• Tidak ada hasil yang ditemukan

i TUGAS AKHIR - Pemantau denyut jantung dengan metode cahaya - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "i TUGAS AKHIR - Pemantau denyut jantung dengan metode cahaya - USD Repository"

Copied!
192
0
0

Teks penuh

(1)

! "

"#

$

"

% %

"

&

'

&

()*++,(+-.

/

.

.

0

(2)

/

.

3

.

'

!"#$$%!$&

.

.

.

/

.

(3)
(4)
(5)

!

(6)
(7)
(8)

#

$

$

$

%

$

$

$

&'()"*

+

,

&#-. %

,

$

$

$

/-# 0

$

$

/-#

$

$

12 22

!% .

1 !%

(9)

3

,

,

'

$

,

,

&'()"*

'

,

,

,

&

#

-

&#-.

&

,

,

'

$

$

,

,

/-# '

,

/-#

(10)

4

% $

$

!

5

#

$

$

'

6

7

"

'

+

"

#

8

9

:

3

;

0

"< "" !"'

&

"- "

#

7

'

+

"

#

8

!

3

!

%

6

<

'

6

+

"

#

8

3

! =

0

" '

'

3

>

!

3

'$

33

*

1

/

5

(11)

4

?

#

%

(

'

$

9 "

'6@2 . 0

'6@2 . #

&

. "

'6@2>. %

'6@2>.

%

)

"

<

$

2 /

9

"

!

8

,

'

$

'

6

5

%

,

&

,

8

)

22(

(12)

4

0&/& &5 <+#+/

0&/& &5 %6:"6'+<+&5 %6 !3 !35;

0&/& &5 %65;6"&0&5

%6:58&'&&5

6&"/3&5

&:8&

'

#&5 %6:"6 !&0&5

35'3"&:3

&!"':&-'

&'& %65;&5'&:

#&7'&: 3"3

4

!&! 3 %65#&0+/+&5

<

/

!

' $

#

,

%

>

!

*

1

"

%

!&! 33 #&"&: '6 :3

(13)

4

/#:.

)

/6#.

)

> %

'

!

"# $

.

2

* %

'

%

$

.

1 %

'

&

.

? '

%

:

'

(

.

( %

&

#

&#-.

>

) %

.

(

2

&'()"*

)

"

>

'

"

"

?

)

* +

+

/-#.

(

>

,

+

+

2

*

'

""' 2 +"!A

:7

!&! 333 %6:&5-&5;&5 :&5; &3&5

:

"

:

'

%

:

>

:

%

*

>

'

: ,

%

'

(

*

%

&

#

)

1

,

&'()"*

>

(14)

4

?

:

!

&#-

>>

?

:

<

#

<

>*

?

#

>1

(

%

.

>?

)

'

"

"

>(

!&! 3B 0&"3/ #&5 %6 !&0&"&5

>

-

$ :

*

>

%

:

%

*

>

%

'

7

*>

> >

%

&#-

*1

> *

%

,

#

-.

&'()"*

*(

> *

%

%

*(

> *

%

%

*(

> *

%

%

*)

> 1

%

%

*)

> ?

%

!

"

1

> (

%

%

#

#

$

1

(15)

4

!&! B

6"3 %+/&5 #&5

"&:&5

1?

#&7'&: %+"'& &

(16)

4

'

#

<

5

(

'

7

%

/-# 4 1

)

'

%

'

%

1

>

'

%

'

:

%

?

*

'

>

%

:

%

*

1

'

>

#

0

%

'

7

:

* 0C

**

?

'

>

%

/

&#-

*?

(

'

> > #

&

#

#

*?

)

'

> * %

%

*(

(17)

4

;

&

$

?

;

; ,

"

<

(

;

"

-

!

7

/#:

)

>

;

> "

:

/#:

)

*

;

* "

-

!

7

/6#

2

1

;

1 :

/6#

2

?

;

?

,

%

!

"# $

(

;

(

,

%

)

;

)

,

%

'

2 ;

2

3

7

%

:

;

:

&

'

!

;

'

%

:

'

"

;

#

%

&

#

?

* ;

*

!

"# $

!

%

,

)

1 ;

1

3

!

%

,

)

? ;

?

,

%

&'()"*

2

( ;

( :

%

"

#

) ;

)

,

'

:

>

2 ;

2 "

!

:

"- 5

1

;

,

'

"

?

(18)

4

;

"

%

/-# 4 1

)

> ;

> %

$ %

2

* ;

*

'

""' 2 +"!A

:7

1 ;

#

%

#

$

#

-? ;

:

"

#

<

#

-( ;

'

%

:

*

) ;

> :

%

5

3

%

*

?

2 ;

* :

$

*

(

;

1

,

'

: ,

)

;

?

,

&#- 2(2>

>2

;

)

,

&'()"*

>

> ;

2 #

&

%

>

* ;

#

%

&#-

>*

1 ;

#

%

<

#

<

>1

? ;

,

:

%

>?

( ;

>

0

$

>(

) ;

*

,

'

"

"

>)

>2 ;

>

&

%

#

<

-

*2

>

;

>

"

*

(19)

4

>

;

> > '

/-#

*

>> ;

> * ; ,

'

#

.

*>

>* ;

> 1 ; ,

7

7

/%7 * 0C

**

>1 ;

> ? !

"

%

"

7

*1

>? ;

> ( !

"

7

/%7 * 0C

*1

>( ;

> ) %

''/ 222 222

*)

>) ;

> 2 %

2

12

*2 ;

> 2 %

2

12

*

;

> 2 % 2

2

1

*

;

> 2 %

2

1

* ;

>

%

,

$

1

*> ;

>

%

,

$

1

** ;

>

%

,

$

1

*1 ;

> > ; ,

$

,

$

1>

(20)
(21)

!

"

# $

%

&

!

'

&

(

)!

(*

)!

!

+

!

(22)

!

"

#

$

%

&'"

!

&"(

!

(23)

*

*

"

!

+

,

!

&-" $./

"

0

#

$

)

0

%

*

%

+

1

1

0

)

%

#

(24)

+

,, " ) ( '4(,

5

"

"

)

67)8$

&"(

!

,,, ( 2- 29 2 %'2'&, , 2

!

,: %'29

2 " 2 %'

) 2

: %'23 3%

0

0

(25)
(26)

! "

!

#$$

%$$$

&#'!

(

!

!

! )

! *

! )

+

!

%

! )

%

(27)

6

dan

bekerja secara bersamaan, menyebabkan kontraksi dan

relaksasi untuk memompa darah keluar dari jantung. Darah yang keluar dari bilik

akan melewati sebuah katup. Terdapat 4 buah katup di dalam jantung. Yaitu

,

,

, dan

(sering juga disebut dengan

).

Bagian kanan dan kiri jantung bekerja secara bersamaan membuat suatu

pola yang bersambung secara terus menerus yang membuat darah akan terus

mengalir menuju jantung paru!paru dan bagian tubuh lainnya.

Bagian kanan :

Darah memasuki jantung melalui 2 bagian pembuluh vena

dan

yang membawa oksigen kosong dari tubuh menuju ke bagian

kanan

.

Ketika

berkontraksi, darah mengalir dari bagian kanan atrium

menuju bagian kanan

melalui katup

.

Ketika

penuh, maka katup

akan menutup untuk

mencegah darah mengalir kembali ke bagian atria ketika

berkontraksi.

Ketika

berkontraksi, darah akan mengalir keluar melalui katup

menuju arteri dan paru!paru yang mana pada bagian ini darah

akan mendapatkan oksigen.

(28)

7

Bagian

akan

mengosongkan

darah

yang

telah

mengandung oksigen dari paru!paru menuju ke bagian kiri

Ketika

berkontraksi, darah akan mengalir menuju bagian

sebelah kiri melalui katup

.

Ketika

penuh maka katup

akan tertutup untuk mencegah

darah menggalir kembali ke

ketika

berkontraksi.

Ketika

berkontraksi maka darah akan meninggalkan jantung

melalui katup

menuju ke seluruh tubuh

Secara jelas bagian!bagian jantung ditunjukan dalam gambar 2.1 tentang anatomi

jantung dan gambar 2.2 menunjukan grafik sinyal jantung pada

(ECG) [9].

(29)

8

Gambar 2.2 Grafik sinyal jantung

Jumlah detak jantung rata!rata (

) adalah istilah dari banyaknya

detak yang dihasilkan oleh jantung dalam setiap menit. Ketika dalam kondisi

istirahat jumlah detak jantung manusia dewasa adalah 70 detak setiap menit untuk

laki!laki dan 75 detak untuk perempuan, tetapi jumlah detak jantung ini bervariasi

antara satu orang dengan orang yang lain. Untuk menghitung detak jantung

maksimum manusia dapat ditunjukan dalam persamaan 2.1 [10].

)

var

(

220

=

... (2.1)

Tabel 2.1 Detak Jantung Manusia Normal

0!5 Bulan

120!160

6!12 Bulan

90!140

1!3 Tahun

80!140

3!5 Tahun

80!130

6!10 Tahun

70!110

11!14 Tahun

60!105

(30)

9

(LDR) adalah suatu resistor yang nilai resistansi

dapat berubah!ubah sesuai dengan perubahan intensitas cahaya [12].

