KEBIJAKAN LUAR NEGERI AS PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE W. BUSH TERHADAP PENGEMBANGAN
PROGRAM NUKLIR KOREA UTARA
A. Latar Belakang
Korea Utara memusatkan perhatiannya pada pengaktifan kembali reaktor
nuklir, untuk melindungi negaranya jika serangan dari Amerika Serikat.
Pengembangan ini dilakukan karena Korea Utara merasa terancam dan tidak aman
terhadap situasi di sekitarnya. Atas dasar itulah maka Korea Utara menganggap
pengembangan dan pemilikan senjata-senjata nuklir masih tetap merupakan suatu
pilihan yang terbuka bagi beberapa negara, baik karena pertimbangan militer,
politik maupun ekonomi. Perasaan tidak aman karena timbulnya Amerika Serikat
seringkali melakukan ancaman dan tekanan terhadap Korea Utara.1
Program nuklir Korea Utara dimulai pada tahun 1956 ketika sebuah
perjanjian dengan Uni Soviet dalam kerjasama penggunaan damai energi nuklir
ditandatangani. Dalam perjanjian ini, Korea Utara mulai mengirim para ilmuwan
dan teknisi ke Uni Soviet untuk mendapatkan pelatihan dalam program Moscow
yang bertujuan untuk melatih para ilmuwan dari negara komunis lain.2
Krisis nuklir Semenanjung Korea yang melibatkan AS, Uni Soviet dan
negara-negara Asia Timur dimulai ketika Korea Utara melakukan invasi terhadap
Korea Selatan. AS berkali-kali berusaha menghentikannya dengan menggunakan
1 William J. Perry, ”Proliferation on the Peninsula: Five North Korean Nuclear Crises,” Annals of the American Academy of Political Science, Vol. 607 (Sage Publications, Inc. 2006), hlm. 80.
senjata nuklir. Buntunya penyelesaian Perang Korea merupakan suatu isu
sepanjang pemilihan Presiden AS tahun 1952.3
Pengembangan nuklir ini oleh Korea Utara dianggap sebagai salah satu cara
untuk menyeimbangkan kekuatan. Pengembangan senjata nuklir memainkan
peranan penting sebagai “pengimbangan strategis” (strategic equalizer) yaitu
suatu senjata untuk menetralisasi keunggulan pihak lawan atau yang dianggap
potensial sebagai lawan.4 Dan pengembangan senjata nuklir Korea Utara
memberikan efek negatif pada kepentingan ekonomi negara-negara seperti
Amerika Serikat, Jepang, Cina, bahkan Korea Selatan, hal ini disebabkan karena
banyaknya pelaku usaha yang membatalkan investasinya dikawasan Asia Timur
dengan alasan keamanan. Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang
berdampak pada perubahan konteks politik Internasional menjadi rawan konflik,
Korea Utara juga didesak banyak pihak untuk ikut bergabung kedalam suatu
kesepakatan dalam program Nuclear non-proliferation treaty atau penghentian
pengembangbiakan nuklir (NPT). NPT tersebut merupakan suatu kesepakatan
yang berisi tentang pelarangan dalam pengembangbiakan dan kepemilikan senjata
nuklir dalam kategori sebagai senjata pemusnah massal. Korea Utara menjadi
anggota NPT pada tanggal 12 Desember 1985. Namun setelah 18 bulan menjadi
anggota tetap NPT, kemudian Korea Utara mengakhiri kesepakatan tersebut
3 Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010, ( pdf ) Pengembangan Senjata Nuklir Korea Utara dan Kondisi Keamanan Regional Asia Timur, di akses pada tanggal 3 desember 2012
karena Korea Utara menilai NPT tidak mampu melindungi keamanan dan
mengakui kedaulatan Korea Utara.5
Banyaknya tekanan dan reaksi keras terhadap Korea Utara yang
menyebabkan pada pengembangan nuklirnya di tahun 2004, tidak menjadikan
negara tersebut surut pada aksi nekadnya. Sebagai negara kecil yang memiliki
banyak keterbatasan, Korea Utara membutuhkan suatu strategi untuk mencapai
kepentingan nasionalnya. Pencapaian hal tersebut dilakukan melalui
pengembangan persenjataan nuklirnya. Walaupun dengan segala resiko yang akan
menghadangnya, Korea Utara tetap meneruskan program reaksi nuklirnya sebagai
jalan untuk mendapatkan kepentingan negaranya.
Uji coba nuklir Korea Utara pada 9 oktober 2006 membongkar kembali
ingatan dunia internasional akan uji coba yang dilakukan oleh negara – negara
pemilik senjata nuklir sebelumnya. Reaksi keras, ketakutan, dan kekhawatiran
akan dampak uji coba nuklir ini mengundang beragam pihak melakukan reaksi
yang berbeda terhadap Korea Utara. Reaksi paling keras muncul dari kelompok
enam Negara yang selama ini telah melakukan diplomasi multilateral ( Six party
talks ) untuk menggagalkan ambisi nuklir korea utara, yaitu Amerika Serikat,
Rusia, Jepang, Cina, dan Korea Selatan. Bahkan reaksi keras ini diwujudkan
dalam bentuk resolusi PBB 1718 tanggal 14 oktober 2006 yang secara garis besar
berisi larangan uji coba nuklir bagi Korea Utara.6
5 Jurnal, R Aditia Harisasongko, Diplomasi Amerika Serikat terhadap Korea Utara dalam Upaya Menyelesaikan Krisis Nuklir di Semenanjung Korea (1994-2007), terdapat di
http://journal.unair.ac.id/detail_jurnal.php?id=2813&med=23&bid=8, diakses pada tanggal 15 februari 2013
Korea Utara berusaha untuk mengembangkan nuklir. Program nuklir yang
dilakukan Korea Utara pada masa ini memiliki tujuan:7.
1. Meningkatkan kekuatan untuk mencapai posisi setara dengan Korea Selatan
2. Menambah kewibawaan dan pengaruh Korea Utara dalam hubungan antar
negara di dunia
3. Digunakan sebagai sarana pemerasan agar mendapatkan keuntungan dari
Korea Selatan
4. Sebagai strategi penyeimbang terhadap persenjataan Korea Selatan.
Sementara itu alasan politis Korea Utara lebih dilandasi kepentingan untuk
menaikan posisi tawar ( bargaining position ) Korea Utara di tingkat
internasional. Ini berkaitan dengan sikap komunitas internasional yang berusaha
mengasingkan dan bersikap keras terhadap Korea Utara. Senjata nuklir akan
digunakan untuk menekan komunitas internasional agar melibatkan Korea Utara
di dalam percaturan global. Selain juga untuk memajukan
kepentingan-kepentingan Korea Utara seperti, mencabut sanksi keuangan internasional yang
diterimanya.8 Tindakan-tindakan Amerika Serikat ini merupakan dari serangkaian
kebijakan luar negeri Amerika Serikat terkait kompetisi ekonomi memperkuat
pertahanan di perbatasan negara-negara, mewujudkan perdamaian, kebebasan, dan
upaya perluasan ideologi demokrasi.
Secara umum berbagai arah kebijakan luar negeri Amerika Serikat di tujuan
nasionalnya yaitu memantapkan diri di dunia sebagai polisi dunia, dominasi
sumber daya alam, orientasi ekonomi, penyebaran ideologi liberalisme dan
7 Op Cit
demokrasi, keamanan nasional dan pemberantasan terrorisme, dan mewujudkan
tatanan dunia baru. Dalam format politik internasional Amerika Serikat terdapat
dua pilar paling mengemuka yang dijadikan kebijakan pokok negara adidaya itu
adalah demokratisasi (termasuk HAM) dan liberalisme ekonomi dunia9.
Arah kebijakan luar negeri Amerika Serikat di bawah kepemimpinan
presiden George W. Bush sangat kental dengan unsur-unsur militeristik dan Arah
kebijakan luar negeri AS yang berada di bawah pemerintahan George W. Bush
sangat menonjolkan penerapan instrumen militer ataupun isu-isu keamanan dalam
kebijakan-kebijakan politik luar negerinya10.
B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan masalah
Dari pembahasan yang penulis telah uraikan pada latar belakang masalah,
maka penulis membatasi masalah pada masa george W. Bush perionde I dan
berakhirnya pemerintahan George W.Bush terhadap pengembangan program
nuklir Korea Utara.
2. Rumusan Masalah
Merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian, sebagai berikut:
1. Bagaimana kebijakan politik luar negeri Amerika terhadap pengembangan
program nuklir Korea Utara pada masa pemerintahan George W. Bush ? 9 Ibid
10 Pergeseran Arah Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat: Kepemimpinan George W. Bush vs Kepemimpinan Barack Obama, terdapat di
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana kebijakan
politik luar negeri AS yang dilakukan pada masa pemerintahan George W.
Bush terhadap Pengembangan Program Nuklir Korea Utara.
2. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian
ini yaitu sebagai berikut:
a. Manfaat Akademis, penulisan ini dapat menjadi sumber refrensi bagi
peneliti atau pihak lain yang ingin melengkapi kajian-kajian yang telah
ada dengan pokok pembahasan yang sama dan memberikan sumbangan
pemikiran bagi pengembangan keilmuan Hubungan Internasional,
khususnya yang mengkaji masalah mengenai kebijakan politik luar
negeri AS pada masa pemerintahan George W. bush terhadap
pengembangan program nuklir Korea Utara.
b. Manfaat Praktis, dapat memberikan tambahan pengetahuan dan
pengalaman kepada penulis dan pihak lain dalam memahami kebijakan
yang dilakukan bush terhadap program nuklir korut.
C. Teori dan Kerangka Konseptual
Kebijakan luar negeri merupakan strategi atau rencana tindakan yang
dibuat oleh para pembuat keputusan negara dalam menghadapi negara lain
atau unit internasional lain, dan diarahkan untuk mencapai tujuan nasional.
Kebijakan luar negeri yang dijalankan oleh pemerintah suatu negara memang
bertujuan untuk mencapai kepentingan nasional masyarakat yang
diperintahnya meskipun kepentingan nasional suatu bangsa pada waktu itu
ditentukan oleh siapapun yang berkuasa pada waktu itu11. Menurut Rosenau,
kebijakan luar negeri ditujukan untuk memelihara dan mempertahankan
kelangsungan hidup suatu negara12. Dalam kebijakan luar negerinya setiap
negara memiliki tujuan-tujuan atatpun kepentingan-kepentingan tertentu.
Adapun tujuan dari kebijakan luar negeri dari suatu negara adalah fungsi dari
proses dengan bagaimana tujuan tersebut disusun. Kebijakan luar negeri
merupakan tanggapan terhadap struktur kebutuhan internalnya, hal ini
mencerminkan tanggapan terhadap tekanan lingkungan baik internal maupun
eksternalnya13.
Politik luar negeri suatu negara dipastikan mengarah kepada promosi
kepentingan nasional suatu negara termasuk juga negara Amerika Serikat.
Tindakan-tindakan Amerika Serikat ini tercermin dari serangkaian kebijakan
luar negeri Amerika Serikat terkait kompetisi ekonomi, memperkuat
pertahanan di perbatasan negara-negara, mewujudkan perdamaian, kebebasan,
dan upaya perluasan ideologi demokrasi. Namun pada dasarnya politik luar 11Mochtar Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional : Displin dan Metodologi, (Jakarta,
LP3ES,1994), hal. 184.
12James N. Rosenau, Gavin Boyd, Kenneth W. Thompson. 1976. World Politics: An Introducion. New York: The Free Press, hal 27
negeri tidak pernah pernah bersifat tetap, politik luar negeri harus merespon
dan merumuskan kebijakan sesuai dengan kepentingan nasional dan peluang
dalam hubungan internasional14.
Beberapa aktor yang memegang peranan penting dalam kebijakan luar
negeri amerika serikat yaitu :15.
1. Presiden berperan sebagai penyelenggara politik luar negeri melalui
departemen luar negeri dan menunjuk dan memberhentikan duta besar (atas
persetujuan kongres)
2. Kongres berperan dalam menunjuk duta besar dan menyetujui ataupun
meratifikasi pembuatan kebijakan yang di buat oleh presiden.
3. Senat dan house of representative berperan dalam mengeluarkan resolusi
ataupun menolaknya
4. Departemen berperan dalam penyelenggaraan secara administrative politik
luar negeri Amerika Serikat.
Suatu negara menggunakan politik luar negerinya, untuk menjalin hubungan
dengan negara lain, yang meliputi semua kebijakan yang diambil oleh suatu
negara yang memiliki pengaruh terhadap hubungan antar pemerintah dengan
pemerintah yang lain.16 Politik luar negeri suatu negara berarti pencapaian
tujuan-tujuan, yang dicapai di luar batas yurisdiksi nasional. Esensi dari politik luar
14Farid Wadji, Politik Luar Negeri Amerika Pasca Tragedi WTC, Terdapat di http:
//farid1924.wordpress.com/2008/04/15/politik-luar-negeri-amerika-pasca-%E2%80%98tragedi-wtc%E2%80%99/ di akses pada tanggal 21` februari 2013
15Kebijakan Luar negeri Amerika Serikat, Terdapat di
http://anzalfitrov.blogspot.com/2011/11/kebijakan-luar-negeri-amerika-serikat.html, Diakses pada tanggal 21 februari 2013
negeri merupakan rencana dan kebijakan-kebijakan yang ditujukan kepada tujuan
yang satu yakni perwujudan kepentingan nasional demi mempertahankan
kelangsungan hidup negara. Sehingga setiap pengambilan kebijakan luar negeri,
suatu negara selalu mendasarkan pada kepentingan nasional.
Dalam kebijakan politik luar negeri terdapat tipe keputusan yang akan
diambil oleh pembuat keputusan di suatu Negara. Tipe-tipe keputusan tersebut
antara lain: keputusan makro ( macro decisions ), Keptusan mikro ( micro
decesions ), dan keputusan krisis ( crisis decesions ). Makro merupakan suatu
garis besar umum yang dipergunakan sebagai petunjuk bagi organisasi
pemerintahan yang sehari-hari bertanggung jawab mengarahkan
keputusan-keputusan rutin dalam implementasi kebijakan luar negeri. Keputusan mikro
dikenal sebagai keputusan administrasi dan biasanya dibuat lebih rendah dari
organisasi pemerintahan, dan biasanya dikerjakan secara individu bukan oleh
kepemimpinan politik. Sedangkan keputusan krisis adalah keputusan yang mirip
dengan keputusan mikro, namun merupakan keputusan kecil yang melibatkan
pembuatan keputusan tingkat tinggi. Keputusan ini sangat mempengaruhi
keamanan nasional dan keamanan kawasan ataupun global.
E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan tipe
penelitian Deskriptif, dimana peneliti mencoba memberikan gambaran
umum kebijakan politik luar negeri AS pada masa pemerintahan George
2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data sekunder
yang diperoleh dari buku-buku literature, Koran maupun situs internet
yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitan ini, peneliti melakukan pencarian dan
pengumpulan data melalui penelusuran informasi dari internet dan
kepustakaan ( library Research ) berupa buku – buku ilmiah yang
berhubungan dengan pokok bahasan sehingga sangat membantu dalam
proses penyelesaian.
4. Teknik Analisis Data
Hasil dari pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik analisis
data Kuantitatif dengan mengabungkan data yang satu dengan yang
lainnya dan memiliki hubungan keterkaitan yang dianggap mendukung
permasalahan yang diteliti.
5. Definisi Operasional
a. kebijakan luar negeri AS pada masa pemerintahan George W.bush
kebijakan Luar negeri AS merupakan sebuah tindakan yang
dilakukan oleh bush yang diambil dari indikator atas situasi di
semenanjung korea terhadap pengembangan program nuklir Korea
utara dimana korea uatara merupakan kepemilikan senjata nuklir yang
mengancam keamanan negara – negara tetangganya termasuk AS dan
Korea Utara berpotensi lebih meningkatkan kapabilitas militer mereka
dengan senjata-senjata yang dapat menyaingi Amerika Serikat, dalam
pertahanan dan keamanan. Namun, kebijakan luar negeri AS pada
masa pemerintahan George W. Bush merupakan kebijakan dalam
perubahan mulitilateral menjadi nulateral yang mengandalkan aksi –
aksi militer dan kebijakan tersebut mengarah pada promosi
kepentingan nasional suatu negara.
b. Program nuklir Korea Utara
Program nuklir Korea Utara adalah program nuklir dimana
korea utara yakin program nuklirnya adalah cara efektif untuk
membawa AS ke meja negosiasi maupun sebagai suatu alat penjamin
keamanan rezimnya dan juga bisa mendapat keuntungan ekonomi
seperti bantuan bervariasi, oleh karena itu Program nuklir korea utara
merupakan strategi inti agenda utama nasional. Pengembangan senjata
nuklir oleh Korea Utara dapat mengancam keamanan negara-negara
tetangganya termasuk Amerika Serikat serta negara-negara lain di
kawasan tersebut, terutama negara-negara yang mampu untuk
mengembangkan teknologi persenjataan seperti Jepang, Cina, Rusia
juga akan merasa terancam.
F. Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari 1 Bab, dimana pembahasan masing-masing bab
terjadi sehingga nantinya akan didapatkan hasil penelitian yang ilmiah dan
sistematis. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab pertama merupakan pendahuluan yang harus dipenuhi dalam penulisan
ilmiah yang meliputi tentang latar belakang masalah, batasan dan rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka konseptual, metode penelitian
dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Dalam Bab ini dibahas tentang konsep-konsep ataupun teori-teori yang
digunakan dalam penulisan, yakni konsep yang berisi studi perbandingan dimana
masalah yang diangkat dalam penelitian ini akan diperbandingan dangan
penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya.
Bab III Gambaran Umum
Dalam bab ini merupakan menyajikan gambaran umum mengenai
keberadaan senjata nuklir Korea Utara, Pertemuan Six Party Talks, keterlibatan
AS dalam situasi di semenanjung Korea Utara dan Kebijakan George W. Bush
terhadap Pengembangan Program Nuklir Korea Utara.
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Bab ini merupakan hasil pembahasan dari permasalahan yang penulis
ajukan berdasarkan data yang diperoleh dan yang melatar belakangi Kebijakan
Bab V Penutup
Merupakan Bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran yang berisi
inti hasil penelitian dan saran-saran dari penulis berdasarkan pada hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Anggoro, Kusnanto, Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara: Relevansi Peluang dan Kendala Inplementasinya, Jakarta : Center for Strategic and Internasional Studies, 1996.
Dougherty E. James. and. Pfaltzgraff L. Robert , Jr., Contending Theories of International Relations: A Comprehensive Study, terjemahan Amien Rais, Harwanto dan Tulus Warsito (Yogyakarta: FISIPOL UMY, 1995)
Mas’oed, Mochtar, Ilmu Hubungan Internasional : Displin dan Metodologi, (Jakarta, LP3ES,1994)
Perry J. William, ”Proliferation on the Peninsula: Five North Korean Nuclear Crises,” Annals of the American Academy of Political Science, Vol. 607 (Sage Publications, Inc. 2006)
Rudy, T May, Studi Strategis Dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang dingin, cetakan pertama, Bandung, PT Refika Aditama. 2002.
T.B. Millar, “on Writing About Foreign Policy”, dalam James N. Rosenau (ed), International Politics and Foreign Policy, New York: The Fice Press, 1969
Uk Heo dan Jung-Yeop Woo, “The North Korean Nuclear Crisis: Motives, Progress, and Prospects,” Korea Observer, Vol. 39, No.4, (The Institute of Korean Studies, winter 2008)
Jurnal dan Media Internet
Diplomasi Amerika Serikat terhadap Korea Utara dalam Upaya Menyelesaikan Krisis Nuklir di Semenanjung Korea (1994-2007), R Aditia Harisasongko ,JURNAL, terdapat di http://journal.unair.ac.id/detail_jurnal.php?
id=2813&med=23&bid=8, diakses pada tanggal 15 februari 2013
Kebijakan Luar negeri Amerika Serikat, Terdapat di
http://anzalfitrov.blogspot.com/2011/11/kebijakan-luar-negeri-amerika-serikat.html, Diakses pada tanggal 21 februari 2013
Pengaruh Persaingan Amerika Serikat–RRC Dalam Krisis Semenanjung Korea ( Draff Proposal ) media Internet di Akses pada tanggal 9 desember 2012
Pergeseran Arah Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat: Kepemimpinan George W. Bush vs Kepemimpinan Barack Obama, terdapat di
http://annisamardiana.wordpress.com/2012/11/10/pergeseran-arah- kebijakan-luar-negeri-amerika-serikat-kepemimpinan-george-w-bush-vs-kepemimpinan-barack-obama/, diakses pada tanggal 9 desember 2012
Pengembangan Senjata Nuklir Korea Utara dan Kondisi Keamanan Regional Asia Timur, Wicahyani, Alfina, Farmaritia, FISIP UI, 2010, ( pdf ) di akses pada tanggal 3 desember 2012