• Tidak ada hasil yang ditemukan

2016 PERANAN POLA ASUH PENGURUS PANTI ASUHAN DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL ANTAR ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2016 PERANAN POLA ASUH PENGURUS PANTI ASUHAN DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL ANTAR ANAK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

Tika Ferdiana, 2016

PERANAN POLA ASUH PENGURUS PANTI ASUHAN DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL ANTAR ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada hakikatnya pola asuh dilakukan oleh orang tua kepada anak di lingkungan keluarga. Pola asuh merupakan suatu kegiatan mendidik, membimbing, dan memberikan perlindungan pada anak sejak usia dini. Dalam arti kata lain pola asuh dapat diartikan sebagai bentuk ungkapan kasih sayang yang diberikan orang tua, berinteraksi dengan anak dengan memberikan arahan, masukan, hukuman, dan cara memposisikan anak tersebut sesuai dengan situasi di lingkungannya. Pola asuh yang diterapkan dalam setiap keluarga umumnya memiliki cara yang berbeda-beda, pemakaian pola asuh tersebut diantarannya: pola asuh otoritatif, otoriter, permissif dan masih banyak bentuk pengasuhan yang lainnya. Pola asuh tidak hanya disampaikan dalam keluarga formal seperti keluarga umumnya yang beranggotakan 4-5 orang, melainkan dapat dilakukan pada panti asuhan. Karena tidak semua anak-anak memiliki nasib yang sama dengan anak-anak yang masih memiliki orang tua lengkap di dalam sebuah keluarga yang utuh. Anak-anak di dalam panti asuhan inilah yang memiliki perasaan senasib seperjuangan, setia, sifat satu rasa yang solider di berbagai macam kalangan, sangat minim dan banyak dilupakan demi kepuasan diri sendiri atas kepentingan pribadi.

Panti asuhan yang merupakan tempat berkumpulnya orang – orang yang tidak memiliki orang tua dan berbagai macam problema sosial memiliki tingkat solidaritas yang berbeda beda antar anaknya. Rasa solidaritas sosial antar anak tersebut sangat dipengaruhi oleh pola asuh yang diberikan atau diberlakukan oleh pengurus panti asuhan terhadap anak-anaknya, karena pengurus panti asuhan tersebut memiliki wewenang dan tanggung jawab penuh akan setiap kegiatan dan aktivitas yang dilakukan anak-anaknya. Dimulai dari kegiatan pendidikan, kegiatan di luar sekolah, sampai dengan kegiatan di dalam asrama. Pengurus panti

(2)

Tika Ferdiana, 2016

PERANAN POLA ASUH PENGURUS PANTI ASUHAN DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL ANTAR ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di sini merupakan sosok orang tua sebagai pengganti orang tua asli atau kandung anak-anak yang terlantar, jika pengurus panti asuhan memiliki pola asuh yang baik dan mengikat dan tepat maka tidak dipungkiri kondisi solidaritas sosial di panti asuhan antar anaknya terasa erat dan hangat kemungkinan untuk terjadinya konflik yang mengganggu solidaritas sosial diantara anak-anaknya tidak ada. Suasana panti yang ideal itu dapat digambarkan oleh keharmonisan dan hubungan antar anaknya hangat, harmonis, saling menjaga, saling menyayangi satu sama lain, yang disebabkan karena mereka memiliki peresaan senasib dan sepenanggungan.

Dalam panti asuhan ini, hal di atas berbeda dengan kondisi anak-anak di Panti Sosial Asuhan Anak Bhakti Pertiwi dengan tinggal nya anak-anak di panti tersebut, otomatis yang menjalankan pengasuhan adalah para pengurus panti asuhan, tetapi terlepas dari siapapun yang mengurus anak-anak, hubungan mereka dengan anak-anak panti memiliki tujuan yang sama yaitu menanamkan, membinakan sejumlah karakter mulia dalam diri anak yaitu rasa solidaritas sosial. Salah satu yang harus dibinakan dalam mengasuh anak oleh pelaku pengasuhan itu adalah nilai solidaritas sosial. Nilai solidaritas sosial dipandang perlu untuk dibinakan sedini mungkin dalam diri anak di lingkungan panti asuhan mengingat melihat latar belakang meraka yang berbeda-beda, anak-anak memasuki panti asuhan karena adanya kesamaan perasaan senasib, yang pada akhirnya terlepas dari latar belakang nasib yang dilindungi oleh pengurus panti tersebut otomatis dalam diri anak-anak panti harus memiliki nilai solidaritas sosial yang tinggi terhadap sesamanya. Berdasarkan persamaan nasib tersebut, terdapat pengurus panti yang senantiasa mengurus dan melindungi yang seharusnya anak-anak tersebut dapat menuruti apa yang dibinakan pengurus panti agar menjadi anak yang baik dan memiliki nilai solidaritas yang tinggi.

Menurut Durkheim dalam Johnson (1986, hlm. 181), ”terdapat dua tipe solidaritas yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organik”. Solidaritas mekanik didasarkan pada suatu kesadaran kolektif bersama, yang menunjuk pada totalitas kepercayaan dan sentimen bersama yang rata rata ada pada warga masyarakat yang sama itu. Solidaritas mekanik dalam kelompok memunculkan adanya

(3)

Tika Ferdiana, 2016

PERANAN POLA ASUH PENGURUS PANTI ASUHAN DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL ANTAR ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesadaran kolektif yang akan menimbulkan rasa persamaan, kesatuan persahabatan , kepercayaan, gotong royong, dan saling ketergantungan untuk kepentingan bersama. Solidaritas merupakan sebuah kata yang pada umumnya dipakai untuk mempersatukan dan menyamakan perbedaan di sekeliling kita sudah mulai pudar. Perpecahan diantara manusia semakin bertambah banyak jika tidak ada solidaritas yang dimulai dari dalam diri. Perasaan solidaritas, senasib seperjuangan, setia, sifat satu rasa yang solider di berbagai macam kalangan, sangat minim dan banyak dilupakan demi kepuasan diri sendiri atas kepentingan pribadi. Solidaritas sosial dapat ditemukan dimana saja, salah satunya pada panti asuhan. Kewajiban anak-anak panti asuhan agar terciptanya rasa solidaritas sosial yang tinggi adalah dengan memiliki sikap empati, tidak hanya sekedar simpati. Antar sesama anak panti asuhan memiliki perasaan bela yang cukup kuat. Karena begitu pentingnya nilai solidaritas pada anak panti. Selain itu juga menuruti seluruh aturan yang tercipta di panti asuhan, karena para pengurus panti asuhan merupakan sosok pengganti orang tua asli.

Dalam survey awal yang dilakukan peneliti tampak adanya kecenderungan kurangnya solidaritas sosial antar penghuni panti asuhan. Tetapi fenomena yang terjadi pada Panti Sosial Asuhan Anak Bhakti Pertiwi ini menunjukkan bahwa tidak semua anak bernasib baik dan dapat tumbuh kembang dalam lingkungan keluarga yang harmonis dan ideal. Untuk mengetahui pola asuh panti asuhan, peneliti melakukan observasi, wawancara, dan menganalisis 1 panti asuhan. Menyoroti mengenai peranan pola asuh pengurus panti asuhan dalam meningkatkan solidaritas sosial yang terdapat pada Panti Sosial Asuhan Anak Bhakti Pertiwi yang bertempat di Jalan Laswi, Baleendah. Pada Panti Sosial Asuhan Anak Bhakti Pertiwi, mayoritas penduduk Kabupaten Bandung bertempat tinggal sebagai masyarakat pedesaan. Pada tahun 70-an kondisi kehidupan terlihat miris dan memprihatinkan. Banyak anak-anak usia sekolah yang tidak bisa mendapatkan pendidikan formal sebagaimana mestinya karena selain kondisi miskin tersebut, juga disebabkan kurangnya pengertian akan pentingnya pendidikan atau sekolah.

(4)

Tika Ferdiana, 2016

PERANAN POLA ASUH PENGURUS PANTI ASUHAN DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL ANTAR ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kondisi tersebut menggugah hati seorang istri Bupati Bandung pada saat itu, yang bernama ibu RH. Lili Sumantri, dengan bantuan ibu-ibu pertiwi agar dapat membantu mereka keluar dalam kondisi yang memprihatinkan tersebut. Atas ide, serta rekomendasi nya dan mendapat dukungan dari bapak Bupati Bandung berikut seluruh jajarannya maka dibentuklah Yayasan Bhakti Pertiwi yang dengan akte Notaris No. 20 tahun 1976. Untuk operasional Yayasan Bhakti Pertiwi selanjutnya dibantu dengan bantuan Pemda, Kabupaten Bandung dan donatur – donator yang memberikan bantuan kepada anak-anak dan lansia yang mengalami keterlantaran secara ekonomi, fisik dan sosial melalui program pelayanan dalam panti, yang selanjutnya disebut Panti Sosial Asuhan Anak dan Panti Sosial Tresna Werdha Bhakti Pertiwi.

Terdapat beragam jenis anak yang terdiri dari usia SD hingga Perguruan Tinggi dengan latar belakang keluarga yang berbeda - beda dimulai dari anak yang berasal dari keluarga piatu, yatim, anak yang tidak memiliki orang tua sama sekali, bahkan berasal dari hasil perceraian keluarga yang ayah ibunya memiliki keterbatasan ekonomi membuat ayah tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup anaknya sehingga membuat anak tersebut pada akhirnya dititipkan di Panti Sosial Asuhan Anak Bhakti Pertiwi. Pola asuh yang diterapkan oleh pihak pengurus panti yaitu, pertama pada bidang keagamaan dengan membiasakan solat Dhuha yang dilaksanakan setiap hari di mesjid yang terdapat di dalam asrama harus diikuti oleh seluruh anak-anak panti, jika salah satu anak tidak melaksanakan solat tersebut maka dia tidak akan diberi uang bekal untuk pergi ke sekolah dan pada akhirnya harus jalan kaki. Panti Sosial Asuhan Anak Bhakti Pertiwi tidak pernah memberikan uang jajan pada anak-anak nya hanya sekedar memberikan uang ongkos saja. Kehidupan di panti tersebut hubungan antar anaknya baik, namun ada saja masalah yang muncul ditengah-tengah kebersamaan yaitu masalah yang begitu mencuri perhatian saya dengan adanya anak-anak yang memiliki sikap acuh tak acuh kepada temannya, sehingga kerjasama untuk membersihkan dan membantu segala kegiatan panti menjadi terbengkalai yang disebabkan anak tersebut tidak mau bekerja sesuai dengan jadwal dan kegiatan apa saja yang seharusnya dikerjakan, anak tersebut membawa

(5)

Tika Ferdiana, 2016

PERANAN POLA ASUH PENGURUS PANTI ASUHAN DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL ANTAR ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kebiasaannya di rumah yang memang tidak pernah melakukan pekerjaan rumah, karena pekerjaan itu selalu dikerjakan oleh ibunya. Atas perceraian kedua orang tuanya yang membuat anak tersebut dititipkan di panti asuhan karena sudah tidak mampu mengurusi dan membiayai anak tersebut, setelah keberadaannya di Panti Sosial Asuhan Anak Bhakti Pertiwi, anak ini tetap tidak bisa beradaptasi sehingga mengganggu kestabilitasan panti karena anak yang lain pun berontak meminta keadilan. Di sini peneliti ingin mengetahui mengapa sampai saat ini terdapat beberapa anak yang memiliki sikap kurang peduli / acuh tak acuh, padahal mereka sudah ditampung oleh pengurus panti dan diberikan fasilitas yang memadai.

Berdasarkan latar belakang di atas, menjadi daya tarik tersendiri bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peranan Pola Asuh Pengurus Panti Asuhan dalam Meningkatkan Solidaritas Sosial Antar Anak”.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pola Asuh Pengurus Panti Asuhan Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung dalam Meningkatkan Solidaritas Sosial Antar Anak?”

Secara khusus penulis merumuskan masalah dari penelitian ini yang diuraikan dalam beberapa sub bab masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran atau tipe pola asuh anak yang diterapkan pengurus panti asuhan Bhakti Pertiwi ?

2. Bagaimana peran pengurus panti asuhan dalam meningkatkan solidaritas sosial antar anak ?

3. Bagaimana penerapan tipe pola asuh yang berbeda dalam meningkatkan solidaritas sosial antar anak ?

4. Faktor penghambat apa saja yang dihadapi pengurus panti saat mengasuh anak dalam meningkatkan solidaritas sosial antar anak ?

5. Bagaimana upaya pengurus panti asuhan dalam mengatasi hambatan-hambatan yang ada ?

(6)

Tika Ferdiana, 2016

PERANAN POLA ASUH PENGURUS PANTI ASUHAN DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL ANTAR ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memeroleh gambaran yang jelas dan sesuai kenyataan tentang pola asuh pengurus Panti Asuhan Bhakti Pertiwi dalam upaya meningkatkan solidaritas sosial antar anak.

Secara khusus tujuan dari penelitian sesuai rumusan masalah di atas penulis uraikan sebagai berikut:

1. Untuk memeroleh gambaran mengenai pola asuh yang dipakai pada panti asuhan Bhakti Pertiwi.

2. Untuk mendeskripsikan peran pengurus panti asuhan dalam meningkatkan solidaritas sosial antar anak yang tergambarkan di asrama panti asuhan Bhakti Pertiwi.

3. Untuk mengidentifikasi perbedaan antara penggunaan tipe pola asuh yang berbeda dengan tingkat solidaritas sosial antar anak.

4. Untuk mengidentifikasi hambatan yang dihadapi oleh pengurus panti asuhan Bhakti Pertiwi dalam meningkatkan solidaritas sosial antar anak.

5. Untuk memahami bagaimana upaya pengurus panti dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian

Secara teoretis diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi pengembangan keilmuan Sosiologi, khusunya berkaitan dengan mata kuliah sosiologi keluarga dan gender, pemahaman tentang pola asuh anak-anak yang berada di panti asuhan, serta memperbanyak pengetahuan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan.

Manfaat penelitian ini secara praktis adalah: 1. Bagi Panti Sosial Asuhan Anak

Diharapkan sebagai bahan evaluasi mengenai pengembangan kepribadian anak khususnya rasa solidaritas sosial.

Diharapkan menjadi proses penyempurnaan dalam membina rasa solidaritas sosial pada anak - anak.

(7)

Tika Ferdiana, 2016

PERANAN POLA ASUH PENGURUS PANTI ASUHAN DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL ANTAR ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagi Program Studi Pendidikan Sosiologi UPI

Diharapkan memberikan kontribusi keilmuan bagi Program Sudi Pendidikan Sosiologi terkait peranan pengurus panti asuhan dalam meningkatkan solidaritas sosial antar anak.

Diharapkan dapat memberikan kontribusi dan acuan praktis dalam peningkatan rasa solidaritas sosial antar anak pada panti asuhan.

1.5 Struktur Organisasi Skripsi

Dalam pembahasan skripsi peneliti membagi dalam bagian-bagian, tiap bagian terdiri dari bab-bab dan setiap bab terdiri dari sub-sub bab yang saling berhubungan dalam kerangka satu kesatuan yang logis dan sitematis. Adapun sistematika penulisan dalam laporan penelitian ini sebagai berikut:

Bab I berisi pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II berisi tinjauan pustaka. Dalam bab ini, akan dipaparkan mengenai teori-teori/sumber-sumber yang digunakan seperti buku-buku ataupun bahan rujukan yang relavan dengan masalah yang dikaji oleh peneliti. Dalam kajian pustaka dapat menjadi suatu acuan untuk membantu dan menjelaskan istilah-istilah secara jelas dan terperinci dalam penelitian.

Bab III berisi metode penelitian. Dalam bab ini, berisi mengenai metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian mengenai peranan pola asuh pengurus panti asuhan Bhakti Pertiwi dalam pola asuh anak.

Bab IV berisi analisis hasil penelitian. Dalam bab ini, dipaparkan mengenai hasil penelitian yang sudah diteliti oleh peneliti. Dimana dalam hasil penelitian berupa informasi dan data-data yang telah diperoleh sesuai dengan lapangan dalam rangka penulisan skripsi mengenai peranan pola asuh pengurus panti dalam meningkatkan solidaritas sosial antar anak di panti asuhan Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung. Dalam hasil penelitian ini penulis mendeskripsikan

(8)

Tika Ferdiana, 2016

PERANAN POLA ASUH PENGURUS PANTI ASUHAN DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL ANTAR ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara terurai agar memeroleh keterangan yang jelas. Dalam bab ini berisi mengenai jawaban-jawaban dari rumusan masalah dalam penelitian.

Bab V berisi kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi. Dalam bab ini, penulis berusaha memberikan kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil uji simultan dnegan uji-f pada Tabel 6 Variabel Return on Equity, Earning per Share dan Debt to Equity Ratio pada PT.Indofood Sukses Makmur secara

Berdasarkan hasil analisis pengamatan pada lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran pada siklus I belum mencapai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong petani mengkonversikan lahan pertanian, dampak dari konversi lahan pertanian, pengendalian

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan dapat meningkatkan sikap kerja keras dan prestasi

Hasil temuan penelitian ini menunjukan bahwa: (1) SOIna adalah satu-satunya organisasi di Indonesia yang menyelenggarakan pelatihan dan kompetisi olahraga bagi

Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora

konsep adaptasi mahluk hidup terhadap lingkungan. Kondisi ekosistem sungai Padang Guci, Air Nelenagau, dan Air Nipis sebagai habitat ikan Sicyopterus

Aspek sosial dilihat dari tingkat partisipasi petani kopi dalam kegiatan kelompok tani, petani mampu memiliki tingkat partisipasi yang tinggi dalam setiap