i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM
MATERI ENERGI DAN PERUBAHANNYA
MELALUI
METODE PETA PIKIRAN (
MIND MAP
) PADA
SISWA KELAS III SD NEGERI GARANGAN
KECAMATAN WONOSEGORO
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
NUR HAYATI
NIM: 115-13-032
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM
MATERI ENERGI DAN PERUBAHANNYA
MELALUI
METODE PETA PIKIRAN (
MIND MAP
) PADA
SISWA KELAS III SD NEGERI GARANGAN
KECAMATAN WONOSEGORO
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
NUR HAYATI
NIM: 115-13-032
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
iv
vii
MOTTO
“The purpose of learning is to continue to grwo. Reason is not the same as the body. Because reason keeps growing as long as we live”
(Tujuan dari belajar adalah untuk terus tumbuh. Akal tidak sama dengan tubuh. Karena akal terus bertumbuh selama kita hidup)
viii
PERSEMBAHAH
Puji syukur kehadirat Allah Swt. Atas limpahan rahmat serta karuniaNya, Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua tercinta (Bapak Ngatno dan Ibu Isnarti) yang selalu mendo’akan, mendukung, dan memberikan kasih sayangnya yang tak
terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini. Semoga beliau senantiasa diberi kelancaran dan rizki yang barokah;
2. Suami (Rohmat) dan keluarga yang selalu menemani, memberi dukungan, dan motivasi untuk selalu semangat tanpa menguluh dalam menyelesaikan studi ini; dan
ix
KATA PENGANTAR
ميحرلا نمحرلا الله مسب
Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Energi dan Perubahannya Melalui Metode Peta Pikiran (mind map) Pada Siswa Kelas III SD Negeri Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2018 bisa selesai. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad Saw semoga beliau selalu dirahmati Allah Swt.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga; 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga;
4. Ibu Dr. Maslikhah, S.Ag., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, memberikan saran, motivasi, arahan, dan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini;
xi ABSTRAK
Hayati, Nur. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Energi dan Perubahannya Melalui Metode Peta Pikiran (mind map) Pada Siswa Kelas III SD Negeri Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr. Maslikhah, S.Ag., M.si.
Kata Kunci: hasil belajar IPA, metode Peta Pikiran (mind map)
Pembelajaran IPA di SD Negeri Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali belum menggunakan berbagai metode pembelajaran aktif dan masih bersifat konvensional. Hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru terutama materi energi dan perubahannya. Terbukti dari rendahnya hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM 65. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah penerapan metode Peta Pikiran (mind map) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi energi dan perubahannya pada siswa kelas III SD Negeri Garangan Tahun 2018?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi energi dan perubahannya melalui metode Peta Pikiran (mind map) pada siswa kelas III SD Negeri Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2018.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, observasi, dan tes. Instrumen penelitian dengan menggunakan lembar observasi dan tes. Analisis data berupa ketuntasan individual dengan kriteria ketuntasan ≥ 65 dan ketuntasan klasikal ≥ 85% dari 15 siswa dengan menggunakan rumus persentase. Subjek penelitian di SD Negeri Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali yang berjumlah 15 siswa meliputi 8 siswa laki-laki dan 7 siswi perempuan.
xiii
2) Hasil Belajar ... 24 b. Metode Peta Pikiran (mind map)
1) Pengertian metode Peta Pikiran (mind map) ... 32 2) Langkah-langkah metode Peta Pikiran (mind map) ... 34 3) Langkah-langkah membuat Peta Pikiran (mind map) .. 36 4) Kelebihan metode Peta Pikiran (mind map) ... 37 5) Kelemahan metode Peta Pikiran (mind map) ... 38 c. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
1) Pengertian IPA ... 39 2) Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 40 2. Kajian Materi Penelitian ... 41 B. Kajian Pustaka
1. Penelitian Siti Fatimah ... 53 2. Penelitian Ida Purwaningsih ... 54
BAB III PELAKSAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SD Negeri Garangan ... 56 B. Pelaksanaan Penelitian
1. Deskripsi Siklus 1 ... 59 2. Deskripsi Siklus II ... 66 3. Deskripsi Siklus III ... 72
xiv
1. Deskripsi Data Siklus I ... 78
2. Deskripsi Data Siklus II ... 75
3. Deskripsi Data Siklus III ... 79
B. Pembahasan ... 82
BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 86
B. Saran ... 86
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Identitas Sekolah ... 56
Tabel 3.2 Daftar Guru SD Negeri Garangan ... 57
Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa SD Negeri Garangan ... 57
Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas III SD Negeri Garangan ... 58
Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 59
Tabel 4.1 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 78
Tabel 4.2 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 80
Tabel 4.3 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 81
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan Rancangan PTK ... 10
Gambar 1.2 Bola Menggelinding dan Berputar ... 43
Gambar 2.3 Bola Memantul ... 43
Gambar 2.4 Bola Jatuh ... 44
Gambar 2.5 Air Mengalir ... 44
Gambar 2.6 Menjatuhkan dan Menggelindingkan Bola ... 45
Gambar 2.7 Bola dan Balok digelindingkan ... 46
Gambar 2.8 Menjemur Pakaiaan dan Api Unggun ... 47
Gambar 2.9 Meniup Seruling ... 47
Gambar 2.10 Peta Konsep Materi Energi dan Perubahannya ... 52
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Riwayat Hidup Penulis ... 90
Lampiran 2. Nilai SKK Mahasiswa ... 91
Lampiran 3. Surat Tugas Pembimbing Skripsi ... 95
Lampiran 4. Lembar Konsultasi Skripsi ... 96
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian ... 99
Lampiran 6. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ... 100
Lampiran 7. Identitas Kolaborator ... 101
Lampiran 8. Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) ... 102
Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 103
Lampiran 10. Soal Evaluasi Siklus I ... 116
Lampiran 11. Hasil Peta Pikiran (mind map) Siswa Siklus I ... 120
Lampiran 12. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus I ... 121
Lampiran 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 126
Lampiran 14. Soal Evaluasi Siklus II ... 135
Lampiran 15. Hasil Peta Pikiran (mind map) Siswa Siklus II ... 137
Lampiran 16. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus II ... 138
Lampiran 17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 143
Lampiran 18. Soal Evaluasi Siklus III ... 153
Lampiran 19. Hasil Peta Pikiran (mind map) Siswa Siklus III ... 155
Lampiran 20. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus III ... 156
1 BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu instrumen utama dalam mengembangkan sumber daya manusia. Pendidikan yang baik merupakan pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan memiliki tujuan untuk menciptakan dan mengembangkan manusia seutuhnya, pendidikan tidak bisa lepas dari tenaga seorang guru sebagai salah satu unsur yang berperan penting melalui proses pembelajaran. Allah Swt berfirman bahwa Allah Swt akan mengangkat derajat manusia yang menuntut ilmu, sehingga jelas bahwa orang yang menuntut ilmu maupun orang yang berilmu memiliki kedudukan yang tinggi dalam pandangan Allah Swt, sebagaimana firman Allah Swt dalam Qur’an Surat Al-Mujaadilah ayat 11.
ِري بَخ
َِنو لَمْعَ ت
اَ بِ
ِ هَّللاَو
ِ تاَجَرَد
َِمْل عْلا
او تو أ
َِني ذَّلاَو
ِْم كْن م
او نَمآ
َِني ذَّلا
ِ هَّللا
ِ عَفْرَ ي
...
Artinya : Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kalian serta orang-orang yang menuntut ilmu beberapa derajat
(al-Mujaadilah:11).
dan mana yang salah untuk ditinggalkan. Pentingnya ilmu pendidikan memberikan kesempatan kepada lembaga-lembaga pendidikan yang ada untuk menjadi tempat menimba ilmu. Sekolah Dasar (SD) mempunyai peran penting dalam membentuk karakter siswa supaya menjadi pribadi yang cerdas dan berakhlak karimah.
Sriyanti (2002: 20) berpendapat bahwa belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan individu, belajar akan terjadi setiap saat dalam diri seseorang, dimanapun dan kapanpun. Proses belajar merupakan hal yang dialami oleh siswa, suatu respon terhadap segala pembelajaran yang diprogramkan oleh guru. Guru perlu memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran supaya pembelajaran dapat berhasil. Mata pelajaran yang menuntut menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristiknya yakni mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan. Guru dalam proses pembelajaran hendaknya mampu menciptakan suasana pembelajaran yang mampu mendorong siswa aktif belajar guna mendapatkan pengetahuan (knowledge), menyerap dan memantulkan nilai-nilai tertentu (value), dan terampil melakukan keterampilan tetentu (skill). Siswa akan dengan mudah mengikuti pembelajaran jika pembelajaran berada dalam suasana yang menyenangkan. Faktor yang bisa menciptakan suasana pembelajaran menyenangkan, yaitu dengan metode yang bervariasi.
Metode pembelajaran adalah cara yang ditempuh oleh guru untuk menciptakan situasi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya hasil belajar siswa yang memuaskan (Kastolani, 2014: 7). Metode pembelajaran dapat menghidupkan suasana yang baru dan menarik bagi siswa, akan membuat siswa lebih mudah memahami pembelajaran dengan baik dan secara tidak sadar dapat memacu perkembangan rasa ingin tahu dan daya berpikir siswa saat proses pembelajaran berlangsung.
yang disampaikan hanya berpusat pada guru dan tekstual sesuai dengan buku paket, pada akhir proses pembelajaran siswa tidak dibimbing dan tidak diberi kesempatan untuk mencatat materi yang telah dipelajari, sehingga siswa tidak memiliki catatan yang lengkap. Kondisi tersebut yang menyebabkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan tidak maksimal.
Ibu Zoeh Baniyah, S.Pd. selaku guru kelas III SD Negeri Garangan dan sebagai kolaborator dalam penelitian, mengemukakan bahwa salah satu materi yang dianggap sulit para siswa pada semester II yaitu materi tentang energi dan perubahannya. Hal ini diakui oleh guru tersebut bahwa dengan cara yang diterapkannya masih banyak siswa yang kurang menguasai materi terutama pada materi energi dan perubahannya. Terbukti dari hasil belajar siswa pada materi energi dan perubahannya masih banyak di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari 15 siswa hanya 3 siswa yang dapat mencapai KKM, sedangkan 12 siswa masih di bawah KKM. Nilai KKM mata pelajaran IPA di SD N Garangan adalah 65.
yang saling berkaitan, dengan topik utama sebagai inti yang dihubungkan dengan subtopik, dan cabang-cabang sebagai perinciannya. Metode Peta Pikiran (mind map)dapat digunakan untuk menguraikan satu pokok bahasan siswa menjadi sub-sub pokok yang lebih terperinci dalam bentuk pemetaan sederhana, sehingga siswa dapat dengan mudah memahami materi dan hasil belajar dapat meningkat. Senada dengan penelitian Ida Purwaningsih (2015) bahwa penerapan metode Peta Pikiran (mind map) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri 2 Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015.
Metode pembelajaran Peta Pikiran (mind map) dapat lebih menarik siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, karena dalam membuat Peta Pikiran (mind map) melibatkan gambar, warna, dan simbol-simbol. Simbol-simbol dan gambar dalam cara mencatat yang digunakan lebih menarik perhatian siswa, sehingga siswa tidak merasa bosan, dan lebih mudah berkonsentrasi dalam memahami materi yang dicatat.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti perlu melakukan penelitian melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk menguji apakah metode Peta Pikiran (mind map) dapat meningkatkan hasil belajar IPA dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
B. Rumusan Masalah
Apakah metode Peta Pikiran (mind map) dapat meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan alam materi energi dan perubahannya pada siswa kelas III SD Negeri Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2018?.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar IPA materi energi dan perubahannya melalui metode Peta Pikiran (mind map) pada siswa kelas III SD Negeri Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2018.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoretis dan praksis.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukkan dalam pengembangan desain pembelajaran inovatif, dan dapat memberikan informasi baru bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses belajar mengajar, dan menambahkan khasanah dunia pustaka dalam mata pelajaran IPA.
