat melalui lembaga perbankan, namun
mereka justru terkendala oleh sistem dan prosedur bank yang baku serta
proses yang lama.
Di antara akses yang dapat mereka peroleh adalah lembaga
perbankan, namun biasanya mereka justru terkendala oleh sistem dan
prosedur bank yang baku dan dengan proses yang lama. Tak jarang
pihak perbankan lebih mengutamakan pengusaha tingkat menengah ke
atas. Faktor inilah yang disiasati oleh pendiri BMT.
Berdirinya BMT Sumber Usaha diharapkan menjadi penghubung
36
laindalam pemenuhan dana untuk menjalankan aktivitas
perekonomiannya. BMT Sumber Usaha disamping menjalankan
usahanya demi memperoleh keuntungan dunia dan menjalin
persaudaraan juga memperoleh keuntungan akhirat karena berupaya
untuk menjauhi riba dalam bermuamalah.
Pada tanggal 18 Mei 2001 berdirilah BMT Sumber Usaha, yang
dipelopori oleh para tokoh masyarakat dan ulama desa Karang Duren
yang berjumlah 17 orang. Diantara tokoh-tokoh yang memprakarsai
berdirinya BMT adalah Bp. Dhofari S.Pd., Bp. Drs. H.Sholiminudin,
Bp. H.A. Djuremi dan para ulama yang ada di desa Karang Duren, Kec.
Tengaran seperti KH. Fatcul Mu’in.
BMT Sumber Usaha pada tanggal 4 Juli 2001 mendapat perizinan
sebagai Unit Otonomi Simpan Pinjam dari Koperasi dan Pembinaan
Menengah dengan Badan Hukum Koperasi nomor
236/BH/KDK.II.I/188.4/VII/2001. Pada awal beroperasinya BMT
berada di Pasar Lama Kembangsari yang saat ini telah menjadi markas
TNI namun pada tahun 2005, BMT Sumber Usaha telah menempati
gedung baru di Kompleks Kios Pasar Kembangsari Baru dengan
ruangan yang representatif dan lokasi yang strategis. Sumber daya
insani yang dahulu berjumlah 3 orang diawal beroperasinya BMT
sumber usaha kini menjadi 14 orang.
Visi BMT Sumber Usaha sebagai suatu badan usaha atau lembaga yang
memiliki kegiatan yang berlandaskan syariah Islam dalam upaya
meningkatkan dan atau mewujudkan kualitas kehidupan sosial dan
ekonomi umat secara umum dan masyarakat di sekitar BMT Sumber
Usaha.Visi ini mewujud ke misi yang tertuang sebagai berikut :
a. Ikut serta dalam meningkatkan atau memajukan kualitas
kehidupan sosial ekonomi umat.
b. Memberikan keuntungan yang wajar bagi pihak–pihak yang
memiliki akses langsung maupun tidak langsung pada BMT
Sumber Usaha
c. Mengusahakan pertumbuhan BMT Sumber Usaha seoptimal
mungkin
d. Memberikan kontribusi positif bagi umat Islam
e. Memberikan kondisi yang nyaman untuk bekerja
3. Permodalan
Modal BMT Sumber Usaha Tengaran berasal dari sisa hasil usaha,
simpanan anggota, pinjaman pemerintah dan simpanan dari masyarakat
selain anggota.
a. Sisa Hasil Usaha (SHU)
Sisa hasil usaha merupakan keuntungan yang diperoleh selama
melakukan operasional. Perhitungannya dilakukan setiap satu tahun
38
pembagian berdasarkan aturan yang ada, maka kelebihannya
dijadikan modal oleh BMT.
b. Simpanan Pokok
Simpanan pokok merupakan sejumlah dana yang jumlahnya sama
bagi setiap anggota dan wajib dibayarkan ketika masuk menjadi
anggota.
c. Simpanan Wajib
Simpanan wajib dikenakan bagi setiap anggota yang besarnya tidak
harus sama dan wajib dibayarkan dalam waktu dan kesempatan
tertentu.
d. Pinjaman Pemerintah
BMT dalam pengembangan usahanya mendapatkan pinjaman dana
dari pemerintah. Sebagai upaya pemerintah dalam membina dan
mendukung permodalan BMT Sumber Usaha.
e. Modal Penyertaan
Dana ini diperoleh dari masyarakat diluar anggota. Mereka
menitipkan sejumlah uang untuk dikelola guna mendapatkan
4. Struktur Organisasi
Gambar 3.1
Sumber: BMT Sumber Usaha
Keterangan:
a. Pengurus
1) Ketua : Waluya, S.Pd., M.Pd.
