• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata kuliah Anatomi dan Fisiologi merupakan ilmu utama yang penting dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata kuliah Anatomi dan Fisiologi merupakan ilmu utama yang penting dan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mata kuliah Anatomi dan Fisiologi merupakan ilmu utama yang penting dan mendasar bagi calon perawat dalam pemahaman patofisiologi, penilaian klinis, dan prosedur keperawatan. Pemahaman akan ilmu ini relevan dengan kemampuan klinis perawat dalam melakukan pemeriksaan fisik, yaitu: inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi (Johnston 2010). Walaupun materi pembelajaran Anatomi Fisiologi merupakan dasar pengembangan keterampilan keperawatan klinis serta berpikir kritis, materi ini masih dipandang sebagai materi yang rumit dan berisikan ilmu yang berat serta sulit dipahami bagi mahasiswa tahun pertama (Johnston et al, 2015)

Hasil penelitian tentang pengalaman belajar mahasiswa keperawatan dalam belajar anatomi menyebutkan bahwa mahasiswa melaporkan adanya kesulitan dalam menerima dan menerapkan ilmu anatomi dan fisologi (Johnston sit Thorton, 2010). Sedangkan penelitian tentang retensi pengetahuan anatomi yang dilakukan kepada mahasiswa di Universitas Glasgow menyebutkan bahwa penurunan hasil tes pertama dan tes ulang sebanyak 20% telah terjadi pada mahasiswa dalam penerimaan ilmu ini (Hall & Durward 2009). Kegagalan dalam pemahaman ilmu Anatomi Fisiologi bagi mahasiswa keperawatan dapat berdampak buruk bagi penerapan ilmu keperawatan dan ketidaksiapan mahasiswa keperawatan dalam fase klinik.

Berdasarkan kurikulum pembelajaran pada semester pertama baik program studi DIII maupun DIV keperawatan Singkawang, Anatomi Fisiologi adalah mata

(2)

kuliah tunggal yang meliputi 12 sistem tubuh manusia, yang diberikan sebanyak 14-16 kali pertemuan selama satu semester dan tidak dalam blok integrasi. Mata kuliah ini diberikan kepada mahasiswa tahun pertama sebagai mata kuliah utama dan prasyarat. Mahasiswa yang gagal menyelesaikan mata kuliah ini akan mengalami kesulitan dalam menjalani mata kuliah selanjutnya.

Mata kuliah anatomi ini hampir seluruhnya diberikan melalui kuliah kelas besar. Pengajar menyampaikan materi ini lewat metode tradisional dengan perkuliahan satu arah, tanpa kegiatan diskusi atau aktifitas yang mengarah kepada keterlibatan mahasiswa secara aktif. Sarana dan prasarana atau alat bantu pembelajaran yang tersedia adalah power point slide, phantom organ dan gambar organ.

Berdasarkan hasil wawancara pada lima orang mahasiswa semester tiga yang telah melewati mata kuliah Anatomi Fisiologi, sebagian besar mahasiswa menyebutkan mata kuliah ini sulit dan kompleks. Laporan ini sejalan dengan hasil wawancara kepada para dosen pengajar di institusi tersebut. Mereka melaporkan ketidakpuasan terhadap mahasiswa karena tidak dapat menunjukkan pemahaman fungsi dan letak anatomi pada pembelajaran berikutnya. Para dosen juga mengatakan banyak mahasiswa yang gagal, namun belum pernah dilakukan

metode pembelajaran lain pada mata kuliah anatomi ini. Peneliti juga mengamati

adanya keterbatasan sarana laboratorium, sumber belajar dan metode belajar yang bisa menjadi faktor yang kurang menunjang dalam pembelajaran anatomi di kampus ini.

Anatomi dan fisiologi seharusnya diberikan komprehensif dan terintegrasi, karena pemahaman akan susunan dan fungsi organ tubuh manusia tidak bisa

(3)

diberikan secara terpisah. Mahasiswa diharapkan dapat membangun sendiri pengetahuan melalui aktifitas belajar kontekstual dan pengalaman belajar mandiri atau self study (Chan and Pawlina, 2015). Tugas pengajar dan pendidik adalah menciptakan keselarasan yang baik antara tujuan belajar, metode, design instruksional serta pencapaian belajar (Brenner, et.al 2015). Pengajar juga harus mampu menyediakan metode belajar yang mendukung partisipasi aktif mahasiswa serta mengurangi keraguan terkait ilmu anatomi dan fisiologi untuk mencapai transfer of knowledge (Johnston. et.al, 2015).

Salah satu pendekatan belajar yang mampu meningkatkan partisipasi aktif mahasiwa dikelas adalah metode belajar partisipasi atau Participatory Learning Approach (PLA). Karakteristik utama dari metode ini adalah menekankan partisipasi aktif mahasiswa dan learner center. Metode ini mampu meningkatkan suasana interaktif saat proses belajar serta dapat diterapkan pada berbagai disiplin ilmu dan level kematangan siswa yang beragam, termasuk perguruan tinggi (Kucharcikova, 2016)

Dari berbagai studi, penggunaan tehnik partisipasi menunjukkan metode ini mampu meningkatkan kepuasan, rasa ketertarikan yang tinggi terhadap topik belajar, efisien serta hasil belajar yang lebih baik. Namun hasil ini sangat tergantung pada kemampuan pedagogi pengajar dalam menerapkan instruksi serta motivasi pelajar didalam proses pembelajaran (Kucharcikova, 2016). Studi lain yang menggali efek tehnik partisipasi dalam belajar terhadap hasil belajar dan sikap mahasiswa, didapatkan bahwa tingkat keterlibatan yang tinggi akan mempengaruhi keberhasilan pencapaian belajar. Melalui desain penelitian pre dan post test kontrol grup dalam mata kuliah riset pendidikan, studi ini membuktikan

(4)

perbedaan nilai yang signifikan didapatkan pada kelompok dengan metode PLA (Duze, 2010). Sedangkan pada bidang pendidikan kesehatan pemilihan metode partisipasi merupakan bagian yang integral untuk efektifitas program-program pendidikan kesehatan (Cahill, 2013)

Berdasarkan studi diatas, pemilihan metode PLA berpeluang dalam meningkatkan keterlibatan dan partisipasi mahasiswa dalam pembelajaran dikelas. Keunggulan lain dari metode PLA adalah terdapat banyak instruksi atau model belajar yang dapat diterapkan sesuai kebutuhan dan kemampuan pengajar dan mahasiswa. Pengajar diharapkan dapat memilih secara tepat model belajar PLA yang tepat dan disesuaikan dengan konten ilmu yang akan diajarkan (Fernando And Marikar, 2017).

Pada konten ilmu anatomi dan fisiologi keperawatan, tehnik partisipasi mahasiswa banyak diterapkan dalam kegiatan laboratorium. Namun kegiatan ini membutuhkan sarana dan prasarana, alat dan bahan serta biaya yang cukup banyak. Hal ini merupakan kendala bagi institusi dengan sarana dan prasarana laboratorium rendah seperti jurusan keperawatan Singkawang. Pendekatan lain yang direkomendasikan adalah tehnik belajar multimodal dikelas yang melibatkan visual, aural, membaca dan menulis serta mandiri dalam konten ilmu. Sumber belajar seperti cadaver, video, animasi, model/poster hingga diseksi virtual merupakan contoh instruksi yang dapat diterapkan dosen dalam melaksanakan pendekatan pada mata kuliah Anatomi Fisiologi (Chan and Pawlina 2015). Slah satunya media yang dapat diterapkan adalah penggunaan poster anatomi fisiologi dalam belajar dikelas.

(5)

Berdasarkan literatur poster dapat dijadikan sebagai salah satu perangkat pembelajaran dalam ilmu biologi dan sains karena dapat membantu mahasiswa menciptakan komunikasi secara cepat dan efektif. Metode poster instruksi yang jelas mampu menciptakan ilustrasi dan display media belajar pada topik yang memerlukan analisis dan sintesis seperti anatomi dan fisologi sehingga membantu mahasiswa membangun ilmu. Poster juga memastikan bahwa mahasiswa terlibat secara aktif dan berpartisipasi tinggi dalam penyampaian konsep atau materi sehingga menjadi salah satu format yang bagus untuk pembelajaran (Koshy S, 2011 and Ohaja et al, 2013). Namun berdasarkan satu literature review, metode poster ini direkomendasikan untuk dikombinasi dengan metode belajar yang lain, seperti metode presentasi dan diskusi terutama untuk menjamin terjadinya transfer pengetahuan. Kombinasi ini dimaksudkan menyediakan kesempatan bagi pengguna dapat menggali ide dari orang yang membuat poster dan memungkinkan transfer ilmu (Ilic and Rowe, 2013).

Berdasarkan paparan diatas penulis melakukan sebuah studi belajar anatomi fisiologi sistem pencernaan pada mahasiswa keperawatan dengan mengimplementasikan Participatory Learning Approach dengan tugas membuat dan mempresentasikan poster. Melalui studi ini, penulis menggali proses membangun ilmu pada mahasiswa tingkat pertama dalam belajar anatomi melalui tahapan model dasar PLA dari panduan Malawi Institue of Education yaitu: lecturing and debates, demonstration dan buzz grup (Education, 2004). Namun untuk lebih memperluas penerapan metode ini, penulis memodifikasi satu tahapan extending PLA yaitu sub problem (Shen 2004) .

(6)

Pelaksanaan pembelajaran lecturing adalah mahasiswa belajar anatomi sistem pencernaan dengan pemberian kuliah besar ditambah dengan sesi debate. Tahap demonstration adalah aktifitas belajar praktik pemeriksaan fisik. Kombinasi media poster dicapai melalui kegiatan buzz group yaitu diskusi kelompok kecil dengan menemukan gambar/ model organ anatomi, berdiskusi menganalisis kesesuaian konten, menghubungkan konten tersebut kedalam sebuah poster sub sistem pencernaan. Sedangkan tahap extending PLA dicapai dengan aktifitas belajar model sub problem, yaitu mahasiswa secara individu saling mengajarkan kepada mahasiswa lain pengetahuan tentang sub sistem anatomi pencernaan sehingga terbentuk pengetahuan menjadi satu sistem pencernaan yang utuh dalam bentuk presentasi poster. Aktifitas ini bertujuan untuk meningkatkan tanggungjawab individu mahasiswa serta mengurangi kejadian free rider yang sering ditemukan pada tugas kelompok.

Pengukuran hasil pada penelitian ini meliputi tiga aspek utama yaitu respon partisipasi mahasiswa terhadap metode, persepsi pengalaman belajar, dan efek terhadap nilai skor ujian mahasiswa. Persepsi pengalaman belajar akan didapatkan melalui pertanyaan terbuka untuk mendapatkan unsur kualitatif. Respon partisipasi mahasiswa yang digali adalah respon keterlibatan mahasiswa terhadap metode. Sedangkan hasil proses belajar tersebut digali dengan membandingkan perubahan antara nilai pretest dengan nilai post test mahasiswa kelompok perlakuan. Studi ini juga menampilkan perbandingan metode tersebut dengan metode konvensional yang selama ini dijalankan melalui pembentukan kelompok kontrol yang menjalankan proses pembelajaran melalui metode konvensional.

(7)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “apakah implementasi Participatory Learning Approach melalui media presentasi poster efektif sebagai metode belajar anatomi dan fisiologi sistem pencernaan bagi mahasiswa tahun pertama di Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pontianak” ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ditetapkan untuk menjawab rumuusan masalah diatas adalah:

1. Mengetahui respon partisipasi mahasiswa tahun pertama pada penerapan metode metode Participatory Learning Approach dengan media presentasi poster di pembelajaran Anatomi Fisiologi melalui di Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pontianak Kalimantan Barat

2. Mengetahui pengalaman belajar melalui penerapan metode Participatory Learning Approach melalui media presentasi poster pada mahasiswa tahun pertama dalam pembelajaran anatomi fisiologi di Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pontianak Kalimanntan Barat

3. Mengetahui peningkatan skor pengetahuan mahasiswa tahun pertama pada pretest dan posttest dalam ilmu anatomi fisologi melalui metode Participatory Learning Approach dengan media presentasi poster di Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pontianak.

D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah :

(8)

1. Manfaat teoritis: memperkaya pengetahuan bagi dosen dalam metode pembelajaran dibidang ilmu Anatomi Fisiologi keperawatan.

2. Manfaat praktis:

a. Memberikan gambaran pelaksanaan pembelajaran melalui tehnik belajar Participatory Learning Approach melalui media poster presentasi bagi institusi pendidikan Jurusan Keperawatan

b. Memberikan masukan dalam pengembangan metode pembelajaran dan dasar pengambilan kebijakan di bagi institusi pendidikan Jurusan Keperawatan.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian ini mereplikasi sebuah studi tentang surface anatomy oleh Bergman, et al. dari jurnal Anatomical Sciences Education tahun 2013. Penelitian tersebut menerapkan pendekatan belajar konstruktif, kolaboratif, konstekstual dan self directed learning pada surface anatomy mahasiswa kedokteran melalui pengalaman belajar body painting. Tujuan penellitian tersebut mengekplorasi persepsi peserta didik terhadap metode baru dalam belajar anatomi dan hasil evaluasi kepada mahasiswa terhadap pendekatan belajar ini didapatkan tingkat kepuasan yang tinggi. Rekomendasi dari penelitian ini adalah bagaimana menemukan pendekatan belajar yang fokus memberikan kesempatan mahasiswa menerapkan ilmu anatomi dan fisiologi (Bergman, 2013). Penelitian yang dilakukan saat ini menjawab sebuah rekomendasi pendekatan belajar pada salah satu system anatomi fisiologi yaitu system pencernaan dengan pendekatan partisipasi mahasiswa terutama belajar anatomi dengan sarana laboratorium yang minim.

Penelitian selanjutnya yang serupa dengan rencana penelitian ini adalah penelitian tentang sebuah workshop interaktif dengan pendekatan multimodal untuk

(9)

meningkatkan performan akademik dalam ilmu anatomi. Selain body painting, penelitian ini juga mencoba menerapkan kegiatan artisitik yang kreatif yaitu penggunaan whiteboard untuk menggambar, melengkapi dan memilih organ yang sesuai untuk melengkapi gambar dan dilanjutkan dengan brainstorming kelompok (Nicholson et al. 2016)

Penulis menampilkan keterbaruan studi yang dilakukan saat ini adalah penggunaan media poster sebagai sarana dalam tehnik sub problem pada partisipatory teaching untuk fasilitasi pembelajaran mata kuliah Anatomi Fisiologi pada mahasiswa keperawatan. Penggunaan metode poster selama ini banyak digunakan dalam komunikasi satu arah dibidang keilmuan namun belum pernah dilakukan pada mata kuliah anatomi di keperawatan. Pertimbangan etik dan budaya yang ada ditempat penelitian tidak menunjang untuk dilakukan body painting. Selain itu, pemilihan poster sebagai media belajar juga dilakukan atas dasar ketersediaan sumberdaya, sarana dan prasarana serta kemungkinan penelitian ini untuk dilakukan. Pada penelitian ini, penulis mereplikasi metode pelaksanaan eksperimen dengan pendekatan belajar kontekstual dan self directed learning serta menilai engagement atau keterikatan mahasiswa sama seperti penelitian diatas. Namun penulis menekankan penilaian pre dan post test untuk mengukur hasil belajar. Studi ini juga menanggapi sebuah literatur review yang merekomendasikan keefektifan poster dalam meningkatkan transfer pengetahuan sebaiknya dikombinasikan serta dibandingkan dengan metode belajar lain (Ilic and Rowe, 2013)

Referensi

Dokumen terkait

Faktor pendukung dalam pemanfaatan permainan tradisional untuk kegiatan kelompok B2 di TK Bumi Warta Yogyakarta, yaitu: halaman sekolah yang luas, antusiasme dari

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

Beban-beban dalam laporan ini adalah beban-beban yang dikeluarkan oleh bank syariah sebagai institusi keuangan syariah sendiri, tidak ada kaitannya dengan pengelolaan

Arsitek wajib menghindari pertentangan atau perbeda- an kepentingan dengan me- nolak suatu penugasan dan memberi penjelasan secara terbuka kepada pengguna jasa, semua pertentangan

АКТИВНОСТИ ЗА УНАПРЕЂЕЊЕ И РАЗВОЈ ТРЖИШТА ЕЛЕКТРОНСКИХ КОМУНИКАЦИЈА 4.1 Праћење и анализа тржишта електронских комуникација: • спровођење другог круга

Deteksi dini tumbuh kembang anak atau pelayanan SD$DT# adalah kegiatan<pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan

Suku Dayak di Kalimantan terdiri dari tujuh suku, dari ketujuh suku dayak tersebut, di Kalteng terdapat paling sedikit 3 suku dengan tujuh anak sukunya yaitu suku Dayak