• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA DIMENSI KEPRIBADIAN ENAM FAKTOR DENGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA DIMENSI KEPRIBADIAN ENAM FAKTOR DENGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh : Herlina Jayanti NIM : 039114117

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

DENGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Herlina Jayanti

NIM : 039114117

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)

HUBUNGAN ANTARA

NSI KEPRIBADIAN ENAM FAKTOR DENGAN

DIME

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

DIMENSI KEPRIBADIAN ENAM FAKTOR

DENGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

Oleh :

Herlina Jayanti

NIM : 039114117

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I

P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. tanggal 10 September 2007

(4)

DIMENS

I KEPRIBADIAN ENAM FAKTOR DE

NGAN

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

iii

DIMENSI KEPRIBADIAN ENAM FAKTOR

DENGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

Dipersiapkan dan Ditulis oleh

Herlina Jayanti

NIM : 039114117

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

pada tanggal 10 September 2007

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda tangan

Ketua P. Eddy Suhartanto, S.Psi., Msi. ………...

Anggota Minta Istono, S.Psi., M.si. ………

Anggota YB. Cahya Widiyanto, S.Psi. ………

September 2007

Yogyakarta, 10 September 2007

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(5)

iv

All the best you can,

In all times you can,

In all places you can,

For all the creatures you can

.

(6)

v

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,

(7)

vi

Herlina Jayanti (2007). Hubungan Antara Dimensi Kepribadian Enam Faktor dengan Kepemimpinan Transformasional. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara dimensi kepribadian enam faktor dengan kepemimpinan transformasional. Hipotesis mayor yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara dimensi kepribadian enam faktor dengan kepemimpinan transformasional. Sedangkan enam hipotesis minor lainnya yang diajukan adalah setiap dimensi kepribadian yang terdiri dari dimensi extraversion, agreeableness, independence, openness to experience, metodicalness, dan industriousness berhubungan dengan kepemimpinan transformasional.

Penelitian ini dilakukan di kantor stokist Tianshi Yogyakarta, subjek penelitian ini adalah leader berjumlah 41 orang.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan skala. Alat pengumpulan data terdiri dari 2 skala, yaitu skala kepemimpinan transformasional (MLQ 5X short) yang disusun oleh Bass dan Avolio (1995) dan skala dimensi kepribadian enam faktor yang berasal dari self report dan disusun sendiri oleh penulis. Uji kesahihan dan reliabilitas untuk skala kepemimpinan transformasional adalah 0,929, sedangkan untuk skala dimensi kepribadian enam faktor adalah 0,800 untuk dimensi extraversion; 0,788 untuk dimensi

agreaableness; 0,744 untuk dimensi independence; 0,793 untuk dimensi openness to experience; 0,846 untuk dimensi methodicalness; dan 0,833 untuk dimensi

industriouness.

Hasil analisis data menggunakan analisis regresi menunjukkan bahwa p=0,078, p> 0,05. Hipotesis mayor dalam penelitian ini ditolak, artinya dimensi kepribadian enam faktor tidak mempengaruhi kepemimpinan transformasional para leader Tianshi. Demikian juga dengan keenam hipotesis yang menunjukkan tidak ada hubungan tiap dimensi kepribadian enam faktor dengan kepemimpinan transformasional, antara dimensi extraversion dengan kepemimpinan transformasional (p>0,05), antara dimensi agreeableness dengan kepemimpinan transformasional (p>0,05), antara dimensi independence dengan kepemimpinan transformasional (p>0,05), antara dimensi openness to experience dengan kepemimpinan transformasional (p>0,05), antara dimensi methodicalness dengan kepemimpinan transformasional (p>0,05), dan antara dimensi industriousness

(8)

vii

Herlina Jayanti (2007). The Relationship between The Six Factors of Personality

Dimensions with Transformasional Leadership. Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma.

This research aims to find out the relationship between the six factors of personality dimensions with transformasional leadership. The major hypothesis which proposed in this reseach is there is relationship between the six factors of personality dimension with transformasional leadership. Meanwhile the six hypothesis minor which proposed in this leadership is each personality dimension which is consists of extraversion, agreaableness, independence, openness to experience, methodicalness, and industriousness related to transformasional leadership.

This research has done at Tianshi stockist office in Yogyakarta and the research subjects are 41 leaders.

The researcher uses scale as data gathering method. There are two data gathering tools namely transformasional leadership scale (MLQ 5X short) which is done by Bass and Avolio (1995) and the six factors of personality dimension scale which taken from self report and arranged by researcher. The credibility and reliability test for transformasional leadership scale is 0,929, meanwhile for the six factors of personality dimension is 0,800 for extraversion dimension; 0,788 for agreaableness dimension; 0,744 for independence dimension; 0,793 for openness to experience dimension; 0,846 for methodicalness dimension; and 0,833 for industriousness dimension.

The result of data analysis using regression analysis shows that p=0,078, p > 0,05. The hypothesis major in this thesis is rejected, which means that the six factors personality dimension do not influence Tianshi leaders transformasional. The six hypothesis minor also do not show a relationship between each six factors of personality dimension with transformasional leadership, between extraversion dimension and transformasional leadership (p>0,05), agreaableness and transformasional leadership (p>0,05), independence and transformasional leadership (p>0,05), openness to experience and transformasional leadership (p>0,05), methodicalness and transformasional leadership (p>0,05), and industriousness and transformasional leadership (p>0,05).

(9)

viii

Syukur kepada Tuhan yang telah menganugerahkan kasih dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat memulai dan menyelesaikan skripsi ini. Dalam

kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimak kasih kepada :

1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus dosen pembimbing

skripsi yang telah banyak membantu penulis dengan memberikan izin

penelitian maupun memberikan waktu, saran-saran dan perbaikan dalam

penulisan skripsi ini.

2. Dosen Penguji Pak Minto dan Pak Cahyo yang telah memberikan saran

dan kritik bagi penulis sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.

3. Bapak Agung Santoso selaku dosen statistik, yang sebelum berangkat

melanjutkan studi di luar bersedia mengajarkan SPSS kepada penulis.

4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Sanata Dharma yang telah membimbing

dan memberikan ilmu kepada penulis semasa kuliah.

5. Staf dan karyawan di sekretariat Psikologi, Pak Gi’, Mas Gandung, Ibu

Nanik, Mas Doni, dan Mas Muji yang telah banyak membantu penulis.

6. Bapak Daniel selaku pemilik kantor stokist Tianshi kotabaru Yogyakarta,

yang telah bersedia memberikan izin untuk melakukan penelitian dan izin

mengukuti seminar-seminar Tianshi.

7. Kak Suryadi selaku leader Tianshi yang membantu penulis untuk

memberikan kesempatan membagikan skala penelitian pada leader-leader

(10)

ix selesai.

9. Segenap keluarga, Papa, Mama, dan kakak-kakak yang selalu mendorong

penulis untuk mengerjakan skripsi.

Beserta pihak-pihak yang telah berproses bersama penulis hingga penulis

menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis,

(11)

x

HALAMAN JUDUL ………... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………. ii

HALAMAN PENGESAHAN……….. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……….. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………. v

ABSTRAK………... vi

A. Kepemimpinan Transformasional ……… 9

1. Pengertian Kepemimpinan ………. 9

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan Transformasional………... 10

3. Kepemimpinan Transformasional……….. ……... 12

4. Dimensi Kepemimpinan Transformasional 14 B. Kepribadian ………. 15

1. Dimensi Kepribadian Enam Faktor ………... 15

2. Implikasi dari Dimensi Kepribadian Enam Faktor………... 18

3. Pengukuran Dimensi Kepribadian Enam Faktor ……….. 19

C. Hubungan Antara Dimensi Kepribadian Enam Faktor dengan Kepemimpinan Transformasional leader Tianshi ……… 20

D. Skema dinamika Kepribadian Enam Faktor dengan Kepemimpinan Transformasional ……….. 25 E. Hipotesis ……….. 26

BAB III METODE PENELITIAN ………. 27

A. Jenis Penelitian ………. 27

B. Identifikasi Variabel ………... 27

(12)

xi

D. Subjek Penelitian ……….. 30

E. Alat Pengumpul Data ………... 30

1. Skala Kepemimpinan Transformasional ………. 31

2. Skala Dimensi Kepribadian Enam Faktor ……….. 30

F. Validitas dan Reliabilitas ………. 33

1. Validitas Isi ………. 33

2. Seleksi Item ………. 33

3. Reliabilitas……….... 37

G. Metode Hasil Analisis ………... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 38

A. Orientasi Kancah Penelitian ………. 38

B. Pelaksanaan Penelitian ………. 40

C. Deskripsi Data Penelitian ………. 40

D. Analisis Data ……… 41

E. Pembahasan ………. 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 55

A. Kesimpulan ……….. 55

B. Saran ………. 55

DAFTAR PUSTAKA ……….. 57

LAMPIRAN A………. 59

1. Reliabilitas 2. Uji Normalitas 3. Uji Linearitas 4. Uji Regresi LAMPIRAN B………. 76

(13)

xii

Halaman

Tabel 1. Spesifikasi Skala MLQ ……… 30

Tabel 2. Spesifikasi Skala SFPQ………... 32

Tabel 3. Item SFPQ sebelum dan sesudah pengujian………... 35

Tabel 4. Item Kepemimpinan Transformasional sebelum dan sesudah pengujian………... 36

Tabel 5. Rincian Karakteristik Subjek Penelitian ………... 40

Tabel 6. Rangkuman Tes Kolmogorov-Smirnov………... 41

Tabel 7. Rangkuman Mean dan Standar Deviasi Variabel Penelitian…... 41

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Linearitas……….. 42

Tabel 9. Rangkuman Korelasi antara Kepribadian Enam Faktor dengan Kepemimpinan Transformasional……… 45

Tabel 10. Rangkuman Efektifitas Kepribadian Enam Faktor……….. 45

(14)

1

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan lingkungan bisnis yang pesat membuat perusahaan harus

berusaha keras untuk bisa bertahan di dalam persaingan yang mendunia. Sumber

daya manusia sebagai modal perusahaan yang utama menjadi kunci berhasil

tidaknya suatu organisasi bisnis. Kebutuhan sumber daya manusia yang mandiri,

memiliki sikap, komitmen, dan kemampuan yang terus menerus berkembang

sesuai dengan perkembangan yang dinamis menjadi suatu tuntutan bagi organisasi

bisnis. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang memiliki kinerja yang

optimal (high performance team) dibutuhkan leader atau pemimpin yang mampu

mengembangkan kompetensi dan komitmen bawahan dengan cara mendukung,

membimbing dan memotivasi bawahan.

Pemimpin akan mempengaruhi orang atau sekelompok orang untuk

mencapai tujuan bersama. Proses mempengaruhi orang atau sekelompok orang

untuk mencapai tujuan bersama ini disebut kepemimpinan

(Mangunhardjana,1986). Kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin dapat

disesuaikan dengan perkembangan organisasi bisnis di masa kini. Multi Level

Marketing Tianshi sebagai contoh organisasi yang sedang berkembang saat ini

mampu bersaing dengan multi level marketing lainnya seperti CNI, Amway, dan

Forever Young. Leader Tianshi menerapkan kepemimpinan yang dinamis sejalan

dengan persaingan bisnis saat ini agar menghasilkan prestasi yang maksimal. Di

dukung oleh support system yakni Unicore yang bertujuan mendidik leader

(15)

Pendidikan atau training kepemimpinan dan kepribadian menunjukkan

bahwa kepemimpinan secara ekologis akan menjadikan seorang pemimpin yang

sukses bila memiliki bakat-bakat kepemimpinan dan mempunyai kesempatan

untuk dikembangkan melalui pengalaman dan pendidikan. Teori ekologis

disepakati oleh para ahli menjadi teori yang relevan dan menjadi dasar teori-teori

kepemimpinan modern (Kartono, 1982 & Syamsu, 1991). Sedangkan kepribadian

melalui pendekatan modified trait approach menyebutkan bahwa sifat-sifat

unggul dapat diubah, diganti atau dibatasi, sesuai dengan tuntutan situasi dan

kondisi (Kartono, 1982).

Peneliti beberapa kali mengikuti program acara yang diadakan Tianshi,

mengamati sistem kerja Tianshi dan wawancara dengan beberapa leader, maka

peneliti mengansumsikan bahwa leader MLM Tianshi menerapkan kepemimpinan

transformasional. Perilaku yang ditunjukkan leader Tianshi yakni menekankan

visi dan misi serta menanamkan rasa bangga, respek dan kepercayaan dalam diri

pengikutnya (idelisme perilaku), mengkomunikasikan harapan-harapan, impian,

mengekspresikan tujuan yang penting dan cara yang dapat dilaksanakan untuk

mencapai tujuan pada anggotanya (stimulasi inspirasi), mengembangkan

rasionalitas dan intelegensi pemecahan masalah secara kreatif (stimulasi

intelektual), dan memberi perhatian kepada pengikutnya secara pribadi sehingga

mampu bertumbuh melalui cara home sharing atau follow up (pertimbangan

individual).

Hasil-hasil penelitian menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional

lebih efektif daripada kepemimpinan transaksional ataupun laizzes-faire. Hal ini

(16)

mengubah perilaku pada diri seseorang maupun perubahan perilaku dalam

organisasi. Perubahan tersebut diperlukan karena kehidupan ini mengalami

perkembangan atau kemajuan yang dinamis setiap saat seperti teknologi,

informasi, pendidikan, dan lain-lain (Usman, 2006).

Ada salah satu faktor yang menunjang keberhasilan pemimpin untuk

mencapai tujuan organisasi yaitu faktor kepribadian (Moenir, 1998). Kepribadian

adalah sifat individu dalam berperilaku yang membedakan satu dengan yang

lainnya. Menurut Phares (dalam Nindyati, 2006) kepribadian dijelaskan sebagai

pola dari karakteristik berpikir, merasa, dan perilaku yang membedakan satu

orang dari orang lain dan cenderung menetap sepanjang waktu dan situasi yang

ada.

Pendekatan kepribadian telah mengalami perkembangan dalam berbagai

perspektif teori dan setiap teori mempunyai tingkatan atau kategori yang memiliki

karakteristik yang unik (Nindyati, 2006). Pendekatan sifat kepribadian dapat

digunakan untuk memprediksikan perilaku pemimpin yang efektif. Contohnya

adalah hasil penelitian Stogdill (1948) mengenai sifat-sifat pemimpin yang efektif

adalah berpengetahuan, berinisiatif, kooperatif, adaptasi, dan sosialisasi. Gardner

dan Bass (Poespadibrata, 1998) dalam penelitiannya ditemukan bahwa pemimpin

didiskripsikan sebagai individu yang jujur, kompeten, berpandangan ke depan,

mampu membangkitkan semangat, dapat dipercaya, dan diandalkan. Sedangkan

penelitian lain Kirkpatrick & Locke (Poespadibrata, 1998) diperoleh hasil bahwa

ciri-ciri pribadi yang dianggap sebagai landasan kepemimpinan ialah dorongan

semangat, motivasi, kejujuran, integritas, keyakinan diri, inteligensi, pengetahuan,

(17)

penelitian tersebut yaitu kepribadian seseorang, langsung atau tak langsung, akan

berpengaruh terhadap perilakunya, khususnya pada waktu ia berperan selaku

pemimpin.

Pendekatan kepribadian yang populer dan banyak digunakan adalah

dimensi kepribadian Big Five (Raad & Perugini, 2002). Dimensi kepribadian Big

Five sering digunakan untuk menjelaskan profil kepribadian di bidang klinis dan

non klinis. (Raad & Perugini, 2002).

Kelemahan pengukuran menggunakan kepribadian Big Five adalah

prediksi dan keterbatasan untuk menjelaskan sifat-sifat yang lebih khusus. Nilai

koefisien validitas prediktif Big Five rendah ketika mengukur sifat yang

mempunyai facet lebih umum dibandingkan dengan mengukur sifat yang

mempunyai facet lebih khusus (Hogan & Roberts, 2002). Hal ini juga diperkuat

dengan penelitian Hough’s (1992) dengan menggunakan model sembilan faktor

untuk memprediksikan performansi para sales. Performansi para sales dipengaruhi

oleh sifat potency dengan nilai validitas sebesar 0,28 dan achievement dengan

nilai validitas sebesar 0,41. Lain halnya dengan penelitian Vinchur, Schippmann,

Switzer, dan Roth (Hogan & Roberts, 2002) yang juga memprediksi performansi

sales menggunakan model Big Five, hasilnya adalah dimensi extraversion dengan

nilai validitas 0,21 dan conscientiousness dengan nilai validitas 0,31

mempengaruhi kesuksesan para sales. Perbedaan koefisien validitas prediktif

membuat Vinchur et.al (1998) menjelaskan bahwa aspek potency merupakan

bagian dari sub dimensi extraversion. Perbedaan ini mengindikasikan bahwa

semakin spesifik sifat dimensi maka semakin akurat untuk memprediksikan

(18)

Kelemahan kedua menggunakan kepribadian Big Five terletak pada

penginterpretasiannya. Contohnya, facet conscientiousness yang memprediksi

tingginya produktivitas dari para pekerja. Apa penyebab tingginya produktivitas

kerja belum dijelaskan lebih khusus, apakah dikarenakan oleh sifat keteraturan,

tanggung jawab, atau motivasi berprestasi (Hogan & Roberts, 2002).

Instrumen lain yang juga mengukur kepribadian selain menggunakan

dimensi kepribadian Big Five adalah dimensi kepribadian enam faktor (Six Factor

Personal Questionnaire). Dimensi kepribadian enam faktor merupakan perluasan

dari dimensi kepribadian Big Five dan mempunyai facet yang lebih khusus.

Perbedaan kepribadian Big Five dan enam faktor terletak pada dimensi

conscientious dan neuroticism. Pada kepribadian enam faktor, dimensi

conscientious dibedakan menjadi dua, yaitu industriousness dan methodicalness.

Dimensi neuroticism pada kepribadian Big Five berubah menjadi dimensi

independence. Sehingga dimensi kepribadian enam faktor terdiri dari

extraversion, agreeableness, independence, openness to experience,

methodicalness, dan industriousness.

Dimensi kepribadian enam faktor mempunyai 6 faktor skala yang terdiri

dari 3 facet dan mempunyai total 108 item (Raad & Perugini, 2002). Pada

dasarnya dimensi kepribadian enam faktor adalah sama dengan kepribadian Big

Five. Sifat-sifat yang terkandung pada dimensi kepribadian enam faktor

mempunyai kesamaan dengan dimensi kepribadian Big Five.

Dimensi Extraversion terdiri dari facet affilation, facet dominance, dan

facet exhibiton. Dimensi ini mengukur keaktifan, sosialisasi, dan dominasi pada

(19)

Dimensi Agreeableness terdiri dari facet abasement, facet even-tempered,

dan facet good-natured. Dimensi ini mengukur kekooperatifan, menghindari

konflik, dan permusuhan (Raad & Perugini, 2002).

Dimensi Independence terdiri dari facet autonomy, facet individualism,

dan facetself relience. Dimensi mengungkap kemandirian, kebebasan, dan kurang

mementingkan reputasi (Raad & Perugini, 2002).

Dimensi Openness to Experience terdiri dari facet change, facet

understanding, dan facet breadth of interest. Dimensi ini berkaitan dengan

intelektualitas, keterbukaan ide-ide baru, dan menerima pengalaman baru (Raad &

Perugini, 2002) .

Dimensi Methodicalness meliputi facet cognitive structure, facet

deliberateness, dan facet order. Dimensi ini mengukur perilaku yang menyukai

kepastian, berpikir sebelum bertindak, dan terorganisir (Raad & Perugini, 2002).

Dimensi Industriousness mempunyai facet achievement, facet endurance,

dan facet seriousness. Dimensi ini mengukur perilaku yang berorientasi pada

tujuan yang telah ditetapkan, ketahanan kerja, dan keseriusan (Raad & Perugini,

2002).

Penelitian kepribadian dengan enam faktor masih jarang digunakan karena

kajian dengan dimensi kepribadian enam faktor relatif masih baru dibandingkan

dengan kepribadian Big Five (Raad & Perugini, 2002). Hasil penelitian

meta-analisis Bono & Judge (2000) menjelaskan peranan kepribadian Big Five yang

berhubungan dengan kepemimpinan transformasional yakni faktor extraversion

dan agreeableness mempunyai kontribusi yang paling berpengaruh dalam

(20)

Dimensi kepribadian enam faktor yang memiliki facet yang lebih spesifik

daripada Big Five dan hasil penelitian yang relatif kurang banyak dibandingkan

dengan Big Five, membuat peneliti tertarik dan ingin meneliti lebih lanjut

menggunakan dimensi kepribadian enam faktor. Melalui pengukuran dimensi

kepribadian enam faktor maka akan diketahui profil kepribadian leader Tianshi

hasil dari training Unicore dan hubungan dimensi kepribadian enam faktor leader

Tianshi dengan kepemimpinan transformasional.

B. Rumusan Permasalahan

Apakah ada hubungan antara dimensi kepribadian leader Tianshi dengan kepemimpinan transformasional ?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan antara dimensi kepribadian leader Tianshi dengan

kepemimpinan transformasional.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian kepribadian dapat digunakan untuk menambah pengetahuan

di bidang industri organisasi yakni melihat sifat-sifat kepribadian leader yang

berhubungan dengan kepemimpinan transformasional.

2. Manfaat Praktis

a. Menambah referensi bagi MLM Tianshi mengenai profil kepribadian dari

(21)
(22)

9

A. Kepemimpinan Transformasional

1. Pengertian Kepemimpinan

Banyak pemahaman mengenai konsep kepemimpinan, diantaranya adalah

menurut Stoner (Maridjo, 2001), kepemimpinan adalah proses pengarahan dan

pemberian pengaruh terhadap kegiatan-kegiatan sekelompok anggota yang

saling berhubungan.

Heiman dan Scott (Syamsu, 1991) mengartikan kepemimpinan adalah

proses mengatur orang-orang, membimbing dan mempengaruhi dalam memilih

dan mencapai tujuan. Demikian pula dengan Cooley (Syamsu, 1991) yang

mendefinisikan kepemimpinan sebagai individu yang memiliki program dan

bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang

pasti.

Mangunhardjana (1986) mengartikan kepemimpinan merupakan suatu

proses untuk mempengaruhi orang atau sekelompok orang untuk mencapai

suatu tujuan bersama.

Wahjosumidjo (1987) menjelaskan kepemimpinan, sebagai berikut:

a. Kepemimpinan adalah sesuatu yang melekat pada diri seseorang

pemimpun berupa sifat-sifat tertentu seperti kepribadian, kemampuan, dan

(23)

b. Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat

dipisahkan dengan kedudukan serta gaya atau perilaku pemimpin itu

sendiri

c. Kepemimpinan adalah sebagai proses antar hubungan atau interaksi antara

pemimpin, bawahan dan situasi.

Berdasarkan pengertian kepemimpinan dari para tokoh, maka kepemimpinan

dapat didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan yang berupa kemampuan

mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja

sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan

Davis (Syamsu, 1991) menyampaikan empat faktor yang mempengaruhi

pemimpin dalam kepemimpinan kelompok atau organisasi yaitu:

a. Intelligensi

Para peneliti menunujukkan hasil penelitiannya bahwa para pemimpin

mempunyai kecerdasan yang lebih tinggi dari pengikutnya.

b. Kematangan dan keluasan pandangan sosial

Pada umumnya para pemimpin memiliki kestabilan emosi, keluasan

pandangan dan aktifitasnya.

c. Motivasi dan pencapaian prestasi

Mempunyai motivasi dan keinginan berprestasi yang datang dari dalam

(24)

d. Relasi sosial

Para pemimpin mempunyai sikap dalam membina relasi sosial.

Kesuksesan para pemimpin ditunjukkan dengan sikap yang yang mampu

menghargai martabat dan kemampuan berempati dengan pengikutnya.

Maridjo (2001) menambahkan sifat-sifat utama yang dikaitkan dengan

kepemimpinan efektif pada dasarnya yaitu :

a. Kecerdasan

Kecerdasan merupakan salah satu sifat pemimpin dimana adanya

kecenderungan bahwa pemimpin lebih cerdas daripada pengikutnya.

b. Kepribadian

Kepribadian merupakan totalitas sikap dan perilaku yaitu berbagai cara

seorang bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain, adalah berkaitan erat

dengan kepemimpinan efektif.

c. Kemampuan

Kemampuan orang mempunyai hubungan positif untuk mengawasi dalam

hirarki organisasi.

Sementara Bernard menjelaskan lebih lanjut sifat pribadi yang

mempengaruhi dan harus dimiliki oleh seorang pemimpin (Wahjosumidjo,

1985), adalah:

a. Sifat pribadi yang meliputi kelebihan fisik, kecakapan, teknologi, daya

tanggap, pengetahuan, daya ingat dan imajiansi.

b. Sifat pribadi yang mempunyai watak lebih subyektif, seperti keunggulan

(25)

Kesimpulan yang diperoleh dari penjelasan Bernard mengenai beberapa

sifat pribadi seperti kecakapan, daya tanggap, pengetahuan, daya ingat,

imajinasi, keyakinan, ketekunan, daya tahan dan keberanian tersebut secara

tidak langsung merupakan bagian dari facet-facet kepribadian enam faktor.

3. Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan transformasional dikembangkan lebih lanjut oleh Bass

(1985) yang merupakan gagasan awal dari James McGregor Burns (1978)

tentang transforming leadership. Kepemimpinan transformasional adalah

kepemimpinan yang melibatkan perubahan dalam organisasi. Kepemimpinan ini

didefinisikan sebagai kepemimpinan yang membutuhkan tindakan memotivasi

para bawahan agar bersedia bekerja demi sasaran-sasaran tingkat tinggi yang

dianggap melampaui kepentingan pribadinya pada saat itu (Hughes et al., 1999).

Yukl (1994) mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai

proses mengembangkan komitmen pada tujuan-tujuan organisasi dan

memberdayakan para pengikut utuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Sedangkan

Schermerhon, Jr (1996) menyimpulkan istilah kepemimpinan transformasional

mendeskripsikan seseorang yang menggunakan karisma dan sifat-sifat yang

berkaitan untuk meningkatkan aspirasi dan mengubah orang dan sistem

organisasi ke dalam pola-pola kerja yang lebih tinggi.

Berdasarkan pengertian dari beberapa tokoh mengenai kepemimpinan

transformasional, maka kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai

(26)

mencapai kinerja yang maksimal sesuai dengan tujuan melampui kepentingan

pribadinya.

Bass mempertentangkan kepemimpinan transformasional dengan

kepemimpinan transaksional. Kepemimpinan transaksional didefinisikan sebagai

kepemimpinan yang melibatkan suatu proses pertukaran (exchange process)

dimana para pengikut mendapat imbalan yang segera dan nyata untuk

melakukan perintah-perintah pemimpin. Sedangkan kepemimpinan laissez-faire

atau kepemimpinan bebas kendali adalah kepemimpinan dimana pemimpin

menghindari tanggung jawab, tidak membuat keputusan, dan membebaskan para

anggotanya (Hughes et al., 1999).

Menurut Bass (1985), pemimpin transformasional akan membangkitkan

kepercayaan, kekaguman, loyalitas, rasa hormat, dan akan termotivasi untuk

melaksanakan mereka lebih daripada yang diharapkan (Landy & Conte, 2004).

Para pemimpin transfomasional akan menstransformasi dan memotivasi para

pengikut dengan :

a. Membuat mereka lebih sadar tentang pentingnya hasil kerja.

b. Mempengaruhi mereka untuk lebih mementingkan organisasi daripada diri

sendiri

(27)

Ciri-ciri kepemimpinan transformasional menurut Kouzes & Posner (1987)

mencangkup:

a. Visi : mempunyai gagasan atau ide dan kesadaran yang jelas tentang arah,

mengkomunikasikannya kepada orang lain dan membangkitkan semangat

untuk meraih “impian” bersama.

b. Karisma : membangkitkan antusisme, keyakinan, loyalitas, kebanggan, dan

kepercayaan diri orang lain melalui kekuasaan referensi pribadi dan daya

tarik emosi.

c. Simbolisme : mengidentifikasikan “para pahlawan”, mempersembahkan

imbalan, dan menyelanggarakan upacara yang bersifat spontan dan terencana

untuk merayakan keunggulan dan prestasi tinggi.

d. Pemberdayaan : membantu orang lain berkembang, menyingkirkan hambatan

atau rintangan kerja, berbagai tanggung jawab, dan mendelegasikan pekerjaan

yang benar-benar menantang.

e. Stimulasi intelektual : merangsang keterlibatan orang lain dengan

menciptakan masalah dan membangkitkan imajinasi mereka untuk

menemukan pemecahan yang berkualitas tinggi.

f. Integritas : bersikap jujur dan dapat dipercaya, bertindak secara konsisten atas

dasar keyakinan pribadi, dan menepati komitmen untuk menindaklanjuti apa

yang sudah direncanakan.

4. Dimensi Kepemimpinan Transformasional

Bass dan Avolio (1997) mengkategorikan kepemimpinan transformasional

(28)

a. Idealized influence: Dimensi kepemimpinan yang memberikan visi dan misi

serta menanamkan rasa bangga, respek dan kepercayaan dalam diri

pengikutnya.

b. Inspiration stimulation: Kemampuan mengkomunikasikan harapan-harapan

yang agung, penggunaan simbol-simbol, mengekspresikan tujuan yang

penting dan cara yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan.

c. Intelectual stimulation: Kemampuan pemimpin mengembangkan

rasionalitas, intelegensi maupun pemecahan masalah secara kreatif

d. Individualized consideration: Kemampuan memberi perhatian dan perlakuan

personal kepada setiap pengikutnya secara pribadi sehingga mampu

bertumbuh.

Secara ringkas kepemimpinan transformasional adalah kegiatan yang

dilakukan pemimpin berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain,

mengartikulasi visi masa depan organisasi yang realistik, menstimulasi bawahan

dengan cara yang intelek, dan menaruh perhatian pada perbedaan yang dimiliki

bawahan.

B. Kepribadian

1. Dimensi Kepribadian Enam Faktor

Dimensi kepribadian enam faktor atau Six Factor Personality (SFPQ)

ditemukan oleh Jackson (1967) dan dirancang ulang oleh Jackson, Paunonen, &

(29)

Enam Faktor merupakan pengembangan item-item dari Personality Research

Form (PRF) (Jackson, 1967, 1974, 1984) dan Jackson Personality Inventory

(JPI) (1976, 1994) (www.sigmaassessmentsystems.com).

Dimensi kepribadian enam faktor terdiri dari 6 faktor skala dan setiap

faktor skala mempunyai 3 facet yaitu faktor Extroversion mempunyai facet

affiliation, facet dominace, dan facet exhibition. Faktor Agreeableness

mempunyai facet abasement, facet even-tempered, dan facet good-natured.

faktor Independence mempunyai facet autonomy, facet individualism, dan facet

self reliance. Faktor Openness to Experience mempunyai facet change, facet

understanding, dan facet breadth of experience. Faktor methodicalness facet

cognitive structure, facet deliberatness, dan facet order. Faktor Industriousness

mempunyai facet achievement, facet endurance, dan facet seriousness (Raad &

Perugini, 2002).

a. Faktor extraversion mempunyai karakter lebih bersifat sosial, keterbukaan

ekspresi dan asertif. Individu yang memiliki extraversion tinggi lebih suka

berada di sekitar orang lain, senang mempengaruhi, dan cenderung menjadi

pusat perhatian. Sedangkan individu yang memiliki extraversion rendah

mempunyai karakter yang kurang berminat untuk sosialisasi, suka bekerja

dengan diri sendiri, dan kurang aktif dalam berpartisipasi.

b. Faktor agreeableness adalah penerimaan, memaafkan, menghindari

permusuhan, keinginan untuk membantu, dukungan emosi, dan kejujuran

atau kepercayaan. Individu dengan agreeableness tinggi cenderung

(30)

Individu dengan agreeableness rendah lebih menyukai untuk

beragumentasi, mudah terganggu, dan defensif.

c. Faktor independence adalah autonomi, kebebasan, mandiri, dan kurang

mementingkan reputasi. Individu dengan independence tinggi cenderung

merasa bebas, mandiri, nyaman terhadap dirinya sendiri, tidak mencari

simpatik dari orang lain, dan tidak mudah terganggu dengan orang lain.

Individu dengan independence rendah cenderung kurang mandiri, kurang

nyaman dengan dirinya sendiri, membutuhkan support dari orang lain, dan

sensitive.

d. Faktor openness to experience menunjukkan kemampuan intelektual,

keterbukaan, dan menyukai hal-hal baru. Individu dengan openness to

experience yang tinggi cenderung terbuka terhadap hal-hal baru,

pengalaman baru, mempunyai ketertarikan minat, and kreatif. Individu

dengan openness to experience yang rendah cenderung kurang berminat

dengan hal-hal baru, dangkal, dan kurang berpengetahuan.

e. Faktor methodicalness adalah kepastian, berpikir sebelum bertindak, dan

terorganisir. Individu dengan methodicalness tinggi cenderung disiplin,

menyukai kerapian, terencana, dan terorganisir, pasti, perfeksionis, dan

pemikir. Individu dengan skor rendah cenderung menghindari rencana yang

terjadwal, tidak jelas, terburu-buru, dan tidak disiplin.

f. Faktor industriousness adalah pencapaian prestasi, ketahanan kerja, dan

ambisi. Individu dengan industriousness tinggi memiliki ambisi, antusias,

(31)

cenderung tidak memiliki pencapaian prestasi, kurang ambisi, suka

bermain-main, dan santai.

4. Implikasi dari Dimensi Kepribadian Enam Faktor

Alat ukur kepribadian enam faktor di bidang industri organisasi relatif

masih baru dibandingkan dengan dimensi kepribadian Big Five. Dimensi

kepribadian enam faktor ditemukan oleh Jackson tahun 1967 dan di rancang

ulang oleh Jackson, Paunonen, & Tremblay tahun 2000 (Raad & Perugini, 2002)

baru dipergunakan serta diteliti pada sekitar tahun 2000.

Kelebihan dari kepribadian enam faktor adalah minimnya sosial

desirability. Item-item pada dimensi kepribadian enam faktor dibuat dengan

pernyataan yang bersifat positif. Selain itu, dimensi kepribadian enam faktor

tidak mengandung skala klinis seperti neuroticism pada Big Five. Perbedaan

tersebut meningkatkan validitas pada alat ukur dimensi kepribadian enam faktor,

dan menjadikan test ini lebih akurat dalam mendeskripsikan kepribadian

individu (Raad & Perugini, 2002).

Meskipun pengukuran kepribadian jarang mengggunakan dimensi

kepribadian enam faktor terlebih untuk memprediksikan kepemimpinan

transformasional, tidak menutup kemungkinan untuk melakukan uji coba

terhadap alat ukur ini. Karena beberapa sifat seperti intelligence, self confidence,

sociable, cognitive ability, dan knowledge of bussiness adalah facet-facet yang

terkandung dalam kepribadian enam faktor. Selain itu, sifat-sifat pribadi yang

(32)

keberanian mendukung facet-facet kepribadian enam faktor dan ciri-ciri

kepemimpinan transformasional.

Penelitian yang mendukung kepemimpinan dengan pendekatan

kepribadian telah banyak dilakukan peneliti dari tahun ke tahun. Seperti

penelitian Northouse (2001) yang menyebutkan bahwa sifat-sifat pribadi yang

mempengaruhi keefektifan pemimpin meliputi intelligence, self confidence,

determination, integrity, dan sociable. Sedangkan Kickpatrick & Locke (1991)

meneliti karakteristik pemimpin yang berelasi dengan kepemimpinan

transformasional adalah drive (achievement, motivation, ambition, energy,

tenacity, dan initiative), leadership motivation, honesty dan integrity, self

confidence (emotional stability), cognitive ability, dan knowledge of bussiness.

5. Pengukuran Dimensi Kepribadian Enam Faktor

Dimensi kepribadian enam faktor mempunyai 6 faktor skala dan 18 facet.

Setiap faktor skala terdiri dari 3 facet dan setiap facet terukur dengan 6 item,

sehingga total dimensi kepribadian enam faktor berjumlah 108 item. Bentuk

pengukuran ini adalah bipolar, artinya setiap item yang bersifat positif

dipertentangkan dengan sifat item yang negatif (Raad & Perugini, 2002).

Korelasi antara kepribadian enam faktor dengan alat ukur seperti

NEO-PI-R dan 16 PF mampu memperlihatkan validitas konvergen dan diskriminan.

Pembagian dimensi Conscientiousness menjadi faktor skala industriousness dan

methodicalness meningkatkan validitas prediktor dibandingkan dengan Big Five.

Pengukuran ini menjadi lebih akurat daripada dimensi conscientiousness yang

(33)

Pengukuran dimensi kepribadian enam faktor juga minim akan social

desirebilty karena item-item dibuat dengan arti yang positif, mempunyai

tendensi jawaban yang baik pula. Selain itu dimensi kepribadian Enam Faktor

tidak mempunyai skala klinis seperti neuroticism (Raad & Perugini, 2002).

Kepribadian enam faktor dicobakan pada partisipan di United States dan

Canada, menghasilan reliabilitas sebesar 0,76 sampai dengan 0,86. kepribadian

enam faktor belum diterjemahkan ke dalam bahasa lain selain bahasa Inggris,

sehingga penggunaan alat ukur ini diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia.

C. Hubungan Antara Dimensi Kepribadian Enam Faktor Leader Tianshi

dengan Kepemimpinan Transformasional

Peranan pemimpin dalam mencapai tujuan organisasi bisnis sangat

penting. Pemimpin dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya tergantung

dengan perkembangan organisasi bisnis pada saat ini. Kepemimpinan

transformasional merupakan kepemimpinan yang dianggap efektif untuk

mencapai hasil yang maksimal. Karena kepemimpinan transformasional

merupakan kepemimpinan yang mengubah baik perilaku diri sendiri maupun

perilaku organisasi.

Leader Tianshi menggunakan kepemimpinan transformasional untuk

mengarahkan kelompok kerjanya mencapai prestasi yang ditargetkan. Dimensi

kepemimpinan transformasional meliputi idealized influence, inspiration

stimulation, intelectual stimulation, dan individualized consideration. Asumsi

dasar kepemimpinan leader Tianshi menggunakan transformasional adalah

(34)

respek dan kepercayaan dalam diri pengikutnya (idealisme perilaku), leader

Tianshi mampu mengkomunikasikan harapan-harapan, impian, mengekspresikan

tujuan yang penting dan cara yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan

pada anggotanya (stimulasi inspirasi), leader Tianshi mampu mengembangkan

rasionalitas dan intelegensi pemecahan masalah secara kreatif (stimulasi

intelektual), dan leader Tianshi mampu memberi perhatian kepada pengikutnya

secara pribadi sehingga mampu bertumbuh (pertimbangan individual).

Alasan peneliti menggunakan model kepemimpinan transformasional

selain dari pengamatan terhadap kepemimpinan yang diterapkan leader Tianshi

yakni bukti hasil penelitian oleh para ahli bahwa model kepemimpinan

transformasional merupakan kepemimpinan yang efektif dan konsep

kepemimpinan yang terbaik dalam menguraikan karakteristik pemimpin karena

konsep kepemimpinan transformasional mengintegrasikan ide-ide yang

dikembangkan dalam pendekatan watak (trait), gaya (style), dan kontingensi

(Daryanto, 1998).

Salah satu yang telah disebutkan para ahli untuk menguraikan karakteristik

pemimpin adalah dengan pendekatan watak (trait). Trait adalah sifat-sifat yang

menjelaskan kepribadian. Kepribadian menurut Moenir (1988) merupakan salah

satu faktor keberhasilan mencapai tujuan organisasi. Kepribadian juga

mempengaruhi kepemimpinan pemimpin. Kepribadian dapat mempengaruhi

pemimpin dalam berbagai bentuk, antara lain sikap terhadap suatu keadaan,

peristiwa atau masalah, tingkah laku sehari-hari dalam keadaan yang berbeda,

reaksi ketika menghadapi masalah yang rumit, cara menyelesaikan masalah,

(35)

Kepribadian dari leader dikembangkan melalui training guna mendukung

perilaku yang mencerminkan ciri-ciri pribadi pemimpin. Melalui pendekatan

modified trait approach yakni sifat-sifat unggul dapat diubah, diganti atau

dibatasi, sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi (Kartono, 1982). Ciri-ciri

pribadi atau sifat sifat-sifat unggul yang dimilki pemimpin mempengaruhi para

pengikutnya untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Demikian juga dengan

kepemimpinan secara ekologis. Teori ekologis menjelaskan bahwa seseorang

akan menjadi pemimpin yang sukses bila memiliki bakat-bakat kepemimpinan

dan mempunyai kesempatan untuk dikembangkan melalui pengalaman dan

pendidikan

Dimensi kepribadian enam faktor adalah alat untuk menggambarkan

kepribadian atau sifat-sifat dari diri seseorang. Dengan menggunakan dimensi

kepribadian enam faktor, berarti dapat menggambarkan kepribadian atau

sifat-sifat unggul yang dimiliki oleh leader Tianshi. Dimensi kepribadian enam

faktor mencangkup dimensi extroversion, dimensi agreeableness, dimensi

conscientiousness, dimensi independence, dimensi openness to experience,

dimensi methodicalness, dan dimensi industriousness

Dimensi extraversion menjelaskan individu yang aktif, menyukai

sosialisasi, dan mempengaruhi orang lain. Individu yang menyukai keaktifan,

bersosialisasi, dan mampu mempengaruhi orang lain berarti individu tersebut

mampu untuk menginspirasi, mengkomunikasikan harapan-harapan dengan

terbuka pada orang lain. Dimensi berhubungan dengan kepemimpinan

(36)

Dimensi agreeableness menjelaskan individu yang kooperatif, mau

bekerja sama, mempunyai keinginan untuk membantu orang lain, menghindari

konflik, dan penerimaan. Sedangkan agreeableness dengan skor rendah

menjelaskan individu yang suka beragumentasi, sikap permusuhan, dan defensif.

Dimensi agreaableness ini berhubungan dengan semua aspek pada

kepemimpinan transformasional.

Dimensi independence menjelaskan individu yang bebas, individual,

nyaman terhadap dirinya sendiri, dan kurang memperhatikan reputasi. Dimensi

ini berhubungan dengan kepemimpinan transformasional pada aspek pengaruh

ideal kepada anggotanya dan stimulasi inspirasi.

Dimensi openness to experience menjelaskan individu yang terbuka

dengan hal-hal baru, pengalaman baru, mau memahami, mengerti dan tertarik

dengan kegiatan-kegiatan baru untuk menambah pengetahuan dan wawasannya,

sehingga tidak menutup kemungkinan untuk berdiskusi dan menyelesaikan

kesulitan-kesulitan yang ada. Dimensi openness to experience berhubungan

dengan kepemimpinan transformasional pada dimensi stimulasi intelektual,

yakni individu yang mengembangkan rasionalitas, inteligensi, dan kreatif pada

hal-hal baru.

Dimensi methodicalness menjelaskan individu yang pasti, terorganisir, dan

menyukai kerapian. Individu yang mempunyai rencana atau akivitas yang

terorganisir, sifat yang pasti, dan berpenampilan yang rapi. mampu

membangkitkan idealisme dan inspirasi perilaku pada orang lain dalam

(37)

Dimensi industriousness menjelaskan individu yang berorientasi pada

prestasi, ketahanan kerja, dan serius. Individu yang menekankan visi dan misi

bisnis, pantang menyerah, dan serius dalam melakukan pekerjaan dapat

berhubungan dengan idealisme perilaku dan menginspirasi bagi orang lain dalam

(38)

D. Skema dinamika Kepribadian Enam Faktor dengan Kepemimpinan

Transformasional

Sifat-sifat kepribadian enam faktor leader Tianshi:

Extraversion tinggi, facetnya : Affiliation tinggi Dominance tinggi

Exhibition tinggi

Agreeableness tinggi, facetnya : Abasement tinggi Even-tempered tinggi

Good natured tinggi

Independence tinggi , facetnya : Autonomi tinggi Individualism tinggi

Self reliance tinggi

Openness to

Experience tinggi, facetnya :

Change tinggi Understanding tinggi Breath of interest tinggi

Methodicalness tinggi , facetnya :

Cognitive structure tinggi

Deliberatness tinggi Order tinggi

Industriousness tinggi, facetnya:

Achievement tinggi Endurance tinggi Seriousness tinggi

Dimensi Kepribadian Enam Faktor Tinggi

(39)

E. Hipotesis

1. Hipotesis Mayor

Ada hubungan antara dimensi kepribadian enam faktor dengan

kepemimpinan transformasional

2. Hipotesis Minor

a. Hipotesis minor 1 : Ada hubungan positif antara dimensi kepribadian

extraversion dengan kepemimpinan transformasional

b. Hipotesis Minor 2 : Ada hubungan positif antara dimensi kepribadian

agreeableness dengan kepemimpinan transformasional

c. Hipotesis Minor 3 : Ada hubungan positif antara dimensi kepribadian

independence dengan kepemimpinan transformasional

d. Hipotesis Minor 4 : Ada hubungan positif antara dimensi kepribadian

openness to experience dengan kepemimpinan transformasional

e. Hipotesis Minor 5 : Ada hubungan positif antara dimensi kepribadian

methodicalness dengan kepemimpinan transformasional

f. Hipotesis Minor 6 : Ada hubungan positif antara dimensi kepribadian

(40)

27

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian

korelasional menurut Suryabrata (2004) digunakan untuk mencari hubungan

variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu

atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Fokus penelitian ini

adalah mencari hubungan antara dimensi kepribadian enam faktor leader

Tianshi dengan kepemimpinan transformasional.

B. Identifikasi Variabel

Variabel Independent : Dimensi kepribadian Enam Faktor

Variabel Dependent : Kepemimpinan Transformasional

C. Definsi Operasional

1. Dimensi Kepribadian Enam faktor

Dimensi kepribadian enam faktor merupakan pengelompokkan sifat-sifat

kepribadian yang terdiri dari:

a. Dimensi extaversion, facetnya: affiliation, dominance, dan exhibition.

Dimensi extraversion menjelaskan sifat individu yang suka

bersosialisasi, aktif, dan cenderung suka menjadi pusat perhatian.

b. Dimensi agreeableness, facetnya: abasement, even-tempered, dan

(41)

Dimensi agreeableness menjelaskan sifat individu yang kooperatif,

mau bekerja sama, penerimaan, menghindari konflik, dan memaafkan.

c. Dimensi independence, facetnya: autonomy, individualism, dan self

relience.

Dimensi independence menjelaskan sifat individu yang mandiri,

bebas, nyaman dengan dirinya sendiri, dan kurang memperhatikan

reputasi.

d. Dimensi openness to experience, facetnya: change, understanding,

dan breadth of interest.

Dimensi openness to experience menjelaskan sifat individu yang

terbuka, mau memahami dan mengerti, tertarik dengan

kegiatan-kegiatan baru.

e. Dimensi methodicalness, facetnya: cognitive structure, deliberateness,

dan order.

Dimensi methodicalness menjelaskan sifat individu yang terorganisir,

berpikir sebelum bertindak, teratur, dan sistimatis.

f. Dimensi industriousness, facetnya: achievement, endurance, dan

seriousness.

Dimensi industriousness menjelaskan sifat individu yang berorientasi

pada prestasi, ketahananan kerja, serius, dan pantang menyerah.

Skor dimensi kepribadian enam faktor diperoleh dari skor total di setiap

dimensinya. Semakin tinggi skor suatu dimensi maka subjek mempunyai

(42)

rendah berarti subjek mempunyai suatu dimensi kepribadian yang

rendah.

2. Dimensi Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang dapat

menginspirasi dan mempengaruhi perilaku anggota, mengartikulasi visi

masa depan organisasi yang realistik, menstimulasi anggota dengan cara

yang intelek, dan menaruh perhatian pada perbedaan yang dimiliki

anggota untuk mencapai kinerja yang maksimal sesuai dengan tujuan

melampui kepentingan pribadinya.

Dimensi kepemimpinan transformasional terdiri dari:

a. Idealized influence: kepemimpinan yang menekankan visi dan misi

organisasi serta menanamkan rasa bangga, respek dan kepercayaan

dalam diri pengikutnya.

b. Inspiration stimulation: kemampuan untuk mengkomunikasikan

harapan-harapan, penggunaan simbol-simbol, mengekspresikan

tujuan,

c. Intelectual stimulation: kemampuan untuk mengembangkan

rasionalitas, intelegensi maupun pemecahan masalah secara kreatif

d. Individualized consideration: kemampuan untuk memberi perhatian

dan perlakuan personal kepada setiap pengikutnya secara pribadi

(43)

Skor kepemimpinan transformasional diperoleh dari skor total.

Semakin tinggi skor berarti penerapan kepemimpinan

transformasionalnya tinggi, begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor

maka penerapan kepemimpinan transformasionalnya juga rendah.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah anggota yang menjadi leader MLM

Tianshi dengan syarat bintang 4 atau bintang 4 ke atas. Alasan pemilihan

subjek tersebut karena posisi bintang 4 atau bintang 4 ke atas adalah leader

yang telah mendapatkan pelatihan kepemimpinan dan pengembangan

kepribadian. Teknik yang digunakan untuk mengambil sample dengan

sengaja memilih atau menunjuk diantara anggota populasi yang memenuhi

syarat untuk menjadi sample oleh Suryabrata (2004) disebut purposive

sampling

E. Alat Pengumpul Data

1.Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan transformasional menggunakan instrumen Multifactor

Leadership Questionnaire (MLQ 5X-short) dari Bass dan Avolio (1995).

MLQ 5X adalah kuesioner standar untuk mengukur kepemimpinan

transformasional, transaksional, dan leissez-faire. Dalam penelitian ini,

MLQ 5X yang digunakan hanya pada kepemimpinan transformasional saja.

MLQ kepemimpinan transformasional berjumlah 23 item yang mencakup

(44)

item), individual consideration (6 item), dan dimensi intellectual

stimulation (5 item) (Dubinsky,Yammarino, Johnson, 1995). Skala yang

dipergunakan dalam instrumen penelitian adalah skala Likert dengan nilai 1

= tidak pernah, 2 = jarang, 3 = kadang-kadang, 4 = sering, dan 5 = sangat

sering.

Item-item disusun dengan pernyataan favourable dan unfavourable.

Item favourable adalah item yang mengarah sejauh mana dimensi

kepemimpinan transformasional diterapkan, sedangkan item unfavourable

adalah item yang tidak menunjukkan kepemimpinan transformasional

diterapkan. Skor total diperoleh berdasarkan jumlah skor tiap dimensi.

Tabel 1. Spesifikasi Skala MLQ 5X

Nomer item Jumlah item

Dimensi

2.Skala Dimensi Kepribadian Enam Faktor (SFPQ)

Skala dimensi kepribadian enam faktor (SFPQ) disusun berdasarkan

self report yang kemudian dilakukan prosedur back translation. Dimensi

kepribadian enam faktor terdiri dari enam dimensi dan setiap dimensi

(45)

dominance, dan exhibition; dimensi agreeableness memiliki facet

abasement, even-tempered, dan good-natured; dimensi independence

memiliki facetautonomy, individualism, dan self reliance; dimensi openness

to experience memiliki facetchange, understanding, dan breadth of interest;

dimensi methodicalness memiliki facet cognitive structure, deliberatenness,

dan order; dimensi industriousness memiliki facet achievement, endurance,

dan seriousness.

Dimensi kepribadian enam faktor menggunakan skala Likert dengan

nilai, 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju 3= netral, 4 = setuju, 5 =

sangat setuju. Item-item disusun dengan pernyataan-pernyataan favourable

dan unfavourable. Item yang favourable berarti item menunjukkan dimensi

kepribadian enam faktor berkategori tinggi dan item unfavourable berarti

item menunjukkan dimensi kepribadian enam faktor berkategori rendah.

Tabel 2. Spesifikasi Skala SFPQ

No item Jumlah item

Dimensi Facet

Favourable Unfavourab

le Favourable

Unfavourab

Individualism 78, 102, 100

expreience Breadth of

interest 94, 59, 5 49, 67, 88

(46)

Cognitive

F. Validitas dan Reliabilitas

1.Validitas Isi

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.

Validitas berkaitan dengan kemampuan alat ukur untuk mengukur secara

tepat apa yang harus diukur. Validitas isi berarti validitas yang diestimasi

melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau professional

judgement (Azwar, 2000). Professional judgment untuk penelitian ini

dilakukan oleh dosen pembimbing. Validasi alat ukur tes adalah sejauhmana

isi tes dapat mencangkup ciri atribut yang hendak diukur.

Validitas isi dibagi menjadi 2, yaitu validitas muka dan validitas logik.

Validitas muka dilihat apakah tampilan alat ukur tersebut meyakinkan dan

berkesan mampu mengukur apa yang hendak diungkap. Validitas logik

diperiksa melalui kesesuaian item dengan tabel spesifikasi skala sehingga

skala hanya berisi item-item yang relevan.

2. Seleksi Item

Seleksi item bertujuan untuk mendapatkan item-item yang layak

digunakan untuk penelitian. Kelayakan item total mengacu pada korelasi

(47)

dan koefisien korelasi ≤ 0,3 berarti item tidak layak digunakan dalam

penelitian (Azwar, 2000).

Analisis item untuk skala kepribadian enam faktor yang dujikan pada

41 subjek diperolah korelasi item total yang berkisar antara -0,454 sampai

0,670 pada dimensi extraversion, -0,004 sampai 0,637 pada dimensi

agreeableness, 0,023 sampai 0,553 pada dimensi independence, -0,012

sampai 0,622 pada dimensi openness to experience, -0,325 sampai 0,629

pada dimensi methodicalness, dan -0,179 sampai 0, 687 pada dimensi

industriousness. Sedangkan korelasi item total pada kepemimpinan

transformasional diperoleh koefisien antara -0, 401 sampai 0, 712.

Hasil tersebut menunjukkan sebanyak 44 item yang gugur dan 64 item

yang layak digunakan pada skala kepribadian enam faktor. Item yang gugur

berasal dari dimensi extraversion sebanyak 6 item, dari dimensi

agreeableness sebanyak 8 item, dari dimensi independence sebanyak 8

item, dari dimensi openness to experience sebanyak 8 item, dari dimensi

methodicalness sebanyak 6 item, dan dari dimensi industriousness

sebanyak 8 item. Skala kepemimpinan transformasional didapatkan item

yang gugur sebanyak 8 item. Berikut ini adalah tabel spesifikasi nomer

item skala kepribadian enam faktor dan skala kepemimpinan

(48)

Tabel 3. Item SFPQ sebelum dan sesudah pengujian

No item sebelum pengujian

No item sesudah pengujian

(49)

Tabel 4. Item kepemimpinan transformasional sebelum dan sesudah

pengujian

Nomer item sebelum pengujian Jumlah item setelah pengujian

Dimensi

Favourable Unfavourable Favourable Unfovourable

(50)

3. Reliabilitas

Azwar (2000) menyatakan bahwa reliabilitas menunjukkan sejauh

mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Tinggi rendahnya reliabilitas alat

ukur ini ditunjukkan oleh koefisien reliabilitas. Semakin tinggi koefisien

reliabilitas maka semakin baik alat ukur tersebut. Nilai koefisien reliabilitas

diperoleh melalui pendekatan konstistensi internal, yakni memberikan satu

kali tes pada sekelompok subjek penelitian. Penghitungan nilai koefisien

reliabilitas menggunakan koefisien reliabilitas alpha Cronbach dalam

program SPSS versi 15.

Pengujian yang telah dilakukan selama bulan Mei sampai dengan bulan

Juli dengan jumlah subjek sebanyak 41 orang diperoleh nilai reliabilitas

sebesar 0,800 untuk dimensi extraversion, 0,788 untuk dimensi

agreeableness, 0,774 untuk dimensi independence, 0,793 untuk dimensi

openness to experience, 0,846 untuk dimensi methodicalness, 0,833 untuk

dimensi industriousness dan kepemimpinan transformasional mempunyai

nilai reliabilitas sebesar 0,929.

G. Metode Hasil Analisis

Data-data hasil penelitian menggunakan multikorelasi yang bertujuan

mencari hubungan antara kepribadian enam faktor dengan kepemimpinan

transformasional. Sebelum melakukan multiregresi terlebih dahulu

(51)

38

A. Orientasi Kancah Penelitian

Tianshi Group adalah group perusahaan berskala international. Berpusat

di Henderson Center, Beijing, pabrik-pabriknya berada di zona pengembangan

teknologi baru Wuqing di Tianjin. Dengan bisnis utamanya yang bergerak

dalam bidang bioteknologi, Tianshi juga aktif dalam bidang finansial,

pengembangan komplek hunian (real estate), pendidikan, pertukaran budaya

dan logistik modern. Pendiri Tianshi adalah Mr. Li Jin Yuan.

Target strategis dari globalisasi Tianshi telah dicapai melalui kerja

karyawannya yang bermutu tinggi dan sistem manajemen setempatnya yang

sangat baik. Pengelolaan sumber daya manusia ditandai oleh sistem penilaian

kinerja dan pemberian bonus yang fleksibel. Pengelolaan personalianya

mengikuti pedoman dari orientasi pengetahuan, orientasi sistem, orientasi

nalar, dan orientasi manusia

Unicore adalah support system yang dibentuk atas dasar kesamaan visi

leader Tianshi di jaringan Louis Tendean untuk merumuskan sebuah sistem

pendukung bisnis yang efektif dan efisien dalam mendukung seluruh

distributor yang tergabung di unicore untuk mencapai impiannya

masing-masing.

Unicore mengedepankan nilai-nilai kepemimpinan yang berlandaskan

pada makna hidup (significance of life) sebagai dasar dari usaha di bisnis

(52)

dan dunia”. Untuk itulah unicore memiliki visi untuk menjadi support system

terbesar di dunia, bergandengan dengan Tianshi untuk memberikan perubahan

signifikan bagi umat manusia.

Dasar kurikulum unicore diwujudkan dalam bentuk standar metode kerja,

pertemuan (mulai dari OPP, NDT, Vision Seminar, Core Meeting, dan Core

Leader Meeting,), dan alat bantu (flipchart, VCD/DVD presentasi, contact tape,

kaset berlangganan/NET-P, dan sebagainya). Unicore menunjukkan dan

menyediakan jalan untuk mencapai impian besar itu lewat cara yang sederhana

dan mudah untuk diduplikasi. Unicore memperkenalkan metode 7 langkah dan

konsep Vital Signs yang berfungsi sebagai to-do-list sekaligus parameter

pengukur kinerja kita di bisnis ini. Vital Signs ini dibuat berjenjang, ditandai

dengan peringkat support system (Core Person, Core Leader, dan Executive

Core Leader) untuk setiap jenjangnya.

System unicore juga memberikan penghargaan-penghargaan khusus

kepada leader yang sukses membimbing jaringannya untuk bekerja secara

cerdik. Berbagai pertemuan atau pelatihan khusus untuk mencapai peringkat

support system tertentu yang melengkapi leader dengan materi-materi

kepemimpinan dan peningkatan kapasitas pribadi (self-improvement) tingkat

(53)

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Mei hingga 5 Juli 2007 dengan

membagikan sebanyak 70 skala penelitian. Dari 70 skala penelitian hanya 41

subjek yang kembali dan dapat mengisi dengan lengkap.

C. Deskripsi Data Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah leader Tianshi di stokist kotabaru. Dari

41 subjek terdapat 28 subjek berjenis kelamin pria dan 13 subjek berjenis

kelamin perempuan. Subjek dengan peringkat bintang 4 sebanyak 10 subjek,

bintang 5 sebanyak 13 subjek, bintang 6 sebanyak 5 subjek, bintang 7 sebanyak

6 subjek, bintang 8 sebanyak 4 subjek, dan bronze lion sebanyak 3 subjek.

Pendidikan terakhir yang ditempuh subjek dari SMU sebanyak 28 subjek dan

dari Perguruan tinggi sebanyak 13 subjek. Umur dari subjek penelitian dari 19

tahun hingga 35 tahun. Berikut ini adalah rincian dari karakteristik subjek

penelitian.

Tabel 5. Rincian Karakteristik Subjek Penelitian

Jenis kelamin Peringkat

Laki-laki perempuan Jumlah

subjek

4 6 4 10

5 9 4 13

6 2 3 5

7 5 1 6

8 4 - 4

Bronze Lion 2 1 3

(54)

D. Analisis Data

Sebelum melakukan analisis regresi, ada uji asumsi yang harus dipenuhi,

yaitu uji asumsi normalitas dan uji linearitas. Berikut ini pembahasan uji

normalitas uji dan linearitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan tes Kolmogorov-Smirnov.

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data kepribadian enam

faktor dan data kepemimpinan transformasional mempunyai sebaran yang

normal. Berikut ini rangkuman hasil tes Kolmogorov-Smirnov

Tabel 6. Rangkuman Tes Kolmogorov-Smirnov

Variabel Kolmogorov-Smirnov Sig. p

Tabel 7. Rangkuman mean dan standar deviasi diketahui urutan

kepribadian leader yang cenderung dominan adalah dimensi methodicalness,

industriousness, extraversion, agreeableness, openness to experience, dan

independence.

Tabel 7. Rangkuman Mean dan Standar Deviasi Variabel Penelitian

Variabel Mean empiris Mean teoritis SD

(55)

2. Uji Linearitas

Linear berarti kenaikan skor variable bebas diikuti oleh kenaikan skor

variabel tergantung. Karena asumsi yang mendasari analisis regresi harus

linear, maka mean distribusi variabel tergantung harus terletak pada garis lurus.

Hubungan dikatakan linear bila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p < 0,

05). Dari pengujian linearitas, maka asumsi linearitas tidak terpenuhi karena

hubungan antara dimensi kepribadian enam faktor dengan kepemimpinan

transformasional mempunyai p > 0,05. Berikut ini rangkuman dari hasil uji

linearitas.

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Linearitas

Hubungan F Signifikansi

Extraversion*transformasional 2, 951 0, 098 Agreeableness*transformasional 3, 294 0, 080 Independence*transformasional 1, 004 0, 326 Openness to experience*transformasional 0, 075 0, 786 Methodicalness*transformasional 0, 036 0, 851 Industriousness*transformasional 0, 873 0, 357

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi.

1. Hipotesis Mayor

Hipotesis mayor dalam penelitian ini adalah ada hubungan dimensi

kepribadian enam faktor dengan kepemimpinan transformasional. Hasil

analisis regresi menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0, 078 (p > 0, 05).

Sehingga hipotesis mayor dalam penelitian ini ditolak. Dimensi

kepribadian enam faktor tidak mempunyai hubungan dengan

(56)

2. Hipotesis Minor

a. Hasil Pengujian Hipotesis Minor 1

Hipotesis minor 1 dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif

antara extraversion dengan kepemimpinan transformasional. Artinya

semakin tinggi dimensi extraversion maka semakin tinggi pula tingkat

kepemimpinan transformasional. Sebaliknya semakin rendah dimensi

extraversion maka semakin rendah tingkat kepemimpinan

transformasional. Hasil analisis regresi menunjukkan korelasi p = 0,079 (p

> 0,05). Hasil tersebut menunjukkan hipotesis minor 1 ditolak, artinya

tidak ada hubungan antara dimensi extraversion dengan kepemimpinan

transformasional.

b. Hasil Pengujian Hipotesis Minor 2

Hipotesis minor 2 adalah ada hubungan positif antara dimensi

agreeableness dengan kepemimpinan transformasional. Maksudnya

semakin tinggi dimensi agreeableness maka semakin tinggi tingkat

kepemimpinan transformasional. Sebaliknya, semakin rendah dimensi

agreeableness maka semakin rendah pula tingkat kepemimpinan

transformasional. Hasil analisis regresi menunjukkan korelasi p = 0,060 (p

>0,05), berarti hipotesis minor 2 ditolak yakni tidak ada hubungan antara

dimensi agreeableness dengan kepemimpinan transformasional.

c. Hasil Pengujian Hipotesis Minor 3

Hipotesis minor 3 menyatakan ada hubungan positif antara dimensi

independence dengan kepemimpinan transformasional. Artinya semakin

Gambar

Tabel 1. Spesifikasi Skala MLQ 5X
Tabel 3. Item SFPQ sebelum dan sesudah pengujian
Tabel 4. Item kepemimpinan transformasional sebelum dan sesudah
Tabel 5. Rincian Karakteristik Subjek Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa dengan persepsi karyawan yang positif terhadap gaya kepemimpinan transformasional yang diterapkan pimpinan dan kecerdasan emosional yaitu

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional dengan prestasi kerja.. Subyek dalam penelitian ini

Penelitian ini menguji pengaruh dimensi-dimensi kepemimpinan transformasional (yang meliputi karisma, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual, dan perhatian individual)

Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepemimpinan

Dengan diterimanya hipotesis pertama (H 1 ) yang berbunyi “Terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional dengan komitmen organisasional,” maka hal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kader posyandu mempunyai dimensi kepribadian extraversion yang rendah dan openness yang sedang serta tidak aktif dalam

Penelitian ini menguji pengaruh dimensi-dimensi kepemimpinan transformasional (yang meliputi karisma, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual, dan perhatian individual) dan

Uji Hipotesis Keenam H6 : Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja karyawan Asisten Apoteker di Apotek Rumah Sakit Budi