• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. berupa perangkat pembelajaran atau produk-produk yang terkait dengan kegiatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. berupa perangkat pembelajaran atau produk-produk yang terkait dengan kegiatan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

41 BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan 2 jenis penelitian yaitu penelitian studi kasus serta Penelitian dan Pengembangan atau Research & Development (R&D). Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah untuk menghasilkan suatu produk, berupa perangkat pembelajaran atau produk-produk yang terkait dengan kegiatan pembelajaran (Paidi, 2012: 78). Penelitian (research) dalam penelitian ini yaitu penelitian studi kasus pewarisan kretinisme di Desa Sigedang, Kejajar, Wonosobo. Pengembangan (development) dalam penelitian ini yaitu pengembangan hasil penelitian fenomena kretinisme di Desa Sigedang menjadi modul pengayaan genetika untuk siswa kelas XII IPA.

A. Penelitian Studi Kasus Pewarisan Sifat Kretinisme di Desa Sigedang (Research)

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian studi kasus (kualitatif) yang bertujuan untuk mengetahui pola pewarisan kretinisme di Desa Sigedang, Kejajar, Wonosobo. Penelitian ini dilakukan melalui wawancara secara mendalam dan observasi. Menurut Sugiyono (2015: 17) studi kasus merupakan penelitian dimana peneliti menggali suatu fenomena tertentu dalam suatu waktu dan kegiatan serta mengumpulkan informasi secara terinci dan mendalam dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data.

(2)

42 2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini diawali dengan observasi awal yang dilaksanakan pada bulan Desember 2016. Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 3-4 Januari 2017 di Desa Sigedang, Kejajar, Wonosobo.

3. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini 5 warga desa Sigedang yang menderita kretinisme. Jumlah penderita kretinisme di Desa Sigedang sebanyak 7 orang. Peneliti hanya mendapat ijin untuk meneliti 5 orang, 2 orang lainnya tidak berkenan untuk diteliti.

4. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan yaitu :

a) Melakukan observasi awal di Desa Sigedang, Kejajar, Wonosobo.

b) Menentukan subjek penelitian yaitu memilih warga yang menderita kretinisme. c) Melakukan wawancara kepada Lurah Desa Sigedang mengenai jumlah penderita kretinisme dan asal-usul fenomena kretinisme di Desa Sigedang.

d) Melakukan wawancara secara mendalam kepada penderita dan keluarganya mengenai gejala yang ditunjukkan oleh penderita saat lahir dan keadaan fisik (fenotipe) anggota keluarga.

e) Melakukan pelacakan silsilah keluarga minimal samapi generasi ke-3.

f) Melakukan pengukuran tinggi badan bagi penderita kretinisme menggunakan meteran.

(3)

43

g) Melakukan observasi terhadap ciri fisik yang ditunjukkan yaitu bentuk tangan dan kaki, suara dan mental.

h) Merekap hasil penelusuran silsilah keluarga.

i) Membuat peta silsilah untuk mengetahui pola pewarisan gen kretinisme di Desa Sigedang, Kejajar, Wonosobo.

j) Menarik kesimpulan. 5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian studi kasus pewarisan kretinisme di Desa Sigedang yaitu:

a. Daftar Pertanyaan Wawancara

Daftar pertanyaan wawancara disusun berdasarkan kisi-kisi pertanyaan yang bertujuan untuk menggali informasi tentang pewarisan gen kretinisme pada subjek penelitian.

b. Lembar Silsilah Keluarga

Lembar silsilah keluarga digunakan untuk mendapat data anggota keluarga yang dapat digunakan untuk menyusun peta silsilah (pedigree).

c. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai pedoman dalam melakukan observasi saat wawancara berlangsung, meliputi tinggi badan, suara, bentuk tangan dan kaki serta mental.

6. Validasi Instrumen

Teknik validasi yang digunakan adalah validasi muka (face validity) yaitu dengan memvalidasi kisi-kisi instrumen kepada dosen pembimbing. Pendapat atau

(4)

44

saran dari dosen pembimbing akan meningkatkan kesahihan item yang disusun. Instrumen siap untuk digunakan, setelah melalui tahap perbaikan.

7. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam studi kasus dapat diambil dari berbagai sumber informasi, karena studi kasus melibatkan pengumpulan data yang “kaya” untuk membangun gambaran yang mendalam dari suatu kasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

a. Wawancara mendalam (in depth interview)

Teknik wawancara mendalam ini diperoleh langsung dari subyek penelitian melalui serangkaian tanya jawab dengan penderita kretinisme. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang silsilah keluarga penderita kretinisme guna menganalisis pola pewarisannya. Peneliti menggunakan lembar pedoman wawancara yang berisi garis besar pertanyaan.

b. Observasi

Observasi dilakukan saat wawancara dengan mengamati ciri-ciri fisik penderita kretinisme. Peneliti menggunakan lembar observasi sebagai acuan dalam melakukan observasi.

8. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis peta silsilah (pedigree) yang dilakukan dengan menyusun data masing-masing keluarga ke dalam diagram peta silsilah menggunakan simbol-simbol yang telah disepakati oleh ahli genetika. Silsilah keluarga dilacak minimal sampai generasi

(5)

45

ke 3 (Anna, 1985: 69). Analisis peta silsilah dilakukan untuk mengetahui pola pewarisan suatu sifat dalam keluarga.

B. Pengembangan Modul Pengayaan Genetika Berbasis Fenomena Kretinisme untuk Kelas XII IPA (Development)

Hasil penelitian berpotensi sebagai sumber belajar biologi apabila memenuhi persyaratan sebagai sumber belajar. Persyaratan hasil penelitian sebagai sumber belajar yaitu memiliki kejelasan potensi ketersediaan objek dan permasalahan yang diangkat, kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, kejelasan materi dan sasaran peruntukannya, kejelasan informasi yang diungkap, kejelasan pedoman eksplorasi, serta kejelasan perolehan yang diharapkan (Djohar, 1987: 2). Hasil penelitian yang memenuhi persyaratan sebagai sumber belajar, selanjutnya melalui tahap:

1. Identifikasi Proses dan Produk Penelitian

a. Identifikasi proses merupakan tahap penjabaran langkah-langkah kerja penelitian, sebagai berikut :

1) Identifikasi masalah

2) Perumusan tujuan penelitian 3) Penyusunan prosedur penelitian 4) Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan

5) Analisis data dan pembahasan hasil penelitian 6) Penarikan kesimpulan

b. Identifikasi produk merupakan tahap menggeneralisasikan fakta hasil penelitian menjadi konsep.

(6)

46

2. Seleksi dan Modifikasi Proses dan Produk Penelitian sebagai Sumber Belajar Biologi

Seleksi dan modifikasi proses dan produk penelitian meliputi tahap : a. Penyesuaian prosedur kerja (proses) dengan kegiatan pengayaan

b. Penyesuaian fakta hasil penelitian (produk) dengan konsep yang diharapkan dalam KTSP mata pelajaran Biologi.

3. Pengembangan Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar Biologi

Hasil penelitian studi kasus pewarisan kretinisme di Desa Sigedang akan dikemas menajdi sumber belajar biologi dalam bentuk modul pengayaan. Pengembangan modul pengayaan ini dijabarkan dalam tahapan berikut:

a. Desain Penelitian

Pengembangan modul pengayaan dilakukan menggunakan model ADDIE (Analysis, Design, Development and Production, Implementation and Evaluation). Model yang digunakan dibatasi sampai tahap ADD (Analysis, Design, Development and Production) atau sampai pada tahap pengembangan. Kelebihan ADDIE Model dibanding model lainnya yaitu tahapannya lebih sistematis dan menyeluruh. Produk yang dihasilkan tepat sasaran dan efektif, karena melalui tahapan analisis terlebih dahulu.

b. Waktu dan Tempat Penelitian

Penyusunan modul pengayaan berdasarkan hasil penelitian pewarisan sifat kretinisme di Desa Sigedang, Kejajar, Wonosobo dilakukan pada bulan Januari-Februari 2017. Uji terbatas terhadap kualitas modul dilakukan pada 9-13 Maret 2017 di SMA N 2 Wonosobo, Jawa Tengah.

(7)

47 c. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah reviewer dan responden. Reviewer dalam penelitian ini yaitu :

1) Dua (2) orang dosen ahli materi, yang memiliki kompetensi di bidang genetika. 2) Dua (2) orang dosen ahli media, yang memiliki kompetensi di bidang media bahan ajar.

Reviewer dalam penelitian ini berperan dalam proses pembimbingan sebelum modul diuji coba ke lapangan. Pemilihan 2 orang dosen ahli materi dan media ini cukup untuk menghindari kesubjektifan hasil penelitian, apabila terdapat pendapat yang berbeda dari kedua ahli, maka peneliti akan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing. Hal ini didukung oleh 2 orang dosen pembimbing yang berkompeten di bidang pengembangan modul dan materi genetika. Responden dalam penelitian ini yaitu :

1) Dua (2) orang guru biologi SMA N 2 Wonosobo

2) Lima belas (15) siswa kelas XII MIA 5 SMA N 2 Wonosobo yang telah lulus KKM materi genetika.

Jumlah siswa yang telah lulus KKM yaitu 33 siswa. Jumlah siswa untuk uji terbatas minimal 30 % dari jumlah siswa keseluruhan. Lima belas siswa sudah mencukupi untuk uji terbatas. Objek penelitian ini yaitu modul pengayaan genetika berbasis fenomena kretinisme di Desa Sigedang, Kejajar, Wonosobo.

(8)

48 d. Prosedur Penelitian

1) Analisis (Analysis) a) Analisis Kompetensi

Analisis kompetensi merupakan tahapan identifikasi Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) KTSP, kedalaman serta keluasan kompetensi yang akan dikembangkan.

b) Analisis Materi

Analisis materi merupakan tahapan identifikasi materi yang diajarkan di kelas. Hasil analisis materi ini yaitu perlu atau tidaknya materi tersebut diperdalam untuk menambah wawasan serta pengetahuan siswa.

c) Analisis Karakteristik Siswa

Analisis karakteristik siswa merupakan tahapan identifikasi kebutuhan dan kemampuan siswa sebagai pengguna modul. Hasil penelitian yang dikemas menjadi sumber belajar, perlu disesuaikan dengan kebutuhan siswa dalam kegiatan pengayaan, apakah siswa membutuhkan modul pengayaan atau tidak. Hasil penelitian juga perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, agar siswa dapat memahami materi yang disajikan dalam modul dengan baik. d) Analisis Instruksional

Analisis instruksional merupakan tahapan penjabaran kompetensi yang telah dianalisis ke dalam tujuan dan indikator pembelajaran.

2) Desain (Design)

Setelah melakukan analisis, maka tahap yang selanjutnya adalah tahap desain, meliputi :

(9)

49 a) Pengembangan Struktur Kerangka Modul

Modul disusun berdasarkan 3 bagian yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. Bagian-bagian ini dijabarkan berdasarkan komponen penyususun modul. b) Penentuan Sistematika Isi Modul

Uraian materi dalam modul pengayaan ini disusun secara sistematis. Materi-materi yang dikumpulkan, diurutkan secara induktif, dari Materi-materi yang besifat umum ke khusus. Hal ini bertujuan agar siswa mudah memahami keseluruhan materi yang disajikan dalam modul.

c) Perencanaan Alat Evaluasi

Alat evaluasi yang digunakan dalam modul ini adalah tes formatif dan ulangan akhir. Soal tes formatif dan ulangan akhir berupa pilihan ganda. Soal bentuk pilihan ganda dipilih agar siswa mudah menghitung tingkat pencapaian, dimana persentase pencapaian siswa ini menentukan apakah ia sudah menguasai materi atau belum.

3) Pengembangan (Development) a) Pra Penulisan

Tahap pra penulisan dilakukan untuk mengkaji bahan materi yang akan dimasukkan dalam modul. Bahan materi dikumpul dari buku referensi, jurnal, hasil penelitian pewarisan gen kretinisme di Desa Sigedang, Kejajar, Wonosobo dan sumber lain yang relevan.

b) Penyusunan Draft

Draft disusun berdasarkan kerangka modul yang telah dibuat, kemudian diajukan kepada dosen pembimbing untuk mendapat saran perbaikan.

(10)

50 c) Penyuntingan

Produk awal modul dikaji oleh reviewer I yaitu dosen ahli materi dan ahli media. Dosen ahli materi mengkaji kualitas modul dari aspek kebenaran konsep. Dosen ahli media mengkaji dari aspek kelayakan isi, penyajian, kebahasaan dan kegrafisan.

d) Revisi I

Revisi I dilakukan berdasarkan saran dari dosen ahli materi dan ahli media. e) Uji Coba Terbatas

Uji coba terbatas dilakukan pada 2 guru Biologi SMA 2 Wonosobo dan 15 siswa kelas XII MIA 5 SMA 2 Wonosobo yang telah lulus KKM pada materi Genetika.

f) Revisi II

Revisi II dilakukan berdasarkan saran dari Guru Biologi dan 15 siswa kelas XII MIA 5 SMA 2 Wonosobo. Modul hasil revisi II merupakan produk akhir penelitian.

Langkah kerja dalam penelitian ini dituliskan dalam skema berikut:

Analisis potensi hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi - Pengkajian persyaratan hasil penelitian sebagai sumber belajar - Identifikasi proses dan produk penelitian

Seleksi dan modifikasi proses dan produk penelitian dengan kegiatan pengayaan

Penelitian (Research) :

(11)

51 e. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data penelitian, sehingga harus dapat dipercaya, benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian penyusunan modul pengayaan yaitu : 1) Instrumen Review Modul

Instrumen review modul ditujukan ke ahli materi, ahli media dan guru untuk mengetahui kualitas modul pengayaan dari beberapa aspek. Aspek yang dinilai oleh ahli materi yaitu kebenaran konsep, dengan alternatif jawaban Benar (B), Salah (S). Aspek yang dinilai oleh ahli media yaitu kelayakan isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafisan, dengan alternatif jawaban Sangat Baik (SB), Baik (B), Kurang (K), Sangat Kurang (SK). Aspek yang dinilai oleh guru biologi yaitu kelayakan isi, penyajian, kebahasaan, kegrafisan, dan keterlaksanaan. Instrumen ini diadaptasi dari standar penilaian buku teks pelajaran oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006.

2) Instrumen Tanggapan untuk Siswa

Instrumen yang digunakan siswa untuk menanggapi kualitas dan kebermaknaan modul pengayaan dari beberapa aspek. Aspek yang dinilai oleh siswa yaitu

Pengembangan hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi (Development) :

- Analisis (Analysis) - Desain (Design)

- Pengembangan (Development)

(12)

52

penyajian, kebahasaan, kegrafisan dan kebermaknaan dengan alternatif jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), dan Sangat Kurang Setuju (SKS).

f. Validasi Instrumen

Teknik validasi yang digunakan adalah validasi muka. Validasi instrumen pada penelitian ini dilakukan oleh dosen pembimbing dengan mengkaji kisi-kisi yang telah disusun. Hasil validasi yang diperoleh berupa instrumen yang siap digunakan untuk pengambilan data.

g. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen penilaian kualitas modul pengayaan oleh 2 dosen ahli materi, 2 dosen ahli media, 2 guru biologi dan 15 siswa kelas XII MIA 5 SMA N 2 Wonosobo pada jam pengayaan. Data yang diperoleh yaitu skor penilaian dan saran.

h. Teknik Analisis Data

Data penilaian kualitas modul dianalisis dengan mengubah hasil penilaian dari bentuk kualitatif menjadi bentuk kuantitatif. Analisis data ini dilakukan dengan cara menghitung frekuensi kemunculan tiap penilaian, menggunakan rumus:

Frekuensi kemunculan tiap penilaian

Hasil perhitungan dengan rumus tersebut adalah berupa persentase untuk masing-masing alternatif jawaban yang diberikan oleh reviewer dan responden.

Jumlah frekuensi seluruh nilai

(13)

53

Perhitungan ini dilakukan karena data hasil penilaian kualitas modul pengayaan merupakan data ordinal (data yang memusatkan pada ukuran) sehingga pengolahan data hanya dapat dilakukan dengan sangat terbatas.

Menurut Sumintono (2014: 133) perhitungan hanya dapat dilakukan dengan menghitung nilai tengah (median), nilai yang sering muncul (modus), persentil, perjenjang (rank) dan korelasi spearman. Alternatif jawaban yang sering muncul (modus) atau presentase paling besar maka akan menjadi kesimpulan kualitas modul pengayaan ini. Hasil analisis data ini kemudian disajikan dalam diagram lingkaran (pie chart). Modul dikatakan layak apabila memiliki modus dengan penilaian minimal baik.

Gambar

Gambar 11. Skema Pengembangan Modul Pengayaan

Referensi

Dokumen terkait

Bila fakta menunjukkan pembuatan karbon aktif melalui proses karbonisasi dan aktivasi, maka saran untuk penelitian lebih lanjut adalah perlu dilakukan proses aktivasi

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan hasil analisis dan interpretasi data riset pasar dengan maksud positioning yaitu menempatkan produk dalam pasar yang

Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan kondusif, Untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam

Artinya : variabel pembiayaan, usaha kecil dan maqashid syariah secara simultan dan signifikan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat Desa Suka Mulia Kecamatan

Dengan demikian perencanaan jangka panjang adalah perencanaan 20 Tahun (5 periode jabatan), perencanaan jangka menengah adalah perencanaan 4 (empat) Tahun,

Sehubungan dengan pengumuman pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan Nomor : 03/POKJA-ULP/Diskannak/2012 tanggal, 26 Juli 2012 dan setelah kami pelajari dengan

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti tentang kegiatan evaluasi yang dilakukan guru dalam mengenalkan konsep pengukuran dengan alat ukur baku pada anak usia 5-6

tertentu dalam membelajarkan peserta didik untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Selain itu, salah satu komponen penting dalam menyusun strategi pembelajaran adalah