• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN BAZNAS DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN KELUARGA DI KECAMATAN ALLA, KAB. ENREKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN BAZNAS DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN KELUARGA DI KECAMATAN ALLA, KAB. ENREKANG"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (S.H) Pada Program Studi Hukum Keluarga

(Ahwal Syakhshiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH:

LA ODE MURSALIN NIM: 105261102617

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA (AHWAL SYAKHSHIYAH) FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/2021

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul Skripsi : Peran BAZNAS Dalam Pengentasan Kemiskinan

Keluarga di Kecamatan Alla, Kab. Enrekang

Nama : La Ode Mursalin

NIM : 105261102617

Program Studi : Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah)

Fakultas : Agama Islam

Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka skripsi dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diajukan dan dipertahankan dihadapan tim penguji ujian skripsi Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar.

Makassar,20 Zulkaidah 1442 M. 1 Juli 2021 H. Pembimbing I Dr. M. Ilham Muchtar, Lc., MA NIDN: 0909107101 Pembimbing II

Hasan bin Juhanis, Lc., M.S NIDN: 0911047703

(3)

iii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi saudara La Ode Mursalin, NIM. 105261102617 yang berjudul "Peran

BAZNAS Dalam Pengentasan Kemiskinan Keluarga di Kecamatan Alla, Kab. Enrekang" telah diujikan pada tanggal: Sabtu 29 Zulkaidah 1442 H.

Bertepatan dengan tanggal 10 Juli 2021 M dihadapan penguji, dan dinyatakan telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (SH) pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 29 Zulkaidah 1442 H 10 Juli 2021 M

Dewan penguji

1. Ketua: Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si : (…...………….……..) 2. Sekretaris: Dr. M.Ilham Muchtar. Lc.,MA : (……...……….………..)

Tim Penguji :

1. Dr. M. Ilham Muchtar. Lc.,MA. : (…...………….………..)

2. Hasan bin Juhanis, Lc., .MS : (………....……..……....)

3. Rapung, Lc., M.H.I : (...………...……….)

4. Zainal Abidin, S.H., M.H.I : (....……….………….)

Disahkan oleh :

Dekan Fakultas Agama Islam

Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si. NBM: 774 234

(4)

iv

BERITA ACARA MUNAQASYAH

Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar, setelah mengadakan sidang munaqasyah pada:Hari/Tanggal : Sabtu,29 Zulkaidah 1442 H/

10 Juli 2021 M.Tempat: Gedung Prodi Hukum Keluarga (Ahwal

SyakhshiyahFakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar, Jl. St. Alauddin No. 259 Makassar.

MEMUTUSKAN

Bahwa saudara,

Nama : La Ode Mursalin

Nim : 105261102617

Judul Skripsi : Peran BAZNAS Dalam Pengentasan Kemiskinan

Keluarga di Kecamatan Alla, Kab. Enrekang

Dinyatakan : Lulus

Ketua

Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si. NBM: 774 234

Sekretaris

Dr. M. Ilham Muchtar. Lc.,MA NIDN : 0909107201

Dewan Penguji :

1. Dr. M. Ilham Muchtar. Lc.,M.A. :(…...………..)

2. Hasan bin Juhanis, Lc., M.S :(…………...……..…...…)

3. Rapung, Lc., M.H.I. :(...…………...…...……….)

4. Zainal Abidin, S.H., M.H.I :(....………...……….……….) Disahkan Oleh:

Dekan FAI Unismuh Makassar

Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si. NBM: 774 234

(5)

v

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : La Ode Mursalin

NIM : 105261102617

Fakultas : Agama Islam

Prodi : Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah)

Dengan ini menyatakan sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya menyusun sendiri skripsi saya ( tidak dibuat oleh siapapun ) 2. Saya tidak melakukan penjiplakan ( plagiat) dalam menyususn skripsi 3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada nomor 1, 2, dan 3 , saya

bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 29 Zulkaidah 1442 H 10 Juli 2021 M

Yang membuat pernyataan

La Ode Mursalin

(6)

vi

SWT, yang telah menganugerahkan rahmat, hidayah serta kekuatan lahir dan batin, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul

“Peran BAZNAS Dalam Pengentasan Kemiskinan Keluarga di Kecamatan Alla, Kab. Enrekang” setelah melalui proses yang panjang.

Salawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW., kepada keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya. Skripsi ini disusun sebagai syarat yang harus diselesaikan guna memperoleh gelar sarjana Hukum Islam dalam bidang Ahwal Syakhshiyah pada Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari banyak pihak walaupun penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga dengan penuh ketulusan hati dan keikhlasan kepada kedua orang tuaku yang tercinta ayahanda La Ode Adu yang gigih dan tak pantang menyerah dalam bekerja dan ibunda Wa Ode Marulia yang telah mengasuh dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang sejak kecil hingga sekarang, dan segala yang telah diberikan kepada anak-anaknya serta semua saudara dan saudariku yang selama ini membantu dan mendoakanku. Mudah-mudahan Allah SWT mengumpulkan kita semua dalam surga-Nya kelak.

(7)

vii IV.

2. Syekh Dr. (HC) Mohammad MT. Khoory,selaku Donatur Yayasan Muslim Asia (AMCF) dan segenap pimpinan AMCF.

3. Dr. Amirah Mawardi, ,S.Ag., M. Si, selaku Dekan Fakultas Agama Islam beserta segenap Wakil Dekan I sampai dengan IV.

4. Dr. M. Ilham Muchtar, Lc.,MA., selaku Ketua Program Studi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah), dan juga pembimbing satu penulis. 5. Hasan bin Juhanis, Lc., MS, selaku Sekretaris Program Studi Hukum

Keluarga (Ahwal Syakhshiyah), dan juga pembimbing dua penulis.

6. Segenap dosen Universitas Muhammadiyah Makassar, khususnya pada Program Studi Ahwal Syakhshiyah Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Kepada semua teman seperjuangan, mahasiswa program studi Ahwal Syakhshiyah Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2017, yang selama ini membantu dan selalu memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini.

Mudah-mudahan bernilai ibadah dan mendapatkan pahala disisi Allah SWT. Aamiin.

Makassar, Juni 2021 Penulis

La Ode Mursalin NIM:105261102617

(8)

viii

Pembimbing I: M. Ilham Muchtar, Pembimbing II: Hasan bin Juhanis.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui bagaimana kondisi kemiskinan keluarga di Kecamatan Alla, Kab. Enrekang, serta 2) Untuk mengetahui peran BAZNAS dalam mengentaskan kemiskinan keluarga di Kecamatan Alla, Kab. Enrekang.

Tulisan pada penelitian menggunakan jenis penelitian lapangan (Field

Research) dengan pendekatan kualitatif. Dimana peneliti turun langsung

kelapangan untuk melakukan wawancara kepada pegawai BAZNAS Kabupaten Enrekang. Sumber data berdasarkan pada data langsung dari subyek lapangan, baik data primer maupun sekunder. Data primer yaitu hasil wawancara dan dokumen yang relevan dengan tema skripsi, sedangkan data sekunder yaitu literatur lainnya yang relevan dengan judul skripsi. Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah, menganalisa serta mengambil kesimpulan dari data yang telah terkumpul.

Setelah dilakukan penelitian, dapat disimpulkan bahwa: 1) Kondisi kemiskinan Keluarga di Kecamatan Alla pada umumnya tidak ada bedanya dengan daerah lain, ada kelompok yang berada pada kelompok rendah (masyarakat miskin), kelompok menengah dan kelompok atas, namun kondisi masyarakat miskin di Kecamatan Alla masih cukup banyak hal ini berdasarkan data BAZNAS Kabupaten Enrekang tahun 2018-2020. 2) Peran BAZNAS Kabupaten Enrekang dalam mengentaskan kemiskinan di Kecamatan Alla dinilai sangat efektif dan hal itu dilakukan melalui berbagai program yaitu: Enrekang Peduli, Enrekang Sejahtera, Enrekang Religius, Enrekang Cerdas.

