• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAHAMAN WARGA MUHAMMADIYAH TERHADAP IDEOLOGI PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH OLEH: SRI PRAPTIANINGSIH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMAHAMAN WARGA MUHAMMADIYAH TERHADAP IDEOLOGI PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH OLEH: SRI PRAPTIANINGSIH"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

153 PEMAHAMAN WARGA MUHAMMADIYAH TERHADAP IDEOLOGI

PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH

OLEH:

SRI PRAPTIANINGSIH

Abstrak

Penelitian bertujuan mengungkapkan secara riil pemahaman warga Muhammadiyah terhadap ‘ideologi’ Muhammadiyah, setidaknya mengenai isi muatan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah dan (‘Aisyiyah)’ Matan, Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, Khittah Perjuangan Muhammadiyah dan Kepribadian Muhammadiyah, serta menjaring pendapat warga Muhammadiyah berkait dengan sosialisasi ‘ideologi’ Muhammadiyah.

Kata Kunci: Ideologi Muhammadiyah, Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah dan Aisyiyah.

Abstract

The study aims to reveal the real understanding of Muhammadiyah members of the 'ideology' Muhammadiyah, at least concerning the contents of cargo Statutes and Bylaws of Muhammadiyah and ('Aisyiyah)' Matan, Beliefs and Ideals of Life Muhammadiyah, Muhammadiyah and Personality Struggle khittah Muhammadiyah, and solicit opinions sosiolisasi Muhammadiyah members hooked up with 'ideology' Muhammadiyah.

Key Words: Ideology of Muhammadiyah, the Articles of Association and Bylaws of Muhammadiyah and Aisyiyah.

I PENDAHULUAN

Menutup tahun 2006 Suara Muhammadiyah menyajikan bahasan

mengenai banyaknya warga

Muhammadiyah yang eksodus ke organisasi massa dan partai politik yang berbasis bukan Muhammdiyah, serta wacana bagaimana membuat ‘pagar’ atau ‘menata rumah’ agar tidak semakin banyak warga Muhammadiyah yang ‘pergi’. Hal ini wajar saja, mengingat apabila eksodus tersebut terus-menerus terjadi, dan itu

menimpa kader-kader terbaik Muhammadiyah, bukan tidak mungkin suatu hari nanti, Muhammadiyah hanya mempunyai nama besar dan sejarah besar saja, akan tetapi rapuh untuk pengembangan organisasi dan lemah dalam memperjuangkan dan mewujudkan masyarakat utama yang menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.

Kemudian pada Suara Muhammadiyah edisi 11-25 Dzulhijah 1427 H pada rubric Surat Pembaca, seorang Sekretaris

(2)

154 Pimpinan Cabang Muhammdiyah

menuliskan, …..

….. Sampai saya kemudian membaca Anggaran Dasar Muhammdiyah. Saya juga tahu ada Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM) walaupun tidak tahu isinya. ….

Saya sendiri tidak tahu di mana saya akan membaca MKCHM, Khitah Perjuangan Muhammadiyah, Kepribadian Muahmmadiyah, dll. Saya yakin banyak warga Muhammadiyah dan jajaran pimpinannya yang tidak memahami isinya bahkan tidak kenal namanya.

Saya berkeyakinan jika kita memahami benar ideology Muhammadiyah, kita akan berpikir seribu kali untuk meninggalkan Muhammadiyah bahkan akan semakin termotivasi untuk menghidup-hidupkan

Muhammadiyah…….

Apabila setiap warga Muhammadiyah mengetahui dan memahami MKCHM, maka mungkin akan dapat bersatu padu, satu visi dan misi untuk menghidup-hidupkan Muhammadiyah, maka bukan tidak mungkin kemudian kita bisa mencari hidup atau bahkan menggantungkan hidup pada amal usaha Muhammadiyah. Dengan kehidupan / penghidupan yang lebih jelas, tertata, maka akan lebih banyak peran yang bisa diambil dan lebih banyak pekerjaan yang bisa dilakukan oleh kader Muhammadiyah

dalam rangka mewujudkan masyarakat utama.

II. Permasalahan

1. Bagaimana pemahaman warga Muhammadiyah terhadap ‘ideologi’ Muhamadiyah?

2. Bagaimana pendapat warga untuk sosialisasi ‘ideologi’ Muhammadiyah?

III. PEMBAHASAN

Khitah Muhammadiyah : Hakikat Muhammadiyah

Perkembangan masyarakat Indone-sia, baik yang disebabkan oleh daya dinamik dari dalam ataupun karena persentuhan dengan kebudayaan dari luar, telah menyebabkan perubahan tertentu. Perubahan itu menyangkut seluruh segi kehidupan masyarakat, diantaranya bidang social, ekonomi, politik dan kebudayaan, yang menyangkut perubahan strukturil dan perubahan pada sikap serta tingkah laku dalam hubungan antar manusia.

Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan peru-bahan itu, senantiasa mempunyai kepen-tingan untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi-munkar, serta menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan

(3)

155 lapangan yang dipilihnya ialah masyarakat,

sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya: “menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehinggga terwujud masyarakat utana,adil dan makmur yang diridlai Allah SWT. Dalam melaksanakan usaha tersebut, Muham-madiyah berjalan diatas prinsip gerakannya, seperti dimaksud di dalam matan Keyakin-an Cita-cita Hidup Muhammadiyah.

Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah itu senantiasa menjadi lan-dasan gerakan Muhammadiyah, juga bagi gerakan dan amal usaha dan hubungannya dengan kehidupan masyarakat dan ketatanegaraan, serta dalam bekerjasama dengan golongan Islam lainnya.

Muhammadiyah dan Masyarakat

Sesuai dengan khittahnya, Muhammadiyah sebagai Persyarikatan memilih dan menempatkan diri sebagai Gerakan Islam amar-ma’ruf nahi munkar dalam masyarakat, dengan maksud yang terutama ialah membentuk keluarga dan masyarakat sejahtera sesuai dengan Dak-wah Jamaah. Di samping itu Muhammadi-yah menyelenggarakan amal-usaha seperti tersebut pada Anggaran Dasar Pasal 4, dan

senantiasa berikhtiar untuk meningkatkan mutunya.

Penyelenggaraan amal usaha meru-pakan bagian ikhtiar Muhammadiyah untuk mencapai Keyakinan dan Cita-cita Hidup yang bersumberkan ajaran Islam dan usaha untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.

Muhammadiyah dan Politik

Dalam bidang politik Muham-madiyah berusaha sesuai dengan khit-tahnya: dengan dakwah amar ma ma’ruf nahi munkar dalam arti dan proporsi yang sebesar-benarnya, Muhammadiyah harus dapat membuktikan secara teoritis konsepsionil, secara operasionil dan secara kongkrit riil, bahwa ajaran Islam mampu mengatur masyarakat dalam Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 menjadi masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera, bahagia, materiil dan spiritual yang diridlai Allah SWT. Dalam melaksanakan usaha itu, Muhammadiyah tetap berpegang teguh pada kepribadiannya. Usaha Muhammadiyah dalam bi-dang politik merupakan bagian gerakannya dalam masyarakat, dan dilaksanakan berdasarkan landasan dan peraturan yang

(4)

156 berlaku dalam Muhammadiyah. Dalam

hubungan ini Muktamar Muhammadiyah ke-38 telah menegaskan bahwa:

- Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islam yang beramal dalam segala bidang kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan dan tidak merupakan afiliasi dari sesuatu Partai Politik atau Organisasi apapun;

- Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki atau organisasi lain, sepnajang tidak menyimpang dari anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Persyarikatan Muhammadiyah.

Sesuai dengan kepribadiannya, Muhammadiyah bekerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya. Dalam melakukan kerjasama Muhammadiyah tidak bermaksud menggabungkan dan mensubordinasikan organisasinya dengan organisasi atau institusi lainnya

Dasar Program Muhammadiyah

Berdasarkan landasan serta pendirian dan dengan memperhatikan

kemampuan dan potensi Muhammadiyah dan bagiannya, ditetapkan langkah kebijaksanaan sebagai berikut:

- Memulihkan kembali Muhammadiyah sebagai Persyarikatan yang menghim-pun sebagian anggota masyarakat, terdiri dari muslimin dan muslimat yang beriman teguh, ta’at beribadah, berakhlaq mulia, dan menjadi teladan yang baik di tengah-tengah masyarakat. - Meningkatkan pengertian dan

kema-tangan anggota Muhammadiyah ten-tang hak dan kewajibannya sebagai warga negara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan meningkatkan kepekaan sosialnya terhadap persoalan-persoalan dan kesulitan hidup masyarakat.

- Menempatkan kedudukan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan untuk melaksanakan dakwah amar-ma’ruf nahi –mungkar ke segenap penjuru dan lapisan masyarakat serta di segala bidang kehidupan di Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-40 di Surabaya : Khitah Perjuangan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

(5)

157 Muhammadiyah adalah Gerakan

Islam yang melaksanakan da’wah amar ma’ruf munkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga tyerwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah berpandangan bahwa Agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meli-puti aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu’amalat dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif. Dengan mengemban misi gerakan tersebut Muhammadiyah dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan Agama Islam menjadi

rahmatan lil-‘alamin dalam kehidupan di

muka bumi ini.

