• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Materi Dinasti Al Ayyubiyyah Dengan Metode Index Card Match (Studi kasus di Kelas VIII MTs YASPIA Ngroto Kecamatan Gubug Kab Grobogan) Tahun 2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Materi Dinasti Al Ayyubiyyah Dengan Metode Index Card Match (Studi kasus di Kelas VIII MTs YASPIA Ngroto Kecamatan Gubug Kab Grobogan) Tahun 2017 - Test Repository"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI)

MATERI DINASTI AL AYYUBIYAH

DENGAN METODE

INDEX CARD MATCH

PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 2

MTs YASPIA NGROTO KEC GUBUG

KAB GROBOGAN

TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Syahril Ghani

NIM: 111-12-240

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

iii

(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO

.

“Wahai Orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kalian “

Luaskanlah tempat duduk “ di dalam Majlis-majlis maka luaskanlah(untuk orang lain), Maka Allah SWT akan meluaskan Untuk kalian, dan apabila dikatakan

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat serta karuniaNya, skripsi

ini penulis persembahkan untuk :

1. Ayahku dan ibundaku tersayang, Ali Imron dan Roidhotul Nikmah yang

selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang, dan motivasi

dalam kehidupanku.

2. Kedua saudara kandungku kakak Fatimatuz Zahra, dan adik Abdullah Al

Azhar atas motivasi yang tak ada hentinya kepadaku sehingga proses

penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai.

3. Kekasihku, Hilda Tiara yang selalu mendukungku, menemaniku, serta

mendo’akanku sehingga proses pembuatan skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Dosen Pembimbing Akademik, Dr. Mukti Ali, M.Hum.

5. Dosen Pembimbing Skripsi, bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag.

6. Ketua Jurusan PAI, Hj. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.

7. Sahabat dan teman dekatku yang selalu memberikan motivasi kepadaku dan

membantu menyelesaikan skripsi ini.

8. Keluarga besar MTs YASPIA Ngroto.

9. Keluarga besar SMP N 1 Gubug.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah Swt yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta hidayah-Nya

kepada penulis sehinggap penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Peningkatan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Materi Dinasti Al

Ayyubiyyah Dengan Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas VIII MTs

YASPIA Ngroto Kecamatan Gubug Kab Grobogan Tahun Pelajaran

2016/2017.

Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada

nabi agung Muhammad Saw, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya

yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah

satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman

kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama

Islam.

Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari

berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi

ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Rektor IAIN Salatiga, Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

2. Bapak Dekan IAIN Salatiga, Suwardi, M.Pd.

3. Ibu Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga, Hj. Siti Rukhayati, M.Ag.

(9)
(10)

x

ABSTRAK

Ghani, Syahril, 2017. Peningkatan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Materi Dinasti Al Ayyubiyyah Dengan Metode Index Card Match (Studi kasus di Kelas VIII Semester 2 MTs YASPIA Ngroto Kecamatan Gubug Kab Grobogan) Tahun 2017. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negri Salatiga.

Kata Kunci: peningkatan hasil belajar SKI dan metode index card match.

Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar SKI melalui metode index card match pada siswa kelas VIII MTs YASPIA Ngroto Kec. Gubug Kab. Grobogan tahun 2017. Permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) apakah penerapan metode index card match

pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam materi dinasti All Ayyubiyah dapat meningkatkan hasil belajar siswa? Untuk menjawab pertanyaan tersebut

maka peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul ” Peningkatan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Materi Dinasti Al Ayyubiyyah Dengan Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas VIII Semester 2 MTs YASPIA Ngroto Kecamatan Gubug Kab Grobogan Tahun Pelajaran 2016/2017”.

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi dan tes tertulis. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII B dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang.

(11)
(12)

xii

1. Hasil Belajar……….16

a. Pengertian hasil belajar………..16

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar…………17

2. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaaan Islam………19

a. Pemahaman Tentang Sejarah Kebudayaan Islam………..19

b. Objek Sejarah Kebudayaan Islam………..22

c. Tujuan dan Manfaat Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam………...23

3. Dinasti Al Ayyubiyah………...26

a. Berdirinya Dinasti Ayyubiyah………26

b. Penguasa Dinasti Ayyubiyah………..29

4. Metode Pembelajaran Index Card Match……….35

a. Pengertian Metode Index Card Match………...35

b. Kelebihan dan kekurangan Metode Index Card Match…..37

B. Kajian Pustaka………39

1. Penelitian Yang Relevan………..39

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs YASPIA Ngroto…………...42

1. Identitas Madrasah………...42

2. Data Fisik (Sarana-Prasarana)………..43

3. Data Siswa dan Guru………...45

4. Visi dan Misi………47

(13)

xiii

1. Pra Siklus………..59

2. Siklus I………..65

3. Siklus II………72

B. Pembahasan Hasil Penelitian………..79

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……….83

B. Saran………...83

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel.3.1 Data Ruang MTs YASPIA Ngroto……… 44

Tabel 3.2 Jumlah Siswa Tahun 2016/2017……….... 46

Tabel 3.3 Data Guru MTs YASPIA Ngroto………..…… 46

Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus……… 59

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Bertanya Siswa Pra Siklus……… 61

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Menjawab Pertanyaan pada Pra Siklus………..……….. 61

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Mengerjakan Tugas pada Pra Siklus………..………... 62

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa pada Pra Siklu..…. 63

Tabel 4.6 Daftar nama siswa kelas VIII MTs YASPIA Ngroto….……….. 64

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Bertanya Siswa Siklus I.. 65

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Menjawab Pertanyaan Siklus I ……….……….. 66

Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Mengerjakan Tugas Siklus I.. ………..……….. 67

Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa……….………… 68

Tabel 4.11 Hasil Nilai Siswa Siklus I…..………. 69

Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Praktik……….. 70

Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Bertanya Siswa Siklus II……….. 73

Tabel 4.14 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Menjawab Siswa Siklus II …………..……….. 74

(15)

xv

Tabel 4.16 Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa Siklus II……….. 75

Tabel 4.17 Hasil Nilai Siswa Siklus II……….. 76

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Ketuntasan Belajar Siswa dari Pra Siklus-Siklus II……….. 80

Gambar 4.2 Diagram Keaktifan Bertanya dari Pra Siklus –Siklus II……….. 80

Gambar 4.3 Diagram Keaktifan Menjawab Pertanyaan dari

Pra Siklus – Siklus II………. 81

Gambar 4.4 Diagram Keaktifan Siswa Mengerjakan Tugas dari

Pra Siklus - Siklus II……….... 82

Gambar 4.5 Diagram Perhatian Siswa Terhadap Pembelajaran dari

(17)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat

digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar

individu. (Slameto, 1991:56) Faktor intern antara lain: kemampuan yang dimilikinya, minat dan perhatian, kebiasaan, usaha dan motivasi serta yang

lainnya. Sedangkan faktor ekstern adalah lingkungan dalam proses pendidikan dan pengajaran dapat dibedakan menjadi: lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik,

yakni guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana

siswa harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar

melalui berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam

dirinya dari aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Guru yang kompeten

akan lebih mampu menciptakan lingkungan yang efektif dan akan lebih

mampu mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa

berada pada tingkat yang optimal. Seluruh lembaga pendidikan

mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang sama dalam melaksanakan

proses pendidikan yang di dalamnya terdapat perencanaan, pelaksanaan

(18)

2

yang matang dalam segala bidang, baik sains, agama dan pengetahuan

lainnya. Sehingga diharapkan anak didik sebagai pusat pembelajaran

mampu menjadi manusia bermoral dan berpengetahuan.