(9)

ix

HALAMAN SAMPUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

BERITA ACARA MUNAQASYAH ... v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Pengertian Zakat ... 8

B. Sejarah Perkembangan Zakat ... 9

C. Dasar Hukum Zakat ... 10

D. Syarat Wajib dan Macam-macam Zakat ... 14

E. Golongan Yang Berhak Menerima Zakat ... 18

F. Tujuan dan Manfaat Zakat ... 21

G. Badan Amil Zakat Nasional, Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawabnya ... 26

H. Pengentasan Kemiskinan ... 28

(10)

x

C. Populasi dan Sampel ... 34

D. Metode Pengumpulan Data ... 35

E. Instrumen Penelitian ... 36

F. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 39

A. Gambaran umum lokasi penelitian ... 39

B. Kondisi Kemiskinan Keluarga di Kecamatan Alla ... 45

C. Peran BAZNAS Dalam Mengentaskan Kemiskinan Keluarga di Kecamatan Alla ... 50

BAB V PENUTUP ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 60

(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan global yang harus menjadi perhatian pemerintah di negara manapun. Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun angka kemiskinan di Indonesia masih cukup tinggi. Angka kemiskinan yang masih cukup tinggi di Indonesia yang kaya akan sumber daya alam menjadi bahan evaluasi bagi bangsa ini untuk mencari instrumen yang tepat dalam mempercepat penurunan angka kemiskinan.

Indonesia juga merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan salah satu syariat yang diwajibkan kepada umat Islam adalah mengeluarkan zakat. Islam dengan kesempurnaannya telah mengatur semua sendi kehidupan manusia termasuk dalam harta seseorang. Islam telah mengatur agar harta tidak hanya beredar pada orang-orang kaya saja. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hasyr ayat 7:

اَفَأ اَّم

َء

ِوِلوُسَر ٰىَلَع ُوَّللٱ

ۦ

لٱ ِلىَأ نِم

ِلَف ٰىَرُق

ِينِكَٰسَلمٱَو ٰىَمَٰتَيلٱَو َٰبَرُقلٱ يِذِلَو ِلوُسَّرلِلَو ِوَّل

مُكنِم ِءاَيِنغَلأٱ َينَب َةَلوُد َنوُكَي َلَ يَك ِليِبَّسلٱ ِنبٱَو

ۚ

اَمَو

َّرلٱ ُمُكٰىَتاَء

اَمَو ُهوُذُخَف ُلوُس

لٱ ُديِدَش َوَّللٱ َّنِإ َوَّللٱ ْاوُقَّ تٱَو ْاوُهَ تنٱَف ُونَع مُكٰىَهَ ن

ِباَقِع

Terjemahnya:

“Harta rampasan fai‟ yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (yang berasal) dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul, Kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang miskin dan untuk orang-orang yang dalam perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya saja diantara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.

(12)

Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya”.1

Zakat merupakan salah satu instrumen dalam Islam yang memiliki peranan penting dalam menurunkan angka kemiskinan jika terkelola dengan baik. Pada masa kejayaan Islam, khususnya pada masa kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz, yang mengoptimalkan potensi zakat sebagai solusi pengentasan kemiskinan di negerinya. Terbukti, pada masa kepemimpinannya tidak ditemukan seorang pun yang mau menerima zakat.

Pada zaman kejayaan Islam, zakat telah berperan besar dalam mensejahteraan umat. Zakat tidak sekedar sebagai kewajiban, tetapi jika zakat terkelola dengan baik dan didistribusikan secara merata hingga sampai ke tangan yang berhak maka akan menciptakan kesejahteraan umat. Zakat merupakan salah satu rukun Islam, selain merupakan kewajiban mutlak bagi seorang muslim, juga

zakat merupakan instrumen dalam menumbuhkan dan meningkatkan

perekonomian umat, dengan peran besarnya yang mampu menjadi alat distribusi

kesejahteraan umat.2

Zakat merupakan salah satu kewajiban seorang muslim yang mempunyai dampak besar dalam meningkatkan perekonomian penduduk miskin karena dengan zakat harta terdistribusi dari penduduk kaya ke penduduk miskin. Jika kemampuan memenuhi kebutuhan dasar penduduk miskin sudah baik maka dengan sendirinya mereka dapat bekerja dengan baik dan berkontribusi positif terhadap perekonomian diberbagai sektor ekonomi. Menurut undang-undang No.

1

Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemahnya (Jakarta: Halim Surabaya, 2013), h.546.

2

Siti Nur Hasanah, Maksimalisasi Potensi Zakat Melalui Peningkatan Kesadaran Masyarakat, 2018 Jurnal: Vol. 3 No. 2, h. 185.

(13)

23 tahun 2011 pasal 27 ayat 1, zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif

dalam rangka penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat.3

Zakat juga merupakan pondasi dasar yang sangat penting terhadap bangunan Islam.Hal ini sangat jelas dalam ayat-ayat Al-Qur‟an dan Hadits Nabi SAW. Di dalam Al-Qur‟an, Allah SWT menyebutkan perintah untuk menunaikan zakat beriringan dengan perintah untuk shalat sebanyak delapan puluh dua kali.Ini menunjukkan pentingnya zakat dan sangat erat kaitannya dengan shalat. Sehingga wajar jika khalifah Abu Bakar r.a mengatakan, saya akan memerangi orang yang

memisahkan antara shalat dengan zakat.4

Allah Ta‟ala berfirman, Q.S Al-Baqarah, 2: 43:

ْينِعِكّٰرلا َعَم اْوُعَكْراَو َةوٰكَّزلا اوُتٰاَو َةوٰلَّصلا اوُمْيِقَاَو

Terjemahnya:

“Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang

yang rukuk”.5

Rasulullah saw bersabda:

َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ِوَّللا ُلوُسَر َلاَق :َلاَق اَمُهْ نَع ُوَّللا َيِضَر ،َرَمُع ِنْبا ِنَع

"

ُمَلاْسِلإا َِنُِب

َوَلِإ َلَ ْنَأ ِةَداَهَش :ٍسَْخَ ىَلَع

،ِةاَكَّزلا ِءاَتيِإَو ،ِةَلاَّصلا ِماَقِإَو ،ِوَّللا ُلوُسَر اًدَّمَُمُ َّنَأَو ُوَّللا َّلَِإ

" َناَضَمَر ِمْوَصَو ،ِّجَلحاَو

Artinya:

“Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Musa dia berkata, telah mengabarkan kepada kami Hanzhalah bin Abu Sufyan dari „Ikrimah bin Khalid dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah saw bersabda: “Islam dibangun

3

Dewi Purwanti, Pengaruh Zakat, Infak dan Sedekah terhadap pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2020, Jurnal.

4 Saleh Al-Fauzan, Fiqih sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), h.244. 5

(14)

diatas lima (landasan); Persaksian tidak ada ilah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan

zakat, haji dan puasa Ramadhan”.(HR. Bukhari, No.8).6

Melihat ayat al-qur‟an dan hadits Nabi SAW diatas, maka pada dasarnya sudah sangat cukup untuk menyadarkan umat akan urgensi zakat yang menjadi pondasi agama dan tonggak pemerataan ekonomi bangsa. Kedudukan zakat, selain menyelamatkan kaum muslimin diakhirat kelak, maka jika ditinjau dari ilmu ekonomi akan melahirkan konsep kesejahteraan. Sebab, dengan zakat pemerataan ekonomi akan terwujud.

Untuk mewujudkan agar zakat menjadi sumber pemerataan ekonomi maka salah satu upaya pemerintah adalah membentuk lembaga zakat yang bertugas sebagai kolektor dan distributor zakat. Lembaga dimaksud adalah Badan Amil Zakat Nasional yang disingkat BAZNAS.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) adalah lembaga non struktural yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Pembentukan BAZNAS pertama kali ditetapkan dengan Keputusan Presiden No. 8 Tahun 2001 tentang Badan Amil Zakat Nasional sesuai amanat Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat yang berlaku saat itu. Setelah perubahan regulasi, BAZNAS pun berstatus sebagai lembaga pemerintah non struktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Agama.

Salah satu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) di tingkat kabupaten/kota adalah BAZNAS Kabupaten Enrekang.Dengan terbentuknya

6

Imam Hafidz Abi „Abdillah Muhammad bin Isma‟il Bukhari, Shahih Al-Bukhari,kitab Iman, (Ar-Riyadh, 1997), h. 25

(15)

BAZNAS Kabupaten Enrekang sebagai pengelola Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) diharapkan mampu memberikan kontribusi sesuai dengan fungsi zakat itu sendiri seperti mengatasi kesenjangan sosial terutama masalah kemiskinan.

