UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SHALAT SISW A KELAS IV
MELALUI METODE DEMONSTRASI DI S D NEGERI KALIMANGGIS
KALORAN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
B A M B A N G IM A M S U I0 N 0
NIM: 11408295
J U R U S A N TARBIYAH
PR O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M S E K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I
Siswa Kelas IVM elalui Metode Demonstrasi Di SD Negeri Kalimanggis Kaloran Temanggung Tahun 2009/2010
Kata Kunci : Meningkatkan kemampuan siswa, metode demonstrasi Kata Kunci : Sholat siswa, metode deemonstrasi, keija kelompok
Belajar adalah proses untuk menjadikan peserta didik mendapatkan pengalaman. Untuk itu setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka melaksanakan sebagian rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam persiapan itu juga sudah terkandung tentang : tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan eivaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memaahami benar tentang tujuan mengajar, secara khusus memiliki dan menentukan dan menggunakan alat peraga, cara mmbuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penilitian ini adalah : Apakah metode demonstrasi ini berpengaruh terhadap kemampuan sholat siswa kelas, Bagaimana pengaruh metode demonstrsi terhadap kemampuan sholat siswa, Tujuan penelitian yang hendak diperoleh adalah : a) untuk mengugkap pengaruh metode demonstrasi ini berpengaruh terhadap kemampuan shalat siswa, b) untuk mengungkap metode demonstrasi ini terhadap kemampuan shalat siswa.Penelitian ini menggunakan penilitian tindakan (action reesearch) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu : rancangan, kegiatan dan pengamatan , refleksi, dan Revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar Obserivasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analisis didapatkan bahwa kemampuan sholat siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III, yaitu siklus I (56%), dan siklus II (68%), siklus III (92%). Simpulan dari penelitian ini adalah, melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan sholat siswa kelas IV yang notabenya pembelajaran ini dapat dipergunakan sebagai salah satu altemativ pembelajaran ftqh khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan sholat lima waktu dalam pengamalan sehari-hari.
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
JI. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi saudara BAMBANG IMAM SUDJONO dengan Nomor Induk
Mahasiswa 11408295 yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Shalat Siswa Kelas IV Melalui Metode Demonstrasi Di SD Negeri Kalin anggis Kaloran Temanggung Tahun 2009 /2010 telah dimunakosahkan dalam siding panitia ujian jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga pada Sabtu, 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari
syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Lampiran
Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini kami kirimkan naskah skripsi Saudari:
Nama : BAMBANG IMAM SUDJONO
NIM :11408295
Judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Shalat Siswa
Kelas IV Melalui Metode Demonstrasi Di SD
Negeri Kalimanggis Kaloran Temanggung
Tahun 2009/2010
Dengan ini kami mohon agar skripsi Saudara tersebut segera di
munaqosahkan.
Demikian surat ini kami buat untuk dapat digunakan sebagaimana
MOTTO
i jl— >' 3 o L j Jj— I j l >j g 'i
if _
jU
> ^
V
' ^ ? 1c
>-p * I 9
..janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang,
dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain...."
Alhamdulillah.... dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT ku persembahkan karya yang sederhana ini untuk:
1. Almamater tercinta
STAIN SALATIGA
2. Program Studi Pendidikan Agama Islam
3. Agama, Nusa dan Bangsa
Dan secara khusus penulis persembahkan:
1. Istri tercinta (Khoirul Bariyah) dan anakku tercinta anakku
( Anita Nur Hayati, Febri Nasyrodin Latif, Muh Ihsan
Ibrahim), yang selalu memberikan dukungan dan semangat
dalam hidupku dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang.
2. Sahabat-sahabatku (Bu Fatmawaroh, Bu Karisah, Pak Pak
Sarwi dan bapak Muhammad Sholih) yang telah
menunjukkan arti persahabatan, perjuangan dan
kebersamaan.
3. Keluarga Besar SD Negeri Kalimanggis Kaloran
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03, telp. (0293) 323706,323443, Fax 323433 Salatiga 50721
W ebsite: E-mail:
P E R N Y A T A A N K E A S L IA N T U L ISA N
J&t---3 ^
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penelitian menyatakan
bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga isi skripsi ini yang isinya diperoleh dari informasi-
informasi dalam referensi yang dijadikan sebagai rujukan penulis.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau isi skripsi di luar
referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali dihadapan siding munaqosah skripsi.
Demikian pernyataan keaslian tulisan ini dibuat oleh peneliti untuk
dijadikan bahan pertimbangan dan dimaklumi adanya.
Salatiga, 20 Juli 2010
Bambang Imam SUDJONO
Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan nikmar dan
hidayah-Nya dalam kehidupan kita. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, yang telah membawa kita
dari jaman jahiliyah menuju cahaya pencerdasan dan pembebasan.
Penulis mengakui, selesainya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, di sini penulis bermaksud meluaskan
ucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak DR. Imam Sutomo, M.Ag., sebagai ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Drs. Joko Sutopo, Selaku Ketua Prodi PAI STAIN Salatiga.
3. Dr. Adang Kuswaya. M.Ag, selaku dosen pembimbing, atas saran, bimbingan
dan kemudahanyya.
4. Keluarga besar SD I Kalimanggis Kec. Kaloran Kabupaten Temanggung
2009/2010.
5. Istriku tercinta (Khoirul Bariyah) dan ( Anita Nur Hayati, Febri Nasyrodin
Latif, Muh Ihsan Ibrahim),anakku tersayang, yang dengan sabar senantiasa
memberikan motilVasi untuk menyelesaikan skripsi ini., kalian bergitu berarti
menjadikan bapak besar hati.
6. Terimakasih yang amat dalam kuucap untuk kedua orang tuaku
7. Sahabat-sahabatku yaitu (Bu Fatmawaroh, Bu Karisah, Pak Pak Sarwi dan
bapak Muhammad Sholih) Terimakasih atas semua bantuannya.
Akhirnya, semoga Allah ST memberikan balasan kebaikan yang berlipat
dan mudah-mudahan dengan skripsi ini akan menambah semangat untuk
meneruskan langkah dalam mempeijuangkan cita-cita pendidikan, terlebih
sebagai bekal bagi guru dalam proses pembelajaran. Penulis bertiarap skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Amin
Temanggung, 25 Juli 2010
Penulis
Halaman Judul... i
Halaman Abstrak... ii
Halaman Pengesahan Kelulusan... iii
Halaman Nota Pembimbing... iv
Halaman M otto... v
Halaman Persembahkan... vi
Halaman Pernyataan Keaslian T ulisan... vii
Halaman Kata Pengantar... viii
Daftar Is i... x
Halaman Daftar Gambar... xiii
Halaman Daftar Tabel... xiv Daftar Lampiran... xv
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah... 1
2. Rumusan Masalah... 5
3. Tujuan Penelitian... 5
4. Keguanaan Penelitian... 6
5. Hipotesis Tindakan... 7
6. Definisi Operasional... 7
7. Metode Penelitian... 9
8. Sistematika Penulisan... 10
BAB IT KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Sholat... 11
1. Pengertian Kemampuan... 11
2. Pengertian Sholat... 12
3. Syarat-syarat wajib Sholat lima waktu... 12
4. Syarat Sholat... 12
5. Waktu-waktu Sholat... 12
6. Hal-hal yang membatalkan Sholat... 14
7. Bentuk-bentuk Sholat... 14
8. Rukun dan sunat Sholat... 15
9. Hikmah dari Sholat yaitu... 18
10. Keringanan dalam pelaksanaan Sholat... 18
H. Gerakan-gerakan dan bacaan-bacaan Sholat... 18
12. Keutamaan Sholat... 20
13. Meningkatkan Kemampuan Sholat dengan metode demonstrasi... 20
B. Metode Demonstrasi... 22
I. Pengertian Metode Demonstrasi... 23
2. Kebaikan-kebaikan... 23
3. Kelemahan-kelemahannya... 24
4. Keuntungan sebuah metode demonstrasi... 25
5. Batas-batas kemungkinannya... 25
6. Bagaimanakah merencanakan demonstrasi yang efektif.... 26
A. Rencana Penelitian... 28
1. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian... 28
2. Rancangan Penelitian... 29
3. Instrumen Penelitian... 31
4. Kriteria penilaian... 32
B. Pelaksanaan Penelitian... 34
1. DiskripsiPelaksanaan Siklus 1... 36
2. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II... 39
3. Diskripsi Pelaksanaan Siklus III... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Penelitian Persiklus... 49
1. Siklus 1... 49
2. Siklus n ... 52
3. Siklus IH... 55
B. Pembahasan... 58
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 61
B. Saran... 63
Daftar Pustaka... 64
DAFTAR GAMBAR
Tabel. 1. Tabel Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pengelolaan Metode
Demonstrasi... 39
Tabel.2. Tabel Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pengelolaan Metode Demonstrasi... 43
Tabel.3. Tabel Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pengelolaan Metode Demonstrasi... 47
Tabel 4. Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Siklus 1... 51
Tabel 5. Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Siklus I I ... 54
Tabel 6. Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Siklus 1... 57
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Riwayat Hidup Penulis
Data Responden
Instrumen Penelitian
Lembar Pengamatan Siklus I
Lembar Pengamatan Siklus II
Lembar Pengamatan Siklus III
Surat Keterangan Riset/Penelitian
Daftar Guru Dan Karyawan
A. L atar Belakang Masalah
Agama memiliki peranan yang amat penting dalam kehidupan umat
manusia. Agama menjadi pemandu dalam mewujudkan suatu kehidupan yang
bermakna, damai dan bermartabat, menyadari betapa pentingnya peran agama
bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam
kehidupan setiap peribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh
melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat.
Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatann potensi spiritual
dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti dan moral sebagia perwujudan dari pendidikan
agama. Pendidikan adalah proses penguatan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pembelajaran
dan latihan. (Kamus Besar bahasa Indonesia, Balai Pustaka : 1989:232) dari
hal tersebut dapat kita ketahui bahwa pendidikan adalah salah satu cara
bagaimana untuk membentuk kepribadian dan kemampuan seseorang untuk
bisa lebih dewasa dan maju.
Pendidikan Agama Islam sangat perlu dilaksanakan di setiap lembaga
2
agama itu berlangsung pada diri seseorang minimal selama 20 tahun yaitu
sejak kecilnya sampai ia masuk usia kedewasaannya atau masa
perkawinannya. Kenyataan ini akan berlaku terutama bagi orang yang
mengalami pendidikan formal. Mengeijakan Sholat wajib lima waktu sehari
semalam. Dengan ibadah Sholat dapat menjadikan seseorang (umat islam)
«angat dekat dengan Allah, karena selama pelaksanaan ibadah yang dilakukan
Allah SWT akan selalu memberikan pahala dan mengabulkan apa yang
dharapkannya.
Sholat dalam agama Islam menempati kedudukan yang tidak dapat
ditandingi oleh ibadah lainnya, dimana ia tidak dapat berdiri kokoh melainkan
dengannya. Sholat adalah ibadah pertama yang diwajibkan oleh Allah secara
langsung tanpa perantara, yaitu melalui dialog dengan rosuINya dimalam
mi’raj. Sholat juga merupakan amal hamba yang pertama kali akan dihisab
(Imam Hasan Al-Banna, 2006:125)
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, guru besar IAIN Jakarta di dalam
bukunya Pengantar ilmu agama Islam, bahwa melalui ibadah Sholat seseorang
melakukan berbagai kegiatan secara berhadap-hadapan dengan Allah.
KepadaNya memohon supaya dilindungi dari godaan syetan, mohon diberi
ampun dan dibersihkan dari segala dosa, mohon supaya diberi petunjuk
kejalan yang benar, dijauhkan dari kesesatan dan perbuatan-perbuatan yang
tidak baik. Dialognya langsung dengan Tuhan ini dilakukan oleh setiap
muslim lima kali dalam sehari. Karena melalui ibadah Sholat ini seseorang
dapat terhindar dari segala perbuatan yang larangNya. (Drs. H. Fuad Ihsan,
1995: 139)
Penegasan Allah ini dinyatakan dalam surat Al-Ankabut ayat 45 :
4
tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan siswa agar dapat
mengeijakan Sholat dengan baik.
Pada dasarnya ibadah sholat adalah salah satu ibadah bertujuan untuk
menyembah Allah SWT sebagai wujud keimanan dan ketaqwaan
terhadapNya, selain itu sholat juga sebagai pencegah perbuatan keji dan
mungkar. Seperti firman Allah dalam Surat Al Haj 41 sebagai berikut :
Artinya : yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di
muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat,
menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-Iah kembali segala urusan.
Dari ayat tersebut, jelas bahwa hamba Allah SWT yang memiliki
keteguhan iman adalah orang yang mampu mendirikan atau melaksanakan
sholat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah
kemungkaran. Sholat dalam hal ini sebagai tiang agama, apabila orang mampu
melaksanakan sholat lima waktu dan dilaksanakan dengan baik dan ikhlas,
maka orang akan memiliki keteguhan iman seperti yang diharapkan setelah
proses belajar materi ibadah. Begitu juga sebaliknya, apbila anak tidak mampu
melaksanakan sholat maka akan muncul permasalahan-permasalahan atau
perbuatan keji dan mungkar.
Sebagai upaya untuk menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam
materi ibadah sholat, pendidik akan melaksanakan penelitian tindakan kelas
dalam melakukan Sholat dan munculnya perilaku anak yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai agama. Selain itu terdapat anak yang sulit untuk diajak
sholat berjamaah di sekolah, hal ini dikarenakan ketidak bisaan dalam
melaksanakan sholat dengan baik.
Berdasarkan latar belakang di atas, penting sekali dilakukan penelitian
tindakan kelas dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Sholat Siswa
Kelas IV melalui Metode Demonstrasi Di SD Negeri Kalimanggis K ecamatan
Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun 2009/2010.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dituliskan perumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan Sholat siswa sebelum demonstrasi dilaksanakan ?
2. Apakah setelah diterapkannya metode demonstrasi dapat meningkatkan
kemampuan sholat siswa ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan setelah pelaksanaan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kemampuan Sholat siswa sebelum demonstrasi
dilaksanakan.
2. Untuk mengetahui kemampuan sholat siswa setelah diterapkannya metode
demonstrasi.
D. Keguanaan Penelitian
1. Secara Teoritis
Diharapkan dapat memberikan masukan yang positif terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan agama, khususnya tentang pendekatan
metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan Sholat siswa kelas
IV SD Negeri Kalimanggirs Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung
Tahun 2009/2010.
2. Secara Praktis
Dengan memperoleh penelitian ini diharapka dapat memberikan
masukan bagi pembinaan dan pengembangan dunia pendidikan dan juga
bermanfaat b agi:
a. Guru.
Dapat mengetahui kemampuan siswa satu persatu sehingga
dapat diketahui kesulitan-kesulitan apa yang dialami siswa dalam
melaksanakan Sholat.
b. Bagi Sekolah
Dapat meningkatkan kemampuan Sholat siswa malaui metode
demonstrasi sehingga Sholatnya sempurna.
c. Bagi Siswa
Siswa dapat memahami tentang tata cara Sholat yang baik dan
benar sehingga siswa mampu melaksanakan Sholat dengan sempurna.
I
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teori di atas, maka hipotesis tindakan dalam
penalitian ini adalah jika metode demonstrasi diterapkan dengan baik akan
meningkatkan kemampuan Sholat siswa kelas IV SD Negeri Kalimanggirs.
F. Definisi Operasional
L Sholat
Pengertian Sholat menurut bahasa berarti doa yang dimaksud yaitu
ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan beberapa perbuatan
yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, menurut beberapa
syarat tertentu. (Sulaiman Kasjid, 1954: 64)
Pengertian lain tentang definisi Sholat adalah ibadah dengan
menghadapkan hati kepada Allah SWT dilakukan dengan beberapa
perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan
salam beserta syarat dan rukun yang ditentukan oleh syara’ (hukum islam).
Sholat dalam Islam mempunyai kedudukan yang sangat penting,
dibandingkan dengan ibadah yang lainnya. Oleh karena itu Sholat di
ibaratkan sebagai tiang agama Islam. (Modul Pengamalan Ibadah, 1997:
55)
2. Metode Demonstrasi
Metode adalah suatu cara mengajar, yang berfungsi sebagai alat
untuk mencapai tujuan pengajaran.
Metode demonstrasi adalah metode yang dipergunakan oleh
8
sekalipun untuk mempertunjukkan gerakan-gerakan atau suatu proses
dengan prosedur yang benar disertai keterangan-keterangan kepada
seluruh kelas. (Mansyur, 1995:113)
Metode demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana
dibandingkan dengan metode-metode mengajar lainnya. Metode ini adalah
metode yang paling pertama digunakan oleh manusia yaitu tatkala
manusia purba menambah kayu untuk memperbesar nyala api unggun,
sementara anak-anak mereka memperhatikan dan menirunya.
Metode demonstrasi ini barangkali lebih sesuai untuk mengajarkan
bahan-bahan pelajaran yang merupakan gerakan-gerakan,suatu proses
maupun hal-hal yang bersifat rutin.
Dalam demonstrasi diharapkan setiap langkah dari hal-hal yang
didemonstrasikan itu dapat dilihat dengan mudah oleh murid dan melalui
prosedur yang benar, meskipun murid-murid perlu juga mendapatkan
waktu yang cukup lama untuk memperhatikan sesuatu yang
didemonstrasikan itu. Dalam demonstrasi terutama dalam rangka
mengembangkan sikap-sikap, guru perlu merencanakan pendekatan secara
lebih berhati-hatidan ia memerlukan kecakapan untuk mengarahkan
motilVasi dan berfikir siswa. Dalam hal ini ada dua macam demonstrasi
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian PTK
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri
Kalimanggis yang berada di Kecamatan Kaloran Kabupaten
TemanggungJawa Tengah.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD
Negeri Kalimanggis Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung pada
semester II tahun pelajaran 2010/201 lyang berjumlah 20 siswa.
3. Intrumen Penelitian
a. Obserivasi
b. Rencana Pembelajaran (RP)
c. Tes Formatif
4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Tes yang dilakukan sebelum dan setelah dilakukan tindakan
kelasuntuk mengetahui sejauh mana penerapan Sholat sebelum dan
sesudah tindakan yang dilaksanakan.
b. Observasi yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
c. Catatan lapangan yang digunakan untuk mencatat segala kegiatan
10
5. Analisa Data
Hasil tes awal dan sesudah tindakan dianalisis dan dibandingkan. Analisa
data dilakukan dengan beberapa tahap yaitu:
a. Tahap diskripsi yaitu suatu tahap dimana peneliti mendiskripsikan atau
memaparkan data-data yang diperoleh.
b. Tahap kualifikasi yaitu tahap pengelompokan data-data yang telah
dideskripsikan sesuai dengan permasalahan.
c. Tahap analisis yaitu tahap menganalisis data-data berdasarkan teori-
teori yang ada. Dalam tahap ini membahas tentang data primer,
kendala-kendala yang muncul selama tindakan maupun cara mengatasi
kendala tersebut
d. Tahap interpretasi yaitu tahap pemahaman dan penafsiran terhadap
analisis dan penelitian.
e. Tahap evaluasi yaitu tahap menilai/mengelValuasi terhadap hasil
interpretasi.
H. Sistematika Penulisan
Isi dan sistematika skripsi hasil penelitian tindakan kelas juga dibagi menjadi
tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Masing-
masing bagian dapat di rinci sebagai berikut:
1. Bagian Awal
Cakupan bagian awal ini m eliputi: bagian sampul, bagian logo, halaman
judul, lembar persetujuan, lembar persetujuan pembimbing, lembar
pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, daftar lampiran, daftar
lainnya
2. Bagian Inti
BAB I Pendahuluan, dalam bab ini akan disajikan latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penitian, hipotesis tindakan, kegunaan penelitian,
definisi istilah/operasional, metode penelitian meliputi : rencana
penelitian, subyek penelitian, langkah-langkah / siklus penelitian,
instrumen penelitian, analisis data, Sistematika Penulisan
BAB II Kajian Pustaka, dalam bab ini akan disajikan Sholat, metode
demonstrasi dan upaya peningkatan kemampuan sholat siswa melalui
metode demonstrasi.
BAB III Pelaksanaan Penelitian, dalam bab ini akan disajikan deskripsi
pelaksanaan siklus I (rencana, pelaksanaan, pengamatan / pengumpulan
data dan refleksi), deskripsi pelaksanaan siklus II, deskripsi pelaksanaan
siklus 111 dan seterusnya
BAB IIV Hasil Penelitian dan Pembahasan akan disajikan deskripsi
persiklusan (data hasil pengamatan / wawancara, refleksi keberhasilan dan
kegagalan), pembahasan (tiap siklus)
BAB IV PENUTUP akan disajikan kesimpulan dan saran.
3. Bagian Akhir
Pada bagian akhir meliputi : daftar pustaka, lampiran-lampiran dan
BAB
n
KAJIAN PUSTAKAA. KemarapuanSholat
1. Pengertian Kemampuan
Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Depdikbud,
1995:623).
2. Pengertian Sholat.
Sholat dalam pengertian bahasa arab adalah doa memohon kebajikan
dan pujian. Adapun pengertian Sholat menurut syariat islam yang
dirumuskan oleh para fuqaha adalah beberapa ucapan dan perbuatan yang
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan maksud
beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan.
(Mudjahid, 1997:113)
Rosulullah bersabda
(Ji**- (3 O J J
artinya: pokok urusan adalah islam, tiangnya adalah Sholat, dan puncaknya adalah beijuang di jalan allah, (modul pendidikan pengamalan ibadah, 1997: 55)
Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
kemampuan sholat adalah kemampuan atau kecakapan seseorang dalam
bentuk ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri
dengan salam dengan maksud beribadah kepada Allah menurut syarat-
3. Syarat-syarat wajib Sholat lima waktu.
a. Islam
b. Suci dari hadats besar dan kecil
c. Berakal
d. Baligh
e. Telah sampai dakwah (perintah Rosulullah kepadanya)
f. Melihat atau mendengar
g. Teijaga (tidak tidur)
4. Syarat Sholat
Yaitu hal yang harus dilakukan menjelang dan sewaktu m e lakukan
Sholat adalah sebagai berikut:
a. Bersih badan dari hadats besar dan kecil
b. Bersih pakaian, pakaian dan tempat Sholat dari najis
c. Menghadap qiblat
d. Masuk waktunya
e. Menutup aurat
5. Waktu-waktu Sholat
a. Waktu Sholat Zhuhur
Bermula dari tergelincirnya matahari ketika berada ditengah-
tengah langit dan berlangsung sampai bayangan sesuatu itu sama
panjang dengan selain bayangan sewaktu tergelincir.
14
Bermula apabila bayangan suatu benda telah sama panjang
dengan benda itu sendiri, yaitu setelah bayangan waktu tergelincir dan
berlangsung sampai terbenamnya matahari,
c. Waktu Sholat Maghrib
Mulai dari terbenamnya matahari dan bersembunyi disebelah
ufuk barat dan berlansung sampai terbenamnya syafa’ atau awan
merah.
d. Waktu Sholat Isya’
Bermula pada waktu lenyapnya syafak (awan merah) dan
berlangsung hingga seperdua malam.
e. Waktu Sholat Shubuh
Bermula dari saat terbitnya fajar shodiq dan berlangsung sampai
terbitnya matahari. (Yusuf Mukhtar, 1996:135)
6. Hal-hal yang membatalkan Sholat
a. Meninggalkan salah satu rukun Sholat.
b. Meninggalkan salah satu syarat Sholat.
c. Dengan sengaja berkata-kata.
d. Banyak bergerak.
e. Makan atau minum. (Yusuf Mukhtar, 1996:408)
Disamping Sholat fardu yang lima terdapat beberapa bentuk Sholat
yang pelaksanaannya dalam bentuk tertentu yang terkadang berbeda
dengan Sholat fardu yang bisaa.
Bentuk-bentuk Sholat antara lain:
a. Sholat beijamaah yaitu Sholat yang dilakukan bersama-sama dengan
dituntun oleh seseorang yang disebut imam.
b. Sholat jum’at yaitu Sholat fardu yang dilakukan pada waktu dhuhur di
harijum’at secara beijamaah.
c. Sholat hari raya yaitu Sholat yang dilakukan pada hari raya secara
berjamaah.
d. Sholat jenazah yaitu Sholat yang dilakukan atas jenazah secara
langsung. (Amir Syamsudin, 2003: 31)
8. Rukun dan sunat Sholat
a. Rukun Sholat
Rukum Sholat ialah hal yang harus dikeijakan, kalau tertinggal,
maka batal perbuatan itu. Adapun rukun Sholat yaitu beberapa
perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan
salam. Jika salah satu perbuatan atau perkataan itu tertinggal, maka
Sholatnya tidak sah. Rukun Sholat meliputi:
1) Niat
2) Berdiri
3) Takbiratul ikhrom
16
5) Rukuk dengan tuma’ninah
6) I’tidal dengan tuma’ninah
7) Sujud dengan tuma’ninah
8) Duduk antara 2 sujud dengan tuma’ninah
9) Duduk tahiyat akhir dan membaca tasyahud akhir
10) Membaca shalawat nabi
11) Salam
12) Tertib.
b. Sunah-sunah Sholat yaitu:
1) Mengangkat kedua tangan setinggi bahu ketika mengucap
takbiratul ikhram.
2) Mengangkat tangan ketika akan rukuk, I’tidal dan ketika berdiri
dari tasyahud awal.
3) Meletakkan telapak tangan kanan diatas belakang tangan kiri dan
keduanya diletakkan di antara perut dan dada.
4) memandang tempat sujud.
5) Membaca doa iftitah antara takbiratul ikhrom dan fatihah
6) Membaca ta’awudz
7) Membaca amin dengan suara dikerskan setelah selesai membaca
surut fatihah.
8) Membaca surat-surat Al Qur’an setelah fatihah pada 2 rakaat
9) Mengeraskan bacaan pada Sholat subuh, maghrib dan isya pada 2
rakaat pertama
10) Mengucapkan takbir setiap pergantian gerakan Sholat selain
Ftidal.
11) Meletakkan kedua tangan diatas lutut pada saat rukuk.
12) Membaca tasbih pada waktu ruku’.
13) Mengucapkan SamiAllahuliman Hamidah pada waktu hendak
I’tidal.
14) Membaca do’a I’tidal (robbana lakai hamdu)
15) Membaca tasbih pada waktu sujud.
16) Berdoa saat duduk antara 2 sujud.
17) Duduk iftirosy pada setiap sikap duduk, kecuali duduk terakhir
yaitu duduk diatas telapak kaki kiri dengan ibu jari kaki kanan
dilipat menghadap qiblaL
18) Duduk tawarruk pada duduk terakhir, yaitu seperti iftirasy
dengan telapak kaki kiri ditarik menilang sebelah kanan.
19) Duduk istirahat sebentar setelah sujud kedua sebelum berdiri.
20) Bertekan dengan telapak tangan kanan ketika bangkit hendak
berdiri.
21) Memberi salam yang kedua bacaannya seperti salam pertama.
22) Menoleh ke kanan pada salam pertama dan menoleh ke kiri pada
18
23) Membaca zikir dan doa setelah selesai Sholat. (Amir
Syarifiiddin, 2003: 58)
9. Hikmah dari Sholat yaitu:
a. Menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar.
b. Memperoleh ketenangan jiw a. (Amir Syarifiiddin, 2003:23)
10. Keringanan dalam pelaksanaan Sholat
Keringanan dalam Sholat meliputi:
a. Mengurangi jumlah rakaat Sholat yang empat, dengan arti menjadikan
dua rakaat pada Sholat empat rakaat. Keringanan dalam bentuk ini
disebut qasar. Keringanan untuk melaksanakan Sholat itu diberikan
kepada orang yang sedang melakukan perjalanan yang merasa
kesulitan dalam perjalananny.
b. Mengumpulkan Sholat dalam satu waktu secara berketrusan, yaitu
Sholat zuhur dengan ashar dan maghrib dengan isya. Cara ini disebut
dengan jama’. Bila Sholat zuhur dan ashar dikerjakan waktu zuhur
disebut jama’ takdim, dan bila dikerjakan waktu ashar disebut jama’
ta’khir.
c. Mengubah bentuk Sholat bagi orang yang sakit, dari berdiri menjadi
duduk bahkan sambil berbaring, sehingga kaifiat Sholat yang
ditentukan tidak dapat dilaksanakan. (Amir Syarifiiddin, 2003:35)
11. Gerakan-gerakan dan bacaan-bacaan Sholat.
a. Berdiri tegak menghadap qiblat dan sambil berniat mengerjakan
Sholat. Niat Sholat disesuaikan dengan Sholat yang akan dikerjakan.
b. Mengangkat tangan ketika takbiratul ikhram, kedua ibu jari diletakkan
pada daun telinga, telapak tangan dihadapkan kearah qiblat sambil
membaca Allahu Akbar.
c. Kemudian kedua tangan diletakkan diantara perut dan dada san
membaca doa iftitah.
d. Membaca surat fatihah.
e. Membaca surat panjang atau pendek dalam Al Qur’an yang dihafal.
f. Mengucapkan kalimat takbir seraya mengangkat kedua tangan lalu
membungkuk rukuk
g. Bangkit dari rukuk seraya mengucapkan Sami’Allahuliman hamidah,
kemudian berdiri sempurna.
h. Mengucapkan takbir sambil menuju sujud.
i. Mengucapkan takbir seraya bangkit dari sujud menuju duduk antara
dua sujud.
j . Sujud kedua seperti sujud pertama. Kemudian disambung m e lakukan
gerakan rakaat selanjutnya.
k. Duduk tasyahud awal / tahiyat awal yang dilakukan pada rakaat kedua
dengan sikap kaki kanan tegak dan kaki kiri diduduki sambil membaca
doa tasyahud awal.
20
m. Mengucapkan lafal salam yang dibarengi menoleh ke kanan dan kekiri
sampai pipi terlihat dari belakang. (Amir Syarifiiddin, 2003: 71)
12. Keutamaan Sholat
Keutamaan Sholat antara lain adalah sebagai berikut:
a. Bagi yang mengeijakan Sholat akan mendapatkan keberuntungan dan
mendapatkan syurga firdaus.
b. Sholat dapat menghilangkan keluh kesah dan kikir.
c. Sholat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar.
d. Sholat dan sabar dapat menhasilkan maksud yang baik dan
mewujudkan kebajikan yang diinginkan.
e. Sholat adalah merupakan tiang agama.
f. Merupakan perintah Allah yang diterima langsung oleh Nabi
Muhammad SAW tanpa perantara Jibril melalui isra’ mi’raj.
g. Sholat merupakan wasiat Nabi Muhammad sebelum wafat
h. Sholat merupakan amal yang dihisab pertama kali pada hari kiamat
i. Sholat merupakan amalan ibadah yang memiliki nilai syiar islam yang
kuat.
j. Sholat merupakan amal ibadah yang paling dapat mendekatkan diri
kepada Allah SWT (Amir Syarifiiddin, 2003:112)
13. Meningkatkan Kemampuan Sholat Siswa melalui Metode Demonstrasi.
Pendidikan merupakan metode yang berpengaruh dan terbukti
dan etos sosial anak. Mengingat pendidik adalah seorang figur terbaik
dalam pandangan anak, yang tidak-tanduk dan sopan santunnya, disadari
atau tidak disadari akan ditiru oleh anak. Bahkan bentuk perkataan,
perbuatan dan perilaku akan senantiasa tertanam dalam kepribadian anak.
Oleh karena itu, pendidik menjadi faktor penting dalam
menentukan kebehasilan anak dalam belajar. Jika pendidik mampu
memberikan contoh dan menyampaikan ilmu dengan baik, maka akan
terbentuklah anak yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
dilaksanakan.
Seorang anak bagaimanapun besarnya usaha yang dipersiapkan
untuk kebaikannya, bagimanapun sucinya fitroh, ia tidak mampu
memenuhi prinsip-prinsip kebaikan dengan sendirinya selama dia tidak
melihat pendidik sebagai teladan, pemberi contoh, penyampai ilmu dan
pembimbing. Sesuatu yang sangat mudah bagi pendidik yaitu mengajari
anak dengan berbagai materi pendidikan, akan tetapi suatu teramat sulit
bagi anak untuk melasanakannya ketika ia melihat orang yang
memberikan pengarahan dan bimbingan kepadanya tidak
mengamalkannya.
Atas darsar itu, peneliti beranggapan bahwa anak melaksanakan
sholat dengan baik, apabila guru mampu memberikan contoh dengan baik,
anak akan dapat memperagakan tata cara sholat dengan baik apabila
melihat pendidik memberikan bagaimana tatacara sholat yang baik.
22
pembelajaran materi ibadah sholat sangatlah berarti dalam proses
pembelajaran. Hal ini dikarenakan anak akan lebih mengingat dengan apa
yang dilihat.
B. Metode Demonstrasi
Metode artinya cara atau system mengerjakan sesuatu. (Imam
Bawani,1985: 141). Metode adalah cara yang berfungsi sebagai alat dan
sekaligus sebagai strategi untuk mencapai tujuan instruksional. Makin baiknya
metode, makin efektif pencapaian tujuan. Dengan demikian, tujuan
merupakan factor utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu
metode. Dalam hal metode mengajar, selain factor tujuan juga factor siswa,
situasi, fasilitas, guru dan bahan pengajaran turut menentukan afaktifitas
penggunaan suatu metode. Karenanya, agak sulit menentukan metode mana
yang paling memiliki efektifitas tinggi, sebab metode yang kurang baik,
ditangan seorang guru dapat menjadi metode yang baik sekali ditangan guru
yang lain.
Setiap metode memiliki sifat-sifat umum yang tidak dimiliki oleh
metode yang lain. Dengan mengenali cirri-ciri umum itu dapat mengenali
berbagai metode yang lazim dan praktis untuk dilaksanakan dalam proses
belajar mengajar. Mengidentifikasi metode berarti mengenali cirri-ciri umum
antara lain dengan mempertimbangkan berbagai factor menetapkan suatu
metode yang akan dipakai sebagai strategi belajar mengajar (Udin Saripudin
1. Pengertian Metode Demonstrasi.
Metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar adalah metode
yang dipergunakan oleh seorang guru atau orang luar yang sengaja
didatangkan atau murid sekalipun untuk mempertunjukkan gerakan-
gerakan atau suatu proses dengan prosedur yang benar disertai keterangan-
keterangan kepada seluruh kelas. Murid mengamati dengan teliti dan
seksama serta dengan penuh perhatian dan partisipasi.
2. Kebaikan-kebaikan.
Metode demonstrasi mempunyai kebaikan-kebakan antara lain
sebagai berikut:
a. Perhatian murid dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting
oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.
Selain itu perhatian siswapun lebih dipusatkan pada proses mengajar
dan belajar dan tidak kepada orang lain.
b. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan
hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapat
gambaran yang jelas dari pengamatannya.
c. Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan
keterangan-keterangan yang banyak.
d. Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan
24
3. Kelemahan-kelemahannya
Metode demonstrasi memiliki kelemahan antara lain:
a. Untuk mengadakan demonstrasi diperlukan alat-alat khusus, kadang-
kadang alat itu sulit didapat. Demonstrasi merupakan metode yang tak
wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati secara
seksama.
b. Dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang
didemonstrasikan diperlukan pemusatan perhatian. Dalam hal ini
banyak diabaikan oleh murid-murid.
c. Tidak semua hal dapat di demonstrasikan didalam kelas.
d. Memerlukan banyak waktu, sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat
minim.
e. Kadang-kadang proses yang didemonstrasikan didalam kelas akan
berbeda jika prose situ didemonstrasikan dalam situasi
nyata/sebenamya.
f. Agar demonstrasi mendapatkan hasil yang baik diperlukan ketelitian
dan kesabaran. Kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu diabaikan
sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya.
g. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilaksanakan. Sebaiknya sebelum dimulai demonstrasi, guru telah
mengadakan uji coba supaya kelak dalam melakukannya tepat dan
Demonstrasi merupakan metide interaksi edukatif yang sangat
efektif dalam menolong para pelajar mencari jawaban atas suatu
pertanyaan. Demonstrasi sebagai metode mengajar dimaksudkan bahwa
seorang pengajar memperlihatkan sebuah proses pada seluruh kelompok
anak didiknya.
4. Keuntungan sebuah metode demonstrasi
a. Perhatian siswa diarahkan kepada hal-hal yang penting dan lebih
mudah dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal lain.
b. Mengurangi kesalahan-kesalahan penafsiran karena memperoleh
gambaran jelas.
c. Bila siswa turut aktif bereksperimen, maka ia akan memperoleh
pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapannya dan
memperoleh pengakuan dan penghaigaan di lingkungan sosialnya.
d. Beberapa maslah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat
dijawab lebih teliti waktu proses demonstrasi.
5. Batas-batas kemungkinannya:
a. Demonstrasi akan merupakan metode yang tidak wajar bila alat yang
didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama.
b. Demonstrasi kurang efektif jika tidak diikuti sebuah aktil Vitas siswa
ikut bereksperimen dan menjadikan pengalaman pribadi.
26
d. Kadang terdapat perbedaan antara keadaan sebenarnya dengan apa
yang didemonstrasikan.
6. Bagaimanakah merencanakan demonstrasi yang efektif
a. Menurut tujuan yang jelas dari sudut kecakapan yang diharapkan dapat
dicapai atau kegiatan yang akan dapat dilaksanakan oleh para siswa itu
sendiri bila demonstrasi itu berakhir.
1) . Apakah metode itu wajar dipergunakan dan merupakan metode
yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang direncanakan?
2) . Apakah alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa
didapat dengan mudah dan apakah alat-alat itu sudah dicoba
terlebih dahulu agar demonstrasi tidak gagal ?
3) . Apakah jumlah siswa memungkinkan diadakan demonstrasi
dengan jelas?
b. Menentukan langkah yang akan ditempuh dalam penerapan metode
demonstrasi
1. Menetapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilaksanakan.
2. Mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan .
3. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan anak didik.
7. Selama demonstrasi berlangsung perlu diperhatikan apakah:
a. Keterangan-keterangan dapat dilihat dan didengar dengan jelas dan
b. Alat demonstrasi telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga
dapat terlihat dengan jelas.
c. Apakah waktu yang tersedia dapat dipergunakan secara efektif dan
efisien ?
d. Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan (Winarto
Surakhman: 110)
Agar demonstrasi dapat dilakukan sesuai rencana, maka ada
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru baik sebelum selama atau
sesudah proses demonstrasi dilakukan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
antara lain :
a. Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam p elaksanaan
demonstrasi.
b. Tujuan demonstrasi hendaknya dijelaskan kepada siswa agar jelas
maksud diadakan demonstrasi.
c. Sebaiknya memperhatikan kondisi-kondisi lain yang dapat
mempengaruhi jalannya demonstrasi seperti tempat, pencahayaan,
bentuk ruangan, dll.
d. Jika demonstrasi telah selesai hendaknya diikuti dengan tindak lanjut
seperti diskusi atau melakukan kegiatan sebagaimana yang telah
didemonstrasikan oleh guru.
e. Mengadakan penilaian terhadap kemampuan siswa dalam belajar.
BAB HI
PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan laction research, karena
penelitian tindakan diakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran dikelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif sebab menggambarkan
bagaiman suatu tehnik/ metode pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil
yang diinginkan dapat dicapai.
A. Rencana Penelitian
1. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
a. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempatyang digunakan dalam
melakukan penelitian untuk memperoeh data yang diinginkan.
Penelitian ini bertempet di SD Negeri Kalimanggis Kecamatan
Kaloran Kabupaten Temanggung.
b. Waktu Penelitian
Waktupenelitian adalah watuberlangsungnya penelitian atau
saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Juli
c. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswi-siswi kelas IV pada pokok
2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Peneltian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Suharsimi Ari Kunto, PTK merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculan dan terjadi dia sebuah kelas secara bersama.
Tindakan tersebut diberikan oleh seorang guru atau dengan arahan
dari guru yang dilakukan oleh siswa (dala Suharsim i Arikunto, 2007:3).
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2007:4) yang
dikemukakan oleh guru dalam menuliskan laporan penelitian tindakan
adalah hal-hal yang dilakukan oleh siswa, bukan yang dilakukan oleh
guru.
Adapaun arah dan tujuan penelitian tindakan yang dilakukan oleh
guru sudah jelas, yaitu demi kepentingan peserta didik dalam memperoleh
hasil belajar yang memuaskan (jadi bukanlah kepentingan guru)
(Suharsimi Arikunto, 2007:).
Sesuai engan jenis penelitian yang dipilih, yaitu peneltian tindakan,
maka penelitian ini mengunakan model enelitian dari kemmis dan taggart
(dalam Sugiarti, 1997:6) yaitu berbentuk spiral dari satu siklus ke siklus
yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action
(tindakan), obserIVation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah
pada siklus berikutnya adalh perencanaan yang sudah direivisi, tindakan,
30
pendahuluan berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-
tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
Refleksi
Tindakan ObserIVasii
Refleksi
Tindakan ObserIVasii
Refleksi
Tindakan ObserIVasii
Gb. 1. A lur PTK
Penjelasan alur diatas adalah:
1. Rancangan / rencana awal, sebelum mengadakan penelitian, peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,
termasuk di dalamnya instrument penelitian dan penelitian
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh
peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta
mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode demonstrasi
melalui kegiatan sholat
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yangdi lakukan berdasarkan lembar pengamatan
yang diisi oleh pengamat
4. Rancangan / rencana yang direivisi, berdasarkan hasil refleksi
pengamat membuat rancangan yang direivisi untuk melaksanakan
siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1,2 dan 3,
dimana masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur
kegiatan yang sama) dan membahas satu pokok bahasan yang diahiri
dengan tes formatif dia ahir masing-masing putaran. Dibuat dalam tiga
putaran dimaksudkan untuk memperbaiki system pengajaran yang telah
dilaksanakan.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri d a ri:
a. Rencana Pelajaran (RP)
Yaitu merupakan pembelajran yang digunakan sebagai pedoman
32
RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan
pembelajaran khusus dan kegiatan belajar mengajar,
b. Tugas Formatif
Tugas ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan kemahaman bacaan
dan gerakan sholat siswa kelas IV pada pokok bahasan sholat.
4. Kriteria Penilaian
Untuk mempermudah evaluasi terhadap tingkat kemampuan siswa,
perlu dirumuskan criteria penilaian sebagai berikut:
a. Tuntas
b. Tidak Tuntas
Prosentase dan jumlah kategori 1 dan 2 menujukkan tingkat-tingkat
keberhasilan pembelajaran. Kriteria ini diberikan karena pertimbangan
bahwa pelaksanaan praktek sholat siswa mengenai bacaan dan gerakan
sholat yang baik dan benar merupakan pekeijaan yang sulit daicapai
kesempurnaannya.
Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu
secara perorangan dan klasikal. Menurut Ahmad Rohani (Pengelolaan
Pengajaran, 2004:195), utuk mengetahui “penguasaan peserta didik” perlu
menghitung “persentase memuaskan” bagi peserta didik masing-masing.
Pengolahan hasil penilaian pada ahir satpel (tes formatif) ini
mutlak dikuasai / dikerjakan masing-masing peserta didik. Hasil
pengolahan ii kita tafsirkan sesuai dengan fungsinya sebagai berikut:
a. Bagi hasil yang dicapai seorag peserta didik dalam keseluruhan
instrument pertanyaan tes itu 75% atau lebih, maka peserta didik
tersebut dianggap telah berhasil, telah menguasai bahan pelajaran
dalam satpel tersebut. Dan apabila demikian halnya, maka peserta
didik tadi berarti “siap’ menerima ‘satuan bahasan’ berikutnya.
b. Apabila hasil yang dicapai seorang peserta didik kurang dari 75%
(persentase memuaskannya kurang dari 75%) maka peserta didik
tersebut boleh terus mengikuti satpel berikunya, tetapi “dengan syarat”
bahwa ia harus tetap berusaha untuk kembali mempelajari Satpel yang
kurang memuaskan tersebut. Dalam hal ini, peserta didik yag demikian
harus mendapatkan bantuan khusus dari guru, terutama pada bagian-
bagian bahan yang berhubungan dengan kesulitan yang dialami peserta
didik tadi (tentunya denga memperhitungkan waktu yang tersedia).
Dari penilaian di atas terhadap hasil penilaian formatif, kita dapat
mengambil kesimpulan, bahwa “penilaian formatiive” sangat penting
dalam usaha untuk memperbaiki atau menyempurnakan proses belajar
mengajar. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan
rumus sebagai berikut:
T ' Siswa Yang Tuntas Belajar
34
B. Pelaksanaan Penelitian
1. DiskripsiPelaksanaan Siklus I
a. Rencana awal
Allahumma baa’id bainii wa baina khotooyaaya kamaa baa’ata bainal masyriqi wed maghrib, Allahumma naqqirdi mined khotooya kamaa yunaqqos sembul abyadhu minad demas, Allahummaghsil khothooyaaya bil maai was-sedji wal-barodi
4) . Bacaan fatihah
Membaca ta ’awud a ’udzubillahiminasyaithoonir rojiim
Dilanjutkan membaca fatihah
A l hamdulillahi robbil ‘aalamiin, arrohmeumir rohim, maaliki yaumid-din, iyyaaka n a ’budu wa iyyaaka nasta’iin ihdinash-shiroothol mustaqiim, ihdinash-shiroothol-ladziina a n ’amta ‘alaihim, ghoiril maghdguubi ‘alaihim wa ladh-dhoollin. aamiin
5) . Bacaan surat-surat pendek
Wal’ashri innal insaana lafii khusrin illa ladziina aamanuu wa 'amilush shaalihaati watawaa shoubil haqqi wa tawaa sahoubish shabri
6) . Bacaan Rukuk
7) . Bacaan I’tidal
Robbanaa wa lakal-hamdu hamdan katsiiron thoyyiban
mubaarokanfiih
Attahiyyaatu lillah wash-sholawaatu wath-thoyyibaat, as-salaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wa barokaatuh, as-salaamu ’alaina wa ‘alaa ‘ibaadillaahishoolihin, asyhadu allailaahaillalloh wa asyhadu cuma muhammadan ‘abduhuu wa rosuuluh, allohumma shod i ’alaa muhammmad wa ’alaa aali Muhammad kama shollaita’alaa ibrohim wa aali ibrohim, wabaarik ‘a im Muhammad wa aali Muhammad kamaa baarokta ’a im ibrohim wa aali ibrohim irmaka hamiidummajid
36
mendoromg siswa melakukan sholat sendiri dengan benar sesuai
topic yang diberikan. (RPP terdapat dilampiran)
b. Pelaksanaan
1) . Guru mengucapkan salam
2) . Guru melakukan apersepsi
3) . Guru menerangkan materi tentang pokok bahasan sholat. Waktu
yang digunakan untuk menerangkan materi ini selama 20 m enit
4) . Kemudian guru bertanya kepada siswa dan merea menjawab
pertanyaan dari guru. Waktu yang dipergunakan untuk Tanya
jawed> selama 10 menit.
5) . Selanjutnya guru memberikan penjelasan mengenai materi yang
ditanyakan kepada siswa. Waktu yang digunaka utuk
menerangkan adalah 10 menit. Setelah itu guru memberikan
tugas indilVidu selama 35 menit. Selain itu guru memberikan
tugas pada siswa untuk mempelajari materi selanjutny di rumah.
6) . Guru mempraktekan di depan kelas gerakan-gerakan dan
bacaan-bacaan, siswa memperhatikan. Setelah itu guru menunjuk salah
satu murid untuk mempraktekkan gerakan-gerakan dan bacaan-
bacaan sholat di depan kelas. Guru memperhatikan gerakan-
Dengan Metode ceramah anak masih bersifat pasif terhadap materi
yang diajarkan oleh guru dan anak tidak aktif bertanya tentang materi
yang kurang dipahaminya. Selain itu terdapat beberapa anak kurang,
bahkan tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru. Dari
hasil pengamatan tersebut pada proses pembelajaran siklu I dengan
menggunakan metode ceramah beri variasi dengan pendekatan
tradisional belum dapat meningkatkan kemampuan anak dalam sholat.
Maka pada siklus II, peneliti memberikan penugasan kepada siswa
untuk mempelajrai secara berulang-ulang di rumah. Pada pertemuan
berikutnya, guru mencoba memilih metode demonstrasi dalam
kegiatan belajar dan mengajar. Sebelum kegiatan inti mengajar, guru
melakukan apersepsi terhadap materi ibadah sholat, kemudian guru
melakukan pengamatan akan pemahaman dan jawaban anak terhadap
pertanyaan yang disampaikan oleh guru. Pada kegiatan ini guru
mengulang kembali materi ibadah dengan metode demonstrasi dengan
cara guru memperagakan tata cara sholat dengan benar dan siswa
mendengarkan penjelasan dan melihat peragaan sholat.
2. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II
a. Tindak lanjut pelaksanaan pembelajaran siklus sebelumnya
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dimulai dengan
membentuk kelompok diskusi. Materi yang di ajarkan adalah
40
1) . Berdiri (berdiri tegak menghadap kiblat dengan niat karma Allah
SWT
2) . Gerakan takbirotul ikhrom (dengan membaca Allahu Akbar
dengan mengangkat tangan sejajar dengan bahu dan ibu jari
menyentuh pada daun telinga 9di dekatkan dengan daun telinga)
setelah itu bersedekap
3) . Gerakan rukuk
Meluruskan punggung dengan tengkuk, kedua tangan diletakkan
pada lutut dengan jari-jari direnggangkan
4) . Gerakan I’tidal
Berdiri tegak dengan mengangkat kedua tangan seperti pada
takbirotul ihrom.
5) . Gerakan sujud
Meletakkan kedua lutut dan jari kaki di atas tempat sholat,
meletakkan kedua tangan, dahi dan hidung, menekukkan jari-jari
kaki kea rah kiblat dan meregangkan kedua tangan dari lambung
dan mengangkat kedua siku. Ketika sujud telapak tangan
diletakkan sejajar dengan bahu dan jari-jari tangan tidak
dirapatka dan tidak digenggamkan
6) . Duduk diantara dua sujud (duduk iftirosh)
Duduk diatas kaki kiri dan menumpukkan (menegakkan) serta
7) . Duduk Tawarruk (untuk rokaat terakhit)dengan memasukkan
(memajukan) kaki kiri di bawah kaki kanan, sedang telapak kaki
kanan bertumpu (ditegakkan) dan ujug jarinya dihadapkan ke
kiblat dan duduk dengan bertumpukkan pantat di atas lantai.
8) . Gerakan salam (dengan memalingkan muka ke kanan dank e kiri
sampai pipi terlihat dari arah belakang.
Proses pembelajaran pokok bahasan ibadah yang dilakukan
menggunakan metode demonstrasi yang diperagakan oleh guru
secara langsung di hadapan anak dalam proses pembelajaran di kelas.
Yang dilakukan guru adalah memberikan contoh gerkan dan bacaan
tata cara melasanakan sholat dengan benar kemudian meminta setiap
kelompok untuk mendemonstrasikan
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus II dapat diuraikan sebagai berikut:
1) . Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam dan
melakukan presensi siswa.
2) . Guru melaksanakan apersepsi.
3) . Guru memberikan motiivasi kepada anak untuk tekun belajar
dan beribadah.
4) . Guru membagi kelompok belajar.
5) . Guru menerangkan materi pelajaran tentang gerakan dan
42
6) . Guru memperagakan gerakan dan bacaan sholat dengan benar.
7) . Guru memberikan tugas untuk melakukan diskusi kelompok.
8) . Guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk
mempresentasikan dan memperagakan di depan kelas gerakan
dan bacaan sholat dari hasil diskusi.
9) . Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya
tentang materi yang dipresentasikan oleh kelompok lain.
10) . Guru menganalisis hasil keija kelompok dan jawaban siswa.
11) . Guru menindak lanjuti pembelajaran dengan mengulangi
materi yang disampaikan.
12) . Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.
c. Pengamatan / Pengumpulan data
Selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung
dilakukan obserivasi untuk mengetahui peningkatan hasil
pembelajaran pada materi ibadah. Pada kegiatan ini siswa yang
masuk beijumlah 25 anak. Guru mengamati ternyata pada setiap
kelompok msih didapati siswa yang kurang memperhatikan tata cara
shalat dan masih berbicara dengan teman dekanya. Melalui
serangkaian pertanyaan yang disampaikan kepada siswa, sebagian
diantaranya belum memahami dan bahkan tidak tahu apa yang
didemonstrasikan dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan karena
44
Hasil siklus II dalam pembelajaran materi ibadah sholat dengan
menggunakan metode demonstrasi menunjukkan adanya kemajuan
dibanding dengan siklus I. Siswa lebih aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran. Akan tetapi masih terdpat beberapa siswa yang pasif
dalam proses pembelajaran berlangsung.
Pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi sebagian siswa menujukkan peningkatan keaktifan siswa
dalam bertanya maupun menjawab tentang materi yang dibahas.
Dengan hasil tersebut perlu diadakanya perbaikan pembelajaran untuk
mendapatkan peningkatan kemampuan sholat anak. Hal yang perlu
dilakukan adalah memperkecil jumlah kelompok belajar dengan
menyeimbangkan jumlah siswa laki-laki dan perempuan. Siswa
memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk berbicara
sendiri dan bermain antar anggota kelompok belajar. Selain itu siswa
diberi tugas untuk mendemonstrasikan tata cara sholat dengan
sendirinya dan dilakukan berulang-ualang sampai anak paham dan
hafal.
3. Diskripsi Pelaksanaan Siklus 111
a. Tindak lanjut pelaksanaan pembelajaran siklus sebelumnya
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dimulai dengan
membentuk kelompok untuk diperkecil jumlah anggota dalam setiap
kelompok menjadi 2 anak tiap kelompok.
Proses pembelajaran pokok bahasan ibadah yang dilakukan
menggunakan tetap menggunakan metode demonstrasi yang
diperagakan oleh guru secara langsung di hadapan anak dalam proses
pembelajaran di kelas. Materi yang diajarkan adalah gabungan dari
pertemuan siklus I (bacaan sholat) dan siklus II (gerakan sholat).
Yang dilakukan guru adalah memberikan tugas kepada siswa untuk
mendemonstrasikan dengan sendirinya secara berulang-ulang tata
cara ibadah dengan benar.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus III dapat diuraikan sebagai berikut:
1) . Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam dan
melakukan presensi siswa.
46
3) . Guru memberikan motivasi kepada anak untuk tekun belajar
dan beribadah.
4) . Guru membagi kelompok belajar.
5) . Guru menerangkan materi pelajaran tentang gerakan dan
bacaan sholat yang benar.
6) . Guru memperagakan gerakan dan bacaan sholat dengan benar.
7) . Guru memberikan tugas untuk melakukan diskusi kelompok.
8) . Guru memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk
berlatih mendemonstrasikan ibadah sholat dengan sendirinya
dengan tenang secara berulang-ulang sampai hafal.
9) . Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya
tentang materi yang dipresentasikan oleh kelompok lain.
10) . Guru menganalisis hasil keija kelompok dan jawaban siswa.
11) . Guru menindak lanjuti pembelajaran dengan mengulangi
materi yang disampaikan.
12) . Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.
c. Pengamatan / Pengumpulan data
Selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung
dilakukan obserIVasi untuk mengetahui peningkatan hasil
pembelajaran pada materi ibadah menggunakan metode demonstrasi
mendapatkan peningkatan hasil yang sangat baik. Pada kegiatan ini
48
21
Irfan arfiyanto y22
Jufita Heppy S ✓23
Khoirul Wafa y24
Uswatun Khasanah y25
Rahmat Syaihul Huda yJumlah 23 2
Berdasarkan table di atas jumlah nilai obserivasi kegiatan siswa
makin meningkat. Menurut kategori tingkat kemampuan, siswa
mengalami peningkatan yang berarti dalam mengikuti pelajaran siswa
memahami materi pelajaran pada proses pembelajaran berlangsung
secara cepat dan baik,
d. Refleksi
Hasil siklus 111 dalam pembelajaran materi ibadah sholat
dengan menggunakan metode demonstrasi menunjukkan adanya
kemajuan dibanding dengan siklus I. Siswa lebih aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan
tindakan kelas yang dilakukan, maka proses pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi dalam proses
pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan sholat siswa di SD
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Penelitian Persiklus
1. Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pembelajaran I, soal tes freetes, lembar
pengamatan, media pembelajaran, rencana pembelajaran.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I
dilaksanakan pada bulan Juli 2010 di kelas IV SD Negeri Kalimanggis
dengan jumlah 25 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pembelajaran yang telah dipersiapkan.
Pengamatan (obseraivasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah wali kelas IV
SD Negeri Kalimanggis Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung.
Pada akhir preoses belajar mengajar siswa diberi tes formatif'
free tes dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan
kemampuan siswa terhadap materi yang di ajarkan. Adapun data hasil
Dari data hasil penelitian pada siklus I diketahui hasil
pembelajaran 14 siswa dalam kategori tuntas dalam belajar dengan
prosesntase 56 % dan 11 siswa dalam kategori tidak tuntas dengan
prosentase 44%. Dari hasil tersebut proses pembelajaran secara
klasikal belum tuntas sesuai dengan target pembelajaran minimal
dengan prosentase 75% dan kurang memuaskan. Hal ini perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil
pembelajaran yang diharapkan.
c. Refleksi
Dalam pelaksnaan kegiatan belajar mengajar diperoleh
informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
1) . Guru kurang dalam memberikan motivasi kepada siswa dalam
proses pembelajaran.
2) . Guru dalam pengelolaan waktu dan pengelolaan kelas kurang
maksimal.
3) . Siswa kurang antusias selama proses kegiatan belajar mengajar
berlangsung
d. Revisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih
terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya Revisi untuk dilakukan
pada siklus berikutnya. Hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses
52
1. Guru diharap lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih
jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa
diajak untuk terlibat secara langsung dalam setiap kegiatan yang
dilakukan.
2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan
menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan
memberikan catatan.
3. Guru diharap lebih bersemangat dalam memotivasi siswa hingga
konsentrasi dan dorongan siswa meningkat.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pembelajaran I, soal tes freetes, lembar
pengamatan, media pembelajaran, rencana pembelajaran.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I
dilaksanakan pada bulan Juli 2010 di kelas IV SD Negeri Kalimanggis
dengan jumlah 25 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
guru. Adapun proses belajar mengajam mengacu pada rencana
pembelajaran yang telah dipersiapkan.
Pengamatan (obseraivasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah wali kelas IV
54
mendapatkan hasil pembelajaran yang diharapkan dengan menerapkan
4). Sebagian anak masih bermain sendiri dan berbicara sendiri,
d. Revisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini masih
terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya Revisi untuk dilakukan
pada siklus berikutnya. Hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses
pembelajaran lanjutan adalah:
1) . Guru diharap lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih
jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa
diajak untuk terlibat secara langsung dalam setiap kegiatan yang
dilakukan.
2) . Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan
menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan
memberikan catatan.
3) . Guru diharap lebih bersemangat dalam memotivasi siswa hingga
konsentrasi dan dorongan siswa meningkat.
4) . Guru diharap meningkatkan kreatifitas dalam proses belajar
mengajar dan mampu mengelola kelas dengan baik.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan penanganan tindakan
kelas berdasarkan refleksi pada pertemuan sebelumnya untuk