Muhammadiyah berpandangan bahwa berkiprah dalam kehidupan bangsa dan negara merupakan salah satu perwujud-an dari misi dperwujud-an fungsi melaksperwujud-anakperwujud-an da’wah amar ma’ruf nahi munkar sebagai-mana telah menjadi panggilan sejarahnya sejak zaman pergerakan hingga masa awal dan setelah kemerdekaan Indonesia. Peran dalam kehidupan bangsa dan negara tersebut diwujudkan dalam langkah-langkah strategis dan taktis sesuai kepribadian, keyakinan dan cita-cita hidup,

serta khittah perjuangannya sebagai acuan gerakan sebagai wujud komitmen dan tanggungjawab dalam mewujudkan Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghafur.

Bahwa peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dilakukan melalui dua strategi dan lapangan perjuangan. Pertama, melalui kegiatan-kegiatan politik yang berorientasi pada perjuangan kekuasaan/kenegaraan (real

politics, politik praktis) sebagaimana dilakukan oleh partai-partai politik atau kekuatan-kekuatan formal di tingkat kelembagaan negara. Kedua, melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang bersifat pembinaan atau pemberdayaan masyarakat maupun kegiata-kegiatan politik tidak langsung (high politics) yang bersifat mempengaruhi kebijakan negara dengan perjuangan moral (moral force) untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik di tingkat masyarakat dan negara sebagaimana dilakukan oleh kelompok-kelompok kepentingan (interest groups). Muhammadiyah secara khusus mengambil peran dalam lapangan kemasyarakatan dengan pandangan bahwa aspek kemasyarakatan yang mengarah kepada pemberdayaan masyarakat tidak kalah penting dan strategis daripada aspek

(6)

158 perjuangan politik kekuasaan. Perjuangan

di lapangan kemasyarakatan diarahkan untuk terbentuknya masyarakat uatama atau masyarakat madani (civil society) sebagai pilar utama terbentuknya negara yang berkedaulatan rakyat. Peran kemasyarakat-an dilakukkemasyarakat-an oleh orgkemasyarakat-anisasi-orgkemasyarakat-anisasi kemasyarakatan seperti halnya Muham-madiyah. Sedangkan perjuangan untuk meraih kekuasaan (power struggle) dituju-kan untuk membentuk pemerintahan dalam mewujudkan tujuan negara, yang peranannya secara formal dan langsung dilakukan oleh partai politik dan institusi-institusi politik negara melalui sistem politik yang berlaku.Kedua peranan tersebut dapat dijalankan secara objektif dan saling terkait melalui bekerjanya sistem politik yang sehat oleh kekuatan nasional menuju terwujudnya tujuan negara.

Muhammadiyah sebagai organisasi sosial-keagamaan (organisasi kemasyara-katan) yang mengemban misi da’wah amr ma’ruf nahi munkar senantiasa bersikap aktif dan konstruktif dalam usah-usaha pembangunan dan reformasi nasional sesuai khittah (garis) perjuangannya serta tidak akan tinggal diam dalam menghadapi kondisi-kondisi kritis yang dialami oleh bangsa dan negara. Karena itu,

Muhammadiyah senantiasa terpanggil untuk berkiprah dalam kehidupan berbangsa dan berbegara dengan berdasarkan pada khittah perjuangan sebagai berikut:

- Muhammadiyah meyakini bahwa politik dalam kehidupan bangasa dan negara merupakan salah satu aspek dari ajaran Islam dalam urusan keduniawian (al-umur ad-dunyawiyat) yang harus selalu dimotivasi, dijiwai, dan dibingaki oleh nilai-nilai luhur agama dan moral yang utama. Karena itu diperlukan sikap dan moral yang positif dari seluruh warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan politik untuk tegaknya kehidupan berbangsa dan bernegara. - Muhammadiyah meyakini bahwa negara

dan usah-usaha membangun kehidupan berbangsa dan bernegara, baik melalui perjuangan politik maupun melalui pengembangan masyarakat, pada dasarnya merupakan wahana yang mutlak diperlukan untuk membangun kehidupan di mana nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, perdamaian, ketertiban, kebersamaan, dan keadaban untuk terwujudnya Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur.

(7)

159 - Muhammadiyah memilih perjuangan

dalam kehidupan bernagsa dan bernegara melalui uasah-usaha pembinaan atau pemberdayaan masyarakat guna terwujudnya masyarakat madani (civil society) yang kuat sebagaimana tujuan Muhammadiyah untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan kengaraan sebagai proses dan hasil dari fungsi politik pamarintahan akan ditempuh melalaui pendekatan-pendekatan secara tepat dan bijaksana sesuai prndip-prinsip perjuangan kelompok kepentingan yang efektif - Dalam kehidupan negara yang

demokratis.

- Muhamadyah mendorong secara kritis atas perjuangan politk yang bersifat peraktis atau berorientasi pada kekuasaan (real politics)dijalankaqn oleh partai-partai politik dan lembaga-lembaga formal kenegaraan dengan sebaik-baiknya menuju terciptaya system politik yang demokrati dan berkeadaban sesuai dengan cita-cita luhur bangsa dan negara.dalam hal ini perjuangan politik yang dilkukan oleh kekuatan-kekuatan

politik hendaknya benar-benar mengedepankan kepentingan rakyat dan tegaknya nilai-nilai utama sebagaimana yang menjadi semangat dasar dan tujuan didirikanya negara republic Indonesia yang diproklamasikan tahun 1945

- Muhammadiyah senantiasa memainkan peranan politiknya sebagai wujud dari dakwa amar ma’ruf nahi munkar dengan jalan mempengaruhi proses dan kebijakan negara agar tetap berjalan sesuai dengan konstitusi dan cita-cita luhur bangsa.Muhammadiyah secara aktif menjadi kekuatan perekat bangsa dan berfungsi sebagai wahana pendidikan politik yang sehat menuju kehidupan nasional yang damai dan berkeadaban.

- Muhammadiyah tidak berafiliasi dan tidak mempunyai hubungan organisa-toris dengan kekuatan-kekuatan politik atau organisasi maupun.Muhammadiyah senantiasa mengembangkan sikap positif dalam memandang perjuangan politik dan menjalankan fungsi politik sesuai dengan prinsip amar ma’ruf nahi munkar demi tegaknya system politik kenegara-an ykenegara-ang demokratis dkenegara-an berkeadabkenegara-an. - Muhammadiyah memberikan kebebasan

(8)

160 untuk menggunakan hak pilihnya dalam

kehidupan politik sesuai hati nurani masing-masing.Penggunaan hak pilih tersebut harus merupakan tanggung jawab sebagai warga negara yang di laksanakan secara rasional dan kritis,sejalan dengan misi dan kepentingan Muhammadiyah,demi kemaslahatan bangsa dan negara.

- Muhammadiyah meminta kepada segenap anggotanya yang aktif dalam politik untuk benar-benar melaksanakan tugas dan kegiatan politik secara sungguh-sungguh dengan mengedepankan tanggung jawab (amanah),akhlak mulia (akhlaq al-karimah), keteladanan (Uswah hasanah),dan perdamaian (ishlah).Aktifitas politik tersebut harus sejalan dengan upaya memperjuangan misi persyarikatan dalam melaksakan

da’wah amarma’ruf nahi munkar.

- Muhammadiyah senantiasa bekerjasama dengan pihak atau golongan manapun berdasarkan prinsip kebajikan dan kemaslahatan, menjauhi kemudaratan, dan bertujuan untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik, maju,demokratis dan berkeadaban.

Matan Keyakinan Dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah

1. Muhammadiyah adalah gerakan Islam Dan Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar.Beraqidah Islam dan bersumber pada Al Qur’an dan sunnah ,bercita-cita dan bekerja untuk terwujudkan masyarakat utama, adil dan makmur yamg yang diridhai Allah SWT, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.

2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah da n rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spiritual, duniawi, dan ukhrawi. 3. Muhammadiyah dalam mengamalkan

Islam berdasarkan:

a. Al’Qur’an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW;

b. Sunnah Rasul: Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al- Qur’an yang diberikan oleh Nabi

(9)

161 Muhammad SAW dengan

menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.

4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang:

a. ‘Aqidah

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khufa-rat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam. b. Akhlak

Mehammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajar-an-ajaran Al-Quran dan Sunnah rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia

c. Ibadah

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang diturunkan oleh Rasullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.

d. Muamalah Duniawiyah

Muhammadiyah bekerja untuk terlak-sananya mu’amalat duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan

ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.

