• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan Fakultas Kedokteran dan ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan Fakultas Kedokteran dan ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.Ip)

Oleh:

MUHAMMAD ANDRI AGUSTA NIM 102025024462

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.Ip)

Oleh:

MUHAMMAD ANDRI AGUSTA NIM 102025024462

Pembimbing

PUNGKI PURNOMO, MLIS

NIP. 19641215 199903 1 005

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

Skripsi ini berjudul “PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA“. Telah diujikan pada sidang munaqasyah Fakulas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 27 Agustus 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Program Strata (S1) pada Jurusan Ilmu Perpustakaan.

Jakarta, 27 Agustus 2010

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Drs. Rizal Saiful Haq, MA Pungki Purnomo, MLIS NIP:19530319 199504 1 001 NIP:19641215 199903 1 005

Penguji Pembimbing

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata-1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, saya bersedia menerima sannksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 Agustus 2010

(5)

iv

Muhammad Andri Agusta

Pengadaan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT pemilik dan sumber segala ilmu, yang hidayah-Nya selalu terpancar kepada makhluk-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam, atas Nabi Muhammad saw yang telah memberi penjelasan kepada manusia melalui Al-Qur’an dan Haditsnya.

Penulis menyadari benar, betapa skripsi yang sudah merupakan bagian tak terpisahkan dari penulis, ternyata adalah suatu kebanggaan dan begitu banyaknya orang yang ikut memberikan semua yang dibutuhkan oleh penulis dalam proses penyele-saiannya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Dr. H. Abd. Wahid Hasyim, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora.

2. Bapak Drs. Rizal Saiful Haq, MA, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan penguji skripsi.

3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Dosen Pembimbing skripsi, Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan, yang telah dan senantiasa memberikan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Fakultas Adab dan Humaniora, terlebih kepada Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan dan yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

5. Bapak Amrullah Hasbana, S.Ag, SS, MA, selaku Kepala Urusan Perpustakaan beserta seluruh staf perpustakaan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(7)

v i

telah membesarkan, mendidik, memberikan dukungan moral/materil, kepada penulis sehingga penulis berhasil hingga sampai saat ini.

7. Kakanda Hendra Harnaidi, ST, dr. Uji Asiah, Indra Wahyudi, M. Harpro Rimeka, ST, Raden Ayu Mislihah, ST, MM, dr. Silvi Korprina, yang memberikan bimbingan, arahan, dukungan moral, materil, sprituil kepada penulis.

8. Bapak Drs. Abd Rozak A. Sastra, MA, Bunda Dra. Rosmayenni, M.Si, MM, Ibu Rosyanti Yosi, SE yang telah memberikan dukungan dan bantuannya.

9. Keluarga Besar Resimen Mahasiswa (Menwa) Wira Dharma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Masyarakat JIP UIN Jakarta, JIP 1999, JIP 2000, JIP 2001, JIP 2002: Maryulisman S.IP, Dewi, S.IP, Deni Eryanto, S.IP, Yanwar Ujiansyah, S.IP. JIP 2003, JIP 2004, Fillina Buildini, S.IP, JIP 2005. Teman-teman dari KPI A ‘2004:, Pia Khoirotun Nisa, S.Sos.I, S.Pd.I, Ana Sabhana Azmi, S.Sos.I, Lina Wulandari, S.Sos.I.

Dengan hamparan kedua tangan disertai ketulusan, penulis mendoakan semoga bantuan, dukungan, bimbingan dan perhatian yang telah diberikan oleh semua pihak akan mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT disertai limpahan rahmat, hidayah serta berkah-Nya. Amin. Penulis menerima masukan-masukan, kritik konstruktif. Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif, memperluas wawasan keilmuan serta menambah khazanah perpustakaan.

Jakarta, Agustus 2010 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 6

C. Tujuan dan Manfaat penelitian... 7

D. Metodologi Penelitian... 8

E. Sistematika Pembahasan ... 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG BAHAN PUSTAKA... 12

A. Pengertian Bahan Pustaka... 12

B. Jenis Bahan Pustaka ... 16

C. Kebijakan Pengadaan Bahan Pustaka ……… 18

BAB III PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ... 30

A. Sejarah Singkat dan Perkembangannya ……….... 30

B. Struktur Organisasi dan Tata Kerja ……….. 34

C. Sistem Layanan dan Fasilitas Perpustakaan ………... 36

D. Pemustaka dan Kunjungan Pustaka ………... 42

(9)

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 45

A.Pengadaan Bahan Pustaka melalui Pembelian……... 46

B. Pengadaan Bahan Pustaka melalui Sumbangan...………... 52

C. Pengadaan Bahan Pustaka melalui Penerbitan sendiri... 55

D. Pengadaan Bahan Pustaka melalui Deposit……… 58

BAB V PENUTUP………. 60

A. Kesimpulan ………... 60

B. Saran–saran……….…... 61

DAFTAR PUSTAKA ……… 63

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

No Tabel Keterangan Halaman

Tabel 1 : Jam Pelayanan Perpustakaan ……….. 37 Tabel 2 : Koleksi Perpustakaan FKIK berdasarkan Bidang Studi

dan Bahasa ……… 38 Tabel 3 : Daftar Koleksi Karya Rekam/ Non Cetak Perpustakaan FKIK… 39 Tabel 4 : Daftar Perlengkapan Perpustakaan FKIK ………. 41 Tabel 5 : Daftar Anggota Pemustaka Dari Sivitas FKIK ……….. 42 Tabel 6 : Jumlah Pengunjung Perpustakaan FKIK Tahun 2009 ……… 43

(11)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam upaya meningkatkan kualitas pembangunan bangsa di bidang pendidikan, sangat diperlukan berbagai sarana penunjang. Salah satu sarana penting itu adalah perpustakaan.

“Perpustakaan menjadi pusat informasi dan sumber ilmu pengetahuan yang tidak pernah habis-habisnya untuk digali, ditimba dan dikembangkan. Melalui perpustakaan, seseorang dapat saling tukar menukar informasi, saling menambah dan memperkaya khasanah ilmu pengetathuan, saling menguji dan saling mem-peroleh nilai tambah untuk mengikuti perkembangan zaman. Dengan perpustakaan, yang di dalamnya terdapat teknologi informasi dan teknologi komunikasi, kendala jarak, waktu sudah dapat teratasi. Melalui perpustakaan pula setiap penemuan dan pemikiran baru dengan cepat dapat menjadi milik bersama”1.

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, unit bawahannya maupun lembaga berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan untuk membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya, seperti yang tercermin pada tri dharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat), maka perpustakaan perguruan tinggi pun bertujuan membantu melaksanakan ketiga tri dharma perguruan tinggi. Yang termasuk perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan jurusan, bagian, fakultas,

1

(12)

2

universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, akademi, maupun perpustakaan program non gelar.2

Di antara fungsi perpustakaan di setiap jenjang pendidikan adalah sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, pusat penelitian sederhana, pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan, dan tempat rekreasi.3 Untuk mewujudkan fungsi tersebut, yang harus dipikirkan oleh suatu perpustakaan adalah upaya melengkapi bahan pustaka. Pengadaan bahan pustaka merupakan salah satu bidang kegiatan perpustakaan yang mempunyai tugas mengadakan dan mengembangkan semua jenis koleksi bahan pustaka.4

“Dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka, perpustakaan terikat dan sekaligus dipandu oleh rambu-rambu yang tertuang dalam kebijakan pengem-bangan bahan pustaka, dimana prioritas utama pengadaan sudah ditentukan dalam kebijakan pengembangan bahan pustaka. Dengan demikian arah pengem-bangan koleksi sudah jelas. Hal ini penting untuk dilaksanakan dengan tujuan untuk menghindari buku atau jenis lainnya yang sebenarnya kurang bermanfaat bagi pengguna jasa perpustakaan masuk ke dalam jajaran koleksi”.5

Secara umum bahan pustaka perpustakaan perguruan tinggi terdiri atas karya tulis (skripsi, tesis, disertasi, makalah dan lainya), karya cetak (buku, majalah, jurnal, koran dan lain-lain), karya rekam (CD, VCD, film, microfilm dan lainnya). Perpustakaan Perguruan Tinggi memiliki bahan pustaka, baik jumlah judul maupun jumlah eksemplarnya yang mencukupi untuk mendukung

2

Sulistiyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), cet ke-2, h.3

3

Kosam Rimbarawa , M.Lis, Gedung, Tata Ruang, Perabot dan Peralatan Perpustakaan, (Hakaesar, 2004), h.4

4

Yuyu Yulia, et all, Pengadaan bahan Pustaka, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), cet ke-1, h.1

5

(13)

pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.6 Tersedianya berbagai bahan pustaka dan berbagai jenis bahan pustaka yang dimiliki sebuah perpustakaan merupakan dambaan bagi setiap perpustakaan, tak terkecuali perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Terlebih lagi Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki misi yang lebih, dari Fakultas Kedokteran di universitas umum yang di kelola di bawah Departemen Pendidikan Nasional. Seperti dikatakan Dekan Fakultas Kedokteran UIN Prof. Dr.MK Tajuddin, fakultas ini selain menyiapkan tenaga dokter yang professional, alumnus dokternya juga harus mampu men-cerminkan pandangan yang islami dalam praktik kedokteran, harus mampu menanamkan nilai-nilai akidah dan moralitas. Karena itu dalam praktek dokter muslim, tak hanya mengedepankan pengetahuan kedokteran, tapi juga menanamkan pengetahuan agama, sehingga dapat memberikan kenyamanan dan kepercayaan terhadap pasiennya7.

Dengan demikian menurut hemat penulis, sekurang-kurangnya ada dua tantangan yang dihadapi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pertama. dari segi kualitas kedokteran dan ilmu kesehatan, harus berupaya mewujudkan kualitas lulusan dokter profesioal yang tak kalah dengan fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan pada universitas umum, kalau tidak mau dikatakan fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan kelas dua atau kelas

6

Sekretariat Negara, Lampiran Undang-undang Republik Indonesia no. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, Pasal 24 ayat 2

7

(14)

4

tiga, apalagi kelas empat. Untuk itu peningkatan kualitas akademik dengan segala fasiltas pendukungnya—termasuk perpustakaan—harus diupayakan maksimal.

Kedua, harus mampu menanamkan sikap yang islami bagi dokter

lulus-annya dalam menjalankan praktek kedokteran dan ilmu kesehatan, sehingga dapat mencerminkan nilai-nilai tauhid dan akhlaqul karimah. Ini cukup berat dan merupakan nilai-plus dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah, yang tidak dibebankan pada fakultas kedokteran atau ilmu kesehatan di universitas umum lainnya.

Guna menjawab kedua tantangan tersebut, menurut hemat penulis, peran perpustakaan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN sangat penting dan berat. Karena pencapai peningkatan kualitas lulusan dokter yang professional (sejajar dengan Fakultas Kedokteran umum dan Ilmu Kesehatan), yang beraklakul karimah dan mencerminkan ketinggian nilai Islam (nilai plus UIN) itu, hanya akan dapat dipenuhi jika fakultas ini memiliki koleksi perpustakaan yang lengkap; tidak hanya buku-buku kedokteran umum dengan segala disiplin ilmunya, tapi juga bahan pustaka dengan nilai-nilai Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits, serta karya-karya monumental dari dokter-dokter Islam lagendaris dari zaman klasik seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, dan lain-lainnya.

(15)

para pengelola perpustakaan untuk melaksanakan pengadaan penambahan atau pengembangan bahan pustaka (karya tulis, karya cetak dan karya non cetak atau sarana-prasarana teknologi pustaka).

Adapun yang mendorong penulis untuk mengangkat ke permukaan tentang masalah ini dilandasi oleh beberapa alasan, yaitu:

1. Pengadaan buku perpustakaan merupakan bagian integral dari suatu perpustakaan, karena dari awal berdirinya sebuah perpustakaan faktor pengadaan memiliki peranan yang cukup vital dalam rangka memajukan dunia perpustakaan, terlebih lagi bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memikul misi mempersiapkan tenaga dokter yang profesional, berakhlak mulia dan mampu mewujudkan nilai-nilai Islam dalam praktek kedokteran, seperti dikemukakan di atas.

2. Pentingnya bahan pustaka dirasakan sangat perlu bagi pemustaka yang membutuhkan informasi, baik informasi baru maupun informasi lama, sementara bahan pustaka yang dapat memenuhi kebutuhan pemustaka adalah sebuah tujuan yang layak dari suatu perpustakaan.

(16)

6

Pustaka Pada Perpustakaan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Banyak hal yang dapat diangkat dalam persoalan ini seperti seleksi bahan pustaka, evaluasi bahan pustaka, kebijakan pengadaan bahan pustaka dan proses pengadaan bahan pustaka. Agar dapat memberikan fokus masalah, maka pembahasan skripsi ini dibatasi hanya pada kebijakan pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Perumusan Masalah

Untuk lebih fokus atau terarahnya penelitian ini, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana kebijakan pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam proses pengadaan bahan pustaka.

(17)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan pembatasan dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

a. Mengungkapkan kebijakan pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam proses pengadaan bahan pustaka melalui pembelian, pengadaan bahan pustaka melalui sumbangan/hadiah, pengadaan bahan pustaka melalui penerbitan sendiri dan deposit.

b. Mengungkapkan penerapan kebijakan pengadaan bahan pustaka pada per-pustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam proses pengadaan bahan pustaka melalui pembelian, pengadaan bahan pustaka melalui sumbangan/hadiah, pengadaan bahan pustaka melalui penerbitan sendiri dan deposit.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : a. Sebagai salah satu persyaratan akademis untuk mencapai gelar

kesarja-naan di bidang perpustakaan pada jurusan ilmu perpustakaan dan Infor-masi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti

(18)

8

pengadaan bahan pustaka di perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa buku bacaan perpustakaan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora.

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif analisis, yakni penelitian tentang hubungan fenomena sosial tertentu dengan menganalisa dan menginter-pretasikan data yang ada8.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer adalah data yang diperoleh dari lapangan, yakni unsur -unsur

pustakawan, dokumen-dokumen dan pihak terkait lainnya untuk menda-patkan data dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penelitian.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perpustakaan atau literatur yang berkaitan dengan bahan yang akan diteliti. Sebab, sebagai salah satu

8

(19)

bagian dari penelitian terapan, seperti dikatakan Prof. Dr. Hadari Nawawi dan Dr. Mimi Martini, peneltian lapangan (field research) tidak dapat dilepaskan dari teori-teori yang dipakai sebagai landasan menyusun tinjauan literatur (kerangka teori).9 Karena itu penelitian ini juga dilengkapi dengan penelitian kepustakaan (library research), sebab tak mungkin seorang peneliti sukses melaksanakan tugasnya (meneliti) di lapangan, kalau ia berangkat dengan kepala kosong. Jadi harus ada kerangka teori yang dipegangnya sebagai acuan untuk meneliti, yang tentunya diperoleh dari penelitian kepustakaan

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian lapangan, penulis menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu:

a. Wawancara, penulis mengadakan tanya jawab dengan kepala perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan pihak terkait lainnya untuk mendapatkan data yang dianggap akurat.

b. Observasi, penulis mengadakan pengamatan langsung ke perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

9

(20)

10

untuk mendapatkan data yang akurat tentang gejala, peristiwa dan kondisi aktual yang terjadi pada masa sekarang.

4. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengelompokkan data, mengklasifikasikan dan memilahnya, kemudian menganalisisnya, mendeskripkannya, dan menginterpretasikan data yang terkumpul secara apa adanya, selanjutnya disajikan dalam skripsi ini.

5. Teknik Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku Pedoman Penu-lisan (Skripsi, Thesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Seperti yang terdapat dalam buku Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2010.

E. Sistematiaka Pembahasan

Untuk memudahkan gambaran dari hasil penelitian dan telaah terhadap

skripsi ini, penulis membagi skripsi dalam lima bab, dengan sistematika sebagai berikut :

(21)

BAB II : TINJAUAN LITERATUR, bab ini menguraikan landasan teoritis berkaitan dengan masalah yang diteliti, yakni : pengertian bahan pustaka, jenis bahan pustakan, kebijakan pengadaan bahan pustaka.

BAB III : PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA, bab ini berisikan deskripsi kondisi faktual perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang meliputi sejarah singkat dan perkembangannya struktur organisasi dan tata kerja, sistem layanan dan fasilitas perpustakaan, pemustaka dan kunjungan pustaka.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, bab ini mendeskripsikan hasil penelitian, yang meliputi : (A) Pengadaan bahan pustaka melalui pembelian, (B) Pengadaan bahan pustaka melalui sumbangan/hadiah, (C) Pengadaan bahan pustaka melalui penerbitan sendiri, dan (D) Pengadaan bahan pustaka melalui deposit.

(22)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS TENTANG BAHAN PUSTAKA

A.Pengertian Bahan Pustaka

Untuk kesamaan persepsi tentang kata “bahan pusataka” dalam judul

skripsi ini, terlebih dahulu akan dilihat pengertian kata ini secara etimologis dan terminologis. Dari segi etimologis, kata “bahan pustaka” merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata “bahan” dan “pustaka”. Pengertian kata “bahan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, artinya, ”(1) barang yang akan dibuat menjadi barang yang lain, bakal, (2) (segala) sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu seperti untuk pedoman atau pegangan, untuk mengajar, atau memberi ceramah1. Yang dimaksud “bahan” di sini adalah segala sesuatu yang dapat dipakai dan diperlukan untuk tujuan pengajaran, ceramah, seminar dan sejenisnya di perguruan tinggi.

Kata “pustaka” secara etimologis, berasal dari bahasa sanskerta dengan akar kata “pustaka”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, artinya: (1) kitab, (2) buku primbon2. Sedangkan menurut Kamus Kawi – Indonesia S. Wojowasito, artinya: “buku, naskah, pinustaka, dibukukan, ditulis”3.

Kata “pustaka” dengan pengertian buku dalam arti sempit, bermakna, kumpulan kertas atau bahan sejenis berisi tulisan atau cetakan, dijilid menjadi

1Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan [disingkat Tim Penyusun Kamus Depdikbud], Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Kamus Besar, (Jakarta: Balai Pustaka, l995), h.75-76.

2

Ibid. h. 802.

12

3

(23)

satu sehingga mudah dibuka di setiap bagian, berjumlah sedikit-dikitnya 494 halaman. Kata “pustaka”, dalam arti luas, mencakup segala bahan yang berisi tulisan atau cetakan, termasuk surat kabar, majalah, laporan, skripsi, pamflet, prosiding, manuskrip atau naskah dan lain-lainnya5.

Dengan menggabungkan kedua kata tersebut (bahan+pustaka) sehingga menjadi kata majemuk “bahan pustaka”, maka pengertiannya secara etimologis adalah, kumpulan barang-barang atau segala sesuatu berupa buku, kitab, surat kabar, majalah, laporan, skripsi, pamflet, prosiding, manuskrip atau naskah dan lain-lainnya.

Pengertian di atas, adalah pengertian awal dari kata bahan pustaka, ketika bahan pustaka baru dikenal berupa buku (mulai tulisan tangan sampai dengan proses cetak). Akan tetapi setelah ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang, seperti ditemukannya rekaman audio, film, kaset, disket, microfilm, email, internet dan lainnya, pengertian bahan pustaka tidak lagi hanya terbatas pada buku, tetapi mencakup semua aspek yang bisa direkam dan disimpan sebagai bahan perpustakaan.

Pengadaan dalam arti umum adalah suatu usaha penyediaan barang atau kebutuhan lain yang dikehendaki oleh seseorang ataupun suatu badan. Hal ini berarti cara untuk memperoleh suatu penerbitan atau publikasi guna pemupukan koleksi yang kadang-kadang dilaksanakan melalui proses

4

Mien A. Rivai, Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press bekerjasama dengan Direktorat Jendral

Perguruan Tinggi Diknas, l997), h. 56 5

(24)

14

pembelian, tetapi juga dapat dipenuhi dengan cara meminjam, menyewa, tukar menukar atau membuat photo copy-nya. Cara seperti ini dapat juga dikatakan sebagai upaya pengadaan bahan pustaka.

Pengertian kata “bahan pustaka” secara terminologis dapat dilihat dalam defenisi yang ditawarkan Kosam Rimbarawa dalam bukunya, Gedung, Tata Ruang, Perabot dan Peralatan Perpustakaaan, yang mengartikan “bahan pustaka” adalah segala bentuk karya tulis, cetak, rekam seperti naskah, buku, terbitan berkala, surat kabar, brosur, peta film, foto, pita rekaman dan lain-lain bahan sejenisnya6. Dalam ilmu perpustakaan, istilah “bahan pustaka” dikenal juga dengan nama koleksi perpustakaan7.

Dalam tataran administrasi pemerintahan, pengertian koleksi perpustakaan atau bahan pustaka adalah seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan, Bab I Pasal 1, ayat (2) bahwa yang dimaksud dengan bahan pustaka adalah, “semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan yang dihimpun, diolah dan dilayankan.”8.

Di dunia international, pemahaman bahan pustaka, antara lain seperti terungkap dalam World Encyopedy of Library and Information Service,

bahwa secara umum yang termasuk dalam pengertian koleksi perpustakaan atau “bahan pustaka” adalah, kumpulan buku, terbitan berkala (jurnal),

6Kosam Rimbarawa, Gedung, tata Ruang, Perabot dan Peralatan Perpustakaan, (Jakarta: Hakesar, 2004), h. 2.

7

Yuyu Yulia, dkk, Pengadaan Bahan Pustaka, (Jakarta: Universitas Terbuka,1999), h. 3

8

(25)

laporan, rekaman yang selesai diklipping/film dan CD (Compact Disk) untuk video kaset dan CD ROM (Compact Disk Read Only Memory), microform9.

Pengertian secara terminologis, juga dikemukakan Sulistiyo-Basuki seperti dikutip Yuyu Yulia, dkk yang mengartikan kata bahan pustaka (1) karya cetak; seperti buku, kitab, majalah, suratkabar, disertasi. Tesis, skripsi, dan laporan; (2) karya karya rekam, seperti piringan hitam, rekaman audio, kasset, dan video; (3) bentuk mikro seperti microfilm, mikrofis dan micro-paque; (4) karya dalam bentuk elektronik seperti disket, pita magnetic, dan kelongsong elektronik (catridge) yang disosialisasikan dengan computer10.

Dengan memperhatikan pengertian terminologis (defenisi) di atas, dapat disimpulkan, “bahan pustaka” adalah, himpunan semua informasi dalam bentuk karya tulis (skripsi, tesis, disertasi, laporan, makalah), karya cetak (buku,jurnal ilmiah/ berkala/jurnal surat kabar), danatau karya rekam

(piring hitam, rekaman audio, kaset, video, CD, microfilm, microfis, disket, pita magnetic, flashdisk) dan dalam berbagai media lainnya yang mempunyai nilai pendidikan yang dihimpun, diolah dan dilayankan.

9

American Library Association, World Encyclopedia of Library and Information Services, (Chicago: ALA, l993), h. 677.

(26)

16

B.Jenis Bahan Pustaka

Bahan pustaka secara garis besarnya terdiri atas tiga jenis, yakni:

1. Karya Tulis11, adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam

bentuk tertulis, yang diperbanyak secara terbatas, tidak dipublikasikan untuk masyarakat umum. Di perguruan tinggi, pembuatan karya tulis merupakan bagian dari aktivitas perkuliahan, seminar atau untuk mengakhiri studi, di antaranya: skripsi, tesis, disertasi, makalah12. Penjelasan lebih lanjut, sebagai berikut:

a. Skripsi, adalah karya tulis untuk menyelesaikan studi tingkat Sarjana (S.1), tebalnya antara 50-100 halaman, bertujuan melatih mahasiswa merumuskan telaahan secara sistematis dan logis, memperkenalkan metodologi penelitian secara nyata, belum dituntut adanya temuan baru.

b. Tesis, merupakan karya tulis untuk menyelesaikan studi Magister (S. 2). Tebalnya sekitar 150-250 halaman, bertujuan memperluas wawasan mahasiswa, memperkenalkan metodologi penelitian lanjutan, sehingga dapat menggambarkan korelasi keilmuan yang dibahas dengan disiplin ilmu yang dituntut, dan berhasil menciptakan sebuah kajian lintas

disiplin ilmu.

11

Sekretariat Negara, Lampiran UU No.43 tahun 2007 tentang Perpustakaan, Bab I, Pasal 1 ayat (2), h. 145

12

(27)

c. Disertasi, adalah karya tulis untuk menyelesaiakan studi rogram Doktor (S.3), tebalnya sekitar 250–350 halaman, bertujuan menyiapkan mahasiswa menghayati kultur penelitian dan mengantarkan lulusan menjadi peneliti mandiri, penyumbang ilmu pengetahuan dan teknologi, ada temuan baru dalam disertasinya.13.

d. Makalah, merupakan karya tulis ilmiah dalam proses perkuliahan14 atau kegiatan seminar atau lokakarya, Tebal isinya, sekitar 10–25 halaman (tergantung kekentuan dosen pembimbing kuliah, panitia seminar).

e. Laporan Penelitian, adalah karya tulis ilmiah berdasarkan hasil penelitian. Tebal isinya minimal 40 halaman (tergantung ketentuan

sponsor penelitian)

.

f. Manuskrip,adalah karya tulis dalam bentuk konsep awal, baik dengan pena maupun dengan ketikan mesin ketik15, seperti tulisan-tulisan para ulama melayu tempo “doeloe” abad ke 17 - 19.

2. Karya Cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dalam bentuk cetak, yang disebarkan kepada orang banyak (public), tidak terbatas pada komunitas tertentu. Di antara karya-karya cetak tersebut adalah

13

Ibid, h. 377 – 378. 14

Ibid, h.395.

15

(28)

18

a. Buku, adalah bahan pustaka yang tercetak, paling sedikit terdiri atas 49

halaman dan terjahit pada satu sisi terlindung dalam satu sampul sehingga merupakan satu jilid16.

b. Terbitan Berseri, yaitu terbitan dalam waktu tertentu, umpama: surat

kabar harian, majalah mingguan, Jurnal Ilmiah triwulanan/ semesteran17.

3. Karya non Cetak/ Rekam; adalah hasil pikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk rekaman suara, video, rekaman gambar, di antaranya: a. Rekaman suara, seperti kaset dan piringan hitam;

b. Rekaman Audio-Visual: seperti film, video casset.

c. Bahan grafika, seperti foto, lukisan, illustrasi, bagan dan lain-lain.

d. Dalam bentuk mikro, menggunakan film, hanya dapat dibaca dengan alat reader (alat pembaca), contoh Microfilm (film kecil), yakni dalam gulungan film microfis dalam lembaran film (slide).

e. Dalam bentuk pita magnetis atau cakram Compact Disk (CD), yang

dapat dibaca melalui computer yang dilengkapi CD ROM (Compact Disk Read Only Memory)18.

C.Kebijakan Pengadaan Bahan Pustaka

Kata “kebijakan” berasal dari akar kata “bijak”, artinya selalu meng-gunakan akal budi, pandai mahir”. Mendapat imbuhan ke dan an, sehingga

16

Rivai, Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia, h.57.

17

Yulia, dkk , Pengadaan Bahan Pustaka., h.3.

18

(29)

menjadi “kebijakan” artinya, adalah, “rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan”19. Lebih jelasnya pengertian kata ini dapat dilihat defenisi yang dikemukakan Leo Agustino yang dikutip dari James Anderson, yakni; “serangkaian kegiatan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seseorang /sekelompok orang yang berhubungan dengan suatu permasalahan”20. Pemahamannya semakin sempurna terlihat dalam defenisi Kartasasmita yang dikutip Joko Widodo, bahwa kebijakan adalah, “upaya memahami apa yang dilakukan seseorang, kelompok orang atau pemerintah mengenai suatu masalah, apa yang menyebabkannya, apa dampak dari kebijakan tersebut”21.

Dengan merangkum semua isi pendapat di atas, dapat disimpulkan, “kebijakan adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil seseorang, seke-lompok orang atau pemerintah mengenai suatu masalah beserta penyebab yang mempengaruhinya, dalam usaha memilih tujuan, cara (teknik) untuk mencapai tujuan, siapa yang melaksanakannya dan bagaimana dampaknya”.

Berdasarkan defenisi ini, suatu kebijakan mengandung enam unsur : 1. Masalah dan penyebab perlunya kebijakan pengadaan bahan pustaka. 2. Pengambil kebijakan pengadaan bahan pustaka.

3. Tujuan kebijakan pengadaan bahan pustaka.

4. Cara (teknik) melaksanakan kebijakan pengadaan bahan pustaka. 5. Siapa yang melaksanakan kebijakan pengadaan bahan pustaka.

19

Tim Penyusun Kamus Depdikbud, h.131

20

Leo Agustiono, Dasar-Dasar Kebijakan Publik, (Bandung: Alfabeta, 2006), h.7 21

(30)

20

6. Bagaimana dampak kebijakan tersebut pengadaan bahan pustaka.

Penerapan keenam unsur ini dalam pengadaan pustaka, adalah seperti uraian berikut.

1. Masalah dan penyebab perlunya kebijakan pengadaan bahan pustaka

Masalah utama dari perlu adanya kebijakan pengadaan bahan pustaka adalah kewajiban perpustakaan untuk memiliki koleksi buku teks pelajaran/mata kuliah sebagai buku wajib yang ditetapkan oleh satuan pendidikan/perguruan tinggi seperti yang diatur oleh Pasal 23 dan 24 Undang-undang tentang Perpustakaan RI Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan. Di sisi lain, ilmu (mata pelajaran/mata kuliah) selalu berkembang, sesuai dengan perkembangan masa dan teknologi. Karena itu kebutuhan pengadaan dan pengembangan bahan pustaka akan selalu ada setiap saat.

Untuk mengetahui kebutuhan tersebut, menurut Sulistiyo Basuki, pada perpustakan sekolah, pustakawan berkonsultasi dengan kepala sekolah/guru tentang buku teks mata pelajaran wajib yang belum lengkap di perpustakaan22. Sedangkan untuk perpustakaan perguruan tinggi, pustakawan berkonsultasi dengan dekan, ketua jurusan/program studi dan dosen pengasuh mata kuliah tentang buku-buku wajib yang belum ada di perpustakaan.

22

(31)

2. Pengambil kebijakan pengadaan bahan pustaka

Secara teknis perpustakaan, merumuskan kebijakan yang bersifat usulan adalah menjadi tugas utama pustakawan professional23. Selanjutnya usulan tersebut disampaikan secara hirachis kepada dekan fakultas, untuk ditetapkan sebagai kebijakan perguruan tinggi, karena yang berwewenang mengambil kebijakan dalam pengadaan bahan pustaka adalah pimpinan perguruan tersebut. Dengan demikian keputusan kebijakan tersebut bersifat bottom up (tumbuh dari bawah dan ditetapkan oleh atasan/pimpinan).

3. Tujuan kebijakan pengadaan bahan pustaka

Tujuan utama penyusunan kebijakan adalah terpenuhinya jumlah bahan pustaka di perpustakaan sekolah/perguruan tinggi, sehingga kewajiban perpustakaan untuk menyediakan semua buku teks yang diwajibkan sekolah/perguruan tinggi seperti yang diatur oleh Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan dapat terpenuhi. Sedangkan sasaran akhirnya adalah tercapainya tujuan pendidikan pada masing tingkat pendidikan sesuai dengan keahlian masing-masing.

23

(32)

22

4. Teknik pelaksanaan kebijakan pengadaan bahan pustaka

Ada lima teknik untuk pengadaan bahan pustaka:

a. Pengadaan bahan pustaka melalui pembelian; dapat dilaksanakan dalam tiga cara. Pertama : jika dana yang dipergunakan bukan uang dari anggaran negara, seperti sumbangan dalam bentuk uang dari dermawan atau alumni, pembelian bahan pustakanya dapat dilakukan pembelian langsung oleh pustakawan ke toko buku atau penerbit. Kedua; jika dana yang dipergunakan untuk pembelian bahan pustaka tersebut berasal dari anggaran negara sampai dengan jumlah Rp.50 juta dapat dilaksanakan oleh panitia atau pejabat pengadaan. Untuk pengadaannya dilakukan dengan penunjukan langsung salah rekanan (dari tiga rekanan yang mengajukan penawaran), dalam bentuk surat perintah kerja (SPK). Ketiga; Pembelian bahan pustaka yang memakai anggaran negara dengan nilai di atas Rp.50 juta (wajib dibentuk panitia pengadaan, dan pelaksanaanya dalam bentuk tender yang diiringi dengan kontrak pengadaan barang/jasa (KBJ), dengan jaminan pelaksanaan 5% dari nilai kontrak24.

b. Pengadaan bahan pustaka melalui sumbangan/hadiah; adalah salah satu cara untuk mengatasi kesulitan dana untuk pembelian bahan pustaka. Dari sudut bagaimana cara mendapat sumbagan dapat dikatogorikan atas dua jenis. Pertama: sumbangan yang datang sendiri, karena sudah ada aturan yang mewajibkan pemberian sumbangan, seperti adanya aturan

24

(33)

sumbangan wajib bagi mahasiswa yang baru menyelesaikan studinya, sumbangan tersebut akan diantar calon wisudawan ke perpustakaan, karena mereka sangat berkepentingan untuk memperoleh surat “Bebas Pustaka” agar bisa ikut wisuda. Kemungkinan lainnya adalah kiriman dari penerbit, sebagai promosi dari penerbitan barunya, atau dari kedutaan besar suatu negara, dalam rangka memperkenalkan negaranya. Namun, yang harus diwaspadai sumbangan hadiah ini adalah persyaratan khusus yang disampaikan waktu penyerahan sumbangan, yang bersifat ikatan, seperti harus dipajang di rak-rak khusus yang terpisah dari rak-rak lain.25

Kedua: sumbangan yang datang dengan “jemput bola” alias adanya

inisiatif dari petugas perpustakaan untuk mendatangi pihak penerbit, lembaga wakaf, organisasi sosial, lembaga pemerintah, untuk mensosialisasikan perpustakaanya sambil mengharapkan adanya sumbangan/hadiah bahan pustaka. Untuk memandu petugas perpustakaan mencari sumbangan, menurut Yuyu Yulia dkk, dapat diperhatikan contoh penerbitan dari penerbit; publisher weekly; bullettin of the public Affairs Informatin Servise, atau duplikat dari perpustakaan lain26.

c.Pengadaan bahan pustaka melalui tukar-menukar antarpustaka,

dapat dilaksanakan dalam dua cara. Pertama : Tukar menukar buku atau jurnal yang diterbitkan oleh lembaga perpustakaan atau lembaga induk perpustakaan itu sendiri. Dengan tukar menukar hasil terbitan sendiri ini,

25

Yulia, dkk , Pengadaan Bahan Pustaka. H 58. 26

(34)

24

perpustakaan akan dapat memiliki buku/jurnal dari intansi atau perpustakaan lain27.

Kedua : Tukar menukar bahan pustaka dalam subjek atau bidang

tertentu28. Suatu perpustakaan mungkin punya stok yang banyak dalam bidang/subjek tertentu, sementara dalam subjek/bidang lain belum memiliki sama sekali bahan pustakanya. Untuk itu dua perpustakaan membuat kesepakatan tukar-menukar bahan pustaka, umpamanya perpustakaan Fakultas Adab memiliki beberapa kelebihan stok tentang buku Sejarah Peradaban Islam, sedang Fakultas kedokteran mempunyai kelebihan stock tentang buku kedokteran. Jika Fakultas Adab memerlukan buku Kedokteran untuk melihat hasil perdaban Andalusia (Spanyol Islam) di bidang kedokteran, maka Fakultas Adab melakukan tukar menukar dengan Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan, demikian sebaliknya

d. Pengadaan bahan pustaka melalui penerbitan sendiri, dapat dilakukan dalam dua cara pula. Pertama; Perpustakaan menerbitkan buku/jurnal atau majalah untuk dipublikasikan kepada internal dan eksternal. Hal ini bisa dilakukan kalau perpustakaan diberi wewenang oleh badan/lembaga induknya, seperti Pusat Perpustakaan dan Komunikasi Penelitian Pertanian (disingkat PUSTAKA) di Bogor yang

27

Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h.187.

28

(35)

mendapat wewenang dari Badan Penelitian dan pengembangan Pertanian untuk menerbitkan majalah pertanian29.

Kedua : perpustakaan menerbitkan bahan pustaka untuk internal atau

konsumsi sendiri secara terbatas; umpamanya penerbitan indeks, penerbitkan klipping koran dalam bidang-bidang tertentu, seperti bidang kedokteran, kesehatan masyarakat, farmasi dan keperawatan, menerbitkan majalah abstrak dari isi tema-tema buku baru yang di beli perpustakaan dalam bidang tertentu, seperti bidang kedokteran, farmasi, ilmu kesehatan masyarakatan dan keperawatan, serta menerbitkan

proceeding dari hasil seminar/lokakarya yang pernah diselenggarakan oleh FKIK, umpamanya. Penerbitan ini cukup dengan cara yang sederhana seperti foto kopi dan jumlah yang terbatas, umpamanya cukup 3 - 5 examplar, sehingga tidak membutuhkan dana yang terlalu besar.

e. Pengadaan bahan putaka melaluideposit; kata “deposit” dalam kamus

The Advanced Leaner’s Dictionary of Current English, artinya adalah “put or store for safe-keeping” 30, yakni: “menyerahkan atau menyimpan untuk pemeliharaan yang aman”. Sering juga dipendekan “serah-simpan”. Sedangkan dalam Ilmu Perpustakaan yang dimaksud dengan deposit adalah, kewajiban bagi pihak penerbit (baik buku, jurnal atau karya non cetak) menyerahkan dua examplar hasil penerbitan mereka

29

Ibid, h. 187.

30

(36)

26

untuk disimpan pada lembaga yang mengeluarkan nomor standar internasional bagi penerbitan tersebut.

Dalam hal ini, pangakuan International Standard Serial Number

(ISSN) atau Nomor Standar International untuk terbitan berseri, seperti jurnal ilmiah/ilmiah populer/surat kabar dan majalah (Agama Olah Raga, politik, kriminal, dan lainnya), untuk Indonesia diberikan oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI) sedang-kan pusatnya di Paris. Karena itu, kewajiban deposit jurnal/majalah dua examplar setiap terbit distorkan ke PDII-LIPI. Sedangkan pengakuan international atas penerbitan buku yang disebut International Standard Book Number (ISBN), atau Nomor Buku Standar International diberikan oleh Perpustakaan Nasional, Oleh karena itu, kewajiban serah-simpan atau deposit dua examplar setiap terbit distorkan ke Perpustakaan Nasional31.

Jadi hukum asal kewajiban deposit buku diserahkan ke Perpustakaan Nasional dan kewajiban deposit jurnal/majalah/berkala/ penerbitan berseri lainnya adalah ke PDII-LIPI. Akan tetapi sebagaimana dikatakan pakar Ilmu perpustkaan Sulistiyo Basuki—seperti dikutip Yuyu Yulia, dkk—baik perpustakaan nasional maupun PDII-LIPI melimpahkan satu examplar dari dua buah examplar yang diterimanya itu ke Perpustakaan Lembaga Ilmiah.32.

31

Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, , h.7 dan 291-292. 32

(37)

Berdasarkan limpahan deposit itulah adanya pengadaan bahan pustaka melalui kegiatan deposit. Tentu saja hal ini bisa diperoleh oleh sebuah perpustakaan dengan adanya upaya membuat kontak kerjasama antara perpustakaan tersebut dengan LIPI atau Perpustakaan Nasional. Selain itu juga dikenal adanya deposit lokal, yaitu kewajiban oleh instansi atau lembaga induk perpustakaan untuk menyerah-simpankan hasil penerbitan di lingkungan mereka kepada perpustakaan lembaga tersebut, seperti penerbitan buku, jurnal ilmiah/majalah berkala, skripsi/tesis/ disertasi atau karya ilmiah lainnya33.

5. Pelaksana kebijakan pengadaan bahan pustaka

Pelaksana kebijakan pengadaan bahan pustaka, secara umum adalah pustakawan professional yang berada di sebuah perpustakaan. Akan tetapi jika mempergunakan anggaran negara, pelaksanaan pengadaannya juga melibatkan pejabat keuangan dan perencanaan di kantor induk instansi (universitas/sekolah dll). Di antara hal yang harus dilaksanakan tersebut adalah :

a. Bertanggung jawab atas pengelolaan urusan pengadaan bahan pustaka;

b. Melakukan inventarisasi kebutuhan bahan pustaka yang akan diadakan;

33

(38)

28

c. Melakukan seleksi atas daftar kebutuhan bahan pustaka, sesuai dengan dana yang tersedia

d. Membuat komposisi bahan pustaka yang akan dikembangkan per/subjek dan keterangan prioritas per mata pelajaran/mata kuliah. e. Jenis bahan pustaka yang akan dikembangkan beserta cara

pelaksanaannya; mana yang akan dibeli, mana yang diharapkan dari hadiah, mana yang akan diperoleh dari tukar-menukar/pinjam-meminjam antar-pustaka, mana yang akan diadakan sendiri dengan jalan menerbitkan sendiri, mereproduksi bahan pustaka yang tak lagi terdapat di pasaran.34

6. Dampak pengadaan kebijakan pengadaan bahan

Dampak yang diharapkan dari kegiatan pengadaan bahan pustaka adalah terpenuhinya kewajiban perpustakaan dalam menyediakan segala buku teks wajib yang ditetapkan oleh satuan pendidikan, sehingga satauan pendidikan dapat mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan tersebut.

Berdasarkan tugas dan tujuan perpustakaan, maka perlu adanya aturan atau ketentuan yang jelas sebagai pegangan bagi pustakawan atau selektor melaksanakan tugasnya. Berdasarkan tugas dan tujuan inilah disusun kebijakan pengadaan atau pengembangan bahan kepustakaan., yang isinya antara lain menyebutkan keputusan mengenai prioritas,

34

(39)

teknik pengadaan, penolakan atau persetujuan bahan pustaka yang dipilih (diseleksi)35. Dalam hal ini, sangat dianjurkan kebijakan tersebut dibuat tertulis, sehingga jika kelak timbul masalah dalam pengadaan atau pengembangan bahan kepustakaan, akan dapat dirujuk atau dibuktikan adaanya kebijakan tersebut.

35

(40)

BAB III

PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH

A. Sejarah Singkat dan Perkembangannya

Di zaman klasik Islam, masa Daulah Umaiyah di Damaskus, Daulah Abbasiyah di Bagdad, dan Daulah Umaiyah di Andalusia, Ilmu-ilmu berkembang semarak dan secara integral di dunia Islam. Tidak hanya ilmu-ilmu Naqliyah, tetapi juga ilmu-ilmu aqliyah seperti bidang politik, sejarah, arsitektur, sosiologi, kosmologi, fisika dan lainnya. Demikian juga ilmu terapan seperti ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu farmasi, teknik kimia, pertanian dan ilmu terapan lahirnya1. Akan tetapi ketika terjadi zaman kemunduran Islam, dan ilmu pengetahuan beralih ke dunia barat, maka perkembangan ilmu tidak lagi integral antara ilmu naqliyah dengan aqliyah.

Hal itu juga dirasakan ketika perkembangan ilmu di dunia Islam termasuk Indonesia semakin membaik kembali, umat Islam kembali merindukan adanya perkembangan ilmu yang integral. Salah satu pihak yang merindukan tersebut, adalah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, seperti yang terkandung dalam visinya: “menjadikan UIN Syarif Hidayatullah sebagai lembaga pendidikan tinggi yang terkemuka dalam mengintegrasikan aspek kelimuan, keislaman dan keindonesiaan”2.

1

Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, (Jakarta: Raja Gra-findo Persada, 2005), h.1.

30

(41)

Menurut buku Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009-2010, untuk menpercepat pengintegrasian aspek keilmuan, keislaman dan keindonesiaan itulah, sidang senat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 30 Desember 2002 mempertimbangkan pentingnya pembukaan program studi baru bidang kedokteran dan kesehatan, sehingga forum senat tersebut merekomendasikan pendirian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Keputusan Senat tersebut direalisasikan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA dengan SK Rektor Nomor 046 tanggal 22 Mei tahun 2004. Sebagai langkah awal, tahun akademik 2004/ 2005 dibuka dua program studi, yaitu: (1) Ilmu Kesehatan Masyarakat; dan (2) Farmasi. Selanjutnya tahun akdemik 2005/2006, disusul dua program studi lagi pada, yakni : (1) Pendidikan Dokter, dan (2) Ilmu Keperawatan. Dengan demikian lengkaplah FKIK memiliki empat program studi3.

Dari uraian di atas jelas, bahwa keinginan UIN Syarif Hidayatullah untuk melakukan reintegrasi (menyatukan kembali) ilmu dan keislaman itu, mempunyai akar dalam tradisi keilmuan Islam sejak zaman klasik seperti dikemukakan di atas. Akan tetapi, pengintegralisasi ilmu yang dilakukan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mempunyai keistimewaan sendiri dibanding zaman klasik Islam di Timur Tengah dulu. Jika di zaman klasik dulu,

3

(42)

32

integrasi ilmu tersebut berwarna Timur Tengah, UIN ingin menciptakan warna keindonesiaan.

Hal ini secara lebih khas dijabarkan dalam visi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan kalimat: ”menjadikan FKIK UIN Syarif Hidayatullah sebagai lembaga pendidikan tinggi kedokteran dan ilmu kesehatan terkemuka dalam mengintegrasikan aspek keilmuan kedokteran dan kesehatan, keislaman dan keindonesiaan”.

Berdasarkan visi tersebut, disusunlah misi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut :

a. Menghasilkan dokter, tenaga kesehatan masyarakat, apoteker dan perawat yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif.

b. Melakukan reintegrasi ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan dengan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan.

c. Memberikan landasan moral terhadap pengembangan ilmu dan teknologi kedokteran dan kesehatan serta melakukan pencerahan dalam pembinaan iman dan taqwa.

d. Mengikuti secara aktif dan berperan serta dalam pengembangan ilmu dan teknlogi kedokteran dan kesehatan melalui kegiatan penelitian.

e. Memberikan kontribusi bermakna dalam pembangunan karakter bangsa melalui upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat.4

Selanjutnya dengan mengacu pada visi misi tersebut, FKIK UIN Syarif Hidayatulah Jakarta mempunyai tujuan sebagai berikut:

a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik-profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan kesehatan, serta ilmu pengetahuan agama islam secara integratif.

b. Menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan kesehatan serta ilmu agama Islam secara integrative serta mengupayakan pemanfaatannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan dalam upaya pembangunan karakter bangsa 5.

4

Ibid. 292

5

(43)

Dengan memperhatikan visi, misi dan tujuan tersebut jelas, tugas FKIK lebih berat dari Fakultas Kedokteran atau Fakultas Ilmu Kesehatan di universitas lainnya. Jika pada universitas lain hanya bertujuan menyiapkan dokter, perawat, apoteker dan sarjana ilmu kesehatan secara professional, di FKIK UIN bertujuan menyiapkan insan yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan kesehatan, serta ilmu pengetahuan agama Islam secara integratif.

Hal ini tak mungkin diwujudkan, tanpa adanya dukungan yang penuh dari bahan pustaka yang tersedia lengkap dengan dukungan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi6. Menyadari tugas berat itulah, tak lama sesudah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah didirikan, tahun 2004 itu juga, Dekan FKIK Prof Dr (hc), dr.M.K. Tadjuddin, Sp. And, membentuk Perpustakaan FKIK, dengan menunjuk tiga orang dosen FKIK untuk mengelola “bayi” perpustakaan ini. Meskipun belum dikelola tenaga professional ilmu perpustakaan pada tahap awal tersebut, tetapi jelas pimpinan FKIK amat menyadari pentingnya arti perpustakaan bagi pencapaian visi, misi dan tujuan FKIK, seperti dikemukakan di atas.

Sesuai dengan harapan dikemukakan di atas, maka Perpustakaan FKIK didirikan dengan tujuan mendukung tercapainya visi dan misi yang ingin dicapai oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

6

(44)

34

Hidayatullah Jakarta. Dalam hal ini perpustakaan diharapkan sebagai pusat informasi dan research, sekaligus berkedudukan sebagai perpustakaan kerja atau belajar (Working Library).7

Hanya setahun “dirawat” tenaga edukatif non pustakawan, Dekan FKIK, menunjuk pengelola baru dari kalangan pustakawan professional mulai 19 Desember 2005, yaitu Amrullah Hasbana, SS, MA (alumnus Universitas Belanda) sebagai Kepala Urusan Perpustakaan, dan Dra. Ida Darawati sebagai pustakawan fungsional bidang pengolahan, dibantu Lolitasari, S.Ag, M.Si, sebagai anggota non fungsional bidang pelayanan.

Kini memasuki usia 6 tahun, Perpustakaan FKIK, berkembang cukup baik. Jika tahun 2004, hanya bermodalkan bahan pustaka 800 judul buku, dengan 1600 examplar, kini bahan pustaka 1.637 judul dengan 3.760 examplar. Jadi meningkat lebih dari 200% bahan pustaka. Jumlah itu belum termasuk karya rekam CD sebanyak 37 buah dan jurnal/penerbitan berkala sebanyak 1.2598. Di samping itu petugas perpustakaan bertambah dua orang, yakni H.Fahrul Fu’adi dan Karno Harahap (non pustakawan/staf pelayanan)9.

B. Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Secara polise (kebijakan) perpustakaan berada di bawah dan

bertanggung jawab langsung kepada Dekan FKIK. Akan tetapi dalam pembinaan sehari-hari, dilakukan oleh Pembantu Dekan Bidang Administrasi

7

Perpustakaan FKIK, Pedoman Penggunaan Perpustakaan FKIK, (Jakarta: Perpustakaan FKIK: 2006), h.1-2.

8

Ibid, h.1. 9

(45)

Umum, sedangkan dalam struktur organisasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, perpustakaan FKIK berada di bawah Kepala Sub Bagian Akademik FKIK. Berdasarkan tata kerja fakultas, perpustakaan FKIK mempunyai tugas melakukan pelayanan bahan pustaka untuk menunjang pendidikan dan pengajaran Fakultas dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta. Tugas-tugas tersebut dijabarkan dalam fungsi perpustakaan yang harus dikelola, yakni melakukan pengadaan, pengolahan bahan pustaka, pemberian layanan dan pemeliharaan bahan pustaka10. Lebih jelasnya, dapat dilihat dalam bagan struktur berikut :

STRUKTUR ORGANISASI PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARATA

DEKAN

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

PD Bid Adm Umum PD Bid Kemasiswaan

Ka.Prodi Kesmas Ka.Prodi

Pendidkan Dokter

Ka.Prodi Ilmu Keperawatan Ka Prodi Farmasi Kabag TU

(46)

36

C. Sistem Layanan dan Fasilitas Perpustakaan

1. Sistem, jam dan Jenis Pelayanan

Untuk lebih memberikan pelayanan yang prima kepada para

pemustaka, terutama mahasiswa, sehingga dapat mengakses informasi dan bahan pustaka yang ada di perpustakaan secara langsung, perpustakaan FKIK menerapkan sistem layanan terbuka. Dengan system ini menurut Kepala Urusan Perpustakaan FKIK Amrullah Hasbana, diharapkan para pemustaka dapat melakukan browsing (pencarian bahan pustaka) dengan leluasa11.

Ditinjau dari segi pelayanan, system ini tentu merupakan pilihan yang tepat, mengingat pemustaka FKIK adalah mahasiswa di bidang ilmu terapan yang lebih banyak melakukan praktek dibanding mahasiswa program studi lain yang jarang melakukan terapan ilmu atau praktek kuliah. Untuk dapat melakukan praktek yang baik, para mahasiswa sangat banyak membutuhkan dukungan perpustakaan.

Namun demikian, sistem ini tentu saja mengandung resiko, di antaranya; koleksi kurang terjaga, murah rusak, susunan buku di rak-rak kurang terjaga, maka sebagai solusi mengurangi resiko tersebut adalah melakukan pendekatan dan hubungan yang baik dengan para pemustaka, agar mereka memelihara koleksi dengan baik dan merapikan kembali susunan koleksi dirak-rak seperti semula seperti milik sendiri.

11

(47)

Selain dari sistem pelayanan terbuka, kepuasan pemustaka juga ditentukan oleh waktu yang disediakan untuk pelayanan. Dalam hal ini, perpustakaan FKIK, memberikan dua kali pelayanan dalam sehari, yakni layanan pagi sampai menjelang siang, dan layanan siang sampai sore. Lengkapnya layanan tersebut adalah seperti table berikut :

Tabel 1.

JAM PELAYANAN PERPUSTAKAAN FKIK

HARI LAYANAN PAGI LAYANAN SIANG

Senin s/d Kamis 09.00 – 12.00 13.00 - 18.00

Jum’at 09.00 – 11.30 13.00 – 18.00

Sabtu dan Minggu Libur Libur

Sumber Data : Buku Pedoman Penggunaan FKIK, h. 4.

Sedangkan dari segi jenis pelayanan yang diberikan perpustakaan FKIK

terdapat delapan jenis, yakni : (1) Layanan sirkulasi, yaitu layanan peminjaman bahan pustaka, bagi segenap pemustaka; (2) Layanan referensi berfungsi membantu pemustaka menemukan informasi yang beragam dan mendalam (termasuk kamus/ensiklopedi, kliping koran majalah, dan lainnya); (3) Layanan OPAC, yaitu layanan katalog yang berbasis computer; (4) Layanan internet, guna memudahkan mahasiswa mengakses informasi; (5) Layanan rental computer; (6) Layanan Audio Visual di bidang kedokteran, keperawatan, farmasi dan kesehatan masyarakat; (7) Layanan foto-kopi; (8) Layanan administrasi (terutama pendaftaran anggota dan bebas pustaka)12.

12

(48)

38

2. Bahan Pustaka pada Perpustakaan FKIK

Perpustakaan FKIK memiliki bahan pustaka berupa karya tulis, karya

cetak, maupun karya rekam/non cetak, seperti tertera pada table 2 berikut :

Tabel 2

KOLEKSI PERPUSTAKAAN FKIK BERDASARKAN BIDANG STUDI DAN BAHASA

Indonesia Inggris Arab Belanda Jumlah

Bidang Studi

Sumber : Buku Pedoman Penggunaan Perpustakaan FKIK 2006, 7-8

(49)

Tabel 3

DAFTAR KOLEKSI KARYA REKAM/ NON CETAK PERPUSTAKAAN FKIK

No Judul Pengarang Penerbit Jumlah Ket.

1 Atlas of Allergies and Clinnical Immunology

Philip Fierman MD Elsevier Ltd 1 VCD

2 Simbryo an Animated Tour of Human Development

Philip M. Ecker Williem & Wiulkins 2 VCD

3 Inter-active Physiology Benyamin Cumming 1 VCD

4 Pediatrics First Elselvier 9USA) 1 VCD

5 Pediatric Dermatology L.A.Schachner Accompanying 1 VCD

6 Human Anatomy Timmons Pearson Education 1 VCD

7 Physician Assistant Miller & Simon McGrew-Hill Companies 1 VCD

8 Reviews & Rationales Tomas Madayang Pearson Education 1 VCD

9 Radiography Examination D.A. Saia Mc Grew Hill 1 VCD

10 Biochemical Interactions John Wiley Wiley T. Support 1 VCD

11 Atlas of Histology Victor P. Eroschenco Lippincott Williams 1 VCD 12 The johns Hopkins Internal

Medicine Board Review

21 Community Health Nursing Patty J. Halle Elsevier 1 CD-ROM

22 Human Anatomy P.H. Abraham Mosby 1 CD-ROM

23 Human Nutrition Catherine Geisier Elsevier 1 CD-ROM

24 Communications Theories M. Griffin Mc. Grew Hill 2 CD-ROM

25 Psychiatric Nursing Gail W. Stuart By Mosby 1 CD-ROM

26 Discovery Life Map John W. Sanrock Mc Grew Hill 1 VCD

27 Understanding Nutrition Ellie Whitey Thomson 1 VCD

28 Nutrition By Mosby 1 CD-ROM

29 Human Development Diane Papalia Mc Grew Hill 1 CD-ROM

30 Medical-Surgical Nursing Hoffman By Elsevier 1 CD-ROM

31 Discovery Social Sense Stephen L.Franzoi Mac Grew Hill 1 VCD

32 Nutrition & Diet Therapy Williams Elsevier 1 VCD

33 Ness 2004/ Pass 2002 Dawson & Trapp Mc Grew Hill 1 VCD

34 Radiography Examination D.A.Saia Mc Grew Hill 1 CD-ROM

35 Masalah Aborsi Edipse of Reason 2 VCD

Sumber Data : Pedoman Penggunaan Perpustakaan FKIK 2006, h.12-13.

(50)

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, namun pertambahan bahan koleksi cukup baik di banding awal berdirinya yang hanya memiliki koleksi 800 judul koleksi dengan 1600 examplar13.

3.Fasilitas Perpustakaan

a. Gedung dan Ruang

Kendati secara pisik gedung perpustakaan tak akan berbeda dengan

gedung-gedung perkantoran lainnya, namun mengingat fungsinya sebagai fasilitas layanan, yang harus memperhatikan arus pergerakan manusia, kosentrasi bahan pustaka dan titik layanan, ruang peralatan computer dan lain-lain, maka gedung perpustakaan dirancang dengan pertimbangan layanan publik yang memperhatikan faktor kelancaran arus pergerakan dan keamanan isi dan gedung perpustakaan14.

Demikian pula halnya dengan gedung perpustakaan FKIK yang mendapat lokasi di lantai dua gedung perkantoran FKIK, yang lokasinya cukup dekat dengan lokasi perkuliahan, sehingga para mahasiswa dengan cepat bisa bergerak dari ruang kuliah ke perpustakaan dan sebaliknya.

Perpustakaan FKIK menempati areal seluas 332,5 m2 (17, 5 x 19 m), yang memiliki 3 ruang, yakni ruang koleksi, ruang baca dan ruang internet. Dalam upaya memelihara dan melestarikan koleksi, perpustakaan FKIK dilengkapi dengan lima buah mesin pendingin (AC), bertujuan agar

13

Ibid, h.1

14Lihat Kosam Rimbarawa, Gedung Tata Ruang dan Peralatan Perpustakaan, (Jakarta:

(51)

kelembababan udara dalam ruang perpustakaan stabil. Selain itu agar sinar ultra violet dari sinar matahari tidak menembus ke dalam ruangan, perpusta-kaan FKIK memakai kaca yang dilengkapi dengan gorden.15.

b. Perlengkapan Perpustakaan

Untuk kelancaran pelayanan kepada para penustakanya, perpustakaan

FKIK dilengkapi dengan perlengkapan serperti table 4 berikut : Tabel 4

DAFTAR PERLENGKAPAN PERPUSTAKAAN FKIK

No Jenis Perlengkapan Jumlah Keterangan

1 Rak bahan pustaka 9 buah

2 Rak majalah/jurnal/Suratkabar 2 buah

3 Lemari referensi 3 buah

10 Komputer layanan sirkulasi 1 set

Untuk mengakses informasi online,

Sumber Data : Pedoman Penggunaan Perpustakaan FKIK 2006, h.13 -14.

JIka diperhatikan perlengkapan yang tertera pada table 4 dan dibandingkan dengan perpustakaan-perpustakaan Fakultas di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang jauh lebih dahulu berdiri, apalagi jika diingat dengan tantangan perpustakaan FKIK sebagai salah satu Fakultas Ilmu-Ilmu terapan yang banyak membutuhkan teknologi komunikasi dan informasi, maka tentu saja jumlah tersebut belum terlalu memadai, namun mengingat Fakultas

15

(52)

42

Kedokteran dan ilmu Kesehatan masih merupakan fakultas yang berusia “belia”, maka perlengkapan di atas sudah melebih dari cukup.

D.Pemustaka dan Kunjungan Pustaka

1. Pemustaka

Adapun pengguna perpustakaan (pemustaka) FKIK terutama terdiri

dari sivitas akademika FKIK, yakni para mahasiswa, dosen, pegawai FKIK, serta perseorangan atau kelompok orang di luar FKIK yang memanfaatkan layanan perpustakaan FKIK. Jumlah pemustaka dari unsur mahasiswa, dosen dan karyawan FKIK, tahun 2009 adalah seperti tertera pada tabel 5 berikut :

Tabel 5

DAFTAR ANGGOTA PEMUSTAKA DARI SIVITAS FKIK

P R O G R A M S T U D I Tahun

Kes-Mas Farmasi Pd.Dokter Keperawatan Dosen &

Karyawan Total

2009 421 332 223 293 80 1.349

Sumber Data : Data Mahasiswa dai Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009-2010, h.291 dan data dosen & karyawan dari Subag Akademik dan Kemahasiswaan FKIK, 2009, h. 4

2. Kunjungan Pustaka FKIK

(53)

Tabel 6

JUMLAH PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN FKIK TAHUN 2009

P R O G R A M S T U D I

(54)

44

perpustakaan. Disusul oleh mahasiswa program studi farmasi yang rata-rata per/orang setahun ke perpustakaan = 1933 : 332 = 5,82 kali. Jadi kurang dari 1 x 2 bulan ke perpustakaan. Sedangkan yang paling sedikit ke perpustakaan mahasiswa program studi ilmu keperawatan yang rata-rata per/orang setahun ke perpustakaan= 1200 : 293 = 4,93 kali atau sekitar 1 x 3 bulan ke perpustakaan. Dengan demikian jumlah kunjungan mahasiswa FKIK ke perpustakaan FKIK masih sangat kurang.

Pertanyaannya ialah, apakah mahasiswa FKIK sebagain besar mahasiswa kelas ekonomi menengah ke atas alias anak-anak orang kaya sehingga mampu membeli seluruh buku wajib kuliah dan tidak perlu lagi

sering ke perpustakaan

;

atau karena perpustakaan FKIK sangat kurang

jumlah koleksinya, mereka terpaksa membeli buku-buku wajib setiap mata kuliah, walau harus mengurangi kebutuhan hidup lainnya demi kesinambungan kuliah. Jika buku-buku wajib telah mereka beli, tentu saja kunjungan mereka ke pustaka menjadi berkurang. Menurut hemat penulis, kecendrungan kedua inilah yang agak mendekati kebenaran.

(55)

Salah satu prinsip kepustakawanan1 adalah bahwa bahan pustaka itu selalu berkembang. Hal ini berarti bahan pustaka sepatutnya selalu bertambah”2.

Meskipun idealnya bahan pustaka selalu bertambah, namun secara kuantitas, bahan pustaka tersebut tidak selalu bertambah, karena ada beberapa hal yang dialami koleksi perpustakaan, seperti rusak tidak dapat diperbaiki lagi, kehilangan halaman, dan ada pula koleksi yang disiangi.

Akan tetapi para pustakawan harus memeriksa koleksi pustakanya terlebih dahulu; jumlah koleksi selama ini apa ada yang rusak, yang hilang, yang disiangi atau tidak. Setelah itu memperhatikan aturan kebijakan yang berlaku di perpustakaan tersebut; baik aturan itu bersifat kebijakan tertulis yang dibuat secara resmi dengan Surat Keputusan (SK), maupun kebijakan yang ditentukan berdasarkan hasil rapat yang dibuat oleh lembaga yang bersangkutan merujuk catatan tertulis (notulasi hasil rapat tersebut).

Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (selanjutnya disingkat: FKIK UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, telah mempunyai kebijakan pengadaan bahan pustaka, namun belum bersifat kebijakan tertulis yang telah di SK-kan oleh pimpinan lembaga dalam hal ini Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Akan tetapi menurut Kepala

1

Sulistiyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka Depdikbud, 1993), h. 6

2Ibid., h.100 -101.

(56)

46

Urusan Perpustakaan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Amrullah Hasbana, kebijakan yang dimiliki saat ini adalah kebijakan yang ditentukan oleh Kepala Urusan Perpustakaan FKIK, yang merupakan hasil rapat dengan staf perpustakaan berdasarkan pengusulan dosen-dosen FKIK3.

Pengadaan bahan pustaka Perpustakaan FKIK UIN Jakarta, meliputi empat metode pengadaan bahan pustaka yaitu pengadaan bahan pustaka melalui pembelian bahan pustaka, pengadaan bahan pustaka melalui sumbangan/hadiah, pengadaan bahan pustaka melalui penerbitan sendiri dan pengadaan bahan pustaka melalui deposit4. Metode yang belum menjadi kebijakan pengadaan bahan pustaka perpustakaan FKIK UIN adalah pengadaan bahan pustaka melalui tukar menukar5. Adapun penyebabnya menurut Kepala Urusan Perpustakaan FKIK adalah karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) petugas serta padatnya volume kerja perpustakaan FKIK, yang semula hanya tiga orang (baru beberapa waktu belakangan menjadi lima orang).

A. Pengadaan Bahan Pustaka melalui Pembelian

Penyelenggaraan pembelian bahan pustaka pada perpustakaan FKIK dilakukan oleh pejabat pengadaan yang diangkat. Teknik pembeliannya dengan penunjukan langsung rekanannya, sedangkan untuk pembelian di atas nilai Rp. 50 juta dibentuk panitia pengadaan, melalui proses tender6.

3

Amrullah Hasbana, Kepala Urusan Perpustakaan FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 26 Juli 2010 (transkrip wawancara h.4) 4Ibid.,

h.4 5

Ibid., h.5 6

(57)

Sedangkan pengadaan bahan pustaka yang dananya bukan berasal dari negara yaitu dari sumbangan uang pihak tertentu kebijakannya adalah dapat dilakukan pembelian langsung oleh pustakawan ke toko atau penerbit buku, namun hal ini belum pernah dilakukan FKIK, karena seperti dikatakan Kepala Urusan Perpustakaan FKIK Amrullah Hasbana, sampai saat wawancara 26 Juli 2010, perpustakaan FKIK, belum pernah memperoleh dana dari sumbangan uang dari dermawan, sumbangan para orang tua mahasiswa7.

Sejak berdiri enam tahun lalu, perpustakaan FKIK telah memperoleh 3 kali anggaran negara untuk pembelian bahan pustaka, yaitu: (1) tahun 2005 sebanyak Rp. 40 juta; (2) Tahun 2009 sebanyak Rp.100 juta; (3) Tahun 2010 Rp.200 juta8. Yang telah diterapkan pembeliannya baru dua kali yaitu 2005 dan 2009, sedangkan pembelian tahun 2010 masih dalam proses persiapan. Dengan demikian perpustakaan FKIK telah dua kali menerapkan pembelian bahan pustaka berdasarkaan Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Adapun bentuk penerapan kebijakan pembelian bahan pustaka yang dua kali itu adalah :

a. Tahun 2005 jumlah dana yang diperoleh Rp.40 juta (empat puluh juta rupiah). Penerapan kebijakan dilakukan dengan membentuk pajabat pengadaan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA: Rektor) terdiri dari pegawai terkait pada Kantor Pusat UIN Syarif Hidayatullah dilengkapi dengan beberapa

“Kepres No.80 th.2003 tentang pengadaan barang], h. 8, Diunduh dari Google, tgl 19 Juli 2010 17:45

7

Hasbana, Wawancara Pribadi, h.6 8

Gambar

Tabel  1 :    Jam Pelayanan Perpustakaan ……………………………………..  37
Tabel  1. JAM PELAYANAN PERPUSTAKAAN FKIK
Tabel 2 KOLEKSI PERPUSTAKAAN FKIK
Tabel 4 DAFTAR PERLENGKAPAN PERPUSTAKAAN FKIK
+2

Referensi

Dokumen terkait

Rektor Unpad Ganjar Kurnia akan hadir sebagai salah

3 4 Матвеев Александр Борисович Разработка методов и инструментов управления процентным риском в коммерческом банке в современных условиях развития экономики на примере АО

Modular block-scheme of data processing is the plurality of procedures combined into modules and multitude of information elements pooled into data massive table with mapping integrated

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya,.. sebagai laporan arus kas,

Segala puji hanya bagi Allah SWT, hanya karena Rahmat dan Hidayah-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Prarancangan Pabrik

a) Prefix {in-} has the meaning to indicate negation from noun. b) Suffix {-er} has the meaning to indicate noun category of verb. d) Suffix {-ness} has the meaning to

[r]

This book contains 12, Decimal, Binary and Hexadecimal, IPv4 Addressing, IPv4 Subnets, Network Models, Cables Construction, Cable Testing, Workstations, Peer-to-peer

Hasan (2015) melakukan penelitian tentang koneksi pelangi dan koneksi pelangi kuat pada beberapa operasi graf khusus yaitu graf lintasan, graf siklus, graf lengkap, graf roda, dan

tradisional Jawa Barat ini menggunakan gaya bahasa yang persuasif agar masyarakat khususnya remaja dapat tertarik pada informasi perabotan dapur. tradisional di