TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
M. SYARIF
NIM: 11408290
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
Kode Pos 57021
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp . 3 Eksemplar
Hal : Pengajuan Naskah Skripsi
Yth. Ketua STAIN Di
Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bersama ini kami kirimkan skripsi mahasiswa :
Nama : M SYARIF
NIM : 11408290
Program studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul : Pengaruh metode pemberian hukuman oleh arangtua terhadap intensitas beiajar pendidikan agama Islam pada siswa SD Negeri Pateken, Kecamatan Wonoboyo, Kabupaten Temanggung tahun 2009/2010 Untuk diujikan daiam sidang munaqosah skripsi.
Demikian untuk menjadikan periksa. Wassaiamu’alaikum Wr. Wb.
W eb site : w w w .sta in sa la tig a .a c.id E -m a il : a d m in istra si@ sta in sa la tig a .a c.id
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi saudara M Syarif dengan nomer induk Mahasiswa 11408290 yang beijudul “PENGARUH METODE PEMBERIAN HUKUMAN OLEH ORANG TUA TERHADAP INTENSITAS BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA SD NEGERI PATEKEN KECAMATAN WONOBOYO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2010”, telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 25September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.i)
Panitia Sidang
Salatiga, 25 September 2010 16 Syawal 1431. H
Nama : MSYARIF
NIM : 11408290
Jurusan : PAI
Fakultas : Tarbiyah
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penelitian dengan judul : “Pengaruh metode pemberian hukuman oleh orantua terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam SD Negeri Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung Tahun 2010,” merupakan hasil karya penulis sendiri.
Apabila terdapat pernyataan palsu, penulis siap dituntut sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
MSYARIF
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa sinar kehidupan dan cakrawala ilmmu pengetahuan bagi
umat manusia.
Penulisan karya ilmiyah ini disusun sebagai persyaratan untuk
menyelesaikan studi SI di STAIN Salatiga. Di samping itu penulis berharap karya
tulis ini dapat menyumbangkan pemikiran dalam rangka peningkatan kualitas
pendidikan di Sekolah Dasar khususnya dan dunia pendidikan Islam pada
umumnya.
Dalam penulisan ini penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terwujud
atas bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moral maupun spiritual. Maka tak
lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhorm at:
1. Ketua STAIN Salatiga Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag.
2. Dosen Pembimbing Bapak Drs. Alfred L, M. Si.
3. Kepala SD Negeri Pateken Bapak Yunadi Purwatmoko, S Pd.
4. Ibunda tercinta yang selalu mendo’akan dan merestui dalam keberhasilan
skripsi ini.
5. Istriku tercinta yang telah memberikan dorongan materiil dan spirituil dalam
proses studi.
6. Rekan Guru Pateken Kecamatan Wonoboyo.
7. Siswa - siswi SD Negeri Pateken.
M Syarif, Program Studi PAI pada Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, tahun 2010. Judul skripsi “Pengaruh metode pemberian hukuman oleh orangtua terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam pada SD Negeri Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung tahun 2010.”
Adapun penerapan metode pemberian hukuman oleh orangtua adalah cara-cara yang dilakukan oleh orangtua dalam mengatur putra-putrinya agar menjadi baik, sesuai dengan harapan yang di inginkan oleh orangtua. Hukuman yang dimaksudkan hukuman yang bersifat mendidik bukan hukuman sebagaiman orang dewasa yang melanggar hukum
Adapun yang melaksanakan hukuman disini adalah orangtua sedangkan yang melanggar hukuman adalah anak, dikandung maksud metode pemberian hukuman adalah agar anak intensitas belajar pendidikan agamanya meningkat penelitian ini dilaksanakan pada SD Negeri Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data yang teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan melakukan observasi, dan angket serta catatan lapangan. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui intensitas belajar siswa tentang pendidikan agama Islam.
1. Nama
2. Tempat / tanggal lahir 3. Pekeijaan
4. Pendidikan 5. Agama 6. Alamat rumah
MSYARIF
Sleman, 12 Agustus 1952 Guru Agama Islam
: Dusun Karanganyar, Desa Purbosari, Kec. Ngadirejo, Temanggung Jawa Tengah Pendidikan:
1. SR Cibuk Lor Lulus Tahun 1965
2. PGAN 4 Tahun Yogyakarta Lulus Tahun 1968
3. PGAN 6 Tahun Yogyakarta Lulus Tahun 1974
4. D II IAIN Walisongo Lulus Tahun 1996
5. Masuk Program SI ekstensi STAIN Salatiga Tahun 2008
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya apabila keterangan saya ini palsu, maka saya bersedia dituntut di muka hakim.
Temanggung, 2010
M Syarif
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEM BIM BIN G ...— ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TU LISA N ...iv
A BSTRAK ... v A. Latar Belakang M asalah ...1
B. Rumusan Masalah ...2
C. Tujuan Penelitian... 2
D. Hipotesis P enelitian... :... 3
E. Manfaat Penelitian...4
4. Siapa yang memberi hukum an...13
B. Orangtua... 13
C. Intensitas Belajar... .:... 14
1. Pengertian belajar... 14
2. Pengertian teori-teori dan prinsip-prinsip belajar... 17
3. Faktor pendidikan agama Islam ... 31
4. Materi pendidikan agama Islam ... 31
5. Tujuan pendidikan agama Islam ... 35
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Keadaan Umum SD Negeri Pateken...;... 38
1. Sejarah SDN Pateken... 38
2. Letak geografis... 38
3. Keadaan guru, penjada dan siswa... 38
4. Struktur organisasi... 40
B. Data siswa... 42
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis pendahulun... '... 46
B. Analisis lanjut... 48
C. Analisis uji hipotesis... 50
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 52
B. Saran-saran...52
C. Kata penutup 1... 53 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
M SYARIF :
PENGARUH M ETODE PEMBERIAN HUKUMAN OLEH ORANG TUATERHADAP INTENSITAS
BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA SD NEGERI PATEKEN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan agama Islam yang diberikan di SD Negeri Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung adalah untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai- nilai tersebut dalam kehidupanindividu ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabat sebagai makhluk Allah. Sedangkan orangtua mempunyai tanggungjawab langsung pada putra-putrinya diluar jam sekolah sehingga bila di bandingkan keberadaan siswa di sekolah dengan siswa diluar jam sekolah adalah sepertiga di banding dua pertiga sudah barang tentu aturan-aturan masing-masing orangtua di rumah tidak sama, namun dalam memberikan bimbingan semua pernah mengalami memberikan hukuman pada putra-putrinya hal tersebut tidak terlepas pada siswa SD Negeri Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung yang siswanya telah terpengaruh oleh berbagai informasi yang masuk pada dirinya termasuk informasi dari media elektro maupun lingkungan yang lainnya namun tetap rajin belajar hal ini yang menarik bagi penuli untuk mengangkatnya dalam sebuah judul ’’PENGARUH METODE PEMBERIAN HUKUMAN OLEH ORANG TUA TERHADAP INTENSITAS BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA SD NEGERI PATEKEN
TEMANGGUNG 2010”
B. Perumusan masalah
“ Rumusan masalah merupakan inti yang menjadi pokok
penelitaian “ ( Lilik Sriyanti, 2008,26 ) Berdasarkan uraian diatas, maka
rumusan masalah yang hendak diteliti adalah:
1. Bagaimana metode pemberian hukuman oleh orang tua di SDN Pateken
Kecamatan Wonoboyo kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009 /
2010?
2. Bagaimana intensitas pendidikan agama Islam di SDN Pateken
Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009 /
2010?
3. Adakah pengaruh antara metode pembirian hukuman otang tua
terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam pada siswa SDN
Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung tahun pelajaran
2 0 0 9 /2 0 1 0 ?
C. Tujuan Penelitian
“ Tujuan penelitian merupakan suatu yang hendak dicapai melalui
kegiatan penelitian yang dilakukan” ( Lilik Sriyanti, 2008, 26 ) Berdasarkan
1. Untuk megetahui metode pemberian hukuman oleh orang tua di SDN
Pateken Kecamatan Wonoboyo kabupaten Temanggung tahun pelajaran
2009/2010
2. Untuk mengetahui intensitas pendidikan agama Islam di SDN Pateken
Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009 /
2010
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara metode pembirian
hukuman otang tua terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam
pada siswa SDN Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten
Temanggung tahun pelajaran 2009 / 2010 ?
D. Hipotesis Penelitian
“Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan yang dirumuskan. Hipotesis merupakan dugaan semantara
terhadap masalah yang diteliti” ( Lilik Sriyanti, 2008, 26 ), sehubungan
denagn itu penulis merumuskan Hipotesis sebagai berikut:
“ Metode pemberian hukuman oleh orang tua mempunyai hubungan yang
positif terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam siswa” artinya
semakin tinggi Metode pemberian hukuman orang tua semakin tinggi pula
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyrakat
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah khasanah pustaka ilmu pendidikan.
2. Bagi Guru
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah penegtahuan bagi para guru dan calon guru tentang arti pentingnya metode pemberian hukuman orangtua unuk meningkatkan intensitas belajar siswa. 3. Bagi Sekolah
Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi masukan untuk lebih meningkatkan mutu kegiatan proses belajar di SD Negeri Pateken, Kecamatan W onoboyo, Kabupaten Temanggung.
F. D efinisi Operasional
Untuk menghindari adanya salah pengertian dalam memahami judul diatas maka penulis menjelaskan beberapa istilah yang digunakan, antara la in :
1. Hubungan
3. Syarat pelanggaran
Terhadap syarat pelaggaran disini ditentukan bersama m isalnya pelang terlambat, tidak belajar, asik nonton televise seharian, lupa jaw al pelajaran, tidak mempersiapkan pelajaran, tidak melaksanakan peket baik dirumah maupun disekolah, m em bolos, ulangan menyontek, janji tidak ditepati, berkelahi.
4. Siapa yang memberi hukuman
Adapun bila ditanyakan siapa yang berhak menghukum atau menentukan pelanggaran, jelas disini adalah orangtua.
B. Orangtua
Orangtua adalah “ setiap orang yang bertanggungjawab dalam satu keluarga, yang dalam penghimpunan sehari-hari lazim disebut ibu bapak “ ( Thamrin Nasution,1989; 1 ) “ Pengaruh negative yang timbul jika orangtua menggunakan hukuman badan yang tidak konsesten terhadap anak “ ( Moch Shohib; 1998;8)
Selanjutnya dalam Al-Quran surat Luqman ayat 13 menyebutkan Sebagai berikut:
Artinya: Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia
memberi pelajaran kepadanya : “ Hai anakku jangan kamu memper
sekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah
benar- benar kezaliman yang besar ( Sunaryo, 1996;654)
C. Intensitas Belajar
1. Pengertian Belajar
Arti belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berusaha
(berlatih diri), supaya mendapat suatu kepandaian (Depdiknas, 2005 : 17).
Maksudnya perbuatan murid yang umumnya di bidang intelektual, formal
yang mengarah pada perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
dan latihan. Hasil belajar tersebut dapat mengarah baik, tetapi kemungkinan
mengarah pada tingkah laku yang buruk, belajar juga merupakan suatu
proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata tetapi prosesnya terjadi secara
internal di dalam diri individu dalam penguasaan memperoleh hubungan-
hubungan baru. Untuk lebih jelasnya penulis kemukakan beberapa
pengertian dari beberapa para ahli antara la in :
a. Mohamad Ali mengemukakan bahwa tidak semua perubahan perilaku
sebagai hasil belajar. Ada diantaranya terjadi dengan sendirinya karena
proses perkembangan. Seperti halnya bayi dapat memegang sesuatu
melainkan kematangan, artinya belajar akan memperoleh hasil yang lebih
baik jika ia telah matang melakukan hal itu (Winataputra, 1993 : 2).
b. Menurut J. Bruner ialah bahwa setiap mata pelajaran dapat diajarkan
dengan efektif dalam bentuk yang jujur secara intelektual kepada setiap
anak dalam setiap tingkat perkembangannya (Nasution, 1984:6).
c. Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Education
Psycology : The Teaching Learning Process, berpendapat bahwa belajar
adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif dan proses adaptasi tersebut akan
mendatangkan hasil yang optimal apabila diberi penguatan (reinforce)
(Syah, 1995:90)
d. Johann Heinrich Pestalozzi beipendapat bahwa anak lebih belajar efektif
jikalau kita mulai dari yang konkrit kepada yang abstrak. Dari yang
sederhana kepada yang kompleks, dari yang dekat kepada yang jauh
(Nasution, 1984:18).
A rtin ya: Tidak wajar bagi seseorang yang Allah telah berikan Al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia : Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah. Akan tetapi (dia berkata); Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani. Karena kamu mengajarkan A l-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajari (Q.S. A l Im ron : 79). (Depag, 1984 : 89)
f. Johann Friedrich Herbar ia mengemukakan belajar adalah tujuan
pengalaman langsung hendaknya tidak semata-mata diberikan sekedar untuk m emperoleh pengalaman saja, akan tetapi anak-anak harus pula diberikan bimbingan untuk mengubah pengalaman langsung itu menjadi pengetahuan (Nasution, 1984 :1 9 ).
Berpijak dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik beberapa
konsepsi belajar sebagai berikut:
a. Hasil belajar atau tujuan belajar dapat tercapai apabila pembelajaran
sudah memiliki kepribadian yang matang artinya kesiapan fisik dan
mental untuk melakukan sesuatu.
b. Bahwa pembelajaran akan lebih efektif bila peserta didik sesuai dengan
tingkatan usia.
c. Proses belajar mengajar diarahkan kepada materi yang mudah dulu
kemudian ke materi yang lebih sulit.
d. Proses belajar terutama mengeijakan hal-hal yang sebenarnya, belajar
apa yang dibuat dan mengeijakan apa yang dipelajari.
e. Peserta didik dibawa kepada tujuan-tujuan lain, baik yang berhubungan
maupun yang tidak berhubungan dengan tujuan utama dalam situasi
belajar.
f. Kegiatan-kegiatan belajar atau dalam proses belajar perlu adanya
apersepsi atau pengulangan materi pelajaran yang telah dipelajari.
2. Pengertian teori-teori dan prinsip-prinsip belajar
a. Teori-teori belajar
Telah banyak penyelidikan terhadap psikologis tentang belajar
dilakukan oleh para ahli untuk menentukan apakah yang teijadi setelah
psikologi telah mengemukakan pandangan-pandangan teoritis tentang
belajar yang disebut dengan teori-teori belajar karena dalam proses
belajar sangat berhubungan erat dengan jiwa / psycnologi.
Dari beberapa teori tersebut penulis kemukakan 3 teori yaitu:
1) Teori belajar menurut psikologi daya
2) Teori belajar menurut psikologi assosiasi (koneksionisme)
3) Teori belajar menurut psikologi Gestalt
a) Teori belajar menurut psikologi daya
Menurut teori psikologi daya, jiwa manusia terdiri dari
berbagai daya seperti daya menanggapi, daya mengingat, daya
berpikir, daya menghendaki. Daya-daya tersebut dapat diperkuat
melalui latihan pembiasaan dan ulangan.
Berdasarkan pandangan ini maka belajar di sekolah
diartikan sebagai melatih daya psikis terutama daya berpikir.
Menurut Prof. Drs. Nasution bahwa menurut teori ini diutamakan
di sini bukanlah penguasaan bahan-bahan yang dipelajari,
melainkan latihan dan bahan-bahan itu guna pembentukan daya-
daya. Jadi pembentukan formalnya {mental discipline). (Nasution,
b) Teori belajar menurut psikologi assosiasi
Belajar menurut teori ini adalah proses pembentukan
asosiasi atau hubungan antara stimulus (perangsang) yang
mengenai individu melalui penginderaan dan respone (reaksi)
Edward L Thorndike perintis teori ini mengemukakan
antara la in : (Nasution, 1982 : 70)
- Kematangan kesiapan belajar dan motivasi berperan penting dalam keberhasilan belajar.
- Perubahan tingkah laku dan hasil belajar dapat diperkuat melalui penggunaan hadiah, sebaliknya dapat diperlemah dengan penggunaan hukuman.
- Dalam aspek belajar bidang kognitif dan bidang psikomotor terutama dalam belajar ketrampilan peranan trial and error
cukup besar pengaruhnya,
c) Teori belajar menurut psikologi Gestalt (Nasution, 1982 : 72) Teori ini mengatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang menuju ke arah tujuan tertentu, yaitu belajar teijadi jika telah diperoleh pemahaman atas suatu secara keseluruhan.
kesimpulan bahwa antara teori akan mempunyai faedah dan manfaat yang besar jik a sesuai dengan penempatannya, b. Prinsip-prinsip belajar
Belajar sebagai proses aktif, dimana dalam belajar teijadi saling berhubungan dan mempengaruhi secara dinamis antara sisw a dan lingkungan, anak didik senantiasa dalam belajar akan m emperoleh hasil yang baik. Apabila anak didik senantiasa memperlihatkan adanya prinsip-prinsip tersebut. Dimana sisw a sadar akan hakekat dari perbuatan belajar. Dengan demikian siswa belajar penuh dengan pemahaman dan akan terhindar dari rasa bosan dan jem u.
Adapun prinsip-prinsip belajar tertentu yang telah disetujui oleh ahli pendidikan pada umumnya y a itu :
1) Pelajar harus mempelajarinya sendiri apapun yang dipelajarinya tidak ada seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya.
2) Setiap pelajar belajar menurut tempo (kecepatannya sendiri) dan setiap kelom pok umur m em iliki variasi dalam kecepatan belajar. 3) Seorang pelajar akan belajar lebih banyak bilamana setiap langkah
belajar yang dilaluinya mendapat penguatan.
5) Pelajar akan lebih termotivasi untuk belajar serta akan belajar dan
mengingat lebih baik apabila ia diberi tanggung jawab untuk belajar
mandiri (Depag R I , 2002 : 39).
Tentang prinsip-prinsip belajar di atas penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa aktivitas belajar diperlukan adanya kesiapan jasmani
maupun rohani, kemauan yang kuat agar menimbulkan suatu kegairahan
anak dalam belajar. Usaha yang keras dan ulet secara terus menerus,
motivasi dari berbagai pihak serta didasari dengan cita-cita yang luhur.
3. Prestasi belajar
a. Pengertian prestasi belajar
Prestasi belajar terdiri atas dua kata yaitu prestasi dan belajar,
untuk mendapatkan pengertian atas kata tersebut maka penulis jelaskan
lebih lanjut.
Kata prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)
(Depdiknas, 2005 :895).
Dari pengertian di atas maka prestasi adalah suatu hasil yang
diperoleh setelah melakukan aktivitas. Dengan demikian maka prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu
aktivitas belajar.
Untuk lebih jelasnya penulis kemukakan beberapa pengertian dari
1) Winkel, mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti
keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam
melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.
2) S. Nasution, prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai
seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat dan prestasi belajar
dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek, yakni : kognitif,
a fektif dan psikom otor. Sebaliknya dikatakan prestasi kurang
memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam
ketiga kriteria tersebut (www.google .com 11.48 Am, Ridwan 202
(06.08.51), Ketercapaian Belajar, 07 Juni 2008).
3) Benyamin S. Bllom, berpendapat bahwa prestasi belajar dapat dilihat
dari tinggi rendahnya hasil dalam bentuk nilai yang diperoleh melalui
ketuntasan dalam belajar (www..siaksoft.net 17.00 Setiawan, 2006,
Pengertian Prestasi, 23 Mei 2008).
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa
prestasi belajar seseorang didasarkan pada tingkat keberhasilan sesuatu
dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai
atau report setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang
diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar antara lain:
1) Faktor intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari diri individu itu sendiri,
yang termasuk faktor intern antara lain:
a) Intelegensi adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya, kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai
dengan tingkat perkembangan sebaya, dalam Al-Qur’an disebutkan pada surat Az-zumar ayat 9 yaitu:
^ takut pada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhan-nya ? Katakanlah, adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
m en g eta h u i ?” . S esu n g g u h n y a orang ya n g berakallah
Menurut Muhibbin, bahwa intelegensi adalah “Semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses, sebaliknya semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses” (Syah, 2005 :1 4 7 ).
b) Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan.
Menurut Hillgard, bakat adalah “The capacity to learn” yang berarti kemampuan untuk belajar. Maksudnya kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih (Slameto, 1995 : 57).
Allah juga menjelaskan dalam Al-Quran Surat A l Isra’ ayat 84 yang berbunyi:
/ ^ /
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan dengan disertai rasa sayang. Menurut Slameto, bahwa minat adalah “Kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan m engenang beberapa kegiatan” yang diminati seseorang diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang (Slam eto, 1995 : 57).
Hal ini sesuai dengan hadits :
A rtin ya: Bagi seorang pelajar haruslah mempunyai kemampuan
d) M otivasi
M otivasi adalah daya penggerak yang mendorong seseorang melakukan sesuatu tindakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Winataputra, 1993 : 34).
Artinya: Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan baik, Dia akan memberikan kepahaman (ilmu) padanya mengenai masalah agama (HR. Buchori Muslim) (Ghozi, 1987: 407).
Dalam memberikan motivasi seseorang guru berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan siswa akan menekuni pelajaran. Melalui kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar siswa aktif.
2) Faktor ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar siswa antara lain:
a) Keadaan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat,
tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Selain itu juga keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama
tempat pertama seseorang mendapatkan pendidikan dan
bimbingan sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak.
Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits yang berbunyi:
- Al-Qur’an surat An Nahl ayat 78
A rtinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur (Depag, 1984 :413).
- Hadits
U/?»y a» j
, ^ y i » s s >
#1
y
'j aIl O y jij»OjlyA rtinya: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan suci. Sehingga berubah padanya lisannya. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak itu Yahudi, Nasrani atau Majusi (HR. Thabrony) (As-Suyuty, 1999:99)
b) Keadaan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.
Karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk
belajar yang lebih giat.
Guru haruslah mencintai pekeijaannya dan yakin bahwa dengan
yang diajarkan adalah ilmu yang bermanfaat yang tidak akan
putus amalnya. Meskipun dia sudah meninggal sesuai dengan
j\a,j ->—s>: A U p ^ a l^ ^ i jiiC i U &l
A rtinya: Apabila anak Adam (manusia) telah meninggal dunia, terputuslah semua amalnya, kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakan kedua orang tuanya (HR. Muslim) (Ghozi, 1 9 8 7 :4 0 8 ).
c) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak. Sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul, dengan lingkungan dimana anak itu berada.
c. Indikator prestasi belajar
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil ideal meliputi segenap ranah psikologi yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses
belajar siswa, perubahan hasil belajar tersebut bersifat intangible (tak dapat diraba) untuk itu guru dalam hal ini hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting diharapkan dapat mencerminkan perubahan sebagai hasil belajar siswa.
Dari uraian di atas yang digunakan dalam mengukur prestasi belajar siswa yaitu peneliti melakukan evaluasi dengan menggunakan tes. Sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung dengan memperhatikan indikator (petunjuk adanya prestasi tertentu), yang dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur yang dinyatakan dalam
skor atau penilaian. D. Pendidikan Agama Islam 1. Dasar Pendidikan Islam
Yaitu pedoman untuk diadakannya pendidikan agama Islam. Dasar
ini yang mendasi landasan sumber kekuatan dan keteguhan. Sehingga pendidikan itu mempunyai arah untuk mencapai suatu tujuan dasar pendidikan Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadist.
memerangi kebodohan sejak dari kanak-kanak hingga ke liang kubur.
Dengan kata lain menuntut ilmu pengetahuan itu sama pentingnya dengan
berperang mengusir musuh Islam.
Islam berarti ajaran yang kita imani, memang memerintahkan untuk
mengajak kepada jalan yang lurus, baik pada keluarganya maupun orang lain
sesuai dengan kemampuannya. 2. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Ada beberapa pendapat yang memberikan definisi tentang Pendidikan Agama Islam.
Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah “Bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama
Islam menuju terbentuknya kepribadian yang utama” .
Oemar Muhammad Al-Toumy Al Syaebany berpendapat bahwa : Pendidikan agama Islam adalah usaha untuk mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya dan dalam alam sekitarnya melalui proses pendidikan (HM. Arifin, 1987 :13)
Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha berapa bimbingan atau
asuhan terhadap anak didik, agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan Agama Islam serta menjadikannya pandangan
hidup
belajar, sehingga terjadilah perubahan dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual dan sosial dalam hubungannya dengan alam sekitar dimana ia hidup. Proses tersebut senantiasa berada dalam nilai-nilai Islam, yaitu nilai-nilai yang melahirkan norma-norma syariah dan akhlak jarimah. 3. Faktor Pendidikan Agama Islam
Dalam melaksanakan pendidikan agama Islam sehari-hari sebetulnya tidak hanya pendidik dan peserta didik yang harus ada, akan tetapi masih ada faktor-faktor lain yang saling kait-mengkait antara satu dengan yang lainnya, timpang salah satu faktor maka sukarlah untuk mencapai tujuan dalam proses pendidikan. Adapun faktor-faktor pendidikan Islam ada lim a :
a. Faktor anak didik b. Faktor pendidik c. Faktor tujuan pendidikan d. Faktor alat pendidikan e. Faktor millieu / lingkungan 4. Materi Pendidikan Agam a Islam
A. Keadaan Umum SD Negeri Pateken
1. Sejarah SD Peteken Kecamatan Wonoboyo
SD Negeri Pateken Kec. Wonoboyo Kabupaten Temanggung, pada
awal berdirinya sebenarnya telah lama yaitu tahun 1976. Didirikan oleh
Pemerintah disebut SD Impres, Kepala Sekolah yang pertama dijabat oleh
Chatarina Suwarti, mulai tahun 1976 hingga 1996, kemudian dilanjutkan
oleh Bapak Ilyasak, dari tahun 1997 hingga tahun 2003, dan dilanjutkan oleh
Bapak Martin Riyonto, S Pd, namun tahun 2010 ini dijabat oleh Bapak
Yunadi Purwatmoko, S Pd sampai dengan penelitian ini berlangsung.
2. Letak geografis
SD Negeri Pateken menempati lokasi di pegunungan tepatnya
dilereng pengunungan sewu dikaki bukit sidoro, adapun siswa beijumlah 101
orang
3. Keadaan guru, penjaga dan siswa
a. Keadaan guru
Pada bab ini penulis kemukakan personalia guru SD Negeri
Pateken tahun pelajaran 2009 / 2010. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
Keadaan Guru dan Penjaga SD Negeri Pateken
Tahun Pelajaran 2009 / 2010
Tabel 1
No Nama /N IP Jabatan Pendidikan
Terakhir
1 2 _..3 4
1 Yunadi Purwatmoko, S Pd N I P .196406181983041001
9 Anita Retnawati, A Ma GuruBhs
Inggris
Menurut data yang penulis peroleh dari bagian administrasi siswa
101 siswa, untuk mengetahui data siswa tersebut secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel N o. 2 Keadaan Siswa SD Negeri pateken
Tahun Pelajaran 2009 / 2010
N o Kelas L P Jumlah
1 I 11 8 19
2 II 10 9 19
3 III 9 9 18
4 IV 9 7 16
5 V 8 7 15
6 VI 8 6 14
Jml 55 46 101
4. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi SD Negeri Pateken
Tabel No. 3
Tahun Pelajaran 2009 /2010
5. Sarana dan prasarana
Proses belajar mengajar akan berhasil jika didukung oleh tersedianya
sarana dan prasarana yang memadai. Terpenuhinya sarana dan prasarana
akan menciptakan iklim yang menyenangkan siswa dalam belajar.
Sarana prasarana yang dimiliki SD Negeri Pateken tercantum dalam
Sarana dan Prasarana SD Negeri Pateken
B. Data Siswa yang mengisi angket SD Negeri Pateken Tahun Pelajaran 2009 /2010
1. Nilai Metode Pemberian hukuman oleh orangtua
Tabel No. 5
Nilai Metode Pemberian hukuman oleh orangtua
yang didasarkan pada angket Siswa SD Negeri Pateken
Tahun 2009/2010
44. A A B C C C A A B A 22
2. Nilai intensitas balajar pendidikan agama Islam siswa
Tabel No. 6
Nilai intensitas balajar pendidikan agama Islam siswa
yang didasarkan pada angket siswa SD Negeri Pateken
21. A A A A A C A C A A 26
Dari data nilai tersebut di atas penulis kemudian memasukkan pada interval penilaian sebagaimana berikut:
Pada bab ini dikemukakan pembahasan dari permasalahan yang telah
dikemukakan dalam Bab I yaitu : pertama bagaimana Perhatian orangtua siswa SD
Negeri Pateken tahun pelajaran 2009 /2010, kedua bagaimana Kedisiplinan belajara
siswa tahun pelajaran 2009 / 2010, ketiga bagaimana hubungan antara perhatian
orangtua tarhadap kedisilinan belajar siswa pada tahun pelajaran 2009 / 2010.
A. Analisis Pendahuluan
1. Nilai Perhatian orangtua siswa SD Negeri Peteken tahun pelajaran 2009 /
2010.
Tabel No. 8
Nilai Metode Pemberian Hukuman oleh orangtua
Siswa SD Negeri Pateken tahun 2009/2010
18 22 22 19 22 19 19 17 20 18
19 19 19 17 21 20 17 20 17 17
22 15 16 15 19 15 19 20 22 19
22 25 23 17 22 20 22 22 16 21
20 18 22 22 20 21 22 17 19 20
Dari tabel di atas kemudian dimasukkan pada variabel X yang akan
dibicarakan kemudian.
2. Nilai Intensitas belajar pendidikan agama Islam siswa SD Negeri Pateken
Nilai Intensitas belajar pendidikan agama Islam siswa
SD Negeri Pateken tahun pelajaran 2009/2010
Tabel No. 9
26 27 27 27 26 28 26 28 30 29
29 30 30 28 29 27 30 30 28 28
26 25 26 25 28 26 25 30 28 28
30 30 30 30 30 28 30 30 28 28
30 28 30 30 26 30 28 29 28 26
Dari tabel di atas kemudian dimasukkan pada variabel Y yang akan
dibicarakan kemudian.
Adapun dalam menganalisis data tentang perhatian orangtua terhadap
kedisiplinan siswa SD Negeri Pateken, penulis menggunakan analisis
kuantitatif.
Berdasarkan data tentang nilai yang disebarkan seperti tersebut di
atas, maka untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara metode
pemberian hukuman oleh orangtua terhadap intensitas belajar pendidikan
agama Islam siswa SD Negeri Pateken tahun pelajaran 2009/2010,
digunakan teknik data korelasi product moment dalam rumus sebagai berikut
NYXY - (£X)(ET)
Keterangan:
rxy : korelasi antara X dan Y
XY perkalian variabel X dan Y
X : variabel nilai metode pemberian hukuman oleh orangtua
Y : variabel nilai intensitas belajar PAI siswa
B. Analisis Lanjut
Penulis dalam mencari korelasi koefisien product moment menggunakan
18 20 30 400 900 600
Dari tabel di atas diperoleh :
EX2
Berdasarkan hal tersebut di atas maka metode pemberian hukuman oleh
orangtua tidak berpengaruh positif terhadap intensitas belajar pendidikan agama
Islam siswa, atau tidak ada hubungan yang signifikan.
Dengan demikian maka hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi :
“Terdapat pengaruh yang positif metode pemberian hukuman oleh orangtua
terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam siswa, semakin aktif atau
orangtua semakin aktif memberikan hukuman pada anak, maka semakin
meningkat pula intensitas belajar pendidikan agama Islam siswa siswa SD
Negeri Pateken “ditolak.” Sedangkan hipotesis nol (Ho) yang berbunyi: “Tidak
terdapat pengaruh yang positif pemberian hukuman orangtua terhadap intensitas
Dari uraian terlebih dahulu Bab I hingga Bab IV penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai metode pemberian hukuman oleh orangtua siswa SD Negeri Pateken
tahun 2009 / 2010 dengan rata-rata = 6,5 tergolong cukup.
2. Nilai intensitas belajar pendidikan agama Islam pada siswa SD Negeri
Pateken tahun 2009 /2 0 1 0 dengan rata-rata = 9,3 tergolong baik.
3. Tidak ada korelasi antara metode pemberian hukuman oleh orangtua terhadap
intensitas belajar pendidikan agama Islam pada siswa SD Negeri Pateken
tahun 2009 / 2010, baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%, dengan bukti
pada taraf signifikansi 5% : ro = 0,037 < rj = 0,297 dan pada taraf
signifikansi 1% : r0 = 0,037 < ri = 0,361.
B. Saran-Saran
1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan khususnya bagi guru bidang
studi Pendidikan Agama Islam bahwa metode pemberian hukuman oleh
orangtua ternyata mempunyai pengaruh positif terhadap intensitas belajar
pendidikan agama Islam siswa.
2. Perlu dipertimbangkan untuk penggunaan metode pemberian hukuman oleh
orangtua ternyata mempunyai pengaruh positif dan mendorong intensitas
belajar pendidikan agama Islam siswa , disamping motivasi lain yang dapat
mendorong intensitas belajar siswa.
C. Kata Penutup
Alhamdulillahi rabbil alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
bahwa skripsi ini telah dapat penulis selesaikan dengan tiada aral melintang yang
berarti.
Walaupun penulis telah berusaha menyusun skripsi ini dengan sebaik
mungkin, namun demikian penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat
sederhana dan jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu sekiranya terdapat kekeliruan dalam melangkah, salah
ambil sewaktu memilih dan salah pasang sewaktu menyusun, itu semua
hanyalah akibat dari kelemahan penulis. Untuk itu kepada semua pihak penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan selanjutnya.
Dan hanya Allah penulis mohon hidayah.
Semoga kesemuanya ini membawa manfaat dunia dan akhirat serta
Alternatif Jawaban : a. Senang b. Kurang senang c. Tidak senang
No Soal Angket Skor jawaban
A B C B Intensitas belajar Pendidikan Agama Islam Siswa
1 Anak mengulang pelajaran dirumah 2 Mengerjakan PR dirumah 3 Mencatat pelajaran dengan lengkap 4 Menata buku selalu rapi
5 Memperhatiakan pelajaran yang disampai guru 6 Ikut kegiatan exstra pendidikan agama Islam 7 Rajin belajar membaca Al Qur’an
8 Mengucapkan salam setiap masuk dan keluar rumah 9 Belajar pagi sebelum berangkat
Nama :
Nomor :
Alternatif jawaban : a. dipukul b. dimarahi c. diperingatkan
N o Soal Angket Skor jawaban
A B C
A Metode Pemberian Hukuman Oleh Orangtua 1 Terlambat pulang disetrap
2 Tidak belajar 3 Asik sehirian nonton TV 4 Jadwal pelajaran lupa
5 Tidak mempersiapkan pelajaran dengan baik oleh 6 Tidak melaksanakan piket
Conny Semiyawan, Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah
Dasar, PT Macanan Jaya Cemerlang, 2008
WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,Jakarta: Balai Pustaka, 1984
Ahmad Tohaputra, Al Qur ’an dan terjemahnya, Jakarta,Depag, 1984 Muh Shohib, Pola Asuh Orangtua, Jakarta, 1998
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta, L ogos Wacana Ilmu, 1999 S. Nasution, Didaktik Asas Asas Mengajar, Bandung, Jemmars, 1986 Lilik Sriyanti, Pedoman Penulisan Skripsi, Salatiga, STAIN Salatiga, 2008 Sunaryo, SH, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang, CV. A sy- Syifa,
1992
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta, RinekaCpta, 2010
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta, PT Raja Grafindo Pesrsada, 1993
Thamrin Nasution, Peranan orangtua dalam meningkatka Prestasi Belajar
anak, Jakarta,Gunung Mulia, 1989
Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan