BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
I. Identitas Pasien
Inisial klien
: Tn W
Umur
: 38 Th
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Suku
: Jawa
Alamat
: Desa terban RT 008 / 001 penawangan, Grobogan
Tanggal pengkajian
: 07 Januari 2011
Tanggal masuk
: 05 Januari 2011
Agama
: Islam
Pekerjaan
:
-Status perkawinan
: Kawin
Pendidikan
: SD
No. RM
: 027200
Diagnosa Medis
: Skizophrenia Paranoid
Penanggung jawab
Nama
: Tn S
Hubungan dengan klien : Kakak pasien
Umur
: 40 th
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Desa terban RT 008 / 001 penawangan, Grobogan
a. Alasan Masuk
b. Predisposisi
Kurang lebih 2 minggu pasien sulit tidur, sering melamun,
menyendiri, sedih. Klien sedih karena pernikahannya gagal.
Klien dulu pernah dirawat pada tahun 2004 dinyatakan sembuh
dengan keluhan yang sama. Didalam keluarga klien, tidak ada yang
sakit seperti klien. Klien mempunyai pengalaman masa lalu yang saat
ini sulit dihilangkan yaitu gagal dalam pernikahan dan ditinggalkan
oleh calon suaminya itu.
c. Faktor prespitasi
Klien sering melamun, menyendiri dan sering bicara kacau sehingga
klien dibawa di rumah sakit.
III. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda – tanda vital
Tekanan Darah
: 120/70 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Suhu
: 37
oC
RR
: 22 x/menit
b. Data antropometri
Tinggi Badan
: 164 cm
Berat Badan
: 58 kg
c. Keluhan fisik
Mata
: Konjungtivitis
Hidung
: Tidak terdapat penumpukan sekret
Telinga
: Simetris, kotor
Mulut
: Bibir kering, kotor
Leher
: Tidak terdapat pembesaran tiroid
Kulit
: Kulit kering, kurang bersih.
IV. Psikososial
1. Genogram
Klien tinggal bersama orang tuanya dan kakaknya. Keluarga klien
tidak ada yang sakit seperti klien. Yang menanggung kebutuhan
keluarga adalah ayah klien yang bekerja sebagai petani. Pengambilan
keputusan klien meminta bantuan kepada ibu atau bapak.
2. Konsep diri
a. Gambaran Diri
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan anggota tubuhnya,
klien menyukai semua bagian tubuhnya.
b. Identitas Diri
Klien adalah anak kedua dari dua bersaudara, klien mengakui
berjenis kelamin laki-laki. Klien tidak ada/ tidak mempunyai
masalah dengan jenis kelaminnya, dan merasa puas sebagai
seorang laki-laki.
c. Ideal Diri
Klien berharap dapat menikah dengan orang yang disayangi dan
ingin cepat sembuh agar cepat pulang kerumah membantu
bapaknya bertani.
d. Peran Diri
Klien mengatakan dalam keluarga perannya sebagai anak terakhir
yaitu anak kedua dari dua bersaudara.
e. Harga Diri
Klien mengatakan merasa malu karena pernikahannya gagal dan
merasa minder dengan keadaannya sekarang.
3. Hubungan sosial
Orang yang terdekat dengan klien adalah ibunya. Hubungan dengan
masyarakat atau teman merenggang karena klien lebih suka
menyendiri, kurang bergaul dan menyendiri, klien juga merasa malu.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien adalah seorang yang beragama islam dan percaya Tuhan
pasti akan memberi kesembuhan.
b. Kegiatan Ibadah
Waktu dirumah klien jarang sholat begitu juga saat di Rumah
Sakit ini.
5. Status Mental
a. Penampilan
Saat dikaji penampilan kurang bersih, kurang rapi, pakaian sesuai
yang digunakan.
b. Pembicaraan
Bicara lambat, nada bicara tidak keras. Keras. Bicara seperlunya
dan kata-kata jelas. Setiap kalimat satu dengan kalimat lain saling
berhubungan. Kadang butuh mengulang pertanyaan dua kali untuk
menjawab pertanyaan.
c. Aktivitas Motorik
Saat pengkajian klien gelisah, duduk berdiri.
d. Alam Perasaan
Saya sedih karena saya merasa kecewa, karena pernikahan saya
telah gagal.
e. Afek
Afek klien sesuai, contoh: saat diberikan cerita tentang keadaan
sedih, klien merasa ikut sedih dan sebaliknya.
f. Interaksi selama wawancara
Saat wawancara semua pertanyaan dijawab walaupun dengan
suara yang lambat. Kontak mata dengan perawat kurang klien
lebih suka menunduk dan kurang kooperatif. Tidak ada sikap
bermusuhan saat wawancara.
g. Persepsi
Klien mengatakan halusinasi pendengaran. Klien mengatakan
mendengar suara-suara yang selalu mengejek dan menakutinya.
Suara itu datang saat klien menyendiri dan melamun. Suara-suara
itu seperti orang sekampungnya, suara itu muncul kurang lebih
2 kali sehari, atau tidak pasti karena suara itu muncul saat
melamun, lama suara tersebut kurang lebih tiga menit. Klien
merasa ketakutan dan terkadang jika klien tidak bisa menahan,
klien mengucapkan kata Bismillah, dan suara itupun menghilang.
h. Proses fikir
Kadang ada blocking setiap pertanyaan.
Contoh: Ada waktu beberapa detik untuk menjawab pertanyaan.
Walupun begitu, jawaban tidak berbeli-belit.
i. Isi Pikir
j. Tingkat Kesadaran
Klien nampak bingung, tapi masih dapat berorientasi terhadap
waktu, tempat dan orang terdekat, klien juga mengetahui orang
yang mengajak bicara.
k. Memori
Klien masih dapat mengingat keadaan masa lalu karena masih ada
kejadian yang lebih dari satu tahun klien masih dapat mengingat.
l. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Klien dapat berhitung degan baik, masih dapat konsentrasi dengan
cukup baik terbukti bahwa klien bisa menyebutkan saudaranya dan
bisa menghitung sudah berapa lama klien dirawat.
m. Kemampuan Penilaian
Klien dapat mengambil keputusan sederhana tanpa bantuan, misal:
selesai klien makan, klien langsung mencuci piring sendiri.
n. Daya Tilik Diri.
Daya tilik klien baik, klien menyadari kalau dia sedang sakit, dan
sehingga dibawa di Rumah Sakit Jiwa daerah Semarang.
V. Kebutuhan persiapan Pulang
a. Makan
Klien bisa makan sendiri. Saat makanan klien langsung makan tanpa
harus nunggu perintah. Makan 3 kali sehari. Dan setiap porsi makanan
selalu habis satu porsi.
b. BAB / BAK
Untuk kebutuhan BAB ataupun BAK klien tidak membutuhkan
bantuan dari siapapun. Klien mampu melakukan semua itu sendiri.
c. Mandi
Klien biasanya mandi sehari 2 kali. Setiap pagi dan sore. Dan tanpa
bantuan siapapun. Klien mandiri.
d. Berpakaian
Klien mampu berpakaian sendiri sesuai pasangannya. Setiap klien
mandi klien ganti baju, klien mampu menyisir rambutnya sendiri
selama di RSJD.
e. Istirahat dan Tidur
Klien tidur sehari kurang lebih 8 jam, tidak ada persiapan khusus jika
ingin tidur. Tidur malam biasanya jam 20.00-05.00 WIB.
f. Penggunaan Obat
Selama di Rumah Sakit Jiwa Daerah klien diberi obat 2 kali yaitu
sebelum makan siang dan setelah makan malam. Obat selalu diminum,
tidak dibuang, reaksi obat yang dirasakan klien yaitu klien merasa
mengantuk.