2) Sekretaris : Wignyo Gutomo, S.H
3) Bendahara : Drs. H. Soliminudin, M.M
b. Dewan Penasihat
1) Ketua :H. Dhofari, S.Pd., M.M
2) Anggota : Agus Joko Susilo, S.E
40
c. Dewan Pengawas Syariah
1) Ketua : H. M. Zuhri
2) Anggota : Supriyanto
d. Pengelola
1) Manajer : Teguh Herwanto
2) Kasi. Pelayanan : Luthfi Al Jauhari
3) Penghimpunan Dana : a) Yulianingsih
b) Saliq
10)IT, Kesekretariatan : Hafnel Oktario
11)Satpam : Waluyo
5. Job Description
Ditinjau dari struktur organisasi yang melibatkan pengurus, dewan
syariah, dan pengelola dapat dideskripsikan pekerjaan dari
masing-masing bagian di BMT Sumber Usaha sebagai berikut:
Tugas-tugas ketua:
1) Menyelenggarakan RAT.
2) Menyusun atau merumuskan kebijakan umum untuk mendapat
persetujuan rapat anggota.
3) Mengevaluasi kegiatan BMT.
4) Mensosialisasikan BMT.
5) Menyelenggarakn rapat pengurus untuk:
a) Evaluasi bulanan dan perkembangan kinerja BMT
b) Bersama pengelola menentukan dan membuat kebijakan
strategi BMT.
6) Menandatangani dokumen dan surat yang berhubungan dengan
lembaga lain.
Wewenang ketua:
1) Mengangkat dan memberhentikan Manajer BMT.
2) Menyetujui atau menolak mengenai:
a) Pembiayaan yang nilainya di atas wewenang manajer.
b) Kebijakan baru BMT dengan pertimbangan dari pengurus
yang lain
c) Kerjasama dengan pihak lain
d) Anggaran yang diajukan manajer dengan pertimbangan dari
bendahara pengurus.
42
4) Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada yang ditunjuk jika
berhalangan.
5) Dengan manajer memilih dan memutuskan KAP yang
ditugaskan untuk mengaudit laporan pengelola.
b. Sekretaris
Tugas-tugas sekretaris:
1) Mengagendakan acara pada kegiatan:
a) Rapat pengurus
b) Rapat anggota
c) Pertemuan pengurus dengan pengelola
d) Kunjungan pengurus ke instansi atau lembaga
2) Menyusun konsep surat-surat keluar dan masuk dari pengurus.
3) Menerima dan melayani tamu yang berhubungan dengan ketua
pengurus BMT.
4) Menyampaikan amanat dari ketua dalam pertemuan apabila
ketua berhalangan hadir.
5) Menyerap dan menyampaikan aspirasi anggota koperasi.
6) Menerima masukan (saran dan kritik) yang diajukan oleh para
pengelola kepada pengurus.
7) Menyusun konsep kebijakan (policy) pengurus atas BMT.
Wewenang sekretaris:
1) Memberi pertimbangan kepada ketua mengenai masalah
2) Meminta laporan bulanan, kuartal, semester dan tahunan yang
belum diaudit yang diajukan manajer.
3) Mencari masukan dan aspirasi dari anggota yang lain yang
berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi BMT
4) Dengan manajer memilih dan memutuskan KAP yang
ditugaskan untuk mengaudit laporan pengelola.
c. Bendahara
Tugas-tugas bendahara:
1) Menelaah anggaran yang diajukan oleh manajer yang nantinya
akan dibahas dalam RAT.
2) Memberikan masukan atau saran atas anggaran yang diajukan
manajer.
3) Menyusun anggaran kompensasi dan keperluan lain yang
dibutuhkan pengurus.
4) Bersama manajer memberikan konsep kebijakan bagi hasil yang
diperoleh oleh pemegang investasi.
5) Memeriksa laporan keuangan yang sudah diaudit
Wewenang
1) Memberikan pendapat kepada ketua mengenai aspek keuangan
terhadap usulan perluasan usaha.
2) Meminta manajer untuk mengkoreksi angggaran yang diajukan.
3) Meminta manajer untuk menjelaskan dampak keuangan yang
44
4) Meminta akuntan publik untuk memberikan masukan aspek
keuangan BMT.
5) Memberi masukan mengenai kinerja dari pengelola.
d. Dewan Pengawas Syariah
Tugas-tugas
1) Menelaah peraturan lembaga yang berlaku apakah sesuai dengan
aturan hukum dan syariah, peraturan lain yang berlaku, akhlak
serta tak ada benturan kepentingan maupun unsur-unsur yang
melanggar kepatuhan (misconduct).
2) Menelaah masalah perilaku manajemen atau karyawan yang
menyangkut:
a. Benturan kepentingan
b. Melanggar kepatuhan (misconduct)
c. Melakukan kecurangan
d. Manipulasi (fraud)
e. Apakah sesuai dengan syariah
3) Menilai kebijakan akuntansi dan penerapannya.
