JARINGAN EKSTERNAL TELEPON KAWASAN
Sistem komunikasi: PABX (Private Automatic
Branch Exchange) dengan Hunting System.
Jaringan sambungan dari PT TELKOM masuk ke
Terminal Box Telkom (TB-TEL) di Ruang
Operator yang terletak di bangunan. Dari
Terminal Box Telkom (TB-TEL) jaringan
dihubungkan dengan MDF (di ruang operator).
Dari MDF jaringan dihubungkan langsung ke
Terminal-Terminal
Box yang ada di dalam
bangunan-bangunan. Kabel telepon sambungan
langsung dihubungkan ke soket pada Terminal
Box. Disediakan jalur telepon untuk sambungan
langsung dan telepon umum.
Pesawat telepon mempunyai fasilitas untuk
berhubungan dengan pesawat cabang lain
secara langsung, sedangkan sambungan keluar
harus melalui operator (beberapa pesawat
tertentu dapat diprogram untuk berhubungan
keluar). Di beberapa bangunan/fasilitas
disediakan beberapa jalur untuk sambungan
langsung.
Di Sentral Sistem Telepon disediakan:
- Satu Box terminal kabel PT TELKOM
- Satu MDF
- Terminal Box Telepon (TB-T) di tiap
bangunan/fasilitas
- Outlet telepon di tiap ruang yang
diperkirakan membutuhkan
Jaringan dari PT TELKOM masuk ke Terminal
Box Telkom (TB-TEL) di Ruang Sentral Sistem
Telepon. Dari Terminal Box Telkom (TB-TEL)
jaringan dihubungkan dengan MDF. Dari MDF
jaringan dihubungkan langsung ke Terminal
Box Telepon (TB-T) di tiap bangunan/fasilitas.
Terminal Box dihubungkan dengan soket
(outlet) pesawat Telepon Outlet telepon di tiap
ruangan yang diperkirakan membutuhkan.
T B T - 1 3 T B T - 1 2 T B T - 2 T B T - 1 T - 1 - 1 T - 1 - n T - 2 - 1 T - 2 - n T - 1 2 - 1 T - 1 2 - n T - 1 3 - 1 T - 1 3 - n M D F 4 0 0 P A I R S T E L - K 4 0 X 2 X 0 . 6 m m 2 S T E L - K 4 0 X 2 X 0 . 6 m m 2 S T E L - K 4 0 X 2 X 0 . 6 m m 2 S T E L - K 4 0 X 2 X 0 . 6 m m 2 P R I N T E PR E R S O N A L C O M P U T EOT PERL EE R PA T OOF AN RK S I M I L E M O D U L P C I N T E R F A C E P E N G H I T U N G P U L S A P A B X T E L K O M T E R M I N A L B O X U P S 4 5 0 W T I P E B A T E R E K E R I N G T - S L - 1 T - S L - n 2 2 0 - 2 4 0 V 5 0 H z J A L U R N T E L K O M
§
SISTEM TATA SUARA KAWASAN
Sistem tata suara digunakan untuk di dalam
maupun di luar bangunan, mempunyai 3 (tiga)
tujuan, yaitu:
-
Background music
-
Pemanggilan (
paging
) dan penyampaian
pesan/pengumuman (
messaging
)
-
Pemanggilan pengemudi (
car call
)
Pemasangan sistem tata suara untuk area ini
dapat diatur sedemikian rupa, sehingga
mempunyai urutan prioritas misalnya seperti
tersebut di bawah ini:
-
Background music
-
Paging and messaging
-
Car call
Sistem tata suara, antara lain terdiri atas
komponen-komponen sebagai berikut:
-
radio tuner
-
cassete deck recorder
-
remote microphone
dengan
chime
generator
-
mixer pre amplifier
-
power amplifier
-
selector
-
terminal
Box
-
speaker
-
pengatur volume suara (
attenuator
)
-
alat-alat bantu dan penunjang lainnya.
AM/FM RADIO TUNER TAPE DECK CD/DVD/MP3 PLAYER
MIXER AMPLIFIERPOWER SELECTOR
REMOTE MIC AND CHIME GENERATOR CEILING SPEAKER CEILING SPEAKER COLUMN SPEAKER ATTENUATOR ATTENUATOR
ANTENNA DIAGRAM SKEMATIK SISTEM TATA SUARA
KEMAMPUAN OPERASI
Dalam kondisi biasa, sistem tata suara
digunakan sebagai
background music
yang
dilayani dari ruang kontrol.
Tidak semua
speaker
digunakan untuk sarana
penunjang ketiga tujuan di atas. Terdapat
speaker
yang hanya diperuntukkan tujuan
background music
, namun ada pula
speaker
untuk tujuan ketiga-tiganya.
Untuk ruang-ruang yang dilengkapi dengan
speaker
bertujuan
emergency call
, di setiap
ruangan disediakan minimal sebuah pengatur
tingkat kuat suara –
attenuator
, untuk melayani
semua
speaker
yang terpasang di dalam
ruangan tersebut.
Pengatur tingkat kuat suara ini juga dapat
menghidup-matikan
speaker
di ruangan
dilakukan secara bertingkat dengan
menggunakan
variable resistance device
.
Untuk keperluan
paging
dan
messaging
, serta
untuk keperluan tertentu lainnya; pengaturan
peralatan tata suara harus dapat dilakukan
secara
remote
dari
bagian
penerangan/
information
, yaitu:
-
Menghidupkan sistem tata suara jika saat itu
sedang dimatikan
-
Menghentikan
background music
yang sedang
berlangsung
-
Menghidupkan
speaker
yang dimatikan dari
pengatur tingkat kuat suara di setiap ruangan
yang dilengkapi dengan sistem tata suara
-
Mengambil alih fungsi seluruh
speaker
yang
terpasang di dalam bangunan untuk keperluan
paging
dan
messaging
difungsikan sebagai
sarana
background music
-
Mengembalikan fungsi sistem tata suara ke
keadaan semula, yaitu sebelum dioperasikan
untuk
paging
dan
messaging
atau
car call
Untuk
paging
dan
messaging
tingkat kuat suara
di setiap
speaker
sama dan tidak dipengaruhi
dipasang di setiap ruangan. Tingkat kuat suara
untuk
paging
dan
messaging
dapat di-
set
secara terpusat dari sentral sistem tata suara.
Hal-hal tersebut di atas berlaku pula untuk
keperluan
emergency call
yang dilakukan dari
Sentral Sistem Pengindera Kebakaran.
Nada-nada yang mengawali
paging
dan
messaging
serta
emergency call
harus
mempunyai nada-nada yang cukup spesifik
(berbeda dengan sumber audio lainnya).
Dari MDF jaringan dihubungkan langsung ke
Terminal
Box
Tata Suara.
Background music
dapat diprogram untuk
cassete deck
, atau
radio tuner
.
Sistem tata suara digunakan untuk di dalam
maupun di luar bangunan
SISTEM ALARM KEBAKARAN EKSTERNAL
KAWASAN
Pada area yang dikunjungi oleh banyak orang,
dengan bangunan berklasifikasi tertentu
dibutuhkan standar keamanan yang tinggi. Pada
area ini dipasang jaringan instalasi alarm
kebakaran, yang menggunakan beberapa jenis
detektor panas.
Sistem deteksi kebakaran dan sistem alarm
pada ruangan-ruangan dikontrol oleh panel
kontrol utama alarm kebakaran (MCFA:
Master
Control of Fire Alarm
), yang pada prinsipnya
apabila terjadi kebakaran, maka akan dideteksi
oleh detektor-detektor panas yang dipasang
untuk mendeteksi kebakaran di area-area
(
zone
).
Sistem alarm kebakaran akan menggunakan
komponen-komponen sebagai berikut:
-
Panel kontrol utama alarm kebakaran (MCFA:
-
Detektor panas untuk temperatur tertentu
(
fixed temperature heat detector
)
-
Detektor kenaikan panas (
temperature rate of
rise detector
), yang dapat mendeteksi
kenaikan suhu ruangan
-
Detektor asap (
smoke detector
), yang dapat
mendeteksi apabila terdapat asap di ruangan
tertentu
-
Terminal
Box Fire Alarm
(TB-FA) yang menjadi
kotak terminal kabel untuk area-area (
zone
)
tertentu
-
Bel alarm kebakaran (
fire alarm bell
)
-
Lampu alarm kebakaran (
fire alarm luminous
)
-
Manual break glass
, yakni peralatan
berpenutup kaca; jika terjadi kebakaran,
penutup tersebut dapat (boleh) dipecahkan,
yang kemudian akan membunyikan indikator bel
dan menyalakan indikator lampu
-
Resistor akhir jalur (
end of line resistor
)
-
Panel anunsiator (
annunciator panel
)
-
Alat-alat bantu dan penunjang lainnya
-
Catu daya (
power supply
) yang merupakan
sumber daya untuk bekerjanya sistem alarm
kebakaran tersebut dan
Uninterupted Power
ALARM POINTER MCFA S H F B A S H F B A TB-F1 TB-F2 ANNUNCIATOR PANEL POWER SUPPLY BATERE NiCad EOL EOL
DIAGRAM SKEMATIK FIRE ALARM
RATE OF RISE FIXED TEMP DETECTOR SMOKE
DETECTOR ALARM BELL LUMINOUSALARM BREAK GLASS
SISTEM KEAMANAN CCTV EKSTERNAL
KAWASAN
Untuk pengawasan keamanan di dalam maupun
di luar gedung, dipasang sistem keamanan
menggunakan Televisi Saluran Tertutup
(
Closed Circuit Television
).
Sistem keamanan ini mempunyai beberapa
komponen utama, antara lain:
-
Digital Video Recorder
yang berfungsi
sebagai
multiplexer
dan perekam (penyimpan
memori)
-
Kamera tetap (
fixed
)
-
Kamera yang dapat digerakkan ke kiri, ke
kanan, ke atas, dan ke bawah; serta mempunyai
kemampuan
zooming
(
pan, tilt, zoom
)
-
Pan, tilt, zoom controller
-
Catu daya (
power supply
) yang merupakan
sumber daya untuk bekerjanya sistem alarm
kebakaran tersebut dan
Uninterrupted Power
VIDEO DIGITAL RECORDER POWER SUPPLY
DIAGRAM SKEMATIK SISTEM KEAMANAN CCTV
UPS MONITOR LANTAI DASAR MONITOR LANTAI DASAR VIDEO DIGITAL RECORDER POWER SUPPLY UPS C C C C P/T/Z CONTROLLER P/T/Z CONTROLLER LANTAI DASAR LANTAI SATU C C FIXED CAMERA P/T/Z CAMERA P/T/Z ZOOM CAMERA
Gambar 4 Skematik Sistem Keamanan CCTV
Beberapa kriteria yang harus diperhatikan
dalam perencanaan pemadam kebakaran:
-
Sistem pemadam kebakaran tersebut harus
dapat melayani seluruh bagian bangunan
-
Perlu adanya pompa pemadam kebakaran dan
reservoir
-
Hydrant pillars
,
hydrant Box
harus
ditempatkan di lokasi-lokasi yang mudah
dicapai. Jarak antara dua
hydrant pillar
tidak
melebihi 60 meter
-
Hydrant Box
harus ditempatkan di dalam
bangunan di setiap lantai. Jumlah
hydrant Box
harus dihitung berdasarkan konsep arsitektur
dan luas bangunan yang harus dilayani
-
Volume
reservoir
air pemadam kebakaran
dihitung berdasarkan standar yang berlaku
-
Portable Fire Extinguisher
di tempat-tempat
yang ditentukan
a. Hidran kebakaran.
Sistem hidran harus dipasang pada
bangunan:
•
yang memiliki luas lantai total lebih dari 500m
2,
dan
•
terdapat regu pemadam kebakaran.
S
istem hidran kebakaran;
-
harus dipasang sesuai dengan standar yang
berlaku, SNI 1745; dan
-
hidran dalam bangunan harus melayani hanya di
lantai hidran tersebut ditempatkan, kecuali
pada satuan peruntukan bangunan, yaitu:
-
bangunan kelas 2 atau kelas 3 atau
sebagian kelas 4, dilayani oleh hidran tunggal
yang ditempatkan pada lantai yang
memiliki/terdapat jalur keluar, atau
-
bangunan kelas 5, 6, 7, 8 atau 9 yang
berlantai tidak lebih dari 2 (dua), dilayani oleh
hidran tunggal yang ditempatkan pada lantai
yang memiliki/terdapat jalur keluar; asalkan
hidran dapat menjangkau seluruh satuan
peruntukan bangunan.
Bila dilengkapi dengan pompa kebakaran harus
terdiri dari:
-
2 (dua) pompa, yang sekurang-kurangnya
satu pompa digerakkan oleh motor bakar atau
motor listrik yang dicatu dari daya generator
darurat,
-
2 (dua) pompa yang digerakkan oleh motor
listrik yang dihubungkan dengan sumber tenaga
yang terpisah satu sama lain,
-
bila pompa kebakaran dihubungkan dengan
jaringan pasokan air dan dipasang pada
bangunan dengan ketinggian efektif kurang
dari 25m, satu pompa digerakkan oleh:
-
motor-bakar, atau
-
motor listrik yang dicatu dari generator
darurat, atau
-
motor listrik yang dihubungkan pada
sumber tenaga yang terpisah satu sama lain
melalui fasilitas pemindah daya otomatis;
Pemasangan pompa kebakaran dalam bangunan
harus pada tempat yang:
•
mempunyai jalur keluar ke jalan atau ruang
terbuka, atau
•
jika bangunan tidak dilindungi seluruhnya
dengan sistem
sprinkler
sesuai ketentuan yang
berlaku, tempat pompa harus terpisah dari
bangunan, dan dengan konstruksi yang
mempunyai TKA tidak kurang dari yang
dipersyaratkan bagi suatu dinding tahan api
untuk klasifikasi bangunannya;
•
untuk pompa yang ditempatkan di luar
bangunan, maka bangunan rumah pompa
tersebut harus jelas terlihat, tahan cuaca,
mempunyai jalur keluar langsung ke jalan atau
ruang terbuka, dan jika dalam jarak 6m dari
bangunan, maka dinding rumah pompa dan
bagian dinding luar yang berjarak 2m dari
samping rumah pompa dan 3m di atas rumah
pompa, atau dinding antara bangunan dan
rumah pompa yang berjarak 2m dari sisi rurnah
pompa dan 3m di atas rumah pompa harus
mempunyai TKA tidak kurang dari yang
dipersyaratkan untuk dinding tahan api sesuai
kelas bangunannya.
•
bila sistem pasokan air mengambil air dari
sambungan yang cocok dan jalan masuk
kendaraan pemadam kebakaran untuk
memudahkan petugas pemadam kebakaran
memompa air dari sumber tersebut; dan harus
disediakan sambungan yang berdekatan dengan
lokasi tersebut untuk meningkatkan tekanan
air dalam sistem gedung; serta harus dirancang
untuk memenuhi tekanan dan laju aliran yang
disyaratkan untuk operasi petugas pemadam
kebakaran.
b. Hose Reel
Sistem
Hose Reel
harus disediakan:
•
untuk melayani seluruh bangunan, dengan 1
(satu) atau lebih hidran dalam dipasang, atau:
•
bila hidran dalam tidak dipasang, untuk
melayani setiap kompartemen kebakaran
dengan luas lantai lebih dari 500 m
2dan untuk
maksud butir ini, 1 (satu) unit hunian bangunan
kelas 2 atau kelas 3 atau sebagian bangunan
kelas 4, dipertimbangkan sebagai kompartemen
kebakaran.
Sistem
Hose Reel
, harus:
•
Melayani hanya lantai pada lokasi alat ini
ditempatkan, kecuali pada satu unit hunian,
-
pada bangunan kelas 2 atau kelas 3 atau
sebagian kelas 4 dilayani oleh
Hose Reel
tunggal yang ditempatkan pada jalur keluar
dari unit hunian tersebut, dan
-
pada bangunan kelas 5, 6, 7, 8 atau 9 yang
tidak lebih dari 2 (dua) lantai, dilayani oleh
Hose Reel
tunggal yang ditempatkan pada jalur
keluar dari satu unit hunian tersebut dengan
syarat
Hose Reel
melayani seluruh unit hunian.
•
Memiliki selang kebakaran yang harus
diletakkan sedemikian rupa untuk menghindari
partisi atau penghalang di dalam mencapai
setiap bagian lantai dari tingkat yang
bersangkutan
•
Hose reel
yang dipasang mengikuti butir 3
(tiga) di atas ditempatkan:
-
di luar bangunan, atau
-
di dalam bangunan sekitar 4m dari pintu
keluar, atau
-
di dalam bangunan berdekatan dengan
hidran dalam (selain hidran yang dipasang di
pintu keluar yang diisolasi tahan api); atau
-
kombinasi (a), (b), dan (c), sehingga
hose
tidak perlu melintasi pintu keluar masuk yang
dilengkapi dengan pintu kebakaran atau pintu
asap.
•
Bila dihubungkan dengan meteran air, maka:
-
dipelihara kebutuhan kecepatan aliran dari
hose reel
;
-
diameter pipa dari meteran air atau
instalasi PAM berdiameter tidak kurang dari
25mm;
-
jaringan pipa memenuhi syarat pembagian
pasokan air;
-
tiap katup yang mengatur aliran air dari
sumber air utama ke
Hose Reel
harus dijaga
pada posisi terbuka oleh pengunci dari logam.
•
Bila dipasok oleh sumber air utama dengan
diameter nominal lebih besar dari 25mm dan
yang dihubungkan dengan sumber air untuk
hidran, sebuah katup yang memenuhi butir 5.4
harus dipasang pada sambungan ke saluran
utama
Sistem
sprinkler
harus dipasang pada
bangunan sebagaimana ditunjukkan pada
tabel berikut:
Persyaratan Pemakaian
Sprinkler
Jenis bangunan
Kapan
Sprinkler
diperlukan:
Semua kelas
bangunan:
1. Termasuk lapangan
parkir terbuka dalam
bangunan campuran,
2. Tidak termasuk
lapangan parkir
terbuka, yang
merupakan bangunan
terpisah
Pada bangunan yang
tinggi efektifnya
lebih dari 25m
Bangunan pertokoan.
Dalam
kompartemensasi
dengan salah satu
ketentuan berikut:
(a) luas lantai lebih
dari 3.500m
2.
(b) volume ruangan
lebih dari 21.000m
3.
Bangunan Rumah
Sakit.
Lebih dari 2 (dua)
lantai.
Ruang Pertemuan
Umum,
Ruang Pertunjukan,
Teater.
Luas panggung dan
belakang panggung
lebih dari 200m
Konstruksi Atrium.
Tiap bangunan
beratrium
Bangunan berukuran
besar dan terpisah.
Untuk memperoleh
ukuran kompartemen
yang lebih besar:
(a) bangunan kelas
5-9 dengan luas
maksimum 18.000m
2dan volume
108.000m
3.
(b) semua bangunan
dengan luas lantai
lebih besar dari
18.000m
2dan volume
108.000m
3.
Ruang parkir, selain
nuang parkir terbuka
Bila menampung
lebih dari 40
kendaraan.
Bangunan dengan
risiko bahaya
kebakaran
2 (dua) persyaratan
berikut:
amat tinggi.*
Pada kompartemen,
dengan salah satu
dari 2 (dua)
persyaratan :
(a) Luas lantai
melebihi 2.000m
2.
(b) Volume lebih dari
12.000m
3.
*Jenis bangunan dengan resiko bahaya
kebakaran tinggi sesuai standar teknis yang
berlaku.
Sistem
sprinkler
harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
•
Standar perancangan dan pemasangan
sprinkler
otomatis sesuai standar teknis yang
berlaku, SNI-3989.
•
Bangunan ber-
sprinkler
.
Tanpa mengurangi ketentuan atau standar yang
berlaku bangunan, atau bagian bangunan
dianggap ber-
sprinkler
, jika:
-
sprinkler
terpasang di seluruh bangunan,
atau:
-
dalam hal sebagian bangunan:
o
sebagian bangunan dipasang
sprinkler
dan
diberi kompartemen kebakaran pada bagian
yang tanpa
sprinkler
, dan
o
setiap bukaan pada konstruksi pemisah
antara bagian ter-
sprinkler
dan bagian tak
ter-sprinker
diproteksi sesuai ketentuan proteksi
pada bukaan
Katup kontrol
sprinkler
harus ditempatkan
dalam suatu ruang yang aman atau ruang
tertutup yang berhubungan langsung ke jalan
atau ruang terbuka.
•
Pasokan air.
Tanpa mengurangi ketentuan dalam standar
teknis yang berlaku mengenai
sprinkler
,
pasokan air untuk sistem
sprinkler
harus
memperhatikan tinggi efektif bangunan, luar
bangunan yang diisyaratkan menggunakan
sprinkler
, dan klasifikasi bangunan sesuai
standar teknis yang berlaku.
•
Sambungan dengan peralatan alarm lainnya.
Sistem
sprinkler
harus disambung atau
dihubungkan ke dan dapat mengaktifkan:
-
setiap peringatan darurat dan sistem
komunikasi internal yang disyaratkan; atau
-
sistem pengeras suara atau peralatan
lainnya yang dapat didengar bila peringatan
darurat dan sistem komunikasi internal tidak
disyaratkan,
•
Peralatan anti gangguan (Anti
Tamper
).
Untuk sistem
sprinkler
yang dipasang di
semacamnya, maka pada tiap katup yang
berfungsi mengendalikan
sprinkler
di daerah
panggung, harus dipasang peralatan anti
gangguan yang dihubungkan ke panel pemantau.
•
Sistem
sprinkler
di ruang parkir.
Sistem
sprinkler
yang dipasang pada ruang
parkir pada bangunan multi-kelas, harus:
-
berdiri sendiri, tidak berhubungan dengan
sistem
sprinkler
di bagian bangunan lainnya.
-
bila berhubungan dengan sistem
sprinkler
yang melindungi bagian bangunan bukan ruang
parkir, harus dirancang sehingga sistem
sprinkler
yang melindungi bagian bukan nuang
parkir dapat diisolasi dengan tanpa mengganggu
aliran air, ataupun mempengaruhi efektivitas
operasi
sprinkler
yang melindungi ruang parkir.
d. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
APAR yang jenisnya sesuai kebutuhan harus
dipasang di seluruh bangunan, kecuali di dalam
unit hunian bangunan kelas 2 atau kelas 3 atau
sebagian bangunan kelas 4, yang memungkinkan
dilakukannya pemadaman awal efektif terhadap
kebakaran oleh penghuni bangunan.
APAR memenuhi butir 1, jika:
-
Disediakan dengan mengikuti standar
teknis yang berlaku, SNI-3987 kecuali PAR
jenis air yang tidak perlu dipasang di dalam
bangunan atau bagian bangunan yang dilayani
oleh
Hose Reel
, dan
-
APAR dari jenis bukan kelas A harus
ditempatkan pada lokasi yang dapat
menjangkau lokasi yang mengandung jenis
bahaya yang harus diatasi.
e.