MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR
IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT UNTUK SUBSISTEM PENANGANAN PASIEN
Toni Haryanto*, Agung B.P.**, Eko Handoyo**
Abstrak
Abstrak - Teknologi informasi merupakan salah
satu teknologi yang sedang berkembang dengan pesat pada saat ini. Dengan kemajuan teknologi informasi, pengaksesan terhadap data atau informasi yang tersedia dapat berlangsung dengan
cepat, efisien serta akurat. Pengembangan Sistem
Informasi Rumah Sakit (SIRS) yang berbasis komputer (Computer Based Hospital Information System) akan berhasil dengan baik, apabila
memperhatikan konsep-konsep dasar
pengembangan sistem informasi. Pada dasarnya rancang bangun/desain SIRS, secara global (rancangan global) adalah identik antara satu rumah sakit dengan rumah sakit lainnya dan yang membedakannya adalah dalam rancangan rinci. Pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit merupakan pekerjaan melelahkan, membutuhkan investasi finansial yang tidak sedikit serta komitmen pimpinan rumah sakit dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, rumah sakit harus memiliki rencana bisnis yang matang yang
menggambarkan secara jelas tujuan
pengembangan sistem, disertai dengan gambaran aktivitas yang rinci serta sumber daya yang diperlukan serta peneguhan komitmen dari seluruh anggota organisasi. Adanya rencana bisnis SIRS juga akan membantu proses klarifikasi prioritas kebutuhan, identifikasi jenis sistem yang dibutuhkan serta membantu direktur dan pegawai di rumah sakit menerjemahkan visi-misi rumah sakit ke dalam strategi sistem informasi. Rancangan global SIRS dapat dikatakan relatif stabil untuk waktu yang lama, selama fungsi/tugas utama rumah sakit tidak berubah secara mendasar.
Pada tugas akhir ini, dibangun suatu aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) khususnya untuk subsistem penanganan pasien. Dimana subsistem penanganan pasien merupakan salah satu komponen utama untuk memberikan dukungan sehingga aktivitas di dalam suatu rumah sakit dapat berjalan dengan lancar. Aplikasi SIRS ini dibangun dengan menggunakan framework Prado yang berdasarkan pada bahasa pemrograman PHP dan MySQL sebagai basis datanya. Aplikasi SIRS ini disesuaikan dengan kebutuhan yang secara umum digunakan oleh rumah sakit yang ada di Indonesia.
Kata kunci: sistem informasi rumah sakit (SIRS), framework prado
∗∗
Mahasiswa Teknik Elektro UNDIP
∗ Dosen Teknik Elektro UNDIP
1 I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer (Computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada akhir dekade 80’an. Salah satu rumah sakit yang pada waktu itu telah memanfaatkan komputer untuk mendukung operasionalnya adalah Rumah Sakit Husada. Namun, tampaknya komputerisasi dalam bidang per-rumah sakit-an, kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskan semua pihak.
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) yang berbasis komputer sangat diperlukan untuk sebuah rumah sakit dalam era globalisasi, namun untuk membangun sistem informasi yang terpadu memerlukan tenaga dan biaya yang cukup besar. Kebutuhan akan tenaga dan biaya yang besar tidak hanya dalam pengembangannya, namun juga dalam pemeliharaan SIRS maupun dalam melakukan migrasi dari sistem yang lama pada sistem yang baru. Selama manajemen rumah sakit belum menganggap bahwa informasi adalah merupakan aset dari rumah sakit tersebut, maka kebutuhan biaya dan tenaga tersebut diatas dirasakan sebagai beban yang berat, bukan sebagai konsekuensi dari adanya kebutuhan akan informasi. Kalau informasi telah menjadi aset rumah sakit, maka beban biaya untuk pengembangan, pemeliharaan maupun migrasi SIRS sudah selayaknya masuk dalam kalkulasi biaya layanan kesehatan yang dapat diberikan oleh rumah sakit itu.
