BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek dan Waktu Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk ditetapkan, hal ini untuk memperkuat hasil penelitian yang ingin dicapai. Penelitian ini dilakukan pada Biro Umum Setda Prov. Gorontalo sebagai salah satu unit Birokrasi Pemerintah provinsi secara fungsional bertanggungjawab terhadap terwujudnya pembangunan masyarakat. Biro Umum Setda Prov. Gorontalo beralamat di Jalan Sapta Marga, Kelurahan Botu, Kota Gorontalo.
3.1.2 Waktu Penelitian
Pelaksanaan penyusunan penelitian ini memakan waktu selam 2 bulan (Februari s.d Maret 2014). Lamanya waktu penelitian dikarenakan pelaksanaan penelitian harus dilakukan tahap demi tahap yang mencakup: persiapan penelitian, observasi, penyusunan Proposal penelitian, seminar penelitian, pengolahan data, penyusunan hasil penelitian, dan penyusunan skripsi. Adapun tahap-tahap penelitian dijelaskan pada table berikut.
Kegiatan
Tahun 2014
Februari (minggu) Maret (minggu)
1 2 3 4 1 2 3 4 Persiapan penelitian Observasi Penyusunan Proposal Seminar penelitian Penyebaran Angket Pengolahan Data
Hasil Penelitian (Skripsi)
3.2 Metode, Desain, dan Operasional Variabel Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian
Sehubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka untuk mendapatkan hasil yang objektif, peneliti menggunakan suatu metode yang dianggap relevan yaitu metode Deskriptif Kuantitatif Analisis. Dengan metode ini peneliti berusaha mendapatkan gambaran yang jelas mengenai masalaah yang diteliti. Disamping itu pula dilakukan analisis terhadap penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengaruh yang dimiliki variabel pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pegawai pada Biro Umum Setda Provinsi Gorontalo.
3.2.2 Desain Penelitian
Berdasarkan metode penelitian diatas, maka disusun desain penelitian yang menggambarkan sifat dari variabel-variabel yang diteliti, yang dalam hal ini disimbolkan dengan X bagi variabel bebas, dan Y untuk variabel terikat.
Gambar 3.1 Desain Penelitian
3.2.3 Operasional variabel penelitian 1. Pendidikan (X)
Syah (2008:25), mendefisikan pendidikan sebagai seluruh tahapan pengembangan kemampuan dan perilaku manusia dan proses penggunaan pengalaman kehidupan. Lebih lanjut, Hasibuan (2005:25) mengklasifikasikan 3 macam pendidikan Yakni:
a. Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar. Pada umumnya tidak teratur dan sisitematik,sejak seorang lahir sampai mati, seperti didalm keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar, atau didalamnya pergaulannya sehari-hari.
b. Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah pendidikan di institusi pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi, memiliki keteraturan, sisitematis, memiliki jenjang / hierarki kronologis yang ketat dan dibagi dalm waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
c. Pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah
Pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah adalah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah, dan berebcana diluar kegiatan persekolahan. Dalam hal ini tenaga pengajar, fasilitas, cara penyampaian, dan waktu yang dipakai, serta
komponen-Kinerja Pegawai (Y)
Pendidikan dan Pelatihan (X)
komponen lainya disesuaikan dengan keadaan peserta didik supaya mendapatkan hasil yang memuaskan. Pendidikan non formal bersifat fungsional dan praktis, serta pendekatannya lebih fleksibel.
2. Pelatihan (X)
Menurut Hasibuan (1994:77), menyatakan bahwa pelatihan adalah suatu proses pendidikan terorganisir, sehingga pegawai belajar pengetahuan, teknik, dan keahlian untuk tujuan tertentu. Terdapat beberapa indikator keterampilan (Riduwan, 2006; dalam Lubis, 2008:35), yakni:
a. Keterampilan menjalankan tugas.
Keterampilan menjalankan tugas dapat dilakukan dengan cara: 1. Meningkatkan partisipasi dalam volume pekerjaan.
2. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu terhadap sesuatu.
3. Merekam masalah yang sedang dihadapi atau hal-hal yang sedang dibicarakan.
4. Mengembangkan pola berpikir pegawai dana cara bekerja dengan baik. 5. Menuntun proses berpikir karyawan agar dapat bekerja lebih baik. 6. Membantu pimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai.
7. Memusatkan perhatian pegawai terhadap masalah-masalah yang sedang ditangani dilapangan.
b. Keterampilan mengadakan variasi
Variasi pemberian rangsangan pegawai adalah suatu kegiatan pimpinan dalam konteks proses interaksi pekerjaan atau tugas dilapangan yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan pegawai sehingga dalam situasi melaksanakan pekerjaan, pegawai senantiasa menunjukkan disiplin, kejujuran,
tanggung jawab, antusiasme, serta partisipasi. Secara umum, tujuan mengadakan variasi keterampilan (variation skill) adalah:
1. Menimbulkan dan meningkatkan perhatian pegawai kepada aspek tugas dan tanggung jawab yang diemban yang relevan dengan tugas dan fungsi pegawai.
2. Memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat atau prakarsa pegawai yang ingin mengetahui dan menyelidiki pekerjaan atau job yang baru.
3. Memupuk tingkah laku yang positif terhadap pimpinan dan instansi/ lembaga lain dengan memberikan berbagai pekerjaan yang lebih ’hidup’ dan bervariasi dilingkungan kerja dengan lebih baik.
4. Memberikan kesempatan kerja bagi pegawai untuk memperoleh cara menyerap pengarahan pimpinan dengan baik.
c. Meningkatkan Kemampuan
Kemampuan merupakan ungkapan dan perwujudan diri individu termasuk kebutuhan pokok manusia yang bisa terwujud dalam memberikan rasa kepuasan dan keberhasilan pegawai dalam pekerjaannya. Kemampuan dapat menentukan dan meningkatkan makna hidup manusia dengan segala aspek kompleksitas dan problemnya juga keindahannya (Ridwan, 2006:252). Hal tersebut dilihat dari:
1. Kelincahan mental berpikir dari segala arah. 2. Fleksibilitas konsep
3. Orisinalitas. 4. Kompleks.
5. Orang yang kreatif yang mengatur rasa ingin tahunya secara baik, intelektualnya giat bekerja dan dinamis.
6. Orang yang berani berpikir dan berprasangka terhadap masalah yang menantang.
7. Terbuka dalam menerima informasi.
8. Orang yang matang dalam menghadapi masalah. 9. Orang yang mandiri (independent).
3. Kinerja Pegawai (Y)
Menurut Keban (2004:194), kinerja pegawai secara individu dapat dilihat dari apakah misi dan tujuan pegawai sesuai dengan misi lembaga, apakah pegawai menghadapi hambatan dalam bekerja dan mencapai hasil, apakah pegawai mempunyai kemampuan mental, fisik, emosi dalam bekerja, dan apakah mereka memiliki motivasi yang tinggi, pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman dalam bekerja.
Indikator yang digunakan dalam mengukur kinerja pegawai berdasarkan pendapat dari Keban (2000:195), yang menyetakan bahwa “kinerja dapat diukur dari:
1. kuantitas kerja. 2. kualitas kerja 3. kerjasama
4. pengetahuan tentang kerja 5. kemandirian kerja
6. kehadiran dan ketepatan waktu
7. pengetahuan tentang kebijakan dan tujuan organisasi 8. inisiatif dan penyampaian ide-ide yang sehat
9. kemampuan supervisi dan teknik. 3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama (Sukandarrumidi, 2002: 47). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai dan staf pada Biro Umum Setda Provinsi Gorontalo, yang keseluruhannya berjumlah 128 orang.
3.3.2 Sampel
Menurut Arikunto, (2002:131) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subjek yang diteliti kurang dari 100, maka lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, dan apabila melebihi dari 100 maka bisa diambil sebanyak 10%, 15%, sampai 25% dari total populasi.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti menggunakan sistem random sampling (sampel acak), dengan mengambil sampel sebanyak 25% dari total
populasi, sehingga diketahui bahwa sampel dalam penelitian ini sebesar 32 orang dari seluruh jumlah pegawai/ staf Biro Umum Setda Provinsi Gorontalo.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini melalui beberapa langkah berikut: a. Observasi
Teknik ini adalah teknik awal yang digunakan, di mana secara langsung penulis mengamati tentang, keadaan pegawai, tugas-tugas pegawai, dan hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan dan pelatihan.
b. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mengambil dan mengetahui gambaran objek penelitian secara umum yang dalam hal ini berupa struktur organisasi, keadaan pegawai, jumlah pegawai, dan lain-lain.
c. Angket
Melalui teknik ini peneliti ingin memperoleh data tentang masalah yang diteliti dengan cara menyebarkan angket dan mengajukan pertanyaan secara tertulis kepada responden yang telah dipilih sebagai sampel. Menurut Umar (2003) mengemukakan teknik kuesioner merupakan suatu pengumpulan data yang diberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut yang akan diuji pada penelitian.
Untuk lebih memudahkan pengujian data, maka setiap soal dalam kuisioner diberikan skor. Proses pemberian skor dilakukan dengan membuat klasifikasi dan kategori atas jawaban pertanyaan kuesioner sesuai tanggapan responden. Setiap jawaban responden diberi skor nilai yang disusun berdasarkan skala likert. Skor yang diberikan pada tiap-tiap pertanyaan adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2002):
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Netral (N) 4 = Setuju (S)
d. Studi Kepustakaaan
Studi pustaka adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca berbagai buku, jurnal, dokumen dan bacaan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
3.5 Metode analisis data
Untuk memudahkan peneliti dalam mencari permasalahan dalam penelitian ini, dilakukan analisis data dengan menggunakan metoe statistic yang menggunakan program windows SPSS 16.0. metode analisis data pada penelitian ini mencakup beberapa test yakni uji normalitas, uji validitas, dan uji reliabilitas.
3.5.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas dilakukan dengan melihat grafik Normal Probability Plot (Ghozali, 2005).
Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.5.2 Uji Validitas
Pengujian validitas data digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dianggap valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali,
2009). Dalam hal ini digunakan item pertanyaan yang diharapkan dapat secara tepat mengungkapkan variabel yang diukur.
Untuk mengukur tingkat validitas item-item pertanyaan kuesioner terhadap tujuan pengukuran adalah dengan melakukan korelasi antar skor item pertanyaan dengan skor variabel (Ghozali, 2009). Uji signifikasi ini membandingkan korelasi antara nilai masing-masing item pertanyaan dengan nilai total. Apabila besarnya nilai total koefisien item pertanyaan masing-masing variabel melebihi nilai signifikan maka pertanyaan tersebut dinilai tidak valid. Pengujian validitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: n ∑xy ( ∑x ) ( ∑y ) rxy = [n ∑x2 ( ∑x ) 2 ] [n ∑y2 ( ∑y ) 2 ] Dimana:
rxy = Angka indeks korelasi
n = jumlah responden ∑x = jumlah seluruh skor X ∑y = jumlah seluruh skor Y
∑xy = jumlah seluruh perkalian antara nilai X dan Y 3.5.3 Uji Reliabilitas
Yang dimaksud dengan reliabilitas adalah pengukuran untuk suatu gejala. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat ukur, maka semakin stabil alat tersebut untuk digunakan. Menurut Supranto (1999) alat ukur dikatakan reliable (handal) kalau dipergunakan untuk mengukur berulangkali dalam kondisi yang relatif sama, akan
menghasilkan data yang sama atau sedikit variasi. Tingkat reliabilitas suatu konstruk / variabel penelitian dapat dilihat dari hasil statistik Cronbach Alpha (α). Dengan rumus sebagai berikut. α =
St Si k k 1 1 (Ghazali, 2009:45) Keterangan :k = Jumlah instrument pertanyaan
∑Si² = Jumlah Varians dalam setiap instrumen
Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60 (Ghozali, 2005). Semakin nilai alphanya mendekati satu maka nilai reliabilitas datanya semakin terpercaya. Untuk lebih jelas dalam menjelaskan nilai reliabilitas, berikut disajikan tabel koefisien reliabilitas pada halaman berikutnya.
Tabel 3.2
Kriteria Indeks Koefisien Reliabilitas Interval Kriteria <0,200 Sangat Rendah 0,2 – 0,399 Rendah 0,4 – 0,599 Cukup 0,6 – 0,799 Tinggi 0,8 – 1,00 Sangat Tinggi Sumber : Arikunto (2002)
3.6 Pengujian Instrumen Penelitian 3.6.1 Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh hubungan variabel Pendidikan dan Pelatihan (X) terhadap variabel dependen Kinerja Pegawai (Y). Persamaan regresi yang dipakai adalah sebagai berikut (Supranto, 1998):
Ŷ = β Χ + е
Keterangan :
Y = Kinerja Pegawai
β = Koefisien regresi dari variabel X (Pendidikan dan Pelatihan) X = Pendidikan dan Pelatihan
e = Standar error
3.6.2 Uji F (Uji Simultan)
Uji F Digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independent dan variabel dependent, apakah variabel pendidikan dan Pelatihan (X), benar-benar berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen Y (Kinerja pegawai). Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005) a. Menentukan Formulasi Hipotesis
H0 : β1 = β2 0, artinya variabel X tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap variabel Y.
b. Menentukan derajat kepercayaan 95% (α =0,05) c. Menentukan signifikansi
Nilai signifikasi (P Value) < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Nilai signifikasi (P Value) > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. 3.6.3 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R²) dilakukan untuk melihat adanya hubungan yang sempurna atau tidak, yang ditunjukkan pada apakah perubahan variabel bebas (Pendidikan dan Pelatihan) akan diikuti oleh variabel terikat (kinerja pegawai) pada proporsi yang sama. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai dengan 1. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel independent dalam menjelaskan variasi variabel dependent amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel independent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependent (Ghozali, 2005).