4) Menilai kesesrasian antara kebijakan akuntansi apakah sesuai
dengan syariah.
Wewenang
1) Memberikan solusi dan diajukan kepada pengurus sebagai
sarana dan masukan kepada pengelola dan jajaran manajemen.
3) Merumuskan konsep good wealth corporate governance.
e. Dewan Penasihat
1) Mereview aplikasi pembiayaan sebelum menyetujui dan
merekomendasikan.
2) Melakukan penilaian secara menyeluruh untuk mengatur
kelayakan usaha calon direktur.
3) Merekomendasikan atau mengusulkan penyelesaian pinjaman
bermasalah
4) Meningkatkan ketrampilan dan profesionalisme SDM.
f. Manajer
Tugas-tugas
1) Menyusun rencana operasional BMT dalam setahu
bersama-sama dengan kepala bagian.
2) Mengusulkan rencana operasional kepada pengurus untuk
dibahas dan disahkan oleh pengurus pada RAT
3) Memimpin rapat koordinasi dan evaluasi bulanan.
4) Memberikan tandatangan sebagai validasi pada berkas
pembiayaan yang diajukan oleh Kasi. Pembiayaan.
Wewenang
1) Menyetujui pembiayaan yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2) Mengajukan usulan produk baru pembiayaan dan tabungan.
46
g. Kasi. SDM dan Umum
1) Mengendalikan dan mengontrol kinerja SDM BMT.
2) Memfasilitasi kegiatan pengembangan dan pelatihan SDM
BMT.
3) Mengendalikan aktivitas kerumahtanggan.
4) Memfasilitasi kegiatan manajer dan kelembagaan secara umum.
5) Menyusun anggaran operasional umum yang mencakup:
a) Biaya pelatihan dan pengembangan SDM
b) Biaya peralatan kontrol SDM
c) ATK (alat tulis kantor)
d) Peralatan kerja atau kantor
e) Renovasi dan pernaikan peralatan.
6) Menampung dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari bagian
lain.
7) Mengatur kebutuhan akomodasi dan konsumsi untuk aktivitas
internal dan eksternal BMT.
Wewenang
1) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan tenaga kerja sesuai
kebutuhan BMT.
2) Menyediakan tenaga kerja sesuai kebutuhan BMT
3) Mengatur distribusi kebutuhan inventaris dan perlengkapan
4) Memberikan masukan pada bagian lain yang mengsulkan
rancangan anggaran.
5) Mengusulkan revisi anggran kebutuhan kantor
h. Bagian pembiayaan
1) Melayani pembukuan sampai dengan pencairan deposito serta
pembebanan bagi hasilnya.
2) Melayani pembukuan sampai dengan penutupan rekening
tabungan.
3) Memberikan informasi kepada nasabah mengenai bagi hasil
tabungan dandeposito yang berlaku.
4) Memeriksa kelengkapan akad pembiayaan.
5) Memonitor proses penandatanganan akad pembiayaan.
6) Merencanakan pengembangan SDM.
7) Mensupervisi peraturan kekaryawanan.
8) Mengontrol penggunaan blangko deposito (nomor deposito).
9) Melaksanakan proses pembukuan dan pencairan deposito.
10) Membuat register mutasi deposito/tabungan.
11) Membuat cadangan bagi hasil deposito.
12) Mencetak posisi tabungan ke buku tabungan nasabah.
13) Pembukuan dan pencairan deposito.Bertanggung jawab terhadap
kerahasiaan data nasabah.
14) Melakukan survey lapangan.
48
i. Teller
Tugas-tugas
1) Memberikan pelayanan kepada anggota baik penarikan maupun
penyetoran (tabungan atau angsuran).
2) Menghitung keadaan keuangan atau transaksi setiap hari
3) Memberi informasi dan penjelasan.
4) Memeriksa ulang transaksi nasabah.
5) Mengakses mutasi harian ke komputer sesuai dengan
pengolahan datanya.
6) Mencocokan transaksi harian dengan nominal uangnya.
j. Pemasaran
1) Melaksanakan wawancara dengan calon debitur.
2) Mengadakan pemeriksaan ke lokasi usaha.
3) Mengadakan pemeriksaan dan penilaian pembiayaan.
4) Membuat laporan analisa pembiayaan.
6. Kegiatan BMT Sumber Usaha
BMT Sumber Usaha sebagai lembaga keuangan syariah
mendapat izin menjalankan kegiatan usaha simpan pinjam serta
pembiayaan syariah dalam rangka ikut meningkatkan atau
memajukan kualitas kehidupan sosial ekonomi umat. Adapun
produk-produk simpanan dan pembiayaan di BMT Sumber Usaha
sebagai berikut: