• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bergulirnya semangat reformasi birokrasi menuntut terciptanya suatu komitmen dan konsistensi dalam manajemen birokrasi secara menyeluruh. Oleh karenanya, sistem manajemen harus mampu meletakkan dasar guna mewujudkan birokrasi yang bersih, efektif, transparan, akuntabel, dan berorientasi pada hasil. Namun demikian, optimalisasi kinerja birokrasi perlu diimbangi oleh adanya iklim yang menjembatani hubungan secara komprehensif antara pemerintah, dunia usaha, dan kepentingan masyarakat. Hal ini penting guna membangun arsitektur yang mendukung iklim transparansi dan interaksi antara birokrasi sebagai instansi pemerintah dan pusat layanan masyarakat. Birokrasi harus mampu menjadi pelopor dalam rangka meningkatkan partisipasi seluruh elemen masyarakat guna mengisi pembangunan di segala bidang. Beberapa peraturan perundang-undangan yang memberikan landasan dalam manajemen birokrasi antara lain :

- TAP MPR Nomor XI Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN.

- UU Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN.

- Inpres Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

- Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. - Peraturan Presiden Nomor 86 tentang Badan Pusat Statistik.

Untuk menciptakan akuntabilitas kinerja birokrasi secara berkesinambungan, setiap instansi pemerintah diwajibkan mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Sistem ini merupakan suatu instrumen yang mengukur transparansi instansi pemerintah dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan nasional, serta terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Sistem AKIP meliputi Rencana Strategis, Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja, Pengukuran Kinerja,

(2)

dan Laporan Pertanggungjawaban Kinerja.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Statistik Harga tahun 2012 merupakan rangkuman yang berisi target, sasaran, dan realisasi dari tugas dan tanggung jawab Direktorat Statistik Harga selama tahun 2012. Tingkat capaian dalam pelaksanaan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Tahunan dan Penetapan Kinerja Tahun 2012, digunakan sebagai ukuran kinerja dan umpan balik dalam memacu perbaikan kinerja Direktorat Statistik Harga pada tahun mendatang.

1.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Susunan Organisasi

Kedudukan, tugas, fungsi, dan susunan organisasi Direktorat Statistik Harga berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik, sebagai berikut:

1) Kedudukan

Kedudukan Direktorat Statistik Harga adalah sebagai penyedia data statistik harga produsen, harga perdesaan, harga perdagangan besar, dan harga konsumen yang berkualitas, lengkap, akurat, mutakhir, dan terpercaya. 2) Tugas

Melaksanakan penyelenggaraan statistik harga produsen, harga perdesaan, harga perdagangan besar, dan harga konsumen (sesuai dengan Perka BPS No. 7 tahun 2008).

3) Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Statistik Harga menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a) pelaksanaan, penyiapan, penyajian, analisis, evaluasi, pelaporan, dan pengembangan statistik harga produsen.

b) pelaksanaan, penyiapan, penyajian, analisis, evaluasi, pelaporan, dan pengembangan statistik harga perdesaan.

c) penyiapan, penyajian, analisis, evaluasi, pelaporan, dan pengembangan statistik harga perdagangan besar.

(3)

d) pelaksanaan, penyiapan, penyajian, analisis, evaluasi, pelaporan, dan pengembangan statistik harga konsumen.

(sesuai dengan Perka BPS No. 7 Tahun 2008) 4) Susunan Organisasi

Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi tersebut, Direktorat Statistik Harga didukung oleh beberapa sub direktorat yaitu :

a) Subdirektorat Statistik Harga Produsen. b) Subdirektorat Statistik Harga Perdesaan.

c) Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar. d) Subdirektorat Statistik Harga Konsumen.

Secara rinci, bagan organisasi Direktorat Statistik Harga terdapat pada Lampiran 1.

1.3 Landasan Hukum

Dalam menyelenggarakan pelaksanaan tugas dan fungsinya, Direktorat Statistik Harga dilindungi oleh perangkat hukum, yaitu :

1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik menjamin kepastian hukum bagi penyelenggara dan pengguna statistik baik pemerintah maupun masyarakat. Dengan adanya Undang-Undang ini maka kepentingan masyarakat pengguna statistik akan terjamin terutama atas nilai informasi yang diperolehnya.

2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik yang mengamanatkan bahwa BPS berkewajiban menyelenggarakan kegiatan statistik dasar.

3) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen yang menetapkan kedudukan BPS sebagai lembaga pemerintah non departemen yang mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan statistik dasar.

4) Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.

(4)

BAB II

RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

2.1 Rencana Strategis Direktorat Statistik Harga

Dalam rangka memberikan arah dan sasaran yang jelas sekaligus sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pembangunan statistik yang diselaraskan dengan arah kebijakan dan program pembangunan nasional sebagaimana dalam Pembangunan Jangka Panjang (PJP) 2005-2025 dan Pembangunan Jangka Menengah (PJM) 2010-2014, Direktorat Statistik Harga menjalankan tugas di bidang perstatistikan nasional dengan mengacu pada Renstra BPS 2010-2014.

Rencana Strategis Pembangunan Statistik BPS merupakan dokumentasi perencanaan pembangunan di bidang statistik secara komprehensif baik berskala regional maupun nasional yang berlaku selama kurun waktu 2010-2014.

1) Visi Direktorat Statistik Harga

Visi dari Direktorat Statistik Harga adalah “SUMBER INFORMASI STATISTIK HARGA YANG LENGKAP, MUTAKHIR, DAN TERPERCAYA”

2) Misi Direktorat Statistik Harga

Untuk mencapai visi tersebut, Direktorat Statistik Harga menetapkan misi yang merupakan refleksi dari tanggung jawab dalam melaksanakan tugas secara berkesinambungan yaitu :

a) Menyediakan data statistik harga yang lengkap, mutakhir, dan terpercaya. b) Meningkatkan mutu data statistik harga.

c) Mewujudkan dan mengembangkan sistem statistik nasional di bidang statistik harga.

d) Menyebarluaskan data statistik harga

e) Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang statistik harga.

(5)

3) Tujuan Direktorat Statistik Harga

Tujuan 1: Meningkatkan ketersediaan data Statistik Harga Produsen yang berkualitas, lengkap, akurat, tepat waktu, relevan, mutakhir, dan berkesinambungan bagi para stakeholders.

Tujuan 2: Meningkatkan ketersediaan data Statistik Harga Perdesaan yang berkualitas, lengkap, akurat, tepat waktu, relevan, mutakhir, dan berkesinambungan bagi para stakeholders.

Tujuan 3: Meningkatkan ketersediaan data Statistik Harga Perdagangan Besar yang berkualitas, lengkap, akurat, tepat waktu, relevan, mutakhir, dan berkesinambungan bagi para stakeholders. Tujuan 4: Meningkatkan ketersediaan data Statistik Harga Konsumen yang

berkualitas, lengkap, akurat, tepat waktu, relevan, mutakhir, dan berkesinambungan bagi para stakeholders

4) Sasaran Direktorat Statistik Harga

Sasaran merupakan serangkaian target untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Direktorat Statistik Harga mempunyai empat tujuan utama yang selanjutnya dijabarkan melalui beberapa sasaran guna memudahkan dalam pengukuran capaian kinerja selama tahun 2012.

Tujuan 1 Meningkatkan ketersediaan data Statistik Harga Produsen yang berkualitas, lengkap, akurat, tepat waktu, relevan, mutakhir, dan berkesinambungan bagi para stakeholders.

Sasaran strategis yang ditetapkan adalah :

1.1Tersedianya data dan Informasi statistik harga produsen yang berkualitas, lengkap, akurat, dan tepat waktu.

1.2Tercapainya pemasukan data (response rate) dari kegiatan statistik harga produsen yang tepat waktu.

1.3Tercapainya penyajian publikasi statistik harga produsen yang tepat waktu.

(6)

Tujuan 2 Meningkatkan ketersediaan data Statistik Harga Perdesaan yang berkualitas, lengkap, akurat, tepat waktu, relevan, mutakhir, dan berkesinambungan bagi para stakeholders. Sasaran strategis yang ditetapkan adalah :

2.1 Tersedianya data dan Informasi statistik harga perdesaan yang berkualitas, lengkap, akurat, dan tepat waktu.

2.2 Tercapainya pemasukan data (response rate) dari kegiatan statistik harga perdesaan yang tepat waktu.

2.3 Tercapainya penyajian publikasi statistik harga perdesaan yang tepat waktu.

Tujuan 3 Meningkatkan ketersediaan data Statistik Harga Perdagangan Besar yang berkualitas, lengkap, akurat, tepat waktu, relevan, mutakhir, dan berkesinambungan bagi para stakeholders. Sasaran strategis yang ditetapkan adalah :

3.1 Tersedianya data dan Informasi statistik harga perdagangan besar yang berkualitas, lengkap, akurat dan tepat waktu.

3.2 Tercapainya pemasukan data (response rate) dari kegiatan statistik harga perdagangan besar yang tepat waktu.

3.3 Tercapainya penyajian publikasi statistik harga perdagangan besar yang tepat waktu.

Tujuan 4 Meningkatkan ketersediaan data Statistik Harga Konsumen yang berkualitas, lengkap, akurat, tepat waktu, relevan, mutakhir, dan berkesinambungan bagi para stakeholders. Sasaran strategis yang ditetapkan adalah :

1.1 Tersedianya data dan Informasi statistik harga konsumen yang berkualitas, lengkap, akurat dan tepat waktu.

1.2 Tercapainya pemasukan data (response rate) dari kegiatan statistik harga konsumen yang tepat waktu.

1.3 Tercapainya penyajian publikasi statistik harga konsumen yang tepat waktu.

1.4 Tercapainya pelaksanaan Survei Biaya Hidup 2012 di 86 kota yang terintegrasi dengan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2012.

(7)

5) Kebijakan Direktorat Statistik Harga

a) Meningkatkan pemantauan kegiatan lapang, pengolahan, evaluasi, serta keterlibatan dalam program statcap-cerdas, termasuk mendorong seluruh staf dalam meningkatan pengetahuannya.

b) Meningkatkan kehadiran pejabat/staf statistik harga dalam setiap rapat koordinasi dan menyediakan data yang diperlukan oleh instansi ataupun pihak lain.

c) Mengoptimalkan keahlian setiap pejabat/staf melalui pembentukan kelompok penelitian dan menghadiri berbagai pertemuan ilmiah yang relevan.

6) Program yang Dilaksanakan oleh Direktorat Statistik Harga

Untuk mencapai visi dan misi selama periode 2010-2014, Direktorat Statistik Harga selama tahun 2012 menetapkan Program Penyempurnaan dan Pengembangan Statistik (P2S) yang bertujuan untuk :

a) Menyediakan data statistik harga yang berkualitas, lengkap, akurat, tepat waktu, relevan, mutakhir, dan berkesinambungan bagi stakeholders. b) Mengkoordinasikan seluruh penyelenggaraan kegiatan statistik harga di

Indonesia.

c) Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang statistik harga yang efektif dan efisien, serta aktif mengikuti perkembangan ilmu dan statistik harga terkini.

2.2 Indikator Kinerja Utama

Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Direktorat Statistik Harga menetapkan indikator kinerja dalam rangka menciptakan akuntabilitas selama tahun 2012.

(8)

INDIKATOR KINERJA UTAMA

(Peraturan Kepala BPS Nomor 12 Tahun 2008)

Indikator Kinerja Utama Direktorat Statistik Harga dimaksudkan untuk mengukur tingkat capaian kinerja selama setahun terakhir. Realisasi capaian berdasarkan data dan fakta yang diperoleh selama periode tersebut, dapat digunakan sebagai masukan untuk perbaikan pada rencana kerja di tahun berikutnya.

2.3 Rencana Kinerja Tahunan 2012

Berdasarkan Renstra BPS Tahun 2010-2014, Direktorat Statistik Harga menyusun serangkaian program kegiatan statistik yang dilakukan secara rutin/bulanan selama tahun 2012 dengan fokus sebagai berikut :

Program Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik a) Penyediaan dan Pengembangan Statistik Harga Produsen

− Survei Monitoring Harga Produsen Gabah.

No TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA 1 Meningkatkan ketersediaan data

Statistik Harga yang berkualitas, lengkap, akurat,tepa twaktu, relevan, mutakhir, dan berkesinambungan bagi para stakeholders

Persentase ketersediaan data, kelengkapan data yang disajikan, kemutakhiran dan kontinuitas data statistik harga yang disajikan

1.1 Tersedianya data dan informasi statistik harga yang berkualitas, lengkap, akurat, dan tepat waktu

Persentase penyajian/ release data dan informasi statistik harga setiap tahun 1.2 Tercapainya pemasukan data

(response rate) dari kegiatan statistik harga yang tepat waktu

Persentase pemasukan dokumen (response rate) dari kegiatan statistik harga 1.3 Tercapainya penyajian publikasi

statistik harga yang tepat waktu

Jumlah judul publikasi statistik harga

(9)

− Survei Harga Produsen Non-Pertanian (HP-S). − Survei Harga Produsen Bahan Konstruksi (HP-K). − Pilot Studi Panen Sistem Tebasan.

b) Penyediaan dan Pengembangan Statistik Harga Perdesaan − Survei Harga Produsen pertanian.

− Survei Harga Konsumen Perdesaan.

− Pelaksanaan Survei Penyempurnaan Diagram Timbang Nilai Tukar Petani (SPDT-NTP).

c) Penyediaan dan Pengembangan Statistik Harga Perdagangan Besar − Pendataan Harga Perdagangan Besar Nasional.

− Penyusunan Indeks Kemahalan Konstruksi Seluruh Provinsi dan Kabupaten/Kota.

d) Penyediaan dan Pengembangan Statistik Harga Konsumen dan Volume Penjualan Eceran Beras

− Pendataan Harga Konsumen di 66 Kota di Indonesia. − Pendataan (Survei) Volume Penjualan Eceran Beras.

− Pendataan (Survei) Volume Penjualan Eceran Beberapa Komoditas Spesifik.

e) Pelaksanaan Survei Biaya Hidup (SBH) di 86 Kota

- Pelaksanaan Survei Biaya Hidup (SBH) di 86 kota yang terintegrasi dengan pelaksanaan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS).

2.4

Anggaran Tahun 2012

Pelaksanaan berbagai program kegiatan di Direktorat Statistik Harga dengan pembiayaan APBN pada tahun 2012, dituangkan ke dalam Bagian Anggaran 54 DIPA Tahun 2012, dengan nilai pagu sebesar Rp.15.041.610.000,-

PAGU ANGGARAN BELANJA DIREKTORAT STATISTIK HARGA TAHUN 2012

No Program Pagu (Rp)

(1) (2) (3)

1 Penyusunan Rencana Teknis 2.366.611.000

(10)

No Program Pagu (Rp)

(1) (2) (3)

3 Survei Statistik Harga Perdagangan Besar 700.650.000

4 Penyusunan Indeks Kemahalan Konstruksi 729.126.000

5 Survei Statistik harga Konsumen dan Survei Volume 826.867.000

6 Survei Biaya Hidup 2012 5.460.696.000

7 Survei Statistik Harga Perdesaan 1.190.647.000

8 Penyempurnaan Diagram Timbang Nilai Tukar

Petani 3.167.762.000

JUMLAH 15.041.610.000

1.5

Penetapan Kinerja Tahun 2012

Secara lebih rinci, Direktorat Statistik Harga telah menetapkan target sebagai pedoman dalam melakukan seluruh kegiatan sekaligus untuk mengukur tingkat keberhasilan yang dapat dicapai selama tahun 2012. Adapun target pelaksanaan kegiatan tersebut sebagaimana diuraikan di bawah ini.

PENETAPAN KINERJA

DIREKTORAT STATISTIK HARGA TAHUN 2012

Tersedianya data dan informasi Statistik Harga yang lengkap, akurat, dan tepat waktu.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)

1) Tersedianya data dan informasi Statistik Harga Produsen yang lengkap, akurat, dan tepat waktu

Jumlah responden Survei Statistik Harga Produsen Non-Pertanian (HP-S)

Jumlah responden Survei Statistik Harga Produsen Bahan Konstruksi (HP-K) Jumlah responden Survei Statistik Harga Produsen Gabah (HP-G)

Jumlah responden Pilot Studi Panen Sistem Tebasan

Jumlah hari untuk pengolahan Survei Harga Produsen

Jumlah instansi yang mendapat publikasi Statistik Harga Produsen Gabah di Indonesia Jumlah instansi yang mendapat publikasi

41.004 15.237 15.095 2.026 30 45 45

(11)

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)

Evaluasi Statistik Harga Produsen Gabah

2) Tersedianya data dan informasi Statistik Harga Perdesaan yang akurat dan tepat waktu

Jumlah responden Survei Statistik Harga Produsen Perdesaan (sektor pertanian) Jumlah hari untuk pengolahan Survei Harga Produsen Perdesaan (sektor pertanian) Jumlah responden Survei Harga Perdesaan Jumlah hari untuk pengolahan Survei Harga Perdesaan

Jumlah responden Survei Penyempurnaan Diagram Timbang Nilai Tukar Petani

Jumlah instansi yang mendapat publikasi Statistik Harga Konsumen Perdesaan Kelompok Makanan

Jumlah instansi yang mendapat publikasi Statistik Harga Konsumen Perdesaan Kelompok Non-Makanan

Jumlah instansi yang mendapat publikasi Statistik Harga perdesaan Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan

Jumlah instansi yang mendapat publikasi Statistik Harga Produsen Pertanian Sub Sektor Peternakan dan Perikanan Jumlah instansi yang mendapat publikasi Statistik Nilai Tukar Petani di Indonesia Jumlah instansi yang mendapat publikasi Statistik Upah Buruh Tani di Indonesia

133.092 30 72.036 30 46.300 30 30 30 30 30 30

3) Tersedianya data dan informasi Statistik Harga Perdagangan Besar yang lengkap, akurat, dan tepat waktu

Jumlah responden Survei Statistik Harga Perdagangan Besar

Jumlah hari untuk pengolahan Survei Harga Perdagangan Besar

Jumlah instansi yang mendapat publikasi Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia

103.548

30

(12)

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)

Jumlah responden survei khusus paket komoditas Indeks Kemahalan Konstruksi Jumlah hari untuk pengolahan survei khusus paket komoditas Indeks Kemahalan

Konstruksi

Jumlah instansi yang mendapat publikasi Indeks Kemahalan Konstruksi

Jumlah Perusahaan yang meminta data IHPB 2012

Jumlah mahasiswa yang meminta data IHPB 2012

Jumlah surat permintaan data yang masuk

7.455 60 1 30 15 90 4) Tersedianya data dan

informasi Statistik Harga Konsumen yang lengkap, akurat, dan tepat waktu

Jumlah responden Survei Statistik Harga Konsumen

Jumlah hari untuk pengolahan Survei Harga Konsumen

Jumlah instansi yang mendapat publikasi Perkembangan Mingguan Harga Eceran Beberapa Komoditas Bulan Januari-Juni Jumlah instansi yang mendapat publikasi Perkembangan Mingguan Harga Eceran Beberapa Komoditas Bulan

Juli-Desember

Jumlah instansi yang mendapat publikasi Indeks Harga Konsumen di 66 Kota di Indonesia

Jumlah instansi yang mendapat publikasi Harga Konsumen Nasional Beberapa Barang dan Jasa

Jumlah instansi yang mendapat publikasi Harga Konsumen Beberapa Barang Kelompok Makanan di 66 Kota di Indonesia

Jumlah instansi yang mendapat publikasi Harga Konsumen Beberapa Barang Kelompok Perumahan di 66 Kota di Indonesia 32.999 30 50 50 50 50 50 50

(13)

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)

Jumlah instansi yang mendapat publikasi Harga Konsumen Beberapa Barang Kelompok Sandang di 66 Kota di Indonesia

Jumlah instansi yang mendapat publikasi Harga Konsumen Beberapa Barang Kelompok Kesehatan di 66 Kota di Indonesia

50

(14)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 menyatakan bahwa setiap Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Kementerian Negara/Lembaga, dan Bendahara Umum Negara setiap Tahun Anggaran berakhir, wajib membuat laporan pertanggungjawaban atas keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran Tahun Anggaran yang bersangkutan. Demikian halnya dengan keseluruhan Direktorat yang berada di bawahnya, wajib membuat laporan akuntabilitas masing-masing selama periode yang telah ditetapkan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik, BPS mempunyai amanat untuk menyelenggarakan statistik dasar dan mengumumkan hasilnya secara teratur dan transparan kepada masyarakat. Keputusan Presiden Nomor 166 Tahun 2000, menetapkan BPS sebagai salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang menjalankan kewenangan di bidang statistik dasar baik di pusat maupun di daerah-daerah.

Akuntabilitas kinerja BPS merupakan perwujudan kewajiban BPS dalam mempertanggungjawabkan baik keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan misi BPS dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan selama tahun 2012, melalui media pertanggungjawaban secara periodik.

3.1 Analisis Pencapaian Kinerja Tahun 2012

Tujuan 1. Menyediakan data Statistik Harga Produsen yang berkualitas, lengkap, akurat, tepat waktu, relevan, mutakhir, dan berkesinambungan bagi para stakeholders

SURVEI HARGA PRODUSEN

Sasaran strategis yang ditetapkan Statistik Harga Produsen yaitu :

1) Tersedianya data dan Informasi statistik harga produsen yang lengkap, akurat dan tepat waktu.

(15)

2) Tercapainya pemasukan data (response rate) dari kegiatan statistik harga produsen yang tepat waktu.

3) Tercapainya penyajian publikasi statistik harga produsen yang tepat waktu. 4) Capaian kinerja yang merupakan tanggung jawab subdirektorat statistik harga

produsen ditandai dengan terlaksananya kegiatan Survei Harga Produsen Gabah, Survei Harga Produsen Non-Pertanian (HP-S), Survei Harga Produsen Bahan Konstruksi (HP-K), dan Survei Harga Beras di Penggilingan secara baik dan tepat waktu. Secara umum, pelaksanaan beberapa survei tersebut dapat diselesaikan dengan baik.

1. Survei Harga Produsen Gabah Masalah/kendala yang dihadapi :

a) Untuk beberapa daerah tertentu, pengiriman data ke BPS-RI cenderung terlambat. Hal ini mengakibatkan proses entri data, tabulasi, evaluasi, dan penyusunan laporan terlambat/tertunda dari waktu yang telah ditentukan. b) Prosedur kerja belum sepenuhnya dijalankan sesuai Standar Operasional dan

Prosedur ( SOP) oleh pelaksana Survei Harga Produsen Gabah di daerah. c) Kurangnya informasi terkait pemekaran wilayah yang menyebabkan

perubahan sampel.

d) Karena keterbatasan jumlah alokasi moisture tester, masih ada Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) yang mengukur Kadar Air (KA) gabah dengan meminjam milik instansi lain.

e) Masih ada KSK yang tidak mengerti cara penggunaan moisture tester.

f) Masih ada Kepala Seksi (Kasie) Distribusi baru yang belum sepenuhnya memahami permasalahan pada Survei Harga Produsen secara umum.

g) Masih ada Kepala Seksi (Kasie) Distribusi yang tidak melakukan bimbingan secara memadai kepada KSK baru.

h) Masih ditemukan kendala dalam melakukan klarifikasi hasil pencacahan lapangan, karena tidak disertai dengan penjelasan yang memadai.

i) Masih ada Kepala Seksi (Kasie) yang tidak melakukan pemeriksaan secara optimal terhadap hasil pencacahan lapangan.

(16)

Strategi untuk mengatasi masalah/kendala yang dihadapi :

a) Meningkatkan komunikasi secara lebih intensif antar Kasie BPS-RI dan Daerah, untuk memantau perkembangan hasil pencacahan lapangan agar keterlambatan pengiriman dokumen dapat diantisipasi lebih awal.

b) Menekankan kembali betapa pentingnya ketertiban dalam menjalan prosedur kerja agar tidak mengurangi bobot kualitas data yang dihasilkan di lapangan. Biasanya hal ini dilakukan dalam berbagai diskusi pada waktu melakukan supervisi ke daerah. Diskusi juga sering dilakukan dengan media lainnya seperti email, telepon, dan Blackberry Messenger (BBM).

c) Meningkatkan intensitas komunikasi dengan Kasie BPS Daerah untuk mengetahui perubahan secara lebih dini terkait informasi penting.

d) Menambah alokasi moisture tester baru untuk menambah atau menggantikan peralatan yang telah rusak.

e) Menanyakan kembali apakah masih tersedia Buku Pedoman Pemantauan Gabah, untuk dipedomani hal-hal terkait tatacara penggunaan moisture tester dan hal lain terkait Survei Harga Produsen Gabah.

f) Menanyakan apakah ada penggantian Kasie atau KSK agar dapat dilakukan tindak lanjut terkait hal-hal penting terkait Survei Harga Produsen Gabah. g) Melakukan diskusi bersama dengan Kasie Distribusi dan KSK untuk

melakukan review kegiatan dan permasalahan penting di lapangan.

h) Menekankan kembali untuk selalu mencatat hal-hal penting untuk menjelaskan temuan baru atau permasalahan lain tekait kondisi sampel dan data harga di luar kewajaran.

i) Melakukan klarifikasi ulang setiap akhir bulan pengolahan.

2. Survei Harga Produsen Non-Pertanian (HP-S) Masalah/kendala yang dihadapi :

a) Untuk beberapa daerah tertentu, pengiriman data ke BPS-RI cenderung terlambat. Hal ini mengakibatkan proses entri data, tabulasi, evaluasi, dan penyusunan laporan juga terlambat/tertunda dari waktu yang telah ditentukan.

b) Prosedur kerja belum sepenuhnya dijalankan sesuai Standar Operasional dan Prosedur ( SOP) oleh pelaksana Survei di daerah.

(17)

c) Masih minimnya koordinasi jika terdapat perubahan sampel di lapangan. d) Masih ada Kasie Distribusi dan KSK yang kurang memahami konsep dan

definisi dalam pelaksanaan survei HP-S.

e) Masih ada Kasie Distribusi yang tidak melakukan pemeriksaan kelengkapan isian dokumen sebelum dikirimkan ke BPS-RI.

Strategi untuk mengatasi masalah/kendala yang dihadapi :

a) Melakukan komunikasi secara lebih intensif antar Kasie BPS-RI dan Daerah, untuk memantau perkembangan hasil pencacahan lapangan agar keterlambatan pengiriman dokumen dapat diantisipasi lebih awal.

b) Menekankan kembali betapa pentingnya ketertiban dalam menjalan prosedur kerja agar tidak mengurangi bobot kualitas data yang dihasilkan di lapangan. Biasanya hal ini dilakukan dalam berbagai diskusi pada waktu melakukan supervisi ke daerah. Diskusi juga sering dilakukan dengan media lainnya seperti email, telepon, dan Blackberry Messenger (BBM)

c) Melakukan koordinasi secara lebih intensif untuk mengetahui informasi terkait perubahan yang terjadi di sejumlah wilayah sampel.

d) Disamping komunikasi rutin, mengusulkan untuk diadakannya refreshing Kasie Daerah agar dapat lebih fokus dalam melakukan diskusi terkait permasalahan di lapangan.

e) Melakukan klarifikasi rutin setiap bulan pengolahan.

3. Survei Harga Produsen Bahan Konstruksi (HP-K) Masalah/kendala yang dihadapi :

a) Untuk beberapa daerah tertentu, pengiriman data ke BPS-RI cenderung terlambat. Hal ini mengakibatkan proses entri data, tabulasi, evaluasi, dan penyusunan laporan juga terlambat/tertunda dari waktu yang telah ditentukan.

b) Prosedur kerja belum sepenuhnya dijalankan sesuai Standar Operasional dan Prosedur ( SOP) oleh pelaksana Survei di daerah.

c) Masih minimnya koordinasi jika terdapat perubahan sampel di lapangan. d) Masih Kasie Distribusi dan KSK yang kurang memahami konsep dan definisi

(18)

e) Masih ada Kasie Distribusi yang tidak melakukan pemeriksaan kelengkapan isian dokumen sebelum dikirimkan ke BPS-RI.

Strategi untuk mengatasi masalah/kendala yang dihadapi :

a) Melakukan komunikasi secara lebih intensif antar Kasie BPS-RI dan Daerah, untuk memantau perkembangan hasil pencacahan lapangan agar keterlambatan pengiriman dokumen dapat diantisipasi lebih awal.

b) Menekankan kembali betapa pentingnya ketertiban dalam menjalan prosedur kerja agar tidak mengurangi bobot kualitas data yang dihasilkan di lapangan. Biasanya hal ini dilakukan dalam berbagai diskusi pada waktu melakukan supervisi ke daerah. Diskusi juga sering dilakukan dengan media lainnya seperti email, telepon, dan Blackberry Messenger (BBM).

c) Melakukan koordinasi secara lebih intensif untuk mengetahui informasi terkait perubahan yang terjadi di sejumlah wilayah sampel.

d) Disamping komunikasi rutin, mengusulkan untuk diadakannya refreshing Kasie Daerah agar dapat lebih fokus dalam melakukan diskusi terkait permasalahan di lapangan.

e) Melakukan klarifikasi rutin setiap bulan pengolahan.

4. Pilot Studi Panen Sistem Tebasan Masalah/kendala yang dihadapi :

a) Untuk beberapa daerah tertentu, pengiriman data ke BPS-RI cenderung terlambat. Hal ini mengakibatkan proses entri data, tabulasi, evaluasi, dan penyusunan laporan juga terlambat/tertunda dari waktu yang telah ditentukan.

b) Prosedur kerja belum sepenuhnya dijalankan sesuai Standar Operasional dan Prosedur ( SOP) oleh pelaksana Survei di daerah.

c) Masih minimnya koordinasi jika terdapat perubahan sampel di lapangan. d) Masih ada Kasie Distribusi dan KSK yang belum sepenuhnya memahami

maksud dan tujuan dilakukannya pilot studi tersebut.

e) Masih ada Kasie Distribusi yang tidak melakukan pemeriksaan kelengkapan isian dokumen sebelum dikirimkan ke BPS-RI.

(19)

Strategi untuk mengatasi masalah/kendala yang dihadapi :

a) Melakukan komunikasi secara lebih intensif antar Kasie BPS-RI dan Daerah, untuk memantau perkembangan hasil pencacahan lapangan agar keterlambatan pengiriman dokumen dapat diantisipasi lebih awal.

b) Menekankan kembali betapa pentingnya ketertiban dalam menjalan prosedur kerja agar tidak mengurangi bobot kualitas data yang dihasilkan di lapangan. Biasanya hal ini dilakukan dalam berbagai diskusi pada waktu melakukan supervisi ke daerah. Diskusi juga sering dilakukan dengan media lainnya seperti email, telepon, dan Blackberry Messenger (BBM).

c) Melakukan koordinasi secara lebih intensif untuk mengetahui informasi terkait perubahan yang terjadi di sejumlah wilayah sampel.

d) Meningkatkan sosialisasi ke seluruh wilayah sampel terpilih.

e) Melakukan klarifikasi hasil listing wilayah panen dengan sistem tebasan sebelum deadline pengiriman lapooran ke BPS-RI.

Tabel berikut ini menyajikan capaian sasaran yang dirinci menurut indikator kinerjanya : Indikator Kinerja Target Realisasi Tingkat Capaian Keterangan

Persentase penyajian/release data BRS monitoring harga gabah setiap bulan

12 12 100,00% -

Persentase pemasukan dokumen/response rate

dari kegiatan Survei HP-G 15.095 15.095 100,00% - Persentase pemasukan dokumen/response rate

dari kegiatan Survei HP-S 41.004 28.707 70,01% -

Persentase pemasukan dokumen/response rate

dari kegiatan Survei HP-K 15.237 9.656 63,37% -

Persentase pemasukan dokumen/response rate

dari kegiatan Pilot Studi Panen Sistem Tebasan 2.026 2.026 100,00% - Jumlah publikasi StatistikHarga Produsen

Gabah di Indonesia 2010 1 1 100,00% -

Jumlah publikasi Evaluasi Statistik Harga

Produsen Gabah 2010 1 1 100,00% -

Jumlah publikasi Pedoman Pelaksanaan Harga

(20)

Tujuan 2. Menyediakan data Statistik Harga Perdesaan, Nilai Tukar Petani dan Upah Buruh yang berkualitas, lengkap, akurat, tepat waktu, relevan, mutakhir, dan berkesinambungan bagi para stakeholders

1. Survei Harga Perdesaan

Sasaran strategis yang ditetapkan Statistik Harga Perdesaan yaitu :

a) Tersedianya data dan Informasi statistik harga perdesaan yang lengkap, akurat dan tepat waktu.

b) Tercapainya pemasukan data (response rate) dari kegiatan statistik harga perdesaan yang tepat waktu.

c) Tercapainya penyajian publikasi statistik harga perdesaan, nilai tukar petani dan upah buruh yang tepat waktu.

Masalah/kendala yang dihadapi :

a) Pengiriman hasil entri data dari BPS Kabupaten/Provinsi ke BPS-RI terlambat. Hal ini mengakibatkan proses pengolahan data terhambat.

b) Masih terdapat penyimpangan terkait Standar Operasional dan Prosedur ( SOP) yang dilakukan para petugas Survei Harga Perdesaan. Diantaranya:

• Masih ada penggantian sampel kecamatan yang tidak dilaporkan ke BPS-RI.

• Adanya perbedaan kualitas/spesifikasi barang, satuan, kemasan antar bulan yang berbeda tidak diberi penjelasan dan ditanyakan data harga bulan sebelumnya.

• Ada perubahan harga yang mencolok tidak diberi penjelasan. Sehingga meragukan

• Masih ada Kepala Seksi (Kasie) Distribusi yang tidak melakukan pemeriksaan kelengkapan isian dokumen

Strategi untuk mengatasi masalah/kendala :

a) Setiap bulan mengingatkan/menginformasikan terus menerus ke BPS Provinsi/Kabupaten tentang kabupaten/kecamatan yang belum mengirim hasil entri data pada waktunya.

b) Menyempurnakan program entry data yang dapat mengecek/meminta penjelasan bila ada data perubahan yang mencolok.

(21)

c) Menanyakan kembali kepada kasie Statistik Distribusi melalui email/telepon/SMS hasil evaluasi data yang meragukan.

d) Menekankan kepada Kasie Distribusi kabupaten/kota untuk lebih mengawasi pelaksanaan pencacahan dan pemeriksaan hasil pencacahan yang dilakukan oleh pencacah.

e) Melakukan supervisi atau pengawasan kegiatan pendataan langsung ke lapangan, untuk menjamin kualitas kinerja petugas pendataan sekaligus memastikan mekanisme pendataan sesuai dengan SOP yang telah ditentukan.

2. Survei Penyempurnaan Diagram Timbang Nilai Tukar Petani Masalah/kendala yang dihadapi :

a) Master frame rumahtangga tani per komoditas terkini tidak tersedia. Hal ini mengakibatkan kesulitan penentuan sampel rumahtangga.

b) Tidak adanya peta konsentrasi pertanian perkomoditas.

c) Masih terdapat penyimpangan terkait Standar Operasional dan Prosedur ( SOP) yang dilakukan para petugas Survei. Diantaranya:

• Masih ada penggantian sampel komoditas yang tidak dilaporkan ke BPS-RI.

• Masih ada responden tidak sesuai syarat menjadi sampel Strategi untuk mengatasi masalah/kendala :

a) Penentuan sampel rumahtangga dilakukan secara purposif dengan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.

b) Daerah melakukan identifikasi daerah-daerah potensi komoditas pertanian terpilih.

c) Menekankan kepada Kasie Distribusi kabupaten untuk lebih mengawasi pelaksanaan pencacahan dan pemeriksaan hasil pencacahan yang dilakukan oleh pencacah.

d) Melakukan supervisi atau pengawasan kegiatan pendataan langsung ke lapangan, untuk menjamin kualitas kinerja petugas pendataan sekaligus memastikan mekanisme pendataan sesuai dengan SOP yang telah ditentukan Untuk mengevaluasi capaian sasaran, tabel berikut ini menyajikan capaian yang dimaksud dengan indikator kinerjanya :

(22)

Indikator Kinerja Target Realisasi Tingkat Capaian Keterangan Persentase penyajian/release data BRS Nilai

Tukar Petani dan Upah Buruh setiap bulan 12 12 100,00% - Persentase pemasukan dokumen/response

rate dari kegiatan Survei Harga Produsen Pertanian

133.092 132.789 99,77% - Persentase pemasukan dokumen/response

rate dari kegiatan Survei Harga Konsumen Perdesaan

72.036 71.772 99,63% - Jumlah pemasukan dokumen Survei/

responden Survei Penyempurnaan Diagram Timbang Nilai Tukar Petani

46.300 46.300 100,00% Jumlah publikasi StatistikHarga Produsen

pertanian Perdesaan Indonesia 2012 2 2 100,00% -

Jumlah publikasi Statistik Harga Konsumen

Perdesaan Indonesia 2012 2 2 100,00% -

Jumlah publikasi Nilai Tukar Petani Indonesia

2012 1 1 100,00% -

Jumlah publikasi Statistik Upah Buruh Tani di

Perdesaan 2012 1 1 100,00% -

Tujuan 3. Menyediakan data Statistik Harga Perdagangan Besar yang berkualitas, lengkap, akurat, tepat waktu, relevan, mutakhir, dan berkesinambungan bagi para stakeholders

SURVEI HARGA PERDAGANGAN BESAR

Sasaran strategis yang ditetapkan Statistik Harga Perdagangan Besar :

a) Tersedianya data dan Informasi statistik harga perdagangan besar yang lengkap, akurat dan tepat waktu.

b) Tercapainya pemasukan data (response rate) dari kegiatan statistik harga perdagangan besar yang tepat waktu.

c) Tercapainya penyajian publikasi statistik harga perdagangan besar yang tepat waktu.

1. Survei Harga Perdagangan Besar Masalah/kendala yang dihadapi :

a) Untuk beberapa kota/kabupaten, pengiriman data ke BPS-RI agak terlambat, hal ini mengakibatkan entry data dan finalisasi index dilakukan terlalu dekat dengan batas Berita Resmi Statistik.

b) Masih banyak terjadi harga barang yang stabil selama beberapa bulan. c) Masih ada data harga komoditi yang bukan merupakan paket komoditas IHPB

(23)

d) Data harga yang masuk, seringkali tidak sesuai dengan harga pada bulan sebelumnya

e) Untuk komoditi bahan bakan ekspor dan impor, hanya diperoleh data harga bulan lalu sehingga release IHPB menggunakan 2 versi, IHPB Migas dan IHPB Nonmigas.

Strategi untuk mengatasi masalah/kendala :

a) Harus disusun strategi pendataan yang efektif dan efisien, sehingga dengan waktu yang sama pendataan dapat selesai tepat waktu.

b) Perlu dievaluasi series data harga yang masuk secara menyeluruh, dimana hasil evaluasi dilaporkan ke BPS Provinsi

c) Perlu penjelasan mengenai paket komoditas IHPB dari BPS Provinsi kepada pencacah dilapangan dan mengawasi pelaksanaan pencacahan oleh petugas. d) Perlu ditekankan kepada Kasie Distribusi kabupaten/kota untuk lebih

mengawasi pelaksanaan pencacahan oleh petugas, sedangkan Kasie HK & HPB provinsi memonitor pemasukan data yang masuk.

e) Perlu kerjasama dengan pihak PT. Pertamina sehingga diperoleh data harga minyak ekspor dan impor yang tepat waktu.

2. Survei Indeks Kemahalan Konstruksi Masalah/kendala yang dihadapi :

a) Penentuan anggaran yang terlambat sehingga tahapan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana kerja yang dijadualkan

b) Masih banyak kualitas barang seluruh kabupaten/kota yang tidak sesuai dengan kualitas nasional sehingga menyulitkan penghitungan IKK.

c) Masih ada data harga yang berbeda cukup signifikan dengan harga daerah terdekat.

Strategi untuk mengatasi masalah/kendala :

a) Kepastian mengenai anggaran seyogyanya sudah ada diawal kegiatan, sehingga tahapan pekerjaan lebih terjadual.

b) Perlu evaluasi komoditi yang bisa mencakup seluruh kabuapten/kota.

c) Perlu rekonsiliasi nasional diseluruh daerah untuk meminimalisir ketimpangan data harga antar daerah.

(24)

Untuk mengevaluasi capaian sasaran, tabel berikut ini menyajikan capaian yang dimaksud dengan indikator kinerjanya :

Indikator Kinerja Target Realisasi Tingkat Capaian Keterangan 1. Persentase penyajian/release data BRS

Indeks Harga Perdagangan Besar setiap bulan

12 12 100,00%

2. Persentase pemasukan dokumen/response rate dari kegiatan Survei Harga

Perdagangan Besar

103.548 79.347 76,63%

3. Persentase pemasukan dokumen/response rate dari kegiatan Survei Indeks

Kemahalan Konstruksi

1.440 1.440 100,00%

4. Jumlah judul publikasi Indeks Harga Perdagangan Besar (Januari-Desember 2012)

1 1 100,00%

5. Jumlah judul pedoman pencacahan survei

Indeks Kemahalan Konstruksi 1 1 100,00%

Tujuan 4. Menyediakan data Statistik Harga Konsumen yang berkualitas, lengkap, akurat, tepat waktu, relevan, mutakhir, dan berkesinambungan bagi para stakeholders

SURVEI HARGA KONSUMEN

Sasaran strategis yang ditetapkan Statistik Harga Konsumen :

a) Tersedianya data dan Informasi statistik harga konsumen yang lengkap,berkualitas, akurat dan tepat waktu

b) Tercapainya pemasukan data/response rate dari kegiatan statistik harga konsumen yang tepat waktu

c) Tercapainya penyajian publikasi statistik harga konsumen yang tepat waktu d) Pencapaian kinerja yang merupakan tanggung jawab subdirektorat statistik

harga konsumen ditandai dengan terlaksananya kegiatan Survei Harga Konsumen, Survei Volume Penjualan Eceran Beras, Survei Volume Penjualan Eceran Beberapa Komoditas Spesifik tahun 2012 secara baik, berkualitas, dan tepat waktu. Secara umum, Subdirektorat Statistik Harga Konsumen berhasil dalam melaksanakan kegiatan yang telah menjadi tanggung jawabnya di bidang statistik dan keberhasilan tersebut dapat dicapai pada tingkatan 100 persen.

(25)

1. Survei Harga Konsumen Masalah/kendala yang dihadapi :

a) Untuk beberapa kota/kabupaten, pengiriman data ke BPS-RI agak terlambat (hitungan jam). Hal ini mengakibatkan cleaning dan evaluasi data final, selesai malam hari

b) Masih banyak terjadi harga barang dan jasa yang tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu lama.

c) Masih adanya petugas yang kurang jeli dalam menentukan kualitas yang sama dari barang & jasa, yang dikumpulkan data harganya dari waktu ke waktu (mingguan, dua mingguan, dan bulanan)

d) Perlu dikembangkannya sistim pelaporan data, agar lebih cepat diterima di pusat, dan terjaga keamanan serta legalitasnya

Strategi untuk mengatasi masalah/kendala :

a) Harus disusun strategi pendataan yang efektif dan efisien, sehingga dengan waktu yang sama pendataan dapat selesai tepat waktu.

b) Perlu kejelian petugas dalam menjaga kualitas barang dan jasa yang sama persis, yang akan dicatat harganya dari waktu ke waktu

c) Perlunya mengikuti isue yang muncul di lapangan khususnya yang langsung berpengaruh terhadap harga barang dan jasa

d) Perlu ditekankan kepada Kasie Distribusi kabupaten/kota untuk lebih mengawasi pelaksanaan pencacahan oleh petugas.

e) Dilakukannya kegiatan monitoring atau semacam pengawasan kegiatan pendataan, untuk menjamin kualitas kinerja petugas.

2. Survei Volume Penjualan Beras Masalah/kendala yang dihadapi :

a) Makin banyaknya varietas, kualitas, dan merk beras yang dijual di berbagai kota

b) Makin banyaknya pedagang beras

c) Musim/cuaca yang bergeser dan mempengaruhi fluktuasi harga beras Strategi untuk mengatasi masalah/kendala :

a) Perlu kehati-hatian dan kejelian petugas dalam menentukan varietas dan kualitas beras

(26)

b) Perlu dilakukannya pendaftaran ulang pedagang beras secara lengkap agar sampelnya lebih representatif

c) Harus dievaluasi ulang metodologi pendataan beras

Tabel berikut ini menyajikan capaian sasaran yang dirinci menurut indikator kinerjanya :

Indikator Kinerja Target Realisasi Tingkat Capaian Keterangan Persentase penyajian/release data BRS Indeks

Harga Konsumen (IHK) setiap bulan

12 12 100,00% -

Persentase pemasukan dokumen/response rate dari kegiatan Survei Harga Konsumen

Jumlah pemasukan dokumen/response rate dari kegiatan Pendataan Statistik Harga Konsumen: - Daftar HK-1.1 - Daftar HK 1.2 - Daftar HK 2.1 - Daftar HK 2.2 - Daftar HK 3 - Daftar HK 4 - Daftar HK 5 - Daftar HK 6 Outlet/department store 100,00% 39.176 19.952 10.584 7.904 7.296 51.600 21.480 20.040 73.356 100,00% 39.176 19.952 10.584 7.904 7.296 51.600 21.480 20.040 73.356 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% -

Jumlah judul publikasi Statistik Harga Konsumen terbit tahun 2012:

- Jumlah judul publikasi Tahun 2011 Harga Konsumen Beberapa Barang Kelompok Makanan

di 66 Kota

- Jumlah judul publikasi Tahun 2011 Harga Konsumen Beberapa Barang dan Jasa Kelompok

Sandang di 66 Kota

- Jumlah judul publikasi Tahun 2011 Harga Konsumen Beberapa Barang dan Jasa Kelompok Perumahan di 66 Kota 1 1 1 1 1 1 100,00% 100,00% 100,00% -

(27)

Indikator Kinerja Target Realisasi Tingkat Capaian Keterangan - Jumlah judul publikasi Tahun 2011 Harga

Konsumen Beberapa Barang dan Jasa Kelompok

Kesehatan, Pendidikan, dan Transportasi di 66 Kota

- Jumlah judul publikasi Tahun 2011 Harga Nasional Beberapa Barang dan Jasa

- Jumlah judul publikasi Laporan Survei Volume Penjualan Eceran Beras 2012

- Jumlah judul publikasi Perkembangan Mingguan

Harga Eceran Beberapa Komoditas (Januari - Juni 2011)

- Jumlah judul publikasi Perkembangan Mingguan

Harga Eceran Beberapa Komoditas (Juli – Desember 2011)

- Jumlah Judul Publikasi Indeks Harga Konsumen

di 66 Kota di Indonesia (2007=100), 2011

- Jumlah Judul Publikasi Survei Faktor Penyebab Inflasi di Jakarta 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

3. SBH 2012 di 86 Kota (Integrasi dengan pelaksanaan SUSENAS triwulanan 2012)

Masalah/kendala yang dihadapi :

a) Banyaknya komoditas yang diperoleh masih sangat kecil, khususnya untuk non makanan, demikian pula besar nilai konsumsinya

b) Metode pelaksanaan lapangan masih kurang representatif

c) Beberapa rumahtangga tidak dapat ditemui saat pelaksanaan updating, sehingga terjadi beberapa rumahtangga yang pindah

Strategi untuk mengatasi masalah/kendala :

a) Probing pertanyaan ke rumahtangga harus lebih dilakukan agar diperoleh jumlah komoditas yang lebih banyak

b) Pengembangan metode pelaksanaan lapangan perlu dilakukan, termasuk periode pencacahan yang tepat agar data yang dihasilkan lebih berkualitas

(28)

3.2 Evaluasi Kegiatan Tahun 2012

Evaluasi terhadap keseluruhan kinerja di Direktorat Statistik Harga didasarkan atas hasil perhitungan pengukuran indikator kegiatan sebagaimana pada formulir PKK Lampiran 6. Tingkat capaian program ini memberikan hasil capaian rata-rata sebesar 93,65 persen. Secara lebih rinci, tingkat capaian menurut kegiatan adalah sebagai berikut:

I. Subdirektorat Statistik Harga Produsen 1) Evaluasi Pendataan Harga Produsen Gabah

Rata-rata hasil capaian kinerja kegiatan monitoring Harga Produsen Gabah mencapai rata-rata sebesar 100,00 persen. Kegiatan monitoring ini dilakukan untuk memperoleh informasi mutakhir mengenai jumlah observasi, perbedaan harga di tiap wilayah observasi, komponen mutu gabah yang dihasilkan petani, dan kasus harga yang terjadi dikaitkan dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Informasi ini diharapkan sebagai sistem peringatan dini dalam rangka melakukan antisipasi terhadap jatuhnya harga gabah sekaligus pengamanan cadangan beras oleh pemerintah.

Periode pencatatan harga pada Survei Harga Produsen Gabah di sejumlah wilayah daerah sampel terpilih dilaksanakan secara mingguan dan bulanan. Pencatatan periode mingguan dilakukan apabila terjadi panen raya yang menyebabkan berlimpahnya produksi padi yang berimplikasi pada terjadinya lebih banyak transaksi penjualan. Sedangkan di luar periode panen raya (panen raya berakhir), kegiatan pemantuan harga gabah dilakukan secara bulanan.

No Nama Instrumen Kegunaan Instrumen Petugas

Kuesioner

1 Daftar HP-G Monitoring harga produsen gabah KSK Buku Pedoman

2 Pedoman Pelaksanaan Pemantauan Harga Gabah

Merupakan acuan dan petunjuk bagi petugas lapangan dalam pemantauan harga gabah

KSK

(29)

Hasil capaian kinerja kegiatan Pendataan Harga Produsen Non-Pertanian (HP-S) cukup baik dengan rata-rata response rate mencapai 70,01 persen. Pendataan Harga Produsen Non-Pertanian (HP-S) dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui data harga jual aktual yang diterima produsen dari komoditas atau barang non-pertanian, guna menyusun angka indeks harga produsen (IHP).

Periode pencatatan harga pada Survei Harga Produsen Non-Pertanian (HP-S) di sejumlah wilayah daerah sampel terpilih yang dilaksanakan pada tanggal 1-15 setiap bulan. Hasil pencacahan lapangan harus sudah diterima BPS-RI paling lambat 20 pada bulan berikutnya.

No Nama Instrumen Kegunaan Instrumen Petugas

Kuesioner

1 Daftar HP-S Pendataan harga produsen non-konstruksi

KSK

3) Evaluasi Pendataan Harga Produsen Konstruksi (HP-K)

Hasil capaian kinerja kegiatan Pendataan Harga Produsen Konstruksi (HP-K) cukup baik dengan rata-rata response rate sebesar 63,37 persen. Pendataan Harga Produsen Bahan Konstruksi (HP-K) dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui data harga bahan bangunan/konstruksi di tingkat produsen, guna menyusun angka indeks harga produsen (IHP) bahan konstruksi.

Sebagaimana halnya pada kegiatan HP-S, periode pencatatan harga pada Survei Harga Produsen Bahan Konstruksi (HP-K) di sejumlah wilayah sampel terpilih dilaksanakan pada tanggal 1-15 setiap bulan dan hasil pencacahan dan sudah harus diterima BPS-RI paling lambat 20 bulan berikutnya.

No Nama Instrumen Kegunaan Instrumen Petugas

Kuesioner

1 Daftar HP-K Pendataan harga produsen bahan konstruksi

KSK

(30)

Hasil capaian kinerja kegiatan pendataan pilot studi panen sistem tebasan cukup baik. Namun demikian, target jumlah responden belum dapat ditentukan karena hingga saat ini masih bersifat listing dan relatif masih berubah jumlahnya. Pilot studi ini dilakukan dengan tujuan untuk menggali informasi seberapa besar potensi panen sistem tebasan untuk melengkapi responden petani yang melakukan panen sendiri. Pilot studi ini dianggap penting mengingat fenomena makin meluasnya transaksi penjualan gabah dengan sistem tebasan. Hasil dari pilot studi diharapkan dapat melengkapi data harga gabah sehingga lebih representatif.

Demi efisiensi dan efektivitas pelaksanaan lapangan, kegiatan listing dilakukan bersamaan dengan jadwal monitoring harga produsen gabah setiap bulan.

No Nama Instrumen Kegunaan Instrumen Petugas

Kuesioner

1 Daftar Listing Panen Sistem Tebasan

Pendataan kerangka sampel panen sistem tebasan

KSK

II. Subdirektorat Statistik Harga Perdesaan

1) Evaluasi Pendataan Harga Produsen Perdesaan

Hasil capaian kinerja kegiatan Pendataan Harga Produsen Perdesaan di 33 provinsi baik, yaitu mencapai rata-rata sebesar 99,77 persen. Pendataan Harga Produsen Pertanian dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh data Indeks Harga yang diterima petani (IT), Indeks Harga Biaya Prodoksi dan Penambahan Barang Modal (IB-BPPBM) dan rata-rata harga produsen berbagai komoditas hasil pertanian dan harga barang/jasa untuk biaya produksi pertanian secara bulanan. Data IT dan IB-BPPBM merupakan komponen yang digunakan untuk menghitung nilai tukar pertani. Dan juga IT merupakan indikator untuk mengetahui tingkat daya jual produk petani. Data harga produsen pertanian dikumpulkan secara bulanan pada pertengahan bulan dan data IT disajikan dan direlease pada awal bulan.

(31)

No Nama Instrumen Kegunaan Instrumen Petugas Kuesioner

1 Daftar HD-1 Pendataan harga produsen subsektor tanaman pangan

KSK

2 Daftar HD-2 Pendataan harga produsen subsektor tanaman

KSK 3 Daftar HD-3 Pendataan harga produsen

subsektor tanaman perkebunan rakyat

KSK

4 Daftar HD-4 Pendataan harga produsen subsektor peternakan

KSK

5 Daftar HD-5.1 Pendataan harga produsen subsektor perikanan tangkap

KSK 6 Daftar HD-5.2 Pendataan harga produsen

subsektor perikanan budidaya

KSK 7 Daftar HD-6 Pendataan harga produsen

subsektor kehutanan

KSK Buku

8 Pedoman Survei Harga Produsen Perdesaan

Merupakan acuan dan petunjuk bagi petugas lapangan dalam pemantauan harga produsen pertanian

KSK

2) Evaluasi Pendataan Harga Konsumen Perdesaan (HKD)

Hasil capaian kinerja kegiatan Pendataan Harga konsumen perdesaan di 33 provinsi baik, yaitu mencapai rata-rata sebesar 99,63 persen. Pendataan Harga konsumen perdesaan dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh data Indeks Harga Konsumsi Rumahtangga (IKRT) dan rata-rata harga konsumen berbagai komoditas barang/jasa yang dibutuhkan oleh rumahtangga pertanian secara bulanan.

Data IKRT merupakan salah satu komponen yang digunakan untuk menghitung nilai tukar pertani dan juga untuk melihat angka inflasi/deflasi di daerah perdesaan. Data harga konsumen perdesaan dikumpulkan secara bulanan pada pertengahan bulan dan disajikan serta direlease pada awal bulan.

No Nama Instrumen Kegunaan Instrumen Petugas

Kuesioner

1 Daftar HKD-1 Pendataan harga konsumen perdesaan kelompok makanan

(32)

No Nama Instrumen Kegunaan Instrumen Petugas 2 Daftar HKD-2.1 Pendataan harga konsumen

perdesaan kelompok konstruksi, jasa dan transportasi

KSK

3 Daftar HKD-2.2 Pendataan harga konsumen perdesaan kelompok

perlengkapan rumahtangga dan lainnya

KSK

8 Pedoman Survei Harga Konsumen Perdesaan

Merupakan acuan dan petunjuk bagi petugas lapangan dalam pemantauan harga harga konsumen di daerah perdesaan

KSK

3) Outcome IT, IB, dan NTP serta Inflasi Perdesaan

Dari hasil Survei Harga Perdesaan diolah menjadi angka Indeks yang diterima (IT) dan indeks yang dibayar petani (IB) serta Nilai Tukar Petani (NTP) dan juga inflasi perdesaan. Data IT, IB, NTP dan inflasi perdesaan oleh instansi pemerintah baik pusat maupun daerah khususnya yang terkait dengan sektor pertanian dipakai sebagai bahan kebijakan pertanian dan oleh BAPPENAS/BAPPEDA data ini digunakan sebagai bahan evalusi capaian kinerja instansi/dinas terkait. Bagi para peneliti dan mahasiswa digunakan sebagai bahan kajian.

III. Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar 1) Evaluasi Pendataan Harga Perdagangan Besar

Hasil capaian kinerja kegiatan Pendataan Harga Perdagangan Besar baik, yaitu mencapai rata-rata sebesar 70,28 persen. Pendataan Harga Perdagangan Besar dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh data Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) dan rata-rata harga berbagai komoditas secara bulanan.

Data IHPB tersebut merupakan indikator untuk mengetahui tingkat inflasi/deflasi yang terjadi, yang merupakan data strategis bidang perekonomian. Data IHPB disajikan dan direlease secara bulanan.

(33)

No Nama Instrumen Kegunaan Instrumen Petugas Kuesioner

1 Daftar HPB-S, HPB-K2 Pendataan Harga Perdagangan Besar

Organik BPS Kota/Kab Buku Pedoman

2 Pedoman Survei Harga Perdagangan Besar

Merupakan acuan dan petunjuk bagi petugas lapangan dalam pendataan/monitoring harga Perdagangan Besar

Organik BPS Kota/Kab

2) Evaluasi Penyusunan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)

Hasil capaian kinerja kegiatan Penyusunan Indeks Kemahalan Konstruksi Pendataan baik, yaitu mencapai rata-rata sebesar 100 persen.Penyusunan Indeks Kemahalan Konstruksi dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran keadaan geografis dan perbandingan Tingkat Kemahalan Konstruksi seluruh kabupaten/kota di Indonesia.

Data IKK tersebut merupakan salah satu variabel yang digunakan untuk pengalokasian Dana Alokasi Umum (DAU) seluruh kabupaten/kota.

No Nama Instrumen Kegunaan Instrumen Petugas

Kuesioner

1 Daftar IKK Pendataan Harga bahan

bangunan/konstruksi dan sewa alat berat

Organik BPS Kota/Kab Buku Pedoman

2 Pedoman Survei Indeks Kemahalan Konstruksi

Merupakan acuan dan petunjuk bagi petugas lapangan dalam pendataan harga bahan bangunan/konstruksi dan sewa alat berat

Organik BPS Kota/Kab

IV. Subdirektorat Statistik Harga Konsumen 1) Evaluasi Pendataan Harga Konsumen

Hasil capaian kinerja kegiatan Pendataan Harga Konsumen di 66 kota/kabupaten mencapai rata-rata sebesar 100 persen. Pendataan Harga Konsumen dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh data Indeks Harga

(34)

Konsumen (IHK) dan rata-rata harga berbagai komoditas (barang dan jasa) secara bulanan.

Data IHK tersebut merupakan indikator untuk mengetahui tingkat inflasi/deflasi yang terjadi, yang merupakan data strategis bidang perekonomian. Data IHK disajikan dan direlease secara bulanan. Pendataan harga konsumen secara rutin mingguan juga menyajikan data harga bahan pokok mingguan yang merupakan indikator tingkat stabilitas harga pangan pokok.

No Nama Instrumen Kegunaan Instrumen Petugas

Kuesioner

1 Daftar HK 1.1 sd. HK 6 Pendataan harga konsumen Organik BPS Kota/Kab Buku Pedoman

2 Pedoman Monitoring Harga Konsumen

Merupakan acuan dan petunjuk bagi petugas lapangan dalam pendataan/monitoring harga konsumen

Organik BPS Kota/Kab

2) Evaluasi Pendataan Volume Penjualan Eceran Beras

Hasil capaian kinerja kegiatan Pendataan Volume Penjualan Eceran Beras cukup baik, yaitu mencapai rata-rata sebesar 100 persen. Pendataan Volume Penjualan Eceran Beras dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui volume Penjualan Eceran Beras, yang selanjutnya digunakan sebagai bobot dalam penghitungan rata-rata harga beras tertimbang.

Periode pencatatan Survei Volume Penjualan Eceran Berasadalah semesteran, yaitu didasarkan pada musim panen dan musim paceklik. Survei ini dilakukan di seluruh 66 kota/kabupaten cakupan IHK.

No Nama Instrumen Kegunaan Instrumen Petugas

Kuesioner

1 Daftar SB-1 dan SB-2 Pendataan Volume penjualan Eceran beras

Organik BPS Kota/Kab 2 Pedoman Survei Volume

penjualan Eceran beras

Merupakan acuan dan petunjuk bagi petugas lapangan

dalamPendataan Volume penjualan Eceran beras

Organik BPS Kota/Kab

(35)

3) Evaluasi Survei Volume Penjualan Eceran Beberapa Komoditas Spesifik Hasil capaian kinerja kegiatan Survei Volume Penjualan Eceran Beberapa Komoditas Spesifik cukup baik, yaitu mencapai rata-rata sebesar 80 persen. Survei ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui volume penjualan eceran beberapa komoditas (seperti emas perhiasan, cabai, bahan bakarminyak, dan sebagainya). Hasil pendataan selanjutnya digunakan sebagai bobot dalam penghitungan rata-rata harga tertimbang untuk komoditas-komoditas dimaksud.

Periode pencatatan Volume Penjualan Eceran Beberapa Komoditas Spesifik 66 kota/kabupaten terpilih IHK dilaksanakan secara tahunan, khususnya ketika terjadi perubahan pola konsumsi masyarakat yang disebabkan karena terjadinya gejolak harga.

No Nama Instrumen Kegunaan Instrumen Petugas

Kuesioner

1 Daftar SVK Pendataan volume penjualan eceran beberapa komoditas

Organik BPS Kota/Kab 2 Pedoman survei volume

penjualan eceran beberapa komoditas

Merupakan acuan dan petunjuk bagi petugas lapangan

dalamPendataan volume penjualan eceran beberapa komoditas

Organik BPS Kota/Kab

4) Evaluasi Pendataan SBH 2012 di 86 kota

Hasil capaian kinerja kegiatan SBH 2012 di 86 kota mencapai rata-rata sebesar 100 persen. Pendataan SBH 2012 di 86 kota dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh diagram timbang dan paket komoditas tahun dasar 2012.

No Nama Instrumen Kegunaan Instrumen Petugas

Kuesioner

1 Daftar VSEN12.BL dan VSEN12.BLp

Pencatatan pengeluaran konsumsi rumahtangga selain makanan rumahtangga dan untuk art dewasa

Organik BPS Kota/Kab

2 Daftar VSEN12.K Pencatatan keterangan pokok rumahtangga dan art

Organik BPS Kota/Kab 3 Daftar VSEN12.M1 Pencatatan konsumsi dan

pendapatan/penerimaan rumahtangga

Organik BPS Kota/Kab

(36)

No Nama Instrumen Kegunaan Instrumen Petugas 4 Daftar VSEN12.HR dan

VSEN12.HRp

Pencatatan pengeluaran

konsumsi makanan rumahtangga dan art dewasa secara harian selama satu minggu

Organik BPS Kota/Kab

5 Daftar VSEN12.KK Daftar untuk mengkonversi satuan jenis barang dari satuan standar ke satuan setempat

Organik BPS Kota/Kab

6 Daftar VSEN12.LK Rekapitulasi pengeluaran konsumsi makanan rumahtangga selama satu minggu

Organik BPS Kota/Kab Buku Pedoman

7 Pedoman Teknis Badan Pusat Statistik dan Kabupaten/Kota

Merupakan acuan dan petunjuk bagi Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan SBH 2012

Organik BPS Kota/Kab

8 Pedoman Pencacahan VSEN12.BL dan Updating Blok Sensus serta pengawasannya

Merupakan acuan dan petunjuk pencacahan VSEN12.BL dan Updating Blok Sensus serta pengawasannya

Organik BPS Kota/Kab

9 Pedoman Pencacahan VSEN12.K dan VSEN12.M1

Merupakan acuan dan petunjuk pencacahan VSEN12.K dan VSEN12.M1

Organik BPS Kota/Kab 10 Pedoman Pengawasan VSEN12.K

dan VSEN12.M1

Merupakan acuan dan petunjuk pengawasan VSEN12.K dan VSEN12.M1

Organik BPS Kota/Kab

11 Pedoman Pengolahan VSEN12.Bl dan VSEN12.M1

Merupakan acuan dan petunjuk pengolahan VSEN12.BL dan VSEN12.M1

Organik BPS Kota/Kab

3.3 Akuntabilitas Keuangan Tahun 2012

Kegiatan Direktorat Harga Tahun 2012 dalam penyelenggaraan statistik dilaksanakan melalui 1 (satu) program yang bersumber pada APBN, dituangkan kedalam DIPA Bagian Anggaran 54 dengan Total Anggaran sebesar Rp. 15.041.610.000,-. Rincian penyerapan anggaran pada Program Penyempurnaan dan Pengembangan Statistik (P2S), realisasinya sebesar Rp. 12.199.649.304,- (penyerapan sekitar 81,11 persen).

Rincian APBN dan realisasi anggaran untuk masing-masing subdirektorat di Direktorat Harga adalah sebagai berikut:

(37)

1. APBN Subdirektorat Statistik Harga Produsen Tahun 2012 adalah sebesar Rp 599.251.000,- sementara realisasi anggaran adalah sebesar Rp 573.324.250,- (tingkat penyerapan sekitar 95,67 persen).

2. APBN Subdirektorat Statistik Harga Konsumen 2012 adalah sebesar Rp 6.287.563.000,- sementara realisasi anggaran adalah sebesar Rp 5.113.445.102,- (tingkat penyerapan sekitar 81,33 persen).

3. APBN Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar Tahun 2012 adalah sebesar Rp 1.429.776.000 sementara realisasi anggaran adalah sebesar Rp 1.287.510.403 (tingkat penyerapan sekitar 90.05 persen).

4. APBN Subdirektorat Statistik Harga Perdesaan Tahun 2012 adalah sebesar Rp 4.358.409.000 sementara realisasi anggaran adalah sebesar Rp 3.071.531.671 (tingkat penyerapan sekitar 70,47 persen).

REALISASI SAMPAI DENGAN DESEMBER 2012 No. Jenis Anggaran/Program/Belanja Pagu 2012 Realisasi Anggaran % (1) (2) (3) (4) (5)

1 Penyusunan Rencana Teknis 2.366.611.000 2.153.837.870 91,01 % 2 Survei Statistik Harga

Produsen 599.251.000 573.324.250 95,67 %

3 Survei Statistik Harga

Perdagangan Besar 700.650.000 626.017.530 89.35 %

4 Penyusunan Indeks

Kemahalan Konstruksi 729.126.000 661.492.873 90,72%

5 Survei Statistik Harga Konsumen dan Survei Volume Penjualan Beras

826.867.000 762.028.960 92.16%

6 Survei Biaya Hidup 2012 5.460.696.000 4.351.416.142 79,69% 7 Survei Statistik Harga

Perdesaan 1.190.647.000 963.437.814 80.92%

8 Penyempurnaan Diagram

Timbang Nilai Tukar Petani 3.167.762.000 2.108.093.857 66,55 %

(38)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Tinjauan Umum

Akuntabilitas kinerja Direktorat Statistik Harga merupakan representasi dari keseluruhan kegiatan yang menjadi tugas dan tanggung jawab di lingkungan Direktorat Statistik Harga selama tahun 2012. Aspek keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi BPS dalam mencapai tujuan dan sasaran juga dijabarkan serta berbagai solusi yang telah dilakukan selama periode tersebut. Beberapa aspek perbaikan baik dari sisi teknis maupun non teknis, terus dilakukan guna menyempurnakan tingkat keberhasilan sesuai dengan Rencana Strategis tahun 2010-2014.

Pencapaian visi BPS sebagai penyedia data statistik berkualitas, dicerminkan dari keberhasilannya menyediakan data statistik yang objective, up to date, reliable, complete, dan on time, serta user friendly. Data statistik BPS ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang bagi keperluan pemerintah, dunia swasta, dan kalangan masyarakat.

Hasil evaluasi atas pelaksanaan fungsi dan tugas Direktorat Statistik Harga menyimpulkan bahwa secara umum tingkat capaian kinerja dan akuntabilitas Direktorat Statistik Harga menunjukkan tingkat keberhasilan meningkat secara siginifikan. Kesimpulan ini tercermin dari angka rata-rata pencapaian kinerja sasaran sebesar 93,65 persen selama tahun 2012. Tingkat pencapaian ini mengindikasikan bahwa pelaksanaan kegiatan yang dilakukan BPS telah sesuai program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana strategis dan sekaligus telah mampu memenuhi misi BPS secara keseluruhan.

4.2 Permasalahan dan Kendala Utama

Meskipun program kegiatan sudah sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, namun masih memerlukan beberapa langkah perbaikan guna lebih menyempurnakannya. Secara umum, beberapa penyebab atau kendala

(39)

yang mengakibatkan tidak tercapainya target sasaran dan tujuan yang ditetapkan, diantaranya adalah :

1) Kebutuhan data dan informasi oleh berbagai konsumen data dirasakan semakin cepat (mingguan, bulanan, triwulanan, semesteran) dan semakin spesifik dan luas cakupannya.

2) Semakin banyak instansi sektoral yang mengharapkan data sektoral secara instant dari BPS, semestinya sesuai peraturan yang ada, pembiayaan disediakan oleh instansi sektoral

3) Masih ada responden yang kurang responsif 4) Keterbatasan anggaran yang tersedia

4.3

Saran Tindak Lanjut

1) Mengoptimalkan mitra/staf BPS Kab/Kota/Provinsi/Pusat untuk membantu melakukan pendataan harga

2) Mengusulkan adanya pelatihan/refreshing petugas lapangan secara periodik 3) Mengusulkan ketersediaan dan perbaikan sistem pendataan harga secara

elektronik melalui Program Statcap-Cerdas

4) Mengusulkan perbaikan sistem pendataan harga perdagangan besar melalui program Statcap-Cerdas

5) Mengundang berbagai pihak termasuk mahasiswa STIS untuk meneliti optimalisasi sampel survei harga

6) Melayani pengguna data sesuai skala prioritas

7) Meningkatkan komunikasi dengan pihak-pihak terkait dan melakukan pendataan sebelum anggaran tersedia (anggaran 99)

8) Mengusulkan pembangunan statistik harga produsen melalui kegiatan Statcap-Cerdas

9) Mengoptimalkan peningkatan kemampuan staf diantaranya mengikuti pelatihan/seminar dan refreshing secara periodik dan berkesinambungan. Disamping itu, perlu memberi kesempatan tugas belajar pada jalur formal seperti melanjutkan pendidikan jenjang S1, S2, dan S3 guna pencapaian peningkatan kualitas SDM.

(40)

22

LAMPIRAN 1

STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT STATISTIK HARGA

Peraturan Kepala BPS No. 007 Tahun 2008, Tanggal 15 Februari 2008

Direktorat Statistik Harga

Seksi Penyiapan Statistik Harga Produsen

Seksi Penyiapan Statistik Harga Perdesaan

Seksi Pengolahan Statistik Harga Produsen

Seksi Evaluasi dan Pelaporan Statistik Harga Produsen

Seksi Pengolahan Statistik Harga Perdesaan Subdirektorat Statistik Harga Perdesaan Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar Subdirektorat Statistik Harga Produsen Subdirektorat Statistik Harga Konsumen Seksi Pengolahan Statistik Harga Perdesaan

Seksi Penyiapan Statistik Harga Perdagangan Besar

Seksi Pengolahan Statistik Harga Perdagangan Besar

Seksi Evaluasi dan Pelaporan Statistik Harga Perdgn. Besar

Seksi Penyiapan Statistik Harga Konsumen

Seksi Pengolahan Statistik Harga Konsumen

Seksi Evaluasi dan Pelaporan Statistik Harga Konsumen

(41)

23

LAMPIRAN 2

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STATISTIK HARGA

Tahun 2010 s/d 2014

Instansi : Direktorat Statistik harga

Visi : SUMBER INFORMASI STATISTIK HARGA YANG LENGKAP, MUTAKHIR DAN TERPERCAYA

Misi :

1. Menyediakan data Statistik Harga yang lengkap, mutakhir dan terpercaya

2. Meningkatkan mutu Statistik Harga

3. Mewujudkan dan mengembangkan sistem statistik nasional di bidang Statistik Harga

4. Menyebarluaskan data Statistik Harga

Gambar

Tabel berikut ini menyajikan capaian sasaran yang dirinci menurut indikator kinerjanya :
Tabel  berikut  ini  menyajikan  capaian  sasaran  yang  dirinci  menurut  indikator kinerjanya :

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kepadatan populasi Helopeltis theivora pada tanaman kakao di Jorong Siduampan Kecamatan Ranah Batahan

Diagnosa endometritis dapat dilakukan dengan pemeriksaan klinis, palpasi rektal menggunakan alat USG terhadap organ reproduksi (Kasimanickam et al. 2006) dan pemeriksaan

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Substitusi Serbuk Kapur Sebagai Cementitious Pada Mortar dengan komposisi yang

(48,4%) dibandingkan dengan yang berasal dari kota yang lebih banyak memilih spesialis bedah (38,6%), yang keduanya masuk dalam kategori spesialis dasar pada penelitian

Kalender Tanam Terpadu tersebut merupakan pedoman bagi Dinas Pertanian, penyuluh, dan petani dalam menetapkan pola dan waktu tanam yang tepat, sesuai dengan kondisi iklim di

Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi faktor- faktor yang perlu diperhatikan dalam penilaian kesiapan KM serta

 pada dasarnya dasarnya adalah adalah obstruksi obstruksi lumen lumen yang yang selanjutnya selanjutnya akan akan diikuti diikuti oleh oleh proses proses

05 Persentase penyajian/ release data dan informasi statistik Sosial dan Kesejahteraan Rakyat tiap semester 06 Persentase pemasukan dokumen/ response rate dari kegiatan