g. Pemeliharaan kesehatan
Tekad keluarga sudah bulat dan berani menerima konsekuensinya
untuk mengobati anaknya di Rumah Saki Jiwa Daerah ini, keluarga
akan mengunjungi klien. Klien mengatakan jika sudah pulang nanti
akan rutin kontrol dirumah sakit.
h. Kegiatan dirumah
Klien mengatakan jika nanti sudah pulang kerumah, klien akan
mencari kesibukan dengan bekerja membantu ayah dan ibu.
i. Kegiatan diluar rumah
Klien tidak pernah melakukan kegiatan diluar selama sakit, tetapi
kalau pulang nanti klien ingin mengikuti kegiatan yang ada
dikampungnya, misalnya pengajian.
VI. Mekanisme Koping
Bila klien mempunyai masalah, klien selalu memendam dan tidak mau
terbuka, klien enggan bercerita.
VII. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan darah :
Nama Hasil Nilai Normal
Glukosa sewaktu 95 mg / dl < 140 mg/100 ml Ureum 13 mg /100ml 10-50 mg/100 ml Creatinin 0,7 mg /100ml L: 0,6-1,1 D: 0,5-09 Cholesterol total 155 mg / 100 ml 150-220 Trigliserid 50 mg s/d 150 Protein total 6,3 – 8,0 Albumin 3,6 mg / 100ml 3,8 – 5,1 SGOT 16 U / L L : s/d 37 P : s/d 31 SGPT 16 U/L L : s/d 42 P : s/d 32 Uric acid 61 mg/100ml L : s/d 3,5-7 P : 2,5-5,7
b. Therapi medik
1) Halloperidol
: 2 x 5 mg
2) Tryhexyphenidyl
: 2 x 2 mg
3) Promactil
: 2 x 100 mg
4) Chloramphenicol
: 2 x 2 tetes
B. Analisa Data
NO Tgl dan jam Data Fokus Masalah
1 7 januari 2011 08.30
DS : Saya merasa kesal, sampai- sampai dulu tangan saya, saya sayat dengan pisau kecil (silet).
DO : Terdapat luka sayatan
Resiko menciderai diri sendiri. Orang lain dan lingkungan
2 DS : Saya sering mendengar suara- suara yang selalu mengejek saya, suara itu datang saat saya menyendiri dan melamun Suara itu seperti orang sekampung, suara itu muncul kurang lebih 2 sampai 3 kali sehari
DO : Klien nampak bicara- bicara sendiri, dan senyum- senyum.
Gangguan persepsi sensori : halusinasi dengar
3 DS : saya males ngobrol mbak
DO : Kontak mata kurang, sering menunduk, tidak fokus.
Isolasi sosial: Menarik diri
4 DS : Saya malu, karena pernikahan saya telah gagal
DO : Klien senang menyendiri, klien
Gangguan konsep Diri : Harga Diri Rendah
C.
Pohon Masalah
D. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
halusinasi dengar.
2. Gangguan sensori persepsi : halusinasi dengar berhubungan dengan
menarik diri.
3. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
Resiko Menciderai Diri Sendiri, Orang Lain,
dan Lingkungan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
Isolasi Sosial: Menarik Diri
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri
Core
Problem
E. Perencanaan
Perencanaan No No.
DX
Diagnosa
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
Intervensi
1 Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan halusinasi dengar
Pasien
dapat
mengontrol
halusinasi yang dialaminya.
1:Klien dapat membina hubungan saling percaya
Setelah 1x interaksi pasien
dapat menunjukkan
tanda-tanda
percaya
pada
perawat.
