• Tidak ada hasil yang ditemukan

PESAN DAKWAH DALAM TAYANGAN ADZAN MAGHRIB (Analisis Semiotik Dalam Stasiun Televisi ANTV, RCTI, TRANS TV SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PESAN DAKWAH DALAM TAYANGAN ADZAN MAGHRIB (Analisis Semiotik Dalam Stasiun Televisi ANTV, RCTI, TRANS TV SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos)"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

i

PESAN DAKWAH DALAM TAYANGAN

ADZAN MAGHRIB

(Analisis Semiotik Dalam Stasiun Televisi ANTV, RCTI, TRANS TV

SEMARANG)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos)

Oleh:

RAHMAT SAPUTRA

117 13 013

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI)

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

v MOTTO

Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen untuk menyelesaikannnya.

Berangkat dengan penuh keyakinan

Berjalan dengan penuh keyakinan.

(7)

vi

PERSEMBAHAN

1. Ayah dan Ibuku tersayang Ayahanda Suyono dan Ibunda Marni yang senantiasa tidak pernah lelah selalu mendoakan, mencurahkan kasih sayangnya kepadaku. 2. K.H. Zoemri. RWS. (Alm.) dan Ibu Nyai Hj. Latifah yang saya takdzimi, untuk

belajar mengaji di Pondok Al-falah salatiga.

3. Adikku tecinta Nurul Ristiani dan Anif Melani yang selalu menyemangatiku dalam belajar.

4. Teman-teman santri Al Falah yang saya sayangi yang telah mendoakan saya dalam kuliah.

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya. Semoga kita kelak mendapatkan syafaatnya. Amin.

Sebagai insan yang lemah, penulis sadar bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya pihak-pihak yang mendukung, dan memberikan pencerahan bagi penulis. Oleh karena itu dengan rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan, dukungan, motivasi, dan bimbingan kepada :

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Dr. Mukti Ali. M.Hum. Selaku Dekan Fakultas Dakwah.

3. Dra. Maryatin. M.Pd. Selaku Ketua Jurusan, Dosen Pembimbing Akademik dan Pembimbing Skripsi.

4. Bapak ibu dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

5. Kepala stasiun televisi ANTV, RCTI, TRANS TV Semarang.

(9)
(10)

ix ABSTRAK

Rahmat Saputra (11713013), “Pesan Dakwah Dalam Tayangan Adzan Maghrib (Analisis Semiotik dalam Stasiun Televisi ANTV, RCTI, TRANS TV Semarang)”

Skrpisi, Program Strata 1 (S.1) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Penelitian ini diadakan untuk menjawab permasalahan (1) Apa pesan dakwah dalam tayangan adzan maghrib di stasiun tv ANTV, RCTI, TRANS TV Semarang? (2) Bagaimana cara efektif menyisipkan dakwah dalam tayangan adzan maghrib di stasiun tv ANTV, RCTI, TRANS TV Semarang?

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan: observasi, dokumentasi. Teknik analisis data dengan reduksi data, penyajian data kemudian ditarik kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pesan dakwah dalam tayangan adzan maghrib di stasiun televisi ANTV, RCTI, dan TRANS TV Semarang terdiri atas pesan akidah, pesan syari’ah, pesan akhlak, pesan pendidikan, pesan sosial, pesan amar ma’ruf nahi mungkar, pesan ta’awun, dan pesan ukhuwah. 2) Cara menyisipkan dakwah dalam tayangan adzan maghrib dilakukan dengan cara mauidzotul khasanah dan mengandung ajakan untuk segera menunaikan shalat maghrib berjamaah.

(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Tinjauan Pustaka ... 9

F. Penegasan Istilah ... 10

G. Metodologi Penelitian ... 12

(12)

xi

2. Kehadiran Peneliti ... 13

3. Lokasi Penelitian ... 13

4. Sumber Dan Jenis Data ... 14

5. Prosedur Pengumpulan Data ... 15

6. Analisis Data ... 15

7. Pengecekan Keabsahan Data ... 16

8. Tahap-Tahap Penelitian ... 17

4. Kelebihan Dan Kekurangan ... 37

E. Adzan ... 37

1. Pengertian Adzan ... 37

2. Sejarah Adzan ... 38

3. Keutamaan Adzan ... 41

(13)

xii

BAB III PROFIL STASIUN TELEVISI DAN ALUR CERITA

TAYANGAN ... 46

A. Profil Tayangan ... 46

1. ANTV ... 46

2. RCTI ... 49

3. TRANS TV ... 51

B. Alur Cerita Tayangan Adzan ... 53

1. ANTV ... 53

2. RCTI ... 54

3. TRANS TV SEMARANG ... 55

BAB IV ANALISIS PESAN DAKWAH DALAM TAYANGAN ADZAN MAGRIB DI STASIUN TELEVISI ANTV, RCTI, TRANS TV SEMARANG... 57

A. Pesan Dakwah Berkaitan Dengan Akidah ... 58

1. Pesan Akidah Keimanan Kepada Kitab-Kitab Allah ... 58

a. Tahap denotatif ... 59

b. Tahap konotatif ... 60

2. Pesan Akidah Keimanan Kepada Allah ... 61

a. Tahap denotatif ... 62

b. Tahap konotatif ... 62

B. Pesan Syari’ah Berkaitan Dengan Shalat Berjamaah ... 64

1. Tahap denotatif ... 66

(14)

xiii

C. Pesan Dakwah Berkaitan Tentang Akhlak Madzmummah ... 68

1. Tahap denotatif ... 69

2. Tahap konotatif ... 69

D. Pesan Pendidikan Tentang Tawadzu’ ... 71

1. Tahap denotatif ... 72

2. Tahap konotatif ... 72

E. Pesan Amar Ma’ruf Tentang Sabar Terhadap Musibah ... 74

1. Tahap denotatif ... 75

2. Tahap konotatif ... 75

F. Pesan Sosial Tentang Ta’awun ... 77

1. Tahap denotatif ... 78

2. tahap konotatif ... 79

G. Pesan Ukhuwah Islamiyah Tentang Memaafkan ... 80

1. Tahap denotatif ... 81

2. Tahap konotatif ... 81

H. Menyisipkan Dakwah Dalam Adzan Maghrib ... 82

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Tugas Pembimbing Skripsi 2. Lembar Konsultasi Skripsi 3. Surat Permohonan Izin Penelitian 4. Riwayat Hidup Penulis

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan agama yang diajarkan dan dipelajari sejak kecil dengan tujuan untuk menyelamatkan manusia dari penderitaan hidup di dunia maupun di akhirat. Dengan berpegang teguh pada ajaran agama ini semua manusia pasti akan hidup damai dan sejahtera, karena Islam mengajarkan etika serta norma-norma kehidupan yang baik dan jauh dari penderitaan dan kemaksiatan yang akan membawa kita pada penyiksaan dihari akhir nanti. Dengan adanya pemahaman tentang Islam, manusia akan lebih bisa mendekatkan diri pada sang pencipta yaitu Allah SWT agar terhindar dari segala siksaan dikehidupan akhirat.

(17)

2

Dakwah merupakan kewajiban setiap muslim. Hal ini dikarenakan setiap orang yang telah memasuki agama islam harus siap dengan setiap kewajiban-kewajiban yang ada. Begitu juga dengan tugas untuk menyampaikan kebenaran. Hal tersebut sesuai dengan ayat al Qur’an yaitu QS. Ali Imran : 104 yang berbunyi:

kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan yang mencegah dari yang munkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran : 104). (Departemen Agama,1993:93)

Dalam perkembangan zaman yang begitu pesat ini, memudahkan para da’i (mubaligh) dalam menyampaikan ajaran-ajaran islam. Dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ini memudahkan masyarakat (mad’u) dalam mendapatkan

informasi-informasi tentang ajaran agama islam, dengan tidak harus bertemu dengan guru (da’i) atau penceramah dalam mencari ilmu pengetahuan tentang agama islam,

cukup dengan mendengarkan siaran-siaran yang ada di radio, melihat acara-acara di televisi yang memberikan tontonan beserta tuntunan dalam agama islam, membaca tulisan-tulisan tentang ajaran agama islam yang ada di artikel, buku, koran, majalah serta internet.

(18)

3

diinginkanya. Oleh sebab itu kemajuan teknologi harus disikapi dengan positif, agar memberikan manfaat bagi kehidupan pada umumnya dan perkembangan dakwah pada khususnya. Keberadaan kita berada di daerah yang sangat jauh tidak membuat ajaran Islam (dakwah Islam) sulit diketahui, karena da’i (mubaligh) masih bisa menyampaikan ajaran agama Islam melalui media yang sudah ada. Menurut (Ali, 2016 : 205) era globalisasi dapat dilihat dengan adanya keterbukaan yang terdapat berbagai tantangan dan peluang menuntut sumber daya yang berkualitas. Perlu diperhatikan oleh para mubaligh untuk selalu membuat inovasi atau kreatifitas, karena dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, para mubaligh diharuskan untuk lebih cakap dan kreatif dalam mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka tanpa mengubah ajaran islam yang sebenarnya.

Dalam pemanfaatan media massa yang ada untuk saat ini maka teknologi yang paling sesuai yaitu dengan teknologi yang bernama televisi. Televisi merupakan sebuah media massa yang mempunyai keunggulan lebih banyak daripada media massa yang lain. Menurut (Yusuf, 2016 : 29) “Kelebihan televisi disamping mampu menyiarkan informasi dalam bentuk audio visual secara langsung maupun tunda,

coverage (daya jangkau) yang luas dan sifat one to many yang dimilikinya, kelebihan yang tidak dimiliki oleh media lainnya seperti surat, pamflet, telefon dan lain sebagainya, bahkan oleh media massa lain seperti halnya koran dan buku serta film”. Dengan keunggulan tersebut akan lebih mudah untuk menyampaikan dakwah.

(19)

4

adzan Maghrib diformat sedemikian rupa dalam proses mempengaruhi sikap, mengubah dan merumuskan kembali sikap yang berlangsung secara terus menerus.

Fenomena yang terjadi di masyarakat adalah salah satu bukti bahwa teknologi tidak menjamin meningkatnya semangat keagamaan pada saat ini, adzan tidak menjadi penyeru semangatnya masyarakat untuk beribadah. Padahal melihat dari masyarakat yang begitu banyak, terbukti ketika shalat di masjid atau mushola, hanya sebagian kecil dari mereka untuk ikut mendirikan shalat berjamaah.

Seharusnya tayangan adzan maghrib dalam televisi mampu menyadarkan kita tentang masuknya waktu shalat yang tepat. Akan tetapi banyak sekali tayangan adzan yang tidak sesuai dengan makna yang ingin disampaikan, dalam tayangan adzan itu sendiri, mereka malah keluar dari fokus penyampain makna adzan yang sebenarnya.

Dalam berdakwah melalui media yang ada saat ini, perlu diperhatikan karena antara mubaligh dan mad’u tidak bertemu secara langsung, dikhawatirkan seorang

mad’u tidak bisa dikontrol oleh sang mubaligh. Hal tersebut memang menjadi persoalan bagi kita semua yang sedang berada dalam ruang lingkup dakwah. Oleh sebab itu seorang mubaligh harus mampu berbicara dengan masyarakatnya dengan bahasa yang mudah dimengerti.

Televisi merupakan media masa yang paling banyak diminati oleh masyarakat (mad’u). seorang mad’u sering menyimak kegiatan kegiatan kajian-kajian tentang ajaran islam di televisi. Televisi lebih unggul dalam membangun daya tarik seorang

(20)

5

mengenai informasi pendidikan. Seperti halnya tayangan adzan maghrib dan ceramah pengajian lainnya.

Adapun penjelasan hadis riwayat Al Bukhori dan Muslim :

Artinya :

“Apabila telah datang waktu shalat, maka hendaklah salah seorang di antara kamu mengumandangkan adzan. (Hasan, 2006 : 109)

Adzan merupakan sebuah ajakan atau senyeru bagi umat Islam untuk menunaikan ibadah shalat. Ketika adzan berkumandang, umat Islam bergegas meninggalkan seluruh aktivitas duniawi dan segera menuju masjid. Disunnatkan juga untuk mengadzankan anak yang baru lahir pada telinga kanannya dan mengiqomatkan anak tersebut pada telinga kirinya, seperti adzan dan iqomat pada sholat 5 waktu.

Pada zaman modern seperti sekarang dengan kecanggihan teknologi kumandang adzan terdengar lebih jelas. Seharusnya, di era kecangihan teknologi ini mampu menumbuhkan semangat keimanan agama yang berlipat-lipat dibandingkan pada masa umat Islam dahulu. Akan tetapi realita dikehidupan tidak sepenuhnya seperti itu. suara adzan dianggap sebagai sebuah seruan kebiasaan tanpa meninggalkan jejak-jejak penghayatan keagamaan yang hakiki.

(21)

6

datang waktu shalat hanya sebagian kecil dari mereka untuk ikut mendirikan shalat berjamaah di masjid atau mushola.

Banyak televisi yang menayangkan dakwah yang baik untuk dilakukan, akan tetapi masih banyak yang tidak mengahayati, hanya dianggap sekilas padahal tayangan itu sangatlah berharga. Masyarakat masih banyak yang lebih asik melihat tayangan lain seperti film, senetron dan lainya. Untuk menyadarkan hal tersebut sangat sulit karena mereka merasa sudah pintar tetapi belum bisa berfikir mana yang lebih utama. Beberapa stasiun televisi berdakwah melalui sebuah tayangan yang mampu menyadarkan masyarakat untuk beribadah, karena melihat mayoritas penikmat televisi cenderung lupa, ketika waktu maghrib telah tiba masih banyak orang yang lalai untuk segera menunaikan sholat maghrib. Dari kebiasaan seperti ini, media televisi membuat tayangan adzan maghrib, tujuan nya agar semua orang ingat bahwa waktu sholat maghrib sudah tiba.

Seharusnya dalam tayangan adzan maghrib di televisi mampu menyadarkan kita tentang masuknya waktu shalat yang tepat. Akan tetapi banyak tayangan adzan yang tidak sesuai dengan makna dan tujuan yang ingin disampaikan. Dalam tayangan adzan itu sendiri, mereka malah keluar dari fokus penyampain makna adzan yang sebenarnya.

(22)

7

waktunya sholat. Tidak menayangkan adzan pada waktunya karna sudah padat nya progam yang sudah ada di saluran televisi tertentu.

Berawal dari latar belakang tersebut, Maka peneliti tertarik untuk mengkaji hal tersebut sebagai sebuah penelitian yang berjudul “PESAN DAKWAH DALAM TAYANGAN ADZAN MAGHRIB (Analisis Semiotik di Stasiun Televisi ANTV, RCTI, TRANS TV SEMARANG).

B. Rumusan Masalah

Setelah mengetahui latar belakang masalah, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apa pesan dakwah yang di sampaikan dalam tayangan adzan maghrib di stasiun televisi ANTV, RCTI, dan TRANS TV SEMARANG?

2. Bagaimana cara masyarakat bisa lebih efektif menyisipkan dakwah dalam tayangan adzan maghrib?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apa pesan dakwah dalam tayangan adzan maghrib di stasiun televisi. Khususnya di stasiun televisi ANTV, RCTI, dan TRANS TV Semarang. 2. Untuk mengetahui bagaimana cara efektif menyisipkan dakwah dalam tayangan

adzan maghrib di stasiun televisi. Khususnya di stasiun televisi ANTV, RCTI, dan TRANS TV Semarang.

D. Manfaat Penelitian

(23)

8

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa ilmu pengetahuan dan pemikiran baru terhadap perkembangan keilmuan di bidang komunikasi khususnya pada Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI).

b. Hasil penelitian ini setidaknya dapat menjadi khasanah pengembangan media dakwah melalui tayangan adzan maghrib bagi Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) khususnya pada konsentrasi Kepenyiaran Islam. 2. Manfaat Secara Praktis

a. Penelitian ini diangkat sebagai pengalaman peneliti pribadi di bidang penelitian tayangan adzan maghrib pada pesan dakwah yang terdapat didalamnya diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi semua kalangan masyarakat luas khususnya bagi penikmat media televisi Indonesia. b. Dengan melihat pesan dakwah dalam tayangan adzan maghrib masyarakat tergerak segera menjalankan Sholat Maghrib secara berjamaah baik dimushola atau masjid.

E. Tinjauan Pustaka

Untuk menghindari duplikasi penelitian, maka peneliti mencoba memaparkan beberapa karya tulis yang hampir sama sebelumnya.

Pertama, Nurul Hidayah (2004) IAIN Walisongo Semarang, Fakultas Dakwah, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, dengan judul “Analisis Efektifitas

(24)

9

untuk menyeru dan mengajak menjalankan ibadah shalat Maghrib. Televisi efektif untuk menyiarkan seruan adzan Maghrib dalam meningkatkan ibadah shalat Maghrib.

Kedua, Ita Bastiha Firman (2014) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul “Representasi Kultur Islam Dalam Tayangan Adzan Magrib di RCTI”. Sekripsi

tersebut mengkaji tentang apa yang direpresentasikan oleh RCTI dalam alur cerita adzan maghrib. Hasilnya dapat di simpulkan bahwa tayangan adzan maghrib tersebut mampu membawa dampak positif bagi kalangan masyarakat. Dampak positifnya berupa mengajak untuk melaksanakan sholat dan berbakti kepada kedua orang tua, dan juga menemukan representasi kultur Islam dalam tayangan adzan maghrib RCTI dengan tema “IBU”.

Ketiga, Desy Dwi Lisi Anita Sari (2014) Universitas Negri Sunan Ampel Surabaya, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, yang berjudul “Muatan Dakwah Dalam Vidio Clip Adzan Maghrib di Stasiun Televisi Indosiar (Episode April 2011)”.