BAZNAS merupakan satu diantara sedikit lembaga non struktural yang memberikan kontribusi kepada Negara di bidang pembangunan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan melalui pengelolaan dana zakat. BAZNAS mendapatkan bantuan pembiayaan dari APBN sesuai ketentuan perundang-undangan, namun manfaat yang diberikan BAZNAS kepada Negara dan bangsa jauh lebih besar. Dikaitkan dengan amanat UUD 1945 pasal 34 bahwa “fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara”, maka peran BAZNAS sangat menunjang tugas Negara. Juga berperan sebagai penyedia bantuan jaminan sosial bagi fakir miskin ditanah air kita.Kehadiran lembaga ini menopang tugas Negara dalam mensejahterakan masyarakat, sehingga sewajarnya

disokong pemerintah.7

Melihat permasalahan tersebut, BAZNAS berperan penting dalam mengentaskan kemiskinan guna tercapainya kesejahteraan bersama yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup orang-orang yang tidak berkecukupan.Maka dari itu, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Peran BAZNAS Dalam

Pengentasan Kemiskinan Keluarga di Kecamatan Alla, Kab.Enrekang”.

7

Ilham kadir, Membangun Enrekang Bersama BAZNAS: Panduan berzakat sesuai syariat,(Enrekang: LSQ Makassar dan BAZNAS Enrekang, 2016), h. 22.

(16)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Kondisi Kemiskinan Keluarga di Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang ?

2. Bagaimana Peran BAZNAS dalam Mengentaskan Kemiskinan Keluarga di Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang ?

C. Tujuan Penelitian

Dari beberapa pokok masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk Mengetahui Kondisi Kemiskinan Keluarga di Kecamatan Alla,

Kabupaten Enrekang !

2. Untuk Mengetahui Peran BAZNAS Dalam Mengentaskan Kemiskinan Keluarga di Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang !

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Akademis

a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi peneliti dan pembaca dalam hal peran BAZNAS dalam mengentaskan kemiskinan keluarga.

b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan lebih tentang BAZNAS sebagai pengelola Zakat.

(17)

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan hasil penelitian ini menjadi acuan pihak BAZNAS untuk meningkatkan program yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di Kecamatan Alla secara khusus dan secara umum di Kabupaten Enrekang. Selain itu, yang terpenting adalah bagaimana lembaga BAZNAS sebagai pengelola zakat menjadi solusi permasalahan ekonomi bangsa secara umum dan secara khusus di Kabupaten Enrekang.

b. Guna mengembangkan penalaran dan kemampuan penulis dalam mengkritisi persoalan-persoalan sosial.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan tambahan pengetahuan bagi para pihak terkait.

(18)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Pengertian Zakat

Kata zakat berasal dari kata ةاكز merupakan isim masdar, yang secara etimologis mempunyai beberapa arti diantaranya: tumbuh, berkembang,

menyucikan, membersihkan, dan bertambah.8Makna tumbuh dan berkembang

dalam arti zakat menunjukkan bahwa mengeluarkan zakat merupakan sebab pertumbuhan dan perkembangan harta. Sedangkangkan makna suci dan bersih menunjukkan bahwa dengan mengeluarkan zakat jiwa seseorang akan menjadi bersih dan suci. Ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam al-qur‟an yang berbunyi:

ْمِهْيَلَع ِّلَصَو اَِبِ ْمِهْيِّكَزُ تَو ْمُىُرِّهَطُت ًةَقَدَص ْمِِلِاَوْمَا ْنِم ْذُخ

ۚ

ْمَُّلِ ٌنَكَس َكَتوٰلَص َّنِا

ۚ

ُوّٰللاَو

ٌمْيِلَع ٌعْيَِسَ

Terjemahnya:

“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar,

Maha Mengetahui”. (Q.S. At-Taubah: 103)9

Adapun secara terminologis menurut Yusuf Qardhawi yang dikutip oleh Mardani zakat adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah dan

diserahkan kepada orang-orang yang berhak.10Menurut Undang-Undang No 23

tahun 2011 pasal 1 ayat 2 zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang

8

Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: PustakaProgressif,1997), h. 577.

9

Kementrian Agama RI, h.203.

(19)

muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam.

Selain defenisi diatas, ada beberapa ulama fiqih mendefenisikan sebagai berikut:11

1. Pendapat Al-Hafidz Ibnu Hajar

“memberikan sebagian dari harta yang sejenis yang sudah sampai nisab selama setahundan diberikan kepada fakir dan semisalnya yang bukan dari Bani Hasyim dan Bani Muthalib.” (Kitab Al-Fath)

2. Pendapat Ibnu Taimiyah

“Memberikan bagian tertentu dari harta yang berkembang jika sudah sampai nisab untuk keperluan tertentu.” (Mausu‟ah Fiqh Ibnu Taimiyah 2: 876; Fatawa 25:8)

3. Pendapat Syaikh Abdullah Al-Bassaam

“Hak wajib dari harta tertentu, untuk golongan tertentu pada waktu tertentu.”

Tiga pendapat diatas memberikan kesimpulan bahwa zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat.

B. Sejarah Perkembangan Zakat

Dalam sejarah kejayaan Islam, zakat terbukti berperan besar dalam meningkatkan kesejahteraan umat, juga dijadikan sebagai instrumen dalam

11

B. Ali Muhammad, Ensiklopedia Rukun Islam (Zakat), (Surakarta: PT Borobudur Inspira Nusantara, 2014), h. 5.

(20)

mengentaskan kemiskinan dan mengurangi kesenjangan sosial. Sebagai contoh di masa pemerintahan Khulafaur-Rasyidin; Khalifah Umar bin Khathab dinegeri Yaman yang salah satu daerah kekuasaan Khalifah Umar. Pada waktu itu, kesejahteraan umat tersebar merata, sampai-sampai secara ekonomi tidak ada lagi warga yang berhak menerima zakat. Begitu pun pada masa setelahnya, pada masa daulah Bani Umayyah; Khalifah Umar bin Abdul Aziz, dalam waktu singkat sekitar dua tahun (99-101) berhasil mensejahterakan masyarakat dengan dana zakat, infaq dan shadaqah, sehingga dana zakat di Baitul Maal ketika itu berlimpah karena sulit menemukan warga yang tergolong penerima (mustahiq) zakat.12

Perintah zakat secara syari‟ah, dimulai pada periode Madinah, pada periode ini perhatian Rasulullah SAW. banyak mengarah pada persoalan sosial kemasyarakatan, dengan mengacu pada landasan syari‟ah yang diperintahkan

Allah SWT.13

C. Dasar Hukum Zakat

Zakat merupakan kewajiban seorang muslim yang telah ditetapkan dalam al-qur‟an, as-sunnah dan ijma‟ para ulama.Bagi mereka yang mengingkari kewajiban zakat maka ia telah kafir.

1. Al-Qur‟an

Dalam al-qur‟an kata zakat terdapat 32 kata, dan 82 kali diulang dengan menggunakan istilah yang merupakan sinonim dari kata zakat, yaitu kata

12

Andi Bahri S, zakat sebagai instrumen pembangunan ekonomi kesejahteraan umat, 2016, jurnal: studi ekonomi Islam, vol. 1 No. 2, h. 3.

13

Andi Bahri S, zakat sebagai instrumen pembangunan ekonomi kesejahteraan umat, 2016, jurnal: studi ekonomi Islam, vol. 1 No. 2,h. 3.

(21)

shadaqah dan infaq. Dari 32 ayat dalam al-qur‟an yang memuat ketentuan zakat

tersebut, 29 ayat diantaranya menghubungkan ketentuan zakat dengan shalat.14

Hal menunjukkan bahwa, perintah zakat dan shalat saling keterkaitan antara satu dengan yang lain dan juga sebagai bukti bahwa Islam tidak hanya memperhatikan hubungan manusia dengan Tuhannya (hablumminallah) tapi juga memperhatikan hubungan sesama manusia (hablunminannas).

Adapun dalil-dalil dari al-Qur‟an yang berkaitan dengan zakat, diantaranya firman Allah Ta‟ala:

a) Q.S. Al-Baqarah: 43

َةوٰكَّزلا اوُتٰاَو َةوٰلَّصلا اوُمْيِقَاَو

Terjemahnya:

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat”.15

b) Q.S. At-Taubah: 103

ْمِهْيَلَع ِّلَصَو اَِبِ ْمِهْيِّكَزُ تَو ْمُىُرِّهَطُت ًةَقَدَص ْمِِلِاَوْمَا ْنِم ْذُخ

ۚ

ْمَُّلِ ٌنَكَس َكَتوٰلَص َّنِا

ۚ

ُوّٰللاَو

ٌمْيِلَع ٌعْيَِسَ

Terjrmahnya:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo‟alah untuk mereka.Sesungguhnya do‟a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi

mereka.Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.16

14

Andi Bahri S, zakat sebagai instrumen pembangunan ekonomi kesejahteraan umat, 2016, jurnal: studi ekonomi Islam, vol. 1 No. 2, h. 4.

15

Kementrian Agama RI, h. 7.

16

(22)

c) Q.S. Al-Munafiqun: 10

قَزَر اَّم نِم ْاوُقِفنَأَو

َٰن

أَي نَأ ِلبَق نِّم مُك

ُمُكَدَحَأ َ ِتِ

َٰلِإ ِنَِترَّخَأ َلَوَل ِّبَر َلوُقَ يَ ف ُتوَلمٱ

لَجَأ

َينِحِلَّٰصلٱ َنِّم نُكَأَو َقَّدَّصَأَف بيِرَق

Terjemahnya:

“Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali, “Yaa Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian) ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan

termasuk orang-orang yang shaleh”.17

2. Al-Sunnah

Adapun dalil dari Al-Sunnah yaitu sabda Nabi saw yang berbunyi :

ُوَّللا َيِضَر اًذاَعُم َثَعَ ب َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص َِّبَِّنلا َّنَأ :اَمُهْ نَع ُوَّللا َيِضَر ٍساَّبَع ِنْبا ِنَع

،ِنَمَيلا َلِإ ُوْنَع

: َلاَقَ ف

«

ْمُى ْنِإَف ،ِوَّللا ُلوُسَر ِّنَِّأَو ،ُوَّللا َّلَِإ َوَلِإ َلَ ْنَأ ِةَداَهَش َلِإ ْمُهُعْدا

ِإَف ،ٍةَلْ يَلَو ٍمْوَ ي ِّلُك ِفِ ٍتاَوَلَص َسَْخَ ْمِهْيَلَع َضَرَ تْ فا ِدَق َوَّللا َّنَأ ْمُهْمِلْعَأَف ،َكِلَذِل اوُعاَطَأ

ْن

َكِلَذِل اوُعاَطَأ ْمُى

ْمِهِئاَيِنْغَأ ْنِم ُذَخْؤُ ت ْمِِلِاَوْمَأ ِفِ ًةَقَدَص ْمِهْيَلَع َضَرَ تْ فا َوَّللا َّنَأ ْمُهْمِلْعَأَف ،

ْمِهِئاَرَقُ ف ىَلَع ُّدَرُ تَو

»

Artinya:

“Dari Ibnu „Abbas radhiyallahu „anhuma bahwa ketika Nabi saw mengutus Mu‟adz r.a ke negeri Yaman, Beliau bersabda: “Ajaklah mereka kepada syahadah (persaksian) tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah. Jika mereka telah menaatinya, maka beritahukanlah bahwa Allah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu sehari semalam. Dan jika kereka telah menaatinya, maka beritahukanlah bahwa Allah telah mweajibkan atas mereka shadaqah (zakat) dari harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya mereka dan

diberikan kepada orang-orang faqir mereka”.18

Zakat merupakan salah satu rukun Islam. Rasulullah saw bersabda:

17

Kementrian Agama, h. 555. 18

Abu „Abdillah Muhammad bin Isma‟il Bukhari, Imam Bukhari, Shahih Al-Bukhari, (Ar-Riyadh: Baitul Afkar, 1997), h. 272.

(23)

َرَمُع ِنْبا ِنَع

َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ِوَّللا ُلوُسَر َلاَق :َلاَق اَمُهْ نَع ُوَّللا َيِضَر

"

ُمَلاْسِلإا َِنُِب

،ِوَّللا ُلوُسَر اًدَّمَُمُ َّنَأَو ُوَّللا َّلَِإ َوَلِإ َلَ ْنَأ ِةَداَهَش :ٍسَْخَ ىَلَع

،ِةاَكَّزلا ِءاَتيِإَو ،ِةَلاَّصلا ِماَقِإَو

" َناَضَمَر ِمْوَصَو ،ِّجَلحاَو

Artinya:

“Dari Ibnu Umar radhiyallahu „anhuma berkata: Rasulullah saw bersabda: Islam dibangun diatas lima (landasan); Persaksian tidak ada ilah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat,

menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan”. (H.R. Bukhari, No.8).19

:ِللها ُدْبَع َلاَق :َلاَق ،ِويِبَأ ْنَع ،َرَمُع ِنْب ِللها ِدْبَع ِنْب ِدْيَز ِنْب ِدَّمَُمُ ُنْبا َوُىَو ٌمِصاَع اَنَ ثَّدَح

ِللها ُلوُسَر َلاَق

:َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص

«

،ُللها َّلَِإ َوَلِإ َلَ ْنَأ ِةَداَهَش ،ٍسَْخَ ىَلَع ُم َلاْسِْلإا َِنُِب

َناَضَمَر ِمْوَصَو ، ِتْيَ بْلا ِّجَحَو ،ِةاَكَّزلا ِءاَتيِإَو ،ِة َلاَّصلا ِماَقِإَو ،ُوُلوُسَرَو ُهُدْبَع اًدَّمَُمُ َّنَأَو

»

Artinya:

“Telah menceritakan kepada kami „Ashim –yaitu Ibnu Muhammad bin Zaid bin „Abdullah bin „Umar- dari bapaknya; dia berkata: Abdullah berkata: Rasulullah saw bersabda: Islam dibangun atas lima dasar: yaitu persaksian bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah, bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah, dan berpuasa Ramadhan”.

(H.R. Muslim, No. 22).20

3. Ijma‟

Para ulama sepakat akan kewajiban mengeluarkan zakat bagi kaum muslimin. Bahkan di masa Klulafaur Rasyidin, Abu Bakar ra, menyatakan perang kepada orang-orang yang menolak membayar zakat sampai mereka mau menunaikannya kembali, sebagaimana dia memerangi orang yang murtad.

19

Abu „Abdillah Muhammad bin Isma‟il Bukhari, Imam Bukhari, Shahih Al-Bukhari, (Ar-Riyadh: Baitul Afkar, 1997), h. 25.

20

Abul Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusayri An-Naisabury, Imam Muslim, Shahih Muslim, h. 37.

(24)

Zakat selain diatur oleh agama dalam ayat suci al-qur‟an dan juga hadits atau perkataan nabi zakat sendiri juga diatur oleh instrumen Negara seperti Undang-Undang dan aturan hukum lainnya, diantaranya Undang-Undang nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat.

D. Syarat Wajib dan Macam-Macam Zakat

1. Syarat Wajib Zakat

Seseorang tidak wajib berzakat kecuali memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh syariat. Jika seseorang belum memenuhi syarat-syarat tersebut maka syariat tidak mewajibkan baginya untuk mengeluarkan zakat. Adapun syarat-syarat wajib yang harus dipenuhi adalah orang-orang dengan kriteria sebagai berikut:

a. Beragama Islam. Orang yang tidak beragama Islam tidak ada kewajiban bagi mereka untuk menunaikan zakat karena Allah tidak menerima amalan orang-orang kafir.

b. Merdeka. Tidak ada kewajiban bagi budak untuk mengeluarkan zakat meskipun dia beragama Islam, karena harta budak adalah milik tuannya.

c. Memiliki nishab. Nishab adalah ukuran harta tertentu yang ketika sudah tercapai, harta wajib dizakati.

Syarat-syarat nishab:

1) Nishab berada di luar kebutuhan-kebutuhan utama yang tidak bisa dikesampingkan seseorang, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan

(25)

tempat tinggal karena zakat diwajibkan untuk membantu orang-orang fakir. Untuk itu, orang-orang yang berzakat bukanlah orang-orang miskin. 2) Nishab dimiliki seseorang secara tertentu secara penuh. Untuk itu, zakat tidak diwajibkan pada harta yang tidak dimiliki seseorang secara tertentu. Seperti uang yang terkumpul untuk membangun masjid, uang wakaf untuk kepentingan-kepentingan umum, atau uang yang berada di kotak-kotak organisasi social.

d. Berlalu selama satu haul (satu tahun). Haul adalah hitungan satu tahun hijriyah secara penuh. Maksudnya, nishab yang dimiliki seseorang berlalu selama dua belas bulan qomariyah. Syarat ini hanya berlaku untuk emas dan perak, barang-barang perdagangan, unta, sapi, dan kambing. Untuk tanaman, buah-buahan, barang-barang tambang dan rikaz tidak disyaratkan haul.21

2. Macam-Macam Zakat

Dalam Islam zakat dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu zakat fitrah dan zakat maal.

a. Zakat Fitrah

Mengeluarkan zakat fitrah adalah wajib bagi setiap individu kaum muslimin. Rasulullah SAW bersabda:

:َرَمُع ِنْبا ِنَع

«

ىَلَع َناَضَمَر ْنِم ِرْطِفْلا َةاَكَز َضَرَ ف َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ِللها َلوُسَر َّنَأ

رُح ِّلُك ىَلَع ،ٍيرِعَش ْنِم اًعاَص ْوَأ ،ٍرَْتَ ْنِم اًعاَص ،ِساَّنلا

َنِم ،ىَثْ نُأ ْوَأ ٍرَكَذ ،ٍدْبَع ْوَأ

َينِمِلْسُمْلا

»

21

Abdullah Salim Bahammam, Panduan Fiqih Ibadah Bergambar, (Solo: Zam-zam, 2019),h. 353.

(26)

Artinya:

Dari ibnu „Umar bahwasannya Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah pada bulan Ramadhan dari setiap manusia sebanyak satu sha‟ dari kurma atau satu sha‟ dari gandum terhadap orang merdeka, budak, laki-laki, perempuan dari kaum muslimin”. (HR. Muslim).

: َلاَق ،َرَمُع ِنْبا ِنَع

«

ْوَأ ،ٍرَْتَ ْنِم اًعاَص ِرْطِفْلا َةاَكَز َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ِللها ُلوُسَر َضَرَ ف

ْوَأ ٍيرِغَص ، رُح ْوَأ ٍدْبَع ِّلُك ىَلَع ،ٍيرِعَش ْنِم اًعاَص

ٍيرِبَك

»

Artinya:

Dari ibnu „Umar berkata: “Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah satu sha‟ dari kurma, atau satu sha‟ dari gandum terhadap budak, orang merdeka, anak kecil dan orang dewasa”. (HR. Muslim).

Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan sekali setahun yaitu pada bulan Ramadhan, biasanya zakat fitrah dikeluarkan menjelang idul fitri atau diakhir-akhir bulan Ramadhan. Zakat fitrah wajib dikeluarkan oleh setiap individu baik yang tua, muda dan balita.

Diantara hikmah disyariatkannya zakat fitrah adalah sebagai pembersih dan penyuci jiwa orang yang berpuasa dari hal-hal yang tidak berguna, kata-kata kotor dan membantu orang-orang fakir dan orang-orang miskin sehingga tidak

meminta-minta pada hari Idul Fitri.22

b. Zakat Maal (Zakat Harta)

Zakat Maal (Zakat Harta) merupakan salah satu dari macam-macam zakat yang diwajibkan kepada umat Islam.

1. Emas, perak, barang-barang dagangan yang sejenis dengannya, barang tambang, dan harta terpendam yang sejenis dengannya, serta uang. Allah SWT berfirman dalam surah At-Taubah: 34:

22

(27)

لٱَو َبَىَّذلٱ َنوُزِنكَي َنيِذَّلٱَو

َهَ نوُقِفنُي َلََو َةَّضِف

رِّشَبَ ف ِوَّللٱ ِليِبَس ِفِ ا

ميِلَأ ٍباَذَعِب مُى

Terjemahnya:

“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih”.23

Rasulullah SAW bersabda:

َلاَق ُوَّنَأ َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ِللها ِلوُسَر ْنَع ،ِللها ِدْبَع ِنْب ِرِباَج ْنَع

:

َنوُد اَميِف َسْيَل

ٍقاَوَأ ِسَْخَ

ٌةَقَدَص ِقِرَوْلا َنِم

Artinya:

“Dari Jabir ibn „Abdillah, dari Rasulullah SAW beliau bersabda: perak yang tidak mencapai lima awaq (satu awaq sama dengan 28 gram) tidak terkena zakat”.(HR. Muslim)

2. Hewan ternak, yaitu unta, lembu, dan kambing. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah: 267:

وُنَماَء َنيِذَّلٱ اَهُّ يَأٰي

ِفنَأ ْا

رَلأٱ َنِّم مُكَل اَنجَرخَأ اَِّمَِو مُتبَسَك اَم ِتَٰبِّيَط نِم ْاوُق

ِض

ۚ

Terjemahnya:

“Wahai orang-orang yang beriman! infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami

keluarkan dari bumi untukmu”.24

3. Buah-buahan dan biji-bijian

Biji-bijian adalah apa saja yang bisa disimpan dan dimakan, misalnya gandum, kacang tanah, padi, dan lain sebagainya. Sedangkan buah-buahan adalah

23

Kementrian Agama RI, h. 192. 24

(28)

kurma, zaitun, dan anggur kering.25 Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah: 267 dan surah Al-An‟am: 141:

وُنَماَء َنيِذَّلٱ اَهُّ يَأٰي

ِفنَأ ْا

رَلأٱ َنِّم مُكَل اَنجَرخَأ اَِّمَِو مُتبَسَك اَم ِتَٰبِّيَط نِم ْاوُق

ِض

ۚ

Terjemahnya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami

keluarkan dari bumi untukmu”.26

يِذَّلٱ َوُىَو

تَّٰنَج َأَشنَأ

عَّم

تَٰشوُر

عَم َيرَغَو

تَٰشوُر

ُوُلُكُأ اًفِلَتُمُ َعرَّزلٱَو َلخَّنلٱَو

ۥ

يَّزلٱَو

َنوُت

َناَّمُّرلٱَو

هِبَٰشَتُم

َيرَغَو ا

وِبَٰشَتُم

ۚ

ِهِرََثَ نِم ْاوُلُك

ٓۦ

ُوَّقَح ْاوُتاَءَو َرَثََأ اَذِإ

ۥ

ِهِداَصَح َموَي

ۦ

ْاوُفِرسُت َلََو

ۚ

ُوَّنِإۥ

س

ُ

لمٱ ُّبُِيُ َلَ

َينِفِر

Terjemahnya:

“Dan Dialah yang menjadikan tanaman-tanaman yang merambat dan yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak serupa (rasanya). Makanlah buahnya apabila ia berbuah dan berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah

tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.27

E. Golongan Yang Berhak Menerima Zakat

Zakat merupakan ibadah sosial yang sangat penting dalam kehidupan seorang muslim. Di dalam al-qur‟an Allah SWT menyebutkan secara rinci

orang-orang yang berhak menerima zakat.28

Mereka ada delapan golongan yang Allah Ta‟ala sebutkan pada firman-Nya.

25

Fadhli Bahri, Ensiklopedi Muslim, (Bekasi: PT Darul Falah, 2012), h. 397. 26 Kementrian Agama RI, h. 45.

27

Kementrian Agama RI, h. 146. 28

(29)

ِباَقِّرلا ِفَِو ْمُهُ بْوُلُ ق ِةَفَّلَؤُمْلاَو اَهْ يَلَع َْينِلِمٰعْلاَو ِْينِكٰسَمْلاَو ِءۤاَرَقُفْلِل ُتٰقَدَّصلا اََّنَِّا

َْينِمِرٰغْلاَو

ِلْيِبَّسلا ِنْباَو ِوّٰللا ِلْيِبَس ِْفَِو

ۚ

ِوّٰللا َنِّم ًةَضْيِرَف

ۚ

ٌمْيِكَح ٌمْيِلَع ُوّٰللاَو

Terjemahnya:

“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (muallaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana”. (Q.S.

At-Taubah: 60).29

Dalam surah at-taubah ayat 60 ini menjelaskan orang-orang yang berhak menerima zakat. Mereka ada delapan golongan antara lain:

1. Fakir

Fakir yaitu orang yang tidak memiliki harta yang bisa menutupi hajatnya dan hajat keluarganya, berupa makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal. Dia sama sekali tidak memiliki sesuatu atau memiliki harta yang kurang dari setengah kadar kecukupannya.

2. Miskin

Miskin yaitu orang yang mempunyai setengah dari kadar kecukupannya atau lebih dari setengah, seperti orang yang memiliki seratus padahal dia membutuhkan dua ratus.

3. Amil Zakat

Amil Zakat yaitu orang yang diutus oleh pemimpin (Pemerintah) untuk mengumpulkan zakat, maka pemimpin memberinya zakat yang mencukupinya untuk berangkat dan pulang walaupun dia orang yang berkecukupan, karena amil zakat sudah memberikan dirinya sepenuhnya

29

(30)

untuk pekerjaan ini.Amil Zakat adalah semua pihak yang bekerja dalam mengumpulkan, mencatat, menjaga, dan membagikan zakat kepada penerima zakat.

