• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Kerangka Pemikiran

Perencanaan produksi sebagai suatu keputusan awal yang mempengaruhi aktifitas pada kegiatan lainnya memiliki peran penting untuk mengantisipasi terjadinya inefisiensi produksi yang berakibat pada peningkatan biaya. Perencanaan produksi merupakan proses merencanakan aliran bahan dan kebutuhan sistem produksi yang berkaitan dengan apa yang harus diproduksi, berapa banyak harus dibuat dan kapan dilaksanakan. Perencanaan produksi sebagai proses awal untuk menentukan tindakan di masa mendatang, disusun atas dasar prakiraan berdasarkan kondisi pada masa lalu. Penyusunan rencana produksi atas dasar prakiraan kondisi masa lalu membutuhkan suatu pendekatan komprehensif sehingga faktor-faktor penting yang mempengaruhi rencana produksi dapat diakomodir dalam penyusunan rencana produksi.

Pada agroindustri karet alam berskala besar yang memiliki fasilitas produksi untuk menghasilkan berbagai jenis karet, proses produksi sangat ditentukan oleh jenis dan mutu bahan baku yang dipasok dari kebun sendiri maupun dari kebun rakyat. Selain kondisi pasokan, di sisi permintaan agroindustri karet alam menghadapi fluktuasi harga dan volume permintaan, sebagai akibat pengaruh faktor spekulasi dalam perdagangan, pertumbuhan ekonomi, nilai mata uang dan faktor lainnya.

Berdasarkan dinamika pada sisi pasokan dan sisi permintaan, permasalahan utama yang dihadapi oleh agroindustri karet adalah bagaimana menyusun suatu jumlah produksi dari jenis karet alam yang dihasilkan dengan mengikuti dinamika perkembangan harga, fluktuasi permintaan, ketersediaan bahan baku guna mengoptimalkan kapasitas produksi yang dimiliki sehingga dapat menurunkan biaya yang mncul sebagai akibat kelebihan atau kekurangan jumlah produksi. Untuk menjawab permasalahan ini, maka diperlukan suatu model perencanaan produksi dinamis yang mengintegrasikan kondisi pada sisi pasokan dan sisi permintaan dalam pengambilan keputusan perencanaan produksi.

(2)

Kompleksitas yang muncul dalam mengakomodir dinamika sisi hulu dan sisi hilir dapat didekati dengan kerangka manajemen rantai pasok sebagai aktifitas perencanaan dan pengendalian kegiatan dengan mempertimbangkan kebutuhan unit dalam struktur rantai pasok. Menurut Chopra et al. (2004) dan Levi et al.(2003). Kompleksitas merupakan dinamika yang timbul sebagai hasil interaksi dan perbedaan kepentingan antara mata rantai dalam mengelola aktifitas dalam struktur rantai pasok. Kondisi dan perubahan lingkungan sekitar setiap unit mata rantai pasok mengakibatkan munculnya berbagai unsur ketidakpastian. Untuk mengelola kompleksitas dan ketidakpastian diperlukan suatu perencanaan produksi dengan menerapkan konsep kolaborasi dan integrasi sehingga rencana yang dihasilkan bersifat adaptif terhadap perubahan.

Penyusunan rencana produksi oleh pabrik sebagai prosesor dalam suatu sistem rantai pasok seharusnya merupakan hasil kolaborasi dari sisi (pemasok) dan sisi hilir distributor), bukan keputusan parsial yang hanya mempertimbangkan kemampuan produksi pabrik. Perencanaan produksi pada umumnya disusun berdasarkan pola data permintaan masa lalu, namun belum mempertimbangkan pola pasokan bahan baku. Dinamika permintaan, kemampuan produksi dan pasokan bahan baku dalam menghasilkan produk membentuk interaksi yang komplek, sehingga dapat dimodelkan dan dianalisis dengan menggunakan pendekatan sistem melalui akuisisi pengetahuan pakar (Zhai, 2004).

Menurut Tang (2006) pada umumnya sistem rantai pasok dikendalikan dan berorientasi untuk pemenuhan kebutuhan konsumen ( consumer driven) sehingga produksi disusun atas dasar prakiraan permintaan. Berbeda dengan sistem rantai pasok pada umumnya, sistem rantai pasok agroindustri lebih bersifat consumer-produser driven dimana penyediaan kebutuhan konsumen dipengaruhi ketersediaan pasokan bahan baku yang dipengaruhi oleh lingkungan eksternal seperti cuaca dan musim. Untuk menyelaraskan kondisi pasokan dan permintaan, aktifitas prakiraan permintaan dan prakiraan pasokan memiliki tingkat kepentingan yang sama sebagai acuan perencanaan produksi .

Berdasarkan permasalahan pada agroindustri karet dan kajian pustaka yang dilakukan maka dalam penelitian ini akan dirancang suatu sistem manajemen ahli (SMA) perencanaan produksi dengan mempertimbangkan kondisi

(3)

rantai pasokan. Sebagai acuan penelitian, kerangka pemikiran yang digunakan ditampilkan pada Gambar 12.

Gambar 12 Kerangka pemikiran penelitian Analisis Sistem :

- Kondisi Situasional - Analisis Kebutuhan - Formulasi masalah - Identifikasi Sistem

Model Sistem Manajemen Ahli Perencanaan Produksi Rantai

Pasok Agroindustri Karet

Spesifikasi Teknis Verifikasi dan Validasi

Model Prakiraan Harga dan Permintaan

Model Prakiraan Ketersediaan Bahan Baku

Model Perencanaan Produksi

Model Ketersediaan Kapasitas

Model Kinerja Rantai Pasok Rantai Pasok Agroindustri Karet

Spesifikasi Teknis

Perumusan masalah :

Bagaimana menyusun rencana produksi yang mempertimbangkan dinamika sisi permintaan dan sisi pasokan serta kapasitas produksi

Tinjauan Pustaka: - Manajemen Rantai Pasok - Perencanaan Produksi - Sistem Manajemen Ahli - Sistem Kecerdasan Buatan

- Kinerja Rantai Pasok

Tujuan Penelitian :

Mengembangkan Model Perencanaan Produksi Terintegrasi

(4)

Perancangan model yang disusun dalam bentuk SMA, merupakan gabungan dari sistem pengambilan keputusan (SPK) dan sistem pakar melalui proses akuisisi pengetahuan pakar. Rancangan sistem manajemen ahli ini dibangun berbasis komputer. Sistem manajemen ahli sebagai sistem pengambilan keputusan memiliki beberapa basis model. Keterkaitan antar model yang dikembangkan untuk merekayasa sistem manajemen ahli perencanaan produksi ditampilkan pada Gambar 13.

Gambar 13 Keterkaitan model perencanaan produksi karet spesifikasi teknis

Model yang dibangun terdiri atas model prakiraan harga dan volume permintaan, model prakiraan ketersediaan bahan baku, model perencanaan produksi, model penghitungan kapasitas produksi serta model kinerja rantai

Model Prakiraan Harga dan Permintaan JST backpropagation Model Ketersediaan Bahan Baku JST backpropagation Fuzzy Inference System

Model Perencanaan

Produksi

Model Sistem Manajemen Ahli

Perencanaan Produksi Karet Spesifikasi Teknis Model Kinerja

Rantai Pasok Bullwhip Effect

Jadwal Induk Produksi

Model Ketersediaan

Kapasitas

RCCP Sistem dan Struktur Rantai Pasok

(5)

pasok. Rancangan model SMA perencanaan produksi yang dihasilkan diverifikasi dan divalidasi pada agroindustri karet alam, khususnya untuk menghasilkan karet spesifikasi teknis dengan mutu SIR 20. Penelitian dimulai dengan mempelajari potensi dan peluang karet spesifikasi teknis, mengidentifikasi dan mempelajari struktur dan sistem rantai pasokan agroindustri karet spesifikasi teknis.

Pabrik sebagai fokus utama (focal point) dalam penelitian ini adalah pabrik penghasil SIR 20 milik PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII dan PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (PT BSP). Pemilihan obyek penelitian dilakukan atas pertimbangan; 1) memiliki kemampuan produksi yang relatif besar, 2) memiliki kebun yang luas dan menyerap bahan olah karet yang berasal dari perkebunan rakyat. Hasil pengolahan pabrik berupa block rubber selanjutnya didistribusikan dan dipasarkan untuk pasar lokal dan ekspor. Pada PTPN VIII distribusi dilakukan oleh PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN). Karet spesifikasi teknis selanjutnya digunakan sebagai bahan baku oleh berbagai jenis industri hilir.

3.2 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian untuk merancang bangun sistem manajemen ahli perencanaan produksi karet spesifikasi teknis disajikan pada Gambar 14. Tahapan penelitian secara garis besar adalah sebagai berikut :

1. Mempelajari kondisi dan sistem rantai pasok agroindustri karet spesifikasi teknis dengan cakupan proses produksi, sistem perencanaan produksi dan pasokan dan serta sistem distribusi dan pemasaran karet spesifikasi teknis. 2. Merancang model perencanaan produksi yang mengintegrasikan prakiraan

permintaan, ketersediaan bahan baku, kapasitas produksi sehingga dihasilkan jadwal produksi

3. Verifikasi dan validasi model untuk menyimpulkan bahwa rancangan model yang dibangun mampu merepresentasikan kondisi nyata yang dikaji dan dapat bekerja sesuai kebutuhan pengambil keputusan.

4. Merepresentasikan model yang telah dirancang dalam program komputer sehingga dihasilkan suatu sistem manajemen ahli yang dapat melakukan simulasi dalam pengambilan keputusan untuk perencanaan produksi.

(6)

Gambar 14 Diagram alir tahapan penelitian

3.3 Pengumpulan dan Teknik Pengolahan Data

Penelitian ini menggunakan sejumlah data dan beberapa teknik pengolahan data untuk memperoleh tujuan penelitian yang diharapkan. Data yang

PEMODELAN SISTEM

Verifikasi dan Validasi

Prakiraan Harga dan Permintaan Prakiraan Pasokan Bahan Baku

Perencanaan Produksi Ketersediaan Kapasitas

Kinerja Rantai Pasok Sistem Manajemen Basis Data

Sistem Manajemen Basis Model

Sistem Manajemen Basis Pengetahuan

Sistem Manajemen Dialog

Hasil

Analisis Sistem Rantai Pasok Agroindustri Karet Spesifikasi Teknis Analisis kebutuhan , formulasi

masalah dan identifikasi sistem

Potensi , proses produksi, sistem perencanaan produksi Latar belakang dan perumusan masalah Tujuan Penelitian

Sistem Manajemen Ahli Perencanaan Produksi Karet Spesifikasi Teknis

Tidak sesuai

(7)

telah dikumpulkan baik primer maupun sekunder diolah dengan menggunakan berbagai alat analisis sesuai dengan tujuan analisis. Pengumpulan data penelitian berdasarkan pada kebutuhan sistem yang dilakukan melalui studi pustaka, wawancara dan survai lapang. Model dan teknik pengolahan data disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Model dan teknik pengolahan data

No Sub model Data Diperlukan Jenis

Data

Sumber Data Metode

1. Sistem dan struktur rantai pasok TSR

- Struktur dan aliran informasi dalam perencanaan dan pengendalian produksi TSR

- Ekspor dan jenis karet alam dari PTPN - Proses produksi primer sekunder sekunder pakar dari : PTPN VIII , PT. KPBN dan PT. BSP PT KPBN ,dan PT.BSP, Gapkindo PTPN VIII ,dan PT.BSP Deskriptif, wawancara mendalam deskriptif, 2. Prakiraaan permintaan dan prakiraan harga Volume penjualan,dan permintaan TSR 20 Harga karet spesifikasi teknis dunia Sekunder Sekunder PT KPBN dan Gapkindo Jaringan Syaraf Tiruan 3. Prakiraaan ketersediaan bahan baku

jumlah pasokan dari petani dan kebun sendiri, Primer , sekunder PT BSP, Pakar Praktisi Jaringan Syaraf Tiruan 4 Rencana produksi

Jadwal induk produksi, kapasitas produksi Struktur aturan “jika maka” Sekunder Primer PT BSP, Pakar Praktisi Pakar Fuzzy Inference System. 5 Ketersediaan Kapasitas Waktu proses, ketersediaan sumber daya Sekunder PT. BSP RCCP 6 Kinerja rantai pasok

Data realisasi produksi dan dara jadwal produksi

sekunder PT. BSP Bullwhip Effect

(8)

Data primer sebagai data yang langsung diperoleh dari sumbernya, dalam penelitian ini berupa data dan informasi dari pakar terkait. . Pakar sebagai sumber informasi untuk membangun rule base dan proses penyusunan basis pengetahuan dipilih atas dasar pengetahuan, pengalaman dan kewenangan yang dimiliki pakar. Pakar yang dilibatkan berasal dari, PTPN VIII, PT KPBN , PT BSP, GAPKINDO dan Pusat Penelitian Karet, Bogor. Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam (in-depth interview), hasil akuisisi data dan informasi diolah mejadi basis pengetahuan untuk menyusun rencana produksi. Data sekunder untuk membangun sub model basis data diperoleh dari laporan milik instansi yang terkait dengan penelitian. Data perkembangan agroindustri karet juga diperoleh dari IRSG, Gapkindo beberapa website seperti Deptan.go.id dan IRCo.biz sebagai insitusi yang menyediakan berbagai informasi yang berkaitan dengan agroindustri karet alam.

3.4 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII, Jawa Barat dan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk dengan lokasi pabrik di Kisaran, Sumatera Utara. Pemilihan obyek penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian karena mempunyai pabrik pengolahan karet spesifikasi teknis sebagai salah satu produk utama, dengan sumber pasokan bahan baku dari kebun sendiri dan perkebunan rakyat.

Sistem distribusi karet alam yang diproduksi PTPN VIII secara terpusat dilakukan oleh PT.KPBN (PT. Kantor Pemasaran Bersama Nusantara) yang berlokasi di Jakarta. Berkaitan dengan mekanisme pengaturan distribusi, perkembangan produksi dan harga karet spesifikasi teknis merupakan bagian data dan informasi yang berkaitan dengan PTPN dikumpulkan dari pakar di PT-KPBN, Jakarta. Penelitian juga dilakukan di PT. BSP sebagai agroindustri karet berskala besar yang juga memiliki pengolahan karet spesifiaksi teknis. Secara khusus untuk validasi data yang berkitan dengan data-data produksi digunakan data dari perusahaan ini.

Gambar

Gambar 12 Kerangka pemikiran penelitian Analisis Sistem :
Gambar 13 Keterkaitan model perencanaan produksi karet spesifikasi teknis
Gambar 14 Diagram alir tahapan penelitian
Tabel 1 Model  dan teknik pengolahan data

Referensi

Dokumen terkait

dipegang di bawah hak milik Pejabat Pendaftar adalah tertakluk kepada syarat nyata bahawa ia tidak boleh digunakan untuk tujuan pertanian atau perindustrian..

Dari kenyataan diatas penulis memandang penelitian ini sangat perlu dilakukan dengan beberapa pertimbangan: Pertama, pendidikan karakter di sekolah atau madrasah

Prototipe alat pengaduk dodol menghasilkan mutu dodol yang baik, dengan nilai 12.26 dari hasil uji organoleptik, pada putaran pengadukan 20 rpm dan kapasitas 4 kg, serta

- Peserta merupakan siswa/siswi SMP & SMA sederajat tingkat Provinsi Riau - Terdiri dari 2 orang peserta. - Tema : -Rendahnya minat penggunaan bahasa indonesia -Penyebab

Penerapan metode penemuan terbimbing yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi keliling dan luas daerah layang-layang di kelas VII A SMP Negeri 1 Toribulu

Penetasan adalah perubahan intracapsular (tempat yang terbatas) ke fase kehidupan (tempat luas), hal.. ini penting dalam perubahan- perubahan morfologi hewan. Penetasan

Masalah yang dibahas dalam penulisan ini adalah cara memberikan warna kepada semua simpul-simpul yang ada, sedemikian rupa sehingga 2 simpul yang berdampingan

Pada LEACH, sensor-sensor di dalam jaringan akan dibagi ke dalam kluster dengan salah satu dari sensor ditiap kluster menjadi cluster head yang bertugas untuk