• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. menghasilkan pertumbuhan ayam lebih cepat dibandingan dengan ayam kampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN KEPUSTAKAAN. menghasilkan pertumbuhan ayam lebih cepat dibandingan dengan ayam kampung"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

10 II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

2.1 Ayam Kampung Super

Ayam Kampung Super merupakan hasil persilangan antara ayam kampung jantan dengan ayam betina ras jenis petelur. dari hasil persilangan tersebut menghasilkan pertumbuhan ayam lebih cepat dibandingan dengan ayam kampung biasa. Persilangan ayam buras betina dan ayam ras jantan sampai grade 1, bertujuan agar tetap menjaga penampilan fenotipe dari persilangan tersebut memiliki perbandingan komposisi darah dengan persentase 50:50, jika dilakukan proses grading up persilangan semakin mendekati ayam ras (Suprijatna, dkk., 2005). Keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh Ayam Kampung Super antara memiliki daya tahan tubuh yang baik, lebih tahan terhadap berbagai jenis penyakit jika dibandingkan dengan unggas lain serta tahan terhadap cekaman panas, karena suhu nyaman untuk ayam kampung adalah 19 ℃ – 27 ℃.

Keunggulan lain yang dimiiki oleh ayam kampung adalah daging yang dihasilkan oleh ayam kampung juga cenderung lebih gurih jika dibandingkan dengan ayam ras (Supartini dan Sumarno, 2011). Ayam Kampung Super memiliki kekurangan yaitu tingkat konsumsi ransum lebih banyak, serta kandungan nutrisi dalam ransum harus seimbang untuk menunjang pertumbuhan yang cepat (Ginting, 2015). Ayam kampung periode grower pada umur 8 minggu, memiliki bobot badan sebesar 0,50 kilogram (Prasetyo, 2012). Ayam kampung umur 10 minggu membutuhkan ransum dengan kandungan protein kasar sebesar 16% dan energi metabolis 2.900 P

(2)

11 kkal/kilogram dapat mencapai bobot badan hingga 770 ± 35 gram (Kompiang, dkk., 2001). Ayam Kampung Super umur 2 bulan bobot badan mencapai 1,5 kilogram dan sudah siap dipanen, umur potong tidak jauh berbeda dengan ayam broiler (Mulyono dan Raharjo, 2002).

2.2 Pasak Bumi 2.2.1 Klasifikasi

Klasifikasi menurut Angiosperm Phylogeny Group (2003), kedudukan Pasak Bumi adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta, Kelas : Magnoliopsida, Subclas : Dilleniidae, Ordo : Sapindales, Family : Simaroubaceae, Genus : Eurycoma,

Jenis : Eurycoma longifolia Jack.

Pasak Bumi adalah tumbuhan yang banyak ditemukan di hutan Indonesia dan Malaysia. Tumbuhan ini memiliki beberapa nama lokal antara lain Penawar Pahit, Bedara Pahit, Bedara Puteh, Tongkat Ali, Lempung Pahit, Paying Ali, Tongkat Baginda, Muntah Bumi, Petala Bumi, Akar Jangat Seining, Tungke Ali, Pasak Bumi (Malaysia, Sumatera dan Kalimantan), dan Tung Saw (Thailand) (Susilowati, 2008). Pasak Bumi umumnya berbentuk semak atau pohon kecil yang tingginya jarang

(3)

12 mencapai 10 meter, namun ada juga yang tingginya lebih dari 15 meter dan diameter mencapai 15 sentimeter. Daunnya majemuk menyirip, jumlahnya ganjil, panjang 0,3 – 1 meter dengan anak daun berjumlah 20 – 30 pasang, bergelombang, warna anak daunnya hijau tua berukuran 5 – 25 sentimeter, pinggirannya bergelombang, tangkai daunnya berwarna coklat kehitaman.

Batang tumbuhan Pasak Bumi pada umumnya tidak bercabang, tetapi ada juga yang bercabang sedikit menyerupai payung dengan kedudukan daunnya melingkar (rosette), batangnya kokoh berwarna coklat keabuan-abuan dan licin. Bunganya bersifat dioceus dan monoceous berwarna merah jingga, lebar bunga 0,6 sentimeter, berbulu halus dengan benjolan kelenjar di ujungnya. Akar Pasak Bumi mempunyai warna coklat muda kekuningan yang tumbuh menembus bumi dengan lurus dan kekar membentuk akar tunggang (Susilowati, 2008). Pasak Bumi dapat dijumpai pada tanah asam, berpasir, dan beraerasi baik pada ketinggian di bawah 1.200 meter di atas permukaan laut. Biasanya ditemukan pada hutan primer dan sekunder, tumbuhan ini juga ditemukan pada hutan kerangas dan sub montana (Heriyanto, dkk., 2006).

2.2.2 Manfaat Pasak Bumi

Banyak manfaat Pasak Bumi yang bisa didapatkan baik dari Pasak Bumi, salah satu penelitian menjelaskan bahwa aktivitas farmakologi yang dimiliki oleh Pasak Bumi berupa antiplasmodial dimiliki oleh akar, batang, kulit batang dan daun, aktivitas sitotoksisitas dimiliki oleh bagian akarnya, aktivitas anti tumor dimiliki oleh bagian daun, aktivitas anti ulkus dimiliki oleh bagian akar sementara aktivitas anti mikroba berada pada bagian daun, akar, dan batang (Bhat dan Karim, 2010), Akar Pasak Bumi

(4)

13 terbukti memiliki aktivitas antioksidan penangkal radikal bebas (Varghese, dkk., 2013), anti-kanker (Nurhanan, dkk., 2005), anti-bakteria (Farouk dan Benafri, 2007), untuk pengobatan osteoporosis pada laki-laki (Effendy, dkk., 2012), aphrodisiac (Ang, dkk., 2003), anti-leukemia, dan pengobatan disentri (Chan, dkk., 2005). Penelitian terdahulu juga membuktikan bahwa akar Pasak Bumi meningkatkan kadar Testosteron (Novianti, 2015), memperbaiki spermatogenesis tikus yang dipapar esterogen (Wahab, dkk., 2010) dan meningkatkan konsentrasi, motilitas, morfologi, dan mitochondrial membrane potential dari sperma (Solomon, dkk., 2013).

Pasak Bumi dapat meningkatkan kadar Testosteron kemudian menurunkan low-density lipoprotein (LDL) dan kolesterol total (Monroe dan Dobs, 2013). Selain itu, reputasi Pasak Bumi juga dikenal sebagai obat tradisional untuk pengobatan malaria, hipertensi, kelelahan, migrain, demam, artritis, memperbaiki impotensi, libido rendah, stamina, vitalitas, struktur kulit, massa otot, dan sistem imun (Ismail dkk., 2012).

2.2.3 Kandungan Bahan Aktif dan Peranannya

Hasil analisis yang telah dilakukan oleh beberapa ahli baik dari Malaysia, Jepang, Thailand juga Indonesia menyatakan bahwa dalam akar Pasak Bumi terdapat kandungan kimia : (1) aervin, (2) kampesterol, (3) 6-on,9-hidroksi, (4) kantin-6-on,9-hidroksi,n-oksida, (5) kantin-6-on, 9 metoksi, (6) kantin-6-on,9-metoksi,n-oksida, (7) karbolina, β-1-asid propionik, (8) karbolina, β 7-metoksi, 1-asid propionik, (9) eurikomalakton, (10) eurikomanol, (11) eurikomanol, 13-β-18-dihidro, (12) eurikomanol,-2-β-D-glukosida, (13) eurikomanon, (14) eurikomanona, 13-21 dihidro,

(5)

14 (15) eurikomanona, 13-beta-21-dihidroksi, (16) klaineanon, 14-15-beta-dihidroksi, (17) klaineanon,14-15-dihidroksi, (18) longilaston, (19) β -sitosterol, (20) stigmasterol (Kuo, dkk., 2004).

Berdasarkan pengkajian farmakologis yang dilakukan Departemen Kehutanan Republik Indonesia, Pasak Bumi mengandung empat senyawa penting yaitu senyawa canthin, senyawa turunan eurycomanone, senyawa quassinoid, dan senyawa etanol. Senyawa canthin pada tumbuhan Pasak Bumi mampu menghambat pertumbuhan sel kanker; senyawa turunan eurycomanone sebagai anti malaria; senyawa quassinoid berfungsi sebagai anti leukimia dan prospektif untuk anti HIV; senyawa etanolberfungsi sebagai afrodisiak. Semua bagian Pasak Bumi terasa pahit karena mengandung saponin, sitosterol, stigmasterol (Dephut, 2010).

Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan dan memiliki sifat antimikroba. Saponin memiliki karakteristik berupa buih, sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama (Robinson, 1995). Saponin diklasifikasikan menjadi dua yaitu saponin steroid dan saponin triterpenoid (Osburn, 2003). Kedua saponin ini larut dalam air dan etanol, tetapi tidak larut dalam eter. Aglikonya disebut sapogenin, diperoleh dengan hidrolisis dalam suasana asam atau hidrolisis memakai enzim (Robinson,1995). Saponin merupakan zat aktif yang dapat meningkatkan permeabilitas membrane sehingga terjadi hemolisis sel, jika saponin berinteraksi dengan sel kuman maka kuman tersebut akan pecah atau lisis (Ganiswara, 1995). Penggunaan saponin pada konsentrasi rendah dapat menghasilkan peningkatan permebilitas sel mukosa usus sehingga penyerapan zat gizi dalam usus meningkat (Onning, dkk., 1996),

(6)

15 tetapipenggunaan saponin dalam jumlah yang besar dalam pakan dapat menyebabkan iritasi pada lambung (Cheeke, 2000).

Bahan aktif lainnya adalah sterol yang terdapat pada Pasak Bumi, bahan ini memiliki fungsi sebagai bahan baku pembuat hormon steroid, merangasang pengeluaran endrogen, menghambat pengeluaran estrogen, dan mencegah hiperlipoprotein (Gunawan, 1999). Sterol dapat dimetabolisme untuk pembentukan pregnolon, DHEA dan hormone lain yang berasal dari pregnolon dan analog. DHEA merupakan hormone utama yang bertanggung jawab untuk sintesis kortisol, estrogen, progesterone, testosterone dan lain-lain.

Bahan aktif lainnya dalam Pasak Bumi yaitu stigmasterol, stigmasterol merupakan sebuah senyawa yang termasuk ke dalam golongan steroid. Lebih spesifiknya, senyawa ini masuk ke dalam golongan fitosterol sebagai bagian dari sterol. Jadi bisa dikatakan bahwa stigmasterol merupakan senyawa turunan dari fitosterol. Sedangkan fitosterol merupakan senyawa turunan dari sterol. Stigmasterol banyak digunakan untuk memproduksi beberapa senyawa sintetik dan semisintetik dalam industry farmasi (Kaur, dkk., 2011). Stigmasterol tidak larut dalam air tetapi dalapt larut dalam kebanyakan pelarut organik dan gugus fungsional yang mengandung alkohol. Stigmasterol juga memiliki manfaat sebagai prekursor dalam proses pembuatan hormon progesteron. Hormon tersebut berkaitan erat dengan sistem reproduksi dan juga kesuburan betina. Progesteron memainkan peran fisiologis dalam membantu kinerja hormon estrogen di dalam tubuh. Stigmasterol juga memegang peranan sebagai perantara dalam biosisntesis androgen, estrogen, dan kortikoid.

(7)

16 2.3 Testosteron

Hormon testosteron merupakan suatu hormon steroid androgen yang penting dalam kehidupan seksual dan reproduksi baik jantan maupun betina, penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal organ kelamin dan reproduksi jantan, selain fungsinya yang berpengaruh besar terhadap kehidupan seksual juga memiliki efek biologik yang penting di antaranya pada metabolisme, integritas tulang, otot, sistem kardiovaskular dan otak sehingga pada keadaan berkurangnya hormone testosteron berpengaruh terhadap berkurangnya sensitivitas insulin, kelemahan otot, gangguan metabolisme karbohidrat, gangguan fungsi kognitif, berkurangnya dorongan motivasi, lelah dan letargi, peningkatan lemak tubuh, serta penurunan dorongan dan kemampuan seksual.

Hormon testosteron disintesis di jaringan intersisial oleh sel leydig dengan menggunakan prekursor dari kolesterol. Sintesis ini dimulai dengan pengangkutan kolesterol ke membran interna mitokondria oleh protein pengangkut steroidogenic acute regulatory protein (STAR). Setelah berada pada posisi yang tepat, kolesterol akan bereaksi dengan enzim pemutus rantai samping P450scc dan menjadi pregnenolon. Konversi pregnenolon menjadi testosteron dapat terjadi dalam 2 lintasan, yaitu lintasan progesterone dan lintasan dehidroepiandosteron (Sherwood, 2007).

Kedua hormon ini bekerja pada bagian testis yang berbeda. LH bekerja pada sel Leydig (intersisial) untuk mensekresi testosteron, sedangkan FSH bekerja pada tubulus seminiferus sel Sertoli yang berpengaruh terhadap spermatogenesis. Sekresi dari LH dan FSH pada hipofisis anterior distimulasi oleh hormon hipotalamus, yaitu Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) (Sherwood, 2007).

(8)

17 Fungsi testosteron tidak hanya dalam aspek seksual dan reproduksi tapi juga mempunyai peranan pada berbagai organ tubuh, yaitu pada otot, lemak, tulang, otak, system haematopoesis dan sistem imun ( Pangkahila, 2011). Testosteron mempunyai efek anabolik protein dan pertumbuhan tulang yang akan mengarah pada pembentukan fisik jantan yang lebih berotot dan pertumbuhan yang cepat selama masa puber. testosteron juga menstimulasi sekresi pada kelenjar minyak.

2.4 Bagian Edible

Bagian tubuh yang bisa dikonsumsi disebut dengan istilah part of edible. Adapun bagian-bagian edible menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) tahun 1995 antara lain karkas, dan giblet (jantung, hati, dan ampela).

2.4.1 Karkas

Definisi karkas adalah bagian tubuh ayam tanpa darah, bulu, kepala, kaki, dan organ dalam (Mountney, 1976). Produksi ternak daging umumya dinilai dengan menggunakan persentase karkas. Persentase karkas sebagai perbandingan antara bobot karkas dengan bobot hidup (Lubis, 1992). Rendahnya bobot hidup tidak selalu menghasilkan persentase bobot karkas yang lebih rendah. Bagian terbesar dari karkas adalah daging, yaitu sekitar 54% dari karkas (Summers, 2004). Daging pada karkas paling banyak terdeposisi pada bagian dada, paha atas (thighs), dan paha bawah (drumstick). Sekitar 70% bagian dada dan thighs adalah daging serta lebih sedikit lagi pada bagian drumstick.

(9)

18 Faktor yang mempengaruhi persentase bobot karkas adalah bangsa, umur, jenis kelamin, bobot badan, dan pakan (Lesson dan Summers, 1980). Bertambahnya umur dan bobot badan menimbulkan perbedaan terhadap besaran persentase bobot darah, sedangkan terhadap persentase bulu menurun (Brake, dkk., 1993).

Persentase karkas adalah perbandingan antara bobot karkas dengan bobot badan akhir dikalikan 100 persen (Siregar, 1980). Hasil beberapa penelitian menunjukan persentase karkas ayam kampung umur 6 sampai 12 minggu rata-rata sebesar 56,65% - 58,70% (Mansjoer, 1985). Meningkatnya kandungan protein dalam karkas, dan meningkatnya deposisi protein yang merupakan indikasi dari proses pemanfaatan protein pakan. Deposisi protein yang bernilai positif, berarti ternak tersebut memanfaatkan protein yang tinggal ditubuh untuk meningkatkan bobot badan (Maynard dan Loosli, 1969).

2.4.2 Giblet

Giblet merupakan hasil sampingan yang masih dapat dimakan. Giblet terdiri dari hati, jantung dan gizzard. Menurut Soeparno (2005), bobot hidup memengaruhi bobot giblet sedangkan menurut Rasyaf (2002) bobot giblet meningkat dengan meningkatnya bobot karkas, walaupun persentase terhadap bobot hidup ayam akan menurun. Hati merupakan organ yang terdiri atas gelambir (lobi) yang besar, berwarna coklat, terletak pada kelengkungan duodenum dan lambung otot (Tanudimaja, 1974). Bobot hati ayam pedaging sekitar 1,7 – 1,9% dari bobot hidup (Resnawati, 2002). Ayam pedaging mempunyai jantung yang terdiri atas empat buah ruang yaitu dua buah

(10)

19 atrium dan dua buah ventrikel. Rataan bobot jantung ayam betina sebesar 0,5% dari bobot hidup dan ayam jantan sebesar 0,6% dari bobot hidup (Brake, dkk., 1993).

Gizzard atau ampela terletak diantara proventikulus dan usus halus, berfungsi untuk menggiling dan menghancurkan makanan yang telah diserap sebelum masuk ke dalam usus (Allen, dkk., 1997). Ukuran gizzard mudah berubah tergantung pada jenis makanan yang biasa dimakan oleh unggas tersebut (Amrullah, 2003). Persentase gizzard terhadap bobot hidup berturut-turut pada umur 6, 7 dan 8 minggu adalah 3,12%; 3,01% dan 2,93% (Crawley, dkk., 1980).

2.5 Bagian Inedible

Bagian Inedible merupakan bagian yang dinilai tidak dapat dikonsumsi, bagian ini biasanya digunakan untuk dijadikan bahan olahan campuran pada ransum ternak karena masih ada kandungan gizi yang baik untuk ternak-ternak tersebut. Bagian Inedible ini antara lain darah, lemak abdominal, bulu, kepala, kaki, dan jeroan.

2.5.1 Darah

Darah memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh yaitu sebagai suatu sistem transportasi zat-zat nutrisi dari makanan, air, oksigen, dan karbondioksida serta sel-sel tubuh. Pada awal pertumbuhan, darah tumbuh dengan kecepatan tinggi dan merupakan organ tubuh yang masak dini (Anggorodi, 1995). Darah memiliki bobot 5 sampai 10 persen dari bobot tubuh ternak, tergantung spesies dan kandungan gizi (Anggorodi, 1995). Persentase darah berbeda-beda tergantung pada umur, jenis kelamin, bangsa dan besar kecilnya ternak (Mountney, 1976).

(11)

20 2.5.2 Lemak Abdominal

Lemak abdomen adalah lemak yang berada di sekeliling gizzard dan yang terdapat diantara otot perut dan usus. Penimbunan lemak pada daerah perut merupakan produk limbah dalam industri ayam pedaging dan merupakan sumber kontaminasi pada waktu pemrosesan (Kubena, 1974).

2.5.3 Bulu

Jumlah persentase bulu ayam berbeda-beda bergantung pada berbagai faktor seperti jenis kelamin, umur, bangsa dan besar kecilnya ukuran tubuh ayam. Serat keratin dari bulu unggas dengan teknologi canggih dapat dijadikan beberapa produk yang bermanfaat seperti kertas, serat pengganti bahan pembuat fiber glass, kertas film, plastik dan kayu.

2.5.4 Kepala dan Leher

Kepala ayam biasanya tidak memiliki nilai ekonomis sama sekali. Kepala ayam biasanya langsung dibuang setelah dilakukan pemotongan atau di proses kembali sebagai pakan ternak. Persentase berat kepala pada ternak unggas jantan biasanya lebih besar dibandingkan dengan berat kepala ternak unggas betina (Deptan, 1992). Persentase kepala dan leher berkisar 7,8% dari bobot hidup (Siregar, 1980).

2.5.5 Kaki

Di masyarakat Indonesia kaki ayam masih bernilai ekonomis untuk dikonsumsi namun hanya orang-orang tertentu yang mau mengkonsumsi kaki ayam tersebut karena mengingat kaki ayam itu sendiri merupakan pengendapan dari suatu vaksin dan bahan

(12)

21 kimia lainnya jika di dalam ayam (Deptan, 1992). Persentase kaki ayam sebesar 4,4 persen dari bobot ayam (Siregar, 1980).

2.5.6 Jeroan

Jeroan adalah organ pencernaan unggas yang masuk kedalam kategori Inedible. Menurut Resnawati (2010) persentase jeroan berkisar ± 5,21-7,56 persen sedangkan menurut hasil penelitian Crawley, dkk., (1980) persentase jeroan adalah 5,96 persen. Karkas atau jeroan biasanya dimanfaatkan bahan makanan dan makanan hewan atau pengganti pakan ternak tertentu (Omole, dkk., 2008).

2.6 Feed additive

Feed additive atau imbuhan pakan adalah suatu bahan pakan yang ditambahkan dalam pakan ternak, bahan pakan tersebut tidak mengandung nutrisi tetapi dapat mempengaruhi kesehatan ataupun keadaan gizi ternak dan metabolisme dalam tubuh ternak (Adams, 2000). Feed additive merupakan suatu bahan atau kombinasi bahan yang ditambahkan dalam kuantitas yang kecil, kedalam campuran makanan dasar untuk memenuhi kebutuhan khusus, contoh additive yaitu bahan konsentrat, additive bahan suplemen, additive bahan premix, additive bahan makanan (Hartadi, dkk., 1991). Pemberian feed additive bertujuan untuk memacu pertumbuhan, meningkatkan produktivitas, kesehatan ternak serta efisiensi produksi. Feed additive yang biasa digunakan umumnya terdiri dari antibiotik, enzim, probiotik, prebiotik, asam organik dan bioaktif tanaman (Sinurat, dkk., 2003). Fungsi feed additive adalah untuk menambah vitamin-vitamin, mineral dan antibiotika dalam ransum, menjaga dan

(13)

22 mempertahankan kesehatan tubuh terhadap serangan penyakit dan pengaruh stress, merangsang pertumbuhan badan (pertumbuhan daging menjadi baik) dan menambah nafsu makan, meningkatkan produksi daging maupun telur (Anggorodi,1985). Stimulasi aditif pakan digunakan sebagai promotor efisiensi performa dimana aditif pakan membawa perubahan dalam saluran pencernaan yang menyebabkan peningkatan pertumbuhan ternak (Kellem dan Church, 2010).

Referensi

Dokumen terkait

Dimana Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kec. Lintong Nihuta dapat membaur dengan peserta penyuluhan. Pendekatan Kelompok adalah suatu pendekatan dengan daya jangkau

Sehingga al-Sunnah dalam terminologi mereka adalah “perkataan, perbuatan dan taqrir al-Ma’shum.” Rahasia di balik itu semua adalah karena para Imam dari kalangan

[r]

Untuk mengetahui gambaran sikap mental penduduk miskin di Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat dilihat berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa usaha agribisnis ikan hias Bapak Rahmat di Gampong Paya Cut Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen menguntungkan,

Alternatif yang dikemukakan adalah: (1) Banten sebagai Propinsi ke-13 dari Kerajaan Belanda, (2) Banten masuk Negara Indonesia Serikat secara langsung sebagai negara atau daerah

• Surat pernyataan dari instansi pemerintah yang mengajukan permohonan khusus untuk Bangunan Gedung milik Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah. • Surat keterangan aset dari

Bambu Bambu Bilah Zona Keluarga Gerbang Gerbang Ke T1 & T3 Transfer 2 5 4 3 6 1 Tempat Parkir Ruang Transit Gym & Lounge Area Istirahat Ruang TV Tur Singapura