Perubah
Perubah
Perubah
Perubaha
a
a
an iklim dan dampaknya terhadap
n iklim dan dampaknya terhadap
n iklim dan dampaknya terhadap
n iklim dan dampaknya terhadap
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Haneda Sri Mulyanto
Bidang Mitigasi Perubahan Iklim
Kementerian Negara Lingkungan Hidup
Gas Rumah Kaca Emisi Perubahan Iklim Perubahan Iklim Perubahan Iklim Perubahan Iklim Kejadian alam ekstrem Kenaikan muka air laut Perubahan temperatur Perubahan Curah hujan Faktor pendorong proses iklim Konsentrasi Aerosol Sistem Bumi Sistem Bumi Sistem Bumi
Sistem Bumi Ekosistem
Tempat tinggal dan masyarakat Ketahanan Pangan Sumber air Kesehatan
Pemerintah Pengetahuan Kesehatan Kesetaraan Populasi Dampak & Dampak & Dampak & Dampak & kerentanan kerentanan kerentanan kerentanan Sistem Manusia Sistem Manusia Sistem Manusia Sistem Manusia Teknologi Perdagangan Pola Konsumsi dan Produksi Kecenderungan Sosial Budaya Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Sosial Ekonomi Sosial Ekonomi Sosial Ekonomi Sosial Ekonomi Mitigasi Adaptasi
Keterkaitan
Keterkaitan
antara Pembangunan
antara Pembangunan
dan
dan
Perubahan
Perubahan
Iklim
3
Dampak pemanasan global perubahan iklim:
pola musim hujan, malaria, Pertanian, banjir,
Kekeringan, es kutub cair (kenaikan muka air laut)
GRK di atm GRK di atm Menyebabkan Menyebabkan efek efek rumahkaca krn rumahkaca krn konsentrasi konsentrasi meningkat jadi meningkat jadi terganggu terganggu timbul masalah timbul masalah ,,, ,,, Perubahan Perubahan Iklim Global Iklim Global Menyebabkan Menyebabkan gangguan gangguan secara langsung secara langsung pada kesehatan pada kesehatan manusia, manusia, flora&fauna, flora&fauna, bangunan, air bangunan, air dan tanah dan tanah Pemanasan Pemanasan Global Global
Dampak gas polutan
Hujan asam:flora&fauna, Air dan tanah
Kesehatan manusia: infeksi Saluran napas:batuk, paru, Kanker, iritasi mata
Perbedaan antara Emisi GRK dan emisi gas pencemar
Perbedaan antara Emisi GRK dan emisi gas pencemar
Perbedaan antara Emisi GRK dan emisi gas pencemar
Perbedaan antara Emisi GRK dan emisi gas pencemar
Udara
Udara
Udara
Udara
& hidung Gas polutan: Gas polutan: No NoxxCO, CO, SSoox, HC, PMx, HC, PM Gas rumahkaca: Gas rumahkaca: CO CO22, CH, CH44, N, N22O,O, HFC, HFC, SFSF66, PCF, PCFDampak Pemanasan global
1°C 2°C 3°C 4°C 5°C
Meningkatnya muka air laut
mengancam kota besar
Menurunnya hasil panen di banyak daerah, khususnya di negara berkembang
Pangan Pangan Air Air Ekosistem Ekosistem Resiko dari Resiko dari
perubahan besar yang perubahan besar yang bersifat mendadak bersifat mendadak
Perubahan temperatur global (relatif terhadap kondisi sebelum industri) 0°C
Jatuhnya hasil panen di banyak negara maju
Meningkatnya kepunahan jumlah spesies
Meningkatnya resiko dampak balik yang berbahaya dan mendadak, perubahan skala besar pada sistem iklim
Penurunan ketersediaan air di banyak daerah, termasuk Mediterania & Afrika bagian Selatan Pegunungan es kecil
mulai menghilang -persediaan air menipis di beberapa daerah Kerusakan terumbu karang Kondisi Cuaca Kondisi Cuaca yang Ekstrim
yang Ekstrim Meningkatnya intensitas badai, kebakaran hutan,
kekeringan, banjir, dan gelombang panas
Kemungkinan peningkatan panen di beberapa daerah yang tinggi
Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
Mitigasi:
serangkaian kegiatan yang dilakukan
dalam upaya menurunkan tingkat emisi GRK
sebagai bentuk upaya penanggulangan dampak
perubahan iklim
Adaptasi:
upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan dalam menyesuaikan
diri terhadap perubahan iklim, termasuk keragaman
iklim dan kejadian iklim ekstrim sehingga potensi
kerusakan akibat perubahan iklim berkurang,
peluang yang ditimbulkan oleh perubahan iklim
dapat dimanfaatkan dan konsekuensi yang timbul
akibat perubahan iklim dapat di atasi.
0 1 2 3 4 5 2000 2025 2050 2075 2100 0 1 2 3 4 5 2000 2025 2050 2075 2100 SRESB1 2025: 0.5oC 2050: 1.5oC SRESA2 2025: 0.5oC 2050: 1.1oC K en ai k an s u h u ( o C ) 300 1000 700 400 500 600 800 900 2000 2025 2050 2075 2100 SRESB1 2025: 425 ppm 2050: 480 ppm SRESA2 2025: 440 ppm 2050: 520 ppm 300 1000 700 400 500 600 800 900 2000 2025 2050 2075 2100 SRESB1 2025: 425 ppm 2050: 480 ppm SRESA2 2025: 440 ppm 2050: 520 ppm K o n se n tr as i C O 2 (p p m ) 2000 2025 2050 2075 2100 80 70 60 50 40 30 20 10 0 K en ai k an M A L ( cm ) Kenaikan konsentrasi CO2, suhu udara global, dan muka
air laut pada skenario SRESA2 (merah jambu) dan
Berubahnya suhu global juga menyebabkan gangguan pada sistim
badai tropis. Kekuatan dari badai tropis (hijau) meningkat sejalan
dengan meningkatnya suhu (biru)
Source: Kerry Emanuel, MIT, http://wind.mit.edu/~emanuel/anthro2.htm. SST anomaly (deg C) with arbitrary vertical offset. PDI scaled by constant.
Skala Penilaian Pemanasan global dan Kejadian Iklim
Ekstrim IPCC
Laporan Assesment Report ke-4 dari Intergovernmental Panel on Climate Change ((AR4-IPCC) menunjukkan bahwa intensitas dan frekuensi kejadian iklim esktrim akan semakin meningkat pada abad ke 21 akibat dari pemanasan global dengan tingkat kepercayaan tinggi
Hujan ekstrim tinggi dengan frekuensi dan cakupan
wilayahnya meningkat
Sangat mungkin Wilayah yang terkena dampak
kekeringan meningkat
Mungkin Intensitas badai tropis (siklon
tropis) meningkat
Mungkin Frekuensi cekaman panas
atau gelombang panas meningkat
Sangat mungkin Meningkatnya kejadian
pasang ekstrim tinggi (di luar tsunami)
Mungkin
Modeling Iklim..(1)
Hasil analisis perubahan iklim skenario SRESA2
menginformasikan kecenderungannya sbb:
Curah hujan tahunan: Dari 14 model, sebagian besar menyatakan
bahwa hujan di pulau Kalimantan bagian Utara pada tahun 2025 akan menurun dibanding sekarang, sedangkan wilayah lainnya cendrung menurun. Akan tetapi pada tahun 2050 dan 2080 hampir semua wilayah akan mengalami peningkatan
Curah hujan MH: Pada tahun 2025, sebagian besar model
menyatakan curah hujan MH akan cendrung meningkat untuk wilayah bagian selatan equator (Jawa, Bali, NTB, NTT dan Irian Jaya) sebaliknya di wilayah Indonesia bagian Utara equator. Akan tetapi pada tahun 2050 dan 2080, hampir semua di semua wilayah akan meningkat kecuali di sebagian kecil Sumatera dan
Kalimantan bagian utara.
Curah hujan MK: pada tahun 2025 curah hujan MK di sebagian
besar wilayah Jawa cendrung meningkat, tetapi tahun 2050 menurun lagi dan tahun 2080 kembali meningkat
Modeling Iklim..(2)
Hasil Analisis Data Historis menginformasikan sbb:
Hujan musiman Indonesia sudah mengalami perubahan
Tinggi hujan MH cendrung meningkat di sebagai besar wilayah
Jawa, dan Indonesian Timur (Bali dan NTB, NTT) sebaliknya di di sebagian besar Kalimantan
Tinggi hujan MK cendrung menurun hampir di sebagian besar
wilayah Indonesia
Awal musim dan panjang musim hujan juga sudah mengalami
perubahan di beberapa daerah
Kejadian hujan ekstrim juga cendrung meningkat pada beberapa
wilayah Indonesia
Suhu udara cendrung meningkat hampir di sebagian besar stasiun
pengamatan di Indonesia, namun laju peningkatan beragam
Intensitas badai siklom tropis juga menguat dan peningkatan
intensitas sejalan dengan meningkatnya suhu
Tinggi muka air laut juga cendrung meningkat di banyak titik
Kejadian Iklim Ekstrim dan Dampaknya di
Indonesia
Kecenderungan:
Jumlah kejadian iklim ekstrim cendrung meningkat
Sebagian besar wilayah Indonesia sudah mengalami
multiple hazards, khususnya Jawa, Sumatra dan
Kalimantan
Banyak wilayah Indonesia termasuk rentan terhadap
kejadian kekeringan, banjir, kebakaran hutan
(khususnya Sumatra dan Kalimantan) dan serangan
penyakit manusia
Indek Perubahan Iklim: Perubahan Iklim Indonesia
tergolong besar
Indeks Perubahan Iklim (CCI) merupakan indeks yang mengukur kekuatan perubahan iklim di masa datang dibanding dengan keragaman saat ini
(Sumber: Baettig et al., 2007)
Pada abad 21 mendatang keragaman iklim (hujan dan
Kecenderungan musim hujan
95 100 105 110 115 120 125 130 135 140 -10 -5 0 5 -30 -26 -22 -18 -14 -10 -6 -2 2 6 10 14 95 98 101 104 107 110 113 116 119 122 125 128 131 134 137 140 -10 -7 -4 -1 2 5 DJFHujan cenderung turun signifikan pada bulan Des-Jan dari hasil observasi pada sebagian kecil pulau Jawa, Papua, dan Sumatra
dan sebagian besar dari pulau Kalimantan
Hujan cenderung naik signifikan pada bulan Des-Jan dari hasil observasi hampir di seluruh bagian pulau Jawa dan wilayah
timur Indonesia seperti Bali, NTB dan NTT. Mendorong resiko terjadinya banjir
95 98 101 104 107 110 113 116 119 122 125 128 131 134 137 140 -10 -7 -4 -1 2 5 JJA -30 -26 -22 -18 -14 -10 -6 -2 2 6 10 14
Hujan cenderung agak bergeser turun pada bulan Juni-Agust dari hasil observasi hampir di seluruh wilayah Indonesian dengan pengecualian di Pandeglang (Jawa Barat), Makasar (Sulawesi Selatan), Monokwari, Sorong
(Irian Jaya) dan Maluku
Kecenderungan musim hujan
Trend Awal Musim Hujan: 92 Stasiun
Mundur Tetap MajuTetap
59%
Maju
25%
Mundur
16%
Tren Panjang Musim Hujan: 92 Stasiun
Memendek Tetap MemanjangTetap
43%
Memendek
34%
Memanjang
23%
Gelombang Pasang yang mencapai ketinggian sampai 5 m juga semakin sering terjadi (Kasus 17-19 Mei 2007)
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
CLUSTER2 CLUSTER4 CLUSTER4 CLUSTER3 CLUSTER5
Peningkatan jumlah kejadian bencana iklim di
Indonesia
Di Indonesia, dalam periode 1907-2006 bencana iklim yang masuk kategori bencana global pertama kali terjadi ialah tahun 1953. Setelah tahun 1980an jumlah kejadian bencana terkait iklim semakin
meningkat 0 2 4 6 8 10 12 14 1 9 5 0 1 9 5 5 1 9 6 0 1 9 6 5 1 9 7 0 1 9 7 5 1 9 8 0 1 9 8 5 1 9 9 0 1 9 9 5 2 0 0 0 2 0 0 5 N u m b e r o f C li m a te -R e la te d . H a z a rd s
Kesimpulan
Kejadian Iklim Ekstrim dan Dampaknya di Indonesia
Jumlah kejadian iklim ekstrim cendrung meningkat
Sebagian besar wilayah Indonesia sudah mengalami multiple
hazards, khususnya Jawa, Sumatra dan Kalimantan
Banyak wilayah Indonesia termasuk rentan terhadap
kejadian kekeringan, banjir, kebakaran hutan (khususnya
Sumatra dan Kalimantan)
Kerugian mangancam pada berbagai sektor pertanian,
Kesehatan, kelautan dan perikanan, sektor air serta
sektor-sektor lain yang peka terhadap perubahan suhu.
Perlunya dilakukan kajian kerentanan dan Adaptasi di setiap
daerah pada sektor-sektor tersebut di atas
UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup memandatkan untuk dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah mengenai :