PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI PROPINSI SUMATERA UTARA
UNTUK TAHUN 2009-2013
TUGAS AKHIR
RISTAULI PAKPAHAN 082407039
PROGRAM STUDI D – III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI PROPINSI SUMATERA UTARA
UNTUK TAHUN 2009-2013
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
RISTAULI PAKPAHAN 082407039
PROGRAM STUDI D-III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNUVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG
DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI SUMATERA UTARA UNTUK TAHUN 2009-2013
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : RISTAULI PAKPAHAN
Nomor Induk Mahasiswa : 082407039
Program Studi : DIPLOMA-3 STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM ( FMIPA ) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, Juni 2011
Diketahui
Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing, Ketua,
PERNYATAAN
PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI PROPINSI SUMATERA UTARA
UNTUK TAHUN 2009-2013 TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2011
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dalam waktu yang telah ditetapkan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Drs. Ujian Sinulingga, M.Si selaku dosen pembimbing pada penyelesaian Tugas Akhir ini yang telah memberikan panduan dan kepercayaan kepada penulis untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini. Panduan ringkas, jelas dan profesional telah diberikan kepada penulis agar penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada ketua dan sekretaris Prodi D-III Statistika Drs. Faigiziduhu Bu’ulÖlÖ, M.Si dan Drs.
Suwarno Ariswoyo, M.Si. Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU Prof.Dr. Tulus, M.Si dan Dra. Mardiningsih, M.Si. Kepada bapak Dr.
Sutarman, M.Sc selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Sumatera Utara, Pembantu Dekan dan semua dosen pada Departemen Matematika FMIPA USU. Kepada orangtua penulis yang terkasih Bapak M. Pakpahan dan Ibu
DAFTAR ISI
2.2 Pengertian Pertumbuhan Penduduk Eksponensial dan Regresi Linier Sederhana 8
2.2.1 Pengertian Pertumbuhan Penduduk Eksponensial 8
2.2.2 Pengertian Regresi Linier Sederhana 9
2.3 Perumusan Peramalan Jumlah Penduduk dan Produksi Padi 10
2.3.1 Perumusan Peramalan Jumlah Penduduk 10
2.3.2 Perumusan Peramalan Produksi Padi 11
2.4 Analisa Peramalan Jumlah Produksi Beras dan Jumlah Kebutuhan Beras 12
Bab 3 Sejarah Singkat Tempat riset 14
3.1 Sejarah Singkat Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara, Medan 14
3.2 Tugas dan Fungsi Pokok Kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara, Medan 15
Bab 4 Analisa dan Pembahasan 20
4.1 Data 20
4.2 Peramalan 22
4.2.1 Peramalan Jumlah Penduduk 22
4.2 2 Peramalan jumlah Produksi Padi 26 4.3 Peramalan Jumlah Produksi Beras dan Jumlah Kebutuhan beras 29 4.3.1 Peramalan Jumlah produksi Beras 29
4.3.2 Peramalan Jumlah Kebutuhan beras 30
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1.1 Jumlah Penduduk dan Jumlah Produksi Padi di
Propinsi Sumatera Utara Tahun 2000-2008 21
Tabel 4.2.1.1 Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi Sumatera Utara
Tahun 2000-2008 24
Tabel 4.2.1.2 Peramalan Jumlah Penduduk Propinsi Sumatera UtaraTahun
2000-2008 dan Hasil Ramalannya Untuk Tahun 2009-2013 26
Tabel 4.2.2.1 Nilai-nilai Yang Diperlukan Untuk Menghitung Koefisien
Regresi Linier Pada Peramalan Jumlah Produksi Padi 27
Tabel 4.2.2.2 Jumlah Produksi Padi Tahun 2000-2008 dan Hasil
Ramalannya Tahun 2009-2013 29
Tabel 4.3.1.1 Jumlah Produksi Padi, Produksi Beras dan Hasil Ramalannya 30
Tabel 4.3.2.1 Jumlah Penduduk, Jumlah Kebutuhan Beras dan
Hasil Ramalannya 31
Tabel 4.3.1 Jumlah Penduduk, Produksi Padi, Produksi Beras dan Kebutuhan Beras di Propoinsi Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1.2 Grafik Jumlah Produksi Padi Propinsi Sumatera Utara
Tahun 2000-2008 22
Gambar 5.2.1 Tampilan Pengaktifan MS.Excel dari Windows 34
Gambar 5.3.1 Tampilan Lembar Kerja MS.Excel 34
Gambar 5.5.1 Tampilan Chart Tipe 35
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Komoditas beras merupakan komoditas yang strategis, karena dibutuhkan penduduk
sebagai sumber kalori utama. Karena fungsinya yang penting diperlukan perencanaan
yang matang untuk memenuhi permintaan penduduk.
Masalah kebutuhan beras tidak hanya menyangkut pemenuhan akan banyaknya
yang tersedia, tetapi juga menyangkut ketersediaannya untuk memenuhi permintaan
dari waktu ke waktu. Untuk itu diperlukan suatu indikator yang dapat menunjukkan
peningkatan dan penurunan jumlah produksi beras terhadap kebutuhan yang
diinginkan.
Selain melihat peningkatan atau penurunan jumlah produksi beras, perlu juga
dilakukan peninjauan terhadap perkembangan jumlah penduduk yang terus menerus
bertambah. Karena semakin bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan
1.2 Identifikasi Masalah
Peramalan jumlah penduduk dan jumlah produksi padi sangat penting untuk diteliti.
Karena secara teoritis, pertambahan jumlah penduduk dapat menyebabkan kebutuhan
akan beras terus meningkat dan banyaknya beras yang diproduksi tergantung pada
banyaknya padi yang dihasilkan. Untuk mengantisipasi tingkat kebutuhan beras dan
produksi padi yang seimbang dengan pertambahan jumlah penduduk, maka perlu
diketahui tingkat laju pertumbuhan penduduk tiap tahunnya.
Sesuai dengan masalah di atas, penulis mengangkat satu masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini yaitu peramalan jumlah beras yang dibutuhkan penduduk
dan jumlah produksi padi di Propinsi Sumatera Utara untuk tahun 2009-2013.
1.3 Batasan Masalah
Untuk mempersempit cakupan penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan
yang akan diteliti, yaitu:
1. Hanya meramalkan jumlah penduduk dan jumlah produksi padi pada tahun
2009-2013 di Propinsi Sumatera Utara.
2. Hanya menganalisa jumlah produksi beras dan jumlah kebutuhan beras untuk
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. untuk mengetahui apakah jumlah produksi beras di Propinsi Sumatera utara
sudah dapat memenuhi kebutuhan penduduk akan beras setiap tahunnya.
2. untuk meramalkan banyaknya kebutuhan beras di Propinsi Sumatera utara
untuk tahun 2009-2013.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah
penduduk dan jumlah produksi padi di Propinsi Sumatera Utara tahun 2009-2013.
Serta berdasarkan peramalan jumlah penduduk dan jumlah produksi padi, maka dapat
diketahui seberapa besar kebutuhan penduduk akan beras di Propinsi Sumatera Utara
tahun 2009-2013.
1.6 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk melaksanakan
penelitian sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Metodologi penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan mengumpulkan
informasi dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Propinsi Sumatera Utara yang diolah
dengan metode regresi linier sederhana dan metode laju pertumbuhan penduduk
1.6.1 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari
Badan Ketahanan Pangan (BKP) Propinsi Sumatera Utara yang beralamat di Jalan
Jend. Besar Abdul Haris Nasution No. 24 Medan yaitu data jumlah penduduk dan
jumlah produksi padi pada tahun 2000-2008.
1.6.2 Analisa dan Evaluasi Data
Metode yang digunakan untuk meramalkan jumlah penduduk adalah metode laju
pertumbuhan penduduk eksponensial dan untuk meramalkan jumlah produksi padi,
penulis menggunakan metode regresi linier sederhana.
Kemudian berdasarkan hasil peramalan jumlah produksi padi maka dapat
dianalisis jumlah kebutuhan beras dengan suatu ketetapan bahwa jumlah beras yang
dikonsumsi oleh penduduk adalah 136,85 Kg Perkapita/tahun dan analisis untuk
peramalan produksi beras dapat dihitung dengan ketetapan bahwa 1 Kg padi kering
(gabah kering) dapat menghasilkan 0,64 Kg beras. Proses pengolahan data penelitian
1.7Tinjauan Pustaka
1.7.1 Peramalan Jumlah Penduduk
Teori penunjang yang digunakan untuk meramalkan jumlah penduduk dikutip dari
buku Demografi Umum yang diterbitkan oleh Pustaka Pelajar yang mana di dalam
buku tersebut dikatakan bahwa pertumbuhan penduduk eksponensial adalah
pertumbuhan penduduk yang berlangsung terus-menerus (continous). Ukuran
penduduk eksponensial ini lebih tepat mengingat bahwa dalam kenyataannya
pertumbuhan penduduk juga berlangsung terus-menerus (Ida Bagoes Mantra,
2003:86).
Metode ini digunakan untuk melihat tingkat perkembangan penduduk pada
tahun yang akan datang dengan melihat perkembangan penduduk pada tahun-tahun
sebelumnya yang menjadi tahun dasar dalam proses pendugaan. Dengan rumus yang
digunakan adalah = ×
1.7.2 Peramalan Jumlah Produksi Padi
Metode yang dipakai untuk meramalkan produksi padi dalam penelitian ini adalah
metode regresi linier sederhana. Teori penunjang untuk metode ini dikutip dari buku
Pengantar Statistika yang diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka yang mana dalam
buku tersebut dikatakan bahwa Metode Regresi Linier merupakan metode yang
memungkinkan untuk meramalkan nilai-nilai suatu peubah tak bebas dari nilai-nilai
Regresi linier sederhana adalah suatu pola hubungan yang merupakan
hubungan antara variabel Y dan X, dimana Y adalah variabel yang diramalkan
(dependent variable) dan X adalah variabel bebas (independent variable) yang
mempengaruhi nilai Y. Dengan model persamaan liniernya adalah = + b X.
1.8 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan uraian tentang teori-teori yang akan digunakan dalam
penelitian ini.
BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
Bab ini memaparkan tentang visi dan misi, tugas dan fungsi pokok serta
kebijakan-kebijakan yang dijalankan kantor Badan Ketahanan Pangan
Propinsi Sumatera Utara, Medan.
BAB 4 : ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang cara penggunaan rumus yang telah ditentukan
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang cara memasukkan data dan mengolah data
dengan menggunakan program excel.
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Metode Peramalan
Metode peramalan adalah suatu cara memperkirakan atau memprediksikan apa yang
akan terjadi pada masa depan berdasarkan data yang relevan pada masa lampau.
Peramalan tingkat produksi beras bertujuan untuk melihat kedepan hasil
produksi beras dengan melihat peningkatan produksi beras dari tahun-tahun
sebelumnya. Selain meramalkan tingkat produksi beras, penulis juga meramalkan
perkembangan jumlah penduduk untuk mengetahui tingkat kebutuhan penduduk akan
komoditas beras.
2.2 Pengertian Pertumbuhan Penduduk Eksponensial dan Regresi Linier Sederhana
2.2.1 Pengertian Pertumbuhan Penduduk Eksponensial
Pertumbuhan penduduk eksponensial adalah pertumbuhan penduduk yang
berlangsung terus-menerus (continous). Ukuran penduduk eksponensial ini lebih tepat
digunakan untuk meramalkan jumlah penduduk karena dalam kenyataannya
Metode ini digunakan untuk melihat tingkat perkembangan penduduk pada tahun yang
akan datang dengan melihat perkembangan penduduk pada tahun-tahun sebelumnya
yang menjadi tahun dasar dalam proses pendugaan. Dengan rumus yang digunakan
adalah = ×
2.2.2 Pengertian Regresi Linier Sederhana
Regresi linier adalah regresi yang variabel bebas (variabel X) berpangkat paling tinggi
satu (Ir. M. Iqbal Hasan1999:246). Untuk regresi linier sederhana, yaitu regresi linier
yang hanya melibatkan dua variabel (variabel X dan Y). Analisis regresi linier
sederhana dipakai untuk meramalkan pengaruh sebuah variabel bebas terhadap sebuah
variabel terikat atau untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional antara
variabel bebas dengan variabel terikat.
Variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang nilai-nilainya tidak
bergantung pada variabel lainnya. Variabel ini digunakan untuk meramalkan atau
menerangkan nilai variabel yang lalin. Variabel terikat (dependent variabel) adalah
variabel yang nilai-nilainya bergantung pada variabel bebas. Variabel ini merupakan
variabel yang nilainya diramalkan. Bentuk umum persamaan regresi linier sederhana
yang menunjukkan hubungan antara dua variabel, yaitu variabel X sebagai variabel
bebas dan variabel Y sebagai variabel terikat adalah
= + b X ………... 2.1
persamaan 2.1 dapat digunakan untuk menaksir nilai Y jika nilai , b dan X diketahui.
Nilali pada persamaan 2.1 merupakan intersep atau nilai Y yang dipotong oleh
kemiringan (slope) kurva linier yang menunjukkan besarnya perubahan nilai Y sebagai
akibat dari perubahan setiap unit nilai X. Besarnya dan b konstan sepanjang kurva
linier.
Koefisien arah regresi linier dinyatakan oleh niali b yang juga menyatakan
perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap variabel X sebesar satu bagian yang
apabila harga b positif, maka variabel Y akan mengalami kenaikan atau pertambahan.
Sebaliknya bila b negatif, maka variabel Y akan mengalami penurunan.
2.3 Perumusan Peramalan Jumlah Penduduk dan Produksi Padi
2.3.1 Perumusan Peramalan Jumlah Penduduk
Rumusan matematik yang digunakan untuk meramalkan jumlah penduduk tahun
2009-2013 di Propinsi Sumatera Utara adalah dengan menggunakan metode laju
pertumbuhan penduduk eksponensial. Adapun rumusan yang digunakan adalah
sebagai berikut :
=
=
rt =
=
rt =
r =
Keterangan :
= banyaknya penduduk pada tahun akhir
= banyaknya penduduk pada tahun awal
r = angka pertumbuhan penduduk
t = jangka waktu
e = angka eksponensial (2,71828)
Dengan rumusan diatas, penulis melakukan suatu pendugaan/ peramalan
jumlah penduduk tahun 2009-2013 di Propinsi Sumatera Utara.
2.3.2 Perumusan Peramalan Produksi Padi
Rumusan matematik yang digunakan untuk merumuskan peramalan produksi padi
pada tahun 2009-2013 di Propinsi Sumatera Utara adalah metode regresi linier
sederhana. Dengan rumusan sebagai berikut :
Dimana :
= –
b
Keterangan :
= hasil peramalan produksi padi
= variabel konstanta
n = banyak sampel
b = koefisien variabel X
X = variabel bebas (periode)
= jumlah variabel bebas
∑ = jumlah variabel terikat (tidak bebas)
= jumlah perkalian antara variabel bebas dan variabel tak bebas
Dengan rumusan tersebut, penulis melakukan peramalan jumlah produksi
padi tahun 2009-2013 di Propinsi Sumatera Utara.
2.4 Analisa Peramalan Jumlah Produksi Beras dan Jumlah Kebutuhan Beras
Dengan menggabungkan perhitungan peramalan produksi padi dan peramalan jumlah
penduduk, maka dapat dilakukan suatu analisa untuk mengetahui tingkat kebutuhan
penduduk akan beras di Propinsi Sumatera Utara untuk tahun 2009 sampai tahun
2013.
Untuk mengetahui jumlah kebutuhan beras penduduk Propinsi Sumatera Utara
pada tahun 2009-2013 maka diperlukan suatu ketetapan akan jumlah beras yang
Propinsi Sumatera Utara diketahui bahwa jumlah beras yang dikonsumsi oleh
penduduk sumatera utara adalah 136,85 Kg Perkapita/tahun.
Berdasarkan asumsi di atas, kebutuhan beras penduduk Propinsi Sumatera
Utara setiap tahunnya dapat dihitung dengan rumus:
Sebelum melakukan perhitungan terhadap kebutuhan penduduk akan beras,
terlebih dahulu diketahui jumlah beras yang dihasilkan dari produksi padi. Menurut
data yang diperoleh dari kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara
diperoleh ketentuan bahwa 1 Kg gabah kering menghasilkan beras sebanyak 0,63 Kg
sampai dengan 0,65 Kg beras. Dari data ini diperoleh bahwa rata-rata beras yang
dihasilkan dari 1 Kg gabah kering adalah 0,64 Kg beras. Berdasarkan data tersebut
maka dapat dilakukan perhitungan untuk jumlah produksi beras setiap tahunnya
dengan rumus:
BAB 3
SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
3.1 Sejarah Singkat Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara, Medan
Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara adalah lembaga pemerintah yang
didirikan pada tanggal 16 mei 2000 di Jalan Jendral Besar Abdul Haris Nasution
No.24 Medan.
Kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara Medan
berlandaskan pada visi dan misi berikut:
1. Visi kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara :
Terwujudnya ketahanan pangan masyarakat yang berbasis kepada sumber daya
lokal yang dimiliki secara efisien dan berkelanjutan menuju masyarakat yang
berkualitas dan sejahtera.
2. Misi kantor Badan ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara :
a. Meningkatkan pemberdayaan dan kemandirian masyarakat untuk mewujudkan
ketahanan pangan yang berbasis sumber daya lokal yang dimiliki.
3.2 Tugas dan Fungsi Pokok Kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara, Medan
Tugas dan Fungsi Pokok kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara,
Medan adalah :
1. Menyiapkan bahan dalam perumusan kebijakan teknis dalam lingkup ketahanan
pangan.
2. Menyelenggarakan evaluasi dan pengkajian ketahanan pangan, pembinaan,
kewaspadaan dan gizi serta pembinaan penyeragaman konsumsi pangan sumber
daya dalam ketahanan pangan.
3. Melaksanakan tugas lain yang terkait dengan kehanan pangan sesuai dengan
ketetapan kepala daerah.
4. Mengkoordinasikan perumusan kebijakan dan perencanaan program peningkatan
ketahanan pangan daerah yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
a. Aspek ketersediaan yang bersumber dari produksi, cadangan dan import.
b. Aspek distribusi yang berbasis kepada stabilitas harga pangan, aman dan
terjangkau.
c. Aspek konsumsi yang berbasis kepada penganekaragaman konsumsi non beras,
bermutu / bergizi dan aman.
5. Mengkoordinasikan monitoring program peningkatan ketahanan pangan melalui
rapat Dewan Ketahanan Pangan dan rapat Pokja guna mengantisipasi dan
memecahkan masalah yang dihadapi melalui hal-hal sebagai berikut :
a. Monitoring pelaksanaan kegiatan tani.
b. Monitoring eksport / inport bahan pangan strategis.
d. Monitoring pengadaan / penyiapan / penyaluran Cadangan Pangan.
e. Monitoring daerah rawan pangan.
f. Monitoring kewaspadaan pangan (bencana alam dan gangguan OPT).
g. Monitoring panganekaragaman konsumsi bahan pangan.
h. Monitoring mutu dan keamanan pangan.
i. Supervisi yang terkoordinasi ke lapangan.
6. Melaksanakan pengkajian, analisis dan pembinaan terhadap aspek-aspek ketahanan
pangan (ketersediaan, distribusi, penganekaragaman konsumsi dan kewaspadaan
atau keamanan pangan).
7. Memantau dan mengendalikan ketersediaan dan distribusi bahan pangan, terutama
sembilan bahan pangan pokok.
8. Mengkoordinasikan palaporan dan evaluasi program peningkatan ketahanan
pangan yang meliputi aspek ketersediaan, mutu dan keamanan pangan.
3.3 Kebijakan-Kebijakan Kantor Badan Ketahanan Pangan untuk Peningkatan Pangan
Kebijakan kantor Badan Ketahanan Pangan untuk peningkatan pangan meliputi
berbagai aspek diantaranya adalah :
1. Kebijakan dalam aspek ketahanan pangan :
1. Menjaga ketersediaan pangan malalui upaya-upaya peningkatan produksi dan
produktivitas bahan nabati dan hewani sesuai potensi wilayah masing-masing
yang diwujudkan malalui 4 (empat) usaha pokok yaitu intensivikasi,
ekstensivikasi, diversivikasi dan rehabilitasi dangan 8 (delapan) langkah
• Pemberdayaan kelompok tani dan kelembagaan kelompok ekonomi petani
(KUD, Koptan dan lain-lain).
• Pemantapan penyediaan dan penyaluran sarana produksi (benih, pupuk,
obat - obatan dan alsintan).
• Penyediaan dan penyaluran kredit modal.
• Peningkatan mutu teknologi.
• Peningkatan kinerja penyuluh.
• Mengembangkan kemitraan dalam pemasaran hasil.
• Peningkatan mutu koordinasi.
• Peningkatan dan pengembangan jaringan irigasi.
2. Perlunya menata ulang kembali mekanisme/tata cara pengadaan dan
penyaluran pupuk yang sudah ada secara terkoordinasi dengan pemerintah
daerah sehingga pupuk betul-betul tersedia di tengah-tengah petani yang
memenuhi prinsip 6 (enam) tepat.
3. Tingkat ketersediaan bahan pangan yang bersumber dari produksi lokal harus
diupayakan secara bertahap mencapai titik ideal yaitu sesuai dengan tingkat
kebutuhan dan jika terjadi kelebihan (surplus) diprioritaskan untuk
perdagangan antar propinsi maupun eksport.
4. Mendukung kebijakan pemerintah untuk tetap melaksanakan larangan import
beras pada tahun 2005 dan tahun 2006, mengingat cadangan dan produksi
cukup tinggi.
5. Untuk memantapkan ketersediaan gula pemerintah dihimbau nutuk
memberikan kepercayaan kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan
import gula melalui importir daerah sehingga lebih memudahkan dalam
2. Kebijakan dalam aspek distribusi :
1. Mengembangkan kerja sama jaringan distribusi dan informasi pangan dalam
daerah dan antar daerah untuk mewujudkan ketersediaan dan stabilitas harga.
2. Peningkatan efisiensi kelancaran distribusi bahan pangan melalui reformasi
berbagai peraturan yang menghambat lalulintas perdagangan, pengembangan
sarana dan prasarana distribusi serta pelayanan teknologi pasca panen.
3. Peningkatan kemampuan masyarakat dan pemerintah daerah dalam
menstabilkan harga bahan pangan antar waktu maupun antar wilayah.
4. Penguatan pangsa pasar yang bukan saja antar propinsi tetapi juga eksport
serta mengembangkan kemitraan pemasaran hasil.
3. Kebijakan dalam aspek penganekaragaman konsumsi :
1. Melakukan upaya-upaya diversifikasi konsumsi pangan yang beragam, bergizi
dan berimbang serta aman, sesuai dengan kondisi dan situasi daerah, dengan
mengutamakan sumber pangan lokal untuk mencegah ketergantungan terhadap
satu jenis pangan tertentu sesuai dengan Pola Pangan Harapan (PPH).
2. Penurunan konsumsi beras sebagai bahan pangan pokok masyarakat.
3. Peningkatan penganekaragaman konsumsi bahan pangan yang seimbang baik
jenis nabati, atau hewani maupun mutu dan gizi.
4. Peningkatan konsumsi bahan pangan lokal sebagai basis pada non beras.
4. Kebijakan Dalam Aspek Kewaspadaan dan Keamanan Pangan
1. Melaksanakan pengamatan dini kerawanan pangan serta mengembangkan
kerawanan pangan kronis dan lain-lain) yang mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam 3 (tiga) bulan.
2. Peningkatan kemampuan fungsi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
(SKPG).
3. Peningkatan keberdayaan masyarakat miskin yang berada dalam kondisi
kerawanan pangan kronis serta pengembangan jaringan pengamanan pangan
bagi kelompok rawan pangan transien (mendadak) karena bencana alam dan
sosial.
4. Peningkatan pengembangan keamanan mutu dan gizi pangan.
5. Kebijakan dalam upaya pengentasan kemiskinan :
1. Mengurangi jumlah penduduk yang kelaparan sekurang-kurangnya 1% per
tahun dimulai tahun 2005 sebagai komitmen Indonesia dalam deklarasi Roma
Tahuh 1996 pada KKT Pangan Dunia melalui Pembangunan Ketahanan
Pangan di pedesaan dan perkotaan.
2. Mengembangkan desa mandiri pangan dan menggalang sumber-sumber dana
masyarakat yang memadai yang dimulai pada tahun 2005.
6. Kebijakan dalam pemberdayaan masyarakat dalam ketahanan pangan :
Meningkatkan pemberian bantuan langsung masyarakat baik berupa dana
penguatan modal bagi lembaga ekonomi pedesaan maupun bantuan dana berupa
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Analisa merupakan cara menjalankan perhitungan kedalam bentuk yang lebih
sederhana yang disertai dengan penyajian tabel dan dilengkapi dengan grafik,
sehingga dapat memudahkan pembaca dalam melakukan analisa sehingga mudah
dimengerti.
4.1 Data
Berdasarkan sumbernya, data dan informasi yang dikumpulkan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu data primer dan data skunder. Data primer adalah data yang
diperoleh langsung dari sumbernya yang belum mengalami perubahan atau
pengolahan apapun (data mentah) sedangkan data sekunder adalah data yang dalam
pengumpulannya tidak dilakukan oleh peneliti tetapi melalui suatu lembaga terkait.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan data sekunder dari
kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara, Medan. Berikut adalah data
jumlah penduduk, jumlah produksi padi di Propinsi Sumatera Utara pada tahun 2000
Tabel 4.1.1
Jumlah Penduduk dan Jumlah Produksi padi di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2000 – 2008
Sumber : kantor BKP Propinsi Sumatera Utara, Medan
Data jumlah penduduk di atas merupakan jumlah keseluruhan penduduk dari
sembilan belas kabupaten/ kota yang ada di Propinsi Sumatera Utara. Dari tabel dapat
dilihat bahwa jumlah penduduk di Propinsi Sumatera Utara terus meningkat, dimana
hal ini dapat menimbulkan suatu masalah terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan
penduduk akan beras yang merupakan sumber kalori utama.
Secara grafik data jumlah produksi padi di Propinsi Sumatera Utara untuk
tahun 2000 sampai tahun 2008 dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 4.1.2 Grafik Produksi Padi Di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2000-2008
4.2 Peramalan
4.2.1 Peramalan Jumlah Penduduk
Sebelum melakukan peramalan jumlah penduduk tahun 2009 sampai tahun 2013,
terlebih dahulu dilakukan perhitungan terhadap laju pertumbuhan penduduk setiap
tahunnya (nilai r), adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:
r =
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Jum
Tahun Produksi Jumlah Produksi Padi
(ton) Tahun Grafik Jumlah Produksi Padi Di Propinsi Sumatera Utrara
=
= 0,012
=
= 0,012
=
= 0,011
=
= 0,015
=
= 0,025
=
= 0,015
=
= 0,016
Dari perhitungan laju pertumbuhan penduduk di atas maka dapat dibuat dalam
Tabel 4.2.1.1
Laju Pertumbuhan Penduduk Di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2000-2008
Tahun Jumlah
Maka rata-rata laju pertumbuhan penduduk adalah = = 0,014 atau sama
dengan 1,4 %. Dengan asumsi laju pertumbuhan penduduk tetap 1,4 % pertahun,
maka diperkirakan jumlah penduduk Propinsi Sumatera Utara tahun 2009-2013
adalah sebagai berikut:
= ×
Jumlah penduduk tahun 2009 adalah:
= ×
= 13.042.317 ×
= 13.226.193,4
Jumlah penduduk tahun 2010 adalah:
= ×
= 13.226.193 ×
= 13.412.662,3
= 13.412.662
Jumlah penduduk tahun 2011 adalah:
= ×
= 13.412.662×
= 13.601.760,0
= 13.601.760
Jumlah penduduk tahun 2012 adalah:
= ×
= 13.601.760×
= 13.793.523,7
= 13.793.524
Jumlah penduduk tahun 2013 adalah:
= ×
= 13.793.524×
= 13.987.991,0
= 13.987.991
Berikut ini tabel hasil peramalan jumlah penduduk di Propinsi Sumatera Utara
Tabel 4.2.1.2
Jumlah Penduduk Tahun 2000 - 2008 Dan Hasil Ramalannya Tahun 2009 -2013
4.2.2 Peramalan Jumlah Produksi Padi
Dari tabel 4.1.1 tentang tingkat produksi padi dapat diramalkan jumlah produksi padi
tahun 2009-2013 dengan menggunakan metode regresi linier sederhana. Adapun
peramalan produksi padi tersebut adalah sebagai berikut: Tahun Jumlah Penduduk
Tabel 4.2.2.1
Nilai-nilai Yang Diperlukan Untuk Menghitung Koefisien Regresi Linier Untuk Peramalan Jumlah Produksi Padi
Tahun periode
Jumlah 45 29.842.841 148.195.715 285
Dari tabel di atas, diperoleh nilai-nilai sebagi berikut:
∑ = 45
∑ = 29.842.841
∑ = 148.195.715
∑ = 285
n = 9
dengan menggunakan persamaan regresi linier sederhana = + b Xterlebih dahulu
dicari nilai dan bdengan menggunakan rumus berikut:
=
= 3.400.745,389
dan
b
b =
b = -16.974,833
Dengan demikian diperoleh persamaan regresi linier Y atas X yaitu:
= + b X
= 3.400.745,389 - 16.974,833 X
Persamaan regresi yang diperoleh akan digunakan untuk meramalkan jumlah
produksi padi untuk tahun 2009-2013, dengan periode (Xi) yang digunakan adalah
lanjutan urutan periode dari periode tahun sebelumnya. Maka dapat dilakukan
perhitungan permalan produksi padi untuk tahun selanjutnya sebagai berikut:
Produksi padi tahun 2009:
= 3.400.745,389 - 16.974,833 X
= 3.400.745,389 - 16.974,833 × (10)
= 3.230.997,056
Produksi padi tahun 2010:
= 3.400.745,389 - 16.974,833 X
= 3.400.745,389- 16.974,833 × (11)
Nilai-nilai ramalan lainnya dapat dihitung dengan cara yang sama untuk tiap
harga X yang diinginkan. Berikut disajikan data hasil ramalan jumlah produksi padi
untuk tahun 2009-2013.
Tabel 4.2.2.2
Jumlah Produksi Padi Tahun 2000-2008 dan Hasil Ramalannya Tahun 2009-2013
Tahun Jumlah Produksi Padi (ton)
4.3 Peramalan Jumlah Produksi Beras dan Jumlah Kebutuhan Beras
4.3.1 Peramalan Jumlah Produksi Beras
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, menurut data yang diperoleh dari kantor
Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara diperoleh ketentuan bahwa 1 Kg
Dari data ini diperoleh bahwa rata-rata beras yang dihasilkan dari 1 Kg gabah kering
adalah 0,64 Kg beras. Berdasarkan data tersebut maka dapat dilakukan peramalan
untuk jumlah produksi beras setiap tahunnya dengan rumus:
sehingga nilai ramalan jumlah produksi beras untuk tahun 2009 sampai tahun 2013
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.3.1.1
Jumlah Produksi Padi, Produksi Beras dan Hasil Ramalannya
Tahun Jumlah Produksi Padi (Kg)
Jumlah Produksi Beras (Kg)
2000 3.514.253.000 2.249.121.920 2001 3.291.605.000 2.106.627.200 2002 3.153.468.000 2.018.219.520 2003 3.403.075.000 2.177.968.000 2004 3.418.782.000 2.188.020..480 2005 3.447.393.000 2.206.331.520 2006 3.007.636.000 1.924.887.040 2007 3.265.833.000 2.090.133.120 2008 3.340.796.000 2.138.109.440 2009* 3.230.997.056 2.067.838.116 2010* 3.214.022.222 2.056.974..222 2011* 3.197.047.389 2.046.110.329 2012* 3.180.072.556 2.035.246.436 2013* 3.163.097.722 2.024.382.542
4.3.2 Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras
Untuk mengetahui tingkat konsumsi beras penduduk Propinsi Sumatera Utara pada
tahun 2009-2013 maka diperlukan suatu ketetapan akan jumlah beras yang
Propinsi Sumatera Utara diketahui bahwa jumlah beras yang dikonsumsi oleh
penduduk sumatera utara adalah 136,85 Kg Perkapita/tahun. Berdasarkan asumsi di
atas, kebutuhan beras penduduk Propinsi Sumatera Utara setiap tahunnya dapat
dihitung dengan rumus:
sehingga nilai ramalan jumlah kebutuhan beras untuk tahun 2009 sampai tahun 2013
di Propinsi Sumatera Utara disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.3.2.1
Jumlah Penduduk, Jumlah Kebutuhan Beras dan Hasil Ramalannya
Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Kebutuhan Beras (Kg)
2000 11.513.973 1.575.687.205 2001 11.722.548 1.604.230.694 2002 11.863.692 1.623.546.250 2003 12.006.538 1.643.094.725 2004 12.138.959 1.661.216.539 2005 12.326.678 1.686.905.884 2006 12.643.494 1.730.262.154 2007 12.834.371 1.756.383.671 2008 13.042.317 1.784.841.081 2009* 13.226.193 1.810.004.512 2010* 13.412.662 1.835.522.795 2011* 13.601.760 1.861.400.856 2012* 13.793.524 1.887.643.759 2013* 13.987.991 1.914.256.568
Berdasarkan hasil ramalan jumlah penduduk, jumlah produksi padi, jumlah
produksi beras dan jumlah kebutuhan beras maka dapat diketahui banyak kekurangan
atau kelebihan produksi beras yang ada di Propinsi Sumatera Utara sebagaimana yang
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.3.2.2
Jumlah Penduduk, Produksi Padi, Produksi Beras dan kebutuhan Beras di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2000 sampai Tahun 2013
Tahun Jumlah
2000 11.513.973 3.514.253.000 2.249.121.920 1.575.687.205 67.343.4715 2001 11.722.548 3.291.605.000 2.106.627.200 1.604.230.694 502.396.506,2 2002 11.863.692 3.153.468.000 2.018.219.520 1.623.546.250 394.673.269,8 2003 12.006.538 3.403.075.000 2.177.968.000 1.643.094.725 534.873.274,7 2004 12.138.959 3.418.782.000 2.188.020..480 1.661.216.539 526.803.940,9 2005 12.326.678 3.447.393.000 2.206.331.520 1.686.905.884 519.425.635,7 2006 12.643.494 3.007.636.000 1.924.887.040 1.730.262.154 194.624.886,1 2007 12.834.371 3.265.833.000 2.090.133.120 1.756.383.671 333.749.448,7 2008 13.042.317 3.340.796.000 2.138.109.440 1.784.841.081 353.268.358,6 2009* 13.226.193 3.230.997.056 2.067.838.116 1.810.004.512 257.833.603,8 2010* 13.412.662 3.214.022.222 2.056.974..222 1.835.522.795 221.451.427,4 2011* 13.601.760 3.197.047.389 2.046.110.329 1.861.400.856 184.709.473,0 2012* 13.793.524 3.180.072.556 2.035.246.436 1.887.643.759 147.602.676,4
2013* 13.987.991 3.163.097.722 2.024.382.542 1.914.256.568 110.125.973,7 **Selisih/Surplus = Jumlah Produksi Beras – Jumlah Kebutuhan Beras
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah beras yang diproduksi di Propinsi
Sumatera Utara sudah dapat memenuhi kebutuhan penduduk Propinsi Sumatera Utara.
Dengan rata-rata selisih/surplus yang diperoleh dari produksi beras setiap tahunnya
adalah sebesar 353.926.656,4 Kg atau 353.926,6564 ton. Dimana hal ini dapat
menjadi acuan bagi pemerintah untuk dapat merencanakan penyaluran beras bagi
masyarakat dan juga membantu pemerintah untuk mempersiapkan penyediaan beras
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap penerapan hasil desain tertulis kedalam
programming (coding). Pada tahap inilah seluruh hasil desain dituangkan kedalam
bahasa pemograman tertentu untuk memperoleh informasi yang mendukung hasil
desain tertulis.
Dalam pengolahan data yang digunakan dalam Tugas Akhir ini implementasi
yang digunakan adalah dengan menggunakan Microsoft Excel. Selain berfungsi
sebagai manipulasi data, Microsoft Excel juga digunakan unutk manipulasi teks
computer. Untuk dapat menggunakan computer secara maksimal kita juga harus
menguasai sistem operasi Microsoft Windows.
5.2 Pengaktifan Microsoft Excel
Tahap pertama yang dilakukan adalah mengaktifkan Windows dan pastikan Microsoft
Excel berada dalam jaringan Microsoft Windows, kemudian ikuti langkah-langkah
berikut:
1. Dari Windows klik start pada taskbar
Gambar 5.2.1 Tampilan Pengaktifan Microsoft Excel dari Windows
5.3 Lembar Kerja Excel
Setelah pengakifan akan tampil lembar kerja Excel yang sudah siap untuk
dipergunakan, lembar kerja Excel tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
5.4 Pengisian Data
Cara pengisian data kedalam lembar kerja Excel adalah dengan cara:
1. Letakkan pointer pada sel yang ingin diisi data
2. Ketikkan data yang ingin diolah pada sel
3. Tekan enter atau klik tombol kiri mouse pada sel lain untuk mengakhirinya
5.5 Pembuatan Grafik
Grafik pada Excel dapat dibuat menjadi satu dangan data atau terpisah pada lembar
grafik tersendiri, namun masih ada dalam file yang sama. Pembuatan garfik dapat
dilakukan dengan menggunakan icon chart wizard pada toolbar dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Sorot sel atau range sel yang ingin dibuat garfik
2. Klik insert, klik chart maka akan tampil kotak dialog chart tipe yang diinginkan
5.6 Analisa Data Dalam Microsoft Excel
Dalam menganalisa data dalam lembar Microsoft Excel, diperlukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Setelah data dimasukkan dalam lembar kerja Microsoft Excel, klik data pada
menu toolbar (MS.Excel 2007), klik data analysis
2. Pada kotak dialog data analysis pilih cara pengolahan data yang diinginkan,
dalam hal ini penulis menggunakan analisis regresi
3. Pada kotak dialog regression terdapat kotak input Y range dan input X range.
Maka klik sel yang menjadi bagian dari masing-masing lalu klik Ok
4. Setelah itu akan muncul hasil analisisnya
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Beradasarkan hasil analisa pada bab 4, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Propinsi Sumatera Utara setiap tahunnya
adalah sebesar = 0,014 atau 1,4 % dan dengan rumus = × maka jumlah
penduduk untuk tahun 2009-2013 dapat dihitung.
2. Persamaan regresi untuk peramalan jumlah produksi Padi adalah:
= 3.400.745,389 - 16.974,833 X
dari persamaan regresi linier ini maka produksi Padi untuk tahun 2009-2013 dapat
dihitung dengan nilai X = 10, 11, 12, 13, 14.
3. Dengan ketetapan bahwa 1 Kg gabah kering = 0,64 Kg Beras, maka dapat
diketahui produksi beras tiap tahunnya sebanyak 0,64 × jumlah produksi padi.
4. Dengna tingkat konsumsi perkapita penduduk adalah sebesar 136,85 Kg/tahun
maka total konsumsi penduduk tiap tahunnya adalah 136,85 × jumlah penduduk.
Dan selisih antara jumlah beras yang diproduksi dengan jumlah beras yang
dikonsumsi merupakan jumlah kelebihan atau kekurangan persediaan beras di
5. Dari perhitungan selisih antara jumlah produksi beras dengan tingkat kebutuhan
beras, diperoleh bahwa Propinsi Sumatera Utara memiliki surplus sebesar
353.926.656,4 Kg atau 353.926,6564 ton setiap tahunnya.
6.2 Saran
1. Pemerintah terkait diharapkan untuk lebih memperhatikan pendistribusian beras
supaya ketersediaan beras di masyarakat dapat tetap terpenuhi.
2. Pemerintah diharapkan memberikan penyuluhan pertanian bagi masyarakat
supaya produksi beras dapat lebih ditingkatkan.
3. Diperlukan kerja sama yang baik antara lembaga terkait untuk menjegah
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2000. Analisis Regresi. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Buku Statistik Kantor Badan Ketahanan Pangan.
Hasan, M.I. 1999. Pokok-Pokok Materi Statistik 1. Edisi pertama. Jakarta: Bumi
Aksara.
Husaini, Usman dan Purnomo, R. 1995. Pengantar Statistika. Edisi pertama. Jakarta:
Bumi Aksara.
Mantra, Bagoes. Ida. 2003. Demografi Umum. Edisi kedua. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sudjana. 1975. Metoda Satistika. Edisi keempat. Bandung: Tarsito.
Walpoe, E. Ronald. Pengantar Statitika. Edisi ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka