• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar."

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN MEDIA DAN MODUL PAPAN KOSAKATA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI

PENGUASAAN KOSAKATA UNTUK PESERTA DIDIK AUTISME KELAS IV SEKOLAH DASAR INKLUSI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Cornelia Kristania Primadewi NIM : 171134035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(2)

ii SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA DAN MODUL PAPAN KOSAKATA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI

PENGUASAAN KOSAKATA UNTUK PESERTA DIDIK AUTISME KELAS IV SEKOLAH DASAR INKLUSI

Oleh:

Cornelia Kristania Kristania Primadewi NIM : 171134035

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Laurensia Aptik Evanjeli, M.A. Tanggal 3 November 2021

(3)

iii SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA DAN MODUL PAPAN KOSAKATA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI

PENGUASAAN KOSAKATA UNTUK PESERTA DIDIK AUTISME KELAS IV SEKOLAH DASAR INKLUSI

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Cornelia Kristania Kristania Primadewi NIM : 171134035

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 24 November 2021

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. ….…………..

Sektretaris Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ….…………..

Anggota Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A. ….…………..

Anggota Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ….…………..

Anggota Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. ….…………..

Yogyakarta, 24 November 2021

Fakultas Keguruan dari Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd, M.Si

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada :

1. Bunda Maria dan Tuhan Yesus yang sudah memberikan kekuatan dalam mengerjakan skripsi.

2. Kedua orang tua saya yang sudah memberikan doa dan dukungan.

3. Seluruh keluarga, pacar dan teman yang selalu memberikan dukungan.

(5)

v MOTTO

Semakin banyak kosakata, hidup akan semakin lebih berwarna (Penulis)

To change your vocabulary is tp change your life (Henry Guntur Tarigan dalam buku Pengajaran Kosakata)

(6)

vi

PERYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang sudah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Kutoarjo, 24 November 2021 Penulis,

Cornelia Kristania Primadewi

(7)

vii

LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Cornelia Kristania Primadewi

Nomor Induk Mahasiswa : 171134035

Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

PENGEMBANGAN MEDIA DAN MODUL PAPAN KOSAKATA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI PENGUASAA KOSAKATA UNTUK PESERTA DIDIK AUTISME KELAS IV SEKOLAH DASAR INKLUSI

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan ini, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royaliti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian peryataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Kutoarjo

Pada tanggal: 24 November 2021 Yang menyatakan

Cornelia Kristania Primadewi

(8)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA DAN MODUL PAPAN KOSAKATA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI PENGUASAAN KOSAKATA UNTUK PESERTA DIDIK AUTISME KELAS IV SEKOLAH

DASAR INKLUSI

Cornelia Kristania Primadewi Universitas Sanata Dharma

2021

Autisme pada peserta didik merupakan suatau kendala pada gangguan komunikasi. Peneliti melakukan penelitian di Jogja Green School pada tahun ajaran 2020/2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media Papan Kosakata untuk mengembangkan daya ingat otak kanan, melatih, melatih kosentrasi, meningkatkan pembelajaran kata dengan cepat

Subjek penelitian ini adalah peserta didik di kelas IV yang berjumlah lima siswa dengan karakter inklusi anak autisme. Penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa wawancara, kusioner dan tes. Hasil penelitian terhambat karena adanya pandemi covid-19, sehingga membuat peneliti tidak dapat melakukan observasi secara langsung dan tidak dapat menguji coba media Papan Kosakata.

Jenis penelitian yang digunakan ialah pendekatan Research and Development (R&D). Prosedur penelitian yang digunakan peneliti yaitu prosedur peneliti yang didesain oleh Borg & Gall dalam Sugiyono (2010) dan dibatasi menjadi enam langkah dari sepuluh langkah, yaitu: 1) potensi masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi produk, 5) revisi produk, 6) uji coba produk. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif dan kuantitatif.

Hasil validasi oleh beberapa ahli menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan berupa media papan kosakata memperoleh skor ahkir yaitu 3,34 dengan kriteria sangat baik, modul penggunaan media papan kosakata memperoleh skor ahkir yaitu 3,7 dengan kriteria sangat baik, serta video penggunaan media papan kosakata memperoleh skor ahkir yaitu 3,1 dengan kriteria baik. Kelebihan media papan kosakata ialah mudah dibawah kemana- mana.

Kata kunci: Media Pembelejaran, R&D, peserta didik berkebutuhan khusus autisme

(9)

ix ABSTRACT

DEVELOPMENT OF VOCABULARY BOARD MEDIA AND MODULE IN INDONESIAN LEARNING MATERIALS OF VOCABULARY MASTERING

FOR AUTISM STUDENTS IN CLASS IV ELEMENTARY SCHOOL INCLUSION

Cornelia Kristania Primadewi

Sanata Dharma University 2021

Autism in students is an obstacle to communication disorders. Researchers conducted research at Jogja Green School in the 2020/2021 academic year. This study aims to develop a Vocabulary Board media to develop right brain memory, train, train concentration, improve word learning quickly

The subjects of this study were students in class IV, totaling five students with the inclusion character of children with autism. This study use research instruments in the form of interviews, questionnaires and tests. The results of the study were hampered due to the covid-19 pandemic, thus making researchers unable to make direct observations and unable to test the Vocabulary Board media.

The type of research used was the Research and Development (R&D) approach. The research procedure used by the researcher was the research procedure designed by Borg & Gall in Sugiyono (2010) and is limited to six steps out of ten steps, namely: 1) potential problems, 2) data collection, 3) product design, 4) product validation, 5) product revision, 6) product trial. The data analysis technique used were qualitative and quantitative data analysis.

The results of validation by several experts showed that the product developed in the form of vocabulary board media obtained a final score of 3.34 with very good criteria, the module using vocabulary board media obtained a final score of 3.7 with very good criteria, and videos using vocabulary board media obtained the final score is 3.1 with good criteria. The advantage of the vocabulary board media is that it is easy to carry everywhere.

Keywords: Learning Media, R&D, students with autism special needs

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Pengembangan Media dan Modul Papan Kosakata Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Penguasan Kosakata Untuk Peserta Didik Autisme Kelas IV Sekolah Dasar Inklusi. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa menyelesaikan spripsi ini tentu tidak terlepas dari dukungan dan doa dari banyak pihak yang sudah memberikan motivasi, perhatian dan semangat. Maka pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang sudah memberikan kekuatan, kedamaian kepada penulis,

2. Dr. Yohanes Haryoso, S.Pd., M. Si., selaku dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.

3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd selaku ketua Program Studi Guru Sekolah Dasar.

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Sanata Dharma.

5. Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A., selaku dosen Pembimbing I yang sudah memberikan perhatian, motivasi dan saran kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.

6. Para dosen program studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmunya selama penulis melaksanakan studi di Universitas Sanata Dharma.

7. Ryan Tan Sakana Pribadi, S.Pd, selaku guru kelas IV SD Jogja Green School yang telah bersedia menjadi narasumber dalam penelitian.

8. Seluruh validator yang telah bersedia membantu saya dalam memvalidasi seluruh produk.

(11)

xi

9. Sekretariat Program Studi Guru Sekolah Dasar yang membantu membuatkan surat perizinan guna penelitian.

10. Antonius Benartho Nugroho dan Maria Stevani Sayekti TH selaku orang tua yang telah memberikan dukungan, doa, semangat dan menguatkan penulis dalam menyelesaikan skripsi.

11. Teristimewa Ricky yang telah memberikan dukungan motivasi selama menyelesaikan skripsi.

Peneliti menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga masih perlu saran dan kritik yang membangun sehingga penulis dapat mengembangkan media lebih lanjut.

