1
KEBIJAKAN IMPLEMETASI PROGRAM
PENDIDIKAN INKLUSIF
Materi Workshop di Hotel Batusuli Internasional Palangkaraya
Dipublikasikan oleh :
BAMBANG SETIARTO
NIP. 19611227 198712 1 002
Kepala SLBN-1 Muara Teweh
KEBIJAKAN IMPLEMETASI PROGRAM
KEBIJAKAN IMPLEMETASI PROGRAM
PENDIDIKAN INKLUSIF
DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KHUSUS & LAYANAN KHUSUS
2016
3
1
3
Mengapa Pendidikan
bagi ABK menjadi
Prioritas Kemdikbud
Kondisi dan Fakta
Saat Ini
| Isu Pendidikan bagi ABK:
3
4
2
Sasaran Utama Pendidikan
Khusus dan Layanan Khusus
Inovasi Kebijakan dan
Program dalam
Pembinaan
4
Landasan yuridis Indonesia
Komitmen Internasional
1
2
| Mengapa Pendidikan ABK Prioritas:
Bagian - 1.
Kesetaraan dalam pendidikan
Kemampuan dan potensi yang dimiliki
2
3
Landasan Hukum
Penyelenggaraan Pendidikan Khusus & Layanan Khusus
1.
UUD 45 (amandemen)
Pasal 31 ayat (1) dan ayat (2) tentang hak pendidikan bagi
warga negara
2.
UU No.20 th 2003 Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional
Pasal 5 ayat (1),(2),(3) dan (4) tentang kesamaan hak
pendidikan tanpa memandang kondisi fisik, emosional,
mental, kecerdasan, ekonomi, maupun kondisi geografis
Pasal 32 ayat (1) dan (2), tentang pendidikan khusus dan
layanan khusus
Tujuan Pendidikan
1.
PP No. 27 tahun 1991: Membantu siswa yang memiliki kebutuhan
khusus dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan kemampuan
mereka sebagai individu dan anggota masyarakat dalam lingkungan
sosial, budaya dan alam yang saling menguntungkan dan juga untuk
untuk meningkatkan ketrampilan atau melanjutkan pendidikannya ke
untuk meningkatkan ketrampilan atau melanjutkan pendidikannya ke
jenjang yang lebih tinggi
2.
UU No. 4 tahun 1997 (UU Kecacatan) Pasal (6) ayat 2: Setiap anak
yang berkebutuhan khusus memiliki hak untuk mendapatkan pekerjaan
dan layanan yang tepat sesuai dengan jenis dan tingkat kebutuhan
khusus, pendidikan dan kemampuan mereka.
KESEPAKATAN DUNIA
1.
Komitmen Education for All (EFA) disepakati oleh Negara-negara Utara dan
Selatan dalam rangka memenuhi hak-hak dasar pendidikan bagi semua
anak.
2.
Sekitar 90 – 98% anak penyandang difabel di Negara-negara utara
2.
Sekitar 90 – 98% anak penyandang difabel di Negara-negara utara
mengikuti program pendidikan secara inklusif (sisanya di sekolah khusus)
3.
Salah satu tujuan pembangunan millenium (MDGs) adalah Pada 2015
semua anak tanpa kecuali harus mendapatkan akses pendidikan yang layak
dan bermutu.
UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 32
ayat (1) : PENDIDIKAN KHUSUS merupakan pendidikan bagi
peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam
mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa.
ayat (2): PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS merupakan pendidikan
bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang,
masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami
bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi
ekonomi
“..setiap warga negara, tidak memandang
ras, agama, suku, jender, keterbatasan fisik dan
mental berhak memperoleh layanan pendidikan dan
perlindungan dari diskriminasi.. ”
Sasaran
Sasaran Utama
Utama PKLK
PKLK
perlindungan dari diskriminasi.. ”
umum
khusus
khusus
●
●Kebutuhan Khusus:
Kebutuhan Khusus: Disabilitas
Disabilitas , Istimewa,
, Istimewa,
●
●Layanan Khusus: Terluar, Terpencil,.
Layanan Khusus: Terluar, Terpencil,.