Ekspresi wajah bersahabat menunjukkan rasa senang, ada kontak mata dan berjabat tanan dan menyebut nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapiBina hubungan saling percaya dengan menggunakan komunikasi terapeutik. a. Sapa klien dengan ramah baik
verbal maupun non verbal b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan nama lengkap klien dan
nama panggilan yang disukai klien d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap menerima klien apa adanya
g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
2: Klien dapat mengenali halusinasi
Setelah
2x
interaksi
pasien
dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi timbulnya halusinasi. Klien dapat mengungkapkan perasaan terhadap halusinasinyaa. Adakan kontak sering & singkat secara bertahap.
b. Observasi tingkat laku klien terkait dengan halusinasinya bicara, dan tertawa tanpa stimulus memandang ke kiri / ke kanan / ke atas / ke bawah seolah ada teman bicara c. Membantu klien mengenal
halusinasinya
- Jika menemukan klien yang sedang halusinasi, tanyakan. Apakah ada suara-suara yang didengar
- Jika klien menjawab ada lanjutkan apa yang dia katakan - Katakan bahwa perawat percaya
bahwa klien mendengar suara itu namun perawat sendiri tidak mendengarnya (dengan nada bersahabat tanpa menuduh dan menghakimi)
- Katakan bahwa klien lain juga ada seperti klien
- Katakan bahwa perawat akan membantu klien
d. Diskusikan dengan klien:
- Situasi yang menimbulkan dan tidak menimbulkan halusinasi - Waktu dan frekuensi halusinasi e. Diskusikan dengan klien apa yang
dirasakan jika terjadi halusinasi (takut, marah, senang, sedih) 3:
Klien dapat mengontrol halusinasinya
Setelah
3x
interaksi
pasien
dapat menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikanhalusinasinya.
- Klien dapat menyebutkan cara baru
a. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri dan lain-lain) b. Jelaskan manfaat cara yang
dilakukan klien, jika bermanfaat beri pujian
c. Diskusikan cara baru untuk memutus / mengontrol halusinasi
- Katakan saya tidak mau mendengar kamu (pada saat halusinasi)
- Memuji orang lain (perawat, teman atau anggota keluarga) untuk bercakap-ckap atau mengatakan halusinasi yang terdengar
- Membuat jadwal kegiatan sehari-hari agar halusinasi tidak sampai muncul
d. Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasi secara bertahap
e. Beri kesempatan cara yang telah dilatih, evaluasi halusinasinya dan beri pujian jika berhasil
f. Anjurkan klien mengikuti terapi aktifitas kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi
4:
Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
Setelah
4x
interaksi
pasien
dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat- Keluarga dapat menyebutkan pengertian tanda dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi
a. Anjurkan keluarga untuk membantu klien jika mengalami halusinasi
b. Diskusikan dengan keluarga (pada saat keluarga berkunjung / pada saat kunjungan di rumah)
- Gejala halusinasi yang dialami klien
- Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi
- Cara merawat anggota keluarga yang terkena halusinasi, dirumah, beri kegiatan jangan biarkan sendiri, makan bersama
c. Beri informasi waktu follow up atau kapan berlumen dapat bantuan halusinasi tidak terkontrol dan resiko menciderai diri
5:
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
-
Setelah 5x interaksi
pasien
Klien dan keluarga dapat menyebutkan manfaat, dosis dan efek samping obat.a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat
- dapat mendemonstrasikan penggunaan obat benar - dapat informasi tentang
efek samping obat
b. Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya
c. Anjurkan klien bicara dengan
dokter tentang manfaat dan efek
samping obat yang disediakan
2Isolasi sosial : menarik diri
Pasien
dapat
berinteraksi
dengan orang lain:
1. Pasien dapat membina
hubungan saling percaya.
Setelah
1x
interaksi
pasien
dapat
menunjukkan
tanda-tanda
percaya
pada
perawat. wajah cerah,
tersenyum,
mau
berkenalan, ada kontak
mata,
bersedia
Bina hubungan saling percaya dengan
:
a. a. Beri salam setiap berinteraksi
b. b. Perkenalkan nama, nama panggilan
perawat dan
tujuan perawat
berkenalan.
c. Tanyakan nama dan panggilan
nama kesukaan
pasien.
menceritakan
perasaannya,
bersedia
mengungkapkan
perasaan.
d. Tunjukkansikapjujurdan
menepati janji setiap kali
berinteraksi.
e. Tanyakan perasaan pasie
dan masalah yang dihadapi
pasien.
f. Buat kontak interaksi yang
jelas.
g. Dengarkan dengan penuh
perhatian
ekspresi
perasaan
pasien.
2.
Pasien
mampu
menyebutkan
penyebab
menarik diri
Setelah
2x
interaksi
pasien
dapat
menyebutkan
minimal
satu penyebab menarik
diri
a. Diri Sendiri
b. Orang lain
Tanyakan pada pasien tentang:
a.
Orang
yang
tinggal
serumah
atau
sekamar
dengan pasien.
b. Orang yang paling dekat
dengan pasien dirumah atau di
ruang perawatan.
c. Lingkungan
c. Apa yang membuat pasien
dekat dengan orang tersebut.
d. Orang
yang
tidak
dekat
dengan pasien dirumah atau
diruang perawatan
e. Apa yang membuat orang
tidak dekat dengan orang
tersebut
f. Upaya yang sudah dilakukan
agar dekat dengan orang lain
g. Diskusikan
dengan
pasien
tentang penyebab menarik
diri atau tidak mau bergaul
dengan orang lain
h. Beri
pujian terhadap klien
mengungkapkan perasaannya
3.
Pasien
mampu
menyebutkan
keuntungan
bersosialisasi dan kerugian
menarik diri
Setelah
3x
interaksi
pasien
dapat
menyebutkan keuntungan
bersosialisasi, misalnya:
a.
Banyak teman
b.
Tidak
kesepian
c.
Bisa diskusi
d.
Saling
menolong
Dan kerugian
menarik diri
misalnya:
a. Sendiri
b. Kesepian
tidak
bisa
diskusi
a.
Tanyakan
pada
pasien
tentang:
1. Manfaat hubungan soslal
2. Kerugian menarik diri
b. Diskusikan
bersama
pasien
tentang manfaat bersosialisasi
dan kerugian menarik diri
c. Beri
pujian
terhadap
kemampuan
pasien
4. Pasien dapat bersosialisasi
secara bertahap
Setelah
4x
interaksi
pasien
dapat
bersosialisasi
secara
bertahap dengan:
a.
Perawat
b.
Perawat lain
c.
Pasien lain
d.
Kelompok
a. Observasi perilaku pasien saat
bersosialisasi
b. Beri motivasi dan bantu pasien
untuk berkenalan dengan:
a. Perawat lain
b. Pasien lain
c. kelompok
c. Libatkan pa&ien dalam terapi
aktiviitas kelompok sosialisasi
d. Diskusikan jadwal harian yang
dapat
diliakukan
untuk
meningkatkan kemampuan pasien
bersosialisasi
e. Beri nioti vasi pasien untuk
melakukan kegiatan sisuai dengan
jadwal yang telah di buat.
f. Beri pujian terhadap kemampuan
pasien memperluas pergaulannya
melahiai
aktivitas
yang
dilaksanakan
5.
Pasien
mampu
menjelaskan
perasaannya
setelah bersosialisasi.
Setelah 5x interaksi pasien
dapat
menjelaskan
perasaannya
setelah
bersosialisasi
atau
berkenalan dengan:
a.
Orang lain
b.
Kelompok
a.
Diskusikan
dengan
pasien
tentang
perasaanya
setelah
bersosialisasi atau
berkenalan
dengan:
a. Orang lain
b. Kelompok
b. Beri pijian terhadap kemampuan
pasien mengungkapkan perasaannya
5. Pasien
dapat
memanfaatkan
obat
dengan baik
1. Setelah 6x interaksi
pasien dapat menyebutkan :
a.
Manfaat
minum
obat
b.
Kerugian
tidak
minum obat.
c.
Nama, wama, dosis,
efek terapi dan efek
samping obat
2. Setelah 6x interaksi
1.
Diskusikan
dengan
pasien
tentang manfaat minum obat dan
kerugian tidak minum obat tanpa
konsultasi dokter dan mengetahuii
warna, nama, dosis, cara, efek terapi
dan efek samping penggunaan
obat.
