• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sarno; Praktek Supervisi Guru PAI Sekolah Dasar Berbasis ICT Di Kedungreja Cilacap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sarno; Praktek Supervisi Guru PAI Sekolah Dasar Berbasis ICT Di Kedungreja Cilacap"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X 197

QALAM: Jurnal Pendidikan Islam

JURUSAN TARBIYAH - STAI SUFYAN TSAURI MAJENANG https://ejournal.stais.ac.id/index.php/qlm

SK E.ISSN No. : 0005.27458245/K.4/SK.ISSN/2020.09 || P.ISSN No. 0005.2745844X/K.4/SK.ISSN/2020.09

PRAKTEK SUPERVISI GURU PAI SEKOLAH DASAR BERBASIS ICT DI KEDUNGREJA CILACAP Sarno,

Pascasarjana MPI IAIN Purwokerto, saraznohar.nohar@gmail.com

Diterima tanggal: 22 Oktober 2020 Dipublis tanggal: 14 November 2020

Abstract: It is undeniable that technological advancements in the field of information and communication are currently developing very rapidly. Technological advances have spread throughout the world in various activities in our daily lives. In the world of education it is also like that, for example in supervision activities, supervision activities by PAI Supervisors on Islamic Religious Education teachers in Elementary Schools are also required at present to be more creative in conducting supervision because of the influence of the times such as the progress of IT. At this time the supervisor is demanded to be able and skilled in utilizing the progress of IT to conduct supervision, this is done to keep up with the rapidly advancing times and also as improving the progress of school technology.

Keywords: Information Technology, Supervision, and Teacher Performance of Islamic Education. Abstrak: Tidak dipungkiri bahwa kemajuan teknologi di bidang informasi dan komunikasi pada

saat ini sangat berkembang dengan pesat. Kemajuan teknologi merambah keseluruh dunia di berbagai kegiatan dalam kehidupan kita sehari-hari. Di dunia pendidikan juga seperti itu, contohnya dalam kegiatan supervisi, kegiatan supervisi oleh Pengawas PAI terhadap para guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar juga pada saat sekarang ini dituntut untuk lebih kreatif dalam mengadakan supervisi karena pengaruh kemajuan zaman seperti kemajuan IT. Pada saat sekarang ini supervisor dituntut unutuk mampu dan terampil dalam memanfaatkan kemajuan IT untuk melakukan supervisi, hal ini dilakukan untuk mengikuti kemajuan zaman yang semakin pesat dan juga sebagai meningkatkan kemajuan tekonologi sekolah.

Kata Kunci : Teknologi Informasi, Supervisi, dan Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam

A. Pendahuluan

Bidang pendidikan termasuk yang paling diuntungkan dari kemajuan Tekhnologi Informasi dan Komunikasi (TIK) karena memperoleh manfaat yang luar biasa. Dari eksplorasi materi-materi pembelajaran berkualitas seperti literatur, jurnal, buku, juga dibangun forum-forum diskusi ilmiah. Tidak hanya itu, konsultasi atau diskusi- diskusi dengan pakar di dunia juga bisa dilakukan. Semua itu dapat dengan mudah dilakukan dan tanpa mengalami sekat-sekat karena setiap individu dapat melakukannya sendiri. Dampak yang sedemikian luas tersebut telah

(2)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X 198

memberikan warna atau wajah baru dalam sistem pendidikan dunia (Ahmad, 2015).

Sejalan dengan hal tersebut telah membawa pengaruh besar terhadap penggunaan alat-alat bantu atau media-media pendidikan di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Pada bidang pendidikan, pemerintah telah gencar mengaplikasikan teknologi ini sebagai sarana mendekatkan program- program pemerintah dengan masyarakat. Munculnya website depdiknas, e-learning dari universitas-universitas dalam maupun luar negeri, informasi beasiswa dan lain-lain yang secara online dapat di akses oleh masyarakat dimana saja berada sangat berperan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada tingkat sekolah, adanya kurikulum Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai mata pelajaran wajib di sekolah menengah, diikuti oleh pengadaan Laboratorium Komputer untuk praktek, bahkan bagi sekolah-sekolah yang sudah maju dan mampu, telah menggunakan alat-alat tersebut sebagai alat bantu mengajar, sehingga seluruh proses yang terjadi baik proses pembelajaran maupun proses pengadministrasian menjadi lebih efektif dan efisien (Triono, 2010).

Dengan adanya kemajuan teknologi dan informasi pada masa sekarang ini, perkembangan dalam dunia pendidikan di sekolah semakin lama semakin mengalami perubahan dan mendorong berbagai usaha perubahan oleh warga sekolah dengan karena didukung oleh sarana dan prasarana yang mendukung, diantaranya adalah jaringan internet.

Proses pendidikan di sekolah-sekolah saat ini juga telah menunjukkan perkembangan yang pesat pada bidang kurikulum, metodologi pembelajaran, peralatan dan penilaian. Selain itu, juga terjadi perubahan pada bidang administrasi pendidikan, organisasi, personil [SDM], dan supervisi pendidikan. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa perubahan yang terjadi merupakan pembaharuan dalam system pendidikan yang menyangkut semua aspek atau komponen yang ada.

Sekarang ini proses pembelajaran di sekolah mulai disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi, sehingga telah terjadi perubahan dan pergesaran paradigm pendidikan. Misalnya saja, perkembangan pesat dibidang teknologi informasi internet, dapat mempercepat aliran ilmu pengetahuan yang dapat menembus batas-batas dimensi ruang, birokrasi dan waktu. Para pengguna internet dapat mentransmisikan program- program internet dengan kecepatan tinggi,tidak hanya data dan informasi, tetapi juga ilmu pengetahuan bisa di akses dengan mudah.

Kemajuan dan peranan teknologi sudah sedemikian pesat, sehingga penggunaan alat-alat, perlengkapan pendidikan, media pendidikan dan peralatan evaluasi serta kegiatan

(3)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X 199

supervisi oleh Pengawas Sekolah (Pengawas Pendidikan Agama Islam) sudah mulai ikut menyesuaikan dengan kemajuan tersebut. Penggunaan alat-alat bantu mengajar, alat-alat bantu peraga pendidikan, audio, visual, dan audio-visual serta perlengkapan sekolah serta perlengkapan peralatan kerja lainnya, mulai disesuaikan dengan perkembangan tersebut.

Pelaksanaan Supervisi akademik itu memberikan kontribusi sangat penting bagi seorang pengawas Pendidikan Agama Islam untuk melaksanakan dan mengevaluasi program kerja yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum 2013 yang telah di sempurnakan dan di jadikan acuan oleh Pemerintah di negeri ini. Inti dari revolusi kurikulum sebagaimana yang terjadi saat ini adalah sebagai prosedur pengembangan pendidikan yang bisa menjadi acuan dan dapat divalidasi oleh pihak yang berkepentingan dan dapat dilaksanakan secara massif.

Pada bidang pengawasan pendidikan Agama Islam di lapangan masih didapati kendala, yaitu tentang jumlah pengawas yang masih sangat kurang. Hal tersebut membutuhkan cara lain untuk mengatasinya yaitu dengan memanfaatkan program supervise berbasis online. Tantangan bagi para Supervisor adalah untuk memperluas kesempatan bagi para guru dengan memanfaatkan pendekatan yang terintegrasikan dalam rangka meningkatkan kompetensi professional (Sally, 2013).

Supervisi merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik yang berupa proses belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam mengajar, pengawasan terhadap siswa yang belajar, dan pengawasan terhadap situasi yang menyebabkannya. Aktivitasnya dilakukan dengan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan pembelajaran untuk diperbaiki. Apa yang menjadi penyebabnya dan mengapa guru tidak berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik. Berdasarkan hal tersebut kemudian diadakan tindak lanjut yang berupa perbaikan dalam bentuk pembinaan. Pembinaan merupakan sebuah pelayanan terhadap guru dalam rangka memperbaiki kinerjanya (Suharda, 2010).

Sebagai Pengawas Pendidikan Agama Islam yang memiliki wilayah binaan yang sangat luas, maka perlu disusun jadwal supervisi atau monitoring ke sekolah- sekolah tempat para guru PAI mengajar. Kecamatan Kedungreja memiliki jumlah guru PAI sebanyak 34 orang. Dari 34 guru tersebut hampir 80 persen atau sekitar 28 orang guru sudah menguasai IT, sehingga dalam pembelajaran maupun menyusun administrasi guru PAI tidak mengalami kesulitan. Praktek supervisi Pengawas terhadap guru PAI meliputi kecakapan guru dalam mengoperasikan computer atau laptop dalam KBM, menyusun administrasi guru, membuat laporan- laporan, baik laporan bulanan maupun laporan kegiatan yang lain. Dengan semakin

(4)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X 200

majunya tekhnologi, melalui media Handphone (HP) Android, Pengawas bisa dengan mudah berkomunikasi dengan mereka.Maka bimbingan, penyampaian informasi, bahkan supervisi online bisa dengan mudah dilakukan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menyajikan atau mendeskripsikan gambaran lengkap mengenai kegiatan- kegiatan yang dilakukan oleh guru- guru PAI di Kecamatan Kedungreja tentunya dengan pemanfaatan ICT untuk meningkatkan ketrampilan dalam menggunakan media elektonik tersebut sehingga tujuan pembelajaran akan mudah tercapai.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian kualitatif sebagai suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar (Raco, 2010). Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengumpulkan data untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian mengenai status terakhir dari subyek penelitian. Penelitian deskriptif berusaha untuk memperoleh deskriptif lengkap dan akurat dari suatu situasi. Penelitian Kualitatif deskriptif penyajian datanya dilakukan dan disampaikan dengan menggambarkan fenomena sesuai dengan obyek yang diteliti secara sistematis berdasarkan data dan fakta di lapangan. Hal ini dilakukan dengan tujuan tingkat obyektitasnya meningkat dan tepat sasaran.

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Kedungreja kabupaten Cilacap dengan jumlah guru Pendidikan Agama Islam sebanyak 34 orang. Dengan komposisi 4 guru PNS dan 30 guru NON-PNS. Semua guru-guru PAI binaan pengawas tersebut berada di wilayah kerja Koordinator Wilayah (KORWIL) bidang Pendidikan Kecamatan Kedungreja Kabupaten Cilacap.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis yang bersifat induktif. Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Data yang diperoleh segera dilakukan analisis melalui reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 1. Supervisi Berbasis ICT

(5)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X 201

belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam mengajar, pengawasan terhadap siswa yang belajar, dan pengawasan terhadap situasi yang menyebabkanya. Aktivitasnya dilakukan dengan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan pembelajaran untuk diperbaiki. Apa yang menjadi penyebabnya dan mengapa guru tidak berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik. Berdasarkan hal tersebut kemudian diadakan tindak lanjut yang berupa perbaikan dalam bentuk pembinaan. Pembinaan merupakan sebuah pelayanan terhadap guru dalam rangka memperbaiki kinerjanya (Suharda, 2010).

Jama Ma’mur dalam bukunya menyebutkan, Secara etimologi Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat atau meninjau dari atas, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan orang yang berposisi diatas, pimpinan terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi

Purwanto (1987) mendefiniskan supervisi sebagai suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif. Dari beberapa pengertian supervisi diatas, maka dapatdipahami para pakar menguraikan defenisi supervisi dari tinjauan yg berbeda-beda, tetapi dari penngertiantersebut dapat di simpulkan: Pertama, adanya perhatian lebih atau fungsi kontrol dari atasan untuk membangitkan kwalitas dunia pendidikan, kedua adanya kerja sama aktif antara supervisor dengan guru untuk mengembangkan dunia pendidikan, tidak sepihak secara otoriter, sentralistik dan diskriminatif.

Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus menerus.Untuk itu, agar para guru mampu melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya di sekolah perlu senantiasa mendapat penyegaran dalam bentuk bantuan teknis. Bantuan teknis ini diberikan kepada guru sebagai upaya peningkatan kapasitas secara terus menerus. Bantuan tersebut dalam bentuk supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah.

Dengan demikian, supervisi akademik merupakan kegiatan terencana yang ditujukan pada aspek kualitatif sekolah dengan membantu guru melalui dukungan dan evaluasi pada proses belajar dan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar. supervisi atau pembinaan guru tersebut lebih menekankan pada “Pembinaan profesional

(6)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X 202

guru“ yakni pembinaan yang lebih diarahkan pada upaya memperbaiki dan meningkatkan kemampuan profesional guru.

2. Problematiaka Supervisi

Peran pengawas dalam membina guru atau yang lebih dikenal dengan istilah supervisi pendidikan/pengajaran, kedudukannya sangat strategis dalam rangka meningkatkan kemampuan profesionalisme guru khususnya dalam kegiatan belajar mengajar.Dalam hal ini, pengawas diharapkan mampu membimbing, membina, dan mendorong guru dalam memecahkan problematika kegiatan belajar mengajar yang dihadapi guru, dalam hal ini guru PAI. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaiful Sagala (2010: 95) yaitu kegiatan supervisi menaruh perhatian utama pada bantuan yang dapat meningkatkan kemampuan profesional guru. Kemampuan profesional ini tercermin pada kemampuan guru memberikan bantuan belajar kepada muridnya, sehingga terjadi perubahan perilaku akademik pada muridnya. Supervisi juga dilaksanakan oleh supervisor secara konstruktif dan kreatif dengan cara mendorong inisiatif guru untuk ikut aktif menciptakan suasana kondusif yang dapat membangkitkan suasana kreativitas peserta didik dalam belajar.

Imam Wahyudi (2012: 48-49) mengemukakan delapan prinsip yang dapat digunakan dalam melakukan tindakan supervisi. Prinsip-prinsip itu mencakup sistematis, objektif, realistic, antisipatif, konstruktif, kreatif, kooperatif, dan kekeluargaan. Sistematis, dalam arti supervisi dikembangkan dengan perencanaan yang matang sesuai dengan sasaran yang diinginkan. Objektif, artinya supervisi memberikan masukan sesuai dengan aspek yang terdapat dalam instrumen.Realistic, artinya supervisi didasarkan atas kenyataan sebenarnya, yaitu pada keadaan atau hal-hal yang sudah dipahami dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah. Antisipatif, artinya supervisi diarahkan untuk menghadapi kesulitan-kesulitan yang mungkin akan terjadi. Konstruktif, artinya supervisi memberikan saran-saran perbaikan kepada yang disupervisi untuk terus dikembangkan sesuai dengan ketentuan atau aturan yang berlaku. Kreatif, artinya supervisi mengembangkan kreatifitas dan inisiatif guru dalam mengembangkan proses pembelajaran. Kooperatif, artinya supervisi mengembangkan perasaan kebersamaan untuk menciptakan dan mengembangkan situasi pembelajaran yang baik. Kekeluargaan, artinya supervisi mempertimbangkan saling asah, asuh dan asih antarwarga sekolah yang sering dikenal dengan Tutwuri Handayani. Mengacu pada konsep, prinsip dan teknik supervisi serta peran profesional supervisor,

(7)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X 203

pada tatanan tugas guru yang cukup kompleks diperlukan sebuah pendekatan supervisi yang betul-betul mampu mengarahkan dan memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru di kelas (dalam proses pembelajaran).

Namun peran supervisor sering kali keluar dari koridor supervisi yang sebenarnya, seringkali supervisor bertindak sebagai seorang evaluator, supervisi dilakukan bukan karena kebutuhan yang dirasakan guru melainkan karena supervisor itu sendiri dituntut harus menjalankan tugasnya. Supervisi yang dilakukan secara tradisional cenderung tidak menyenangkan, maka interaksi antara guru dengan supervisor cenderung untuk dihindari dan dikurangi. Kemampuan pengawas PAI dalam menjalankan tugasnya sebagai supervisor pendidikan Agama juga tercermin dalam penentuan materi-materi supervisi, yakni terdiri dari perencanaan program meliputi: program/materi supervisi yang berhubungan/berkaitan dengan administrasi guru yakni: program tahunan, program semester, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kalender pendidikan, jadwal tatap muka, agenda harian, daftar nilai, kriteria ketuntasan maksimal (KKM), dan absensi siswa. Materi menyangkut materi pelaksanaan KBM diarahkan pada materi pengelolaan kelas mulai dari kegiatan membuka, kegiatan inti, dan evaluasi pembelajaran. Sedangkan materi tindak lanjut kegiatan supervisi diarahkan pada upaya perbaikan mutu hasil pembelajaran.

Aspek-Aspek yang disupervisi oleh Pengawas Sekolah (Pengawas PAI) adalah aspek perencanaan, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dan kegiatan tindak lanjut. Aspek perencanaan pembelajaran, yakni program/materi supervisi yang berhubungan/berkaitan dengan administrasi guru meliputi: program tahunan, program semester, silabus, RPP, KKM, kalender pendidikan, jadwal tatap muka, agenda harian, daftar nilai, dan absensi siswa. Pada komponen pelaksanaan pembelajaran, kegiatan supervisi diarahkan pada kemampuan guru dalam mengelola kelas, dimulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Sedangkan pada kegiatan tindak lanjut, kegiatan supervisi diarahkan pada pembimbingan dan pelatihan profesional guru , dan dilakukan upaya perbaikan mutu pendidikan melalui supervisi administrasi penilaian pembelajaran dengan jalan pembimbingan guru sebagai refleksi dan feedback hasil penilaian kinerja. Dilihat dari pendekatannya, pengawas dalam melakukan kegiatan supervisi menerapkan tiga model pendekatan, yakni: menggunakan pendekatan kedinasan, pendekatan sebagai mitra kerja, dan pendekatan cara kekeluargaan. Sedangkan dilihat dari teknik, pengawas

(8)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X 204

PAI menerapkan atau melaksanakan kegiatan supervisi dengan teknik-teknik yang cukup bervariasi. Teknik-teknik kegiatan supervisi pengawas PAI yang dapat diidentifikasi antara lain: teknik diskusi kelompok atau rapat supervisi, teknik pertemuan individual, dan teknik kunjungan kelas/lapangan. Keadaan ini menunjukkan bahwa pengawas telah memiliki keterampilan yang cukup baik dalam melakukan tugasnya sebagai supervisor pengajaran. Dengan demikian maka keterampilan yang dimiliki pengawas tersebut merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki dinas pendidikan dalam rangka meningkatkan kemampuan guru dalam hal mengelola KBM, sehingga pada gilirannya dapat pula meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran.

Pengawas sekolah dalam menjalankan fungsinya sebagai supervisor pendidikan tidak dapat dilepaskan dari beberapa kendala baik secara internal maupun eksternal. Secara internal kendala-kendala kegiatan supervisi dapat diidentifikasi menjadi dua jenis, yakni kendala yang berhubungan dengan teknis dan kendala yang bersifat non-teknis. Secara teknis kendala pengawas dalam mengadakan kegiatan supervisi yaitu kendala yang berhubungan dengan kemampuan atau keterampilan sebagai supervisor, sedangkan kendala yang bersifat non-teknis diantaranya adalah jika pengawas sakit sementara guru-guru yang lain kurang respon, maka jadwal kegiatan supervisi menjadi terganggu. Upaya yang dilakukan pengawas sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik itu dapat berjalan dengan baik dan lancar adalah berkat kemampuan yang dimiliki oleh pengawas sekolah yang selalu membina atau membangun komunikasi yang baik dengan para guru dan kepala sekolah. Asumsi ini berdasarkan fenomena bahwa pengawas sekolah selalu melibatkan kepala sekolah dan para guru dalam membuat program pengawasan dan selalu melakukan sosialisasi program dan jadwal yang telah dibuatnya kepada guru dan kepala sekolah di sekolah. Hal tersebut tampak pada saat akan melakukan supervisi akademik selalu mendapat respon yang baik dari kepala sekolah dan para guru. Guru-guru PAI yang akan diberikan supervisi selalu menyambut baik dan selalu siap ketika mengetahui ada pengawas sekolah datang ke sekolah untuk melakukan supervisi akademik. Kepala sekolah pun selalu menunjukkan sikap yang bersahabat dan menganggap kehadiran pengawas di sekolah dirasakan membantu tugas dan akivitasnya.Hal itu semua disebabkan berkat terjalin komunikasi dengan baik. Mereka selalu memberikan respon yang positif karena sudah memiliki persepsi yang sama mengenai program dan jadwal pelaksanaan supervisi akademik tersebut. Kunjungan pengawas PAI lebih sering dan lebih banyak membantu

(9)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X 205

guru baik melalui kegiatan pembinaan, pemantauan, penilaian mapun pembimbingan dan pelatihan.

Kalau melihat keadaan sekarang ini Supervisi telah kehilangan ruhnya sebagai fungsi controlling dan pembinaan terhadap guru di sekolah. Sungguh ironis apabila supervisi lebih dimaknai sebagai kegiatan ritual rutin untuk memenuhi aspek formal dan time schedule yang telah ditetapkan.Selain itu, supervisi masih dipandang sebagai suatu hal yang menakutkan bagi sebagian guru, hal ini tidak terlepas dari metode yang kaku dan harus sesuai dengan pakem yang selama ini masih dipakai dalam pelaksanaan supervisi di sekolah.

Selama ini supervisi masih menggunakan metode konvensional, di mana supervisor datang ke sekolah dan bertatap muka secara langsung dengan guru yang menjadi binaannya untuk menggali berbagai macam permasalahan yang terkait dengan proses pembelajaran. Permasalahan yang sering terjadi adalah bagaimana apabila pada saat yang sudah ditentukan ternyata salah satu di antara supervisor ataupun guru tidak bisa menunaikan kewajibannya karena berhalangan hadir di sekolah. Apakah lantas supervisi ditunda dalam waktu yang tidak ditentukan ataukah bahkan bisa jadi batal pelaksanaannya.

Fakta ini semakin menguatkan bahwa keberadaan seorang supervisor ternyata belum mampu menjawab semua permasalahan yang selama ini terjadi pada saat supervisi dilakukan. Supervisi pendidikan berbasis IT sangat-sangat dibutuhkan demi terciptanya kegiatan supervisi yang sesuai dengan harapan, tanpa mempersulit supervisor dan memberi rasa takut pada oarang yang di supervisi.

3. Supervisi Bebasis Internet

Supervisi berbasis internet merupakan pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah pendidikan dan peningkatan pada mutu mengajar serta belajar di suatu instansi pendidikan dengan menerapkan sistem-sistem baru yang mengunakan ilmu teknologi modern seperti komputer, jaringan internet dan sebagainya, salah satu contohnya dapat kita lihat pada pelaksanaan UNBK beberapa tahun terakhir ini yang sudah berbasis internet atau IT. Kendala minimnya interaksi antara supervisor dengan guru secara langsung, waktu dan tempat pelaksanaan supervisi yang selama ini menjadi hambatan, akan mudah teratasi dengan sistem ini. Model supervisi berbasis internet sangat efektif dan efisien, hal ini dikarenakan seorang supervisor dapat memantau aktivitas guru binaannya tidak harus di sekolah, tanpa batasan waktu, tempat dan jarak. Selain itu, model ini dapat

(10)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X 206

lebih memberikan keleluasaan bagi guru untuk menyampaikan aspirasi/masukan terkait dengan kualitas pembelajaran tanpa harus bertatap muka secara langsung dengan seorangsupervisor.

Supervisi berbasis internet ini dilakukan oleh Pengawas PAI dalam wilayah binaan, yaitu di Kecamatan Kedungreja Cilacap. Pengawas PAI ini berperan sebagai supervisor (orang yang melakukan supervise), yaitu melakukan supervise akademik. Dengan supervisi berbasis internet, seorang supervisor dalam satu tempat dapat mengontrol aktivitas guru PAI yang ada di sekolah yang berbeda. Hal ini tentunya tidak bisa di- lakukan apabila masih memakai cara konvensional, di mana pada satu tempat supervisor hanya mampu melayani guru yang ada di sekolah tersebut. Kolaborasi antara supervisor dengan guru lintas sekolah yang berbeda lewat kegiatan diskusi online juga diharapkan mampu menghasilkan banyak kajian dalam peningkatan mutu pembelajaran.

Waktu yang di gunakan oleh Pengawas PAI untuk melakukan supervisi (Akademik) berbasis internet ini di ambil berbarengan dengan jadwal kunjungan ke wilayah binaannya. Untuk kunjungan ke wilayah binaan di kecamatan Kedungreja biasa di lakukan setiap hari Senin, rabu dan Jum’at setiap bulannya, dan pelaksanaan supervise yang khusus dalam penelitian ini oleh pengawas PAI di laksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020, yaitu pada bulan Agustus, September dan oktober 2019.

Seorang Pengawas PAI yang akan melaksanakan kegiatan supervisi harus menyiapkan perlengkapan atau fasilitas supervisi, instrumen, sesuai dengan tujuan, sasaran, objek metode, teknik dan pendekatan yang direncanakan, dan instrumen yang sesuai dalam pelaksanaan supervisi. Menurut Wiliam dan Sawyer sebagaimana dikutip oleh Abdul Kadir, teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputer dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi, yang membawa data suara, dan video (Kadir, Terra, 2003). Definisi ini sekaligus memperlihatkan bahwa terdapat dua komponen utama dalam supervise berbasis internet akademik Pengawas PAI berupa teknologi informasi yaitu komputer dan komunikasi. Dalam hal ini Hamzah mengartikan teknologi sebagai satu kesatuan antara manusia, mesin, ide, prosedur dan manajemen, atau dengan kata lain teknologi merupakan satu kesatuan antara hardware, software, dan brainware (Hamzah, 2011). Dari definisi ini, ada tiga komponen teknologi informasi yang terkoneksi dengan jaringan internet sebagai perangkat keras (Laptop/ komputer, HP, televisi, dll), prangkat lunak, serta orang yang menggunakannya yang Pengawas PAI yang melakukan supervisi.

(11)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X 207

Faktor pendukung dan penghambat merupakan dua sisi yang tidak bisa dipisahkan dalam pelaksanaan supervise berbasis internet ini, karena memang sifatnya yang saling berlawanan dalam hubungan timbal balik. Dengan demikian aspek yang menjadi faktor pendukung sekaligus mungkin pula sebagai faktor penghambat, jika aspek itu lebih dominan sebagai faktor pendukung maka kecillah peranannya sebagai faktor penghambat begitu pula sebaliknya. Yang menjadi faktor pendukung dan penghambat keberhasilan supervisi akademik adalah segala aspek yang berhubungan dengan supervisi pendidikan yang menyangkut man dan material nya (Hasan, 2002). Person yang terkait dengan supervisi Akademik adalah Pengawas sebagai pelaku supervisi, Kepala Sekolah dan terutama Guru- guru PAI SD, sedang unsur materialnya adalah segala sarana prasarana yang terkait dengan kegiatan supervisi akademik dan kegiatan pembelajaran guru PAI di sekolah. Untuk faktor pendukung dan pengambat dalam proses supervisi yang dilakukan Pengawas Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Kedungreja adalah:

a. Faktor pendukung meliputi:

1) Adanya keterbukaan dari pada guru, artinya para guru memang mengharapkan bimbingan dari Pengawas Pendidikan Agama Islam.

2) Rasa ingin bisa dari para guru untuk mengajar dengan baik dan benar.

b. Faktor penghambat meliputi:

1) Tidak semua dari para guru punya sifat terbuka, artinya mereka mungkin ada yang malu bertanya.

2) Masih banyaknya para guru- guru PAI yang belum S1 atau sudah S1 tetapi tidak menguasai IT.

3) Keterbatasan sarana dan prasarana yang belum memadai dengan kebutuhan dikarenakan keterbatasan dana terutama di lembaga swasta, sehingga untuk pengadaan dan ketersediaan jaringan internet mengalami kesulitan.

Maka dengan adanya hambatan- hambatan diatas, maka harus di cari solusinya agar peningkatan kualitas pendidikan, utamanya dalam pendidikan Agama Islam di sekolah Dasar. Hal- hal yang di lakukan untuk mengatasi hambatan- tersebut, di tahun 2013 departemen pendidikan dan kebudayaan RI pusat meluncurkan sistem pendataan dan evaluasi lembaga pendidikan baik dari jenjang SD,SMP dan SMA/SMK yang disebut dengan sistem Emis Online. Demikian juga kementerian Agama juga meluncurkan aplikasi tersebut. Dari sitem Emis ini seluruh lembaga dan juga guru-guru PAI melaporkan seluruh

(12)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X 208

bidang yang ada di lembaga pendidikan tersebut secara online seperti Bidang kurikulum, bidang kesiswaan, bidang sarana dan bidang ketenagaan,dengan sistem ini maka seluruh informasi atau data tentang suatu lembaga pendidikan akan dapat di akses oleh semua orang/ lembaga, dari tingkat sekolah di daerah sampai ke tingkat pusat.

Ditahun yang sama Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP) sudah mengeluarkan Paket Aplikasi Sekolah (PAS), Sistem Pendataan Online ini di aplikasikan komputer yang dibangun untuk menyiapkan kebutuhan data individual sekolah, guru, dan siswa". Sistem ini merupakan bagian dari sistem informasi yang terhubung dengan sistem pendataan Pusat Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Data yang dihasilkan akan dijadikan acuan untuk proses pengambil kebijakan pembangunan pendidikan menengah agar lebih terarah dan tepat sasaran seperti untuk penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Siswa Miskin (BSM), pemberian bantuan sarana prasarana, penetapan peserta ujian nasional, dan bantuan lainnya.

Dari beberapa urain di atas pemerintah atau lembaga yang berwenang dalam hal menjamin mutu pendidikan sudah mulai melirik penggunaan pendataan bebrbasis internet atau virtual, supervisi berbasis virtual atau internet ini sangat fleksibel untuk dilaksanakan kapan dan di mana saja tanpa ada batasan waktu, sehingga akan memberikan keleluasaan bagi supervisor (Pengawas PAI) dan guru untuk melakukan sharing informasi.

Supervisi ini mudah karena pengembangan model supervisi berbasis virtual ini dapat menggunakan model yang sifatnya open source, sehingga dapat digunakan secara gratis dan dimodifikasi sesuai kebutuhan pengguna karena source code-nya sudahtersedia. Solusi ini tentunya menjadi sebuah jawaban atas problematika dalam pelaksanaan supervisi yang masih berkutat dengan cara konvensional.

D. Kesimpulan

Dari temuan penelitian dan pembahasan hasil pada bagian terdahulu, maka pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas PAI sebagai upaya peningkatan kemampuan profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikan pada guru- guru PAI kecamatan Kedungreja dapat disampaikan sebagai berikut: (1) Pelaksanaan kegiatan supervisi akademik yang dilakukan pengawas PAI terhadap guru-guru sebagai upaya peningkatan profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikan, secara formal dilakukan dengan terjadwal dan tidak terjadwal. (2) Aspek-aspek yang disupervisi oleh pengawas PAI adalah a) Adminisrasi persiapan mengajar

(13)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X 209

(program tahunan, program semester, silabus, RPP, KKM, dan buku nilai; b) Proses pembelajaran (kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup); c) Penggunaan media pembelajaran/ pembelajaran dengan menggunakan media IT; dan d) Proses penilaian. Sedangkan pada kegiatan tindak lanjut, kegiatan supervisi diarahkan pada pembimbingan dan pelatihan profesional guru. (3) Teknik-teknik kegiatan supervisi pengawas PAI yang dapat diidenifikasi antara lain: teknik diskusi kelompok atau rapat supervisi, teknik pertemuan individual, dan teknik kunjungan kelas/lapangan. (4) Kendala yang dialami oleh pengawas PAI dalam melaksanakan supervisi akademik terdiri dari kendala internal dan eksternal. Kendala internal kegiatan supervisi dapat diidentifikasi menjadi dua jenis, yakni kendala yang berhubungan dengan teknis dan kendala yang bersifat non-teknis. Sedangkan kendala secara eksternal adalah terbatasnya waktu yang dimiliki pengawas PAI untuk menjalankan tugas sebagai supervisor akademik, membuat jadwal kegiatan supervisi ada kalanya sering terganggu oleh kegiatan atau tugas lain.(5) upaya yang dilakukan oleh pengawas sekolah dalam melaksanakan kegiatan supervisi akademik dalam rangka meningkatkan kemampuan/ profesionalisme guru,yaitu: a) Setiap awal semester diadakan pembimbingan secara kelompok terhadap guru-guru yang akan disupervisi; b) Pengawas melaksanakan bimbingan tentang penyusunan/pembuatan administrasi/perangkat pembelajaran; c) Menekankan agar warga sekolah, terutama kepada guru- guru PAI supaya selalu memperhatikan disiplin kerja dalam melaksanakan tugas mengajarnya sebagai guru; d) Memberikan bimbingan kepada guru PAI tentang cara-cara mengajar yang menarik dan menyenangkan; e) Melakukan pembinaan dan bimbingan kepada guru- guru PAI dalam menggunakan media pembelajaran, teknik/metode mengajar; f) Memberikan format-format perangkat pembelajaran yang baru kepada guru, dan dibimbing cara mengisinya; dan g) Melalui kegiatan IHT sekolah dilakukan pelatihan pengembangan diri guru, yakni kegiatan penulisan karya ilmiah (Penelitian Tindakan Kelas). (6) Frekuensi kunjungan supervisi akademik oleh pengawas PAI di Kecamatan Kedungreja baik dilihat secara kualitas maupun kuantitas dianggap masih belum optimal. Supervisi baru diprioritaskan kepada guru-guru PAI yang sudah disertifikasi, guru baru, dan guru-guru yang mau naik pangkat.

Ada beberapa bentuk Supervisi berbasis IT yang bisa di pakai bahkan sudah di terapkan dalam pelaksanaan supervisi di antaranya: (1) Virtual/ Internet, (2) Emis Online, (3) Paket Aplikasi Sekolah (PAS), (4) CCTV, (5) Absensi Sidik Jari/ finger print yang dirancang khusus denganTeknologi.

(14)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X 210

Daftar Pustaka

Alma, Bukhari. 2003. Manajemen Strategik Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Amin, Syed Noor. 2011. “An effektif Use of ICT for Education and Learning by Drawing on Worldwide Knowledge,Research, and Experience (ICT as change Agent for Education)”on Asian Social Sceince, Vol. 10/No. 9.

Bill page & Anne Sharp. 2012. “The contribution of marketing to school-based program evaluation” on Journal of Social Marketing, Vol 2/ No 3.

Bocconi, Stefania. 2013. “Framing ICT-enabled Innovation for Learning: the case of one-to-one learning initiatives in Europe” on European Journal of Education; Vol 48 /pg 1.

Darmawan, Deni. 2012. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Diffusion of Innovations Theory as a Basis for Developing Effective Marketing and Educational Strategies” on The Journal of Academic Librarianship; Page 5-4C Sallis, Edward (2012), Total Quality Management in Education- 304

El-Bassiouny (2015). “Where is “Islamic marketing” heading?a commentary on Jafari and Sandikci's (2015) “Islamic” consumers, markets, and marketing” on Journal of Business Research; Vol 08411/pg 10.

Elizazaveta E.Tarasova&Evgeny A. Shein. 2014. “Improvement of methodical approaches to higher school marketing activity assesment on the basis of internet technologies application” on Webology, Vol 11/No 1.

Engkoswara & Aan Komariah. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung Alfabeta.

Fuciu, Mircea. 2013. “Marketing Research regarding the Usage of Online Social Networking Sites by High School Students”on Procedia Economics and Finance; Vol 6/480-490.

Godey, Bruno. 2016. “Social media marketing efforts of luxury brands: Influence on brand equity and consumer behavior” on Journal of Business Research; JBR-09187/No of Pages 9.

Hanna H&Lucyna W. 2016. “Conditions, Contemporary Importance and Prospects of Higher Education Marketing on the Example of Polish Universities”. Procedia Economics and Finance ; Vol 39/pg 206-211.

Hofeckera and Belancheb. 2016. “Eight social media challenges for marketing managers” on Spanih Journal of Marketing; Vol 20/page73-80

Information System: Case Study on Academic Information System of Satya Wacana” on International Refereed Research Journal; Vol II/Isue 2

Jayarama, Duren. 2015.” Effective use of marketing technology in Eastern Europe: Webanalytics, social media, customer analytics, digital campaigns andmobile applications” on Journal of Economics, Finance and Administrative Science; Vol 23/pg 12.

Jurnal JARLITBANG Pendidikan, “Manajemen Mutu Pendidikan”. Volume 3 Nomor 2 – Desember 2017 Yogyakarta: Ircisod.

Keter Group. Journal of International Education Research, Innovation Center, Vol 12/No 1.

Killian, Ginger. 2015.” A Marketing Communications Approach For The Digital Era: Managerial Guidelines For Social Media Integration” on Business Horizons. Vol 1230/pg 11.

Kotler. 2000. Marketing Management, The Millennium Edision. New Jersey: Prentice Hall International Inc.

Maria, Evi-Haryani,Endang. 2011. “Audit Model Development of Academic

Oplatka, Izhar. 2007. “The Principal’s Role in Marketing School: Subjective Interpretations and Personal Influences”on Planning and Changing Journal. Vol 38/No 3-4.

(15)

e.ISSN : 2745-8245 p.ISSN : 2745-844X 211

Schuller, David-Rasticova, Martina. 2011. “Marketing Communications Mix of Universities-Communication with Student in an Increasing Competitive University Environment”. Journal of Competitive; Vol 58/ Issue 3 Sferle, Sorin. 2012. “Implementation of Marketing Principles- A Necessity in Primary School Education” on Contemporary Readings in law and social justice, Vol 4 (2), pp 764-773.

Suss, Gavin. 2013. “The Next Revolution Will Be In Education: A New Marketing Approach For Schools”.

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan good corporate governance dalam lembaga keuangan syariah menjadi penting untuk dilakukan agar semakin menumbuhkan kepercayaan dalam masyarakat dan

Skripsi yang berjudul peningkatan kreativitas dan prestasi belajar matematika materi keliling dan luas jajargenjang dan segitiga melalui pendekatan matematika realistik

Tanah liat tambang sebagai pengganti tanah liat biasa memungkinkan terdapatnya unsur-unsur yang berguna sebagai alternatif bahan baku pembuatan semen dan pengisi karet

Sum ber: Kem enterian Penerangan, Propinsi Sumatra.. Setiap rakyat terjajah pasti akan menentang penjajahan- nya. Hadirnya kekuasaan penjajah. sudah tentu tidak diingini

2. Guru Bantu, memperoleh gaji sesuai surat perjanjian kerja yang telah disepakati bersama sebesar Rp710.000 per bulan. Usaha yang dilakukan guru tidak tetap untuk menambah

In contrast to simple random sampling, systematic random sampling does not ensure that every element has an equal and nonzero probability of being selected. The systematic

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: Faktor pertama berat jengkok tembakau yang masuk ke dalam alat pirolisis pada temperature yang sama dengan waktu

4 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang No 17 Tahun 2000 tentang pembentukan dan susunan Organisasi Perangkat-perangkat Pemerintah Kota