5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempuyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar paada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi Allah SWT: baldatun thoyibatun wa

robbun ghofur (Keputusan Tanwir

Tahun 1969 di Ponorogo)

Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah:

1. Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di Yogyakarta;

2. Disesuaikan dengan Keputusan Mukta-mar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta 3.2 Pemahaman warga Muhammadiyah terhadap ‘Ideologi’ Muhammadiyah

Pemahaman warga Muhammadiyah terhadap ‘ideologi’ Muhammadiyah, tergambarkan pada hasil penelitian sebagai berikut:

(10)

162 Tabel 1. Pengetahuan responden terhadap MKCHM

Responden ya % tidak % Jumlah

PRM 6 43 8 57 14 PRA 3 19 13 81 16 Karyawan UMJ 7 64 4 36 11 Dosen UMJ 5 31 11 69 16 Pimpinan UMJ 3 33 6 66 9 Jumlah 24 36 42 64 66

Beberapa responden menjawab ya untuk pertanyaan tersebut, tetapi pada jawaban pertanyaan kedua hingga kelima nampak ketidakpahaman/ketidaktahuan responden terhadap MKCHM. Hal tersebut menununjukkan, responden tidak mengetahui MKCHM. Misalnya, pertanyaan pertama mengenai MKCHM menjawab ya, pertanyaan kedua menjawab membaca sendiri, tetapi kemudian pertanyaan ketiga sampai kelima tidak ada jawaban atau jawaban untuk pertanyaan

yang bersifat terbuka dianggap terlalu jauh dari isi MKCHM.

Pengetahuan warga Muhammadiyah terhadap MKCHM sebagian besar menjawab berasal dari membaca sendiri, sedangkan beberpa mendapatkan dari pengajian atau diberitahu oleh orang tua. Sedangkan satu orang dari PRA Karimata, dua orang karyawan dan satu orang dosen menjawab mereka mengetahui MKCHM dari Baitul Arqam/Darul Arqam. Secara lengkap sumber pengetahuan responden terhadap MKCHM adalah sebagai berikut: Tabel 2 . Sumber Pengetahuan Responden terhadap MKCHM

Responden a b c d Jumlah PRM 6 - - - 6 PRA - 1 - 2 3 Karyawan UMJ - 3 2 2 7 Dosen UMJ 3 1 - 1 5 Pimpinan UMJ - 2 1 - 3 Jumlah 9 7 3 5 24 Ketr :

(11)

163 a. Membaca sendiri

b. Pengajian c. Diberitahu d. Jawaban lain

Berdasarkan jawaban tersebut nampaknya MKCHM sudah jarang disampaikan secara khusus dalam pengajian-pengajian yang diselenggarakan oleh baik Muhammadiyah maupun Aisyiyah. MKCHM baru disampaikan secara khusus dan dipahami oleh pendengarnya bahwa inilah ‘ideologi’ Muhammadiyah dalam forum khusus bagi kader Muhammadiyah yang berupa Baitul Arqam atau Darul Arqam. Padahal, tidak ada salah dan jeleknya sebuah pengajian terbuka juga menyampaikan ‘ideologi’ Muhammadiyah, misalnya dalam acara iftitah, atau yang lain sebelum acara inti, sehingga Muhammadiyah sebagai gerakan amar ma’ruf nahi munkar lebih dapat

dikenal oleh masyarakat pada umumnya, bukan semata kelompok yang tidak mau tahlilan, tidak menyelenggarakan selamatan untuk orang meninggal, atau tidak mem-baca do’a qunut pada waktu sholat subuh.

Pertanyaan ketiga, berupaya untuk mengetahui sampai seberapa jauh pemahaman responden yang ‘mengaku’ mengetahui MKCHM dari berbagai sumber tersebut. Ternyata, dari 24 (dua puluh empat) responden mengetahui, 17 orang menjawab dapat menjelaskan isinya, 6 orang tidak menjelaskan isinya dan satu orang tidak menjawab. Tabel berikut menunjukkan pengetahuan responden terhadap isi MKCHM

Tabel 3. Pengetahuan Responden terhadap Isi MKCHM

Responden Ya Tidak Tdk jwb Jumlah

PRM 5 1 - 6 PRA 2 1 - 3 Karyawan UMJ 3 3 1 7 Dosen UMJ 5 - - 5 Pimpinan UMJ 2 1 3 Jumlah 17 6 1 24

Dari 17 orang yang menjawab ya, mengetahui isi MKCHM, 15 memberikan uraian yang menjelaskan pengetahuannya

tentang isi MKCHM, satu orang tidak memberikan uraian sedangkan satu orang menjawab lupa karena sudah terlalu lama.

(12)

164 Berikut jawaban responden atas

pengetahuannya terhadap MKCHM:

1. Menciptakan masyarakat yang sesuai dengan Al Qur’an dan Al Hadis.

2. berisi tentang ideologi pemikiran Muhammadiyah untuk individu anggota maupun misi Muhammadiyah dalam berdakwah

3. menciptakan umat islam sebenar-benarnya sesuai dengan Al Qur’an dan hadits (masyarakat madani)

4. menciptakan masyarakat yang sesuai dengan Al Qur’an dan As-Sunah

5. memurnikan agama islam

6. beriman kepada Allah dan Rasulnya, tidak bermadzab, tetapi dengan ijtihad; cita-cita hidup : mengajak amar ma’ruf nahi munkar; yang lainnya lupa

7. salah satunya untuk mencegah TBC (Tahyul, bid’ah dan kurafat), dll

8. menegakkan amar ma’ruf nahi munkar 9. Muhammadiyah gerakan dakwah Islam

menegakkan amar ma’ruf nahi munkar; mewujudkan masyarakat utama yang diridai Allah SWT; berkeyakinan bahwa Islam adalah agama yang diridai sejak Adam as s/d Muhammad SAW.

