• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

38 BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDLB-C Setya Darma Surakarta yang beralamat di Jl. Mr. Sartono No. 32 Bibis Baru. SDLB-C Setya Darma Surakarta merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan khusus bagi anak Tunagrahita/berkemampuan mental rendah. Adapun pertimbangan pemilihan tempat sebagai tempat penelitian adalah sebagai berikut :

a. Sekolah, kelas maupun siswa yang berada di SDLB C Setya Darma Surakarta sesuai dengan kriteria peneliti

b. Pihak sekolah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian di Sekolahan tersebut.

2. Waktu Penelitian

Pelaksaan penelitian ini adalah pada semester II tahun ajaran 2015-2016 yaitu diperkirakan dengan gambaran seperti berikut :

a. Tahap persiapan meliputi : pengajuan judul, penyusunan proposal dan perijinan penelitian. Pengajuan judul dilakukan pada bulan Desember 2015, selanjutnya penyusunan proposal pada bulan Januari sampai bulan Maret 2016. Awal bulan Maret 2016 mengurus perijinan penelitian.

b. Tahap penelitian meliputi : penyusunan instrumen, uji validitas, pengambilan data dan analisis data. Penyusunan instrumen dilakukan pada minggu pertama bulan Maret 2016. Minggu kedua bulan Maret 2016 melakukan uji validitas intrumen. Pengambilan data dilakukan pada minggu ketiga dan keempat bulan Maret 2016, Selanjutnya analisis data dilakukan pada minggu pertama bulan April 2016.

(2)

c. Tahapan penyusunan laporan dilakukan pada minggu kedua, ketiga dan keempat bulan April 2016.

(3)

B. Desain Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan suatu desain penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dari intervensi yang diberikan terhadap sekelompok subyek.

Penelitian eksperimen adalah penelitian dimana variable yang ingin diteliti (variabel terikat) kehadirannya sengaja ditimbulkan dengan menggunakan perlakuan (variabel bebas), variabel yang hendak diteliti belum ada pada saat dimulai penelitian dan hadir setelah diberikan perlakuan (Purwanto,2012: 28)

Pemilihan metode ini disesuaikan dengan hasil yang diharapkan yaitu peningkatan kemampuan bercerita anak tunagrahita ringan sebagai akibat dari perlakuan yang diberikan. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan bercerita anak tunagrahita ringan kelas V SDLB-C . Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan/treatment yang berupa penggunaan puppet show.

Pada penelitian ini menggunakan eksperiment one-group pretest-posttest design. Penelitian eksperimen one-group pretest-posttest yaitu desain penelitian yang terdapat pretest sebelum perlakuan dan posttest setelah diberi perlakuan (Sugiyono, 2010: 110-111).

𝑂1 = nilai pretest (sebelum penggunaan puppet show) 𝑂2 = nilai posttest (setelah pengg unaan puppet show)

Pengaruh penggunaan puppet show terhadap kemampuan bercerita anak tunagrahita ringan kelas V = (𝑂1− 𝑂2 )

C. Populasi dan Sampel

Menentukan sumber data pada penelitian memerlukan pertimbangan agar dapat memperoleh hasil yang relevan dengan masalah yang diteliti. Unsur objek penelitian untuk memperoleh data dinamakan populasi. “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

(4)

karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2010:117).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa tunagrahita ringan kelas V di SDLB-C Setya Darma Surakarta yang berjumlah 5 anak.

Riduwan (2007:70) mengatakan bahwa, “ Sample penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili populasi”. Sample digunakan jika jumlah populasi terlalu banyak dan tidak memungkinkan untuk semua populasi menjadi sumber data. Penelitian yang memiliki polupasi kurang dari 100 tidak memerlukan pengambilan sample.

Penelitian ini memiliki populasi kurang dari 100, oleh karena itu tidak diperlukan untuk mengambil sampel. Sampel dari penelitian ini yaitu semua siswa kelas V SDLB C Setya Darma Surakarta yang berjumlah 5 anak.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel merupakan teknik yang digunakan untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Sugiyono (2010: 199) menyatakan :

“Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : probability sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified random, dan area random. Nonprobability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowbal sampling “.

Pengambilan sampel dengan teknik sampling jenuh dilakukan ketika jumlah populasi relatif kecil, yaitu kurang dari 30 orang atau jika penelitian untuk membuat generalisasi dengan kesalahan yang kecil ( Sugiyono, 2010: 124-125).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh, yang berarti sampel diambil dari semua populasi. Semua populasi penelitian yaitu semua siswa kelas V di SDLB-C Setya Darma Surakarta dan populasi tersebut juga menjadi sampel penelitian.

(5)

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian

Sugiyono (2010: 60) berpendapat bahwa “ Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apasaja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas ( Variabel Independen) dan variabel terikat (Variabel Dependen).

a. Variabel Bebas (Variabel Independen ) : “Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau tumbulnya variabel dependen (terikat)” (Sugiyono, 2010: 61). Variabel bebas yang dipilih untuk mempengaruhi variabel terikat dalam penelitian ini adalah Puppet Show.

b. Variabel Terikat (Variabel Dependen) : “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2010: 61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan bercerita anak tunagrahita ringan kelas V SDLB Setya Darma Surakarta.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara/teknik mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Riduan (2007: 24) berpendapat bahwa “ Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”. Sugiyono (2010: 193-194) memaparkan bahwa teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.

Terdapat beberapa metode dalam mengumpulkan data yaitu : penggunaan tes, kuesioner atau angket, interview, observasi, dan dokumentasi (Arikunto, 2010: 264-274).

(6)

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan dokumentasi. Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan bercerita anak tunagrahita dokumentasi dilakukan sebagai bukti pelaksanaan penelitian.

a. Tes

Terdapat beberapa teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam penelitian. Salah satu teknik pengumpulan data yang sering digunakan adalah tes. Tes digunakan untuk mengukur ada tidaknya serta mengetahuai besarnya kemampuan objek yang diteliti. Dalam penelitian tes digunakan untuk mengukur dan membandingkan seberapa tinggi peningkatan/penurunan kemampuan objek setelah diberi perlakuan. Tes diperlukan untuk mengetahui keberhasilan dari suatu penelitian.

Tes yang biasa digunakan untuk mengukur prestasi belajar di sekolah menurut Arikunto (2010: 266-267) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) tes buatan guru dan (2) tes terstandar.

1) Tes buatan guru yang disusun oleh guru dengan prosedur tertentu tetapi belum mengalami ujicoba berkali-kali sehingga tidak diketahui ciri-ciri dan kebaikannya,

2) Tes terstandar (standardized test) yaitu tes yang biasanya sudah tersedia di lembaga testing, yang sudah terjamin keampuhannya. Tes terstandar adalah tes yang sudah mengalami uji coba berkali-kali, direvisi berkali-kali sehingga sudah dapat dikatakan cukup baik. Di dalam setiap tes yang terstandar sudah dicantumkan : petunjuk pelaksanaan, waktu yang dibutuhkan, bahan yang tercakup, dan hal-hal lain, misalnya validitas dan realibilitas.

Pendapat lain menyebutkan terdapat beberapa jenis tes yang digunakan dalam mengumpulkan data, Riduan (2007: 31) memaparkan terdapat 5 jenis tes yaitu, tes kepribadian, tes bakat, tes prestasi, tes intelegensi dan tes sikap. Secara lebih rinci dijelaskan sebagai berikut :

(7)

Tes kepribadian adalah tes yang digunakan untuk mengungkapkan kepribadian seseorang.

2) Tes Bakat

Tes bakat adalah tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang

3) Tes Prestasi

Tes prestasi adalah tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu

4) Tes intelegensi

Tes intelegensi adalah tes yang digunakan untuk membuat penaksiran atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang diukur intelegensinya

5) Tes sikap

Tes sikap adalah tes yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang teknik pengumpulan data yang yang telah dipaparkan, maka peneliti memilih teknik pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan teknik pengumpulan data tes lisan karena sesuai untuk mengukur kemampuan bercerita. Pengukuran kemampuan bercerita siswa tunagrahita dilakukan sebelum penggunaan Puppet show dan setelah penggunaan puppet show. Tes lisan digunakan untuk mengetahui apakah puppet show menjadi media yang efektif untuk meningkatkan kemapuan bercerita siswa tunagrahita. Penilaian tes lisan menggunakan lembar ceklist yang disesuaikan dengan indikator penilaian pada aspek bercerita. Berikut ini indikator penilaian tes lisan :

(8)

Tabel 3.1. Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar

Kompetensi Inti Kompetensi dasar Indikator Menyajikan pengetahuan

faktual dalam bahasa (lisan/tulisan/isyarat) yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam

gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

Menguraikan teks cerita narasi secara sederhana tentang kegiatan dan bermain di lingkungan sekolah dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulisan yang dapat dibantu dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian. Menceritakan kembali cerita yang telah disampaikan

Terdapat beberapa aspek penilaian dalam kemampuan bercerita menurut Nurgiyantoro (2010: 410) antara lain : Ketepatan isi cerita, ketepatan penunjukkan detail cerita, ketepatan logika cerita, ketepatan makna keseluruhan cerita, ketepatan kata, ketepatan kalimat,dan kelancaran. Rubrik penilaian didasarkan pada aspek dalam bercerita.

(9)

Tabel 3.2. Rubrik Penilaian Bercerita

Aspek yang dinilai Tingkat Capaian Kinerja 1 2 3 4 5 Ketepatan isi cerita

Ketepatan penunjukkan detil cerita Ketepatan logika cerita

Ketepatan makna keseluruhan cerita Ketepatan kata

Ketepatan kalimat Kelancaran Jumlah skor Kriteria penilaian

Skor 1 : sangat kurang baik (sedikit yang benar/ ketepatan <60%) Skor 2 : kurang baik (banyak yang salah/ ketepatan ≥60 - <700 ) Skor 3 : sedang (banyak yang benar/ ketepatan ≥70% - <90% ) Skor 4 : baik (sedikit kesalahan/ketepatan ≥90% - <100%) Skor 5 : sangat baik (tidak ada kesalahan/ketepatan 100%)

Nilai akhir : Jumlah skor X 100

Skor maksimal

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi, buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian (Riduan, 2007: 31)

Arikunto (2010: 274) berpendapat bahwa “ Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

(10)

transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”.

Data yang dikumpulkan melalui teknik dokumentasi dalam penelitian ini adalah menggunakan foto-foto dari kegiatan siswa saat melakukan tes lisan bercerita. Foto digunakan untuk bukti pelaksanaan kegiatan yang dilakukan siswa.

F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen

Arikunto (2010: 211) berpendapat bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus divalidasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Kevalidan atau kesahihan instrumen penelitian sangat mempengaruhi hasil penelitian, karena kualitas hasil pengukuran tergantung pada kualitas instrumen.

Arikunto (2010: 212-215) menjelaskan terdapat dua macam validitas sesuai dengan cara penyajiannya, yaitu validitas ekstenal dan validitas internal 1. Validitas eksternal

Instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi lain yang mengenai variabel penelitian yang dimaksud.

2. Validitas internal

Validitas internal dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan.

Pendapat lain dari Sugiyono (2010: 177-183) menjelaskan bahwa terdapat berbagai macam pengujian validitas sebagai berikut :

1. Pengujian validitas konstrak

Menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat dan ahli (Judgment expert). Dalam hal ini setelah instrmen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang

(11)

instrumen yang telah disusun itu. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan umumnya mereka yang telah bergelar doctor sesuai dengan lingkup yang diteliti.

2. Pengujian validitas isi

Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pembelajaran yang telah diajarkan. Secara teknis pengujian validitas konstrak dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen, atau matrik pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur dan nomor butir(item) pertanyaan atau pertanyaan yang telah dijabarkan dari indikator.

3. Pengujian validitas eksternal

Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi dilapangan.

Pengujian validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian validitas konstrak dan validitas isi. Pengukuran tes menggunakan validitas isi karena penilaian tes berdasarkan pada item kisi-kisi dalam aspek kemampuan bercerita. Dalam pengujian validitas konstrak dengan bantuan tiga orang ahli dari bidang Pendidikan Bahasa Indonesia, psikometri, dan Pendidikan Luar Biasa sehingga tingkat validitas instrumen dapat diakui. Validator yang melakukan validasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3. Daftar Validator Instrumen

Nama NIP Jabatan

Dra. Rukayah M.Hum 195708271982032002 Dosen PGSD Erma Kumala Sari.,S.Psi.,M.Psi 19841130 201212 2 002 Dosen PLB Dewi Sri Rejeki.,S.Pd.,M.Pd 19760730 200604 2 001 Dosen PLB

(12)

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas berasal dari kata reliability, yang artinya keandalan. Mengenai konsep reliabilitas Azwar berpendapat, “Konsep reliabilitas dalam art reliabilias alat ukur erat kaitannya dengan masaslah eror pengukuran (error of measurement)”(2013: 8).

Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mengetahui tingkat konsistensi instrumen, Arikunto (2010: 221) memberikan batasan instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan memberikan hasil data yang dapat dipercaya. Suatu instrumen yang reliabel meskipun beberapa kali data diambil akan menghasilkan data yang sama. Instrumen yang telah diuji reliabitasnya dan terbukti reliabel, maka data yang dihasilkan akan dapat dipercaya dan memberikan hasil data yang sesuai dengan kenyataan.

Terdapat banyak cara untuk menguji reliabilitas instrumen, mengambil kesimpulan dari pendapat Azwar (2013: 83-88) terdapat 3 cara untuk mengetahui reliabilitas kasus khusus antara lain sebagai berikut:

a. Reliabilitas Skor Komposit

Reliabilitas skor komposit dapat dilakukan dengan cara estimasi terhadap reliabilitas masing-masing komponen secara terpisah, bila reliabilitas setiap komponen itu tinggi maka skor kompositnya juga akan memiliki reliabilitas yang tinggi.

b. Reliabilitas Skor Perbedaan

Dalam kasus-kasus tertentu, dimana skor subjek pada suatu tes merupakan selisish antara skor dari dua komponen yang membentuk tes itu. Estimasi terhadap reliabilitas hasil ukur yang merupakan skor perbedaan dapat dilakukan dengan menggunakan formula komputasi dari Mosier.

c. Reliabilitas Skor Rating

Rating adalah prosedur pemberian skor berdasarkan keputusan yang bersifat subjektif terhadap aspek atau atribut tertentu, yang dilakukan melalui pengamatan secara sistematik baik secara langsung maupun tidak langsung. Prosedur penilaian melalui rating sebaiknya dilakukan oleh lebih dari dua orang untuk meminimalkan pengaruh subjektivitas pemberian skor. Cara

(13)

yang paling praktis dalam uji reliabilitas rating adalah pemberian rating yang dilakukan oleh beberapa raters yang berbeda terhadap objek dan subjek yang sama. Rating yang dilakukan oleh beberapa raters maka makna reliabilitas hasil rating lebih merupakan konsistensi diantara para rater (interrater reliability).

Uji reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan reliabilitas skor rating dengan teknik uji interrater reliability. Peneliti menggunakan 3 orang rater yaitu : guru kelas, teman sejawat peneliti, dan peneliti sendiri. Estimasi reliabilitas hasil rating dalam penelitian ini menggunakan formula dari Ebel. Formula Ebel (Azwar: 2013: 89) berikut akan menghasilkan koefisien yang merupakan rata-rata interkorelasi hasil rating diantara semua kombinasi rater yang dibuat dan merupakan rata-rata reliabilitas bagi seorang rater.

ŗ𝑥𝑥′= (𝑠𝑠2 - 𝑠𝑒2) / [𝑠𝑠2 + (k-1) 𝑠𝑒2]

𝑠𝑠2 = varians antar subjek yang dikenai rating

𝑠𝑒2 = varians eror, yaitu varians interaksi antara subjek (s) dan rater (r)

𝑘 = banyaknya rater yang memberikan rating

Semakin tinggi koefisien reliabel dari rata-rata interkorelasi hasil rating yang dilakukan oleh rater maka tingkat reliabilitas instrumen juga tinggi.

Berdasarkan penilaian dari 3 orang rater , diperoleh data kemudian diolah menggunakan aplikasi SPSS 16.0 untuk mengetahui koefisien reliabilitas dari instrumen tes. Koefisien reliabilitas yang diperoleh adalah 0.950 berarti perbedaan (variasi) yang tampak pada skor tes tersebut mencerminkan 95% dari perbedaan sesungguhnya yang terjadi pada skor murni subjek yang bersangkutan. Hal itu dapat pula dikatakan bahwa 5% dari perbedaan skor yang tampak adalah akibat adanya variasi eror dari pengukuran. Wells dan Wollack (Azwar, 2013: 98 ) memberikan batasan tentang tes yang digunakan oleh para guru hendaknya memiliki koefisien reliabilitas 0.70 atau lebih. Perhitungan reliabilitas dari tes yang dilakukan dalam penelitian ini memiliki koefisien rata-rata rating dari ketiga orang rater 0.950 dan rata-rata rating yang dilakukan seorang rater adalah 0.864. Hal tersebut berarti bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini reliabel karena hasil koefisien lebih dari 0.70.

(14)

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari responden atau sumber data. Kegiatan dalam menganalisis data meliputi : mengelompokkan data, mentabulasi data, menyajikan data, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Analisis data digunakan guna untuk mengetahui kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

Dengan pengolahan data/analisis data dapat diketahui makna dari data yang dkumpulkan. Dalam penelitian kuantitatif teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah menggunakan statistik. Dalam pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan melalui bantuan komputer dengan dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution).

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif non-parametrik menggunakan Sign Rank Test Wilcoxon yang diberi simbol Z. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara pretest (sebelum treatment) dan posttest (setelah treatment).

Adapun langkah-langkah analisis sebagai berikut : 1. Perumusan Hipotesis

Rumusan Hipotesis dua pihak

𝐻𝑜 : 𝑂1 = 𝑂2 (Penggunaan Puppet show tidak efektif dalam meningkatkan kemampuan bercerita anak tunagrahita ringan kelas V di SDLB C Setya Darma Surakarta tahun 2015/2016)

𝐻𝑎 : 𝑂1 ≠ 𝑂2 ( Penggunaan puppet show efektif dalam meningkatkan kemampuan bercerita anak tunagrahita ringan kelas V di SDLB C Setya Darma Surakarta tahun 2015/2016)

2. Pemilihan taraf signifikan (α)

Taraf signifikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah α = 0,05 (5%) 3. Penentuan statistik uji

Statistik uji yang digunakan adalah Wilcoxon Sign Rank Test dengan program SPSS 16.0.

(15)

4. Keputusan uji

Keputusan uji dalam penelitian adalah :

a. Jika Asimp.Sig Z < 5% (α= 0,05) maka 𝐻𝑜 ditolak dan 𝐻𝑎 diterima.

Sehingga hipotesis berbunyi : penggunaan Puppet show efektif dalam meningkatkan kemampuan bercerita anak tunagrahita ringan kelas V SDLB C Setya Darma Surakarta.

b. Jika Asimp.Sig Z > 5% (α= 0,05) maka 𝐻𝑜 diterima dan 𝐻𝑎 ditolak.

Sehingga hipotesis berbunyi : penggunaan Puppet show tidak efektif dalam meningkatkan kemampuan bercerita anak tunagrahita ringan kelas V SDLB C Setya Darma Surakarta.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan dalam penelitian ini dengan menggunakan one group pretest-posttest design memiliki beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Tahapan Persiapan

Tahap ini merupakan tahapan sebelum pelaksanaan penelitian antara lain: persipan administrasi, persiapan instrumental, uji validitas serta uji reliabilitas instrumen.

a. Persiapan administratif

Persiapan administratif meliputi penyusunan judul, pembuatan proposal serta perijinan lapangan untuk melakukan penelitian.

b. Persiapan instrumental

Persiapan instrumental merupakan penyusunan instrumen sebagai alat ukur untuk mengetahui kemampuan bercerita anak tunagrahita ringan kelas V SDLB-C setya Darma Surakarta. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes lisan dengan alat ukur berupa skala pengukuran kemampuan bercerita yang berjumlah 7 indikator aspek dalam kemampuan bercerita.

(16)

c. Uji validitas instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian telah diuji validitasnya dengan menggunakan validitas isi melalui 3 orang ahli. Berdasarkan hasil validasi dapat disimpulkan secara umum bahwa:

1) Instumen yang telah diuji yang berjumlah 7 item penilaian dinyatakan valid oleh semua validator.

2) Revisi pada segi bahasa, kata-kata yang digunakan dalam instrumen harus mudah dipahami dan jelas.

3) Revisi pada penggunaan kata dalam kalimat cerita haruslah menggunakan kata yang familiar bagi anak, kalimat tidak boleh terlalu panjang dan tidak menggunakan kalimat majemuk. Hal ini dikarenakan mengingat kemampuan anak tunagrahita yang terbatas. 4) Saran pada kriteria penilaian dalam bercerita.

Setelah merevisi instrumen yang diuji maka instrumen dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

d. Uji reliabilitas instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji reliabilitas interrater, dengan menggunakan estimasi reliabilitas hasil rating dari Ebel. Formula Ebel menghasilkan koefisien yang merupakan rata-rata interkorelasi hasil rating diantara semua kombinasi rater. Hasil perhitungan koefisien reliabilitas 𝑟𝑥𝑥= 0.950 berarti perbedaan (variasi)

yang tampak pada skor tes tersebut mencerminkan 95% dari perbedaan sesungguhnya yang terjadi pada skor murni subjek yang bersangkutan. Hal itu dapat pula dikatakan bahwa 5% dari perbedaan skor yang tampak adalah akibat adanya variasi eror dari pengukuran.

Batasan reliabilitas instrumen yang digunakan adalah 0.70 atau lebih, hasil uji reliabilitas menghasilkan koefisien 0.95 maka dapat dikatakan instrumen yang digunakan reliabel.

(17)

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap pelaksanaan penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: a. PreTest (𝑂1)

Pengukuran nilai kemampuan bercerita siswa sebelum dikenakan intervensi/treatment. Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal bercerita siswa sebelum adanya intervensi/treatment. b. Treatment (X)

Pembelajaran dengan menggunakan puppet show yang dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran. Treatment dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan.

c. PostTest (𝑂2)

Pengukuran kemampuan bercerita siswa setelah diberi treatment. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan bercerita siswa setelah adanya intervensi/treatment.

3. Tahap Akhir Penelitian

Tahap penyusunan laporan merupakan tahap terakhir dalam penelitian. Penelitian yang telah dilakukan kemudian disusun menjadi laporan secara ilmiah dengan prosedur sebagai berikut:

a. Mengolah data hasil pre-test dan post-test.

b. Melakukan analisis data penelitian dan membahas hasil penelitian. c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis data.

Gambar

Tabel 3.1. Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar
Tabel 3.2. Rubrik Penilaian Bercerita

Referensi

Dokumen terkait

kelas diampu oleh ustadz dan ustadzah, terdiri dari pengurus yang telah ditetapkan oleh bapak pengasuh. Pelajaran yang dikaji dalam madrasah diniyah pondok pesantren ini

Sistem Informasi BKD Single Window yang disingkat menjadi BSW adalah sebuah aplikasi pendataan pegawai terpadu berbasis web yang bertujuan untuk memudahkan mendata pegawai

yang diberikan oleh Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kepada nasabah guna memperoeh manfaat suatu jasa. Bahwa LKS perlu merespon keperluan masyarakat yang berkaitan

14 Defisiensi niacin (vitamin B3) dapat menyebabkan 3D (dermatitis, diare dan demensia) sehingga menghasilkan glossitis atau cheilitis dan telah diketahui lebih sering

Dan apabila lmam salam sebelum menyempurnakan shalatnya dan ada sebagaian makmum yang tertinggal sebagian shalat dan berdiri untuk menyelesaikan bagian shalat

Pemanfaatan bahan aktif dari ekstrak kulit jeruk sebagai repelen merupakan salah satu cara alternatif untuk menghindari frekuensi kontak antara manusia dengan nyamuk

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Standar Akuntansi

Model fluida mosaik mengusulkan bahwa protein integral membran memiliki gugus R asam amino yang bersifat hidrofobik pada permukaan protein yang akan