• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 2 TAHUN 2008

TENTANG

URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MOJOKERTO,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 14 ayat (3)

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan pasal 30 ayat (9) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya dengan menjalankan otonomi seluas-luasnya berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta berpedoman dalam Peraturan Pemerintah ;

b. bahwa dalam rangka menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya Pemerintah Daerah Kota Mojokerto harus berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota ;

c. bahwa sehubungan dengan maksud huruf a dan b, maka perlu

menetapkan pembagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Mojokerto dengan menuangkannya dalam suatu Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah Kota Kecil dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur/Jawa Tengah/Jawa Barat;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

(2)

Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4724);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1982 tentang Perubahan

Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3242);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MOJOKERTO dan

WALIKOTA MOJOKERTO

MEMUTUSKAN

:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO TENTANG

PENYELENG-GARAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO.

(3)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

3. Daerah Otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia;

4. Pemerintah Propinsi adalah Pemerintah Propinsi Jawa Timur ; 5. Kota, adalah Kota Mojokerto;

6. Pemerintah Kota, adalah Pemerintah Kota Mojokerto; 7. Walikota, adalah Walikota Mojokerto;

8. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban Daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan;

9. Urusan Pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan / atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat;

10. Kebijakan nasional adalah serangkaian aturan yang dapat berupa norma, standar, prosedur dan / atau kriteria yang ditetapkan Pemerintah sebagai pedoman penyelenggaraan urusan pemerintahan.

(4)

BAB II

URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH

Pasal 2

(1) Pemerintah Kota mengatur dan mengurus urusan pemerintahan yang berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antara Pemerintah

dan Pemerintah Propinsi serta urusan yang menjadi

kewenangannya ;

(2) Urusan Pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan

.

Pasal 3

(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (2) adalah urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh Pemerintah Kota berkaitan dengan Pelayanan Dasar ;

(2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi

:

a. Pendidikan ; b. Kesehatan ; c. Lingkungan Hidup ; d. Pekerjaan Umum ; e. Penataan Ruang ; f. Perencanaan Pembangunan ; g. Perumahan ;

h. Kepemudaan dan Olah Raga ;

i. Penanaman Modal ;

j. Koperasi dan UKM ;

k. Kependudukan dan Catatan Sipil ;

l. Ketenagakerjaan ;

m. Ketahanan Pangan ;

n. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ;

o. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera ;

(5)

q. Komunikasi dan Informatika ;

r. Pertanahan ;

s. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

;

t. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian ; u. Pemberdayaan Masyarakat ; v. Sosial ; w. Kebudayaan ; x. Statistik ; y. Kearsipan ; z. Perpustakaan

.

(3) Urusan pilihan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah.

(4) Urusan pilihan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) meliputi:

a. Pertanian ;

b. Kehutanan ;

c. Energi dan Sumber Daya Mineral ;

d. Pariwisata ;

e. Industri ;

f. Perdagangan ;

g. Ketransmigrasian.

(5) Rincian urusan wajib dan urusan pilihan yang menjadi kewenangan pemerintahan kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (4) adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini.

Pasal 4

(1) Penyelenggaraan urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) berpedoman dalam standar pelayanan minimal yang ditetapkan Pemerintah dan dilaksanakan secara bertahap ;

(6)

(2) Pembiayaan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib oleh Pemerintah Kota, bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ;

(3) Sebelum penyelenggaraan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Pemerintah melakukan langkah-langkah pembinaan terlebih dahulu berupa teguran, instruksi, pemeriksaan, sampai dengan penugasan pejabat Pemerintah

ke daerah untuk memimpin penyelenggaraan urusan

pemerintahan yang bersifat wajib tersebut.

Pasal 5

(1) Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen mene-tapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria untuk pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan ;

(2) Dalam menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri/Kepala Lembaga

Pemerintah Non Departemen memperhatikan keserasian

hubungan pemerintah dengan Pemerintah Kota dan antar pemerintahan daerah sebagai satu kesatuan sistem dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia ;

(3) Penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melibatkan pemangku kepentingan terkait dan berkoordinasi dengan Pemerintah dan Pemerintah Daerah lainnya;

(4) Dalam menyelenggarakan urusan wajib dan urusan pilihan, Pemerintah Kota wajib berpedoman pada norma, standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 6

(1) Penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) tahun ;

(2) Apabila Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen dalam kurun waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria, maka urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota dapat

(7)

diselenggarakan secara langsung dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku.

BAB III

PENGELOLAAN URUSAN PEMERINTAHAN LINTAS DAERAH Pasal 7

(1) Pelaksanaan urusan pemerintahan yang mengakibatkan dampak lintas daerah dikelola bersama oleh daerah terkait ;

(2) Tata cara pengelolaan bersama urusan pemerintahan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman dalam Peraturan Perundang-Undangan.

BAB IV

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN Pasal 8

Dalam menyelenggarakan urusan Pemerintah Kota yang berdasarkan

kriteria pembagian urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangannya, Pemerintah Kota dapat :

a. Menyelenggarakan sendiri ; atau

b. Menugaskan dan/atau menyerahkan sebagian urusan

pemerintahan tersebut ke dalam pemerintahan kelurahan berdasarkan tugas pembantuan.

Pasal 9

(1) Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Provinsi yang penyelenggaraannya ditugaskan ke dalam Pemerintahan Daerah Kota berdasarkan asas tugas pembantuan, secara bertahap dapat diserahkan untuk menjadi urusan pemerintahan kota yang bersangkutan apabila telah menunjukkan kemampuan untuk memenuhi norma, standar, prosedur, dan kriteria yang dipersyaratkan

;

(8)

(2) Penyerahan urusan pemerintahan sebagaimana diatur pada ayat (1) disertai dengan perangkat daerah, pembiayaan, dan sarana atau prasarana yang diperlukan ;

(3) Penyerahan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1) diprioritaskan bagi urusan pemerintahan yang berdampak lokal, lebih berhasil guna dan/atau berdayaguna, apabila penyelenggaraannya diserahkan kepada Pemerintah Kota ;

BAB V

PEMBINAAN URUSAN PEMERINTAHAN Pasal 10

(1) Pemerintah melaksanakan pembinaan kepada pemerintah kota untuk mendukung kemampuan Pemerintahan Kota dalam

menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangannya ;

(2) Apabila Pemerintahan Kota ternyata belum juga mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan setelah dilakukan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka untuk sementara penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Pemerintah ;

(3) Pemerintah menyerahkan kembali penyelenggaraan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) apabila Pemerintah Kota telah mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 11

Ketentuan mengenai tata cara penyelenggaraan urusan

pemerintahan yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota.

Pasal 12

(9)

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Mojokerto.

Ditetapkan di Mojokerto

pada tanggal 11 April 2008

WALIKOTA MOJOKERTO

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Kombinasi Eksperimen Nyata-Virtual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis.. Universitas

Kelompok berat badan genotipe AA memiliki berat badan lebih tinggi dibanding genotipe AB dan BB, artinya pada kelompok tinggi genotipe AA lebih banyak yaitu dengan frekuensi 37%

Banyak kendala hingga tidak semua berjalan mulus, baik karena situasi Kompi yang tidak selalu dalam keadaan siap, atau kadang aku harus menghadiri Penataran di Korem Malang, di

Meliputi -> penilaian implementasi, operasi dan pengendalian berbagai sumber daya komputer yang tepat... Lingkungan TI -> sistem informasi, koneksi akses, akses jarak

Atribut pengetahuan karyawan akan produk yang dijual, responden menilai bahwa 7-Eleven memiliki karyawan yang lebih unggul dalam pengetahuan akan produk yang dijual

Buku ini merupakan buku pegangan yang terbagi dalam dua belas bab yang kesemuanya berhubungan dengan dialektologi dan variasi yang mempengaruhi dialek yakni Dialektologi

YRM YUSUF RAMADHAN, M.Kom HES HERI SANTOSO, M.Kom JO JOHAIDIN SARAGIH, M.Si MIN MULKAN ISKANDAR, M.Si. Medan, Pebruari

Hasil analisis data menunjukkan bahwa Kendala dalam menaggulangi penyalahgunaan narkotika kurang peran serta masyarakat, masyarakat kurang memahami tugas dari BNN,