• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SEMARANG BULAN FEBRUARI 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SEMARANG BULAN FEBRUARI 2015"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

KABUPATEN SEMARANG

BULAN FEBRUARI 2015

NILAI TUKAR PETANI (NTP) FEBRUARI 2015 SEBESAR 101,42 ATAU TURUN 0,10 PERSEN

No. 05/03/3322/Th.I, 06 Maret 2015

 Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Semarang bulan Februari 2015 mengalami penurunan 0,10 persen, yaitu dari posisi 101,53 pada bulan Januari menjadi 101,42. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih kecil dari pada perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami penurunan 0,68 persen, dari posisi 119,23 pada bulan Januari 2014 menjadi 118,42 pada bulan Februari 2015. Sementara Ib juga mengalami penurunan 0,58 persen, dari posisi 117,44 menjadi 116,76.

 Dari 5 (lima) subsektor pertanian komponen penyusun NTP, 2 subsektor mengalami penurunan indeks yaitu subsektor hortikultura turun 0,97 persen dan subsektor peternakan turun 0,31 persen. Sedangkan 3 subsektor lainnya mengalami kenaikan indeks yaitu : subsektor tanaman pangan naik 0,96 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 0,30 persen, dan subsektor perikanan naik 0,03 persen.

 Secara umum Indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,68 persen dibanding bulan sebelumnya. Penurunan It dipengaruhi oleh penurunan It pada 4 subsektor yaitu : subsektor hortikultura sebesar 1,54 persen, tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,31 persen, peternakan sebesar 0,59 persen serta perikanan sebesar 0,66 persen. Sedangkan yang mengalami kenaikan It hanya subsektor tanaman pangan sebesar 0,07 persen

 Indeks harga yang dibayar petani pada bulan Februari mengalami penurunan 0,58 persen. Penurunan indeks dipengaruhi oleh penurunan Indeks konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,56 persen dan penurunan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,69 persen.

 Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Kabupaten Semarang mengalami penurunan atau terjadi deflasi pedesaan sebesar 0,56 persen. Deflasi terjadi disebabkan turunnya indeks harga di 2 kelompok, meliputi : kelompok bahan makanan sebesar 0,88 persen serta kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 3,95 persen. Sedangkan kelompok lainnya

(2)

1. Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Semarang

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.

Mulai Februari 2014 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya.

Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada subsektor perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum (NTNP) yang dihitung, Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) dan Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di wilayah Kabupaten Semarang pada bulan Februari 2015, NTP Kabupaten Semarang mengalami penurunan indeks 0,10 persen dibanding NTP Januari 2014 yaitu dari 101,53 menjadi 101,42. Penurunan indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih kecil dibanding kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani.

(3)

Tabel 1.

NTP Month To Month Kabupaten Semarang Tahun 2014-2015 (2012 = 100) Bulan NTP 2014 NTP 2015 (1) (2) (3) Januari 101,58 101,53 Februari 102,35 101,42 Maret 100,96 April 100,89 Mei 99,04 Juni 99,19 Juli 100,76 Agustus 100,35 September 101,89 Oktober 101,32 November 101,31 Desember 101,41 Rata-rata 100,92

Penurunan NTP pada bulan Februari 2015 juga disebabkan oleh turunnya 2 (dua) subsektor NTP yaitu : NTP subsektor hortikultura turun 0,97 persen serta NTP subsektor peternakan turun 0,31 persen. Sedangkan NTP yang mengalami kenaikan yaitu: NTP subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan sebesar 0,96 persen , NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 0,30 persen serta subsektor perikanan sebesar 0,03 persen.

Tabel 2.

Nilai Tukar Petani Per Subsektor Kabupaten Semarang Serta Perubahannya Januari - Februari 2015 (2012 = 100)

Bulan Januari 2014 Februari 2015 Prosentase Perubahan

(1) (2) (3) (4)

Nilai Tukar Petani (NTP) 101,53 101,42 -0,10

Tanaman Pangan (NTPP) 100,37 101,34 0,96

Hortikultura (NTPH) 103,87 102,86 -0,97

Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 100,96 101,26 0,30

(4)

2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Februari 2015, secara umum It mengalami penurunan indeks sebesar 0,68 persen dibandingkan dengan It Januari 2014, yaitu: dari 119,23 menjadi 118,42. penurunan It terjadi pada 4 (empat) subsektor, yaitu : subsektor hortikultura sebesar 1,54 persen, tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,31 persen, peternakan sebesar 0,59 persen serta subsektor perikanan sebesar 0,66 persen. Sedangkan yang mengalami kenaikan It hanya subsektor tanaman pangan sebesar 0,07 persen

Grafik 1.

Perubahan Indeks yang Diterima Petani Kabupaten Semarang Per Subsektor Januari – Februari 2015 (2012 = 100)

3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada Februari 2015, Ib tercatat turun sebesar 0,58 persen bila dibandingkan Januari 2014, yaitu dari 117,44 menjadi 116,76. Penurunan Ib terjadi pada seluruh subsektor penyusun NTP yaitu: Ib subsektor tanaman pangan turun 0,88 persen; Ib subsektor hortikultura turun 0,58 persen; Ib subsektor tanaman perkebunan rakyat turun 0,60 persen; sub sektor peternakan turun 0,28 persen; serta Ib subsektor perikanan turun 0,69 persen.

Grafik 2.

Perubahan Indeks yang Dibayar Petani Kabupaten Semarang Per Subsektor Januari – Februari 2015 (2012 = 100) 100,00 105,00 110,00 115,00 120,00 125,00 TP HORTI TPR TRK IKAN 1 1 7 ,9 3 124, 36 119, 86 115, 91 111, 22 118, 01 122, 45 119, 50 115, 22 110, 49 JAN'15 FEB'15 -0,90 -0,80 -0,70 -0,60 -0,50 -0,40 -0,30 -0,20 -0,10 0,00 TP HORTI TPR TRK IKAN -0,88 -0,58 -0,60 -0,28 -0,69

(5)

4. NTP subsektor

a. S

ubsektor Tanaman Pangan

(NTPP)

Pada bulan Februari 2015 NTPP mengalami kenaikan indeks sebesar 0,96 persen. Kenaikan NTPP disebabkan karena indeks yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,07 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani juga mengalami penurunan, yaitu sebesar 0,88 persen. Penurunan Ib disebabkan oleh turunnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,95 persen dan turunnya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,65 persen.

Rincian Jan ’15 Feb ’15

Peru bahan

%

(1) (2) (3) (4)

I. Indeks Diterima Petani 117,93 118,01 0,07 1. Padi 112,58 112,85 0,25 2. Palawija 132,24 131,81 -0,33 II. Indeks Dibayar Petani 117,49 116,45 -0,88 1. Konsumsi Rumah Tangga 120,95 119,79 -0,95 2. BPPBM 107,71 107,01 -0,65 III. Nilai Tukar Petani (NTPP) 100,37 101,34 0,96

Tabel 3.

NTP Subsektor Tanaman Pangan Kabupaten Semarang dan Perubahannya

Januari – Februari 2015 (2012 = 100)

b. S

ubsektor Hortikultura (NTPH)

Pada bulan Februari 2015 NTPH mengalami penurunan indeks sebesar 0,97 persen. Penurunan NTPH disebabkan karena indeks yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 1,54 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani juga mengalami penurunan sebesar 0,58 persen. Penurunan Ib disebabkan oleh turunnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,31 persen dan turunnya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 1,22 persen.

Tabel 4.

NTP Subsektor Hortikultura Kabupaten Semarang dan Perubahannya

Januari – Februari 2015 (2012 = 100)

Rincian Jan ’15 Feb ’15

Peru bahan

%

(1) (2) (3) (4)

I. Indeks Diterima Petani 124,36 122,45 -1,54 1. Sayur-sayuran 135,85 120,77 -11,10 2. Buah-buahan 111,47 125,97 13,00 3. Tanaman Obat 108,51 100,40 -7,47 II. Indeks Dibayar Petani 119,73 119,04 -0,58 1. Konsumsi Rumah Tangga 119,84 119,47 -0,31 2. BPPBM 119,49 118,03 -1,22

(6)

c. S

ubsektor Tanaman Perkebunan

Rakyat (NTPR)

Pada Februari 2015 NTPR mengalami kenaikan indeks sebesar 0,30 persen, hal ini disebabkan oleh penurunan indeks yang diterima petani sebesar 0,31 persen, lebih tinggi dibanding penurunan indeks yang dibayar petani, yaitu sebesar 0,60 persen. Penurunan pada Ib terjadi karena turunnya indeks sub kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,39 persen dan turunnya indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 1,05 persen.

Rincian Jan ’15 Feb ’15 Peru bahan

%

(1) (2) (3) (4)

I. Indeks Diterima Petani 119,86 119,50 -0,31 1. TPR 119,86 119,50 -0,31 II. Indeks Dibayar Petani 118,72 118,01 -0,60 1. Konsumsi Rumah Tangga 122,57 122,10 -0,39 2. BPPBM 111,42 110,25 -1,05 III. Nilai Tukar Petani (NTPR) 100,96 101,26 0,30

Tabel 5.

NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Kabupaten Semarang dan Perubahannya

Januari – Februari 2015 (2012 = 100)

d. S

ubsektor Peternakan (NTPT)

NTP subsektor Peternakan pada bulan ini mengalami penurunan sebesar 0,31 persen. Penurunan ini terjadi karena perubahan Ib yang lebih besar dibandingkan dengan perubahan It. Indeks harga yang diterima petani turun 0,59 persen sementara indeks harga yang dibayar petani juga turun sebesar 0,28 persen.

Penurunan yang terjadi pada It disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok ternak besar sebesar 0,31 persen, kelompok ternak kecil sebesar 0,19 persen, Unggas sebesar 1,15 persen serta hasil ternak sebesar 1,41 persen. Sementara itu, penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan karena penurunan pada IKRT sebesar 0,46 persen yaitu dari 121,13 menjadi 120,58. Indeks BPPBM juga turun 0,16 persen yaitu dari 111,07 menjadi

Tabel 6.

NTP Subsektor Peternakan

Kabupaten Semarang dan Perubahannya Januari – Februari 2015 (2012 = 100)

Rincian Jan ’15 Feb ’15 Peru bahan

%

(1) (2) (3) (4)

I. Indeks Diterima Petani 115,91 115,22 -0,59 1. Ternak Besar 113,99 113,64 -0,31 2. Ternak Kecil 110,91 110,70 -0,19 3. Unggas 116,52 115,18 -1,15 3. Hasil Ternak 127,99 126,19 -1,41 II. Indeks Dibayar Petani 115,10 114,77 -0,28 1. Konsumsi Rumah Tangga 121,13 120,58 -0,46 2. BPPBM 111,07 110,89 -0,16 III. Nilai Tukar Petani (NTPT) 100,70 100,39 -0,31

(7)

e.

Subsektor Perikanan (NTNP)

Pada bulan Februari 2015, NTPN mengalami kenaikan indeks sebesar 0,03 persen. Kenaikan indeks NTNP ini disebabkan karena indeks yang diterima petani turun sebesar 0,66 persen lebih kecil dari pada penurunan indeks yang dibayar petani sebesar 0,69 persen.

Penurunan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok penangkapan ikan yang turun 0,87 persen dan kelompok budidaya ikan turun juga sebesar 0,45 persen. Peurunan yang terjadi pada Ib disebabkan karena turunnya IKRT sebesar 1,25 persen dan naiknya BPPBM sebesar 0,03 persen.

Tabel 7.

NTP Subsektor Perikanan

Kabupaten Semarang dan Perubahannya Januari – Februari 2015 (2012 = 100)

Rincian Jan ’15 Feb ’15 Peru bahan

%

(1) (2) (3) (4)

I. Indeks Diterima Petani 111,22 110,49 -0,66 1. Perikanan Tangkap 108,85 107,91 -0,87 2. Perikanan Budidaya 113,59 113,07 -0,45 II. Indeks Dibayar Petani 115,80 115,01 -0,69 1. Konsumsi Rumah Tangga 114,31 112,88 -1,25 2. BPPBM 117,75 117,78 0,03 III. Nilai Tukar Petani (NTNP) 96,04 96,07 0,03

Rincian Jan ’15 Feb ’15 Peru bahan

%

(1) (2) (3) (4)

Konsumsi Rumah Tangga 120,69 120,01 -0,56 a. Bahan Makanan 125,99 124,88 -0,88 b. Makanan Jadi 116,91 117,38 0,41 c. Perumahan 117,97 119,47 1,27 d. Sandang 109,79 110,23 0,40 e. Kesehatan 109,96 110,00 0,04 f. Pendidikan,Rekreasi&Olahraga 105,71 106,31 0,57 g. Transportasi & Komunikasi 128,81 123,72 -3,95

Tabel 8.

IHK Perdesaan Kabupaten Semarang dan Perubahannya (%)

Januari – Februari 2015 (2012 = 100)

5. Indeks Harga Konsumen Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/ deflasi di wilayah perdesaan. Pada Februari 2015, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Kabupaten Semarang mengalami penurunan atau terjadi deflasi sebesar 0,56 persen. Deflasi dipicu oleh turunnya kelompok bahan makanan sebesar 0,88 persen, makanan jadi naik sebesar 0,41 persen, kelompok perumahan naik 1,27 persen, kelompok sandang naik 0,40 persen, kelompok kesehatan naik 0,04 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik 0,57 persen dan kelompok transportasi dan

Referensi

Dokumen terkait

• Meningkatnya kondisi ekonomi konsumen triwulan III-2017 dipengaruhi oleh ketiga variabel pembentuknya, yaitu indeks volume konsumsi (103,82), indeks pengaruh

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian tindakan kelas ini, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran tematik menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Secara umum format penulisan fungsi pada Octave ada dua tipe yaitu yang pertama fungsi dan program utama dipisah (private function), yang kedua antara fungsi dan

Jadi dengan meletakkan koordinat spark plug lebih dalam masuk ke dalam ruang bakar, tekanan dan temperatur ruang bakar setelah penyalaan menjadi lebih tinggi, laju

ME mengundang pasangan suami istri yang ingin menghangatkan kembali relasi suami istri dan belum pernah bergabung dalam ME untuk mengikuti Week-end yang akan diadakan

Indikator kinerja Renstra STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta terdiri dari tujuh bidang yaitu : Keunggulan dalam riset yang diakui masyarakat akademis internasional melalui

Penampang tahanan jenis J-21 pada Gambar 7 terlihat bahwa ketebalan Formasi Genteng yang tersusun atas batupasir tufaan secara umum memiliki dengan ketebalan

bahwa sehubungan dengan rnaksud pada huruf a terse but di atas, dan dalam rangka kelancaran untuk memberikan rasa aman dan kenyamanan dalam pemberangkatan dan