• Tidak ada hasil yang ditemukan

Branch Exchange) dengan Hunting System.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Branch Exchange) dengan Hunting System."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

JARINGAN EKSTERNAL TELEPON KAWASAN

Sistem komunikasi: PABX (Private Automatic

Branch Exchange) dengan Hunting System.

Jaringan sambungan dari PT TELKOM masuk ke

Terminal Box Telkom (TB-TEL) di Ruang

Operator yang terletak di bangunan. Dari

Terminal Box Telkom (TB-TEL) jaringan

dihubungkan dengan MDF (di ruang operator).

Dari MDF jaringan dihubungkan langsung ke

Terminal-Terminal

Box yang ada di dalam

bangunan-bangunan. Kabel telepon sambungan

langsung dihubungkan ke soket pada Terminal

Box. Disediakan jalur telepon untuk sambungan

langsung dan telepon umum.

Pesawat telepon mempunyai fasilitas untuk

berhubungan dengan pesawat cabang lain

secara langsung, sedangkan sambungan keluar

harus melalui operator (beberapa pesawat

tertentu dapat diprogram untuk berhubungan

keluar). Di beberapa bangunan/fasilitas

disediakan beberapa jalur untuk sambungan

langsung.

(2)

Di Sentral Sistem Telepon disediakan:

- Satu Box terminal kabel PT TELKOM

- Satu MDF

- Terminal Box Telepon (TB-T) di tiap

bangunan/fasilitas

- Outlet telepon di tiap ruang yang

diperkirakan membutuhkan

Jaringan dari PT TELKOM masuk ke Terminal

Box Telkom (TB-TEL) di Ruang Sentral Sistem

Telepon. Dari Terminal Box Telkom (TB-TEL)

jaringan dihubungkan dengan MDF. Dari MDF

jaringan dihubungkan langsung ke Terminal

Box Telepon (TB-T) di tiap bangunan/fasilitas.

Terminal Box dihubungkan dengan soket

(outlet) pesawat Telepon Outlet telepon di tiap

ruangan yang diperkirakan membutuhkan.

(3)

T B T - 1 3 T B T - 1 2 T B T - 2 T B T - 1 T - 1 - 1 T - 1 - n T - 2 - 1 T - 2 - n T - 1 2 - 1 T - 1 2 - n T - 1 3 - 1 T - 1 3 - n M D F 4 0 0 P A I R S T E L - K 4 0 X 2 X 0 . 6 m m 2 S T E L - K 4 0 X 2 X 0 . 6 m m 2 S T E L - K 4 0 X 2 X 0 . 6 m m 2 S T E L - K 4 0 X 2 X 0 . 6 m m 2 P R I N T E PR E R S O N A L C O M P U T EOT PERL EE R PA T OOF AN RK S I M I L E M O D U L P C I N T E R F A C E P E N G H I T U N G P U L S A P A B X T E L K O M T E R M I N A L B O X U P S 4 5 0 W T I P E B A T E R E K E R I N G T - S L - 1 T - S L - n 2 2 0 - 2 4 0 V 5 0 H z J A L U R N T E L K O M

§

(4)

SISTEM TATA SUARA KAWASAN

Sistem tata suara digunakan untuk di dalam

maupun di luar bangunan, mempunyai 3 (tiga)

tujuan, yaitu:

-

Background music

-

Pemanggilan (

paging

) dan penyampaian

pesan/pengumuman (

messaging

)

-

Pemanggilan pengemudi (

car call

)

Pemasangan sistem tata suara untuk area ini

dapat diatur sedemikian rupa, sehingga

mempunyai urutan prioritas misalnya seperti

tersebut di bawah ini:

-

Background music

-

Paging and messaging

-

Car call

Sistem tata suara, antara lain terdiri atas

komponen-komponen sebagai berikut:

-

radio tuner

-

cassete deck recorder

(5)

-

remote microphone

dengan

chime

generator

-

mixer pre amplifier

-

power amplifier

-

selector

-

terminal

Box

-

speaker

-

pengatur volume suara (

attenuator

)

-

alat-alat bantu dan penunjang lainnya.

AM/FM RADIO TUNER TAPE DECK CD/DVD/MP3 PLAYER

MIXER AMPLIFIERPOWER SELECTOR

REMOTE MIC AND CHIME GENERATOR CEILING SPEAKER CEILING SPEAKER COLUMN SPEAKER ATTENUATOR ATTENUATOR

ANTENNA DIAGRAM SKEMATIK SISTEM TATA SUARA

(6)

KEMAMPUAN OPERASI

Dalam kondisi biasa, sistem tata suara

digunakan sebagai

background music

yang

dilayani dari ruang kontrol.

Tidak semua

speaker

digunakan untuk sarana

penunjang ketiga tujuan di atas. Terdapat

speaker

yang hanya diperuntukkan tujuan

background music

, namun ada pula

speaker

untuk tujuan ketiga-tiganya.

Untuk ruang-ruang yang dilengkapi dengan

speaker

bertujuan

emergency call

, di setiap

ruangan disediakan minimal sebuah pengatur

tingkat kuat suara –

attenuator

, untuk melayani

semua

speaker

yang terpasang di dalam

ruangan tersebut.

Pengatur tingkat kuat suara ini juga dapat

menghidup-matikan

speaker

di ruangan

(7)

dilakukan secara bertingkat dengan

menggunakan

variable resistance device

.

Untuk keperluan

paging

dan

messaging

, serta

untuk keperluan tertentu lainnya; pengaturan

peralatan tata suara harus dapat dilakukan

secara

remote

dari

bagian

penerangan/

information

, yaitu:

-

Menghidupkan sistem tata suara jika saat itu

sedang dimatikan

-

Menghentikan

background music

yang sedang

berlangsung

-

Menghidupkan

speaker

yang dimatikan dari

pengatur tingkat kuat suara di setiap ruangan

yang dilengkapi dengan sistem tata suara

-

Mengambil alih fungsi seluruh

speaker

yang

terpasang di dalam bangunan untuk keperluan

paging

dan

messaging

difungsikan sebagai

sarana

background music

-

Mengembalikan fungsi sistem tata suara ke

keadaan semula, yaitu sebelum dioperasikan

untuk

paging

dan

messaging

atau

car call

Untuk

paging

dan

messaging

tingkat kuat suara

di setiap

speaker

sama dan tidak dipengaruhi

(8)

dipasang di setiap ruangan. Tingkat kuat suara

untuk

paging

dan

messaging

dapat di-

set

secara terpusat dari sentral sistem tata suara.

Hal-hal tersebut di atas berlaku pula untuk

keperluan

emergency call

yang dilakukan dari

Sentral Sistem Pengindera Kebakaran.

Nada-nada yang mengawali

paging

dan

messaging

serta

emergency call

harus

mempunyai nada-nada yang cukup spesifik

(berbeda dengan sumber audio lainnya).

Dari MDF jaringan dihubungkan langsung ke

Terminal

Box

Tata Suara.

Background music

dapat diprogram untuk

cassete deck

, atau

radio tuner

.

Sistem tata suara digunakan untuk di dalam

maupun di luar bangunan

(9)

SISTEM ALARM KEBAKARAN EKSTERNAL

KAWASAN

Pada area yang dikunjungi oleh banyak orang,

dengan bangunan berklasifikasi tertentu

dibutuhkan standar keamanan yang tinggi. Pada

area ini dipasang jaringan instalasi alarm

kebakaran, yang menggunakan beberapa jenis

detektor panas.

Sistem deteksi kebakaran dan sistem alarm

pada ruangan-ruangan dikontrol oleh panel

kontrol utama alarm kebakaran (MCFA:

Master

Control of Fire Alarm

), yang pada prinsipnya

apabila terjadi kebakaran, maka akan dideteksi

oleh detektor-detektor panas yang dipasang

untuk mendeteksi kebakaran di area-area

(

zone

).

Sistem alarm kebakaran akan menggunakan

komponen-komponen sebagai berikut:

-

Panel kontrol utama alarm kebakaran (MCFA:

(10)

-

Detektor panas untuk temperatur tertentu

(

fixed temperature heat detector

)

-

Detektor kenaikan panas (

temperature rate of

rise detector

), yang dapat mendeteksi

kenaikan suhu ruangan

-

Detektor asap (

smoke detector

), yang dapat

mendeteksi apabila terdapat asap di ruangan

tertentu

-

Terminal

Box Fire Alarm

(TB-FA) yang menjadi

kotak terminal kabel untuk area-area (

zone

)

tertentu

-

Bel alarm kebakaran (

fire alarm bell

)

-

Lampu alarm kebakaran (

fire alarm luminous

)

-

Manual break glass

, yakni peralatan

berpenutup kaca; jika terjadi kebakaran,

penutup tersebut dapat (boleh) dipecahkan,

yang kemudian akan membunyikan indikator bel

dan menyalakan indikator lampu

-

Resistor akhir jalur (

end of line resistor

)

-

Panel anunsiator (

annunciator panel

)

-

Alat-alat bantu dan penunjang lainnya

-

Catu daya (

power supply

) yang merupakan

sumber daya untuk bekerjanya sistem alarm

kebakaran tersebut dan

Uninterupted Power

(11)

ALARM POINTER MCFA S H F B A S H F B A TB-F1 TB-F2 ANNUNCIATOR PANEL POWER SUPPLY BATERE NiCad EOL EOL

DIAGRAM SKEMATIK FIRE ALARM

RATE OF RISE FIXED TEMP DETECTOR SMOKE

DETECTOR ALARM BELL LUMINOUSALARM BREAK GLASS

(12)

SISTEM KEAMANAN CCTV EKSTERNAL

KAWASAN

Untuk pengawasan keamanan di dalam maupun

di luar gedung, dipasang sistem keamanan

menggunakan Televisi Saluran Tertutup

(

Closed Circuit Television

).

Sistem keamanan ini mempunyai beberapa

komponen utama, antara lain:

-

Digital Video Recorder

yang berfungsi

sebagai

multiplexer

dan perekam (penyimpan

memori)

-

Kamera tetap (

fixed

)

-

Kamera yang dapat digerakkan ke kiri, ke

kanan, ke atas, dan ke bawah; serta mempunyai

kemampuan

zooming

(

pan, tilt, zoom

)

-

Pan, tilt, zoom controller

-

Catu daya (

power supply

) yang merupakan

sumber daya untuk bekerjanya sistem alarm

kebakaran tersebut dan

Uninterrupted Power

(13)

VIDEO DIGITAL RECORDER POWER SUPPLY

DIAGRAM SKEMATIK SISTEM KEAMANAN CCTV

UPS MONITOR LANTAI DASAR MONITOR LANTAI DASAR VIDEO DIGITAL RECORDER POWER SUPPLY UPS C C C C P/T/Z CONTROLLER P/T/Z CONTROLLER LANTAI DASAR LANTAI SATU C C FIXED CAMERA P/T/Z CAMERA P/T/Z ZOOM CAMERA

Gambar 4 Skematik Sistem Keamanan CCTV

(14)

Beberapa kriteria yang harus diperhatikan

dalam perencanaan pemadam kebakaran:

-

Sistem pemadam kebakaran tersebut harus

dapat melayani seluruh bagian bangunan

-

Perlu adanya pompa pemadam kebakaran dan

reservoir

-

Hydrant pillars

,

hydrant Box

harus

ditempatkan di lokasi-lokasi yang mudah

dicapai. Jarak antara dua

hydrant pillar

tidak

melebihi 60 meter

-

Hydrant Box

harus ditempatkan di dalam

bangunan di setiap lantai. Jumlah

hydrant Box

harus dihitung berdasarkan konsep arsitektur

dan luas bangunan yang harus dilayani

-

Volume

reservoir

air pemadam kebakaran

dihitung berdasarkan standar yang berlaku

-

Portable Fire Extinguisher

di tempat-tempat

yang ditentukan

(15)

a. Hidran kebakaran.

Sistem hidran harus dipasang pada

bangunan:

yang memiliki luas lantai total lebih dari 500m

2

,

dan

terdapat regu pemadam kebakaran.

S

istem hidran kebakaran;

-

harus dipasang sesuai dengan standar yang

berlaku, SNI 1745; dan

-

hidran dalam bangunan harus melayani hanya di

lantai hidran tersebut ditempatkan, kecuali

pada satuan peruntukan bangunan, yaitu:

-

bangunan kelas 2 atau kelas 3 atau

sebagian kelas 4, dilayani oleh hidran tunggal

yang ditempatkan pada lantai yang

memiliki/terdapat jalur keluar, atau

-

bangunan kelas 5, 6, 7, 8 atau 9 yang

berlantai tidak lebih dari 2 (dua), dilayani oleh

hidran tunggal yang ditempatkan pada lantai

yang memiliki/terdapat jalur keluar; asalkan

hidran dapat menjangkau seluruh satuan

peruntukan bangunan.

(16)

Bila dilengkapi dengan pompa kebakaran harus

terdiri dari:

-

2 (dua) pompa, yang sekurang-kurangnya

satu pompa digerakkan oleh motor bakar atau

motor listrik yang dicatu dari daya generator

darurat,

-

2 (dua) pompa yang digerakkan oleh motor

listrik yang dihubungkan dengan sumber tenaga

yang terpisah satu sama lain,

-

bila pompa kebakaran dihubungkan dengan

jaringan pasokan air dan dipasang pada

bangunan dengan ketinggian efektif kurang

dari 25m, satu pompa digerakkan oleh:

-

motor-bakar, atau

-

motor listrik yang dicatu dari generator

darurat, atau

-

motor listrik yang dihubungkan pada

sumber tenaga yang terpisah satu sama lain

melalui fasilitas pemindah daya otomatis;

Pemasangan pompa kebakaran dalam bangunan

harus pada tempat yang:

(17)

mempunyai jalur keluar ke jalan atau ruang

terbuka, atau

jika bangunan tidak dilindungi seluruhnya

dengan sistem

sprinkler

sesuai ketentuan yang

berlaku, tempat pompa harus terpisah dari

bangunan, dan dengan konstruksi yang

mempunyai TKA tidak kurang dari yang

dipersyaratkan bagi suatu dinding tahan api

untuk klasifikasi bangunannya;

untuk pompa yang ditempatkan di luar

bangunan, maka bangunan rumah pompa

tersebut harus jelas terlihat, tahan cuaca,

mempunyai jalur keluar langsung ke jalan atau

ruang terbuka, dan jika dalam jarak 6m dari

bangunan, maka dinding rumah pompa dan

bagian dinding luar yang berjarak 2m dari

samping rumah pompa dan 3m di atas rumah

pompa, atau dinding antara bangunan dan

rumah pompa yang berjarak 2m dari sisi rurnah

pompa dan 3m di atas rumah pompa harus

mempunyai TKA tidak kurang dari yang

dipersyaratkan untuk dinding tahan api sesuai

kelas bangunannya.

bila sistem pasokan air mengambil air dari

(18)

sambungan yang cocok dan jalan masuk

kendaraan pemadam kebakaran untuk

memudahkan petugas pemadam kebakaran

memompa air dari sumber tersebut; dan harus

disediakan sambungan yang berdekatan dengan

lokasi tersebut untuk meningkatkan tekanan

air dalam sistem gedung; serta harus dirancang

untuk memenuhi tekanan dan laju aliran yang

disyaratkan untuk operasi petugas pemadam

kebakaran.

b. Hose Reel

Sistem

Hose Reel

harus disediakan:

untuk melayani seluruh bangunan, dengan 1

(satu) atau lebih hidran dalam dipasang, atau:

bila hidran dalam tidak dipasang, untuk

melayani setiap kompartemen kebakaran

dengan luas lantai lebih dari 500 m

2

dan untuk

maksud butir ini, 1 (satu) unit hunian bangunan

kelas 2 atau kelas 3 atau sebagian bangunan

kelas 4, dipertimbangkan sebagai kompartemen

kebakaran.

Sistem

Hose Reel

, harus:

(19)

Melayani hanya lantai pada lokasi alat ini

ditempatkan, kecuali pada satu unit hunian,

-

pada bangunan kelas 2 atau kelas 3 atau

sebagian kelas 4 dilayani oleh

Hose Reel

tunggal yang ditempatkan pada jalur keluar

dari unit hunian tersebut, dan

-

pada bangunan kelas 5, 6, 7, 8 atau 9 yang

tidak lebih dari 2 (dua) lantai, dilayani oleh

Hose Reel

tunggal yang ditempatkan pada jalur

keluar dari satu unit hunian tersebut dengan

syarat

Hose Reel

melayani seluruh unit hunian.

Memiliki selang kebakaran yang harus

diletakkan sedemikian rupa untuk menghindari

partisi atau penghalang di dalam mencapai

setiap bagian lantai dari tingkat yang

bersangkutan

Hose reel

yang dipasang mengikuti butir 3

(tiga) di atas ditempatkan:

-

di luar bangunan, atau

-

di dalam bangunan sekitar 4m dari pintu

keluar, atau

-

di dalam bangunan berdekatan dengan

hidran dalam (selain hidran yang dipasang di

pintu keluar yang diisolasi tahan api); atau

(20)

-

kombinasi (a), (b), dan (c), sehingga

hose

tidak perlu melintasi pintu keluar masuk yang

dilengkapi dengan pintu kebakaran atau pintu

asap.

Bila dihubungkan dengan meteran air, maka:

-

dipelihara kebutuhan kecepatan aliran dari

hose reel

;

-

diameter pipa dari meteran air atau

instalasi PAM berdiameter tidak kurang dari

25mm;

-

jaringan pipa memenuhi syarat pembagian

pasokan air;

-

tiap katup yang mengatur aliran air dari

sumber air utama ke

Hose Reel

harus dijaga

pada posisi terbuka oleh pengunci dari logam.

Bila dipasok oleh sumber air utama dengan

diameter nominal lebih besar dari 25mm dan

yang dihubungkan dengan sumber air untuk

hidran, sebuah katup yang memenuhi butir 5.4

harus dipasang pada sambungan ke saluran

utama

(21)

Sistem

sprinkler

harus dipasang pada

bangunan sebagaimana ditunjukkan pada

tabel berikut:

Persyaratan Pemakaian

Sprinkler

Jenis bangunan

Kapan

Sprinkler

diperlukan:

Semua kelas

bangunan:

1. Termasuk lapangan

parkir terbuka dalam

bangunan campuran,

2. Tidak termasuk

lapangan parkir

terbuka, yang

merupakan bangunan

terpisah

Pada bangunan yang

tinggi efektifnya

lebih dari 25m

(22)

Bangunan pertokoan.

Dalam

kompartemensasi

dengan salah satu

ketentuan berikut:

(a) luas lantai lebih

dari 3.500m

2

.

(b) volume ruangan

lebih dari 21.000m

3

.

Bangunan Rumah

Sakit.

Lebih dari 2 (dua)

lantai.

Ruang Pertemuan

Umum,

Ruang Pertunjukan,

Teater.

Luas panggung dan

belakang panggung

lebih dari 200m

Konstruksi Atrium.

Tiap bangunan

beratrium

Bangunan berukuran

besar dan terpisah.

Untuk memperoleh

ukuran kompartemen

(23)

yang lebih besar:

(a) bangunan kelas

5-9 dengan luas

maksimum 18.000m

2

dan volume

108.000m

3

.

(b) semua bangunan

dengan luas lantai

lebih besar dari

18.000m

2

dan volume

108.000m

3

.

Ruang parkir, selain

nuang parkir terbuka

Bila menampung

lebih dari 40

kendaraan.

Bangunan dengan

risiko bahaya

kebakaran

2 (dua) persyaratan

berikut:

amat tinggi.*

Pada kompartemen,

dengan salah satu

dari 2 (dua)

persyaratan :

(a) Luas lantai

melebihi 2.000m

2

.

(b) Volume lebih dari

12.000m

3

.

(24)

*Jenis bangunan dengan resiko bahaya

kebakaran tinggi sesuai standar teknis yang

berlaku.

Sistem

sprinkler

harus memenuhi ketentuan

sebagai berikut:

Standar perancangan dan pemasangan

sprinkler

otomatis sesuai standar teknis yang

berlaku, SNI-3989.

Bangunan ber-

sprinkler

.

Tanpa mengurangi ketentuan atau standar yang

berlaku bangunan, atau bagian bangunan

dianggap ber-

sprinkler

, jika:

-

sprinkler

terpasang di seluruh bangunan,

atau:

-

dalam hal sebagian bangunan:

o

sebagian bangunan dipasang

sprinkler

dan

diberi kompartemen kebakaran pada bagian

yang tanpa

sprinkler

, dan

o

setiap bukaan pada konstruksi pemisah

antara bagian ter-

sprinkler

dan bagian tak

ter-sprinker

diproteksi sesuai ketentuan proteksi

pada bukaan

(25)

Katup kontrol

sprinkler

harus ditempatkan

dalam suatu ruang yang aman atau ruang

tertutup yang berhubungan langsung ke jalan

atau ruang terbuka.

Pasokan air.

Tanpa mengurangi ketentuan dalam standar

teknis yang berlaku mengenai

sprinkler

,

pasokan air untuk sistem

sprinkler

harus

memperhatikan tinggi efektif bangunan, luar

bangunan yang diisyaratkan menggunakan

sprinkler

, dan klasifikasi bangunan sesuai

standar teknis yang berlaku.

Sambungan dengan peralatan alarm lainnya.

Sistem

sprinkler

harus disambung atau

dihubungkan ke dan dapat mengaktifkan:

-

setiap peringatan darurat dan sistem

komunikasi internal yang disyaratkan; atau

-

sistem pengeras suara atau peralatan

lainnya yang dapat didengar bila peringatan

darurat dan sistem komunikasi internal tidak

disyaratkan,

Peralatan anti gangguan (Anti

Tamper

).

Untuk sistem

sprinkler

yang dipasang di

(26)

semacamnya, maka pada tiap katup yang

berfungsi mengendalikan

sprinkler

di daerah

panggung, harus dipasang peralatan anti

gangguan yang dihubungkan ke panel pemantau.

Sistem

sprinkler

di ruang parkir.

Sistem

sprinkler

yang dipasang pada ruang

parkir pada bangunan multi-kelas, harus:

-

berdiri sendiri, tidak berhubungan dengan

sistem

sprinkler

di bagian bangunan lainnya.

-

bila berhubungan dengan sistem

sprinkler

yang melindungi bagian bangunan bukan ruang

parkir, harus dirancang sehingga sistem

sprinkler

yang melindungi bagian bukan nuang

parkir dapat diisolasi dengan tanpa mengganggu

aliran air, ataupun mempengaruhi efektivitas

operasi

sprinkler

yang melindungi ruang parkir.

d. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

APAR yang jenisnya sesuai kebutuhan harus

dipasang di seluruh bangunan, kecuali di dalam

unit hunian bangunan kelas 2 atau kelas 3 atau

sebagian bangunan kelas 4, yang memungkinkan

dilakukannya pemadaman awal efektif terhadap

kebakaran oleh penghuni bangunan.

(27)

APAR memenuhi butir 1, jika:

-

Disediakan dengan mengikuti standar

teknis yang berlaku, SNI-3987 kecuali PAR

jenis air yang tidak perlu dipasang di dalam

bangunan atau bagian bangunan yang dilayani

oleh

Hose Reel

, dan

-

APAR dari jenis bukan kelas A harus

ditempatkan pada lokasi yang dapat

menjangkau lokasi yang mengandung jenis

bahaya yang harus diatasi.

e.

Sketsa Sistem Pemadam Kebakaran dan

Deteksi Kebakaran

Sistem pemadam kebakaran dan

automatic

sprinkler

berguna melindungi bangunan

terhadap bahaya kebakaran. Pada

masing-masing lantai terdapat beberapa unit

Hydrant

Box

/FHC yang ditempatkan pada area yang

langsung bisa terlihat dan sistem

sprinkler

pada tiap lantai, untuk pencegahan preventif

pada kebakaran. Pada area tertentu dipasang

pemadam api ringan atau Fire

Extinguisher

Gambar

Gambar 1 Diagram Sistem Telepon
Gambar 4 Skematik Sistem Keamanan CCTV

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Selain profil, produk, dan portofolio berupa konten teks dan foto ataupun video, fitur kontak termasuk yang paling penting dalam website ini agar pengunjung dapat dengan

Namun demikian, pada tabel di atas nampak bahwa masih terdapat 5% responden yang menyatakan setuju dan sangat setuju penegakkan syariat Islam di Indonesia meskipun melalui

Untuk bagian yang ke dua ialah bagian langkah- langkah yang mana di dalamnya menerangkan mengenai proses dari tahapan maupun langkah yang wajib untuk di laksanakan demi memperoleh

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kemunculan istilah subkultur tidak lepas dari perjalan sejarah dunia yang berkaitan dengan era perang dunia ke II dimana terdapat

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang saya banggakan, Kita butuh ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat kita bisa melompat dan mendahului bangsa lain.. Kita

Menurut statusnya, jalan dikelompokkan menjadi jalan nasional, jalan provinsi, dan jalan kabupaten/kota. 1) Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions. Start