Akan tetapi berdassarkan observasi terhadap proses pembelajaran SKI

di MTs YASPIA Ngroto menunjukkan bahwa peserta didik kurang

termotivasi untuk mempelajari pelajaran SKI. Begitu pula guru belum

dapat mengkondisikan kelas dengan baik sehingga penyampaian materi

pelajaran kurang efektif. (Hasil observasi pada tanggal 15 februari 2017, di

kelas VIII MTs YASPIA Ngroto, Gubug) Berbeda dengan mata pelajaran

lainnya, mata pelajaran SKI kurang diminati oleh peserta didik. Banyak

peserta didik yang beranggapan bahwa pelajaran tarikh/Sejarah

Kebudayaan Islam bukanlah pelajaran yang begitu penting untuk

dipelajari. Selain itu pembelajaran yang selama ini dilakukan sangat

membosankan dan kurang menarik bagi peserta didik.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah metode

yang digunakan cenderung masih bersifat tradisional, misalnya ceramah.

Metode ceramah sering digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi

SKI. Meskipun materi SKI adalah sekumpulan fakta-fakta dari peristiwa di

masa lalu, penyajiannya tidak harus selalu dengan metode ceramah. Akan

tetapi perlu adanya metode yang lebih bervariasi dalam penyampaian

materi SKI. Agar lebih menarik dan siswa termotivasi untuk lebih aktif

(19)

3

Hal utama yang harus dilakukan dalam pembelajaran adalah dengan

membangkitkan minat, karena dengan adanya minat siswa akan merasa

senang kepada materi pelajaran sehingga akan membangkitkan motivasi

belajar siswa. Anak didik atau siswa yang telah berminat, akan meraasa

senang terhadap mata pelajaran dan tentunya akan meningkatkan motivasi

belajar, karena mereka telah dapat mengambil manfaat dengan

menganggap penting pelajaran tersebut bagi kehidupannya. (Darajat,

2005:19)

Sejarah Kebudayaan Islam adalah mata pelajaran yang membahas

tentang peristiwa-peristiwa sejarah dan bentuk-bentuk Kebudayaan Islam.

Dari sejarah siswa maupun guru dapat mengambil pelajaran yang

terkandung dalam sejarah tersebut. Belajar sejarah juga bisa bermanfaat

tentang dampak dari suatu aktifitas sejarah sebagai pijakan untuk

melangkah ke masa depan. Zuhairini, dkk., berpendapat: Sejarah

menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan

dinamisme dan melahirkan nilai-nilai baru bagi pertumbuhan serta

perkembangan kehidupan umat manusia. Sumber utama ajaran Islam

(Al-Qur’an) mengandung cukup banyak nilai-nilai kesejarahan, yang langsung

atau tidak langsungmengandung makna yang besar, pelajaran yang sangat

tinggi dan pimpinan utama, khususnya bagi umat Islam. Maka tarikh dan

ilmu tarikh (sejarah) dalam Islam menduduki arti penting dan mempunyai

(20)

4

Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan

kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan

untuk berlangsungnya proses belajar (Sardiman, 2009:49). Pendapat yang

sama juga dikemukakan oleh Nasution (1999:43), ia mengatakan bahwa

mengajar pada umumnya adalah usaha guru untuk menciptakan

kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi

interaksi antar murid dengan lingkungan, termasuk guru, alat pelajaran,

dan sebagiannya yang disebut proses belajar, sehingga tercapai tujuan

pelajaran yang telah ditentukan. Oleh karena itu, apabila guru bidang studi

SKI dalam proses mengajar tersebut tidak dapat menciptakan suatu kondisi

yang mendukung proses belajar siswa, maka tujuan pelajaran yang telah

ditentukan sulit tercapai.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, salah satu alternative yang dapat

dilakukan oleh seorang guru guna lebih mengaktifkan dan meningkatkan

hasil belajar siswa dikelas yaitu dengan menggunakan metode Index Card Match. Metode Index Card Match ini melibatkan keaktifan siswa dalam berfikir, bertindak, dan juga membangkitkan motivasi peserta didik dalam

belajar. Dalam pelajaran SKI ini termasuk pelajaran yang penting dalam

konteks sejarah, kenyataan dalam proses belajar mengajar mata pelajaran

SKI yang selama ini diketahui dikelas VIII MTs YASPIA banyak

permasalahan yang timbul, diantaranya siswa sulit mengingat cerita serta

nama-nama tokoh yang ada di dalam materi tersebut, guru pun merasa

(21)

5

Metode Index Card Match ini dapat diterapkan pada pembelajaran SKI kelas VIII MTs YASPIA Ngroto untuk mencapai kompetensi yang sudah

ditetapkan. Di mana dalam pembelajaran ini merupakan metode

pembelajaran yang menuntut siswa untuk bekerja sama dan dapat

meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang dipelajari dengan

cara yang menyenangkan. Siswa saling bekerja sama dan saling membantu

untuk menyelessaikan pertanyaan dan melemparkan pertanyaan kepada

pasangan lain. Kegiatan belajar bersama ini dapat membantu memacu

belajar aktif dan kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerja sama

kelompok kecil yang memungkingkan untuk memperoleh pemahaman dan

penguasaan materi. Siswa diharapkan lebih aktif dalam proses

pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran yang

menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil siswa.

Oleh karena itu perlu adanya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas

VIII MTs YASPIA Ngroto dengan judul Peningkatan Hasil Belajar

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Materi Dinasti Al Ayyubiyyah

Dengan Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas VIII MTs

YASPIA Ngroto Kecamatan Gubug Kab Grobogan Tahun Pelajaran

(22)

6

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah penerapan metode Index card Match pada mata pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam materi Dinasti Al Ayyubiyyah dapat

meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VIII Semester 2 MTs

YASPIA Ngroto?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui apakah penerapan metode Index card Match pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi Dinasti Al

Ayyubiyyah dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VIII

Semester 2 MTs YASPIA Ngroto.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini yakni dengan menggunakan

metode Index Card Match dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi Dinasti Al Ayyubiyah akan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa kelas VIII MTs YASPIA Ngroto. Dan jika metode Index Card Match diterapkan dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

pada siswa kelas VIII di MTs YASPIA Ngroto, maka upaya untuk

meningkatkan hasil belajar siswa akan tercapai.

E. Manfaat penelitian

(23)

7

dan dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan dan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam penyempurnaan proses pembelajaran menuju

terciptanya suasana belajar mengajar yang lebih inovativ, kreatif dan

menyenangkan. Sehingga dapat meningkatkan minat belajar dan

prestasi belajarpun meningkat.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

1) Bermanfaat bagi siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar

mengajar Sejarah Kebudayaan Islam dan berfikir kritis dan

kreatif.

2) Siswa dapat belajar sambil bermain melalui metode Index Card

Match.

3) Melatih peserta didik untuk menyimak sekaligus langsung

mengemukakan kembali apa yang telah dipelajari dalam proses

belajar mengajar.

b. Bagi Guru

Guru mendapatkan tambahan wawasan dan pengetahuan dalam

penerapan model pembelajaran metode Index Card Match untuk

(24)

8

MTs YASPIA Ngroto, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengalaman bermakna bagi guru.

c. Bagi sekolah

1) Sebagai landasan bagi sekolah dalam menentukan kebijakan

untuk meningkatkan mutu pendidikan.

2) Memberik kontribusi bagi sekolah dalam pelaksanaan dan

pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

F. Definisi operasional

Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran penggunaan kata pada

judul penelitian

1. Peningkatan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata peningkatan berasal dari

kata “tingkat” yang mendapat awalan pe- dan akhiran-an yang berarti

proses, cara, perbuatan, dan meningkatkan (Poerwadarminta,

2006:1281). Adapun arti kata meningkatkan adalah beralih pada

keadaan (Poerwadarminta, 2006:910). Maksudnya adalah beralihnya

dari suatu keadaan yang semula belum diterapkan metode index card

match ke keadaan sesudah diterapkannya metode index card match.

2. Hasil Belajar

Adapun arti belajar adalah suatu tindakan atau perilaku siswa yang

(25)

9

menambah ilmu salah satu contohnya adalah belajar bahasa arab maka

hasil belajarnya bisa berbahasa arab.

3. Sejarah Kebudayaan Islam

Sejarah adalah hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa dan

kejadian yang terjadi pada masa lalu, baik menyangkut dimensi sosial,

politik, pemerintah, ekonomi, seni budaya maupun agama (Mansur,

2004:1). Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat

mendalam suatu masyarakat (Yatim, 1997:1). Adapun kebudayaan

Islam adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh kekuatan akal manusia

muslim (Sunanto, 2003:3). Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa

yang dimaksud dengan sejarah kebudayaan Islam adalah segala sesuatu

yang berkaitan dengan hasil karya akal manusia/masyarakat muslim di

masa lalu.

4. Dinasti

Dinasti adalah keturunan raja-raja yang memerintah yang semuanya

berasal dari satu keluarga.

5. Al-Ayyubiyah

Al-Ayyubiyah adalah sebuah dinasti Sunni yang berkuasa di Mesir,

Suriah, sebagian Yaman, Irak, Mekah, Hejaz dan Dyar Bakir. Dinasti

Ayubiyyah didirikan oleh Salahuddin Al-Ayubbi.

6. Index Card Match

Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu

(26)

10

proses belajar-mengajar, salah satunya adalah metode index card macth.

Dalam terjemahan buku active learning, yang dimaksud dengan metode

index card match adalah pencocokan kartu indeks (Silberman, 2004:269). lebih lanjut dikatakan bahwa metode ini merupakan suatu

cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran

(Silbermen, 2004:269).

Berdasarkan pandangan diatas dapat dipahami bahwa metode

merupakan cara-cara menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi metode ini

mengajarkan siswa tentang keaktifan dalam belajar, dan belajar dengan

cara yang menyenangkan, serta siwa dapat mengkaji ulang materi

pelajaran yang telah disampaikan.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian (action research) yangdilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau proses belajar

mengajar yang terjadi dikelas, bukan pada input kelas (silabus,materi,dan lain-lain) ataupun input (hasil belajar). PTK harus

tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam

kelas.(Arikunto,2007:58)

(27)

11

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs YASPIA

Ngroto Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan

3. Siklus Penelitian

4. Instrumen Penelitian

a. Silabus

b. RPP

c. Lembar Observasi siswa selama KBM

d. Lembar Kegiatan Siswa

(28)

12 5. Pengumpulan Data

a. Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.

(Arikunto,2010:174). Metode ini digunakan untuk mendapatkan

data yang bersifat dokumenter, yaitu tentang keadaan guru dan

siswa, dan sarana prasarana pendidikan yang dimiliki.

b. Metode Observasi

Metode Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan

terhadap keadaan atau perilaku obyek sasaran. Orang yang

melakukan observasi disebut pengobservasi (observer) dan yang

diobservasi (observe).(Fathoni,2005:104). Metode ini digunakan

untuk mengamati secara langsung proses pembelajaran SKI yang

sedang berlangsung.

6. Analisis Data

Data yang diperoleh melalui kegiatan pengumpulan data pada

dasarnya adalah untuk menguji hipotesis atau sekurang-kurangnya

menjawab pertanyaan penelitian (Hadeli, 2006:89). Untuk membuktikan

benar tidaknya hipotesis, data yang terkumpul perlu dianalisis.

Menurut Aqib, dkk. (2009:39-40), untuk mengetahui keefektifan

(29)

13

adalah analisis deskripsi kualitatif,yaitu suatu metode penelitian yang

bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang

diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai

siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan

pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung.

Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan

belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap

siklusnya, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes

tertulis pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut (Aqib,dkk., 2009:40-41) :

a. Penilaian tugas dan tes

Peniliti menjumlahkan nilai yang diperoleh

siswa,selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut.

Sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata didapat dengan

menggunakan rumus:

X=∑𝑁∑𝑋

Keterangan:

X : nilai rata-rata

ΣX : jumlah semua nilai siswa

(30)

14

b. Penilaian untuk ketuntasan belajar

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar,

digunakan rumus sebagai berikut:

P= ∑ Siswa tuntas belajar

∑ Siswa

x 100%

Sedangkan perhatian dan motivasi siswa dalam kegiatan

pembelajaran SKI dianalisis dengan diklasifikasikan berdasarkan

aspek-aspek yang dijadikan fokus analisis.

c. Indikator Keberhasilan

Setiap siswa dikatakantuntas belajarnya jika mencapai nilai

KKM mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yaitu sebesar 75

dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya jika dalam kelas

terdapat >85% siswa yang telah mencapai KKM mata pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam yaitu sebesar 75.

7. Sistematika Penulisan

1. Bagian muka, pada bagian ini memuat antara judul skripsi abstrak,

surat pernyataan peneliti, nota pembimbing, pengesahan, motto

persembahan, kata pengantar, daftar table, daftar gambar, dan daftar

lampiran.

2. Bagian isi skripsi, yang merupakan materi skripsi secara keseluruhan

terdiri dari lima bab dengan uraian sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan memuat latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis penelitian, definisi

(31)

15

BAB II : Membahas kajian pustaka tentang hasil belajar pada mata

pelajaran sejarah kebudayaan Islam materi dinasti Al-Ayyubiyah

dengan metode Index Card Match, pembahasannya mencakup : Teori belajar beserta teori hasil belajar, kajian tentang Sejarah Kebudayaan

islam, metode Index Card Match yang menjelaskan langkah-langkah metode Index Card Match serta pengertian strategi secara umum.

BAB III : Membahas laporan pelaksanaan penelitian. Pada bab ini

membahas waktu dan tempat penelitian juga dijelaskan diskripsi

pelaksanaan.

BAB IV : Membahas tentang analisis peningkatan hasil belajar

pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam materi dinasti

al-Ayyubiyyah melalui metode Index Card Match pada siswa kelas VIII

MTs YASPIA Ngroto.

BAB V : Penutup yang meliputi kesimpulan, saran-saran dan

terakhir kata penutup.

3. Bagian akhir skripsi yang berisi antara lain daftar kepustakaan sebagai

rujukan penulis membuat kajian pustaka pada penelitian ini, dan

(32)

16

dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan

seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar

merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru

sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh

siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduanya itu

terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari

proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil, bisa juga

melalui kreatifitas seseorang itu sendiri tanpa adanya intervensi

orang lain sebagai pengajar. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh

Fathurrohman dan Sutikno (2007:6) bahwa “Dalam belajar yang

terpenting adalah proses bukan hasil yang diperolehnya. Artinya

belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu

hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar

belajar itu dapat berhasil dengan baik”.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004:22).

(33)

17

membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan

kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan , (3) Sikap dan cita-cita

(Sudjana, 2004:22).

Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan ketrampilan, sikap dan ketrampilan yang diperoleh

siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru

sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam

kehidupan sehari-hari.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor

yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa

(Sudjana, 1989:39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah

faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya

seperti yang dikemukakan oleh Clark menyatakan bahwa hasil

belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa

dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan (Clark, 1981:21). Demikian

juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling

dominan berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2002:39).

Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perolahan dalam

diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku

yang baru berkat pengalaman dan latihan. (Hamalik, 1983:21).

(34)

18

dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan

perubahan-perunbahan dalam pengolahan pemahaman.

Menurut Ernest R. Hilgard yang dikutip Sumardi Suryabrata,

belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja,

yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda

dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. (Sumardi Suryabrata,

1984:252). Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku

pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan

individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih

mampu berinteraksi dengan lingkungannya (Usman & Setiawati,

1993:4). Pendapat hampir serupa juga dikemukakan oleh Sardiman,

menurutnya belajar merupakan perubahan tingkah laku atau

penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan

membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

(Sardiman, 2009:9).

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk

memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,

memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Maka

pengetahuan pada hakikatnya juga tergabung dari sekumpulan

fakta-fakta, a bundle of facts.(Suyono, 2014:9). Belajar adalah proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan.

Perubahan perilaku sebagai hasil belajar itu meliputi faktor

(35)

19

(psikomotorik). (Munir, 2009:245). Belajar adalah suatu bentuk

pertumbuhan atau perolahan diri seseorang yang dinyatakan dalam

cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.

(Hamalik, 1983:21).

Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa

dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa

kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni

lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang

dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang

mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan,

pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai

aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu penggunaan

penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang

terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga Nampak pada

diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.

2. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

a. Pemahaman Tentang Sejarah Kebudayaan Islam

Sejarah adalah pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan

kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau (Darsono &

Ibrahim, 2008:4). Sejarah pada dasarnya tidak hanya sekedar

memberikan romantisme, tapi lebih dari itu merupakan refleksi

(36)

20

semangat untuk membuka lembaran dan mengukir kejayaan

peradaban baru.

Darsono & Ibrahim berpendapat bahwa kebudayaan adalah hasil

kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti

kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat (Darsono & Ibrahim,

2008:3). Dengan demikian Sejarah Kebudayaan Islam adalah

serangkaian peristiwa tentang hasil karya cipta manusia muslim.

Mengenai Sejarah Kebudayaan Islam, para ahli membagi

menjadi beberapa periode, yakni antara lain sebagai berikut:

1) Zaman ideal, yang meletakkan dasar-dasar pertama

Kebudayaan Islam, berjalan selama 40 tahun terdiri dari:

a) Masa Nabi Muhammad saw, semenjak hijrah ke

Madinah samapai wafatnya, selama 10 tahun.

b) Masa Khulafau ar-Rasyidin dari Abu Bakar, Umar bin

Khattab, Ustman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib,

selama 30 tahun.

2) Zaman perkembangan, yaitu masa berkembangya

kebudayaan islam. meliputi tiga benua Asia, Afrika, dan

Eropa. Ini terjadi pada masa Dinasti Umayyah yang berpusat

di Damaskus selama 90 tahun.

3) Zaman keemasan Islam, yaitu zaman kebudayaan Islam

mencapai puncaknya, baik di bidang ekonomi, kekuasaan,

(37)

21

a) Masa Abbasiyah I yang berpusat di Baghdad, berjalan

selama 100 tahun dengan para khalifahnya yang

mempunyai kekuasaan penuh, berpikir maju dan

pecinta ilmu.

b) Masa Abbasiyah II, di mana politik pusat Abbasiyah

berangsur-angsur melemah, tetapi dalam bidang

kebudayaan , terutama dalam bidang ilmu pengetahuan,

ibukota-ibukota provinsi berlomba menyaingi Baghdad

dalam hal kemajuan.

4) Zaman penyerbuan, yaitu zaman ketika umat Islam

mengalami penyerbuan dari segala penjuru.

5) Zaman kemunduran, yang dimulai oleh zaman gemilang

dalam bidang politik di zaman Ustmaniyah, Shafawi, dan

Mughal, diakhiri dengan penjajahan hampir seluruh Dunia

Islam oleh Eropa Barat. (Sunanto, 2003:4)

Perkembangan Kebudayaan Islam memang tidak lepas dari

politik dan kekuasaan. Sebagaimana diketahui bahwa Sejarah

Kebudayaan Islam di Jazirah Arab mulai muncul setelah Nabi

Muhammad saw diangkat menjadi rasul. Sebelum Islam lahir,

masyarakat Arab sudah memiliki kebudayaan. Contohnya adalah

kebudayaan nomaden atau hidup secara berpindah-pindah dari satu

(38)

22

Kebudayaan orang Arab baru mendapat pengakuan dan

memegang peranan sangat penting dalam kebudayaan dunia setelah

Islam lahir. Dari sini dapat dipahami bahwa agama Islam menjadi

faktor utama yang membuat kebudayaan Arab diakui dunia. Dengan

agama Islam, orang-orang Arab berubah menjadi penakluk di

seluruh Jazirah Arab (Darsono & Ibrahim, 2008:3).

b. Objek Sejarah Kebudayaan Islam

Menurut Sunanto, objek/bentuk kebudayaan Islam adalah

soal-soal muamalah. (2003:4). Muamalah adalah hubungan antara

sesama manusia, dan ini selalu berubah sesuai dengan

perkembangan manusia. Dengan demikian kebudayaan Islam

meliputi segala aspek kehidupan manusia. Secara rinci unsur-unsur

yang menjadi bentuk kebudayaan adalah :

1) Sistem Politik

Bentuk kebudayaan dapat dilihat melalui sistem politik

yang berlaku di dalam Kebudayaan Islam, seperti: hukum

Islam sangat menghargai hak-hak asasi manusia, tidak ada

perbedaan status di dalamnya; berkembangnya sistem

khalifah setelah wafatnya Rasullulah saw; pembentukan

lembaga Administrasi dan Kementrian pada masa khalifah

(39)

23

2) Sistem Kemasyarakatan/sosial

Dalam perkembangan Kebudayaan Islam, masyarakat

terbagi ke dalam beberapa kelompok. Di antaranya:

kelompok penguasa, kelompok tokoh agama, kelompok

militer, kelompok cendekiawan, kelompok pekerja dan

budak, serta kelompok petani.

3) Ilmu Pengetahuan

Kebudayaan Islam mencapai puncak kejayaannya pada

masa Dinasti Abbasiyah, terutama di bidang ilmu

pengetahuan. Pada masa ini, banyak karya/buku dari

berbagai disiplin ilmu diterjemahkan dalam bahasa Arab.

Selain itu, pemerintahan Dinasti Umayyah mengirim

beberapa pemuda Islam untuk menuntut ilmu di negara

Barat. Pada masa selanjutnya kota-kota seperti Baghdad dan

Iskandariah menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia.

(Darsono & Ibrahim, 2008:7-9)

c. Tujuan dan Manfaat Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam

Pada dasarnya, mempelajari sejarah kebudayaan dalam hal ini

kebudayaan Islam adalah bertujuan untuk mempelajari berbagai

masalah kehidupan umat Islam yang telah terjadi di masa lalu

(Darsono & Ibrahim, 2008:5). Kebudayaan Islam mencapai puncak

perkembangannya pada suatu masa dan sekaligus mulai memasuki

(40)

24

Islam tidak akan berlangsung selamanya, melainkan juga akan

mengalami kemunduran yang disebabkan oleh berberapa faktor.

Faktor-faktor tersebut menurut, adalah sebagai berikut:

1) Faktor politik

Terpecah belahnya kesatuan umat muslimin

mengakibatkan kelemahan politik. Di saat yang sama,

orang-orang Eropa yang beragama Kristen mulai menguat

kedudukannya hingga akhirnya terjadi perang salib yang

mengakibatkan kekalahan di pihak Islam.

2) Faktor ekonomi

Kemunculan kota-kota dagang di Eropa menimbulkan

persaingan ekonomi antara Islam dan Eropa. Dalam

persaingan ini, bangsa Eropalah yang memenangkan

persaingan ekonomi tersebut. Hal ini diperparah lagi dengan

adanya kemerosotan perekonomian di dalam pemerintahan

Islam itu sendiri yang disebabkan oleh gaya hidup mewah

para anggota kerajaan.

3) Serbuan Orang dari Luar Islam

Serbuan dari luar Islam yang menghancurkan

kebudayaan Islam antara lain datang dari bangsa Mongol

dan lahirnya kekuasaan Turki. Meskipun mereka pada

akhirnya memeluk agama Islam, akan tetapi bangsa Turki

(41)

25

kebudayaan Romawi lebih berpengaruh bagi rakyat Turki

daripada kebudayaan Islam. Suatu pemerintahan yang

sedang berada dalam puncak kejayaan biasanya cenderung

bermewah-mewahan. Saat itulah masa kemundurannya

mulai berjalan. Sebagaimana dijelaskan dalam surah

at-Takaatsur ayat 1-3 berikut ini:

( ُرُثاَكَّتلا ُمُكاَهْلَأ

Artinya; Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,)1) Sampai kamu masuk ke dalam kubur.(2) Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu)(3). (Q.S.at-Takaatsur:1-3)

Adapun manfaat dengan mempelajari sejarah tentang

maju mundurnya suatu kebudayaan Islam, yakni

memberikan pelajaran kepada umat Islam bahwa kebaikan

dan kejahatan merupakan bagian dari kehidupan. Kebaikan

membawa ke arah kemajuan kebudayaan Islam, sedangkan

kejahatan membawa ke arah kemunduran kebudayaan Islam.

Darsono & Ibrahim (2008:5-6). Dengan demikian,

mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam dapat memberikan

semangat baru bagi umat Islam untuk menata kehidupan

(42)

26

3. Dinasti Al Ayyubiyah

a. Berdirinya Dinasti Ayyubiyah

Bani Ayyubiyah merupakan keturunan Ayyub suku Kurdi.

Pendiri dinasti ini adalah Salahuddin Yusuf al-Ayyubi putra dari

Najamuddin bin Ayyub. Pada masa Nuruddin Zanki (Gubernur

Suriah dari bani Abbasiyah), Salahuddin diangkat sebagai kepala

garnisum di Balbek.

Kehidupan Salahuddin Yusuf al-Ayyubi penuh dengan

perjuangan dan peperangan. Semua itu dilakukan dalam rangka

menunaikan tugas negara untuk memadamkan sebuah

pemberontakan dan juga dalam menghadapi tentara salib (Lapidus,

1999:118).

Perang yang dilakukannya dalam rangka untuk mempertahankan

dan membela agama. Selain itu Salahuddin Yusuf al-Ayyubi juga

seorang yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap umat agama

lain, hal ini terbukti:

1) Ketika beliau menguasai Iskandariyah ia tetap mengunjungi

orang-orang Kristen

2) Ketika perdamaian tercapai dengan tentara salib, ia

mengijinkan orang-orang kristen berziarah ke Baitul Makdis.

(Lapidus dkk, 1999:221)

Keberhasilan beliau sebagai tentara mulai terlihat ketika ia

(43)

27

dari Nuruddin Zanki untuk membantu Bani Fatimiyah di Mesir yang

perdana menterinya diserang oleh Dirgam. Salahuddin Yusuf

al-Ayyubi berhasil mengalahkan Dirgam, sehingga beliau dan

pamannya mendapat hadiah dari Perdana Menteri berupa sepertiga

pajak tanah Mesir, akhirnya Perdana Menteri Syawar berhasil

menduduki kembali jabatannya pada tahun 1164 M. (Mukti,

2008:98).

Tiga tahun kemudian, Salahuddin Yusuf al-Ayyubi kembali

menyertai pamannya ke Mesir. Hal ini dilakukan karena Perdana

Menteri Syawar bersekutu/ bekerjasama dengan Amauri yaitu

seorang panglima perang tentara salib yang dulu pernah membantu

Dirgam. (Mukti, 2008:112). Maka terjadilah peperangan yang

sangat sengit antara pasukan Salahuddin dan pasukan Syawar yang

dibantu oleh Amauri. Dalam peperangan tersebut pasukan

Salahuddin berhasil menduduki Iskandariyah, tetapi ia dikepung

dari darat dan laut oleh tentara salib yang dipimpin oleh Amauri.

Akhirnya peperangan ini berakhir dengan perjanjian damai pada

bulah Agustus 1167 M, yang isinya adalah sebagai berikut:

1) Pertukaran tawanan perang

2) Salahuddin Yusuf al-Ayyubi harus kembali ke Suriah

3) Amauri harus kembali ke Yerusalem

(44)

28

Sebagai mana dijelaskan dalam Textbook Sejarah dan

Kebudayaan Islam, Pada tahun 1169 tentara salib yang dipimpin

oleh Amauri melanggar perjanjian damai yang disepakati dahulu

yaitu Dia menyerang Mesir dan bermaksud untuk menguasainya.

(1981:183). Hal itu tentu saja sangat membahayakan keadaan umat

Islam di Mesir, karena:

1) Mereka banyak membunuh rakyat di Mesir

2) Mereka berusaha menurunkan Khalifah al-Adid dari

jabatannya

Khalifah al-Addid mengangkat Asaduddin Syirkuh sebagai

Perdana Menteri Mesir pada tahun 1169 M. ini merupakan pertama

kalinya keluarga al-Ayyubi menjadi Perdana Menteri, tetapi sayang

beliau menjadi Perdana Menteri hanya dua bulan karena meninggal

dunia. Khalifal Adid akhirnya mengangkat Salahuddin Yusuf

al-Ayyubi menjadi Perdana Menteri menggantikan pamannya

Asaduddin Syirkuh dalam usia 32 tahun. Sebagai Perdana Menteri

beliau mendapati gelah al-Malik an-Nasir artinya penguasa yang

bijaksana sejalan dengan yang digambarkan Bosworth, (1980:199) .

Setelah Khalifah al-Adid (Khalifah Dinasti Fatimah) yang

terakhir wafat pada tahun 1171 M, Salahuddin Yusuf al-Ayyubi

berkuasa penuh untuk menjalankan peran keagamaan dan politik.

Maka sejak saat itulah Dinasti Ayyubiyah mulai berkuasa hingga

(45)

29 b. Penguasa Dinasti Ayyubiyah

Bosworth menjelakan selama lebih kurang 75 tahun dinasti

Al-Ayyubiyah berkuasa, terdapat 9 orang penguasa yakni sebagai

berikut :

1) Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi (1171-1193 M)

2) Malik Al-Aziz Imaduddin (1193-1198 M)

3) Malik Al-Mansur Nasiruddin (1198-1200 M)

4) Malik Al-Adil Saifuddin, pemerintahan I (1200-1218 M)

5) Malik Al-Kamil Muhammad (1218-1238 M)

6) Malik Al-Adil Sifuddin, pemerintahan II (1238-1240 M)

7) Malik As-Saleh Najmuddin (1240-1249 M)

8) Malik Al-Mu’azzam Turansyah (1249-1250 M)

9) Malik Al-Asyraf Muzaffaruddin (1250-1252 M). (1980:143)

Dalam uraian berikut akan dibahas mengenai

penguasa-penguasa yang menonjol, yaitu:

1) Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi (1171-1193 M)

2) Malik Al-Adil Saifuddin, pemerintahan I (1200-1218 M)

3) Malik Al-Kamil Muhammad (1218-1238 M)

Penguasa tersebut masing-masing memiliki kisah sejarah

panjang dalam meletakkan kekuasaan dan membangun perubahan

(46)

30

1) Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi (1171-1193 M)

Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi tidak hanya dikenal

sebagai seorang panglima perang yang gagah berani dan

ditakuti, akan tetapi lebih dari itu, beliau adalah seorang

yang sangat memperhatikan kemajuan pendidikan. Salah

satu karya monumental yang disumbangkannya selama

beliau menjabat sebagai sultan adalah bangunan sebuah

benteng pertahanan yang diberi nama Qal’atul Jabal yang

dibangun di Kairo pada tahun 1183 M. (Boswort, 1980:156)

Selain itu beliau juga merupakan salah seorang Sultan

dari dinasti Ayyubiyah yang memiliki kemampuan

memimpin. Hal ini diketahui dari cara Salahuddin Yusuf

Al-Ayyubi dalam mengangkat para pembantunya (Wazir) yang

terdiri dari orang-orang cerdas dan terdidik. Mereka antara

lain seperti Al-Qadhi Al-Fadhil dan Al-Katib Al-Isfahani.

