• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMIRA SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI MAHASISWA (Studi Pada Fakultas Dakwah IAIN Salatiga) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMIRA SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI MAHASISWA (Studi Pada Fakultas Dakwah IAIN Salatiga) - Test Repository"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEMIRA SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI

MAHASISWA

(Studi Pada Fakultas Dakwah IAIN Salatiga)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat guna Memenuhi Gelar Sarjana Sosial (S. Sos.)

Oleh

INTAN NUR VADZILA 117-14-021

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

iii

(4)

iv

(5)
(6)

vi MOTTO

Hidup ini seperti sepeda, agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak -Albert Einstein

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Sebuah karya ini penulis persembahkan kepada :

1. Kedua orang tua, Bapak H. Dimyati, Ibu Aminatun tercinta yang selalu medoakan disetiap sujudnya,membimbing, merawat, membesarkan dan mendidik dengan penuh kasih sayang dari sejak kecil sampai sekarang. Semoga Allah SWT selalu melindungi beliau dimana pun dan kapanpun dengan dilengkapi kesehatan, umur panjang dan rezeki yang barokah dan bermanfaat untuk beliau.

2. Untuk calon suamiku tercinta, Prada Ipung Asrofi yang senantiasa mensuport, mendapingi, dan selalu memberikan motivasi serta do’a semoga selalu berada dalam lidungan-Nya dalam bertugas mengemban amanah Negara.

3. Kakak-kakak ku Badarodin sekeluarga, Heniyatul Kiptiyah sekeluarga, Ani Susilo sekeluarga, Indah Purwitasari sekeluarga, keponakanku Aida Nur Azizah beserta suami yang selalu mendampingi dan menasehati di kelancaran dalam penyelesaian skripsi ini

6. Teman-teman KPI angkatan 2014 yang sama-sama sedang berjuang meraih toga symbol keberhasilan untuk lanjut ke impian masa depan. 7. Teman-teman KKN angkatan 2014 yang telah mendoakan dan

menyemangati.

8. Sahabat karib saya Muctar Salim yang selalu ada di setiap saat sejak 6 tahun yang lalu.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

مىحرلا نمح رلا الله مسب

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt yang selalu meberikan rahmat, taufiq, dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan target yang di inginkan. Sholawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya menuju jalan kebaikan dan kebenaran.

Penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari semua pihak yang telah memberikan dukungan moril ataupun meteril. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. Mukti Ali, M. Hum, selaku dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.

3. Ibu Dra. Maryatin, M. Pd, selaku ketua jurusan Komunikas dan Penyiaran Islam serta dosen pembimbing akademik.

4. Bapak Rasimin. S.Pd. I.,M.Pd selaku pembimbing skripsi.

5. Seluruh bapak dan ibu Dosen beserta jajaran karyawan yang telah bersedia memberikan ilmu, membimbing, terus memotivasi dan membantu menyelesaikan segala urusan administrasi.

6. Seluruh tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk menilai hasil skripsi penulis dalam rangka menyelesaikan studi pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

7. Seluruh Mahasiswa Fakultas Dakwah yang telah membantu dan mau berpartisipasi dalam penyelesaian skripsi ini.

(9)

ix

dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan para pembaca umunya. Amin ya

robbal ‘alamin.

Salatiga, 27 Maret 2018 Penulis

Intan Nur Vadzila

(10)

x ABSTRAK

Vadzila, Intan Nur 2018. Pemira sebagai media komunikasi mahasiswa. Skripsi. Fakultas Dakwah. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Rasimin, S.Pd. I.,M. Pd

Kata Kunci: Pemira, Media Komunikasi, Mahasiswa Fakultas Dakwah Komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang terpenting untuk semua manusia dalam berinteraksi di lingkungan manapun yang dikehendaki. Seseorang yang tidak mampu berkomunikasi dengan sesama maka dapat dipastikan dia bukan makhluk sosial yang baik. Karena ia tidak sempat menata dirinya sendiri dalam lingkunganya. Komunikasi menjadikan jalan dan panduan untuk menafsirkan segala sesuatu yang terjadi diberbagai situasi apapun yang dihadapinya. Karena pada dasarnya komunikasi dapat memenuhi kebutuhan emosional dan intelektual kita.

Institut Agama Islam Negeri Salatiga merupakan salah satu Institut yang menjujung tinggi adanya demokrasi sebagai wadah berkomunikasi mahasiswa. Seperti halnya Fakultas dakwah yang berada di IAIN Salatiga, merupakan salah satu fakultas yang menerapkan sistem demokrasi dalam pemilihan umum raya yang disingkat (Pemira) yang di selenggarakan oleh IAIN Salatiga. Perlu disadari bahwasanya pemira merupakan salah satu alat dari media komunikasi yang dibutuhkan oleh para mahasiswa untuk belajar birokrasi kampus, termasuk mahasiswadi Fakultas Dakwah IAIN Salatiga. Komunikasi yang baik dan lugas perlu di bangun di tingkatan mahasiswa sebagai seorang pelajar sebagai penerus generasi bangsa.

Penelitian ini menggunakan strategi deskriptif kualitatif pendekatan fenomenologis, jenis penelitian expost facto dengan teori Model Lasswell dengan mencari info. Pengumpulan data dengan observasi dan wawancara yang dilakukan di dalam Fakultas Dakwah IAIN Salatiga setelah itu dilakukan analisis data dan akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan.

Hubungan penelitian ini dengan teori Model Lassweel adalah penemuan informasi mengenai komunikasi yang lebih ditujukan kepada siapa, apa yang disampaikan dalam berkomunikasi, melalui media yang mana, siapa dan pengaruhnya bagaimana dari semua kegiatan pemira tersebut yang bisa digunakan sebagai tempat interaksi sosial para mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.

(11)

xi

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN ... v

MOTTO... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xii

DAFTAR ISI ... ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Penegasan Istilah ... 6

F. Penelitian yang Relevan ... 8

G. Sistematika penulisan ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pemilu Raya ... 13

1. Pengertian Pemira ... 13

2. Pelaksanaan Pemira………. 14

3. Hak Pilih dalam Pemira ………...…………. 16

(13)

xiii

B.Media Komunikasi……….. ... .. 18

1. Pengertian Media Komunikasi……… 18

2. Fungsi Media Komunikasi……….. 20

3. Jenis-Jenis Media Komunikasi……… 20

4. Bentuk-Bentuk Media Komunikasi... .. 21

C.Pemira sebagai Media Komunikasi……….. . .. 22

D.Kerangka Berfikir…... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………... 25

B. Kehadiran Penelitian……… 27

C. Lokasi penelitian……….. 28

D. Sumber Data……… 28

E. Prosedur pengumpulan data………...29

F. Pengecekan Keabsahan Data………... 35

G. Tahap-Tahap Penelitian……… 35

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian ... 38

1. Gambaran Umum Fakultas Dakwah……….…... .. 38

2. Pelaksanaan Pemira Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga……… 42

B. Pembahasan……….. 48

1. Analisis Jenis-Jenis Media Komunikasi Mahasiswa dalam Pemira Fakultas Dakwah IAIN Salatiga……… 48

(14)

xiv BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 58 B. Saran... 59

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan ciptaan Allah SWT yang di lengkapi akal yang jauh lebih sempurna dari Makhluk lainya. Pada dasarnya manusia dilahirkan seorang diri yang kemudian tumbuh di suatu tempat yang bernama lingkungan hidup. Di dalam lingkungan hidup tentunya terdapat kelompok atau masyarakat. Pada hakekatnya manusia tidak dapat berdiri sendiri atau hidup tanpa bantuan dari orang lain, karena manusia mempunyai naluri untuk bersama dan berinteraksi dengan sesama. Adanya interaksi maka tumbuhlah masyarakat sosial. Dengan begitu, maka manusia merupakan suatu bagian dari organisasi sosial. Hampir semua kehidupan manusia dilakukan dengan orang lain. Karena kesadaran dari manusia itu sendiri untuk saling bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan primer dan sekunder.

(16)

2

Allah SWT telah menganugerahkan dan mengajari kita untuk saling berkomunikasi dengan menggunakan akal pikiran dan kemampuan dalam berbahasa. Menurut Judy C Pearson dan Paul E. Nelson mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup diri-sendiri yang meliputi: keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat. (Mulyana, 2013:15).

Seseorang yang tidak mampu berkomunikasi dengan sesama maka dapat dipastikan dia bukan makhluk sosial yang baik. Karena ia tidak sempat menata dirinya sendiri dalam lingkunganya. Komunikasi menjadikan sebagai jalan dan panduan untuk menafsirkan segala sesuatu yang terjadi diberbagai situasi apapun yang dihadapinya. Komunikasi juga yang memungkinkan manusia untuk belajar mengamati dan mengatasi problematika masalahnya agar menemui jalan keluar. Tanpa komunikasi maka manusia tidak bisa belajar dengan baik seperti halnya pengetahuan dan pergaulan di suatu lingkungan. Dan pada dasarnya komunikasi dalam konteks apa pun adalah suatu bentuk adaptasi terhadap lingkungan.

(17)

3

berbagai macam karakteristik alam Indonesia, tentu budaya juga berbeda-beda, baik itu masyarakat kota, desa, dan pesisir mempunyai karakteristik dan kebudayaan yang berbeda pula. (Fajrie, 54: 2017)

Dengan adanya berbagai masyarakat tentunya mereka memiliki jenis kelompok yang berbeda sesuai dengan keinginanya. Misalnya, seseorang yang hidup dilingkungan seniman maka sudah dapat dipastikan bagaimana tingkah lakunya, ia akan lebih suka sesuatu yang unik dan berimajinatif sesuai jiwa seninya. Dan kita juga dapat memperkirakan bagaimana kelompok-kelompok yang lain meskipun perkiraan kita belum tentu benar, seperti tindakan para politikus, ilmuwan, pemusik, pemasak, preman dan sebaginya.

(18)

4

tumbuh jiwa manusia yang lebih arogan dan agresif terhadap manusia lainya.

Untuk menjaga komunikasi dari suatu konflik yang merugikan pada sistem sosial pada sekelompok masyarakat, maka disitu perlu adanya pemahaman tentang Pancasila dan pemahaman simbol negara Bhineka Tunggal Ika (walaupun berbeda-beda tetap satu jua), yang menjelaskan tentang penerimaaan atas segala sesuatu yang berbeda, saling memahami satu sama lain, dan tidak saling menjatuhkan sehingga terwujudkan kedamaian dalam masyarakat.

Institut Agama Islam Negeri Salatiga merupakan salah satu Institut yang menjujung tinggi adanya demokrasi sebagai wadah untuk berkomunikasi antar mahasiswa. Fakultas dakwah merupakan salah satu fakultas yang menerapkan sistem demokrasi dalam pemilihan umum raya yang disingkat (Pemira) yang di selenggarakan oleh IAIN Salatiga.

(19)

5

Berdasarkan latar belakang, penulis tertarik untuk meneliti Pemira (Pemilihan Umum Raya) sebagai salah satu wadah berkomunikasi mahasiswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat disusun rumusan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana jenis-jenis media komunikasi mahasiswa dalam Pemira Fakultas Dakwah IAIN Salatiga ?

2. Bagaimana kekurangan dan kelebihan pemira sebagai media komunikasi bagi Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

a. Mendiskripsikan jenis-jenis media komunikasi dalam pemira pada mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.

b. Untuk Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pemira sebagai media komunikasi bagi mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.

D. Manfaat Penelitian

(20)

6 1. Manfaat teoritis

Menambah ilmu pengetahuan melalui penelitian yang dilaksanakan sehingga mampu memberikan kontribusi pengembangan ilmu berpolitik khususnya di dalam pelaksanaan pemira sebagai media komunikasi mahasiswa, serta menambah pengetahuan tentang sistem politik yang baik dan benar untuk di terapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Manfaat praktis

Dapat dijadikan sebagai bahan penilaian yang tentunya lebih baik dalam penerapan media komunikasi bagi peneliti dan mahasiswa terutama Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.

E. Penegasan Istilah

Untuk memperoleh kejelasan dari judul di atas, penulis memberikan uraian dan penegasan terhadap istilah-istilah yang ada, istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pemilu Raya

(21)

7

menjadikan salah satu wadah untuk mahasiswa mengimplementasikan partisipasi politik mereka di tingkat kampus. Pemira dapat menjadi alat untuk mahasiswa dalam memupuk rasa partisipasi politik sejak dini dan meningkatkan kesadaran pentingnya berpartisipasi di dalam kampus, karena itu akan menjadi penentu kedepa nya tentang bagaimana roda pemerintahan dalam kampus terus berputar.

2. Media Komunikasi

Media komunikasi merupakan alat komunikasi atau sarana komunikasi untuk menunjang keberlangsungan proses Pemira. Tanpa adanya suatu media komunikasi maka akan timbuk berbagai hambatan yang lebih rumit dalam berkomunikasi. Media komunikasi ialah sarana yang digunakan untuk memperoduksi, mereproduksi, mendistribusi atau menyebarkan dan menyampaikan informasi. Media komunikasi sangat diperlukan dalam operasional kerja suatu kantor karena media komunikasi dapat mempermudah penyampaian pesan, mengatasi hambatan-hambatan komunikasi baik bagi ruang maupun waktu. (Suronto, 2005: 121)

(22)

8

tersebut. Pengertian lain dari media komunikasi adalah alat perantara dalam proses penyampaian ini pertanyaan (message) dari komunikator kepada komunikasi atau penyampaian umpan balik (feedback) dari komunikasi kepada komunikator (media komunikasi

disini adalah social networking). (Soehoet, 2003: 1).

F. Penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis. Penelitian yang berjudul “Partisipasi Politik

Mahasiswa dalam Pemilihan Umum Raya Jurusan Tahun 2013 Sebagai Upaya Pembentukan Kehidupan Demokratis di Lingkungan PMPKN FIS UNESA” yang diteliti oleh Dyah Ayu Herlyne

Luvitasari mahasiswa Universitas Negeri Surabaya. Pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan kuantitatif, sedangkan bentuknya menggunakan deskriptif.

(23)

9

pemira dari setiap angkatan, budaya politik, serta faktor dari calon kandidatnya sendiri yang menurut beberapa mahasiswa jurusan PMP-KN UNESA kurang begitu mengenal kepribadian dari para calon ketua dan wakil ketua HIMAPRO prodi mereka.

Selanjutnya penelitian yang ke dua juga hampir relevan dengan penelitian penulis dengan judul “Mahasiswa dan Politik Kampus Studi Kasus Partisipasi Mahasiswa FISIP Dalam Pemilihan Raya Universitas Riau Tahun 2015” yang diteliti oleh Susi Susanti mahasiswa S1 Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Riau. Pendekatan yang digunakan oleh penulis menggunakan metode kuantitatif dalam penyajian angka melalui program SPSS.

Penulis mengamati bahwa beberapa faktor yang semestinya di perhatikan dalam kesuksesan penyelenggaraan PEMIRA seperti sosialisasi, kinerja tim sukses, popularitas calon kandidat, keterlibatan mahasiswa dalam kelembagaan dan juga harus memperhatikan kalender akademis.

Dengan adanya faktor diatas melatar belakangi keinginan dari para mahasiswa untuk bisa memilih para calon yang bertanggung jawab atas kinerjanya. Selain itu butuh di tingkatkanya kesadaran mahasiswa dalam kegiatan PEMIRA untuk mewujudkan kepentingan bersama dengan lebih baik dan maksimal.

Penelitian yang berjudul “Peran Komisi Peilihan Umum Raya

(24)

10

Mahasiswa Pada Pemiu Raya Prodi PPKn UNESA Periode

2016-2017” karya Altran Amaseta Riciani dan Agus Satmoko Adi

mahasiswa Universita Negeri Surabaya. Dalam penelitian ini peniliti menggunakan metode kualitatif dalam menemukan data-data peneliti. Dalam penelitian tersebut lebih menjelaskan mengenai peran dari media massa dalam kesuksesan pelaksanaan pemira. Seperti halnya melalui sosialisasi pemilu raya yang meliputi peraturan dari pemilu raya. Peraturan tersebut dengan menaati peraturan pemilu raya, agenda, persyaratan dan ketentuan. Serta tata cara dalam sosialisai ini dilakukan dengan menggunakan media komunikasi seperti halnya melalui whatshapp, BBM, line, dan media lainya. Dan dalam penelitian ini juga lebih menjelaskan mengenai KPUR (Komisi Pemilihan Umum Raya) dalam melaksanakan tugasnya sebagai komisi pemilihan umum raya yaitu dengan bersosialisasi secara maksimal dalam tugasnya.

Berdasarkan penelitian tersebut memaparkan mengenai adanya interaksi sosial yang di timbulkan dari adanya sosialisasi melalui media massa yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Raya (KPUR) dan menjelaskan adanya tingkat kesadaran dari mahasiswa.

(25)

11

tentang bagaimana proses tersebut berjalan sehingga mampu memberikan dampak yang positif yang lebih baik

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman isi penelitian ini, maka sistematika pembahasannya dibagi menjadi lima bab, yang berisi hal-hal pokok yang dapat dijadikan pijakan dalam memahami pembahasan ini. Adapaun penjelasanya sebagai berikut :

BAB I pendahuluan, meliputi latar belakang masalah yang menyebabkan penulis melakukan penelitian terhadap pemira sebagai media komunikasi bagi mahasiswa Fakultas dakwah IAIN Salatiga, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah, Tinjauan penelitian Terdahulu dan sistematika Penulisan.

BAB II Kajian Pustaka dan Kerangka Berfikir yang digunakan untuk mengetahui lebih dalam mengenai sumber data dalam pemira sebagai media komunikasi Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.

BAB III Pembahasan mengenai metode penelitian yang digunakan untuk menemukan data-data dalam pemira sebagai media komunikasi politik mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.

BAB IV Pembahasan yang berisi tentang analisis mengenai

(26)

12

(27)

13 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pemilu Raya (Pemira)

1. Pengertian Pemira

Masyarakat Indonesia dikatakan multikultural karena konsep ini mengedepankan budaya. Pemilu merupakan salah satu budaya masyarakat Indonesia di bagian politik khususnya di bagian mahasiswa atau pemira. (Astuti, 2017: 29)

Pemira adalah Pemilihan Umum Raya yang biasanya diselenggarakan oleh berbagai Universitas atau Institus di Indonesia. Pemira diselenggarakan guna untuk melatih mahasiswa dalam memahami dan mengerti dunia politik sebelum masuk dalam dunia masyarakat Indonesia yang demokratis. Terwujudnya kemahasiswaan yang demokratis tidaklah lepas dari peran partisipasi politik. Seseorang atau sekelompok orang yang terlibat dalam kehidupan berpolitik secara aktif maka disebut sebagai wujud dari partisipasi politik. (Maran, 2001: 147) mendefinisikan partisipasi politik sebagai usaha terorganisir oleh para warga Negara untuk memilih pemimpin-pemimpin mereka dan mempengaruhi bentuk jalanya kebijaksanaan umum.

(28)

14

organisasi atau yang disebut sebagai ORMAWA. Pemilihan umum raya dilaksanakan layaknya pemilu yang digelar di Indonesia, hanya saja pemira ruang lingkupnya berada diranah atau lingkungan kampus setempat.

Mahasiswa dapat belajar dan memahami urgensi sebenarnya mengenai pentingnya belajar berpartisipasi politik di kampus melalui kegiatan Pemira.

2. Pelaksanaan Pemira

Pemira merupakan program kerja tahunan yang selalu diselenggarakan oleh IAIN Salatiga dalam pemilihan dan penetapan perwakilan mahasiswa IAIN Salatiga. Salah satunya dalam pelaksanaan pemira Fakultas Dakwah IAIN Salatiga. Pelaksanaan pemira dalam hal ini melalui beberapa tahap seperti Penetapan daftar jadwal , pendaftaran dan penetapan calon kandidat, proses kampanye, pemungutan suara, perhitungan suara dan penetapan pasangan kandiat yang terpilih kemudian kepada tahap pengesahan dan pelantikan.

a) Pembentukan KPUM, BAWASLU dan PANWASLU

Tahap pertama yang harus dilakukan dalam pemira meliputi penetapan panitia KPUM, BANWASLU dan PANWASLU terlebih dahulu. Agar pelaksanaan pemira dapat berjalan secara sistematis.

(29)

15

Disini pihak KPUM serta jajaranya menyampaikan atau mengumumkan melalui media tentang pemira yang akan segera diselenggarakan.

c) Pendaftaran dan penetapan calon kandidat

KPUM mulai membuka pendaftaran bagi para calon yang hendak mencalonkan dirinya melalui partai politik. Terdapat beberapa Partai politik dalam kampus yang digunakan untuk mendaftar. Latar belakang partai politik itu sendiri dari beberapa organisasi extra kampus seperti Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).

d) Proses kampanye

Seperti uraian diatas, nahwa kampanye merupakan salah satu pokok terpenting dalam menunjang kesuksesan pemira untuk para calon kandidat khususnya. Kampanye disini dapat dilakukan melalui berbagai cara dan media dengan tidak melanggar undang-undang yang berlaku dan tidak menyalahi kode etik dalam pemira.

e) Pemungutan suara

(30)

16

barulah mahasiswa berhak melakukan pencoblosan menurut keyakinan dari mereka tanpa adanya keterpaksaan dan interfensi dari pihak-pihak tertentu.

f) Perhitungan suara

Perhitungan dilaksanakan setelah semua prosesi pemira sudah berjalan. Dalam tingkat KPUM beserta jajaranya mulai melakukan voting terhadap suara dari mahasiswa yang memiliki hak pilih.

g) Penetapan kandidat terpilih

Setelah perhitungan suara selesai. Panitia KPUM mulai menghitung dengan transparan dan jujur terhadap hasil dari pemira. Setelah perhitungan selesai, pihak KPUM mengumumkan pasangan calon kandidat terpilih dalam pemira tersebut.

3. Hak Pilih dalam Pemira

(31)

17

Keikut sertaan dalam pemilihan umum raya disebut dengan hak pilih. Di dalam hak pilih itu sendiri terbagi menjadi dua yaitu hak pilih aktif (hak memilih) dan hak pilih pasif (yang dipilih). a) Hak pilih aktif (hak memilih)

Disini seluruh mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga yang masih memiliki keterangan sebagai mahasiswa aktif harus mengikuti proses pemira untuk menyampaikan segala sesuatu yang diinginkan tanpa adanya tekanan dari berbagai pihak yang memicu pengaruh besar dalam pemira. b) Hak pilih pasif (yang dipilih)

Merupakan kandidat atau calon yang diajukan kemudian dipilih. Namun mereka tetep memiliki hak suaranya untuk berpartisiasi secara penuh di dalam pemira.

4. Kampanye dalam Pemira

Kampaye dilakukan dari partai politik dan calon untuk mengenalkan diri kepada target mahasiswa yang memiliki hak suara aktif. Kampanye pemilu dilakukan dengan prinsip pembelajaran bersama dan bertanggungjawab. (Rozali Abdullah, 2009: 198)

(32)

18

Panitia Pengawas Pemilu (PANWASLU) dan Badan Kepengawasan Pemilu (BAWASLU).

Dalam pelaksanaan kampanye tentunya harus memiliki metode yang tepat agar tidak salah kepada sasaran dan penyampain pesan kampanye tersebut. Metode kampanye tersebut dalam bentuk pertemuan terbatas, tatap muka, penyiaran melalui media elektronik dan media cetak, rapat umum, dan menggelar kegiatan yang tidak menggandung isu sara atau melanggar undang-undang yang berlaku.

B. Media Komunikasi

1. Pengertian Media Komunikasi

Media meruapakan suatu perantaran dari setiap individu untuk berinteraksi. Komunikasi tidak bisa lepas dari peran media itu sendiri, karena media sangat dibutuhkan dalam keberlangsungan komunikasi. Media merupakan proses penyampaian dengan segala bentuk untuk menyampaian informasi dari informan kepada khalayak. Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. (Cangara, 2006: 119).

(33)

19

beberapa individu saja atau dengan personal saja yang kemudian memunculkan feedback yang dapat diterima dari keduanya antara informan dan penerima informasi. Berbeda dengan media massa, dapat dikatakan media massa apabila terjadi komunikasi anatar informan dengan ditunjukan kepada khalayak yang lebih banyak.

Sebagai makhluk sosial manusia menjadikan komunikasi sebagai aktivitas dasar mereka untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Thomas M. Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang disekitar kita. Dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berfikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan. (Mulyana, 2016: 4)

(34)

20 2. Fungsi Media Komunikasi

a) Efektifitas

Media komunikasi akan mempermudah kelancaran dalam penyampaian informasi.

b) Efeisiensi

Media komunikasi akan mempercepat penyampaian dalam sebuah informasi.media. Sehingga dapat menghemat penggunaan dari segi tenaga, biaya, pemikiran dan waktu. c) Konkrit

komunikasi akan membantu mempercepat isi pesan yang memiliki sifat abstrak.

d) Motivatif

Media komunikasi akan lebih atraktif dan memberikan sebuah informasi yang dapat di pertanggung jawabkan. (Effendy, 1997: 56)

3. Jenis-Jenis Media Komunikasi a) Media komunikasi Intra Personal

Komunikasi yang terjadi hanya satu arah, atau penerimaan disetiap individu dan hanya memutar dalam diri sendiri. Yang berpengaruh kepada sikap dan perilaku yang ditimbulkan karena terjadinya persepsi yang memusat.

(35)

21

Proses interaksi dengan adanya umpan balik dari suatu pesan atau infromasi yang disampaikan, serta adanya arus informasi dua arah dari yang memberi pesan dan penerima pesan.

c) Media Massa

Media komunikasi yang bersifat melembaga, satu arah, meluas dan bersamaan dan juga memakai peralatan teknis atau mekanis dan sifatnya terbuka.

d) Media Publik

Proses komunikasi yang didapatkan oleh seluruh alat indera baik lisan ataupun isyarat arus pesan yang disampaikan dapat satu atau dua arah banyak dan terbatas dan juga mempunyai efek tinggi kepada prilaku, namun demikian rendah kepada kognitif. (Rainer, 2017)

4. Bentuk-bentuk Media Komunikasi

Dalam penyampain pesan perlunya suatu alat untuk mendukung adanya proses interaksi agar pesan dapat tersampaikan sesuai dengan target keinginan, berikut berupaka bentuk-bentuk media komunikasi yang dapat digunakan dalam proses interaksi : a) Media cetak

(36)

22

b) Media Visual atau Media pandang

Proses interaksi yang menyampaikan pesan yang dapat dilihat atau melalui panca indra, seperti foto dan gambar.

c) Media Audio

Proses interaksi yang menyampaikan pesan melalui panca indera pendengaran.

d) Media Audio Visual Aid (AVA)

Penyampain pesan melalui panca indera penglihatan dan pendengaran, seperti media televisi.

C. Pemira sebagai Media Komunikasi

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa pemira merupakan pemilihan umum raya. Keberlangsungan pemira tentunya tidak jauh dengan peran dari media komunikasi. Maksud dari pemira sebagai media komunikasi adalah proses berlangsungnya birokrasi kampus yang menggunakan berbagai serangkaian media komunikasi untuk mendorong keberhasilan dari suatu maksud tertentu.

(37)

23

bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis dan berbagai model content lainnya.

Dari penjelasan diatas dapat dikatan bahwa penggunaan media sosial sebagai media komunikasi dalam pemira jauh lebih cepat dan efisien dalam penyampaianya.

Selain media sosial, tentunya komunikasi intra personal dan interpersonal juga sering digunakan sebagai media komunikasi politik layaknya Pemira. Dengan mengadakan propaganda dan layaknya kampanye secara langsung maupun tidak langsung, maka disitu terjadi proses komunikasi penyampaian suatu pesan dari mahasiswa ke mahasiswa yang lain.

D. Kerangka Berfikir

Pentingnya kerangka teori sebagai pedoman dan landasan dalam penilitian guna menyusun skripsi. Dalam hal ini, peniliti memaparkan beberapa teori yang relevan dengan kajian pada penelitian “Pemira sebagai Media Komunikasi (Studi pada mahasiswa

(38)

24

dalam saluran yang mana (in which channel), kepada siapa (to whom), dan pengaruhnya seperti apa (what the effect).

(39)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan untuk penulis menggunakan pendekatan fenomenologi dengan metode kualitatif deskriptif. Dimana sebuah pendekatan yang menjelaskan secara detail mengenai pemira sebagai ilmu komunikasi. Jenis penelitian menggunakan expost facto yaitu dimana peneliti melakukan penelitian sesudah terjadinya suatu kejadian. Jenis pendekatan ini digunakan atas dasar peneliti ingin mengetahui sejauh mana penggunaan media komunikasi dan bagaimana dampaknya yang di timbulkan dalam PEMIRA. Penelitian expost facto merupakan penelitin dimana variabel-variabel bebas telah

(40)

26

Penelitian deskriptif (descriptive research) yang biasa disebut penelitian taksonomik (tasonomic research) adalah penelitian untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti akan tetapi tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan antar variabel yang ada. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh subyek penelitian, mislanya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.

(Moleong, 2008: 6).

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistemis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. (Nazir, 2011: 54). Penelitian deskriptif ditekankan pada observasi dan suasana alamiah (naturalistic setting), peneliti bertindak sebagai pengamat. Penelitian membuat kategori perilaku, mengamati gejala dan mencatatnya dalam buku observasi. ( Rakhmat, 2006: 25)

(41)

27

peneltiian teruatam para mahasiswa yang akan menempuh studi akhirnya. Dalam Penelitian ini peneliti mencoba masuk dalam lingkungan tersebut dengan terlibat langsung dalam penelitian skala sosial tertentu dan mengamati budaya setempat.

Ciri khas dalam penelitian ini tidak ada unsur matematika atau statistik yang rumit, tidak terdapat hipotesis penelitian yang abstrak. Metode pengamatan penelitian lapangan secara sederhana yaitu suatu cara dalam memperoleh informasi yang diperlukan dalam penyusunan suatu laporan degan mengadakan pengamatan secara langsung.

B. Kehadiran Peneliti

Peneliti di sini sebagai instrumen dan pengumpul data, di mana peneliti hanya meneliti fenomena-fenomena yang terjadi di lokasi penelitian. Kehadiran peneliti di lokasi penelitian sangat penting. Karena peneliti bisa berkomunikasi secara langsung dengan para Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.

(42)

28

proses penelitian berlangsung. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi timbulnya prasangka negatif. Hubungan peneliti dengan objek yang menjadi penelitian agar terjalin secara baik dan harmonis untuk menunjang salah satu kesuksesan dalam pengumpulan data.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Fakultas Dakwah IAIN Salatiga, yang mana di fakultas tersebut sering mengadakan proker tahunan dalam pemilihan kepengurusan ORMAWA yang di sebut PEMIRA Fakultas. Fakultas Dakwah IAIN Salatiga memiliki beberapa jurusan diantaranya Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Manajemen Dakwah (MD), Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), dan Psikologi Islam (PI). Gedung Dakwah terletak bersebrangan dengan gedung tarbiyah. Gedung dakwah memiliki identitas dengan nama gedung K.H Hasyim Asy’ari yang terletak di jalan Lingkar Salatiga Km. 2 Salatiga.

D. Sumber Data

Asal diperolehnya data dari penelitian berupa informasi dan keterangan yang mendukung suatu penelitian sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Terdapat dua sumber data pendukung, yaitu: 1. Data Primer

(43)

29

bentuk dokumen yang tiak resmi yang kemudian akan diolah oleh peneliti. dalam data primer penelitian ini di dapatkan dari Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga. Data yang diperoleh melalui wawacara antara lain mengenai (1) jenis-jenis media komunikasi yang digunakan oleh mahasiswa dala kegiatan pemira di Fakultas Dakwah IAIN Salatiga;(2) dampak pemira sebagai media komunikasi bagi mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.

2. Data Sekunder

Data diperoleh dari berbagai buku-buku dan dari dokumen yang berhubungan atau relevan dengan penelitian.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Proses penelitian data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap yang meliputi tahap memasuki lokasi penelitian (getting in), tahap ketika berada di lokasi penelitian (getting along),

dan tahap pengumpulan data (logging the data). (Moleong, 2008:127). 1. Tahap memasuki lokasi penelitian

(44)

30 2. Tahap ketika di lokasi penelitian

Peneliti melakukan wawancara dan observasi dengan beberapa mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga. Sebelum melakukan wawancara terlebih dahulu peneliti memperkenalkan diri dan mengutarakan maksud untuk mewawancarainya. Dalam melakukan wawancara dan observasi tentunya dengan cara yang baik dan menjaga komunikasi agar tetap baik.

3. Tahap pengumpulan data

Pada tahap ini, fokus peneliti mencari data dan dokumen sebanyak mungkin, meyeluruh dan secara detail dari para informan yang berasal dari mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga. Peneliti disini mencoba mendakati berbagai macam data yang mengulas mengenai pemira sebagai media komunikasi mahasiswa.

Dalam penelitian peniliti berharap adanya kemistri suasama keakraban dan kekeluargaan antara peneliti dan objek yang di kaji, berikut adalah teknik proses pengumpulan data sebagai berikut :

a) Observasi

(45)

31

32) observasi merupakan suatu kegiatan mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menyajikan gambaran rill suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.

Observasi atau observasi partisipatif menurut Afriani (dalam, Bajari 2009) adalah metode peungumpalan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan di mana observasi atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.

Menurut bebrapa penjelasan diatas dapat ditarik kesimupulan bahwa teknik obervasi adalah proses dimana peneliti terlibat langsung dalam suatu lingkungan penelitian untuk memperoleh data yang signifikan dan gambaran rill dalam keseharian dari responden.

b) Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab dari peneliti kepada informan untuk mengetahui kegiatan pemira sebagai media komunikasi bagi mahasiswa fakultas Dakwah IAIN Salatiga.

(46)

32

melainkan wawancara juga disebut sebagai kemampuan sosial dalam berkomunikasi. Karena di dalam proses wawancara yang berlangsung secara terus menerus akan menimbulkan keasyikan tersendiri sehingga akan tumbuh perasaan untuk terus mempelajarinya.

Secara umum wawancara mendalam yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab smbil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang di wawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana peewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatan dalam kehidupan informan. ( Bungin, 2008: 108).

Wawancara ditunjukan kepada mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan.

c) Dokumentasi

(47)

33

intruksi, pengumuman, bener, pamflet dan laporan-laporan yang dikeluarkan dari kelembagaan tertentu.

Dokumen digunakan dalam penelitian ini sebagai sumber data yang dapat dijadikan untuk menafsirkan, menyimpulkan dan menguji terhadap permasalahan yang diteliti.

d) Analisis Data

Sesuai apa yang telah disampaikan diatas bahwa penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan dan menafisirkan berbagai kondisi dalam suatu situasi di berbagai fenomena di dalam realitas sosial yang berada di dalam lingkungan yang menjadi fokus objek penelitian. Analisis data dalam penelitian ini di lakukan sejak awal dan sepanjang waktu penelitian ketika berlangsung dan selama pengumpulan data penelitian ini.

(48)

34 1. Reduksi data

Reduksi data disini adalah proses awal yang dilakukan oleh peneliti dalam mengolah data. Setelah memperoleh data dari penelitian yang dilakukan dalam lingkungan kemudian peneliti mencari dan memilih data-data yang revelan saling yang berhubungan dengan maksud penelitian. Setelah data-data yang relevan ditemukan dan dijadikan dalam satu data kemudian peneliti memadukan antara data-data tersebut dengan tema yang bersangkutan. Sehingga akan memberikan gambaran yang jelas.

2. Penyajian data

Dalam penyajian data peniliti menggunakan Bentuk teks naratif merupakan penyajian data yang tepat dalam tahap ini. Teks naratif tersebut kemudian di susun sesuai dengan rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian. 3. Penarikan kesimpulan

(49)

35

F. Pengecekan Keabsahan Data

Peneliti dalam menguji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi, menurut (Sugiyono, 2008: 274) mengkonsultasikan kembali data yang telah di peroleh dan di analisis oleh peneliti kepada informan, pembimbing dan expert opinion / practisioner.

Diagram 1.1

Dengan dilakukan pengecekan keabsahan data oleh informan pada penelitian ini diharapkan infromasi yang diterima relevan dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

G. Tahap-Tahap Penelitian

(50)

36

kemudian penulis menarik kesimpulan menjadi sebuah judul penelitian. Kemudian penulis mengumpulkan data-data yang diperoleh di lapangan, setelah itu dianalisis dan digabungkan dengan data-data yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding (Susanti, 2013: 9).

1. Tahap persiapan

Dalam penelitian pemira sebagai media sosial dalam mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga ini terlebih dahulu peneliti mengumpulkan bahan-bahan meliputi pengumpulan buku-buku dan teori-teori yang berkaitan dengan maksud penelitian. Setelah itu peneliti menyusun dalam bentuk proposal penelitian yang kemudian diajukan kepada pembimbing penelitian hingga proses disetujuinya proposal tersebut untuk penelitian.

2. Mengadakan studi pendahuluan

(51)

37 3. Tahap analisis data

(52)

38 BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1) Temuan Penelitian

1. Gambaran Umum Fakultas Dakwah IAIN Salatiga

a) Sejarah Fakultas Dakwah

Peralihan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) salatiga menjadi Institut Agama Islam Negeri Salatiga bersamaan dengan terbentuknya Fakultas Dakwah IAIN Saltiga secara legal formal terbentuk dengan satu satu Program Studi, yaitu Komunikasi dan Penyiaran Islam. Hal tersebut sesuai dengan peraturan Presiden Nomor 143 Tahun 2014 tertanggal 17 Oktober 2014. Seiring berjalanya waktu Fakultas Dakwah yang hanya memiliki satu Program Studi berkembang memiliki empat Program Studi, yaitu: Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Pengembanngan Masyarakat Islam (PMI), Manajemen Dakwah (MD), dan Psikologi Islam.

b) Visi, Misi, Dan Tujuan Fakultas Dakwah

(53)

39

upaya peningkatan mutu dakwah profektif Indonesia; Ketiga, Meningkatkan peran serta Fakultas dalam mengembangkan ilmu dakwah, kebudayaan dan peradaban Islam di Indonesia; Keempat, Meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan Tri Dharma perguruan Tinggi, terutama dalam bidang penelitian dan pengabdian.

1. Tujuan dan Sasaran

(54)

40

penigkatan mutu dakwah Islam di Indonesia; Keenam, Teraplikasinya hasil penelitian dakwah dan kegiatan dakwah di Masyarakat; Ketujuh, Terwujudnya peran serta Fakultas dan pengembangan dakwah, kebudayaan dan peradaban Islam dan Indonesia; Kedelapan, Terwujudnya kerjasama dalam berbagai pihak dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi terutama dalam bidang dakwah.

2) Sasaran

(55)

41 3. Mahasiswa Fakultas Dakwah

Bagian kemahasiswaan diuraikan sebagai berikut:

a. Untuk profil kemahasiswaan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga dapat dilihat sebagai jumlah mahasiswa 3 tahun terakhir mengalami kenaikan yang signifikan, yaitu pada tahun 2013 jumlah terakhir 6 mahasiswa dikarenakan angkatan pertama ini sudah banyak yang lulus, tahun 2014 berjumlah 26 mahasiswa, tahun 2015 berjumlah 76 mahasiswa, tahun 2016 berjumlah 156 mahasiswa, tahun 2017 berjumlah 414 mahasiswa

b. Mahasiswa Fakultas Dakwah dalam melaksanakan studi perkuliahanya menggunakan Sistem Kredit Semester

c. Mahasiswa Fakultas Dakwah wajib menaati Kode Etik mahasiswa Institus Agama Islam Negeri Salatiga

d. Setiap mahasiswa Fakultas Dakwah wajib menyelesaikan pembelajaran praktikum dan penelitian

e. Mahasiswa Fakultas Dakwah yang berprestasi dan kurang mampu memperoleh dana Beasiswa

(56)

42

2. Pelaksanaan Pemira Mahasiswa di Fakultas Dakwah IAIN

Salatiga

Pemira merupakan kegiatan Pemilihan Umum Raya yang diselenggarakan secara rutin tiap tahunya oleh institut dan fakultas IAIN Salatiga. Kegiatan pemira dapat dijadikan sebagai alat atau media belajar bagi mahasiswa mengenai proses berkomunikasi yang efektiv dan baik di ranah kampus sebelum memasuki kehidupan bermasyarakat. Karena dengan adanya Pemira maka tercipta komunikasi antar mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan pemira seperti halnya kampanye, pemungutan suara, dan kegiatan mencari massa lewat komunikasi lainnya.

Keikutsertaan mahasiswa Fakultas Dakwah dalam kegiatan Pemira, menjadi salah satu alas an informan untuk menggali informasi denagn strategi penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Lokasi penelitian berada di Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.

(57)

43

berjumlah 14 kuota dengan menggunakan teknik sampling kuota. Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai cirri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. (Sugiyono, 85:2017).

Berdasarkan mahasiswa MR, menjelaskan bahwa pemira adalah sebuah kegiatan yang dilakukan mahasiswa untuk menentukan calon pemimpin. Sebagai seorang mahasiswa dari tahun ketahun selalu mengikuti kegiatan pemira, baginya anti golput. Menurut pengalamanya selama ini pernah masuk dalam salah satu panitia dari Pemira.

(58)

44

Yang kemudian selang beberapa jam akhirnya pihak KPUM dan BAWASLU mengundang beberapa pihak dari mahasiswa Jurusan tersebut untuk memberikan penjelasan bahwasanya di dalam Udang-Undang SEMA di larang dengan adanya pencalonan kembali dari ketua jurusan yang telah berakhir masa jabatanya pada tahun sebelumnya.

Dengan pelaksanaan pemira di dalam Fakultas Dakwah maka secara tidak langsung mahasiswa melakukan interaksi sosial di dalam kegiatan kampus khusunya dalam partisipasi politik. Melalui kegiatan Pemira meskipun dalam pelaksanaanya tidak mencapai 50% dari semua jumlah mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini. Maka dari itu peran Pemira dalam Fakultas Dakwah dirasakan sangat peting karena sebagai tempat mahasiswa dalam menyuarakan hak pilihnya. Informasi mengenai keberlangsungan pemira biasanya melalui pamflet-pamflet yang disebar dan ditempelkan di mading-mading yang strategis bagi mahasiswa Fakultas Dakwah, kemudian lambat laun dalam penyampaian infromasi menggunakan whattshap dan instagram namun tetap mengunakan pamflet.

(59)

45

banyak hanya saja sedikit lebih membahayakan yaitu adanya konflik yang berkepanjangan dalam berkomunikasi antar mahasiswa bahkan berdampak kepada kampus maupun fakultas.

Mahasiswa DW mengatakan, bahwa Pemira merupakan kegiatan pemilihan umum raya, dan sebagai seorang mahasiswa beranggapnan bahwa Pemira itu sangat penting, Karena melalui Pemira kita bisa mengaplikasikan sistem demokrasi dalam kampus. Di sisi lain, bisa menilai seberapa besar partisipasi mahasiswa Fakultas Dakwah dalam kampus. Karena mahasiswa merupakan agent og change. Dari sini terlihat jelas bahwa mahasiswa bersifat demokratis

itu ada. Selama menjadi mahasiswa Fakultas Dakwah sudah 3 kali berpartisipasi. Dari situlah ia mengatakan bahwa pemira dapat dijadikan sebuah alat atau media komunkasi politik untuk menyalurkan hasil dari pemikiranya seperti memilih kandidat yang kita pilih sebagai pemimpin organisasi yang kita pilih berikutnya.

(60)

46

saat itu. Dimana salah satu calon kandidat daru dua calon kandidat jurusan tersebut melakukan demo kepada KPUM Institut, untuk memperoleh alasan secara jelas mengenai kebenaran syarat-syarat administrasi yang benar untuk calon kandidat. Akhirnya mereka mendapatkan jawaban oleh KPUM dan BANWASLU saat itu. Namun selain cara itu pernah juga sebagian mahasiswa dari jurusan tersebut mengajukan banding kepada Dewan SEMA Institut dan SEMA Fakultas Dakwah pada masanya. Dengan berbagai penjelasan dan diskusi dari pihak SEMA Institut dan SEMA Fakultas yang dihadiri oleh Dekan Fakultas Dakwah, Wakil Dekan III (Bidang Kemasiswaan), Kepala Jurusan dari jurusan tersebut, dan mahasiswa yang bersangkutan pada saat itu. Akhirnya menemukan suatu jawaban bahwa ada kebijakan tersendiri terhadap beberapa jurusan yang memang masih baru untuk tahap penyesuaian tapi kebijakan tersebut tidak merubah dari Undang-Undang SEMA Institut bahwa adanya suatu laranga untuk pencalonan kembali ketua periode sebelumnya.

(61)

47

pemira tersebut dengan dua pasangan calon yang berbeda dari sebelumnya. Dan salah satu dari calon tersebut akhirnya mendapat suara terbanyak dan dinyatakan memperoleh kemenangan pada saat itu.

Dalam pemira di Fakultas dakwah biasanya mengikuti proses kampanye, dan tidak jarang juga sering ada propaganda antar kandidat. Kalau kampanye biasanya lebih ke media sosialnya kemudian kalo ketemu secara langsung biasanya di diskusikan agar timbul pemahaman dan maksud yang sama.

Dapat di ambil pelajaran bahwa pemira yang berlangsung dalam Fakultas Dakwah dapat memberikan manfaat dengan tersalutnya gagasan kita melalui pemilihan umum tersebut, kita bisa menyampaikan ide-ide kita demi kemajuan Fakultas kedepanya. Menurutnya jika dilihat dari berjalanya pemira dari Fakultas Dakwah, mahasiswa yang ikut pemira belum ada separuh dari sekian jumlah mahasiswa aktif Fakultas Dakwah yang berada di IAIN Salatiga. Efek samping yang di timbulkan dengan munculnya golongan-golongan yang sangat mempengaruhi pelaksanaan proker dari organisasi mahasiswa di Fakultas Dakwah.

(62)

48

kegiatan Pemira, karena Pemira dirasakan sangat penting untuknya. Berjalanya Pemira di Fakultas Dakwah masih sama dari tahun-tahun sebelumnya dari pendaftaran KPUM, sampai administrasi data-data kandidatnya sampai ke sosialisasi. Sosialisasinya dalam bentuk kampanye dan teknik propaganda dari setiap tim sukses kandidat.

Berdasarkan dari hasil wawancara pada tanggal 22 Februari 2018 ia mengatakan, bahwa dalam kegiatan ini selain ada dampak positifnya tentunya memiliki dampak negatif. Dampak postifnya dapat mengetahui cara berkomunikasi dengan lebih baik, mengenal sistem politik yang lebih tertata, tersalurnya hak suara. Dan menumbuhkan rasa sadar berdemokrasi yang baik karena keberlangsungan pemira di dalam Fakultas Dakwah masih terdapat intervensi-intervensi atau pengaruh negatif yang memang sungguh tidak berfaedah dari berbagai sumber. Dampak negatifnya yaitu adanya konflik yang berkepanjanga setelah adanya pemira, munculah beberpa golongan pembeda dari mahasiswa itu sendiri.

B. Pembahasan

1) Jenis-Jenis Media Komunikasi Mahasiswa Dalam pemira Fakultas Dakwah IAIN Salatiga

(63)

49

atau anggota di dalam ormawa. Tujuan dari dilaksanakan Pemira agar mahasiswa paham dengan proses demokrasi yang baik dan benar sebelum terjun langsung di dalam masyarakat.

Pemira yang dilaksanakan di dalam Fakultas Dakwah berdasarkan pelaksanaan pemilu pada umunya, mulai dari proses awal hingga akhir, hanya saja yang membedakan dari keduanya dari tingkat ruang lingkupnya. Pelaksanaan pemira lebih kepada pelatihan sistem demokrasi pada tingkat Universitas atau institut. Dalam Pemira ini juga menerapkan prinsip “Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia”.

Asal “Luber” sudah ada sejak zaman Orde Baru. Dari masing-masing singkatan di atas mempunyai arti sendiri diantaranya, Langsung berarti bahwa diharuskan memberikan suara secara langsung dan tidak boleh diwakilkan. Umum berarti bahwa pemilihan umum dapat di ikuti oleh seluruh warga negara yang sudah memiliki hak menggunakan suara. Bebas berarti pemilih bebas memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari pihak manapun kemudian Rahasia berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia dan diketahui oleh pemilih itu sendiri. (Wikipedia, 2018)

(64)

50

IAIN Salatiga. Di Fakultas Dakwah IAIN Salatiga kegiatan pemira digunakan untuk memilih wakil mahasiswa dalam tingkatan Fakultas Maupun Jurusan. Pemira dalam Fakultas Dakwah tercatat sejak tahun 2015 sampai pada tahun 2017. Dengan hasil dari tahun ketahun mengalami perbedaan. Pemira Fakultas Dakwah diselenggarakan guna memberikan wadah bagi mahasiswanya sebagai salah satu media komunikasi mahasiswa dalam memillih lembaga organisasi sosial di dalam fakultas dakwah, untuk menjebatani antara mahasiswa dengan fakultas. Di dalam Fakultas Dakwah terdapat beberapa organisasi mahasiswa meliputi SEMA F (Senat Mahasiswa Fakultas), DEMA F (Dewan Mahasiswa Fakultas), dan HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan).

