• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PEMBERIAN HUKUMAN OLEH ORANG TUA TERHADAP INTENSITAS BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA SD NEGERI PATEKEN KEC. WONOBOYO KAB. TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 /2 0 1 0 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH METODE PEMBERIAN HUKUMAN OLEH ORANG TUA TERHADAP INTENSITAS BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA SD NEGERI PATEKEN KEC. WONOBOYO KAB. TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 /2 0 1 0 - Test Repository"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

M. SYARIF

NIM: 11408290

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)

Kode Pos 57021

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp . 3 Eksemplar

Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

Yth. Ketua STAIN Di

Salatiga

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Bersama ini kami kirimkan skripsi mahasiswa :

Nama : M SYARIF

NIM : 11408290

Program studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul : Pengaruh metode pemberian hukuman oleh arangtua terhadap intensitas beiajar pendidikan agama Islam pada siswa SD Negeri Pateken, Kecamatan Wonoboyo, Kabupaten Temanggung tahun 2009/2010 Untuk diujikan daiam sidang munaqosah skripsi.

Demikian untuk menjadikan periksa. Wassaiamu’alaikum Wr. Wb.

(4)

W eb site : w w w .sta in sa la tig a .a c.id E -m a il : a d m in istra si@ sta in sa la tig a .a c.id

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi saudara M Syarif dengan nomer induk Mahasiswa 11408290 yang beijudul “PENGARUH METODE PEMBERIAN HUKUMAN OLEH ORANG TUA TERHADAP INTENSITAS BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA SD NEGERI PATEKEN KECAMATAN WONOBOYO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2010”, telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 25September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.i)

Panitia Sidang

Salatiga, 25 September 2010 16 Syawal 1431. H

(5)

Nama : MSYARIF

NIM : 11408290

Jurusan : PAI

Fakultas : Tarbiyah

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penelitian dengan judul : “Pengaruh metode pemberian hukuman oleh orantua terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam SD Negeri Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung Tahun 2010,” merupakan hasil karya penulis sendiri.

Apabila terdapat pernyataan palsu, penulis siap dituntut sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

MSYARIF

(6)

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau Nabi Muhammad SAW

yang telah membawa sinar kehidupan dan cakrawala ilmmu pengetahuan bagi

umat manusia.

Penulisan karya ilmiyah ini disusun sebagai persyaratan untuk

menyelesaikan studi SI di STAIN Salatiga. Di samping itu penulis berharap karya

tulis ini dapat menyumbangkan pemikiran dalam rangka peningkatan kualitas

pendidikan di Sekolah Dasar khususnya dan dunia pendidikan Islam pada

umumnya.

Dalam penulisan ini penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terwujud

atas bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moral maupun spiritual. Maka tak

lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhorm at:

1. Ketua STAIN Salatiga Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag.

2. Dosen Pembimbing Bapak Drs. Alfred L, M. Si.

3. Kepala SD Negeri Pateken Bapak Yunadi Purwatmoko, S Pd.

4. Ibunda tercinta yang selalu mendo’akan dan merestui dalam keberhasilan

skripsi ini.

5. Istriku tercinta yang telah memberikan dorongan materiil dan spirituil dalam

proses studi.

6. Rekan Guru Pateken Kecamatan Wonoboyo.

7. Siswa - siswi SD Negeri Pateken.

(7)

M Syarif, Program Studi PAI pada Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, tahun 2010. Judul skripsi “Pengaruh metode pemberian hukuman oleh orangtua terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam pada SD Negeri Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung tahun 2010.”

Adapun penerapan metode pemberian hukuman oleh orangtua adalah cara-cara yang dilakukan oleh orangtua dalam mengatur putra-putrinya agar menjadi baik, sesuai dengan harapan yang di inginkan oleh orangtua. Hukuman yang dimaksudkan hukuman yang bersifat mendidik bukan hukuman sebagaiman orang dewasa yang melanggar hukum

Adapun yang melaksanakan hukuman disini adalah orangtua sedangkan yang melanggar hukuman adalah anak, dikandung maksud metode pemberian hukuman adalah agar anak intensitas belajar pendidikan agamanya meningkat penelitian ini dilaksanakan pada SD Negeri Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data yang teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan melakukan observasi, dan angket serta catatan lapangan. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui intensitas belajar siswa tentang pendidikan agama Islam.

(8)

1. Nama

2. Tempat / tanggal lahir 3. Pekeijaan

4. Pendidikan 5. Agama 6. Alamat rumah

MSYARIF

Sleman, 12 Agustus 1952 Guru Agama Islam

: Dusun Karanganyar, Desa Purbosari, Kec. Ngadirejo, Temanggung Jawa Tengah Pendidikan:

1. SR Cibuk Lor Lulus Tahun 1965

2. PGAN 4 Tahun Yogyakarta Lulus Tahun 1968

3. PGAN 6 Tahun Yogyakarta Lulus Tahun 1974

4. D II IAIN Walisongo Lulus Tahun 1996

5. Masuk Program SI ekstensi STAIN Salatiga Tahun 2008

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya apabila keterangan saya ini palsu, maka saya bersedia dituntut di muka hakim.

Temanggung, 2010

M Syarif

(9)

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEM BIM BIN G ...— ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TU LISA N ...iv

A BSTRAK ... v A. Latar Belakang M asalah ...1

B. Rumusan Masalah ...2

C. Tujuan Penelitian... 2

D. Hipotesis P enelitian... :... 3

E. Manfaat Penelitian...4

4. Siapa yang memberi hukum an...13

B. Orangtua... 13

C. Intensitas Belajar... .:... 14

1. Pengertian belajar... 14

2. Pengertian teori-teori dan prinsip-prinsip belajar... 17

(10)

3. Faktor pendidikan agama Islam ... 31

4. Materi pendidikan agama Islam ... 31

5. Tujuan pendidikan agama Islam ... 35

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Keadaan Umum SD Negeri Pateken...;... 38

1. Sejarah SDN Pateken... 38

2. Letak geografis... 38

3. Keadaan guru, penjada dan siswa... 38

4. Struktur organisasi... 40

B. Data siswa... 42

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis pendahulun... '... 46

B. Analisis lanjut... 48

C. Analisis uji hipotesis... 50

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 52

B. Saran-saran...52

C. Kata penutup 1... 53 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

M SYARIF :

PENGARUH M ETODE PEMBERIAN HUKUMAN OLEH ORANG TUATERHADAP INTENSITAS

BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA SD NEGERI PATEKEN

(12)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan agama Islam yang diberikan di SD Negeri Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung adalah untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai- nilai tersebut dalam kehidupanindividu ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabat sebagai makhluk Allah. Sedangkan orangtua mempunyai tanggungjawab langsung pada putra-putrinya diluar jam sekolah sehingga bila di bandingkan keberadaan siswa di sekolah dengan siswa diluar jam sekolah adalah sepertiga di banding dua pertiga sudah barang tentu aturan-aturan masing-masing orangtua di rumah tidak sama, namun dalam memberikan bimbingan semua pernah mengalami memberikan hukuman pada putra-putrinya hal tersebut tidak terlepas pada siswa SD Negeri Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung yang siswanya telah terpengaruh oleh berbagai informasi yang masuk pada dirinya termasuk informasi dari media elektro maupun lingkungan yang lainnya namun tetap rajin belajar hal ini yang menarik bagi penuli untuk mengangkatnya dalam sebuah judul ’’PENGARUH METODE PEMBERIAN HUKUMAN OLEH ORANG TUA TERHADAP INTENSITAS BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA SD NEGERI PATEKEN

(13)

TEMANGGUNG 2010”

B. Perumusan masalah

“ Rumusan masalah merupakan inti yang menjadi pokok

penelitaian “ ( Lilik Sriyanti, 2008,26 ) Berdasarkan uraian diatas, maka

rumusan masalah yang hendak diteliti adalah:

1. Bagaimana metode pemberian hukuman oleh orang tua di SDN Pateken

Kecamatan Wonoboyo kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009 /

2010?

2. Bagaimana intensitas pendidikan agama Islam di SDN Pateken

Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009 /

2010?

3. Adakah pengaruh antara metode pembirian hukuman otang tua

terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam pada siswa SDN

Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung tahun pelajaran

2 0 0 9 /2 0 1 0 ?

C. Tujuan Penelitian

“ Tujuan penelitian merupakan suatu yang hendak dicapai melalui

kegiatan penelitian yang dilakukan” ( Lilik Sriyanti, 2008, 26 ) Berdasarkan

(14)

1. Untuk megetahui metode pemberian hukuman oleh orang tua di SDN

Pateken Kecamatan Wonoboyo kabupaten Temanggung tahun pelajaran

2009/2010

2. Untuk mengetahui intensitas pendidikan agama Islam di SDN Pateken

Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009 /

2010

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara metode pembirian

hukuman otang tua terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam

pada siswa SDN Pateken Kecamatan Wonoboyo Kabupaten

Temanggung tahun pelajaran 2009 / 2010 ?

D. Hipotesis Penelitian

“Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan yang dirumuskan. Hipotesis merupakan dugaan semantara

terhadap masalah yang diteliti” ( Lilik Sriyanti, 2008, 26 ), sehubungan

denagn itu penulis merumuskan Hipotesis sebagai berikut:

“ Metode pemberian hukuman oleh orang tua mempunyai hubungan yang

positif terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam siswa” artinya

semakin tinggi Metode pemberian hukuman orang tua semakin tinggi pula

(15)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyrakat

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah khasanah pustaka ilmu pendidikan.

2. Bagi Guru

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah penegtahuan bagi para guru dan calon guru tentang arti pentingnya metode pemberian hukuman orangtua unuk meningkatkan intensitas belajar siswa. 3. Bagi Sekolah

Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi masukan untuk lebih meningkatkan mutu kegiatan proses belajar di SD Negeri Pateken, Kecamatan W onoboyo, Kabupaten Temanggung.

F. D efinisi Operasional

Untuk menghindari adanya salah pengertian dalam memahami judul diatas maka penulis menjelaskan beberapa istilah yang digunakan, antara la in :

1. Hubungan

(16)

3. Syarat pelanggaran

Terhadap syarat pelaggaran disini ditentukan bersama m isalnya pelang terlambat, tidak belajar, asik nonton televise seharian, lupa jaw al pelajaran, tidak mempersiapkan pelajaran, tidak melaksanakan peket baik dirumah maupun disekolah, m em bolos, ulangan menyontek, janji tidak ditepati, berkelahi.

4. Siapa yang memberi hukuman

Adapun bila ditanyakan siapa yang berhak menghukum atau menentukan pelanggaran, jelas disini adalah orangtua.

B. Orangtua

Orangtua adalah “ setiap orang yang bertanggungjawab dalam satu keluarga, yang dalam penghimpunan sehari-hari lazim disebut ibu bapak “ ( Thamrin Nasution,1989; 1 ) “ Pengaruh negative yang timbul jika orangtua menggunakan hukuman badan yang tidak konsesten terhadap anak “ ( Moch Shohib; 1998;8)

Selanjutnya dalam Al-Quran surat Luqman ayat 13 menyebutkan Sebagai berikut:

(17)

Artinya: Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia

memberi pelajaran kepadanya : “ Hai anakku jangan kamu memper

sekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah

benar- benar kezaliman yang besar ( Sunaryo, 1996;654)

C. Intensitas Belajar

1. Pengertian Belajar

Arti belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berusaha

(berlatih diri), supaya mendapat suatu kepandaian (Depdiknas, 2005 : 17).

Maksudnya perbuatan murid yang umumnya di bidang intelektual, formal

yang mengarah pada perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

dan latihan. Hasil belajar tersebut dapat mengarah baik, tetapi kemungkinan

mengarah pada tingkah laku yang buruk, belajar juga merupakan suatu

proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata tetapi prosesnya terjadi secara

internal di dalam diri individu dalam penguasaan memperoleh hubungan-

hubungan baru. Untuk lebih jelasnya penulis kemukakan beberapa

pengertian dari beberapa para ahli antara la in :

a. Mohamad Ali mengemukakan bahwa tidak semua perubahan perilaku

sebagai hasil belajar. Ada diantaranya terjadi dengan sendirinya karena

proses perkembangan. Seperti halnya bayi dapat memegang sesuatu

(18)

melainkan kematangan, artinya belajar akan memperoleh hasil yang lebih

baik jika ia telah matang melakukan hal itu (Winataputra, 1993 : 2).

b. Menurut J. Bruner ialah bahwa setiap mata pelajaran dapat diajarkan

dengan efektif dalam bentuk yang jujur secara intelektual kepada setiap

anak dalam setiap tingkat perkembangannya (Nasution, 1984:6).

c. Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Education

Psycology : The Teaching Learning Process, berpendapat bahwa belajar

adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang

berlangsung secara progresif dan proses adaptasi tersebut akan

mendatangkan hasil yang optimal apabila diberi penguatan (reinforce)

(Syah, 1995:90)

d. Johann Heinrich Pestalozzi beipendapat bahwa anak lebih belajar efektif

jikalau kita mulai dari yang konkrit kepada yang abstrak. Dari yang

sederhana kepada yang kompleks, dari yang dekat kepada yang jauh

(Nasution, 1984:18).

(19)

A rtin ya: Tidak wajar bagi seseorang yang Allah telah berikan Al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia : Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah. Akan tetapi (dia berkata); Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani. Karena kamu mengajarkan A l-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajari (Q.S. A l Im ron : 79). (Depag, 1984 : 89)

f. Johann Friedrich Herbar ia mengemukakan belajar adalah tujuan

pengalaman langsung hendaknya tidak semata-mata diberikan sekedar untuk m emperoleh pengalaman saja, akan tetapi anak-anak harus pula diberikan bimbingan untuk mengubah pengalaman langsung itu menjadi pengetahuan (Nasution, 1984 :1 9 ).

(20)

Berpijak dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik beberapa

konsepsi belajar sebagai berikut:

a. Hasil belajar atau tujuan belajar dapat tercapai apabila pembelajaran

sudah memiliki kepribadian yang matang artinya kesiapan fisik dan

mental untuk melakukan sesuatu.

b. Bahwa pembelajaran akan lebih efektif bila peserta didik sesuai dengan

tingkatan usia.

c. Proses belajar mengajar diarahkan kepada materi yang mudah dulu

kemudian ke materi yang lebih sulit.

d. Proses belajar terutama mengeijakan hal-hal yang sebenarnya, belajar

apa yang dibuat dan mengeijakan apa yang dipelajari.

e. Peserta didik dibawa kepada tujuan-tujuan lain, baik yang berhubungan

maupun yang tidak berhubungan dengan tujuan utama dalam situasi

belajar.

f. Kegiatan-kegiatan belajar atau dalam proses belajar perlu adanya

apersepsi atau pengulangan materi pelajaran yang telah dipelajari.

2. Pengertian teori-teori dan prinsip-prinsip belajar

a. Teori-teori belajar

Telah banyak penyelidikan terhadap psikologis tentang belajar

dilakukan oleh para ahli untuk menentukan apakah yang teijadi setelah

(21)

psikologi telah mengemukakan pandangan-pandangan teoritis tentang

belajar yang disebut dengan teori-teori belajar karena dalam proses

belajar sangat berhubungan erat dengan jiwa / psycnologi.

Dari beberapa teori tersebut penulis kemukakan 3 teori yaitu:

1) Teori belajar menurut psikologi daya

2) Teori belajar menurut psikologi assosiasi (koneksionisme)

3) Teori belajar menurut psikologi Gestalt

a) Teori belajar menurut psikologi daya

Menurut teori psikologi daya, jiwa manusia terdiri dari

berbagai daya seperti daya menanggapi, daya mengingat, daya

berpikir, daya menghendaki. Daya-daya tersebut dapat diperkuat

melalui latihan pembiasaan dan ulangan.

Berdasarkan pandangan ini maka belajar di sekolah

diartikan sebagai melatih daya psikis terutama daya berpikir.

Menurut Prof. Drs. Nasution bahwa menurut teori ini diutamakan

di sini bukanlah penguasaan bahan-bahan yang dipelajari,

melainkan latihan dan bahan-bahan itu guna pembentukan daya-

daya. Jadi pembentukan formalnya {mental discipline). (Nasution,

(22)

b) Teori belajar menurut psikologi assosiasi

Belajar menurut teori ini adalah proses pembentukan

asosiasi atau hubungan antara stimulus (perangsang) yang

mengenai individu melalui penginderaan dan respone (reaksi)

Edward L Thorndike perintis teori ini mengemukakan

antara la in : (Nasution, 1982 : 70)

- Kematangan kesiapan belajar dan motivasi berperan penting dalam keberhasilan belajar.

- Perubahan tingkah laku dan hasil belajar dapat diperkuat melalui penggunaan hadiah, sebaliknya dapat diperlemah dengan penggunaan hukuman.

- Dalam aspek belajar bidang kognitif dan bidang psikomotor terutama dalam belajar ketrampilan peranan trial and error

cukup besar pengaruhnya,

c) Teori belajar menurut psikologi Gestalt (Nasution, 1982 : 72) Teori ini mengatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang menuju ke arah tujuan tertentu, yaitu belajar teijadi jika telah diperoleh pemahaman atas suatu secara keseluruhan.

(23)

kesimpulan bahwa antara teori akan mempunyai faedah dan manfaat yang besar jik a sesuai dengan penempatannya, b. Prinsip-prinsip belajar

Belajar sebagai proses aktif, dimana dalam belajar teijadi saling berhubungan dan mempengaruhi secara dinamis antara sisw a dan lingkungan, anak didik senantiasa dalam belajar akan m emperoleh hasil yang baik. Apabila anak didik senantiasa memperlihatkan adanya prinsip-prinsip tersebut. Dimana sisw a sadar akan hakekat dari perbuatan belajar. Dengan demikian siswa belajar penuh dengan pemahaman dan akan terhindar dari rasa bosan dan jem u.

Adapun prinsip-prinsip belajar tertentu yang telah disetujui oleh ahli pendidikan pada umumnya y a itu :

1) Pelajar harus mempelajarinya sendiri apapun yang dipelajarinya tidak ada seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya.

2) Setiap pelajar belajar menurut tempo (kecepatannya sendiri) dan setiap kelom pok umur m em iliki variasi dalam kecepatan belajar. 3) Seorang pelajar akan belajar lebih banyak bilamana setiap langkah

belajar yang dilaluinya mendapat penguatan.

(24)

5) Pelajar akan lebih termotivasi untuk belajar serta akan belajar dan

mengingat lebih baik apabila ia diberi tanggung jawab untuk belajar

mandiri (Depag R I , 2002 : 39).

Tentang prinsip-prinsip belajar di atas penulis dapat mengambil

kesimpulan bahwa aktivitas belajar diperlukan adanya kesiapan jasmani

maupun rohani, kemauan yang kuat agar menimbulkan suatu kegairahan

anak dalam belajar. Usaha yang keras dan ulet secara terus menerus,

motivasi dari berbagai pihak serta didasari dengan cita-cita yang luhur.

3. Prestasi belajar

a. Pengertian prestasi belajar

Prestasi belajar terdiri atas dua kata yaitu prestasi dan belajar,

untuk mendapatkan pengertian atas kata tersebut maka penulis jelaskan

lebih lanjut.

Kata prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)

(Depdiknas, 2005 :895).

Dari pengertian di atas maka prestasi adalah suatu hasil yang

diperoleh setelah melakukan aktivitas. Dengan demikian maka prestasi

belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu

aktivitas belajar.

Untuk lebih jelasnya penulis kemukakan beberapa pengertian dari

(25)

1) Winkel, mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti

keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam

melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.

2) S. Nasution, prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai

seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat dan prestasi belajar

dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek, yakni : kognitif,

a fektif dan psikom otor. Sebaliknya dikatakan prestasi kurang

memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam

ketiga kriteria tersebut (www.google .com 11.48 Am, Ridwan 202

(06.08.51), Ketercapaian Belajar, 07 Juni 2008).

3) Benyamin S. Bllom, berpendapat bahwa prestasi belajar dapat dilihat

dari tinggi rendahnya hasil dalam bentuk nilai yang diperoleh melalui

ketuntasan dalam belajar (www..siaksoft.net 17.00 Setiawan, 2006,

Pengertian Prestasi, 23 Mei 2008).

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa

prestasi belajar seseorang didasarkan pada tingkat keberhasilan sesuatu

dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai

atau report setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar

(26)

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang

diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar antara lain:

1) Faktor intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari diri individu itu sendiri,

yang termasuk faktor intern antara lain:

a) Intelegensi adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk

menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya, kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai

dengan tingkat perkembangan sebaya, dalam Al-Qur’an disebutkan pada surat Az-zumar ayat 9 yaitu:

^ takut pada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhan-nya ? Katakanlah, adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak

m en g eta h u i ?” . S esu n g g u h n y a orang ya n g berakallah

(27)

Menurut Muhibbin, bahwa intelegensi adalah “Semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses, sebaliknya semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses” (Syah, 2005 :1 4 7 ).

b) Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan.

Menurut Hillgard, bakat adalah “The capacity to learn” yang berarti kemampuan untuk belajar. Maksudnya kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih (Slameto, 1995 : 57).

Allah juga menjelaskan dalam Al-Quran Surat A l Isra’ ayat 84 yang berbunyi:

/ ^ /

(28)

c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan dengan disertai rasa sayang. Menurut Slameto, bahwa minat adalah “Kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan m engenang beberapa kegiatan” yang diminati seseorang diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang (Slam eto, 1995 : 57).

Hal ini sesuai dengan hadits :

A rtin ya: Bagi seorang pelajar haruslah mempunyai kemampuan

d) M otivasi

M otivasi adalah daya penggerak yang mendorong seseorang melakukan sesuatu tindakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Winataputra, 1993 : 34).

(29)

Artinya: Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan baik, Dia akan memberikan kepahaman (ilmu) padanya mengenai masalah agama (HR. Buchori Muslim) (Ghozi, 1987: 407).

Dalam memberikan motivasi seseorang guru berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan siswa akan menekuni pelajaran. Melalui kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar siswa aktif.

2) Faktor ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar siswa antara lain:

a) Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat,

tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Selain itu juga keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama

tempat pertama seseorang mendapatkan pendidikan dan

bimbingan sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak.

Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits yang berbunyi:

- Al-Qur’an surat An Nahl ayat 78

(30)

A rtinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur (Depag, 1984 :413).

- Hadits

U/?»y a» j

, ^ y i » s s >

#1

y

'j aIl O y jij»Ojly

A rtinya: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan suci. Sehingga berubah padanya lisannya. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak itu Yahudi, Nasrani atau Majusi (HR. Thabrony) (As-Suyuty, 1999:99)

b) Keadaan sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang

sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.

Karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk

belajar yang lebih giat.

Guru haruslah mencintai pekeijaannya dan yakin bahwa dengan

yang diajarkan adalah ilmu yang bermanfaat yang tidak akan

putus amalnya. Meskipun dia sudah meninggal sesuai dengan

(31)

j\a,j ->—s>: A U p ^ a l^ ^ i jiiC i U &l

A rtinya: Apabila anak Adam (manusia) telah meninggal dunia, terputuslah semua amalnya, kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakan kedua orang tuanya (HR. Muslim) (Ghozi, 1 9 8 7 :4 0 8 ).

c) Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak. Sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul, dengan lingkungan dimana anak itu berada.

(32)

c. Indikator prestasi belajar

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil ideal meliputi segenap ranah psikologi yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses

belajar siswa, perubahan hasil belajar tersebut bersifat intangible (tak dapat diraba) untuk itu guru dalam hal ini hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting diharapkan dapat mencerminkan perubahan sebagai hasil belajar siswa.

Dari uraian di atas yang digunakan dalam mengukur prestasi belajar siswa yaitu peneliti melakukan evaluasi dengan menggunakan tes. Sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung dengan memperhatikan indikator (petunjuk adanya prestasi tertentu), yang dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur yang dinyatakan dalam

skor atau penilaian. D. Pendidikan Agama Islam 1. Dasar Pendidikan Islam

Yaitu pedoman untuk diadakannya pendidikan agama Islam. Dasar

ini yang mendasi landasan sumber kekuatan dan keteguhan. Sehingga pendidikan itu mempunyai arah untuk mencapai suatu tujuan dasar pendidikan Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadist.

(33)

memerangi kebodohan sejak dari kanak-kanak hingga ke liang kubur.

Dengan kata lain menuntut ilmu pengetahuan itu sama pentingnya dengan

berperang mengusir musuh Islam.

Islam berarti ajaran yang kita imani, memang memerintahkan untuk

mengajak kepada jalan yang lurus, baik pada keluarganya maupun orang lain

sesuai dengan kemampuannya. 2. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Ada beberapa pendapat yang memberikan definisi tentang Pendidikan Agama Islam.

Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah “Bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama

Islam menuju terbentuknya kepribadian yang utama” .

Oemar Muhammad Al-Toumy Al Syaebany berpendapat bahwa : Pendidikan agama Islam adalah usaha untuk mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya dan dalam alam sekitarnya melalui proses pendidikan (HM. Arifin, 1987 :13)

Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha berapa bimbingan atau

asuhan terhadap anak didik, agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan Agama Islam serta menjadikannya pandangan

hidup

(34)

belajar, sehingga terjadilah perubahan dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual dan sosial dalam hubungannya dengan alam sekitar dimana ia hidup. Proses tersebut senantiasa berada dalam nilai-nilai Islam, yaitu nilai-nilai yang melahirkan norma-norma syariah dan akhlak jarimah. 3. Faktor Pendidikan Agama Islam

Dalam melaksanakan pendidikan agama Islam sehari-hari sebetulnya tidak hanya pendidik dan peserta didik yang harus ada, akan tetapi masih ada faktor-faktor lain yang saling kait-mengkait antara satu dengan yang lainnya, timpang salah satu faktor maka sukarlah untuk mencapai tujuan dalam proses pendidikan. Adapun faktor-faktor pendidikan Islam ada lim a :

a. Faktor anak didik b. Faktor pendidik c. Faktor tujuan pendidikan d. Faktor alat pendidikan e. Faktor millieu / lingkungan 4. Materi Pendidikan Agam a Islam

(35)

A. Keadaan Umum SD Negeri Pateken

1. Sejarah SD Peteken Kecamatan Wonoboyo

SD Negeri Pateken Kec. Wonoboyo Kabupaten Temanggung, pada

awal berdirinya sebenarnya telah lama yaitu tahun 1976. Didirikan oleh

Pemerintah disebut SD Impres, Kepala Sekolah yang pertama dijabat oleh

Chatarina Suwarti, mulai tahun 1976 hingga 1996, kemudian dilanjutkan

oleh Bapak Ilyasak, dari tahun 1997 hingga tahun 2003, dan dilanjutkan oleh

Bapak Martin Riyonto, S Pd, namun tahun 2010 ini dijabat oleh Bapak

Yunadi Purwatmoko, S Pd sampai dengan penelitian ini berlangsung.

2. Letak geografis

SD Negeri Pateken menempati lokasi di pegunungan tepatnya

dilereng pengunungan sewu dikaki bukit sidoro, adapun siswa beijumlah 101

orang

3. Keadaan guru, penjaga dan siswa

a. Keadaan guru

Pada bab ini penulis kemukakan personalia guru SD Negeri

Pateken tahun pelajaran 2009 / 2010. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut:

(36)

Keadaan Guru dan Penjaga SD Negeri Pateken

Tahun Pelajaran 2009 / 2010

Tabel 1

No Nama /N IP Jabatan Pendidikan

Terakhir

1 2 _..3 4

1 Yunadi Purwatmoko, S Pd N I P .196406181983041001

9 Anita Retnawati, A Ma GuruBhs

Inggris

Menurut data yang penulis peroleh dari bagian administrasi siswa

(37)

101 siswa, untuk mengetahui data siswa tersebut secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel N o. 2 Keadaan Siswa SD Negeri pateken

Tahun Pelajaran 2009 / 2010

N o Kelas L P Jumlah

1 I 11 8 19

2 II 10 9 19

3 III 9 9 18

4 IV 9 7 16

5 V 8 7 15

6 VI 8 6 14

Jml 55 46 101

4. Struktur Organisasi

(38)

Struktur Organisasi SD Negeri Pateken

Tabel No. 3

Tahun Pelajaran 2009 /2010

5. Sarana dan prasarana

Proses belajar mengajar akan berhasil jika didukung oleh tersedianya

sarana dan prasarana yang memadai. Terpenuhinya sarana dan prasarana

akan menciptakan iklim yang menyenangkan siswa dalam belajar.

