• Tidak ada hasil yang ditemukan

Review Konsep-Konsep Pengembangan Kota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Review Konsep-Konsep Pengembangan Kota"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota | Institut Teknologi Sepuluh Nopember | 25 Maret 2015 Page 1

Review Konsep-Konsep Pengembangan Kota

Mata Kuliah Perencanaan Kota

[RP 141314]

Nama Dea Siti Nurpiena

NRP 3613100055

Dosen Pembimbing

Dr. Ing, Ir. Haryo Sulistyarso

Ardy Maulidy Navastara, ST., MT.

J u r u s a n P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a F a k u l t a s T e k n i k S i p i l d a n P e r e n c a n a a n I n s t i t u t T e k n o l o g i S e p u l u h N o p e m b e r 2 0 1 5

1. Green City

 Definisi

Konsep ini sesuai dengan pendekatan-pendekatan yang disampaikan Hill, Ebenezer Howard, Pattrick Geddes, Alexander, Lewis Mumford, dan Ian McHarg. Implikasi dari pendekatan-pendekatan yang disampaikan adalh menghindari pembangunan kawasan yang tidak terbangun. Hal ini menekankan pada kebutuhan terhadap rencana pengembangan kota dan kota-kota baru yang memperhatikan kondisi ekologis lokal dan meminimalkan dampak merugikan dari pengembangan kota, selanjutnya juga memastikan pengembangan kota yang dengan sendirinya menciptakan aset alami lokal.

 Ciri-ciri

- Pembangunan sesuai peraturan undang-undang

- Konsep Zero Waste (Pengolahan sampah terpadu, tidak ada yang terbuang) - Konsep Zero Run-off (semua air harus bisa diresapkan kembali ke dalam tanah,

konsep ekodrainase)

- Infrastruktur hijau (tersedia jalur pejalan kaki dan jalur sepeda)

- Transportasi hijau (penggunaan trasportasi massal, ramah lingkungan barbahan bakar terbarukan, mendorong penggunaan transportasi bukan kendaraan bermotor – berjalan kaki, bersepeda, delman/dokar/andong, becak)

- RTH seluas 30% dari luas kota (RTH publik 20%, RTH privat 10%) - Bangunan Hijau

- Partisipasi Masyarakat (Komunitas Hijau)  Kelebihan

Adapun kelebihan dari penerapan Green City ini; dapat memenuki kebutuhan keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada suatu kawasan, sehingga dapat

(2)

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota | Institut Teknologi Sepuluh Nopember | 25 Maret 2015 Page 2 mengurangi bahkan memecahkan masalah lingkungan seperti bencana alam, polusi udara rendah, bebas banjir, rendah dari kebisingan dan permasalah lingkungan lainnya.

 Kekurangan

Adanya kelebihan tidak lepas dari kekurang, kekurangan dari penerapan ini yakni tidak dapat menyamaratakan masing-masing kawasan karena memerlukan kajian tersendiri.

 Contoh

Gambar 1 Vancouver (Canada) Gambar 2 Curitiba (Brazil)

Gambar 3 Copenhagen (Denmark) Gambar 4 Surabaya (Indonesia)

2. Smart City

 Definisi

Pengembangan dan pengolahan kota dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Kominikasi untuk mengubungkan, memonitor, dan mengendalikan berbagai sumber daya yang ada di dalam kota dengan lebih efektif dan efisien untuk memaksimalkan pelayanan kepada warganya serta mendukung pembangunan berkelanjutan. Menurut IBM, Smart City adalah sebuah kota yang instrumennya saling berhubungan dan berfungsi cerdas.

 Ciri-ciri

- Berkinerja baik

- Mengontrol dan mengintegrasi semua infrastruktur

- Mengubungkan infrastruktur meningkatkan kecerdasan kota - Kota lebih efisien dan layak huni

(3)

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota | Institut Teknologi Sepuluh Nopember | 25 Maret 2015 Page 3 - Penggunaan smart computing

 Kelebihan - Smart Economy - Smart Government - Spart People - Smart Living - Smart Mobility - Smart Environment  Kekurangan

- Konsep smart city di Indonesia masih digunakan dalam upaya pembenahan kota - Di Indonesia, belum didukung dengan fasilitas kota berbasis teknologi

 Contoh

Gambar 5 Barcelona Gambar 6 Jakarta

3. Compact City

 Definisi

Konsep sesain dan perencanaan perkotaan yang berfokus terdapa pembangunan berkepadatan tinggi dengan penggunaan yang beragam dan bercampur jadi satu dalam satu lahan yang sama untuk mengefisienkan lahannya semaksimal mungkin. Menurut Bruton, 2000; secara umum diartikan kepadatan relatif tinggi, campuran dasar penggunaan kota pada sistem transportasi umum yang efisien dan dimensi yang mendorong berjalan dan bersepeda.

 Ciri-ciri

Mix of use : penggunaan lahan dari berbagai aktivitas yang berbeda dalam satu area secara horizontal/vertikal.

Density : aktivitas dan penggunaan runag berkonsentrasi di suatu tempat.

Intensification : pembangunan dikonsentrasikan pada pusat kota yang sudah ada.  Kelebihan

(4)

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota | Institut Teknologi Sepuluh Nopember | 25 Maret 2015 Page 4 - Berkurangnya kendaraan bermotor sehingga emisi lebih rendah

- Konsumsi energi perkurang

- Layanan transportasi umum yang lebih baik - Peningkatan akesibilitas secara keseluruhan

- Suplai infrastruktur dan pelayanan publik yang efisien

- Peremajaan daerah perkotaan yang ada dan vitalitas perkotaan - Pelestarian ruang terbuka hijau

- Lingkungan untuk kegiatan bisnis dan perdagangan ditingkatkan  Kekurangan

Adapun drawbacks dari konsep Compact City ini yaitu: (Frey, 1999)

- Bertentangan dengan kecenderungan untuk kehidupan di pinggiran kota - Penyebab kemacetan, hilangnya ruang kemudahan dan pengurangan privasi - Segresi sosial – tingginya biaya akomodasi di pusat kota dan di pinggiran kota  Contoh

Gambar 7 Hong Kong

Gambar 8 Curitiba (Brazil)

Gambar 9 Portland (US)

Gambar 10 Singapore

Gambar 11 Freiburg (Germany) Gambar 12 Roppongi Hils (Tokyo)

4. Satellite Town

 Definisi

Kota baru yang sengaja dibangun untuk aktivitas pemerintahan, dirancang sebagai kota mandiri dengan menyediakan aktivitas (pekerjaan) bagi penduduknya agar kota baru dapat menjadi tempat bemukim para pendatang. (Alonso, Bourne 1978: 536)

(5)

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota | Institut Teknologi Sepuluh Nopember | 25 Maret 2015 Page 5  Ciri-ciri

- Mendahului ekspansi pinggiran kota metropolis.

- Setidaknya sebagian independen dari yang metropolis ekonomi dan sosial.

- Secara fisik terpisah dari metropolis dengan wilayah pedesaan atau penghalang geografis utama seperti sungai besar: kota satelit harus memiliki daerah independen mereka sendiri atau setara.

- Memiliki ruang komunitas sendiri.

- Memiliki pusat kota tradisional yang dikelilingi oleh lingkungan “dalam kota” tradisional.

- Mungkin akan dihitung sebagai bagian daei wilayah gabungan metropolis.  Kelebihan

- Pertemuan antara penyedia perumahan dengan kebutuhan akan perumahan - Suburbanisasi planning

- Mendukung kota baru  Kekurangan

- Disintegrasi sistem infrastruktur kota.

- Lahan tidur, lahan tidak terkendali, berubah menjadi runag marjinal kota yang tidak sesuai dengan master plan.

- Segresi sosial – kota-kota yang berkembang menjalar (sprawl) dan berserakan (scattered) sehingga menurunnya kualitas lingkungan kota.

 Contoh

- Australia : Gawler, Gold Coast, Gosford, Melton, Sunbury, Mandurah, Moe, els. - Egypt : 6th of October City

- Indonesia : Bogor, Depok, Tangerang, South Tangerang, Bekasi, Bintaro Jaya, BSD City, Alam Sutera, Gading Serpong, Lippo Village, Kota Harapan Indah, Summarecon Bekasi, Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Sidoarjo, Lamongan, els. - Malaysia: Petaling Jaya, Bayan Lepas

- New Zealand : Brighton, Cambridge, Darfield, Helensville, Huntly, els - South Korea : Bucheon, Seongnam

(6)

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota | Institut Teknologi Sepuluh Nopember | 25 Maret 2015 Page 6

5. Mega City

 Definisi

Sebuah megacity biasanya didefinisikan sebagai wilayah metropolitan dengan jumlah penduduk lebih dari sepuluh juta orang. Sebuah megacity bisa menjadi daerah metropolitan tunggal atau dua atau lebih daerah metropolitan yang menyatu. Itilah conurbation, metropolis dan metroplex juga diterapkan pada keduanya.

 Ciri-ciri

Dynamics: Megacities memiliki tingkat pertumbuhan yang fenomenal. Setiap hari, ratusan, bahkan ribuan orang pindah ke masing-masing kota besar dari daerah pedesaan sekitarnya negara. Masuknya luar biasa ini sering melemahkan usaha Pemerintah Daerah terbaik untuk menyediakan layanan yang memadai untuk penduduk kota.

Lingkup ekonomi, lingkungan dan pengaruh sosial: Megacities memiliki pengaruh besar di luar dibangun ruang kota dan ada kebutuhan untuk memahami hubungan antara megacity dan wilayah ekonomi yang sesuai. Memecahkan beberapa masalah pedesaan yang mendasari akan membantu untuk membendung masuknya ke kota-kota besar.

Kepadatan: Untuk mengakomodasi pertumbuhan penduduk yang besar, kota-kota besar mempertahankan kepadatan tertinggi penduduk, aset industri dan produksi, sosial dan infrastruktur teknis.

Permukiman, prasarana dan kepemilikan tanah: Karena dinamika yang signifikan dari kota-kota besar, perencanaan kota dan penyediaan infrastruktur publik cenderung reaktif daripada panduan untuk pembangunan. Sebagian besar kota-kota besar tumbuh di luar kerangka kontrol legislatif atau pengembangan.

Governance: Tata kelola yang baik adalah salah satu tantangan terbesar bagi kota-kota besar. São Paulo memiliki populasi 10.8m, tetapi itu hanyalah yang terbesar dari 39 kota yang terdiri dari metropolis 18m (The Economist, 2005). Ada kesadaran bahwa semua harus bekerja sama pada tingkat makro dan masyarakat setempat juga harus terlibat dan diberdayakan di tingkat lokal.

Sumber langka: Dalam negara-negara berkembang peningkatan kapasitas terbatas dan ada sumber daya manusia yang langka untuk mendukung manajemen pertumbuhan yang efektif di seluruh kota-kota besar.

Kerentanan: Konsentrasi penduduk meningkatkan risiko bencana buatan manusia dan alam. Permukiman informal cenderung mengganggu ke daerah risiko terbesar:

(7)

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota | Institut Teknologi Sepuluh Nopember | 25 Maret 2015 Page 7 banjir atau tanah longsor daerah rawan, daerah dekat polusi yang tinggi, atau di daerah 'dilindungi' sumber daya alam.

 Kelebihan

- Kesempatan kerja ada - Peluang pendidikan baik

- Fasilitas kesehatan yang memadai

- Sarana hiburan, budaya, serta pariwisata yang memadai  Kekurangan

- Pertumbuhan penduduk, namun kualitasnya masih perlu kajian - Kemiskinan, pertumbuhan slum area

- Masalah infrastruktur, penyediaan infrastruktur yang kurang memadai - Masalah lingkungan, yang disebabkan oleh munculnya slum area  Contoh

Gambar 15 Tokyo Gambar 16 Delhi Gambar 17 Shanghai

Gambar 18 Seoul Gambar 19 Mexico City Gambar 20 Jakarta

Gambar 21 Sao Paulo Gambar 22 Beijing Gambar 23 NYC

(8)

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota | Institut Teknologi Sepuluh Nopember | 25 Maret 2015 Page 8

Referensi

---. (2014, November 3). Compact City. Dipetik March 23, 2015, dari Wikipedia: htttp://en.wikipedia.org

---. (2015, March 215). Megacity. Dipetik March 23, 2015, dari Wikipedia: htttp://en.wikipedia.org

---. (2015, February 14). Satellite Town. Dipetik March 23, 2015, dari Wikipedia: htttp://en.wikipedia.org

---. (2015, March 19). Smart City. Dipetik March 23, 2015, dari Wikipedia: htttp://en.wikipedia.org

---. (2015, March 16). Sustainable city. Dipetik March 23, 2015, dari Wikipedia: htttp://en.wikipedia.org

Nabielek, K. (2012). The Compat City: Planning Strategies, Recent Development and Future Prospects in The Netherlands. AESOP 26th Annual Congress (hal. ---). Metu, Ankara: AESOP 2012.

Rajashree Kothakar, Pankaj N. Bahadurem Ashish Vyas. (2012). Compact City Consept: It's Relevance and Applicability for Planning of Indian Cities. 28th Conference, Opportunities, Limits & Needs Towards an environmental responsible architecture Lima (hal. ---). Peru: ---.

Robin McLAREN, David COLEMAN, and Selassie MAYUNGA. (2005). Sustainable Management of Mega Growth in Megacities. Planning in Informal Settlements , 1-15.

Soja, E. W. (2011). Regional Erbanization and the End of the Metropolis Era. Dalam G. B. Watson, The New Blockerll Companion to the City (hal. 679-689). ---: Blackwell Publishing Ltd.

Gambar

Gambar 1 Vancouver (Canada)  Gambar 2 Curitiba (Brazil)
Gambar 5 Barcelona  Gambar 6 Jakarta
Gambar 8 Curitiba (Brazil)
Gambar 13 Bekasi, Indonesia  Gambar 14 Bucheon, South Korea
+2

Referensi

Dokumen terkait

Softwa re Power World ”, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi.. Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Penentuan titik geolistrik untuk mengetahui kedalaman bidang gelincir daerah rawan longsor di kota Semarang adalah dengan memilah lokasi-lokasi rawan longsor yang

Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.. Tingkat Pencahayaan pada Perpustakaan di

Skripsi, Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.. Afiffudin, Y, Banurea,

Kriteria bobot dan skor masing- masing parameter pembentuk banjir dan longsor Mengetahui daerah yang berpotensi terjadinya rawan ( hazard ) dan resiko ( risk ) banjir

Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar diluar kampus, Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember, melalui lembaga

Tujuan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi sebaran daerah-daerah rawan bencana banjir, gunung api, tsunami, gempa bumi dan longsor di Kota Manado dan mengukur

4 Analisis Kebutuhan dan Alternatif Penyelesaian Masalah Ruang Parkir di Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2015 Ismi Nur Azizah Institut