Pemilihan umum merupakan pesta demokrasi yang sudah ditunggu-tunggu oleh para pemangku kepentingan untuk bersaing memperoleh kedudukan untuk memimpin, seperti halnya para calon yang berada di dalam Fakultas Dakwah. Adanya kegiatan ini tentunya menciptakan wadah tersendiri bagi mahasiswa Fakultas Dakwah untuk mempelajari cara-cara berkomunikasi antar mahasiswa dengan baik dan bersih dalam artian tidak mengandung sara dalam pesan yang disapaikan.

(65)

51

a. Menggunakan komunikasi interpersonal dimana para mahasiswa saling bertukar pikiran terhadap informasi. Seperti halnya melakukan loby politik. Kegiatan interaksi sosaial dua arah dengan maksud tertentu untuk mempengaruhi mahasiswa lainya dalam pelaksanaan Pemira Fakultas Dakwah.

Dan biasaya juga ada teknik obrolan-obrolan pribadi seperti

itu.” (DW, 05-02-2018)

b. Menggunakan komunikasi intrapersonal dengan melakukan propaganda antar mahasiswa seperti halnya seorang mahasiswa menyebarkan isu-isu yang tak sesuai sehingga berujung kepada pengaruh pribadi masing-masing dengan adanya presepsi yang memusat. “Selama saya menjadi mahasiswa sering sekali saya menemui pengalihan isu-isu seperti itu” (NR, 14-02-2018)

(66)

52

terbuka dan transparan dalam menyapaikan pesan-pesan yang dikehendaki dari setiap mahasiswa.

menggunakan media komunikasi dengan Whattshap dan

Instagram kaya foto kadidat gitu di edit trus di jadikan story

Whattshap dan instagram. Dan menurut saya itu kampanye

yang cukup baik juga karena melihat mahasiswa sekarang kan

tidak pernah lepas tuh dari hpnya” (DW, 05-02-2018)

“Melalui whatssap dan instagram kampanye dilakukan

dengan menyebarkan foto-foto dari calon kandidat seperti

itu” (NR, 14-02-2018)

(67)

53

minimnya kesadaran komunikasi yang lebih terarah di dalam Fakultas Dakwah

Selanjutnya jurusan yang bersangukutan melaksanakna teknik banding untuk memperoleh jawaban dari persoalan tersebut. Akhirnya jurusan tersebut melakukan banding dengan dihadiri oleh Dekan Fakultas Dakwah, Wakil Dekan III (Bidang kemahasiswaa) Fakultas Dakwah, Kepala Jurusan dari Jurusan Tersebut, ketua KPUM Institut, perwakilan Dewan Sema Institut dan Sema Fakultas Dakwah. Selang beberapa jam kemudian keputusan di tetapkan sebagai mana mestinya yang tercantum di dalam Undang-Undang Sema Institut.

Tidak berhenti di situ saja berdasarkan hasil penelitian mahasiswa jurusan yang bersangkutan tersebut melaksanakan demo kepada KPUM Institut di depan kantor KPUM IAIN Salatiga yang terletak di samping gedung aula Kampus 1 IAIN Salatiga. Karena memiliki tujuan untuk memperoleh jawaban mengenai peraturan untuk calon kandidat yang semestinya. Setelah sekian lama menunggu hasil jurusan yang bersangkutan pada akhirnya menemukan titik temu dari KPUM IAIN Salatiga. Bahwasanya pencalonan dengan mencalonkan kembali tidak diperbolehkan dalam kegiatan Pemira di ranah Institut maupun Fakultas yang tercantum dalam Undang-Undang SEMA IAIN Salatiga.

(68)

54

hanya satu nama saja yang tercantum sebagai calon kandidat yang di usung oleh satu partai dan berakhir dengan melawan bumbung kosong, kemudian yang terjadi suara terbanyak jatuh kepada bumbung kosong. Namun di Pemira putaran kedua mereka akhirnya mengajukan dua calon kandidat yang baru dengan dua partai dan sukses mengantongi kemenangan dari salah satu pihak tersebut.

Ketidak pastian undang-undang mahasiswa yang dimiliki dalam Fakultas Dakwah rupaya menjadi salah satu pemicu terjadinya permasalahan tersebut. Selain itu komunikasi secara terbuka juga kurang di terapkan antar mahasiswa baik mahasiswa yang berada di tingkatan Ormawa maupun mahasiswa yang tidak berada dalam structural kepengurusan Ormawa.

(69)

55

terbuka maka yang terjadi adalah munculnya kesimpangsiuran atas pijakan pelaksanaan roda demokrasi dalam organisasi.

2) Kelebihan dan Kekurangan dari Pemira Sebagai Media

Komunikasi Mahasiswa di Fakultas Dakwah IAIN Salatiga. Dalam proses keberlangsungann pemira sebagai media komunikasi mahasiswa di Fakultas Dakwah IAIN Salatiga tentunya menimbulkan beberapa dampak positif dan negatif untuk mahasiswa Fakultas Dakwah, berdasarkan hasil dari penelitian dampak-dampak tersebut meliputi :

a) Kelebihan menggunakan Media Komunikasi sebagai penerapan kegiatan Pemira di Fakultas Dakwah

1. Bisa memilih calon pemimpin yang baik

“Mengetahui cara berkomunikasi dengan memilih pemimpin

yang lebih baik” (PL, 2-03-2018)

2. Sebagai wadah belajar mahasiswa sebelum masuk dalam masyarakat

“Bisa dijadikan sebagai alat belajar mahasiswa kedepanya di

masyarakat” (DN, 27-02-2018)

(70)

56

“Tersalurnya gagasan Dari mahasiswa menurut saya seperti

itu dan lebih terpublikasi”(MR, 12-02-2018)

4. Mengetahui komunikasi yang baik untuk berdemokrasi

“dapat menerapkan proses demokrasi dengan komunikasi yang

lebih tepat dan baik” (NR, 14-02-2018)

b) Kekurangan menggunakan Media Komunikasi sebagai penerapan kegiatan Pemira di Fakultas Dakwah

1) Timbulnya kesalah pahaman yang terus berlanjut antar mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga

“Kekurangnya banyak timbulnya miss komunikasi kaya gitu karena kurangnya kemaksimalan dalam komunikasi berorganisasi” (MH, 22-02-2018)

2) Konflik yang berkepanjangan dalam berkomunikasi

“Timbulnya perpecahan karena presepsi yang tidak sepaham

seperti itu” (MR, 12-02-2018)

“kekurangnya tidak terlalu banyak hanya saja sedikit lebih membahayakan yaitu adanya konflik yang berkepanjangan dalam berkomunikasi antar mahasiswa bahkan berdampak

kepada kampus maupun fakultas” (DN, 26-02-2018)

3) Adanya komunikasi yang ditunjukan kepada orang-orang tertentu atau masih dalam sekelompok mahasiswa tertentu.

“kekurangnya menurut saya yang dia ajak komunikasi atau

yang sering berinteraksi itu hanya itu-itu saja jadi kaya kurang merangkul seluruh elemen jadi biasanya ada juga yang gak

mekitu pemira” (PL, 2-03-2018)

(71)

57

(72)

58 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pemira sebagai media komunikasi mahasiswa di Fakultas Dakwah IAIN Salatiga. Dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Ada beberapa jenis pengaplikasian pemira sebagai media komunikasi mahasiswa di Fakultas Dakwah meliputi media komunikasi intrapersonal seperti adanyan propaganda, media komunikasi Interpersonal lony politik dimana terdapat kegiatan interaksi antar mahasiswa dengan dua arah, dan media komunikasi dengan media massa dengan menggunakan media whattshap, instagram dan juga pamflet.

(73)

59

yang ditunjukan kepada orang-orang tertentu atau masih dalam sekelompok mahasiswa tertentu.

B. Saran

Berdasarkan tindak lanjut dari penelitian ini, maka penulis memberikan beberapa saran, diantaranya :

1. Perlu dilakukan suatu inovasi untuk merubah jalanya Pemira di Fakultas Dakwah dengan adanya kerjasama dan keterbukaan dari pihak kepengurusan organisasi mahasiswa tingkat Fakultas dengan para mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga dengan memperbaiki pola komunikasi yang digunakan agar lebih terarah dan lebih bijak lagi selain itu kegiatan pemira juga harus memperhatikan jadwal akademik pada kampus, sehingga pelaksanaan pemira bisa maksimal.

(74)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Saebani, Beni. 2008. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Ali, Mukti. 2016. Eager Expectation dan Motivasi Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga. Inject, Interdisciplinary Journal of Communication, Vol. 1, No. 2, Desember 2016:203222

Astuti, Hanung Jazimah Puji. 2017. Islam Nusantara: Sebuah Argumentasi Beragama dalam Bingkai Kultural.Inject, Interdisciplinary Journal of CommunicationVolume 2, No.1: h. 27-52

Arni, Muhammad. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarrta: Bumi Aksara.

Effendy, Onong Uchjana. 1997. Ilmu Komunikasi teori dan Praktik. Bandung: PT Remadja Rosdakarya. Bandung.

Faisal, sanapiah. 2005. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Fajri, Mahfudlah. 2017. Daya Komunikasi Masyarakat pesisir Wedung Jawa Tengah. Inject,

Interdisciplinary Journal of Communication Volume 2, No.1, Juni 2017: h. 53-76

Luvitasari, Dyah Ayu Herlyne Partisipasi Politik Mahasiswa Dalam Pemilihan Umum Raya Jurusan Tahun 2013 Sebagai Upaya Pembentukan Kehidupan Demokratis Di Lingkungan PMP-KN FIS UNESA (Jurnal). skripsi tidak diterbitkan ( Universitas Negeri Surabaya: 2013)

Mulyana, Deddy. 2016. Iimu Komunikasi. Bandung: PT. Remadja Rosdakarya. Rumanti, Maria Assumpta. 2002. Dasar- Dasar Public Relation. Jakarta: PT.

Grasindo.

Rakhmat, Jalaluddin. 1989. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja Karya cv. Rakhmat, Jalaluddin. 2003. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja Karya cv. Rakhmat, Jalaluddin. 1992. Retorika Modern. Bandung: Remadja Karya cv. Rakhmat, Jalaluddin. 2006. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT.

Remadja Rosdakarya.

(75)

Riciani, Altran Amaseta “Peran Komisi Peilihan Umum Raya Melalui Media Sosial dalam Upaya Meningkatkan Partisipasi Politik Mahasiswa Pada Pemiu Raya Prodi PPKn UNESA Periode 2016-2017 (Jurnal): Universita Negeri Surabaya.

Rasimin, dkk. 2017.Melawan Hoax di Media Sosial dan Media Massa Yogyakarta: Trusmedia Publishing.

Rasimin. 2016. Pengembangan Karakter Multi Kukltural Mahasiswa dalam Pembelajaran Civic Education (Studi pada Mahasiswa KPI Fakultas Dakwah IAIN Salatiga). Inject, Interdisciplinary Journal of Communication, Vol. 1, No. 2, Desember 2016:145-164.

Rasimin. 2016. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama Di Masyarakat Randuancir. Inject: Interdisciplinary Journal of Communication

Volume 1, No.1, Juni 2016: h. 99-118

Sugiyono. 2008. Cetakan VII. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & G. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2017. “MetodePenelitianKuantitaif, Kualitatifdan R&D”. Bandung: ALFABETA cv

Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Grasindo Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Susanti,susi.2015.“MahasiswadanPolitikKampusStudiKasusPartisipasiMahasisw a (Jurnal). FISIP DalamPemilihan Raya Universitas Riau Tahun 2015”: FISIP Universitas Riau

Wiratna Sujarweni. 2014. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/media_komunikasi(diakses pada hari Jumat, 02Maret 2018 pukul 17.08 WIB)

www.spengetahuan.com/2017/11/pengertian-media-komunikasi-teori-fungsi-jenis-jenis-karakter-bentuk.html (diakses pada hari Senin, 06 Maret 2018 pukul 08.30)

(76)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI :

Nama : Intan Nur Vadzila

Tempat dan Tanggal Lahir : Magelang, 27 Nopember 1995 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Warga Negara : Indonesia

Alamat : Harjosari 002/005 Madyocondro, Secang, Magelang

Nomor Telepon / HP : 085865759522

e-mail : intunintan23@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN :

1. MI Arrosydin : Tahun 2002-2008 2. SMP N 1 Secang : Tahun 2008 - 2011

3. MAN 1 Kota Magelang : Tahun 20011 - 2014

PENGALAMAN ORGANISASI :

 Sema Fakultas Dakwah IAIN Salatiga

 PMII Komisariat Djoko Tingkir Kota salatiga

Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya.

Salatiga, 27 Maret 2018

(77)

DAFTAR NILAI SKK

1. Seminar Nasional Perlindungan Hukum Terhadap Usaha Mikro Menghadapi Pasar bebas Asian

2014 Peserta 6

2. OPAK STAIN SALATIGA 2014 “ Aktualisasi

Gerakan Mahasiswa yang Beretika, Disiplin dan

Berfikir Terbuka”

19 Agustus 2014 Peserta 5

3. OPAK Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga 2014

“Aktualisasi Pendidikan Karakter sebagai

Pembentuk Generasi yang Religius Edukatif dan

Humanis”

21 Agustus 2014 Peserta 5

4. UPT Perpustakaan Library User Education

“Pendidikan Pemustaka”

28 Agustus 2018 Peserta 1

5. Kongres ke 4 Forkomnas KPI 29 Oktober – 1 November 2014

Peserta 8

6. Seminar Nasional Bekontribusi Untuk Negeri Melalui Televisi / TV

5 November 2014 Peserta 8

7. Bedah buku Metode Tafsir Kontempores Model Pendekatan Herneneutika Sosio-Tematik dalam

tafsir Al qur’an Hasan Hanafi

27 November 2014 Peserta 2

8. Sosialisasi Regulasi Terkait Kerukunan Umat Beragama Kepada Mahasiswa

30 Mei 2016 Peserta 2

9. Workshop Forex Tranding for livig 23 April 2016 Participant 2

10. Pelatihan Kader Dasar PKD PMII Rayon Dakwah Komisariat Djoko Tingkir

27 Maret 2016 Peserta 5

11. Traning Kepribadian 19 Mei 2015 Peserta 5

12. Seminar Nasional “Peranaan teknopreneur dalam mendukung program pemeri ntahan melalui

ekonomi kreatif”.

15 april 2015 Peserta 6

13. Peran Media Massa terhadap Pelestarian Lingkungan Hidup

19 November 2015 Peserta 2

14. Charity Seminar “ Stay Positive ! can’t live a

positive life with a negative mind”

8 Desember 2015 Peserta 2

15. Mapaba Rayon Fakultas Dakwah PMII Komisariat Djoko Tingkir Salatiga

23 Oktober 2015 Panitia 2

16. Seminar Bedah buku tema “Aktualisasi Dakwah

dalam membentuk generasi yang bertaqwa

Gambar

Tabel 1.3 Daftar Nama Informan
Gambar kampanye melalui Whattshap , instagram, dan Pamflet
Gambar kamanye melalui Whattshap , instagram, dan Pamflet

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang seperti yang telah disebutkan di atas menjadi dasar dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan judul : Peranan Simpan Pinjam

Hal ini mengindikasikan bahwa pemanfaatan tumbuhan untuk kesehatan reproduksi oleh masyarakat lokal Kedang belum diikuti dengan publikasi ilmiah, sehingga penelitian

Demonstrasi pada Siswa Kelas XII Tata Boga SMKN 4 Banjarmasin. 3) Apakah terjadi Peningkatan Hasil Belajar Pengelolaan Usaha Boga Materi Pengolahan Kue dari Puff Pastry

Misi penting dari inisiatif Nabi membuat Piagam Madinah adalah satu sisi Nabi berhasil menyatukan penduduk Madinah dalam perjanjian damai, sedang sisi lain menguntungkan Nabi

Pada langkah ini guru diharapkan unutk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran yang akan diajarkan. Dengan

Diikuti dengan alat pengendali dan pengaman pengguna jalan dengan nilai bobot terburuk (9) pada empat lokasi ruas jalan disusul rambu lalu lintas dengan nilai bobot 9

Masalah dalam penelitian ini yang peneliti tulis adalah tentang regulasi yang mengatur standar fasilitas pelayanan kesehatan pada kelas rawat inap di rumah

Menurut Sutedi (2009:170), Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat bagi pekerja/buruh maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan