• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSENTASE PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR. Oleh RIDIAH NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSENTASE PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR. Oleh RIDIAH NIM"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERSENTASE PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO

(Theobroma cacao L) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK

CAIR

Oleh

RIDIAH

NIM. 080 500 164

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

2

PERSENTASE PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO

(Theoroma cacao L) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK

CAIR

Oleh

RIDIAH

NIM.080 500 164

Karya Ilmiah Sebagai salah satu Syarat Untuk Memperoleh

Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III Politeknik

Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(3)

3

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : PERSENTASE PERTUMBUHAN BIBIT

TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR

Nam : RIDIAH

NIM : 080 500 164

Program studi : Budidaya Tanaman Perkebunan

Jurusan : Manajemen Pertanian

Pembimbing, Penguji,

Daryono, SP Nur Hidayat SP., M,Sc NIP.19800202 200812 1 002 NIP. 19721025200110 1 001

Menyetujui, Mengesahkan, Ketua Program Studi Ketua Jurusan

Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Manajemen Pertanian Samarinda

Ir. Syarifuddin, MP Ir. Hasannudin, MP NIP. 19650706 200112 1 001 NIP. 19630805 198903 1 005

(4)

4

ABSTRAK

RIDIAH, Persentase pertumtubuhan Bibit Tanaman Kakao (Theobroma caca L)

Dengan Pemberian Pupuk Organik Cair dibawah bimbingan Daryono

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa dosis ideal POC Green Pantas yang diaplikasikan terhadap bibit tanaman kakao agar petumbuhannya optimal. Tempat penelitian dilakukan di areal persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan waktu yang digunakan dalam penelitian ini kurang lebih dua bulan, terhitung dari awal Januari hingga awal maret.

Dari perlakuan yang digunakan hasil penelitian dengan persentase pertumbuhan bibit tanaman kakao (Theobroma cacao L) Dengan Pemberian pupuk organik cair mengalami perbedaan dalam hal pertambahan tinggi, jumlah daun dan diameter batang.

Berdasarkan hasil pengamatan , diketahui bahwa perlakuan P2

dengan konsentrasi 4 ml/4liter air lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit tanaman kakao dengan rata-rata tinggi tanaman 7,86 cm, helai daun 6,53 helai dan diameter batang 1,64 mm.

(5)

5

RIWAYAT HIDUP

RIDIAH, lahir pada tanggal 29 April 1989 di Ubol Sulok, Kecamatan Lumbis, Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur. Anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Yawun. BT dan Suala.

Pendidikan dimulai disekolah (SD) Negeri 014 Ubol Sulok Lulus pada tahun 2002, kemudian melanjutkan ketingkat Sekolah Menenga Pertama Terbuka 1 Nunukan (SMP Terbuka 1 Nunukan) dan lulus pada tahun 2005 melanjutkan lagi Kesekolah SMA Aji Kuning Lumbis dan lulus pada tahun 2008. Kemudian pada tahun 2008 mendapatkan kesempatan melanjutkan pendidikan tinggi Politeknik Pertanian Negeri samarinda dengan mengambil jurusan manajemen pertanian, program studi budidaya tanaman perkebunan. Pada tanggal 1 maret sampai dengan 1 mei 2011, mengikuti kegiatan praktek kerja lapang (PKL) di Dinas Perkebunan Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur.

(6)

6

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas segala Rahmat dan Karunia-Nya maka karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Keluarga tercinta yang memberi motivasi baik secara steril maupun materil.

2. Bapak Ir.Hasannudin MP, selaku Ketua Jurusan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

3. Bapak Ir.Syarifuddin MP, selaku Ketua program studi Budidaya Tanaman Perkebunan

4. Bapak Daryono, SP selaku dosen pembimbing. 5. Bapak Nur Hidayat SP,M,Sc selaku dosen penguji.

6. Seluruh stap dosen dan teknisi Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan yang telah banyak memberikan masukan baik itu didalam proses belajar mengajar maupun diluar jam perkuliahan.

7. Rekan-rekan mahasiswa yang membantu di dalam penyusunan Karya Ilmiah dan seluruh Stap Teknisi Program Studi Budidaya tanaman Perkebunan yang memberi motivasi kepada penulis.

