BAB III METODE PENELITIAN
E. Analisis Data
1. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif didapatkan dari validasi yang dikemukakan oleh ahli bahasa, ahli psikologi dan guru kelas IV dan hasil wawancara dari guru kelas. Hasil validasi berupa komentar dan saran dari ahli bahasa, ahli psikologi dan guru kelas yang dianalisis untuk mengetahui kualitas produk dalam melakukan perbaikan. Selanjutnya hasil wawancara diambil kesimpulan dalam bentuk tabel untuk mengetahui secara umum mengenai proses pembelajaran peserta didik di kelas.
40 2. Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif didapat dari hasil validasi produk oleh ahli. Validitas produk oleh ahli dilakukan dengan menggunakan skala 1, 2, 3 dan 4.
Setiap skala dilengkapi dengan kriteria yang memudahkan peneliti dalam memberikan penliaian.
Skala kriteria untuk pedoman penilaian pada instrumen non tes yaitu untuk hasil validitas produk ahli adalah sebagai berikut:
Nilai 4 : Instrumen Sangat Baik Nilai 3 : Instrumen Baik
Nilai 2 : Instrumen Kurang Baik Nilai 1 : Instrumen Tidak Baik
Hasil yang diperoleh dari penilaian validator, kemudian dihitung untuk memperoleh rerata penlaian. Rerata penilaian dihitung dengan rumus berikut.
Gambar 3.3 Rumus Rerata Hasil Penilaian Dengan Skala Likert Rerata nilai tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualiatif dengan acuan dari Widoyoko (2014: 144). Berikut adalah tabel konversi data kuantitatif ke kualitatif menurut Widoyoko yang disajikan dalam tabel berikut.
Tabel. 3.6 Data Konversi Kuantitatif ke Kualitatif
Interval Skor Kategori
3,26 β 4,00 Sangat Baik
2,51 β 3,25 Baik
1,76 β 2,50 Cukup Baik
1,00 β 1,75 Kurang Baik
πππππ πβπππ =
β π πππ π¦πππ ππππππππβ
β π πππ ππ‘ππ
41
Interval skor tersebut juga dapat menunjukkan valid/tidaknya suatu instrumen. Berikut adalah kategori hasil skor validasi intrumen oleh ahli yang dituangkan dalam tabel berikut.
Tabel 3.7 Data Konverensi Kuantitatif ke Kualitatif Interval Skor Kategori Keterangan
3,26 β 4,00 Sangat Baik Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan
2,51 β 3,25 Baik Keseluruhan instrumen sudah layak namun perlu diperbaiki
1,76 β 2,50 Cukup Baik Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan, apabila rerata skor yang diperoleh lebih kecil dari 2,50, maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid.
Analisis data kuantatif yang selanjutnya dilakukan untuk menghitung presentase jawaban kuesioner. Presentase dihitung dengan menggunakan rumus Supraktiknya (2012: 128). Berikut rumus perhitungan presentase jawaban kuesioner yang disajikan pada rumus berikut:
Gambar 3.4 Presentase Jawaban Kuesioner Presentase jawaban = β πππ ππππππ π¦πππ ππππππ€ππ
β π‘ππ‘ππ πππ ππππππ
x100%
Nilai = β π½ππ€ππππ π¦πππ πππππ
β π πππ’ππ’β π‘ππ‘ππ x 100%
42
Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan tes. Tes berupa pretest dan posttest dengan jumlah masing-masing 10 soal. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran βPapan Kosakataβ melalui uji lapangan.
Tipe soal yang digunakan adalah jawab singkat. Skor untuk jawaban yang benar adalah 1 dan skor untuk jawaban yang salah adalah 0. Berikut perhitungan nilai pretest dan posttest dihitung dengan rumus berikut.
Langkah selanjutnya yaitu menghitung rata-rata tes yang diperoleh oleh semua siswa dengan rumus berikut
Gambar 3.5 Rumus Rata-rata Tes
Kemudian membandingkan nilai pretest dan posttest dengan cara menghitung presentase nilai dengan rumus berikut.
Gambar 3.6 Rumus Presentase Penilaian Nilai = β πππππ π πππ’π πππ πππ‘π πππππ
β π πππ’ππ’β πππ πππ‘π πππππ
Presentase = posttestβpretest
pretest x 100%
43 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBASAHAN
A. Hasil Penelitian
1. Potensi dan Masalah
Dalam mengidentifikasi potensi dan masalah yang terkait dengan media pembelajaran Papan Kosakata, peneliti melakukan wawancara secara tidak langsung. Wawancara tersebut dilaksanakan peneliti di sekolah inklusi
a. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV sekolah inklusi, berinisial Pak S. Wawancara dilakukan secara tidak langsung pada bulan Agustus 2020, hal ini ditujukan sebagai pengumpulan data untuk mengetahui analis kebutuhan peserta didik dan perkembangan selama di kelas ketika melaksanakan pembelajaran. Hal ini bertujuan agar media pembelajaran Papan Kosakata yang dikembangkan dapat membantu peserta didik dalam pembelajaran di kelas.
Wawancara kepada guru kelas IV memiliki tujuan untuk memperoleh (1) kurikulum yang digunakan, (2) Strategi dalam mata Pelajaran, (3) Media Pembelajaran, (4) Strategi dalam penanganan peserta didik autisme, (5) Masalah yang dihadapi selama kegiatan pembelajaran.. Hasil wawancara disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Hasil Wawancara Guru Kelas IV Aspek yang
44 ramah dan komunikatif.
Apakah kurikulum reguler dengan baik di dalam kelas?
Masih ada, kesulitannya
Seperti apa bahan ajar inklusi yang digunakan untuk
45
supaya siswa dapat memahami.
Berdasarkan hasil wawancara kepada guru kelas IV, peneliti menyimpulkan bahwa permasalahan yang ditemukan pada peserta didik berkebutuhan khusus kategori autisme masih belum mampu memahami arti dalam sebuah kalimat atau belum bisa menguasai kosakata sehingga peserta didik tidak dapat menyusun kata benda. Di sekolah guru masih sulit dalam penyampaian materi yang lebih lama sehingga siswa masih ada yang kesulitan dalam memahami materi tersebut.
Dengan adanya masalah tersebut peneliti membuat ide untuk membuat sebuah media pembelajaran yang berupa Papan Kosakata untuk membantu peserta didik agar lebih memahami atau menguasai dalam kosakata yang ia pelajari dalam pelajaran bahasa Indonesia.
2. Pengumpulan Data
Peneliti mengembangkan produk yang telah ada yaitu media papan kosakata. Produk yang telah ada dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan autisme dalam pembelajaran. Proses pengembangan, peneliti mengumpulkan informasi terkait produk yang telah ada melalui studi literatur.
Studi literatur dilakukan oleh peneliti dengan cara memperoleh informasi dari berbagai sumber, google, buku, youtube, jurnal dan skripsi terdahulu terkait produk yang akan dikembangkan. Studi literatur bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih jelas dan terperinci terkait media papan kosakata. Literatur yang digunakan sebagai acuan desain, yaitu:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2013) yang berjudul
βPenguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Melalui Media Papan Selip (Slot Board) Pada siswa kelas II SDN 2 Karang Talun Tahun Ajaran 2013/2014β. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan penguasaan kosakata bahasa Indonesia melalui media papan selip (slot board) yang dapat dilihat dari penigkatan nilai rata-rata kelas dan
46
presentase ketuntasan pada setiap siklus. (Publikasi, http://eprint.ums.ac.id/279992/10/02._Naskah_Publikasi.pdf )
b. Lahitani, Marina. (2014) yang berjudul. βPengembangann Media Kartu Untuk Papan Kata Untuk Meningkatkan Kosakata Nama Hewan Pelajaran Bahasa Inggris Pada Kelompok B Di TK Pratiwi Surabayaβ.
Dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media kartu untuk papan kata terhadap kemampuan anak dalam khusus tertentu terutama dalam mengembangkan media papan kosakata.
Peneliti mengembangkan media papan kosakata pada materi penguasaan kosakata untuk anak autisme kelas IV sekolah inklusi. Pada media papan kosakata yang sudah ada menggunakan bahan dasar kertas karton, peneliti memodifikasi media menggunakan bahan tripleks dan menggunakan warna primer (kuning dan merah) dengan ukuran 50cm x 60cm, kartu huruf dan kartu bergambar.
3. Desain Produk a) Desain Media
Peneliti membuat tiga komponen dalam media tersebut, yaitu: (1) Papan Kosakata, (2) Kartu Huruf, (3) Kartu Bergambar
1) Papan Kosakata
Mempunyai ukuran 50cm x 60cm berlapis tripleks yang cukup tebal dan kuat, lalu untuk pemilihan warna papan kosakata ada dua warna yaitu warna kuning dan merah. Peneliti menggunakan warna kuning dan warna merah agar peserta didik lebih semangat dan tertarik dengan media tersebut Tujuan membuat papan dengan menggunakan tripleks agar papan menjadi lebih
47
kuat dan tidak mudah rusak, sehingga agar lebih mudah dibawa kemana-mana.
Gambar 4.1 Papan Kosakata 2) Kartu Huruf
Peneliti membuat kartu huruf berbentuk persegi, lalu peneliti membuat kartu huruf dengan ukuran 5cm x 4cm, warna untuk kartu huruf yaitu macam-macam warna yang berbeda yaitu warna merah, kuning, biru, hijau dan merah muda. Jumlah kartu huruf yang dibuat ada 50 kartu huruf dengan menggunakan kertas yang tebal sehingga tidak membuat kartu huruf mudah cepat rusak.
Gambar 4.2 Kartu Huruf
48 3) Kartu Bergambar
Peneliti mencari contoh gambar di internet, tujuannya untuk membuat kartu bergambar tersebut agar peserta didik dapat menyusun kata dengan mudah dengan melihat patokan kartu bergambar yang sudah tersedia di papan kosakata. Kartu bergambar berukuran 7cm x 8cm. Kartu bergambar kemudian di print menggunakan kertas yang berwarna dan di laminating.
Tujuan menggunakan kertas yang berwarna dan melaminating kertas bergambar agar peserta didik lebih menarik melihat warna pada kartu dan agar kualitas kertas pada kartu tidak mudah rusak.
Gambar 4.3 Kartu Bergambar b) Desain Modul
Modul media βPapan Kosakataβ adalah modul yang berisi langkah-langkah penggunaan dan petunjuk penggunaan media
βPapan Kosakataβ. Peneliti mendesain cover dan menggunakan aplikasi Canva. Cover dicetak menggunakan ivory 230 gram dan isi dicetak menggunakan HVS dengan ukuran buku A5.
49
Gambar 4.4 Modul dan Video Pembelajaran 4. Validasi Produk
a. Data Hasil Validasi Produk
Validasi produk dilakukan oleh ahli Media, ahli Psikologi, guru kelas IV Jogja Green School validasi dilakukan secara online pada bulan Mei 2021.
Tabel 4.2 Hasil Validasi Media N
o
Penilai Skor Per Item Total Rerata Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Ahli Media 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 3,00 Baik 2 Ahli Psikolog 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 4,00 Sangat
Baik 3 Guru Kelas
IV
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 4,00 Sangat Baik
50
Tabel 4.3 Hasil Validasi Modul N
Tabel 4.4 Hasil Validasi Video Media N
o
Penilai Skor Per Item Total Rerata Kriteri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 a Pius Bakti Utama. Hasil rerata validasi media dari ahli media ialah 3,00. Hasil termasuk pada rentag 2,50< Xβ€3,25 dengan kriteria baik dan layak digunakan dengan revisi. Ahli media juga memberikan saran untuk menambahkan gambar pada papan yang menarik dan untuk penulisan kartu huruf agar lebih ditebalkan. Hasil rerata modul ialah 3,12. Hasil ini termasuk pada rentang 2,50<Xβ€ 3,25 dengan memberikan saran agar tulisan modul lebih diperbesar.
Hasil rerata validasi video adalah 3,00. Hasil ini termasuk pada rentang 2,50<Xβ€3,25 dengan memberikan saran agar backsound musik volumennya diperkecil supaya suara lebih jelas. Ahli Psikologi yang memvalidasi adalah alumni mahasiswa sanata dharma. Hasil rerata validasi media adalah 4,00.
Hasil ini termasuk pada rentang 3,26<X β€4,00 dengan kriteria sangat baik dan layak digunakan dengan revisi. Hasil rerata dari validasi modul ialah 4,00.
Hasil ini termasuk pada rentang 3,26<X β€4,00 dengan memberikan komentar
51
bagian panduan pembelajaran sudah tepat dan mudah dipahami. Hasil rerata dari validasi video ialah 3,50. Hasil ini termasuk pada rentang 3,26<X β€4,00 dengan memberikan komentar pengambilan gambar video sudah baik. Guru kelas IV Jogja Green School yang memvalidasi produk. Hasil rerata validasi media dari ahli media ialah 3,26<Xβ€4,00 dengan kriteria sangat baik dan layak digunakan dengan revisi. Hasil rerarta validasi modul ialah 4,00. Hasil ini termasuk pada rentang 3,26<Xβ€4,00 dengan memberikan komentar agar cover modul panduan supaya lebih menarik lagi. Hasil rerata video ialah 2,80. Hasil ini termasuk pada rentang 2,50<X3,25 dengan memberikan komentar volume musik agar terdengar lebih kencang sehingga narasi yang dibacakan kurang maksimal.
5. Revisi Produk
Berdasarkan hasil validasi, penliti melakukan revisi pada produk. Revisi dilakukan sesuai dengan saran dari ahli media, ahli psikologi dan guru kelas.
Peneliti memperoleh saran dari ahli media untuk memperbaiki papan media untuk penebalan pada kartu huruf, sehingga peserta didik dapat lebih jelas dalam menyusun huruf menjadi sebuah kata benda dan memperbaiki cover pada modul panduan supaya lebih menarik lagi.
Revisi modul yaitu memperbaiki font pada huruf untuk memperbesar pada isi modul agar yang membaca agar lebih jelas dalam membaca buku panduan tersebut dan menggati cover pada modul agar modul lebih menarik lagi. Penliti mendapat revisi tersebut dari ahli Media
52
Tabel 4.5 Revisi Produk
Penilai Komentar/Saran Revisi
Ahli Media
Font pada huruf agar diperpebesar pada isi modul
Sudah memperbaiki font pada isi modul
Ahli Media
Diminta untuk menebalkan kartu huruf
Sudah memperbaiki kartu huruf
6. Uji Coba Produk
Peneliti melakukan revisi yang sudah diberikan oleh validator. Setelah itu peneliti dapat melanjutkan uji coba kepada peserta didik siswa autisme kelas IV SD. Perencanaan awal uji coba produk tidak dapat dilakukan karena pandemik Covid-19, sehingga tidak dapat melakukan uji coba kepada peserta didik di sekolah maupun di rumah. Ketika media tersebut diuji cobakan, dapat terlihat media Papan Kosakata ini benar-benar layak dan dapat digunakan oleh peserta didik yang mengalami gangguan autisme.
53 B Pembahasan
1. Proses Pengembangan
Media pembelajaran Papan Kosakata yang digunakan adalah modifikasi dari model pengembangan Borg dan Gall (dalam Sugiyono (2010: 297) menyebutkan ada sepuluh langkah dalam penelitian pengembangan yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji coba desain, 7) revisi produk, 8) uji coba pemakaian, 9) revisi produk, dan 10) produk masal. Peneliti berhenti sampai pada langkah keenam karena pengembangan secara terbatas masih memerlukan saran dan kritikan dari semua pihak, sehingga produk peneliti layak untuk digunakan oleh peserta didik.
Peneliti melakukan langkah pertama yang diawali dengan mengidentifikasi potensi dan masalah. Untuk mendapatkan potensi dan masalah, peneliti mengikuti cara yang dilakukan oleh Siregar (2019: 16) yaitu: interview (wawancara), dan kusioner (pengumpulan data). Peneliti mendapatkan data tersebut dengan menghubungi guru kelas yang bersangkutan untuk diminta melakukan wawancara dan pengumpulan data secara online. Permasalahan ditemukan adalah ketika peneliti melakukan wawancara. Guru menjelaskan bahwa siswa masih kesulitan dalam pemahaman kosakata dalam pelajaran bahasa Indonesia
Langkah kedua yaitu pengumpulan data. Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis kebutuhan melalui wawancara pada guru kelas IV.
Hadis (2006: 55) mengungkapkan bahwa anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan berat antara lain mempengaruhi cara seseorangg berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain.
Hasil wawancara membuktikan bahwa perilaku anak autisme yaitu gangguan berbahasa yang ditujukkan dengan penguasaan bahasa yang tertunda dan menggunakan kata-kata secara terbatas. Perilaku tersebut sesusai dengan pendapat Buku Pedoman Penanganan dan Pendidikan
54
Autisme (2011) yang menjelaskan bahwa karakteristik anak autisme adalah: 1)sering mengalami kesukaran dalam memahami arti kata 2)sering mengulang kata-kata yang baru saja mereka dengar 3) penggunaan kata-kata yang aneh dalam arti kiasan 4)mengalami kesukaran dalam berkomunikasi dan 5)mengalami gangguaan dalam komunikasi non-verbal. Hal tersebut dibuktikan dari hasil wawancara oleh guru bahwa anak autisme sulit dalam pemahaman bahasa, dan sering menggulang kata-kata yang baru saja mereka dengar, sehingga anak autisme belum sepenuhnya mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang diperoleh, peneliti mengembangkan media pembelajaran berbasis visual yaitu media papan kosakata pada materi penguasaan kosakata. Arsyad (2010) menejelaskan bahwa media visual dapat meperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Selain itu media visual dapat menumbuhkan minat anak dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Media visual ini sangat direkomendasikan untuk membantu anak autisime dengan menggunakan benda kongkrit atau media gambar yag mirip dengan aslinya (Evanjeli dan Anggadewi, 2019: 12). Oleh karena itu, peneliti mengembangkan media papan kosakata yang dilengkapi dengan gambar yang mendukung anak autisme agar dapat membantu dalam proses pembelajaran.
Langkah ketiga yaitu melakukan desain produk berupa media papan kosakata, modul panduan media papan kosakata dan video penggunaan media papan kosakata. Media papan kosakata berukuran 50cm x 60cm yang dapat membantu anak autisme belajar tentang pemahaman kosakata. Komponen media papan kosakata ada tiga yaitu papan kosakata, kartu huruf, dan kartu bergambar. Papan kosakata yang terbuat dari bahan dasar tripleks dan didesain menggunakan warna primer. Nugraha (2008: 37) menjelaskan bahwa warna primer adalah warna dasar yang tidak merupakan campuran seperti warna
55
merah dan kuning, kartu huruf menggunakan bahan kertas karton yang tebal, dan kartu bergambar diprint dan dilaminating. Komponen tersebut didesain menggunakan dengan Microsoft Word 2010 dan ditulis tangan. Selain mengembangkan media papan kosakata, peneliti membuat modul penggunaan media papan kosakata dan video penggunaan media papan kosakata. Modul penggunaan media papan kosakata dibuat menggunakan aplikasi Canva, kemudian dicetak menggunakan kertas ivory 230 gr sebagai cover dan untuk isi menggunakan kertas HVS. Sedangkan video penggunaan media papan kosakata diedit menggunakan apliasi Inshot.
Langkah keempat yaitu validasi produk yang sudah dikembangkan.
Sugiyono (2009: 414) menjelaskan bahwa validasi produk bertujuan untuk mengetahui kevalidan produk yang akan dikembangkan baik dari aspek media dan materi, selain agar peneliti dapat mengetahui kekurangan atau kelemahan produk tersebut. Produk berupa media papan kosakata, modul penggunaan media papan kosakata dan video penggunaan media papan kosakata telah divalidasi oleh ahli media pembelajaran, ahli psikologi dan guru kelas IV di sekolah inklusi.
Validator media ini memiliki kriteria secara akademis, yaitu gutu ahli materi yang merupakan guru yang mengerti bahasa Indonesia, dan ahli psikologi yang dapat memahami karakter anak terutama pada anak berkebutuhan khusus lalu dari guru kelas IV yang dapat memahami karakter siswa di dalam kelas.
Langkah kelima, peneliti melakukan revisi produk yang telah disarankan oleh ahli media. peneliti melakukan revisi yang diberikan oleh ahli media ialah menebalkan huruf pada kartu huruf, dan memberikan gambar media untuk dijadikam cover modul. Dalam merivisi modul, modul harus menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Tetapi peneliti hanya mengubah ukuran huruf pada modul, karena menurut saran dari ahli media ukuran font pada modul terlalu kecil, sehingga ia menyarankan agar mengubah ukuran font pada modul. Saat melakukan revisi produk, peneliti tidak merivisi
56
semua yang sudah disarankan. Seperti menambahkan gambar dengan siswa pada cover modul. Video mendapatkan revisi untuk volume suara agar lebih dikeraskan lagi supaya suara lebih jelas lagi didengarkan.
Langkah keenam, peneliti seharusnya melakukan hasil dari uji coba dengan peserta didik yang mengalami autsime. Namun, karena situasi dan kondisi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 menyebabkan tidak melakukan uji coba kepada peserta didik di sekolah maupun dirumah.
2. Kualitas Media
Kualitas media pembelajaran papan kosakata memiliki kualitas produk yang sudah dinilai dari pada validator yaitu ahli media, ahli psikologi dan guru kelas IV SD yang melakukan validasi media papan kosakata, modul penggunaan media papan kosakata dan video penggunaan media papan kosakata. Hasil validasi media papan kosakata memperoleh skor rata-rata sebesar 3,34 dan termasuk dengan kriteria sangat baik, hasil validasi modul penggunaan media papan kosakata memperoleh skor rata-rata sebesar 3,7 dan termasuk dalam kriteria sangat baik, serta hasil validasi video penggunaan media papan kosakata memperoleh skor sebesar 3,1 dan termasuk kriteria baik.
Media papan kosakata telah memenuhi kriteria media untuk sekolah inklusif, sehingga penilaian produk memperoleh hasil sangat baik. Media pembelajaran untuk sekolah inklusif penting memperhatikan kriteria umum dan kriteria khusus (Mais, 2016: 65). Kriteria umum meliputi edukatif, segi estetika, segi teknis, efektifitas dan efisiensi. Sedangkan kriteria khusus yang ada dalam bentuk spesifikasi media yaitu meliputi bentuk, ukuran, bahan, dan warna.
Lestari (2013: 3) mengatakan modul juga mempunyai kriteria yaitu User Friendly yang merupakan penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan berdasarkan hasil validasi. Penggunaan modul papan kosakata dapat memudahkan anak autisme untuk melihat langkah-langkah yang
57
dilengkapi dengan gambar, maka modul penggunaan media papan kosakata telah memenuhi kriteria modul pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Modul yang dibuat berkualitas baik, karena dapat menyajikan informasi yang dibutuhkan, dengan adanya langkah-langkah penggunaan media yang dapat membantu guru dalam menggunakan media papan kosakata dan adanya gambar-gambar yang jelas dan pedoman penilaian. Buku juga dicetak menggunakan kualitas yang bagus, sehingga tidak mudah rusak.
58 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengembangan Media dan Modul Pembelajaran Papan Kosakata Berdasarkan hasil penelitian pengembangan media pembelajaran Papan
Kosakata yang dilaksanakan, peneliti melakukan lima langkah dalam penelitian ini yaitu: (1) potensi dan masalah, menggunakan tahap wawancara, (2) pengumpulan data, melalui wawancara dan kuesioner oleh guru kelas IV, (3) Desain Produk, (4) Validasi Produk, melakukan validasi produk yaitu media, modul dan video melalui ahli media, ahli psikolog dan guru kelas IV, (5) Revisi Produk, melakukan revisi produk menggunakan kritik, saran dari ahli media, ahli dan psikolog guru kelas IV. Penelitian ini berhenti pada langkah kelima yaitu revisi produk. Hal ini karena adanya Covid-19, sehingga peneliti tidak dapat bertemu dengan peserta didik.
Dalam proses pengembangan media pembelajaran ini, mulanya peneliti memodifikasi media pembelajaran Papan Kosakata. Peneliti tertarik untuk membuat media Papan Kosakata dan ingin mengenalkan media tersebut kepada peserta didik dan perlahan peserta didik dapat paham cara membaca dan mengerti cara menyusun huruf yang benar, lalu dapat memperkenalakan kosakata benda kepada peserta didik dengan kosa kata yang ada di lingkungan sekitar sekolah maumpun sekitar rumah. Peserta didik nantinya akan belajar menyusun kartu huruf menjadi sebuah kata benda yang telah diminta. Pengembangan media pembelajaran Papan Kosakata didukung oleh modul panduan dan video cara penggunaan media pembelajaran Papan Kosakata.
2. Kualitas Media Pembelajaran Papan Kosakata
Kualitas media pembelajaran Papan Kosakata adalah sangat baik.
Terbukti dari hasil rerata penilaian oleh ahli media, psikologi dan guru.
Hasil rerata dari validasi media oleh media ialah 3,34 masuk pada rentang
59
3,26<Xβ€4,00 dengan kriteria sangat baik dan layak digunakan revisi. Hasil rerata dari validasi modul adalah 3,7 masuk pada kriteria sangat baik. Hal
3,26<Xβ€4,00 dengan kriteria sangat baik dan layak digunakan revisi. Hasil rerata dari validasi modul adalah 3,7 masuk pada kriteria sangat baik. Hal