●
●Non
Nonformal
formal
●
●Informal
Informal
selalu saja ada warga yang khusus…
yang memerlukan perhatian sangat khusus…
10
| Populasi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Tahun
2013/2014
23,616
24,828
32,031
32,601
33,759
35,088
39,546
42,306
51,807
52,488
52,761
58,236
75,456
98,730
203,195
221,229
296,636
Kalsel
NTB
Sumbar
Riau
Sumsel
Sulsel
Sumut
Jatim
Anak Usia 7 -18 Tahun
3,984
5,961
7,686
8,406
8,607
9,183
11,088
12,309
12,477
14,673
16,044
17,961
18,825
18,840
21,498
22,194
22,608
23,616
24,828
Kaltara
Gorontalo
Babel
Kepri
Maluku
Kalteng
Sulteng
Kaltim
Papua
Kalsel
Non ABK
51.948.544
(97%)
ABK
1.606.656
(3%)
Sumber: PDSP Kemdikbud
2014
11
01
Penumbuhan budi
pekerti
02
Bina kreasi, bakat dan
potensi_peserta didik
03
Pemenuhan Standar
Nasional Pendidikan
04
Peningkatan APM-APK
ABK
| 8 Program Prioritas
Pendidikan Khusus & Layanan Khusus
05
Program pendidikan
layanan khusus (PLK)
(3T, Afirmasi
Pendidikan Menengah
/ ADEM, SMP/SMA
Terbuka)
06
Gerakan pendidikan
inklusif, aman, dan
ramah anak
07
Reformasi kurikulum
pendidikan khusus
08
Program transisi ke
pasca sekolah
JENJANG SMP
Siswa SMPLB 23.947 Siswa SMP Inklusif 14.080
TOTAL 38.027
Jumlah Siswa dengan Disabilitas TA 2015/2016
(SLB dan Sekolah Inklusif)
JENJANG SD
JENJANG SMA/K
Siswa SMA/K LB 12.622
Sumber : Data Pokok Pendidikan (Juni, 2016)
Siswa SDLB 81.215 Siswa SD Inklusif 58.359
TOTAL 139.574
Siswa SMA/K LB 12.622 Siswa SMA/K Inklusif 4.214
TOTAL 16.836
NASIONAL
Siswa SLB 117.784 Siswa Inklusif 76.653 TOTAL 194.437
Jumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) TA 2015/2016
NEGERI
SWASTA
13
NEGERI
527
Sekolah
SWASTA
1.498
Sekolah
NASIONAL
SD Inklusif
SMP Inklusif
Sekolah
1.614
SMA/K Inklusif
Jumlah Sekolah Inklusif TA 2015/2016
SD Inklusif
Sekolah
6.911
SMA/K Inklusif
Sekolah
605
Nasional
Sekolah
9.130
Daerah yang Melaksanakan Pembudayaan
Pendidikan Inklusif
Daerah yang Melaksanakan Pembudayaan
Pendidikan Inklusif
No. Nama POKJA 1 Provinsi Kalimantan Selatan 2 Provinsi Sumatera Selatan 3 Provinsi Bali
4 Provinsi Sulawesi Selatan 5 Provinsi DKI
No. Nama POKJA 11 Provinsi Gorontalo
12 Provinsi Sumatera Utara 13 Provinsi Bangka Belitung 14 Provinsi Bengkulu
15 Provinsi Nusa Tenggara Timur
No. Nama POKJA 21 Propinsi Banten
22 Propinsi Jawa Timur 23 Propinsi Maluku Utara 24 Kabupaten Pacitan
16
Sumber : Data Olahan (Juni, 2016)
5 Provinsi DKI 6 Provinsi DIY
7 Provinsi Sumatera Barat 8 Provinsi Sulawesi Tenggara 9 Provinsi Lampung
10 Provinsi Jawa Barat
15 Provinsi Nusa Tenggara Timur 16 Provinsi Aceh
17 Provinsi Nusa Tenggara Barat 18 Propinsi Sulawesi Tengah 19 Propinsi Kalimantan Timur 20 Propinsi Riau
25 Kabupaten Boyolali 26 Kabupaten Bojonegoro 27 Kabupaten Ngada 28 Kabupaten Kulon Progo 29 Kabupaten Pringsewu Lampung 30 Kabupaten Bandung
Daerah yang Melaksanakan Pembudayaan
