• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAMBANG DJAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAMBANG DJAU"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

TRANSFORMASI TATANAN

TRANSFORMASI TATANAN

PERMUKIMAN TEPI PANTAI

PERMUKIMAN TEPI PANTAI

KOTA GORONTALO

KOTA GORONTALO

KOTA GORONTALO

KOTA GORONTALO

BAMBANG DJAU ‐ 3208 203 002

1

(2)

Arek

Cerdas, Ama nah, Kreatif

LATAR BELAKANG

Secara historis pesisir kota Gorontalo memiliki peranan penting

aktivitas pelayaran dan permukiman. penduduknya dikenal lekat

d

b d

t i i

S b i

k t K t G

t l

dengan budaya tepi airnya. Sebagian masyarakat Kota Gorontalo

mempunyai ciri khusus dengan bertempat tinggal di tepi danau,

tepi pantai, atau tepi sungai, yang ada di Kelurahan leato utara,

leato selatan dan pohe Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo

leato selatan dan pohe, Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo.

Hal ini karena bentukan pola permukiman berdasarkan Aktivitas

masyarakat (Waworoentoe,1989).

TRANSFORMASI

DI BUKTIKAN OLEH BERTAMBAHNYA 

LUAS LAHAN TERBANGUN DAN 

BERUBAH ORIENTASI

Doxiadi dalam Adriana  :

Transformasi morfologi dipengaruhi oleh faktor formal dan informal

l.

Bagaimana karakter awal tatanan permukiman tepi pantai kota Gorontalo?

2.

Bagaimanakah

perkembangan

dan

perubahan

tatanan

kawasan

permukiman di tepi pantai kota Gorontalo hingga sekarang

2

permukiman di tepi pantai kota Gorontalo hingga sekarang.

3.

Apa dan bagaimana faktor informal maupun formal yang mendorong

(3)

Arek

TUJUAN DAN SASARAN

Cerdas, Ama

nah, Kreatif

TUJUAN :

Mengetahui proses perubahan transformasi 

permukiman tepi pantai di Kota Gorontalo terkait 

l

k f

i d

P

b

K

tata letak, fungsi dan Pembangunan Kawasan. 

SASARAN :

Mengidentifikasi

karakter

awal

tatanan

ki

t

i

t i K t G

t l

permukiman tepi pantai Kota Gorontalo.

Mengungkapkan

perubahan

yang

terjadi

pada skala permukiman dan bangunan di

permukiman pohe kota selatan Gorontalo

Menganalisis

Pengaruh

Faktor

informal

(alamiah) dan formal (direncanakan) pada

3

(

)

(

) p

Transformasi Tatanan Kawasan Permukiman

Tepi Pantai Kota Gorontalo.

(4)

Arek

KAJIAN PUSTAKA

Cerdas, Ama

nah, Kreatif

Morfologi Lingkup Dwelling

Groups

Transformasi Morfologi Permukiman Tepi Pantai

Morfologi Permukiman Tepi Pantai berdasarkan Karakter awal Tepi Pantai Kota Gorontalo

-Pola Permukiman -Aksesibilitas -Kepadatan -Aksesibilitas -Pola Permukiman Lingkup permukimanan

-Fungsi Bangunan -Orientasi -Tipologi -Orientasi -Tipologi Lingkup bangunan Lingkup Permukiman : -Pola Permukiman -Aksesibiltas -Kepadatan Lingkup Bangunan  : -Fungsi Bangunan -Orientasi -Tipologi

Lingkup Permukiman Lingkup Bangunan

Transformasi pada : - Periode sebelum orde

baru

- Periode orde baru

- Periode Pasca orde baru Lingkup Permukiman Lingkup Bangunan

Pola 

Permukiman Askesibiltas Kepadatan Fungsi Orientasi Tipologi Topografi Ekonomi Faktor Pendorong Terjadinya Transformasi Fisik

Alamiah 

Di rencana kan

Pengaruh secara Alamiah

Sosio Kultur Demografi

Pengaruh  Kebijakan

(5)

Arek

Cerdas, Ama nah, Kreatif

• Terjadi Perubahan Lingkup

Permukiman dan Bangunan Sejak Tahun 1970

• Transformasi Tatanan Permukiman

Pertanyaan Penelitian :

1 Bagaimana Karakter Awal Morfologi Permukiman Tepi Pantai Kota Gorontalo

Transformasi Tatanan Permukiman Terjadi Karena Faktor Formal (Kebijakan Pemerintah) dan Faktor Informal

2 Bagaimana Perkembangan dan Perubahan Tatanan Permukiman di Tepi Pantai Gorontalo Sejak Tahun 1970an sampai sekarang 3 Faktor apa yang mendorong Terjadinya transformasi lingkup

permukiman dan bangunan

N

Tujuan

S b D t Sumber Data

1 Transformasi morfologi kawasan perumahan perm kiman

Manfaat

ITIA

Sumber Data Permukiman pada  periode 1970‐1998  Data sekunder  Data wawancara  Permukiman pada periode 1999 - sekarang •Data sekunder •Data wawancara •Pengamatan Lapangan permukiman.

2 Perubahan permukiman dalam konteks factor Alamiah

3 Perubahan permukiman dalam konteks faktor direncanakan seperti kebijakan pemerintah

N

EL

2 Analisis proses

t f i T t

3. Analisis perubahan

topografi ekonomi sosiokultur

1 Analisis Karakter Awal 

H

PE

N

transformasi Tatanan kawasan permukiman di tepi Pantai Kota Gorontalo tahun 1970-sekarang.

topografi,ekonomi,sosiokultur, demografi dan kebijakan pemerintah terhadap Transformasi Tatanan Permukiman Tepi Pantai

tatanan Permukiman 

Tepi Pantai Kota 

Gorontalo

KA

H

Diakronik Reading Sinkronik Reading Diakronik Reading

A

NG

KESIMPULAN

L

(6)

Arek

Cerdas, Ama nah, Kreatif

METODE ANALISA

Periode awal Tahun 1970an

 Kondisi fisik lingkup

Permukiman

Periode awal Tahun 1970an :

 Kondisi Topografi

 Kondisi Sosiokultur

 Kondisi Ekonomi

 Kondisi Fisik Lingkup

Bangunan

 Kondisi Demografi

 Kebijakan pemerintah

Periode Tahun 1990an

 Transformasi fisik lingkup

Permukiman

 Transformasi Fisik Lingkup

Periode Tahun 1990an

 Perubahan Topografi

 Perubahan Sosiokultur

 Perubahan Ekonomi

g

p

Bangunan

Perubahan Ekonomi

 Perubahan Demografi

 Kebijakan Pemerintah

Periode sekarang tahun 2010  Transformasi fisik lingkup

Permukiman

 Transformasi Fisik Lingkup Bangunan

Periode sekarang tahun 2010

 Perubahan Topografi

 Perubahan Sosiokultur

 Perubahan Ekonomi

Bangunan

 Perubahan Demografi

 Kebijakan Pemerintah

M

d A

li i Di k

ik

Keterangan :

Metode Analisis Diakronik

Metode Analisis Sinkronik

g

(7)

POLA PERMUKIMAN

Pola individual karena tidak berdekatan dengan bangunan lain dan memiliki ruang luar secara individual

Pola Memanjang karena berdekatan dengan bangunan lain dan memiliki ruang luar yang berdekatan

Pola membentuk ruang terbuka karena berbagi ruang terbuka

d b l bih

antara dua bangunan atau lebih

Pola Gabungan karena merupakan gabungan antara pola memanjang dan membentuk ruang terbuka

(8)

Arek

Cerdas, Ama nah, Kreatif

TRANSFORMASI POLA PERMUKIMAN

(9)
(10)

Arek

Cerdas, Ama nah, Kreatif

(11)

Arek

Cerdas, Ama nah, Kreatif

(12)

Arek

Cerdas, Ama nah, Kreatif

(13)

Arek

Cerdas, Ama nah, Kreatif

TRANSFORMASI POLA PERMUKIMAN

Faktor yang

Keterangan

Faktor yang

mempengaruhi

Keterangan

Perubahan

Demografi

Berpengaruh pada Transformasi pola karena beberapa bangunan rumah yang

bermunculan pada permukiman kota gorontalo disebabkan oleh kebutuhan tempat

Demografi

bermunculan pada permukiman kota gorontalo, disebabkan oleh kebutuhan tempat

tinggal oleh masyarakat yang semakin bertambah juga

Topografi

Berpengaruh pada Transformasi Pola karena pola gabungan dan mengelompok

yang terbentuk sebagian besar mengikuti kondisi topografi

yang terbentuk sebagian besar mengikuti kondisi topografi

Pola Permukiman yang terpengaruh  bentuk pantai Pola Permukiman yang terpengaruh  bentuk sungai Pola Permukiman yang terpengaruh  tanah yang berbukit

(14)

Faktor yang 

mempengaruhi

Keterangan

Perubahan Ekonomi

Tidak berpengaruh karena Sebagian masyarakat yang membuat bangunan baru dan 

membentuk pola yang lain antara tahun 1970 dan 1998, Tidak mempertimbangkan 

kondisi ekonomi terutama mata pencaharian. 

l

b h

l

h k

b h

l d

b bk

k

Sosio Kultur

perubahan sosial mempengaruhi karena perubahan pola disebabkan karena 

bertambahnya bangunan yang pemilik antar bangunan masih mempunyai hubungan 

sosial/keluarga

E G E D B G

PERIODE SEBELUM ORDE BARU PERIODE ORDE BARU PERIODE PASCA ORDE BARU

A B E D C A B D E C F B1 B2 H D1 D1 B2 B1 D A B C A2 D2 C1 C1 H A1 A2 A1 A2

Gambar diatas terdiri

dari bangunan A – E.

pola yang terbentuk

b

l

Bangunan yang muncul di depannya masih mempunyai hubungan keluarga dengan bangunan sebelumnya. Mis B1 dan B2 merupakan anaknya B

Pada akhirnya bangunan yang awalnya berbentuk

memanjang berubah menjadi pola gabungan karena

hubungan social dari masing

berupa pola

memanjang.

dan B2 merupakan anaknya B seperti pada gambar diatas. Begitu juga dengan A,C dan D.

hubungan social dari masing masing pemilik bangunan itu sendiri.

(15)

TRANSFORMASI POLA PERMUKIMAN

Faktor yang 

mempengaruhi

Keterangan

Laut/teluk

Belum terdapat

Muncul bangunan yang dinding Pembangunan jalan

Kebijakan

Pemerintah

Laut/teluk

Belum terdapat

bangunan yang

membentuk pola

memanjang

Muncul bangunan yang dinding depan mengikuti batas jalan dan berdempetan dengan bangunan lain sehingga membentuk pola memanjang

Pembangunan jalan pada tahun 1980

Laut/ teluk

Bentukan Pola permukiman

sebelum dibangun jalan

Perubahan Bentukan Pola permukiman

setelah dibangun jalan berupa pola

sebelum dibangun jalan

berupa individual pada masa

sebelum orde baru

setelah dibangun jalan, berupa pola

memanjang pada masa orde baru yaitu

antara tahun 1970 sampai tahun 1998

(16)

TRANSFORMASI AKSESIBILITAS PERMUKIMAN

Faktor yang

Keterangan

Faktor yang 

mempengaruhi

Keterangan

Perubahan

Demografi

Kondisi awal sirkulasi jalan Kondisi sirkulasi setelah bertambah

Demografi

cabang pada salah satu kelompok bangunan di permukiman pohe jalan cabang/ lingkungan karena bertambahnya bangunan pohe Bangunan yang bertambah pada masa orde baru

Perubahan Ekonomi perubahan komposisi mata pencaharian tidak menyebabkan perubahan aksesibilitas yang terjadi pada lingkup permukiman pohe. Sebaliknya perubahan aksesibilitas memicu adanya perubahan komposisi mata pencaharian pada permukiman tersebut

Sosio Kultur Perubahan sosiokultur tidak terjadi secara signifikan akan tetapi bertambahnya jalan karena Sosio Kultur Perubahan sosiokultur tidak terjadi secara signifikan, akan tetapi bertambahnya jalan karena

bertambahnya bangunan antara beberapa pemilik bangunan yang masih mempunyai hubungan keluarga. Sehingga kondisi sosial mempengaruhi perubahan aksesibilitas.

(17)

Faktor yang

mempeng

Keterangan

p

g

aruhi

Kebijakan

Pemerintah

Pemerintah

Pergeseran fungsi tambatan perahu

Fungsi awal sebagai tambatan

menjadi jalan periode orde baru

g

g

(18)

TRANSFORMASI KEPADATAN PERMUKIMAN

Faktor yang y g Keterangan mempengaruhi

Keterangan

Perubahan Demografi

selain karena pendatang, beberapa pemilik bangunan yang bertambah pada kawasan permukiman, masih mempunyai hubungan sosial yang dekat dengan pemilik bangunan yang sudah ada sebelumnya. Sehingga transformasi kepadatan dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah penduduk pada kawasan permukiman

Kondisi Topografi

Sangat berpengaruh karena :

Keterbatasan tempat  d t litk

Kondisi topografi dengan  ketinggian tertentu

Kondisi topografi yang  landai tidak menyulitkan

kondisi bibir pantai  yang datar datar menyulitkan  dalam penambahan  bangunan.  Jarak 1 – 30  m ketinggian tertentu  menyulitkan bangunan  bertambah. Jarak antar  bangunan 1 – 25 m landai tidak menyulitkan  dalam penambahan  bangunan.  jarak antar  bangunan  0,5 – 20 m yang datar  memudahkan untuk  penambahan  bangunan. Jarak 0,5 – 10 m

(19)

Faktor yang

Keterangan

TRANSFORMASI KEPADATAN PERMUKIMAN

Faktor yang

mempengaruhi

Keterangan

Perubahan

Ek

i

bangunan yang bertambah dan memadati kawasan permukiman pohe tidak

terjadi karena perubahan komposisi mata pencaharian masyarakat

Ekonomi

terjadi karena perubahan komposisi mata pencaharian masyarakat.

Sosio Kultur

perubahan sosio kultur yang memicu adanya perubahan pola permukiman yaitu,

masyarakat yang masih mempunyai hubungan keluarga.

Kebijakan

Pemerintah

10 – 100 m

(20)

Faktor yang mempengaruhi

Keterangan

TRANSFORMASI FUNGSI BANGUNAN

Faktor yang mempengaruhi

Keterangan

Perubahan Demografi

perubahan komposisi fungsi bangunan yang ditandai dengan pembangunan 

fasilitas pendidikan dan peribadatan pada permukiman pohe salah satunya 

disebabkan oleh karena perubahan demografi

disebabkan oleh karena perubahan demografi.

Kondisi Topografi

Tidak berpengaruh karena terdapat bangunan yang dulunya rumah tinggal dan 

berubah menjadi perdagangan  tidak dipengaruhi oleh kondisi topografi.

Bangunan fasilitas lainnya mempunyai pertimbangan ketersediaan lahan dan

Bangunan fasilitas lainnya mempunyai pertimbangan ketersediaan lahan dan 

menempati lokasi yang landai.

Ekonomi

Tidak berpengaruh karena : perubahan fungsi bangunan menyebabkan 

b h

k

i i

t

h i

d i

k t

ki

h

perubahan komposisi mata pencaharian dari masyarakat permukiman pohe.

Sosio Kultur

Walaupun terdapat penambahan fasilitas peribadatan pada permukiman pohe hal ini tidak 

menunjukkan bahwa permukiman tersebut juga terjadi perubahan ditinjau dari segi sosio menunjukkan bahwa permukiman tersebut juga terjadi perubahan ditinjau dari segi sosio  kultur masyarakat. Penambahan fasiilitas terutama fasilitas pendidikan dan mesjid pada  permukiman pohe disebabkan karena kebutuhan masyarakat dan kebijakan pemerintah

Kebiajakan Pemerintah

Pada tahun 1970 jumlah fasilitas pada permukiman pohe yaitu terdapat pada dua bangunan 

Kebiajakan Pemerintah

j p p p y p p g yaitu mesjid dan kantor kelurahan. Sampai pada periode akhir periode orde baru fasilitas  tersebut berkembang menjadi 14 bangunan yang terdiri dari sekolah, mesjid dan kantor  kelurahan. Beberapa diantaranya dibangun dan direncanakan oleh pemerintah. Hal ini sesuai  juga pada penjelasan sebelumnya bahwa perubahan komposisi fungsi bangunan terutama  pada fungsi fasilitas umum disebabkan karena kebijakan pemerintah atau faktor yang pada fungsi fasilitas umum disebabkan karena kebijakan pemerintah atau faktor yang  direncanakan.

(21)

F k hi K

TRANSFORMASI TIPOLOGI BANGUNAN

Faktor yang mempengaruhi Keterangan

Perubahan Demografi bangunan permanen yang  bertambah menyebar dan bercampur dengan bangunan non  permanen sebelumnya, tidak saling mempengaruhi proses bertambahnya penduduk antara  migrasi dan juga keturunan. Sehingga dalam hal ini faktor perubahan demografi pada g j g gg p g p permukiman pohe tidak mempengaruhi perubahan komposisi tipologi bangunan

Kondisi Topografi kondisi topografi tidak menjadi pertimbangan utama dalam menentukan tipologi bangunan.  Hal ini seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa bangunan permanen yang 

bermunculan dan merubah komposisi tipologi bangunan terdapat pada lokasi yang  menyebar dan bercampur dengan bangunan semi permanen dan tidak permanen yang  sudah ada sebelumnya

Perubahan Ekonomi Pertimbangan Ekonomi Menjadi Penting karena :

Masyarakat yang mempunyai mata pencaharian selain nelayan mulai mendirikan

b S b i l d b h k l l i di t l i

bangunan permanen. Sebagian nelayan dan buruh kapal lain diantaranya mulai merekonstruksi atau memperbaiki bangunan miliknya menjadi permanen dan ada juga yang mempertahankannya bangunan tersebut tanpa ada perbaikan atau rekonstruksi

Sosio Kultur Pada masa sebelum orde baru tipologi Bangunan dapat membedakan strata sosial Sosio Kultur Pada masa sebelum orde baru, tipologi Bangunan dapat membedakan strata sosial.

Akan tetapi tidak memepengaruhi perubahan komposisi tipologi bangunan pada periode orde baru.

Kebijakan pemerintah Sejak adanya kebijakan pemerintah untuk melakukan pemabangunan fisik (repelita I) berdampak pada perubahan tipologi permukiman baik pada skala kota Gorontalo maupun pada permukiman pohe, perbaikan jalan dan pembangunan jembatan tahun 1980 an, berdampak pada kondisi perekonomian masyarakat pada kawasan

tersebut. Akibatnya tipologi semakin beragam, banyak bangunan permanen yang bermunculan.

(22)

TRANSFORMASI ORIENTASI BANGUNAN

Faktor yang 

mempengaruhi

Keterangan

Perubahan

B b

b

l

i

i

t i j l

t

k b

b h

Perubahan

Demografi

Beberapa bangunan yang awalnya mempunyai orientasi jalan setapak berubah 

menjadi berorientasi jalan aspal karena dibangun jalan didepannya. Akan tetapi 

bangunan lain juga mengalami transfromasi orientasi bangunan karena munculnya 

bangunan baru didepannya

g

p

y

Bangunan yang masih berorientasi ke laut karena tidak terdapat tidak terdapat bangunan yang dibangun tepat berada didepan bangunan tersebut Bangunan yang tidak lagi berorientasi ke l t k d h Bangunan yang semuanya

berorientasi ke laut Bertambah banguna karena bertambahnya komposisi penduduk

laut karena sudah terdapat

bangunan yang muncul tepat didepan

(23)

TRANSFORMASI ORIENTASI BANGUNAN

Faktor yang  mempengaruhi

Keterangan

Kondisi Topografi

munculnya bangunan pada masa orde baru dimudahkan oleh kondisi topografi pada bibir pantai 

yang landai Sebaliknya pada lokasi dengan ketinggian tertentu arah orientasi pada bangunan

Topografi

yang landai. Sebaliknya pada lokasi dengan ketinggian tertentu arah orientasi pada bangunan 

yang berkembang tidak selalu menghadap laut

Kondisi Topografi pada pinggir pantai yang rendah memudahkan Orientasi bangunan

mesjid yang tidak

Kondisi Topografi

yang landai pantai yang rendah memudahkan

bangunan untuk berorientasi ke laut dan orientasi membelakangi laut.

mesjid yang tidak dipengaruhi oleh kondisi topografi. y g menyebabkan orientasi bangunan yang muncul menghadap jalan

(24)

TRANSFORMASI ORIENTASI BANGUNAN

Faktor yang mempengaruhi

Keterangan

P

b h

Ek

i

O i

i

b

b h dik

k

d

k bij k

b

Perubahan Ekonomi

Orientasi yang berubah dikarenakan adanya kebijakan pembangunan 

jalan dan jembatan yang menghubungkan antara pusat kota dan 

permukiman pohe pada periode ini. Sehingga perubahan komposisi 

mata pencaharian sebagai bagian dari perubahan kondisi ekonomi 

p

g

g

p

tidak serta merta merubah orientasi bangunan.

Kondisi Sosio Kultur

bangunan mesjid yang selalu berorientasi ke kiblat. Sedangkan 

bangunan rumah tinggal mempunyai orientasi yang menyesuaikan 

dengan kondisi topografi dan aksesibilitas yang sudah dibangun 

sebeumnya. Akan tetapi terdapat beberapa bangunan yang 

menghalangi bangunan lain yang masih mempunyai hubungan sosial  

mempengaruhi perubahan orientasi pada bangunan sebelumnya

mempengaruhi perubahan orientasi pada bangunan sebelumnya

Kebijakan Pemerintah

sebagian besar bangunan yang awalnya menghadap laut dan 

kemudian berubah menjadi bangunan yang berorientasi ke darat 

disebabkan karena adanya pembangunan jalan baik jalan aspal

disebabkan karena adanya pembangunan jalan, baik jalan aspal 

maupun jalan paving serta bertambahnya bangunan yang berlokasi 

tepat didepan bangunan yang sudah lebih dulu ada. Hal ini 

menunjukkan bahwa adanya kebijakan pemerintah dalam perbaikan 

infrastruktur sangat mempengaruhi perubahan orientasi bangunan 

yang ada dipermukiman pohe

(25)

KESIMPULAN

KESIMPULAN

Pada lingkup bangunan apabila ditinjau berdasarkan aspek fungsi bangunan

terjadi perubahan komposisi fungsi bangunan rumah tinggal yang semakin berkurang

di kib tk

b t

b h

f

i

d

d

j

B d

k

k ti

l

i

diakibatkan bertambahnya fungi perdagangan dan jasa. Berdasarkan aspek tipologi

bangunan komposisi bangunan non permanen semakin berkurang karena munculnya

bangunan permanen. Sedangkan pada aspek orientasi bangunan menunjukkan

bangunan yang berorientasi kelaut sesuai karakter awal tatanan permukiman menjadi

bangunan yang berorientasi kelaut sesuai karakter awal tatanan permukiman menjadi

berkurang karena munculnya bangunan lain yang menghalangi orientasi bangunan

awal.

Kebijakan pemerintah sebagai faktor pendorong sangat dominan mempengaruhi

Kebijakan pemerintah sebagai faktor pendorong sangat dominan mempengaruhi

transformasi tatanan yang terjadi di permukiman pohe.

Perubahan demografi, Sosial, dan kondisi topografi menjadi faktor pendorong

yang tidak kalah penting mempengaruhi transformasi tatanan di Permukiman

yang tidak kalah penting mempengaruhi transformasi tatanan di Permukiman

Pohe.

Sehingga

pemerintah

dalam

hal

ini

sebagai

pengambil

keputusan

b

dih

k

iliki

d

t h

t k

pembangunan

diharapkan

memiliki

wawasan

dan

pengetahuan

untuk

merencanakan suatu kawasan dengan memperhatikan karakter pola fisik spasial.

Konsistensi antara peraturan dan pelaksanaan di lapangan juga perlu diperhatikan

sehingga terhindar dari pengembangan lahan yang ilegal dan informal akibat

pertumbuhan penduduk yang terus meningkat.

Gambar

Gambar diatas terdiri  dari bangunan A – E.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisa pada tugas akhir ini merupakan tegangan sisa yang terjadi pada pengelasan struktur pressure vessels.. Sehingga dapat dihasilkan kesimpulan

Kebiasaan dalam pengelolaan pembuatan kue rumahan di Desa Lampanah memiliki kebiasaan kurang baik, hal ini di sebabkan karena pengelolaan kue rumahan oleh

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

Mahasiswa menjelaskan dengan baik tentang permasahan pengolahan air limbah di komunitas yang kecil, serta pengolahan untuk onsite sistem. Quiz 5%

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Misi penting dari inisiatif Nabi membuat Piagam Madinah adalah satu sisi Nabi berhasil menyatukan penduduk Madinah dalam perjanjian damai, sedang sisi lain menguntungkan Nabi

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Selain dari beberapa karya di atas, Fazlur Rahman pernah menulis artikel yang berjudul “Iqbal in Modern Muslim Thoght” Rahman mencoba melakukan survei terhadap