Gambar 2.3 Simbol dan contoh bentuk fisik LDR

Kurva karateristik respon dari LDR dengan berbagai macam bahan ditunjukkan

oleh gambar 2.4 [13].

Gambar 2.4 Spektrum respon LDR

adalah salah satu jenis dioda yang dapat memancarkan

cahaya. LED memiliki spektrum cahaya yang berbeda!beda tergantung dari bahan

(31)

10

Gambar 2.5 Simbol dan contoh bentuk fisik LED

Jika LED diberi tegangan maju LED akan ON seperti pada gambar 2.6 serta akan

mengeluarkan cahaya.

Gambar 2.6 Rangkaian LED

Untuk mencari nilai R pada rangkaian LED digunakan persamaan berikut:

=

...

(2.2)

!

"

#

Rangkaian penguat

merupakan rangkaian penguat dengan OP!

Amp dengan konfigurasi seperti pada Gambar 2.7 [3]. Tegangan keluaran penguat

!

ditunjukan pada persamaan 2.3.

!

×

+

1

)

(

=

(32)

11

Gambar 2.7 Konfigurasi penguat

$

"

!

Rangkaian pembagi tegangan merupakan rangkaian yang terdiri dari resistor

yang dikonfigurasikan seperti pada gambar 2.8 [3].

Gambar 2.8 Konfigurasi Pembagi Tegangan

Besar tegangan keluaranV

out

ditentukan dengan persamaan 2.4 berikut :

×

+

R

=

V

2 1

2

out

...

(2.4)

%

!

"

tegangan berfungsi untuk mempertahankan tegangan

agar

tidak terbebani oleh beban. Tegangan keluaran yang dihasilkan rangkaian

tegangan persis sama dengan tegangan masukan. Konfigurasi

tegangan

(33)

12

Gambar 2.9 Konfigurasi Pengikut Tegangan

&

!

'

(

)

Tapis pelewat rendah adalah suatu tapis frekuensi yang melewatkan

frekuensi!frekuensi

rendah

dan

menahan

frekuensi!frekuensi

tinggi

[4].

Karakteristik ideal filter pelewat rendah ditunjukkan oleh gambar 2.10.

Gambar 2.10 Karakteristik ideal filter pelewat rendah

Pada tapis pelewat rendah menggunakan tapis LC pasif, induktor (L) tidak

mudah dibuat sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Dengan menggunakan op!

amp dapat dibuat suatu tapis aktif RC yang menghasilkan penurunan tanggapan

frekuensi yang tajam sama dengan yang dihasilkan oleh tapis pasif LC.

Rancangan–rancangan tapis ada beberapa macam seperti: Butterworth,

Chebychev, Bessel. Dalam perancangan yang akan digunakan adalah tapis dengan

(34)

13

Tapis Butterworth adalah yang terbaik dalam pendekatan antara pelemahan

dan respon fase. Tapis butterworth tidak mempunyai riak gelombang pada

tanggapan frekuensi

dan

karena itu tapis butterworth kadang!

kadang disebut sebagai tapis dengan tingkat datar yang maksimum seperti dalam

gambar 2.11 [3].

Gambar 2.11 Respon amplitudo tapis Butterworth

Ada dua jenis topogi tapis frekuensi, yaitu Sallen!key dan

#

(MFB). Dalam perancangan akan digunakan topologi tapis

$

!

%

#

.Topologi

$

!

%

#

dapat digambarkan seperti pada gambar 2.12

[8].

(35)

14

Berdasarkan table 2.2 dapat ditentukan besar nilai komponen untuk tapis pelewat

rendah dengan persamaan 2.5.

………….……….. (2.5)

……….. (2.6)

Frekuensi

ωc didefinisikan sebagai frekuensi dari masukan dimana |A

CL

|

dikurangi menjadi 0.707 (!3dB) kali nilai frekuensi rendah. Untuk merancang

sebuah tapis pelewat rendah yang pertama kali adalah menentukan frekuensi

, bila ditentukan besar R

1

=R

2

=R, nilai resistansi R

f

yaitu sebesar 2R.

Sehingga besar kapasitor C

1

dan C

2

dapat ditentukan dengan persamaan 2.7.

……….. (2.7)

………

(2.8)

*

"

+

,

Pengubah analog ke digital, berfungsi untuk mengubah tegangan analog

menjadi data digital. Data digital yang dihasilkan dinyatakan dalam kode biner

dengan menggunakan dua nilai tegangan yaitu 5 volt, yang dinyatakan dengan

lambang ‘1’ dan 0 volt dengan lambang ‘0’. Bilangan biner merupakan kombinasi

dari sederetan kode 1 dan 0. Diagram blok pengubah analog ke digital dengan

metode

%

&

(SAR) diperlihatkan seperti pada

(36)

15

.

Gambar 2.13 Diagram kotak Pengubah Analog ke Digital

Pada Gambar 2.13, bagian utama pengubah analog ke digital adalah SAR 8

bit. Tegangan Va

dari ADC dibandingkan dengan tegangan

Vin oleh

pembanding (

).

'

pembanding merupakan data

bagi

SAR, kemudian SAR mengatur

digital 8 bit sampai menghasilkan Va yang

sama dengan tegangan

.

8 bit pada akhir pengubahan akan

dipertahankan sebagai hasil data digital

. Ketelitian ADC tergantung pada

bit data digital yang diharapkan. ADC 8 bit dapat membangkitkan tegangan

dengan 255 tingkatan. Misalkan tegangan maksimal yang dapat dibangkitkan 2,55

volt. ADC dapat mencacah tegangan dari 0 volt sampai 2,55 volt, dengan

kenaikan 0,01 volt. Setiap kenaikan 0,01 volt keluaran ADC akan berubah 1 bit.

Nilai cacahan 0 sampai 225 akan dirubah menjadi digital dengan nilai 00H sampai

FFH. Waktu pengubahan pada ADC ditentukan dengan persamaan 2.9.

64

T

Tkonversi

=

#

………. (2.9)

Tkonversi = Waktu yang dibutuhkan untuk mengubah 1 data analog

(37)

16

T

#

= Periode

(

#

#

(

#

T

1

Frekuensi

=

………

(2.10)

Sesuai dengan rumusan pada data sheet 0804, frekuensi

#

dengan

konfigurasi

pada

seperti Gambar 2.14 adalah

C

x

R

x

1,1

1

=

#

………

(2.11)

Resolusi ADC dinyatakan dengan persamaan 2.12.

255

Vref(!)

!

)

Vref(

Resolusi

=

+

………

(2.12)

Resolusi = Ketelitian ADC

Vref(+) = Referensi tegangan atas

Vref(!)

= Referensi tegangan bawah

Sesuai dengan penggunaan

ADC 0804 dengan Vref/2 =2,5 volt,

maka

mv

19,6

Resolusi

255

0

!

5

Resolusi

=

=

Perubahan ADC tiap bit dinyatakan dengan persamaan 2.13.

ADC

Resolusi

konversi

Tegangan

Level

=

(38)

17

!"

!"

#

"

$%

#

"

& & & & & & & &

'(

$

%

'(!"

!") * ! +

, -./ /.

$

0 1

. . - .1

(

&.2. +%

Gambar 2.14 Konfigurasi

ADC 0804

Berikut fungsi masing!masing pin ADC 0804 pada Gambar 2.14

1. Pin 1.

(

%

(CS), sinyal untuk mengaktifkan ADC.

Jika pin CS rendah, maka ADC aktif.

2. Pin 2.

(RD), merupakan sinyal baca. Jika RD rendah,

maka ADC memulai membaca data analog.

3. Pin 3.

)

(WR), merupakan pin mulai konversi. Jika WR

rendah, mulai konversi.

4. Pin 4 (Clk In) dan 19 (Clk R), merupakan pin yang

berfungsi sebagai sumber clock.

5. Pin 5 (INTR), merupakan pin interupsi. Bila INTR bernilai

tinggi, menandakan ADC mulai konversi. Jika nilai rendah

berarti selesai konversi.

(39)

18

7. Pin 7 (Vin !), merupakan pin tegangan

analog negatif.

8. Pin 8 dan pin 10 (Agng dan Vdng), pin ini harus ditanahkan

karena Agnd merupakan acuan bagi

pada ADC dan

Vdgn sebagai acuan bagi

#

.

9. Pin 9 (Vref/2), merupakan pin untuk

tegangan yang

menentukan besarnya tegangan yang dibutuhkan untuk tiap

cacahan.

10. Pin 1!18 (D7!D0), merupakan pin untuk

digital.

11. Pin 20 (VCC), merupakan pin untuk catu tegangan sebesar

5 Volt.

-

"

)

Rangkaian komparator merupakan rangkaian pembanding antara terminal

maupun

. Bila

terminal

lebih tinggi

dari

terminal

, maka

saturasi positif. Sebaliknya, bila

lebih tinggi dari terminal

, maka

!nya saturasi

negatif [4]. Komparator

dengan bias positif ditunjukkan oleh

(40)

19

Gambar 2.15 Komparator

dengan bias positif

Dari gambar 2.15 terlihat bahwa saat Vi < Vref maka Vo = !Vsat, sedangkan saat

Vi > Vref maka Vo = Vsat. Comparator

dengan bias positif ditunjukkan

oleh gambar 2.16.

Gambar 2.16 Komparator

dengan bias positif

./

+!*-0$

Mikrokontroler AT89S52 merupakan mikrokontroler yang diproduksi oleh

ATMEL yang memiliki memori program internal yang disebut dengan PEROM

(

*

+

'

). Mikrokontroler

AT89S52 juga terdapat intruksi timer yang dapat diprogram sebagai PWM (

+

)

). Sebagai suatu sistem kontrol, dalam mikrokontroller AT89S52

sudah terdapat RAM dan ROM.. Mikrokontroler AT89S52 mempunyai 40 kaki,

32 kaki untuk keperluan input/output port, satu port I/O terdiri dari 8 kaki

sehingga totalnya terdapat 4 buah port I/O yang masing!masing dikenal sebagai

port 0, port 1, port 2 dan port 3 [6].

.

. .

(41)

20

Secara umum konfigurasi yang dimiliki mikrokontroler AT89S52 adalah :

Kompatibel dengan produk MCS!51.

8 bit CPU (

(

+

$

) dengan register A dan B.

16 bit PC (

+

(

) dan DPTR (

+

).

8 bit PSW (

+

%

)

).

8 bit SP (

%

# +

).

8 Kbyte PEROM (

+

'

).

256 x 8 bit

RAM.

32 pin Input/Output tersusun dari 4 port (masing!masing port 8 bit).

2 buah

,

-(

16 bit.

Register Control : TCON, TMOD, SCON, PCON, IP dan IE.

Rangkaian osilator dan

#

.

Data

,

-

(SBUF).

2 buah

#

dan 3 buah

.

(42)

21

Berikut fungsi masing!masing pin AT89S52 pada Gambar 2.17

1.

Pin 1 sampai 8, P1.0 sampai P1.7.

+

1 ini dapat berfungsi sebagai

I/O biasa dan dapat berfungsi sebagai

dengan memberi logika “1”.

Sebagai

,

ini dapat memberikan

#

keempat buah

TTL. Sedangkan sebagai fungsi yang lain, dalam hal ini untuk

%

+

. %+/

, maka

1 dapat berperan sebagai:

a. P1.5 atau MOSI, digunakan untuk

.

b. P1.6 atau MISO, digunakan untuk

0

c. P1.7 atau SCK, digunakan untuk

#

0

2.

Pin 9, RST, sebagai masukan

. Kondisi “1” selama 2

(

) pada saat osilator bekerja akan me!

mikrokontroler yang

bersangkutan.

3.

Pin 10 sampai 17, P3.0 sampai P3.7.

+

1

ini sebagai

I/O biasa

dan mempunyai sifat yang sama dengan

1 maupun

2.

sedangkan sebagai fungsi khusus,

ini mempunyai keterangan

sebagai berikut:

Pin 10, P3.0 atau RXD, sebagai

Pin 11, P3.1 atau TXD, sebagai

Pin 12, P3.2 atau INT0, sebagai

&

2

Pin 13, P3.3 atau INT1, sebagai

&

3

Pin 14, P3.4 atau T0, sebagai

&

2

(43)

22

Pin 16, P3.6 atau WR, sebagai

&

4

Pin 17, P3.7 atau RD, sebagai

&

4.

Pin 18, XTAL1, sebagai

5.

Pin 19, XTAL2, sebagai

6.

Pin 20, GND, sebagai

7.

Pin 21 sampai 28, P2.0 sampai P2.7 atau A8 sampai A15.

+

2 ini

berfungsi sebagai I/O biasa.

+

ini mempunyai

dan

berfungsi sebagai

dengan memberi logika “1”. Sebagai

,

ini dapat memberikan

#

ke empat buah

TTL.

8.

Pin 29, PSEN

.+

%

/

, merupakan sinyal baca untuk

memori program eksternal. PSEN akan aktif dua kali setiap

.

9.

Pin 30, PROG atau ALE (

), pin ini menghasilkan

pulsa!pulsa untuk mengunci

rendah

. 4

/

alamat selama

pengaksesan memori eksternal. Pin ini juga berfungsi sebagai masukan

pulsa program

.

/

. Pada operasi normal, ALE

akan mengeluarkan sinyal

#

sebesar 1/6 dari frekuensi kristal.

10. Pin 31, Vpp atau EA

. &

/

, EA harus selalu

dihubungkan ke

apabila

mikrokontroler akan mengeksekusi

program dari memori eksternal 0000h sampai FFFFh. Selain dari itu,

EA akan dihubungkan ke Vcc agar mikrokontroler mengakses program

(44)

23

11. Pin 32 sampai 39, P0.7 sampai P0.0 atau D7 sampai D0 dan A7 sampai

A0.

+

0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa. Pada fungsi sebagai I/O

biasa

ini dapat memberikan

#

ke delapan buah TTL

atau dapat diubah sebagai

dengan memberikan logika “1”

pada

tersebut.

12. Pin 40, VCC, sebagai suplai tegangan.

Mikrokontroler ATMEL AT89S52 memiliki osilator yang tersedia pada

kemasan IC tersebut (

) sebagai sumber detak (

#

). Kaki pin 18 dan 19

merupakan kaki XTAL2 dan XTAL2 yang dihubungkan dengan kristal keramik

dan kapasitor yang selanjutnya terhubung dengan

0

Gambar 2.18

menunjukkan cara menghubungkan kristal sumber detak dengan Mikrokontroler

AT89S52. Besar kapasitor yang terhubung dengan sumber detak tergantung dari

jenis sumber detak yang dipasangkan. Bila sumber detak berupa kristal, maka

besar kapasitor yang terpasang adalah 30 pF ± 10 pF dan bila jenis keramik besar

kapasitor yang terpasang adalah 40 pF ± 10pF sesuai dengan yang dinyatakan

pada

0

(45)

24

Gambar 2.19 menunjukkan konfigurasi tombol reset. Reset akan aktif bila pin

RST diberikan logika

selama 2 Rs.

)

*

Gambar 2.19 Konfigurasi tombol reset

Bila tombol reset tidak ditekan, maka pin RST akan mendapat

logika

4

,

sehingga mikrokontroler akan bekerja normal. Resistor dan kapasitor digunakan

untuk memperoleh waktu pengosongan kapasitor. Waktu pengosongan kapasitor

dapat dihitung sebagai:

C

R

T

=

×

………...

(2.14)

.. ,

' 0

Ada dua macam cara pengiriman (transmisi) secara

yaitu komunikasi

sinkron dan komunikasi asinkron. Pada komunikasi sinkron sinyal detak dikirim

bersama!sama dengan data

. Dalam transmisi data

secara asinkron,

detak tidak dikirim bersama data

[6].

+

pada AT89S52 bersifat

&

penuh atau

&

, artinya

bisa menerima dan mengirim data pada waktu bersamaan.

+

memiliki penyangga penerima yaitu

(SBUF).

+

dapat

(46)

25

penerima, melalui register SBUF. SBUF selalu berhubungan dengan akumulator

dalam mengisi dan menerima data.

+

pada AT89S52 bisa digunakan dalam empat mode kerja. Dari

ke!empat mode tersebut, 1 mode diantaranya bekerja secara sinkron dan tiga

mode lain bekerja secara asinkron. Semua mode dapat diatur melalui register

kontrol

(SCON). Keempat mode kerja tersebut adalah :

Mode 0

Mode ini bekerja secara

#

, data

dikirim dan diterima

melalui kaki P3.0 (RxD), sedangkan kaki P3.1 (TxD) dipakai untuk

menyalurkan

detak

pendorong

data

yang

dibangkitkan

AT89S52. Data dikirim/diterima 8 bit sekaligus, dimulai dari bit yang

paling kecil atau LSB (bit 0), diakhiri dengan bit yang paling besar

atau MSB (bit 7). Kecepatan pengiriman data (

) adalah 1/12

frekuensi kristal yang digunakan.

Mode 1

Pada mode ini, data dikirim melalui kaki P3.1 (TxD) dan diterima

melalui kaki P3.0 (RxD) secara sinkron (begitu juga mode 2 dan 3).

Pada mode ini, data dikirim/diterima 10 bit sekaligus, diawali dengan

1 bit

, disusul 8 bit data yang dimulai dari bit yang paling kecil

(bit 0), diakhiri dengan 1 bit

. Pada AT89S52 yang berfungsi

sebagai penerima bit

adalah RB8 dalam register

%

(

(SCON). Kecepatan pengiriman data (

) bisa diatur sesuai

(47)

26

dikenal

sebagai

UART

atau

$

-,

0

Mode 2

Data dikirim 11 bit, diawali dengan 1 bit start, kemudian 8 bit data.

Bit ke!9 yang dapat diatur lebih lanjut dan diakhiri dengan 1 bit

.

Pada AT89S52 yang berfungsi sebagai pengirim bit 9 tersebut berasal

dari bit TB8 dalam register SCON. Pada AT89S52 yang berfungsi

sebagai penerima bit 9 ditampung pada bit RB8 dalam register SCON,

sedangkan bit

diabaikan dan tidak ditampung. Kecepatan

pengiriman data (

) bisa dipilih antara 1/32 atau 1/64

frekuensi kristal yang digunakan.

Mode 3

Mode ini sama dengan mode 2, hanya saja kecepatan pengiriman data

(

) bisa diatur sesuai keperluan, seperti halnya pada mode

asinkron (mode 1, mode 2, mode 3).

Register kontrol dan status untuk

berada dalam SCON seperti

diperlihatkan pada Gambar 2.20.

Gambar 2.20 Susunan bit dalam register SCON

Nilai

pada komunikasi

ditentukan oleh kristal yang digunakan,

karena berpengaruh pada jumlah limpahan

. Perhitungan

sesuai

(48)

27

1

Limpahan

Laju

32

2

SMOD

×

=

……….… (2.15)

.

!

' '

0 "

0

Untuk dapat menggunakan transistor sebagai saklar, transistor harus

dikonfigurasi sedemikian rupa sehingga bekerja di daerah

0

Jika kemudian

tegangan V

CC

dinaikkan perlahan!lahan, sampai tegangan VCE tertentu tiba!tiba

arus IC mulai konstan. Pada saat perubahan ini, daerah kerja transistor berada

pada daerah cut!off yaitu dari keadaan saturasi (OFF) lalu menjadi aktif (ON).

Perubahan ini dipakai pada system digital yang hanya mengenal angka biner 1 dan

0 yang tidak lain dapat direpresentasikan oleh status transistor OFF dan ON [11].

&

22

&

Gambar 2.21 Konfigurasi transistor sebagai saklar

(

=

β

=

... ( 2.16)

(

CE CC

!

V

V

=

……….. (2.17)

"

VBE

!

VB

(49)

28

.

!

!

1

LCD merupakan salah satu penampil pada peralatan elektronik modern saat

ini. Beberapa peralatan elektronik menggunakan penampil LCD yang dibuat

khusus sehingga dapat menampilkan tanda!tanda tertentu seperti yang dipakai

pada layar

. Tampilan tersebut harus dibuat khusus pada saat LCD

dibuat [17].

Pada LCD telah terdapat sebuah kontroler sehingga akan mempermudah

hubungan antarmuka antara LCD tersebut dengan mikrokontroler. Kontroler yang

ditanamkan kedalam LCD umumnya kompatibel (berbasis kontroler Hitachi

HD44780U) walaupun berbeda pabrik pembuat LCD tersebut.

Kontroler HD44780 memerlukan 3 jalur kontrol dan 4 atau 8 jalur untuk

data. Dengan menggunakan jalur data 8 bit, maka diperlukan 11 jalur I/O.

Sedangkan jika menggunakan komunikasi 4 bit, maka pemrograman sedikit lebih

rumit tetapi jalur I/O yang diperlukan turun menjadi 7 jalur. Digram dari LCD

2X16 karakter ditunjukkan oleh gambar 2.22.

(50)

29

Gambar 2.23 Susunan Pin LCD 2X16 Karakter

Tabel 2.2 Fungsi Pin LCD 2X16 Karakter

0

"

2

'

1

Vss

!

2

Vcc

Vcc +5V

3

V

EE

Pengatur Kontras

4

RS

%

5

R/W

-)

6

E

7

DB0

Data Bit 0

8

DB1

Data Bit 1

9

DB2

Data Bit 2

10

DB3

Data Bit 3

11

DB4

Data Bit 4

12

DB5

Data Bit 5

13

DB6

Data Bit 6

14

DB7

Data Bit 7

15

BPL

Back Plane Light

16

GND

!

Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan RW,

Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa

sedang dikirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka melalui

(51)

30

RS dan RW. Ketika dua jalur yang lain telah siap, set EN dengan logika “1” dan

tunggu untuk sejumlah waktu tertentu (sesuai dengan datasheet dari LCD

tersebut) dan berikutnya set EN ke logika low “0” lagi. Jalur RS adalah jalur

Register Select. Ketika RS berlogika low “0”, data akan dianggap sebagi sebuah

perintah atau instruksi khusus (seperti clear screen, posisi kursor). Ketika RS

berlogika high “1”, data yang dikirim adalah data text yang akan ditampilkan pada

display LCD. Sebagai contoh, untuk menampilkan huruf “T” pada layar LCD

maka RS harus diset logika high “1”. Jalur RW adalah jalur kontrol Read/ Write.

Ketika RW berlogika low (0), maka informasi pada bus data akan dituliskan pada

layar LCD. Ketika RW berlogika high ”1”, maka program akan melakukan

pembacaan memori dari LCD. Sedangkan pada aplikasi umum pin RW selalu

diberi logika low ”0”. Pada akhirnya, bus data terdiri dari 4 atau 8 jalur

(bergantung pada mode operasi yang dipilih oleh user).

.

"

!

!

+

adalah suatu prinsip pendeteksian denyut jantung

menggunakan sensor optis. Prinsip ini mendeteksi perubahan

darah pada

kulit [18].

(52)

31

.$

)

!

'3 4

00!#./

0

2

)

SST!10 USB/232 RF MODEM adalah merupakan salah satu sub system

produksi Delta Electronic yang berfungsi untuk mengirimkan data dari port USB

ataupun serial RS232 (level TTL) melalui gelombang radio frekwensi 2.4 – 2.54

GHz dengan modulasi GPSK. Proses pengiriman data dapat dilakukan dengan

menggunakan format Delta Subsystem Protocol atau per byte secara bebas [19].

Gambar 2.25 Modul

,

SST!10 USB/232 RF

Komunikasi data dengan menggunakan Protokol Delta Sub System secara

garis besar terdiri dari dua paket data yaitu paket data yang dikirim dan ACK yang

merupakan jawaban dari paket kiriman tersebut. ACK berfungsi untuk

menjelaskan status paket data yang dikirimkan apakah diterima dengan baik atau

(53)
(54)

!"#$%

&

'()

*

*'*

!

+

*'

,

-

.

/

& /

&0

*

(55)

33

Gambar 3.2 Rangkaian Sensor Denyut Jantung Dengan Metode Cahaya

Bila diinginkan arus yang mengalir dalam LED sebesar 15mA, besar nilai

resistansi Ra dapat dicari dengan persamaan 3.1.

) (

=

... (3.1)

=

=

286

.

66

10

.

15

7

.

0

5

3

Karena nilai resistansi yang diperoleh sebesar 286.66- tidak terdapat

dipasaran, maka nilai resistansi tersebut didekati dengan nilai resistor yang

terdapat dipasaran yaitu sebesar 330 -. Sehingga besarnya arus yang melewati

LED berubah menjadi sebesar :

Sedangkan untuk mencari tegangan keluaran DC (V

OUT

) dapat diperoleh

menggunakan persamaan 2.3 pada bab II. Sehingga di dapatkan tegangan keluaran

seperti dalam persamaan 3.2 dan 3.3.

13

330

7

.

0

5

(56)

34

+

=

) (

) ( )

(

... (3.2)

+

=

) (

) ( )

(

... (3.3)

Rangkaian tapis pelewat rendah ini dirancang untuk menghilangkan

gangguan (

) dan melewatkan frekuensi yang dikehendaki. Perancangan tapis

pelewat rendah ini dirancang dengan frekuensi

sebesar 5Hz. Frekuensi

dapat diperoleh dengan persamaan 3.4.

60

=

...

(3.4)

Dengan menentukan jumlah detakan maksimum sebanyak 300 detak setiap menit

dapat diperoleh jumlah detak setiap detik.

5

60

300

=

Perancangan tapis pelewat frekuensi ini digunakan topologi

! ""

#

dengan orde 2.

Sesuai dengan persamaan 2.7, dengan menentukan nilai resistor R

1

=R

2

(57)

35

$

2

.

2

10000

5

28

.

6

707

.

0

1

=

×

×

=

$

$

4

.

4

2

.

2

2

2

1

2

=

×

=

×

=

Karena besar nilai kapasitasi 4.4=F tidak terdapat dipasaran, maka didekati

dengan harga toleransi ± 5% yaitu sebesar 4.7=F. Nilai resistansi R

f

sebesar 2R

yaitu sebesar

=

×

=

×

=

2

2

10

%

20

%

Nilai resistansi R

f

sebesar 20K- tidak terdapat dipasaran sehingga nilai

tersebut didekati dengan resistasi 10K- yang dipasang secara seri. Dari nilai

komponen yang telah ditentukan maka, konfigurasi tapis pelewat rendah orde 2

seperti pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Tapis Pelewat Rendah Orde 2

Perancangan penguat berupa pengamatan tegangan keluaran dari sensor,

pada tegangan 0 volt sampai dengan 8 milivolt. Pada perancangan, tegangan 0

volt akan mewakili tegangan 0 volt, dan tegangan 8 milivolt akan mewakili

tegangan 1 volt. Jadi besar nilai penguatan yang diperlukan adalah sebesar 125

(58)

36

kali agar dapat mewakili tegangan tersebut. Besar tegangan penskalaan seperti

pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Penskalaan tegangan pengamatan

Vin

Vout

8mV

1V

0V

0V

Sesuai dengan tabel 3.2, maka di perlukan rangkaian penguat yang dapat

dibangun menggunakan rangkaian penguat operasional (opBamp) dengan

penguatan sebesar 125 kali.

Dari nilai penguatan sebesar 125 kali dapat dirancang penguat

# & '

(

seperti dibawah ini:

1

+

=

Dengan menentukan nilai R

i

=1K-, dapat dicari nilai R

f

1

125

=

+

=

%

1

1

125

=

×

=

124

1

%

124

%

Berdasarkan nilai perhitungan dapat dibangun rangkaian penguat

B

& '

(

(59)

37

Gambar 3.4 Rangkaian penguat

B

& '

(

dengan penguatan 125 kali

Pada bagian penguat setelah rangkaian tapis pelewat rendah (

)*

$ " '

) untuk dapat digunakan sebagai masukan dari ADC perlu dikuatkan untuk

mendapatkan tegangan masukan maksimum ADC sebesar 5V.

Tabel 3.2 Penskalaan Tegangan untuk rangkaian penguat

Vin

Vout

1V

5V

0V

0V

Sesuai dengan tabel 3.2, maka di perlukan rangkaian penguat dengan nilai

penguatan sebesar 5 kali. Dari nilai penguatan sebesar 5 kali dapat dirancang

penguat

# & '

(

seperti dibawah ini:

1

+

=

Dengan menentukan nilai R

i

=10K-, dapat dicari nilai R

f

1

5

=

+

=

%

10

1

5

(60)

38

=

×

=

4

10

%

40

%

Berdasarkan nilai perhitungan dapat dibangun rangkaian penguat

B

& '

(

dengan konfigurasi seperti gambar 3.5.

Gambar 3.5 Rangkaian penguat

B

& '

(

dengan penguatan 5 kali

!

Pembagi tegangan berfungsi menghasilkan nilai tegangan referensi untuk

ADC. Mengacu rumusan pembagi tegangan 2.4 dan Gambar 3.6, nilai resistor

yang dibutuhkan dapat dihitung dengan cara berikut.

Agar nilai Vref = 2.5 volt pada VCC=5 volt, maka nilai R3 dan R4

VCC

R4

R3

R4

Vref

+

+

=

Bila nilai R

3

=R

4

dipilih 10k- maka, konfigurasi tegangan referensi dengan

pembagi tegangan dapat digambarkan pada gambar 3.6.

(61)

39

Gambar 3.6 Konfigurasi tegangan referensi dengan pembagi tegangan

"

!

#

$

%

Gambar 3.7 menunjukkan konfigurasi rangkaian ADC 0804. Perancangan

ADC menggunakan waktu konversi 100=s sesuai dengan

,

-

ADC 0804.

Mengacu persamaan 2.10, frekuensi

"

yang di gunakan sebesar:

"

"

"

"

"

"

"

"

640kH

10

64

1

T

1

10

64

T

T

10

6400

64

T

10

100

64

T

Tkonversi

4 4 6

6

=

×

=

=

×

=

=

×

=

×

=

− − −

Sesuai dengan rumusan 2.11,

C1

R11

1,1

1

×

×

=

"

, maka nilaiBnilai R11 dan

C1 adalah :

1,1

640.000

1

C1

R11

C1

R11

1,1

1

640.000

×

=

×

(62)

40

Bila R11 dipilih 10kD, maka:

*$

150

1

000

.

10

1

,

1

000

.

640

1

1

=

×

×

=

!

"

# # # # # # # # $

!

$

% & '

"

%()* )* + ( (,(

-&. . /( ) *

/ +

(*0+ + *12(

Gambar 3.7 Konfigurasi ADC 0804

*

ADC berupa tegangan DC antara 0 Volt sampai dengan 5 Volt.

KontrolBkontrol ADC yang meliputi CS, RD, WR dan INT yang masing masing

aktif bila diberikan logika rendah. PinBpin kontrol di hubungkan dengan

Mikrokontroler AT89S52 pada kaki P2.0, P2.1, P2.2 dan P2.3, seperti terlihat

pada Gambar 3.8.

*

ADC yang berupa data digital dihubungkan dengan mikrokontroler

pada

* '

1. Kaki DB7 pada ADC 0804 dihubungkan pada kaki P1.7 sebagai

MSB (

! (

.

) dan pada kaki DB0 sebagai LSB (

! (

(63)

41

&

'

# () "

Mikrokontroler AT89S52 dikonfigurasi seperti Gambar 3.9. Pin reset

dihubungkan dengan saklar tekan, sebuah hambatan dan kapasitor. Pada

perancangan, waktu pengosongan dipilih sebesar 100 ms dengan asumsi waktu

reset telah lebih dari 2 =s, sesuai dengan persamaan 2.14. Bila nilai R12 dipilih 10

kD, maka nilai C4 adalah:

4

000

.

10

1

,

0

=

×

C4 = 10 =F

3

3

%

&% 4% $ 4% $

"

/& $ !/ ."

!

/

/

/ !% / !% 4 / / / / / /

/ ! / ! / ! / ! / ! / ! / ! / ! / ! 4

/ !%4 / ! %.

/ ! % / !%.

/ !% / !' / ! / !

/ ! / ! / ! / ! / ! / ! / !

567

&' (-(

5 " % + &.

# +

. $

Gambar 3.9 Konfigurasi AT89S52

(64)

42

11,0592 MHz, maka

'

1 didetak dengan laju

12

MHz

11,0592

yaitu sebesar

921,6 kHz.

'

melimpah dengan laju limpahan sebesar 32 x

.

, '

. Bila

menggunakan kristal 11,0592 Mhz didapatkan hasil limpahan

'

secara bulat.

Pin

EA/VPP

dihubungkan

dengan

sumber

VCC

+5

Volt

agar

mikrokontroler mengakses program

'

"

dari PEROM. Jika dihubungkan

dengan

('

,/

maka mikrokontroler akan mengeksekusi program

'

"

. PIN

PSEN dan ALE/PROG tidak digunakan.

0 '

3 dikonfigurasikan sebagai komunikasi

' "

secara asinkron dengan

komputer. Pin P3.0, yaitu kaki RxD digunakan sebagai saluran untuk menerima

data dari komputer terhubung dengan kaki R2 out RS232

,

sedangkan pada kaki

P3.1 yaitu kaki TxD yang digunakan sebagai jalur mengirimkan data ke komputer

terhubung dengan kaki T2

IN

pada RS232. Pin kontrol untuk ADC 0804

dihubungkan dengan kaki pada

* '

2.

*

'

!

'

+

Pemrograman mikrokontroler digunakan untuk membaca data dari ADC.

Data dari ADC berupa data paralel yang kemudian diolah menjadi data

' "

dan

dikirimkan ke

'

& '

untuk selanjutnya ditransmisikan.

(65)

43

interupsi serial, baca ADC, pengiriman data serial, seperti yang ditunjukkan

gambar 3.10

& *,

*2 -*- +/ , 8+ &(, *28+ * +

, 9+& :*2+

0*+ (, - +&(, *2+ , 9+ * *+;

% 0*

<*

#*=*+

, 9+ * *

0*+ (, - +&(, *2+ & + , 9+ * *+;

% 0*

<*

& + , 9+ * *

.

Gambar 3.10 Diagram Alir Pemprograman Mikrokontroler

MulaBmula program akan melakukan inisialisasi antara lain

1.

+

Melakukan set pin yang digunakan sebagai kontrol ADC, yaitu pin P2.3,

P2.2, P2.1 dan P2.0.

(66)

44

* ,

- # .

Dalam melakukan konversi data analog menjadi digital, ADC 0804

membutuhkan beberapa kontrol. Adapun kontrol ADC yang diperlukan antara

lain:

1.

+

! '

& '

(SOC), ADC mulai konversi, bila pin SOC di

berikan logika rendah.

2.

+

,

& '

(EOC), pemberitahuan keluar ADC, bahwa ADC

telah selesai mengkonversi. Tanda EOC merupakan logika rendah.

3.

+

,

(RD), proses pengambilan data pada ADC.

Pertama rutin baca ADC dimulai dengan mengirimkan sinyal SOC, dengan

memberikan logika rendah pada pin SOC agar ADC mulai mengkonversi. Proses

kedua yaitu menunggu sinyal balasan dari ADC yang berupa logika rendah pada

pin EOC, yang berarti ADC selesai konversi. Proses ketiga yaitu dikirimkan

sinyal RD, agar data digital dapat keluar melalui

*

ADC menuju

* '

1.

Proses pembacaan ADC diteruskan dengan menyalin isi

* '

1 ke

(67)

45

Gambar 3.11 Diagram alir pembacaan ADC

*

'

/

/

Untuk proses menghitung detak jantung dalam setiap menit secara program

dapat dijelaskan dalam diagram alir pada gambar 3.12.

(68)

46

Gambar 3.12 Diagram alir Pembacaan jumlah detak jantung

*

(69)

47

" '

akan di kirim dengan cara mengeser kedelapan bit data di mulai dari

LSB sampai MSB, setelah bit kedelapan (MSB) dikirimkan bit stop akan dikirim

sebagai tanda pengiriman data telah selesai.

(

!

$

%

Dari tabel 3.3 pada penskalaan tegangan dapat dirancang rangkaian

pembanding yang tegangan keluaran bernilai 5V saat tegangan masukan pada

ambang

tegangan

tertentu.

Sehingga

didapatkan

konfigurasi

rangkaian

pembanding seperti pada gambar 3.13.

Gambar 3.13 Konfigurasi Rangkaian Pembanding

Tabel 3.3. nilai pengukuran awal

0

0

1

1

$

"2%

3

/

1

contoh 1

832mV

4.16V

683.6mS

1.463Hz

87 BPM

2

contoh 2

664mV

3.32V

572.5mS

1.747Hz

104 BPM

3

contoh 3

792mV

3.96V

829mS

1.206Hz

72 BPM

4

contoh 4

808mV

4.04V

786.4mS

1.272Hz

76 BPM

Dari nilai pengukuran awal didapatkan hasil seperti dalam tabel 3.3.

berdasarkan hasil pengukuran dapat dirancang nilai tegangan referensi rangkaian

(70)

48

pembanding yaitu bernilai lebih kecil dari rataBrata keluaran dari penguat akhir.

Besar nilai rataBrata didapatkan sebesar 3.87V.

Vref < 3.87V

Gambar 3.14

' (( ' (

& "

pada komparator

)

!

Untuk dapat menyalakan sebuah

'

diperlukan suatu rangkaian

,' & '

(71)

49

#

+ ==

1

# 77(,

Gambar 3.16 Konfigurasi transistor sebagai saklar

Dengan menetukan nilai resistansi R

C

sebesar 100-, β transistor 100, VB=5V

(Keluaran dari komparator) maka dapat ditentukan nilai Rb sebesar:

50

100

5

=

=

=

.

β

100

500

50

=

=

=

=

=

=

%

.

. .

.

8

.

6

(72)
(73)
(74)
(75)
(76)

st✉t ✈✇✈ t ① t② ③ ④ ⑤⑥t ⑦ ⑧✇ ② ⑨ t③ ④ ③t ⑩ t ❶ ✇ ✉ ④ t ✈ ❷✈✇⑦ ⑧④① ✉ ❷①❷ ② ⑩ ✉ ❷✈✇ ✉ ⑤② ⑩ ⑤ ① ③tst ⑩ ③ ④①④ ✉ ④⑧① t② ①✇ ❶⑤t ⑩ ⑤ s ✇ ✉t②❸ ① t ⑩ ①❷⑧ s⑤ ⑩ ✇ ✉ ⑤② ⑩ ⑤ ① ③ ④ ❷✈ t ⑦ ①✇⑧ ⑥t ✈④❹ ❺④① ✉ ❷①❷ ② ⑩ ✉ ❷✈✇ ✉ ⑨ ⑤❸t③ ④ ❸⑤②t ① t②⑤② ⑩ ⑤ ① ⑧✇ ②❸ ⑦④ ⑩ ⑤②❸ ⑨ ⑤ ⑧✈ t ⑦ ③ ✇ ②❻⑤ ⑩ ⑨ t② ⑩ ⑤②❸ ③t ✈ t ⑧ ❶ ✇ ⑩ ④ ts ⑧✇ ② ④ ⑩ ③t② ③ ④ ⑩ t ⑧ s ④✈① t②③t ✈ t ⑧✈ t❻t✉❼❽ ❾ ❿➀ ➁ ➂ ① t✉t ① ⑩ ✇ ✉ ❹ ➃➄➅ ➆➇➈➉➊➋➊➌➊➈➍➊➈➉ ➎ ➊➏➊➈➆➇➈➉➐➊➌ ➑ t②❸ ① t ④ t② s ✇ ②❸⑤t ⑩ ⑥ ✇ ✉❸⑤②t ⑤② ⑩ ⑤ ① ⑧✇ ②❸⑤t ⑩① t② ❶ ④ ②❻t ✈ ③ ✇ ②❻⑤ ⑩ ⑨ t② ⑩ ⑤②❸ t❸t✉ ③tst ⑩ ⑧✇ ②❸ ⑦ t❶ ④✈① t② ⑩ ✇ ❸ t②❸t② ①✇✈

⑤t✉t② ❻t②❸ ③tst ⑩ ③ ④①❷ ② ➒ ✇ ✉❶ ④ ③t ✈ t ⑧ ⑨ t②❸ ① t⑤t② ➓❾ ❽ ❹ ➔ ✇

❸t②❸t② → ➣ ↔↕➣ ↔ ⑧✇ ✉⑤st ① t② ✉ ✇ s ✉ ✇ ❶ ✇ ② ⑩ t❶ ④ ⑩ ✇

❸t②❸ t② ➙➛↕➣ ↔ ❹ ➜✇ ②❸ t ⑧ t ⑩ t② s ✇ ②❸ ①❷ ②③ ④ ❶ ④ ❶ ④ ②❻t ✈ ③ ④✈ t ① ⑤ ① t② ③ ✇ ②❸t② ⑧✇ ②❸t ⑧ t ⑩ ④ ⑥t❸ ④

t② ➙➛↕➣ ↔ ③t② → ➣ ↔↕➣ ↔ ❹➝ t❸ ④ t② ➙➛ ↕

➣ ↔➞ ❻t ④ ⑩ ⑤ st③t ⑥t❸ ④ t② ⑩ ✇ ✉ ⑧④ ②t ✈ ❶ ✇ ②❶ ❷

✉ ③t② ⑥t❸ ④

t② → ➣ ↔ ↕

➣ ↔ st③t s ✇ ②❸⑤t ⑩ ❹ ➜✇ ②❸t ⑧ t ⑩

t② ➙➛↕➣ ↔ ③t② → ➣ ↔↕➣ ↔ t③t ✈ t ⑦ ❶ ✇ ⑥t❸t ④ ② ④✈ t ④ t➟t ✈ ⑩✇

(77)
(78)

✓ ✔✕✖✗✘✙✚✛✔✜✔✢✔✣✤✗✥✖ ✦✧

✔ ★

✔✜✔ ✦

✜✔✥✤✣ ✩

✪ ✖✫✬✖

✦ ✣✤

✪ ✖

✦✭

✔✢ ✮✯✰

✱ ✪

✖✫✬✖ ✦

✣✤✲✯✰ ✳ ✴✵✬ ✜

✲✴✳ ✶✔✤

✶✔✤ ✦

✲ ✭

✷✳

✘✹✺✚ ✸✹✻✚✘ ✼✸✹✺✽✺

✾ ✘✹✺✚ ✸✹✻✚✘ ✼✸✹✺✽✺

✚ ✘✹✮ ✸✹✻ ✼✸✹✻✾✮

✿ ✘✹✿✾ ✸✹✽✺✚ ✼✾✹✚✽✻

✘ ✘✹✾✺ ✸✹✽✿✚ ✼✾✹✮✻❀

✿✹❀✘ ✸✹❀✘✽ ✼✚✹✮✚✾

✮✹✚ ✿✹✺✽ ✸✹❀✸❀ ✼✿✹✸✾✾

✿✹✿✾ ✸✹✺✺✚ ✼✿✹✮✽✚

❀ ✿✹✾✮ ✸✹✺✿ ✼✘✹✸✾✿

✚✹✽✺ ✸✹✮❀✚ ✼✘✹✽✮✚

✾✸ ✚✹✺❀ ✸✹✮✿✘ ✼✮✹✘✘✻

✚✸ ✚✹✘✚ ✸✹✘✽✘ ✼✺✹✿

✘✸ ✚✹✚❀ ✸✹✘✮✘ ✼✺✹✽✮✽

✽✸ ✚✹✾✘ ✸✹✘✚✽ ✼❀✹✿❀✾

✾✺✸

✾✹✽✚ ✸✹✿✺✘ ✼✽✹❀❀❀

✚✚✸ ✾✹✘✚ ✸✹✚✽✘ ✼✾✸✹✻✿✿

✚✮✸

✾✹✚✘ ✸✹✚✘✽ ✼✾✚✹✾✾

✶✔ ★

✕✔ ✪

✘✙✺✶ ✪

✔ ✩✤✫ ✪

✖✣✥✵ ✦

✣✩ ✪

✖✫✬✖ ✦

✣✤✩✤✗ ✜

✖ ✪❁

(79)

❅❆ ❇ ❈❆ ❉❊❋ ●❍■ ❏❑▲▼ ◆ ❖ ❏P ❆◗ ▼ ■◗ ▲ ❆ ❉ ❆ ❏❘ ❆ ❉ ❖❙■ ❏❚▲ ❆ ❑◆ ■❈■◗ ▲ ❇❘ ❖❯❖◗ ❑ ■ ❉ ❅❆ ❇ ❈❆ ❉❊❋ ❱❍■ ❏❑▲▼◆ ❖ ❏P ❆◗ ▼ ■◗ ▲ ❆ ❉ ❆ ❏ ◆ ■ ❑ ■◗❆❲❯❖◗ ❑ ■ ❉❳ ❨❩❬❭❪ ❫❆ ❉ ❖ ❚❉ ❆❯❖ ▼ ❉ ■ ◆ ❙❴ ❏ ❯ ❉ ■ ▼▲ ■ ❏◆ ❖ ❵ ❛❜❝❞❡❡ ❯❖◗ ❑ ■ ❉ ❙❆ ❘ ❆ ❯ ❉ ■ ▼▲ ■ ❏◆ ❖ ❬❭❪ ❉ ■ ◆ ❙❴ ❏ ❯ ❉ ■ ▼▲ ■ ❏◆ ❖ ❇ ■ ❏❚ ❆◗❆ ❇ ❖ ❙■ ❏▲❉▲❏ ❆ ❏ ❙■ ❏❚▲ ❆ ❑ ❆ ❏ ◆ ■ ❘ ■ ❇ ❖ ▼ ❖❆ ❏ ◆ ■❲❖ ❏❚❚ ❆ ❇ ■ ❏❚ ❆◗❆ ❇ ❖ ❙■◗■ ❇ ❆❲❆ ❏ ❑ ■ ❚ ❆ ❏❚ ❆ ❏❋ ❫■ ❏❚ ❆ ❏ ❇ ■ ❇ ❙■ ❉ ❲❆ ❑ ❖ ▼ ❆ ❏ ❘ ❆ ❑ ❆ ❘ ❆ ❏ ❆ ❏ ❆◗❖ ◆ ❆ ❘ ❖ ❆ ❑ ❆ ◆ ❘ ❖ ❘ ❆❙❆ ❑▼ ❆ ❏ ❯❖◗ ❑ ■ ❉ P ❆ ❏❚ ❘ ❖ ❉ ❆ ❏❢ ❆ ❏❚ ❑ ■◗❆❲ ❇ ■ ❇ ■ ❏▲ ❲❖ ◆P ❆ ❉ ❆ ❑❣ P ❆❖ ❑▲ ❉ ❆ ❏❚▼ ❆❖❆ ❏ ❖ ❏ ❖ ❇ ■ ❏ ■ ❉▲◆▼ ❆ ❏ ◆ ❖ ❏P ❆◗ ❘ ■ ❏❚ ❆ ❏ ❯ ❉ ■ ▼▲ ■ ❏◆ ❖ P ❆ ❏❚▼▲❉ ❆ ❏❚❘ ❆ ❉ ❖ ❬❭❪ ❘ ❆ ❏❇ ■ ❇ ❙■ ❉ ◗■ ❇ ❆❲ ◆ ❖ ❏P ❆◗◗■❈❖❲ ❘ ❆ ❉ ❖ ❬❭❪ ❋

❤✐❤ ❥❦❧♠♥♦♥♣♥❧q rs

(80)
(81)
(82)

✍✎✏✎✑ ✒✓✔✕✖✗✖✘✖✔✒✙ ✚ ✘ ✑ ✛✜ ✢✣✤✥ ✦✧ ★✩✪✫ ✦✬✭ ✩ ✫✮ ✯✭ ✪ ✭✦✰✜ ✢✣ ✬✱ ✲★✩ ✦✬✭ ✫ ✦✳✴ ✢✵✶✷✥✮✩✪ ✭ ✩ ✬✱ ✲✸★✹✮✺✻✼ ✭ ✹ ✭ ✽ ✭ ✩✪ ✥ ✦ ✱✾ ✭✿ ✲ ✦✬ ✺ ✱✬✱ ✩✹✺ ✱✾ ✮✺ ✭✬✭ ✩ ✥ ✦✬✦ ✺ ✦ ✲ ✸✮✺ ✯✦ ✹✻❀✮✩✪ ✦ ✺ ✦ ✲ ✭ ✩ ✥ ✦ ✭ ❁ ✭✾✦ ✥✮✩✪ ✭ ✩ ✯✦ ✹ ✳ ✣✶✢✣❂ ✽ ✭✦ ✹★ ✾ ✱ ✪ ✦✬✭ ❃ ✥ ✭ ✩ ✥ ✦ ✭✬✿✦ ✺ ✦ ✯✦ ✹ ✾ ✱ ✪ ✦✬✭ ✹ ✦ ✩✪✪ ✦ ✻ ❄ ✭ ✲ ✯✭ ✺ ❅✻ ❆ ✲✮✩★ ✩ ❇ ★ ✬✬✭ ✩ ✸✮✩✪ ✦ ✺ ✦ ✲ ✭ ✩ ✥ ✭ ✹ ✭ ❈❃❃❃❈❃❃❃ ❂ ✽ ✭ ✩✪✲✮✺✮✸ ✺✮✫✮✩✹ ✭ ✫ ✦✬✭ ✩✹✮✪ ✭ ✩✪ ✭ ✩❉❂ ❊❋●✱✾ ✹✻ ❄ ✭ ✲ ✯✭ ✺❅✻ ❆ ❀✮✩✪ ✦ ✺ ✦ ✲ ✭ ✩✥ ✭ ✹ ✭✳✴ ✢✵✶✷❍❍ ■ ❈❃❃❃❈❃❃❃ ✍✎❏ ✒✓✔✕✖✗✖✘✖✔✒ ✚ ✙✕ ✚ ✖✗❑▲▼ ✚ ✙ ▼✙✔✘ ✚ ✙◆✓ ✚ ❀✮✩✪ ✭ ✲ ✭ ✹ ✭ ✩ ✸ ✺ ✱ ✪✺ ✭ ✲ ✲ ✦✬ ✺ ✱✬✱ ✩✹✺ ✱✾ ✮✺ ✥✮✩✪ ✭ ✩ ✲✮✩✪✪★✩ ✭✬✭ ✩ ✫ ✦ ✲★ ✾ ✭ ✫ ✦ ✸ ✭ ✥ ✭ ✸ ✺ ✱ ✪✺ ✭ ✲ ✰

✵❖ ❖✶ P✷ ✴◗ ❀✮✩✪ ✭ ✲ ✭ ✹ ✭ ✩ ✸ ✭ ✥ ✭ ✸ ✺ ✱ ✪✺ ✭ ✲ ✰ ✵❖❖✶ P✷ ✴ ✯ ✮✺★✸ ✭ ✜❘ ✣ ✰❘ ✣✸ ✦ ✩ ✬✱ ✩✹✺ ✱✾ ❙ ✼❚ ✻❀✮✺✹ ✭ ✲ ✭ ❂ ❙ ✼❚ ✥ ✦ ✭✬ ✹ ✦✧✬✭ ✩❂✲ ✭✬✭ ✜ ❘ ✣ ✰ ❘ ✣ ✸ ✦ ✩ ❀❉✻✤ ✯ ✮✺ ✾ ✱ ✪ ✦✬✭ ✺✮✩✥ ✭✿ ✫✮✸✮✺✹ ✦ ✥ ✦ ✹★✩ ❇ ★ ✬✬✭ ✩✸ ✭ ✥ ✭ ❄ ✭ ✲ ✯✭ ✺ ❅✻ ❈❃✭ ✻❯✮✥★ ✭ ❂✥ ✦✬✦ ✺ ✦ ✲✫ ✦ ✩✽ ✭✾ ✹★ ✾✦ ✫✸ ✭ ✥ ✭ ✸ ✦ ✩ ❀❉✻ ❈ ✫✮✸✮✺✹ ✦ ✥ ✦ ✹★✩ ❇ ★ ✬✬✭ ✩ ✸ ✭ ✥ ✭ ❄ ✭ ✲ ✯✭ ✺ ❅✻ ❈❃✯ ✻ ❱ ✦✾ ✭ ❙ ✼❚ ✹✮ ✾ ✭✿ ✫✮ ✾ ✮✫ ✭✦ ✲✮✩✪ ✬✱ ✩ ● ✮✺✫ ✦ ✥ ✭ ✹ ✭ ❂ ✲ ✭✬✭ ✭✬✭ ✩ ✲✮✩✪ ✦ ✺ ✦ ✲ ✬✭ ✩ ✫ ✦ ✩✽ ✭✾ ❲❳ ❚ ✸ ✭ ✥ ✭ ✸ ✦ ✩ ❀❉✻ ❃ ✫✮✸✮✺✹ ✦ ✥ ✦ ✹★✩ ❇ ★ ✬✬✭ ✩ ✸ ✭ ✥ ✭ ❄ ✭ ✲ ✯✭ ✺ ❅✻ ❈❃ ❨✻ ❩✮✹✮ ✾ ✭✿ ✫ ✦ ✩✽ ✭✾ ❲❳ ❚ ✥ ✦ ✹✮✺ ✦ ✲ ✭ ✲ ✦✬ ✺ ✱✬✱ ✩✹✺ ✱✾ ✮✺❂ ✾ ✭✾ ★ ✲ ✦✬ ✺ ✱✬✱ ✩✹✺ ✱✾ ✮✺ ✭✬✭ ✩✲✮✩✪ ✦ ✺ ✦ ✲ ✬✭ ✩ ✫ ✦ ✩✽ ✭✾✯✭ ❨ ✭ ✸ ✭ ✥ ✭ ❀❉✻❉❂ ✜ ❘ ✣ ✰ ❘ ✣ ❀❉✻❉✫✮✸✮✺✹ ✦ ❄ ✭ ✲ ✯✭ ✺❅✻ ❈❃ ✥✻ ❱✮✺ ✦✬ ★✹✸ ✱ ✹ ✱ ✩✪ ✭ ✩✸ ✺ ✱ ✪✺ ✭ ✲ ❙ ✼❚❬ ❭ ❪❫❴❵ ❛ ❜ ❪❫❴❝❞❡❢❣❢❤✐ ❥ ❦❢ ❧ ❥ ❞❧❡ ❛♠✐❦♥ ❭♦ ♠❝❞ ❥ ❪♣❢ ❜ ❦❞❝❫ ❣❦ q ❧ ❥

❞r❞ ❛♠✐❦♥ s

t ♠❝❞ ❥ ❪♣❢ ❜ ❦❞❝❫ ❣❦ q ❫❪✉

❡❝♥♠r❞ ❛♠✐❦♥ s

(83)
(84)
(85)
(86)

❤✐ ❥❦❧❥❧

♠♥

❦❧♦ ♣❦q ❥❧ ❤r s♥ ♣❦ t✉❦ s✈ ❤ ♣ ♠✇ ✐ ❦ ✐❤ ❥✉ ♠ ❥✉❦✉❥ ♥ ♣❦ ① ②③④⑤⑥⑦ ⑧♣ ♥✐ ✉ r r ♣ ♠✇ ✐ ❦ ✐❤ ✉ ♠ ⑨ ✉ ♥ ✉ ✉❥✉ ♠ ⑨✐✈✐✈✐r ❥✉ ♠ ⑨ ✉ ♥ ✉ ⑩❶⑤ ② ✈r ✉ ✈✐ ⑥ ⑨ ✉ ♠ s♠s♥ ❥ ❤ ♣ ♠✇ t♣ ♠♥✐ ❥✉ ♠ r ♣ ♠✇ ✐ ❦ ✐❤ ✉ ♠ ⑨ ✉ ♥ ✉ ❥❧ ❤r s♥ ♣❦ t✉❦ s✈ ❤ ♣ ♠✇ ✐ ❦ ✐❤ ❥✉ ♠ ❥✉❦✉❥ ♥ ♣❦ ❷ ②❸❹⑤⑥⑦ ❹ ⑨ ✉ r s♠ ⑨

(87)
(88)
(89)
(90)
(91)

☎ ✆✝✞✟ ✠ ✡☛☞✌ ✍☞ ✌ ✞☞✎☞ ✌ ✏ ✑✒ ✓✔✕✖✗ ✘✙ ✚✛ ✜ ✢ ✣ ✤ ✣ ✥ ✦✧ ★✩✥ ✦✪✫✪✦ ✬ ✭ ✫✦✤✫ ✮ ✯✰ ✭✣✭ ✮ ✣✱✲ ✫✦✤✦ ✬ ★✦ ✬ ✮ ✣ ✯ ✣✬✳ ✦ ✬ ✦✦ ✬✴ ✱ ✦✪✦ ✭✣✳ ✦✯✦ ✪ ✣✭✣ ✥✫✯✫✧✦ ✬ ✯✦ ✬✵ ✪✦✩ ✦ ✬ ✮ ✣ ✯✦ ✬✵ ✪✦ ✤ ✪ ✣ ✯✦ ✭ ✶ ✦ ✬✵ ✤ ✣ ✥ ✦✧ ★✩✫✷✩ ✴ ★✦✮✦ ✤ ★✩✯✩ ✬✵ ✪✦ ✭ ✭✣✲ ✦ ✵ ✦✩ ✲✣ ✯✩✪✫ ✤ ✸ ✹ ✺ ✻ ✣ ✤ ✰★ ✣✳ ✦✧✦ ✶ ✦★✦✮✦ ✤ ★✩ ✵ ✫ ✬ ✦✪✦ ✬ ✫ ✬ ✤ ✫✪ ✱✣✬ ★ ✣ ✤ ✣ ✪ ✭ ✩★ ✣✬✶ ✫ ✤ ✷✦ ✬ ✤ ✫ ✬✵ ✼ ✺ ✽ ✦ ✬✵ ✪✦✩ ✦ ✬ ✾ ✩✥ ✤ ✣ ✯ ✱✣✬✵✵ ✫ ✬ ✦✪✦ ✬ ✾ ✯ ✣ ✪✫ ✣✬✭ ✩ ✿ ❀❁ ❂ ❃ ❄❄ ❅ ❆❇ ✫ ✬ ✤ ✫✪ ✱✣✱ ✮ ✣ ✯✪ ✣✳ ✩✥ ✬ ✰✩ ✭✣✶ ✦ ✬✵ ✤✩★✦✪★✩✪ ✣ ✧ ✣✬ ★✦✪✩ ✺ ❈ ✺ ❉ ✥ ✦ ✤ ★✦✮✦ ✤ ✲✣ ✪ ✣ ✯✷✦✫ ✬ ✫ ✤ ✪ ✱✣✬✵ ✧✩ ✤ ✫ ✬✵ ✷✫ ✱ ✥ ✦✧★ ✣✬✶ ✫ ✤ ✷✦ ✬ ✤ ✫ ✬✵✭✣ ✤ ✩✦✮ ✱✣✬ ✩ ✤ ✺ ❊ ✺ ❋ ✣✬ ✤ ✫✪ ✵✣ ✥ ✰ ✱✲ ✦ ✬✵ ★✦✯✩✷✦ ✬ ✤ ✫ ✬✵ ✤ ✩ ★✦✪★✩✮ ✣ ✯✧✦ ✤ ✩✪✦ ✬ ✺ ❅ ✺ ● ✣✬✵ ✩✯✩ ✱ ✦ ✬ ★✦ ✤ ✦ ✱✣✬✵✵ ✫ ✬ ✦✪✦ ✬ ✱ ✰★✫✥ ❍■ ❏❑ ▲❑▼▼

(92)
(93)

!

"

# $

%

!

&

'

&

'

(

) &&

*

& +

,,(

! "

&&

&&

- && .

/! &

. -

+

0

1 2

3

&

3 4

5 6

&

-'

7

'

4

5

8

%& !

1 .+ 2

$

3 4

5

$

-7

9 - !. &

9

2 9 *

&&

,,

4

5 : &

..

; 2

,

<

& 6

4=

.

& /

.5

>

2

.

2

" ;!&

&

&

3 ?2

'

(94)

"

(

( ;!&

(

@!

!

* A

!&

,,, B

#

+ 6

6

&

0

3

# $

%

!

6

&

7

#

$

%

"

&

'

&

'

'

& 2

& 2

!

""

&

+ !

&

2 2

&&

(95)
(96)

!

"

!

!

# $%&'(#)$

'* # $%&'(#)$

+

!,,-.

"

!

/

/

#0

" / 1

2

" #

#

2

3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 1

/ 2

3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1

/ 2

"

Gambar

Table 2.  T2CON – Timer/Counter 2 Control Register
Table 3b. AUXR1: Auxiliary Register 1
Figure 5.  Timer in Capture Mode
Figure 6.  Timer 2 Auto Reload Mode (DCEN = 0)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kegagalan fungsi Barangan disebabkan oleh kerosakan Barangan yang dihantar: Barangan yang dihantar diinsuranskan terhadap kegagalan fungsi akibat daripada kerosakan fizikal

Dalam Peringatan Konferensi Asia Afrika Ke-60  dan Peringatan Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP) Ke-10, Pemerintah Republik Indonesia menjadi tuan rumah serangkaian

Data yang digunakan untuk menunjukkan perkembangan investasi pemerintah pada penelitian ini adalah data realisasi pengeluaran pembangunan

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2021 tentang Pemberian Tunjangan Hari Raya dan Gaji Ketiga

Penanganan infeksi menular seksual (Daili, 2007) secara komprehensif mencakup diagnosa yang tepat, pengobatan yang efektif, pemberian konseling kepada pasien dalam rangka

 Memberikan Undangan Seminar Hasil Penelitian yang telah ditandatangani Koordinator Program Studi S-1 Ilmu Hukum kepada mahasiswa pada hari yang samaa.  Menyerahkan Undangan

Alga merupakan produsen primer dalam suatu ekosistem perairan yang memiliki potensi untuk dikembangkan terutama dalam bidang pangan, Berdasarkan ukurannya, alga

SKRIPSI KONFLIK PERAN GANDA PADA MAHASISWI YANG MENIKAH DAN .... LISTA