4. Muallaf

Muallaf yaitu orang yang diberi zakat dalam rangka melunakkan hatinya kepada Islam bila dia orang kafir, atau dalam rangka meneguhkan imannya bila dia termasuk orang-orang lemah imannya yang menyepelekan ibadah, atau untuk menganjurkan kerabat mereka kepada Islam atau untuk meminta bantuan mereka atau mencegah keburukan mereka.

5. Riqab

Riqab adalah hamba sahaya Muslim laki-laki atau wanita, dia dibeli dengan harta zakat lalu dimerdekakan atau dia seorang mukatab (sahaya yang ingin memerdekakan dirinya dengan membayar ganti rugi kepada tauannya), maka dia diberi zakat untuk melunasi pembayaran dirinya kepada tuannya agar bisa merdeka dan bisa bertindak sesuai keinginannya dan menjadi anggota masyarakat yang berguna, mampu beribadah kepada Allah secara sempurna. Demikian juga tawanan Muslim, dia boleh dibebaskan dari musuh dengan uang zakat.

6. Gharim

Gharim yaitu orang yang berhutang yang menanggung beban hutangnya bukan untuk bermaksiat kepada Allah, sama saja, baik untuk dirinya dalam perkara mubah atau selainnya seperti mendamaikan dua

(31)

pihak yang bertikai. Orang yang berhutang dalam rangka mendamaikan diantara dua pihak yang bertikai itu berhak diberi zakat sekalipun dia orang kaya.

7. Fii Sabilillah

Fii Sabilillah yaitu orang-orang yang berperang di jalan Allah secara sukarela, yang mereka tidak memiliki gaji dari Baitul Mal, maka mereka berhak diberi zakat, sama saja, baik mereka miskin atau kaya. 8. Ibnu Sabil

Ibnu Sabil yaitu musafir yang terpisah dari negerinya yang memerlukan biaya untuk melanjutkan safarnya ke negerinya bila dia tidak mendapatkan orang yang mau memberinya hutang.

F. Tujuan dan Manfaat Zakat

Menurut M. Quraish Shihab, sebagaimana dikutip oleh Mardani bahwa

zakat mempunyai dampak dan tujuan sebagai berikut:30

1. Mengikis habis sifat-sifat kikir didalam jiwa seseorang, serta melatihnya memiliki sifat-sifat dermawan, mengantarkannya mensyukuri nikmat Allah, sehingga pada akhirnya ia dapat menyucikan diri dan mengembangkan kepribadiannya.

2. Menciptakan ketenangan dan ketentraman, bukan hanya kepada penerima, melainkan juga kepada pemberi zakat, infak dan sedekah.

3. Mengembangkan harta benda. Pengembangan ini dapat ditinajau dari dua sisi:

30

(32)

a. Sisi spiritual, berdasarkan firman Allah Q.S Al-Baqarah [2]: 276

رُيَو ْاٰوَ بِّرلٱ ُوَّللٱ ُقَحَيَ

ِتَٰقَدَّصلٱ ِبِ

ۚ

Terjemahnya:

“Allah memusnakhan riba dan menyuburkan sedekah”.31

b. Sisi ekonomis-psikologis, yaitu ketenangan batin dari pemberi zakat, infak dan sedekah akan mengantarkannya berkonsepsi dalam pemikiran dan usaha pengembngan harta; disamping itu, penerima zakat atau infak dan sedekah akan mendorong terciptanya daya beli dan produksi baru bagi produsen yang dalam hal ini adalah pemberi zakat atau infak dan sedekah itu.

Menurut Cholid Fadhlullah, sebagaimana dikutip Mardani bahwa manfaat

ibadah zakat, termasuk infak/sedekah sangat banyak, yaitu:32

1. Bagi yang menunaikan (muzakki, munfiq, musaddiq)

a. Membersihkan atau menyucikan jiwanya dari sifat-sifat kikir, bakhil, loba, dan tamak.

b. Menanamkan perasaan cinta kasih terhadap golongan yang lemah (dhuafa).

c. Mengembangkan rasa dan semangat kesetiakawanan dan kepedulian sosial.

d. Membersihkan harta yang kotor, karena di dalam kekayaan itu sendiri terdapat (terselip) harta benda yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk

31Kementrian Agama RI, h. 47. 32

(33)

dikeluarkan, yang ini merupakan hak bagi delapan golongan (ashnaf) penerimanya.

e. Menumbuhkan kekayaan sipemilik, jika dalam memberikan zakat, infak dan sedekah tersebut dilandasi rasa tulus ikhlas dan lillahi ta‟ala. f. Terhindar dari ancaman Allah yang berupa siksaan pedih di hari

kemudian nanti (hari pembalasan). 2. Bagi Penerima

a. Membersihkan (menghilangkan) perasaan sakit hati, iri hati, benci, dan dendam terhadap golongan kaya yang hidup serba cukup dan bermewah-mewahan, tetapi tidak ambil pusing terhadap penderitaan orang lain.

b. Menimbulkan rasa syukur kepada Allah SWT dan rasa terima kasih serta simpati kepada golongan berada (kaya), karena diperingan penderitaan dan beban hidupnya.

c. Memperoleh modal kerja untuk usaha mandiri dan kesempatan hidup layak, tanpa tergantung belas kasihan pihak lain.

3. Bagi Umara (Pemerintah)

a. Menunjang keberhasilan pelaksanaan program pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan warganya.

b. Mengurangi beban umara dan mengatasi kasus-kasus kecemburuan sosial yang dapat mengganggu ketertiban dan ketentraman masyarakat.

(34)

Menurut Yusuf Qardhawi sebagaimana dikutip oleh Mardani, tujuan zakat adalah sebagai berikut:33

1. Tujuan zakat dan dampaknya bagi pemberi, yaitu: a. Zakat menyucikan jiwa dari sifat kikir.

b. Zakat mendidik berinfak dan memberi. c. Berakhlak dengan akhlak Allah.

d. Zakat merupakan manifestasi syukur atas nikmat Allah. e. Zakat mengobati hati dari cinta dunia.

f. Zakat mengembangkan kekayaan batin. g. Zakat menarik rasa simpati/ cinta.

h. Zakat menyucikan harta, tetapi zakat tidak menyucikan harta yang haram.

i. Zakat mengembangkan harta.

2. Tujuan zakat dan dampaknya bagi penerima, yaitu: a. Zakat membebaskan si penerima dari kebutuhan. b. Zakat menghilangkan sifat benci dan dengki.

3. Tujuan zakat dan dampaknya dalam kehidupan masyarakat, yaitu: a. Zakat dan tanggung jawab sosial

Pada sasaran ini ada yang bersifat identitas sosial, seperti menolong orang yang mempunyai kebutuhan, menolong orang-orang lemah, seperti fakir, miskin, orang yang berutang dan ibnu sabil.

33

(35)

b. Zakat dan aspek ekonominya

Zakat dilihat dari aspek ekonomi adalah merangsang sipemilik harta kepada amal perbuatan untuk mengganti apa yang telah diambil dari mereka. Ini terutama jelas sekali pada mata uang, dimana Islam

melarang menumpuknya, menahannya dari peredaran dan

pengembangan. Allah Ta‟ala berfirman Q.S. At-Taubah [9]: 34

ِوّٰللا ِلْيِبَس ِْفِ اَهَ نْوُقِفْنُ ي َلََو َةَّضِفْلاَو َبَىَّذلا َنْوُزِنْكَي َنْيِذَّلاَو

Terjemahnya:

“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak

menginfakkannya di jalan Allah”.34

c. Zakat dan tegaknya jiwa umat

Zakat mempunyai sasaran-sasaran dan dampak-dampak dalam menegakkan akhlak yang mulia yang diikuti dan dilaksanakan oleh umat Islam, dibangun kesadarannya dan dibedakannya dengan kepribadiannya.

Dari tujuan-tujuan diatas tergambar bahwa zakat, sebagai salah satu ibadah khusus yang langsung kepada Allah mempunyai dampak yang sangat besar untuk kesejahteraan manusia dalam masyarakat.

Dengan terlaksananya lembaga zakat secara baik dan benar, kesulitan dan penderitaan fakir miskin akan berkurang. Disamping itu permasalahan yang terjadi dalam masyarakat, seperti masalah-masalah yang berhubungan dengan para mustahiq juga dapat dipecahkan. Dengan adanya pemberian zakat para muzakki kepada mustahiq kekeluargaan sesama umat Islam semakin tampak,

34 Kementrian Agama, h. 192.

(36)

sehingga jurang pemisah antara orang kaya dan miskin akan berkurang, diharapkan nantinya akan hilang sama sekali.

Zakat diperintahkan dengan tujuan untuk menjaga jangan sampai orang miskin iri hati terhadap golongan kaya. Membersihkan yang dimaksud oleh firman Allah dalam perintah zakat dapat dipahami sebagai membersihkan orang kaya dari sifat kikir dan membersihkan orang miskin dari sifat dengki dan iri hati.

G. Badan Amil Zakat Nasional, Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawabnya

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) berkedudukan di Jakarta sebagai ibukota Negara.Pengurus BAZNAS diangkat dengan keputusan presiden atas usul Menteri Agama.Kepengurusan BAZNAS terdiri atas dewan pertimbangan dan komisi pengawas yang masing-masing terdiri dari seorang ketua, seorang wakil ketua.

Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing unit di atas adalah sebagai berikut:35

1. Badan Pelaksana Amil Zakat Nasional yang bertugas:

a. Menyelenggarakan tugas administratif dan teknis pengumpulan, pendistribusian dan pendayahgunaan zakat.

b. Mengumpulkan dan mengolah data yang diperlukan untuk menyusun rencana pengelolaan zakat.

c. Menyelenggarakan tugas penelitian, pengembangan, komunikasi, informasi dan edukasi pengelolaan zakat.

35

Nur Huda, 2018. “Zakat dan Pengentasan Kemiskinan (Studi Kasus Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Tanjung Jabung Barat)”, Skripsi: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

(37)

d. Membentuk dan mengukuhkan Unit Pengumpul Zakat sesuai wilayah operasional.

2. Dewan Pertimbangan Badan Amil Zakat Nasional yang bertugas memberikan pertimbangan kepada Badan Pelaksana baik diminta maupun tidak dalam pelaksanaan tugas organisasi.

3. Komisi Pengawas Badan Amil Zakat Nasional bertugas:

a. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan tugas Badan Pelaksana dalam pengelolaan zakat.

b. Menunjuk akuntan publik untuk melakukan audit pengelolaan keungan zakat.

Dalam melaksanakan program dan kegiatannya, Badan Amil Zakat Nasional memiliki visi dan misi yang dibuatnya:

Visi yang hendak dicapai BAZNAS adalah:

1. Menjadi lembaga pengumpul dan penyalur zakat yang dapat membantu membangkitkan ekonomi umat. Dalam visinya atau bahasa yang lain, BAZNAS menyebut visinya “Menjadi pengelola zakat yang terpercaya”.

2. Mengangkat harkat umat Islam untuk senantiasa membayar zakat secara benar guna mensucikan hartanya.

3. Mengakat derajat kaum miskin untuk segera terlepas dari kesulitan hidupnya.

Adapun Misi BAZNAS adalah: 1. Meningkatkan pengumpulan dana

(38)

2. Mendistribusikan dana secara merata dan professional 3. Memudahkan pelayanan pembayaran dan penyaluran

4. Memperkenalkan pengelolaan zakat dengan teknologi modern 5. Mengembangkan menejemen modern dalam pengelolaan zakat 6. Merubah mustahik menjadi muzakki

H. Pengentasan Kemiskinan

Dalam al-Qur‟an tidak didapatkan petunjuk-petunjuk praktis operasional tentang pengentasan kemiskinan. Karena pada dasarnya al-Qur‟an yang menjadi rujukan adalah kitab yang bersifat global. Sehingga jangankan persoalan kemasyarakatan, masalah-masalah yang berkaitan dengan ibadah mahdhah (murni) sekalipun, hampir tidak ditemukan rincian operasionalnya kecuali dalam As-Sunnah, seperti misalnya rincian shalat dan haji. Sementara rincian petunjuk menyangkut segi kehidupan bermasyarakat, kalaupun ditemukan dari sunnahNabi, maka hal tersebut lebih basyak berkaitan dengan kondisi masyarakat yang beliau temui, sehingga masyarakat sesudahnya perlu melakukan penyesuaian-penyesuain sesuai dengan kondisinya masing-masing, tanpa mengabaikan nilai-nilai Ilahi itu.

Kemiskinan dan pengentasannya termasuk persoalan kemasyarakatan, yang factor penyebab dan tolok ukur kadarnya, dapat berbeda akibat perbedaan lokasi dan situasi.Karena itu Al-Qur‟an tidak menetapkan kadarnya, dan tidak

memberikan petunjuk operasional yang rinci untuk pengentasannya.36

36

(39)

1. Pengertian kemiskinan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “miskin” diartikan sebagai

tidak berharta benda; serba kekurangan (berpenghasilan sangat rendah).37

Sedangkan fakir diartikan sebagai orang yang sangat berkekurangan; orang yang terlalu miskin.38

Dari bahasa aslinya (Arab) kata miskin terambil dari kata sakana yang berarti diam atau tenang, sedang faqir dari kata faqr yang pada mulanya berarti tulang punggung.Faqir adalah orang yang patah tulang punggungnya, dalam arti bahwa beban yang dipikulnya sedemikian berat sehingga “mematahkan” tulang punggungnya.

Sebagai akibat dari tidak adanya defenisi yang dikemukakan Al-Qur‟an untuk kedua istilah tersebut, para pakar Islam berbeda pendapat dalam menetapkan tolok ukur kemiskinan dan kefakiran.

Sebagian mereka berpendapat bahwa fakir adalah orang yang berpenghasilan kurang dari setengah kebutuhan pokoknya, sedangkan miskin adalah yang berpenghasilan diatas itu, namun tidak cukup untuk menutupi kebutuhan pokoknya.Ada juga yang mendefenisikan sebaliknya, sehingga menurut mereka keadaan sifakir relatif lebih baik dari si miskin.

2. Faktor Penyebab Kemiskinan

Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kemiskinan menurut Hartomo dan Azizyaitu: pendidikan yang terlampau rendah, malas bekerja,

37

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007) h. 749. 38

(40)

keterbatasan sumber alam, terbatasnya lapangan kerja, keterbatasan modal, beban keluarga.

Menurut Kartasasmita dalam Rahmawati, kondisi kemiskinan dapat disebabkan oleh sekurang-kurangnya empat penyebab, yaitu: rendahnya taraf pendidikan, rendahnya derajat kesehatan, terbatasnya lapangan kerja, kondisi keterisolasian.39

Menurut Suryadningrat, kemiskinan pada hakikatnya disebabkan oleh kurangnya komitmen manusia terhadap norma dan nilai-nilai kebenaran agama, kejujuran dan keadilan. Hal ini mengakibatkan terjadinya penganiayaan manusia terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain. Penganiayaan manusia terhadap diri sendiri tercermin dari adanya:

1) Keengganan bekerja dan berusaha 2) Kebodohan

3) Motivasi rendah

4) Tidak memiliki rencana jangka panjang 5) Budaya kemiskinan

6) Pemahaman keliru terhadap kemiskinan

Sedangkan penganiayaan terhadap orang lain terlihat dari

ketidakmampuan seseorang bekerja dan berusaha akibat:

1) Ketidakpedulian orang mampu kepada yang memerlukan atau tidak mampu

39

Rah Adi Fahmi Ginanjar dkk, Analisis Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Provinsi Banten, 2018 Jurnal: Vol. 8 No. 2 h. 235

(41)

2) Kebijakan yang tidak memihak kepada orang miskin40

I. Konsep Islam Dalam Pengentasan Kemiskinan

Permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat multidimensional. Oleh karena itu, upaya pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksankan secara terpadu. Kemiskinan harus menjadi sebuah tujuan utama dari penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi oleh negara Indonesia, karena aspek dasar yang dapat dijadikan acuan keberhasilan pembangunan ekonomi adalah teratasinya masalah kemiskinan.

Dikemukakan beberapa konsep perekonomian untuk mengentaskan kemiskinan. Muncul konsep komunisme, dengan prinsip “sama rata sama rasa”. Sama ratakan perekonomian, apa yang dirasakan orang kaya harus pula dirasakan orang miskin. Sejenak prinsip ini terlihat mulia, namun pada akhirnya melahirkan keirihatian bagi si kaya dan kemalasan bagi si miskin, dan terjadilah konflik yang begitu besar.

Lahir konsep kapitalisme, tiap-tiap individu yang mempunyai modal besar untuk menguasai perekonomian.Namun, pada akhirnya prinsip ini hanya

melahirkan yang kaya semakin kaya dan yang miskin bertambah

miskin.Akibatnya nasib orang miskin selalu di bawah, di injak-injak, diperas, ditindas, dicekik, diperkosa bahkan dibunuh hak-haknya.

Polemik kemiskinan semakin hebat, konsep-konsep ekonomi pun semakin marak untuk mengentaskan kemiskinan.Namun, tak satu pun dari sekian banyak

40

Rah Adi Fahmi Ginanjar dkk, Analisis Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Provinsi Banten, 2018 Jurnal: Vol. 8 No. 2 h. 236.

(42)

konsep itu yang mampu memberikan solusi, kecuali konsep yang diajarkan dalam agama Islam yaitu zakat. Konsep zakat adalah konsep Islam dalam prinsip keesimbangan dalam mendistribusikan harta, agar harta tidak bergulir pada orang-orang kaya saja, tetapi mengalir pada kaum dhu‟afa.Juga tidak menyamaratakan hak di antara manusia, karena masing-masing di antaranya sudah ditetapkan

rezekinya oleh Allah SWT sesuai dengan kadarnya.41

Zakat merupakan salah satu rukun Islam. Sehingga zakat secara normatif merupakan suatu kewajiban mutlak yang dimiliki oleh setiap muslim. Oleh sebab itu, zakat menjadi salah satu landasan keimanan seorang muslim, dan zakat juga dapat dijadikan sebagai indikator kualitas keislaman yang merupakan bentuk komitmen solidaritas seorang muslim deengan sesama muslim yang lain.

Zakat juga merupakan suatu ibadah yang memiliki nilai sosial yang tinggi. Selain itu, zakat juga member dampak positif terhadap kesejahteraan

masyarakat.Bahwa dengan berzakat golongan kaya (muzakki) dapat

mendistribusikan sebagian hartanya kepada golongan fakir miskin (mustahiq), maka terjadilah hubungan yang harmonis antara golongan kaya dan miskin.Sehingga golongan fakir miskin dapat menjalankan kegiatan ekonomi di kehidupannya.

Zakat juga memiliki peran yang begitu luas.Salah satu peran yang dimiliki oleh zakat adalah peran terhadap pengurangan angka kemiskinan masyarakat. Dan zakat dikumpulkan kepada amil zakat yang selanjutnya dikelola dengan baik dan zakat akhirnya didistribusikan kepada mustahiq. Dengan demikian, mustahiq

41

Bambang Sudibyo dkk, Kumpulan Khutbah Zakat, (Jakarta: Badan Amil Zakat Nasional, 2017), h. 101

(43)

diharapkan akan berubah statusnya menjadi muzakki. Sehingga angka kemiskinan di masyarakat dapat berkurang dengan adanya perubahan status mustahiq menjadi muzakki.

Peran zakat secara makro jika kita melihat sejarah pemerintahan khalifah Umar bin Khattab, bahwa zakat merupakan sumber pemasukan negara selain pajak dan lain sebagainya. Sehingga zakat mempunyai peran yang sangat sentral dalam ekonomi Islam. Bukan hanya individu saja yang dapat merasakan dampak positif zakat, melainkan sebuah negara juga dapat merasakan dampak dari zakat

untuk perekonomian negara, yakni sebagai sumber lain pemasukan negara.42

42

(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskiptif kualitatif.Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan atau menjelaskan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu.43

B. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini adalah kantor BAZNAS Kabupaten Enrekang yang terletak di Jalan Buntu Juppandang No. 77, Kelurahan Juppandang, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.44 Populasi dalam penelitian

ini adalah para karyawan BAZNAS Enrekang.

Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut.45Adapun teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, sehingga dalam menentukan sampel diperlukan kriteria atau pertimbangan tertentu. Adapun

43

Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode dan Prosedur), (Bandung: Prenada Media Group, 2013), h. 59.

44

Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung: CV. Alfabeta, 2002), h. 55. 45

(45)

kriteria yang digunakan adalah individu yang menjabat di kantor BAZNAS Enrekang pada Maret 2020 hingga sekarang.

D. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang akan digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data adalah wawancara dan dokumentasi.

1. Wawancara atau interview

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara bertanya langsung kepada responden atau informan.46

Wawancara atau interview yaitu pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan secara lisan, dan pertanyaan yang diajukan dalam wawancara itu telah disiapkan secara tuntas, dilengkapi dengan

instrumennya.47

Adapun metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur dengan menggunakan alat bantu berupa pedoman wawancara. Peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh data tentang peran BAZNAS dalam mengentaskan kemiskinan keluarga di Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada narasumbernya yakni ketua dan karyawan BAZNAS Enrekang yang menjabat dari periode Maret 2020 hingga sekarang.

46

Muh. Khalifah Mustami, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Aynat Publishing, 2015), h. 143

47

(46)

2. Dokumentasi

Catatan dokumentasi merupakan instrument penelitian yang digunakan untuk mengambil data, atau tentang dokumen-dokumen yang dianggap penting yang dapat memberikan informasi kepada penulis.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti ketika mengumpul data untuk membuat tugasnya lebih mudah dan mendapatkan hasil yang lebih baik, sempurna dan sistematis sehingga data tersebut mudah untuk diproses.Instrumen ini dapat berbentuk dalam angket, daftar observasi, tes, dan

lain-lain.48 Adapun, instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitianini

adalah wawancara (interview) terstruktur dengan menggunakan

panduanwawancara untuk mengetahui Peran BAZNAS dalam Mengentaskan Kemiskinan Keluarga di Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang.

Di dalam pelaksanaannya, peneliti mungkin menggunakanalat bantu berupa perekam suara, dokumentasi (kamera), alat tulis sebagaipendukung dalam mengumpulkan data.

F. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini berupa penelitian kualitatif meliputi:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.Untuk itu perlu segera dilakukan analisis

48

(47)

data melalui reduksi data.Menurut Sugiyono mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya dan membuang yang tidak perlu.49

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.Dalam hal ini Miles and Huberman menyatakan bahwa paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat

naratif.50Penyajian dalam penelitian ini peneliti paparkan dengan teks yang

bersifat deskriptif atau penjelasan.Mendispalay data dilakukan setelah data direduksi. Display data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan dan sejenisnya. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.

3. Conclusion Drawing /verification

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakanmasih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,

49

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: CV. Alfabeta, 2010), h. 338.

50

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: CV. Alfabeta, 2010), h. 341.

(48)

didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel.51

51

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: CV. Alfabeta, 2010), h. 345.

Gambar

Tabel 1.1 Rekap Laporan Pengumpulan Zakat Dan Infaq Badan Amil  Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Enrekang Periode 2017-2020
Tabel  1.1  Uraian  pendistribusian  dan  pendayahgunaan  zakat  dan  infaq/shadaqah  BAZNAS  Kabupaten  Enrekang  di  Kecamatan  Alla  tahun 2018
Tabel  1.2  Uraian  pendistribusian  dan  pendayahgunaan  zakat  dan  infaq/shadaqah  BAZNAS  Kabupaten  Enrekang  di  Kecamatan  Alla  Tahun 2019
Gambar 1. Struktur Organisasi BAZNAS Kabupaten Enrekang
+3

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang karenaberkat anugrah dan karunia dari tuhan lah sehingga penulis dapat menyelesaikanskripsi

Area penyimpanan, persiapan, dan aplikasi harus mempunyai ventilasi yang baik , hal ini untuk mencegah pembentukan uap dengan konsentrasi tinggi yang melebihi batas limit

Pokok masalah dalam penelitian ini adalah Pengelolaan zakat terhadap pengentasan kemiskinan pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Soppeng. Pokok

Permasalahan utama yang dihadapi industri minyak kunyit di Indonesia adalah bahwa minyak kunyit dari Indonesia tidak dapat memenuhi permintaan yang semakin meningkat tiap

Rumusan masalah yang dibuat pada penelitian ini adalah Bagaimana membuat trainer kit (hardware dan software) Master – Slave Robot Lengan dengan pergerakan robot bisa

Oleh karena itu, efek signifikan natrium diklofenak terhadap licking time terjadi pada fase kedua (fase inflamasi), meskipun berdasarkan hasil penelitian yang

Enrekang Sumber Data : Dinas Peternakan dan Perikanan

Enrekang Sumber Data : Dinas Peternakan dan Perikanan Kab... Bagian SDA Sekretariat