2. Manfaat Praksis a. Siswa
belajar siswa pada materi energi dan perubahannya melalui metode Peta Pikiran (mind map) pada proses pembelajaran IPA di SD/MI.
b. Guru
1. Guru dapat memperbaiki pembelajaran di kelas sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat; dan
2. Guru dapat mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan sendiri, sehingga memberikan trobosan baru metode pembelajaran yang dapat diterapkan di tingkat dasar.
c. Sekolah
Mengangkat nama baik sekolah karena dapat mengembangkan dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan tolok ukur tingkat ketercapaian dari tindakan yang diberikan (Daryanto, 2011: 83). Indikator penerapan metode Peta Pikiran (mind map) dapat dirumuskan melalui penilaiaan individual yaitu siswa dapat mencapai skor ≥ 65 pada materi energi dan perubahannya, dan dengan penilaiaan klasikal yaitu siklus akan berhenti apabila 85% dari total siswa dalam satu kelas mendapat nilai ≥ 65.
F. Definisi Oprasional 1. Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5). Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2013: 22).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan proses yang dilakukan siswa dalam setiap kegiatan belajar mengajar sehingga menimbulkan pengalaman dengan melibatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada diri siswa.
2. Metode Peta Pikiran (mind map)
Peta Pikiran (mind map) adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran siswa. Peta Pikiran
yang menakjubkan (Buzan, 2006: 4). Metode Peta Pikiran (mind map) dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran di SD sehingga siswa dapat belajar dengan berkreasi dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas istilah dalam bahasa inggrisnya adalah Classroom Action Reseacrch di Indonesia dikenal dengan sebutan PTK. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai seorang guru, sehingga hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2009: 14). Pendapat lain mengumukakan PTK adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010: 18). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan (action reseach) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya (Arikunto, 2006: 58). Penelitian Tindakan Kelas merupakan jenis penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas untuk memecahkan masalah/meningkatkan mutu pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus.
pelajaran IPA materi energi dan perubahannya. Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah jenis kolaborator, dimana peneliti bertindak sebagai pengamat.
Arikunto, dkk (2014: 16) mengemukakan empat tahapan dalam pelaksanaan PTK, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Gambaran tahapan penelitian tersebut terdapat Gambar 1.1
Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK Sumber: (Arikunto, 2007: 16)
2. Subjek Penelitian
a. Siswa kelas III SD Negeri Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali pada mata pelajaran IPA materi energi dan perubahannya. Jumlah siswa kelas III ada 15 siswa meliputi 8 siswa perempuan dan 7 siswa laki-laki; dan
b. Guru mata pelajaran IPA di SD Negeri Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Peneliti berkolaborasi dengan guru
(Ibu Zoeh Baniyah, S.Pd.), sehingga metode pembelajaran Peta Pikiran (mind map) dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA.
3. Langkah-langkah Penelitian
Arikunto (2006: 20) berpendapat bahwa tahap-tahap dalam PTK terdiri dari empat tahapan penting, meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaiaan kegiatan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan metode Peta Pikiran (mind map) (Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); 2) Menyiapkan sumber belajar yang relevan;
3) Menyiapkan perlengkapan metode Peta Pikiran (mind map) yang dibutuhkan;
4) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui kondisi saat proses pembelajaran berlangsung;
5) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Peta Pikiran (mind map); dan
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan tahap implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan di kelas. Guru harus berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan dan harus berlaku wajar, tidak dibuat-buat (Arikunto, dkk, 2014: 18). Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Metode apa yang digunakan dan materi apa yang akan diajarkan (Kusumah, 2010: 39).
Tahap pelaksanaan ini guru mengadakan proses pembelajaran dengan menerapkan metode Peta Pikiran (mind map), guru juga menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan agar siswa tidak merasa bosan.
c. Pengamatan
Tahap pengamatan sebenarnya berjalan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Pengamat melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi atau evaluasi yang telah disusun. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, ulangan harian, presentasil) dan data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, dan partisipasi siswa dalam pembelajaran (Daryanto, 2011: 27).
dilakukan guru, dan keaktifan siswa ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung untuk dilakukan perbaikan sesuai dengan kelemahan yang dimiliki.
d. Refleksi
Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris reflection, yang artinya pemantulan. Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan. Guru berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implemetasi rancangan tindakan (Arikunto, 2014: 19). Bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan (Aqib, 2008: 32). Indikator keberhasilan yang telah ditetapkan belum tercapai, maka PTK akan dilanjutkan pada siklus berikutnya pada waktu yang berbeda melalui tahap-tahap yang sama dengan siklus sebelumnya dengan materi yang berbeda-beda pada setiap siklusnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tindakan ini adalah:
Pikiran (mind map) pada mata pelajaran IPA materi energi dan kegunaannya; dan
b. Tes/soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa mata pelajaran IPA materi energi dan kegunaannya dengan penerapan metode pembelajaran Peta Pikiran (mind map).
5. Pengumpulan Data
Data merupakan informasi-informasi tentang objek penelitian. Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan untuk menguji hipotesis. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode (1) wawancara, (2) observasi, dan (3) tes, lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti (Hamzan, 2011:103). Wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang materi pokok khususnya pada mata pelajaran IPA yang kurang memenuhi KKM dan untuk mendapatkan informasi mengenai metode yang digunakan guru sebagai kolaborator dalam pembelajaran sebelum menerapkan metode Peta Pikiran (mind map).
b. Observasi
dan guru saat proses belajar mengajar menggunakan metode Peta Pikiran (mind map).
c. Tes
Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian, tes digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang mencangkup pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil kegiatan belajar mengajar (Djamarah, 2000: 218). Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Garangan pada mata pelajaran IPA materi energi dan perubahannya melalui metode Peta Pikiran (mind map).
Bentuk tes yang digunakan adalah tes formatif berupa tes kemampuan kognitif berupa soal pilihan ganda dan uraian singkat yang berkaitan dengan materi ajar. Tes akan diberikan pada akhir pembelajaran. Siswa dikatakan telah menguasai materi apabila indikator keberhasilan yang diharapkan telah tercapai.
6. Analisis Data
ditentukan. Daryanto (2011: 192) berpendapat bahwa untuk menghitung ketuntasan klasikal dapat menggunakan rumus persentase:
P = ⅀ ⅀ × 100
H. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan. Memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, definisi oprasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori. Memuat tentang hakekat hasil belajar, hakekat IPA, metode pembelajaran Peta Pikiran (mind map), materi energi dan perubahannya dan peneletian yang relevan.
BAB III Pelaksanaan Penelitian. Memuat tentang gambaran umum SD Negeri Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali dan pelaksanaan penelitian.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Memuat tentang deskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan.
BAB II
LANDASAN TEORI A.Kajian Toeri
1. Kajian Teori
a. Hakekat Hasil Belajar 1) Belajar
a) Pengertian Belajar
Belajar secara umun dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar secara khusus mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap. Perubahan perilaku siswa ada yang tampak atau dapat diamati, dan ada pula yang tidak dapat diamati (Sam’s, 2010: 31). Belajar merupakan proses melihat,
mengamati, dan memahami sesuatu, indikator belajar ditujukan dengan perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman, yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, dan kecakapan atau pemahaman (Daryanto dan Rahardjo, 2012: 16).
2010: 32) mendefinisikan belajar sebagai perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman.
Pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pengalaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir, merasa, maupun dalam bertindak.
b) Tujuan Belajar
Sardiman (2009: 26-28) berpendapat bahwa tujuan belajar terdiri dari tiga jenis yaitu mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap.
(1) Mendapatkan Pengetahuan
Pengetahuan dan kemampuan berpikir, keduanya tidak dapat dipisahkan. Hal ini berarti tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan.
(2)Penanaman Konsep dan Keterampilan
akan menitik beratkan pada keterampilan gerak atau penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar, sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan-persoalan penghayatan, dan keterampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan suatu masalah.
(3)Pembentukan Sikap
Pembentukan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya, dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh.
Pembentukan sikap mental dan perilaku siswa, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai. Guru tidak sekedar sebagai pengajar, tetapi betul-betul sebagai guru yang akan memindahkan nilai-nilai itu pada siswa.
c) Ciri-ciri Belajar
Baharuddin dan Wahyuni (2008: 15-16) mengemukakan beberapa ciri belajar, yaitu:
menjadi terampil. Seorang guru tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar siswa, guru tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar;
(2) Perubahan perilaku relative permanen. Perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup;
(3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan tingkah laku tersebut bersifat potensial;
(4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman; dan
(5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.
d) Prinsip-prinsip Belajar
(1) Prinsip Perhatian dan Motivasi
Perhatian dalam proses pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting sebagai langkah awal dalam memicu aktivitas-aktivitas belajar. Perhatian adalah memusatkan pikiran dan perasaan emosio nal secara fisik dan psikis terhadap sesuatu yang menjadi pusat perhatiannya. Perhatian dapat muncul spontan, dapat juga muncul karena direncanakan.
Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila siswa diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya (Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 16).
(2) Prinsip Keaktifan
dilaksanakan haruslah terhindar dari dominasi guru yang cenderung menimbulkan sikap pasif anak didik
(3) Prinsip Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Prinsip keterliban langsung berhubungan dengan prinsip aktivitas, bahwa setiap individu harus terlibat secara langsung untuk mengalaminya. Pendekatan pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara langsung akan menghasilkan pembelajaran lebih efektif sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar (Baharrudin dan Wahyuni, 2008: 16). (4) Prinsip Pengulangan
Prinsip pengulangan yang dikemukan oleh pskologi Daya, teori Daya (dalam Daryanto dan Mulyo, 2012: 34) mengemukakan bahwa manusia memiliki sejumlah daya seperti mengamati, menanggapi, mengingat, mengkhayal, merasakan, dan berfikir. Belajar adalah melebihi daya-daya dengan pengulangan dimaksudkan agar setiap daya yang dimiliki manusia dapat terarah sehingga menjadi lebih peka dan berkembang.
Prinsip tantangan dalam belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Prinsip tantangan, bagi guru yaitu memberikan tugas pada siswa untuk memecahkan masalah, sedangkan bagi siswa belajar mandiri dan mencari pemecahan masalah sendiri.
(6) Prinsip Balikan dan Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan prinsip balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar Skinner (dalam Rahardjo, 2012: 35) bahwa siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik, merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar siswa selanjutnya. Prinsip balikan dan penguatan ini diupayakan siswa dapat belajar dengan sungguh-sungguh agar mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan, dan nilai yang baik itu akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat lagi.
(7) Prinsip Perbedaan Individual
dengan yang lain baik secara fisik maupun psikis, proses pembelajaran mengandung implikasi bahwa setiap siswa harus dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya dan selanjutnya mendapat perlakuan dan pelayanan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa itu sendiri. 2) Hasil Belajar
a) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku baik peningkatan pengetahuan, perbaikan sikap, maupun peningkatan keterampilan yang dialami siswa setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar sering disebut juga dengan prestasi belajar, tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar karena belajar merupakan suatu perubahan sikap dan tingkah laku seseorang berdasarkan pengalamannya (Hosnan, 2014: 158).
Susanto (2013: 5) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Tingkat keberhasilan belajar siswa dapat diketahui melalui evaluasi. Sunal (dalam Susanto, 2013: 5) megemukakan bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Evaluasi atau penilaiaan dapat dijadikan
Feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa.
Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan proses yang dilakukan siswa dalam setiap kegiatan belajar mengajar sehingga menimbulkan pengalaman dengan melibatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam diri siswa.
b) Aspek Pemahaman dalam Belajar
(1) Pemahaman konsep
Bloom (dalam Susanto, 2013: 6) pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman konsep merupakan seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, dan siswa dapat memahami apa yang siswa baca, dilihat, dialami, atau yang siswa rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang siswa lakukan.
(2) Keterampilan Proses
Usman dan Setiawati (dalam Susanto, 2013: 9) mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termaksud krativitasnya.
(3) Sikap
objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang.
Hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep. Pemahaman konsep berarti domain yang sangat berperan adalah domain kognitif.
c) Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar
Suwardi (2009: 23) berpendapat bahwa proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks. Masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Baharuddin dan Wahyuni (2008: 24-28) berpendapat tentang faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
(1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
(a) Faktor Fisiologis
Keadaan ini pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Keadaan fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Kedua, Faktor fisiologis siswa dari dapat dilihat dari kondisi kesehatan, kebugaran fisik dan kondisi panca indera siswa terutama penglihatan dan pendengaran siswa.
(b) Faktor Psikologis
Faktor psikologis merupakan keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Faktor psikologis di antaranya adalah sebagai berikut:
(1) Kecerdasan atau Inteligensi Siswa
(2) Motivasi
Motivasi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa (Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 19-22). Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar siswa sehingga menyebabkan mutu hasil belajar siswa akan menjadi rendah. Motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, pada tempatnya diciptakan suasana belajar yang menggembirakan (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 239).
(3) Minat
(4) Sikap
Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitar.
(5) Bakat
Bakat merupakan kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Bakat seorang siswa sesuai dengan bidang yang sedang dipelajari, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar siswa akan berhasil (Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 24-25).
(2) Faktor Eksternal
Baharuddin dan Wahyuni (2008: 25) menjelaskan bahwa faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu. Faktor tersebut meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial.
(a) Lingkungan Sosial
antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran, dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa;
(b) Lingkungan Non Sosial
Lingkungan non sosial dapat dibedakan menjadi 3, yaitu lingkungan alamiah, faktor instrumental, dan faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa).
(1) Lingkungan Alamiah
Kondisi lingkungan yang alamiah yaitu suasana belajar yang sejuk dan tenang. Apabila kondisi lingkungan alam tidak mendukung maka proses belajar siswa akan terhambat.
(2) Faktor Instrumental
(3) Faktor Materi Pelajaran
Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa) hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa, guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus mengusai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.
b. Metode Peta Pikiran (mind map)
1) Pengertian Metode Peta Pikiran (mind map)
Metode adalah cara yang digunakan guru dalam pembelajaran siswa. Metode lebih menekankan pada peran guru, istilah metode sering digunakan dengan kata mengajar, yaitu metode mengajar (Anitah, 2012: 124). Pembelajaran Peta Pikiran (mind map) dikembangkan sebagai metode efektif untuk mengembangkan gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta (Huda, 2013: 307).
Pikiran (mind map) otak kiri dan otak kanan akan berfungsi optimal jika digunakan secara bersama atau kombinasi. Peta Pikiran (mind map) adalah tehnik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan (Wisudawati, 2014: 173).
Peta Pikiran (mind map) selalu menggunakan warna. Struktur alamiah Peta Pikiran (mind map)menggunakan garis, lambang, kata-kata serta gambar, berdasarkan seperangkat aturan yang sederhana, mendasar, dan alami. Peta Pikiran (mind map) dapat membuat daftar informasi yang panjang dan menjemukan dapat diubah bentuknya menjadi diagram berwarna-warni, mudah diingat dan beraturan, serta sejalan dengan cara kerja alami otak (Buzan 2006: 5).
Metode Peta Pikiran (mind map) merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan siswa menyusun fakta dan fikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Siswa dapat mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan dari pada menggunakan teknik pencatatan tradisional.
Deporter (dalam Wisudawati, 2014: 173) kiat-kiat dalam membuat Peta Pikiran (mind map) adalah:
a) Membuat lingkaran ditengah kertas untuk menuliskan gagasan utama;
c) Menuliskan kata kunci/frase pada tiap-tiap cabang, lalu kembangkan untuk menambah detail-detail;
d) Tambahkan simbol dan ilustrasi; e) Menggunakan huruf kapital;
f) Menulis gagasan penting dengan huruf yang lebih besar; g) Membuat kreasi pada Peta Pikiran (mind map) yang dibuat; h) Memberikan garis bawah kata-kata yang dianggap penting dan
menggunakan huruf tebal;
i) Bersikap kreatif dan berani dalam membuat Peta Pikiran (mind map);
j) Menggunakan bentuk-bentuk acak untuk menunjukkan hal penting; dan
k) Membuat Peta Pikiran (mind map) horizontal. 2) Langkah-langkah Metode Peta Pikiran (Mind Map)
Hamzan dan Mohamad (2011: 84) langkah-langkah metode Peta Pikiran (mind map) yaitu:
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai;
b) Guru menyajikan materi dengan membuat Peta Pikiran (mind map);
c) Siswa dibentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang;
e) Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan;
f) Guru mengulangi atau menjelaskan kembali materi yang kiranya belum dipahami siswa; dan
g) Kesimpulan dan penutup.
Huda (2013: 308) berpendapat tentang tahap-tahapan penting yang harus dilalui untuk memulai Peta Pikiran (mind map), antara lain sebagai berikut.
(1) Letakkan gagasan/tema/poin utama di tengah-tengah halam kertas. Akan lebih mudah jika posisi kertas tidak dalam keadaan tegak lurus (portrait), melainkan dalam posisi terbentang (landscape);
(2) Gunakan garis, tanda panah, cabang-cabang, dan warna yang berbeda-beda untuk menunjukkan hubungan antara tema utama dan gagasan-gagasan pendukung lain. Hubungan-hubungan ini sangat penting, karena siswa bisa membentuk keseluruhan pemikiran dan pembahasan tentang gagasan utama tersebut;
kemungkinan yang harus dan tidak harus dimasukkan ke dalam peta tersebut;
(4)Pilihlah warna-warna yang berbeda untuk mensimbolisasi sesuatu yang berbeda pula. Misalnya, warna biru untuk sesuatu yang wajib muncul dala peta tersebut, hitam untuk gagasan lain yang bagus, dan merah untuk sesuatu yang masih perlu diteliti lebih lanjut. Tidak ada teknik pewarnaan yang pasti, namun pastikan warna-warna yang ditentukan konsisten sejak awal; dan
(5)Biarkan beberapa ruang kosong dalam kertas. Ini dimaksudkan agar memudahkan penggambaran lebih jauh ketika ada gagasan baru yang harus ditambahkan.