2. Pantau pasien saat penggunaan
obat
pasien mendemonstrasikan
penggunaan obat dengan
benar,
dam
dapat
menyebutkan
akibat
berhenti minum obat tanpa
konsultasi dengan dokter
F. Implementasi
Tgl /jam
No. DX
Implementasi Keperawatan Respon pasien TTD
7/1/11 08.30
1 SP1p : Bina Hubungan Saling Percaya
1 Menyapa klien dengan ramah
2 Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, panggilan, alamat dan berjabat tangan
3 Menanyakan nama lengkap, panggilan serta alamat klien
4 Menjelaskan tujuan pertemuan yaitu ingin menyelesaikan masalah
SP2p
Menanyakan pada klien tentang waktu, isi dan frekuensi terjadinya halusinasi
S : Klien menjawab “Selamat siang” nama saya Tn. W biasa dipanggil W, saya berasal dari Penawangan, klien menceritakan masalah yang terjadi Klien mendengar suara-suara yang selalu mengejek dan menakut-nakutinya. Suara itu orang sekampung, suara muncul saat klien melamun, lamanya kurang lebih 3 menit
O : Klien mau menjabat tangan perawat, mau duduk berdampingan dengan perawat, tersenyum
A : SP 1p dan SP 2p tercapai,klien mau mengenal halusinasi
P : SP 3p
Perawat : Ajarkan cara mengontrol halusinasi
Klien : Mengingat-ingat apa ada masalah yang belum disampaikan kepada perawat
8/1/11 09.00
SP3p
1 Menyapa klien dengan ramah dan menanyakan kabar
2 Memvalidasi sp2p 3 Menanyakan pada klien
tentang cara yang biasa dilakukan klien saat halusinasi datang
S : Klien menjawab “Selamat pagi” kabarnya baik, klien mengatakan bila bisikan itu datang klien mencoba menahan dan baca bismillah, Terkadang bisikan tersebut semakin kuat.
4 Ajarkan cara mengontrol halusinasi
a. Dengan cara
O : - Klien kooperatif saat berinteraksi - Klien memperhatikan saat perawat
menghardik b. Berbicara
dengan perawat atau orang lain pada saat halusinasi datang
mengontrol halusinasi dan menghardik
“Pergi….., pergi aku tidak mau mendengar, pergi……….”
Dan cara kedua saat mendengar suara-suara bisa lapor / cerita dengan perawat
- Klien mampu mendemonstrasikan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik dan cerita pada perawat A : SP 3 p tentang mengontrol halusinasi
cara pertama dan kedua tercapai P : Lanjutkan SP 3p
Perawat : Lanjutkan SP 3p lagi tentang mengontrol halusinasi cara ke 4a dan ke 4b yaitu mengontrol halusinasi dengan melakukan aktifitas sehari-hari / membuat jadwal kegiatan sehari-hari
Klien : Mendemontrasikan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik bila suara-suara itu muncul lagi
9/1/11 09.15
Melanjutkan Sp4p
1 Menyapa klien dengan ramah 2 Menanyakan kabar
3 Memvalidasi SP 1,2, 3 yang membahas kemarin
4 Pemberian obat 5 Cara minum obat
S : - Klien menjawab salam
“Selamat pagi” kabar pagi ini baik. - Cara kemarin pernah saya lakukan
yaitu menghardik, saya suruh pergi….. pergi jangan ganggu saya….
sampai tidur lagi
O : Klien kooperatif, tersenyum dan mau dibuatkan jadwal aktifitas agar klien tidak melamun.
Klien memperhatikan
A : SP 4p klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara 3 yaitu melakukan aktifitas / membuat jadwal sehari-hari P : Lanjutkan SP 4p
Perawat :Lanjutkan SP 4 p menjelaskan manfaat, macam, efek obat samping
Klien : Memilih cara efektif untuk mengontrol halusinasi 10/1/11
09.30
2