• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beragam jenis kesenian seperti tarian adat, alat musik, lagu, pakaian daerah dan sebagainya, yang menampilan ciri khas dari masing-masing daerah di tanah air (Susanti, 2013). Banyak negara-negara di dunia yang mengalami ketertarikan pada Indonesia oleh karena ragam budaya dan seni yang dimiliki.

Penulis menemukan seorang duta Indonesia di Chiba, Jepang menuliskan mengenai ketertarikan orang Jepang di sekitarnya pada budaya Indonesia. Salah satu daerah yang menjadi sumber ketertarikan mereka adalah Jogjakarta, yang memang merupakan ‘gudang seni’ Indonesia, di mana para pelukis dan penyanyi jalanan tersebar di setiap lampu merah besar. Jogjakarta juga merupakan pusat kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia yang terbesar dengan jumlah candi mencapai puluhan sampai-sampai sering disebut sebagai Kota Seribu Candi Indonesia.

Jepang sendiri, yang sempat terpuruk pada tahun 1945 berusaha keras memperbaiki perekonomiannya dan memasuki Era Globalisasi. Seusai Perang Dunia II, Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat dan menempatkan Jepang sebagai kekuatan ekonomi terbesar nomer dua di dunia setelah Amerika (Kobayashi, 2005). Dengan banyaknya negara yang ingin bekerja sama dalam bidang ekonomi dengan Jepang, semakin banyak pula jumlah orang yang mempelajari bahasa Jepang. Jumlah pembelajar bahasa Jepang di Indonesia menduduki peringkat satu di ASEAN, dan fenomenanya dari tahun ke tahun terus meningkat (Danasasmita, 2009).

Secara spesifik, Jepang juga, masuk ke Indonesia pertama kali melalui budaya Jepang yang sangat beragam. Mulai dari komik, yang kemudian dalam kontennya mengenalkan berbagai macam festival, makanan, dan pakaian adat orang Jepang. Diikuti oleh kesuksesan anime memberi gambaran visual yang lebih nyata

(2)

kepada orang Indonesia, disertai dengan lagu-lagu Jepang yang mulai marak terdengar di Indonesia.

Komik dan anime Jepang yang masuk ke Indonesia tentunya telah mengalami proses penerjemahan dari bahasa Jepang ke Indonesia. Melalui komik dan anime Jepang yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia itulah masyarakat Indonesia mulai tertarik pada sejarah, dan budaya Jepang.

Sebaliknya, penulis menemukan karya-karya sastra besar Indonesia yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang. Contohnya adalah karya-karya dari Pramoedya Ananta Toer seperti Jejak Langkah (1985) yang diterjemahkan menjadi 足跡 dan Bumi Manusia (1980) yang diterjemahkan menjadi 人 間 の 大 地 . Ketertarikan masyarakat Jepang mungkin meningkat, tapi tidak sepesat peningkatan ketertarikan masyarakat Indonesia ketika mengenal budaya Jepang lewat komik dan anime.

Penulis menemukan fakta ini menarik dan karena penulis ingin budaya dan bahasa Indonesia lebih dikenal di Jepang, penulis memutuskan untuk menerjemahkan komik, dan bukan karya sastra dalam bentuk tulisan formal seperti essay atau novel, karena penulis percaya bahwa pendekatan melalui budaya pop Indonesia akan lebih mudah masuk ke masyarakat Jepang seperti halnya budaya pop Jepang yang mudah diterima oleh masyarakat Indonesia.

Dalam hal ini penulis memilih komik sebagai sarana pengenalan terhadap Indonesia karena pada faktanya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah “Gambar dan lambang yang disandingkan dalam urutan tertentu, untuk memberikan informasi dan sebagai alat komunikasi, dalam mencapai tanggapan estetis dari para pembaca.”

Adapun, komik yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah komik Nusantaranger, komik yang tergolong baru di Indonesia. Diambil dari website resminya, nusantaranger.com, Nusantaranger adalah cerita tentang lima pemuda Indonesia yang diberi kekuatan khusus dari lima pulau besar di Indonesia untuk melawan Kelana, entitas jahat yang ingin menguasai Marcapada.

(3)

3

Penulis memutuskan mengambil komik ini karena, meskipun temanya begitu umum dengan menggunakan format pasukan super sejenis Power Ranger, tapi sentuhan-sentuhan budaya formal dan non-formal di Indonesia terdapat dalam komik tersebut. Di dalamnya juga terdapat interaksi sehari-hari orang Indonesia, dan ini akan menjadi pengenalan yang baik kepada masyarakat Jepang mengenai keseharian di Indonesia.

Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas, penulis akan melakukan penelitian dengan menggunakan komik Nusantaranger karena dinilai sesuai untuk membawa karakter Indonesia untuk kemudian diterjemahkan ke bahasa Jepang. 1.2 Masalah Pokok

Permasalahannya adalah penerjemahan kata dan kalimat yang ada di dalam komik Nusantaranger dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Jepang. Adapun rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana sebaiknya komik Nusantaranger diterjemahkan dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Jepang.

1.3 Ruang Lingkup

Dengan mempertimbangkan jumlah halaman dan dialog yang ada dalam tiap chapter komik yang akan penulis gunakan, maka dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada Buku 1 Komik Nusantaranger, yaitu Buku Elang pada Chapter 1.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mencari masalah-masalah yang sering terjadi dalam proses menerjemahkan komik dalam bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang dan menyelesaikannya.

2. Memperkenalkan sebagian dari kebudayaan sehari-hari Indonesia, lewat hasil terjemahan Komik Nusantaranger.

(4)

1.5 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka di dalam penelitian ini dilakukan melalui buku-buku, baik buku berbahasa Indonesia, berbahasa Inggris, maupun buku berbahasa Jepang. Penelitian ini juga didukung dengan jurnal-jurnal penelitian. Pada penelitian ini, penulis akan membahas mengenai penerjemahan, meliputi beberapa masalah yang biasa muncul dalam proses menganalisa hasil terjemahan.

Menerjemahkan teks pada dasarnya adalah penerjemahan budaya karena bahasa pada hakekatny adalah produk dari budaya tertentu. Budaya tidak saja menyangkut apa yang tampak pada permukaan (Sumardiono, 2007). Budaya meibatkan nilai-nilai kehidupan dan pergaulan, serta apa yang diyakini dari sebuah masyarakat. Budaya adalah gaya hidup manusia biasa yang menyangkut nilai-nilai, keyakinan, dan prasangka yang dimiliki bersama oleh sebuah masyarakat dalam wadah kebahasaan dan kelompok sosial tertentu yang membedakannya dengan kelompok orang lain. Karena itulah, nilai budaya dalam bahasa, sering menjadi masalah dalam penerjemahan suatu bahasa.

Bahasa merupakan ciri yang paling menonjol dari sebuah budaya yang bisa digambarkan sebagai sikap simplistik sebagai totalitas keyakinan dan tindakan suatu masyarakat tertentu (Nida, 2001).

Misalnya, di sebuah budaya yang berkeyakinan bahwa pembeda gender adalah sesuatu yang penting, maka bahasa tersebut akan merekam nilai-nilai itu dalam kategori leksikal atau gramatikanya. Sebagian bahasa di dunia merekam keyakinan ini, contohnya bahasa Inggris yang membuat perbedaan kata tertentu berdasarkan gender seperti man-woman, boy-girl, dan widow-widower, atau terlebih lagi Prancis, yang bahkan memiliki bahasa feminim dan bahasa maskulin untuk benda-benda mati (Wardhaugh, 1997).

Bahasa tidak bisa dilihat sebagai fenomena yang terpisah pada sebuah ruang hampa tapi merupakan bagian integral dari sebuah kebudayaan (Sumardiono, 2007).

Konsekuensinya, apabila nilai sosial masyarakat berubah, bahasa pun berubah. Bahasa juga mengendalikan cara orang bersikap terhadap orang lain dalam

(5)

5

masyarakat tuturnya yang merupakan cermin nilai-nilai relasi sosial dan kekuasaan dalam masyarakat tersebut. Budaya Jawa, misalnya, merupakan budaya yang sangat mengatur relasi sosial antar anggotanya yang berdasarkan pada status sosial (Sumardiono, 2007).

Bahasa sendiri dapat mencerminkan beragam aspek dari budaya bahasa itu sendiri. Misalnya pemakaian tata cara berbicara atau undha usuk dalam bahasa Jawa mengatur ragam bahasa yang dipakai berdasarkan siapa si pembicara dan siapa yang diajak bicara serta siapa yang sedang dibicarakan sangat mirip dengan konsep tenneigo, kenjogo, dan sonkeigo yang terdapat di dalam masyarakat Jepang.

Hal ini pula yang memicu timbulnya rangkuman permasalahan kebudayaan yang timbul dalam penerjemahan antar bahasa. Seperti seorang antropolog bernama Bronislaw Malinowski yang kemudian mengusulkan solusi dari masalah penerjemhaan yang disebut ‘konteks situasi’. Dia berpendapat bahwa bahasa hanya bisa dipahami apabila konteks situasi dan konteks budaya dipahami oleh pendengar dan pembicara (Katan, 1999).

Bahasa adalah bagian dari budaya, karena itu penerjemahan dari satu bahasa ke bahasa lain tidak bisa dilakukan tanpa pengetahuan yang cukup tentang budaya dan struktur bahasa tersebut. Salah satu masalah yang menyulitkan dalam penerjemahan adalah perbedaan budaya antara teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran (Larson, 1984).

1.6 Sistematika Penulisan

Skripsi ini akan disusun dalam lima bab dalam bahasa Indonesia dan satu baba dalam bahasa Jepang.

Bab 1, merupakan Pendahuluan, yang menjelaskan tentang latar belakang mengapa penulis memilih tema ini sebagai bahan untuk diteliti, rumusan permasalahan yang dibicarakan penulis, ruang lingkup masalah, tujuan penulisan skripsi, data dan sumber data yang akan diteliti penulis, serta metode penelitian yang akan digunakan.

Bab 2, merupakan Landasan Teori yang berisi penjabaran lengkap mengenai teori yang akan digunakan dalam menganalisa data dalam penyusunan

(6)

skripsi ini. Baik teori-teori dasar maupun khusus yang berkaitan dengan tema yang diangkat dalam skripsi ini. Terdapat banyak teori yang akan digunakan yaitu salah satunya adalah teori penerjemahan yang akan dijabarkan pada bab 2, metode dan teknik-teknik penerjemahan.

Bab 3, merupakan Metode Penelitian.

Bab 4, merupakan Pembahasan yang akan diisi oleh analisis data menggunakan teori-teori yang ada dan penerapannya dalam proses penerjemahan. Akan diisi secara garis besar oleh penafsiran beberapa butir kata, klausa, atau kalimat yang proses alih maknanya dirasa penulis cukup perlu untuk dipaparkan.

Bab 5, yaitu merupakan ringkasan dari Bab 1 sampai Bab 4 serta kesimpulan atau penutup. Yaitu merupakan hasil akhir terjemahan, serta saran mengenai hal lain yang dapat digali oleh peneliti selanjutnya.

Gaiyou, adalah ringkasan skripsi yang disusun oleh penulis dalam bahasa Jepang.

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur dan sembah sujud, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun

H1: (1) Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan yang diberi insentif dengan karyawan yang tidak diberi insentif (2) Terdapat perbedaan

7.4.4 Kepala LPPM menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan pada periode Pelaporan Hasil Pengabdian kepada masyarakat berikutnya.. Bidang Pengabdian kepada masyarakat

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan

Dengan cara yang sama untuk menghitung luas Δ ABC bila panjang dua sisi dan besar salah satu sudut yang diapit kedua sisi tersebut diketahui akan diperoleh rumus-rumus

Dari teori-teori diatas dapat disimpulkan visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk

 Inflasi Kota Bengkulu bulan Juni 2017 terjadi pada semua kelompok pengeluaran, di mana kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan mengalami Inflasi

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan permainan sains dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada anak kelompok B TK Mojorejo 3