(25)

10

Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini, penulis meneliti tentang pesan dakwah dalam tayangan Adzan Maghrib di stasiun televisi ANTV, RCTI, TRANS TV Semarang yang berfokus pada analisis pesan dakwah. Analisis yang digunakan yaitu analisis semiotika, yang berfungsi untuk mengetahui pesan dakwah dalam tayangan adzan Maghrib tersebut.

F. Penegasan Istilah

Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan objek secara abstrak untuk tujuan mengkategorikan ataupun mengklasifikasikan suatu kelompok dari suatu benda seperti gagasan dalam Syam (1991: 31). Untuk mempermudah pemahaman mengenai penelitian yang akan dilakukan, maka peneliti bermaksud untuk menjelaskan konseptualisasi yang sesuai dengan penelitian ini. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman pembaca dalam penelitian ini.

Pesan merupakan informasi yang diberikan seorang komunikator ke komunikan. Dalam penelitian ini pesan yang dimaksud adalah pesan dakwah yang terkandung dalam sebuah tayangan dan dapat diambil manfaatnya. Materi dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan oleh seorang da’i kepada mad’u

menurut Aziz (2004: 94).

(26)

11

televisi ANTV, RCTI, TRANS TV SEMARANG episode April 2015. Pada Penelitian ini, peneliti akan mengkaji tentang pesan dakwah yang terkandung dalam tayangan adzan Maghrib di stasiun televisi tersebut.

Batasan-batasan pesan dakwah dalam penelitian ini yaitu, secara umum materi dakwah dapat di klasifikasikan menjadi masalah pokok yaitu: tentang akidah, syari’ah, akhlak, ukhuwah, pendidikan, sosial, kebudayaan, kemasyarakatan, Amar ma’ruf, Nahi munkar.

Dengan di klasifikasikannya pesan dakwah tersebut maka peneliti terbatas untuk menganalisis pesan dakwah tentang akidah, syari’ah dan akhlak yang ada pada tayangan adzan di stasiun televisi ANTV, RCTI, TRANS TV SEMARANG episode April 2017.

G. Metodologi Penelitian

1. Perancangan dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yakni penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau hitungan lainnya. Hal ini yang mendasari peneliti untuk mengamati pesan dakwah dalam tayangan adzan Maghrib di stasiun televisi ANTV, RCTI, TRANS TV Semarang episode April 2015.

(27)

12

dalam tayangan adzan maghrib, dengan mengedepankan pada penafsiran kata-kata atau tanda-tanda yang dimunculkan dalam tayangan adzan maghrib.

Semiotik dapat digunakan untuk meneliti bermacam-macam teks seperti berita, film, iklan, fashion, fiksi, puisi, dan drama (Sobur, 2004: 123). Film merupakan bidang kajian yang sangat relevan bagi analisis semiotik. Film pada umumnya dibangun dengan banyak tanda. Tanda–tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan (Sobur, 2004:128).

Sedangkan spesifikasi penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yang cirinya bertujuan mengumpulkan data dan informasi untuk disusun, dijelaskan dan di analisis.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Peran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengamat partisipan. Kehadiran peneliti di lokasi penelitian diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek/informan penelitian.

3. Lokasi Penelitian a. ANTV

Jl. Parang Sarpo 2, Semarang, Jawa Tengah

(28)

13

Jl. Mayjen DI Panjaitan no. 34, Brumbungan, Semarang Tengah, Jawa Tengah, 50135.

c. TRANS TV

Kompleks Hubdam IV Diponegoro, Jl. Bukit Merpati 2, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah, 50621.

4. Sumber dan Jenis Data a. Data Primer

Data Primer merupakan data yang didapatkan secara langsung dari sumber asli atau pihak pertama. Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan riset atau penelitian. Data primer dapat berupa pendapat subjek riset (orang) baik secara individu maupun kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian, atau kegiatan, dan hasil pengujian (Anwar, 2007: 70). Dalam penelitian ini data primer yang dimaksud ialah data yang diperoleh langsung dari lokasi obyek penelitian dari tayangan adzan maghrib di televisi ANTV, RCTI, TRANS7 Semarang.

b. Data Sekunder

(29)

14

sumber lain yang sifatnya mendukung yang bukan berasal dari tayangan Adzan Maghrib yang berarti berupa tulisan seperti : buku-buku, artikel, yang membahas masalah yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Karena sumber data dalam penelitian ini adalah tayangan, maka data yang harus di persiapkan adalah data yang terdokumentasi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah dokumentasi. Dokumentasi adalah penelitian yang mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai bentuk data yang tertulis, rekaman peristiwa yang lebih dekat dengan konteks rekaman peristiwa tersebut (Bungin, 2004: 97). Teknik pengumpulan data yang berupa dokumentasi ini dilakukan dengan mencari data yang paling utama yaitu Tayangan Adzan Maghrib dan bahan-bahan lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

6. Analisis Data.

(30)

15

berbagai tayangan televisi, karikatur media cetak, film, sandiwara radio, dan berbagai bentuk iklan (Pawito, 2007 : 155-156).

Beberapa permasalahan yang dikemukakan pada rumusan masalah akan dipecahkan dengan menggunakan analisis semiotik dari teori Roland Barthes. Roland Barthes membuat sebuah model sistematis dalam menganalisis makna dari tanda-tanda melalui analisis semiotik ini. Kita tidak hanya mengetahui bagaimana isi pesan yang hendak disampaikan, melainkan juga bagaimana pesan dibuat, simbol-simbol apa yang digunakan untuk mewakili pesan-pesan melalui film yang disusun pada saat disampaikan kepada khalayak. Barthes memfokuskan pada gagasan tentang signifikasi dua tahap, yaitu denotasi dan konotasi. Denotasi adalah hubungan eksplisit antara tanda dengan referensi atau realitas dalam pertandaan, atau definisi obyektif kata tersebut, sedangkan konotasi adalah makna subyektif atau emosionalnya (Sobur, 2004 : 263).

Unit analisis dalam penelitian ini adalah pesan dakwah dalam tayangan adzan Maghrib. Langkah-langkah analisis yang akan dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah mendiskripsikan data yang terkumpul dari transkip tayangan adzan Maghrib sesuai dengan teori semiotik Roland Barthes. Kemudian, data yang berupa tanda verbal dan non verbal dibaca secara kualitatif deskriptif. Tataran denotasi dan konotasi ini meliputi latar (setting), Pemilihan karakter

(casting), dan teks (caption).

(31)

16

Menurut Sukmadinata (2009: 59) menyatakan bahwa, penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik. Analisis data ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu pertama, pemprosesan satuan dengan penandaan jenis informan, penandaan jenis lokasi, dan penandaan teknik pengumpulan data (wawancara, pengamatan atau dokumentasi). Kedua, kategorisasi yaitu menyusun kategori dan memasukkan data kedalam kategori yang telah dibuat. Ketiga, menyuguhkan dan mendiskripsikan serta menganalisis data yang muncul dari kategori tersebut.

8. Tahap-tahap Penelitian

Peneliti berperan serta dalam mengumpulkan data:

a. Pengarahan data studi

Pada waktu menyusun usulan penelitian, peneliti harus dapat mengarahkan batas studi agar dapat memutuskan apakah mengikuti permulaan, sebagian, atau seluruh kegiatan suatu peristiwa sosial.

b. Mencatat data

Proses pnelitian, peneliti diwajibkan untuk mencatat data yang kemudian dapat dilengkapi dan disempurnakan bahkan dikembangkan untuk menjadi bahan penelitian.

(32)

17

Peneliti tidak dapat melakukan pengamatan sambil membuat catatan yang baik sambil melakukan pekerjaan lain. Untuk itu diperlukan trik-trik tersendiri dalam mengingat data.

d. Kejenuhan, keletihan, dan istirahat

Ada masanya peneliti akan merasa jenuh dan letih dalam menjalani proses penelitian tersebut. Maka dari itu, peneliti memerlukan istirahat yang cukup untuk menyegarkan kembali pikiranya.

H. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini agar terbentuk suatu sistematika penulisan yang baik dan terarah, maka dalam pembahasannya terbagi menjadi lima bab yakni:

Bab I Terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Terdiri dari tinjauan umum tentang Pesan, Dakwah, adzan, dan tinjauan umum tentang ruang lingkup televisi (pengertian televisi, sejarah televisi, karakteristik televisi).

(33)

18

Bab IV Merupakan analisis pesan dakwah dalam tayangan adzan maghrib di stasiun televisi ANTV, RCTI, TRANS TV SEMARANG.

Bab V Merupakan penutup. Bab ini berisi simpulan dan saran–saran.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. PESAN

Pesan ialah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Dan pesan disini merupakan seperangkat simbol verbal atau non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, maksud sumber tadi. Pesan itu sendiri memiliki tiga komponen yaitu makna simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna dan bentuk, atau organisasi pesan. Pesan yang dimaksud dalam komunikasi dakwah adalah yang disampaikan da’i kepada mad’u. Dalam istilah komunikasi pesan juga disebut dengan message, content, atau informasi. Berdasarkan cara penyampaiannya, pesan dakwah dapat di sampaikan lewat tatap muka atau dengan menggunakan sarana media (Wahyu Ilaihi, 2010: 97-98).

(34)

19

Dalam proses komunikasi, karakteristik pesan merupakan variabel penentu keberhasilan mencapai tujuan komunikasi. Oleh karena itu dengan sendirinya secara teoritis karakteristik pesan yang baik harus memiliki persyaratan tertentu:

1. Pesan-pesan atau ajakan-ajakan yang disampaikan kepada masyarakat atau pihak-pihak tertentu harus dapat menstimulir sesuatu pada sasaran.

2. Bahwa pesan-pesan atau ajakan-ajakan itu tentunya harus berisi lambang-lambang atau tanda-tanda komunikasi yang sesuai dengan daya tangkap, daya serap dan daya tafsir dari sebagian besar masyarakat atau golongan golongan tertentu.

3. Bahwa pesan-pesan atau ajakan-ajakan harus dapat membangkitkan keperluan atau kepentingan tertentu pada sasarannya dan kemudian menyarankan usaha dan upaya disesuaikan dengan situasi dan norma kelompok dimana sasaran itu berada.

4. Bahwa pesan-pesan atau ajakan-ajakan harus dapat membangkitkan harapan-harapan tertentu dan sebagainya.

Pesan dapat dibangun dengan menggunakan tiga unsur. Tiga unsur yang menjadi pembangun utama pesan yaitu:

1. Kode pesan adalah sederetan simbol yang disusun sedemikian rupa sehingga bermakna bagi orang lain. Contoh bahasa Indonesia adalah kode yang mencakup unsur bunyi, suara, huruf dan kata yang disusun sedemikian rupa sehingga mempunyai arti.

(35)

20

3. Wujud pesan adalah sesuatu yang membungkus inti pesan itu sendiri, komunikator memberi wujud nyata agar komunikan tertarik akan isi pesan didalamnya.

Karakteristik pesan yang baik adalah yang sesuai dengan keadaan komunikan. Oleh karena itu untuk memperoleh pesan yang mengena, sebelum disampaikan terlebih dahulu dirumuskan untuk memenuhi syarat-syarat tertentu, antara lain:

1. Pesan harus di rencanakan atau dipersiapkan dengan baik, serta sesuai dengan kebutuhan.

2. Pesan harus menggunakan bahasa yang dapat dimengerti.

3. Pesan itu harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima serta menimbulkan kepuasan (Suranto, 2011:122-123)

Sebuah pesan yang tersusun rapi dan tertib akan menciptakan suatu suasana yang membangkitkan minat, memperlihatkan pembagian pesan yang jelas, sehingga memudahkan pengertian, mempertegas gagasan pokok, dan menunjukkan pokok-pokok pikiran secara logis. Dalam hal ini, pembagian pesan itu sendiri atau dengan mengikuti proses berfikir manusia. Dalam hal ini, organisasi pesan dapat meliputi urutan :

1. Urutan deduktif ialah urutan yang dimulai dengan penyajian gagasan utama, kemudian memperjelas dengan keterangan penunjang, menyimpulkan, dan disertai bukti.

(36)

21

3. Urutan Logis, adalah suatu pesan yang disusun berdasarkan sebab-akibat atau akibat sebab.

4. Urutan Spesial, ialah suatu pesan yang disusun berdasarkan tempat, pesan ini akan berkaitan langsung dengan subjek geografis keadaan fisik lokasi.

5. Urutan tipikal merupakan suatu pesan yang diurutkan berdasarkan topik pembicaraan klasifikasi dari yang penting ke yang kurang penting dari yang mudah ke yang sukar, dari yang kenal kepada yang asing (Wahyu Illahi, 2010:100).

B. DAKWAH

Dakwah dari segi bahasa diambil dari kata da’a-yad’u-da’watan, yang artinya mengajak, menyeru dan memanggil. Menurut Munawwir, dakwah dapat dikategorikan dalam enam hal, yaitu memanggil (to call), mengundang (to invite), mengajak (to summon), menyeru (to propose), mendorong (to urge), dan memohon

(to pray).

Sedangkan orang yang melakukan dakwah atau seruan disebut dengan da’i

yang berasal dari isim fa’il. Juga dapat disebut dengan kalimat lain yaitu mubaligh

karena pada dasarnya dakwah hamper sama dengan tabligh yang artinya menyampaikan. Jadi da’i dengan mubaligh mempunyai persamaan arti sebagai orang yang mengajak atau menyeru.

(37)

22

mencegah orang lain untuk berbuata kemungkaran atau perilaku yang dilarang dalam agama islam. Pijakan dasar pelaksanaan dakwah ada dalam Al Qur’an dan Hadits. Dasar kewajiban dakwah dalam Al Qur’an adalah Surat An Nahl ayat 125.

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Q.S. An Nahl: 125) (Departemen Agama, 1993 : 421).

Berikut ini, adalah beberapa definisi mengenai dakwah yang di ungkapkan oleh para ahli:

1. Abu Bakar Dzakaria

Dakwah sebagai kegiatan para ulama’ dengan mengajarkan manusia

kepada apa yang baik bagi mereka, yaitu kehidupan dunia akhirat menurut kemampuan mereka.

2. Al Khuli’i

Dakwah adalah memindahkan umat dari satu situasi ke situasi yang lain.

3. Hamzah Ya’kub

(38)

23 4. Ali Mafudz

Mendorong manusia untuk melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk serta memerintah mereka berbuat baik dan mencegah dari perbuatan buruk agar mereka memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat.

5. Ahmad Ghalwasy

Dakwah sebagai pengetahuan yang dapat memberikan segenap usaha yang bermacam-macam yang mengacu pada upaya penyampaian ajaran islam kepada seluruh manusia yang mencakup akidah, syari’ah dan akhlak. (Wahyu Illahi,

2010:16).

Berdasarkan dengan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dakwah atau tabligh adalah suatu proses penyampain atas pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan atau seruan yang berisikan kebajikan dan pemahaman akan manfaatnya serta pembekalan pencegahan akan hal-hal yang dilarang agama dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.

(39)

24 1. Da’i

Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik secara lisan maupun

tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu, kelompok, bentuk organisasi atau lembaga.

2. Mad’u

Mad’u adalah manusia yang menjadi mitra dakwah atau menjadi sasaran

dakwah atau manusia penerima dakwah, baik secara individu, kelompok, baik yang beragama islam maupun tidak, dengan kata lain manusia secara keseluruhan.

3. Materi/pesan dakwah

Materi/pesan dakwah adalah isi pesan yang disampaikan da’i kepada

mad’u.

4. Media dakwah

Alat-alat yang dipakai untuk menyampaikan ajaran Islam. 5. Efek dakwah

Efek dalam ilmu komunikasi bisa di sebut dengan feed back (umpan balik) adalah umpan balik dari reaksi proses dakwah.

6. Metode dakwah

(40)

25 C. PESAN DAKWAH

Pesan dakwah adalah isi dakwah berupa kata, gambar, lukisan, dan sebagainya yang diharapkan dapat memberikan pemahaman bahkan perubahan sikap dan perilaku mitra dakwah (M. Ali Aziz, 2009: 318).

Pesan-pesan dakwah bersumber dari kitab suci Al Qur’an Firman Allah :

"(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya, dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan." – (QS. Al-Ahzab.33:39) (Departemen Agama, 1993 : 674).

M. Natsir membagi mengenai risalah-risalah Allah ini dalam 3 bagian pokok, yaitu :

1. Menyempurnakan hubungan manusia dengan pencipatanya. 2. Menyempurnakan hubungan manusia dengan sesama manusia.

3. Mengadakan keseimbangan (tawazun) antara kedua itu dan mengaktifkan kedua-duanya sejalan dan terjalin.

(41)

26

digariskan oleh Al Qur’an adalah bentuk pernyataan maupun pesan (risalah) Al Qur’an dan Sunnah. Karena Al Qur’an dan Sunnah di yakini sebagai All encompassing the way of life (semua merupakan jalan hidup) bagi setiap tindakan kehidupan muslim, maka pesan-pesan dakwah meliputi hampir semua bidang kehidupan itu sendiri. Tidak ada satu bagian dari aktivitas muslim terlepas dari sorotan risalah ini.

Dengan demikian yang dimaksud pesan-pesan dakwah ialah semua pernyataan yang besumberkan Al Qur’an dan Sunnah baik tertulis maupun lisan

dengan pesan-pesan (risalah) tersebut (Amin, 2009: 148-149).