Sementara itu sekretaris pribadinya bernama Bahruddin bin

Syadad, yang kemudian dikenal sebagai penulis Biografinya.

Mubarok menerangkan Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi

tidak membuat suatu kekuasaan yang terpusat di Mesir.

Beliau justru membagi wilayak kekuasaannya kepada

saudara-saudara dan keturunannya. (Mubarok, 2004:102).

Hal ini mengakibatkan munculnya beberapa cabang dinasti

(47)

31

a) Kesultanan Ayyubiyah di Mesir

b) Kesultanan Ayyubiyah di Damaskus

c) Keamiran Ayyubiyah di Aleppo

d) Kesultanan Ayyubiyah di Hamah

e) Kesultanan Ayyubiyah di Homs

f) Kesultanan Ayyubiyah di Mayyafaiqin

g) Kesultanan Ayyubiyah di Sinjar

h) Kesultanan Ayyubiyah di Hisn Kayfa

i) Kesultanan Ayyubiyah di Yaman

j) Keamiran Ayyubiyah di Kerak

Salahuddin Yusuf al-Ayyubi dianggap sebagai

pembaharu di Mesir karena dapat mengembalikan mazhab

sunni. Melihat keberhasilannya itu Khlaifah al-Mustadi dari

Bani Abbasiyah memberi gelar kepadanya al-Mu’izz li

Amiiril mu’miniin (penguasa yang mulia). Khalifah al

-Mustadi juga memberikan Mesir, an-Naubah, Yaman,

Tripoli, Suriah dan Maghrib sebagai wilayah kekuasaan

Salahuddin Yusuf al-Ayyubi pada tahun 1175 M. sejak saat

itulah Salahuddin dianggap sebagai Sultanul Islam Wal

Muslimiin (Pemimpin umat ilam dan kaum muslimin).

Mubarok menjelaskan Di antara orang-orang yang iri

dan melakukan pemberontakan terhadap Salahuddi Yusuf

(48)

32

a) Pemberontakan yang dilakukan Nuruddin Zanki, ia

memberontak karena kebesaran namanya tersaingi oleh

Salahuddin Yusuf al-Ayyubi

b) Pemberontakan yang dilakukan Hijab (Kepala rumah

tangga Khalifah al-Adid), ia memberontak karena

merasa hak-haknya banyak dikurangi.

c) Pemberontakan yang dilakukan oleh kaum Asassin

yang dipimpin oleh Syakh Sinan karena merasa

tersaingi.

d) Pemberontakan yang dilakukan Zanki, kelompok ini

merupakan permbela Al-Malik as-Salih yang

bersekongkol dengan al-Gazi (penguasa Mosul dan

paman Malik as-Salih Ismail) yang beusaha

menjatuhkan Salahuddin Yusuf al-Ayyubi karena

merasa tersaingi. (Mubarok, 2004:182)

Sejalan dengan gambaran dalam buku Sayyid Al-Wakil,

Perang melawan tentara salib yang pertama adalah melawan

Amalric 1, taja Yerusalem, yang kedua melawan Baldwin IV

(putra Amalric 1), yang ketiga melawan Raynald de

Chatillon (penguasa benteng Karak di sebelah tidur laut

mati), yang keempat melawan Raja Baldwin V sehingga

kota-kota seperti Teberias, Nasirah, Samaria, Suweida,

(49)

33

Maqdis berhasil dikuasai oleh Salahuddin Yusuf al-Ayyubi.

(Sayyid, 1998:321)

Selanjutnya Sayyid menerangkan Selain Clement III,

para penguasa Eropa yang membantu dalam perang

melawan Salahuddin Yusuf al-Ayyubi adalah:

a) Philip II, Raja Prancis

b) Rivhard I, The Lion Heart (Hati Singa), Raja Inggris

c) William, raja Sisilia

d) Frederick Barbafossa, Kaisar Jerman. (Sayyid,

1998:314)

Setelah perang melawan tentara salib selesai, Salahuddin

Yusuf al-Ayyubi memindahkan pusat pemerintahannya dari

Mesir ke Damaskus, dan dia meninggal di sana pada tahun

1193 M dalam usia 57 tahun.

2) Malik Al-Adil Saifuddin, pemerintahan I (1200-1218 M)

Dalam karangan Muhammad Syahyim, Malik Al-Adil

Saifuddin sering dipanggil Al-Adil nama lengkapnya adalah

al-Malik al-Adil saifuddin Abu Bakar bin Ayyub. Dari nama

Sifuddin inilah tentara salib memberi julukan Saphadin.

Beliau putra Najmuddin Ayyub yang merupakan saudara

muda Salahuddin Yusuf al-Ayyubi. (Syahyim, 2003:186)

Setelah kematian Salahuddin, Ia menghadapi

(50)

34

siapa yang berhak menjadi penguasa ketika terjadi

perselisihan diantara anak-anak Salahuddin Yusuf al-Ayyubi

yaitu Aziz dan Afdal. Setelah kematian Aziz.

al-Afdal berusaha meduduki jabatan Sultan, akan tetapi al-Adil

beranggapan al-Afdal tidak pantas menjadi Sulatan.

Akhirnya terjadilah peperangan antara keduanya, al-Adil

nberhasil mengalahkan al-Afdal dan beliau menjadi Sultan

di Damaskus Al-Adil merupakan seorang pemimpin

pemerintahan danpengatur strategi yang berbakat dan

efektif.

3) Malik Al-Kamil Muhammad (1218-1238 M)

Nama lengkap al-Kamil adalah al-Malik al-Kamil

Nasruddin Abu al-Maali Muhammad. Selain dipuja karena

mengalahkan dua kali pasukan salib ia juga dicaci maki karena

menyerahkan kembali kota Yerusalem kepada orang Kristen.

(Syahyim, 2003:114)

Al-Kamil adalah putra dari Adil. Pada tahun 1218

al-Kamil memimpin pertahanan menghdapi pasukan salib yang

mengepung kota Dimyat (Damietta) dan kemudian menjadi

Sulatan sepeninggal ayahnya. Pada tahun 1219, Ia hampir

kehilangan takhtanya karena konserpasi kaum kristen koptik.

Al-Kamil kemudian pergi ke Yaman untuk menghindari

(51)

35

oleh saudaranya bernama al-Mu’azzam yang menjabat sebagai

gubernur Suriah. (Syahyim, 2003:121)

Pada bulan Februari tahun 1229 M, al-Kamil menyepakati

perdamaian selama 10 tahun denga Federick II, yang berisi

antara lain:

a) Ia mngembalikan Yerusalem dan kota-kota suci lainnya

kepada pasukan Sali

b) Kaum muslimin dan yahudi dilarang memalsuki kota itu

kecuali disekitar Masjidil Aqsa dan Majid Umar.

Al-Kamil meninggal dunia pada tahun 1238 M.

Kedudukannya sebagai Sultan digantikan oleh Salih al-Ayyubi.

(Yatim, 2003:79).

4. Metode Pembelajaran Index Card Match

a. Pengertian Metode Index Card Match

Dalam interaksi belajar–mengajar, metode mengajar dipandang

sebagai salah satu faktor yang penting untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai (Soetomo, 1993:144). Semakin

baik dan tepat metode yang digunakan, maka semakin berhasil

pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Ada

beberapa metode/strategi pembelajaran yang dapat dipakai oleh guru

dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Salah

(52)

36

Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu

tujuan tertentu. Adapun yang dimaksud dengan metode index card

match dalam terjemahan buku active learning adalah suatu cara pembelajaran yang dilakukan dengan cara mencocokkan kartu

indeks (Silberman, 2004:269). Melalui metode/strategi ini materi

yang telah disampaikan, dapat ditinjau ulang kembali dengan cara

yang menyenangkan. Menurut Zaini, dkk., materi barupun tetap bisa

diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, siswa diberi tugas

mempelajari topik yang akan diajrkan terlebih dahulu, sehingga

ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan

(Zaini, dkk, 2007:69).

Metode index card match dapat dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1) Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah siswa yang ada

di dalam kelas,

2) Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian

sama,

3) Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan

sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah

disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan,

4) Pada separoh kertas yang lain, tulis jawaban dari

(53)

37

5) Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal

dan jawaban,

6) Beri setiap siswa satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah

aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separoh siswa akan

mendapatkan soal dan separoh yang lain akan mendapatkan

jawaban,

7) Minta siswa untuk menemukan pasangan mereka. jika ada

yang sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk

duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak

memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman

yang lain,

8) Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk

berdekatan, minta setiap pasangan secara bergantian untuk

membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada

teman-teman yang lain. selanjutnya soal tersebut dijawab

oleh pasangan-pasangan yang lain,

9) Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan

kesimpulan. (Zaini, dkk., 2007:69-90)

b. Kelebihan dan kekurangan Metode Index Card Math

Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-

masing. Begitu juga dengan metode index card match. Selain memiliki kelebihan, metode ini juga memiliki kelemahan. Di antara

(54)

38 1) Kelebihan

a) Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.

b) Siswa dapat belajar secara menyenangkan.

c) Siswa lebih termotivasi dalam belajar.

d) Materi pelajaran yang telah disampaikan akan lebih

merekat dalam pikiran siswa.

e) Meningkatkan kerjasama siswa dalam belajar.

f) Siswa dapat belajar sambil bermain.

g) Materi pelajaran dapat dengan mudah dikuasai siswa

tanpa harus dihafal.

2) Kelemahan

a) Butuh waktu lama bila diterapkan dalam kelas yang

jumlah muridnya banyak.

b) Suasana kelas dapat menjadi ramai.

c) Membutuhkan persiapan yang matang untuk membuat

soal dan jawaban dalam potongan-potongan kertas.

d) Sulit diterapkan dalam kelas yang jumlah muridnya

ganjil.

Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa metode index card

match adalah metode pembelajaran yang menyenangkan untuk kegiatan belajar mengajar, yang bertujuan untuk melatih peserta

didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap

(55)

39

cukup lama sehingga butuh kematangan untuk membuat media yang

berupa potongan-potongan kertas untuk soal dan jawaban.

I. Kajian Pustaka

1. Penelitian Yang Relevan

Pembelajaran yang aktif selalu menjadi pembelajaran yang

sangat menarik bagi siswa. Alhasil, target atau capaian dari proses

pembelajaran menjadi mudah dipenuhi atau dicapai. Adapun hasil

penelitian lain yang menjadi acuan penulis anatara lain:

Skripsi Slamet Fachruri (2014), mahasiwa jurusan PAI Fakultas

Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga dengan judul “Penerapan Strategi

Metode Index Card Match Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IV SD Negri

Wonosido Peturuh Purwokerto Tahun Pelajaran 2012/2013”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Skripsi ini

membahas tentang strategi Index Card Match yang bertujuan untuk meningkat proses pembelajaran yang menyenangkan, membuat siswa

aktif dan dapat bekerja sama dalam proses pembelajaran untuk

mendapatkan hasil yang positif dari proses pembelajaran akhlak pada

siswa kelas IV, serta faktor-faktor yang mempengaruhi dalam

penerapan strategi Index Card Match.

Skripsi Yuni Umaryati (2009), mahasiswa jurusan Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negri Semarang dengan judul

(56)

40

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang”. Penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperbaiki praksis

pendidikan. Metode yang digunakan salah satunya adalah model

pembelajaran aktif yaitu model index card match (mencari pasangan). Model pembelajaran ini melibatkan lebih banyak siswa dalam

menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek

pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut di mana siswa yang

lebih aktif dari pada gurunya.

Skripsi Anggita Nungky Pratiwi (2007), mahasiswa jurusan PAI

Fakultas Tarbiyah IAIN Sukarta dengan judul “Pengaruh Strategi Index Card Match terhadap Motivasi Belajar Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas VIII SMP Sultan Agung I

Tirtomoyo Tahun Ajaran 2011/2012”. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif eksperimen. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)

Untuk mengetahui motivasi belajar siswa sebelum menggunakan

strategi Index Card Match pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam Siswa Kelas VIII SMP Sultan Agung I Tirtomoyo Tahun Ajaran

2011/2012, (2) Untuk mengetahui motivasi belajar siswa setelah

menggunakan strategi index card match pada mata pelajaran

Pendidikan Agama (3) Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan

motivasi belajar sebelum dan setelah menggunakan strategi Index Card

(57)

41

Ketiga penelitian di atas mempunyai persamaan dengan skripsi

ini yaitu sama-sama menggunakan metode Index Card Match.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dengan siklus berulang, di mana setiap

siklus memiliki empat kegiatan yaitu, perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), refleksi (reflection).

Perbedaan ketiga skripsi di atas dengan skripsi yang diangkat

yaitu dalam tujuan penelitian, di mana pada ketiga skripsi di atas

metode Index Card Match hanya digunakan untuk menambah motivasi

siswa dalam pembelajaran dan juga menambah minat belajar siswa.

Sedangkan pada penelitian ini penulis menekankan penggunakan Index Card Match sebagai metode untuk menambah motivasi siswa,

(58)

42

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

J. Gambaran Umum MTs YASPIA Ngroto

1. Identitas Madrasah

Nama Sekolah : MTs YASPIA Ngroto

Alamat : Jl. Kauman No. 2B Ngroto Gubug Grobogan

Kecamatan : Gubug

Kabupaten : Grobogan

Propinsi : Jawa Tengah

Kode Pos : 58164

Telepon : (0292) 5135577

Email : mts.yaspia@gmail.com

Nama Yayasan : YASPIA

NSS : 121233150067

Jenjang Akreditasi : TERAKREDITASI A

Status Madrasah : Swasta

Tahun Beroperasi : 1985

Status Tanah : a. Luas Tanah : 3.600 M2

b. Luas Bangunan : 192 M2

(Hasil dokumentasi pada tanggal 28 Februari 2017, di MTs YASPIA

(59)

43

2. Data Fisik (Sarana-Prasarana)

Madrasah Tsanawiyah YASPIA Ngroto memiliki beberapa fasilitas

sarana prasarana di antaranya adalah :

a. Tanah dan gedung dengan ukuran luas tanah 3.600 M2 dan luas

bangunan 192 M2

b. Lokasi strategis dengan akses yang mudah dijangkau masyarakat

c. Ruang kelas yang kondusif untuk kegiatan belajar mengajar (KBM)

d. Ruang perpustakaan yang memadai

e. Laboratorium bahasa, komputer dan IPA yang representatif

f. Mushola yang cukup luas (Hasil dokumentasi pada tanggal 28

Februari 2017, di MTs YASPIA Ngroto)

Tabel.3.1 Data Ruang MTs YASPIA Ngroto

(60)

44

2,5 4 10

10. Ruang BK 2,5 8 20

11. Gudang 1 2,5 8 20

12. Kelas 9A 8 9 72

13. UKS 4 4 16

14. Mushola 15 8 120

15. Toilet depan 4 2 8

16. Tempat Upacara 15 10 150

17. Tempat Olahraga 25 20 500

18. Ruang Sirkulisasi 1 2 13 26

Ruang Sirkulisasi 2 2 8 16

Ruang Sirkulisasi 3 2 8 16

Ruang Sirkulisasi 4 5 2 10

LUAS TOTAL 1284

(Hasil dokumentasi pada tanggal 28 Februari 2017, di MTs YASPIA

(61)

45

3. Data Siswa dan Guru

Tabel 3.2 Jumlah Siswa Tahun 2016/2017

KELAS Jumlah Siswa

VII 141

VIII 177

IX 156

Jumlah 474

(Hasil dokumentasi pada tanggal 28 Februari 2017, di MTs YASPIA

Ngroto)

Tabel 3.3 Data Guru MTs YASPIA Ngroto

No. Nama Gelar Akademik

1. Mamiek Durroh N -

2. Shodiq S.Pd

3. Hanif Asro S.Ag

4. Muhammad Ainun Najib S.Pd.I

5. Wiyono S.Pd

6. Rahmatul Bari S.Pd

7. Musafakhah S.Pd

8. Nurul Aini S.Pd

9. Musafak S.Pd

(62)

46

11. Khoirun Nukman S.Pd.I

12. Nur Haini Anggraini S.Pd.I

13. Umiyatun S.Pd

14. Nurul Khulwiyah S.Pd

15. Muh Hani S.Pd

16. Qosim Muhajir -

17. Yudo Sulistyo S.Pd

18. Sunardi S.Pd

19. Muhamad Fajrul Hasan -

20. Suprihadi S.Pd.I

21. Ghufron -

22. Ahmad Yusril -

23. Miftahul Huda -

24. Muslih S.Pd.I

25. Hidayah S.Pd

26. Misbah -

27. Jupri AF -

28. Sugeng S.Pd

29. Munsyakiroh S.Pd

(Hasil dokumentasi pada tanggal 28 Februari 2017, di MTs YASPIA

(63)

47

4. Visi dan Misi

Visi : Terwujudnya Generasi Islam Yang Maju Berilmu dan Mulia

Bertaqwa

Misi :

a. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian

prestasi akademik dan non akademik.

b. Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mencintai dan

membangun bangsa, agama dan negaranya.

c. Mewujudkan pembentukan karakter Islami yang mampu

mengaktualisasikan dan membiasakan diri dalam masyarakat

dengan bertutur-sapa yang santun dan berperilaku terpuji-mulia.

d. Menanamkan dalam sanubari peserta didik nilai-nilai kepatuhan dan

ketaqwaan terhadap Allah SWT. (Hasil dokumentasi pada tanggal

28 Februari 2017, di MTs YASPIA Ngroto)

K. Lokasi dan Waktu penelitian

1. Lokasi Penelitian

Tempat Penelitian : MTs YASPIA Ngroto

Alamat Penelitian : Jl. Kauman No. 2B RT 03 RW 04, Desa Ngroto,

Kec. Gubug, Kab. Grobogan, Telepon (0292)

5135577.

(64)

48

Materi Pokok : Memahami kebudayaan Islam pada masa

Dinasti Al Ayyubiyyah

Kelas/ Semester : VIII B/II

2. Jadwal Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan pada bulan

Mei 2017, di kelas VIII B MTs YASPIA Ngroto kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan. (Hasil Observasi pada tanggal 10 April 2017, di

MTs YASPIA Ngroto)

L. Deskripsi Per Siklus

1. Deskripsi Pra Siklus

Mata pelajaran SKI merupakan salah satu mata pelajaran yang ada

dalam kurikulum Madrasah. Melalui pelajaran SKI, siswa diajarkan

tentang hal-hal yang berkaitan dengan sejarah perkembangan

kebudayaan Islam. Hal ini sangat besar manfaatnya bagi para siswa.

Selain menambah wawasan mereka tentang Islam, juga dapat

menumbuhkan semangat siswa sebagai generasi muda Islam untuk terus

berprestasi demi masa depan yang lebih baik.

Namun dalam praktiknya, pelajaran SKI kurang diminati oleh

sebagian besar siswa. Khususnya di kelas VIII B MTs YASPIA Ngroto

ini, kurang mendapatkan tempat di hati para siswa. Ketika

proses pembelajaran SKI berlangsung, sebagian besar siswa kurang

(65)

49

Salah satu penyebabnya adalah metode yang digunakan guru

kurang bervariatif. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah

dalam menyampaikan materi SKI. Penempatan jam mata pelajaran SKI

juga menyebabkan menurunnya semangat siswa untuk mengikuti

pembelajaran SKI.

Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang dapat

menarik minat belajar siswa di tengah-tengah rendahnya semangat

belajar mereka pada jam terakhir. Maka, peneliti dalam hal ini akan

mencoba menerapkan metode index card match. Melalui metode ini

materi SKI dapat diajarkan dengan cara yang menyenangkan. Sehingga

siswa tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran SKI.

Untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum dilaksanakannya

siklus, peneliti berpedoman pada nilai hasil pre test. Diperoleh data

bahwa sebanyak 24 siswa mendapat nilai di bawah standar nilai KKM

75.

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1

Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 9 Mei 2017 pada

pukul 10.50-12.10 sesuai jadwal pelajaran kelas VIII B MTs YASPIA

Ngroto, Kec. Gubug, Kab. Grobogan. Tiap pembelajaran siklus terdiri

dari 4 tahap yang terdiri planning (perencanaan), acting (pelaksanaan),

observasing and evaluating (pengamatan dan evaluasi), dan reflecting

Gambar

Tabel 3.2 Jumlah Siswa Tahun 2016/2017
Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Bertanya Siswa
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

- Memberikan tanggapan/ respon terhadap penjelasan guru tentang tokoh- tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan/ peradaban Islam pada masa Dinasti

Skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Pada Jurusan Agama di MAN 2 Martapura”, ditulis oleh Riyadhul Jannah, telah diujikan

Penerapan Metode Make a Match dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pokok bahasan masa kanak-kanak nabi Muhammad Saw .... Penelitian

Skripsi dengan judul “ Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas VIII Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di MTsN Karangrejo Tahun Ajaran

Terhadap Prestasi Belajar Mapel Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Siswa Kelas VIII MTs Negeri Mlinjon Klaten Tahun Ajaran 2017/2018 , Skripsi: Program Studi Pendidikan Agama Islam,

Berdasarkan hasil analisa data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penanaman nilai-nilai pendidikan akidah melalui mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Di Mts

Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi Perkembangan Kebudayaan/Peradaban Islam pada masa Dinasti Abbasiyah di Kelas VIII B MTs

Hasil penelitian Pengembangan model pembelajaran flipped classroom untuk meningkatkan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada mata pelajaran Sejarah