• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN PUSTAKA

2.1

Sistem Rekomendasi

Sistem rekomendasi adalah alat dan teknik perangkat lunak yang bisa memberikan saran-saran untuk item yang sekiranya bermanfaat bagi pengguna (Ricci, et al., 2011). Saran-saran-saran tersebut berhubungan dengan proses pengambilan keputusan, seperti item mana yang akan dibeli atau lagu mana yang ingin didengarkan. Oleh karena itu, sistem rekomendasi memerlukan model rekomendasi yang tepat agar yang direkomendasikan sesuai dengan keinginan pelanggan, serta mempermudah pelanggan mengambil keputusan yang tepat dalam menentukan produk yang akan digunakannnya (McGinty & Smyth, 2006).

Sistem rekomendasi mengandalkan dua tipe inputan yang berbeda, yaitu explicit input dan

implicit input (Hu, et al., 2008). Explicit input didapat dari hasil penilaian yang diberikan

langsung oleh pengguna, misalnya pemberian rating atau thumbs-up/down untuk item tertentu. Sedangkan implicit input didapat dengan cara mengamati kebiasaan pengguna, misalnya catatan pembelian, catatan penelusuran, pola pencarian, atau bahkan click-stream. Ada sistem rekomendasi yang berfokus pada tipe spesifik dari sebuah item, misalnya film, berita online dan lagu. Beberapa website sudah menerapkan

sistem rekomendasi yang berfokus tipe spesifik dari sebuah item, seperti movielens.com untuk item film dan last.fm untuk item lagu.

Ada beberapa metode yang digunakan untuk sistem rekomendasi seperti, collaborative

filtering, content-based filtering, knowledge-based recommendation, dan hybrid recommendation (Jannach et al., 2011). Collaborative filtering merupakan metode sistem

rekomendasi yang memanfaatkan data komunitas. Content-based merupakan metode sistem rekomendasi yang menganalisis dokumen atau deskripsi dari suatu item yang telah dinilai oleh seseorang sebelumnya (Ricci et al., 2011). Knowledge-based merupakan metode rekomendasi yang memanfaatkan kebutuhan seseorang dan pengetahuan mengenai domain produk (Ricci et al., 2011). Sedangkan, hybrid merupakan kombinasi dari dua atau lebih

                 

(2)

metode-metode sistem rekomendasi yang telah disebutkan sebelumnya. Dalam metode rekomendasi hybrid terdapat hybridization method yang penjelasan singkatnya dapat dilihat pada tabel yang diadaptasi dari (Burke, n.d.) dibawah ini.

Tabel 2 Hybridization method

Hybridization

Method Deskripsi

Weighted Nilai dari beberapa metode rekomendasi yang digabungkan untuk menghasilkan rekomendasi tunggal.

Mixed Sistem menghubungkan antara metode rekomendasi yang bergantung pada situasi pada saat ini.

Switching Rekomendasi dari beberapa metode rekomendasi berbeda disajikan dalam waktu yang sama. Feature

Combination

Fitur-fitur dari sumber data rekomendasi yang berbeda digabung bersama-sama kedalam algoritma rekomendasi tunggal.

Cascade Satu recommender mengolah rekomendasi yang diberikan oleh yang

lainnya.

Feature

Augmentation Output dari salah satu teknik digunakan sebagai input yang lain. Meta-Level Model dipelajari oleh satu recommender yang digunakan sebagai

inputan untuk lain.

Namun, terdapat dampak yang memengaruhi hybridization method tersebut apabila menggabungkan dua metode sistem rekomendasi tertentu yang akan diperlihatkan pada tabel yang diadaptasi dari (Burke, n.d.) dibawah ini.

Tabel 3 Perbandingan metode rekomendasi hybrid

Weig-hted Mixed Switch-ing Feature Combinati on Cascade Feature Aug. Meta-Level CF/CN CF/KB Tidak memungki nkan                  

(3)

Tabel 3 Perbandingan metode rekomendasi hybrid ( lanjutan ) Weig-hted Mixed Switch-ing Feature Combinati on Cascade Feature Aug. Meta-Level CN/CF Redun dant Redun dant Redunda nt Redundant CN/KB Tidak memungki nkan KB/CF Redun dant Redun dant Redunda nt Redundant KB/CN Redun dant Redun dant Redunda nt Redundant

Telah disebutkan sebelumnya bahwa metode sistem rekomendasi collaborative filtering memanfaatkan data komunitas. Pada metode collaborative filtering terdapat pemodelan yang mengukur kemiripan berdasarkan tetangganya atau biasanya disebut neighborhood models, beberapa pemodelan secara neighborhood diantaranya adalah cosine similarity dan clustering. Selain neighborhood models, ada juga pemodelan dalam metode collaborative filtering yang dapat menghasilkan suatu rekomendasi dengan melihat pola asosiasi antar item, yaitu

association rule mining.

2.1.1

Neighborhood Models

a. Cosine similarity

Cosine similarity merupakan salah satu pendekatan item-based recommendations systems

(Jannach, et al., 2011) yang mengukur sudut kosinus diantara dua vektor dan panjang vektor sehingga dapat diketahui ukuran kemiripan ke dua vektor tersebut (Wikipedia, 2012).

                 

(4)

Gambar 1 Vektor

Sudut kosinus dari dua vektor dapat dihasilkan dengan menggunakan formula euclidean dot

product sebagai berikut :

𝑎. 𝑏 = 𝑎 𝑏 cos 𝜃 (2.1) Dalam sistem rekomendasi hanya diketahui vektor dari suatu item, sehingga kemiripan diantara dua item dihasilkan dari sudut kosinus yang dihasilkan dari kedua vektor tersebut, untuk itu kemiripan item dapat diukur dengan menggunakan formula sebagai berikut :

𝑠𝑖𝑚𝑖𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑦 𝑎, 𝑏 = cos 𝜃 = 𝑎 𝑏 𝑎.𝑏 (2.2) Pada sistem rekomendasi, kemiripan suatu item dengan item lain berkisar dari 0 sampai 1, karena frekuensi panjang atau bobot tidak dapat negatif, sudut diantara dua vektor tidak dapat lebih besar dari 90° (Wikipedia, 2012).

b. Clustering

Clustering merupakan metode yang biasanya digunakan untuk menemukan suatu kelompok

dari pengguna atau item yang berhubungan (Alag, 2009). Terdapat dua kategori algoritma

clustering, yaitu hierarchical dan partitional (Jannach, et al., 2011). Algoritma hierarchical clustering membuat dekomposisi (pemecahan) secara hirarki dari objek-objek. Dekomposisi

bisa dilakukan secara agglomerative (bottom-up) atau divisive (top-down). Sedangkan algoritma partitional clustering membuat sejumlah k partisi dari data yang dimana setiap kelompok mengoptimasikan acuan pengelompokan. Teknik partitional yang biasanya digunakan adalah k-means, PAM (Partitioning Around Medoids), CLARA (Clustering LARge

                 

(5)

Gambar 2 K-means dengan dua group

Algoritma k-means yang merupakan teknik dari partitional clustering, dilakukan berdasarkan tahap-tahap dibawah ini (Hendry, 2011):

1. menentukan jumlah cluster yang diinginkan (k), 2. menentukan nilai koordinat centroid,

3. menghitung jarak setiap objek ke masing-masing centroid dengan menggunakan Euclidean

𝑑 𝑥, 𝑦 = 𝑥1− 𝑦1 𝟐 + 𝑥2− 𝑦2 𝟐+ ⋯ + 𝑥𝑛−1− 𝑦𝑛−1 𝟐+ 𝑥𝑛− 𝑦𝑛 𝟐 (2.3)

4. kelompokkan objek-objek tersebut ke dalam cluster berdasarkan jarak yang paling dekat dengan centroid,

5. menghitung ulang nilai koordinat centroid dengan menghitung nilai rata-rata (mean) dari objek masing-masing cluster, dan

𝑥 = 𝑛𝑖=1𝑥𝑖

𝑛 =

𝑥1+𝑥2+⋯+𝑥𝑛

𝑛 (2.4)

6. lakukan kembali langkah nomor 3 sampai 5 hingga nilai koordinat clustering tidak berubah.                  

(6)

Atau dapat dilihat pada flow chart yang diadaptasi dari (Teknomo, 2007) dibawah ini. Start Jumlah cluster = k Menentukan centroid Mengelompokkan objek berdasarkan jarak minimum Menghitung jarak setiap objek terhadap centroid Cluster

berubah? Tidak End

Ya

Gambar 3 Flow chart k-means

2.1.2

Association Rule Mining

Association rule mining adalah sebuah teknik yang biasa digunakan untuk mengidentifikasi

pola hubungan transaksi penjualan (Jannach, et al.,2011). Ciri khas dari teknik ini adalah mengidentifikasi suatu produk dalam yang biasa dibeli secara bersamaan dalam satu ransaksi penjualan. Contohnya, 70% dari konsumen yang membeli makanan bayi, konsumen tersebut juga akan membeli popok bayi. Apabila polanya sudah dapat ditemukan, pola tersebut dapat digunakan untuk promosi produk atau juga untuk desain tampilan sebuah toko (Jannach, et al., 2011).                  

(7)

Gambar 4 Ilustrasi Pola Asosiasi

Ide ini juga dapat digunakan untuk membuat rekomendasi secara collaborative, misalnya “apabila user X menyukai item 1 dan item 2 kemudian akan suka juga terhadap item 5”. Rekomendasi terhadap user lain akan diberikan berdasarkan pola yang ada, apakah user tersebut suka terhadap item 1 dan item 2.

Hal ini dapat dijelaskan dengan notasi sebagai berikut, A(sales) transaksi (T) adalah subset dari produk (P) = {p1,..,pm} dan menjelaskan bahwa produk tersebut dibeli bersamaan. Kebiasaan tersebut dapat dituliskan dalam bentuk X⇒Y, dimana X dan Y subset dari P dan X ∩

Y = ∅. Association rule X⇒Y (contoh : makanan bayi ⇒ popok bayi) mengekspresikan bahwa

sewaktu-waktu unsur dari X (the rule body) termasuk ke dalam transaksi (T) dan unsur dari Y juga termasuk dalam transaksi yang sama (Jannach, et al., 2011).

Hasil dari algoritma rule-mining seperti Apriori (Agrawal and Srikant, 1994) adalah secara otomatis mendeteksi aturan dan mengkalkulasikan ukuran kualitas dari aturan itu sendiri. Ukuran standar dari association rules adalah support dan confidence. Support dari bentuk

X⇒Y dihitung sebagai persentase dari transaksi yang mengandung item X ∪ 𝑌 yang

berpengaruh terhadap seluruh transaksi yang ada (contoh: kemungkinan keterhubungan antara

X dan Y di dalam transaksi). Confidence dapat diartikan seabagai rasio jumlah transaksi yang

mengandung item X ∪ 𝑌 ke dalam transaksi yang hanya mengandung X, dalam kata lain

confidence mengacu kepada kemungkinan Y yang terbentuk dari X.

Support = 𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑎𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑋 ∪ 𝑌𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑎𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 (2.5)                  

(8)

Confidence = 𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑎𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑋 ∪ 𝑌𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑎𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑋 (2.6)

Kemudian untuk mencari angka yang menunjukkan pola asosiasi antar item 1 dengan item lainnya dengan menggunakan metode rule-mining dapat menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut:

Scoreitem = 𝑠𝑢𝑝𝑝𝑜𝑟𝑡rule* confidencerule (2.7)

2.2 Perangkat Pendukung

2.2.1

Pemodelan UML ( Unified Model Language )

Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang menjadi standar untuk

merancang model sebuah sistem, yaitu dalam membuat visualisasi, merancang, dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak tersebut. Pemodelan UML lebih cocok digunakan untuk perancangan model perangkat lunak dengan bahasa pemrograman yang berorientasi objek seperti C++, Java, C#, atau VB.NET.

UML menyediakan beberapa jenis diagram untuk memodelkan aplikasi berorientasi objek (Wikipedia, 2012), berikut ini beberapa jenis diagram yang disediakan oleh UML :

1. Use Case Diagram

Use Case Diagram digunakan untuk memodelkan interaksi pengguna dengan sistem,use

case diagram terdiri dari use case dan aktor. 2. Sequence Diagram

Sequence Diagram digunakan untuk menggambarkan interaksi antara obyek dan

mengindikasikan komunikasi diantara obyek-obyek tersebut. Sequence Diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau tahapan yang dilakukan sebagai tanggapan dari sebuah kejadian untuk menghasilkan suatu output tertentu.

3. Collaboration Diagram

Collaboration Diagram digunakan untuk menggambarkan hubungan dan interaksi antara

objek-objek perangkat lunak dalam Unifed Modeling Language ( UML ). Collaboration

                 

(9)

Diagram menggambarkan peran, fungsi, serta perilaku benda individual maupun keseluruhan operasi sistem secara real time.

4. State Transition Diagram

State Transition Diagram digunakan untuk menggambarkan kejadian pembentukan atau

pemberian sebuah class, menggambarkan suatu kejadian transisi dan perubahan keadaan ( dari satu state ke state lainnya ) suatu objek yang ada pada sistem.

5. Class Diagram

Class Diagram digunakan untuk menggambarkan struktur dari suatu sistem dengan

menunjukan class sistem, atribut class, operasi atau metode, serta hubungan antar class. 6. Component Diagram

Component Diagram digunakan untuk menggambarkan struktur dan hubungan antar

komponen perangkat lunak. Komponen perangkat lunak yang dimaksud pada component diagram adalah modul yang berisi source code , library maupun executable, interface. Komponen umumnya terdiri dari beberapa class dan package.

7. Deployment Diagram

Deployment Diagram digunakan untuk menggambarkan detail bagaimana komponen di– deploy ke dalam infrastruktur sistem, komponen akan terletak pada mesin, node, server

serta perangkat keras lainnya yang digunakan oleh sistem tersebut.

                 

Gambar

Tabel 2  Hybridization method  Hybridization
Tabel 3 Perbandingan  metode rekomendasi hybrid ( lanjutan )   Weig-hted  Mixed  Switch-ing  Feature  Combinati on  Cascade  Feature Aug
Gambar  1 Vektor
Gambar  2  K-means dengan dua group
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengenai pengaruh gelombang mikro terhadap tubuh manusia menyatakan bahwa untuk daya sampai dengan 10 mW/cm2 masih termasuk dalam nilai ambang batas aman

Kami juga akan memberikan dukungan dan pantauan kepada yang bersangkutan dalam mengikuti dan memenuhi tugas-tugas selama pelaksanaan diklat online. Demikian

[r]

Penggunaan hak pilih bagi Warga Negara Indonesia yang menggunakan KTP yang masih berlaku hanya dapat dipergunakan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang berada

Penerapan media poster untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Sertifikasi Bidang Studi NRG

Data hasil pretes dan postes yang telah diperoleh akan dianalisis untuk melihat bagaimana efektivitas model pembelajaran reflektif untuk meningkatkan pemahaman

In measuring phase the sequences (i.e. patterns) of HO and LAU zones can be determined and stored in database on each road. There are operating solutions and IPRs based