Materi dakwah yang terdapat dalam dakwah dapat digambarkan secara umum menjadi tiga kategori berikut:

1. Masalah Keimanan (Akidah)

Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah akidah islamiyah. Akidah mengikat kalbu manusia dan menguasai batinnya. Dari akidah inilah yang akan membentuk moral manusia. Oleh karena itu yang pertama kali dijadikan materi dalam dakwah adalah akidah atau keimanan.

Aqidah secara singkat merupakan pokok kepercayaan dalam agama Islam yang berisikan tentang tauhid. Dengan pengertian bahwa aqidah adalah tekad dalam hati (I’tiqad bathiniyyah) yang mencakup masalah-masalah dalam hubunganya dengan rukun iman.

(42)

27

Syariat Allah yang ditujukan untuk umat manusia itu pada dasarnya satu, dan risalah yang ditujukan untuk para nabi bersifat kekal dan abadi. Prinsip dasar utamanya adalah menebarkan nilai keadilan di antara manusia, membuat sistem hubungan yang baik antara kepentingan individual dan sosial, mendidik hati agar mau menerima sebuah undang-undang untuk menjadi hukum yang ditaati (Aziz, 2004: 109).

Syariat dalam ketentuan bahasa Arab bermakna “jalan yang lempang atau

jalan yang lurus”. Dalam istilah ahli fiqh Islam ialah hukum-hukum yang Allah tetapkan untuk para hambanya dengan perantara rosulnya agar diamalkan dengan penuh keimanan, baik hukum itu berpautan dengan amaliyah, atau berpautan dengan aqidah dan akhlaknya (As Shiddieqy, 1975:9).

Syariat adalah seluruh hukum dan perundang-undangan yang terdapat dalam islam, baik yang berhubungan manusia dengan Tuhan, maupun antar manusia sendiri. Dalam islam, syariat berhubungan erat dengan amal lahir (nyata), dalam rangka menaati semua peraturan atau hukum Allah, guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan mengatur antara sesama manusia.

(43)

28

keras, mencuri, berzina, dan membunuh, serta masalah-masalah yang menjadi materi dakwah Islam (nahi munkar) (Amin. 2009: 91)

3. Masalah Akhlak

Ajaran tentang nilai etis dalam Islam disebut akhlak. Wilayah akhlak Islam memiliki cakupan luas, sama luasnya dengan perilaku dan sikap manusia. Melalui akal dan kalbunya, manusia mampu memainkan perannya dalam menentukan baik dan buruknya tindakan dan sikap yang ditampilkannya. Ajaran Islam secara keseluruhan mengandung nilai akhlak yang luhur, mencakup akhlak terhadap Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, dan alam sekitar.

Kata akhlak secara bahasa berasal dari Bahasa Arab jama’ dari “khalqun”

yang di artikan budi pekerti, tingkah laku atau tabiat. Sedangkan menurut istilah menurut Ibnu Maskawih dalam kitabnya “tanzib al-akhlaq”, akhlak diartikan sebagai keadaan jiwa yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan tanpa memerlukan pemikiran (Aziz, 2004: 117-118).

Akhlak dalam aktifitas dakwah (sebagi materi dakwah) merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang. Meskipun akhlak ini berfungsi sebagai pelengkap, bukan berarti masalah akhlak kurang penting dibandingkan dengan masalah keimanan dan keislaman, akan tetapi akhlak merupakan penyempurna keimanan dan keislaman sesorang. Sebab Rosulullah diutus ke dunia ini untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.

(44)

29

Islam menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas dalam kehidupan manusia (Amin, 2009: 91-92).

Di samping materi dakwah yang sudah disebutkan, materi dakwah lain, yang menjadi tema pembahasan dakwah Islam, dapat bersifat masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan pada umumnya.

Menurut Barmawi Umari, materi dakwah Islam, antara lain :

a. Akidah, menyebarkan dan menanamkan pengertian aqidah Islamiyyah berpangkal dari rukun iman yang prinsipil dan segala perinciannya.

b. Akhlak, menerangkan mengenai akhlak mahmudah dan akhlak Madzmummah dengan segala dasar, hasil dan akibatnya, diikuti oleh contoh-contoh yang telah pernah berlaku dalam sejarah.

c. Ahkam menjelaskan aneka hukum meliputi soal-soal: ibadah, muamalat yang wajib diamalkan oleh setiap muslim.

d. Ukhuwah, menggambarkan persaudaraan yang dikehendaki oleh Islam antara penganutnya sendiri, serta sikap pemeluk Islam terhadap pemeluk agama lain. e. Pendidikan, melukiskan sistem pendidikan model Islam yang telah di

praktikkan oleh tokoh-tokoh pendidikan Islam di masa sekarang.

f. Sosial, mengemukakan solidaritas menurut tuntutan agama Islam, tolong menolong, kerukunan hidup sesuai dengan ajaran Al Qur’an dan Hadist. g. Kebudayaan, mengembangkan perilaku kebudayaan yang tidak bertentangan

(45)

30

h. Kemasyarakatan, menguraikan konstruksi masyarakat yang berisi ajaran Islam, dengan tujuan keadilan dan kemakmuran bersama.

i. Amar ma’ruf, mengajak manusia untuk berbuat baik guna memperoleh

kebahagiaan di dunia dan di akhirat

j. Nahi munkar, melarang manusia dari berbuat jahat agar terhindar dari malapetaka yang akan menimpa manusia di dunia dan di akhirat.

D. TELEVISI

1. Pengertian televisi

Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang (Arsyad, 2013: 51). media pandang sekaligus media dengar (audio-visual). Media ini berbeda dengan media cetak yang lebih merupakan media pandang. Orang memandang gambar yang ditayangkan di televisi, sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar tersebut (Badjuri, 2010: 39).

2. Sejarah dan perkembangan televisi

Media audio visual muncul karena perkembangan teknologi. Kehadirannya setelah beberapa penemuan seperti telepon, telegraf, fotografi serta rekaman suara. Media televisi ada setelah radio dan media cetak.

(46)

31

tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, yaitu hukum Gelombang Elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph

Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.

George Carey (1876) menciptakan Selenium Camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik. Eulgen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan sebgai sinar Katoda.

Julius Paul Gottlieb Nipkow (1860-1940) atau lebih dikenal Paul Nipkow, merupakan Ilmuwan Jerman yang memiliki ide (1884) bagaimana dapat mengirim gambar melalui udara dari satu tempat ke tempat lain dan ia berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut Teleskop Elektrik dengan resolusi 18 garis. Temuannya disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Karena ketekunannya Paul Nipkow, akhirnya menemukan sebuah alat yang kemudian disebut “Jantra Nipkov” atau disebut juga “Nipkov Sheibu”. Penemuan itu melahirkan electrische teleskop atau televisi elektris.

(47)

32

dibandingkan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku, dan lain-lain), televisi mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar. Sifat politisnya sangat besar, karena bisa menampilkan informasi, hiburan, pendidikan atau gabungan dari ketiga unsure tersebut secara kasat mata.

Televisi menciptakan suasana tertentu, yaitu penonton televisi dapat menikmati acara televisi sambil duduksantai menyaksikan berbagai macam informasi. Penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan oleh televisi, dengan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan dan terlihat secara visual. Pesan-pesan yang disampaikan langsung mempengaruhi otak, emosi, perasaan dan sikap pemirsa. Kehadiran teknologi televisi, mempengaruhi kehidupan manusia dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, bahkan pertahanan dan keamanan Negara. Batas-batas Negara pun tidak sulit untuk diterjang, karena media televisi dapat hadir di dunia maya. Karena itu, bila informasi media televisi dari berbagai belahan dunia tidak terkontrol maka akan menimbulkan efek yang cukup besar, misalnya penjajahan Negara dalam hal informasi. Kelebihan lain dari pesawat telivisi adalah dengan adanya satelit komunikasi, cakrawala informasi menjadi semakin luas. Peristiwa di satu tempat, dapat dilihat di tempat lain melalui televisi dengan pola teknologi baru, yaitu “Direct Broadcasting Satelite” (DBS). Jaringan-jaringan televisi yang terbesar di dunia saat ini didominasi oleh

Amerika Serikat, di antaranya “ABC” (American Broadcasting Company),

(48)

33

Company) dll. Jaringan stasiun televisi tersebut menghubungkan semua stasiun televisi di seluruh dunia. Televisi dapat dinikmati oleh public Amerika Serikat tahun 1939, yaitu ketika berlangsungnya “World’s Fair” di New York. Sempat terhenti ketika tertjadi Perang Dunia II. Tahun 1946, kegiatan pertelevisian dimulai lagi. Di seluruh AS terdapat beberapa pemancar. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, jumlah studio/ pemancar televisi meningkat. Ada 750 stasiun televisi di AS. Televisi akhirnya jadi kebutuhan hidup sehari-hari. Lebih dari 75 juta pesawat televisi, digunakan secara tetap di AS. Lebih dari 90 persen rumahdi AS dilengkapi pesawat televisi. Seperti halnya dengan media massa lainya, televisi pun tidak dimonopoli oleh Negara AS saja.ketika AS giat

mengembangkan media massa yang “muda” itu, Negara lain di Eropa juga tidak

(49)