Pendidikan Inklusif
No. Nama POKJA 31 Kota Metro Lampung 32 Kabupaten Pidie 33 Kota Batu
34 Kabupaten Bengkayang 35 Kabupaten Magetan
No. Nama POKJA 41 Kabupaten Sragen
42 Kota Depok 43 Kabupaten Bangka 44 Kota Palangkaraya
No. Nama POKJA 51 Kabupaten Ngawi
52 Kabupaten Pesisir Selatan 53 Kabupaten Bireuen 54 Kabupaten Gresik
17
Sumber : Data Olahan (Juni, 2016)
35 Kabupaten Magetan 36 Kabupaten Binjai 37 Kota Probolinggo 38 Kabupaten Banyuwangi 39 Kabupaten Bukit Tinggi 40 Kabupaten Sijunjung
45 Kabupaten Enrekang 46 Kabupaten Aceh Besar 47 Kabupaten Sidoarjo 48 Kabupaten Rembang 49 Kabupaten Nganjuk 50 Kota Bandung 55 Kabupaten Pangkep 56 Kota Surakarta
57 Kabupaten Solok Selatan 58 Kabupaten Karimun
59 Kabupaten Kepulauan Seribu 60 Kota Padang
Daerah yang Melaksanakan Pembudayaan
Pendidikan Inklusif
No. Nama POKJA 61 Kota Ambon
62 Kabupaten Kolaka Timur 63 Kabupaten Bontang 64 Kabupaten Pasaman 65 Kabupaten Wakatobi
No. Nama POKJA 71 Kabupaten Sukabumi 72 Kabupaten Kaur
73 Kabupaten Payakumbuh 74 Kabupaten Lombok Tengah
No. Nama POKJA 81 Kota Padang Panjang 82 Kabupaten Lampung Timur 83 Kota Cimahi
84 Kabupaten Probolinggo 85 Kabupaten Ciamis
18
Sumber : Data Olahan (Juni, 2016)
65 Kabupaten Wakatobi 66 Kabupaten Kuningan 67 Kota Salatiga 68 Kabupaten Sambas 69 Kabupaten Lombok Timur 70 Kabupaten Trenggalek 75 Kota Malang 76 Kabupaten Wonogiri 77 Kabupaten Tasikmalaya 78 Kabupaten Gunungkidul 79 Kabupaten Buol 80 Kabupaten Bone 85 Kabupaten Ciamis 86 Kabupaten Bogor 87 Kota Yogyakarta
PEMBARUAN PROGRAM PI
1. Regulasi instruksi presiden tentang pendidikan inklusif
2. Launching provinsi/kabupaten/kota inklusif di daerah sasaran
3. Pelibatan lembaga mitra pembangunan dalam sosialisasi dan implementasi
3. Pelibatan lembaga mitra pembangunan dalam sosialisasi dan implementasi
program pendidikan inklusif dengan kemdikbud
4. Pelibatan masyarakat peduli ABK dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan program pendidikan inklusif
5. Pelibatan media dalam kampanye nasional pendidikan inklusif
6. Memberikan bantuan tambahan/khusus kepada daerah yang menunjukkan
kinerja baik dalam implementasi program (meritokrasi)
20
1
3
KEMENPAN & RBI
Formasi rekrutmen guru
agar memperhatikan
kebutuhan SLB swasta.
DITJEN Guru
Pendampingan
profesi guru PLB
sangat kurang
| Penyediaan Guru Pendidikan Khusus
3
4
2
DITJEN Guru & Tenaga Kependidikan
Sertifikasi guru belum memberikan
penghargaan yang sesuai untuk
guru SMALB dan GPK
Penguruan Tinggi/LPTK
Guru di sekolah inklusif
belum memiliki kemampuan
melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik ABK
MODEL PENDIDIKAN KHUSUS
SEGREGATIF
MAINSTREAMING
(INTEGRATIF)
(INTEGRATIF)
SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)
SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB).
LEMBAGA NON-SEKOLAH (PANTI, RMH SAKIT)
PENDIDKAN INKLUSIF
Anak berkebutuhanpada khusus memperoleh
layanan pendidikan lingkungan khusus yang
terpisah dari anak-anak “normal”
Anak berkebutuhan khusus difasilitasi
(didorong sedapat mungkin) untuk mengikuti
PENDIDIKAN INKLUSIF
•
BUKAN hanya tempat, metode, pendekatan, TETAPI PI
sebuah filosofi dan tujuan kehidupan
•
BUKAN memindahkan ABK dari sekolah lain
•
BUKAN membatasi ABK untuk sekolah di SLB
10/22/2016
22
•
BUKAN membatasi ABK untuk sekolah di SLB
•
BUKAN mencari ABK tetapi alamiah
•
BUKAN hanya ABK tetapi juga yang lain
•
BUKAN hanya pemerataan tetapi juga mutu dan
relevansi
Pendidikan untuk semua
Setiap anak berhak untuk mengakses dan mendapatkan fasilitas pendidikan yang
layak
Belajar hidup bersama dan bersosialisasi
Setiap anak berhak untuk mendapatkan perhatian yang sama sebagai peserta didik
FALSAFAH PENDIDIKAN INKLUSIF
Integrasi pada lingkungan
Setiap anak berhak menyatu dengan lingkungannya dan menjalin kehidupan sosial
yang harmonis
Penerimaan terhadap perbedaan
Setiap anak berhak dipandang sama dan tidak mendapatkan diskriminasi dalam
pendidikan
INCLUSIVE
EDUCATION
Suatu ideologi, sistem dan atau strategi
pendidikan/Pembelajaran dimana anak-anak
DALAM SETING
ABK
pendidikan/Pembelajaran dimana anak-anak
berkebutuhan khusus (disabilitas) mengikuti
pendidikan/pembelajaran dalam satu lingkungan
pendidikan secara bersama dengan anak-anak
lainnya (“normal”), dengan sistem layanan
pendidikan yang disesuaikan dengan
kemampuan/kebutuhan nya.
Konsep PENDIDIKAN INKLUSIF
•
Menurut UNESCO :
“Sebuah pendekatan untuk mencari cara bagaimana
mengubah sistem pendidikan guna menghilangkan
hambatan yang menghalangi siswa untuk terlibat secara
hambatan yang menghalangi siswa untuk terlibat secara
penuh dalam pendidikan. Hambatan tersebut dapat
berhubungan dengan latar belakang suku, jender, status
sosial, kemiskinan, kecacatan, DLL...sumber
http://www.unescobkk.org/education/appeal.
Apa itu PENDIDIKAN INKLUSIF
•
Dalam penjelasan Ps 15 UU No. 20/2003 : “pendidikan khusus
bagi peserta didik yang mengalami hambatan belajar karena
kelainan fisik, mental, intelektual, emosi dan social, dan/atau
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa, dapat
diselenggarakan secara inklusif dan/atau berupa satuan pendidikan
khusus.
diselenggarakan secara inklusif dan/atau berupa satuan pendidikan
khusus.
•
Permendiknas Nomor 70 tahun 2009. Pendidikan Inklusif adalah
sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan
kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki
potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti
pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan
secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.
6 KUNCI PROSES LAYANAN ABK DI SEK. INKLUSI
Merancang Materi
Pembelajaran yang
Fleksibel
Menetapkan Tujuan
dan Target Belajar
Memahami Peta
Karakter Peserta Didik
1
2
3
Membagi Tugas
Dan Peran Guru
(Co-Teaching)
Monitoring
dan
Evaluasi
Menyiapkan
Sumber Daya
(Resources)
6
5
4
PENDIDIKAN INKLUSIF
10/22/2016
27
STRATEGI PEMBUDAYAAN PI
1. Pembentukan dan Pemberdayaan POKJA PI
1. Pembentukan dan Pemberdayaan POKJA PI
2. Penyusunan dan/atau Evaluasi grand design pendidikan
inklusif
3. Pendataan ABK usia sekolah belum sekolah dan
Penelusuran ABK Pasca Sekolah
3. Pendataan ABK usia sekolah belum sekolah dan
Penelusuran ABK Pasca Sekolah
4. Pendampingan dan Penguatan Sekolah Inklusi
5. Pengadaan dan Peningkatan kapasitas SDM Pendidikan
Inklusif
6. Publikasi, (media cetak dan media elektronik dan web.),
pameran dan promosi,
STRATEGI PEMBUDAYAAN
7. Regulasi
(Perda, Perbub/Perwali, Kebijakan, Panduan, Juklak
, Juknis, aksesibilitas, dll)
8. Pengembangan Model Sekolah Inklusi
9. Pengembangan Pusat Dukungan (Pusat Sumber)
9. Pengembangan Pusat Dukungan (Pusat Sumber)
10.Pemberian penghargaan (anugerah, lomba, unjuk
gelar, vestival)
11.Pemberian bantuan social
12.Penguatan pangkalan data informasi (PADATI)
13.Membangun komitmen bersama melalui networking
14.Monitoring dan Evaluasi
KARAKTERISTIK
PENDIDIKAN INKLUSIF
1.
Anak berkebutuhajn khusus (ABK) belajar dalam satu
lingkungan pendidikan secara bersama dengan anak-anak
lainnya (“normal”).
2.
Anak berkebutuhan khusus memperoleh layanan pendidikan
yang bermutu.
3.
Anak berkebutuhan khusus memperoleh layanan pendidikan
yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Sistem
pendidikan disesuaikan dengan kondisi anak.
Kebijakan Pencegahan Siswa Putus Sekolah dan Peningkatan
Angka Keberlanjutan Siswa
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan
2. Integrasi Bantuan Siswa Miskin SD – PT
3. Peningkatan satuan biaya bantuan siswa miskin
4. Peningkatan cakupan penerima BIDIK MISI
Kebijakan Nasional
1. Mengidentifikasi lulusan jenjang SD/SDLB/MI dan SMP/SMPLB/MTs
2. Menghitung daya tampung SMP/SMPLB/MTs dan SMA/SMALB/MA/SMK
3. Mengidentifikasi siswa yang memiliki resiko putus sekolah (seperti siswa yang berasal dari
keluarga kurang mampu)
4. Memastikan siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu mendapatkan bantuan
pendidikan
5. Membuka Posko penerimaan siswa baru Memastikan semua anak usia sekolah bersekolah
Peran Provinsi dan Kabupaten/Kota
31
31
KODE URAIAN
PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/LOKASI/SUBOUTPUT/KOMPONEN
APBN 2016 APBNP 2016 USULAN TAMBAHAN SASARAN ANGGARAN (X 1.000) SASARAN ANGGARAN (X 1.000) SASARAN ANGGARAN (X 1.000) 1999.17 Sekolah Yang Direhabilitasi 2111 Sek 117,638,955
1999.18 Unit Sekolah Baru (USB) 5 Unit 10,215,720 10 Unit 21,000,000
1999.19 Ruang Kelas Baru (RKB) 5 Rg 450,000 50 Rg 4,500,000 1999.20 Ruang Keterampilan - Rg
-1999.22 Sekolah Memenuhi SPM-Sarana Prasarana - Sek - 573 Pkt 14,193,300
- Penyediaan Mebiler PK-LK 573 Pkt 6,933,300 - Rintisan SSN SLB 33 Sek 7,260,000
1999.24 Alat Pendidikan/Bantu - Sek - 380 Pkt 46,360,000 615 Pkt 75,000,000 1999.26 Perpustakaan dan Sarana Pendukung 3 Sek 629,640 472 Pkt 55,083,344 357 Pkt 75,000,000
1999.27 Asrama Siswa - Pkt
-1999.28 Unit Gedung Baru (UGB)/Ruang Penunjang Lainnya (RPL) 3 Unit 570,000 30 Pkt 6,880,860
1999.30 Dokumen Pedoman Pengembangan Kelembagaan dan Peserta Didik 2 Dok 3,654,833 33 Prop 12,500,000
- Pengembangan/Peningkatan Mutu Kelembagaan dan Peserta Didik 2 Dok 3,654,833 33 Prop 12,500,000 1999.31 OSN Untuk Anak Berkebutuhan Khusus 48 Mdl 7,640,484
1999.31 Kompetisi Internasional Siswa Berbakat 10 Mdl 3,100,000 1999.32 O2SN Untuk Anak Berkebutuhan Khusus 40 Mdl 6,361,540 1999.33 FLS2N Untuk Anak Berkebutuhan Khusus 40 Mdl 16,409,118 1999.33 FIKSI (Festival Inovasi Kewirausahaan Siswa Indonesia) 18 Mdl 2,958,150
KODE URAIAN
PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/LOKASI/SUBOUTPUT/KOMPONEN
APBN 2016 APBNP 20126 USULAN TAMBAHAN SASARAN ANGGARAN (X 1.000) SASARAN ANGGARAN (X 1.000) SASARAN ANGGARAN (X 1.000)
1999.35 Sekolah Penerima Bantuan Operasional PK-PLK (Ops SLB, Sek Ink, Sek
CI BI) 107,118 Swa/Sek 124,707,656 107,356 Swa 105,787,500
- Bantuan Operasional Sekolah PK LK (SLB, Sek Inklusif, Sekolah CI BI) 933 Sekolah 38,294,061 1,171 Sek 52,695,000 - Bantuan Belajar/Beasiswa PK LK 106,185 Swa 86,413,595
- Tambahan Unit Cost Bantuan Belajar/Beasiswa PK LK 106,185 Swa 53,092,500 1999.36 Layanan Perkantoran 12 Bln 15,933,710