• Tidak ada hasil yang ditemukan

J U R U S A N TARBIYAH PR O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M S E K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I SALATIGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "J U R U S A N TARBIYAH PR O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M S E K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I SALATIGA"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SHALAT SISW A KELAS IV

MELALUI METODE DEMONSTRASI DI S D NEGERI KALIMANGGIS

KALORAN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

B A M B A N G IM A M S U I0 N 0

NIM: 11408295

J U R U S A N TARBIYAH

PR O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M S E K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I

(2)

Siswa Kelas IVM elalui Metode Demonstrasi Di SD Negeri Kalimanggis Kaloran Temanggung Tahun 2009/2010

Kata Kunci : Meningkatkan kemampuan siswa, metode demonstrasi Kata Kunci : Sholat siswa, metode deemonstrasi, keija kelompok

Belajar adalah proses untuk menjadikan peserta didik mendapatkan pengalaman. Untuk itu setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka melaksanakan sebagian rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam persiapan itu juga sudah terkandung tentang : tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan eivaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memaahami benar tentang tujuan mengajar, secara khusus memiliki dan menentukan dan menggunakan alat peraga, cara mmbuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.

Permasalahan yang ingin dikaji dalam penilitian ini adalah : Apakah metode demonstrasi ini berpengaruh terhadap kemampuan sholat siswa kelas, Bagaimana pengaruh metode demonstrsi terhadap kemampuan sholat siswa, Tujuan penelitian yang hendak diperoleh adalah : a) untuk mengugkap pengaruh metode demonstrasi ini berpengaruh terhadap kemampuan shalat siswa, b) untuk mengungkap metode demonstrasi ini terhadap kemampuan shalat siswa.Penelitian ini menggunakan penilitian tindakan (action reesearch) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu : rancangan, kegiatan dan pengamatan , refleksi, dan Revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar Obserivasi kegiatan belajar mengajar.

Dari hasil analisis didapatkan bahwa kemampuan sholat siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III, yaitu siklus I (56%), dan siklus II (68%), siklus III (92%). Simpulan dari penelitian ini adalah, melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan sholat siswa kelas IV yang notabenya pembelajaran ini dapat dipergunakan sebagai salah satu altemativ pembelajaran ftqh khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan sholat lima waktu dalam pengamalan sehari-hari.

(3)

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

JI. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721

http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi saudara BAMBANG IMAM SUDJONO dengan Nomor Induk

Mahasiswa 11408295 yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Shalat Siswa Kelas IV Melalui Metode Demonstrasi Di SD Negeri Kalin anggis Kaloran Temanggung Tahun 2009 /2010 telah dimunakosahkan dalam siding panitia ujian jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

Salatiga pada Sabtu, 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari

syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

(4)

Lampiran

Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka

bersama ini kami kirimkan naskah skripsi Saudari:

Nama : BAMBANG IMAM SUDJONO

NIM :11408295

Judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Shalat Siswa

Kelas IV Melalui Metode Demonstrasi Di SD

Negeri Kalimanggis Kaloran Temanggung

Tahun 2009/2010

Dengan ini kami mohon agar skripsi Saudara tersebut segera di

munaqosahkan.

Demikian surat ini kami buat untuk dapat digunakan sebagaimana

(5)

MOTTO

i jl— >' 3 o L j Jj— I j l >j g 'i

if _

jU

> ^

V

' ^ ? 1

c

>-p * I 9

..janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang,

dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain...."

(6)

Alhamdulillah.... dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT ku persembahkan karya yang sederhana ini untuk:

1. Almamater tercinta

STAIN SALATIGA

2. Program Studi Pendidikan Agama Islam

3. Agama, Nusa dan Bangsa

Dan secara khusus penulis persembahkan:

1. Istri tercinta (Khoirul Bariyah) dan anakku tercinta anakku

( Anita Nur Hayati, Febri Nasyrodin Latif, Muh Ihsan

Ibrahim), yang selalu memberikan dukungan dan semangat

dalam hidupku dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang.

2. Sahabat-sahabatku (Bu Fatmawaroh, Bu Karisah, Pak Pak

Sarwi dan bapak Muhammad Sholih) yang telah

menunjukkan arti persahabatan, perjuangan dan

kebersamaan.

3. Keluarga Besar SD Negeri Kalimanggis Kaloran

(7)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03, telp. (0293) 323706,323443, Fax 323433 Salatiga 50721

W ebsite: E-mail:

P E R N Y A T A A N K E A S L IA N T U L ISA N

J&t---3 ^

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penelitian menyatakan

bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Demikian juga isi skripsi ini yang isinya diperoleh dari informasi-

informasi dalam referensi yang dijadikan sebagai rujukan penulis.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau isi skripsi di luar

referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggungjawabkan kembali dihadapan siding munaqosah skripsi.

Demikian pernyataan keaslian tulisan ini dibuat oleh peneliti untuk

dijadikan bahan pertimbangan dan dimaklumi adanya.

Salatiga, 20 Juli 2010

Bambang Imam SUDJONO

(8)

Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan nikmar dan

hidayah-Nya dalam kehidupan kita. Shalawat serta salam semoga tetap

tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, yang telah membawa kita

dari jaman jahiliyah menuju cahaya pencerdasan dan pembebasan.

Penulis mengakui, selesainya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, di sini penulis bermaksud meluaskan

ucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak DR. Imam Sutomo, M.Ag., sebagai ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak Drs. Joko Sutopo, Selaku Ketua Prodi PAI STAIN Salatiga.

3. Dr. Adang Kuswaya. M.Ag, selaku dosen pembimbing, atas saran, bimbingan

dan kemudahanyya.

4. Keluarga besar SD I Kalimanggis Kec. Kaloran Kabupaten Temanggung

2009/2010.

5. Istriku tercinta (Khoirul Bariyah) dan ( Anita Nur Hayati, Febri Nasyrodin

Latif, Muh Ihsan Ibrahim),anakku tersayang, yang dengan sabar senantiasa

memberikan motilVasi untuk menyelesaikan skripsi ini., kalian bergitu berarti

menjadikan bapak besar hati.

6. Terimakasih yang amat dalam kuucap untuk kedua orang tuaku

7. Sahabat-sahabatku yaitu (Bu Fatmawaroh, Bu Karisah, Pak Pak Sarwi dan

bapak Muhammad Sholih) Terimakasih atas semua bantuannya.

(9)

Akhirnya, semoga Allah ST memberikan balasan kebaikan yang berlipat

dan mudah-mudahan dengan skripsi ini akan menambah semangat untuk

meneruskan langkah dalam mempeijuangkan cita-cita pendidikan, terlebih

sebagai bekal bagi guru dalam proses pembelajaran. Penulis bertiarap skripsi ini

dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Amin

Temanggung, 25 Juli 2010

Penulis

(10)

Halaman Judul... i

Halaman Abstrak... ii

Halaman Pengesahan Kelulusan... iii

Halaman Nota Pembimbing... iv

Halaman M otto... v

Halaman Persembahkan... vi

Halaman Pernyataan Keaslian T ulisan... vii

Halaman Kata Pengantar... viii

Daftar Is i... x

Halaman Daftar Gambar... xiii

Halaman Daftar Tabel... xiv Daftar Lampiran... xv

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah... 1

2. Rumusan Masalah... 5

3. Tujuan Penelitian... 5

4. Keguanaan Penelitian... 6

5. Hipotesis Tindakan... 7

6. Definisi Operasional... 7

7. Metode Penelitian... 9

8. Sistematika Penulisan... 10

(11)

BAB IT KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Sholat... 11

1. Pengertian Kemampuan... 11

2. Pengertian Sholat... 12

3. Syarat-syarat wajib Sholat lima waktu... 12

4. Syarat Sholat... 12

5. Waktu-waktu Sholat... 12

6. Hal-hal yang membatalkan Sholat... 14

7. Bentuk-bentuk Sholat... 14

8. Rukun dan sunat Sholat... 15

9. Hikmah dari Sholat yaitu... 18

10. Keringanan dalam pelaksanaan Sholat... 18

H. Gerakan-gerakan dan bacaan-bacaan Sholat... 18

12. Keutamaan Sholat... 20

13. Meningkatkan Kemampuan Sholat dengan metode demonstrasi... 20

B. Metode Demonstrasi... 22

I. Pengertian Metode Demonstrasi... 23

2. Kebaikan-kebaikan... 23

3. Kelemahan-kelemahannya... 24

4. Keuntungan sebuah metode demonstrasi... 25

5. Batas-batas kemungkinannya... 25

6. Bagaimanakah merencanakan demonstrasi yang efektif.... 26

(12)

A. Rencana Penelitian... 28

1. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian... 28

2. Rancangan Penelitian... 29

3. Instrumen Penelitian... 31

4. Kriteria penilaian... 32

B. Pelaksanaan Penelitian... 34

1. DiskripsiPelaksanaan Siklus 1... 36

2. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II... 39

3. Diskripsi Pelaksanaan Siklus III... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Penelitian Persiklus... 49

1. Siklus 1... 49

2. Siklus n ... 52

3. Siklus IH... 55

B. Pembahasan... 58

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 61

B. Saran... 63

Daftar Pustaka... 64

(13)

DAFTAR GAMBAR

(14)

Tabel. 1. Tabel Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pengelolaan Metode

Demonstrasi... 39

Tabel.2. Tabel Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pengelolaan Metode Demonstrasi... 43

Tabel.3. Tabel Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pengelolaan Metode Demonstrasi... 47

Tabel 4. Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Siklus 1... 51

Tabel 5. Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Siklus I I ... 54

Tabel 6. Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Siklus 1... 57

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Lampiran 2.

Lampiran 3.

Lampiran 4.

Lampiran 5.

Lampiran 6.

Lampiran 7.

Lampiran 8.

Riwayat Hidup Penulis

Data Responden

Instrumen Penelitian

Lembar Pengamatan Siklus I

Lembar Pengamatan Siklus II

Lembar Pengamatan Siklus III

Surat Keterangan Riset/Penelitian

Daftar Guru Dan Karyawan

(16)

A. L atar Belakang Masalah

Agama memiliki peranan yang amat penting dalam kehidupan umat

manusia. Agama menjadi pemandu dalam mewujudkan suatu kehidupan yang

bermakna, damai dan bermartabat, menyadari betapa pentingnya peran agama

bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam

kehidupan setiap peribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh

melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun

masyarakat.

Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatann potensi spiritual

dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, akhlak mulia

mencakup etika, budi pekerti dan moral sebagia perwujudan dari pendidikan

agama. Pendidikan adalah proses penguatan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pembelajaran

dan latihan. (Kamus Besar bahasa Indonesia, Balai Pustaka : 1989:232) dari

hal tersebut dapat kita ketahui bahwa pendidikan adalah salah satu cara

bagaimana untuk membentuk kepribadian dan kemampuan seseorang untuk

bisa lebih dewasa dan maju.

Pendidikan Agama Islam sangat perlu dilaksanakan di setiap lembaga

(17)

2

agama itu berlangsung pada diri seseorang minimal selama 20 tahun yaitu

sejak kecilnya sampai ia masuk usia kedewasaannya atau masa

perkawinannya. Kenyataan ini akan berlaku terutama bagi orang yang

mengalami pendidikan formal. Mengeijakan Sholat wajib lima waktu sehari

semalam. Dengan ibadah Sholat dapat menjadikan seseorang (umat islam)

«angat dekat dengan Allah, karena selama pelaksanaan ibadah yang dilakukan

Allah SWT akan selalu memberikan pahala dan mengabulkan apa yang

dharapkannya.

Sholat dalam agama Islam menempati kedudukan yang tidak dapat

ditandingi oleh ibadah lainnya, dimana ia tidak dapat berdiri kokoh melainkan

dengannya. Sholat adalah ibadah pertama yang diwajibkan oleh Allah secara

langsung tanpa perantara, yaitu melalui dialog dengan rosuINya dimalam

mi’raj. Sholat juga merupakan amal hamba yang pertama kali akan dihisab

(Imam Hasan Al-Banna, 2006:125)

Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, guru besar IAIN Jakarta di dalam

bukunya Pengantar ilmu agama Islam, bahwa melalui ibadah Sholat seseorang

melakukan berbagai kegiatan secara berhadap-hadapan dengan Allah.

KepadaNya memohon supaya dilindungi dari godaan syetan, mohon diberi

ampun dan dibersihkan dari segala dosa, mohon supaya diberi petunjuk

kejalan yang benar, dijauhkan dari kesesatan dan perbuatan-perbuatan yang

tidak baik. Dialognya langsung dengan Tuhan ini dilakukan oleh setiap

muslim lima kali dalam sehari. Karena melalui ibadah Sholat ini seseorang

(18)

dapat terhindar dari segala perbuatan yang larangNya. (Drs. H. Fuad Ihsan,

1995: 139)

Penegasan Allah ini dinyatakan dalam surat Al-Ankabut ayat 45 :

(19)

4

tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan siswa agar dapat

mengeijakan Sholat dengan baik.

Pada dasarnya ibadah sholat adalah salah satu ibadah bertujuan untuk

menyembah Allah SWT sebagai wujud keimanan dan ketaqwaan

terhadapNya, selain itu sholat juga sebagai pencegah perbuatan keji dan

mungkar. Seperti firman Allah dalam Surat Al Haj 41 sebagai berikut :

Artinya : yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di

muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat,

menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-Iah kembali segala urusan.

Dari ayat tersebut, jelas bahwa hamba Allah SWT yang memiliki

keteguhan iman adalah orang yang mampu mendirikan atau melaksanakan

sholat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah

kemungkaran. Sholat dalam hal ini sebagai tiang agama, apabila orang mampu

melaksanakan sholat lima waktu dan dilaksanakan dengan baik dan ikhlas,

maka orang akan memiliki keteguhan iman seperti yang diharapkan setelah

proses belajar materi ibadah. Begitu juga sebaliknya, apbila anak tidak mampu

melaksanakan sholat maka akan muncul permasalahan-permasalahan atau

perbuatan keji dan mungkar.

Sebagai upaya untuk menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam

materi ibadah sholat, pendidik akan melaksanakan penelitian tindakan kelas

(20)

dalam melakukan Sholat dan munculnya perilaku anak yang tidak sesuai

dengan nilai-nilai agama. Selain itu terdapat anak yang sulit untuk diajak

sholat berjamaah di sekolah, hal ini dikarenakan ketidak bisaan dalam

melaksanakan sholat dengan baik.

Berdasarkan latar belakang di atas, penting sekali dilakukan penelitian

tindakan kelas dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Sholat Siswa

Kelas IV melalui Metode Demonstrasi Di SD Negeri Kalimanggis K ecamatan

Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun 2009/2010.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dituliskan perumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan Sholat siswa sebelum demonstrasi dilaksanakan ?

2. Apakah setelah diterapkannya metode demonstrasi dapat meningkatkan

kemampuan sholat siswa ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan setelah pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kemampuan Sholat siswa sebelum demonstrasi

dilaksanakan.

2. Untuk mengetahui kemampuan sholat siswa setelah diterapkannya metode

demonstrasi.

(21)

D. Keguanaan Penelitian

1. Secara Teoritis

Diharapkan dapat memberikan masukan yang positif terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan agama, khususnya tentang pendekatan

metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan Sholat siswa kelas

IV SD Negeri Kalimanggirs Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung

Tahun 2009/2010.

2. Secara Praktis

Dengan memperoleh penelitian ini diharapka dapat memberikan

masukan bagi pembinaan dan pengembangan dunia pendidikan dan juga

bermanfaat b agi:

a. Guru.

Dapat mengetahui kemampuan siswa satu persatu sehingga

dapat diketahui kesulitan-kesulitan apa yang dialami siswa dalam

melaksanakan Sholat.

b. Bagi Sekolah

Dapat meningkatkan kemampuan Sholat siswa malaui metode

demonstrasi sehingga Sholatnya sempurna.

c. Bagi Siswa

Siswa dapat memahami tentang tata cara Sholat yang baik dan

benar sehingga siswa mampu melaksanakan Sholat dengan sempurna.

(22)

I

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka teori di atas, maka hipotesis tindakan dalam

penalitian ini adalah jika metode demonstrasi diterapkan dengan baik akan

meningkatkan kemampuan Sholat siswa kelas IV SD Negeri Kalimanggirs.

F. Definisi Operasional

L Sholat

Pengertian Sholat menurut bahasa berarti doa yang dimaksud yaitu

ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan beberapa perbuatan

yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, menurut beberapa

syarat tertentu. (Sulaiman Kasjid, 1954: 64)

Pengertian lain tentang definisi Sholat adalah ibadah dengan

menghadapkan hati kepada Allah SWT dilakukan dengan beberapa

perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan

salam beserta syarat dan rukun yang ditentukan oleh syara’ (hukum islam).

Sholat dalam Islam mempunyai kedudukan yang sangat penting,

dibandingkan dengan ibadah yang lainnya. Oleh karena itu Sholat di

ibaratkan sebagai tiang agama Islam. (Modul Pengamalan Ibadah, 1997:

55)

2. Metode Demonstrasi

Metode adalah suatu cara mengajar, yang berfungsi sebagai alat

untuk mencapai tujuan pengajaran.

Metode demonstrasi adalah metode yang dipergunakan oleh

(23)

8

sekalipun untuk mempertunjukkan gerakan-gerakan atau suatu proses

dengan prosedur yang benar disertai keterangan-keterangan kepada

seluruh kelas. (Mansyur, 1995:113)

Metode demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana

dibandingkan dengan metode-metode mengajar lainnya. Metode ini adalah

metode yang paling pertama digunakan oleh manusia yaitu tatkala

manusia purba menambah kayu untuk memperbesar nyala api unggun,

sementara anak-anak mereka memperhatikan dan menirunya.

Metode demonstrasi ini barangkali lebih sesuai untuk mengajarkan

bahan-bahan pelajaran yang merupakan gerakan-gerakan,suatu proses

maupun hal-hal yang bersifat rutin.

Dalam demonstrasi diharapkan setiap langkah dari hal-hal yang

didemonstrasikan itu dapat dilihat dengan mudah oleh murid dan melalui

prosedur yang benar, meskipun murid-murid perlu juga mendapatkan

waktu yang cukup lama untuk memperhatikan sesuatu yang

didemonstrasikan itu. Dalam demonstrasi terutama dalam rangka

mengembangkan sikap-sikap, guru perlu merencanakan pendekatan secara

lebih berhati-hatidan ia memerlukan kecakapan untuk mengarahkan

motilVasi dan berfikir siswa. Dalam hal ini ada dua macam demonstrasi

(24)

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian PTK

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri

Kalimanggis yang berada di Kecamatan Kaloran Kabupaten

TemanggungJawa Tengah.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD

Negeri Kalimanggis Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung pada

semester II tahun pelajaran 2010/201 lyang berjumlah 20 siswa.

3. Intrumen Penelitian

a. Obserivasi

b. Rencana Pembelajaran (RP)

c. Tes Formatif

4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Tes yang dilakukan sebelum dan setelah dilakukan tindakan

kelasuntuk mengetahui sejauh mana penerapan Sholat sebelum dan

sesudah tindakan yang dilaksanakan.

b. Observasi yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran

berlangsung.

c. Catatan lapangan yang digunakan untuk mencatat segala kegiatan

(25)

10

5. Analisa Data

Hasil tes awal dan sesudah tindakan dianalisis dan dibandingkan. Analisa

data dilakukan dengan beberapa tahap yaitu:

a. Tahap diskripsi yaitu suatu tahap dimana peneliti mendiskripsikan atau

memaparkan data-data yang diperoleh.

b. Tahap kualifikasi yaitu tahap pengelompokan data-data yang telah

dideskripsikan sesuai dengan permasalahan.

c. Tahap analisis yaitu tahap menganalisis data-data berdasarkan teori-

teori yang ada. Dalam tahap ini membahas tentang data primer,

kendala-kendala yang muncul selama tindakan maupun cara mengatasi

kendala tersebut

d. Tahap interpretasi yaitu tahap pemahaman dan penafsiran terhadap

analisis dan penelitian.

e. Tahap evaluasi yaitu tahap menilai/mengelValuasi terhadap hasil

interpretasi.

H. Sistematika Penulisan

Isi dan sistematika skripsi hasil penelitian tindakan kelas juga dibagi menjadi

tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Masing-

masing bagian dapat di rinci sebagai berikut:

1. Bagian Awal

Cakupan bagian awal ini m eliputi: bagian sampul, bagian logo, halaman

judul, lembar persetujuan, lembar persetujuan pembimbing, lembar

(26)

pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, daftar lampiran, daftar

lainnya

2. Bagian Inti

BAB I Pendahuluan, dalam bab ini akan disajikan latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penitian, hipotesis tindakan, kegunaan penelitian,

definisi istilah/operasional, metode penelitian meliputi : rencana

penelitian, subyek penelitian, langkah-langkah / siklus penelitian,

instrumen penelitian, analisis data, Sistematika Penulisan

BAB II Kajian Pustaka, dalam bab ini akan disajikan Sholat, metode

demonstrasi dan upaya peningkatan kemampuan sholat siswa melalui

metode demonstrasi.

BAB III Pelaksanaan Penelitian, dalam bab ini akan disajikan deskripsi

pelaksanaan siklus I (rencana, pelaksanaan, pengamatan / pengumpulan

data dan refleksi), deskripsi pelaksanaan siklus II, deskripsi pelaksanaan

siklus 111 dan seterusnya

BAB IIV Hasil Penelitian dan Pembahasan akan disajikan deskripsi

persiklusan (data hasil pengamatan / wawancara, refleksi keberhasilan dan

kegagalan), pembahasan (tiap siklus)

BAB IV PENUTUP akan disajikan kesimpulan dan saran.

3. Bagian Akhir

Pada bagian akhir meliputi : daftar pustaka, lampiran-lampiran dan

(27)

BAB

n

KAJIAN PUSTAKA

A. KemarapuanSholat

1. Pengertian Kemampuan

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Depdikbud,

1995:623).

2. Pengertian Sholat.

Sholat dalam pengertian bahasa arab adalah doa memohon kebajikan

dan pujian. Adapun pengertian Sholat menurut syariat islam yang

dirumuskan oleh para fuqaha adalah beberapa ucapan dan perbuatan yang

dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan maksud

beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan.

(Mudjahid, 1997:113)

Rosulullah bersabda

(Ji**- (3 O J J

artinya: pokok urusan adalah islam, tiangnya adalah Sholat, dan puncaknya adalah beijuang di jalan allah, (modul pendidikan pengamalan ibadah, 1997: 55)

Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

kemampuan sholat adalah kemampuan atau kecakapan seseorang dalam

bentuk ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri

dengan salam dengan maksud beribadah kepada Allah menurut syarat-

(28)

3. Syarat-syarat wajib Sholat lima waktu.

a. Islam

b. Suci dari hadats besar dan kecil

c. Berakal

d. Baligh

e. Telah sampai dakwah (perintah Rosulullah kepadanya)

f. Melihat atau mendengar

g. Teijaga (tidak tidur)

4. Syarat Sholat

Yaitu hal yang harus dilakukan menjelang dan sewaktu m e lakukan

Sholat adalah sebagai berikut:

a. Bersih badan dari hadats besar dan kecil

b. Bersih pakaian, pakaian dan tempat Sholat dari najis

c. Menghadap qiblat

d. Masuk waktunya

e. Menutup aurat

5. Waktu-waktu Sholat

a. Waktu Sholat Zhuhur

Bermula dari tergelincirnya matahari ketika berada ditengah-

tengah langit dan berlangsung sampai bayangan sesuatu itu sama

panjang dengan selain bayangan sewaktu tergelincir.

(29)

14

Bermula apabila bayangan suatu benda telah sama panjang

dengan benda itu sendiri, yaitu setelah bayangan waktu tergelincir dan

berlangsung sampai terbenamnya matahari,

c. Waktu Sholat Maghrib

Mulai dari terbenamnya matahari dan bersembunyi disebelah

ufuk barat dan berlansung sampai terbenamnya syafa’ atau awan

merah.

d. Waktu Sholat Isya’

Bermula pada waktu lenyapnya syafak (awan merah) dan

berlangsung hingga seperdua malam.

e. Waktu Sholat Shubuh

Bermula dari saat terbitnya fajar shodiq dan berlangsung sampai

terbitnya matahari. (Yusuf Mukhtar, 1996:135)

6. Hal-hal yang membatalkan Sholat

a. Meninggalkan salah satu rukun Sholat.

b. Meninggalkan salah satu syarat Sholat.

c. Dengan sengaja berkata-kata.

d. Banyak bergerak.

e. Makan atau minum. (Yusuf Mukhtar, 1996:408)

(30)

Disamping Sholat fardu yang lima terdapat beberapa bentuk Sholat

yang pelaksanaannya dalam bentuk tertentu yang terkadang berbeda

dengan Sholat fardu yang bisaa.

Bentuk-bentuk Sholat antara lain:

a. Sholat beijamaah yaitu Sholat yang dilakukan bersama-sama dengan

dituntun oleh seseorang yang disebut imam.

b. Sholat jum’at yaitu Sholat fardu yang dilakukan pada waktu dhuhur di

harijum’at secara beijamaah.

c. Sholat hari raya yaitu Sholat yang dilakukan pada hari raya secara

berjamaah.

d. Sholat jenazah yaitu Sholat yang dilakukan atas jenazah secara

langsung. (Amir Syamsudin, 2003: 31)

8. Rukun dan sunat Sholat

a. Rukun Sholat

Rukum Sholat ialah hal yang harus dikeijakan, kalau tertinggal,

maka batal perbuatan itu. Adapun rukun Sholat yaitu beberapa

perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan

salam. Jika salah satu perbuatan atau perkataan itu tertinggal, maka

Sholatnya tidak sah. Rukun Sholat meliputi:

1) Niat

2) Berdiri

3) Takbiratul ikhrom

(31)

16

5) Rukuk dengan tuma’ninah

6) I’tidal dengan tuma’ninah

7) Sujud dengan tuma’ninah

8) Duduk antara 2 sujud dengan tuma’ninah

9) Duduk tahiyat akhir dan membaca tasyahud akhir

10) Membaca shalawat nabi

11) Salam

12) Tertib.

b. Sunah-sunah Sholat yaitu:

1) Mengangkat kedua tangan setinggi bahu ketika mengucap

takbiratul ikhram.

2) Mengangkat tangan ketika akan rukuk, I’tidal dan ketika berdiri

dari tasyahud awal.

3) Meletakkan telapak tangan kanan diatas belakang tangan kiri dan

keduanya diletakkan di antara perut dan dada.

4) memandang tempat sujud.

5) Membaca doa iftitah antara takbiratul ikhrom dan fatihah

6) Membaca ta’awudz

7) Membaca amin dengan suara dikerskan setelah selesai membaca

surut fatihah.

8) Membaca surat-surat Al Qur’an setelah fatihah pada 2 rakaat

(32)

9) Mengeraskan bacaan pada Sholat subuh, maghrib dan isya pada 2

rakaat pertama

10) Mengucapkan takbir setiap pergantian gerakan Sholat selain

Ftidal.

11) Meletakkan kedua tangan diatas lutut pada saat rukuk.

12) Membaca tasbih pada waktu ruku’.

13) Mengucapkan SamiAllahuliman Hamidah pada waktu hendak

I’tidal.

14) Membaca do’a I’tidal (robbana lakai hamdu)

15) Membaca tasbih pada waktu sujud.

16) Berdoa saat duduk antara 2 sujud.

17) Duduk iftirosy pada setiap sikap duduk, kecuali duduk terakhir

yaitu duduk diatas telapak kaki kiri dengan ibu jari kaki kanan

dilipat menghadap qiblaL

18) Duduk tawarruk pada duduk terakhir, yaitu seperti iftirasy

dengan telapak kaki kiri ditarik menilang sebelah kanan.

19) Duduk istirahat sebentar setelah sujud kedua sebelum berdiri.

20) Bertekan dengan telapak tangan kanan ketika bangkit hendak

berdiri.

21) Memberi salam yang kedua bacaannya seperti salam pertama.

22) Menoleh ke kanan pada salam pertama dan menoleh ke kiri pada

(33)

18

23) Membaca zikir dan doa setelah selesai Sholat. (Amir

Syarifiiddin, 2003: 58)

9. Hikmah dari Sholat yaitu:

a. Menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar.

b. Memperoleh ketenangan jiw a. (Amir Syarifiiddin, 2003:23)

10. Keringanan dalam pelaksanaan Sholat

Keringanan dalam Sholat meliputi:

a. Mengurangi jumlah rakaat Sholat yang empat, dengan arti menjadikan

dua rakaat pada Sholat empat rakaat. Keringanan dalam bentuk ini

disebut qasar. Keringanan untuk melaksanakan Sholat itu diberikan

kepada orang yang sedang melakukan perjalanan yang merasa

kesulitan dalam perjalananny.

b. Mengumpulkan Sholat dalam satu waktu secara berketrusan, yaitu

Sholat zuhur dengan ashar dan maghrib dengan isya. Cara ini disebut

dengan jama’. Bila Sholat zuhur dan ashar dikerjakan waktu zuhur

disebut jama’ takdim, dan bila dikerjakan waktu ashar disebut jama’

ta’khir.

c. Mengubah bentuk Sholat bagi orang yang sakit, dari berdiri menjadi

duduk bahkan sambil berbaring, sehingga kaifiat Sholat yang

ditentukan tidak dapat dilaksanakan. (Amir Syarifiiddin, 2003:35)

11. Gerakan-gerakan dan bacaan-bacaan Sholat.

(34)

a. Berdiri tegak menghadap qiblat dan sambil berniat mengerjakan

Sholat. Niat Sholat disesuaikan dengan Sholat yang akan dikerjakan.

b. Mengangkat tangan ketika takbiratul ikhram, kedua ibu jari diletakkan

pada daun telinga, telapak tangan dihadapkan kearah qiblat sambil

membaca Allahu Akbar.

c. Kemudian kedua tangan diletakkan diantara perut dan dada san

membaca doa iftitah.

d. Membaca surat fatihah.

e. Membaca surat panjang atau pendek dalam Al Qur’an yang dihafal.

f. Mengucapkan kalimat takbir seraya mengangkat kedua tangan lalu

membungkuk rukuk

g. Bangkit dari rukuk seraya mengucapkan Sami’Allahuliman hamidah,

kemudian berdiri sempurna.

h. Mengucapkan takbir sambil menuju sujud.

i. Mengucapkan takbir seraya bangkit dari sujud menuju duduk antara

dua sujud.

j . Sujud kedua seperti sujud pertama. Kemudian disambung m e lakukan

gerakan rakaat selanjutnya.

k. Duduk tasyahud awal / tahiyat awal yang dilakukan pada rakaat kedua

dengan sikap kaki kanan tegak dan kaki kiri diduduki sambil membaca

doa tasyahud awal.

(35)

20

m. Mengucapkan lafal salam yang dibarengi menoleh ke kanan dan kekiri

sampai pipi terlihat dari belakang. (Amir Syarifiiddin, 2003: 71)

12. Keutamaan Sholat

Keutamaan Sholat antara lain adalah sebagai berikut:

a. Bagi yang mengeijakan Sholat akan mendapatkan keberuntungan dan

mendapatkan syurga firdaus.

b. Sholat dapat menghilangkan keluh kesah dan kikir.

c. Sholat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar.

d. Sholat dan sabar dapat menhasilkan maksud yang baik dan

mewujudkan kebajikan yang diinginkan.

e. Sholat adalah merupakan tiang agama.

f. Merupakan perintah Allah yang diterima langsung oleh Nabi

Muhammad SAW tanpa perantara Jibril melalui isra’ mi’raj.

g. Sholat merupakan wasiat Nabi Muhammad sebelum wafat

h. Sholat merupakan amal yang dihisab pertama kali pada hari kiamat

i. Sholat merupakan amalan ibadah yang memiliki nilai syiar islam yang

kuat.

j. Sholat merupakan amal ibadah yang paling dapat mendekatkan diri

kepada Allah SWT (Amir Syarifiiddin, 2003:112)

13. Meningkatkan Kemampuan Sholat Siswa melalui Metode Demonstrasi.

Pendidikan merupakan metode yang berpengaruh dan terbukti

(36)

dan etos sosial anak. Mengingat pendidik adalah seorang figur terbaik

dalam pandangan anak, yang tidak-tanduk dan sopan santunnya, disadari

atau tidak disadari akan ditiru oleh anak. Bahkan bentuk perkataan,

perbuatan dan perilaku akan senantiasa tertanam dalam kepribadian anak.

Oleh karena itu, pendidik menjadi faktor penting dalam

menentukan kebehasilan anak dalam belajar. Jika pendidik mampu

memberikan contoh dan menyampaikan ilmu dengan baik, maka akan

terbentuklah anak yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

dilaksanakan.

Seorang anak bagaimanapun besarnya usaha yang dipersiapkan

untuk kebaikannya, bagimanapun sucinya fitroh, ia tidak mampu

memenuhi prinsip-prinsip kebaikan dengan sendirinya selama dia tidak

melihat pendidik sebagai teladan, pemberi contoh, penyampai ilmu dan

pembimbing. Sesuatu yang sangat mudah bagi pendidik yaitu mengajari

anak dengan berbagai materi pendidikan, akan tetapi suatu teramat sulit

bagi anak untuk melasanakannya ketika ia melihat orang yang

memberikan pengarahan dan bimbingan kepadanya tidak

mengamalkannya.

Atas darsar itu, peneliti beranggapan bahwa anak melaksanakan

sholat dengan baik, apabila guru mampu memberikan contoh dengan baik,

anak akan dapat memperagakan tata cara sholat dengan baik apabila

melihat pendidik memberikan bagaimana tatacara sholat yang baik.

(37)

22

pembelajaran materi ibadah sholat sangatlah berarti dalam proses

pembelajaran. Hal ini dikarenakan anak akan lebih mengingat dengan apa

yang dilihat.

B. Metode Demonstrasi

Metode artinya cara atau system mengerjakan sesuatu. (Imam

Bawani,1985: 141). Metode adalah cara yang berfungsi sebagai alat dan

sekaligus sebagai strategi untuk mencapai tujuan instruksional. Makin baiknya

metode, makin efektif pencapaian tujuan. Dengan demikian, tujuan

merupakan factor utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu

metode. Dalam hal metode mengajar, selain factor tujuan juga factor siswa,

situasi, fasilitas, guru dan bahan pengajaran turut menentukan afaktifitas

penggunaan suatu metode. Karenanya, agak sulit menentukan metode mana

yang paling memiliki efektifitas tinggi, sebab metode yang kurang baik,

ditangan seorang guru dapat menjadi metode yang baik sekali ditangan guru

yang lain.

Setiap metode memiliki sifat-sifat umum yang tidak dimiliki oleh

metode yang lain. Dengan mengenali cirri-ciri umum itu dapat mengenali

berbagai metode yang lazim dan praktis untuk dilaksanakan dalam proses

belajar mengajar. Mengidentifikasi metode berarti mengenali cirri-ciri umum

antara lain dengan mempertimbangkan berbagai factor menetapkan suatu

metode yang akan dipakai sebagai strategi belajar mengajar (Udin Saripudin

(38)

1. Pengertian Metode Demonstrasi.

Metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar adalah metode

yang dipergunakan oleh seorang guru atau orang luar yang sengaja

didatangkan atau murid sekalipun untuk mempertunjukkan gerakan-

gerakan atau suatu proses dengan prosedur yang benar disertai keterangan-

keterangan kepada seluruh kelas. Murid mengamati dengan teliti dan

seksama serta dengan penuh perhatian dan partisipasi.

2. Kebaikan-kebaikan.

Metode demonstrasi mempunyai kebaikan-kebakan antara lain

sebagai berikut:

a. Perhatian murid dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting

oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.

Selain itu perhatian siswapun lebih dipusatkan pada proses mengajar

dan belajar dan tidak kepada orang lain.

b. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan

hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapat

gambaran yang jelas dari pengamatannya.

c. Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan

keterangan-keterangan yang banyak.

d. Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan

(39)

24

3. Kelemahan-kelemahannya

Metode demonstrasi memiliki kelemahan antara lain:

a. Untuk mengadakan demonstrasi diperlukan alat-alat khusus, kadang-

kadang alat itu sulit didapat. Demonstrasi merupakan metode yang tak

wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati secara

seksama.

b. Dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang

didemonstrasikan diperlukan pemusatan perhatian. Dalam hal ini

banyak diabaikan oleh murid-murid.

c. Tidak semua hal dapat di demonstrasikan didalam kelas.

d. Memerlukan banyak waktu, sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat

minim.

e. Kadang-kadang proses yang didemonstrasikan didalam kelas akan

berbeda jika prose situ didemonstrasikan dalam situasi

nyata/sebenamya.

f. Agar demonstrasi mendapatkan hasil yang baik diperlukan ketelitian

dan kesabaran. Kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu diabaikan

sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya.

g. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan

dilaksanakan. Sebaiknya sebelum dimulai demonstrasi, guru telah

mengadakan uji coba supaya kelak dalam melakukannya tepat dan

(40)

Demonstrasi merupakan metide interaksi edukatif yang sangat

efektif dalam menolong para pelajar mencari jawaban atas suatu

pertanyaan. Demonstrasi sebagai metode mengajar dimaksudkan bahwa

seorang pengajar memperlihatkan sebuah proses pada seluruh kelompok

anak didiknya.

4. Keuntungan sebuah metode demonstrasi

a. Perhatian siswa diarahkan kepada hal-hal yang penting dan lebih

mudah dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal lain.

b. Mengurangi kesalahan-kesalahan penafsiran karena memperoleh

gambaran jelas.

c. Bila siswa turut aktif bereksperimen, maka ia akan memperoleh

pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapannya dan

memperoleh pengakuan dan penghaigaan di lingkungan sosialnya.

d. Beberapa maslah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat

dijawab lebih teliti waktu proses demonstrasi.

5. Batas-batas kemungkinannya:

a. Demonstrasi akan merupakan metode yang tidak wajar bila alat yang

didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama.

b. Demonstrasi kurang efektif jika tidak diikuti sebuah aktil Vitas siswa

ikut bereksperimen dan menjadikan pengalaman pribadi.

(41)

26

d. Kadang terdapat perbedaan antara keadaan sebenarnya dengan apa

yang didemonstrasikan.

6. Bagaimanakah merencanakan demonstrasi yang efektif

a. Menurut tujuan yang jelas dari sudut kecakapan yang diharapkan dapat

dicapai atau kegiatan yang akan dapat dilaksanakan oleh para siswa itu

sendiri bila demonstrasi itu berakhir.

1) . Apakah metode itu wajar dipergunakan dan merupakan metode

yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang direncanakan?

2) . Apakah alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa

didapat dengan mudah dan apakah alat-alat itu sudah dicoba

terlebih dahulu agar demonstrasi tidak gagal ?

3) . Apakah jumlah siswa memungkinkan diadakan demonstrasi

dengan jelas?

b. Menentukan langkah yang akan ditempuh dalam penerapan metode

demonstrasi

1. Menetapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan

dilaksanakan.

2. Mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan .

3. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan anak didik.

7. Selama demonstrasi berlangsung perlu diperhatikan apakah:

a. Keterangan-keterangan dapat dilihat dan didengar dengan jelas dan

(42)

b. Alat demonstrasi telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga

dapat terlihat dengan jelas.

c. Apakah waktu yang tersedia dapat dipergunakan secara efektif dan

efisien ?

d. Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan (Winarto

Surakhman: 110)

Agar demonstrasi dapat dilakukan sesuai rencana, maka ada

beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru baik sebelum selama atau

sesudah proses demonstrasi dilakukan. Hal-hal yang perlu diperhatikan

antara lain :

a. Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam p elaksanaan

demonstrasi.

b. Tujuan demonstrasi hendaknya dijelaskan kepada siswa agar jelas

maksud diadakan demonstrasi.

c. Sebaiknya memperhatikan kondisi-kondisi lain yang dapat

mempengaruhi jalannya demonstrasi seperti tempat, pencahayaan,

bentuk ruangan, dll.

d. Jika demonstrasi telah selesai hendaknya diikuti dengan tindak lanjut

seperti diskusi atau melakukan kegiatan sebagaimana yang telah

didemonstrasikan oleh guru.

e. Mengadakan penilaian terhadap kemampuan siswa dalam belajar.

(43)

BAB HI

PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan laction research, karena

penelitian tindakan diakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran dikelas.

Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif sebab menggambarkan

bagaiman suatu tehnik/ metode pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil

yang diinginkan dapat dicapai.

A. Rencana Penelitian

1. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

a. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempatyang digunakan dalam

melakukan penelitian untuk memperoeh data yang diinginkan.

Penelitian ini bertempet di SD Negeri Kalimanggis Kecamatan

Kaloran Kabupaten Temanggung.

b. Waktu Penelitian

Waktupenelitian adalah watuberlangsungnya penelitian atau

saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan Juli

c. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswi-siswi kelas IV pada pokok

(44)

2. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Peneltian Tindakan Kelas (PTK).

Menurut Suharsimi Ari Kunto, PTK merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

dimunculan dan terjadi dia sebuah kelas secara bersama.

Tindakan tersebut diberikan oleh seorang guru atau dengan arahan

dari guru yang dilakukan oleh siswa (dala Suharsim i Arikunto, 2007:3).

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2007:4) yang

dikemukakan oleh guru dalam menuliskan laporan penelitian tindakan

adalah hal-hal yang dilakukan oleh siswa, bukan yang dilakukan oleh

guru.

Adapaun arah dan tujuan penelitian tindakan yang dilakukan oleh

guru sudah jelas, yaitu demi kepentingan peserta didik dalam memperoleh

hasil belajar yang memuaskan (jadi bukanlah kepentingan guru)

(Suharsimi Arikunto, 2007:).

Sesuai engan jenis penelitian yang dipilih, yaitu peneltian tindakan,

maka penelitian ini mengunakan model enelitian dari kemmis dan taggart

(dalam Sugiarti, 1997:6) yaitu berbentuk spiral dari satu siklus ke siklus

yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action

(tindakan), obserIVation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah

pada siklus berikutnya adalh perencanaan yang sudah direivisi, tindakan,

(45)

30

pendahuluan berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-

tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.

Refleksi

Tindakan ObserIVasii

Refleksi

Tindakan ObserIVasii

Refleksi

Tindakan ObserIVasii

Gb. 1. A lur PTK

Penjelasan alur diatas adalah:

1. Rancangan / rencana awal, sebelum mengadakan penelitian, peneliti

menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,

termasuk di dalamnya instrument penelitian dan penelitian

(46)

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh

peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta

mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode demonstrasi

melalui kegiatan sholat

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yangdi lakukan berdasarkan lembar pengamatan

yang diisi oleh pengamat

4. Rancangan / rencana yang direivisi, berdasarkan hasil refleksi

pengamat membuat rancangan yang direivisi untuk melaksanakan

siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1,2 dan 3,

dimana masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur

kegiatan yang sama) dan membahas satu pokok bahasan yang diahiri

dengan tes formatif dia ahir masing-masing putaran. Dibuat dalam tiga

putaran dimaksudkan untuk memperbaiki system pengajaran yang telah

dilaksanakan.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri d a ri:

a. Rencana Pelajaran (RP)

Yaitu merupakan pembelajran yang digunakan sebagai pedoman

(47)

32

RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan

pembelajaran khusus dan kegiatan belajar mengajar,

b. Tugas Formatif

Tugas ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan kemahaman bacaan

dan gerakan sholat siswa kelas IV pada pokok bahasan sholat.

4. Kriteria Penilaian

Untuk mempermudah evaluasi terhadap tingkat kemampuan siswa,

perlu dirumuskan criteria penilaian sebagai berikut:

a. Tuntas

b. Tidak Tuntas

Prosentase dan jumlah kategori 1 dan 2 menujukkan tingkat-tingkat

keberhasilan pembelajaran. Kriteria ini diberikan karena pertimbangan

bahwa pelaksanaan praktek sholat siswa mengenai bacaan dan gerakan

sholat yang baik dan benar merupakan pekeijaan yang sulit daicapai

kesempurnaannya.

Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu

secara perorangan dan klasikal. Menurut Ahmad Rohani (Pengelolaan

Pengajaran, 2004:195), utuk mengetahui “penguasaan peserta didik” perlu

menghitung “persentase memuaskan” bagi peserta didik masing-masing.

Pengolahan hasil penilaian pada ahir satpel (tes formatif) ini

(48)

mutlak dikuasai / dikerjakan masing-masing peserta didik. Hasil

pengolahan ii kita tafsirkan sesuai dengan fungsinya sebagai berikut:

a. Bagi hasil yang dicapai seorag peserta didik dalam keseluruhan

instrument pertanyaan tes itu 75% atau lebih, maka peserta didik

tersebut dianggap telah berhasil, telah menguasai bahan pelajaran

dalam satpel tersebut. Dan apabila demikian halnya, maka peserta

didik tadi berarti “siap’ menerima ‘satuan bahasan’ berikutnya.

b. Apabila hasil yang dicapai seorang peserta didik kurang dari 75%

(persentase memuaskannya kurang dari 75%) maka peserta didik

tersebut boleh terus mengikuti satpel berikunya, tetapi “dengan syarat”

bahwa ia harus tetap berusaha untuk kembali mempelajari Satpel yang

kurang memuaskan tersebut. Dalam hal ini, peserta didik yag demikian

harus mendapatkan bantuan khusus dari guru, terutama pada bagian-

bagian bahan yang berhubungan dengan kesulitan yang dialami peserta

didik tadi (tentunya denga memperhitungkan waktu yang tersedia).

Dari penilaian di atas terhadap hasil penilaian formatif, kita dapat

mengambil kesimpulan, bahwa “penilaian formatiive” sangat penting

dalam usaha untuk memperbaiki atau menyempurnakan proses belajar

mengajar. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan

rumus sebagai berikut:

T ' Siswa Yang Tuntas Belajar

(49)

34

B. Pelaksanaan Penelitian

1. DiskripsiPelaksanaan Siklus I

a. Rencana awal

Allahumma baa’id bainii wa baina khotooyaaya kamaa baa’ata bainal masyriqi wed maghrib, Allahumma naqqirdi mined khotooya kamaa yunaqqos sembul abyadhu minad demas, Allahummaghsil khothooyaaya bil maai was-sedji wal-barodi

4) . Bacaan fatihah

Membaca ta ’awud a ’udzubillahiminasyaithoonir rojiim

Dilanjutkan membaca fatihah

A l hamdulillahi robbil ‘aalamiin, arrohmeumir rohim, maaliki yaumid-din, iyyaaka n a ’budu wa iyyaaka nasta’iin ihdinash-shiroothol mustaqiim, ihdinash-shiroothol-ladziina a n ’amta ‘alaihim, ghoiril maghdguubi ‘alaihim wa ladh-dhoollin. aamiin

5) . Bacaan surat-surat pendek

Wal’ashri innal insaana lafii khusrin illa ladziina aamanuu wa 'amilush shaalihaati watawaa shoubil haqqi wa tawaa sahoubish shabri

6) . Bacaan Rukuk

(50)

7) . Bacaan I’tidal

Robbanaa wa lakal-hamdu hamdan katsiiron thoyyiban

mubaarokanfiih

Attahiyyaatu lillah wash-sholawaatu wath-thoyyibaat, as-salaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wa barokaatuh, as-salaamu ’alaina wa ‘alaa ‘ibaadillaahishoolihin, asyhadu allailaahaillalloh wa asyhadu cuma muhammadan ‘abduhuu wa rosuuluh, allohumma shod i ’alaa muhammmad wa ’alaa aali Muhammad kama shollaita’alaa ibrohim wa aali ibrohim, wabaarik ‘a im Muhammad wa aali Muhammad kamaa baarokta ’a im ibrohim wa aali ibrohim irmaka hamiidummajid

(51)

36

mendoromg siswa melakukan sholat sendiri dengan benar sesuai

topic yang diberikan. (RPP terdapat dilampiran)

b. Pelaksanaan

1) . Guru mengucapkan salam

2) . Guru melakukan apersepsi

3) . Guru menerangkan materi tentang pokok bahasan sholat. Waktu

yang digunakan untuk menerangkan materi ini selama 20 m enit

4) . Kemudian guru bertanya kepada siswa dan merea menjawab

pertanyaan dari guru. Waktu yang dipergunakan untuk Tanya

jawed> selama 10 menit.

5) . Selanjutnya guru memberikan penjelasan mengenai materi yang

ditanyakan kepada siswa. Waktu yang digunaka utuk

menerangkan adalah 10 menit. Setelah itu guru memberikan

tugas indilVidu selama 35 menit. Selain itu guru memberikan

tugas pada siswa untuk mempelajari materi selanjutny di rumah.

6) . Guru mempraktekan di depan kelas gerakan-gerakan dan

bacaan-bacaan, siswa memperhatikan. Setelah itu guru menunjuk salah

satu murid untuk mempraktekkan gerakan-gerakan dan bacaan-

bacaan sholat di depan kelas. Guru memperhatikan gerakan-

(52)
(53)
(54)

Dengan Metode ceramah anak masih bersifat pasif terhadap materi

yang diajarkan oleh guru dan anak tidak aktif bertanya tentang materi

yang kurang dipahaminya. Selain itu terdapat beberapa anak kurang,

bahkan tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru. Dari

hasil pengamatan tersebut pada proses pembelajaran siklu I dengan

menggunakan metode ceramah beri variasi dengan pendekatan

tradisional belum dapat meningkatkan kemampuan anak dalam sholat.

Maka pada siklus II, peneliti memberikan penugasan kepada siswa

untuk mempelajrai secara berulang-ulang di rumah. Pada pertemuan

berikutnya, guru mencoba memilih metode demonstrasi dalam

kegiatan belajar dan mengajar. Sebelum kegiatan inti mengajar, guru

melakukan apersepsi terhadap materi ibadah sholat, kemudian guru

melakukan pengamatan akan pemahaman dan jawaban anak terhadap

pertanyaan yang disampaikan oleh guru. Pada kegiatan ini guru

mengulang kembali materi ibadah dengan metode demonstrasi dengan

cara guru memperagakan tata cara sholat dengan benar dan siswa

mendengarkan penjelasan dan melihat peragaan sholat.

2. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II

a. Tindak lanjut pelaksanaan pembelajaran siklus sebelumnya

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dimulai dengan

membentuk kelompok diskusi. Materi yang di ajarkan adalah

(55)

40

1) . Berdiri (berdiri tegak menghadap kiblat dengan niat karma Allah

SWT

2) . Gerakan takbirotul ikhrom (dengan membaca Allahu Akbar

dengan mengangkat tangan sejajar dengan bahu dan ibu jari

menyentuh pada daun telinga 9di dekatkan dengan daun telinga)

setelah itu bersedekap

3) . Gerakan rukuk

Meluruskan punggung dengan tengkuk, kedua tangan diletakkan

pada lutut dengan jari-jari direnggangkan

4) . Gerakan I’tidal

Berdiri tegak dengan mengangkat kedua tangan seperti pada

takbirotul ihrom.

5) . Gerakan sujud

Meletakkan kedua lutut dan jari kaki di atas tempat sholat,

meletakkan kedua tangan, dahi dan hidung, menekukkan jari-jari

kaki kea rah kiblat dan meregangkan kedua tangan dari lambung

dan mengangkat kedua siku. Ketika sujud telapak tangan

diletakkan sejajar dengan bahu dan jari-jari tangan tidak

dirapatka dan tidak digenggamkan

6) . Duduk diantara dua sujud (duduk iftirosh)

Duduk diatas kaki kiri dan menumpukkan (menegakkan) serta

(56)

7) . Duduk Tawarruk (untuk rokaat terakhit)dengan memasukkan

(memajukan) kaki kiri di bawah kaki kanan, sedang telapak kaki

kanan bertumpu (ditegakkan) dan ujug jarinya dihadapkan ke

kiblat dan duduk dengan bertumpukkan pantat di atas lantai.

8) . Gerakan salam (dengan memalingkan muka ke kanan dank e kiri

sampai pipi terlihat dari arah belakang.

Proses pembelajaran pokok bahasan ibadah yang dilakukan

menggunakan metode demonstrasi yang diperagakan oleh guru

secara langsung di hadapan anak dalam proses pembelajaran di kelas.

Yang dilakukan guru adalah memberikan contoh gerkan dan bacaan

tata cara melasanakan sholat dengan benar kemudian meminta setiap

kelompok untuk mendemonstrasikan

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus II dapat diuraikan sebagai berikut:

1) . Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam dan

melakukan presensi siswa.

2) . Guru melaksanakan apersepsi.

3) . Guru memberikan motiivasi kepada anak untuk tekun belajar

dan beribadah.

4) . Guru membagi kelompok belajar.

5) . Guru menerangkan materi pelajaran tentang gerakan dan

(57)

42

6) . Guru memperagakan gerakan dan bacaan sholat dengan benar.

7) . Guru memberikan tugas untuk melakukan diskusi kelompok.

8) . Guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk

mempresentasikan dan memperagakan di depan kelas gerakan

dan bacaan sholat dari hasil diskusi.

9) . Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya

tentang materi yang dipresentasikan oleh kelompok lain.

10) . Guru menganalisis hasil keija kelompok dan jawaban siswa.

11) . Guru menindak lanjuti pembelajaran dengan mengulangi

materi yang disampaikan.

12) . Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.

c. Pengamatan / Pengumpulan data

Selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung

dilakukan obserivasi untuk mengetahui peningkatan hasil

pembelajaran pada materi ibadah. Pada kegiatan ini siswa yang

masuk beijumlah 25 anak. Guru mengamati ternyata pada setiap

kelompok msih didapati siswa yang kurang memperhatikan tata cara

shalat dan masih berbicara dengan teman dekanya. Melalui

serangkaian pertanyaan yang disampaikan kepada siswa, sebagian

diantaranya belum memahami dan bahkan tidak tahu apa yang

didemonstrasikan dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan karena

(58)
(59)

44

Hasil siklus II dalam pembelajaran materi ibadah sholat dengan

menggunakan metode demonstrasi menunjukkan adanya kemajuan

dibanding dengan siklus I. Siswa lebih aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran. Akan tetapi masih terdpat beberapa siswa yang pasif

dalam proses pembelajaran berlangsung.

Pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode

demonstrasi sebagian siswa menujukkan peningkatan keaktifan siswa

dalam bertanya maupun menjawab tentang materi yang dibahas.

Dengan hasil tersebut perlu diadakanya perbaikan pembelajaran untuk

mendapatkan peningkatan kemampuan sholat anak. Hal yang perlu

dilakukan adalah memperkecil jumlah kelompok belajar dengan

menyeimbangkan jumlah siswa laki-laki dan perempuan. Siswa

(60)

memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk berbicara

sendiri dan bermain antar anggota kelompok belajar. Selain itu siswa

diberi tugas untuk mendemonstrasikan tata cara sholat dengan

sendirinya dan dilakukan berulang-ualang sampai anak paham dan

hafal.

3. Diskripsi Pelaksanaan Siklus 111

a. Tindak lanjut pelaksanaan pembelajaran siklus sebelumnya

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dimulai dengan

membentuk kelompok untuk diperkecil jumlah anggota dalam setiap

kelompok menjadi 2 anak tiap kelompok.

Proses pembelajaran pokok bahasan ibadah yang dilakukan

menggunakan tetap menggunakan metode demonstrasi yang

diperagakan oleh guru secara langsung di hadapan anak dalam proses

pembelajaran di kelas. Materi yang diajarkan adalah gabungan dari

pertemuan siklus I (bacaan sholat) dan siklus II (gerakan sholat).

Yang dilakukan guru adalah memberikan tugas kepada siswa untuk

mendemonstrasikan dengan sendirinya secara berulang-ulang tata

cara ibadah dengan benar.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus III dapat diuraikan sebagai berikut:

1) . Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam dan

melakukan presensi siswa.

(61)

46

3) . Guru memberikan motivasi kepada anak untuk tekun belajar

dan beribadah.

4) . Guru membagi kelompok belajar.

5) . Guru menerangkan materi pelajaran tentang gerakan dan

bacaan sholat yang benar.

6) . Guru memperagakan gerakan dan bacaan sholat dengan benar.

7) . Guru memberikan tugas untuk melakukan diskusi kelompok.

8) . Guru memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk

berlatih mendemonstrasikan ibadah sholat dengan sendirinya

dengan tenang secara berulang-ulang sampai hafal.

9) . Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya

tentang materi yang dipresentasikan oleh kelompok lain.

10) . Guru menganalisis hasil keija kelompok dan jawaban siswa.

11) . Guru menindak lanjuti pembelajaran dengan mengulangi

materi yang disampaikan.

12) . Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.

c. Pengamatan / Pengumpulan data

Selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung

dilakukan obserIVasi untuk mengetahui peningkatan hasil

pembelajaran pada materi ibadah menggunakan metode demonstrasi

mendapatkan peningkatan hasil yang sangat baik. Pada kegiatan ini

(62)
(63)

48

21

Irfan arfiyanto y

22

Jufita Heppy S ✓

23

Khoirul Wafa y

24

Uswatun Khasanah y

25

Rahmat Syaihul Huda y

Jumlah 23 2

Berdasarkan table di atas jumlah nilai obserivasi kegiatan siswa

makin meningkat. Menurut kategori tingkat kemampuan, siswa

mengalami peningkatan yang berarti dalam mengikuti pelajaran siswa

memahami materi pelajaran pada proses pembelajaran berlangsung

secara cepat dan baik,

d. Refleksi

Hasil siklus 111 dalam pembelajaran materi ibadah sholat

dengan menggunakan metode demonstrasi menunjukkan adanya

kemajuan dibanding dengan siklus I. Siswa lebih aktif dalam

mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan

tindakan kelas yang dilakukan, maka proses pembelajaran dapat

disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi dalam proses

pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan sholat siswa di SD

(64)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data Penelitian Persiklus

1. Siklus 1

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pembelajaran I, soal tes freetes, lembar

pengamatan, media pembelajaran, rencana pembelajaran.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I

dilaksanakan pada bulan Juli 2010 di kelas IV SD Negeri Kalimanggis

dengan jumlah 25 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai

guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana

pembelajaran yang telah dipersiapkan.

Pengamatan (obseraivasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah wali kelas IV

SD Negeri Kalimanggis Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung.

Pada akhir preoses belajar mengajar siswa diberi tes formatif'

free tes dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan

kemampuan siswa terhadap materi yang di ajarkan. Adapun data hasil

(65)
(66)

Dari data hasil penelitian pada siklus I diketahui hasil

pembelajaran 14 siswa dalam kategori tuntas dalam belajar dengan

prosesntase 56 % dan 11 siswa dalam kategori tidak tuntas dengan

prosentase 44%. Dari hasil tersebut proses pembelajaran secara

klasikal belum tuntas sesuai dengan target pembelajaran minimal

dengan prosentase 75% dan kurang memuaskan. Hal ini perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil

pembelajaran yang diharapkan.

c. Refleksi

Dalam pelaksnaan kegiatan belajar mengajar diperoleh

informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:

1) . Guru kurang dalam memberikan motivasi kepada siswa dalam

proses pembelajaran.

2) . Guru dalam pengelolaan waktu dan pengelolaan kelas kurang

maksimal.

3) . Siswa kurang antusias selama proses kegiatan belajar mengajar

berlangsung

d. Revisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih

terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya Revisi untuk dilakukan

pada siklus berikutnya. Hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses

(67)

52

1. Guru diharap lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih

jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa

diajak untuk terlibat secara langsung dalam setiap kegiatan yang

dilakukan.

2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan

menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan

memberikan catatan.

3. Guru diharap lebih bersemangat dalam memotivasi siswa hingga

konsentrasi dan dorongan siswa meningkat.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pembelajaran I, soal tes freetes, lembar

pengamatan, media pembelajaran, rencana pembelajaran.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I

dilaksanakan pada bulan Juli 2010 di kelas IV SD Negeri Kalimanggis

dengan jumlah 25 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai

guru. Adapun proses belajar mengajam mengacu pada rencana

pembelajaran yang telah dipersiapkan.

Pengamatan (obseraivasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah wali kelas IV

(68)
(69)

54

mendapatkan hasil pembelajaran yang diharapkan dengan menerapkan

(70)

4). Sebagian anak masih bermain sendiri dan berbicara sendiri,

d. Revisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini masih

terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya Revisi untuk dilakukan

pada siklus berikutnya. Hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses

pembelajaran lanjutan adalah:

1) . Guru diharap lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih

jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa

diajak untuk terlibat secara langsung dalam setiap kegiatan yang

dilakukan.

2) . Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan

menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan

memberikan catatan.

3) . Guru diharap lebih bersemangat dalam memotivasi siswa hingga

konsentrasi dan dorongan siswa meningkat.

4) . Guru diharap meningkatkan kreatifitas dalam proses belajar

mengajar dan mampu mengelola kelas dengan baik.

3. Siklus III

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan penanganan tindakan

kelas berdasarkan refleksi pada pertemuan sebelumnya untuk

Gambar

table di bawah ini:
Tabel Hasil Kegiatan Belajar MengajarTabel.2.
Tabel Hasil Kegiatan Belajar Mengajar
Tabel 4.Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Siklus I
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pedagang kaki lima adalah seseorang yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dan jasa yang menempati tempat-tempat prasarana Kabupaten dan fasilitas umum baik yang

Menebang, membabat atau memotong pohon dan/atau rumput yang ada dijalur hijau, taman, ruang publik, tempat atau fasilitas umum, tempat atau fasilitas sosial

Untuk menuju ke arah tersebut di atas, maka diperlukan suatu strategi pengajaran yang baik yang dikemas dalam bentuk kurikulum yang menunjang, pengajar (guru)

Menurut Darminto (2010) kinerja keuangan juga merupakan keseluruhan hasil kerja manajemen dalam mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki yang dapat.. Kinerja

Instrumen Pemetaan MUTU PAUDNI Lembaga dan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dilaksanakan SKB. SKB menyerahkan data dan laporan pelaksanaan kepada BP-PAUDNI Regional IV

Padahal di dalam perpustakaan ini ada sekitar dua ribu koleksi buku tentang Jawa Barat. Banyak diantaranya merupakan buku- buku tua berbahasa Belanda maupun Inggris. Majalah

Activities (MEAs) dan model pembelajaran langsung pada materi segiempat; (2) level sikap siswa terhadap matematika manakah yang menghasilkan prestasi belajar

Salah satu sistem struktur advance yang akan dietarapkan pada proyek ini adalah struktur space frame. Struktur ini dipilih karena memiliki fleksibilitas dalam bentuk yang