34 3. Karakteristik televisi

a. Mengutamakan gambar

Kekuatan televisi terletak lebih pada gambar yang didukung oleh narasi atau sebaliknya. Paparan dan narasi yang perkuat oleh gambar. Tentu saja gambar yang dimaksud adalah hidup yang membuat televisi lebih menarik disbanding media cetak.

b. Mengutamakan kecepatan

Jika deadline media cetak 1 x 24 jam, deadline atau tenggat televisi bisa disebut setiap detik. Televisi mengutamakan kecepatan. Kecepatan bahkan menjadi salah satu unsure yang menjadikan berita televisi bernilai. Berita paling menarik atau menonjol dalam rentang waktu tertentu, pasti akan ditayangkan paling cepat oleh televisi.

c. Bersifat sekilas

Jika media cetak mengutamakan dimensi ruang, televisi lebih mengutamakan dimensi waktu atau durasi. Durasi berita televisi terbatas. Berita yang ditayangkan televisi cenderung bersifat sekilas. Berita yang ditayangkan televisi cenderung tidak mendalam.

d. Bersifat satu arah

(50)

35

ulang berita televisi, karena pemirsa tersebut belum memahami atau ingin lebih memahami berita tersebut.

e. Daya jangkau luas

Televisi memiliki daya jangkau luas. Berarti televisi menjangkau segala lapisan masyarakat dengan berbagai latar belakang sosial-ekonomi. Orang buta huruf tidak mungkin membaca berita media cetak, tetapi ia bisa menonton berita televisi. Siaran atau berita televisi harus dapat menjangkau rata-rata status sosial-ekonomi khalayak (Badjuri, 2010: 39-40).

4. Kelebihan dan Kekurangan Televisi: a. Kelebihan televisi :

1) Kesan realistik : audio visual.

2) Masyarakat lebih tanggap : menonton dalam suasana santai.

3) Adanya pemilihan area siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking) yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat.

4) Terkait erat dengan media lain.

5) Cepat dari segi waktu, cepat dalam menyebarkan berita ke masyarakat luas.

6) Terjangkau luas, menjangkau masyarakat secara luas. b. Kelemahan televisi :

1) Jangkauan pemirsa massal, sehingga pemilihan (sulit menentukan pasar tertentu) sering sulit dilakukan.

(51)

36 3) Relatif mahal.

4) Pembuatan iklan TV cukup lama (Badjuri, 2010: 41). E. ADZAN

1. Pengertian Adzan

Adzan adalah seruan Allah lewat muadzin. Seruan adzan adalah salah satu syiar islam. Meskipun kata-katanya pendek, tapi mengagungkan Allah yang berarti mengakui wujud Allah dan kemahasempurnaanNya.

Adzan dimulai dengan takbir, “Allahu Akbar, Allah Maha Besar.” Selain

Allah semuanya kecil. Kemudian kalimat tauhid, meng-Esa-kan Allah dan mengingkari syirik. Dilanjutkan dengan memantapkan kerasulan Muhammad dan risalah yang dibawanya. Setelah itu, menyeru kepada ketaatan dan kepatuhan mutlak kepada Allah sesudah meyakini dan memantapkan risalah. Terakhir, menyeru kepada kesuksesan, keberuntungan, dan kemenangan bagi seluruh umat beriman tanpa kecuali, mencakup kesuksesan, keberuntungan dan kemenangan di dunia dan akhirat. Dengan mengulang kata-kata tersebut berarti menekankan sesuatu yang penting (Basyarahil, 2010 : 185).

2. Sejarah Adzan

Adzan disyariatkan pada tahun pertama hijriyah. Dan sebab disyariatkannya, adzan akan dijelaskan oleh hadist-hadist sebagai berikut:

a. Dari Nafi’ bahwa Ibnu Umar berkata dulu kaum muslimin berkumpul mereka

(52)

37

mereka berkata sebagian yang lainnya: pergunakanlah lonceng seperti loncengnya orang Nasrani. sebagian lagi berkata: pergunakanlah terompet seperti yang dilakukan kaum Yahudi. Maka Umar pun berkata: bukankah sebaiknya kalian mengutus seseorang yang bertugas untuk mengajak sholat. Kemudian rosulallah bersabda: “Bangunlah wahai Bilal dan kumandangkanlah panggilan untuk shalat.(HR. Albukhori Muslin An-Nasa’i dan At-Tirmidzi, ia berkata hadist ini hasan sahih)

b. Dari Abdullah bin Zaid RA ia berkata,: ketika Rasulallah SAW memerintahkan manusia untuk memukul lonceng guna mengumumkan datangnya waktu shalat – dalam satu riwayat; sebenarnya beliau tidak suka hal itu karena sama dengan orang-orang Nasrani tiba-tiba sewaktu saya tidur saya bermimpi melihat seorang laki-laki dengan membawa lonceng ditangannya mengelilingi ku. Maka aku berkata kepadanya wahai hamba Allah apakah engkau bersedia menjual lonceng itu? Hamba Allah itu pun balik berkata: apa yang akan kau lakukan dengan benda itu? Lalu aku berkata: dengan benda ini aku akan menyeru manusia untuk shalat. Kemudian hamba Allah itu berkata: maukah aku tunjukkan kepadamu sesuatu yang lebih baik dari itu? Aku berkata: iya baiklah. Maka kata hamba Allah tersebut, maka ucapkanlah:

x

Allah Maha Besar…2x

(53)

38

Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan Selain Allah…2x

x

Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah…2x

x

Marilah kita shalat …2x

x

Marilah kita menuju kebahagiaan …2x

x

Allah Maha Besar …2x

Tiada Tuhan selain Allah

Pada pagi harinya aku mendatangi Rasulallah SAW dan memberitahu perihal mimpi tersebut, maka Rasulallah bersabda, “Insyaalloh itu adalah mimpi yang benar. Berdirilah bersama Bilal dan beritahukan kepadanya apa yang kau alami didalam mimpi itu. Kemudian Bilal mengumandangkan adzan, dan Bilal adalah orang yang memiliki suara yang lebih indah dan lebih nyaring daripada suara kamu.”

(54)

39

mendengar adzan tersebut lalu dia keluar dari rumahnya sambil menarik bajunya dan berkata: demi zat yang mengutusmu dengan haq, sungguh aku juga bermimpi seperti apa yang kau lihat dalam mimpi, kemudian Nabi SAW bersabda: segala puji bagi Allah.”HR. Ahmad, Abu Dawud dan At-Tirmidzi 3. Keutamaan adzan

Sesungguhnya setiap amal ibadah yang diperintahkan Allah selalu mempunyai keutamaan. Termasuk juga adzan, ia mempunyai keutamaan sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Nabi saw.

Muslim meriwayatkan bahwa Anas bin Malik berkata, Rasulullah pernah menyerang musuh ketika terbit fajar dan beliau menunggu suara adzan. Bila beliau telah mendengar adzan, beliau berhenti menyerang. Kalau tidak mendengar maka beliau terus menyerang.

Kemudian beliau mendengar seorang laki-laki mengucapkan, “Allahu akbar, Allahu Akbar (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar).” Maka beliau mengatakan, “Sesuai dengan fitrah (kesucian).” Kemudian laki-laki itu megucapkan, “Asyhadu allaa ilaaha illahhaa, Asyhadu allaa ilaaha illahhaa,(Aku

bersaksi tiada Tuhan selain Allah, Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah). “

Maka beliau mengatakan, “Kamu keluar dari neraka”. Lalu para sahabat

menengok ke laki-laki itu. Ternyata dia adalah seorang penggembala kambing (yang hendak shalat sendirian).

(55)

40

kembali lagi. Apabila iqamah diucapkan, setan pergi. Jika iqamah selesai, setan kembali untuk mengganggu (membisiki) orang yang shalat tersebut tidak teringat. Sehingga orang itu tidak tahu berapa rakaat shalat yang telah dilakukannya.” (HR.Muslim)

Keutamaan adzan, Rasulullah saw, juga menginformasikan keutamaan para muadzin pada hari kiamat. Muslim meriwayatkan bahwa Isa bin Thalhah berkata, “Saya pernah berada di sisi Mua’awiyah bin Abi Sufyan, lalu didatangi

oleh seorang muadzin yang mengajaknya shalat. Maka Mua’awiyah mengatakan, ‘Saya pernah mendengarRasulullah bersabda, “Para Muadzin itu berleher paling

panjang nanti pada hari kiamat.”

Bukan itu saja, beliau Rasulullah menginformasikan keutamaan orang yang menjawab ucapan muadzin ketika mengumandangkan adzan. Umar Ibnul-khatab meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Apabila seorang

muadzin mengucapkan, ‘Allaahu Akbar, Allaahu Akbar lantas salah seorang dari kamu menjawab, ‘Allaahu Akbar, Allaahu Akbar,’Apabila muadzin

mengucapkan, ‘ Asyhadu allaa ilaaha illallah’, lalu orang itu menjawab,

‘Asyhadu allaa ilaaha illallah, ‘Apabila muadzin mengucapkan, ‘Asyhadu anna

Muhammadar Rasulullah, ’lalu orang itu menjawab, ‘Asyhadu anna

Muhammadar Rasulullah, ‘Apabila muadzin mengucapkan, ‘hayya alas shalah,

‘lalu orang itu menjawab, ‘la haula wala quwwata illa billah. ‘Apabila muadzin

(56)

41

muadzin mengucapkan, ‘Laa ilaaha illallaah,’lalu orang itu menjawab, ‘Laa

ilaaha illallaah,’Apabila jawaban itu dengan setulus hatinya, maka ia akan masuk surga.” (HR.Muslim)

Apabila Allah memanggil hambaNya, maka kita yang menentukan lamanya pertemuan karena Allah tidak akan pernah bosan bertemu dengan kita. Apabila kita meminta apa saja kepada Allah, maka Dia pasti memberikannya secara cepat maupun lambat. Pemberian terbesar Allah kepada hambaNya adalah ampunan dan rahmatNya serta memasukkan kita ke dalam surga yang abadi. Jika kalimat Allahu Akbar benar-benar kokoh dalam jiwa umat islam dan diperkuat dengan dua kalimat syahadat serta shalat ditegakkan sesuai dengan ajaran syariat, maka insya Allah dengan pertolongan Allah, umat islam dapat mencapai kesuksesan dan kemenangan. Bagaimana tidak, panggilan Allah lima kali sehari semalam selalu berkumandang untuk mereka. Setiap kali menghadap Zat Yang Maha Kuasa atas alam semesta dapat memberikan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi kehidupan ini. (Basyarahil, 2010 : 185-188).

4. Hikmah adzan

Sebelum dilaksanakan shalat biasanya dikumandangkan adzan. Banyak hikmah dengan dikumandangkan adzan, yaitu sebagai berikut :

a. Sebagai bentuk syiar Islam

(57)

42

diketahui, bacaan adzan sebaimana yang kita kenal saat ini ‘berasal’ dari

mimpi Umar dan Abdullah bin Zaid. Bacaan adzan yang didapat dari mimpi mereka berdua ternyata sama persis dengan bacaan adzan yang diajarkan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad.

b. Mengingatkan umat Islam

Kita seringkali terlalu sibuk atau asyik dengan pekerjaan sehingga lupa dengan waktu shalat. Terkadang kita terlalu nyenyak tidur, sehingga tidak tahau kalau waktu shalat telah masuk. Nah, fungsi adzan disini adalah untuk mengingatkan bahwa waktu shalat telah masuk, dan kita sebaiknya menghentikan segala pekerjaan untuk segera melaksanakan shalat. Andaikan tidak ada adzan, kita mungkin akan jarang-jarang melakukan shalat atau shalat tidak tepat waktu karena tidak ada yang mengingatkan. Allah swt berfirman. “Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (Q.S.An-Nisa’[4]: 103)

c. Agar umat manusia senantiasa dekat dengan Allah

Ini juga berkaitan dengan fungsi shalat. Shalat adalah sarana yang paling cepat mendekatkan seorang hamba dengan Tuhannya. Nah, adzan berfungsi untuk memberi tahu manusia agar tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Nabi saw bersabda, ‘Perumpamaan shalat lima waktu seperti

sungai yang ada di depan pintu kalian. Setiap hari kalian membersihkan diri sebanyak lima kali. Sehingga tak ada kotoran sedikitpun dalam tubuh kalian.”

(Al-Hadits)

(58)

43

Adzan biasanya dikumandangkan dari masjid atau mushalla yang di dalamnya akan dilaksanakan shalat berjamaah. Fungsi adzan di sini adalah agar kita senantiasa melaksanakan shalat secara berjamaah, sehingga memperoleh pahala lebih banyak daripada jika shalat sendirian. Dalam haditd shahih disebutkan bahwa Nabi saw bersabda, “shalat berjamaah lebih utama

(59)

44 BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Profil Stasiun Televisi

1. ANTV

a. Profil ANTV

ANTV (singkatan dari Andalas Televisi) adalah sebuah stasiun televisi swasta nasional Indonesia. Stasiun televisi ini awalnya disiarkan pada 1 Januari 1993 di kota Lampung dan sekitarnya. Bermula dari sebuah izin siaran lokal di Lampung, ANTV mengudara selama 5 jam sehari. Satu tahun kemudian, tepatnya tanggal 1 Maret 1994, ANTV secara resmi disiarkan ke seluruh Indonesia dari Jakarta.

(60)

45 b. Sejarah ANTV

ANTV didirikan pada 1 Januari 1993 sebagai stasiun televisi lokal di kota Lampung. Tanggal 18 Januari 1993 ANTV mendapat izin siaran nasional melalui Keputusan Menteri Penerangan RI No. 04A/1993.

Sepuluh hari setelah izin tersebut keluar antv mengudara secara nasional. Studio antv yang semula berada di Lampung dipindahkan ke Jakarta. Tepat tanggal 1 Maret 1993 antv untuk pertama kalinya memproduksi program sendiri berupa liputan berita aktual jalannya Sidang Umum DPR/MPR. Saat itu antv berhasil melakukan siaran langsung meliput jalannya kegiatan penting kenegaraan.

Momen istimewa itu yang kini dijadikan sebagai hari jadi ANTV. Stasiun televisi ini pada mulanya dikhususkan pada pemirsa remaja (usia 13– 25 tahun) dan pernah menyiarkan acara-acara MTV Indonesia hingga awal tahun 2000-an, tetapi tahun 2002 stasiun ini berkembang menjadi stasiun untuk segala usia, sama dengan stasiun televisi yang lain.

(61)

46

Pada tahun 2009, Perseroan mengakuisisi 99.99% saham ANTV setelah STAR TV melepas seluruh kepemilikannya di ANTV. ANTV berhasil memperoleh sertifikasi Sistem Manajemen Mutu Berstandar Internasional ISO 9001:2008 untuk lingkup Television Broadcast System pada tahun 2011. Saat ini, ANTV dimiliki oleh PT Visi Media Asia Tbk (melalui PT Intermedia Capital Tbk).

c. VISI MISI 1) VISI

Menjadi saluran televisi keluarga terbaik untuk seluruh keluarga Indonesia

2) MISI

Misi yang akan dilakukan oleh ANTV untuk dapat mencapai visi tersebut adalah sebagai berikut: Memberikan program-program berkualitas terbaik setiap anggota keluarga untuk mendukung pengembangan karakter Bangsa Indonesia dengan spirit kreatifitas dan inovasi kekuatan kerjasama tim dan tata kelola perusahaan (http://www.an.tv/antv_old/about_us).

2. RCTI

(62)

47

Saat ini RCTI merupakan stasiun televisi yang memiliki jangkauan terluas di Indonesia, melalui 48 stasiun relaynya program-program RCTI disaksikan oleh lebih dari 190,4 juta pemirsa yang tersebar di 478 kota di seluruh Nusantara, atau kira-kira 80,1% dari jumlah penduduk Indonesia. Kondisi demografi ini disertai rancangan program-program menarik diikuti rating yang bagus, menarik minat pengiklan untuk menayangkan promo mereka di RCTI.

Di RCTI, kualitas bukanlah kata tanpa makna, melainkan harmonisasi dari mimpi, idealisme, kesungguhan, kerja keras, kebersamaan, dan doa. 6 (enam) aspek tersebut tercermin dan mewarnai program-program RCTI yang mengusung motto "Kebanggaan Bersama Milik Bangsa" namun tampil dalam kemasan yang "oke". Kualitas program-program RCTI pada akhirnya mengantarkan RCTI untuk selalu menjadi yang terdepan dalam industri penyiaran TV di Indonesia.

b. Sejarah RCTI

RCTI menerima izin siaran pada 1 Januari 1987 di Jakarta dan sekitarnya dengan dekoder. RCTI berdiri pada 21 Agustus 1987 di Jakarta dan dibangun di atas tanah seluas 10 Hektar. Pada 13 November 1988, RCTI melakukan siaran percobaan pertama kali, selama 4 jam sehari dengan dekoder.

(63)

48

bersiaran lokal di Jakarta, namun ternyata status RCTI pada saat itu adalah televisi berlangganan, bukan televisi lokal. Meski pada saat itu RCTI masih berstatus televisi berlangganan di Jakarta, RCTI sempat menayangkan iklan-iklan bermerek. Satu tahun kemudian, tepatnya tanggal 24 Agustus 1990, RCTI melakukan siaran terestrial ke seluruh Indonesia. Pada saat awal siaran, RCTI hanya menayangkan acara-acara luar negeri karena modalnya lebih murah jika dibandingkan dengan memproduksi sendiri yang biayanya jauh lebih mahal.

c. VISI MISI 1) Visi

"Media Utama Hiburan dan Informasi"

RCTI menyajikan acara-acara yang menarik dan bermutu sehingga menjadi televisi pilihan terbaik untuk hiburan dan informasi di Indonesia. Keseimbangan antara bisnis dan tanggung jawab sosial berjalan seiring.