10. MKCHM yang paling pokok adalah bagaimana warga Muhammadiyah menjalankan hidup dengan berpedoman

pada Al Qur’an dan Hadits Nabi besar kita Muhammad SAW.

11. secara singkat bahwa di dalam ‘Muhammadiyah’ menginginkan adanya purifikasi terhadap agama Islam yang telah banyak terjadi bid’ah maupun penyelewengan terhadap syariat yang ada.

12. melaksanakan semua kegiatan, berlandaskan pada Al Qur’an dan Hadits

13. Islam adalah satu-satunya agama yang diridai Allah SWT yang berdasarkan Al-Qur’an dan Sunah

14. Pada pokoknya dalam menjalankan hidup dan kehidupan mendasarkan pada amar ma’ruf nahi munkar dan qoidah-qoidah keislaman

15. berisi 5 (lima) poin, dibagi dalam tiga pasal tentang ideologi, paham agama, visi dan misi Muhammadiyah.

Pertanyaan keempat berupa upaya pengamalan MKCHM bagi warga Muhammadiyah dalam kehidupan sehari-hari. Dari 24 responden yang mengetahui MKCHM, 18 orang menjawab sudah melakukan upaya mengamalkan MKCHM, 4 menyatakan belum (satu orang menjawab sedang berusaha) dan 2 orang tidak menjawab. Meskipun menjawab sudah

(13)

165 mengamalkan, beberapa responden tidak

menyebutkan contoh pengamalan

MKCHM. Berikut tabel atas data tersebut:

Tabel 4. Upaya Responden untuk Mengamalkan MKCHM

Responden Sudah Belum Tdk jwb Jumlah

PRM 5 1 - 6 PRA 3 - - 3 Karyawan UMJ 3 3 1 7 Dosen UMJ 5 - - 5 Pimpinan UMJ 2 - 1 3 Jumlah 18 4 2 24

Berikut jawaban responden tentang bentuk sikap/perilaku upaya pengamalan MKCHM dalam kehidupan sehari-hari:

1. melarang bid’ah dan syirik

2. dakwah bil lisan dan dakwah bil hal 3. mengikuti pengajian, menjalani ibadah

dan ikut serta dalam perserikatan 4. mengikuti pengajian, dsb.

5. yang paling dekat dengan kita sendiri yaitu mengajari anak kita untuk menjalankan sholat lima waktu dan membaca al qur’an, menanamkan sikap yang sesuai dengan ajaran dan larangan dari Allah SWT.

6. membahas secara informal acara-acara TV yang banyak menyelinapkan “syirik” dan “bid’ah” dalam acaranya, terutama dengan saudara sera murid-murid. Intinya untuk lebih

menanam-kan/mengingatkan kembali pada syari’at yang benar.

7. tidak melakukan tahlil 7 hari orang meninggal

8. bekerja dengan seksama, sabar/ikhlas dan penuh rasa tanggung jawab

9. tertib ibadah, bersyukur

10. pelaksanaan amar makruf nahi munkar 11. masih mencoba mengamalkan

12. belum sepenuhnya karena masih ada nilai-nilai yang masih belum dilaksanakan (diamalkan) atau dilanggar (jawaban belum)

Pertanyaan kelima, bermaksud menggali pandangan warga Muhammad-iyah tentang posisi MKCHM terhadap Muhammadiyah sebagai organisasi. Beberapa responden ternyata memandang makna MKCHM lebih dari satu makna,

(14)

166 bahkan ada yang menyepakati seluruh pilihan yang disodorkan peneliti. Tabel 5 . Pendapat Responden tentang Makna MKCHM bagi Muhammadiyah

Responden a b c d e Jml PRM 1 - 5 - - 6 PRA 2 - - - 1(a&c) 3 Karyawan UMJ 1 - 2 2 2 tdk jwb 7 Dosen UMJ 3 - 2 - - 5

Pimpinan UMJ 2 - - - 1 (a-d) 3

Jumlah 9 - 9 2 4 24

Ketr.

a. sebagai pedoman perilaku warganya b. sebagai pedoman perilaku pimpinan

c. sebagai landasan gerak kegiatan muhammadiyah d. sebagai cita-cita yang akan diwujudkan

e. jawaban lain

Opini Warga Muhammadiyah terhadap sosialisasi ‘Ideologi’ Muhammadiyah

Pertanyaan ke 6, 7, 8 dan 9 menjaring pendapat responden tentang perlu tidaknya MKCHM disosialisasikan (6), kepada siapa saja (7) dan oleh siapa sosialisasi dilakukan (8) serta cara/metode yang dapat ditempuh untuk pelaksanaan sosialisasi (9).

Pertanyaan keenam tentang perlu tidaknya sosialisasi MKCHM, ternyata seluruh responden baik yang sudah mengetahui maupun yang tidak/belum mengetahui menjawab perlu dilakukan sosialisasi.

Tabel 6. Pendapat Responden tentang perlunya sosialisasi ‘Ideologi’ Muhammadiyah

Responden perlu Tidak perlu

PRM 14 - PRA 12 - Karyawan UMJ 7 - Dosen UMJ 16 - Pimpinan UMJ 8 - Jumlah 57 -

(15)

167 Jawaban ini dapat mencerminkan, bahwa

sebenarnya warga Muhammadiyah di sam-ping memerlukan ilmu dan pengetahuan di bidang agama, sebenarnyalah haus akan informasi keorganisasian Muhammadiyah khususnya berkait dengan apa, bagaimana dan siapa Muhammadiyah, serta visi dan misinya. Jawaban ini juga dapat menunjukkan bahwa dibalik kebesarannya, ternyata masih amat banyak simpatisan,

warga bahkan jajaran fungsionarisnya yang belum mengenal dengan sekenal-kenalnya organisasi Muhammadiyah.

Pertanyaan ke tujuh mengani kepada siapa sosialisasi dilaksanakan, mendapat jawaban responden, mayoritas menjawab kepada warga Muhammadiyah, sebagian menjawab kepada masyarakat, beberapa menjawab keduanya dapat diberikan sosialisasi.

Tabel 7. Pendapat Responden tentang Sasaran Sosialisasi ‘Ideologi’ Muhammadiyah Responden Warga muh. masyarakat Lain Jml

PRM 10 3 1(tdk jwb) 14 PRA 11 1 - 12 Karyawan UMJ 2 5 - 7 Dosen UMJ 11 5 - 16 Pimpinan UMJ 5 3 - 8 Jumlah 39 17 1 57

Pendapat responden untuk melakukan sosialisasi tidak terbatas kepada warga Muhammadiyah dapatlah diterima, agar masyarakat lebih mengenal gerakan ini, sehingga organisasi ini lebih dapat diterima oleh segenap lapisan masyarakat.

Pertanyaan ke delapan, adalah bagaimana sosialisasi dilakukan. Respon-

den menjawab beragam, sebagaimana pertanyaan sebelumnya, beberapa responden menjawab lebih dari satu. Artinya model-model sosialisasi yang ditawarkan peneliti relatif dapat diterima. Berikut data pendapat responden tentang model sosialisasi.

Tabel 8. Pendapat Responden tentang model sosialisasi yang dapat dilakukan

Responden brosur ceramah Buku saku Pelat. kader Jml

PRM 1 11 4 6 14

(16)

168

Karyawan UMJ 2 3 - 5 7

Dosen UMJ 6 6 5 - 16

Pimpinan UMJ 3 5 3 - 8

Jumlah 13 34 14 11 57

Dari 57 responden ternyata ada 72 jawaban, artinya 15 responden pendapat sosialisasi dapat dilakukan lebih dari satu cara. Sebagian besar memilih ceramah secabagai cara sosialisasi, sedangkan paling sedikit memilih pelatihan kader. Karyawan UMJ merupakan penjawab mayoritas untuk pelatihan kader.

Pertanyaan tentang siapa saja yang

wajib melakukan sosialisasi, ternyata mayoritas responden berpendapat bahwa seluruh komponen Muhammadiyah mestinya ikut berperan serta dalam upaya sosialisasi MKCHM. Berikut tabel pendapat responden tentang siapa yang seharusnya melakukan sosialisasi MKCHM:

Tabel 9. Pendapat Responden tentang siapa yang harus melakukan sosialisasi MKCHM

Responden Pimp Muh Anggota Selr Komponen Muhammadiyah Jwb lain Jumlah PRM 5 - 9 - 14 PRA 3 1 8 - 12 Karyawan UMJ - - 6 1 7 Dosen UMJ 2 2 12 - 16 Pimpinan UMJ 2 - 8 - 8 Jumlah 13 3 37 1 57 IV. SIMPULAN

1. Pemahaman warga Muhammadiyah terhadap ‘ideologi’ Muhammadiyah ternyata masih amat rendah, karena hanya 24 orang dari 42 orang (57 %) yang mengaku mengetahui MKCHM.