Penyusunan Karya Ilmiah ini sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi Diploma III diPoliteknik Negeri Samarinda, Penulis

(7)

7

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... . i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL... . iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

I. PENDAHULUAN... 1

II. TINJAUAN PUSTAKA... 2

A. Tinjauan Umum Kakao ... 2

B. Teknis Pembibitan Tanaman Kakao... 5

C. Kandungan Pupuk Green Pantas... 5

III. METODE PENELITIAN ... 10

A. Tempat dan Waktu... 10

B. Alat dan Bahan... 10

C. Rancangan Penelitian ... 10

D. Prosedur Penelitian ... 11

E. Pengambilan Data ... 12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 13

A. Hasil... 13

B. Pembahasan ... 17

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 20

A. Kesempulan ... 20

B. Saran ... 20

DAFTAR PUSTAKA... 21

(8)

8

DATTAR TABEL

1. Tinggi bibit tanaman kakao... 14

2. Jumlah daun bibit tanaman kakao... 15

3. Diameter batang bibit tanaman kakao... 17

DAFTAR LAMPIRAN 1. Hasil perhitungan pengukuran tinggi, diameter batang, dan jumlah daun bibit tanaman kakao... 22

2. Kondisi Bibit Tanaman kakao Di Lapangan... 24

3. Alat dan Bahan Penelitian... 24

4. Pupuk Green Pantas... 25

(9)

9

I. PENDAHULUAN

Menurut Anonim, (2009). Tanaman kakao (theobroma cacao L) merupakan salah satu komoditi yang banyak di usahakan di Indonesia. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi tanaman kakao yaitu dengan pemberian pupuk organik Cair Green Pantas.

Saat ini pemerintah telah menetapkan kebijakan pengembangan tanaman kakao dengan cara meningkatkan mutu dan produktifitas serta memperluaskan areal perkebunan tanaman kakao (Susanto, 1994).

Dengan keadaan yang demikian, maka peningkatan mutu kakao rakyat mutlak perlu untuk meningktkan citra perkakaoan. Maka campur tangan dari berbagai pihak sangat diperlukan, terutama dari pemerintah, dalam hal- hal ini Dinas Perkebunan (Susanto, 1994).

Syarat agar bibit tanaman kakao tumbuh dengan baik adalah tersedianya unsur hara di dalam tanah, maka dilakukan pemupukan tanah biasanya ditambah ataupun menggunakan pupuk organik (Norviza n, 2002). Salah satu pupuk cair adalah pupuk dengan merk Green Pantas. Dalam pemberian pup uk organik cair Green Pantas perlu diperhatikan dosis yang diberikan agar efisien dalam pemakaian pupuk sehingga tumbuh denga n optimal.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada beberapa banyak dosis ideal POC Green Pantas yang di aplikasikan terhadap tanaman bibit kakao agar petumbuhannya optimal.

(10)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tanaman Kakao

1. Sistematika tanaman kakao

Menurut Wahyudi, (2008). Sestematika klasifikasi botani tanaman kakao adalah sebgai berikut:

Divisio : Spermatophyta

Kelas : Dicotyladonae

Ordo : Malvales Family : Styerculiceae

Genus : Theobroma

Spesies : Theobroma cacao

2. Morpologi tanaman kakao

a. Akar

Akar tanaman kakao adalah akar tunggang. Pertumbuhan akar kakao bisa sampai 8 meter ke arah samping dan 15 meter ke arah bawah. Tanaman kakao yang diperbanyak secara generatif pada awal pertumbuhannya menumbuhkan akar tunggang.

(11)

11

b. Batang dan Cabang

Kakao dapat tumbuh hingga ketinggian 8-10 meter dari pangkal batangnya pada permukaan tanah. Di awal pertumbuhan tanaman kakao yang diperbanyak melalui biji akan menumbuhkan batang utama sebelum menumbuh cabang-cabang primer. Letak cabang-cabang tumbuh, yang tingginya dari permukaan tanah 1-2 meter. Ketinggian, yang ideal adalah 1,2-1,5 meter agar tanaman dapat tumbuh dan seimbang.

c. Daun

Daun tanaman kakao terdiri atas tangkai daun dan helai daun panjang 25 – 34 cm dan lebarnya 9-12 cm. Daun yang tumbuh pada ujung tunas biasanya berwarna merah, permukaannya seperti sutera daun muda dilindungi oleh sepasang stipula pada dasar dari tangkainya akan segera gugur jika daun telah tua. Pada permukaan daun terdapat stomata (mulut daun atau pori-pori). Tanaman kakao akan memiliki daun lebih lebar dan lebih hijau dari pada tanaman kakao yang terkena oleh sinar matahari.

Setelah dewasa warna daun akan berubah menjadi hijau dan permukaanya kasar. Pada umumnya daun-daun yang terlindung lebih tua warnanya bila dibandingkan dengan daun yang lansung terkena matahari.

d. Bunga

Bunga berkembang dari ketiak dan dari bekas ketiak daun pada batang dan cabang-cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut menebal dan

(12)

12

membesar. Bunga kakao terdiri dari 5 kelopak. Tanaman kakao berbunga sepanjang tahun, dan berkelompok pada bunga yang menempel pada batang tua, cabang-cabang dan ranting-ranting.

e. Buah

Buah kakao berupa buah buni yang daging bijinya sangat lunak. Kulit buah mempunyai sepuluh alur tebalnya 1-2 cm. Pada waktu muda, biji menempelkan pada bagian dalam kulit buah, tetapi bila buah telah matang maka biji akan lepas dari dalam kulit buah kakao, buah yang demikian bila digoncang akan berbunyi.

3. Syarat tumbuh

Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Dengan demikian curah hujan, temperatur, dan sinar matahari menjadi bagian dari faktor iklim yang menentukan. Demikian juga faktor fisik dan kimia tanah yang erat kaitannya dengan daya tembus dan kemampuan menyerap pada unsu hara.

4. Curah hujan

Hal yang terpenting dari curah hujan yang berhubungan dengan pertanamn dan produksi kakao adalah distribusi sepanjang tahun. Areal penanaman kakao yang ideal adalah daerah-daerah yang bercurah hujan 1.100-3.000 mm per-tahun.

(13)

13

5. Temperatur

Menurut hasil penelitian, tempertur ideal bagi pertumbuhan kakao adalah 300 (makasimum) dan 18 -210C(minimum).

Sinar matahari lingkungan alami tanaman kakao adalah hutan hujan tropis yang di dalam pertumbuhanya membutuhkan naungan untuk mengurangi pencahayaan penuh.

6. Tanah

Seperti pada umumnya, kakao juga menghendaki tanah yang mudah diterobos oleh akar tanaman, dapat menyimpan air, terutama pada musim hujan. Tanaman kakao juga dapat tumbuh pada tanah yang memiliki kisaran pH 4,0-8,5 namun pH yang diperlukan tanaman kakao adalah 6-7,5 karena ada beberapa unsur hara yang cukup tersedia bagi tanaman.

B. Teknis Pembibitan Tanaman Kakao

Perbanyakan tanaman kakao lebih sering dilakukan dengan cara generatif karena bibit dihasilkan dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak. Tempat pembibitan perlu naungan untuk menahan sinar matahari dan angin kencang.

C. Kandungan Pupuk Green Pantas

Green Pantas adalah pupuk pelengkap cair mengandung unsur makro dan mikro lengkap yang sangat berguna untuk menyuburkan pertumbuhan tanaman, dan

(14)

14

dapat dipergunakan tanaman mulai masa pertumbuhan sampai pembungaan. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pupuk Green Pantas antara lain:

a. Tabel 1 : Kandungan Pupuk Green Pantas :

No Unsur hara Kandungan

1 2. 3 4. 5. 6. 7 8. 9. 10. 11. 12 N P K M g Zn Fe S Ca Cu M n B M o 3,53 % 0,41 % 8,19 % 0,08 % 0,16 % 0,02 % 0,11 % 0,23 % 7 ppm 3 pmm 20 ppm 3 pmm Sumber : Anonim 1999

b. Adapun beberapa kandungan unsur hara makro dan mikro menurut Lingga dan

Marsono (2001) adalah sebagai berikut :

1. Nitrogen (N)

Peranan utama nitrogen bagi tanaman adalah untuk merangsang keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. N itrogen berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang berguna dalam proses fotosintesis.

(15)

15

2. Fospor (P)

Unsur fospor bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar khususnya tanaman muda. Fospor berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukan protein tertentu, membantu asimilsi dan pernafasan, mempercepat pembungaan dan pemasakan buah.

3. Kalium (K)

Fungsi kalium adalah membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kaliumpun berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.

4. Kalsium (Ca)

Kalsium bertugas untuk merangsang pembentukan bulu akar, mengeraskan batang tanaman, dan merangsang pembentukan biji.

5. Magnesium (Mg)

Agar tercipta hijau daun yang sempurna dan berbentuk karbohidrat, lemak, dan minyak- minyak. Magnesiumpun berperan penting dalam transportasi fosfat dalam tanaman.

6. Belerang (S)

Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar, unsur ini merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein. Unsur inipun membantu pertumbuhan anakan.

(16)

16

c. Kandungan unsur mikro adalah sebagai berikut :

1. Seng (Zn)

Berfungsi sebagai katalisator dalam pembentukan protein, mengatur pembentukan asam indoleasetik (asam yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh tanaman) dan berperan aktif dalam transformasi karbohidrat.

2. Besi (Fe)

Berfungsi sebagai aktifator dalam proses biokimia di dalam tanaman, seperti fotosintesis dan respirasi. Selain itu, Fe adalah pembentuk beberapa enzim.

3. Mangan (Mn)

Berfungsi sebagai aktifator berbagai enzim yang berperan dalam proses perombakan karbohidrat dan metabolisme nitrogen. Mangan bersama dengan besi membantu terbentuknya sel-sel klorofil. Terkadang juga berperan dalam sintesis berbagai vitamin.

4. Tembaga (Cu)

Unsur ini adalah aktifator enzim dalam proses penyimpanan cadangan makanan. Didalam tanaman tembaga berperan sebagai katalisator dalam proses pernapasan dan perombakan karbohidrat sebagai salah satu elemen dalam proses pembentukan vitamin A dan secara tidak langsung berperan dalam proses pembentukan klorofil.

(17)

17

5. Boron (B)

Unsur mikro ini sangat dibutuhkan dalam proses diferensiasi (pembentukan) sel yang sedang tumbuh. Peran boron didalan tanaman adalah membantu sintesis protein, membantu metabolisme karbohidrat, mengatur kebutuhan air didalan tanaman, membentuk serat dan biji dan merangsang proses penuaan tanaman sehingga jumlah bunga dan hasil panen meningkat. 6. Molibdin (Mo)

Zat ini tampak dengan jelas pada tanaman yaitu kesuburan tanah pada tanaman telah menyatakan bahwa apa yang tersedia dalam unsur molibdin dapat meransang dan mempercepatkan pertumbuhan dan sebagai zat pengatur tumbuh.

(18)

18

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di areal politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Waktu yang digunakan dalam peneltian ini adalah Selama 2 bulan terhitung dari awal Januari hingga awal bulan Maret 2011, meliputi persiapan, pengambilan data dan pengelolahan data.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah : Gembor, sprayer, cangkul, polybag gelas ukur kamera, label, alat tulis dan penggaris.

Bahan yang digunakan adalah : Pupuk organik cair Green Pantas dan bibit tanaman kakao

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian menggunakan tiga perlakuan.

P0 : Kontrol

P1 : Pemberian pupuk Green Pantas dengan konsentrasi 2 ml/1 liter air.

P2: Pemberian pupuk Green Pantas dengan konsentrasi 4 ml/4 liter air.

Selanjutnya masing- masing perlakuan diulang sebanyak 15 kali kemudian di hitung sehingga jumlah keseluruhan adalah 45 tanaman.

(19)

19

D. Prosedur Penelitian

1. Pesiapan areal

Areal yang digunakan dalam penelitian ini memiliki pencahayaan yang optimal, dekat dengan sumber air, jauh dari gangguan hama dan penyakit serta mudah diawasi. Areal yang kemudian digunakan dibersihkan dan permukaan diratakan agar mempermudahkan proses penyusunan polybag.

2. Persiapan

a. Persiapan media tanam

Tanah yang digunakan untuk media tanam adalah tanah topsoil yang diambil dari sekitar areal penelitian. Tanah dibersihkan dari akar-akar pohon, daun dan kerikil, lalu digemburkan dan dimasukkan ke dalam polybag.

b. Persiapan bahan tana man

Bibit yang digunakan adalah bibit tanaman kakao dari perbanyakan secara generatif, diambil dari Desa Berambai Kelurahan Sempaja ujung Kecamatan Samarinda Utara.

c. Penanaman bibit

Masing- masing polibag ditana mi 1 bibit tanaman kakao dengan pertumbuhan yang seragam meliputi umur bibit tanaman kakao pada setiap perlakuan. Untuk menghindari terjadinya bias pada perlakuan,

(20)

20

maka dilakukan penanaman selanjutnya. Yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang.

d. Aplikasi pupuk Green Pantas

Pupuk digunakan dengan cara disemprot merata kebagian tanaman dengan menggunakan sparyer dengan konsentrasi sesuai perlakuan dan interval penyemprotan 7 hari sekali atau disesuaikan dengan keadaan iklim.

e. Pemeliharaan

Penyiraman dilakukan sehari sekali pada pagi hari atau apabila media tanam kering dengan alat gembor. Penyiangan dilakukan hanya apabila gulma terdapat disekitar tanaman.

E. Pengambilan Data

Data yang diambil dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang 1 cm adala h diatas permukaan tanah sehingga sampai pada titik tumbuh ujung tunas tertinggi dengan menggunakan penggaris, pengamatan dilakukan 2 minggu sekali.

(21)

21

2. Jumlah daun (helai)

Jumlah helai daun yang diamati adalah daun yang sudah membuka sempurna. Pengamatan dilakukan 2 minggu sekali.

3. Diameter batang (mm)

Diameter yang diamati dengan lingkar batang tanaman kakao. Pengamatan dilakukan 2 minggu sekali.

Penelitian ini menggunakan rataan hitung sederhana dengan rumus yang digunakan Nugroho dan Harahap (1995) adalah :

x = n x ? x = rata-rata hitung n = banyaknya data x = variasi yang diteliti.

(22)

22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Tinggi bibit tanaman kakao

Berdasarkan hasil dari pengamatan dengan pemberian pupuk organik cair Green Pantas dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertambahan bibit tanaman kakao pada minggu ke-4 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Rata-rata pertambahan tinggi bibit tanaman kakao, pada minggu ke-4.

Perlakuan P2 dengan konsentrasi 4 ml/4 liter air menghasilkan rata-rata tinggi bibit

tanaman kakao yang tertinggi yaitu: 7,56 cm sedangkan rata-rata pertambahan bibit tanaman kakao yang terendah ditunjukkan pada perlakuan P0 yaitu: 4,53 cm.

Rata-rata ulangan tinggi tanaman pada minggu ke-4

Perlakuan

Tinggi tanaman (cm)

P0= Kontrol 4,53 cm

P1 = 2 ml/1 liter air 6,53 cm

(23)

23

Gambar 1. Perbedaan tinggi bibit tanaman kakao dapat dilihat dengan jelas pada

gambar diagram diatas. 2. Jumlah daun bibit tanaman kakao

Berdasarkan hasil dari pengamatan dengan pemberian pupuk organik cair Green Pantas dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertambahan jumlah daun bibit tanaman kakao dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Rata-rata pertambahan jumlah daun bibit tanaman kakao pada minggu ke-4 .

Perlakuan P2 dengan konsentrasi 4 ml/4 liter air menghasilkan rata-rata pertambahan

jumlah daun bibit tanaman kakao yang tertinggi yaitu: 6,53 cm sedangkan rata-rata jumlah daun bibit tanaman kakao yang terendah ditunjukkan pada perlakuan P0 yaitu:

3,93 cm.

Rata-rata ulangan jumlah daun (helai) tanaman pada minggu ke-4 Perlakuan

Jumlah daun (helai)

P0= Kontrol 3,93 helai

P1 = 2 ml/1 liter air 4,53 helai

P2= 4 ml/4 liter air 6,53 helai

(24)

24

Gambar 2. Perbedaan jumlah daun bibit tanaman kakao dapat dilihat pada gambar

diagram diatas. 3. Diameter batang bibit tanaman kakao

Berdasarkan hasil dari pengamatan dengan pemberian pupuk organik cair Green Pantas dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertambahan diameter batang tanaman kakao dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Rata-rata pertambahan diameter batang bibit tanaman pada minggu ke-4.

Perlakuan P2 dengan konsentrasi 4 ml/4 liter air menghasilkan rata-rata tinggi bibit

tanaman kakao yang tertinggi yaitu: 2,63 mm sedangkan rata-rata pertambahan bibit tana man kakao yang terendah ditunjukkan pada perlakuan P0 yaitu: 1,64 mm.

Rata-rata ulangan diameter batang tanaman pada minggu ke-4 Perlakuan

Diameter batang (mm)

P0= Kontrol 1,64 mm

P1 = 2 ml/1 liter air 1,65 mm

(25)

25

Gambar 3. Perbedaan diameter batang bibit tanaman kakao dapat dilihat pada

gambar diagram di atas.

B. Pembahasan

Dari hasil pengamatan rata-rata pertambahan tinggi, jumlah daun dan diameter batang bibit tanaman kakao pada tabel 1, 2 dan 3 menunjukkan bahwa perlakuan P2 dengan pemberian pupuk organik cair Green Pantas dengan

konsentrasi 4 ml/4 liter air menghasilkan tinggi tanaman yaitu : 7,86 cm dan jumlah daun menghasilkan yang tertinggi yaitu: 6,53 sedangkan diameter batang P2 menghasilkan yang tertinggi yaitu: 2,63. Adanya peningkatan pertumbuhan

bibit tanaman kakao dengan pemberian pupuk organik cair Green Pantas. Hal ini merupakan bahwa adanya ketersediaan unsur hara dalam pupuk organik cair

Novizan, (2002). Yang tunjukkan pada perlakuan P2 dengan konsentrasi 4

ml/liter. Air diserap dengan baik oleh tanaman untuk proses fotosintesis sehingga menghasilkan nutrisi yang akan meningkatkan pertumbuhan (Parnata, 2004). Kemudian dijelaskan juga oleh (Lingga, 1992). Untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi dan kualitas yang baik maka syarat utama adalah menggunakan dosis yang cukup atau sesuai dengan yang diperlukan. Perlakuan yang terendah

(26)

26

ditunjukkan pada perlakuan P0, hal ini merupakan kekurangan unsur hara makro

atau kekeringan yang berdampak serius bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kakao (Novizan, 2002). Sehingga menyebabkan pertumbuhan P0

menjadi terhambat.

Menurut Novizan, (2002). Keuntungan menggunakan pupuk daun antara lain respon terhadap tanaman sangat cepat karena lansung dimanfaatkan oleh tanaman. Selain itu tidak menimbulkan kerusakan pada tanaman dengan catatan aplikasinya dilakukan secara bena r. Pupuk daun temasuk pupuk buatan yang cara pemberiannya kepada tanaman melalui penyemprotan kedaun ada satu kelebihan dari pemupukan lewat daun yakni penyerapan hara pupuk yang diberikan berjalan dengan cepat ketimbang diberikan lewat akar (Lingga, 1992).

Pupuk organik cair membentuk pertumbuhan protein dan mineral yang sangat tinggi bagi tanaman dan bertugas mengedarkan energi keseluruh bagian tanaman mengandung unsur hara lengkap yang mutlak dibutuhkan tanah dan tanaman yang memacu mikro organisme tanah dengan kandungan komposisi yang lengkap dan seimbang, sekaligus untuk mengembalikan kesuburan tanah dengan meningkatkan kesuburan fisik kimia dan biologi tanah Anonim, (2010).

Menurut Suratna, (1992). Besarnya diameter batang merupakan proses pertumbuhan dari hasil pembesaran dan diferensiasi sel. Ini dipengaruhi oleh penyerapan air (H2O) dan unsur hara dari dalam tanah oleh tanaman untuk

(27)

27

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman jumlah daun dan

diameter batang pada Perlakuan P2 dengan dosis 4 ml/4 liter air memberikan

hasil yang tertinggi yaitu : 7,86 dan jumlah daun yang tertinggi yaitu: 6,53 sedangkan diameter batang ya ng tertinggi yaitu : 2,63 mm. Pada perlakuan P0 mengahasilkan rata-rata pertambahan tanaman yang terendah.

B. Saran

Peningkatan pertumbuhan bibit tanaman kakao akan lebih baik jika menggunakan konsentrasi yang lebih tinggi.

(28)

28

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1999. Green Pantas Pupuk Pelengkap Cair . Primagro Indonesia

Anonim, 2009. http://seach.yahoo.com/?= Budidaya Tanaman Kakao.Download

(Rabu 03 November 2010).

Anonim, 2010. http//rapidshare. com/files/437229868/Panduan Aplikasi Pupuk

Organik Cair_-_kecil.doc.Download (Kamis 23 juni 2011).

Lingga, 1992. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.

Lingga dan Marsono, 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Musnawar, E. I.2005. Pupuk Organik Cair dan Padat, Pembuatan dan Aplikasi.

Penebar Swadaya. Jakarta.

Novizan, 2002 Petunjuk pemupukan yang efektif, Agro Media Pustaka.

Nugroho dan Harahap, 1995. Rumus-Rumus Serta Penerapanya. Cv.Rajawali,

Jakarta.

Parnata AS.2004. Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. Agro Media

Pustaka. Depok.

Suratna, 1992. Pupuk dan Pemupukan. MSP Milton Putra. Jakarta.

Susanto, 1994. Tanaman Kakao Budidaya dan Pengolahan Hasil. Kanisius.

(29)

29

(30)

30

Lampiran 1. Hasil perhitungan pengukuran tinggi, dan jumlah daun bibit dan diameter batang

tanaman kakao.

Pertambahan tinggi bibit tanaman kakao

Perlakuan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

P0:Kontrol 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2

P1:2ml 2 1 2 2 3 3 2 3 1 2 1 2 2 3 2

P2:4 ml 2 3 3 3 2 3 4 4 3 4 2 3 3 4 3

Pertambahan jumlah daun tanaman kakao Perlakuan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Po:Kontrol 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2

P1:2 ml 2 1 1 1 1 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3

P2:4 ml 2 2 2 1 3 2 2 2 4 4 4 5 3 4 4

Pertambahan diameter batang bibit anaman kakao Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 P0:Kontrol 1,66 0,09 0,03 1,18 0,16 0,11 1,37 0,00 0,99 0,6 0,13 0,23 0,55 0,57 0,64 P1:2 ml 2,00 1,33 0,76 0,3 0,55 0,08 1,19 0,2 0,31 0,91 1,05 0,35 1,52 0,38 1,2 Minggu Ke -1 P2: 4ml 1,09 0,62 1,26 0,63 0,52 0,6 0,3 0,73 0,79 1,67 1,24 0,04 1,06 0,14 0,34

Pertambahan tinggi bibit tanaman kakao

Perlakuan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

P0:Kontrol 2 2 4 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 4 4

P1:2 ml 3 3 3 4 5 4 3 4 2 3 3 4 4 4 3

P2: 4 ml 3 4 4 4 3 5 5 5 5 5 3 4 4 5 3

Perlakuan Pertambahan jumlah daun bibit tanaman kakao

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

P0:Kontrol 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 1 1 1 2 2

P1: 2 ml 2 3 3 4 4 5 3 4 4 3 3 2 2 3 4

P2: 4 ml 3 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 3 3 4 5

Pertambahan diameter batang bibit tanaman kakao

Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 P0:Kontrol: 3,39 2,36 0,94 1,82 0,99 1,99 0,26 0,91 0,8 0,67 0,51 1,38 0,32 1,31 0,37 P1:2 ml 0,61 0,16 2,20 6,6 0,89 1,31 0,17 1,2 1,03 1,57 2,29 0,78 0,71 1,89 0,51 Minggu Ke -2 P2:4ml 2,66 2,3 0,81 0,55 1,05 2,69 1,65 1,46 5,19 0,05 0,44 0,83 1,78 1,38 1,53

(31)

31

Sambungan Lampiran. 1

Pertambahan tinggi bibit tanaman kakao Perlakuan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

P0::Kontrol 3 3 5 3 3 4 4 3 3 3 3 4 5 5 5

P1:2 ml: 4 4 4 7 5 4 5 3 3 4 4 5 5 6 4

P2:4ml 4 5 5 5 4 7 6 6 6 7 5 6 5 6 5 Pertambahan jumlah daun tanaman kakao

Perlakuan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

P0:Kontrol: 3 4 3 3 4 4 3 4 4 2 2 2 2 3 4

P1:2 ml: 4 5 4 4 5 5 4 6 6 3 3 3 4 4 5

P2:4ml 5 6 5 5 6 6 5 6 6 4 3 4 5 4 5 Perambahan diameter batang tanaman kakao

Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 P0:Kontrol: 4,03 2,56 1,6 2,66 1,26 2,24 0,00 1,53 1,24 1,32 1,13 1,82 0,96 1,32 0,67 P1: 2 ml: 0,17 0,68 2,57 1,52 1,24 1,72 0,87 1,47 1,68 1,98 0,46 1,18 1,29 1,9 1,24 P2: 4 ml 2,89 2,87 0,17 0,88 1,79 2,74 2,26 1,84 0.46 0,38 0,16 1,37 2,24 1,39 1,82 Minggu Ke -3

Pertambahan tinggi bibit tanaman kakao

Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 P0:Kontrol: 4 4 6 4 4 5 5 4 4 5 4 5 6 6 6 P1:2 ml: 6 7 6 6 8 7 6 7 5 6 6 6 6 8 6 P2:4 ml 6 8 7 7 7 6 9 9 9 7 8 7 6 8 7 118 Minggu Ke -4

Perlakuan Pertambahan jumlah daun bibit tanaman kakao

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

P0:Kontrol: 4 5 4 4 5 5 4 5 5 3 4 3 3 5 5

P1:2 ml: 5 6 5 5 6 6 5 6 6 4 5 4 4 6 6

P2:4 ml 6 7 6 6 8 7 6 7 7 6 6 6 5 7 8

Perlakuan Pertambahan diameter batang bibit tanaman kakao

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

P0:Kontrol 3,59 2,34 2,35 1,92 1,69 2,31 0,14 0,58 1,24 1,73 1,95 2 1,29 0,53 1,03

P1:2 ml: 0,39 0,98 3,19 1,72 1,64 1,83 1,02 1,98 1,92 2,5 3,26 1,39 1,38 0,38 1,3

(32)

32

Gambar 1. Kondisi Bibit Tanaman Kakao Di Lapangan

(33)

33

Gambar 3. Pupuk Organik Cair Green Pantas

(34)

34

Gambar 5. Kegiatan Saat Penyemprotan Pupuk Green Pantas

Gambar

Tabel 1.  Rata-rata  pertambahan tinggi bibit tanaman kakao, pada minggu ke-4.
Tabel 2. Rata-rata pertambahan jumlah daun  bibit tanaman kakao pada minggu  ke-4 .
Gambar 2. Perbedaan jumlah   daun bibit tanaman kakao dapat dilihat pada  gambar   diagram diatas
Gambar 1.  Kondisi Bibit Tanaman Kakao Di Lapangan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui performansi sumber arus pada variasi frekuensi yang berbeda maka dilakukan pengujian yakni dengan mengubah-ubah nilai frekuensi dari 1Hz-200kHz dan nilai beban

Dari hasil penelitian diperoleh lilin batik biron yang mempunyai kualitas terbaik untuk kain katun adalah dengan formula 1 bagian kote, 5 bagian parafin, dan 4 bagian

Pandangan Kuntowijoyo di atas, selaras dengan yang disampaikan Syahrin Harahap bahwa salah satu ciri dari masyarakat industrial adalah terciptanya budaya dunia yang

Oleh karena itu terdapat beberapa cara atau tahapan dalam manajemen operasional limbah medis padat di Health and Medical Service Rumah Sakit PT Chevron Pacific Indonesia

Ketiga item tersebut dengan sebuah hadis satu dari tiga perkara yang diampuni Allah: tidak tahu, lupa, dan terpaksa, bersabar dalam segala ujian, hidup seperti

Akan tetapi indikator tersebut relevan dijadikan sebagai ukuran dasar pengelolaan hutan lestari untuk aspek produksi karena indikator tersebut merupakan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara external locus of control

Kadar zat besi total dan bioavailabilitas zat besi selama penyimpanan tidak mengalami perubahan yang signifikan baik pada bumbu mi kontrol maupun yang difortifikasi