• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Jumbuh Karo K ( ) Tommy Gustiansyah P ( )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : Jumbuh Karo K ( ) Tommy Gustiansyah P ( )"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Jumbuh Karo K (13148134)

Tommy Gustiansyah P (14148114)

(2)

SUKU NIAS

Suku Nias adalah suku bangsa atau kelompok masyarakat yang mendiami pulau Nias, Provinsi Sumatera Utara. Gugusan pulau-pulau yang membujur di lepas pantai barat Sumatra yang

berbatas Samudra Hindia. Kurang lebih hanya lima pulau besar yang dihuni; Pulau Nias, Tanah Bala, Tanah Masa, Pulau Tello, dan

Pulau Pini. Dari kelima pulau besar itu, Pulau Nias lah yang memiliki penduduk yang cukup padat dan menjadi pusat dari kegiatan ekonomi serta pemerintahan.

Dalam bahasa setempat, orang Nias menyebut dirinya ono niha,

ono berarti anak atau keturunan,

sedangkan niha artinya manusia. Sedangkan pulau Nias disebut sebagai tano niha, Tano berarti Tanah danniha artinya manusia.

(3)

ASAL USUL ORANG NIAS

Hoho (tradisi lisan yang berbentuk syair

dan dinyanyikan) yang ada dan berkembang di Pulau Nias

menceritakan bahwa manusia pertama yang tinggal di Pulau Nias

adalah sowanua atau juga disebut ono

mbela.Ono mbela adalah keturunan dari

penguasa langit yang turun ke bumi dengan menggunakan liana lagara, jenis tumbuhan yang merambat di pohon. Konon, sebagian dari mereka ada yang bisa mencapai tanah dan sebagian lagi tersangkut di atas pohon. Yang memilih tinggal di pohon disebut sebagai sowanua/ono mbela(manusia pohon). Para Ono mbela ini dikenal memiliki rambut dan kulit yang

berwarna putih, memiliki paras cantik, dan bermata biru. Mereka yang jatuh ke tanah, menurut hoho, mereka

menyelamatkan diri tinggal di gua-gua. Mereka kemudian tidak lagi disebut dengan ono mbela, tetapi

dipanggil nadaoya yang berarti manusia yang tinggal di gua. Secara fisik pun mereka berbeda, nadaoya dikenal memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dan memiliki kulit yang sedikit gelap.

(4)

Sigaru Tora’a(pohon hayat/kehidupan) yang

terletak di Teteholi ana’a. Sama halnya seperti versi pertama, mitologi orang Nias ini terdapat pula dalam hoho yang mencertiakan bahwa alam

semesta dan segala isinya berasal dari beberapa warna udara yang di aduk Lowalangi.

Lowalangi pada awalnya menciptakan Sigaru Tora’a yang buahnya dierami seekor laba-laba

emas. Dari buah itu kemudian lahir sepasang dewa; Tuhamora’aangi Tuhamoraana’a (laki-laki) dan BurutiroangiBurutiraoana’a (perempuan). Dari semua putranya, justru yang paling

bungsu, Luo Mewona, yang dapat mencabutnya. Saudara-saudaranya yang kalah dalam sayembara kemudian diasingkan dari Teteholi ana’a ke bumi, tepatnya di pulau Nias. Dari sembilan

putra Sirao yang diasingkan ke Bumi (Pulau Nias) hanya lima orang yang sampai di pulau Nias dan akhirnya menjadi leluhur orang Nias. Lainnya mengalami “sedikit masalah” ketika sampai ke bumi. Ada yang jatuh menembus bumi dan menjelma menjadi naga penopang bumi

bernama Da’oZanaya Tano Sisagoro. Ada yang jatuh ke dalam air dan menjadi hantu sungai yang disebut hadroli. Ada yang tersangkut pohon dan menjelma menjadi hantu hutan yang sering disebut Bela. Dari tradisi lisan tersebut kemudian diselimuti menjadi kearifan-kearifan lokal yang berupa larangan dan anjuran yang berlaku di kalangan orang Nias.

(5)

KEPERCAYAAN ORANG NIAS

Pertama ialah

berhubungan dengan

konsep kematian suku

Nias yang percaya bahwa

tak ada kehidupan lain

setelah kematian. Tetapi

versi ini bertentangan

dengan

banyaknya adu (patung)

yang dipercaya sebagai

tempat singgahnya leluhur

orang Nias yang telah

meninggal. Orang Nias

dalam versi ini hanya

mengenang menghormati

leluhur terutama atas

jasa-jasa mereka.

(6)

Kedua suku Nias

menyembah dan

memuja dewa

Lowalangi,

Laturadanö, Zihi,

Nadoya, Luluö dan

sebagainya.

Dewa-dewa tersebut tidak

berwujud dan memiliki

sifat dan fungsi yang

berbeda-beda. Selain

itu, masyarakat suku

Nias juga menyembah

arwah leluhur yang

berdiam di dalam

berbagai benda

berwujud seperti

patung, batu, atau

pepohonan.

(7)

KEBUDAYAAN

Fahombo, Hombo Batu atau dalam

bahasa Indonesia

"Lompat Batu" adalah olah raga tradisional Suku Nias. Olah raga yang sebelumnya merupakan ritual pendewasaan Suku Nias ini banyak

dilakukan di Pulau Nias dan menjadi objek

wisata tradisional unik yang teraneh hingga ke seluruh dunia.Mereka harus melompati

susunan bangunan batu setinggi 2 meter dengan ketebalan 40 cm.

(8)

Tari Perang atau

Foluaya

merupakan

lambang kesatria

para pemuda di

desa – desa di

Nias, untuk

melindungi desa

dari ancaman

musuh, yang

diawali dengan

Fana’a atau

dalam bahasa

Indonesia disebut

dengan ronda

atau siskamling.

(9)

TARI BURUNG(TARI MOYO) Tari Moyo atau disebut juga

dengan tari Elang yang terus mengepakkan sayapnya dengan

lembut tanpa mengenal lelah, menaklukkan sesuatu yang

bermakna bagis esamanya dan dirinya sendiri. Tarian ini

melambangkan keuletan dan semangat secara bersama dalam

mewujudkan sesuatu yang dicita-citakan. Tari Moyo ini kadang

dilaksanakan setelah atau sebelum acara atau perayaan –

perayaan atas hari tertentu, bahkan untuk menyambut tamu di

Nias sendiri

(10)

PERSEBARAN

Manusia di Pulau Nias sudah ada sejak 12.000 tahun

silam yang bermigrasi dari daratan Asia ke Pulau Nias pada masa paleolitik,

bahkan ada indikasi sejak 30.000 tahun lampau

menurut Prof. Harry Truman Simanjuntak dari Puslitbang Arkeologi Nasional dan LIPI Jakarta. Pada masa itu

hanya budaya Hoabinh, Vietnam yang sama dengan budaya yang ada di Pulau Nias, sehingga diduga kalau asal usul Suku Nias berasal dari daratan Asia di sebuah daerah yang kini menjadi negara yang disebut

(11)

DNA

Penelitian genetika terbaru menemukan, masyarakat Nias,

Sumatera Utara, berasal dari rumpun bangsa

Austronesia. Nenek moyang orang Nias

diperkirakan datang dari Taiwan melalui jalur

Filipina 4.000-5.000 tahun lalu. Penelitian yang juga menemukan, masyarakat Nias tidak memiliki kaitan genetik dengan masyarakat di Kepulauan Andaman-Nikobar di Samudra Hindia yang secara geografis bertetangga.

(12)

referensi

http://sains.kompas.com/read/2013/04/16/0

9081323/Asalusul.Orang.Nias.Ditemukan

https://jhonmejerpurba.wordpress.com/nias

/

http://www.wacananusantara.org/situs-gua-

hunian-pra-sejarah-morotai-selatan-kajian-fungsi-dan-artefaktual/

http://folktalesnusantara.blogspot.co.id/201

3/01/siraso-sang-dewi-bibit-suku-nias.html

Referensi

Dokumen terkait

 Basic Magement Development Program (BMDP) dilaksanakan dengan tujuan memberikan pelatihan jabatan paling dasar sebagai prasyarat untuk dapat memperoleh jabatan managerial

Hal inkonsisten dalam menerapkan peraturan dalam pengelolaan TNW oleh pemerintah adalah dengan memasukan satwa eksotik, yaitu rusa timor (Cervus timorensis) sebagai

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori menurut Mottaghipur dan Bickerton (2005, dalam Nazara,2006), psikoedukasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan pada

Oleh karenaperusahaan adalah pekerjaan tetap, sedangkan tidak setiap pekerjaan tetapadalah perusahaan dalam arti mengejar keuntungan pribadi,

Location time longer than for colors and shapes.. Line Length 3-4 Will clutter the display if many

Pengelolaan hara spesifik lokasi berupaya menyediakan hara bagi tanaman secara tepat, baik jumlah, jenis, maupun waktu pemberiannya, dengan mempertimbangkan kebutuhan tanaman,

Dengan sejumlah tantangan yang akan dihadapi oleh bisnis ritel Indonesia ssaat ini dan kedepan nantinya maka para stakeholder bisnis ritel harus juga aware

Caranya adalah dengan memisahkan sinyal ucapan menjadi segmen-segmen yang berisi m sampel dan. beririsan sebanyak