Untuk dapat memilih perangkat lunak SIRS siap pakai dan perangkat keras yang akan digunakan, maka rumah sakit tersebut harus sudah memiliki rancang bangun/desain SIRS yang sesuai dengan kondisi dan situasi rumah sakitnya. Karena alasan – alasan diatas maka perlu dibuat suatu aplikasi SIRS yang secara umum disesuaikan dengan kebutuhan – kebutuhan dari rumah sakit yang ada di Indonesia khususnya untuk subsistem penanganan pasien yang terdapat di dalamnya
1.2 Tujuan
Tujuan penyusunan tugas akhir ini adalah untuk membuat sebuah aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit menggunakan framework Prado yang berbasis PHP dengan database MySQL, sehingga dapat menjelaskan dan memberikan gambaran mengenai proses perancangan dan implementasi aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit khususnya pada subsistem penanganan pasien yang secara umum digunakan di Rumah Sakit yang ada di Indonesia.
1.3 Batasan Masalah
Dalam tugas akhir ini pembahasan dibatasi pada:
1.
Membahas hanya pada bagian penanganan pasien sistem informasi rumah sakit.2.
Sistem dibangun menggunakan web server Apache yang mendukung PHP 5 dengan tingkat keamanan standar yaitu menggunakan session.2 II DASAR TEORI
2.1 Sistem Informasi Rumah Sakit
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisis dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit[1].
Sebuah sistem informasi rumah sakit idealnya mencakup integrasi fungsi-fungsi klinikal (medis), keuangan, serta manajemen yang nantinya merupakan sub sistem dari sebuah sistem informasi rumah sakit. Sub sistem ini merupakan unsur dari sistem informasi rumah sakit yang tugasnya menyiapkan informasi berdasarkan fungsi-fungsi yang ada untuk menyederhanakan pelayanan pada suatu rumah sakit.
2.2 Subsistem Sistem Informasi Rumah Sakit
Fungsi utama dari rumah sakit yang pada umumnya adalah pelayanan kesehatan, serta pasien sebagai objek dari fungsi utama rumah sakit, dukungan operasional berupa tenaga kerja, keuangan, sarana dan prasarana, serta sistem manajemen yang dibutuhkan untuk mengelola suatu rumah sakit. Maka berdasarkan pertimbangan tersebut suatu sistem informasi rumah sakit terdiri dari beberapa subsistem sebagai berikut : 1. Subsistem Layanan Kesehatan. Subsistem Rekam
Medis.
2. Subsistem Personalia. 3. Subsistem Keuangan. 4. Subsistem Sarana/Prasarana. 5. Subsistem Manajemen Rumah Sakit.
Subsistem tersebut diatas kemudian dijabarkan lagi ke dalam modul-modul yang sifatnya lebih spesifik. Subsistem Layanan Kesehatan dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi :
1. Modul Rawat Jalan. 2. Modul Rawat Inap.
3. Modul Layanan Penunjang Medis.
Skema rancang bangun SIRS secara global ini dapat dilihat pada Gambar 2.1. Pada gambar tersebut diberikan contoh hubungan antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Rancangan global SIRS berisi penjabaran SIRS menjadi subsistem, modul, submodul dan aplikasi.
SUBSISTEM MANAJEMEN SUBSISTEM SARANA/ PRASARANA SUBSISTEM PERSONALIA SUBSISTEM REKAM MEDIK SUBSISTEM KEUANGAN PASIEN SUBSISTEM LAYANAN KESEHATAN MODUL RAWAT JALAN MODUL RAWAT INAP MODUL PENUNJANG MEDIS Rencana Anggaran Rencana Anggaran Penggajian Pembiayaan Kebutuhan Tenaga Kebutuhan Sarana / Prasarana Data Layanan Pemantauan & Layanan Layanan Laporan Kegiatan Pedoman Pelaksaanaan RENCANA INDUK PENGEMBANGAN Laporan Kegiatan Laporan Kegiatan Laporan Kegiatan Laporan Kegiatan Rencana Penambahan Rencana pengadaan
Gambar 2.1 Rancangan global sistem informasi rumah sakit
2.3
3.1 Framework PRADO
Di dalam pengembangan perangkat lunak, suatu framework digambarkan sebagai suatu struktur pendukung dimana perancangan perangkat lunak yang lain dapat terorganisir dan dikembangkan[2]. Suatu
framework dapat meliputi program pendukung, kumpulan kode-kode program (libraries), suatu bahasa scripting, atau perangkat lunak lain untuk membantu mengembangkan dan menggabungkan komponen-komponen yang berbeda menjadi satu dari suatu perancangan perangkat lunak.
Prado adalah sebuah framework pemrograman berbasis komponen dan event-driven untuk pengembangan aplikasi web pada PHP 5. PRADO merupakan singkatan dari PHP Rapid Application Development Object-oriented. Framework ini dibuat oleh Qiang Xue dan telah menjadi pemenang dalam Zend PHP 5 Coding Contest.
Teknik yang digunakan framework Prado sangatlah berbeda. Pembangunan aplikasi web menggunakan Prado melibatkan banyak komponen (yang telah dibuat oleh pengembangnya), men-setting properti, dan memberikan tugas pada komponen berupa event. Jika seorang programmer mempunyai pengalaman dengan pemrograman desktop menggunakan Visual Basic atau Delphi, maka pemrograman web dengan menggunakan framework Prado sangatlah serupa.
Sebuah komponen Prado adalah kombinasi file spesifikasi (ditulis dengan bahasa XML), template HTML, dan page class. Komponen-komponen Prado digabungkan untuk membangun komponen yang lebih besar atau halaman web yang utuh. Prado membutuhkan PHP 5 dengan Simple XML dan Simple PHP Library (SPL). Untuk web server dapat digunakan Apache HTTP Server maupun Windows IIS dan mendukung Sistem Operasi Windows Server 2003, Windows XP, Windows 2000, Mac OS X, FreeBSD, RedHat Linux, Fedora Linux, dan Gentoo Linux.
2.4 Keuntungan Menggunakan Framework Prado
Konsep Prado yang component-based dan event-driven memberikan banyak keuntungan bagi programmer web. Berikut keuntungan dengan menggunakan Prado:
a. Reusability, komponen-komponen dalam Prado dapat digunakan ulang.
b. Ease of use, komponen-komponen dalam Prado sangat mudah digunakan. Komponen juga dapat dibuat sendiri dengan menurunkan class yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan.
c. Robustness, Prado membebaskan pengembang program (developer) dari kejenuhan dalam menulis kode-kode. Semua kode ditulis dalam format objek, method, dan properti. Tidak seperti pemrograman PHP yang biasa digunakan.
d. Performance, Prado menggunakan teknik cache untuk menjamin performance aplikasi. Dengan adanya cache ini, ia tidak perlu mem-parser ulang kode XML yang dibuat.
e. Team Integration, Prado memisahkan business logic dan presentation logic. Yang dimaksudkan adalah pembuatan layout tampilan (template) dengan kode program (class). Pembuatan keduanya dilakukan pada file yang terpisah. Dengan demikian, aplikasi berbasis Prado dapat dilakukan dalam sebuah tim dengan personal yang berbeda.
2.5 Konsep Dasar Pemrograman Dengan
Framework Prado
Di dalam framework Prado terdapat susunan file-file standar sebagai berikut :
a. File .htaccess
File ini berfungsi untuk mengatur hak akses suatu isi folder, dalam hal melihat isi folder dari suatu browser. File ini hanya berisi kode :
deny from all b. File application.spec
File ini berfungsi untuk menspesifikasi aplikasi, antara lain konfigurasi atribut default, menentukan lokasi kode utama framework Prado, namespace yang digunakan ,dan lain-lain.
c. File page display (index.php)
File ini merupakan file yang akan diakses oleh user, dalam file ini berisi letak file utama Prado dan letak file aplikasi system informasi rumah sakit.
d. File page template (.tpl)
File inilah yang bertanggung jawab terhadap tampilan yang dilihat user.
e. File page class (.php)
File ini lebih banyak berhubungan dengan proses bisnis atau biasa disebut dengan business logic.
2.6 Koneksi Prado Dengan Basisdata
Untuk melakukan koneksi ke database, Prado memanfaatkan database abstract layer, ADOdb. ADOdb adalah class yang ditulis menggunakan bahasa PHP yang berfungsi sebagai data tier, dan akan membantu mengatasi perbedaan antara penggunaan database. Cukup dengan menuliskan sebuah kode, maka koneksi dapat dilakukan ke berbagai macam database seperti MySQL, SQLLite, SQL Server, Oracle, DB2, Interbase, PostgreSQL, dan sebagainya.
2.7 Subsistem Penanganan Pasien
Pelayanan Penanganan Pasien merupakan salah satu pelayanan penunjang dilingkungan rumah sakit dalam menjalankan fungsinya untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Divisi Penanganan Pasien bertanggung jawab terhadap pemberian jasa pelayanan yang berhubungan pengelolaan informasi data pasien seperti dari pendaftaran pasien, pengelolaan bank data pasien, termasuk rekam medik pasien mulai dari pendaftaran pasien ke rawat jalan atau rawat inap hingga pasien tersebut pulang.
