METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama 6 bulan, berlangsung dari bulan Maret 2010 sampai bulan Agustus 2010. Penelitian ini mengambil tempat di Kawasan Industri PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat (Gambar 3).
Peta Kabupaten Karawang
Peta PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills Karawang Sumber: WWW.Wikimapia.com.
Bahan dan Alat
Penelitian ini menggunakan alat berupa GPS untuk mengambil titik-titik koordinat, meteran untuk mengukur panjang, kamera digital untuk pengambilan foto, dan peta dasar kawasan industri PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills Karawang Jawa Barat, serta menggunakan sampel daun spesies tanaman yang terdapat di kawasan industri tersebut. Bahan dan alat yang digunakan untuk menganalisis sampel daun tersebut yaitu air aquades, gunting pangkas, kantong plastik, label, kuas kecil, gelas piala, dan oven.
Batasan Penelitian
Penelitian ini dibatasi sampai tahap perencanaan. Hasil penelitian berupa konsep ruang terbuka hijau, zonasi ruang terbuka hijau, alternatif vegetasi yang digunakan.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei dengan tahapan kerjanya didasarkan pada tahapan perencanaan menurut Simonds (1983). Tahapan-tahapan perencanaan tersebut antara lain: commission, research, analysis, synthesis, construction, operation (Gambar 4). Tahapan penelitian yang akan dilakukan mencakup:
1. Commission, merupakan tahapan persiapan kegiatan dengan menetapkan tujuan, pengurusan perijinan kepada pihak-pihak yang terkait, penyusunan rencana kerja dan biaya, pengumpulan informasi tentang program dari instansi terkait dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan industri kertas.
2. Research merupakan tahap survei atau inventarisasi yang dilakukan di lapang untuk mengumpulkan data yang menyangkut aspek fisik, aspek bio-fisik, dan aspek sosial tapak yang berhubungan dengan perencanaan ruang terbuka hijau di kawasan industri kertas. Data diperoleh melalui studi pustaka dan survei lapang. Studi pustaka diperoleh dari buku-buku acuan, laporan serta pustaka lain yang berhubungan dengan studi perencanaan. Survei dilakukan langsung di lapang melalui perekaman dan wawancara. Perekaman terutama terhadap aspek bio-fisik dilakukan dengan pengamatan dan pemotretan. Selain itu, juga
diperoleh dari peta-peta eksisting kawasan. Wawancara dilakukan terhadap pihak pengelola kawasan dan masyarakat. Di dalam ini juga dilakukan penghitungan kapasitas daun menyerap debu dengan menggunakan metode gravimetri untuk mengukur tanaman yang dapat mengurangi polutan setiap populasinya. Metode ini dilakukan dengan mengambil sampel daun spesies tanaman yang ada di kawasan industri tersebut sebanyak 3 spesies tanaman, yaitu kayu putih (Eucalyptus sp.), tanjung (Mimusoph elengi), dan Akasia (Acacia mangium) sekitar 10 gram daun. Daun diambil 3 kali yaitu tanggal 12 April 2010, 26 April 2010, dan 10 Mei 2010. Kemudian sampel daun tersebut dicuci dengan menggunakan aquades. Air sisa cucian tersebut kemudian dioven, sehingga tersisa debu yang dijerap oleh daun. Keterangan mengenai kelompok, jenis, bentuk, sumber, dan cara pengambilan data, akan dijelaskan pada tabel 1.
3. Analysis dilakukan untuk mengetahui potensi dan kendala tapak seperti aspek fisik, aspek bio-fisik, dan aspek sosial. Analisis tidak hanya dilakukan terhadap faktor di dalam tapak, namun juga terhadap faktor di luar tapak yang berhubungan dengan perencanaan ruang terbuka hijau. Pada tahapan ini juga dilakukan penghitungan emisi dan menghitung populasi pohon di ruang terbuka hijau dengan menggunakan kapasitas daun menjerap debu dengan menganalisi jumlah populasi pohon yang dapat menyerap seluruh emisi debu pabrik.
4. Synthesis merupakan studi skematik dengan mengembangkan seluruh aspek (fisik, bio-fisik, dan sosial) yang telah dianalisa. Berbagai potensi dicari alternatif pengembangannya, dan kendala dicarikan alternatif pemecahannya. Kemudian dilakukan penetapan konsep yang menjadi dasar perencanaan ruang terbuka hijau kawasan, zonasi ruang terbuka hijau, alternatif vegetasi yang digunakan untuk ruang terbuka hijau di kawasan industri kertas. Hasil dari tahapan ini merupakan gambar site plan tapak yang menggambarkan ilustrasi dari hasil perencanaan kawasan industri kertas tersebut.
Commission Penetapan tujuan, pengurusan perijinan kepada pihak-pihak yang terkait, penyusunan rencana kerja dan biaya, pengumpulan informasi Operation Construction Synthesis Studi skematik pengembangan seluruh aspek yang telah dianalisa, alternatif pengembangan potensi dan kendalanya. Pengontrolan, penyesuaian, perbaikan, pengamatan, pembelajaran. Persiapan dokumen proyek, penyerahan kontrak, pengawasan proyek Persiapan perancangan dan estimasi biaya Analisis tapak (potensi dan kendala), metode grafimetri, penghitungan emisi. Research Survei, pengumpulan data, wawancara, pengamatan, dan studi pustaka Analysis Kesepakatan kerja
Pertemuan Base map,
data-data yang mendukung Program pengembangan Proyek lengkap
Tabel 1. Kelompok, jenis, bentuk, sumber, dan cara pengumpulan data Kelompok
Data
Jenis Data Bentuk Data
Sumber Data Cara pengumpulan Data Fisik Wilayah administrasi Primer, sekunder Tapak, Pengelola Kawasan Industri PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills, Karawang, Jawa Barat. Survei Lapang, Studi Pustaka. Topografi Primer, Sekunder Tapak, Pengelola Kawasan Industri PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills, Karawang, Jawa Barat.
Survei Lapang, Studi Pustaka.
Iklim (Curah Hujan, Kelembaban, Arah dan Kecepatan Angin, Suhu Udara, Penyinaran
Matahari)
Sekunder Stasiun Klimatologi daerah setempat. Studi Pustaka Polusi/Emisi Primer, sekunder Tapak, Pengelola Kawasan Industri PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills, Karawang, Jawa Barat. Survei Lapang, Studi Pustaka. Unit-Unit/ Bagian-Bagian Kawasan Industri Primer, sekunder Tapak, Pengelola Kawasan Industri PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills, Karawang, Jawa Barat.
Survei Lapang, Studi Pustaka.
Bio-fisik Vegetasi Primer, sekunder
Tapak, Pengelola Kawasan Industri PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills, Karawang, Jawa Barat. Survei Lapang, Studi Pustaka. Kapasitas jerapan debu
Primer Tapak, laboratorium Survei Lapang, percobaan di laboratorium
Sosial Kependudukan Primer, Sekunder
Tapak, Badan Pusat Statistik (BPS) Kab. Karawang,
Pengelolaan Kawasan Industri PT. Pindo Deli Pulp and Paper, Karawang, Jawa Barat.
Survei Lapang, Studi Pustaka
Karyawan Sekunder Pengelolaan Kawasan
Industri PT. Pindo Deli Pulp and Paper, Karawang, Jawa
Barat.
Aktivitas Sekunder Pengelolaan Kawasan Industri PT. Pindo Deli Pulp and Paper, Karawang, Jawa Barat.
Studi Pustaka
Tata guna lahan Primer, Sekunder
Tapak, Pengelola Kawasan Industri PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills, Karawang, Jawa Barat.
Survei Lapang, Studi Pustaka.
Metode gravimetri
Metode gravimetri merupakan metode yang digunakan untuk menghitung kapasitas daun menjerap debu sehingga pada akhirnya akan diperoleh jumlah populasi pohon yang akan ditanam pada suatu kawasan.
Alat yang digunakan (Gambar 5-9):
1. Gelas beker ukuran 100 ml sebanyak 9 buah (sebanyak sampel daun yang diambil).
Gambar 5. Gelas beker ukuran 100 ml 2. Kuas, pinset dan penjepit gelas beker.
3. Oven.
Gambar 7. Oven 4. Timbangan
5. Air aquades. Masing-masing gelas beker diisi dengan air aquades sebanyak 50 ml.
Bahan yang digunakan:
Gambar 9. Gelas Beker yang Diisi Air Aquades
Sampel daun tanaman sebanyak 10 gram (10-20 lembar daun). Sampel daun ini diambil dari tiga jenis tanaman yang berbeda, dengan kriteria tanaman sebagai berikut:
Tabel 2. Kriteria jenis tanaman
No Spesies Berbulu bergeri
gi
Daun ja
rum
Tajuk Rapat Evergreen b
erbu
ng
a
1 Kayu Putih (Eucalyptussp.) - - - v v v
2 Akasia (Acacia mangium) v - - v v v
3 Tanjung (Mimusoph elengi) - - - v v v
Tabel di atas menunjukkan kriteria jenis tanaman yang digunakan pada analisis kapasitas daun menjerap debu yaitu kayu putih (Eucalyptus sp.), akasia (Akasia mangium), Tanjung (Mimusoph elengi). Kayu putih (Eucalyptus sp.) memiliki tajuk yang rapat yang berbunga sepanjang tahun, sedangkan Akasia (Akasia mangium) memiliki daun yang berbulu dengan tajuk rapat dan berbunga sepanjang tahun, dan Tanjung (Mimusoph elengi) memiliki tajuk yang rapat serta berbunga sepanjang tahun.
Berikut ini merupakan gambar beberapa contoh daun yang diambil sebagai sampel (Gambar 10).
(a) Kayu putih (Eucalyptus sp.) (b) Akasia (Akasia mangium)
(c) Tanjung (Mimusoph elengi)
Tahapan pengerjaan metode gravimetri
Tahapan pengerjaan metode gravimetri (Gambar 11-17) adalah sebagai berikut: 1. Gelas beker kosong ditimbang, kemudian hasil penimbangan tersebut dicatat.
Gambar 11. Gelas beker gelas ditimbang 2. Gelas beker kosong tersebut diisi dengan air sebanyak 50 ml.
Gambar 12. Gelas beker diisi air aquades 50 ml 3. Sampel daun kemudian dicuci dengan menggunakan kuas.
4. Hasil cucian daun tersebut kemudian dioven selama 2 hari pada suhu 100oc
(a)
(b)
Gambar 14. (a) Hasil Pencucian daun, (b) Hasil pencucian daun yang dimasukkan ke dalam oven.
5. Setelah kering, gelas beker ditimbang lagi.
Gambar 15. Debu yang kering
Mengukur luas daun
1. Kertas ukuran 10 cm x 10 cm ditimbang
2. Membuat model daun dengan kertas, kemudian ditimbang
Gambar 17. Model daun ditimbang
3. Luas daun diperoleh dengan perhitungan:
Berat model daun x luas kertas ukuran 10 x 10 cm2
Berat kertas ukuran 10 x 10 cm2
Rumus-rumus yang digunakan dalam menganalisa kapasitas daun menjerap debu
1. Untuk memperoleh berat debu hasil jerapan daun digunakan rumus:
Berat beker gelas yang telah berisi debu yang sudah dioven selama 2 hari dikurangi dengan berat beker gelas kosong.
2. Untuk memperoleh kapasitas jerapan debu per spesies tanaman pada setiap harinya digunakan rumus:
Kapasitas jerapan debu :
Berat beker gelas setelah dioven – Berat beker gelas kosong (Gram) Luas daun (cm2)
Kapasitas jerapan debu per hari : Kapasitas jerapan debu
3. Untuk memperoleh kapasitas jerapan debu setiap spesiesnya, digunakan rumus:
Luas tajuk x Kapasitas jerapan debu
Luas tajuk dihitung dengan rumus: 4/3.S. r2.
4. Penghitungan emisi (partikulat debu) adalah sebagai berikut: Diameter equivalen : 4,809 m d : 3,5 m D : 7,68 m (elevasi 10) Diameter equivalen : 2 x d x D (d+D) : 2 x 3,5 x 7,68 (3,5 + 7,68) : 4,809 m Luas : ¼SD2 : ¼ x 3,14 x 4,8092 : 18,1543 m2
Emisi : gas velocity x luas penampang cerobong x kadar partikulat : 36,02 m/sec x 18,1543 m2 x 18,84 mg/m3
: 12319,81297 mg/sec
: 12319,81297 mg/sec x 24 jam
:1.036.255.839 mg/hari (Partikulat debu) : 1,036 ton/hari (Partikulat debu)
5. Untuk memperoleh jumlah pohon yang akan ditanam di kawasan industri per spesiesnya digunakan rumus:
Jumlah emisi yang dibuang per hari Kapasitas jerapan debu per pohon
6. Untuk memperoleh jumlah baris tanaman yang akan digunakan di dalam proses penanaman di kawasan industri, digunakan rumus:
Jumlah pohon