• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH QUALITY OF WORK LIFE DAN BUDAYA KAIZEN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI MELALUI KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH QUALITY OF WORK LIFE DAN BUDAYA KAIZEN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI MELALUI KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar"

Copied!
203
0
0

Teks penuh

(1)

KAIZEN

TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI MELALUI

KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING

DI

BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG KENDAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh

DWI ARIANI

NIM 21313073

PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)

KAIZEN

TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI MELALUI

KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING

DI

BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG KENDAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh

DWI ARIANI

NIM 21313073

PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(4)

ii

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

Jalan Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon( 0298) 323706 Faksimili (0298) 323433

Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@iainsalatiga.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudara:

Nama : Dwi Ariani

NIM : 21313073

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Prodi : Perbankan Syariah (S1)

Judul : PENGARUH QUALITY OF WORK LIFE DAN BUDAYA KAIZEN TERHADAP

KOMITMEN ORGANIASI MELALUI KEPUASAN KERJA SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG

KENDAL

Dapat diajukan dalam sidang munaqosah Skripsi. Demikian surat ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Salatiga, 26 Agustus 2017

Pembimbing

(5)

iii

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

Jalan Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon( 0298) 323706 Faksimili (0298) 323433

Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@iainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN

PENGARUH QUALITY OF WORK LIFE DAN BUDAYA KAIZEN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI MELALUI KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG KENDAL

DISUSUN OLEH DWI ARIANI NIM: 213 13 073

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam Istitut Agama islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada

Tanggal 26 September 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna

Memperoleh gelar Sarjana S1 Ekonomi

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dr. Agus Waluyo, M.Ag. _____________________

Sekretaris Penguji : Abdul Aziz NP. S.Ag. MM. _____________________

Penguji I : Dr. Anton Bawono, M.Si. _____________________

Penguji II : Qi Mangku B., Lc., M.Si. _____________________

Salatiga, 26 September 2017

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,

(6)

iv

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dwi Ariani

NIM : 213 13 073

Prodi : S1 Perbankan Syariah

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Judul Skripsi : Pengaruh Quality of Work Life Dan Budaya Kaizen Terhadap

Komitmen Organisasi Melalui Kepuasan Kerja Sebagai

Variabel Intervening Di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Kendal

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang

pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain

kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah

lazim.

Salatiga, 26 Agustus 2017

Penulis,

(7)

v

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Dwi Ariani

Nim : 213-13-073

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Prodi : S1 Perbankan Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “Pengaruh Quality of Work Life dan Budaya

Kaizen terhadap Komitmen Organisasi melalui Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening

di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal” benar bebas plagiat, dan apabila

pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan

yang berlaku.

Demeikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Salatiga, 26 Agustus 2017

Yang membuat pernyataan,

Dwi Ariani

(8)

(Al Baqarah: 153)

Menguasai diri adalah anak kunci dari segala kemajuan dan kebahagiaan.

(9)

vii

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah

dan inayah-Nya, serta dengan penuh cinta dan sayang skripsi ini

saya persembahkan kepada:

Kedua orang tuaku, Sarini dan Tugiman

Kakakku Eko Yudhianto

Adikku Bagus Sugiarto

(10)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

atas kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat, karunia, rizqi, dan

pertolongan-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Quality Of Work Life dan Budaya Kaizen terhadap Komitmen

Organisasi melalui Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening Di Bank

Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal”. Shalawat serta salam semoga

tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

dalam ilmu perbankan syariah. Dalam penyusunan skripsi ini telah banyak

pihak yang membantu baik secara moril dan material, maka penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

Salatiga.

2. Dr. Anton Bawono, M,Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam.

3. Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Prodi S1-Perbankan Syariah

sekaligus dosen pembimbing akademi.

4. Abdul Aziz NP. S.Ag M.M. selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam penulisan

(11)

ix

5. Seluruh dosen progam studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan

wawasan kepada penulis selama perkuliahan.

6. Seluruh karyawan dan staff akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam IAIN Salatiga atas pelayanannya.

7. Ayahku Tugiman dan Ibuku Sarini, kakakku Eko Yudhianto serta adikku

Bagus Sugiyarto.

8. Calon Imamku Mas Nadhirin Aufal Muna yang telah mendoakan dan

mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Fiqi Achsani dan Ahmad Baskoro yang selalu memberikan semangat dan

dukungan.

10. Segenap pihak Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal yang telah

membantu dalam penelitian skripsi ini.

11. Erfina Fitriyani dan Chanifa Riza serta Nur Wasiq Febriyanto yang telah

membantu dalam penyelesaian skrispi ini.

12. Sahabatku Eka Anggarini, Yenny Rahmawati dan Desy Puji Istanti serta

Aprina Wardani terimakasih atas hiburan, bantuan, saran dan semangat

yang telah kalian berikan.

13. Segenap mahasiswa Progam Studi S1-Perbankan Syariah, khususnya

angkatan 2013, terimakasih atas kebersamaan dan semangatnya selama

(12)

x

14. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Salatiga, 26 Agustus 2017

Penulis

Dwi Ariani

(13)

xi ABSTRAK

ARIANI DWI. 2017. Pengaruh Quality Of Work Life Dan Budaya

Kaizen Terhadap Komitmen Organisasi Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Progam Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Abdul Aziz NP. S.Ag M.M.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh quality

of work life terhadap kepuasan kerja (2) pengaruh budaya kaizen

terhadap kepuasan kerja (3) pengaruh quality of work life terhadap

komitmen organisasi (4) pengaruh budaya kaizen terhadap komitmen

organisasi (5) pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi

(6) pengaruh quality of work life dan budaya kaizen terhadap

komitmen organisasi melalui kepuasan kerja sebagai variabel

intervening di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal.

Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Kendal yang diambil sebanyak 40 responden dengan teknik sampling

jenuh. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 16. Analisis data pada penelitian ini yaitu analisis data kuantitatif. Analisis ini meliputi uji reliabilitas, uji

validitas, uji statistik melalui uji Ttest, Ftest, serta koefisien determinasi

R2, uji asumsi klasik dan analisi jalur (Path Analysis).

Berdasarkan analisis penelitian maka dapat disimpulkan bahwa (1) quality of work life berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap kepuasan kerja, (2) budaya kaizen berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan kerja, (3) quality of work life

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap komitmen

organisasi, (4) budaya kaizen berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap komitmen organisasi, (5) kepuasan kerja berpengaruh positif

dan signifikan terhadap komitmen organisasi, (6) quality of work life

dan budaya kaizen berpengaruh positif dan signifikan terhadap

komitmen organisasi melalui kepuasan kerja sebagai variabel

intervening.

Kata Kunci: Quality of Work Life, Budaya Kaizen, Kepuasan Kerja,

(14)

xii DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULIAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 20

C. Tujuan Penelitian ... 21

(15)

xiii

E. Sistematika Penelitian ... 23

BAB II TELAAH PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 30

B. Kerangka Teori... 34

1. Komitmen Organisasi... 34

a. Pengertian Komitmen Organisasi ... 34

b. Aspek-aspek Komitmen Organisasi ... 38

c. Faktor-faktor Komitmen Organisasi ... 40

d. Proses Terjadinya Komitmen Organisasi ... 43

e. Dampak Terjadinya Komitmen Organisasi ... 44

f. Indikator Komitmen Organisasi ... 46

2. Kepuasan Kerja ... 46

a. Pengertian Kepuasan Kerja ... 46

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja... 47

c. Pengaruh Karyawan Puas dan Tidak Puas di Tempat Kerja ... 49

d. Indikator Kepuasan Kerja ... 50

3. Quality of Work Life ... 51

a. Pengertian Quality of Work Life ... 51

b. Aspek Quality of Work Life... 53

c. Faktor-faktor Quality of Work Life ... 56

d. Implementasi Quality of Work Life ... 56

e. Dampak dari Penerapan Quality of Work Life ... 57

(16)

xiv

4. Budaya Kaizen ... 60

a. Pengertian Budaya Kaizen ... 60

b. Konsep Budaya Kaizen ... 66

c. Faktor-fakor yang Mempengaruhi Budaya Kaizen ... 68

d. Indikator Budaya Kaizen... 68

C. Kerangka Penelitian ... 72

D. Hipotesis ... 73

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 81

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 81

C. Populasi dan Sampel ... 82

D. Teknik Pengumpulan Data ... 82

E. Skala Pengukuran ... 84

F. Definisi Konsep dan Operasional... 85

G. Instrumen Penelitian... 89

H. Uji Instrumen Penelitian ... 90

I. Alat Analisis ... 91

BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Objek Penelitian ... 97

1. Profil Bank Syariah Mandiri ... 97

2. Visi Bank Syariah Mandiri... 99

3. Misi Bank Syariah Mandiri ... 99

(17)

xv

5. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 103

6. Profil Responden Berdasarkan Usia... 103

7. Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 104

B. Analisis Data ... 105

1. Uji Instrumen ... 105

a. Uji Realibilitas ... 105

b. Uji Validitas ... 105

2. Uji Statistik... 107

a. Uji Koefisien Determinasi... 107

b. Uji F (Uji Simultan) ... 109

c. Uji t (Uji Parsial) ... 110

3. Uji Asumsi Klasik ... 112

a. Uji Multikolonieritas ... 112

b. Uji Heteroskedastisitas ... 113

c. Uji Normalitas ... 114

C. Analisis Jalur (Path Analysis) ... 115

D. Pembahasan ... 123

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 139

B. Saran ... 140

(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Ringkasan Research Gap ... 12

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 30

Tabel 2.2 Variabel, Indikator Pernyataan ... 70

Tabel 3.1 Kategori Respon Skala ... 85

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 103

Tebel 4.2 Usia Responden... 103

Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir responden ... 104

Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 105

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas ... 106

Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Detreminasi ... 108

Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikan Simultan ... 109

Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t ... 110

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolonieritas ... 112

Tabel 4.10 Hasil Uji Hetroskedastisitas ... 113

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas ... 115

Tabel 4.12 Hasil Persamaan Regresi Pertama... 116

Tabel 4.13 Hasil Persamaan Regresi Kedua ... 118

(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 73

Gambar 3.1 Indikator Variabel Quality of Work Life ... 86

Gambar 3.2 Indikator Variabel Budaya Kaizen ... 87

Gambar 3.3 Indikator Variabel Kepuasan Kerja ... 88

Gambar 3.4 Indikator Variabel Komitmen Organisasi ... 89

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 100

Gambar 4.2 Diagram Jalur Persamaan Regresi Pertama ... 117

(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN II DATA JAWABAN RESPONDEN

LAMPIRAN III UJI KARAKTERISTIK RESPONDEN

LAMPIRAN IV UJI RELIABILITAS DAN UJI VALIDITAS

LAMPITAN V UJI STATISTIK

LAMPIRAN VI UJI ASUMSI KLAISK

LAMPIRAN VII ANALISIS JALUL (PATH ANALYSIS)

LAMPIRAN VIII NOTA PEMBIMBING

LAMPIRAN IX LEMBAR KONSULTASI

LAMPIRAN X DECLARATION

LAMPIRAN XI PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI

(21)

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan salah satu aset paling berharga

yang dimiliki oleh suatu organisasi, karena manusialah yang merupakan

satu-satunya sumber daya yang dapat menggerakkan sumber daya lainnya.

Dengan demikian, unsur sumber daya manusia jadi faktor kunci yang

harus dipertahankan suatu organisasi untuk menjawab setiap tantangan

yang ada. Oleh karena itu upaya untuk mempertahankan sumber daya

manusia yang berkualitas merupakan langkah utama organisasi (Arianto,

2013:191). Sumber daya manusia adalah faktor yang paling penting dari

sebuah organisasi di mana pengakuan atas pola perilaku dan faktor-faktor

yang berhubungan dengan job description karyawan menjadi sangat

diperlukan dalam pengakuan keberhasilan suatu organisasi (Varnous,

2013).

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini sumber daya manusia

yang berkompeten sangat dibutuhkan banyak perusahaan, sebab itu

banyak perusahaan, organisasi swasta maupun pemerintah melakukan

perekrutan pegawai dengan standar-standar tertentu sesuai keinginan

organisasi tersebut untuk memenuhi kebutuhan organisasi mereka dan

jumlah pelamar pun tidak sedikit banyak para pelamar berasal dari fresh

(22)

2

Saat ini lembaga keuangan Islam dan perbankan yang berada di

Indonesia maupun di belahan dunia mengalami pertumbuhan serta

perkembangan yang sangat pesat. Menurut Vogel dan Hayes (1998)

dalam Muhammad menegaskan bahwa sejumlah lembaga keuangan

terutama di negara-negara Barat, Timur Tengah dan Asia mengakui

bisnis keuangan Islam ini sebagai peluang baru yang sangat penting bagi

pertumbuhan ekonomi. Lembaga-lembaga keuangan ini telah

mengembangkan praktek-praktek Islami yang kini sedang tumbuh,

penduduk muslim adalah penduduk yang sangat potensial dilihat dari sisi

jumlah/kuantitasnya di dunia (Muhammad, 2014).

Sedangkan di Indonesia, Bank Syariah Mandiri hadir sejak tahun

1999 pasca krisis ekonomi dan moneter tahun 1997-1998. Sebagaimana

diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul

dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah

menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap

seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam

kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh

bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya

mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi

sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank

Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai

(YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena

(23)

3

melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang

investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan

penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi

Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT

Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan

penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank

Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai

tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan

konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.

Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan

perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai

respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi

peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking

system). Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa

pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk

melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional

menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan

Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga

kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang

beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah

Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No.

23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi

(24)

4

SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya,

melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No.

1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank

Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut,

PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin

tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank

yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang

melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan

nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah

Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. Seiring berjalanannya

waktu Bank Syariah Mandiri telah meningkatkan pelayanan melalui

kualitas pelayanan nasabah.

Adanya globalisasi di segala bidang menjadikan persaingan bisnis

yang semakin ketat, dimana kondisi tersebut harus disikapi oleh suatu

organisasi dengan melakukan inovasi di segala aspek guna mengantisipasi

persaingan yang terjadi, termasuk mengoptimalkan kualitas sumber daya

manusia yang dimilikinya.

Menurut Kiswuryanto (2014:2) masalah sumber daya manusia

masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi perusahaan untuk tetap dapat

bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama

dalam setiap kegiatan perusahaan, walaupun didukung dengan sarana dan

(25)

5

sumber daya manusia yang handal, kegiatan perusahaan tidak akan

terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya

manusia salah satu kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala

kebutuhannya. Sebagai kunci pokok, sumber daya manusia akan

menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan. Oleh karena

itu berhasil tidaknya suatu organisasi atau instiusi akan ditentukan oleh

faktor manusianya atau karyawannya dalam mencapai tujuannya

(Nugraheni,2012).

Bagi kehidupan berorganisasi komitmen merupakan prasyarat

mutlak untuk menjaga kelangsungan organisasi. Dalam hal ini komitmen

yang dibutuhkan adalah komitmen dari segenap anggota untuk

kepentingan organiasinya. Komitmen organisasi sendiri merupakan

keterikatan seorang karyawan baik secara psikologis yang ditandai dengan

kepercayaan pada organisasi, kemauan untuk mengusahakan tercapainya

kepentingan organisasi, dan keinginan yang kuat untuk mempertahankan

kedudukan dalam organisasi dimana ia bergabung. Namun demikian

komitmen organisasi bukan hanya sekedar ingin mempertahankan

kedudukan lebih dari itu melainkan juga dinamika aktif dari segenap

anggota organisasinya. Dengan kondisi demikian maka unsur-unsur dalam

komitmen organisasi menjadi dasar yang sangat penting bagi anggota

organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan setiap tugas

(26)

6

Ada beberapa hal yang berkaitan dengan komitmen organisasi pada

karyawan diantaranya adalah quality of work life, kepuasan kerja, dan

budaya kaizen. Quality of work life (kualitas kehidupan kerja) mempunyai

kaitan yang erat dengan komitmen organisasi pada karyawan. Salah satu

faktor yang berpengaruh dalam quality of work life adalah pemberdayaan

karyawan dalam hal pengambilan keputusan. Karyawan yang benar-benar

diberdayakan dalam pengambilan keputusan lebih berkomitmen terhadap

organisasi (Luthans, 2006). Sehingga kebijakan penerapan kualitas

kehidupan kerja perlu diperhatikan oleh organisasi dalam rangka

mempertahankan karyawan dalam organisasi tersebut. Oleh karenanya

salah satu cara yang perlu dilakukan untuk menumbuhkan komitmen

karyawan adalah dengan cara penerapan kualitas kehidupan kerja.

Werther & Davis (1985) mengungkapkan organisasi yang memiliki

progam quality of work life berati perusahaan memiliki supervisi yang

bagus, kondisi kerja yang baik, adanya sistem penggajian, dan pemberian

manfaat yang memuskan, serta membuat pekerjaan lebih menarik, penuh

tantangan dan adanya hadiah atau reward. Hasil dari pengelolaan quality

of work life yang baik mempengaruhi produktivitas perusahaan.

Perusahaan yang kurang memperhatikan kebutuhan karyawan akan

kualitas kehidupan kerja yang baik akan sulit mempertahankan mengingat

karyawan akan lebih memilih berpindah ketempat yang lebih

memperhatikan karyawan dalam aspek kualitas kehidupan kerja. Karena

(27)

7

Boudreu, 2011). Lebih lanjut Umar (2001) mengungkapkan perusahaan

yang kurang memperhatikan faktor kualitas kehidupan kerja sepertinya

akan sulit mendapatkan atau mempertahankan pekerja yang sesuai dengan

kebutuhan perusahaan, bahkan akan sulit membangkitkan kinerja

karyawan yang sudah ada. Dan lebih dari itu akan menghadapi kondisi

perpindahan pekerja (labour turnover) karena karyawan lebih memilih

untuk bekerja ditempat atau perusahaan lain yang menerapkan berbagai

faktor kualitas kehidupan kerja yang lebih menjanjikan (Umar, 2001).

Selain dari quality of work life, kepuasan kerja merupakan salah

satu faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja yang

optimal. Ketika seorang merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya ia

akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang

dimilikinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya (Johan,2002),

dengan demikian produktivitas dan hasil kerja karyawan akan meningkat

secara optimal. Menurut Handoko (2010) kepuasan kerja (job satisfaction)

adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan

dimana para karyawan memandang pekerjaan mereka.

Selain dari quality of work life dan kepuasan kerja, budaya kaizen

juga dapat mempengaruhi komiten organisasi pada karyawan, kaizen atau

perbaikan secara berkelanjutan adalah perbaikan secara terus-menerus

untuk selalu meningkatkan mutu dan produktivitas out-put. Kaizen

pertama kali diperkenalkan oleh Taichi Ohno, mantan Vice President

(28)

8

juga memperkenalkan Just-in-Time pada perusahaan tersebut

(Hardjosoedarmo, 2004:147). Imai (1999:126) penulis kaizen pertama kali

menyatakan keyakinan bahwa, sebenarnya kaizen tidak hanya berlaku di

Jepang, karena pada dasarnya setiap individu maupun organisasi di negara

manapun pasti menginginkan selalu menjadi yang terbaik, untuk itu

perbaikan dan penyempurnaan setiap saat selalu diperlukan, hal ini

berdasarkan arti dari kaizen itu sendiri perbaikan dan penyempurnaan terus

menerus dan berkesinambungan. Dalam dunia kerja komitmen karyawan

terhadap organisasi sangatlah penting sehingga sampai-sampai beberapa

organisasi berani memasukkan unsur komitmen sebagai salah satu syarat

untuk memegang jabatan/posisi yang ditawarkan dalam iklan lowongan

pekerjaan, Arifin dan Komaruddin (2009). Jadi untuk tetap menjaga

komitmen karyawan, hal yang pertama dilakukan pimpinan perusahaan

adalah memperhatikan kepuasan kerja karyawan.

Dalam sebuah organisasi untuk mencapai prestasi tentunya

diperlukan komitmen dan kinerja yang tinggi dan disinilah budaya

organisasi memiliki peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi

kinerja dan komitmen organisasi. Budaya kaizen dapat memberikan

motivasi yang luar biasa bagi karyawan untuk memberikan kemapuan

terbaiknya dalam memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh

organisasi kepada karyawan untuk terus meningkatkan kinerja dan

komitmennya serta memperoleh prestasi yang gemilang. Dari sinilah

(29)

9

Adapun penelitian terdahulu mengenai pengaruh quality of work

life terhadap komitemen organisasi yang dilakukan oleh Harefa (2015)

yang mengatakan bahwa quality of work life menjadi salah satu faktor

penting dalam mempengaruhi komitmen organisasi. Dalam penelitiannya

menunjukkan bahwa quality of work life memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap komitmen organisasi. Hal ini mengindikasi bahwa

semakin tinggi quality of work life yang dirasakan oleh karyawan maka

semakin tinggi komitmen organisasinya. Adapun penelitian dari Imanni

(2014) mengatakan bahwa dari hasil analisis data didapatkan hasil bahwa

quality of work life berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap

komitmen organisasi, hal ini disebabkan karena quality of work life lebih

berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan.

Adapun penelitian terdahulu mengenai pengaruh kepuasan kerja

terhadap komitmen organisasi yang dilakukan oleh Wang (2007), hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa budaya pembelajaran organisasi dapat

dilihat dari faktor yang penting bagi kepuasan kerja karyawan dan

komitmen organsiasi. Hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa

kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan dengan komitmen

organisasi. Kemudian penelitian dari Aranya et al (1982), Parker dan

Kohlmeyer (2005) mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara

kepuasan kerja dan komitmen organisasi yang berati bahwa adanya

(30)

10

Adapun penelitian terdahulu mengenai pengaruh budaya kaizen

terhadap komitmen organisasi yang dilakukan oleh Djamhur (2016) yang

mengatakan bahwa variabel budaya kaizen berpengaruh positif dan

signifikan terhadap komitmen organisasi, sehingga kedua variabel ini

dapat meningkat secara bersama-sama. Kemudian penelitian dari

Marcellinus (2014) yang mengatakan bahwa budaya kaizen tidak memiliki

pengaruh secara signifikan dan negatif terhadap komitmen organisasi.

Selain itu budaya organisasi juga memiliki hubungan yang sangat rendah

dan tidak signifikan terhadap komitmen organisasi. Hal ini hubungan

budaya kaizen berbanding terbalik dengan komitmen organisasi.

Penelitian mengenai pengaruh quality of work life terhadap

kepuasan kerja karyawan yang dilakukan oleh Hamidi (2016) yang

mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kualitas

kehidupan kerja terhadap kepuasan kerja guru SMA Negri di kota

Mataram. Semakin baik kualitas kehidupan kerja, maka kepuasan kerja

guru SMA Negri di kota Mataram akan semakin baik. Kemudian

penelitian yang dilakukan oleh Gigeh (2015) yang menyatakan bahwa

kualitas kehidupan kerja berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

kepuasn kerja karyawan pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Jember.

Artinya kepuasn kerja karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Jember

tidak dipengaruhi secara langsung oleh kualitas kehidupan kerja

(31)

11

Penelitan mengenai pengaruh budaya kaizen terhadap kepuasan

kerja oleh Herawan (2015) yang menyatakan bahwa berdasarkan kuisioner

yang telah disebarkan kepada karyawan PT. BRI (Persero) Kantor Cabang

Kota Malang Kawi, diketahui bahwa variabel budaya organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan kerja.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Sulastri (2016) menemukan

hasil bahwa budaya kaizen berpengaruh negarif dan tidak signifikan

terhadap kepuasan kerja karyawan PT.PLN (Persero) wilayah Kalimantan

Selatan dan Kalimantan Tengah Area Kuala Kapuas.

Adapun penelitian dari Nina (2006) tentang Pengaruh Budaya

Organisasi terhadap komitmen Organisasi melalui Kepuasan Kerja (Studi

Kasus pada Tenaga Perawat Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

dengan hasil penelitian Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh

langsung diperoleh β = 0,265 untuk budaya organisasi terhadap komitmen

organisasi, β = 0,687 untuk kepuasan kerja terhadap komitmen organiasi

dan untuk budaya organisasi terhadap komitmen organiasi memiliki β =

0,730. Sedangkan untuk pengaruh tidak langsung dihasilkan sebesar 0,502

yaitu hasil dari pengaruh tidak langsung budaya organisasi terhadap

komitmen organiasi melalui kepuasan kerja. Sedangkan koefisien

determinasi total yang diperoleh sebesar 0,767.

Penelitian dari Wardhani (2015), dengan judul penelitian Pengaruh

Motivasi Kerja Karyawan Terhadap Komitmen Organisasi Dengan

(32)

12

bahwa faktor motivator berpengaruh positif dan signifikan terhadap

komitmen organisasi melalui kepuasan kerja. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa motivasi kerja yang tinggi akan mempengaruhi peningkatan

kepuasan kerja, ketika kepuasan kerja tinggi maka kepuasan kerja menjadi

pengaruh tidak langsung antara kepuasan dan komitmen organisasi.

Berikut adalah tabel ringkasan Research Gap :

Tabel 1.1 Isu : Pengaruh Quality Of Work Life Terhadap Komitmen

(33)

13 Isu : Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi

1 Wang (2007) Kepuasan

(34)

14

Kerja Organisasi kerja

(35)

15

Isu : Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Komitmen Organisasi

1 Djamhur

(36)

16

(2014) Kaizen Organisai kaizen

berpengaruh

Isu : Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kepuasan Kerja

(37)

17

7 Sulastri (2016) Budaya

(38)

18

kerja

Isu : Pengaruh Quality Of Work Life Terhadap Kepuasan Kerja

(39)

19

Isu : Pengaruh Variabel (X) Terhadap Variabel (Y) Melalui Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening (Z)

1 Nina (2006) Budaya

Sumber: Data yang diolah dalam penelitian ini, 2017

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya tentang

komitmen organiasi adalah: (1) Menggunakan variabel mediasi

(intervening) kepuasan kerja, untuk melihat pengaruh quality of work life

dan budaya kaizen terhadap komitmen organisasi (2) penelitian ini

menggunakan variabel bebas quality of work life dan budaya kaizen

(40)

20

variabel quality of work life tidak pernah disandingkan dengan variabel

budaya kaizen.

Berdasarkan kemajuan Bank Syariah Mandiri dan latar belakang

yang telah diuraikan diatas mendorong peneliti melakukan penelitian di

Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal, dan berdasarkan

kesenjangan dari penelitian-penelitian terdahulu peneliti tertarik untuk

meneliti dengan judul “ Pengaruh Quality Of Work Life (QWL), Dan

Budaya Kaizen Terhadap Komitmen Organisasi Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas

maka secara ringkas masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh quality of work life (QWL) terhadap

kepuasan kerja karyawan pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Kendal ?

2. Bagaimanakah pengaruh budaya kaizen terhadap kepuasan kerja

karyawan pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal?

3. Bagaimanakah pengaruh quality of work life (QWL) terhadap

komitmen organisasi pada karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor

(41)

21

4. Bagaimanakah pengaruh budaya kaizen terhadap komitmen organisasi

pada karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal?

5. Bagaimanakah pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen

organisasi pada karyawan Bank Syariah Mndiri Kantor Cabang

Kendal?

6. Bagaimanakah pengaruh quality of work life dan budaya kaizen

terhadap komitmen organisasi melalui kepuasan kerja sebagai variabel

intervening pada karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Kendal?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh quality of work life terhadap kepuasan

kerja karyawan pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal

2. Untuk mengetahui pengaruh budaya kaizen terhadap kepuasan kerja

karyawan pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal

3. Untuk mengetahui pengaruh quality of work life terhadap komitmen

organiasi pada karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Kendal.

4. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen

organisasi pada karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

(42)

22

5. Untuk mengetahui pengaruh budaya kaizen terhadap komitmen

organisasi pada karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Kendal.

6. Untuk mengetahui pengaruh quality of work life dan budaya kaizen

terhadap komitmen organisasi melalui kepuasan kerja sebagai variabel

intervening pada karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Kendal.

D. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai dilakukan diharapkan akan

memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diataranya adalah :

1. Bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan ilmu pengetahuan

mengenai kondisi kerja dilingkungan pekerjaan secara nyata.

2. Bagi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan informasi dan

masukan bagi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal dalam

melakukan berbagai kebijakan. Khususnya masalah gaya

kepemimpinan, komunikasi dan lingkungan kerja, hal tersebut cukup

berguna dalam proses pengambilan keputusan suatu pimpinan.

3. Bagi lembaga akademin IAIN Salatiga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keperpustakaan dan

(43)

23 E. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II Kajian Pustaka

Berisi tentang telaah pustaka yaitu jabaran tentang penelitian

terdahulu, landasan teori yang berisi deskripsi mengenai variabel dan

hubungan antar variabel, kerangka penelitian dan hipotesis penelitian.

BAB III Metodelogi Penelitian

Metodelogi penlitian, berisi tentang jenis dan sumber data,

populasi dan sample, teknik pengumpulan data, variabel penelitian,

pengukuran, teknik analisis data.

BAB IV Analilis Data dan Pembahasan

Analisis data berisi tentang penelitian berupa gambaran umum

obyek penelitian, deskripsi data penelitian dan responden, uji validitas dan

reabilitas, uji statistik, uji asumsi klasik, analisis data penelitian dan

pembahasan.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan menjelaskan tentang analisis yang telah dilakukan yang

dijelaskan secara singkat. Sedangkan saran merupakan himbauan kepada

(44)

24

pengetahuan dan manfaat serta dapat dikembangkan menjadi bahan kajian

penelitian berikutnya.

(45)

25 A. Telaah Pustaka

Di dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas tentang hasil

penelitian-penelitian terdahulu yang sejenis dengan penelitian yang akan

dilakukan sebagai acuan atau pembanding untuk mencari

perbedaan-perbedaan agar tidak ada unsur duplikasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Harefa (2015) mengenai pengaruh

quality of work life (QWL) terhadap komitmen organisasi pada karyawan

PT. Surya Mustika Andalas, Medan. Dengan responden sebanyak 60

orang, quality of work life sebagai variabel (X) dan komitmen organisasi

sebagai variabel (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya

pengaruh antara QWL dan komitmen organisasi karyawan PT. Surya

Mustika Andalas, Medan. Hasil analisi data menunjukan bahwa koofesien

korelasi (R) = 0,607 dan koefesien determinasi (R2

) = 0,368, sehingga

hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dapat disimpulkan bahwa quality

of work life menjadi salah satu faktor penting dalam mempengaruhi

komitmen organisasi pada karyawan, quality of work life dalam penelitian

ini mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen

organisasi.

Nurhayati (2014) juga melakukan penelitian pada Yayasan

(46)

kehidupan kerja terhadap komitmen organisasi, dengan responden

sebanyak 40 orang, quality of work life sebagai variabel (X) dan

komitemen organiasi sebagai fariabel (Y). Terdapat dua indikator kualitas

kehidupan kerja yang memiliki pengaruh signifikan terhadap komitmen

organisasi di YKKBI, yaitu kebanggaan dan pengembangan karir sehingga

dalam hal ini karyawan menilai bahwa kebanggaan dan pengembangan

karir merupakan hal hal yang dianggap berkontribusi besar terhadap

komitmen organisasi meraka terhadap YKKBI. Jadi dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas

kehidupan kerja dan komitmen organisasi.

Hanes (2007), melakukan penelitian mengenai peranan kualitas

kehidupan kerja dalam membangun komitmen organisasi : Studi Emperik

pada Bank Milik Negara Di Jakarta, dengan metode hipotesis deduktif

dapat disimpulkan bahwa QWL yang dioperasionalisasikan melalui

praktik kompensasi financial, nilai-nilai organisasi, praktik kepemimpinan,

desain karakteristik pekerjaan, lingkungan kerja dan peluang untuk maju

secara bersama memberikan kontribusi positif (78,9%) terhadap komitmen

organisasi. Peningkatan komitmen organiasi karyawan pada bank BUMN

dapat diupayakan melalui pengelolaan kualitas kehidupan kerja yang lebih

baik. Dapat disimpulkan bahwa kualitas kehidupan kerja berpengaruh

positif dan signifikan terhadap komitmen organiasi.

Husnawati (2006) melakukan penelitian mengenai analisis

(47)

komitmen organisasi dan kepuasan kerja sebagai variabel intervening

(Studi pada Perum Pegadaian Kanwil VI Semarang), dengan metode

Scruntrural Equation Modelling (SEM), dapat disimpulkan bahwa: 1), ada

pengaruh yang searah antara kualitas kehidupan kerja dengan kinerja

karyawan, yang berati bahwa kualitas kehidupan kerja dipandang mampu

untuk meningkatkan peran serta dan sumbangan para anggota atau

karyawan terhadap organisasi, 2) ada pengaruh yang searah antara kualitas

kehidupan kerja dengan komitmen organisas, 3) ada pengaruh yang searah

antara kualitas kehidupan kerja dengan kepuasan kerja, hal ini

mengindikasikan bahwa kualitas kehidupan kerja dan kepuasan kerja

sangat penting karena hal tersebut telah terlibat, berhubungan dengan hasil

akhir positif organisional yang lain, 4) ada pengaruh yang searah antara

komitmen organisasi dengan kinerja karyawan, 5) ada pengaruh yang

searah antara kepuasan kerja dengan kinerja karyawan. Hasil penelitian ini

mengindikasikan bahwa hubungan antara bawahan dengan pihak pimpinan

sangat penting artinya dalam meningkatkan produktifitas kerja. Kepuasan

kerja dapat ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari

pimpinan kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya

merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja.

Jannatin (2012) melakukan penelitian mengenai pemgaruh kualitas

kehidupan kerja terhadap produktivitas keryawan, yang mengatakan

bahwa tidak adanya pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap

(48)

organisasi dimana kualitas kehidupan kerja tidak berpengaruh positif

terhadap komitmen organsasi.

Chungtai dan Zafar (2006) dalam penelitiannya di Universitas

Pakistan menyatakan kepuasan kerja secara signifikan terkait dengan

komitmen organisasi karyawan. Kepuasan kerja mempunyai hubungan

positif dengan komitemen organisasi dengan koofesien korelasi sebsar

0,32.

Tobing (2009) menjelaskan komitmen afektif, kontinuan, dan

normativ berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini

ditujukan dengan adanya koefisien korelasi sebesar 0,467 antara komitmen

afektif, kontinuan dan afektif terhadap kepuasan kerja karyawan.

Penelitian yang dilakukan oleh Curry et al (1986) melaporkan

bahwa kepuasan kerja tidak tidak berhubungan dengan komitemen

organisasi dan didukung oleh penelitian dari Mukhyi (2007) bahwa tidak

ada hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi.

Putri (2016) melakukan penelitian mengenai pengaruh budaya

kaizen terhadap komitmen organisasi yang menyatakan bahwa variabel

budaya organisasi (kaizen) berpengaruh positif terhadap variabel

komitmen organisasi dengan koefisien beta sebesar 0,672.

Marchelinus (2014) dalam penelitian yang berjudul Budaya kaizen

dan keterlibatan kerja terhadap komitmen organisasi berdampak pada

kinerja karyawan pada BTN – Ciputat menunjukkan bahwa budaya

(49)

terhadap komitmen organisasi pada PT. Bank Tabungan Negara, Tbk

cabang Ciputat.

Gigeh (2015), dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh

Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Melalui

Motivasi Pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember yang

menyatakan bahwa variabel kualitas kehidupan kerja tidak berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT Bank Syariah Mandiri

Cabang Jember.

Penelitian dari Hamidi (2016), yang berjudul Pengaruh Kualitas

Kehidupan Kerja Dan Kinerja Guru Terhadap Kepuasan Kerja Guru SMA

Negri Di Kota Mataram menunjukkan bahwa Terdapat pengaruh

signifikan kualitas kehidupan kerja terhadap kepuasan kerja guru SMA

Negri di kota Mataram.

Nina (2006), penelitannya yang berjudul Pengaruh Budaya

Organisasi Terhadap Komitmen melalui Kepuasan Kerja (Studi Kasus

pada Tenaga Perawat Rumah Sakit Muhamadiyah Lamongan)

menunjukkan bahwa Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh langsung

diperoleh β = 0,265 untuk budaya organisasi terhadap komitmen

organisasi, β = 0,687 untuk kepuasan kerja terhadap komitmen organiasi

dan untuk budaya organisasi terhadap komitmen organiasi memiliki β =

0,730. Sedangkan untuk pengaruh tidak langsung dihasilkan sebesar 0,502

(50)

komitmen organiasi melalui kepuasan kerja. Sedangkan koefisien

determinasi total yang diperoleh sebesar 0,767.

Tabel. 2.1 Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

(51)
(52)

8 Curry et al

9 Putri (2016) Pengaruh

(53)

Melalui

Selain perbedaan diatas, yang membedakan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menggunakan sampel

karyawan Bank Syarian Mandiri Kantor Cabang Kendal untuk mengukur

komitmen Organisasi. Dalam metode pengambilan menggunakan teknik

Sampling jenuh. Hal lain yang membedakan penlitian ini adalah belum ada

penelitian yang menggabungkan variabel quality of work life, budaya

(54)

melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening dalam perbankan

syariah.

B. Kerangka Teoritik

1. Komitmen Organisasi

a. Pengertian Komitmen Organisasi

Setiap organisasi memerlukan keberadaan karyawan karena

mereka merupakan salah satu modal yang sangat berperan dalam

pelaksanaan aktivitas sehari-hari. Komitmen individu dalam

oganisasi sangatlah diperlukan demi kelangsungan keberadaan

organisasi yang bersangkutan.

Dalam pengertian yang sempit komitmen organisasi dapat

diartikan sebagai ketaatan seseorang dalam menjalankan visi, misi,

serta tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Mathis dan

Jackson (2000) memberikan definisi komitmen organisasi dengan

organizational commitmen is degree to wich employe belive in

and accept organizational goal an desire to remaind with

organizational.” Dari ungkapan tersebut dapat kita artikan bahwa

komitmen organisasi merupakan suatu derajat yang mana

karyawan percaya dan menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan

tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasi. Selanjutnya

komitmen keanggotaan secara umun dapat didefinisikan sebagai

tingkat keterlibatan psikologis anggota pada anggota organisasi

(55)

Kinicki (2007) komitmen organisasi adalah “ organizatioanl

commitmen reflect ten exten which an individual identifies with an

organizational an is commited to is goals” yaitu komitemen

organisasi menunjukkan seberapa tingkat identifikasi pada suatu

organisasi dan seberapa komit ia dengan tujuan-tujuan organisasi.

Hercovits dalam The Icfai Journal or Organizational

Behaviour (Jaros 2007) menyebutkan bahwa commitmen is “ a

force that bind an individual to a course of action of relevance to

one or more targets.” Komitmen merupakan kekuatan yang

mengikat seorang individu untuk selalu bertindak relevan dengan

satu atau lebih target. Kemudian Minner (1992) mengungkapkan

komitmen organisasi sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari

individu dalam mengidentifikasi dan melibatkan dirinya ke dalam

organisasi.

Pendapat berbeda diungkapkan oleh Luthans (2006) ia

mengemukakan bahwa organisasi sebagai (1) keinginan kuat untuk

tetap menjadi anggota organisasi, (2) keinginan untuk berusaha

keras sesuai keinginan organisasi, (3) keyakinan tertentu dan

penerimaan nilai dan tujuan organisasi. Dengan kata lain komitmen

merupakan sifat yang merefleksikan komitmen loyalitas karyawan

pada organisasi dan proses berkelanjutan pada organisasi. Dessler

(1999) mengidentifikasikan komitmen sebagai berikut: (1)

(56)

dengan tugas-tugas organisasi (3) rasa loyalitas dan kecintaan pada

organisasi sebagai tempat untuk hidup dan bekerja. Komitemen

juga merupakan dimensi perilaku karyawan dimana karyawan lebih

terikat dan memilih bertahan dalam organisasi dan bersdia

mengerahkan segala daya untuk kepentingan organisi (Mowday,

Steers dan Porter, 1979).

Dalam kaitannya dengan komitmen organisional Mayer dan

Allen (1991) mengidentifikasi tiga tema berbeda dalam

mengidentifikasi komitmen. Ketiga tema tersebut adalah komitmen

sebagai keterikatan efektif pada organisasi (affective commitmen),

komitmen sebagai biaya atau risiko yang harus ditanggung jika

meninggalkan atau keluar dari organisasi (continuance

commitmen), dan komitmen sebagai kwajiban untuk tetp tinggal

dalam organisasi (normative commitmen).

Continueance commitmen diidentifikasi sebagai keterikatan

anggota secara psikologis pada organisasi karena biaya yang ia

tanggung sebagai kosekuensi keluar dari organisasi. Kaitannya

dengan ini karyawan akan mengalkulasi manfaat dan pengorbanan

atas keterlibatan dalam menjadi anggota organisasi. Anggota akan

cenderung memiliki daya tahan atau komitmen yang tinggi dalam

keanggotaan jika pengorbanan akibat keluar dari organisasi

(57)

Normative commitment adalah keterikatan anggota secara

psikologis dengan organisasi karena kewajiban moral untuk

memelihara hubungan dengan organisasi. Komitmen ini merupakan

sesuatu yang mendorong anggota untuk tetap berada dan

memberikan sumbangan pada keberadaan organisasi, baik materi

maupun non materi, adanya kewajiban moral yang mana seseorang

akan merasa tidak nyaman dan merasa bersalah jika tidak

melakukan hal itu (Sutrisno, 2010).

Affactive commitmen merupakan tingkat keterikatan secara

psikologis dengan organisasi berdasarkan seberapa baik perasaan

mengenai organisasi. Komitmen dalam jenis ini muncul dan

berkembang oleh dorongan adanya kenyamanan, keamanan dan

manfaat lain yang dirasakan dalam organisasi yang tidak

diperolehnya dari tempat atau organisasi lain. Semakin nyaman

dan tinggi manfaatnya yang dirasakan anggota semakin tinggi

komitmen seseorang pada organisasi yang dipilihnya (Sutrisno,

2010).

Robin (2001) mengidentifikasikan komitmen organisasi

sebagai suatu orientasi individu terhadap organisasi yang

mencakup loyalitas, identifikasi dan keetrlibatan. Jadi komitmen

organisasi merupakan orientasi hubungan (aktif) antara individu

dan organisasinya. Orientasi hubungan tersebut mengakibatkan

(58)

sesuatu dan sesuatu yang diberikan tersebut demi merefleksikan

dukungannya bagi tercapainya tujuan organisasi.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat kita

simpulkan bahwa komitmen organisasi merupakan suatu ikatan

psikologis karyawan pada organisasi dimana ia bekerja yang

ditandai dengan adanya kepercayaan dan penerimaan atas tujuan

organisi, dan kemauan untuk berdedikasi tinggi dan

mengusahakan tercapainya kepentingan organisasi serta

keinginan yang kuat untuk mempertahankan kedudukan sebagai

anggota organisasi.

b. Aspek-aspek Komitmen Organisasi

Mayer dan Allen (1990, 1991, 1993) merumuskan tiga

dimensi komitmen organisasi yaitu affactive, continuance, dan

normative.

1. Affactive Commitmen

Komitmen afektif terjadi apabila karyawan ingin

menjadi bagian dari organisasi karena adanya ikatan emosional

sehingga individu berkomitmen dan terlibat dalam organisasi.

Karyawan dengan affective commitmen yang kuat juga akan

mengidentifikasi dirinya serta menerima nilai-nilai, dan

norma-norma yang ada dalam organisasi. Karyawan yang

memiliki afektif komitmen yang tinggi tetpatinggal karena

(59)

2. Continueance Commitment

Komitmen berkelanjutan muncul atas dasar

pertimbangan untung dan rugi jika karyawan meninggalkan

organisasi atau tetap berada dalam organisasi. Continuance

commitmen juga membuat karyawan bertahan dalam organisasi

karena karyawan membutuhkan gaji, dan

keuntungan-keuntungan lain, atau karena karyawan tersebut tidak

menemukan alternatif pekerjaan lain. Karyawan dengan

continuance commitmen tinggi tetap tinggal dalam organisasi

karena mereka merasa memrlukan dan membutuhkannya.

3. Normative Commitment

Komitmen ini muncul dari nilai-nilai dalam diri

karyawan. Komitmen ini juga berkaitan dengan perasaan

karyawan yang mengharuskan untuk bertahan dalam organisasi

yang didasari atas pertimbangan norma, nilai dan keyakinan.

Karyawan bertahan menjadi anggota organisasi karena adanya

kesadaran bahwa komitmen terhadap organisasi merupakan

(60)

c. Faktor-faktor Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi tentunya juga tidak serta merta terjadi

begitu saja. Komitmen organisasi disini juga dipengaruhi oleh

beberapa faktor Mowdy, Sters dan Porter (1997) mengemukakan

ada sejumlah fakor yang mempengaruhi komitmen organisasi

yaitu:

1. Faktor personal yang meliputi job expectationd, psychological

contract, job choice factor, dan karakteristik personal.

Keseluruhan faktor inilah yang akan membentuk komitmen

awal.

2. Faktor organisasi, meliputi initial work experience, job scope,

supervision, goal concistency organizational. Semua faktor

tersebut akan membentuk dan memunculkan rasa tanggung

jawab.

3. Non organizational factor, yang meliputi availability of

alternatif job, faktor yang bukan dari dalam organisasi

misalanya tidak alternatif pekerjaan lain.

Sedangkan Luthans (2006) mengemukakan bahwa

komitmen organisasi di tentukan oleh faktor pribadi individu

yang meliputi: usia, kedudukan dalam organisasi, dan disposisi

seperti efektifitas positif atau negatif atau atribusi kontrol internal

ataupu eksternal, kemudian juga dipengaruhi oleh faktor

(61)

gaya kepemimpinan. Lebih lanjut ia juga mengungkapkan jika

faktor non organisasi seperti adanya alternatif lain setelah

memutuskan untuk bergabung dengan organisasi akan

mempengaruhi komitmen selanjutnya.

Kemudian Allen dan Meyer (1991) membagi anteseden

komitmen organisasi berdasarkan tiga komponen komitmen

organisasi yaitu :

1. Anteseden komitmen affektif terdiri dari : karakteristik pribadi,

karakteristik jabatan, pengalaman kerja, serta karakteristik

struktural. Karakteristik struktural sendiri meliputi besarnya

organisasi, kehadiran serikat kerja, luasnya kontrol, dan

sentralisasi otoritas. Dari keempat anteseden tersebut anteseden

yang paling berpengaruh adalah pengalaman kerja, terutama

pengalaman akan kebutuhan psikologis untuk merasa nyaman

dalam organisasi dan kompeten dalam menjalankan peran

kerja.

2. Anteseden komitmen continuance terdiri dari karakteristik

personal, jumlah investasi atau taruhan sampingan individu dan

presepsi atas kurangnya alternatif pekerjaan lain. Karyawan

ang telah merasa berkorban ataupun mengeluarkan investasi

yang besar terhadap organasasi akan merasa rugi jika

meninggalkan organisasi karena akan kehilangan apa yang

(62)

memiliki pilihan kerja lain yang lebih menarik akan merasa

rugi jika meninggalkan organisasi karena belum tentu

memperoleh sesuatu yang lebih baik dari apa yang telah

diperolehnya selama ini.

3. Anteseden komitmen normatif terdiri dari pengalaman individu

sebelum masuk ke organisasi serta pengalaman sosialisasi

selama berada dalam organsisi. Komitmen normatif karyawan

dapat tinggi jika sebelum masuk ke organisasi orang tua

karyawan yang juga bekerja dalam organsisasi tersebut

menekankan pentingnya kesetiaan pada organisasi. Sementara

itu jika organisasi menanamkan kepercayaan pada karyawan

bahwa organisasi mengharap loyalitas karyawan maka

karyawan juga akan meunjukkan komitmen nirmatif yang

tinggi.

Adapun pengalaman berorganisasi tercakup kepuasan dan

motivasi anggota organisasi selama berada dalam organisasi,

perannya dalam organisasi tersebut dan hubungan antar anggota

organisasi dengan supervisior atau pemimpinnya.

Dari beberapa uraian faktor diatas faktor yng

mempengaruhi komitmen organisasi secara garis besar adalah

faktor personal (pribadi), faktor dari organisasi sendiri (internal)

(63)

d. Proses Terjadinya Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi yang terjadi dalam organisasi

merupakan proses yang berkesinambungan dan merupakan sebuah

pengalaman individu ketika bergabung dalam sebuah organsasi.

Minner (1992) secara rinci menjelaskan proses terjadinya

komitmen organisasi yaitu sebagai berikut:

1. Initial commitment

Merupakan komitmen awal ketika karyawan mulai

bekerja diperusahaan akan melakukan identifikasi antara nilai

dan keyakinan terhadap nilai-nilai yang dianut organisasi.

Adanya kesesuaian antara harapan-harapan karyawan terhadap

pekerjaan dengan karakteristik pekerjaan menimbulkan

komitmen awal terhadap organisasi.

2. Comitment during early employment

Setelah karyawan bekerja pada suatu organisasi beberapa

lama, karyawan mempunyai nenerapa pengalaman kerja

diantaranya berkaitan dengan tugas-tugas yang menjadi

tanggung jawabnya, hubungan dengan atasannya, hubungan

dengan rekan kerjanya, gaji serta kondisi dari lingkungan

kerjanya. Pengalaman bekerja tersebut akan mempengaruhi rasa

tanggung jawab pribadi karyawan terhadap organisasi.

Disamping adanya rasa tanggung jawab pribadi yang dirasakan

(64)

yang memungkinkan mendapatkan pekerjaan lain berpengaruh

terhadap pembentukan komitmen pada periode awal bekerja.

3. Commitment during later career

Komitmen ini merupakan komitmen dalam jenjang karir

selanjutnya. Komitmen ini muncul ketika karyawan

memustukan untuk tetap bergabung dalam organisasinya maka

ia akan melakukan pengapdian. Setelah bekerja beberapa lama

akan melakukan pengabdian, karyawan telah melakukan

berbagai tindakan, seperti investasi, keterlibatan sosial,

mobilitas kerja, serta berbagai macam pengerbonan. Hal tersebut

menjadi alasan bagi karyawan untuk tetap menjadi anggota

organisasi serta untuk mengembangkan berikutnya.

e. Dampak Terjadinya Komitmen Organisasi

Luthans (2006) komitmen organisasi akan berdampak

pada kinerja karyawan yang tinggi, kemudian tingkat

pergantian karyawan akan rendah, tingkat ketidak hadiran

karyawan juga akan rendah. Komitmen karyawan dalam

organisasi adalah bertingkat, dari tingkatan yang sangat rendah

hingga tingkatan yang sangat tinggi. Kanter (dalam Sopiah,

2008 : 166) bahwa manager akan memilih karyawan yang bisa

dipercaya dan mengabaikan karyawan yang kurang memiliki

komitmen organisional. Kemudian bila ditinjau dari segi

(65)

berdampak pada turnover, tingginya absensi, meningkatkan

kelambanan kerja dan kurangnya intensitas untuk bertahan

sebagai karyawan di organisasi tersebut (Angel dalam Sopiah,

2008).selain ini komitmen organisasi yang rendah juga akan

menimbulkan loyalitas yang kurang pada karyawan.

Sedangkan Near dan Jansen (dalam Sopiah, 2008)

menambahkan jika komitmen karyawan yang rendah maka

bisa memicu perilaku karyawan yang kurang baik, misalnya

tindakan kerusuhan yang dampak lebih lanjutnya adalah

reputasi organisasi menurun, kehilangan kepercayaan diri klien

kemudian dampak yang lebih jauh adalah menurunnya laba

perusahaan.

Kemudian jika ditinjau dari sudut pandang karyawan,

komitmen organisasi yang tinggi akan berdampak pada

peningkatan karir karyawan itu sendiri. Biggart dan Hamilaton

(dalam Sopiah,2008 : 166) menambahkan bahwa pada

umumnya organisasi akan memberikan imbalan kepada

karyawan atas pengorbanan yang telah diberikan kepada

organisai. Sedangkan Hacket dan Guinon (dalam Sopiah, 2008

: 166) mengungkapkan karyawan yang memiliki komitmen

organisional yang tinggi akan berdampak pada karyawan

tersebut, dimana karyawan akan merasa lebih puas dengan

(66)

f. Indikator Komitemen Organiasi

Menurut Allan dan Mayer (2006) terdapat beberapa

indikator untuk mengukur komitmen organisasi adalah sebagai

berikut :

Affective commitment, berkaitan dengan keinginan secara

emosional terkait dengan organisasi, identifikasi serta

keterlibatan berdasarkan nilai-nilai yang sama.

Continuance commitment, komitmen didasari oleh

kesadaran akan biaya-biaya yang akan ditanggung jika tidak

bergabung dengan organisasi. Disini juga didasari oleh

tidak adanya alternatif lain.

Normative commitment, komitmen berdaarkan perasaan

wajib sebagai anggota karyawan untuk tetap tinggal karena

perasaan hutang budi.

2. Kepuasan Kerja

a. Pengertian Kepuasan Kerja

Menurut Robins (2007), kepuasan kerja menunjuk pada sikap

umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan

tingkat kepuasan kerja yang tinggi menunjukkan sikap yang positif

terhadap pekerjaannya. Seseorang tidak puas dengan pekerjaanya

menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu. Karyawan

yang tidak memiliki kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai

(67)

laku negatif dan pada gilirannya akan dapat menimbulkan frustasi,

sebalinya karyawan yang terpuaskan akan dapat bekerja dengan

baik, penuh semangat, aktif dan dapat berprestasi lebih baik dari

karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja.

Menurut Hasibuan (2003) kepuasan kerja dapat diartikan

sebagai sikap emosional karyawan mencintai dan menyayangi

pekerjaanya. Kepuasan atau ketidakpuasan karyawan tergantung

pada perbedaan antara apa yang diharapkan. Apabila yang didapat

karyawan lebih rendah dari pada yang diharapkan akan

menyebabkan karyawan tidak puas..

Kepuasan kerja dimana efek lainnya seperti kesehatan

fisik-mental, kemampuan mempelajari pekerjaan baru dan kecelakaan

kerja. Pegawai akan merasa puas dalam bekerja apabila

aspek-aspek pekerjaan dan aspek-aspek-aspek-aspek dirinya menyongkong dan

sebaliknya jika aspek-aspek tersebut tidak menyongkong pegawai

akan merasa tidak puas.

b. Faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

Mangkunegara (2000) mengemukakan bahwa ada dua faktor

yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu faktor yang ada pada diri

pegawai dan faktor pekerjaanya.

1. Faktor pegawai, yaitu kondisi kecerdasan (IQ), kecakapan

Gambar

Tabel 1.1 Ringkasan Research Gap
Tabel 2.2 Variabel, Indikator, Pernyataan
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari aktivitas siswa terhadap LKS berbasis etnosains pada materi bioteknogi untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa kelas IX yaitu pada aspek

1) Angkutan antar kota adalah angkutan dari suatu tempat ke tempat lain dengan mempergunakan mobil bus umum yang terkait dalam trayek tetap dan teratur. 2) Angkutan kota

Dalam kegiatan inti, pertama-tama guru menjelaskan nilai tempat ratusan, puluhan, dan satuan menggunakan alat peraga rak bilangan. Kemudian guru memberikan

Rendahnya kepadatan dan ukuran kelompok owa jawa di lokasi penelitian dapat disebabkan berbagai faktor antara lain kualitas habitat yang semakin menurun dan besar-kecilnya

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena guru tidak meningkatkan kualitas.. pengajarannya

atau dapat dipercaya untuk mengukur kecemasan.. demikian, 52 butir pernyataan tersebut yang akan digunakan. sebagai instrument final untuk mengukur variabel kecemasan.

The Smart Campus Demonstrator building at the University of Brescia, Italy, is equipped with sensors to monitor and control comfort, indoor air quality and HVAC parameters, such

From the result, can be seen that bioplastic with adding chitosan as filler and sorbitol as plasticizer had increasing wave number of OH group in which the increase of O-H group is