Sarana prasarana yang dimiliki SD Negeri Pateken tercantum dalam

(39)

Sarana dan Prasarana SD Negeri Pateken

B. Data Siswa yang mengisi angket SD Negeri Pateken Tahun Pelajaran 2009 /2010

1. Nilai Metode Pemberian hukuman oleh orangtua

Tabel No. 5

Nilai Metode Pemberian hukuman oleh orangtua

yang didasarkan pada angket Siswa SD Negeri Pateken

Tahun 2009/2010

(40)
(41)

44. A A B C C C A A B A 22

2. Nilai intensitas balajar pendidikan agama Islam siswa

Tabel No. 6

Nilai intensitas balajar pendidikan agama Islam siswa

yang didasarkan pada angket siswa SD Negeri Pateken

(42)

21. A A A A A C A C A A 26

Dari data nilai tersebut di atas penulis kemudian memasukkan pada interval penilaian sebagaimana berikut:

(43)

Pada bab ini dikemukakan pembahasan dari permasalahan yang telah

dikemukakan dalam Bab I yaitu : pertama bagaimana Perhatian orangtua siswa SD

Negeri Pateken tahun pelajaran 2009 /2010, kedua bagaimana Kedisiplinan belajara

siswa tahun pelajaran 2009 / 2010, ketiga bagaimana hubungan antara perhatian

orangtua tarhadap kedisilinan belajar siswa pada tahun pelajaran 2009 / 2010.

A. Analisis Pendahuluan

1. Nilai Perhatian orangtua siswa SD Negeri Peteken tahun pelajaran 2009 /

2010.

Tabel No. 8

Nilai Metode Pemberian Hukuman oleh orangtua

Siswa SD Negeri Pateken tahun 2009/2010

18 22 22 19 22 19 19 17 20 18

19 19 19 17 21 20 17 20 17 17

22 15 16 15 19 15 19 20 22 19

22 25 23 17 22 20 22 22 16 21

20 18 22 22 20 21 22 17 19 20

Dari tabel di atas kemudian dimasukkan pada variabel X yang akan

dibicarakan kemudian.

2. Nilai Intensitas belajar pendidikan agama Islam siswa SD Negeri Pateken

(44)

Nilai Intensitas belajar pendidikan agama Islam siswa

SD Negeri Pateken tahun pelajaran 2009/2010

Tabel No. 9

26 27 27 27 26 28 26 28 30 29

29 30 30 28 29 27 30 30 28 28

26 25 26 25 28 26 25 30 28 28

30 30 30 30 30 28 30 30 28 28

30 28 30 30 26 30 28 29 28 26

Dari tabel di atas kemudian dimasukkan pada variabel Y yang akan

dibicarakan kemudian.

Adapun dalam menganalisis data tentang perhatian orangtua terhadap

kedisiplinan siswa SD Negeri Pateken, penulis menggunakan analisis

kuantitatif.

Berdasarkan data tentang nilai yang disebarkan seperti tersebut di

atas, maka untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara metode

pemberian hukuman oleh orangtua terhadap intensitas belajar pendidikan

agama Islam siswa SD Negeri Pateken tahun pelajaran 2009/2010,

digunakan teknik data korelasi product moment dalam rumus sebagai berikut

NYXY - (£X)(ET)

(45)

Keterangan:

rxy : korelasi antara X dan Y

XY perkalian variabel X dan Y

X : variabel nilai metode pemberian hukuman oleh orangtua

Y : variabel nilai intensitas belajar PAI siswa

B. Analisis Lanjut

Penulis dalam mencari korelasi koefisien product moment menggunakan

(46)

18 20 30 400 900 600

Dari tabel di atas diperoleh :

EX2

(47)

Berdasarkan hal tersebut di atas maka metode pemberian hukuman oleh

orangtua tidak berpengaruh positif terhadap intensitas belajar pendidikan agama

Islam siswa, atau tidak ada hubungan yang signifikan.

Dengan demikian maka hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi :

“Terdapat pengaruh yang positif metode pemberian hukuman oleh orangtua

terhadap intensitas belajar pendidikan agama Islam siswa, semakin aktif atau

orangtua semakin aktif memberikan hukuman pada anak, maka semakin

meningkat pula intensitas belajar pendidikan agama Islam siswa siswa SD

Negeri Pateken “ditolak.” Sedangkan hipotesis nol (Ho) yang berbunyi: “Tidak

terdapat pengaruh yang positif pemberian hukuman orangtua terhadap intensitas

(48)

Dari uraian terlebih dahulu Bab I hingga Bab IV penulis dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Nilai metode pemberian hukuman oleh orangtua siswa SD Negeri Pateken

tahun 2009 / 2010 dengan rata-rata = 6,5 tergolong cukup.

2. Nilai intensitas belajar pendidikan agama Islam pada siswa SD Negeri

Pateken tahun 2009 /2 0 1 0 dengan rata-rata = 9,3 tergolong baik.

3. Tidak ada korelasi antara metode pemberian hukuman oleh orangtua terhadap

intensitas belajar pendidikan agama Islam pada siswa SD Negeri Pateken

tahun 2009 / 2010, baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%, dengan bukti

pada taraf signifikansi 5% : ro = 0,037 < rj = 0,297 dan pada taraf

signifikansi 1% : r0 = 0,037 < ri = 0,361.

B. Saran-Saran

1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan khususnya bagi guru bidang

studi Pendidikan Agama Islam bahwa metode pemberian hukuman oleh

orangtua ternyata mempunyai pengaruh positif terhadap intensitas belajar

pendidikan agama Islam siswa.

2. Perlu dipertimbangkan untuk penggunaan metode pemberian hukuman oleh

orangtua ternyata mempunyai pengaruh positif dan mendorong intensitas

(49)

belajar pendidikan agama Islam siswa , disamping motivasi lain yang dapat

mendorong intensitas belajar siswa.

C. Kata Penutup

Alhamdulillahi rabbil alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

bahwa skripsi ini telah dapat penulis selesaikan dengan tiada aral melintang yang

berarti.

Walaupun penulis telah berusaha menyusun skripsi ini dengan sebaik

mungkin, namun demikian penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat

sederhana dan jauh dari sempurna.

Oleh sebab itu sekiranya terdapat kekeliruan dalam melangkah, salah

ambil sewaktu memilih dan salah pasang sewaktu menyusun, itu semua

hanyalah akibat dari kelemahan penulis. Untuk itu kepada semua pihak penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan selanjutnya.

Dan hanya Allah penulis mohon hidayah.

Semoga kesemuanya ini membawa manfaat dunia dan akhirat serta

(50)

Alternatif Jawaban : a. Senang b. Kurang senang c. Tidak senang

No Soal Angket Skor jawaban

A B C B Intensitas belajar Pendidikan Agama Islam Siswa

1 Anak mengulang pelajaran dirumah 2 Mengerjakan PR dirumah 3 Mencatat pelajaran dengan lengkap 4 Menata buku selalu rapi

5 Memperhatiakan pelajaran yang disampai guru 6 Ikut kegiatan exstra pendidikan agama Islam 7 Rajin belajar membaca Al Qur’an

8 Mengucapkan salam setiap masuk dan keluar rumah 9 Belajar pagi sebelum berangkat

(51)

Nama :

Nomor :

Alternatif jawaban : a. dipukul b. dimarahi c. diperingatkan

N o Soal Angket Skor jawaban

A B C

A Metode Pemberian Hukuman Oleh Orangtua 1 Terlambat pulang disetrap

2 Tidak belajar 3 Asik sehirian nonton TV 4 Jadwal pelajaran lupa

5 Tidak mempersiapkan pelajaran dengan baik oleh 6 Tidak melaksanakan piket

(52)

Conny Semiyawan, Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah

Dasar, PT Macanan Jaya Cemerlang, 2008

WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,Jakarta: Balai Pustaka, 1984

Ahmad Tohaputra, Al Qur ’an dan terjemahnya, Jakarta,Depag, 1984 Muh Shohib, Pola Asuh Orangtua, Jakarta, 1998

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta, L ogos Wacana Ilmu, 1999 S. Nasution, Didaktik Asas Asas Mengajar, Bandung, Jemmars, 1986 Lilik Sriyanti, Pedoman Penulisan Skripsi, Salatiga, STAIN Salatiga, 2008 Sunaryo, SH, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang, CV. A sy- Syifa,

1992

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta, RinekaCpta, 2010

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta, PT Raja Grafindo Pesrsada, 1993

Thamrin Nasution, Peranan orangtua dalam meningkatka Prestasi Belajar

anak, Jakarta,Gunung Mulia, 1989

Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan

Gambar

Keadaan Guru dan Penjaga SD Negeri Pateken Tabel 1
Tabel No. 2
Tabel No. 3
Tabel No. 4
+5

Referensi

Dokumen terkait

Budaya ini bermakna sebagai wujud rasa syukur kepada tuhan atas limpahan berkat, rezeki yang telah di berikan kepada mereka. Yang mereka gunakan untuk memeriahkan acara

Insinerasi merupakan proses pengolahan limbah padat dengan cara pembakaran pada temperatur lebih dari 800°C untuk mereduksi sampah mudah terbakar yang sudah tidak

morfogenesis dari kalus lebih baik, tunas serta akar dapat tumbuh

Sensor F7 akan mengaktifkan magnet urutan kelima, sehingga rotor A akan tertarik pada magnet urutan kedelapan dan mover akan bergerak mundur satu langkah..

Hasil analisis yang telah dilakukan pada hubungan tingkat kematangan usia 5-6 tahun terhadap kesiapan belajar pada kelompok B TK Aisyiyah 1 Purwokerto

Laboratorium Sistem Informasi dan Akuntansi Universitas Bina Nusantara, baik staf (Yuliana Lisanti, M.ITM.; I Gusti Made Karmawan, S.Kom.; Imas Halimah; Devyano Luhukay;

Oxford Advance Learners’ Dictionary defines that preposition is a word or group of a words used especially before a noun or pronoun to show place, position, time, method, etc

Bagian Panitera Muda Pidana juga mempunyai tugas untuk memproses data perkara dan data yang telah diizinkan oleh ketua pengadilan negeri Palembang, termasuk data