3) Langkah-langkah Membuat Peta Pikiran (mind map)
Buzan (dalam Rumanti 2014: 31-32) langkah-langkah membuat Peta Pikiran (mind map) adalah:
a) Siapkan selembar kertas kosong polos tak bergaris ukuran A4 atau A3 dan posisikan secara horisontal. Gambar atau tuliskan tema utama di tengah-tengahnya. Gunakan setidaknya tiga warna dan buatlah sebaik mungkin;
kertas. Gunakan warna yang berbeda untuk setiap cabang dan gunakan berbagai garis mulai yang tebal ke sampai tipis;
c) Tulislah satu kata kunci yang berhubungan dengan cabang sebelumnya menggunakan warna-warna yang serasi. Cabang- cabang dapat dimulai dengan garis tebal lalu menipis;
d) Gambarlah cabang-cabang kecil yang keluar dari subtopik-subtopik ini dan tuliskan kata kunci di bawahnya. Tambahkan cabang pada setiap cabang, seperti ranting pohon tetapi pastikan tetap terhubung;
e) Setiap gagasan yang ada buatlah cabang yang lebih banyak jika dikehendaki dengan tulisan yang semakin lama semakin mengecil. Buatlah jenjang huruf besar untuk gagasan utama, penggunaan garis bawah untuk gagasan penting di bawahnya dan huruf kecil untuk yang lebih bawah lagi; dan
f) Buatlah gambar-gambar pada bagian yang dirasa perlu untuk menanamkan ide-ide pikiran.
4) Kelebihan Metode Peta Pikiran (mind map)
Kelebihan metode Peta Pikiran (mind map) sebagai berikut: a) Meningkatkan kapasitas pemahaman siswa, dengan cara melihat
c) Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkonsentrasi, membuat catatan, meningkatkan minat dan mampu menyelesaikan persoalan;
d) Membantu siswa membuat catatan yang menarik dalam waktu singkat;
e) Mengoptimalkan otak kanan dan otak kiri, karena Peta Pikiran (mind map) bekerja dengan gambar, warna dan kata-kata sederhana;
f) Menghemat catatan, karena dengan ini bisa meringkas satu bab materi dalam satu lembar kertas;
g) Meningkatkan daya kreativitas siswa dan guru, karena siswa dan guru akan terangsang untuk membuat gambar-gambar atau warna-warna pada Peta Pikiran (mind map) agar terlihat lebih menarik; dan
h) Mempertajam daya analisa dan logika siswa, karena siswa tidak lagi dituntut untuk mencatat buku sampai habis kemudian menghafalnya, namun lebih kepada pemahaman dan kreativitas untuk dapat menghubungkan topik umum dengan sub-sub topik pembahasan.
5) Kelemahan Metode Peta Pikiran (mind map)
Kelemahan metode Peta Pikiran (mind map) sebagai berikut:
b) Tidak sepenuhnya terjadi proses pada siswa yang kurang antusias; dan
c) Peta Pikiran (mind map) yang dibuat siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa Peta Pikiran (mind map) siswa.
c. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1) Pengertian IPA
Ahmadi dan Supatmo (2000: 2) berpendapat bahwa IPA merupakan suatu ilmu teoretis, tetapi teori tersebut didasarkan atas pengamatan percobaan-percobaan terhadap gejala alam. Suatu teori dirumuskan tidak dapat dipertahankan kalau tidak sesuai dengan hasil-hasil pengamatan (observasi). Fakta-fakta gejala alam kebendaan (alam) diselidiki, dan diuji berulang-ulang melalui percobaan-percoban (experimen), kemudian berdasarkan hasil experimen itulah dirumuskan keterangan ilmiahnya (teorinya). Teori tidak dapat berdiri sendiri. Teori selalu didasari oleh suatu hasil pengamatan.
prosedur, dan menjelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah merupakan suatu ilmu teoretis yang mempelajari alam semesta, fenomena alam yang faktual, berupa kenyataan atau kejadian dan hubungan sebab-akibatnya melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur dan menjelaskan dengan penalaran.
2) Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran IPA. Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi, dan fisika.
Tujuan pembelajaran Sains di sekolah dasar menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (dalam Susanto, 2013: 171-172), dimaksudkan untuk:
a) Siswa memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya;
c) Siswa mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat;
d) Siswa mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; e) Siswa meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam;
f) Siswa meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; dan g) Siswa memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan
2. Kajian Materi Penelitian
Energi dan perubahannya merupakan salah satu materi pelajaran IPA yang terdapat pada kelas III Sekolah Dasar. Uraian materi tentang energi dan perubahannya adalah sebagai berikut:
a. Gerak Benda
Gerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Benda tidak hidup dapat bergerak jika ada yang menggerakkannya. Gerak benda merupakan perpindahan kedudukan benda dari suatu tempat ke tempat lain. Mahluk hidup bergerak dengan sendiri, benda mati dapat bergerak karena pengaruh benda dari luar. Contohnya, anak berlari, burung terbang, katak melompat, bola menggelinding karena ditendang, air mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah.
b. Jenis-jenis Gerak Benda
1) Gerak Menggelinding dan Berputar
Gambar 2.2 Bola Menggelinding dan Berputar
(Sumber: Puwantari dan Kartono, 2010: 88) 2) Gerak Memantul
Gerak memantul merupakan gerak berbalik disebabkan benda mengenai benda yang lebih keras dari pada bidang datar atau tegak. Benda yang lebih mudah di pantulkan yaitu benda yang bersifat elastis contohnya bola basket. Gambar contoh gerak memantul dapat ditampilkan pada Gambar 2.3
Gambar 2.3 Bola Memantul
(Sumber: Puwantari dan Kartono, 2010: 90) 3) Gerak Jatuh
Gerak jatuh merupakan gerak yang dialami oleh benda yang
Gambar 2.4 Bola Jatuh
(Sumber: Puwantari dan Kartono, 2010: 89) 4) Gerak Mengalir
Gerak mengalir merupakan gerak benda cair dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, contohnya air terjun, air hujan. Air mengalir dapat menggerakan benda yang terapung, contohnya perahu melaju melalui aliran air sehingga dapat di gunakan untuk menyeberangi sungai. Contoh gerak mengalir dapat ditampilkan pada Gambar 2.5
Gambar 2.5 Air Mengalir
(Sumber: Puwantari dan Kartono, 2010: 90) c. Hal-hal yang Memengaruhi Gerak Benda
Gerakan benda dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu pertama
ukuran benda, benda yang berbentuk kecil dan ringan akan lebih mudah
bergerak dan jarak tempuhnya jauh. Kedua bentuk permukaan benda,
benda yang semakin kasar permukaanya akan semakin sulit
semakin mudah menggelinding. Ketiga bentuk permukaan lintasan, dan
bentuk permukaan benda.
1) Ukuran Benda
Benda yang berbentuk kecil dan ringan akan lebih mudah
bergerak dan jarak tempuhnya jauh. Benda yang ukurannya besar
dan berat akan sulit bergerak dan jarak tempuhnya dekat. Gambar
contoh ukuran benda dapat memengaruhi gerak benda dapat ditampilkan pada Gambar 2.6
Gambar 2.6 Menjatuhkan dan Menggelindingkan Bola Besar dan Kecil (Sumber: Puwantari dan Kartono, 2010: 91)
2) Bentuk Permukaan Benda
Bentuk permukaan benda semakin kasar, benda akan semakin sulit menggelinding. Semakin halus permukaan benda, benda akan
semakin mudah menggelinding. Bentuk permukaan halus merupakan
bentuk yang tidak bersudut. Contohnya bola, lingkaran, dan roda.
Gambar contoh bentuk permukaan benda dapat memengaruhi gerak
Gambar 2.7 Bola dan Balok Digelindingkan (Sumber: Puwantari dan Kartono, 2010: 93)
3) Bentuk Permukaan Lintasan
Gerak benda dipengaruhi oleh bentuk permukaan lintasan.
Semakin halus permukaan lintasan, gerak benda semakin cepat.
Gerak benda lambat, jika permukaan lintasan kasar.
4) Luas Permukaan Benda
Benda dengan jenis dan berat sama kecepatan jatuhnya
mungkin berbeda. Hal ini disebabkan oleh pengaruh luas permukaan
benda itu. Kertas yang dilipat mempunyai luas permukaan kecil
sehingga gerak jatuh kertas itu lebih cepat dibanding lembaran kertas
yang luas permukaannya lebih besar.
c) Bentuk Energi dalam Kehidupan Sehari-hari
Energi adalah kemampuan untuk melakukan suatu aktivitas atau
kegiatan (Melati, 2014: 138). Energi sangat berpengaruh dalam
kehidupan sehari-hari. Manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari
membutuhkan energi. Bentuk-bentuk energi dalam kehidupan
1) Energi Panas
Energi panas merupakan energi yang terdapat dalam
benda-benda panas. Contoh sumber energi panas adalah matahri dan api.
Gambar contoh energi panas dapat ditampilkan pada Gambar 2.8
Gambar 2.8 Menjemur Pakaiaan dan Api Unggun
(Sumber: Purwantari dan Kartono, 2010: 95) 2) Energi Gerak
Energi gerak merupakan energi yang disebabkan karena
gerakan, energi gerak sangat bermanfaat untuk kehidupan.
Layang-layang dapat terbang karena adanya angin, Layang-layang-Layang-layang mendapat
energi gerak dari angin. Perahu layar juga dapat berlayar dilaut.
Perahu layar menggunakan energi gerak dari angin. Baling-baling
kincir angin dapat bergerak karena tertiup angin. Energi gerak juga
dapat menghangatkan tubuh. Gambar contoh energi gerak dapat ditampilkan pada Gambar 2.9
Gambar 2.9Layang-layang Terbang dan Menggosok-gosokkan Tangan
3) Energi Getaran
Getaran dihasilkan oleh getaran suatu benda. Getaran
merupakan gerakan yang teratur dan berulang. Dawai gitar yang
dipetik akan bergetar, getaran dawai menghasilkan bunyi.
Seruling yang ditiup juga dapat berbunyi, udara dalam suling
bergetar saat ditiup, sehingga menghasilkan bunyi. Contoh lain
dari energi getar yaitu garputala. Garputala merupakan suatu alat
musik, berbentuk seperti garpu. Alat ini dibunyikan dengan cara
dipukulkan, kemudian garputala akan bergetar, getaran akan
menghasilkan bunyi. Gambar contoh energi getaran dapat
ditampilkan pada Gambar 2.10
Gambar 2.10 Meniup Seruling (Sumber: Purwantari dan Kartono 2010: 98)
Bentuk energi lain masih banyak lagi misalnya, energi
cahaya, energi bunyi, energi listrik, dan energi kimia.
d)Sumber Energi dan Penggunaannya
Sumber energi merupakan sesuatu yang menghasilkan energi.
Banyak sumber energi yang ada di bumi ini, seperti: makanan,
matahari, angin, air, listrik, dan bahan bakar (minyak tanah, kayu
1) Makanan
Makanan merupakan sumber energi bagi tubuh manusia,
setiap hari manusia beraktivitas, aktivitas yang dilakukan oleh
manuisa mengeluarkan energi. Manusia berjalan, berarti
mengeluarkan energi. Belajar, menulis juga mengeluarkan energi.
Kegiatan yang manusia lakukan memerlukan energi. Manusia
mendapatkan energi dari makanan. Makanan berubah menjadi
energi melalui suatu proses. Proses itu disebut proses pencernaan
makanan.
2) Matahari
Matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan
seluruh makhluk hidup (Setia, 2006: 98). Matahari dapat
memancarkan cahaya sendiri. Sinar matahari sangat berguna bagi
kehidupan manusia sinar yang dipancarkan matahari sangat panas.
Matahari disebut sebagai sumber energi cahaya dan energi panas
terbesar energi panas matahari dapat dimanfaatkan untuk menjemur
pakaian, menggeringkan keripik, dan energi matahari dapat diubah
menjadi energi listrik. Manusia memanfaatkan energi matahari,
tumbuhan juga memanfaatkan cahaya matahari yaitu untuk proses
fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses pembuatan makanan
3) Angin
Angin merupakan udara yang bergerak. Angin
menghasilkan energi gerak. Angin berguna untuk menggerakkan
kapal layar, pada malam hari angin bertiup dari daratan ke arah
laut. Angin juga bisa menghasilkan energi listrik. Di negera
Belanda angin digunakan untuk menggerakkan suatu kincir besar.
Kincir dirangkai dengan banyak alat sehingga menghasilkan listrik.
Rangkaian alat ini disebut kincir angin. Angin dapat digunakan
untuk mainan anak-anak, contohnya menerbangkan layang-layang
dan memutar baling-baling kertas.
4) Air
Air merupakan salah satu sumber energi. Air waduk dapat
menggerakkan turbin. Turbin berputar sangat kencang akan
menghasilkan listrik. Air menghasilkan energi gerak dan energi
listrik. Bendungan air sungai yang besar arusnya dimanfaatkan
untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
5) Listrik
Energi listrik diperoleh dari sumber pembangkit listrik.
Energi listrik dapat diubah untuk menghasilkan energi lain
misalnya menjadi energi gerak, energi panas, dan energi cahaya.
Banyak peralatan rumah tangga yang menggunakan energi listrik.
menghasilkan energi panas. Kipas angin, blender, dan mixer
menghasilkan energi gerak. Lampu menghasilkan cahaya.
6) Bahan Bakar
Bahan bakar merupakan suatu bahan untuk proses
pembakaran. Kayu bakar, dan minyak bumi merupakan bahan
bakar. Kayu bakar dibakar menghasilkan energi panas untuk
digunakan memasak. Minyak bumi digunakan untuk bahan bakar,
minyak bumi diolah menjadi beberapa bahan bakar minyak tanah,
bensin, dan solar.
Gambar 2.11 Peta konsep Materi Energi dan Perubahannya (Sumber: Data Primer)
ENERGI DAN PERUBAHANNYA
Gerak Benda Bentuk Energi Sumber Energi
B. KAJIAN PUSTAKA
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti, 2015
Judul penelitian tentang “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi
Perubahan Lingkungan Melalui Metode Mind Map Pada Siswa Kelas IV Semester II Di MI Ma’arif Kutowinangon Tingkir Salatiga Tahun Pelajaran
2014/2015”. Rumusan masalah dalam penelitian adalah apakah penerapan metode Mind Map dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi perubahan lingkungan pada siswa kelas IV semester II di MI Ma’arif Kutowinangun
Tingkir Salatiga tahun pelajaran 2014/2015?, sedangkan tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi perubahan lingkungan pada siswa kelas IV semester II di MI Ma’arif
Kutowinangon Tingkir Salatiga tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua Siklus. Subjek siswa kelas IV MI Ma’arif Kutowinangun yang berjumlah 20 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Mind Map
Penelitian yang dilakukan oleh Siti memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu penggunaan metode Peta Pikiran (mind map) untuk meningkatkan hasil belajar, sedangkan perbedaannya terdapat pada subjek, materi pelajaran, tempat, dan waktu pelaksanaan penelitian.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Purwaningsih, 2015
Judul penelitian tentang “Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Melalui Metode Eksperimen dan Mind Map
pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015”. Rumusan masalah dalam penelitian
I terdapat 18 siswa atau 67% yang tuntas belajar rata-rata 66, dan pada siklus II terdapat 24 siswa atau 89% yang tuntas belajar rata-rata 80,11.
Penelitian yang dilakukan oleh purwaningsih memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu penggunaan metode Peta Pikiran (mind map) untuk meningkatkan hasil belajar, sedangkan perbedaannya terdapat pada subjek, materi pelajaran, tempat, dan waktu pelaksanaan penelitian.
Berdasarkan dua hasil penelitian tentang penggunaan metode mind map di atas, semua menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa melalui metode mind map, sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Materi Energi dan Perubahannya Melalui Metode Peta Pikiran (mind map) pada Siswa Kelas III SD Negeri Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyalali Tahun 2018.
56 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A.Gambaran Umum Sekolah 1. Identitas Sekolah
Identitas SD Negeri Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Identitas Sekolah
No Identitas Keterangan
1. Nama SD Negeri Garangan
Visi SD Negeri Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali adalah:
Terwujudnya sekolah yang kondusif, menjadi idola masyarakat, dan mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi, beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Esa. (Sumber: Admistrasi Sekolah)
Misi SD Negeri Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali:
b. Membentuk pribadi siswa yang berbudi luhur melalui pembiasaan sikap dan perilaku terpuji serta keteladanan. (Sumber: Admistrasi Sekolah) 3. Keadaan Guru
Keadaan guru SD Negeri Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Daftar Guru SD Negeri Garangan
No Nama Jabatan
1. Sukardi, S.pd. Kepala Sekolah 2. Zeni Ngimdhatul M. M.Pd. Guru PAI 3. Sri Umiyati, S.pd.I Guru PAI 4. Siti Aminah, S.Pd. Guru Kelas I 5. Winda Listyaningsih, S.Pd. Guru Kelas II 6. Zoeh Baniyah, S.Pd. Guru Kelas III 7. Ninik Setyawati. A.Md. Guru Kelas IV 8. Kasini, S.PdI. Guru Kelas V 9. Rina Setyaningsih, S.pd Guru Kelas IV 10. Wahid Husein. A. S.Pd. Guru Penjaskes Orkes 11. Siti Khoiriyah, S.Im. Petugas Perpustakaan 12. Nur Romadhona Tenaga Kependidikan
(Sumber: Administrasi Sekolah) 4. Keadaan Siswa
SD Negeri Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali pada tahun 2018 mempunyai 114 siswa dengan rincian pada Tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3. Daftar Jumlah Siswa SD Negeri Garangan
Kelas Jumlah Siswa Jumlah Siswa
5. Karakteristik Siswa
Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas III yang berjumlah 15 siswa, yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Rincian data siswa kelas III dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Daftar Siswa Kelas III SD Negeri Garangan Berdasarkan Jenis Kelamin
No Nama Jenis Kelamin
1. Ahmad Fakhurrozi Alhanafi Laki-laki 2. Andrian Tegar Maulana Laki-laki 3. Anisa Dwi Wulandari Perempuan 4. Davin Maulana Ibrahim Laki-laki
5. Dwi Nugroho Laki-laki
6. Elvita Rhania Athollah Perempuan 7. Jessica Putri Anggrainy Perempuan 8. Laksono Ardi Nugroho Laki-laki 9. Luklu Nur Mulyasari Perempuan 10. Muhammad Yusuf Akbar Laki-laki
11. Nio Novita Sari Perempuan
12. Nurul Sita Kartika Perempuan 13. Saputra Ardiansah Laki-laki 14. Syara Assija Nursotyani Laki-laki
15. Widiawati Perempuan
(Sumber: Administrasi Sekolah) 6. Kolaborator Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan jenis penelitian kolaboratif. Guru kelas yang melakukan kegiatan proses pembelajaran dan peneliti sebagai pengamat. Peneliti membantu guru dalam menyiapkan media pembelajaran dan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan metode Peta Pikiran (mind map).
7. Waktu Penelitian