• Tidak ada hasil yang ditemukan

MINAT KARIER DOKTER ALUMNI FAKULTAS KEDOKTERAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MINAT KARIER DOKTER ALUMNI FAKULTAS KEDOKTERAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

MINAT KARIER DOKTER ALUMNI FAKULTAS

KEDOKTERAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH DAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Laporan Penelitian ini ditulis untuk sebagai syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

Oleh :

Annisa Delia Khusnayni

NIM : 11151030000094

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu pernyataan meperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 10 Oktober 2018

(3)

iii

MINAT KARIER DOKTER ALUMNI FAKULTAS

KEDOKTERAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH DAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Kedokteran,Fakultas Kedokteran Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh :

Annisa Delia Khusnayni NIM 11151030000094

Pembimbing 1 Pembimbing 2

dr. Marita Fadhilah, Dr.Med.Sc. dr. Riva Auda.,Sp.A, M.Kes.

NIP. 197803142006042001 NIP. 19761217200812015

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan penelitian berjudul MINAT KARIER DOKTER ALUMNI

FAKULTAS KEDOKTERAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA yang diajukan

oleh Annisa Delia Khusnayni (NIM : 1111030000094), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran pada 10 Oktober 2018. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Kedokteran.

Ciputat, 10 Oktober 2018

DEWAN PENGUJI Ketua Sidang

dr. Marita Fadhilah, Dr.Med.Sc. NIP.197803142006042001

Pembimbing 1 Pembimbing 2

dr. Marita Fadhilah, Dr.Med.Sc. dr. Riva Auda.,Sp.A, M.Kes. NIP.197803142006042001 NIP. 19761217200812015

Penguji 1 Penguji 2

dr. Francisca A. Tjakradidjaja MS, Sp.GK dr. Erfira, Sp.M

NIP. 197307252008012009 NIP. 197011042008012012

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FK UIN Kaprodi PSKed

dr. Hari Hendarto, Ph.D.,Sp.PD-KEMD dr. Achmad Zaki,M.Epid.,Sp.OT NIP.196511232003121003 NIP.197805072005011005

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini yang

berjudul “MINAT KARIER DOKTER ALUMNI FAKULTAS

KEDOKTERAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA”, sebagai salah satu

syarat yang diajukan untuk menyelesaikan studi di Program Studi Kedokteran di Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam tak lupa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, suri tauladan dengan sebaik-baiknya akhlak.

Seiring dengan dikerjakannya penelitian ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Sehingga dalam kata pengantar ini, penulis ingin menyampaikan penghargaan, hormat, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI yang telah memberikan beasiswa sehingga saya bisa menjalani pendidikan di PSKed FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Hari Hendarto, Ph.D., Sp.PD-KEMD selaku Dekan FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Achmad Zaki, M. Epid., Sp.OT selaku Ketua Program Studi Kedokteran FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. dr. Marita Fadhilah, Dr.Med.Sc. selaku dosen pembimbing 1 dan dr. Riva Auda, Sp.A.,M.Kes, selaku dosen pembimbing 2 yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing selama melakukan penelitian ini.

5. Dr. dr. Francisca A, Tjakradidjaja, M.S, Sp.GK, selaku dosen penguji 1 dan dr. Erfira, Sp.M, selaku dosen penguji 2 yang memberikan bimbingan, saran dan kritik untuk penelitian ini.

(6)

vi

6. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D. selaku penanggung jawab modul riset angkatan 2015.

7. dr. Nida Farida, Sp.M, selaku pembimbing akademik dan dosen-dosen pengajar Program Studi Kedokteran yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

8. dr. M. Ilyas Saputra, dr. Abe Umaro, dr. Hapsari Abdining I, dr. Dimas Nugroho, dr. Nurul Fatimah, dr. Ali Alatas, dr. Indra, dan dokter-dokter lainnya yang telah membantu penulis dalam menyebarkan kuesioner dan telah memotivasi dan memberikan dukungan bagi penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

9. Kedua orang tua penulis, Suliati dan Edi Haris Harsono, yang senantiasa mendidik dan mendoakan penulis. Tak lupa juga terimakasih kepada adik- adik saya, Lathifa Rohma dan Bima Satya, dan seluruh keluarga.

10. Ubaidillah Romadlon, Isna Khumairatin A, dan Widda Mayyala S, sebagai teman seperjuangan dalam menyelesaikan penelitian ini.

11. M. Thoriq A selaku teman diskusi masalah statistika yang telah banyak mencerahkan dan memberikan ilmu mengenai SPSS secara sukarela, Fitri Tahta Alfina sebagai teman sekamar,serta teman-teman seperjuangan dari PBSB 2015 COSTAVERA yang selama ini telah memberikan dorongan dan kebahagiaan kepada penulis.

12. Kepada teman seperjuangan Khadijah Alhaura, Risa Azzahra, dan Hanifa Syafly yang telah selama ini menampung seluruh keluh kesah yang penulis rasakan dan memberikan dorongan mental selama masa perkuliahan. 13. Seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan yang tak

terhingga dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi penelitian ini. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Ciputat, 3 Oktober 2018 Penulis

(7)

vii

ABSTRAK

Annisa Delia Khusnayni. Program Studi Kedokteran. Minat Karier Dokter

Alumni FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.2018.

Latar belakang: Karier seorang dokter sangat beragam dan dipengaruhi oleh

banyak faktor yang dapat memotivasi dalam memilih karier. Pemilihan karier ini sangat penting dalam memenuhi kekurangan dokter di Indonesia terutama dengan berlakunya sistem kesehatan nasional saat ini.Tujuan : Mengetahui distribusi minat karier dokter alumni dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode : Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dan puposive sampling dengan 108 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil : Dari 108responden, satu responden dikeluarkan karena ketidaklengkapan data, 90,6% responden memilih karier klinis dengan 85% diantaranya memilih karier dokter spesialis. Dari hasil uji analisis Chi-Square, tidak didapatkanhubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, asal daerah, tingkat pendidikan orang tua, status ekonomi orang tua, dan nilai IPK akhir terhadap pilihan karier (p>0,05). „Pengalaman pribadi terhadap penyakit yang berhubungan‟ memiliki korelasi yang bermakna terhadap pemilihan karier klinis dan nonklinis (p = 0,018), dan „Pengalaman rotasi klinik‟ memiliki korelasi yang bermakna terhadap pemilihan karier spesialisasi (p = 0,011).

Kesimpulan : Karier yang paling banyak dipilihdokter alumni Fakultas

Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah adalah karier klinik terutama sebagai spesialis. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, asal daerah, tingkat pendidikan orang tua, status ekonomi orang tua, dan nilai IPK akhir dengan minat karier dokter alumni namun motivasi pemilihan karier merupakan faktor yang berhubungan.

Kata kunci : Minatkarier, dokter alumni, karier klinis, karier nonklinis, karier

(8)

viii ABSTRACT

Annisa Delia Khusnayni. Medicine major. Doctor alumni’s Career Preference and Factors Influencing Them: Study in Medical Graduates of Medical Faculty. Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta.2018.

Background : A doctor’s career is diverse and is influenced by many factors that

can motivate career choices. These career choices are very important in meeting the shortage of doctors in Indonesia especially with the enactment of the current national health system.Objective : To distribution of doctor alumni cereer preference and the factors that influence it.Methods :This study used cross-sectional design and purposive sampling with 108 respondents. The data was collected using questionnaire and the analysis was carried out using Chi-Square Test. Results :Of the 108 respondents,one was excluded because of incomplete data,90.6% respondent chose clinical career with 85% among them chose career as a specialist. From the results of the Chi-Square analysis, no significant relation was found between age, gender, home origin, parent’s level of education, parent’s economic status and final IPK score on career choice (p>0.05).‘Personal

experiences of suffering from a career-related illness’ has significant correlation to clinical and non-clinical career selection (p = 0.018) and ‘Clinical rotation experiences’ has a significant correlation to career choice specialization (p= 0.011). Conclusion : The most chosen career by doctor alumni of the Faculty ofMedicine UIN Syarif Hidayatullah is clinical career, especially as a specialist.There is no relation between age, gender, home region, parent’s level of education, parent’s economic status, final IPK scoreand interest in career of doctor alumni but motivations for carer selection is a related factor.

Key words : Career preference, junior doctor, clinical career, non-clinical carer,

(9)

ix

DAFTAR ISI

LEMBAE JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR SINGKATAN ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 2 1.3 Tujuan Penelitian ... 3 1.3.1 Tujuan umum ... 3 1.3.2 Tujuan khusus ... 3 1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Minat ... 5

2.1.1 Definisi minat ... 5

2.2 Karier ... 6

2.2.1 Definisi karier ... 6

2.2.2 Faktor yang mempengaruhi pemilihan karier ... 6

2.3 Karier dalam bidang Kedokteran... 7

2.3.1 Definisi dan klasifikasi ... 7

2.3.2 Faktor yang mempengaruhi pemilihan karier spesialistik ... 9

2.4 Minat dan karier menurut agama Islam ... 14

2.5 Kerangka Teori ... 15

2.6 Kerangka Konsep ... 16

2.6 Definisi Operasional ... 17

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 22

1.1 Desain penelitian ... 22

1.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 22

1.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

1.3.1 Populasi subjek penelitian ... 22

1.3.2 Besar sampel ... 22

1.3.3 Cara pengambilan sampel ... 24

1.3.4 Kriteria sampel ... 24

(10)

x

1.4.1 Persiapan penelitian ... 25

1.4.2 Pembuatan dan validasi kuesioner ... 25

1.4.3 Identifikasi subjek penelitian ... 26

1.4.4 Pemilihan sampel ... 26

1.4.5 Informed consent terhadap responden ... 26

1.4.6 Pengisian data kuesioner dengan lengkap ... 26

1.4.7 Sortir data ... 26

1.4.8 Analisis dan pengolahan data dengan SPSS ... 27

1.5 Manajemen Data ... 27

1.5.1 Pengumpulan data ... 27

1.5.2 Pengolahan dan analisis data ... 27

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

4.1 Uji Validitas ... 28

4.2 Analisis Univariat ... 30

4.2.1Karakteristik responden ... 30

4.2.2 Pilihan Karier ... 35

4.2.3 Pilihan instansi bekerja ... 37

4.2.4 Motivasi pemilihan karier ... 39

4.3 Uji Bivariat ... 40

4.3.1 Hubungan usia terhadap pemilihan karier ... 40

4.3.2 Hubungan jenis kelamin terhadap pemilihan karier ... 42

4.3.3 Hubungan kriteria daerah asal terhadap pemilihan karier ... 44

4.3.4 Hubungan tingkat pendidikan orang tua terhadap pemilihan karier ... 46

4.3.5 Hubungan penghasilan orang tua terhadap pemilihan karier... 48

4.3.6 Hubungan nilai IPK akhir terhadap pemilihan karier ... 50

4.3.5 Hubungan motivasi memilih karier terhadap pilihan karier ... 52

4.4 Kelebihan Penelitian ... 57

4.5 Keterbatasan Penelitian ... 58

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ... 59

5.1 Simpulan ... 59

5.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(11)

xi

DAFTAR SINGKATAN

IPK : Indeks Prestasi Kumulatif

BPPSDMK : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia FK : Fakultas Kedokteran

PPDS : Program Pendidikan Dokter Spesialis IPDS : Institusi Pendidikan Dokter Spesialis KKI : Konsil Kedokteran Indonesia

STR : Surat Tanda Registrasi

TOEFL : Test of English as a Foreign Language JKN : Jaminan Kesehatan Nasional

SPSS : Statistic Package for Social Sciences

THT-KL : Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala dan Leher

UKMPPD : Ujian Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter IK : Interval Kepercayaan

OR : Odd Ratio

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Lama masa pendidikan Program Studi spesialis Universitas

Indonesia...12

Tabel 4.1 Hasil validasi item kuesioner tahap pertama...28

Tabel 4.2 Hasil validasi item kuesioner tahap kedua...29

Tabel 4.3 Distribusi karakteristik responden...30

Tabel 4.4 Distribusi pilihan karier responden...35

Tabel 4.5 Distribusi pilihan instansi tempat bekerja responden...37

Tabel 4.6 Distribusi motivasi responden dalam memilih karier...38

Tabel 4.7 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara usia dengan pilihan karier klinis dan nonklinis...39

Tabel 4.8 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara usia dengan pilihan karier spesialisasi...40

Tabel 4.9 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara jenis kelamin dengan pilihan karier klinis dan nonklinis...41

Tabel 4.10 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara jenis kelamin dengan pilihan karier spesialis...42

Tabel 4.11 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara kriteria daerah asal dengan pilihan karier klinis dan nonklinis...43

Tabel 4.12 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara kriteria daerah asal dengan pilihan karier spesialis...44

Tabel 4.13 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan pilihan karier klinis dan nonklinis...45

Tabel 4.14 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan pilihan karier spesialis...46

Tabel 4.15 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara penghasilan orang tua dengan pilihan karier klinis dan nonklinis...47

Tabel 4.16 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara penghasilan orang tua dengan pilihan karier spesialis...48

Tabel 4.17 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara nilai IPK akhir dengan pilihan karier klinis dan nonklinis...49

Tabel 4.18 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara nilai IPK akhir dengan pilihan karier spesialis...50

Tabel 4.19 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara motivasi memilih karier dengan pilihan karier klinis dan nonklinis...51

Tabel 4.20 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara motivasi memilih karier dengan piilhan karier spesialis...54

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar informed consent...68

Lampiran 2 Kuesioner penelitian...69

Lampiran 3 Hasil uji validitas...81

(14)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karier yang dapat dipilih oleh seorang dokter sangat beragam dan luas, serta dipengaruhi oleh banyak faktor. Berbagai jenis karier yang dapat ditempuh seorang dokter dapat diklasifikasikan dalam bidang klinis yaitu dokter umum dan dokter spesialis, dan dalam bidang nonklinis yaitu manajemen, pendidikan, penelitian, dan lain-lain yang sering juga dijumpai pada karier sebagian dokter di Indonesia yang merupakan bagian yang integral terhadap kehidupan dan fungsi dokter kepada masyarakat.1,2 Karier dokter dalam hal nonklinis, yakni pendidikan bahkan telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2013 mengenai Pendidikan Kedokteran Bab I pasal 1 no.11 dan 12 tentang Dosen kedokteran dan Tenaga kependidikan pendidikan kedokteran.3 Pemilihan karierberpengaruh terhadap kinerja dokter dan berkolerasi secara langsung terhadap ketidakpuasan pasien dan peningkatan kesalahan medis, terutama pada karier spesialistik yang memiliki perbedaan dalam beban, lingkungan pekerjaan, stres, pendapatan, dan konflik sosial.4

Sejak berlakunya sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tahun 2016 oleh Kementerian Kesehatan yang memberlakukan sistem rujukan berjenjang, semakin terlihat adanya ketimpangan dalam jumlah dokter di Puskesmas dan rumah sakit. Dalam sistem rujukan berjenjang, untuk dapat berobat di rumah sakit seorang pasien harus melewati fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) terlebih dahulu kecuali dalam keadaan darurat. FKTP yang dimaksud adalah Puskesmas atau yang setara, praktik mandiri dokter, praktik mandiri dokter gigi, klinik pertama atau yang setara termasukfasilitas kesehatan tingkat pertama milik TNI/Polri, dan rumah sakit tingkat D pratama atau yang setara. FKTP merupakan fasilitas kesehatan primer yang

(15)

melaksanakan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang merupakan prinsip managed care yang diberlakukan oleh nasional dan merupakan gerbang utama masyarakat untuk mengakses pelayanan kesehatan, sehingga fasilitas kesehan primer sangat penting untuk dijaga kualitasnya terutama dari hal tenaga medisnya.5

Dalam bagan yang dikeluarkan oleh Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK)6, didapatkan bahwa persebaran dokter umum belum dapat menutupi kekurangan tenaga dokter di Puskesmas daerah karena adanya kekurangan dan maldistribusi, hal ini terlihat dengan banyaknya puskesmas dengan jumlah dokter umum di atas standar 6.954 puskesmas dan dibawah standar 3.579 puskesmas. Selain itu, jumlah dokter di rumah sakit juga tidak sepenuhnya terpenuhi, terutama pada dokter umum dengan kekurangan mencapai 1.664 dokter dan spesialis tertentu yaitu spesialis bedah dan radiologi yang mencapai angka 1.054 dan 1.052.Dalam penelitian sebelumnya didapatkan bahwa karier klinis terutama dokter spesialis masih lebh digemari dibandingkan karier sebagai dokter umum, hal ini sangat berkebalikan dengan kebutuhan dokter saat ini yang lebih membutuhkan dokter umum di fasilitas kesehatan primer. Dengan adanya kekurangan ini maka semakin penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier dokter sehingga diharapkan dapat dilakukannya suatu upaya untuk meningkatkan minat dan kesadaran terhadap karier dokter yang belum memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan saat ini.3,6

Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat pemilihan karier dokter alumni terutama di FK Universitas Islam Syarif Hidayatullah.

1.2 Rumusan Masalah

A. Bagaimana gambaran preferensi karier dokter alumni FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

(16)

B. Faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan karier dokter yang telah lulus?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran preferensi karier dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan faktor-faktor yang mempengaruhi.

1.3.2 Tujuan Khusus

a) Mengetahui minat karier dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah terhadap pilihan karier klinis dan nonklinis.

b) Mengetahui minat karier dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah terhadap pilihan karier spesialis dasar, penunjang, dan lainnya.

c) Mengetahui instansi kerja yang diminati oleh dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.

d) Mengetahui motivasi memilih karier yang berhubungan dengan minat karier dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah pada bidang klinis dan nonklinis serta bidang spesialis dasar, penunjang, dan lainnya.

e) Mengetahui hubungan antara usia, jenis kelamin, asal daerah, tingkat pendidikan orang tua, status ekonomi orang tua, nilai IPK akhir status akademik, latar belakang orang tua dan motivasi memilih karier dengan minat karier dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah pada bidang klinis dan nonklinis serta bidang spesialis dasar, penunjang, dan lainnya.

(17)

1.4 Manfaat Penelitian

Bagi peneliti

- Mengetahui gambaran pemilihan karier yang diminati dokter yang telah lulus dari FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai bahan pertimbangan untuk pemilihan karier untuk pribadi.

Bagi institusi

- Mengetahui gambaran distribusi minat karier dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai data dasar dalam menentukan kebijakan dalam sistem pendidikan kedokteran.

Bagi alumni

- Mengetahui pilihan dan faktor yang berhubungan dalam pemilihan karier dokter alumni lainnya sebagai salah satu dasar pertimbangan untuk mengambil keputusan mengenai karier yang akan diambil

(18)

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minat

2.1.1 Definisi minat

Minat adalah sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.7 Minat cenderung berkembang karena berbagai pengalaman yang pernah didapatkan, termasuk bakat.8 Perkembangan minat ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang mungkin banyak tidak disadari misalnya faktor eksternal, contohnya pengalaman-pengalaman berupa paparan terhadap sesuatu yang dilihat ataupun dilakukan. Fase perkembangan minat berlangsung secara bertingkat mengikuti pola perkembangan individu itu sendiri. Di samping itu, kematangan individu juga akan semakin kuat dan terfokus pada objek tertentu. Pada awalnya, minat terpusat pada diri sendiri, hal-hal yang menjadi kepunyaan, kemudian berpusat pada orang lain, termasuk objek-objek yang ada di lingkungannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan minat dapat dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.9

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang ada pada diri masing-masing individu berupa faktor biologis seperti jenis kelamin, faktor kesehatan misalnya cacat mental maupun faktor psikologis seperti kecerdasan, bakat, minat, perhatian serta motivasi belajar.7

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah semua faktor yang muncul dari luar diri individu termasuk orang tua, media massa, teman pergaulan, dan

(19)

lain-lain yang ikut serta membentuk kesenangan dan ketidaksukaan individu terhadap suatu objek atau aktivitas tertentu.9,10

2.2 Karier

2.2.1 Definisi Karier

Karier adalah perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, jabatan, dan sebagainya atau dapat juga berarti sebagai pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju.8,11 Dalam pengertian lain, karierdalam bahasa Belanda berarti; pertama, perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, dan jabatan, kedua, pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju. Karier sendiri dalam bahasa Inggris adalah “A job or profession for which one is trained and which one intends

to follow foe part or whole of one’s life” atau suatu pekerjaan atau profesi,

seseorang perlu pelatihan untuk melaksanakan tugasnya, dan berkeinginan untuk menekuninya dalam kehidupannya.12

2.2.2 Faktor yang mempengaruhi pemilihan karier

Aspek perencanaa dalam pemilihan karier berperan penting dalam pemilihan karier seseorang yang akan dijalani sepanjang hidup. Menurut teori Ginzberg mengenai karier, dikatakan bahwa perkembangan pemilihan karier melalui beberapa tahap yaitu, fantasi, tentatif, dan realistik. Proses fantasi adalah suatu proses imajinasi yang belum dikonfirmasi dengan minat, bakat, atau kemampuan yang dimiliki. Proses selanjutnya yaitu tentatif yaitu timbul dorongan untuk mencoba dan mencocokkan karier tersebut dengan keadaan pribadi namun belum sepenuhnya memahami mengenai syarat yang dimiliki karier tersebut. Proses realistis inilah seseorang benar-benar memahami mengenai karier yang dipilihnya dan keadaan dirinya sehingga pada tahap inilah seseorang benar-benar memilih kariernya.13

Sementara itu, menurut Hoyer et al. yang dikutip oleh Agoes Dariyo13ada 4 tahap perkembangankarier dalam kehidupan orang dewasa yaitu, selection and entry, adjusment, maintenance, dan retirement. Pada saat masa seleksi dan masuk ditandai dengan upaya seseorang untuk

(20)

memasuki atau menjalani suatu jenis karier tertentu dengan mempertimbangkan potensi, bakat/minat, kecerdasan, maupun harapanyang akan dicapai. Masa penyesuaian diri adalah usaha seorang individu untuk tetap menikmati karier/pekerjaan sebagai jalan hidupnya. Setelah itu, dilanjutkan dengan masa pemeliharaan dan masa pensiun.13

Dari rangkaian teori di atas, dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi pilihan karier, yaitu;

1. Faktor Internal

Yakni semua faktor yang berkaitan dengan karakteristik individu usia, jenis kelamin, sifat, bakat dan minat, dan kecerdasan.13

2. Faktor Eksternal

Dengan menggunakan teori belajar sosial (Social Learning Theory), maka pemilihan suatu karier adalah hasil dari proses belajar melalui lingkungan hidupnya yaitu, orang tua, guru, teman, media massa, atau masyarakat umum lainnya.13

Selain itu,salah satu faktor pendukung adalah status sosial ekonomi. Status sosial ekonomidapat ditinjau dari pendapatan keluarga, tingkat pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, dan status sosial dalam masyarakat.14 Bila dilihat dari segi pendapatan yang mendukung tingkat sosial ekonomi, menurut Herru Widiatmanti15 penggolongan dalam kelas ekonomi ada tiga yaitu,

a. Kelas ekonomi menengah ke atas yaitu orang–orang dngan besar pendapatan diatas Rp6.000.000 per bulan.

b. Kelas ekonomi menengah yaitu orang–orang dengan penghasilan diantara Rp2.600.000-Rp6.000.000 per bulan. c. Kelas ekonomi menegah ke bawah yaitu orang-orang dengan

penghasilan yang kurang dari Rp2.600.000 per bulan.

2.3 Karier dalam bidang Kedokteran 2.3.1 Definisi dan Klasifikasi

Dokter adalah dokter lulusan pendidikan kedokteran baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia

(21)

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.16Karier dalam bidang kedokteran memiliki jangkauan yang luas dalam bidang kesehatan, terdapat banyak jenis klasifikasi, namun dalam penelitian ini klasifikasi berdasarkan klinisi dan nonklinisi, yakni1

1. Klinisi

A. Praktik umum B. Praktik spesialistik

a) Ilmu Penyakit Dalam b) Bedah spesialistik

c) Jantung dan pembuluh darah d) Anastesi

e) Bedah umum

f) Kebidanan dan kandungan g) Ilmu penyakit mata

h) Ilmu penyakit kulit dan kelamin i) Radiologi

j) Ilmu kesehatan anak k) Psikiatri

l) Ilmu penyakit saraf

m) Telinga, hidung, dan tenggorokan n) Patologi anatomi

2. Nonklinisi

A. Kedokteran dasar, B. Kedokteran komunitas C. Administrasi kesehatan D. Penelitian industri farmasi E. Peneliti

(22)

2.3.2 Faktor yang mempengaruhi pemilihan karier spesialistik

A. Umum, spesialistik, atau tidak keduanya

Karier dokter pada bidang klinis dapat dibagi secara general menjadi umum, spesialis, atau penunjang yang perlu dipahami terlebih dahulu sebelum memutuskan memilih salah satunya. Karier dalam bidang umum yakni dokter umum adalah dokter yang bekerja di layanan primer, namun secara klasik dokter keluarga, dokter spesialis anak, dan dokter spesialis penyakit dalam juga termasuk dalam bidang klinis umum. Penggolongan bidang umum ini berdasarkan pada luasnya pengetahuan medis yang harus diketahui dokter yang umum dan sering terjadi di masyarakat. Tugas dokter pada golongan umum ini lebih kepada diagnosis, tatalaksana awal, dan tindakan pencegahan yang disertai dengan pemantauan pasien dalam jangka waktu yang lama.17

Berbeda dengan golongan umum yang dapat menjumpai berbagai macam penyakit, golongan spesialis mengatasi area yang spesifik pada tubuh manusia dan lebih berorientasi kepada penanganan pasien secara langsung. Sehingga dokter spesialis lebih berkutat dengan prosedur teknis dan sebagai konsultan dokter sehingga dokter golongan spesialis ini lebih sedikit terikat dengan hidup pasien.17

Dokter dalam golongan penunjang lebih bersifat suportif dan tidak berhubungan langsung dengan pasien misalnya radiologi, rehabilitasi, patologi klinik, onkologi, emergensi, anestesi, dan kedokteran nuklir. Para dokter penunjang ini berperan penting dalam penanganan pasien melalui proses diagnosis dan merupakan dokter dengan orientasi rumah sakit.17

B. Konten intelektual dan masalah klinis

Beberapa spesialistik memiliki batasan yang jelas terhadap tindakan yang dilakukan kepada pasien, seperti radiologi dan dermatologi, yang tidak memiliki wewenang untuk melakukan tindakan kepada diluar bagian spesialistiknya. Pengetahuan klinis sangat penting untuk diketahui pada bidang masing-masing, oleh

(23)

karena itu ketertarikan terhadap masalah klinis penting dalam setiap janis karier spesialistik yang dipilih. Bila memiliki ketertarikan terhadap farmakologi klinis dan fisiologis misalnya, maka akan lebih baik bila memilih karier spesialis anastesi, jangan memaksakan untuk memilih spesialistik lain yang mungkin tidak berhubungan sama sekali.17

C. Banyaknya kontak dengan pasien

Sangat penting bagi dokter untuk menjalin kontak dengan pasien sehingga kepercayaan dapat dibangun dan mempermudah dalam menangani pasien, namun tidak semua dokter memiliki intensitas pertemuan yang sama dengan pasien. Dokter spesialis yang memiliki banyak kontak dengan pasien misalnya, dokter umum dan dokter penyakit dalam dan sebaliknya, dokter spesialis yang lebih jarang bertemu pasien misalnya, adalah dokter yang masuk dalam golongan penunjang yakni dokter spesialis radiologi dan lain-lain. Selain intensitas bertemu pasien dapat dipilih sebagai alasan dalam memilih spesialisasi, kebersihan lingkungan kerja juga dapat dijadikan faktor tersendiri. Dokter emergensi yang manangani pasien dalam keadaan gawat darurat yang tentu banyak terekspos cairan tubuh pasien merupakan contoh suatu lingkungan dokter yang cukup kotor, berbeda dengan dokter spesialis mata yang penanganan pasiennya cukup bersih dan minimal terekspos oleh darah dan cairan tubuh pasien.17

D. Jenis pasien yang dihadapi

Dalam berpraktek, tentu banyak sekali tipe pesien yang akan dihadapi oleh dokter, hal ini akan lebih berbeda dengan dokter pada spesialistik tertentu. Dokter spesialis kedokteran jiwa, sebagai contoh, akan berhadapan dengan pasien yang cenderung memiliki emosional. Berbeda halnya dengan dokter onkologi yang cenderung lebih sering berhadapan dengan pasien dengan penyakit berat dan dengan prognosis yang buruk, walaupun memiliki temperamen yang lebih baik namun tingkat mortalitas yang tinggi menjadi beban tersendiri yang cukup berat. Resiko malpraktik juga turut menjadi beban dasar

(24)

pertimbangan, karena emosi setiap pasien berbeda dan tingkat sensitivitasnya jauh lebih tinggi terutama pada spesialis anak, spesialis saraf, spesialis ortopedi, dan spesialis jantung. Hal-hal seperti ini tentu akan menjadi beban mental tersendiri bagi dokter spesialis yang juga akan turut dipertimbangkan dalam memilih kariernya. 17

E. Ekspektasi sosial, status, dan karier

Dalam memilih suatu spesialisasi banyak dokter yang memilih berdasarkan dengan tingginya status sosial serta karier panjang yang akan diraih sehingga lebih dihormati dalam masyarakat. Namun terkadang tidak sedikit yang menghiraukan faktor-faktor eksternal seperti keluarga, teman, dan lain-lain dan memilih berdasarkan minat dan dorongan pribadi. Pemilihan karier yang sesuai akan meningkatkankepuasan dan kebahagiaan dokter terhadap kariernya dibandingkan bila mengejar status dan karier.17

F. Konsiderasi gaya hidup

Dokter adalah sebuah pekerjaan yang membutuhkan banyak waktu. Tidak jarang seorang dokter mendapatkan panggilan di tengah jam istirahat atau tengah malam untuk menangani pasien, misalnya untuk proses kelahiran. Banyak dokter saat ini yang memilih untuk berkarier spesialis dengan waktu luang yang cukup untuk dihabiskan bersama keluarga. Bahkan banyak yang merelakan gaji yang tinggi demi waktu luang yang lebih dan keseimbangan antara dunia kerja dan dunia pribadi. Dalam hal ini banyak dokter wanita yang lebih menjadikan isu jam kerja ini sebagai alasan untuk memilih karier dibandingkan dokter laki-laki. Beberapa contoh dokter spesialis yang memiliki jam kerja lebih terbatas adalah radiologi, patologi klinik, kulit dan kelamin, mata, dan rahabilitasi.17

G. Lamanya pendidikan spesialis

Beberapa dokter dan mahasiswa menjadikan lamanya pendidikan spesialis sebagai alasan untuk memilih spesialisasi. Lamanya pendidikan dokter hingga lulus residen memang tidak memakan waktu yang sedikit, berkisar 3 hingga 6 tahun. Hal ini menjadi halangan

(25)

tersendiri bagi dokter yang lebih tua dan memiliki keluarga, terutama bila sudah memiliki anak.17 Beberapa contoh lama pendidikan spesialis yang dikutip dari website Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah sebagai berikut,

Tabel 2.1 Lama Masa Pendidikan Program Studi Spesialis Universitas Indonesia18

No Nama Program Studi Spesialis Lama Pendidikan (semester) 1 Patologi Anatomi, Forensik & Medikolegal,

Mikrobiologi Klinik, Ilmu Kedokteran Okupasi, Parasitologi Klinik, Ilmu Gizi klinik, dan Akupuntur Klinik

6

2 Radiolgi, Anestesiologi, Ilmu Kesehatan Mata, Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin, Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi, Ilmu Kedokteran Olahraga, Farmakologi Klinik, dan Onkologi Radiasi

7

3 Ilmu Kesehatan Anak, Neurologi, Ilmu Kesehatan Jiwa, Ilmu Kesehatan THT, Bedah Kepala & Leher, Patologi klinik, dan Ilmu Kedokteran Fisik & Rehabilitasi

8

4 Ilmu Penyakit Dalam, Obstetri dan Ginekologi, Ortopedi & Traumatologi, dan

Kedokteran Penerbangan 9

5 Ilmu Bedah Thoraks dan Kardiovaskular, Urologi, Bedah Plastik, dan Ilmu Bedah

10

6 Bedah Saraf 11

H. Sulitnya mendapatkan posisi residen

Tidak semua universitas dengan Fakultas Kedokteran (FK) membuka Program Studi Spesialis, hal ini karena regulasi pembukaan Institusi Pendidikan Dokter Spesialis (IPDS) diawasi langsung oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) yang dilakukan ketat demi menjaga kualitas dokter spesialis.16 Tidak hanya itu, kuota Peserta Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) juga terbatas, terutama pada beberapa spesialisasi tetentu. Seleksi untuk PPDS sendiri tidak semudah memasuki FK, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebagai dokter yakni Surat Tanda Registrasi (STR), pengalaman di klinik selama waktu tertentu diluar internship, sertifikat pelatihan

(26)

khusus yang diikuti, dan lulus dalam seleksi khusus, selain itu juga ada beberapa persyaratan dasar yang harus dimiliki semua peserta misalnya, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), Test of English as a

Foreign Language (TOEFL), dan tes-tes khusus tiap spesialisasi.

Terbatasnya IPDS dan kuota PPDS ini menimbulkan kompetisi yang cukup sulit dilalui dan tidak jarang yang mengurungkan diri untukberkarier spesialis karena kompetisi dan seleksi masuk PPDS ini.17,18

I. Potensi pendapatan

Mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk menempuh pendidikan dokter dan pendidikan spesialis membuat sebagian dokter dengan pilihan karier spesialis memutuskan untuk memilih spesialisasi dengan pendapatan yang tinggi. Dalam masa sistem Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN saat ini, dokter semakin urung untuk memilih spesialisasi dengan pendapatan yang rendah, seperti yang diungkapkan dalam penelitian yang dilakukan di Bandung mengenai kepuasan kerja dokter spesialis pasca implementasi sistem JKN, sebagian besar (60%) menyatakan kurang puas karena kebijakan administrasi organisasi yang kurang baik.Perlu pertimbangan yang baik dan pemahaman yang dalam mengenai karakterisik spesialis yang dipilih, terutama pendapatan dan sistem kesehatan saat ini, lalu membandingkannya dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing individu untuk dapat memutuskan spesialisasi yang tepat.17,19,20

J. Lowongan kerja dan prediksi tingkat kesulitan kerja

Persebaran dokter di Indonesia sering mengalami maldistribusi dalam hal pemenuhan dokter umum dan dokter spesialis. Hal ini desebabkan karena banyak dokter memilih karier di kota besar sehingga maldistribusi banyak terjadi di daerah lain yang lebih terpencil. Hal ini dipaparkan dalam Program Pemenuhan Tenaga Kesehatan tahun 2016 yang menyatakan adanya kekurangan dokter spesialis dasar yaitu, spesialis anak, spesialis obgyn, spesialis penyakit dalam, dan spesialis bedah, serta kekurangan dokter spesialis

(27)

penunjang yaitu, spesialis anastesi, spesialis radiologi, spesialis rehabilitasi medik, dan spesialis patologi klinik. Adanya kekurangan dokter pada beberapa rumah sakit ini menyatakan adanya ketersediaan lapangan pekerjaan pada beberapa spesialis yang dibutuhkan sehingga mendorong ketertarikan dokter dan mahasiswa Fakultas Kedokteran untuk menempuh karier dibidang spesialis tersebut.3,6,17

2.4 Minat dan karier menurut agama Islam

Minat seseorang dapat sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu semua faktor yang muncul dari luar diri individu, termasuk ajaran agama yang telah diajarkan oleh orang tua dan orang-orang disekitar seorang individu. Dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Shumba dan Naong21 dibuktikan bahwa keluarga berpengaruh besar terhadap pilihan karier dan kemampuan untuk belajar mengidentifikasi minat anak terhadap karier tertentu. Ajaran agama yang diberikan oleh keluarga dapat membantu membentuk pola pikir seorang individu dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam hidupnya serta mendorong pembentukan rasa suka dan ketertarikan individu terhadap suatu hal.21

Islam sendiri adalah agama yang melindungi dan mendorong umatnya untuk saling membantu dalam kebaikan. Dalam berkarier seorang muslim didorong untuk memenuhi kebutuhan dan prioritas masyarakat dalam susunan

dharuriyah (hal-hal primer), hajiyat (hal-hal sekunder), dan tahsinat (hal-hal

tersier). Hal dharuruyah yang dimaksud adalah menjaga jiwa, akal, agama, kehormatan, dan harta benda, sedangkan hajiyat adalah hal-hal yang menjadikan kehidupan manusia lebih mudah dan ringan, serta tahsinat adalah hal-hal yang dianggap baik secara kebiasaan yang membuat hidup seseorang nyaman tanpa pemborosan dan berfoya-foya. Al-Quran dijelaskan dalam QS At-Taubah yang artinya ”Dan katakanlah.’Bekerjalah kamu, maka Allah

akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu dibeeitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.’” (QS At-Taubah:105). Dari ayat tersebut dan penjelasan

(28)

sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa bekerja atau berkarier yang mambawa manfaat kepada masyarakat dan agama memiliki hukum fardhu dan apapun yang dilakukan dalam pekerjaan akan diperhitungkan nantinya.22

2.5 Kerangka Teori

Minat karier dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Internship Keluarga Teman Klinik Kondisi sosial ekonomi Faktor pengalaman Faktor internal Bidang klinis Bidang nonklinis Faktor karakteristik pekerjaan Faktor eksternal  Usia  Tipe kepribadian  Jenis kelamin  Bakat dan minat  Kecerdasan Akademik

Orang sekitar Ayah

dan ibu

Guru dan dosen

Kerja Preklinik

(29)

2.6 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel dependen

Nilai IPK Pilihan karier dokter alumni FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tingkat pendidikan orang tua Kondisi sosial ekonomi Jenis kelamin

Variabel yang diteliti Variabel yang tidak diteliti

Karakteristik daerah asal

Usia

Tipe kepribadian

Bakat dan minat

Faktor yang mempengaruhi

(30)

2.6 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara

Pengukuran

Skala Pengukuran

Variabel Independen 1 Usia Lamanya hidup responden yang dihitung dalam tahun sejak

lahir sampai saat penelitian berlangsung. Dengan kategori usia :

20-24 tahun : dewasa muda, dan ≥25 tahun : dewasa.23 Kuesioner Pengisian kuesioner Ordinal Skor : 0 : ≤ 25 tahun 1 : > 25 tahun 2 Jenis kelamin

Perbedaan biologis laki-laki dan perempuan khususnya pada bagian reproduksi. Kuesioner Pengisian kuesioner Kategorik Skor : 0 : Laki-laki 1 : Perempuan

(31)

3 Tingkat pendidikan orang tua

Tingkat pendidikan akhir yang telah ditempuh kedua orang tua pada saat penelitian ini berlangsung. Digolongkan menjadi 3, yaitu,

- Jenjang pendidikan dasar yaitu SD/sederajat, dan SMP/sederajat

- Jenjang pendidikan menengah yaitu SMA/sederajat - Jenjang pendidikan tinggi yaitu Perguruan Tinggi

(PT)/sederajat dengan tingkatan strata diploma hingga strata tiga (S3).24

Kuesioner Pengisian kuesioner Ordinal Skala : 1 : Dasar 2 : Menengah 3 : Tinggi 2 : 4 Status ekonomi

Kondisi yang berdasarkan pada tingkat pendapatan orang tua perbulannya dan digolongkan menjadi 3 yaitu,

- Kelas ekonomi menengah ke atas yaitu orang–orang dngan besar pendapatan diatas Rp6.000.000 per bulan.

- Kelas ekonomi menengah yaitu orang–orang dengan penghasilan diantara Rp2.600.000-Rp6.000.000 per bulan.

- Kelas ekonomi menegah ke bawah yaitu orang-orang dengan penghasilan yang kurang dari

Kuesioner Pengisian kuesioner Ordinal Skala : 1 : Menengah ke bawah 2 : Menengah 3 : Menengah ke atas

(32)

Rp2.600.000 per bulan.15 5 Nilai IPK

akhir

Angka yang menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester pertama sampai dengan semester paling akhir yang telah ditempuh. Nilai IPK akhir ini digolongkan menurut predikat kelulusan, yaitu:

- Baik : 2,00-2,74 - Amat Baik : 2,75-3,49 - Cum Laude : 3,5-4,00.25

Dalam penelitian ini nilai IPK akhir digolongkan menjadi Amat baik dan Cum laude.

Kuesioner Pengisian kuesioner Ordinal Skala : 1 : Amat Baik 2 : Cum laude 6 Daerah tempat tinggal

Jenis lingkungan dimana responden tinggal selama 18 tahun terakhir .26

Dengan kriteria fasilitas kota : - Sekolah Taman Kanak- Kanak - Sekolah Menengah Pertama - Sekolah Menengah Pertama - Pasar - Pertokoan Kuesioner Pengisian kuesioner Kategorik Skor : 0 : Desa 1 : Kota

(33)

- Bioskop - Rumah sakit

- Hotel/ Bilyar/ Diskotek/ Panti Pijat/ Salon

- Persentase Rumah Tangga yang menggunakan telepon - Presentase Rumah Tangga yang menggunakan listrik.24 7 Motivasi

pemilihan karier

Semua faktor- faktor yang mendukung minat terhadapkarier yang dipilih. Dalam penelitian ini motivasi pemilihan karier tertera dalam bentuk 17 pernyataan yang diukur tingkat kesetujuannya pada responden.26,27

Kuesioner Pengisian kuesioner Ordinal Skala : 1 : sangat tidak setuju 2 : tidak setuju 3 : setuju 4 : sangat setuju Variabel dependen 1 Pilihan karier

Pilihan jenis karier yang akan ditempuh dokter alumni berupa klinis dan nonklinis. Karier klinis adalah dokter umum dan dokter spesialis, sedangkan karier nonklinis adalah dosen, peneliti, manajerial atau struktural, dan lainnya.1

Kuesioner Pengisian kuesioner Nominal Skor: 0: Klinisi 1: Nonklinisi 2 Pilihan karier

Pilhan karier dokter dalam menempuh bidang spesialis yang dibagi menjadi 3 kategori spesialisasi yaitu

Kuesioner Pengisian kuesioner

Nominal Skor :

(34)

spesialis - Spesialis dasar adalah spesialis penyakit dalam, bedah, anak, dan obgyn

- Spesialis penunjang adalah spesialis radiologi, patologi klinik, patologi anatomi, anastesi, dan rehabilitasi medik

- Spesialis lainnya adalah spesialis mata, spesialis THT-KL, spesialis saraf, spesialis jantung dan pembuluh darah, spesialis kulit dan kelamin, spesialis kedokteran jiwa, spesialis paru, spesialis ortopedi dan traumatologi, spesialis urologi, spesialis bedah saraf, spesialis bedah plastik, spesialis kedokteran forensik.28

0: Spesialis dasar 1: Spesialis penunjang

(35)

22

BAB 3

METODE PENELITIAN

1.1 Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan metode

cross sectional.

1.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2018 sampai Oktober 2018. Pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus hingga September 2018 yang disebar juga dalam bentuk online.

1.3 Populasi dan Sampel Penelitian 1.3.1 Populasi subjek penelitian

Populasi target dari penelitian ini adalah Dokter Alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyelesaikan masa studi dan mendapatkan gelar dokter yang belum hingga telah melaksanakan internship. Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah Dokter Alumni FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendapatkan gelar dokter, belum, sedang, dan telah menyelesaikan internship maksimal 2 tahun yang masih aktif dalam sosial media Line dan WhatsApp. Sampel penelitian ini adalah purposive sampling.

1.3.2 Besar sampel

Berdasarkan jenis penelitian yang merupakan penelitian kategorikal dan menggunakan purposive sampling, tetapi perlu untuk mengetahui sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka rumus yang digunakan untuk penelitian ini adalah :

Analitik kategorik tidak berpasangan29 :

n = √ √

keterangan : n = besar sampel

(36)

Z𝛼 = derivat baku normal untuk 𝛼 Z𝛽 = derivat baku normal untuk 𝛽 𝛼 = tingkat kemaknaan

𝛽 = power penelitian

P = proporsi total = (P1 - P2)/2

P1 = Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement peneliti

P2 = Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya Q = 1 - P Q1 = 1 – P1 Q2 = 1 – P2 Diketahui : Zα = 1,96 Zβ = 1,282 P1 = 0,22830 P2 = 0,528 P = -0,15 Q = 0,85 Q1 = 0,772 Q2 = 0,472

dengan menggunakan kesalahan tipe 1 5%, hipotesis dua arah, kesalahan tipe II 10% dan effect size (P1-P2) sebesar 30%, maka besar sampel yang diperlukan :

n1=n2 = √ √

n1=n2 = 43 sampel n total =86

untuk mengantisipasi terjadinya drop out pada penelitian ini, maka sampel ditambahkan dengan menggunakan rumus :

(37)

n‟ = =

= 95,56 = 96 sampel

n‟ = besar sampel setelah antisipasi drop out n = besar sampel yang dibutuhkan

f = prediksi drop out = 10%

jadi, jumlah sampel minimal yang diperlukan pada penelitian ini adalah 96orang.

1.3.3 Cara pengambilan sampel

Tehnik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Tehnik ini mengambil beberapa perwakilan dari populasi terjangkau dengan memperhatikan kriteria yang telah ditentukan dan kuesioner diberikan dalam bentuk google form dan disebarkan melalui media sosial.

1.3.4 Kriteria sampel

1. Kriteria inklusi

a. Dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakartayang telah lulus pendidikan preklinik dan klinik serta mendapatkan gelar dokter.

b. Dokter alumni FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bersedia menjadi sampel.

2. Kritera eksklusi

Dokter yang telah menyelesaikan masa studi preklinik dan klinik hingga telah menyelesaikan masa internship yang telah mengisi kuesioner namun data tidak lengkap atau kuesioner tidak kembali.

(38)

1.4 Cara Kerja Penelitian

1.4.1 Persiapan penelitian

Persiapan penelitian berupa pengajuanethical clearance yang ditujukan kepada komite etik penelitian Fakultas kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.4.2 Pembuatan dan validasi kuesioner

Pada pembuatan kuesioner dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan tujuan dan populasi yang telah ditetapkan, kemudian

2. Pembuatan dan validasi kuesioner

3. Identifikasi subjek penelitian 1.

4. Pemilihan sampel 3.

2. 5. Informed consent terhadap responden

4. 3.

6. Pengisian data kuesioner dengan lengkap

5. 4.

7. Sortir data

8. Analisis dan pengolahan data dengan SPSS

Bersedia Tidak bersedia

Tidak memenuhi syarat

Memenuhi syarat Dikeluarkan

(39)

mereview teori dan penelitian yang telah ada untuk dikembangkan dalam format kuesioner. Pada penelitian ini, item kuesioner motivasi pemilihan karier diambil dan dikembangkan dari penelitian Kawamoto R, etal. dan Takeda Y, etal. melalui proses translasi dan uji validitas yaitu face validity

test dan predictive validity testkepada responden di luar populasi

target.26,27

Validasi kuesioner dilakukan kepada 30 responden yaitu dokter alumni yang bukan lulusandari Fakultas Kedoktern UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang lulus antara tahun 2009-2012.

1.4.3 Identifikasi subjek penelitian

Subjek penelitian adalah Dokter alumni FK UINSyarif Hidayatullah Jakarta yang telah lulus masa pendidikan preklinik dan klinik.

1.4.4 Pemilihan sampel

Untuk penelitian ini sampel yang diambil adalah

purposivesampling, hal ini dilakukan karena terbatasnya sampel, waktu,

serta sulitnya menjangkau sampel.

1.4.5 Informed consent terhadap responden

Memberikan penjelasan terkait penelitian sebelum diberikannya

linkkuesioner. Apabila responden bersedia untuk mengikuti penelitian ini

maka akan diarahkan untuk pengisian kuesioener.Sedangkan bagi yang tidak bersedia, maka tidak diikutsertakan pada penelitian ini.

1.4.6 Pengisian data kuesioner dengan lengkap

Pengisian kuesioner berupa identitas berupa nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan dan pendapatan orang tua, kriteria dan provinsi tempat tinggal, tahun memasuki Fakultas Kedokteran, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), sudah tidaknya menjalani internship, kriteria tempat internship, instansi bekerja pasca internship,pilihankarier yang dipilih, dan motivasi pemilihan karier.

1.4.7 Sortir data

(40)

Eksklusi dan kelengkapan data yang telah diisi, bila tidak memenuhi kriteria atau tidak lengkap, maka data akan dikeluarkan.

1.4.8 Analisis dan pengolahan data dengan SPSS

Analisis dan pengolahan data pada penelitian ini menggunakan program SPSS (Statistic Package for Social Sciences) versi 22.0.

1.5 Manajemen Data

1.5.1 Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer karena kuesioner diisi langsung oleh responden.

1.5.2 Pengolahan dan analisis data

Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini menggunakan program SPSS (Statistic Package for Social Sciences) versi 22.0. Berikut ini beberapa tahap yang dilakukan dalam pengolahan data, yaitu:

1.5.2.1 Editing

Pemeriksaan kembali kebenaran dan kelengkapan data kuesioner.

1.5.2.2 Coding

Pemberian kode numerik kepada data yang terdiri atasbeberapa kategori.

1.5.2.3 Data entry

Melakukan pemasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam program SPSS.

1.5.2.4 Analisis data

Melakukan analisis univariat untuk melihat frekuensi atau distribusi data dan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antar variabel dengan menggunakan uji Chi Square dan uji alternatif bila tidak memenuhi syarat uji Chi-Square.

(41)

28

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Validitas

Validitas untuk pengukuran merupakan derajat kesesuaian hasil pengukuran sebuah alat ukur (instrumen) dengan apa yang sesungguhnya ingin diukur oleh peneliti sehingga alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur.32,33Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang disusun bersama dengan tim. Uji validitas instrumen dilakukan terhadap 30 responden dokter alumni Fakultas Kedokteran di luar FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan untuk uji validasi yang sesuai dengan kriteria inklusi (n) adalah 30 responden sehingga didapatkan nilai untuk korelasi r product-moment (r table) dengan rumus n-2= 30-2 = 28 adalah 0,361. Nilai ini didapatkan berdasarkan jumlah sampel dan tingkat signifikan yang dipilih yaitu 5%.

Tabel 4.1 Hasil validasi tahap pertama item kuesioner

No Item kuesioner r hitung

1. Jam kerja fleksibel 0,070

2. Penghasilan yang tinggi 0,303

3. Profesi masih banyak diperlukan di masyarakat 0,650

4. Status sosial yang baik 0,585

5. Nyaman berinteraksi dengan pasien 0,320 6. Tempat kerja dekat dengan keluarga 0,095 7. Menguasai teori dan keterampilan 0,624

8. Kesempatan mengembangkan karier 0,615

9. Memiliki role model 0,587

10. Mendapatkan saran dari orang terdekat 0,524 11. Pengalaman pribadi dengan penyakit yang berhubungan 0,602 12. Kesempatan mengabdi kepada masyarakat 0,613

13. Sesuai dengan kepribadian 0,665

14. Biaya dan lama pendidikan sesuai kemampuan 0,517 15. Ikut berkontribusi mengatur kebijakan kesehatan 0,748

16. Peluang mengembangkan karier 0,487

(42)

Dari tabel 4.1 di atas diketahui terdapat empat item kuesioner yang memiliki nilai validitas yang kurang baik yaitu, jam kerja fleksibel, mendapatkan penghasilan yang tinggi, nyaman berinteraksi dengan pasien, dan tempat kerja dekat dengan dengan keluarga. Adanya nilai validitas yang kurang baik ini terjadi karena kurangnya variasi pilihan jawaban yang dipiliholeh responden validasi. Namun pada penelitian ini item kuesioner tersebut tetap akan digunakan dalam penelitian ini setelah dilakukannya validitas ulang item kuesioner pada akhir pengambilan data yang dianalisis menggunakan populasi target, sehingga didapatkan nilai untuk korelasi r

product-moment (r table) dengan rumus n-2= 107-2 = 105 adalah 0,190. Nilai

ini didapatkan berdasarkan jumlah sampel dan tingkat signifikan yang dipilih yaitu 5%.

Tabel 4.2 Hasil validasi tahap pertama item kuesioner

No Item kuesioner R hitung

1. Jam kerja fleksibel 0,223

2. Penghasilan yang tinggi 0,421

3. Profesi masih banyak diperlukan di masyarakat 0,306

4. Status sosial yang baik 0,458

5. Nyaman berinteraksi dengan pasien 0,271 6. Tempat kerja dekat dengan keluarga 0,411 7. Menguasai teori dan keterampilan 0,579

8. Kesempatan mengembangkan karier 0,577

9. Memiliki role model 0,443

10. Mendapatkan saran dari orang terdekat 0,211 11. Pengalaman pribadi dengan penyakit yang berhubungan 0,493 12. Kesempatan mengabdi kepada masyarakat 0,413

13. Sesuai dengan kepribadian 0,423

14. Biaya dan lama pendidikan sesuai kemampuan 0,301 15. Ikut berkontribusi mengatur kebijakan kesehatan 0,392

16. Peluang mengembangkan karier 0,334

17. Pengalaman rotasi klinik 0,216

Dari tabel 4.2 di atas diketahui bahwa setelah dilakukan uji validitas ulang sesuai dengan jumlah populasi target didapatkan semua item kuesioner memiliki nilai validitas yang tinggi, sehingga semua item kuesioner tersebut dapat digunakan dalam penelitian ini.

(43)

4.2 Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis karakteristik satu variabel dengan mencari frekuensi atau persentase.32 Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan pada variabel yang meliputi: karakteristik responden yang terdiri dari usia, jenis kelamin, kriteria dan provinsi asal daerah, tahun masuk FK, nilai IPK akhir, status ekonomi, sudah tidaknya menjalani insternship, kriteria dan provinsi internship, pilihan tempat bekerja, pilihan karier, dan motivasi yang mendasari pilihan tersebut.

4.2.1 Karakteristik responden

Karakteristik responden yang diamati pada penelitian ini sebagaimana telah disebutkan di atas tergambar dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Distribusi karakteristik reponden

No. Variabel Kategori

Jumlah N Presentase (%) 1. Usia 22 23 24 25 26 27 28 4 13 20 30 24 13 4 3,7 12,1 18,6 28,0 22,4 12,1 3,7 2. Jenis kelamin Laki-laki

Perempuan

47 60

43,9 56,1 3. Kriteria daerah asal Desa

Kota 16 91 15 85 4. Tingkat pendidikan orang tua Dasar Menengah Tinggi 22 23 62 20,6 21,5 57,9 5. Status ekonomi Menengah ke bawah

Memengah Menengah ke atas 10 28 69 9,3 26,2 64,5 6. Nilai IPK akhir Amat baik

Cum laude 105 2 98,1 1,8 7. Tahun masuk FK 2009 2010 2011 2012 21 23 31 32 19,6 21,4 28,9 29,9

(44)

Sedang Sudah 36 37 33,6 34,6 9. Lokasi internship Pulau Jawa

Luar Pulau Jawa

52 20 72,7 27,3 10. Kriteria daerah insternship Desa Kota 20 53 27,4 72,6 11. Instansi tempat bekerja Puskesmas

Klinik swasta RS Pemerintah RS Swasta Poskestren Lainnya 8 7 13 7 1 1 21,6 18,9 35,1 18,9 2,7 2,7

Penelitian ini melibatkan 108 responden sebagai objek penelitian, hal ini memenuhi jumlah minimal responden yang dibutuhkan yaitu 96 responden.. Jumlah populasi terjangkau adalah 135 yang terdiri dari dokter alumni yang lulus pada tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012. Responden yang tidak mengisi kusioner berjumlah 27 orang. Responden yang mengisi kuesioner dengan salah berjumlah satu orang. Sehingga responden yang dianalisis berjumlah 107 orang.Respons rate pada penelitian ini adalah 80%.

Berdasarkan tabel 4.3, ditinjau dari usia responden, diketahui kelompok usia terbanyak adalah usia 25 tahun (27,8%) dan 26 tahun (22,2) dengan usia dengan jumlah terendah adalah 22 dan 28 tahun. Rentang usia responden ini sesuai dengan angkatan alumni yang menjadi responden yaitu 2009-2012, dengan rata-rata usia saat memasuki jenjang perguruan tinggi adalah 17-21 tahun.34Sedangkan masa pendidikan Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hdayatullah Jakarta adalah lima setengah tahun, sehingga rentang usia dokter alumni yang baru saja lulus klinik adalah 22-26 tahun dan responden tertua dalam penelitian ini adalah angkatan 2009 yang telah tiga tahun lulus klinik dengan rentang usia 25-29 tahun.

Penelitian ini hampir serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Akpayak IC et al.35 terhadap mahasiswa kedokteran di Nigeria dengan usia berkisar 21-30 tahun, pada penelitian yang dilakukan oleh

(45)

Hou J et al.36 terhadap mahasiswa kedokteran yang akan lulus denganrata-rataberusia 24 tahun, dan oleh Edmun N Ossai et al.37terhadap mahasiswa kedokteran tingkat akhir di Nigeria Tenggara dengan rata-rataresponden berusia 25. Perbedaan usia pada rata-rata responden di masing-masing negara dapat sangat berbeda karena perbedaan sistem pendidikan yang belaku dan waktu pengambilan data yang dilakukan.

Pada penelitian ini jumlah responden perempuan dan laki-laki sangat berbeda, dengan jumlah masing-masing 60 (56,1%) dan 47 (43,9%). Tingginya jumlah perempuan dalam penelitian ini sesuai dengan tingginya jumlah dokter alumni perempuan pada tiap angkatan.

Perbedaan jumlah jenis kelamin ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pramita Andarwatidkk.31 yang juga memiliki jumlah responden perempuan lebih banyak (51,1%) dibandingkan responden laki-laki dan penelitian yang dilakukan oleh Eka Nurhayati dkk.20 terhadap lulusan Program Pendidikan Profesi Dokter di Universitas Islam Bandung dengan jumlah responden perempuan dua kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan jumlah responden laki-laki.

Pada penelitian lain yang dilakukan di Jepang oleh Yuko Takeda et al.28 dan Ryuchi Kawamoto et al.27 misalnya, justru memiliki jumlah responden laki-laki yang lebih mendominasi dibandingkan jumlah responden perempuan, hal ini terjadi kerena perbedaan budaya dan sistem pendidikan dokter yang berlaku.

Responden pada penelitian ini yang berasal dari desa berjumlah 16 orang (15%) sedangkan responden yang berasal dari kota berjumlah 91 orang (85%). Perbedaan jumlah asal daerah ini menggambarkan adanya tren pemilihan karier dokter dimasyarakat, hal ini dapat dikarenakan tingginya jumlah penduduk miskin di daerah pedesaan dan mahalnya biaya kuliah untuk menempuh pendidikan dokter.38

(46)

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Ryuchi Kawamotoet al.27 yang menunjukkan bahwa 87,2 % responden tidak berasal dari daerah desa atau rural areas dan di Indonesia sendiri, hal yang serupa juga ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Pramita Andarwati dkk.30 yang memiliki responden yang berasal dari kota sebanyak 71,7%.

Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendidikan tinggi lebih mendominasi dibandingkan tingkat pendidikan dasar dan menengah (57,9%). Tingkat pendidikan tinggi ini sendiri adalah tingkat pendidikan diploma hingga Sarjana Strata 3 atau S3. Hal ini sejalan dengan status ekonomi yang didominasi oleh status ekonomi menengah ke atas yang berjumlah 69 orang (64,4%).

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Andarwati P dkk.30 juga menunjukkan dominasi mahasiswa FK yang memiliki tingkat pendidikan orang tua yang tinggi (75,6%) dan sumber dana kuliah yang berasal dari mandiri (81,7%).26Penelitian cukup menggambarkan banyaknya mahasiswa kedokteran yang memiliki orang tua dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi, hal ini tentu saja karena tingginya biaya dan kebutuhan untuk memasuki fakultas kedokteran.

Berdasarkan tabel 4.3, nilai Indeks Prestasi Kumulatif akhir responden paling banyak menempati kategori amat baik (98,1%) dengan jumlah responden yang memiliki nilai IPK akhir lebih atau sama dengan 3,5 yaitu cum laude hanya ada 2 orang (1,8%). Hal ini sangat berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Andarwati P dkk.30 di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dengan nilai IPK tinggi lebih mendominasi (87,8%) namun untuk pengkategorian nilai IPK akhir dalam penelitian tersebut tidak dijelaskan secara langsung sehingga tidak diketahui perbedaan pada rentang nilai. Adanya perbedaan rentang nilai dalam predikat kelulusan dapat terjadi karena

(47)

perbedaan sistem pengkategorian dan perbedaan sistem pendidikan pada Universitas Airlangga.

Responden dalam penelitian ini adalah dokter yang lulus pada tahun 2009-2012 dengan jumlah responden terbanyak adalah lulusan tahun 2012 yaitu 32 responden, 29,9%. Hal ini dapat terjadi karena 2012 masih belum menjalani Internship sehingga masih dapat dicapai melalui sosial media dimana peneliti menyebarkan kuesioner dan jumlah angkatan 2012 yang lebih banyak dibandingkan angkatan lain yang lebih tua.

Berdasarkan masa internship yang dilalui, sebanyak 34 responden (31,7%) belum melalui internship, 36 responden (33,6%) sedang menjalani internship, dan 37 responden (34,5%) telah menyelesaikan masa internship. Tingginya responden yang telah menyelesaikan masa internship ini terjadi karena masa insternship yang hanya satu tahun, sehingga pada lulusan 2010 dan 2009 mayoritas telah menyelesaikan masa internship pada saat pengambilan data berlangsung.Kemudian berdasarkan pada tempat bekerja pasca internship, didapatkan bahwa jumlah responden yang bekerja di RS Pemerintah (35,1%) lebih mendominasi dibandingkan dengan pilihan tempat bekerja lainnya yaitu Puskesmas, klinik swasta, Pos kesehatan pesantren(Poskestren), dan lainnya.

(48)

4.2.2 Pilihan Karier

Tabel 4.4 Distribusi pilihan karier responden.

No Pilihan Karier Frekuensi Presentase (%)

1. Karier klinis 97 90,6

Dokter Umum 6 5,6

Dokter Spesialis Spesialis Anak

Spesialis Kulit dan Kelamin

Spesialis Jantung dan Pembuluh darah Spesialis THT-KL

Spesialis Obsteteri dan Ginekologi Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Spesialis Urologi

Spesialis Anestesia Spesialis Patologi Klinik Spesialis Okupasi Spesialis Penyakit Dalam Spesialis Saraf

Spesialis Kedokteran Jiwa Spesialis Mata

Spesialis Bedah

Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Spesialis Paru

Spesialis Emergensi Spesialis Radiologi Spesialis Forensik

Spesialis Kedokteran Nuklir Spesialis Parasitologi Klinik Spesialis Bedah Saraf

91 9 6 9 7 5 3 3 3 2 1 13 4 3 3 10 4 1 0 0 1 0 0 4 85 8,4 5,6 8,4 6,5 4,7 2,8 2,8 2,8 1,8 0,9 12,1 3,7 2,8 2,8 9,3 3,7 0,9 0,0 0,0 0,9 0,0 0,0 3,7 2. Karier nonklinis 10 9,3 Dosen 1 0,9 Peneliti 0 0,0

Manajerial/struktural rumah sakit 8 7,4

Lainnya 1 0,9

Total 107 100

Berdasarkan pilihan karier yang dipilih responden, terdapat 10 responden dengan pilihan karier kategori nonklinis yaitu dosen (0,9%), peneliti (0%), manajerial atau struktural rumah sakit (7,4%), dan lainnya (0,9%), serta 97 responden dengan pilihan karier klinis, yaitu dokter umum (5,6%) dan dokter spesialis (85%) yang terbagi pada tiap pilihan spesialis.

Dari data pada tabel 4.4di atas, dapat diketahui tingginya minat dokter alumni Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memilih

Gambar

Tabel 2.1 Lama Masa Pendidikan Program Studi Spesialis Universitas  Indonesia 18
Tabel 4.1 Hasil validasi tahap pertama item kuesioner
Tabel 4.2 Hasil validasi tahap pertama item kuesioner
Tabel 4.3 Distribusi karakteristik reponden
+7

Referensi

Dokumen terkait