Kutoarjo, 24 November 2021 Penulis,

Cornelia Kristania Primadewi

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGATAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Manfaat Penelitian... 3

E. Definisi Operasional ... 4

F. Spesifikasi Produk ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. Kajian Pustaka ... 6

1. Media Pembelajaran ... 6

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 6

b. Fungsi Media Pembelajaran ... 6

c. Macam-macam Media Pembelajaran ... 7

d. Manfaat Media pembelajaran ... 7

2. Modul ... 8

1) Pengertian Modul ... 8

(13)

xiii

2) Ciri-ciri Modul ... 9

3) Tujuan Modul ... 9

3. Media Papan Kosakata ... 10

4. Penguasaan Kosakata ... 10

a. Pengertian Kosakata ... 10

b. Jenis-jenis Kosakakata ... 11

c. Faktor yang Mempengaruhi Penguasaan Kosakata ... 13

d. Empat Langkah untuk Menguasai Kosakata ... 13

5. Bahasa Indonesia ... 14

a. Hakikat Bahasa Indonesia ... 14

b. Fungsi Bahasa Indonesia ... 14

6. Autisme ... 16

a. Pengertian Autisme ... 16

b. Gejala Autisme ... 17

c. Jenis-jenis Autisme ... 18

d. Klasifikasi Autisme ... 19

e. Faktor Penyebab Autisme ... 20

f. Karakteristik anak Autisme ... 22

B. Penelitian yang Relevan ... 24

1. Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia ... 24

2. Peserta didik anak Autisme ... 25

3. Media Papan Kosakata ... 26

4. Modul ... 27

C. Kerangka Berpikir ... 29

D. Pertanyaan Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

1. Prosedur Penelitian... 32

a. Potensi dan Masalah ... 32

b. Pengumpulan Data ... 32

c. Desain Produk ... 33

d. Validasi Produk ... 33

(14)

xiv

e. Revisi Produk ... 33

f. Uji coba Produk... 34

B. Settting Penelitian... 34

1. Lokasi penelitian... 34

2. Subjek Penelitian ... 34

3. Objek Penelitian ... 34

4. Waktu Penelitian... 35

C. Teknik Pengumpulan Data ... 35

1. Wawancara ... 35

2. Kuisioner ... 35

3. Tes ... 36

D. Instrumen Penelitian... 36

1. Pedoman Wawancara ... 36

2. Pedoman Kuisioner ... 37

a. Instrumen Validasi Produk oleh Ahli ... 37

3. Tes ... 38

E. Analisis Data ... 39

1. Analisis Data Kualitatif ... 39

2. Analisis Data Kuantitatif ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Hasil Penelitian ... 43

1. Potensi dan Masalah ... 43

a. Wawancara ... 43

2. Pengumpulan Data ... 45

3. Desain Produk ... 46

a. Desain Media ... 46

b. Desain Modul ... 48

4. Validasi Produk ... 49

a. Data Hasil Validasi Produk ... 49

5. Revisi Produk ... 51

6. Uji Coba Produk ... 52

B. Pembahasan ... 52

(15)

xv

1. Proses Pengembangan ... 53

2. Kualitas Media ... 56

BAB V PENUTUP ... 58

A. Kesimpulan ... 58

1. Pengembangan Media dan Modul Pembelajaran ... 58

2. Kualitas Media Pembelajaran Papan Kosakata ... 58

B. Keterbatasan Penelitian ... 59

C. Saran ... 59

LAMPIRAN ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 60

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 113

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru Kelas IV... 36

Tabel 3.2 Kisi-kisi InsturmenValidasi Media oleh Ahli ... 37

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Validasi Modul Panduan oleh Ahli ... 38

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Validasi Video Penggunaan Media ... 38

Tabel 3.5 Kisi-kisi Soa Tesl ... 39

Tabel 3.6 Data Konversi Kuantitatif ke Kualitatif ... 40

Tabel 3.7 Data Konverensi Kuantitatif ke Kualitatif ... 41

Tabel 4.1 Hasil Wawancara Guru Kelas IV ... 43

Tabel 4.2 Hasil Validasi Media ... 49

Tabel 4.3 Hasil Validasi Modul ... 50

Tabel 4.4 Validasi Video Media ... 50

Tabel 4.5 Tabel Revisi Produk ... 52

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Media Papan Kosakata dan Modul Pembelajaran ... 5

Gambar 2.1 Kerangka Hasil Relevan ... 28

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan Borg and Gall... 31

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian ... 32

Gambar 3.3 Rumus Rerata Hasil Penilaian Dengan Skala Likert ... 40

Gambar 3.4 Presentase Jawaban Kusioner... 41

Gambar 3.5 Rumus Rata-rata Tes ... 42

Gambar 3.6 Rumus Presentase Penilaian ... 42

Gambar 4.1 Papan Kosakata ... 47

Gambar 4.2 Kartu Huruf ... 47

Gambar 4.3 Kartu Bergambar ... 48

Gambar 4.4 Modul dan Video Pembelajaran ... 49

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Surat Validasi Lampiran ... 63

Lampiran 1.2 Tern of Refence ... 64

Lampiran 1.3 Wawanacara untuk Guru Kelas IV ... 65

Lampiran 1.4 Instrumen Validasi Media untuk Ahli Media ... 66

Lampiran 1.5 Instrumen Validasi Media untuk Ahli Psikologi ... 68

Lampiran 1.6 Instrumen Validasi Media untuk Guru Kelas ... 70

Lampiram 1.7 Insturmen Validasi Modul untuk Ahli Media ... 72

Lampiran 1.8 Instrumen Validasi Modul untuk Ahli Psikologi ... 74

Lampiran 1.9 Insturmen Validasi Modul untuk Guru Kelas... 76

Lampiran 1.10 Lampiran Validasi Video untuk Ahli Media ... 78

Lampiran 1.11 Lampiran Validasi Video untuk Ahli Psikologi ... 80

Lampiran 1.12 Lampiran Validasi Video untuk Guru Kelas ... 82

Lampiran 1.13 Hasil Wawancara Guru Kelas IV ... 85

Lampiran 1.14 Hasil Validasi Produk, Modul dan Video ... 87

Lampiran 1.15 Modul Panduan Media... 105

Lampiran 1.16 Daftar Riwayat Hidup ... 112

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan inklusi merupakan layanan yang memberikan kesempatan kepada semua anak untuk mendapatkan pendidikan di sekolah umum bersama anak lainnya (Dapa, dkk, 2007: 145). Pemerintah mengeluarkan pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 70 tahun 2009, yang menjelaskan bahwa pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus tidak hanya dikhususkan pada sekolah luar biasa (SLB) saja, tetapi juga pendidikan reguler atau sering disebut dengan sekolah inklusi.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas (dalam Evanjeli, 2019: 2), pemerintah menggunakan istilah disabilitas untuk merujuk pada anak-anak yang memiliki keterbatasan khusus. Keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki penyandang disabilitas antara lain keterbelakangan mental, keterlambatan perkembangan kognitif, kelainan emosi, dan sosial idealnya. Setiap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), membutuhkan fasilitas media pembelajaran yang dapat membantu dan mendukung mereka dalam memahami materi yang disampaikan, guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan seperti anak pada umumnya.

Salah satu kategori anak berkebutuhan khusus adalah gangguan spektrum autisme. Hadis, (2006: 55) mengungkapkan bahwa anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan berat antara lain mempengaruhi cara seseorng berkomunikasi dengan orang lain.

Gangguan autisme memiliki hambatan berkomunikasi, berinteraksi sosial dan perhatian terbatas dalam suatu kegiatan. Hal ini yang membuat siswa autsime sulit memproses informasi.

Siswa autisme memiliki hambatan berkomunikasi yang mengalami kesulitan pembelajaran kosakata. Hambatan berkomunikasi dalam

(20)

2

pembelajaran kosakata dapat menghambat dalam proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan permasalahan yang dialami siswa autisme, salah satu upaya yang dilakukan untuk pembelajaran kosakata adalah menggunakan media papan kosakata.

Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat membantu pemahaman materi. Siswa autisme tertarik kepada media dengan gambar-gambar yang mengandung unsur warna cerah. Utami (2013) melakukan penelitian penaguasaan kosakata bahasa Indonesia melalui Papan Selip (Selip Board) untuk kelas II SDN 2 Karang Talun. Peneliti mengembangkan media dengan menggunakan bahan tripleks, karton atau sterofom dengan ukuran 60cm x 40cm, crayon, kertas lipat, kartu huruf, dan gambar. Penelitian ini menunjukkan bahwa media Papan Selip (Selip Board) dapat meningkatkan penguasaan kosakata dalam pembelajaran bahasa Indonesia

Hasil wawancara bersama guru di Jogja Green School pada bulan November tahun 2020 menemukan bahwa siswa di kelas IV sebagian besar termasuk kategori anak berkebutuhan khusus yaitu kategori autsime. Saat melakukan wawancara terdapat 5 siswa yang masih kesulitan dalam pembelajaran kosakata. Siswa kelas IV masih kesulitan dalam materi yang membutuhkan pemahaman, hampir semua siswa di kelas IV belum bisa memahami kalimat.

Berdasarkan masalah yang terjadi pada sekolah di Jogja Green School, peneliti membuat sebuah media pembelajaran untuk anak autisme yaitu media Papan Kosakata untuk materi penguasaan kosakata. Dhieni (2008: 11) menjelaskan bahwa media Papan Kosakata adalah media visual yang efektif untuk menyajikan pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Media Papan Kosakata memiliki beberapa keunggulan yaitu mudah dibawa-bawa, dapat mengembangkan daya ingat otak kanan, melatih kemampuan kosentrasi, meningkatkan pembelajaran kata dengan cepat, materi pembelajaran yang menarik, dan suasana yang menyenangkan.

(21)

3

Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Utami (2013), media pembelajaran baik digunakan untuk membantu siswa dalam belajar suatu materi pembelajaran terutama untuk anak autisme. Oleh karena itu, peneliti hendak melakukan penelitian mengenai media pembelajaran tentang pemahaman kosakata

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengembangan media Papan Kosakata untuk mengatasi permasalahan penguasaan kosakata untuk anak autisme dalam pembelajaran bahasa Indonesia?

2. Bagaimana efektivitas penggunaan media Papan Kosakata untuk mengatasi permasalahan penguasaan kosakata untuk anak autisme dalam pembelajaran bahasa Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk 1. Mengembangkan produk berupa media Papan Kosakata untuk

mengatasi penguasaan kosakata untuk anak autisme dalam pembelajaran bahasa Indonesia

2. Mengetahui efektivitas penggunaan media Papan Kosakata untuk mengatasi penguasaan kosakata untuk anak autisme dalam pembelajaran bahasa Indonesia

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Untuk mengembangkan produk media Papan Kosakata pada materi penguasaan kosakata dalam pembelajaran bahasa Indonesia

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa autisme, penelitian ini dapat membantu siswa untuk mendapatkan pembelajaran yang lebih efektif dan mudah dipahami sesuai dengan kebutuhan siswa.

(22)

4

b. Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan alternatif untuk menggunakan media papan kosakata dalam mengajar. Dengan penggunaan media Papan Kosakata ini, guru dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar pada materi penguasaan kosakata pada pembelajaran bahasa Indonesia

c. Bagi peneliti, penelitian dapat mengembangkanPapan Kosakata dalam membantu siswa dalam materi penguasaan kosakata pada pembelajaran bahasa Indonesia.

E. Definisi Operasional

1. Media pembelajaran adalah suatu perantara yang digunakan untuk menyalurkan informasi atau pesan dari pengirim sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar dapat terjadi.

2. Media Papan Kosakata merupakan media visual yang efektif untuk menyusun kata dalam sebuah kalimat.

3. Kosakata adalah pembedaharaan kata yang dimiliki seseorang yang memuat suatu informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam suatu bahasa untuk melakukan informasi.

4. Autisme adalah gangguan perkembangan neurobiologis yang sangat kompelks/berat dan mempengaruhi bahasa, komunikasi dan interaktsi sosial.

F. Spesifikasi Produk

a. Media Papan Kosakata merupakan media pembelajaran yang dibuat untuk membantu peserta didik dalam mengenal huruf dan dapat memahami sebuah kalimat menjadi sebuah kalimat yang tepat.

Peneliti menggunakan kosakata terdiri dari 10 kata benda, ada 50 huruf, dan 10 kartu bergambar, sehingga memudahkan peserta didik untuk mengingat.

b. Media pembelajaran berupa Papan Kosakata merupakan media yang papan permukaannya bisa terbuat dari karton atau tripleks.

(23)

5

Bentuknya adalah persegi panjang dan berukuran 50cm x 60cm.

Setiap huruf memiliki warna yang berbeda-beda yaitu warna merah, biru, kuning dan hijau yang terbuat dari kertas yang sedikit tebal.

Papan permukaan memiliki dua warna yaitu warna kuning dan warna merah. Tujuan menggunakan warna kuning dan warna merah agar peserta didik lebih semangat dan tertarik dengan media tersebut.

c. Media pembelajaran ini dapat digunakan berkali-kali dan ringan sehingga mudah dibawa oleh peserta didik guru yang ingin menggunakan media tersebut.

d. Modul yang dikembangkan berbentuk buku dengan ukuran A5 yaitu 14,8cm x 21,0cm. Modul dibuat dengan aplikasi Canva, kertas yang digunakan adalah ivory 230 gram untuk cover, dan kertas HVS untuk bagian isi. Jenis form yang digunakan Cambria Match.

Tampilan modul dibuat menarik dan sesuai dengan hasil yang baik.

e. Modul berisi pedoman menggunakan media pembelajaran Papan Kosakata, untuk penguasaan kosakata sehingga menjadi kata yang umum

Gambar 1.1 Media Papan Kosakata dan Modul Pembelajaran

(24)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin “medius” yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau pengantar (Arsyad, 2006:

3). Sadiman (1996: 6) menjelaskan media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar dapat terjadi. Sementara itu, Sanaky (2013: 4) mendeskripsikan media pembelajaran adalah saranan atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran.

Berdasarkan pengertian tiga ahli tersebut, kesimpulan media pembelajaran adalah suatu perantara yang digunakan untuk menyalurkan informasi atau pesan dari pengirim sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar dapat terjadi.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran dalam menunjang proses pembelajaran memiliki banyak fungsi. Levie & Lentz (dalam Sanaky, 2013: 7) menjelaskan fungsi media pembelajaran, yaitu:

1. Fungsi Atensi, media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian-perhatian siswa untuk berkosentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

(25)

7

2. Fungsi Afektif, media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan peserta didik ketika belajar atau membaca teks yang bergambar atau membaca teks yang bergambar. Gambar dapat menggungah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

3. Fungsi Kognitif, media visual dari teman-teman penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami atau mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

4. Fungsi Kompensatoris, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan peserta didik yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

c. Macam-macam Media Pembelajaran

Suranto (2005: 122) menjelaskan macam-macam media pembelajaran berdasarkan bentuknya dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Media cetak, ialah segala barang cetak yang dipergunakan sebagai saranan penyampaian pesan seperti surat kabar, leaflet, brosur, bulletin, dan sebagainya.

2. Media visual, media pandang artinya untuk menerima pesan yang disampaikannya digunakan indera penglihatan. Misalnya film, televisi, lukisan, foto, pameran, dan lain-lain.

3. Media audio, untuk menerima pesan yang disampaikan digunakan indera pendengaran, seperti radia, telepon, taperecorder, dan sebagainya.

4. Media audio-visual, ialah media komunikasi yang dapat dilihat sekaligus didengar, jadi untuk dapat mengakses informasi yang disampaikan, digunakan indera penglihatan dan pendengaran sekaligus termasuk jenis adalah telivisi dan film.

(26)

8

d. Manfaat Media Pembelajaran

Arsyad (2002: 26) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:

1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan infromasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungannya, dan memungkinkan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungan.

2. Modul

a. Pengertian Modul

Modul adalah bahan ajar yang disusun secara sitematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik, sesuai dengan usia dan tingkat pengetahuan agar dapat belajar secara mandiri dengan bimbingan minimal dari pendidik (Prastowo, 2012: 106). Peggunaan modul dalam pembelajaran di kelas memiliki tujuan tersendiri, agar peserta didik dapat belajar secara mandiri.

Modul merupakan bagian kesatuan belajar yang terencana yang dirancang untuk membantu perserta didik secara individual dalam mencapai tujuan belajarnya (Sukiman, 2013: 131). Peserta didik yang memiliki kecepatan dalam belajar akan lebih cepat menguasai materi.

(27)

9

Kesimpulan pengertian dari modul adalah bahan ajar yang digunakan peserta didik sebagai alat agar peserta menggunakan secara mandiri dengan arahan guru.

b. Ciri-ciri Modul

Lestari (2013: 2) menjelaskan modul mampu meningkatkan motivasi belajar, pemgembangan modul harus memperhatikan karakteristik yang diperlukan sebagai modul, yaitu:

1. Self Intruction merupakan karakteristik yang memungkingkan peserta didik belajar secara mandiri dan tidak terganggu pada pihak lain.

2. Self Contained yaitu memberikan kesempatan pada peserta didik mempelajari pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar dikemas kedalam satu kesatuan yang utuh.

3. Stand Alone adalah karakteristik modul yang tidak tergantung pada bahan ajar/media lain, atau tidak harus digunakan bersamaan dengan bahan ajar/media lain.

4. Adaptive merupakan modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mudah digunakan. Modul dapat dikatakan adaptif ketika modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Modul yang adaptif yaitu isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.

5. User Friendly merupakan penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan.

c. Tujuan Modul

Lestari (2013: 3) menyebutkan penulisan modul memiliki tujuan, antara lain:

(28)

10

a. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.

b. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang.

c. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi.

d. Peserta didik dapat mengevaluasi hasil belajar secara mandiri.

3. Media Papan Kosakata

a. Pengertian Media Papan Kosakata

Salah satu media yang dapat digunakan dalam meningkatkan penguasaan kosakata adalah media visual berupa papan kosakata. Dhieni (2008: 11) menyatakan bahwa media papan kosakata adalah media visual yang efektif untuk menyajikan pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Salah satunya kepada siswa, pesan yang disampaikan berupa kata-kata .

Indriana (2011) menyatakan bahwa papan kosakata yaitu media papan permukaannya bisa terbuat dari karton ataupun kayu. Bentuknya adalah persegi panjang dan terdapat kosakata dan gambar yang dapat ditempelkan di permukaan karton atau kayu. Kosakata yang digunakan disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran.

Sekumpulan kosakata tersebut adalah item yang dapat dipakai oleh siswa dalam menyusun kata dalam sebuah kalimat. Kalimat yang telah dibuat dapat dipakai dalam sebuah percakapan baik dengan siswa lain atau guru yang bersangkutan.

Berdasarkan kesimpulan dari dua ahli tersebut, papan kosakata merupakan media visual yang efektif untuk menyusun kata dalam sebuat kalimat.

(29)

11 4. Penguasaan Kosakata

a. Pengertian Kosakata

Komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia karena berbagai macam iformasi dapat disalurkan atau diterima melalui proses komunikasi. Salah satu komponen penting dalam berkomunikasi adalah bahasa. Salah satu bagian sari suatu bahasa adalah kosakata.

Kridalaksana (2001: 17) menyatakan bahwa kosakata merupakan membedaharaan kata atau leksikon yang dimiliki oleh suatu bahasa dan di dalamnya termasuk pembedaharaan kata yang dimiliki seorang pembicara atau seorang penulis, juga merupakan daftar kata yang disusun seperti kampus tetapi dengan penjelasan yang praktis, kosakata merupakan komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam suatu bahasa.

Pendapat lain dikemukakan oleh Keraf (2009: 80) yang menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang berada dalam ingakatan seseorang, yang segera akan menimbulkan rekasi bila didengar dan dibaca.

Dalam Kamus bahasa Indonesia (2002: 597) disebutkan bahwa kosakata berarti pembedaharaan kata, pembendaharaan kata adalah banyaknya kata yang dimiliki seseorang.

Berdasarkan pengertian di atas, kosakata merupakan keseluruhan kata yang dimiliki seseorang yang memuat suatu informasi tentang makna dan pemamakaian kata dalam suatu bahasa untuk melakukan komunikasi

b. Jenis-jenis Kosakata

Tarigan (1985: 149) membedakan dua tipe kosakata sebagai berikut.

(30)

12

1. Kosakata aktif, yaitu kosakata yang sering digunakan dalam berbicara atau menulis.

2. Kosakata pasif, yaitu kosakata yang jarang atau tidak pernah dipakai.

Pendapat lain mengatakan jeis kosakata yaitu kosakata dasar (basic vocabulary), adalah kata-kata yang tidak mudah berubah atau sedikit sekali kemungkinannya dipungut dari bahasa lain dan yang termasuk dalam kosakata ini sebagai berikut (Sarjono, 2011: 61-62):

1. Istilah kekerabatan, misalnya ayah, ibu, adik, nenek, kakek, paman, bibi, menantu, dan sebagainya.

2. Nama-nama organ tubuh, misalnya: kepala, rambut, telinga, hidung, mulut, bibir, gigi, lidah, pipi, leher, dagu, bahu, tangan, jari, dada, perut, pinggang, kaki, betis, telapak, punggung, darah, nafas, dan sebagainya.

3. Kata ganti (diri petunjuk), misalnya saya, kamu, dia, kami, kita, mereka, ini, itu, sana, sebagainya.

4. Kata bilangan pokok, misalnya satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, dua puluh, dua belas, seratus, duaratus, seribu, sejuta, dan sebagainya.

5. Kata kerja pokok, misalnya makan, minum, tidur, bangun, berbicara, melihat, mendengar, mengingat, berjalan, bekerja, mengambil, menangkap, lari, dan sebagainya.

6. Kata keadaan pokok, misalnya suka, duka, senang, gembira, marah, susah, lapar, kenyang, haus, sakit, sehat, bersih, kotor, jauh, dekat , cepat, lembut, besar, kecil, banyak, sedikit, gelap, terang, siang, malam, rajin, malas, kaya, miskin, tua, muda, hidup, mati, dan sebagainya.

(31)

13

7. Benda-benda universal, misalnya tanah, air, udara, langit, bulan, bintang, matahari, tumbuh-tumbuhannya dan sebagainya.

c. Faktor yang Mempengaruhi Penguasaan Kosakata Pada hakikatnya kemampuan berbahasa seseorang ditentukan oleh penguasaan kosakata yang dimiliki. Chaer dan Agustina (1995: 271) juga mengemukakan faktor yang menentukan keberhasilan belajar bahasa seseorang ditentukan oleh motivasi, pengalaman diri sendiri, keingintahuan, nanlisis sintesi, dan perbedaan individu.

Pendapat lain dikemukakan oleh Hastuti (1992: 5) juga menjelaskan bahwa penguasaan kosakata dapat ditempuh dengan banyak cara salah satunya adalah dengan banyak membaca, karena dengan makin banyak membaca semakin luas wawasan yang dimiliki dan kegiatan ini secara tidak langsung menambah penbendaharaan kata.

d. Empat langkah untuk menguasai kosakata

Lado (dalam Anggraini 2011: 26) mengemukakan langkah untuk menguasai kosakata sebagai berikut:

1. Mengenali, yaitu proses pemahaman atau mengetahui tentang sesuatu hal yang dikatakan oleh orang lain agar teringat.

2. Mendengarkan, yaitu suatu proses menangkap, memahami dan mengingat dengan sebaik-baiknya apa yang didengarkan atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya.

3. Melafalkan, yaitu suatu kata atau perkataan yang diucapkan dengan baik agar dalam dipahami oleh orang lain.

4. Memaknai atau mengartikan, yaitu pemahaman seseorang tentang suatu kata.

(32)

14 5. Bahasa Indonesia

a. Hakikat Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan sosial masyarakat. Karena dengan menggunakan bahasa Indonesia, kita dapat berkomunikasi dan bersosialisasi dengan masyarakat.

Bahasa Indonesia merupakan cermin kepribadian seseorang. Artinya, melalui bahasa Indonesia (yang digunakan) seseorang atau suatu bangsa dapat diketahui kepribadiannya (Pranowo, 2009: 3).

Slamet (2007: 31) mendifinisikan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang umum dalam masyarakat.

Bagaimanapun wujudnya, setiap masyarakat pastilah memiliki bahasa sebagai alat komunikasi. Hal tersebut diperkuat juga oleh Widjono (2017: 14) yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainnya.

Berdasarkan pengertian dari pada ahli, Bahasa Indonesia adalah merupakan lambang bunyi ujaran yang digunakan oleh masyarakat secara umum untuk melakukan komunikasi dan bersosialisasi dengan masyakarat.

b. Fungsi Bahasa Indonesia

Keraf (2004: 1) menjelaskan bahwa bahasa Indonesia memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan pemakainnya yaitu:

1. Alat untuk ekspresi diri,

Sebagai alat untuk menyampaikan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu

(33)

15

yang tersirat di dalam dada kita, sekurang- kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita.

2. Sebagai alat komunikasi

Bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan orang lain.

Komunikasi mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita. Komunikasi juga memungkinkan manusia menganalisa masa lampaunya untuk menarik hasil-hasil yang berguna bagi masa yang akan datang.

3. Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial Melalui bahasa, anggota masyarakat perlahan- lahan mengenal adat istiadat, tingkah laku, dan tata krama masyarakat.

4. Alat mengadakan kontrol sosial

Bahasa mempunyai relasi dengan proses-proses sosialisasi masyarakat.

5. Tujuan kemahiran berbahasa

Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun tertulis, agar mereka yang mendengar atau diajak bicara, dengan mudah dapat memahami apa yang dimaksud.

Tujuan utama pembelajaran bahasa Indonesia adalah meningkatkan keterampilan peserta didik dalam bahasa Indonesia. Pengetahuan bahasa diajarkan untuk menunjukkan peserta didik terampil berbahasa, yakni terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan berbahasa hanya bisa dikuasai dengan latihan yang terus menerus dan sistematis, yakni harus sering belajar,

(34)

16

berlatih, dan membiasakan diri. Wiyanto (2009: 7).

Mata pelajaran bahasa Indonesia adalah program untuk mengembangkan keterampilan berbahasa dan sikap positif terhadap bahasa yang mencakup keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

6. Autisme

a. Pengertian Autisme

Autis merupakan salah satu kelompok dari gangguan perkembangan pada anak. Veskarisyanti (2008: 17) menjelaskan kata autisme dalam bahasa Yunani dikenal kata autis “auto” berarti sendiri ditunjukan pada seseorang ketika menunjukkan gejala hidup dalam duniannya sendiri atau mempunyai dunia sendiri.

Autisme pertama kali ditemukan oleh Leo Kanner pada tahun 1943. Kanner mendeskripsikan gangguan ini sebagai ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, gangguan berbahasa yang ditunjukkan dengan penguasaan bahasa yang tertunda, echolalia, pembalikan kalimat, adanya aktivitas bermain repetitive dan stereotype, rute ingatan yang kuat dan keinginan obsesif untuk mempertahankan keteraturan di dalam lingkungan.

Autisme adalah gangguan perkembangan yang secara umum tampak di tiga tahun pertama kehidupan anak.

Gangguan ini berpengaruh pada komunikasi, interaksi sosial, imajinasi dan sikap (Wright, 2007: 4).

Yuwono (2009: 26) menjelaskan autis merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang sangat kompleks/berat dalam kehidupan yang panjang, yang meliputi gangguan pada aspek interaksi sosial, komunikasi dan bahasa perilaku serta gangguan emosi

(35)

17

dan persepsi sensori bahkan pada aspek motoriknya.

Gejala autistik muncul pada usia sebelum 3 tahun.

Berdasarkan pengertian para ahli, autisme merupakan suatu gangguan perkembangan neurobiologis yang sangat kompleks/berat dan mempengaruhi kemampuan bahasa, komunikasi dan interaksi sosial. Gangguan dalam berkomunikasi, interaksi sosial dan imajinasi sering saling berkaitan sehingga semuanya dapat digambarkan sebagai tiga serangkai. Gejala lainnya yang muncul; antara lain berupa kehidupan dalam dunia sendiri tanpa menghiraukan dunia luar.

b. Gejala Autisme

Acocella (dalam Lubis, 2009: 22) menjelaskan ada banyak tingkah laku yang tercakup dalam anak autis dan ada 4 gejala yang selalu muncul yaitu:

1. Isolasi sosial

Banyak anak autis yang menarik diri dari kontak sosial kedalam suatu keadaan yang disebut extreme autistic alones. Hal ini akan semakin terlihat pada anak yang lebih besar, dan ia akan bertingkah laku seakan-akan orang lain tidak ada.

2. Kelemahan kognitif

Anak autis sebagian besar (±70%) mengalami retadardasi mental (IQ <70) disebut dengan autis dengan tunagrahita tetapi anak autis infertil sedikit lebih baik, contohnya dalam hal yang berkaitan dengan hal sensor motorik. Anak autis dapat meningkatkan hubungan sosial dengan temannya, tetapi hal itu tidak berpengaruh terharap retardasi mental yang dialami.

3. Kekurangan dalam bahasa

Lebih dari setengah autis tidak dapat berbicara, yang lainnya hanya mengoceh, merengek, atau menunjukkan

(36)

18

echolalia. Beberapa anak autis mengulang potongan lagu, iklan TV atau potongan kata yang terdengar tanpa tujuan. Beberapa anak autis menggunakan kata ganti dengan cara yang aneh.

4. Tingkah laku stereotif

Anak autis sering melakukan gerakan yang berulang- ulang secara terus menerus tanpa tujuan yang jelas.

Seperti berputar-putar, berjingkat-jingkat dan lain sebagainya. Gerakan ini dilakukan berulang-ulang disebabkan karena kerusakan disik, misalnya ada gangguan neurologis. Anak autis juga mempunyai kebiasaan menarik-narik rambut dan menggingit jari.

Walaupum sering kesakitan akibat perbuatannya sendiri, dorongan untuk melakukan tingkah laku yang aneh ini sangat kuat dalam diri mereka. Anak autis juga hanya tertarik pada bagian-bagaian tertentu dari sebuah objek misalnya pada roda mobil-mobilan. Anak autis juga menyukai keadaan lingkungan dan kebiasaan yang monoton.

c. Jenis-jenis Autisme

Prasetyono (2008: 54-65) menjelaskan bahwa autisme dibagi menjadi lima jenis yakni sebagai berikut:

1. Autisme Masa Kanak-Kanak (Childbood Autism) Gangguan perkembangan terhadap anak yang gejalanya telah terlihat sebelum anak tersebut mencapai umur tiga tahun. Ciri-ciri gangguan autisme in adalah kualitas tidak normal, terdapat gangguan dalam kualitas interaksi sosial dalam aktivitas, tingkah laku dan juga interaksinya terbatas.

2. Pervasive Developmental Disorder Not Otherwise Spesified (PDD-NOS)

(37)

19

Gejala ini tidak sebanyak seperti pada autisme masa kanak-kanak. Kualitas dari gangguan tersebut lebih ringan, sehingga anak-anak ini masih bisa bertatap mata, ekspersi wajah tidak terlalu datar, dan masih bisa diajak bergurau.

3. Sindrom Rett

Gangguan perkembangan yang hanya dialami oleh anak wanita. Sekitar umur enam bulan, bayi mulai mengalami kemunduran perkembangan. Pertumbuhan kepala mulai berkurang pada umur lima bulan samapai empat tahun. Gerakan tangan menjadi tidak terkendali, dan disertai dengan gangguan komunikasi serta penarik diri secara sosial.

4. Gangguan Disintegratif Masa Kanak-Kanak

Gejala timbul setelah umur tiga tahun.

Perkembambngan anak sangat baik selama beberapa tahun sebelum terjadinya kemunduran yang hebat.

Pertumbuhan yang normal terjadi pada usia 1 sampai 2 tahun, kemudia anak akan kehilangan kemampuan yang sebelumnya telah dikuasai dengan baik.

5. Aspeger Syndrome

Lebih banyak terdapat pada anak laki-laki perkembangan bicaranya tidak terganggu tetapi mereka kurang berkomunikasi secara timbul balik.

Berbicara dengan tata bahasa yang baku dalam berkomunikasi kurang menggunakan bahasa tubuh.

d. Klasifikasi Autisme

Cohen dan Bolton (dalam Oktaviani, 2008: 17) menjelaskan autisme dapat diklasifikasi menjadi beberapa bagian berdasarkan gejalanya. Sering kali pengklasifikasian disimpulkan setelah anak didiagnosa autis. Klasifikasi ini dapat diberikan melalui Childhood

(38)

20

Autism Rating Scale (CARS). Pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut:

1. Autisme Ringan

Pada kondisi ini anak autisme masih menunjukkan adanya kontak mata walaupun tidak berlangsung lama. Anak autisme ini dapat memberikan sedikit respon ketika dipanggil namanya, menunjukkan ekspresi-ekspresi muka dan dalam berkomunikasi dua arah meskipun terjadinya hanya sesekali.

2. Autisme Sedang

Pada kondisi ini anak autisme masih menujukkan sedikit kontak mata namun tidak memberikan respon ketika namanya dipanggil. Tindakan agresif atau diperaktif, menyakiti diri sendiri, acuh, dan gangguan motorik yang stereopik cenderung agak sulit untuk dikendalikan tetapi masih bisa dikendalikan.

3. Autisme Berat

Anak autisme berasal pada kategori ini menunjukkan tindakan-tindakan yang sangat tidak terkendali.

Biasanya anak autis memukul-mukulkan kepalanya ke tembok secara berulang-ulang dan terus menerus tanpa henti. Ketika orang tia berusaha mencegah, namun anak tidak memberikan respon dan tetap melakukannya, bahkan dalam kondisi berada di pelukan orang tunya anak autsime tetap memukul- mukulkan kepalanya. Anak baru berhenti setelah merasa kelelahan kemudian langsung tertidur.

e. Faktor Penyebab Anak Autisme

Pammoedji, (2007: 2) menjelaskan penyebab autisme adalah gangguan pada fungsi susunan otak.

Penyebab utama dari gangguan ini hanya saat ini masih terus diselidiki oleh para ahli meskipun beberapa

(39)

21

penyebab seperti keracunan logam berat, genetik vaksinasi, populasi, komplikasi sebelum dan setelah melahirkan disebut memiliki andil dalam terjadinya autisme.

Penyebab autisme dan diagnosa medisnya menurut Pammoedji, (2007: 2) adalah:

1. Konsumsi Obat pada Ibu Menyusui

Obat migrain, seperti ergotamine obat ini mempunyai efek samping yang buruk pada bayi dan mengurangi jumlah ASI.

2. Faktor Kandungan (Pranatal)

Kondisi kandungan juga dapat menyebabkan gejala autisme. Pemicu autisme adalah kandungan dapat disebabkan oleh virus yang menyerang pada trumester pertama. Yaitu syndroma rubella.

3. Fakor Kelahiran

Bayi lahir dengan berat badan rendah, prematur, dan lama dalam kandungan (lebih dari 9 bulan) beresiko mengidap autsime. Selain itu bayi yang mengalami gagal napas (hipoksa) saat lahir juga beresiko mengalami autsime.

4. Peradangan Dinding Usus

Sejumlah anak penderita gangguan autsime umumnya memiliki pencernaan buruk dan ditemukan adanya peradangan usus. Peradangan tersebut diduga disebabkan oleh virus.

5. Faktor Genetika

Gejala autisme pada anak disebabkan oleh faktor turunan. Setidaknya telah ditemukan dua puluh gen yang terkait dengan autsime. Akan tetapi, gejala autsime baru bisa muncul jika terjadi kombinasi banyak gen.

(40)

22

6. Keracunan Logam Berat

Kandungan logam berat penyebab autisme karena adanya sekresi logam berat dari tubuh terganggu secara genetis. Beberapa logam berat seperti arsetik (As), antimony (Sb), Cadmium (Cd), air raksa (Hg), dan timbale (Pb), adalah racun yang sangat kuat.

7. Faktor Makanan

Zat kimia yang terkandung dalam makanan sangat berbahaya untuk kandungan. Salah satunya pestisida yang terpapar pada sayuran. Pestisida dapat menganggu fungsi gen pada saraf pusat menyebabkan anak autis.

f. Karakteristik Anak Autisme

Buku Pedoman Penanganan dan Pendidikan Autisme (2011) menjelaskan penyandang autsime memilik karakteristik/gejala dalam hal :

1. Karakteristik dalam interaksi sosial

a. Menyendiri (aloof): terlihat pada anak yang menarik diri, acuh tak acuh, dan kesal bila diadakan pendekatan sosial serta menunjukkan perilaku dan perhatian yang terbatas (tidak hangat).

b. Pasif: dapat menerima pendekatan sosial dan bermain dengan anak lain jika pola permainnya disesuaikan dengan dirinya.

c. Aktif tapi aneh: secara spontan akan mendekati anak lain, namun interaksi ini seringkali tidak sesuai dan sering hanya sepihak.

2. Karakteristik dalam komunikasi a. Bergumam.

b. Sering mengalami kesukaran dalam memahami arti kata-kata dan kesukaran dalam menggunakan bahasa dalam konteks yang sesuai dan benar.

(41)

23

c. Sering mengulang kata-kata yang baru saja mereka dengar atau yang pernah mereka dengar sebelumnya tanpa bermaksud untuk berkomunikasi.

d. Bila bertanya sering menggunakan kata ganti orang dengan terbalik, seperti “saya” menjadi “kamu” dan menyebut diri sendiri sebagai “kamu”

e. Sering berbicara pada diri sendiri dan mengulang potongan kata atau lagu dari iklan tv dan mengucapkannya di muka orang lain dalam suasana yang tidak sesuai.

f. Penggunaan kata-kata yang aneh atau dalam arti kiasan, seperti seorang anak berkata “sembilan” setiap kali ia melihat kereta api.

g. Mengalami kesukaran dalam berkomunikasi walaupun mereka dapat berbicara dengan baik, karena tidak tahu kapan giliran mereka berbicara, memilih topik pembicaraan atau melihat kepada lawan bicaranya.

h. Bicaranya monoton, kaku, dan menjemukan.

i. Kesukaran dalam mengekspresikan perasaan atau emosinya melalui nada suara.

j. Tidak menunjukkan atau memakai gerakan tubuh untuk menyampaikan keinginannya, tetapi dengan mengambil tangan orangtuanya untuk mengambil obyek yang dimaksud.

k. Mengalami gangguan dalam komunikasi non-verbal:

mereka sering tidak menggunakan gerakan tubuh dalam berkomuniksi untuk mengekspersikan perasaanya atau untuk merasakan perasaan orang lain, misalnya menggelengkan kepala, melambaikan tangan, mengangkat alis, dan sebagainya.

3. Karakteristik dalam perilaku dan pola bermain

(42)

24

a. Abnormalitas dalam bermain, seperti stereotip, diulang-ulang dan tidak kreatif.

b. Tidak menggunakan mainnya dengan sesuai.

c. Menolak adanya perubahan lingkungan dan rutinitas baru.

d. Minatnya terbatas, sering aneh, dan diulang-ulang.

e. Hiperaktif pada anak prasekolah atau sebaliknya hipoaktif.

f. Gangguan pemusatan perhatian, impulsifitas, koordinasi motorik terganggu, kesulitan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.

4. Karakteristik kognitif

a. Hampir 75-80% anak autisme mengalami retardasi mental dengan derajat rata-rata sedang.

b. Sebanyak 50% dark idiot savants (retardasi mental yang menunjukan kemampuan luar biasa) adalah seorang penyandang autisme.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2013) yang berjudul

“Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Melalui Media Papan Selip (Slot Board) Pada siswa kelas II SDN 2 Karang Talun Tahun Ajaran 2013/2014”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penguasaan kosakata bahasa Indonesia melalui media Papan Selip (Slot Board). Subjek penelitian yang digunakan tindakan siswa kelas II SDN 2 Karangtalun yang berjumlah 19 siswa, subjek pelaku tindakan yaitu peneliti yang bertindak sebagai guru dan guru.

Teknik pengumpulan data yang digunakan: wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan teknik deskriptif kualitatif yang meliputi tahap reduksi data, tahap penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil awal-awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata kelas 51,26 dengan presentase

(43)

25

kentutasan 26,31%, siklus I pertemuan nilai rata-rata kelas 59,26 dengan presentase kentutasan 31,57%, siklus 1 pertemuan 2 rata-rata kelas 70,21 dengan presentase 52,63%, siklus II pertemuan 1 rata- rata kelas 77,78 dengan presentase kentutasan 89,47% dan pada siklus II pertemuan 2 rata-rata kelas 87,26 dengan presentase ketuntasan 94,73%. Kesimpulan penelitian ini adalah hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan penguasaan kosakata bahasa Indonesia melalui media papan selip (slot board) yang dapat dilihat dari penigkatan nilai rata-rata kelas dan presentase ketuntasan pada setiap siklus.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Amalia Riski Puspitaningtyas &

Vidya Pratiwi (2020) tentang “Pengaruh Media Visual (Gambar) Terhadap Kemampuan Kosakata Anak Autis”. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan kemampuan kosakata anak autis baik sebelum maupun setelah keadaan intervensi dan menganalisis media visual (gambar) terhadap kemampuan kosakata anak autis. Metode penelitian ini kuantitatif dengan menggunakan Single Subject Research (SSR). Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa:

a. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media visual (gambar) berpengaruh terhadap kemampuan kosakata anak autis dengan baik karena subjek bisa menyebutkan kosakata dengan benar.

b. Kemampuan kosakata anak autis sebelum intervensi atau pada pelaksaaan A-1 sebesar 24% yang berarti kemampuan kosakata anak autis sangat rendah dalam mengenal kosakata hewan, buah-buahan dan benda, selanjutnya pelaksanaan intervensi (B) kemampuan anak autis naik menjadi 60%. Kemudian pelaksanaan terahkir yaitu tes tahap A-2 sebagai tolak ukur subjek tanpa adanya intervensi, dan ternyata kemampuan kosakata subjek meningkat menjadi 75%.

(44)

26

c. Media visual (gambar) berpengaruh terhadap kemampuan kosakata anak autis dari tahan A-1 ke intervensi (B) sebesar 22% ke 60% tingkat peningkatan sebesar 38%.

Kesimpulan dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa media visual (gambar) berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan kosakata anak autis.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Maria Lahitani (2014) yang berjudul.

“Pengembangann Media Kartu Untuk Papan Kata Untuk Meningkatkan Kosakata Nama Hewan Pelajaran Bahasa Inggris Pada Kelompok B Di TK Pratiwi Surabaya”. Pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran untuk meningkatkan kosakata Baahasa Inggris pada kelompok B di TK Pratiwi-Surabaya. Media yang dikembangkan adalah media kartu, papan, dan kartu abjad. Model pengembangan yang digunakan dalam pengemabnagan media kartu by design adalah model R & D (Research amd Development). Model R&D memiliki sepuluh tahap dalam mengembangkan suatu media, namun pengembangan tidak menggunakan semua tahap. Pengembangan hanya menggunakan 7 tahap saja. Jenis data yang diperoleh dari penelitian pengembangan ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Hasil ujicoba kelayakan media kartu oleh ahli materi I termasuk dalam kategori sangat baik dengan kriteria 3,58. Ahli materi II termasuk dalam kategori sangat baik dengan kriteria 3,5. Ahli media I termasuk dalam kategori baik dengan kriteria 3,46. Ahli media II termasuk dalam kategori sangat baik dengan kriteria 3,71. Ujicoba pemakaian yang dilakukan oleh guru dalam penggunaan media kartu by design termasuk dalam kategori sangat baik dengan kriteria 90,82%. Berdasarkan hasil belajar anak pada penggunaan media kartu diperoleh d.b = N-1 = 20 dengan taraf kesalahan 5% (0,05) adalah 2,086 dan 1-hitung adalah 13.

Apabila 1-tabel < t-hitung, maka 2,086 < 13, sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media kartu terhadap kemampuan anak dalam kosakata bahasa Inggris nama hewan peliharaan di TK Pratiwi- Surabaya

(45)

27

4. Penelitian yang dilakukan oleh Amara Sasmita & Khusnul Fajriyah (2018, 165-170) melakukan penelitian tentang “Pengembangan modul berbasis quantum learning tema ekosistem untuk kelas V SD”. Tujuan penelitian yaitu menghasilkan modul berbasis quantum learning tema 5 ekosistem yang layak digunakan sebagai penunjang bahan ajar.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Reseacrh and Development) dan menggunakan model penelitian Borg and Gall (Sugiyono: 2009). Subjek yang digunakan dalam penelitian ini ialah dua belas peserta didik dari empat puluh dia peserta didik kelas V SD.

Instrumen pengumpulan data berupa angket wawancara dengan guru dan observasi di lingkungan sekolah di III SD, yaitu SDN Lamper Tengah 01, SDN Lamper Tengah 02, dan Jomblang 01. Hasil dari penelitian ini adalah validasi materi tahap pertama mendapat haasil 61,7% dengan kategori “baik”, dan validasi tahap dua mendapat hasil nilai 82,7%. Hal ini menunjukkan bahwa modul termasuk dalam kategori “baik” dan “layak digunakan”. Validasi modul tahap 1 diperoleh hasil 75,00% dengan kategori “baik”, dan validasi tahap 2 diperoleh hasil nilai 94,3%. Hal ini menunjukan bahwa modul tematik berbasi Quantum Learning termasuk dalam kategori “sangat baik” dan

“layak digunakan”. Hasil uji coba lapangan utama memperlihatkan rata- rata nilai siswa sebesar 81,5.

(46)

28

Gambar 2.1 Kerangka Hasil Relevan Utami (2013)

“Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Melalui Media Papan Selip (Slot Board) Pada siswa kelas II SDN

2 Karang Talun”.

Amalia Riski Puspitaningtyas &

Vidya Pratiwi (2020)

“Pengaruh Media Visual (Gambar) Terhadap Kemampuan Kosakata

Anak Autis Marina Lahitani (2014)

“Pengembangann Media Kartu Untuk Papan Kata Untuk Meningkatkan Kosakata Nama Hewan Pelajaran Bahasa Inggris Pada Kelompok B Di TK Pratiwi

Surabaya”

Amara Sasmita & Khusnul Fajriyah (2018, 165-170)

“Pengembangan modul berbasis quantum learning tema ekosistem

untuk kelas V SD”.

Penelitian ini:

“Pengembangan Media dan Modul Papan Kosakata pada

Pembelajaran Bahasa Indonesia materi Penguasaan Kosakata untuk Peserta Didik

Autisme Kelas IV SD”

(47)

29 C. Kerangka Berfikir

Materi penguasaan kosakata dipelajari oleh anak ketika di bangku IV SD. Semua siswa masih kesulitan untuk memahami materi penguasaan kosakata. Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui permasalahan yang ada pada suatu sekolah inklusi. Berdasarkan wawancara kepada guru kelas IV SD Inklusi, semua siswa kelas IV SD Inklusi masih kesulitan dalam belajar bahasa Indonesia pada materi penguasaan kosakata, serta guru masih kesulitan dalam menyusun media yang dapat digunakan oleh siswa inklusi (dengan keterbatasan).

Penelitian yang dilakukan dalam mengembangkan media Papan Kosakata menggunakan Research and Development menurut Borg and Gall yang terdiri dari sepuluh langkah yaitu: 1) potensi masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji coba desain, 7) revisi produk, 8) uji coba pemakaian, 9) revisi produk, 10) produk masal. Kualitas dari media Papan Kosakata dapat diekatuhui dengan penilaian dari ahli terkait serta guru kelas IV dengan menggunakan angket.

Media Papan Kosakata dipilih karena menyesuaikan dengan keadaan anak dan juga dari bentuk media yang menarik sehingga dapat menarik minat perhatian anak dalam pembelajaran serta memudahkan anak memahami materi dan selain itu media Papan Kosakata juga sangat pas bagi anak autisme dikarenakan membutuhkan media visual yang berupa benda asli atau gambar sehingga itu dapat sekali membantu anak dalam menggunakan media tersebut. Dengan demikian anak dapat mengalami peningkatan dalam kemampuan penguasaan kosakatanya.

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana pengembangan media Papan Kosakata untuk mengatasi permasalahan penguasaan kosakata untuk anak autisme dalam pembelajaran bahasa Indonesia?

2. Bagaimana efektifitas penggunaan media Papan Kosakata untuk mengatasi permasalahan penguasaan kosakata untuk anak autisme

(48)

30

dalam pembelajaran bahasa Indonesia menurut ahli media pembelajaran?

3. Bagaimana efektifitas penggunaan media Papan Kosakata untuk mengatasi permasalahan penguasaan kosakata untuk anak autisme dalam pembelajaran bahasa Indonesia menurut guru kelas IV?

(49)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D). Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2010: 297) mengemukakan metode penelitian dan mengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu dengan menguji keefektifan produk tersebut. Ada sepuluh langkah dalam penelitian pengembangan yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba produk, (9) revisi produk, (10) produksi masal.

Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media pembelajaran Papan Kosakata untuk membantu siswa sekolah dasar inklusi untuk mempelajari penguasaan kosakata. Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba lapangan karena terbatas yang dilakukan untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran oleh siswa yang membantu siswa dalam memahami kosakata sederhana. Selain itu, hasil dari penelitian ini berupa media berupa papan kosakata.

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan Borg and Gall Potensi

dan Masalah

Pengumpulan Data

Desain Produk

Validasi Desain

Revisi Desain Uji

CobaDesain Revisi

Produk Uji Coba

Pemakaia n

Revisi Produk Produksi Masal

(50)

32

Penelitian ini berhenti sampai langkah keenam karena pengembangan produk media Papan Kosakata dan modul ini merupakan pengembangan secara terbatas dan masih memerlukan saran dan masukan dari semua pihak, sehingga produk peneliti layak untuk digunakan oleh peserta didik.

Berikut bagan yang peneliti gunakan:

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian

1. Prosedur Penelitian a. Potensi dan Masalah

Penelitian ini bermula dari mencari masalah yang terjadi di sekolah dan menjadikan potensi penelitian. Peneliti melakukan analisis kebutuhan terlebih dahulu untuk mengetahui adanya potensi dan masalah yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Analisis kebutuhan dilakukan bersama guru kelas IV Jogja Green School pada hari Kamis, 6 Agustus 2020. Wawancara ini dilakukan dengan bertujuan untuk mengidentifikasi adanya masalah yang terkait dengan media pembelajaran dan modul yang akan dibuat oleh peneliti. Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui masalah yang terjadi di kelas IV dan kesulitan apa saja yang dilakukan anak pada saat belajar di sekolah.

Wawancara ini dilakukan secara online karena adanya kondisi pandemi sekarang ini sehingga membuat peneliti untuk tidak melalukan wawancara atau observasi secara langsung. Walaupun begitu peneliti bisa bertanya kepada guru kelas jika ada yang perlu ditanyakan secara online.

Potensi dan Masalah

Pengumpulan Data

Desain Produk

Validasi Desain

Revisi Desain Uji Coba Desain

Gambar

Gambar 1.1 Media Papan Kosakata dan Modul Pembelajaran
Gambar 2.1 Kerangka Hasil Relevan Utami (2013)
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan Borg and Gall Potensi dan Masalah Pengumpulan  Data Desain Produk  Validasi Desain Revisi Desain Uji CobaDesain Revisi Produk Uji Coba Pemakaian
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan keamanan data tersebut, maka dalam pembuatan laporan rekapitulasi gaji guru, pengontrolan dan keakuratan data akan lebih terjamin, sehingga gaji akan diterima oleh guru

Biyantu, (2007) MANAJEMEN PEMBELAJARAN (Studi tentang Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah, Iklim Kerja Guru, Penghasilan Guru dan Mutu pembelajaran terhadap Kinerja

Kecepatan Pengadukan Terhadap Kemampuan Adsorpsi 23 Gambar 4.1 Proses Pencucian Adsorben Pasir Putih 26 Gambar 4.2 Proses Pencucian Adsorben Pasir Putih 27 Gambar 4.3

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. © Wahyu Purnama 2014 Universitas

Formulir BOS 04 (Tertanggal Hari Senin, 4 Januari 2016) Beserta Fotokopi buku rekening BOS satu lembar.. Demi lancarnya proses pencairan mohon hadir tepat waktu dan

Eksperimen Metode Asistensi Untuk Meningkatkan Kualitas Gambar Mata Diklat Mengatur Tata Letak Gambar Manual Dan Layout Di Smk Negeri 6 Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit sukun (Artocarpus communis Forst) terhadap pemberian media penahan air yaitu spons. Penelitian ini menggunakan