• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN BATIK TULIS SEBAGAI SARANA PENERAPAN KARAKTER DAN PENGETAHUAN SKILL PADA PANTI ASUHAN LMI DESA GULUN KECAMATAN TAMAN KOTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN BATIK TULIS SEBAGAI SARANA PENERAPAN KARAKTER DAN PENGETAHUAN SKILL PADA PANTI ASUHAN LMI DESA GULUN KECAMATAN TAMAN KOTA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN BATIK TULIS SEBAGAI SARANA

PENERAPAN KARAKTER DAN PENGETAHUAN SKILL

PADA PANTI ASUHAN LMI DESA GULUN KECAMATAN

TAMAN KOTA

Puspa Ngesti Kumala Sari * Indriyana Dwi Mustikarini, S.H.m M.H.**

Abstrak

atik merupakan warisan budaya bangsa yang perlu dilestarikan keberadaannya karena banyak masyarakat yang mengagumi keindahannya. Kondisi ini bisa di lihat dari minat masyarakat terhadap batik yang sangat signifikan. Momentum tersebut mestinya dimaknai oleh segenap negeri ini untuk meningkatkan harkat hidup para pengrajin dan buruh batik tradisional. Selain menjadi warisan budaya yang termashur batik juga harus bisa menjadi leverage ekonomi kerakyatan. Apalagi banyak daerah yang mulai mengembangkan industri Batik dengan motif khas daerahnya tempatnya. Salah satu upaya untuk meningkatkan minat membatik adalah dengan cara mengenalkan budaya batik kepada generasi muda dan anak ± anak usia dini agar mereka dapat mengerti warisan budaya Indonesia dan tidak lupa dapat melestarikan dengan salah satu nya yaitu memakai baju batik, atau bahkan bisa memnbuat gambar batik dan kerajinan batik yang bisa di perjual belikan.

Metode Pembelajaran yang digunakan melalui format pelatihan batik tulis dimana dapat membuat suasana menjadi menyenangkan. Pembelajaran ini bisa diterapkan melalui metode pelatihan batik tulis.

Tujuan di adakan pelatihan batik ini yaitu untuk membentuk karakter yang baik seperti contoh lebih mengenal budaya batik pada panti asuhan dan anak juga bisa mendapatkan pengetahuan skill dari keahlian pelatihan batik yang akan diterapkan oleh Penulis kepada panti asuhan dan hasil pelatihan batik nanti akan bisa digunakan untuk membuka peluang bisnis atau membuka lapangan kerja, sehingga dapat memperbaiki taraf ekonomi keluarga. Diharapkan dengan pelatihan batik tulis ini anak ± anak mampu memiliki karakter toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar. Dari berbagai karakter tersebut anak-anak menuangkannya dalam pola batik karya mereka sendiri sehingga mereka dapat berkarya sesuai kreatifitas yang mereka miliki.

Kata Kunci : Pelatihan, Batik Tulis, Pendidikan Karakter

* Mahasiswa IKIP PGRI MADIUN ** Dosen PPKn IKIP PGRI MADIUN

(2)

I. PENDAHULUAN

Batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia. Momentum tersebut mestinya dimaknai oleh segenap negeri ini untuk meningkatkan harkat hidup para pengrajin dan buruh batik tradisional. Selain menjadi warisan budaya yang termashur batik juga harus bisa menjadi leverage ekonomi kerakyatan. Namun seiring perkembangan zaman baju batik masyarakat lebih mengenal batik dan juga kita hanya mengenal melalui gambar karna musnahnya warisan budaya bangsa akibat masyarakat sekarang ini kurang melestarikan budaya yaitu batik. Beberapa daerah saat ini sudah melupakan budaya bangsa tersebut terutama kota – kota kecil seperti kota madiun.

Di dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini kondisi sasaran kegiatan yaitu di Lembaga Managemen Infaq (LMI) Desa Gulun Kecamatan Taman Madiun. Dalam kegiatan pengabdian ini diharapkan anak mampu berpikir secara baik dengan cara penulis mendidik

karakter dari anak- anak panti asuhan dengan cara menerapkan tingkat pengetahuan batik sebagai dasar pendidikan karakter dari setiap anak-anak Lembaga. Pendidikan karakter sangat dibutuhkan untuk membentuk peserta didik yang berkarakter positif dengan mencakup pendidikan nilai, budi pekerti, moral dan watak yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memberi keputusan baik buruk. Sasaran yang diharapkan dengan adanya pelatihan batik tulis ini yaitu kita bisa membentuk karakter dari anak tersebut menjadi baik seperti contoh mampu mengharumkan budaya sendiri khususnya batik. Permasalahan yang dihadapi di dalam lembaga adalah kurangnya pendidikan dari orang tua yang sangat menyepelekan pendidikan dari si anak tersebut sehingga pendidikan karakter dari anak tidak berkembang menjadi baik bahkan bisa jadi anak yang kurang pendidikan akan menjadi tidak bermoral dan tingkah laku yang tidak baik.

Kecerdasan yang perlu

(3)

karakter meliputi ranah afektif, kognitif psikomotorik atau kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi. Selain kurangnya tenaga pendidik juga menjadi faktor kurangnya peduli terhadap Lembaga tersebut.

Permasalahan yang berikutnya adalah tidak adanya pendidikan karakter sejak dini yang menjadi masalah di dalam masyarakat. Jika pendidikan karakter tidak di didik sejak dini maka karakter pada anak tidak akan berkembang, sikap moral atau tingkah laku juga sulit untuk di ubah apabila tidak ada rasa niat dari dalam diri anak tersebut. Kasus yang lain adalah yang di hadapi masyarakat yaitu pendidikan dari luar lingkungan yang kurang baik bagi pikiran dan karakter anak, pantauan orang tua sangat penting bagi pembentukkan karakter anak karena sifat dari sang anak masih kurang labil, pengaruh dari lingkungan yaitu perilaku moral dimana pendidikan moral lebih cenderung pada penyampaian nilai-nilai yang benar dan nilai-nilai yang salah.

Selain itu permasalah di

panti asuhan LMI yaitu kurang pengetahuan mengenalkan batik,dari pelatihan batik inilah anak- anak di panti asuhan akan mendapat suatu pengetahuan dan ketrampilan untuk bisa membuat batik secara baik dan membentuk karakter pada anak panti asuhan menjadi peduli terhadap kebudayaan batik. Jumlah anak yang akan mengikuti pelatihan sebanyak 20 anak, dari 20 anak tersebut kami membagi mereka menjadi 4 kelompok agar pelatihan tersebut lebih optimal. Penulis menyiapkan beberapa bahan- bahan dan peralatan yang akan di bagikan pada masing masing kelompok. Dan memberikan contoh sebelum mereka

membuat batik

(www.kianbatik.com).

Dari beberapa alasan tersebut maka penulis tergugah untuk melaksanakan pelatihan batik di Panti Asuhan LMI Desa Gulun, Kecamatan Taman, Kota Madiun yang di khususkan pada anak – anak sebagai sarana pendidikan karakter, kegiatan ini selain bertujuan untuk melatih pengetahuan (Fathcul Mu’in; 289) namun juga bertujuan agar mereka mengenal, mencintai dan

(4)

menerapkan batik sebagai budaya bangsa. Pelatihan batik di sebuah panti asuhan yang memiliki kondisi tempat strategis, di sebuah kompleks perumahan yang kondisi sosialnya individual namun secara garis besar wilayah, fisik dan ekonomi di dalam panti asuhan tersebut masih kurang tenaga pendidik di dalam panti asuhan.

II. METODELOGI

Metode pelaksanaan program kreativitas mahasiswa ini melalui beberapa tahap sebagai berikut : 1. Pada tahap awal dilakukan

observasi di Lembaga Managemen Infaq (LMI) Gulun Taman Kota Madiun mengenai jumlah anak-anak pondok dan non pondok yang ingin di amati pembentukan karakter dan skill setelah membatik.

2. Hasil observasi dikonsultasikan dengan dosen pembimbing sekaligus konsultasi mengenai perancangan program dan proposal PKM-M.

3. Tahap selanjutnya persiapan untuk pelatihan batik, sebelum

kita melatih anak-anak Lembaga untuk membatik, kami terlebih dahulu melakukan kursus membatik di tempat pelatihan yang berada di Jl. Merpati. Setelah kami mulai mahir dalam membatik, barulah kami melatih anak-anak lembaga serta mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk membatik seperti wajan, kompor, canting, malam, kain, dan pewarna untuk proses pewarnaan dan nglorod.

Penerapan dan Evaluasi meliputi beberapa tahap sebagai berikut:

a. Perencanaan program

Perencanaan kegiatan meliputi pembagian tugas, pembuatan jadwal, dan pembelian peralatan membatik.

b. Konsultasi dengan pihak terkait Hasil dari perencanaan program dikonsultasikan dengan pihak LMI untuk mendapatkan kesepakatan waktu, tempat, serta jumlah anak-anak Lembaga yang akan mengikuti pelatihan.

c. Sosialisasi

(5)

dengan pihak LMI disosialisasikan kepada anak-anak Lembaga terlebih dahulu sebelum melakukan pelatihan kegiatan sosialisasi dilaksanakan agar anak-anak mendapatkan gambaran tentang kegiatan program PKMM. d. Pelaksanaan

Mendampingi anak-anak Lembaga melakukan pelatihan batik dan tahap-tahap dari proses membatik sekaligus membantu proses pewarnaan dan nglorod. e. Evaluasi program

Membuat evaluasi perkembangan program, pembuatan laporan

perkembangan dan

menyelesaikan kegiatan yang telah disusun pada rancangan program. Memberi bekal kepada anak-anak Lembaga mengenai langkah-langkah pembuatan batik sehingga anak-anak memiliki kemampuan untuk membuat batik ke dalam kegiatan tambahan mereka selama di Lembaga. Evaluasi program, membuat dan menyusun rencana tindak lanjut. Penyusunan laporan akhir pada saat ini masih dalam proses penyelesaian dikarenakan penulis

mendahulukan laporan kemajuan.

III. PEMBAHASAN

Data yang dikumpulkan berdasarkan angket yang telah diberikan kepada anak panti untuk mengetahui karakter anak panti terhadap pelatihan batik tulis adalah sebagai berikut :

1. Dari 15 anak panti yang mengikuti pelatihan batik tingkat pendidikan karakter yang dicapai\

2. Dari 15 anak yang sudah memiliki ketrampilan lebih meningkat dengan dibuktikan setelah melakukan pelatihan 5x pertemuan dalam tiapa minggunya.

3. Dari 10 orang dapat diketahui tingkat minat untuk mengikuti pelatihan batik lebih besar dibanding 5 orang yang tidak minat mengikuti pelatihan batik tersebut.

4. Dari dari 10 orang didik pelatihan batik khusus cara penyampaian materi dipanti, diperoleh data 80% yang lebih suka pelatihan membatik

(6)

dibanding 20% yang tidak tertarik pada pelatihan batik.

5. Dari 10 orang didik sebagian besar berpendapat lebih senang membatik dan dapat memotivasi untuk berwirausaha kedepannya, pelatihan ini juga dapat membentuk karakter yang lebih baik pada individu, terkait penyimpangan karakter. 6. Dari 10 orang berharap kegiatan

pelatihan batik dapat terus diadakan dan berkelanjutan karena kegiatan yang menyenangkan dan dapat membentuk karakter individu yang baik

Berdasarkan pembahasan angket di atas dapat diperoleh hasil bahwa secara keseluruhan batik anak panti, dimana karakter anak yang sebelumnya belum sepenuhnya terbentuk sekarang dengan adanya pelatihan batik karakter individu anak terbentuk dan dapat meningkatkan rasa percaya diri dan

meningkatkan kemampuan

berinteraksi sosial, serta siswa merasa lebih termotivasi untuk mencapai cita-cita dan mempersiapkan masa depan. kemampuan dalam

membatik terlihat pada waktu anak-anak menyanting dengan pola abstrak.

Tertanamnya nilai-nilai toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, peduli ligkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab dalam melakukan pelatihan batik dimana nilai tersebut merupakan bekal mereka untuk membuta batik. Anak-anak LMI memiliki kemampuan untuk membatik tulis.

IV. KESIMPULAN

Dari kegiatan PKM bidang Pengabdian Masyarakat ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Pelatihan Batik Tulis dapat

memberikan bekal kepada anak -anak panti untuk bisa berwirausaha ke depannya;

b. Tertanamnya nilai-nilai toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, peduli

(7)

ligkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab dalam melakukan pelatihan batik dimana nilai tersebut merupakan bekal mereka untuk membuat batik; c. Dapat memberikan ketrampilan

dan pengetahuan kepada anak- anak panti tentang batik tulis.

DAFTAR PUSTAKA

Fathcul Mu’in. 2011. Pendidikan

Karakter Kontruksi Teoritik & Praktik. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media

Abdul Majid. 2011. Pendidikan

Karakter Prespektif Islam.

Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Lusi Mahliana, Indriyana Dwi Mustikarini. Pendidikan Karakter Anak Melalui Seni Batik. Madiun: Citizenship

Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan. IKIP PGRI MADIUN NN. 2013. Bahan-bahan Pembuatan batik Tulis. http://www.kiani batik.com/news/21. (diakses pada tanggal 07 Oktober 2013; 13.00)

Referensi

Dokumen terkait

Tugas Akhir Program Sarjana Strata Satu (S1) dengan judul: “ Analisis Pengaruh Atribut Produk (Merek, Kualitas, Kemasan) terhadap Keputusan Pembelian Rokok Marlboro pada

Hasil uji t hasil belajar menunjukkan p-value sebesar 0,000 < 0,05 yang artinya ada perbedaan yang signifikan. Selanjutnya dari segi penanaman karakter toleransi siswa

2016 (Lelang Ulang), telah melaksanakan monitoring pendaftaran terhadap calon penyedia melalui website Lpse Polda Sumsel (www.lpse.sumsel.polri.go.id) :.. Nama Paket :

Pada saat ini, PPNI Jawa Tengah sedang berupaya agar semua perawat dipermudah dalam mendapatkan STR (surat tanda registrasi) khusus bagi perawat yang baru

politik luar negeri Bush terhadap program nuklir Korea Utara.. Bab

bahwa Peratanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun Anggaran 2008 perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah sesuai dengan

Hidrodinamika sistem resirkulasi berhubungan dengan sistem filter yang digunakan, debit air yang keluar dari media budidaya akan mempengaruhi waktu tinggal limbah nutrien

M aka t indakan yang dapat dilakukan oleh pemerint ah adalah mengurangi jumlah uang beredar dan meningkat kan persediaan barang.. perubahan fisik