Pada masa yang akan datang beberapa konsep baru telah disepakati untuk digunakan dilingkungan Divis Penanganan Pasien, antara lain yang akan diperkenalkan dan akan dilaksanakan adalah sistem informasi pasien yaitu pemanfaatan pelayanan pendaftaran pasien dan penanganan pasien dengan memanfaatkan fasilitas komputer secara online. Fasilitas ini dapat dimanfaatkan oleh pengguna yang memiliki hubungan dengan sistem informasi pasien. Status atau proses pendaftaran pasien termasuk diagnosa, order kunjungan dokter, dan kondisi pasien dapat dipantau / dilihat langsung melalui fasilitas komputer. Alur pemeriksaan dan keterkaitan dengan unit-unit lain dalam menjalankan kegiatan pelayanan penanganan pasien secara sederhana ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Pendaftaran untuk pasien baru
Pasien datang ke rumah sakit
Pendaftaran rawat jalan untuk pasien yang telah terdaftar
Pendaftaran rawat inap untuk pasien yang telah terdaftar
Diagnosa dan konsultasi oleh dokter Pasien dalam perawatan Order kunjungan dokter Diagnosa dan konsultasi dokter kunjungan Pasien dinyatakan sembuh Pengecekan kondisi pasien oleh perawat Pasien pulang Perawat memanggil pasien untuk didiagnosa
Gambar 2.2 Alur sederhana pelayanan penanganan pasien
III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK
Aplikasi yang dibangun bernama Sistem Informasi Rumah Sakit untuk Subsistem Penanganan Pasien. Subsistem Penanganan Pasien merupakan salah satu bagian dari Sistem Informasi Rumah Sakit secara keseluruhan, tujuan dari pembagian ini adalah untuk mempermudah pemahaman Sistem Informasi Rumah Sakit yang begitu kompleks, sehingga dengan adanya pembagian ini diharapkan penanganan pada subsistem Penanganan Pasien dapat lebih detail dan efektif disamping itu juga menghemat waktu dibanding menangani sistem secara keseluruhan. .
Aplikasi ini dibangun berbasiskan web dan berguna untuk memudahkan pengguna dalam penanganan pasien rumah sakit. Dengan aplikasi ini pengguna hanya perlu login kedalam sistem dan memilih menu sesuai dengan role-nya masing-masing. Bagi seorang pengguna baik dari administrator sampai user biasa, pada proses pertama kali yang dilakukan adalah menghubungi sisi server untuk melakukan autentifikasi pengguna, jika pengguna dinyatakan sebagai pengguna yang sah, maka pengguna akan diperkenankan untuk masuk kedalam sistem dan berinteraksi di dalamnya.
Subsistem Penanganan Pasien bertanggung jawab terhadap pemberian jasa pelayanan yang berhubungan pengelolaan informasi data pasien seperti dari pendaftaran pasien, pengelolaan bank data pasien, termasuk rekam medik pasien mulai dari pendaftaran pasien ke rawat jalan atau rawat inap hingga pasien tersebut pulang.
3.1 Perancangan Aplikasi Berorientasi Objek
3.1.1 Analisis Kebutuhan Sistem
Dalam sistem informasi rumah sakit untuk subsistem Penanganan Pasien ini terdapat 4 jenis pengguna yang saling berinteraksi dalam lingkungan sistemnya, yaitu:
1. Administrator 1. Dokter
2. Staf PIS 3. User
Untuk memperoleh informasi, seorang pengguna harus terlebih dahulu melakukan login / registrasi. Setelah itu baru seorang pengguna dapat memperoleh informasi serta dapat juga menggunakan layanan-layanan yang disediakan oleh sistem.
3.1.2 Use Case
Proses analisis sistem dengan menggunakan analisis berorientasi objek (Object Oriented Analysis, OOA) dimulai dari penggambaran atau pendeskripsian skenario kegunaan sistem (use case). Berikut ini adalah use case dari Sistem Informasi Rumah Sakit pada Subsistem Penanganan Pasien. Kata yang bercetak tebal menggambarkan calon objek sedangkan kata yang bercetak miring mengambarkan operasi.
Use Case: Persiapan Sistem
Sistem ini mempunyai empat jenis pengguna, yaitu
administrator sistem, dokter, staf PIS, dan user. Setelah sistem
terinstall, administrator sistem yang mempunyai hak akses tertinggi
dalam sistem perlu menyediakan informasi-informasi yang nantinya akan dimasukkan ke dalam sistem. Administrator sistem juga memiliki kewenangan untuk mengelola informasi-informasi tersebut. ID pengguna dan kata kunci yang digunakan oleh
administrator sistem untuk memasuki sistem dapat diubah untuk
menjamin keamanan akses. Sebelum mengakses sistem, pengguna harus melakukan registrasi terlebih dahulu yang kemudian diaktifasi oleh administrator, setelah itu pengguna dapat mengakses ke dalam sistem informasi rumah sakit sesuai dengan role-nya dan
aktor-nya. User
Setelah melakukan registrasi, user akan mendapatkan
ID pengguna dan kata kunci. Administrator harus mengaktifkan user yang telah melakukan registrasi agar user tersebut dapat
mengakses sistem. User yang sudah diaktifkan dapat mengakses
sistem informasi rumah sakit dan dapat ikut serta dalam aktifitas di dalam sistem. Kata kunci yang digunakan oleh user juga dapat
diubah untuk menjamin keamanan. User hanya dapat mencari dan
melihat informasi pasien serta melihat informasi antrian diagnosa
pasien. Staf PIS
Sama seperti pengguna lainnya, Staf PIS setelah
teraktifasi kemudian mendapatkan ID dan kata kunci yang
digunakan untuk masuk ke dalam sistem.. Setelah Staf PIS
melakukan login maka Staf PIS dapat melakukan berbagai macam
aktifitas diantaranya melihat informasi antrian diagnosa pasien berdasarkan spesialisasi penyakit, mengisikan dan mengedit data
pasien, mengisikan hasil diagnosa dokter, mengisikan order kunjungan dokter, serta mencari dan melihat serta mengedit informasi penempatan dan kondisi seorang pasien, mengisikan dan
mengubah ruang dan tempat tidur, mengubah isi ruang, Staf PIS juga dapat mengubah kata kunci milik mereka.
Dokter
Dokter juga mendapatkan id dan kata kunci sebagai
hak akses ke dalam sistem setelah melakukan registrasi dan
teraktifasi. Setelah dokter melakukan login maka dokter dapat melakukan aktivitas diantaranya melihat data pasien, melihat
informasi antrian diagnosa dan mengisikan diagnosa seorang pasien. Dokter juga dapat mengubah kata kunci milik mereka. Administrator
Administrator memiliki peranan yang paling besar di
dalam aktivitas sistem ini. Administrator memiliki hak akses yang paling lengkap dibandingkan user-user lainnya. Administrator
mempunyai kewajiban dalam mengatur administrasi user
diantaranya mengaktifasi pengguna yang sudah melakukan
registrasi kedalam sistem. Administrator juga berhak
menonaktifkan seorang user. Untuk keperluan manajemen informasi
Administrator dapat menambahkan menu baru atau mengedit menu
dan informasi yang sudah ada sebelumnya. Selain itu administrator juga dapat mengubah kata kunci miliknya.
Skenario di atas kemudian diubah ke dalam bentuk diagram use case yang bentuknya seperti gambar 3.4
3.1.3 Identifikasi Objek
Setelah didapatkan objek atau kelas, masing-masing objek atau kelas tersebut dispesifikasikan atributnya. Berikut ini merupakan daftar spesifikasi atribut dari masing –masing objek atau kelas.
Pengguna = ID + password + status + role+ tipe Administrator = ID + password
User = ID + password
Role = ID + username + menu1 + menu1 + menu101 + menu11 + menu111 + menu112 + menu113 + menu2 + menu201 + menu202 + menu21 + menu211 + menu212 + menu213 + menu22 + menu221 + menu222 + menu23 + menu231 + menu232 + menu233 + menu234 + menu235 + menu4 + menu41 + menu42 + menu43 + menu44 + menu45
Staf PIS = ID + password
Antrian diagnosa = ID + waktu + NIPas + nama + spesialis + dokter + status
Dokter = ID+ foto+ nip +tgl register +nama +kelamin +spesialis +jenis pegawai +status +gaji +tgl lahir +tempat lahir +alamat +telepon +handphone+ agama
Pasien = ID + tipe + NIPas + foto + tgl registrasi + nama + kelamin + gol darah + rhesus + tgl lahir + tmpt lahir + alamat + telepon + handphone + agama + status + pasangan + pekerjaan + record + attention + spesialis + dokter + ruang + bed + diagnosa + obat Spesialis = ID + nama
Order Kunjungan = ID + waktu + nama dokter + spesialis + NIPas + nama pasien + ruang + bed + status
Aktor = ID + nama + role + bidang Ruang = ID + nama + kelas + kapasitas
Isi ruang = ID + bed + ruang + status terisi + waktu masuk+ waktu keluar + NIPas + nama + alamat + spesialis + dokter + diagnosa + attention + kondisi
3.1.4 Pemodelan
Kelas-Tanggungjawab-Kolaborator
Dari atribut-atribut dan operasi-operasi yang ada dalam tiap-tiap objek atau kelas, dapat dibawa ke dalam bentuk model kelas-tanggung jawab-kolaborator (CRC). Objek merupakan instansiasi dari kelas, untuk mempermudah pada saat pemrograman, tiap kelas diberi nama yang lebih sederhana.
3.1.5 Model Hubungan Antar Objek
Pemodelan CRC memberikan kolaborasi antar-kelas atau objek dan tanggung jawab
masing-masing kelas dalam sistem. Dari pemodelan CRC dapat dimodelkan hubungan antar-objek seperti terlihat pada Gambar 3.1. Administrator Order Visite User Aktor Pasien Role Ruang Spesialis Isi Ruang Staff PIS Antrian diagnosa Dokter Menambah, mengedit, menghapus
Menambah, mengedit, menghapus
M e n am b a h, m e ng e d it, m e n g h ap u s M e n am b a h, m e ng e d it, m e n g h ap u s Menambah, mengedit, menghapus Melihat, menghapus
Menambah , mengedit, menghapus
Menambah, mengedit, menghapus
M en a m b ah , m en g e di t, m e n gh a p u s M en a m ba h ,m e n g e di t, m e n gh a p us
Menambah, mengedit, menghapus
Melihat data umum
M e lih a t m en a m ba h melihat Menambah, mengedit , menghapus M
e n am b a h, m e ng e d it, m e n g h ap u s m el ih a t m e lih a t m e lih a t melihat m e lih at M e lih a t m e lih a t melihat m e lih a t 1..* 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1..* 1..* 1..* 1..* 1..* 1..* 1..* 1..* 1..* 1..* 1..* 1..* 1 1..* 1 1..* 1..* 1
Gambar 3.1 Model hubungan antar-objek
3.1.6 Model Tingkah Laku Objek
Model tingkah laku objek (object behavior) dapat digambarkan dengan menggunakan diagram runtun (sequence diagram) dan statechart diagram. Dengan diagram runtun, interaksi antarobjek dapar diperlihatkan dengan baik. Pada gambar 3.6 terdapat 3 skenario, yaitu menciptakan objek informasi, mengedit objek informasi, dan menghapus objek informasi.
Administrator membuat informasi dan mendefinisikan nilai atribut-atributnya pada form informasi. Setelah itu, objek informasi dibuat dan diisikan pada form sehingga dapat dilihat oleh pengguna. Gambar 3.2 menunjukkan sequence diagram untuk Sistem Informasi Rumah Sakit Subsistem Penanganan Pasien.
Sistem Siap
Memilih informasi yang akan dibuat dan nilainya Operasi Selesai
:Menu :Operasi :Tampilan
Admin :Informasi
Membuat objek informasi Mengisi form informasi
Menampilkan objek informasi
Memilih informasi
yang akan diedit Mengedit objek informasi Memberi nilai
atribut baru
Mengisi form informasi
Menampilkan hasil edit objek informasi
Memilih informasi yang akan dihapus
Menghapus objek informasi Mengisi form informasi
Menampilkan hasil menghapus objek informasi
Gambar 3.2 Diagram runtun aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit Subsistem Penanganan Pasien.
Gambar 3.3 merupakan statechart diagram yang menggambarkan perilaku objek, yaitu objek informasi. Model tingkah laku objek menunjukkan bagaimana sistem akan merespon kejadian atau stimulus eksternal. Mengedit objek informasi Menghapus objek informasi Objek informasi
dibuat Menunggu operasi selanjutnya
Atribut baru Objek informasi terhapus Membuat objek informasi Mulai Selesai
Gambar 3.3 Statechart diagram aplikasi Sistem Informasi Rumah
SakitSubsistem Penanganan Pasien.
IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengguna Sistem Portal Akademik
Pengguna dari sistem informasi rumah sakit subsistem penanganan pasien terdiri dari 4 jenis, yaitu :
1. Administrator, merupakan pemegang hak akses paling tinggi dalam sistem.
2. Dokter
3. Staff PIS
4. User
4.2 Tampilan antarmuka sistem 1. Antarmuka halaman utama
Aplikasi SIRS mempunyai halaman utama yang berisikan menu register, dan daftar keterangan sistem, halaman utama juga memuat menu login yang digunakan untuk autentifikasi pengguna agar bisa mengakses sistem.
Gambar 4.1 Tampilan halaman utama
2. Antarmuka registrasi
Antamuka Registrasi memuat form registrasi yang dapat digunakan untuk tempat pendaftaran.
Gambar 4.2 Tampilan halaman registrasi
3. Daftar Rawat Jalan
Antarmuka ini digunakan bagi pendaftaran pasien rawat jalan
Gambar 4.3 Tampilan halaman daftar Rawat Jalan
4. Daftar Rawat Inap
Antarmuka ini digunakan bagi pendaftaran pasien rawat Inap
5. Antarmuka lihat info pasien
Antarmuka ini menampilkan informasi dari pasien.
Gambar 4.6 Tampilan antarmuka lihat info pasien
6. Diagnosa dokter
Antarmuka ini untuk menginputkan hasil diagnosa dokter.
Gambar 4.7 Tampilan halaman diagnosa dokter
7. antarmuka lihat info ruang rawat
Antarmuka ini menampilkan informasi dari ruang rawat.
Gambar 4.8 Tampilan halaman ruang rawat 4.3 Pengujian aplikasi
Pengujian aplikasi pada sisi server ini meliputi pembandingan (black box) Aplikasi dinyatakan
berhasil melewati pengujian apabila dalam percobaan-percobaan berikut aplikasi tidak menjadi error. Hasil pengujian aplikasi dengan metode pengkondisian ataupun dengan metode pembandingan dapat disimpulkan dalam tabel-tabel berikut ini.
Pada metode pengujian black box, aplikasi diberikan berbagai macam kondisi masukan, kemudian keluaran yang dihasilkan sistem dibandingkan dengan keluaran yang diharapkan. Hasil pengujian dengan metode black box untuk proses registrasi.
ditunjukkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Pengujian black box pada proses registrasi.
Input Output
Username Password Ulangi Password Output diharapkan Output Sistem (-) (-) (-) Masukan username Masukan password Masukan username Masukan password (-) (-) √ Masukan username Masukan password Masukan username Masukan password (-) √ (-) Masukan username Masukan password Masukan username Masukan password (-) √ √ Masukan
username Masukan username
√ (-) (-) Masukan password Masukan password √ (-) √ Masukan password Masukan password √ √ (-) Masukan
password Masukan password
√* √ √ Username telah dipakai Username telah dipakai √ √ √** Password berbeda Password berbeda √ √ √ Registrasi berhasil dilakukan Registrasi berhasil dilakukan Keterangan: √ : Data diisi
√* : Username yang diinputkan telah digunakan
√** : String Password Berbeda
(-) : Data kosong
Pada pengujian tersebut, aplikasi hanya akan melakukan proses query untuk registrasi data pengguna bila tiga kondisi terpenuhi. Kondisi pertama, adalah pengguna harus mengisikan semua field, kondisi kedua yaitu data pada field username yang diisikan pengguna tersebut harus benar-benar baru atau tidak boleh ada terlebih dulu pada basisdata, kondisi ketiga yaitu password yang diisikan pada dua field password harus identik. Apabila salah satu atau ketiga kondisi tersebut tidak dipenuhi, aplikasi akan menampilkan pesan peringatan dan tidak melakukan proses query.
Selanjutnya metode black box ini juga diujikan pada proses login. Hasil pengujian ini ditampilkan dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Pengujian black box pada proses login.
Input Output
ID pemakai Password Output
diharapkan
Output Sistem
username Masukan password username Masukan password
(-) √ Masukan username Masukan username
√ (-) Masukan password Masukan password
√(*) √ Username atau password salah Username atau password salah
√ √(**) Username atau password salah Username atau password salah
√ √ Login berhasil Login berhasil
Keterangan:
√ : Data diisi
√* : Username yang diinputkan tidak ada di dalam basis
data
√** : Password yang diinputkan salah
(-) : Data kosong
Hasil pengujian mengunakan dua metode diatas, aplikasi tidak menjadi error atau menampilkan keluaran yang salah. Semua kondisi penggunaan telah diujikan dan berhasil, dengan demikian aplikasi telah berhasil melewati pengujian.
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari Tugas Akhir pembuatan aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit Subsistem Penanganan Pasien ini dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain :
1.
Berdasarkan hasil pengujian dengan dengan metode kotak hitam (black box), aplikasi berbasis web yang dibangun yaitu SIRS Subsistem Penanganan Pasien telah sesuai dengan yang diharapkan dan dapat berfungsi dengan baik.2.
Aplikasi SIRS Subsistem Penanganan Pasien ini berfungsi sebagai pendukung dalam kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit, serta dengan menggunakan database untuk menghubungkan aplikasi SIRS pada subsistem lain.3.
Dengan konsep framework Prado yang berbasiskan komponen dan event driven, Prado memberikan keuntungan yang banyak dalam pengembangan aplikasi berbasis web.4.
Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa aplikasi SIRS Subsistem Penanganan Pasien ini telah sesuai dengan fungsi-fungsi yang dimiliki oleh subsistem penanganan pasien di suatu rumah sakit pada umumnya.5.2 Saran
1. Aplikasi SIRS Subsistem Penanganan Pasien masih jauh dari sempurna, maka perlu dikembangkan lebih lanjut dengan penambahan modul atau fasilitas lain misalnya fasilitas akuntansi (billing) rumah sakit, fasilitas pelayanan intensif, fasilitas pemeliharaan sistem seperti backup dan restore basisdata aplikasi, pembuatan laporan, dan lain sebagainya sesuai dengan kebutuhan umum suatu rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sabarguna, MARS, Dr. dr. H. Boy S., Sistem Informasi Rumah Sakit, Penerbit Konsorsium Rumah Sakit Jateng - DIY, 2005
[2] Siswoutomo, Wiwit, PHP Enterprise Kiat Jitu Membangun Web Skala Besar, Penerbit PT. Elex Media Komputindo Jakarta, 2005
[3] Kadir, A., Konsep dan Tuntunan Praktis Basis Data, Penerbit Andi. Yogyakarta, 1999
[4] Fowler, Martin, UML Distilled Edisi 3 Panduan Singkat Tentang Bahasa Pemodelan Objek Standar, Penerbit Andi Yogyakarta, 2005 [5] Suhendar, A,S.Si., Hariman Gunadi
S.Si.,MT.,Visual Modeling Menggunakan UML dan Rational Rose, Penerbit Informatika Bandung,2002
[6] Prasetyo, D. D., Kolaborasi PHP dan MySQL untuk Membuat Web Database yang Interaktif, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2003. [7] Siswoutomo, Wiwit, Membangun Web Service
Open Source Menggunakan PHP, Penerbit PT. Elex Media Komputindo Jakarta, 2005
[8] Azis, M.Kom, Ir. M. Farid, Object Oriented Programming Dengan PHP5, Penerbit PT. Elex Media Komputindo Jakarta, 2005
[9] Siswoutomo, Wiwit, PHP Undercover Mengungkap Rahasia Pemrograman PHP, Penerbit PT. Elex Media Komputindo Jakarta, 2005
[10] Siswoutomo, Wiwit, Membuat Aplikasi Database Berbasis Web, Penerbit PT. Elex Media Komputindo Jakarta, 2005
[11] Azis, M.Kom, Ir. M. Farid, Pemrograman PHP4 Bagi Web Programmer, Penerbit PT. Elex Media Komputindo Jakarta, 2001
Toni Haryanto
(L2F002613) lahir di Purwokerto, 11 September 1984. Menempuh pendidikan dasar di SD AL-IRSYAD I Purwokerto lulus tahun 1996, kemudian melanjutkan ke SLTPN 2 Purwokerto lulus tahun 1999, dilanjutkan lagi di SMUN 1 Purwoketo lulus 2002, dan sampai saat ini
masih menyelesaikan studi S1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Konsentrasi Informatika dan Komputer. Menyetujui dan Mengesahkan,
Pembimbing I, Agung B.P., S.T., MIT. NIP. 132 137 932 Tanggal ……… Pembimbing II, Eko Handoyo, S.T., M.T. NIP. 132 309 142 Tanggal ………...