• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Sumatera Utara Untuk Tahun 2009-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Sumatera Utara Untuk Tahun 2009-2013"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI PROPINSI SUMATERA UTARA

UNTUK TAHUN 2009-2013

TUGAS AKHIR

RISTAULI PAKPAHAN 082407039

PROGRAM STUDI D – III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI PROPINSI SUMATERA UTARA

UNTUK TAHUN 2009-2013

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

RISTAULI PAKPAHAN 082407039

PROGRAM STUDI D-III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNUVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG

DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI SUMATERA UTARA UNTUK TAHUN 2009-2013

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : RISTAULI PAKPAHAN

Nomor Induk Mahasiswa : 082407039

Program Studi : DIPLOMA-3 STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM ( FMIPA ) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juni 2011

Diketahui

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing, Ketua,

(4)

PERNYATAAN

PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI PROPINSI SUMATERA UTARA

UNTUK TAHUN 2009-2013 TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2011

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dalam waktu yang telah ditetapkan.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Drs. Ujian Sinulingga, M.Si selaku dosen pembimbing pada penyelesaian Tugas Akhir ini yang telah memberikan panduan dan kepercayaan kepada penulis untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini. Panduan ringkas, jelas dan profesional telah diberikan kepada penulis agar penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada ketua dan sekretaris Prodi D-III Statistika Drs. Faigiziduhu Bu’ulÖlÖ, M.Si dan Drs.

Suwarno Ariswoyo, M.Si. Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU Prof.Dr. Tulus, M.Si dan Dra. Mardiningsih, M.Si. Kepada bapak Dr.

Sutarman, M.Sc selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Sumatera Utara, Pembantu Dekan dan semua dosen pada Departemen Matematika FMIPA USU. Kepada orangtua penulis yang terkasih Bapak M. Pakpahan dan Ibu

(6)

DAFTAR ISI

2.2 Pengertian Pertumbuhan Penduduk Eksponensial dan Regresi Linier Sederhana 8

2.2.1 Pengertian Pertumbuhan Penduduk Eksponensial 8

2.2.2 Pengertian Regresi Linier Sederhana 9

2.3 Perumusan Peramalan Jumlah Penduduk dan Produksi Padi 10

2.3.1 Perumusan Peramalan Jumlah Penduduk 10

2.3.2 Perumusan Peramalan Produksi Padi 11

2.4 Analisa Peramalan Jumlah Produksi Beras dan Jumlah Kebutuhan Beras 12

Bab 3 Sejarah Singkat Tempat riset 14

3.1 Sejarah Singkat Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara, Medan 14

3.2 Tugas dan Fungsi Pokok Kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara, Medan 15

(7)

Bab 4 Analisa dan Pembahasan 20

4.1 Data 20

4.2 Peramalan 22

4.2.1 Peramalan Jumlah Penduduk 22

4.2 2 Peramalan jumlah Produksi Padi 26 4.3 Peramalan Jumlah Produksi Beras dan Jumlah Kebutuhan beras 29 4.3.1 Peramalan Jumlah produksi Beras 29

4.3.2 Peramalan Jumlah Kebutuhan beras 30

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1.1 Jumlah Penduduk dan Jumlah Produksi Padi di

Propinsi Sumatera Utara Tahun 2000-2008 21

Tabel 4.2.1.1 Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi Sumatera Utara

Tahun 2000-2008 24

Tabel 4.2.1.2 Peramalan Jumlah Penduduk Propinsi Sumatera UtaraTahun

2000-2008 dan Hasil Ramalannya Untuk Tahun 2009-2013 26

Tabel 4.2.2.1 Nilai-nilai Yang Diperlukan Untuk Menghitung Koefisien

Regresi Linier Pada Peramalan Jumlah Produksi Padi 27

Tabel 4.2.2.2 Jumlah Produksi Padi Tahun 2000-2008 dan Hasil

Ramalannya Tahun 2009-2013 29

Tabel 4.3.1.1 Jumlah Produksi Padi, Produksi Beras dan Hasil Ramalannya 30

Tabel 4.3.2.1 Jumlah Penduduk, Jumlah Kebutuhan Beras dan

Hasil Ramalannya 31

Tabel 4.3.1 Jumlah Penduduk, Produksi Padi, Produksi Beras dan Kebutuhan Beras di Propoinsi Sumatera Utara

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1.2 Grafik Jumlah Produksi Padi Propinsi Sumatera Utara

Tahun 2000-2008 22

Gambar 5.2.1 Tampilan Pengaktifan MS.Excel dari Windows 34

Gambar 5.3.1 Tampilan Lembar Kerja MS.Excel 34

Gambar 5.5.1 Tampilan Chart Tipe 35

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Komoditas beras merupakan komoditas yang strategis, karena dibutuhkan penduduk

sebagai sumber kalori utama. Karena fungsinya yang penting diperlukan perencanaan

yang matang untuk memenuhi permintaan penduduk.

Masalah kebutuhan beras tidak hanya menyangkut pemenuhan akan banyaknya

yang tersedia, tetapi juga menyangkut ketersediaannya untuk memenuhi permintaan

dari waktu ke waktu. Untuk itu diperlukan suatu indikator yang dapat menunjukkan

peningkatan dan penurunan jumlah produksi beras terhadap kebutuhan yang

diinginkan.

Selain melihat peningkatan atau penurunan jumlah produksi beras, perlu juga

dilakukan peninjauan terhadap perkembangan jumlah penduduk yang terus menerus

bertambah. Karena semakin bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan

(11)

1.2 Identifikasi Masalah

Peramalan jumlah penduduk dan jumlah produksi padi sangat penting untuk diteliti.

Karena secara teoritis, pertambahan jumlah penduduk dapat menyebabkan kebutuhan

akan beras terus meningkat dan banyaknya beras yang diproduksi tergantung pada

banyaknya padi yang dihasilkan. Untuk mengantisipasi tingkat kebutuhan beras dan

produksi padi yang seimbang dengan pertambahan jumlah penduduk, maka perlu

diketahui tingkat laju pertumbuhan penduduk tiap tahunnya.

Sesuai dengan masalah di atas, penulis mengangkat satu masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini yaitu peramalan jumlah beras yang dibutuhkan penduduk

dan jumlah produksi padi di Propinsi Sumatera Utara untuk tahun 2009-2013.

1.3 Batasan Masalah

Untuk mempersempit cakupan penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan

yang akan diteliti, yaitu:

1. Hanya meramalkan jumlah penduduk dan jumlah produksi padi pada tahun

2009-2013 di Propinsi Sumatera Utara.

2. Hanya menganalisa jumlah produksi beras dan jumlah kebutuhan beras untuk

(12)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. untuk mengetahui apakah jumlah produksi beras di Propinsi Sumatera utara

sudah dapat memenuhi kebutuhan penduduk akan beras setiap tahunnya.

2. untuk meramalkan banyaknya kebutuhan beras di Propinsi Sumatera utara

untuk tahun 2009-2013.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah

penduduk dan jumlah produksi padi di Propinsi Sumatera Utara tahun 2009-2013.

Serta berdasarkan peramalan jumlah penduduk dan jumlah produksi padi, maka dapat

diketahui seberapa besar kebutuhan penduduk akan beras di Propinsi Sumatera Utara

tahun 2009-2013.

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk melaksanakan

penelitian sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Metodologi penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan mengumpulkan

informasi dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Propinsi Sumatera Utara yang diolah

dengan metode regresi linier sederhana dan metode laju pertumbuhan penduduk

(13)

1.6.1 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari

Badan Ketahanan Pangan (BKP) Propinsi Sumatera Utara yang beralamat di Jalan

Jend. Besar Abdul Haris Nasution No. 24 Medan yaitu data jumlah penduduk dan

jumlah produksi padi pada tahun 2000-2008.

1.6.2 Analisa dan Evaluasi Data

Metode yang digunakan untuk meramalkan jumlah penduduk adalah metode laju

pertumbuhan penduduk eksponensial dan untuk meramalkan jumlah produksi padi,

penulis menggunakan metode regresi linier sederhana.

Kemudian berdasarkan hasil peramalan jumlah produksi padi maka dapat

dianalisis jumlah kebutuhan beras dengan suatu ketetapan bahwa jumlah beras yang

dikonsumsi oleh penduduk adalah 136,85 Kg Perkapita/tahun dan analisis untuk

peramalan produksi beras dapat dihitung dengan ketetapan bahwa 1 Kg padi kering

(gabah kering) dapat menghasilkan 0,64 Kg beras. Proses pengolahan data penelitian

(14)

1.7Tinjauan Pustaka

1.7.1 Peramalan Jumlah Penduduk

Teori penunjang yang digunakan untuk meramalkan jumlah penduduk dikutip dari

buku Demografi Umum yang diterbitkan oleh Pustaka Pelajar yang mana di dalam

buku tersebut dikatakan bahwa pertumbuhan penduduk eksponensial adalah

pertumbuhan penduduk yang berlangsung terus-menerus (continous). Ukuran

penduduk eksponensial ini lebih tepat mengingat bahwa dalam kenyataannya

pertumbuhan penduduk juga berlangsung terus-menerus (Ida Bagoes Mantra,

2003:86).

Metode ini digunakan untuk melihat tingkat perkembangan penduduk pada

tahun yang akan datang dengan melihat perkembangan penduduk pada tahun-tahun

sebelumnya yang menjadi tahun dasar dalam proses pendugaan. Dengan rumus yang

digunakan adalah = ×

1.7.2 Peramalan Jumlah Produksi Padi

Metode yang dipakai untuk meramalkan produksi padi dalam penelitian ini adalah

metode regresi linier sederhana. Teori penunjang untuk metode ini dikutip dari buku

Pengantar Statistika yang diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka yang mana dalam

buku tersebut dikatakan bahwa Metode Regresi Linier merupakan metode yang

memungkinkan untuk meramalkan nilai-nilai suatu peubah tak bebas dari nilai-nilai

(15)

Regresi linier sederhana adalah suatu pola hubungan yang merupakan

hubungan antara variabel Y dan X, dimana Y adalah variabel yang diramalkan

(dependent variable) dan X adalah variabel bebas (independent variable) yang

mempengaruhi nilai Y. Dengan model persamaan liniernya adalah = + b X.

1.8 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan uraian tentang teori-teori yang akan digunakan dalam

penelitian ini.

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

Bab ini memaparkan tentang visi dan misi, tugas dan fungsi pokok serta

kebijakan-kebijakan yang dijalankan kantor Badan Ketahanan Pangan

Propinsi Sumatera Utara, Medan.

BAB 4 : ANALISA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang cara penggunaan rumus yang telah ditentukan

(16)

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang cara memasukkan data dan mengolah data

dengan menggunakan program excel.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

(17)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Metode Peramalan

Metode peramalan adalah suatu cara memperkirakan atau memprediksikan apa yang

akan terjadi pada masa depan berdasarkan data yang relevan pada masa lampau.

Peramalan tingkat produksi beras bertujuan untuk melihat kedepan hasil

produksi beras dengan melihat peningkatan produksi beras dari tahun-tahun

sebelumnya. Selain meramalkan tingkat produksi beras, penulis juga meramalkan

perkembangan jumlah penduduk untuk mengetahui tingkat kebutuhan penduduk akan

komoditas beras.

2.2 Pengertian Pertumbuhan Penduduk Eksponensial dan Regresi Linier Sederhana

2.2.1 Pengertian Pertumbuhan Penduduk Eksponensial

Pertumbuhan penduduk eksponensial adalah pertumbuhan penduduk yang

berlangsung terus-menerus (continous). Ukuran penduduk eksponensial ini lebih tepat

digunakan untuk meramalkan jumlah penduduk karena dalam kenyataannya

(18)

Metode ini digunakan untuk melihat tingkat perkembangan penduduk pada tahun yang

akan datang dengan melihat perkembangan penduduk pada tahun-tahun sebelumnya

yang menjadi tahun dasar dalam proses pendugaan. Dengan rumus yang digunakan

adalah = ×

2.2.2 Pengertian Regresi Linier Sederhana

Regresi linier adalah regresi yang variabel bebas (variabel X) berpangkat paling tinggi

satu (Ir. M. Iqbal Hasan1999:246). Untuk regresi linier sederhana, yaitu regresi linier

yang hanya melibatkan dua variabel (variabel X dan Y). Analisis regresi linier

sederhana dipakai untuk meramalkan pengaruh sebuah variabel bebas terhadap sebuah

variabel terikat atau untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional antara

variabel bebas dengan variabel terikat.

Variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang nilai-nilainya tidak

bergantung pada variabel lainnya. Variabel ini digunakan untuk meramalkan atau

menerangkan nilai variabel yang lalin. Variabel terikat (dependent variabel) adalah

variabel yang nilai-nilainya bergantung pada variabel bebas. Variabel ini merupakan

variabel yang nilainya diramalkan. Bentuk umum persamaan regresi linier sederhana

yang menunjukkan hubungan antara dua variabel, yaitu variabel X sebagai variabel

bebas dan variabel Y sebagai variabel terikat adalah

= + b X ………... 2.1

persamaan 2.1 dapat digunakan untuk menaksir nilai Y jika nilai , b dan X diketahui.

Nilali pada persamaan 2.1 merupakan intersep atau nilai Y yang dipotong oleh

(19)

kemiringan (slope) kurva linier yang menunjukkan besarnya perubahan nilai Y sebagai

akibat dari perubahan setiap unit nilai X. Besarnya dan b konstan sepanjang kurva

linier.

Koefisien arah regresi linier dinyatakan oleh niali b yang juga menyatakan

perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap variabel X sebesar satu bagian yang

apabila harga b positif, maka variabel Y akan mengalami kenaikan atau pertambahan.

Sebaliknya bila b negatif, maka variabel Y akan mengalami penurunan.

2.3 Perumusan Peramalan Jumlah Penduduk dan Produksi Padi

2.3.1 Perumusan Peramalan Jumlah Penduduk

Rumusan matematik yang digunakan untuk meramalkan jumlah penduduk tahun

2009-2013 di Propinsi Sumatera Utara adalah dengan menggunakan metode laju

pertumbuhan penduduk eksponensial. Adapun rumusan yang digunakan adalah

sebagai berikut :

=

=

rt =

=

(20)

rt =

r =

Keterangan :

= banyaknya penduduk pada tahun akhir

= banyaknya penduduk pada tahun awal

r = angka pertumbuhan penduduk

t = jangka waktu

e = angka eksponensial (2,71828)

Dengan rumusan diatas, penulis melakukan suatu pendugaan/ peramalan

jumlah penduduk tahun 2009-2013 di Propinsi Sumatera Utara.

2.3.2 Perumusan Peramalan Produksi Padi

Rumusan matematik yang digunakan untuk merumuskan peramalan produksi padi

pada tahun 2009-2013 di Propinsi Sumatera Utara adalah metode regresi linier

sederhana. Dengan rumusan sebagai berikut :

Dimana :

= –

(21)

b

Keterangan :

= hasil peramalan produksi padi

= variabel konstanta

n = banyak sampel

b = koefisien variabel X

X = variabel bebas (periode)

= jumlah variabel bebas

∑ = jumlah variabel terikat (tidak bebas)

= jumlah perkalian antara variabel bebas dan variabel tak bebas

Dengan rumusan tersebut, penulis melakukan peramalan jumlah produksi

padi tahun 2009-2013 di Propinsi Sumatera Utara.

2.4 Analisa Peramalan Jumlah Produksi Beras dan Jumlah Kebutuhan Beras

Dengan menggabungkan perhitungan peramalan produksi padi dan peramalan jumlah

penduduk, maka dapat dilakukan suatu analisa untuk mengetahui tingkat kebutuhan

penduduk akan beras di Propinsi Sumatera Utara untuk tahun 2009 sampai tahun

2013.

Untuk mengetahui jumlah kebutuhan beras penduduk Propinsi Sumatera Utara

pada tahun 2009-2013 maka diperlukan suatu ketetapan akan jumlah beras yang

(22)

Propinsi Sumatera Utara diketahui bahwa jumlah beras yang dikonsumsi oleh

penduduk sumatera utara adalah 136,85 Kg Perkapita/tahun.

Berdasarkan asumsi di atas, kebutuhan beras penduduk Propinsi Sumatera

Utara setiap tahunnya dapat dihitung dengan rumus:

Sebelum melakukan perhitungan terhadap kebutuhan penduduk akan beras,

terlebih dahulu diketahui jumlah beras yang dihasilkan dari produksi padi. Menurut

data yang diperoleh dari kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara

diperoleh ketentuan bahwa 1 Kg gabah kering menghasilkan beras sebanyak 0,63 Kg

sampai dengan 0,65 Kg beras. Dari data ini diperoleh bahwa rata-rata beras yang

dihasilkan dari 1 Kg gabah kering adalah 0,64 Kg beras. Berdasarkan data tersebut

maka dapat dilakukan perhitungan untuk jumlah produksi beras setiap tahunnya

dengan rumus:

(23)

BAB 3

SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Singkat Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara, Medan

Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara adalah lembaga pemerintah yang

didirikan pada tanggal 16 mei 2000 di Jalan Jendral Besar Abdul Haris Nasution

No.24 Medan.

Kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara Medan

berlandaskan pada visi dan misi berikut:

1. Visi kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara :

Terwujudnya ketahanan pangan masyarakat yang berbasis kepada sumber daya

lokal yang dimiliki secara efisien dan berkelanjutan menuju masyarakat yang

berkualitas dan sejahtera.

2. Misi kantor Badan ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara :

a. Meningkatkan pemberdayaan dan kemandirian masyarakat untuk mewujudkan

ketahanan pangan yang berbasis sumber daya lokal yang dimiliki.

(24)

3.2 Tugas dan Fungsi Pokok Kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara, Medan

Tugas dan Fungsi Pokok kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara,

Medan adalah :

1. Menyiapkan bahan dalam perumusan kebijakan teknis dalam lingkup ketahanan

pangan.

2. Menyelenggarakan evaluasi dan pengkajian ketahanan pangan, pembinaan,

kewaspadaan dan gizi serta pembinaan penyeragaman konsumsi pangan sumber

daya dalam ketahanan pangan.

3. Melaksanakan tugas lain yang terkait dengan kehanan pangan sesuai dengan

ketetapan kepala daerah.

4. Mengkoordinasikan perumusan kebijakan dan perencanaan program peningkatan

ketahanan pangan daerah yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

a. Aspek ketersediaan yang bersumber dari produksi, cadangan dan import.

b. Aspek distribusi yang berbasis kepada stabilitas harga pangan, aman dan

terjangkau.

c. Aspek konsumsi yang berbasis kepada penganekaragaman konsumsi non beras,

bermutu / bergizi dan aman.

5. Mengkoordinasikan monitoring program peningkatan ketahanan pangan melalui

rapat Dewan Ketahanan Pangan dan rapat Pokja guna mengantisipasi dan

memecahkan masalah yang dihadapi melalui hal-hal sebagai berikut :

a. Monitoring pelaksanaan kegiatan tani.

b. Monitoring eksport / inport bahan pangan strategis.

(25)

d. Monitoring pengadaan / penyiapan / penyaluran Cadangan Pangan.

e. Monitoring daerah rawan pangan.

f. Monitoring kewaspadaan pangan (bencana alam dan gangguan OPT).

g. Monitoring panganekaragaman konsumsi bahan pangan.

h. Monitoring mutu dan keamanan pangan.

i. Supervisi yang terkoordinasi ke lapangan.

6. Melaksanakan pengkajian, analisis dan pembinaan terhadap aspek-aspek ketahanan

pangan (ketersediaan, distribusi, penganekaragaman konsumsi dan kewaspadaan

atau keamanan pangan).

7. Memantau dan mengendalikan ketersediaan dan distribusi bahan pangan, terutama

sembilan bahan pangan pokok.

8. Mengkoordinasikan palaporan dan evaluasi program peningkatan ketahanan

pangan yang meliputi aspek ketersediaan, mutu dan keamanan pangan.

3.3 Kebijakan-Kebijakan Kantor Badan Ketahanan Pangan untuk Peningkatan Pangan

Kebijakan kantor Badan Ketahanan Pangan untuk peningkatan pangan meliputi

berbagai aspek diantaranya adalah :

1. Kebijakan dalam aspek ketahanan pangan :

1. Menjaga ketersediaan pangan malalui upaya-upaya peningkatan produksi dan

produktivitas bahan nabati dan hewani sesuai potensi wilayah masing-masing

yang diwujudkan malalui 4 (empat) usaha pokok yaitu intensivikasi,

ekstensivikasi, diversivikasi dan rehabilitasi dangan 8 (delapan) langkah

(26)

• Pemberdayaan kelompok tani dan kelembagaan kelompok ekonomi petani

(KUD, Koptan dan lain-lain).

• Pemantapan penyediaan dan penyaluran sarana produksi (benih, pupuk,

obat - obatan dan alsintan).

• Penyediaan dan penyaluran kredit modal.

• Peningkatan mutu teknologi.

• Peningkatan kinerja penyuluh.

• Mengembangkan kemitraan dalam pemasaran hasil.

• Peningkatan mutu koordinasi.

• Peningkatan dan pengembangan jaringan irigasi.

2. Perlunya menata ulang kembali mekanisme/tata cara pengadaan dan

penyaluran pupuk yang sudah ada secara terkoordinasi dengan pemerintah

daerah sehingga pupuk betul-betul tersedia di tengah-tengah petani yang

memenuhi prinsip 6 (enam) tepat.

3. Tingkat ketersediaan bahan pangan yang bersumber dari produksi lokal harus

diupayakan secara bertahap mencapai titik ideal yaitu sesuai dengan tingkat

kebutuhan dan jika terjadi kelebihan (surplus) diprioritaskan untuk

perdagangan antar propinsi maupun eksport.

4. Mendukung kebijakan pemerintah untuk tetap melaksanakan larangan import

beras pada tahun 2005 dan tahun 2006, mengingat cadangan dan produksi

cukup tinggi.

5. Untuk memantapkan ketersediaan gula pemerintah dihimbau nutuk

memberikan kepercayaan kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan

import gula melalui importir daerah sehingga lebih memudahkan dalam

(27)

2. Kebijakan dalam aspek distribusi :

1. Mengembangkan kerja sama jaringan distribusi dan informasi pangan dalam

daerah dan antar daerah untuk mewujudkan ketersediaan dan stabilitas harga.

2. Peningkatan efisiensi kelancaran distribusi bahan pangan melalui reformasi

berbagai peraturan yang menghambat lalulintas perdagangan, pengembangan

sarana dan prasarana distribusi serta pelayanan teknologi pasca panen.

3. Peningkatan kemampuan masyarakat dan pemerintah daerah dalam

menstabilkan harga bahan pangan antar waktu maupun antar wilayah.

4. Penguatan pangsa pasar yang bukan saja antar propinsi tetapi juga eksport

serta mengembangkan kemitraan pemasaran hasil.

3. Kebijakan dalam aspek penganekaragaman konsumsi :

1. Melakukan upaya-upaya diversifikasi konsumsi pangan yang beragam, bergizi

dan berimbang serta aman, sesuai dengan kondisi dan situasi daerah, dengan

mengutamakan sumber pangan lokal untuk mencegah ketergantungan terhadap

satu jenis pangan tertentu sesuai dengan Pola Pangan Harapan (PPH).

2. Penurunan konsumsi beras sebagai bahan pangan pokok masyarakat.

3. Peningkatan penganekaragaman konsumsi bahan pangan yang seimbang baik

jenis nabati, atau hewani maupun mutu dan gizi.

4. Peningkatan konsumsi bahan pangan lokal sebagai basis pada non beras.

4. Kebijakan Dalam Aspek Kewaspadaan dan Keamanan Pangan

1. Melaksanakan pengamatan dini kerawanan pangan serta mengembangkan

(28)

kerawanan pangan kronis dan lain-lain) yang mampu memenuhi kebutuhan

masyarakat dalam 3 (tiga) bulan.

2. Peningkatan kemampuan fungsi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi

(SKPG).

3. Peningkatan keberdayaan masyarakat miskin yang berada dalam kondisi

kerawanan pangan kronis serta pengembangan jaringan pengamanan pangan

bagi kelompok rawan pangan transien (mendadak) karena bencana alam dan

sosial.

4. Peningkatan pengembangan keamanan mutu dan gizi pangan.

5. Kebijakan dalam upaya pengentasan kemiskinan :

1. Mengurangi jumlah penduduk yang kelaparan sekurang-kurangnya 1% per

tahun dimulai tahun 2005 sebagai komitmen Indonesia dalam deklarasi Roma

Tahuh 1996 pada KKT Pangan Dunia melalui Pembangunan Ketahanan

Pangan di pedesaan dan perkotaan.

2. Mengembangkan desa mandiri pangan dan menggalang sumber-sumber dana

masyarakat yang memadai yang dimulai pada tahun 2005.

6. Kebijakan dalam pemberdayaan masyarakat dalam ketahanan pangan :

Meningkatkan pemberian bantuan langsung masyarakat baik berupa dana

penguatan modal bagi lembaga ekonomi pedesaan maupun bantuan dana berupa

(29)

BAB 4

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Analisa merupakan cara menjalankan perhitungan kedalam bentuk yang lebih

sederhana yang disertai dengan penyajian tabel dan dilengkapi dengan grafik,

sehingga dapat memudahkan pembaca dalam melakukan analisa sehingga mudah

dimengerti.

4.1 Data

Berdasarkan sumbernya, data dan informasi yang dikumpulkan dapat dibedakan

menjadi dua yaitu data primer dan data skunder. Data primer adalah data yang

diperoleh langsung dari sumbernya yang belum mengalami perubahan atau

pengolahan apapun (data mentah) sedangkan data sekunder adalah data yang dalam

pengumpulannya tidak dilakukan oleh peneliti tetapi melalui suatu lembaga terkait.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan data sekunder dari

kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara, Medan. Berikut adalah data

jumlah penduduk, jumlah produksi padi di Propinsi Sumatera Utara pada tahun 2000

(30)

Tabel 4.1.1

Jumlah Penduduk dan Jumlah Produksi padi di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2000 – 2008

Sumber : kantor BKP Propinsi Sumatera Utara, Medan

Data jumlah penduduk di atas merupakan jumlah keseluruhan penduduk dari

sembilan belas kabupaten/ kota yang ada di Propinsi Sumatera Utara. Dari tabel dapat

dilihat bahwa jumlah penduduk di Propinsi Sumatera Utara terus meningkat, dimana

hal ini dapat menimbulkan suatu masalah terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan

penduduk akan beras yang merupakan sumber kalori utama.

Secara grafik data jumlah produksi padi di Propinsi Sumatera Utara untuk

tahun 2000 sampai tahun 2008 dapat dilihat sebagai berikut:

(31)

Gambar 4.1.2 Grafik Produksi Padi Di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2000-2008

4.2 Peramalan

4.2.1 Peramalan Jumlah Penduduk

Sebelum melakukan peramalan jumlah penduduk tahun 2009 sampai tahun 2013,

terlebih dahulu dilakukan perhitungan terhadap laju pertumbuhan penduduk setiap

tahunnya (nilai r), adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:

r =

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Jum

Tahun Produksi Jumlah Produksi Padi

(ton) Tahun Grafik Jumlah Produksi Padi Di Propinsi Sumatera Utrara

(32)

=

= 0,012

=

= 0,012

=

= 0,011

=

= 0,015

=

= 0,025

=

= 0,015

=

= 0,016

Dari perhitungan laju pertumbuhan penduduk di atas maka dapat dibuat dalam

(33)

Tabel 4.2.1.1

Laju Pertumbuhan Penduduk Di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2000-2008

Tahun Jumlah

Maka rata-rata laju pertumbuhan penduduk adalah = = 0,014 atau sama

dengan 1,4 %. Dengan asumsi laju pertumbuhan penduduk tetap 1,4 % pertahun,

maka diperkirakan jumlah penduduk Propinsi Sumatera Utara tahun 2009-2013

adalah sebagai berikut:

= ×

Jumlah penduduk tahun 2009 adalah:

= ×

= 13.042.317 ×

= 13.226.193,4

(34)

Jumlah penduduk tahun 2010 adalah:

= ×

= 13.226.193 ×

= 13.412.662,3

= 13.412.662

Jumlah penduduk tahun 2011 adalah:

= ×

= 13.412.662×

= 13.601.760,0

= 13.601.760

Jumlah penduduk tahun 2012 adalah:

= ×

= 13.601.760×

= 13.793.523,7

= 13.793.524

Jumlah penduduk tahun 2013 adalah:

= ×

= 13.793.524×

= 13.987.991,0

= 13.987.991

Berikut ini tabel hasil peramalan jumlah penduduk di Propinsi Sumatera Utara

(35)

Tabel 4.2.1.2

Jumlah Penduduk Tahun 2000 - 2008 Dan Hasil Ramalannya Tahun 2009 -2013

4.2.2 Peramalan Jumlah Produksi Padi

Dari tabel 4.1.1 tentang tingkat produksi padi dapat diramalkan jumlah produksi padi

tahun 2009-2013 dengan menggunakan metode regresi linier sederhana. Adapun

peramalan produksi padi tersebut adalah sebagai berikut: Tahun Jumlah Penduduk

(36)

Tabel 4.2.2.1

Nilai-nilai Yang Diperlukan Untuk Menghitung Koefisien Regresi Linier Untuk Peramalan Jumlah Produksi Padi

Tahun periode

Jumlah 45 29.842.841 148.195.715 285

Dari tabel di atas, diperoleh nilai-nilai sebagi berikut:

∑ = 45

∑ = 29.842.841

∑ = 148.195.715

∑ = 285

n = 9

dengan menggunakan persamaan regresi linier sederhana = + b Xterlebih dahulu

dicari nilai dan bdengan menggunakan rumus berikut:

(37)

=

= 3.400.745,389

dan

b

b =

b = -16.974,833

Dengan demikian diperoleh persamaan regresi linier Y atas X yaitu:

= + b X

= 3.400.745,389 - 16.974,833 X

Persamaan regresi yang diperoleh akan digunakan untuk meramalkan jumlah

produksi padi untuk tahun 2009-2013, dengan periode (Xi) yang digunakan adalah

lanjutan urutan periode dari periode tahun sebelumnya. Maka dapat dilakukan

perhitungan permalan produksi padi untuk tahun selanjutnya sebagai berikut:

Produksi padi tahun 2009:

= 3.400.745,389 - 16.974,833 X

= 3.400.745,389 - 16.974,833 × (10)

= 3.230.997,056

Produksi padi tahun 2010:

= 3.400.745,389 - 16.974,833 X

= 3.400.745,389- 16.974,833 × (11)

(38)

Nilai-nilai ramalan lainnya dapat dihitung dengan cara yang sama untuk tiap

harga X yang diinginkan. Berikut disajikan data hasil ramalan jumlah produksi padi

untuk tahun 2009-2013.

Tabel 4.2.2.2

Jumlah Produksi Padi Tahun 2000-2008 dan Hasil Ramalannya Tahun 2009-2013

Tahun Jumlah Produksi Padi (ton)

4.3 Peramalan Jumlah Produksi Beras dan Jumlah Kebutuhan Beras

4.3.1 Peramalan Jumlah Produksi Beras

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, menurut data yang diperoleh dari kantor

Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara diperoleh ketentuan bahwa 1 Kg

(39)

Dari data ini diperoleh bahwa rata-rata beras yang dihasilkan dari 1 Kg gabah kering

adalah 0,64 Kg beras. Berdasarkan data tersebut maka dapat dilakukan peramalan

untuk jumlah produksi beras setiap tahunnya dengan rumus:

sehingga nilai ramalan jumlah produksi beras untuk tahun 2009 sampai tahun 2013

disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.3.1.1

Jumlah Produksi Padi, Produksi Beras dan Hasil Ramalannya

Tahun Jumlah Produksi Padi (Kg)

Jumlah Produksi Beras (Kg)

2000 3.514.253.000 2.249.121.920 2001 3.291.605.000 2.106.627.200 2002 3.153.468.000 2.018.219.520 2003 3.403.075.000 2.177.968.000 2004 3.418.782.000 2.188.020..480 2005 3.447.393.000 2.206.331.520 2006 3.007.636.000 1.924.887.040 2007 3.265.833.000 2.090.133.120 2008 3.340.796.000 2.138.109.440 2009* 3.230.997.056 2.067.838.116 2010* 3.214.022.222 2.056.974..222 2011* 3.197.047.389 2.046.110.329 2012* 3.180.072.556 2.035.246.436 2013* 3.163.097.722 2.024.382.542

4.3.2 Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras

Untuk mengetahui tingkat konsumsi beras penduduk Propinsi Sumatera Utara pada

tahun 2009-2013 maka diperlukan suatu ketetapan akan jumlah beras yang

(40)

Propinsi Sumatera Utara diketahui bahwa jumlah beras yang dikonsumsi oleh

penduduk sumatera utara adalah 136,85 Kg Perkapita/tahun. Berdasarkan asumsi di

atas, kebutuhan beras penduduk Propinsi Sumatera Utara setiap tahunnya dapat

dihitung dengan rumus:

sehingga nilai ramalan jumlah kebutuhan beras untuk tahun 2009 sampai tahun 2013

di Propinsi Sumatera Utara disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.3.2.1

Jumlah Penduduk, Jumlah Kebutuhan Beras dan Hasil Ramalannya

Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Kebutuhan Beras (Kg)

2000 11.513.973 1.575.687.205 2001 11.722.548 1.604.230.694 2002 11.863.692 1.623.546.250 2003 12.006.538 1.643.094.725 2004 12.138.959 1.661.216.539 2005 12.326.678 1.686.905.884 2006 12.643.494 1.730.262.154 2007 12.834.371 1.756.383.671 2008 13.042.317 1.784.841.081 2009* 13.226.193 1.810.004.512 2010* 13.412.662 1.835.522.795 2011* 13.601.760 1.861.400.856 2012* 13.793.524 1.887.643.759 2013* 13.987.991 1.914.256.568

Berdasarkan hasil ramalan jumlah penduduk, jumlah produksi padi, jumlah

produksi beras dan jumlah kebutuhan beras maka dapat diketahui banyak kekurangan

atau kelebihan produksi beras yang ada di Propinsi Sumatera Utara sebagaimana yang

disajikan dalam tabel berikut:

(41)

Tabel 4.3.2.2

Jumlah Penduduk, Produksi Padi, Produksi Beras dan kebutuhan Beras di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2000 sampai Tahun 2013

Tahun Jumlah

2000 11.513.973 3.514.253.000 2.249.121.920 1.575.687.205 67.343.4715 2001 11.722.548 3.291.605.000 2.106.627.200 1.604.230.694 502.396.506,2 2002 11.863.692 3.153.468.000 2.018.219.520 1.623.546.250 394.673.269,8 2003 12.006.538 3.403.075.000 2.177.968.000 1.643.094.725 534.873.274,7 2004 12.138.959 3.418.782.000 2.188.020..480 1.661.216.539 526.803.940,9 2005 12.326.678 3.447.393.000 2.206.331.520 1.686.905.884 519.425.635,7 2006 12.643.494 3.007.636.000 1.924.887.040 1.730.262.154 194.624.886,1 2007 12.834.371 3.265.833.000 2.090.133.120 1.756.383.671 333.749.448,7 2008 13.042.317 3.340.796.000 2.138.109.440 1.784.841.081 353.268.358,6 2009* 13.226.193 3.230.997.056 2.067.838.116 1.810.004.512 257.833.603,8 2010* 13.412.662 3.214.022.222 2.056.974..222 1.835.522.795 221.451.427,4 2011* 13.601.760 3.197.047.389 2.046.110.329 1.861.400.856 184.709.473,0 2012* 13.793.524 3.180.072.556 2.035.246.436 1.887.643.759 147.602.676,4

2013* 13.987.991 3.163.097.722 2.024.382.542 1.914.256.568 110.125.973,7 **Selisih/Surplus = Jumlah Produksi Beras – Jumlah Kebutuhan Beras

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah beras yang diproduksi di Propinsi

Sumatera Utara sudah dapat memenuhi kebutuhan penduduk Propinsi Sumatera Utara.

Dengan rata-rata selisih/surplus yang diperoleh dari produksi beras setiap tahunnya

adalah sebesar 353.926.656,4 Kg atau 353.926,6564 ton. Dimana hal ini dapat

menjadi acuan bagi pemerintah untuk dapat merencanakan penyaluran beras bagi

masyarakat dan juga membantu pemerintah untuk mempersiapkan penyediaan beras

(42)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahap penerapan hasil desain tertulis kedalam

programming (coding). Pada tahap inilah seluruh hasil desain dituangkan kedalam

bahasa pemograman tertentu untuk memperoleh informasi yang mendukung hasil

desain tertulis.

Dalam pengolahan data yang digunakan dalam Tugas Akhir ini implementasi

yang digunakan adalah dengan menggunakan Microsoft Excel. Selain berfungsi

sebagai manipulasi data, Microsoft Excel juga digunakan unutk manipulasi teks

computer. Untuk dapat menggunakan computer secara maksimal kita juga harus

menguasai sistem operasi Microsoft Windows.

5.2 Pengaktifan Microsoft Excel

Tahap pertama yang dilakukan adalah mengaktifkan Windows dan pastikan Microsoft

Excel berada dalam jaringan Microsoft Windows, kemudian ikuti langkah-langkah

berikut:

1. Dari Windows klik start pada taskbar

(43)

Gambar 5.2.1 Tampilan Pengaktifan Microsoft Excel dari Windows

5.3 Lembar Kerja Excel

Setelah pengakifan akan tampil lembar kerja Excel yang sudah siap untuk

dipergunakan, lembar kerja Excel tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

(44)

5.4 Pengisian Data

Cara pengisian data kedalam lembar kerja Excel adalah dengan cara:

1. Letakkan pointer pada sel yang ingin diisi data

2. Ketikkan data yang ingin diolah pada sel

3. Tekan enter atau klik tombol kiri mouse pada sel lain untuk mengakhirinya

5.5 Pembuatan Grafik

Grafik pada Excel dapat dibuat menjadi satu dangan data atau terpisah pada lembar

grafik tersendiri, namun masih ada dalam file yang sama. Pembuatan garfik dapat

dilakukan dengan menggunakan icon chart wizard pada toolbar dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Sorot sel atau range sel yang ingin dibuat garfik

2. Klik insert, klik chart maka akan tampil kotak dialog chart tipe yang diinginkan

(45)

5.6 Analisa Data Dalam Microsoft Excel

Dalam menganalisa data dalam lembar Microsoft Excel, diperlukan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Setelah data dimasukkan dalam lembar kerja Microsoft Excel, klik data pada

menu toolbar (MS.Excel 2007), klik data analysis

2. Pada kotak dialog data analysis pilih cara pengolahan data yang diinginkan,

dalam hal ini penulis menggunakan analisis regresi

3. Pada kotak dialog regression terdapat kotak input Y range dan input X range.

Maka klik sel yang menjadi bagian dari masing-masing lalu klik Ok

4. Setelah itu akan muncul hasil analisisnya

(46)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Beradasarkan hasil analisa pada bab 4, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Propinsi Sumatera Utara setiap tahunnya

adalah sebesar = 0,014 atau 1,4 % dan dengan rumus = × maka jumlah

penduduk untuk tahun 2009-2013 dapat dihitung.

2. Persamaan regresi untuk peramalan jumlah produksi Padi adalah:

= 3.400.745,389 - 16.974,833 X

dari persamaan regresi linier ini maka produksi Padi untuk tahun 2009-2013 dapat

dihitung dengan nilai X = 10, 11, 12, 13, 14.

3. Dengan ketetapan bahwa 1 Kg gabah kering = 0,64 Kg Beras, maka dapat

diketahui produksi beras tiap tahunnya sebanyak 0,64 × jumlah produksi padi.

4. Dengna tingkat konsumsi perkapita penduduk adalah sebesar 136,85 Kg/tahun

maka total konsumsi penduduk tiap tahunnya adalah 136,85 × jumlah penduduk.

Dan selisih antara jumlah beras yang diproduksi dengan jumlah beras yang

dikonsumsi merupakan jumlah kelebihan atau kekurangan persediaan beras di

(47)

5. Dari perhitungan selisih antara jumlah produksi beras dengan tingkat kebutuhan

beras, diperoleh bahwa Propinsi Sumatera Utara memiliki surplus sebesar

353.926.656,4 Kg atau 353.926,6564 ton setiap tahunnya.

6.2 Saran

1. Pemerintah terkait diharapkan untuk lebih memperhatikan pendistribusian beras

supaya ketersediaan beras di masyarakat dapat tetap terpenuhi.

2. Pemerintah diharapkan memberikan penyuluhan pertanian bagi masyarakat

supaya produksi beras dapat lebih ditingkatkan.

3. Diperlukan kerja sama yang baik antara lembaga terkait untuk menjegah

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisis Regresi. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Buku Statistik Kantor Badan Ketahanan Pangan.

Hasan, M.I. 1999. Pokok-Pokok Materi Statistik 1. Edisi pertama. Jakarta: Bumi

Aksara.

Husaini, Usman dan Purnomo, R. 1995. Pengantar Statistika. Edisi pertama. Jakarta:

Bumi Aksara.

Mantra, Bagoes. Ida. 2003. Demografi Umum. Edisi kedua. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Sudjana. 1975. Metoda Satistika. Edisi keempat. Bandung: Tarsito.

Walpoe, E. Ronald. Pengantar Statitika. Edisi ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Gambar

Tabel 4.1.1
Grafik Jumlah Produksi Padi Di Propinsi Sumatera Utrara
tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2.1.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hendro Gunawan, MA

parameter dari Brown dengan α = 0,9 untuk nilai PDRB atas dasar harga berlaku dan α = 0,8 untuk nilai PDRB atas dasar harga konstan. Seperti yang sudah dijelaskan pada Bab 2

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Moranuddin Dongoran: Pengawasan Intern Gaji dan Upah PT.. Sihitang Raya Baru

Pada penelitian ini akan dibangun Rancang Bangun File Transfer Protocol (Ftp) Dengan Pengamanan Open Ssl Pada Jaringan Vpn Mikrotik Di SMKS Dwiwarna yang akan di

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) implementasi pendidikan karakter di SD Negeri Sinduadi 2 dilakukan melalui integrasi dalam proses pembelajaran, pengembangan

Program keahlian memiliki prestasi yang ditunjukkan dengan pencapaian nilai rata-rata UN teori kelompok mata pelajaran produktif pada tahun terakhir.. Mencapai nilai rata-rata

pembelajaran kooperatif tipe TGT ( Team Games Tournament ).. 3) Menjadi bahan pertimbangan guru dalam menentukan model pembelajaran yang. tepat bagi proses pembelajaran