Dari yang mengetahui tersebut ternyata hanya 17 orang yang menjawab mengetahui isi MKCHM dan hanya 15 orang yang menguraikan isinya, sedangkan 6 orang (ditambah 2) tidak dapat menguraikan isinya dan satu

(17)

169 orang tidak menjawab. Dan dari seluruh

jawaban yang masuk ternyata hanya satu jawabannya mencerminkan bahwa yang bersangkutan mengetahui dengan pasti MKCHM, meskipun tidak menyebutnya secara rinci. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnyalah tingkat pemahaman warga Muhammadiyah terhadap ideologinya masih amat rendah, sehingga dapat dipahami apabila banyak terjadi eksodus, karena bukan tidak mungkin keberadaan mereka pada amal usaha Muhammadiyah ‘sekedar memenuhi keperluan hidupnya’ bukan karena

sepakat dengan ideologi Muhammadiyah sehingga dia masuk ke dalamnya, atau karena masuk ke dalam amal usaha Muhammadiyah sehingga yang bersangkutan dengan besar hati mempelajari ‘siapa’ sebenarnya Muhammadiyah untuk kemudian loyal kepadanya.

2. Berkait dengan perlunya sosialisasi ideologi Muhammadiyah, warga Muhammadiyah pada umumnya berpendapat bahwa sosialisasi perlu dilakukan oleh segenap komponen yang ada pada Muhammadiyah.

DAFTAR PUSTAKA Hamdan Hambali, Ideologi dan Strategi

Muhamadiyah, Suara

Muhammadi-yah, Jogjakarta, 2006

Richard M. Steers, Seri Manajemen no. 47,

Efektivitas Organisasi, cet. ii,

Erlangga, Jakarta, 1985 Sondang P. Siagian, Organisasi,

Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi, Gunung Agung,

Jakarta, 1982.

Winardi, Teori Organisasi dan

Pengorganisasian, cet. kedua,

Rajawali Pers, Jakarta, 2003 Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pedoman

Hidup Islami Warga

Muhammadi-yah, Suara MuhammadiMuhammadi-yah,

Jogjakarta, 2006

---, Anggaran Dasar dan Anggaran

Rumah Tangga Muhamadiyah

Kamus

Black. Henry Campbell. Black’s Law

Dictionary. West Publishing & Co.

(18)

170 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Balai Pustaka, cet. iv, Jakarta, 1990. Philip Babcock Gove and The Merriam

Webster, ed., Webster`s Third New

International Dictionary, Merriam

Webster Inc. Publisher, Springfield, Massachusetts USA, 1986

The Liang Gie, ed., Kamus Administrasi, Gunung Agung, Jakarta, 1972.

Ensiklopedi Nasional Indonesia, jilid 7,

Cipta Adi Pustaka, Jakarta 1989 Majalah

Suara Muhammadiyah, Majalah, No.23 thn ke 91, edisi 10-24 Dzulqa’dah 1427H Suara Muhammadiyah, Majalah, No. 25 thn ke 91, edisi 11-25 Dzulhijah 1427 H

Gambar

Tabel 2 . Sumber Pengetahuan Responden terhadap MKCHM
Tabel 3. Pengetahuan Responden terhadap Isi MKCHM
Tabel 4. Upaya Responden untuk Mengamalkan MKCHM
Tabel 5 . Pendapat Responden tentang Makna MKCHM bagi Muhammadiyah
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, tempat sampah yang dimiliki oleh Pelabuhan Tenau berjumlah 7 unit yang diperuntukkan bagi calon penumpang yang

Terdapat juga terjemahan yang menggunakan istilah bahasa Inggeris, sedangkan penyari kata sepatutnya menterjemahkannya kepada bahasa Melayu (rujuk Jadual 7.7 dan Jadual 7.8).

Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah

Postmodern adalah gerakan yang diciptakan atas ketidakpuasan terhadap arsitektur modern, terutama International Style.Gerakan postmodern ini ditandai dengan

Tapi sangat disayangkan karena disetiap bab tidak banyak pertanyaan yang muncul, paling hanya sepuluh pertanyaan, sedangkan jumlah mahasiswa setiap grupnya lebih

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu perangkat operasional Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu perangkat operasional ((supplement  supplement   dan  

Kadar abu pada snack bars tepung millet dan tepung pisang ini cenderung lebih tinggi dari penelitian yang telah dilakukan Pradipta dan Lapin tahun 2011 karena

diterima atau dengan kata lain “ ada pengaruh yang positif dari penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata