A. Waktu dan tempat penelitian
Lokasi penelitian ini tepatnya di Universitas Mercu Buana Jakarta Barat, provinsi DKI Jakarta. Objek penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan Akuntansi yang berstatus aktif di Universitas Mercu Buana tahun 2015.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan atau metode kuantitatif (quantitative approach). Bertujuan untuk menunjukkan apakah terdapat hubungan antarvariabel yang diteliti. Pendekatan kuantitatif menekankan pada adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian, dan melalui suatu hipotesis yang dibangun akan diuji melalui formula statistik dan teknik analisis tertentu. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibutuhkan hipotesis yang diajukan dan akan diperoleh signifikansi dari hubungan perceived of cyber fraud, perceived ease of use dan perceived risk terhadap perilaku penggunaan sistem e-commerce. Melalui penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh perceived of cyber fraud, perceived ease of use dan perceived risk terhadap perilaku penggunaan sistem e-commerce dengan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Perceived of Cyber Fraud berpengaruh negative terhadap perilaku penggunaan dalam sistem e-commerce
2. Perceived Ease of use berpengaruh positif terhadap perilaku penggunaan sistem e-commerce
3. Perceived Risk berpengaruh negatif terhadap perilaku penggunaan sistem e-commerce
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis sehingga peneliti menggunakan desain penelitian kausal, dimana desain penelitian kausal bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel (variabel independen) terhadap variabel lainnya (variabel dependen).
C. Definisi dan Operasional Variabel 1. Definisi Variabel
Pada bagian ini berisi tentang definisi variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lainnya. Variabel independen dalam peneltian ini adalah kualitas perceived of cyber fraud, perceived ease of use dan perceived risk yang dilambangkan dengan X.
a. Perceived of Cyber Fraud
Menurut Kim et al (2008) dan Warr (2000) perceived of cyber fraud adalah pengakuan dan interpretasi seseorang yang melakukan transaksi dalam internet yang rentan terhadap kehilangan uang.
b. Perceived Ease of Use
Perceived Ease of Use atau persepsi kemudahan penggunaan merupakan tingkat keyakinan seseorang bahwa dalam menggunakan sistem tertentu tidak diperlukan usaha yang keras. Meskipun usaha menurut setiap orang bebeda-beda tetapi pada umumnya untuk menghindari penolakan dari pengguna sistem atas sistem yang dikembangkan, maka sistem harus mudah diaplikasikan oleh pengguna tanpa mengeluarkan usaha yang dianggap memberatkan (Davis, 1989).
c. Perceived Risk
Perceived Risk atau persepsi risiko adalah adalah identifikasi terhadap resiko yang bisa dialami konsumen sehubungan dengan transaksi menggunakan internet. Pavlou (2003) juga mendefinisikan bahwa persepsi risiko (perceived risk) sebagai kemungkinan kerugian/kehilangan saat memperoleh suatu hasil.
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku penggunaan sistem e-commerce sebagai variabel bebas (variabel dependen) yang dilambangkan dengan Y. Perilaku (behaviour) adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Perilaku penggunaan teknologi informasi didefinisikan sebagai intensitas atau frekuensi pemakai dalam menggunakan teknologi informasi (Jati, 2012).
2. Operasionalisasi Variabel
Setelah variabel didefinisikan tahap selanjutnya adalah menentukan skala pengukuran variabel tersebut. Berikut ini adalah hubungan antara variabel, indikator dan skala pengukuran:
Tabel 3.1 Pengukuran Variabel
Variabel Indikator Skala
Pengukuran Perceived of Cyber
Fraud (X1)
- Saya berpikir bahwa cyber fraud adalah masalah serius di masyarakat dan ekonomi
- Saya berpikir bahwa cyber fraud
merugikan dalam transaksi e-commerce - Saya takut terhadap cyber fraud dalam
transaksi e-commerce saya
- Saya berpikir bahwa cyber fraud adalah ancaman bagi semua orang di e-commerce
Ordinal
Perceived Ease of Use (X2)
- Saya berpikir bahwa sangat mudah untuk berinteraksi dengan internet
- Saya berpikir bahwa sangat mudah untuk berbelanja melalui internet (e-commerce) - Saya berpikir bahwa sangat mudah untuk
memperoleh produk melalui internet - Saya berpikir bahwa sangat mudah untuk
mempelajari cara untuk mencari produk melalui internet
- Saya berpikir bahwa e-commerce mudah digunakan
Ordinal
Perceived Risk (X3) - Saya akan merasa aman untuk
mengirim informasi yang sensitif melalui internet.
- Saya akan merasa aman untuk melakukan transaksi online (e-commerce)
- Saya merasa bahwa mencari informasi tentang produk di internet memiliki risiko yang kecil
- Saya merasa membeli produk melalui online (e-commerce) memiliki risiko yang kecil
Perilaku Penggunaan Sistem E-commerce (Y)
- Saya berminat menggunakan internet untuk membeli produk
- Saya berencana menggunakan internet untuk membeli produk dalam beberapa bulan kedepan
- Membeli produk dalam internet adalah sesuatu yang saya inginkan
- Secara keseluruuhan, saya akan
menggunakan internet untuk membeli produk yang saya butuhkan
Ordinal
Sumber : Krisnu Putra Yutadi (2014)
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Mercu Buana jurusan akuntansi yang pernah melakukan pembelian atau penjualan melalui sistem e-commerce atau online shopping dan berstatus aktif. Peneliti memilih mahasiswa sebagai populasi karena mahasiswa merupakan pengguna aktif dari teknologi baru serta mahasiswa juga dianggap sebagai konsumen yang sangat berpengaruh terhadap e-commerce (Krisnu Putra Yutadi, 2014).
Sampel adalah sebagian dari subjek penelitian yang akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili populasi sebenarnya. Metode pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode convenience sampling, dimana sample penelitian ini adalah metode pemilihan sampel dari elemen populasi yang yang datanya mudah diperoleh sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dengan biaya yang relatif murah. Metode convenience sampling ini
dipilih sehubungan dengan terbatasnya waktu yang tersedia untuk melakukan penelitian, namun sampel yang didapat memenuhi kaidah statistik.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus formula slovin yaitu:
n =
1 + (e)²
Dimana :
n = Ukuran sampel N= Ukuran populasi
e = error atau tingkat kesalahan yang ditetapkan, namun masih dapat ditolerir (Tingkat kesalahan yang ditetapkan sebesar 10%)
Dari penghitungan jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Slovin menghasilkan jumlah sampel sebanyak 100 mahasiswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik survey untuk mendapatkan data opini individu dengan menggunakan alat berupa kuesioner sebagai instrumen utama dalam mengukur variabel-variabel yang akan diukur.
Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan Skala likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang. Dimana menurut Ruslan (2010:198),
skala likert sering disebut sebagai method of summated ratings, yang berarti nilai peringkat setiap jawaban atau tanggapan itu dijumlahkan sehingga mencapai nilai total. Skala ini banyak digunakan karena memberi peluang kepada responden untuk mengekspresikan perasaan mereka dalam bentuk persetujuan terhadap suatu pernyataan.
Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditentukan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut variabel penelitian. Jawaban setiap instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat negatif. Pemberian skornya yaitu sebagai berikut:
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Netral 3
4. Tidak Setuju 2
5. Sangat Tidak Setuju 1
Dalam penelitian ini, penulis akan langsung menggunakan Skala Likert untuk dianalisa. Menurut Imam Ghozali (2012:52) dalam buku Structural Equation Modeling – Teori, Konsep dan Aplikasi dengan Program LISREL 8.54: “Skala likert pada dasarnya adalah ordinal. Hal ini juga dapat dikatakan bahwa itu adalah interval.
F. Metode Analisis 1. Statistik Deskriptif
Metode statistik deskriptif merupakan pencatatan data yang disertai dengan kalimat, kata maupun gambar untuk memberikan gambaran mengenai variabel yang diteliti, namun tidak digunakan untuk membuat kesimpulan. Uji statistik deskriptif mencakup nilai rata-rata (mean) untuk selanjutnya ditarik kesimpulan dari rata – rata jawaban responden untuk tiap pertanyaan dari masing – masing variabel.
2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas
Uji Validitas untuk mengukur salah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2013:52).Suatu instrumen yang mempunyai validitas tinggi berarti instrumen tersebut valid, sebaliknya jika instrumen mempunyai validitas rendah berarti instrumen tersebut kurang valid. Instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur dan mengungkapkan data dari validitas yang teliti secara tepat.
Untuk melakukan uji validitas instrumen penelitian digunakan teknik Pearson Correlation yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap item dengan skor totalnya. Jika korelasi antara skor masing-masing butir
pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikan dibawah 0.05, maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya (Imam Ghozali, 2013:50).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konstan dari waktu ke waktu. Untuk menguji tingkat realibilitas konstruk dalam penelitian ini digunakan teknik uji Cronbach Alpha. Suatu konstruk dikatakan realible jika nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Imam Ghozali, 2013:47).Untuk pengujian ini menggunakan koefisien Cronbach Alpha dari masing-masing instrumen dalam satu variabel.
Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000: 312) yang membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut
Jika hasil Cronbach Alpha (α) :
1. 0,8 - 1,0 = Reliabilitas baik 2. 0,6 - 0,799 = Reliabilitas diterima 3. < 0,6 = Reliabilitas kurang baik
Untuk pengambilan nilai reliabilitas sebaiknya angka reliabel diatas 0,6 atau nilai Cronbach Alpha diatas 0,6.
3. Uji Asumsi Klasik
Setelah instrumen penelitian dinyatakan valid dan reliabel, selanjutnya dilakukan analisis data. Persyaratan analisis data meliputi Uji Normalitas, Multikolonieritas, dan Heteroskedastisitas. Persyaratan analisis ini dilakukan agar dapat dilakukan Uji Hipotesis.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel independen dan variable independen keduanya mempunyai distrbusi normal atau tidak (Imam Ghozali, 2013:160). Model regresi yang baik adalah model yang memiliki data normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan 3 metode uji yaitu (1) menggunakan uji kolmogorow-smirnov (Uji K-S), (2) grafik histogram, dan (3) kurva penyebaran P-Plot.
Dalam uji K-S jika nilai hasil uji K-S > dibandingkan signifikasi 0,05 maka sebaran data tidak menyimpang dan kurvanya normal itu dinamakan uji normalitas. Sedangkan grafik histogram dan pola penyebaran P-Plot merupakan pola penyebaran memiliki garis normal maka dapat dikatakan data berdistribusi normal.
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanyakorelasi antar variable independen (Imam Ghozali, 2013:105). Uji multikolonieritas menyatakan hubungan antara sesama variabel independen. Asumsi multikolonearitas menyatakan bahwa variabel
independen harus terbebas dari gejala multikolonearitas, salah satu langkah untuk memperbaiki model adalah dengan menghilangkan variabel dari model regresi.
Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi daiantara variabel independen. Uji multikolonearitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu (1) VIF (Variance Inflation Factors) dan (2) nilai Tolerance. Jika tolerance< 0,10 dan nilai VIF >10 maka terjadi gejala Multikolinieritas (Ghozali, 2013:106).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidak samaan varians dan residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas (Imam Ghozali, 2013:139).
Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan melihat grafik Normal p-p plot dan titik-titik menyebar mengelilingi garis diagonal, maka pengujian ini bebas bebas dari heteroskedastisitas dan sebaliknya jika titik-titik pada grafik tidak mengelilingi garis diaginal atau berada jauh dari garis-garis diagonal maka diindikasikan adanya heteroskedastisitas.
Sedangkan pada scater plot, jika pada grafik tersebut ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola teratur (bergelombang,
melebar, dan menyempit) maka diindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jela serta titik- titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 2013:126).
4. Uji Kesesuaian Model
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi ditunjukkan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen yang dilihat melalui Adjusted R Square adalah 1 berarti kuatnya kemampuan fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variable dependen, sebaiknya jika nilainya mendekati angka 0, maka semakin rendah kemampuan fluktuasi variabel dependen (Imam Ghozali, 2013:87).
b. Uji Simultan (Uji F)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas mempengaruhi variabel dependen (Imam Ghozali, 2013:177).
Kriteria pengujian :
1. Merumuskan hipotesis dan alternatifnya
(H1) berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan
2. Menentukan tingkat signifikansi dan derajat kesalahan (α) Tingkat signifikansi dalam penelitian ini adalah 95% atau α= 5% 3. Melakukan uji F dengan cara membandingkan F hitung dengan F table.
Dimana nilai F table = F α k (n-k-1)
Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. 4. Melakukan uji F berdasarkan dengan Probabilitas / sig
Jika P value >0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika P value < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
5. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji T )
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2011:178),
Mekanisme uji-t adalah sebagai berikut :
1. Nyatakan hipotesis nol serta hipotesis alternatifnya.
(H1) berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
2. Pilih tarif nyata tingkat signifikansi (α)
Signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% atau α=5% 3. Melakukan uji t dengan metode perbandingan antara t hitung dengan t
(H0 diterima, Ha ditolak) apabila t hitung < t tabel. Artinya variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. (H0 ditolak, Ha diterima) apabila t hitung > t tabel. Artinya variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen secara parsial.
4. Melakukan uji t dengan dasar probabilitas / sig (H0 diterima, Ha ditolak) apabila sig > 0,05 (H0 ditolak, Ha diterima) apabila sig < 0,05 b. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk menguji pengaruh dari beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen. Analisis dalam penelitian ini dilakukanan teknik analisis regresi linear berganda. Analisis dipilih dalam penelitian ini karena memiliki variabel independen lebih dari satu. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran secara langsung koefisien regresi atau besarnya pengaruh masing – masing variabel independen (bebas) yaitu Perceived of Cyber Fraud (X1), Perceived Ease of Use (X2) dan Perceived Risk (X3), terhadap variabel dependen (terikat) Perilaku Penggunaan Sistem E-commerce (Y) menggunakan Analisis regresi linear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + β₁ X1 + β₂ X2 +β3 X3+ e Dimana :
Y = Perilaku penggunaan sistem e-commerce
a = Konstanta
β₁+β₂+β3 = Koefisien Variabel X X₁ = Perceived of cyber fraud X₂ = Perceived ease of use
X3 = Perceived risk