• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOSIALISASI ZOONOSIS DAN KESEJAHTERAAN HEWAN (KESRAWAN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOSIALISASI ZOONOSIS DAN KESEJAHTERAAN HEWAN (KESRAWAN)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

SOSIALISASI ZOONOSIS DAN KESEJAHTERAAN HEWAN (KESRAWAN)

Kegiatan : Sosialisasi Zoonosis dan Kesejahteraan Hewan (Kesrawan) Oleh : Drh. Abdul Karnaen, dari Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pascapanen, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan

Tanggal : 4 Maret 2014

Tempat : Aula BIB Lembang

Dihadiri oleh : 56 orang dari unsur Pejabat Struktural, Medik Veteriner,

Paramedik Veteriner, Pengawas Bibit Ternak Pengawas Mutu Pakan dan Perawat Ternak.

Zoonosis adalah adalah penyakit hewan yang secara alami dapat menular ke manusia atau sebaliknya disebabkan oleh Viral, Bakterial, Parasitik, Mycotik dan Agen lainnya. Penyakit menular baru muncul (emerging infectious disease/EID) yang menyerang manusia disebabkan oleh zoonosis (60.3%). Mayoritas EID zoonosis tersebut berasal dari satwa liar (71.8%) (contohnya: severe acute respiratory virus/SARS, Ebola virus), dan jumlahnya cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Dapat ditularkan dari hewan ke manusia, secara langsung, melalui produk hewan (pangan/non-pangan) dan lingkungan, lebih dari 250 Jenis zoonosis.

(2)

Kerugian yang ditimbulkan dari zoonosis adalah Gangguan Kesehatan bagi masyarakat (kesakitan/kematian), pembatasan export ternak sapi (Anthrax), produk unggas (AI), sapi (BSE), telur konsumsi/table egg (Salmonella) dll, penurunan perdagangan dalam negeri, produktifitas ternak menurun, peternak gulung tikar, beban biaya pengobatan pada hewan dan manusia (zoonosis), penurunan produktifitas manusia yang tertular

zoonosis, mengganggu ketentraman bathin masyarakat, penurunan minat wisatawan kerugian sisi pariwisata.

Beberapa penyakit zoonosis seperti Flu Burung (H5N1), Rabies, Anthrak, Leptospirosis dan lain-lain.

Pengendalian dan Penanggulangan Zoonosis :

1. Pengendalian dan Penanggulangan Zoonosis Pada Hewan : pengamatan dan pengidentifikasian, pencegahan, pengamanan, pemberantasan, dan/atau pengobatan penyakit hewan (termasuk zoonosis) yang merupakan tanggungjawab Direktorat Kesehatan Hewan.

2. Pencegahan Penularan Zoonosis dari Hewan ke Manusia : zoonosis langsung (direct zoonosis)  public awareness, zoonosis tidak langsung (indirect zoonosis)  public awareness, jaminan keamanan produk pangan dan non pangan asal hewan, jaminan kesejahteraan hewan, merupakan tanggungjawab Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner & Pascapanen.

3. Tata Laksana Kasus pada Manusia : upaya pencegahan dan penanggulangan kasus pada manusia, tanggungjawab kementerian Kesehatan.

Langkah Pencegahan :

a. pada manusia adalah dengan melakukan hidup bersih dan melakukan Hygiene personal yg baik, pengebalan dengan vaksinasi dan peningkatan pengetahuan tentang zoonosis;

b. pada hewan dapat dilakukan isolasi hewan sakit, vaksinasi, pengobatan dan eliminasi hewan pembawa penyakit; dan

c. pada lingkungan menjaga sanitasi lingkungan, penerapan biosekuriti dan pengendalian vektor penyakit.

KEBIJAKAN PENERAPAN KESEJAHTERAAN HEWAN PADA UPT DITJEN PKH Menurut Undang-Undang No. 18 tahun 2009, Kesejahteraan Hewan adalah segala urusan yang berhubungan dengan keadaan fisik dan mental hewan menurut ukuran perilaku alami hewan yang perlu diterapkan dan ditegakkan untuk melindungi hewan

(3)

dari perlakuan setiap orang yang tidak layak terhadap hewan yang dimanfaatkan manusia.

Isu kesejahteraan hewan menjadi isu Nasional bahkan Internasional dan berpotensi sebagai hambatan dalam perdagangan bebas. Kesejahteraan Hewan secara Etical dan Sosial : meminimalkan penderitaan hewan. Kesrawan sesuai dengan nilai-nilai dan tuntutan agama : Al Qur’an dan Hadist. Tantangan : segera dikeluarkan ISO Kesrawan oleh International Organisation for Standarditation.

Tujuan penerapan Kesrawan : melindungi sumberdaya hewan dari perlakuan orang atau badan hukum yang dapat mengancam kesejahteraan dan kelestarian hewan, pada hakekatnya untuk kesejahteraan manusia

Prinsip Kesrawan : 5 freedom, bebas dari rasa haus dan lapar (Freedom from hunger and thirst), bebas dari rasa ketidak nyamanan/ penyiksaan fisik (Freedom from discomfort), bebas dari rasa sakit, cedera dan penyakit (Freedom from pain, injury and disease), bebas untuk mengekspesikan perilaku alamiah (Freedom to express normal behaviour), bebas dari ketakutan dan rasa tertekan (Freedom from fear and distress). Arah Kebijakan Kesejahteraan Hewan :

Pada Ternak Produksi : Penerapan prinsip kesejahteraan hewan pada ternak Produksi dalam rangka menghasilkan produk hewan yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH), pedoman Kesrawan OIE (Guidelines OIE) diadopsi namun dengan tetap mempertimbangkan aspek budaya / religi / adat masyarakat yang bersifat positif, pelaksanaan kesejahteraan hewan secara bertahap dengan pola pemberdayaan masyarakat melalui upaya peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat. Pemotongan hewan harus dilakukan di RPH dan mengikuti cara penyembelihan sesuai kaidah kesmavet dan kesrawan. Penyelenggaraan Kesejahteraan Hewan merupakan tanggung jawab bersama Pemerintah, Pemerintah Daerah bersama Masyarakat. Pelaksanaan kesejahteraan hewan diutamakan pada upaya peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat melalui pendidikan, pelatihan dan penyuluhan.

Kendala Penerapan Kesrawan :

Keragaman Masyarakat meliputi budaya, tradisi, tingkat pendidikan dan kesadaran terhadap KESRAWAN, Peraturan Perundangan yaitu UU No. 18/2009 hanya mengamanatkan pengaturan lebih lanjut dengan Peraturan Menteri; tidak mengatur sanksi, SDM masih terbatasnya tenaga ahli, petugas pengawas, dan auditor di bidang KESRAWAN, Sarana – prasarana pada umumnya tidak penuhi persyaratan sehingga menghambat penerapan KESRAWAN dengan baik (RPH, RPU, Pasar Hewan, Alat Transportasi, dll).

(4)

Langkah-langkah Penerapan Kesrawan

Melengkapi perangkat peraturan, norma, standar dan pedoman pembinaan KESRAWAN sebagai penjabaran UU No. 18/2009 (mengacu pada kearifan lokal dan pedoman OIE), revitalisasi RPH melalui Alokasi Dana TP dan meningkatkan peran PEMDA, Swasta dan pihak lain dalam memperbaiki dan, melengkapi sarana yang ada (termasuk sarana Kesrawan), penyelarasan tata nilai kesrawan dengan tata nilai agama dalam perlakuan hewan secara ikhsan (manusiawi) dan penyembelihan halal, bimbingan dan pelatihan teknis, fasilitasi, sosialisasi dan koordinasi lintas sektor terkait. (Alokasi dana dekonsentrasi untuk kegiatan penerapan Kesrawan di 33 Propinsi sejak 2009), meningkatkan koordinasi dan partisipasi organisasi profesi maupun organisasi non-pemerintah (LSM) dalam KESRAWAN (dalam negeri maupun internasional) : Pertemuan Apresiasi Kesrawan, meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menyelenggarakan KESRAWAN sejak usia sekolah.

Prinsip-prinsip Kesejahteraan Hewan Pada Perbibitan 1. Pekerja :

Handling Skill : tidak menyeret, menarik kepala, kaki atau ekor, tidak menggunakan tenaga berlebihan, tidak menggunakan alat listrik untuk menghandle, tidak menggunakan tongkat atau benda tajam.

Transportasi : alat angkut harus aman dan tidak melukai, kapasitas sesuai dengan jumlah dan ukuran hewan, lantai untuk loading tidak licin ukuran dan bentuk disesuaikan, pengemudi : tidak ugal-ugalan dan mempunyai keahlian.

Marking : tanda/marking permanen contoh tattoo pada telinga / ear tag harus diaplikasikan oleh orang yang terlatih secara higienis, restrain hewan dengan baik, jika menggunakan bahan pewarna harus menggunakan bahan non toxic.

2. Kesehatan : biosecurity, inspeksi rutin, isolasi hewan, peralatan dan penggunaannya, metode penanganan kesehatan, preventif, treatmen dan kontrol penyakit, transportasi, pemusnahan ternak.

3. Perkandangan : menyediakan tempat untuk beristirahat, menyediakan air (dan pakan), melindungi ternak dari cuaca.

4. Management : ternak yang laktasi membutuhkan diet yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya tanpa mengganggu kondisi tubuh dan metabolismenya, . jumlah konsumsi hewan tergantung kepada jumlah, kualitas dan assesibilitas dari pakan yang disediakan dan waktu yang disediakan untuk mereka makan. segala hal yang mengganggu hal ini seperti kelemahan (lameness) akan menjadi efek yang merugikan bagi kesehatan dan kesejahteraan si hewan. (inspeksi berkala terhadap kesehatan kaki ternak, excercise rutin).

5. Lingkungan : suhu Lingkungan : harus dihindari, heat stress, cold stress, pencahayaan : sesuai jenis hewan, kualitas udara : sangat penting untuk keseahtan dan keseajhteraan hewan, keributan / noise : pada umumnya hewan akan mudah

(5)

mengalami stress dengan adanya keributan/ kebisingan.nutrisi : akses untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas makanan yang cukup.

KESIMPULAN :

1. Komitmen pemerintah untuk meningkatkan penerapan Kesrawan tidak hanya pada ternak sapi saja melainkan untuk semua jenis hewan/ ternak . Partisipasi dan dukungan dari stake holder merupakan faktor penting.

2. Penerapan Kesrawan pada setiap aspek dan tahapan pemeliharaan hewan menjadi tanggung jawab bersama, perlu adanya kerjasama dan koordinasi yang baik antara Pemerintah, swasta dan semua pihak untuk penerapan kesrawan yang lebih baik.

3. Pedoman, Standar dan Regulasi / Peraturan Perundang-Undangan terkait Kesrawan sangat diperlukan dan perlu dikembangkan dalam mempercepat penerapan Kesrawan.

4. Perlu adanya keterbukaan semua pihak dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan terkait kesrawan. (Swasta, LSM, MUI, Asosiasi profesi )

5. Penerapan Kesejahteraan Hewan merupakan cerminan citra dan martabat bangsa 6. Perlu disusun Renstra Kesejahteraan Hewan Nasional sebagai kerangka logis dan

sinergis kegiatan peningkatan penerapan kesejahteraan hewan di Indonesia meliputi berbagai sektor.

Sumber berita : Drh. I GP Ngurah Raka

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Bupati Batang Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Taman Pesisir Ujungnegoro Kabupaten Batang sebagaimana telah diubah

digunakan terlalu tinggi maka protein yang terdapat di dalam kolagen tidak dapat.. berubah menjadi

Upaya kesehatan berguna untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental terhadap lingkungan yang berubah baik di lingkungan darat, laut dan udara. Ruang lingkup

Hasil analisis analitik menunjukkan beberapa variabel yang diteliti ada yang menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik yaitu usia, aktivitas

Didasarkan kenyataan bahwa di satu pihak jumlah pohon tiap hektar merupa- kan parameter tegakan yang sangat peka terhadap pengecilan ukuran PUP, sedang- kan parameter

Maka bila disimpulkan, Base temperature adalah temperatur operasi (temperatur dasar) tangki yang tertera di tabel kapasitas tangki, bilamana temperatur

Sasaran dari pemberian hibah pengembangan kurikulum ini adalah PT yang telah melakukan upaya dan tindakan nyata dalam merekonstruksi kurikulum program studinya namun

Penulis mengkhawatirkan pesaing yang akan berinovasi atau melakukan pengembangan dengan metode cuci yang digunakan oleh Hot Steam Carwash serta memberikan layanan