2) Misi

"Bersama Menyediakan Layanan Prima"

RCTI memberi tekanan pada semangat kebersamaan dalam rangka menumbuh-kembangkan upaya-upaya bersama di mana semua komponen Perusahaan, dari tingkat atas sampai bawah, dirangsang, dikoordinasi serta disistematisasi untuk berkarya sebaik mungkin dalam memberikan layanan terbaiknya. Tiga Pilar Utama :

(64)

49 b) Bersatu Padu

c) Oke

Untuk mewujudkan visi dan misi Perusahaan, tiga nilai menjadi titik pusat untuk memotivasi dan mengilhami insan RCTI. Proses kerja dilakukan dengan semangat kebersamaan untuk sampai pada hasil yang diharapkan para stakeholder, yang berawal dari kualitas, integritas, dan dedikasi (http://www.rcti.tv/profile/view/1)

3. TRANS TV

a. Profil TRANS TV

(65)

50

diresmikan Presiden Megawati Soekarnoputri sejak tanggal 15 Desember 2001 sekitar pukul 19.00 WIB, Trans TV memulai siaran secara resmi.

c. VISI MISI 1) VISI

Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan program-program berkualitas, berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat.

2) MISI

Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi.

B. ALUR CERITA TAYANGAN ADZAN

1. ANTV

Berawal dari seorang anak kecil yang sedang mengaji Al Qur’an di sebuah

(66)

51

tidak bisa menerima bola dengan baik, akhirnya bola itu keluar lapangan dan menghampiri anak kecil itu, bergegaslah anak kecil itu mengambil bola, kemudian melemparkan bolanya lagi kedalam lapangan.

Ada seorang mahasiswi yang sedang mengendarai motor vespanya, ketika sampai di pertengahan jalan barang bawaannya terjatuh di jalan, kemudian mahasiswi itu berhenti untuk mengambil barang-barangnya, seorang pemuda yang habis bermain sepak bola tadi melihatnya, bergegaslah pemuda tersebut membantunya, setelah itu mahasiswi melanjutkan perjalanan menuju sebuah kios kecil dipinggir jalan yang menjual lukisan, di kios tersebut ada seorang laki-laki yang sedang melukis, sesampainya di kios lukisan, mahasiswi itu turun untuk menghampir pelukis, dan memberikan hadiah kepada pelukis tersebut. Kemudian pelukis tadi pergi dengan sepeda tuanya, di tengah perjalanan dia membeli bubur ayam di pinggir jalan, setelah bubur ayam terbeli dia mengayuh sepeda tuanya lagi, melanjutkan perjalanan menuju masjid. Sesampainya di depan masjid pelukis melihat seorang anak kecil yang sedang duduk di tangga depan masjid, pelukis itu menghampirinya dan memberikan sebotol kecil air putih, anak kecil tadi menerimanya. Kemudian pelukis tersebut mengajak anak kecil itu untuk masuk ke dalam masjid.

2. RCTI

(67)

52

ke sekolah, ibunya merapikan kembali bajunya dan memberikan bekal makanan beserta uang saku untuknya.Sedangkan ada seorang anak SD yang rumahnya disamping rumah melihat apa yang di lakukan ibunya kepada anak itu.

Dia naik ke mobil antar jemput itu, ketika sedang duduk di tengah sambil membaca buku, seorang anak SD tetangganya ikut masuk juga kedalam mobil antar jemput. sebelum duduk, anak SD tadi menyuruhnya untuk pindah duduk di belakang, kemudian anak tersebut duduk di tengah.

Mobil antar jemput sampai di depan sekolah kemudian anak itu yang pertama kali turun dari mobil.

Bel istirahat berbunyi, anak itu istirhat di kantin sambil makan dari bekal yg diberi ibunya, ketika dia ingin makan, teman-temanya datang mengganggunya.

Pada suatu siang (Bandung, 2014) di sebuah persimpangan jalan tepatnya di lampu lalu lintas, ada mobil angkot yang di berhentikan polisi, sopir angkotpun turun sambil marah-marah kemudian polisi itupun menilangnya. Disisi lain, disebuah perkantoran yang besar anak itu yang duduk dikursi yang nyaman dengan pakaian yang rapi.

(68)

53 3. TRANS TV SEMARANG

Dalam tayangan adzan di stasiun televisi Trans TV Semarang memperlihatkan tentang keindahan-keindahan yang berada di kota Semarang, di tayangan awal menayangkan tentang Tugu Muda Semarang, kemudian memperlihatkan keramaian lalu lalang kendaraan di kota Semarang tepatnya di sekitar Tugu Muda tersebut. kemudian berlanjut ke tempat bersejarah yaitu Lawang sewu dan Greja Blendug di kota lama Johar. Setelah itu memperlihatkan kemegahan Masjid Agung Jawa Tengah dengan berhiaskan kaligrafi yang indah di depan masjid, dan tidak hanya itu, payung besar yang sama dengan Masjid Nabawi juga tidak ketinggalan. Menara Asmaul Husna yang menjulang tinggi kelangit juga di perlihatkan. Taman didepan Masjid Agung Jawa Tengah juga menjadi sorotan.

(69)

54 BAB IV

ANALISIS SEMIOTIK DALAM STASIUN TELEVISI ANTV, RCTI, DAN

TRANS TV SEMARANG

Visualisasi merupakan sebuah upaya penggambaran yang di fungsikan sebagai penjelas untuk menghasilkan pemahaman yang tepat. Visualisasi yang peniliti lakukan adalah dengan menampilakan adegan-adegan berupa gambaran yang ada dalam tayangan adzan maghrib di stasiun televisi ANTV, RCTI, TRANS TV SEMARANG.

Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan hasil scene (Adegan) yang ada dalam tayangan adzan maghrib stasiun televisi ANTV, RCTI, TRANS TV SEMARANG. Adapun teknik penyampaian pesan dakwah ini berupa visualisasi, acting, tempat dan waktu serta karakter pemeran yang ada dalam scene yang disimbolkan dalam tayangan adzan maghrib tersebut. Pesan dakwah dalam tayangan adzan maghrib dan bagaimana cara menyisipkan dakwahnya akan dianalisis menggunakan teori Roland Barthes. Analisis ini akan menggunakan analisis persepektif, dalam menafsirkan makna denotasi dan konotasi.

Analisis Pesan Dakwah Dalam Tayangan Adzan Maghrib di Stasiun Televisi ANTV, RCTI, TRANS TV SEMARANG.

(70)

55

1. Pesan akidah keimanan kepada kitab-kitab Allah SWT

(71)

56 a. Tahap Denotatif

Pada adegan diatas terlihat lafadz yang berarti Allah maha besar, tayangan adzan maghrib di stasiun televisi ANTV digambarkan seorang ustadz yang sedang mengajari ngaji seorang anak kecil di sebuah masjid yang besar, raut wajah yang sabar dan penuh senyum dari seorang ustadz, terasa tidak ada beban sama sekali dalam menuntun dan mengajari anak kecil tersebut untuk melafalkan ayat-ayat suci al qur’an. Gambar diatas terlihat seorang anak kecil yang terlihat sabar, polos dan tulus, pelan-pelan serta berhari-hati dalam melafalkan ayat suci al qur’an. Tangan lembut dan tulus seorang ustadz yang senantiasa sabar dalam menuntun dan mengajarkan ayat-ayat suci Al qur’an.

Gambar

gambar yang ke dua bola itu diminta oleh remaja yang ada di lapangan tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Phase locked loop (PLL) merupakan rangkaian yang bekerja dengan menggunakan frekuensi f in sebagai sinyal input dan mempunyai sinyal output.. dengan frekuensi yang

Dari hasil kegiatan ini diharapkan apabila terjadi reaktor scram, pengoperasi reaktor khususnya supervisor reaktor bisa memperoleh data masukan secara cepat,

Menghargai (valuing), menghargai diartikan subyek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap obyek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain dan

Tujuan penelitian ini adalah mendeskrpsikan struktur yang membangun novel Partikel karya Dewi Lestari, mendeskripsikan aspek motivasi yang terkandung dalam

Berdasarkan dari hasil penelitian yang membahas tentang pengaruh bauran promosi terhadap peningkatan jumlah tamu pada Wisma Syariah Graha Az-Zahra Pekanbaru maka

digunakan untuk melihat adakah Pengaruh pembelajaran Tahfidzul Q ur’an Terhadap Minat Menghafal al- Qur’an dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Peserta Didik Kelas

Hasil isolasi bakteri dan identifikasi awal dengan teknik pewarnaan gram untuk 18 sampel dari 8 genus karang serta mucus karang yang diperoleh dari 5